2. Dampak Masif Korupsi
Beberapa tahun terakhir, sejumlah studi komprehensif
mengenai berbagai dampak korupsi terhadap variabel-
variabel ekonomi secara ekstensif telah dilakukan. Usaha
rintisan telah dimulai oleh Mauro (1995) yang menegaskan
bahwa korupsi memperlemah investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Namun ternyata korupsi tidak hanya berdampak
dalam satu aspek kehidupan saja seperti diterangkan
dalam penelitian-penelitian. Korupsi telah menimbulkan
efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan
Negara.
3. Next…
Indonesia sendiri, berdasarkan Laporan Bank Dunia,
dikategorikan sebagai negara yang utangnya parah,
berpenghasilan rendah (severely indebted low income
country), dan termasuk dalam kategori negara-negara
termiskin di dunia seperti Mali dan Ethiopia. Berbagai
dampak masif korupsi telah merongrong berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara seperti diuraikan
dalam poin-poin berikut ini.
4. Dampak Korupsi terhadap
Ekonomi
Korupsi memiliki berbagai efek penghancuran yang
hebat (an enermous destruction effects) terhadap orang
miskin, dengan dua dampak yang saling bertaut satu
sama lain. Pertama, dampak langsung yang dirasakan
oleh orang miskin yakni semakin mahalnya harga jasa
berbagai pelayanan publik, rendahnya kualitas
pelayanan, dan juga sering terjadinya pembatasan akses
terhadap berbagai pelayanan vital seperti air, kesehatan,
dan pendidikan.
5. Kedua, dampak tidak langsung terhadap orang miskin
yakni pengalihan sumber daya milik publik untuk
kepentingan pribadi dan kelompok, yang seharusnya
diperuntukkan guna kemajuan sektor sosial dan orang
miskin, melalui pembatasan pembangunan. Dampak yang
tidak langsung ini umumnya memiliki pengaruh atas
langgengnya sebuah kemiskinan.
Lesunya Perekonomian
a) Investasi dan pertumbuhan ekonomi lemah
b) Penurunan produktivitas
c) Kualitas barang dan jasa untuk publik rendah
d) Utang negara meningkat
e) Pendapatan dari pajak menurun
6. Dampak Sosial
Korupsi, tidak diragukan, menyuburkan berbagai jenis
kejahatan dalam masyarakat. Menurut Alatas, melalui praktik
korupsi, sindikat kejahatan atau penjahat perseorangan dapat
leluasa melanggar hukum, menyusupi berbagai oraganisasi
negara dan mencapai kehormatan. Menurut Transparensy
International, terdapat pertalian erat antara jumlah korupsi dan
jumlah kejahatan. Rasionalnya, ketika angka korupsi meningkat,
maka angka kejahatan yang terjadi juga meningkat. Sebaliknya,
ketika angka korupsi berhasil dikurangi, maka kepercayaan
masyarakat terhadap penegakan hukum (law enforcement) juga
meningkat. Jadi bisa dikatakan, mengurangi korupsi dapat juga
(secara tidak langsung) mengurangi kejahatan lain dalam
masyarakat.
7. NEXT
• Meningkatnya Kriminalitas
a) Sindikat kejahatan atau penjahat leluasa melanggar hukum
b) Proteksi terhadap kelompok kejahatan
c) Desakan pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin sempit
d) Solidaritas sosial semakin langka
• Demoralisasi
a) Runtuhnya otoritas pemerintah
b) Matinya etika sosial-politik
c) Tidak efektifnya peraturan dan perundang-undangan
d) Menghalalkan segala cara
8. Dampak terhadap
Demokrasi
Korupsi dalam birokrasi dapat dikategorikan dalam
dua kecenderungan umum : yang menjangkiti masyarakat
dan yang dilakukan di kalangan mereka sendiri. Korupsi
tidak saja terbatas pada transaksi yang korup yang
dilakukan dengan sengaja oleh dua pihak atau lebih,
melainkan juga meliputi berbagai akibat dari perilaku
yang korup, homo venalis.
Buyarnya Masa Depan Demokrasi
a) Hilangnya kepercayaan publik terhadap demokrasi
b) Menguatnya plutokrasi
c) Hancurnya kedaulatan rakyat
9. Dampak terhadap Fungsi Pemerintahan
Dampak korupsi yang menghambat berjalannya fungsi
pemerintah, sebagai pengampu kebijakan negara :
Terganggunya Sistim Politik & Pemerintahan
a) Munculnya kepemimpinan koruptor
b) Sistem politik mandul
c) Fungsi pemerintahan tidak berjalan
d) Menghilangnya ekspektasi dan kepercayaan rakyat
terhadap lembaga pemerintah
10. Dampak BirokrasiPemerintahan
Pada mulanya birokrasi mempunyai konotasi positif
yaitu efisien, rapi & teratur, tetapi saat ini birokrasi
mempunyai konotasi sangat negatif yaitu tidak efisien,
korup dan lambanKondisi ini diperburuk dengan korupsi
yang terjadi, sehingga sesuatu yang sudah tidak efisien dan
lamban ini menjadi semakin buruk lagi. Akibatnya posisi
sebagai pegawai negeri tidak menarik lagi bagi sosok-sosok
muda yang cerdas dan kreatif, mayoritas mereka lebih
tertarik berkarir di perusahaan swasta. Ini seperti death
down-ward spiral bagi birokrasi kita.
11. NEXT
• Kehancuran Birokrasi
a) Birokrasi tidak efisien (boros)
b) Fungsi pelayanan tidak berjalan
c) Komersialisasi birokrasi
d) Birokrasi menjadi loket tiket
e) Menguatnya birokratisasi