SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 57
DIREKTORAT
BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
 Peraturan Perundangan
 Latar belakang
 Pengertian, Istilah dan Klasifikasi bahan
toxic.
 Rute bahan toxic masuk ke dalam tubuh.
 Faktor yang mempengaruhi pemaparan
bahan toxic.
 Standar (Nilai Ambang Batas Faktor
Kimia di Udara Tempat Kerja /TLV dan
BEI).
 Pengendalian
1. UU no. 1/1970, tentang Keselamatan Kerja.
2. Kepmenaker Kep.187/Men/1997, tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tk.
3. Permenakertrans No.13/MEN/X/2011,
tentang NAB Faktor Fisik dan Faktor Kimia di
Udara Lingkungan Kerja.
4. Kepres No.22/1993, tentang Penyakit yang
timbul akibat hubungan kerja.
5. Permenakertrans Per.02/Men/1980, tentang
Pemeriksaan kesehatan TK dlm
penyelenggaraan keselamatan kerja.
6.Permenakertrans Per.03/Men/1982, tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
Tenaga
Kerja
LK
(Bahan
Kimia)
Mesin
 Perkembangan industri butuh berbagai
jenis bahan kimia dalam jumlah yang cukup
banyak untuk aktifitas produksi.
 Lingkungan kerja terpapar oleh bermacam-
macam kontaminan.
 Bahan pencemar udara (toxic) yang sering
dijumpai di tempat kerja diantaranya adalah
: gas an organik (SO2, CO, NOx, NH3, H2S),
gas/uap organik solvent (Benzene, Toluen,
Xylene, MEK), debu respirabel & inhalabel
(silika, batubara, dll), serat asbestos dll.
 Gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja
akibat terpapar bahan kimia
 Pengaruh yang dapat timbul akibat terpapar
bahan-bahan toxic di Lk, diantaranya :
- Iritasi
- Alergi
- Dermatitis
- Asma
- Silikosis, asbestosis
- Cancer
- Leukemia
- Keracunan sistemik
- dll
 Terkait dengan bahan kimia toxic yg digunakan di
industri.
 Definisi :
 Ilmu yang mempelajari pengaruh pemajanan
bahan toxic yg dipakai di industri mulai dari
bahan baku, intermediet, hasil produksi
terhadap tenaga kerja.
 Zat yg dalam dosis kecil dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan hidup.
 Zat yg bila masuk kedalam tubuh dalam dosis
cukup, bereaksi secara kimiawi dapat
menimbulkan kematian/kerusakan berat pada
orang sehat.
 Zat yg bila masuk tubuh dalam jumlah cukup,
secara konsisten menyebabkan fungsi tubuh
jadi tidak normal.
 Semua zat pada hakekatnya adalah “Racun”,
hanya dosis yg membedakan racun atau obat
(Paracelsus, 1493 - 1541).
 Toksisitas : Adalah kemampuan racun untuk
menimbulkan kerusakan apabila masuk ke
dalam tubuh dan lokasi organ yg rentan
terhadapnya.
 Xenobiotik : Adalah semua bahan asing bagi
tubuh, misalnya : obat-obatan, bahan kimia, dll.
 Keracunan atau Intoksikasi adalah :
- Keadaan tidak normal akibat efek racun.
- Perubahan morfologi, fisiologi, pertumbuhan
dan perkembangan tubuh, atau pengurangan
usia hidup suatu organisme.
 Hazard : kemampuan suatu bahan kimia
yg dapat menyebabkan efek merugikan
terhadap organisme / lingkungan.
 LD50 : dosis yg dpt menyebabkan
kematian pd 50 % hewan percobaan
 Organ target : organ yg paling sensitif
thd pajanan yg terjadi.
 Berdasarkan sumber :
1. Sumber alamiah / buatan :
- flora
- fauna
- sintesis (di laboratorium).
2. Sumber titik, area, sumber bergerak
(dipakai untuk melakukan pengendalian).
