1. Nama Kelompok :
1. Ida Silviani (11)
2. Ita Alfita (13)
3. Solikhatin (23)
2. Piutang adalah Tagihan kepada pihak lain dengan jangka
waktu yg telah ditentukan sebagai akibat adanya penjualan
kredit.
Tujuan Penjualan Kredit:
1. Menaikkan volume penjualan dalam suatu periode tertentu
2. Strategi persaingan : memperbesar market share
Resiko Penjualan Kredit:
1. Tidak terbayarnya piutang
2. Keterlambatan Waktu pembayaran piutang
.
3. Klasifikasi Piutang
Menurut Michell Suherli (2006:202), piutang dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Piutang dagang adalah jumlah piutang dari pelanggan yang
terjadi karena penjualan barang atau jasa. Umumnya
piutang dagang memiliki jangka waktu pelunasan 30-60
hari
2. Piutang wesel merupakan surat pernyataan yang berhutang
atau janji pelunasan secara tertulis. Wesel tagih biasanya
memberi jangka waktu 60 hari samapi 90 hari
3. Piutang lainnya meliputi piutang yang berasal dari bukan
pelanggan, contohnya piutang bunga , piutang karyawan,
piutang deviden dan piutang pemegang saham.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi
dalam piutang menurut Bambang Riyanto (2001 :85) yaitu
:
1.Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan
penjualan memperbesar investasi dalam piutang. Makin
besar jumlah piutang berarti makin besar risiko, tetapi
bersamaan dengan itu juga memperbesar
“profitability”nya.
2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat
maupun lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat
pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih
mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan
profitabilitas.
5. 3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal
atas kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi batas
maksimal yang ditetapkan oleh perusahaan berarti maka semakin besar
pula dana yang diinvestasikan dalam piutang.
4. Kebijakan Dalam Pengumpulan Piutang
Perusahaan yang menjalankan kebijakan secara aktif dalam pengumpulan
piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk
membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan
perusahaan yang melakukan kebijakan pengumpulan secara pasif.
Perusahaan yang melakukan pengumpulan piutang secara aktif akan
memiliki investasi dalam piutang yang lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan yang melakukan pengumpulan piutang secara pasif
5. Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk menggunakan
kesempatan mendapat cash discount, dan ada sebagian lain yang tidak
menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para pelanggan untuk
membayar dalam cash discount period atau sesudah mempunyai efek
terhadap besarnya investasi dalam piutang.
6. “Kebijakan penjualan kredit adalah merupakan pedoman
yang ditempuh oleh perusahaan dalam menentukan, apakah
kepada seorang langganan atau konsumen akan diberikan
kredit dan kalau diberikan berapa standar yang harus
diberikan.”
Hal-hal yg terkait dalam kebijakan kredit adalah:
1. Standar Kredit
Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai
perusahaan untuk menyeleksi para langganan yang akan
diberi kredit dan berapa jumlah yang akan diberikan.
Variabel yg hrs dipertimbangkan dlm pemberian kredit :
a. kualitas piutang dagang yg dpt diterima
b. jangka waktu periode kredit
c. potongan tunai untuk pembayaran lebih awal
d. program pengumpulan piutang
7. 2. Termin Kredit
Jangka waktu periode kredit dan potongan tunai yg
diberikan jika dilakukan pembayaran lebih awal
3. Potongan Tunai
Prosentase pengurangan pembayaran dr jumlah bruto
penjualan, karena pembayaran dilakukan dalam periode
potongan tunai.
4. Default risk
Kerugian dari piutang dagang tidak tertagih yang mungkin
terjadi, karena pelonggaran standar kredit dan pelambatan
waktu pengumpulan piutang.
5. Kebiasaan Membayar para langganan
Kebiasaan untuk membayar dg menggunakan kesempatan
mendapatkan cash discount atau tdk menggunakan
kesempatan tersebut.
8. Syarat Kredit
Syarat Kredit (Credit Term) mencakup dua hal, yakni:
1. Periode kredit (kapan penagihan dimulai serta
berapa lama batas waktu penagihan),
2. Berapa besar diskon yang akan diberikan kepada
pelanggan yang membayar pada periode diskon.
Faktor yang mempengaruhi syarat kredit adalah:
a. Sifat ekonomik produk,
b. Kondisi penjual,
c. Kondisi pembeli,
d. Periode kredit,
e. Potongan tunai dan
f. Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).
9. Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah
diberikan kepada para langganan. Oleh karena itu banyak
perusahaan yang berusaha mengurangi resiko kredit dengan
memperhatikan lima “C” sebelum memberikan persetujuan
kredit.
1. Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur
berusaha memenuhi kewajibannya.
2. Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan.
Ini diukur dari record tahun sebelumnya, atau dengan
observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.
3. Capital, diukur oleh posisi finansial perusahaan secara umum,
dimana hal ini ditunjukkan dengan analisis ratio finansiil,
khususnya ditekankan pada “tangible networth” perusahaan.
4. Collateral, dicerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi
keamanan kredit.
5. Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend
ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan atau
perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang
mempengaruhi efek terhadap kemampuan pelanggan untuk
memenuhi kewajibannya.
