SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 14
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN PRAKTIKUM

                 BIOKIMIA II



PENENTUAN ADANYA VITAMIN C SECARA KUALITATIF




                      Oleh:

              Annisa Nurul Chaerani

                   411109059




            ANALIS KESEHATAN D3

       SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

            JENDERAL AHMAD YANI

                    CIMAHI
I.   Hari/ Tanggal Praktikum

       Senin/ 22 maret 2010.




 II.   Tujuan Praktikum

       Membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif.




III.   Prinsip

       Metode A

       Larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict akan menghasilkan
       warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi positif
       (+) mengandung vitamin C.




       Metode B

       Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu
       direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan
       reaksi positif (+) mengandung vitamin C.
IV.   Dasar Teori

             Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil
      yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi
      enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia
      yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat
      untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan
      struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi.
      Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
      dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki
      atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
      diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.

             Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar
      proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin
      terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah
      sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan
      terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat
      digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

             Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau
      manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga
      harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat
      dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh
      vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak
      terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh
      adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis
      di dalam usus oleh bakteri.
Vitamin dinamakan menurut nama abjad, namun sekarang dalam
praktik mulai ditinggalkan, kecuali beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur
populer penggunaannya.

       Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan
yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat
kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan
dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan
dalam tubuh.

       Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah
vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan
lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam
dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti
glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat
dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang
manapun.

       Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh
panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan
akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala
yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar sembuh dan
tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat,
arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji.

       Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast
hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan
kekurangan vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C
diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan
tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi
jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih
bervariasi hingga angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:

   1. Cengeng atau mudah marah

   2. Rasa nyeri pada tungkai bawah

   3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang
       terserang

       Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalam laktasi, 35-45 mg
untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress.

       Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk,
kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena
molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi.
Vitamin C adalah derivat heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu
karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut
dalam air dan alkohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah
teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa.

       Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur-
sayur hijau dan buah tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin
C yang baik. Vitamin C dapat juga beracun jika diambil atau dikonsumsi
dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti vitamin C, pricipat hasil akhir
dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit.

       Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah
dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu
mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang.
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti:


   1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur

   2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu

   3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan

   4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi
         oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis
         dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994)

         Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan
proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh
katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan
dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih
banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin
C-nya.

         Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan
pengerutan akan menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan,
terutama sayuran dan buah-buahan.

         Pada penentuan vitamin C ini dilakukan dengan dua metode, yaitu
metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan cara
menetralkan larutan sampel dengan menambahkan NaHCO3 dan FeCl3.

         Pada metode A, larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict
dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai terbentuknya
endapan hijau kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor
kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari
pereaksi benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang
berwarna hijau kekuningan, kuning atau merah bata. Vitamin C mudah
teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim,
oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin C merupakan nama lain
dari asam askorbat dan bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat.
Vitamin C atau asam L- askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam asam
hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan
senyawa pereduksi yang terbentuk menunjukkan perbedaan jumlah vitamin C
yang terkandung didalam sampel.

       Pada metode B, larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 hingga
berpH 8, lalu direaksikan dengan FeCl3 dan penanda uji positif (+)
mengandung vitamin C dengan terbentukya larutan berwarna merah-ungu.
Terbentuknya larutan berwarna ini karena terjadi reduksi ion besi (III) dari
FeCl3 menjadi ion besi (II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat
dengan membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Jadi
penambahan NaHCO3 hingga larutan menjadi berpH 8 (basa) karena reaksi
ion Fe3+ akan semakin nampak dalam suasana basa atau netral.
Adapun larutan sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah
larutan vegeta. Dengan Komposisi:

1. Plantago Ovata 2,8 g

          Plantago Ovata merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di
   Gujarat, India, namun telah lama dikonsumsi di Amerika Serikat sebagai
   suplemen serat makanan sejak tahun 1955. Plantago Ovata memiliki
   komposisi terbaik dari serat larut dan tidak larut, dengan 70 % serat larut
   dan 30 % serat tidak larut. Selain itu keunggulannya adalah:

       a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif

       b. Mengatasi susah buang air besar dan mencegah wasir

       c. Menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner
          dan stroke.

       d. Mengontrol berat badan/ membantu diet.

       e. Plantago Ovata (Psyllium Husk) merupakan suplemen serat yang
          telah diakui khasiatnya (Health Claim) oleh US FDA (Food And
          Drug Administration) sejak 17 February 1998 dan telah mendapat
          rekomendasi sebagai salah satu sumber serat alami yang teruji
          klinis dapat menurunkan kolesterol.