3. Sumber domestik, komersial, industri.
 Berdasarkan wujud
(berguna untuk memahami efek yg mungkin
terjadi serta pengendaliannya).
- Padat
- Cair
- Gas
 Berdasarkan ukuran, bentuk dan densitas serta
komposisi kimiawi dan fisika (dapat memberi
petunjuk mudah tidaknya suatu kontaminan masuk
ke tubuh dan cepat tidaknya menimbulkan efek
dan sampai seberapa jauh efeknya).
 Berdasarkan sifat toksisitasnya (LD50)
- Extremely toxic (ukuran < 5 mg/kg BB)
- Highly toxic (5 – 50 mg/kg BB)
- Moderately toxic (50 – 500 mg/kg BB)
- Slightly toxic (500 – 5000 mg/kg BB)
- Practically toxic (5000 – 15000 mg/kg BB)
- Relatively hamless (>>> 15000 mg/kg BB)
 Berdasarkan sifat fisika-kimia :
- Korosif
- Eksplosif
- Radioaktif
- Evaporatif
- Reaktif
 Berdasarkan terbentuknya pencemar :
- Pencemar primer (terbentuk dan keluar
dari sumbernya).
- Pencemar sekunder (setelah transformasi
pertama di lingkungan).
 Berdasarkan efek kesehatan :
- Fibrosis (terbentuknya jaringan ikat secara
berlebihan).
- Granuloma (jaringan radang yg kronis, merah).
- Demam (suhu badan melebihi normal, suhu 38 –
39oC, terjadi setelah terpapar 4 – 12 jam).
- Asfiksia
- Alergi atau sensitivitas berlebihan.
- Kanker
- Mutan
- Cacat bawaan karena teratogen
- Keracunan sistemik (keracunan yg menyerang
seluruh tubuh).
 Berdasarkan organ target (berdasarkan
organ yg di serang) :
- Hepatotoksik (meracuni hati).
- Nefrotoksik (meracuni ginjal).
- Neurotoksik (meracuni saraf).
- Hematotoksik (meracuni darah / sistim
pembentukan sel darah).
- Pneumotoksik (meracuni paru-paru).
 Berdasarkan hidup / matinya racun :
- Racun biotis (biotoksin)
- Racun abiotis
 1. Inhalasi (melalui
pernafasan).
 Gas, uap, debu dan
aerosol
 2. Absorpsi (melalui
kulit)
 Liquid
 3. Ingesti (melalui
mulut)
 Debu dan liquid
 4. Injeksi
Unit Proses Rute Masuk dan Hazard
Abrasive blasting
Inhalasi :
silika, logam dan debu cat
Acid / Alkali treatments
Acid pickling (HCl,HNO3,H2SO4,
H2Cr2O4)
Acid bright dips (HNO3/H2SO4)
Molten caustic descaling
Bath (high temperature)
Inhalasi : uap asam
Kontak kulit : terbakar (burn)
Inhalasi :NO2, uap asam
Inhalasi : asap, uap
Kontak kulit : terbakar (burn)
Unit Proses Rute masuk dan Hazard
Blending, Mixing
(powder dan atau liquid di campur
untuk membuat produk)
Inhalasi : debu, mist material toksik
Kontak kulit : material toksik
Crushing, Sizing Inhalasi : debu, silika bebas
Degreasing
Inhalasi : uap
Kontak kulit : dermatitis dan absorpsi
Kebakaran dan ledakan (jika flammable)
Metabolik : CO dibentuk dari methylene
chloride
Vapor degreaser
(trichloromethylene, methyl
chloroform,)
Inhalasi : uap
Kontak kulit : dermatitis dan absorpsi
Electroplating (coating metals,
plastik dg metal) :
Copper,Chromium, Cadmium, Gold,
Silver
Inhalasi : mist asam. HCN, mist alkali,
mist chromium
Kontak kulit : asam, alkali
Ingesti : senyawa sianida
Unit Proses Rute masuk dan Hazard
Furnace operation Inhalasi : fume, gas CO, SO2
Grinding, polishing Inhalasi : debu toxic
Machining
Inhalasi : partikel, logam toxic,
cutting oil mist
Kontak kulit : solvent, cutting oil
Material handling & storage
Inhalasi : CO, debu dari conveyor,
emisi dari tumpahan bahan,
