SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 4
DEWA AYU IKA PRAMITHA

0908105028

UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA)

1. Jelaskan dan uraikan mengapa suatu barang bukti yang ditemukan pada korban
   tindak kekerasan dapat membuktikan bahwa seorang tersangka dinyatakan
   bersalah atau tidak, dan sertakan dengan contoh! Apakah metode yang
   digunakan sama antara masing-masing barang bukti yang ditemukan?

     Suatu barang bukti yang ditemukan pada korban tindak kekerasan dapat
membuktikan bahwa seorang tersangka dinyatakan bersalah atau tidak. Hal ini
dapat dibuktikan dengan barang bukti yang ditemukan pada tempat kejadian perkara
(TKP). Contohnya saja rambut pelaku yang ada pada lokasi kejadian atau pada
bagian tubuh korban. Di dalam rambut terdapat protein dimana pada protein
terdapat DNA yang mana DNA ini dapat memberikan informasi tentang siapa pemilik
rambut tersebut. DNA masing-masing orang berbeda-beda, sehingga dapat
menemukan pelaku yang sebenarnya dengan cara membandingkan DNA yang
terdapat pada rambut pelaku yang sebagai barang bukti dengan DNA tersangka.

     Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah salah satu jenis asam nukleat. Asam
nukleat merupakan senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua informasi
tentang   genetika.   Penemuan     teknik     Polymerase   Chain   Reaction   (PCR)
menyebabkan perubahan yang cukup revolusioner diberbagai bidang. Hasil aplikasi
dari tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprint yang merupakan gambaran pola
potongan DNA dari setiap individu. Karena setiap individu mempunyai DNA
fingerprint yang berbeda maka dalam kasus forensik, informasi ini bisa digunakan
sebagai bukti kuat kejahatan di pengadilan.


     DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti
sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa
berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari
garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya.
Dalam kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA diatas, bergantung pada
barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti jika
ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA inti sel yang terdapat
DEWA AYU IKA PRAMITHA

0908105028

UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA)

dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada
yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur DNA yang
dapat dilacak.

     Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama
adalah kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel didalamnya. Sedangkan
jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada
akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan
rambut karena diketahui bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria
sedangkan akar rambut terdapat DNA inti sel. Bagian-bagian tubuh lainnya yang
dapat diperiksa selain epitel bibir, sperma dan rambut adalah darah, daging, tulang
dan kuku.


     Sistematika analisis DNA fingerprint sama dengan metode analisis ilmiah yang
biasa dilakukan di laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses
pengambilan sampel sampai ke analisis dengan PCR. Pada pengambilan sampel
dibutuhkan kehati-hatian dan kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah didapat
sampel dari bagian tubuh tertentu, maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan
sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan untuk isolasi adalah Phenolchloroform
dan Chilex. Phenolchloroform biasa digunakan untuk isolasi darah yang berbentuk
cairan sedangkan Chilex digunakan untuk mengisolasi barang bukti berupa rambut.
Lama waktu proses tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi, bisa saja
hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan.


     Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR.
Langkah dasar penyusunan DNA fingerprint dengan PCR yaitu dengan amplifikasi
(pembesaran) sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur
ini dimulai dengan mencampur sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik
DNA. Satu nanogram DNA sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah
sebesar itu dapat diperoleh dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang
melekat pada pangkal rambut atau dari sampel jaringan apa saja yang ditemukan di
DEWA AYU IKA PRAMITHA

0908105028

UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA)

TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk penjiplakan pada
sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa kopi
urutan DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA Sampel.

     Selanjutnya kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk
melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan
lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah
yang dimaksud DNA fingerprint. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola pita bisa
terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu
diantara satu juta. Finishing dari metode ini adalah mencocokkan tipe-tipe DNA
fingerprint dengan pemilik sampel jaringan (tersangka pelaku kejahatan).


     Dengan demikian, dapat menjelaskan bahwa pada masing-masing barang
bukti fisik yang berbeda baik itu berupa rambut, kuku, dan lain-lain menggunakan
metode yang sama yaitu metode analisis DNA fingerprint. Kemampuan ahli forensik
dalam mengendus jejak kejahatan melalui metode analisis DNA fingerprint
merupakan suatu langkah maju dalam proses pengungkapan kejahatan di
Indonesia. Keakuratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA
fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan proses biometri (identifikasi
menggunakan sidik jari, retina mata, susunan gigi, bentuk tengkorak kepala serta
bagian tubuh lainnya) yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi.
Terlepas dari keuntungannya itu, penerapan DNA fingerprint masih terbatas di
Indonesia dikarenakan dana yang dibutuhkan sangat mahal dan SDM forensik yang
kurang, sehingga kepolisian RI biasanya menerapkan standar prioritas untuk analisis
ini, prioritas utama analisis biasanya menyangkut kasus-kasus nasional seperti
peristiwa peledakan bom atau untuk potongan tubuh korban yang telah hancur, yang
tidak dapat diidentifikasi lagi dengan proses biometri.
DEWA AYU IKA PRAMITHA