2. Inulin Chicory 0.96 g

          Inulin chicory merupakan tanaman yang telah dikonsumsi di
   Eropa, Afrika selatan dan India sejak abad ke-16 sebagai pengganti lemak
   dan gula. Serat inulin terdiri dari 96 % serat larut yang memiliki
   keunggulan sebagai berikut:
a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif

          b. Sebagai zat prebiotik yang meningkatkan jumlah bakteri baik dan
             menekan pertumbuhan bakteri jahat/berbahaya misalnya bakteri
             penyebab diare, dll.

          c. Meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh, misalnya kalsium,
             sehingga    membantu     mencegah     osteoporosis   pada   wanita
             menopause dan membantu pertumbuhan tulang anak-anak.

   3. Aspartame

             Aspartame merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl-
      phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari
      dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam
      amino essensial fenilalanina.

             Aspartame dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal,
      Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk
      makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman
      soda dan permen. Belakangan aspartame mendapat penyelidikan lebih
      lanjut mengenai kemungkinan aspartame menyebabkan banyak efek
      negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh
      pemanis lain yaitu sakarosa.

4. Saccharosa 1,05 g

          Saccharosa (sakarosa) merupakan gula majemuk yang tersusun dari
   gabungan dua jenis gula sederhana (glukosa dan fruktosa).

5. Citrus Sinensis Fructus Extractum siccum 70mg
6. Vitamin C 60 mg

  7. Bahan lainnya 6,3 g




V.   Bahan dan Alat

     1. Pereaksi Benedict

     2. Larutan NaHCO3 5%

     3. Larutan FeCl3 1%

     4. Kertas pH atau Lakmus

     5. Alat Pemanas

     6. Tabung Reaksi

     7. Pipet tetes
VI.   Prosedur

      A

      1. Masukkan 5 tetes larutan minuman dalam tabung reaksi.

      2. Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict.

      3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit.

      4. Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan
          sampai merah bata menandakan vitamin C positif.




      B

      1. Masukkan 10 tetes larutan minuman kedalam tabung reaksi.

      2. Kemudian netralkan larutan (pH= 8) menggunakan NaHCO3 5%.

      3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1% .

      4. Amati warna yang terjadi, adanya warna ungu menandakan vitamin C
          positif.
VII.   Hasil Percobaan




                Bahan               Prosedur A           Prosedur B

             Larutan vegeta   (+) Endapan berwarna   (-) Endapan berwarna
                                   merah bata               kuning




                Gambar 1. Hasil Percobaan Prosedur A dan Prosedur B




             Gambar 2. Prosedur A                Gambar 3. Prosedur B
VIII.   Pembahasan

               Berdasarkan hasil percobaan, pada prosedur A larutan sampel
        direaksikan dengan pereaksi benedict menghasilkan endapan merah bata yang
        menunjukkan hasil positif (+) mengandung vitamin C, sedangkan pada
        prosedur B larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 (pH=8), lalu
        ditambahkan FeCl3 menghasilkan endapan kuning yang menunjukkan hasil
        negatif (-) tidak mengandung vitamin C, ini dikarenakan pada prosedur A
        yang bereaksi dengan benedict bukan vitamin C melainkan zat lain yang
        terkandung dalam larutan sampel yaitu sakarosa.




 IX.    Kesimpulan

        Larutan sampel (larutan vegeta) tidak mengandung vitamin C.
Daftar Pustaka




Anonim.        (2009).      Uji       Vitamin       C.       [Online].      Tersedia:
       http://www.bebekberanak.blogspot.com/. [22 Maret 2010]

Anonim.        (2009).      Uji       Vitamin       C.       [Online].      Tersedia:
       http://www.prestasiherfen.blogspot.com/. [22 Maret 2010]

http://www.naqsehat.blogspot.com/

Riyadi, Wahyu. (2009). Uji Benedict, Uji Gula Pereduksi (Kualitatif). [Online].
       Tersedia: http://www.wahyuriyadi.blogspot.com/. [22 Maret 2010]

Vegeta. Uji Klinis. [Online]. Tersedia: http://www.vegeta.co.id/. [22 Maret 2010]

Wikipedia. Vitamin. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/. [22 Maret 2010]

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...UNESA
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaRia Rohmawati
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsiWd-Amalia Wd-Amalia
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 

Was ist angesagt? (20)

Laporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagenLaporan praktikum reagen
Laporan praktikum reagen
 
Vitamin kel 2
Vitamin kel 2Vitamin kel 2
Vitamin kel 2
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
Laporan Biokimia Praktikum Karbohidrat: Uji Molish, Uji Benedict, Uji Seliwan...
 