kebocoran kontainer.
Mining (drilling, blasting)
Inhalasi : debu silika, NO2 dari
blasting
Painting, Spraying Inhalasi : mist / uap material
toxic
Soldering
Welding, metal cutting
Inhalasi : fume lead & cadmium
Inhalasi : fume logam
Kurva hubungan dosis-respon bahan
toxic berdasarkan LD50 pd binatang
percobaan
Kurva hubungan akumulasi bahan
toxic (di dalam tubuh) dgn durasi
pemaparan
Absorpsi,
distribusi,
penimbunan
metabolisme
dan ekskresi
xenobiotik
di dalam
tubuh
Sifat Toxic
Bagian Tubuh yg
dipengaruhi Rentang Waktu Efek Contoh
Iritan atau
korosif
Mata, kulit,
paru-paru
Beberapa menit
s/d beberapa hari
Inflamasi,
terbakar,
melepuh
Ammonia,asam sulfat,
nitrogen oksida,
caustic soda
Fibrogenik Paru-paru Beberapa tahun Kerusakan
fungsi paru,
mati
Debu bauxite,
asbestos, bagase
Alergi Paru-paru, kulit Beberapa hari s/d
beberapa tahun
Asma kronik,
dermatitis
Toluene di-isocyanate
(TDI)
Dermatitis kulit Beberapa hari s/d
beberapa tahun
Kulit
meradang,
terkelupas
Asam kuat, alkali,
deterjen,CCl4
Karsinogenik Kulit, paru-paru,
darah
10 s/d 40 tahun cancer 2-naphthylamine
Benzidin, asbestos
Poison Seluruh organ,
seringkali liver,
otak, ginjal
beberapa menit
s/d beberapa
tahun
Kematian sel
organ vital
CCl4, Mercury,
Cadmium, CO,
HCN
Asfiksian Paru-paru Beberapa menit Gas
menggantikan
kandungan O2
normal
Acetylene, CS2
1. Asbestosis
 Tjd karena inhalasi debu asbestos
 Asbestos tdr dari campuran berbagai silikat, yg
terpenting : magnesium silikat.
 Pekerja berisiko tjd pd : pertambangan,
penggilingan, pengolahan asbestos
 Gejala asbestosis : sesak napas, batuk, kelainan
foto rontgen
 Note : TLV-TWA Asbestos = 0,1 f/cc (semua
bentuk)
I P A S
Justus-Liebig
Universität
Giessen
asbestos worker
suffering from
diffuse malignant
pleural
mesothelioma,
(absolutly fatal)
2. Silikosis
 Tjd akibat menginhalasi debu silika bebas
(SiO2)
 Jenis kerja berisiko silikosis : menambang &
ekstraksi batu-batu keras, penghalusan &
pemolesan batu, pabrik keramik, proses kerja
yg menggunakan pasir sebagai amplas.
 Gejala silikosis ringan : sesak napas, batuk
kering, tdk mengganggu kerja
 Silikosis tingkat sedang : selalu mengurangi
kemampuan kerja
 Silikosis berat : sesak napas, tidak mampu
bekerja
 Note : TLV-TWA Silika = 0,025 mg/m3
(Pulmonary fibrosis, lung cancer)
Silikosis
 Simple Silicosis
 Small discrete nodules
(lesions)
 Complicated Silicosis
 Lesions increase in size
 Grow together to form
larger masses
3. Antrakosilikosis
 Disebabkan karena paparan debu campuran
(bermacam batu, C, Silika bebas).
 Tjd pd pekerja tambang batu bara
 Pd stadium dini tidak dijumpai gejala penyakit
 Pneumokoniosis timbul pd kadar debu sangat
tinggi.
 Pd stadium lanjut tjd gangguan fungsi paru
4. Bisinosis
 Tjd akibat inhalasi debu kapas.
 Penyebab sebenarnya belum diketahui secara pasti.
 Teori :
- Adanya efek mekanis debu kapas yg dihirup.
- Adanya kontaminan yg berpengaruh pd pernapasan.
Kontak dengan pelarut organik
Terpapar berulang kali dengan
tar atau dengan derivat coal tar
Membersihkan tangan dgn strong
petroleum solvent
Hilangnya pigmen kulit
(Hypopigmentation)
Reaksi iritasi Reaksi urticaria
Reaksi alergi Jerawat (Acne vulgaris)
 Aktifitas Kerja :