0908105028

UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA)

2. Apa yang dimaksud dengan kriminalistik? Jelaskan dengan menyertakan contoh
   dan bandingkan dengan analisis toksikologi!
3. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik penampakan sidik jari! Bagaimana cara
   menemukan

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie tugas forensik analisis barang bukti

PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptxIbnuUbaidillah17
 
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptxBIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptxHandayaniHalik1
 
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptxdnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptxIbnuUbaidillah17
 
Porensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariPorensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariEval Setiawan
 
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and QuantificationForensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and QuantificationZainulHasan13
 
adoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdf
adoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdfadoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdf
adoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdfLaluMahesa
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfKurdianto MSi
 
menggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpananmenggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpananSatria Manggala
 
Bioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensikBioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensikJessy Damayanti
 
C11 DNA Sebagai Materi Genetik
C11 DNA Sebagai Materi GenetikC11 DNA Sebagai Materi Genetik
C11 DNA Sebagai Materi GenetikCatatan Medis
 
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
 
Forensic Goodwin 2. DNA Structure and The Genome
Forensic Goodwin 2. DNA Structure and The GenomeForensic Goodwin 2. DNA Structure and The Genome
Forensic Goodwin 2. DNA Structure and The GenomeZainulHasan13
 
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika TernakAlel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika TernakLusia Komala Widiastuti
 
Bab 2 : Penyelesaian Masalah
Bab 2 : Penyelesaian Masalah Bab 2 : Penyelesaian Masalah
Bab 2 : Penyelesaian Masalah 3plus1
 
(7) Sidik Jari DNA.ppt
(7) Sidik Jari DNA.ppt(7) Sidik Jari DNA.ppt
(7) Sidik Jari DNA.pptPutuParwata1
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)Catatan Medis
 
Topik 3 genetika
Topik 3 genetikaTopik 3 genetika
Topik 3 genetikaListy L
 

Ähnlich wie tugas forensik analisis barang bukti (20)

PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptxPPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
PPT-UEU-DNA-Forensik-Pertemuan-3.pptx
 
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptxBIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
BIOTEKNOLOGI 1 KLP 4 (1) (1).pptx
 
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptxdnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
dnafingerprinting-150731110937-lva1-app6892.en.id.pptx
 
Porensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajariPorensik ppt pelajari
Porensik ppt pelajari
 
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and QuantificationForensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
Forensic Goodwin 4. DNA Extraction and Quantification
 
adoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdf
adoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdfadoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdf
adoc.pub_dna-fingerprint-spu-mpkt-b-khusus-untuk-ui.pdf
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
 
Tugastyu
TugastyuTugastyu
Tugastyu
 
menggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpananmenggunakan DNA sebagai media penyimpanan
menggunakan DNA sebagai media penyimpanan
 
Bioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensikBioteknologi di bidang forensik
Bioteknologi di bidang forensik
 
Siasatan Forensik
Siasatan ForensikSiasatan Forensik
Siasatan Forensik
 
C11 DNA Sebagai Materi Genetik
C11 DNA Sebagai Materi GenetikC11 DNA Sebagai Materi Genetik
C11 DNA Sebagai Materi Genetik
 
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
GENETIKA SEL |1J| Dosen: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si | Farmasi UMN Al-Was...
 
Forensic Goodwin 2. DNA Structure and The Genome
Forensic Goodwin 2. DNA Structure and The GenomeForensic Goodwin 2. DNA Structure and The Genome
Forensic Goodwin 2. DNA Structure and The Genome
 
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika TernakAlel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
Alel dan Gen Ganda - Materi Genetika Ternak
 
Bab 2 : Penyelesaian Masalah
Bab 2 : Penyelesaian Masalah Bab 2 : Penyelesaian Masalah
Bab 2 : Penyelesaian Masalah
 
(7) Sidik Jari DNA.ppt
(7) Sidik Jari DNA.ppt(7) Sidik Jari DNA.ppt
(7) Sidik Jari DNA.ppt
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
Topik 3 genetika
Topik 3 genetikaTopik 3 genetika
Topik 3 genetika
 