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - BiokimiaLaporan Uji Karbohidrat - Biokimia
Laporan Uji Karbohidrat - Biokimia
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
 
Uji Vitamin B
Uji Vitamin BUji Vitamin B
Uji Vitamin B
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan MikroorganismeLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan Mikroorganisme
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan NegatifLaporan Utama Pewarnaan Negatif
Laporan Utama Pewarnaan Negatif
 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
 
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsilaporan praktikum penentuan gugus fungsi
laporan praktikum penentuan gugus fungsi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Metabolisme asam amino
Metabolisme asam aminoMetabolisme asam amino
Metabolisme asam amino
 

Ähnlich wie VITAMIN C DARI VEGETA

Ähnlich wie VITAMIN C DARI VEGETA (20)

Acara i egdp
Acara i egdpAcara i egdp
Acara i egdp
 
Vitamin
 Vitamin Vitamin
Vitamin
 
Uji Vitamin C
Uji Vitamin CUji Vitamin C
Uji Vitamin C
 
Biokimia_Kelompok 3_Vitamin PPT.pptx
Biokimia_Kelompok 3_Vitamin PPT.pptxBiokimia_Kelompok 3_Vitamin PPT.pptx
Biokimia_Kelompok 3_Vitamin PPT.pptx
 
Vitamin a
Vitamin aVitamin a
Vitamin a
 
Vitamin, mineral dan air + uji makanan
Vitamin, mineral dan air + uji makananVitamin, mineral dan air + uji makanan
Vitamin, mineral dan air + uji makanan
 
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi ZinkMetabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
Metabolisme Vitamin A pada Defisiensi Zink
 
Vitamin
Vitamin Vitamin
Vitamin
 
VITAMIN.ppt
VITAMIN.pptVITAMIN.ppt
VITAMIN.ppt
 
Vitamin kel 3
Vitamin kel 3Vitamin kel 3
Vitamin kel 3
 
Vitamin
VitaminVitamin
Vitamin
 
Vitamin K
Vitamin KVitamin K
Vitamin K
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Arif pamungkas a.n (a1 f009025)
Arif pamungkas a.n (a1 f009025)Arif pamungkas a.n (a1 f009025)
Arif pamungkas a.n (a1 f009025)
 
Vitamin Larut Lemak .pptx
Vitamin Larut Lemak .pptxVitamin Larut Lemak .pptx
Vitamin Larut Lemak .pptx
 
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)Vit. b  kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
Vit. b kompleks dan c (Driyo S., S.R.Ratih P.)
 
Kimia panga vitamin
Kimia panga  vitaminKimia panga  vitamin
Kimia panga vitamin
 
ilmu pangan.pdf
ilmu pangan.pdfilmu pangan.pdf
ilmu pangan.pdf
 
Manfaat Sayuran
Manfaat SayuranManfaat Sayuran
Manfaat Sayuran
 
Vitamin dan mineral
Vitamin dan mineralVitamin dan mineral
Vitamin dan mineral
 

Mehr von Annisa Nurul Chaerani (8)

Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopikPemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
 
Ninhydrid test of protein
Ninhydrid test of proteinNinhydrid test of protein
Ninhydrid test of protein
 
Makalah mikro icha
Makalah mikro ichaMakalah mikro icha
Makalah mikro icha
 
Laporan kalibrasi
Laporan kalibrasiLaporan kalibrasi
Laporan kalibrasi
 
Laporan instrumen i fotometer
Laporan instrumen i   fotometerLaporan instrumen i   fotometer
Laporan instrumen i fotometer
 
Laporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosaLaporan hidrolisis sukrosa
Laporan hidrolisis sukrosa
 
Kti bakteri
Kti bakteriKti bakteri
Kti bakteri
 
Respon hipersensivitas tipe ii
Respon hipersensivitas tipe iiRespon hipersensivitas tipe ii
Respon hipersensivitas tipe ii
 

Kürzlich hochgeladen

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Kürzlich hochgeladen (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