Bila kuantitas bahan toxic yang digunakan
besar dan & jenisnya banyak, maka
potensi pemaparan bahan toxic thd LK dan
tenaga kerja juga besar.
 Karakteristik fisik bahan kimia toksik :
- Ukuran partikel (respirabel, inhalabel).
- Sifat volatilitas (mudah menguap, tidak
mudah menguap).
- Proses yg menggunakan suhu tinggi
Lamanya waktu pemaparan :
- Durasi pemaparan bahan toxic (semakin lama
tenaga kerja terpapar bahan toxic, maka risiko
yg akan terjadi makin besar).
- Frequensi pemaparan (semakin sering terpapar
bahan toxic, maka risiko gangguan kesehatan
yang akan terjadi makin besar).
Efek toxic Note :
Racun lokal
Dapat terjadi saat pertama kontak (ingesti
material caustic, inhalasi material irritant).
Racun sistemik
Absorpsi distribusi target organ
Methyl mercury Otak
DDT CNS
Reversibel
Dapat pulih, konsentrasi bahan toxic rendah dan
waktu pemaparan singkat.
Irreversibel
Tidak dapat pulih, konsentrasi bahan toxic tinggi
dan waktu pemaparan lama.
Efek langsung
Segera terjadi setelah pemaparan,
Misal : Efek pemaparan sianida
Efek tertunda Terjadi beberapa waktu setelah pemaparan
Misal : Efek karsinogenik.
Bahan toksik
(di dalam hati)
Enzim
metabolik
Metabolit larut
dalam air (polar),
mudah di eksresikan
Reaksi Kimiawi Lokasi Intraseluler
Fase I
Oksidasi
Reduksi
 Retikulum endoplasma (Sitokrom
P450 monooxigenase)
 Mitokondria (monoamin oksidase)
 Sitoplasma (dehidrogenase)
 Retikulum endoplasma
 Sitoplasma
Fase II
Konyugasi
 Retikulum endoplasma
 Sitoplasma
 Beberapa asam dan basa kuat tidak
mengalami reaksi biotransformasi
diekskresi seperti zat asal.
 Nitrobenzene anilin (reduksi)
 Ester asam, alkohol (hidrolisis)
 Ginjal
(merupakan ekskresi utama, hampir semua
bahan berbahaya dikeluarkan melalui
ginjal).
 Hati
 Empedu
 Asi
Nilai Ambang Batas (NAB / TLV)
TLV-TWA (8 jam/hari, 40 jam/minggu)
TLV-STEL (15 menit)
TLV-CEILING (pajanan tertinggi, tdk
boleh dilewati)
Biological Exposure Indices (BEI)
Nilai konsentrasi material indikator
biologis
Pengukuran risiko paparan berdasarkan
BEI, dianalisa dalam sampel berupa :
 Darah
 Urin
 Rambut
 Saliva (air ludah)
 Kuku
 Udara pernafasan
Bahan
Kimia
Spesimen Indikator Biologik Waktu
Sampling
BEI
Acetone Urine Acetone Akhir shift 50 mg/L
Lead Darah Lead Not critical 30 µg/100ml
N-Hexane urine 2,5- hexanedion Akhir shift pd
akhir minggu
0,4 mg/L
CO Darah
Nafas
Carboxyhemoglobin
CO
Akhir shift
Akhir shift
3,5% of Hb
20 ppm
Cadmium Urine
Darah
Cadmium
Cadmium
Not critical
Not critical
5 µg/g creatinin
5 µg/L
Xylene Urine Methylhippuric acid Akhir shift 1,5 g/g creatinin
Toluene Urine
Darah
Toluen
Toluen
Akhir shift
Akhir shift pd
akhiir minggu
0,03 mg/L
0,02 mg/L
 Pengendalian Teknis (Eliminasi, Substitusi,
Ventilasi, dll).
 Pengendalian administrasi
 Sistem Labeling
 Monitoring Lingkungan Kerja
 Monitoring Biologik :
 Waktu sampling (akhir shift, akhir shift pada
akhir minggu).
 Jenis spesimen (darah, urine, rambut, kuku,
saliva, udara pernapasan).
 Indikator biologik
 Standard BEI
 Kebersihan Umum
 Fasilitas Saniter & Higiene Perorangan
 Pelatihan dan pendidikan
 Rotasi pekerjaan
 Alat Pelindung Diri (Personal Protective
Equipment).
018. TOKSIKOLOGI.ppt