Sars bag.14
Sars bag.14Sars bag.14
Sars bag.14
 

tugas forensik analisis barang bukti

  • 1. DEWA AYU IKA PRAMITHA 0908105028 UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA) 1. Jelaskan dan uraikan mengapa suatu barang bukti yang ditemukan pada korban tindak kekerasan dapat membuktikan bahwa seorang tersangka dinyatakan bersalah atau tidak, dan sertakan dengan contoh! Apakah metode yang digunakan sama antara masing-masing barang bukti yang ditemukan? Suatu barang bukti yang ditemukan pada korban tindak kekerasan dapat membuktikan bahwa seorang tersangka dinyatakan bersalah atau tidak. Hal ini dapat dibuktikan dengan barang bukti yang ditemukan pada tempat kejadian perkara (TKP). Contohnya saja rambut pelaku yang ada pada lokasi kejadian atau pada bagian tubuh korban. Di dalam rambut terdapat protein dimana pada protein terdapat DNA yang mana DNA ini dapat memberikan informasi tentang siapa pemilik rambut tersebut. DNA masing-masing orang berbeda-beda, sehingga dapat menemukan pelaku yang sebenarnya dengan cara membandingkan DNA yang terdapat pada rambut pelaku yang sebagai barang bukti dengan DNA tersangka. Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah salah satu jenis asam nukleat. Asam nukleat merupakan senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua informasi tentang genetika. Penemuan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) menyebabkan perubahan yang cukup revolusioner diberbagai bidang. Hasil aplikasi dari tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprint yang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu. Karena setiap individu mempunyai DNA fingerprint yang berbeda maka dalam kasus forensik, informasi ini bisa digunakan sebagai bukti kuat kejahatan di pengadilan. DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Dalam kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA diatas, bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA inti sel yang terdapat
  • 2. DEWA AYU IKA PRAMITHA 0908105028 UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA) dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur DNA yang dapat dilacak. Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel didalamnya. Sedangkan jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan rambut karena diketahui bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria sedangkan akar rambut terdapat DNA inti sel. Bagian-bagian tubuh lainnya yang dapat diperiksa selain epitel bibir, sperma dan rambut adalah darah, daging, tulang dan kuku. Sistematika analisis DNA fingerprint sama dengan metode analisis ilmiah yang biasa dilakukan di laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel sampai ke analisis dengan PCR. Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian dan kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah didapat sampel dari bagian tubuh tertentu, maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan untuk isolasi adalah Phenolchloroform dan Chilex. Phenolchloroform biasa digunakan untuk isolasi darah yang berbentuk cairan sedangkan Chilex digunakan untuk mengisolasi barang bukti berupa rambut. Lama waktu proses tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi, bisa saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan. Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR. Langkah dasar penyusunan DNA fingerprint dengan PCR yaitu dengan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan mencampur sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu dapat diperoleh dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari sampel jaringan apa saja yang ditemukan di
  • 3. DEWA AYU IKA PRAMITHA 0908105028 UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA) TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa kopi urutan DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA Sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang dimaksud DNA fingerprint. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola pita bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Finishing dari metode ini adalah mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprint dengan pemilik sampel jaringan (tersangka pelaku kejahatan). Dengan demikian, dapat menjelaskan bahwa pada masing-masing barang bukti fisik yang berbeda baik itu berupa rambut, kuku, dan lain-lain menggunakan metode yang sama yaitu metode analisis DNA fingerprint. Kemampuan ahli forensik dalam mengendus jejak kejahatan melalui metode analisis DNA fingerprint merupakan suatu langkah maju dalam proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuratan hasil yang hampir mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju dibandingkan proses biometri (identifikasi menggunakan sidik jari, retina mata, susunan gigi, bentuk tengkorak kepala serta bagian tubuh lainnya) yang telah lama digunakan kepolisian untuk identifikasi. Terlepas dari keuntungannya itu, penerapan DNA fingerprint masih terbatas di Indonesia dikarenakan dana yang dibutuhkan sangat mahal dan SDM forensik yang kurang, sehingga kepolisian RI biasanya menerapkan standar prioritas untuk analisis ini, prioritas utama analisis biasanya menyangkut kasus-kasus nasional seperti peristiwa peledakan bom atau untuk potongan tubuh korban yang telah hancur, yang tidak dapat diidentifikasi lagi dengan proses biometri.
  • 4. DEWA AYU IKA PRAMITHA 0908105028 UTS KIMIA FORENSIK (JURUSAN KIMIA UNIVERSITAS UDAYANA) 2. Apa yang dimaksud dengan kriminalistik? Jelaskan dengan menyertakan contoh dan bandingkan dengan analisis toksikologi! 3. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik penampakan sidik jari! Bagaimana cara menemukan