10. Langkah-langkah Pencegahan Resiko Tidak Tertagihnya
Piutang:
1. Penentuan besarnya resiko yang akan ditanggung
perusahaan, hal ini ditentukan atas dasar pengalaman-
pengalaman tahun-tahun sebelumnya. Misalnya resiko
ditetapkan 10% dari piutang, jika perusahaan berencana
meningkatkan penjualan dengan Rp100.000 dan akan
menyebabkan tambahan biaya Rp50.000, maka
tambahan keuntungannya adalah sebesar Rp 40.000
(100.000-50.000-(10%x100.000))
2. Kemampuan debitur memenuhi kewajibannya, hal ini
dapat diukur dengan likuiditas dan rentabilitas. Selain
itu perlu dipertimbangkan “soliditas”:
a. Soliditas komersiil, kejujuran debitur/direkturnya dalam
memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya.
b. Soliditas finansiil, memiliki modal kerja yang cukup
dalam memenuhi kewajibannya tepat pada waktunya
c. Soliditas moril, sifat-sifat dan moril yang baik dari
debitur/direkturnya.
11. 3. Membuat klasifikasi kredit tiap pelanggan,
hal ini dapat digunakan daftar analisis umur
piutang (aging schedule) sehingga diketahui
sejarah kredit tiap-tiap pelanggan.
4. Mengadakan seleksi calon pelanggan,
berdasar sejarah kredit dapat ditentukan
pelanggan mana yang dapat ditambah plafon
kredit, diturunkan, atau tetap.
13. Misalnya PT. ABC memiliki informasi
mengenai penjualan tahun 2002 sebesar
Rp 200 dan tahun 2003 Rp 180, piutang
awal tahun 2002 Rp 40 dan akhir tahun
Rp 60, sedangkan piutang awal tahun
2003 Rp 50 dan akhir tahun Rp 30.
Perputaran piutang dan rata-rata
pengumpulan piutang dapat disajikan
dalam tabel :
14. Keterangan 2002 2003
Penjualan Bersih (Net Credit Sales) Rp 200 Rp 180
Piutang Awal Tahun Rp 40 Rp 50
Piutang Akhir Tahun Rp 60 Rp 30
Rata-Rata Piutang ( Average Receivable) Rp 50 Rp 40
Perputaran Piutang (Receivable Turnover) 4 kali 4.5 kali
Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average
Collection Periode)
90 hari 80 hari
Hari rata-rata pengumpulan piutang adalah sangat penting, makin lama
makin buruk bagi kas perusahaan, dan sebaliknya. Perputaran piutang
yang tinggi sangat baik bagi perusahaan, karena investasi dalam
piutang rendah, dan sebaliknya.
15. Perputaran piutang harus dikendalikan
dengan menyusun tabel umur piutang (aging
schedule of receivables), di mana dalam tabel
tersebut dapat diketahui jumlah piutang yang
segera dapat ditagih dan yang lambat ditagih,
dan dapat diketahui penghutang atau debitur
yang baik dan yang buruk.
16. Untuk mengelola keuangan perusahaan yang
baik, manajer keuangan harus menyusun
anggaran pengumpulan piutang yang akan
digunakan untuk mengendalikan piutang.
Makin panjang umur piutangnya, makin
buruk kondisi perusahaan karena makin lama
piutang tersebut menjadi uang tunai (kas).
Contoh skedul umur piutang dapat disajikan
dalam Tabel, yang terdiri PT ABC dan PT ABK.
Syarat kredit kedua perusahaan tersebut
adalah 2/10, net 30.
17. Tabel Skedul umur piutang (Anging Schedule of
Receivable)
Umur
Piutang
PT ABC PT ABK
Nilai Piutang % dari Total
Nilai Piutang
Nilai Piutang % dari Total
Nilai Piutang
0-10 640 80 % 400 50 %
11-30 160 20 % 160 20 %
31-45 0 120 15 %
46-60 0 80 10 %
Di atas 60 0 40 5 %
Total 800 100 % 800 100 %
18. PT ABC lebih baik dari pada PT ABK, karena
semua pelanggan membayar tepat waktu 80%
pada hari ke 10, dan sisanya 20% membayar
pada hari ke 30. Sedangkan PT ABK tidak
tepat membayar sesuai dengan perjanjian
kredit, 30% yaitu (15% + 10% + 5%)
pelanggannya membayar lewat 30 hari dari
jatuh tempo. Perusahaan yang baik
seyogyanya mengikuti manajemen piutang PT
ABC seperti ilustrasi di atas.
19. Manajer keuangan harus kontrol ketat jangka
waktu penagihan dan skedul umur piutang.
Kedua unsur itu harus dihubungkan dengan
syarat kredit dan kedua unsur itu untuk
mengetahui efektivitas bagian penagihan
menjalankan tugasnya. Jika jangka waktu
penagihan makin panjang dan rasio umur
piutang yang melewati jatuh tempo makin
besar, maka harus diadakan peninjauan
kembali kebijakan penjualan kredit.
20. Selama ini perusahaan menjual secara tunai, omset penjualannya
sebesar Rp 800 juta, keuntungan 15% dari penjualan. Jika
perusahaan berencana untuk menjual secara kredit dengan
syarat pembayaran n/60. hal ini ditaksir akan meningkatkan
omset penjualan menjadi 1.050 juta pertahun. Dana yang
dibutuhkan untuk membiayai piutang tersebut ditaksir sebesar
Rp148,75 juta pertahun.
Apakah manejemen menerima alternatif penjualan kredit tersebut?
· Manfaat :
tambahan keuntungan = (1.050 jt – 800 jt) x 15% = Rp 37,5 jt
· pengorbanan :
perputaran piutang = 360/60 = 6 kali
rata-rata piutang = 1.050/6 = 175 jt
dana untuk membiayai piutang = 148,75jt
biaya dana yang ditanggung 148,75 x 15% = 22,31 jt
manfaat bersih = Rp 15,19 jt
Benefit > cost, layak untuk diterapkan