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie 018. TOKSIKOLOGI.ppt

Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
sindu_57
 
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfBahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
ssuserc8afba1
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
Winarso Arso
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
AlexBono3
 
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidaPraktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
hengkiferdianto
 

Ähnlich wie 018. TOKSIKOLOGI.ppt (20)

Kebahayaan b3
Kebahayaan b3Kebahayaan b3
Kebahayaan b3
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfBahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
 
12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
4 of D2 Industrial Hygiene.pdf
4 of D2 Industrial Hygiene.pdf4 of D2 Industrial Hygiene.pdf
4 of D2 Industrial Hygiene.pdf
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PPT_PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
 
Isi makalah iad
Isi makalah iadIsi makalah iad
Isi makalah iad
 
Sejarah kesling
Sejarah keslingSejarah kesling
Sejarah kesling
 
Dimang ghjgg
Dimang ghjggDimang ghjgg
Dimang ghjgg
 
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidupPencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
Pencemaran dan pelestarian lingkungan hidup
 
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidaPraktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
 
ppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptxppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptx
 
ppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptxppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptx
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Kürzlich hochgeladen

Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
MetalinaSimanjuntak1
 

Kürzlich hochgeladen (20)

AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

018. TOKSIKOLOGI.ppt

  • 2.  Peraturan Perundangan  Latar belakang  Pengertian, Istilah dan Klasifikasi bahan toxic.  Rute bahan toxic masuk ke dalam tubuh.  Faktor yang mempengaruhi pemaparan bahan toxic.  Standar (Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Tempat Kerja /TLV dan BEI).  Pengendalian
  • 3. 1. UU no. 1/1970, tentang Keselamatan Kerja. 2. Kepmenaker Kep.187/Men/1997, tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tk. 3. Permenakertrans No.13/MEN/X/2011, tentang NAB Faktor Fisik dan Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja. 4. Kepres No.22/1993, tentang Penyakit yang timbul akibat hubungan kerja. 5. Permenakertrans Per.02/Men/1980, tentang Pemeriksaan kesehatan TK dlm penyelenggaraan keselamatan kerja. 6.Permenakertrans Per.03/Men/1982, tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
  • 5.
  • 6.  Perkembangan industri butuh berbagai jenis bahan kimia dalam jumlah yang cukup banyak untuk aktifitas produksi.  Lingkungan kerja terpapar oleh bermacam- macam kontaminan.  Bahan pencemar udara (toxic) yang sering dijumpai di tempat kerja diantaranya adalah : gas an organik (SO2, CO, NOx, NH3, H2S), gas/uap organik solvent (Benzene, Toluen, Xylene, MEK), debu respirabel & inhalabel (silika, batubara, dll), serat asbestos dll.
  • 7.  Gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja akibat terpapar bahan kimia  Pengaruh yang dapat timbul akibat terpapar bahan-bahan toxic di Lk, diantaranya : - Iritasi - Alergi - Dermatitis - Asma - Silikosis, asbestosis - Cancer - Leukemia - Keracunan sistemik - dll
  • 8.  Terkait dengan bahan kimia toxic yg digunakan di industri.  Definisi :  Ilmu yang mempelajari pengaruh pemajanan bahan toxic yg dipakai di industri mulai dari bahan baku, intermediet, hasil produksi terhadap tenaga kerja.