VITAMIN C DARI VEGETA

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II PENENTUAN ADANYA VITAMIN C SECARA KUALITATIF Oleh: Annisa Nurul Chaerani 411109059 ANALIS KESEHATAN D3 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI
  • 2. I. Hari/ Tanggal Praktikum Senin/ 22 maret 2010. II. Tujuan Praktikum Membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif. III. Prinsip Metode A Larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict akan menghasilkan warna hijau kekuningan sampai merah bata yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C. Metode B Larutan sampel dinetralkan dengan menambahkan NaHCO3 (pH=8), lalu direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna ungu yang menandakan reaksi positif (+) mengandung vitamin C.
  • 3. IV. Dasar Teori Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis. Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.
  • 4. Vitamin dinamakan menurut nama abjad, namun sekarang dalam praktik mulai ditinggalkan, kecuali beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur populer penggunaannya. Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun. Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan. Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji. Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan
  • 5. tulang dan dentin. Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi jaringan. Pada umur 1 tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga angka kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol: 1. Cengeng atau mudah marah 2. Rasa nyeri pada tungkai bawah 3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalam laktasi, 35-45 mg untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress. Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk, kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C adalah derivat heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat. Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan alkohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam keadaan larutan apalagi dalam suasana basa. Sumber vitamin C secara umum terdapat dalam buah jeruk, sayur- sayur hijau dan buah tomat. Pada buah-buahan ini merupakan sumber vitamin C yang baik. Vitamin C dapat juga beracun jika diambil atau dikonsumsi dalam dosis yang besar atau berlebihan, seperti vitamin C, pricipat hasil akhir dari katabolisme yang disebut sebagai asam oxalit. Vitamin C sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang.
  • 6. Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti: 1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak atau berbahayanya struktur 2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu 3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan 4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994) Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya. Pada proses penyimpanan yang lama, penambahan, peradangan dan pengerutan akan menurunkan kandungan vitamin C pada bahan makanan, terutama sayuran dan buah-buahan. Pada penentuan vitamin C ini dilakukan dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan cara menetralkan larutan sampel dengan menambahkan NaHCO3 dan FeCl3. Pada metode A, larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict dimana uji positif menunjukkan terdapatnya vitamin C ditandai terbentuknya endapan hijau kekuningan sampai merah bata. Vitamin C merupakan reduktor kuat dengan adanya gugus enadiol sehingga mampu mereduksi ion Cu2+ dari pereaksi benedict menjadi ion Cu+ dengan membentuk endapan Cu2O yang
  • 7. berwarna hijau kekuningan, kuning atau merah bata. Vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar, alkali, enzim, oksidator serta oleh katalis tembaga dan besi. Vitamin C merupakan nama lain dari asam askorbat dan bentuk teroksidasinya adalah asam dehidroaskorbat. Vitamin C atau asam L- askorbat adalah lakton, yaitu ester dalam asam hidroksikarboksilat dan diberi ciri oleh gugus enadiol yang menjadikan senyawa pereduksi yang terbentuk menunjukkan perbedaan jumlah vitamin C yang terkandung didalam sampel. Pada metode B, larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 hingga berpH 8, lalu direaksikan dengan FeCl3 dan penanda uji positif (+) mengandung vitamin C dengan terbentukya larutan berwarna merah-ungu. Terbentuknya larutan berwarna ini karena terjadi reduksi ion besi (III) dari FeCl3 menjadi ion besi (II) oleh asam askorbat yang bersifat reduktor kuat dengan membentuk asam dehidroaskorbat dalam suasana basa. Jadi penambahan NaHCO3 hingga larutan menjadi berpH 8 (basa) karena reaksi ion Fe3+ akan semakin nampak dalam suasana basa atau netral.