  • 9.  Zat yg dalam dosis kecil dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan hidup.  Zat yg bila masuk kedalam tubuh dalam dosis cukup, bereaksi secara kimiawi dapat menimbulkan kematian/kerusakan berat pada orang sehat.  Zat yg bila masuk tubuh dalam jumlah cukup, secara konsisten menyebabkan fungsi tubuh jadi tidak normal.  Semua zat pada hakekatnya adalah “Racun”, hanya dosis yg membedakan racun atau obat (Paracelsus, 1493 - 1541).
  • 10.  Toksisitas : Adalah kemampuan racun untuk menimbulkan kerusakan apabila masuk ke dalam tubuh dan lokasi organ yg rentan terhadapnya.  Xenobiotik : Adalah semua bahan asing bagi tubuh, misalnya : obat-obatan, bahan kimia, dll.  Keracunan atau Intoksikasi adalah : - Keadaan tidak normal akibat efek racun. - Perubahan morfologi, fisiologi, pertumbuhan dan perkembangan tubuh, atau pengurangan usia hidup suatu organisme.
  • 11.  Hazard : kemampuan suatu bahan kimia yg dapat menyebabkan efek merugikan terhadap organisme / lingkungan.  LD50 : dosis yg dpt menyebabkan kematian pd 50 % hewan percobaan  Organ target : organ yg paling sensitif thd pajanan yg terjadi.
  • 12.  Berdasarkan sumber : 1. Sumber alamiah / buatan : - flora - fauna - sintesis (di laboratorium). 2. Sumber titik, area, sumber bergerak (dipakai untuk melakukan pengendalian). 3. Sumber domestik, komersial, industri.
  • 13.  Berdasarkan wujud (berguna untuk memahami efek yg mungkin terjadi serta pengendaliannya). - Padat - Cair - Gas  Berdasarkan ukuran, bentuk dan densitas serta komposisi kimiawi dan fisika (dapat memberi petunjuk mudah tidaknya suatu kontaminan masuk ke tubuh dan cepat tidaknya menimbulkan efek dan sampai seberapa jauh efeknya).
  • 14.
  • 15.  Berdasarkan sifat toksisitasnya (LD50) - Extremely toxic (ukuran < 5 mg/kg BB) - Highly toxic (5 – 50 mg/kg BB) - Moderately toxic (50 – 500 mg/kg BB) - Slightly toxic (500 – 5000 mg/kg BB) - Practically toxic (5000 – 15000 mg/kg BB) - Relatively hamless (>>> 15000 mg/kg BB)
  • 16.  Berdasarkan sifat fisika-kimia : - Korosif - Eksplosif - Radioaktif - Evaporatif - Reaktif  Berdasarkan terbentuknya pencemar : - Pencemar primer (terbentuk dan keluar dari sumbernya). - Pencemar sekunder (setelah transformasi pertama di lingkungan).
  • 17.  Berdasarkan efek kesehatan : - Fibrosis (terbentuknya jaringan ikat secara berlebihan). - Granuloma (jaringan radang yg kronis, merah). - Demam (suhu badan melebihi normal, suhu 38 – 39oC, terjadi setelah terpapar 4 – 12 jam). - Asfiksia - Alergi atau sensitivitas berlebihan. - Kanker - Mutan - Cacat bawaan karena teratogen - Keracunan sistemik (keracunan yg menyerang seluruh tubuh).
  • 18.  Berdasarkan organ target (berdasarkan organ yg di serang) : - Hepatotoksik (meracuni hati). - Nefrotoksik (meracuni ginjal). - Neurotoksik (meracuni saraf). - Hematotoksik (meracuni darah / sistim pembentukan sel darah). - Pneumotoksik (meracuni paru-paru).  Berdasarkan hidup / matinya racun : - Racun biotis (biotoksin) - Racun abiotis
  • 19.
  • 20.  1. Inhalasi (melalui pernafasan).  Gas, uap, debu dan aerosol  2. Absorpsi (melalui kulit)  Liquid  3. Ingesti (melalui mulut)  Debu dan liquid  4. Injeksi
  • 21.
  • 22. Unit Proses Rute Masuk dan Hazard Abrasive blasting Inhalasi : silika, logam dan debu cat Acid / Alkali treatments Acid pickling (HCl,HNO3,H2SO4, H2Cr2O4) Acid bright dips (HNO3/H2SO4) Molten caustic descaling Bath (high temperature) Inhalasi : uap asam Kontak kulit : terbakar (burn) Inhalasi :NO2, uap asam Inhalasi : asap, uap Kontak kulit : terbakar (burn)
  • 23. Unit Proses Rute masuk dan Hazard Blending, Mixing (powder dan atau liquid di campur untuk membuat produk) Inhalasi : debu, mist material toksik Kontak kulit : material toksik Crushing, Sizing Inhalasi : debu, silika bebas Degreasing Inhalasi : uap Kontak kulit : dermatitis dan absorpsi Kebakaran dan ledakan (jika flammable) Metabolik : CO dibentuk dari methylene chloride Vapor degreaser (trichloromethylene, methyl chloroform,) Inhalasi : uap Kontak kulit : dermatitis dan absorpsi Electroplating (coating metals, plastik dg metal) : Copper,Chromium, Cadmium, Gold, Silver Inhalasi : mist asam. HCN, mist alkali, mist chromium Kontak kulit : asam, alkali Ingesti : senyawa sianida
  • 24. Unit Proses Rute masuk dan Hazard Furnace operation Inhalasi : fume, gas CO, SO2 Grinding, polishing Inhalasi : debu toxic Machining Inhalasi : partikel, logam toxic, cutting oil mist Kontak kulit : solvent, cutting oil Material handling & storage Inhalasi : CO, debu dari conveyor, emisi dari tumpahan bahan, kebocoran kontainer. Mining (drilling, blasting) Inhalasi : debu silika, NO2 dari blasting Painting, Spraying Inhalasi : mist / uap material toxic Soldering Welding, metal cutting Inhalasi : fume lead & cadmium Inhalasi : fume logam
  • 25. Kurva hubungan dosis-respon bahan toxic berdasarkan LD50 pd binatang percobaan Kurva hubungan akumulasi bahan toxic (di dalam tubuh) dgn durasi pemaparan
  • 27. Sifat Toxic Bagian Tubuh yg dipengaruhi Rentang Waktu Efek Contoh Iritan atau korosif Mata, kulit, paru-paru Beberapa menit s/d beberapa hari Inflamasi, terbakar, melepuh Ammonia,asam sulfat, nitrogen oksida, caustic soda Fibrogenik Paru-paru Beberapa tahun Kerusakan fungsi paru, mati Debu bauxite, asbestos, bagase Alergi Paru-paru, kulit Beberapa hari s/d beberapa tahun Asma kronik, dermatitis Toluene di-isocyanate (TDI) Dermatitis kulit Beberapa hari s/d beberapa tahun Kulit meradang, terkelupas Asam kuat, alkali, deterjen,CCl4 Karsinogenik Kulit, paru-paru, darah 10 s/d 40 tahun cancer 2-naphthylamine Benzidin, asbestos Poison Seluruh organ, seringkali liver, otak, ginjal beberapa menit s/d beberapa tahun Kematian sel organ vital CCl4, Mercury, Cadmium, CO, HCN Asfiksian Paru-paru Beberapa menit Gas menggantikan kandungan O2 normal Acetylene, CS2
  • 28. 1. Asbestosis  Tjd karena inhalasi debu asbestos  Asbestos tdr dari campuran berbagai silikat, yg terpenting : magnesium silikat.  Pekerja berisiko tjd pd : pertambangan, penggilingan, pengolahan asbestos  Gejala asbestosis : sesak napas, batuk, kelainan foto rontgen  Note : TLV-TWA Asbestos = 0,1 f/cc (semua bentuk)
  • 29.
  • 30.
  • 31. I P A S Justus-Liebig Universität Giessen asbestos worker suffering from diffuse malignant pleural mesothelioma, (absolutly fatal)
  • 32. 2. Silikosis  Tjd akibat menginhalasi debu silika bebas (SiO2)  Jenis kerja berisiko silikosis : menambang & ekstraksi batu-batu keras, penghalusan & pemolesan batu, pabrik keramik, proses kerja yg menggunakan pasir sebagai amplas.  Gejala silikosis ringan : sesak napas, batuk kering, tdk mengganggu kerja  Silikosis tingkat sedang : selalu mengurangi kemampuan kerja  Silikosis berat : sesak napas, tidak mampu bekerja  Note : TLV-TWA Silika = 0,025 mg/m3 (Pulmonary fibrosis, lung cancer)
  • 33. Silikosis  Simple Silicosis  Small discrete nodules (lesions)  Complicated Silicosis  Lesions increase in size  Grow together to form larger masses
  • 34. 3. Antrakosilikosis  Disebabkan karena paparan debu campuran (bermacam batu, C, Silika bebas).  Tjd pd pekerja tambang batu bara  Pd stadium dini tidak dijumpai gejala penyakit  Pneumokoniosis timbul pd kadar debu sangat tinggi.  Pd stadium lanjut tjd gangguan fungsi paru