  • 8. Adapun larutan sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan vegeta. Dengan Komposisi: 1. Plantago Ovata 2,8 g Plantago Ovata merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di Gujarat, India, namun telah lama dikonsumsi di Amerika Serikat sebagai suplemen serat makanan sejak tahun 1955. Plantago Ovata memiliki komposisi terbaik dari serat larut dan tidak larut, dengan 70 % serat larut dan 30 % serat tidak larut. Selain itu keunggulannya adalah: a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif b. Mengatasi susah buang air besar dan mencegah wasir c. Menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner dan stroke. d. Mengontrol berat badan/ membantu diet. e. Plantago Ovata (Psyllium Husk) merupakan suplemen serat yang telah diakui khasiatnya (Health Claim) oleh US FDA (Food And Drug Administration) sejak 17 February 1998 dan telah mendapat rekomendasi sebagai salah satu sumber serat alami yang teruji klinis dapat menurunkan kolesterol. 2. Inulin Chicory 0.96 g Inulin chicory merupakan tanaman yang telah dikonsumsi di Eropa, Afrika selatan dan India sejak abad ke-16 sebagai pengganti lemak dan gula. Serat inulin terdiri dari 96 % serat larut yang memiliki keunggulan sebagai berikut:
  • 9. a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif b. Sebagai zat prebiotik yang meningkatkan jumlah bakteri baik dan menekan pertumbuhan bakteri jahat/berbahaya misalnya bakteri penyebab diare, dll. c. Meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh, misalnya kalsium, sehingga membantu mencegah osteoporosis pada wanita menopause dan membantu pertumbuhan tulang anak-anak. 3. Aspartame Aspartame merupakan pemanis sintetis non-karbohidrat, aspartyl- phenylalanine-1-methyl ester, atau merupakan bentuk metil ester dari dipeptida dua asam amino yaitu asam amino asam aspartat dan asam amino essensial fenilalanina. Aspartame dijual dengan nama dagang komersial seperti Equal, Nutrasweet dan Canderel dan telah digunakan di hampir 6.000 produk makanan dan minuman di seluruh dunia. Terutama digunakan di minuman soda dan permen. Belakangan aspartame mendapat penyelidikan lebih lanjut mengenai kemungkinan aspartame menyebabkan banyak efek negatif. Dan akhirnya, pangsa pasarnya mulai berkurang direbut oleh pemanis lain yaitu sakarosa. 4. Saccharosa 1,05 g Saccharosa (sakarosa) merupakan gula majemuk yang tersusun dari gabungan dua jenis gula sederhana (glukosa dan fruktosa). 5. Citrus Sinensis Fructus Extractum siccum 70mg
  • 10. 6. Vitamin C 60 mg 7. Bahan lainnya 6,3 g V. Bahan dan Alat 1. Pereaksi Benedict 2. Larutan NaHCO3 5% 3. Larutan FeCl3 1% 4. Kertas pH atau Lakmus 5. Alat Pemanas 6. Tabung Reaksi 7. Pipet tetes
  • 11. VI. Prosedur A 1. Masukkan 5 tetes larutan minuman dalam tabung reaksi. 2. Tambahkan 15 tetes pereaksi benedict. 3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. 4. Perhatikan adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. B 1. Masukkan 10 tetes larutan minuman kedalam tabung reaksi. 2. Kemudian netralkan larutan (pH= 8) menggunakan NaHCO3 5%. 3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1% . 4. Amati warna yang terjadi, adanya warna ungu menandakan vitamin C positif.
  • 12. VII. Hasil Percobaan Bahan Prosedur A Prosedur B Larutan vegeta (+) Endapan berwarna (-) Endapan berwarna merah bata kuning Gambar 1. Hasil Percobaan Prosedur A dan Prosedur B Gambar 2. Prosedur A Gambar 3. Prosedur B
  • 13. VIII. Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan, pada prosedur A larutan sampel direaksikan dengan pereaksi benedict menghasilkan endapan merah bata yang menunjukkan hasil positif (+) mengandung vitamin C, sedangkan pada prosedur B larutan sampel dinetralkan dengan NaHCO3 (pH=8), lalu ditambahkan FeCl3 menghasilkan endapan kuning yang menunjukkan hasil negatif (-) tidak mengandung vitamin C, ini dikarenakan pada prosedur A yang bereaksi dengan benedict bukan vitamin C melainkan zat lain yang terkandung dalam larutan sampel yaitu sakarosa. IX. Kesimpulan Larutan sampel (larutan vegeta) tidak mengandung vitamin C.
  • 14. Daftar Pustaka Anonim. (2009). Uji Vitamin C. [Online]. Tersedia: http://www.bebekberanak.blogspot.com/. [22 Maret 2010] Anonim. (2009). Uji Vitamin C. [Online]. Tersedia: http://www.prestasiherfen.blogspot.com/. [22 Maret 2010] http://www.naqsehat.blogspot.com/ Riyadi, Wahyu. (2009). Uji Benedict, Uji Gula Pereduksi (Kualitatif). [Online]. Tersedia: http://www.wahyuriyadi.blogspot.com/. [22 Maret 2010] Vegeta. Uji Klinis. [Online]. Tersedia: http://www.vegeta.co.id/. [22 Maret 2010] Wikipedia. Vitamin. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/. [22 Maret 2010]