  • 35. 4. Bisinosis  Tjd akibat inhalasi debu kapas.  Penyebab sebenarnya belum diketahui secara pasti.  Teori : - Adanya efek mekanis debu kapas yg dihirup. - Adanya kontaminan yg berpengaruh pd pernapasan.
  • 36.
  • 37. Kontak dengan pelarut organik Terpapar berulang kali dengan tar atau dengan derivat coal tar
  • 38. Membersihkan tangan dgn strong petroleum solvent Hilangnya pigmen kulit (Hypopigmentation)
  • 40. Reaksi alergi Jerawat (Acne vulgaris)
  • 41.  Aktifitas Kerja : Bila kuantitas bahan toxic yang digunakan besar dan & jenisnya banyak, maka potensi pemaparan bahan toxic thd LK dan tenaga kerja juga besar.  Karakteristik fisik bahan kimia toksik : - Ukuran partikel (respirabel, inhalabel). - Sifat volatilitas (mudah menguap, tidak mudah menguap). - Proses yg menggunakan suhu tinggi
  • 42. Lamanya waktu pemaparan : - Durasi pemaparan bahan toxic (semakin lama tenaga kerja terpapar bahan toxic, maka risiko yg akan terjadi makin besar). - Frequensi pemaparan (semakin sering terpapar bahan toxic, maka risiko gangguan kesehatan yang akan terjadi makin besar).
  • 43. Efek toxic Note : Racun lokal Dapat terjadi saat pertama kontak (ingesti material caustic, inhalasi material irritant). Racun sistemik Absorpsi distribusi target organ Methyl mercury Otak DDT CNS Reversibel Dapat pulih, konsentrasi bahan toxic rendah dan waktu pemaparan singkat. Irreversibel Tidak dapat pulih, konsentrasi bahan toxic tinggi dan waktu pemaparan lama. Efek langsung Segera terjadi setelah pemaparan, Misal : Efek pemaparan sianida Efek tertunda Terjadi beberapa waktu setelah pemaparan Misal : Efek karsinogenik.
  • 44. Bahan toksik (di dalam hati) Enzim metabolik Metabolit larut dalam air (polar), mudah di eksresikan
  • 45. Reaksi Kimiawi Lokasi Intraseluler Fase I Oksidasi Reduksi  Retikulum endoplasma (Sitokrom P450 monooxigenase)  Mitokondria (monoamin oksidase)  Sitoplasma (dehidrogenase)  Retikulum endoplasma  Sitoplasma Fase II Konyugasi  Retikulum endoplasma  Sitoplasma
  • 46.  Beberapa asam dan basa kuat tidak mengalami reaksi biotransformasi diekskresi seperti zat asal.  Nitrobenzene anilin (reduksi)  Ester asam, alkohol (hidrolisis)
  • 47.  Ginjal (merupakan ekskresi utama, hampir semua bahan berbahaya dikeluarkan melalui ginjal).  Hati  Empedu  Asi
  • 48. Nilai Ambang Batas (NAB / TLV) TLV-TWA (8 jam/hari, 40 jam/minggu) TLV-STEL (15 menit) TLV-CEILING (pajanan tertinggi, tdk boleh dilewati) Biological Exposure Indices (BEI) Nilai konsentrasi material indikator biologis
  • 49. Pengukuran risiko paparan berdasarkan BEI, dianalisa dalam sampel berupa :  Darah  Urin  Rambut  Saliva (air ludah)  Kuku  Udara pernafasan
  • 50. Bahan Kimia Spesimen Indikator Biologik Waktu Sampling BEI Acetone Urine Acetone Akhir shift 50 mg/L Lead Darah Lead Not critical 30 µg/100ml N-Hexane urine 2,5- hexanedion Akhir shift pd akhir minggu 0,4 mg/L CO Darah Nafas Carboxyhemoglobin CO Akhir shift Akhir shift 3,5% of Hb 20 ppm Cadmium Urine Darah Cadmium Cadmium Not critical Not critical 5 µg/g creatinin 5 µg/L Xylene Urine Methylhippuric acid Akhir shift 1,5 g/g creatinin Toluene Urine Darah Toluen Toluen Akhir shift Akhir shift pd akhiir minggu 0,03 mg/L 0,02 mg/L
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.  Pengendalian Teknis (Eliminasi, Substitusi, Ventilasi, dll).  Pengendalian administrasi  Sistem Labeling  Monitoring Lingkungan Kerja  Monitoring Biologik :  Waktu sampling (akhir shift, akhir shift pada akhir minggu).  Jenis spesimen (darah, urine, rambut, kuku, saliva, udara pernapasan).  Indikator biologik  Standard BEI
  • 56.  Kebersihan Umum  Fasilitas Saniter & Higiene Perorangan  Pelatihan dan pendidikan  Rotasi pekerjaan  Alat Pelindung Diri (Personal Protective Equipment).