SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 38
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



                                          BAB I
                                   PENDAHULUAN




I.1    LATAR BELAKANG

       Didalam      melakukan    pembangunan,       setiap   Pemerintaah     Daerah
memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan
evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin
pesatnya    pembangunan         bidang   ekonomi,    maka      terjadi   peningkatan
permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan
data   sampai    tingkat   Kabupaten/     Kota.   Data   dan     indikator-indikator
pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan.
       Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki
dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang    Sistem    Perencanaan     Pembangunan      Nasional      dibagi   menjadi
perencanaan jangka panjang,          jangka   menengah       dan    jangka   pendek
(tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian
penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana
pembangunan daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya.
       Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20
(dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan arah pembangunan
daerah. Perencanaan ini kemudian dijabarkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, yang memuat

                                                                                1
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan
umum, program SKPD dan lintas SKPD, program kewilayahan disertai dengan
rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan
yang     bersifat    indikatif.    Selanjutnya     RPJM    Daerah    dijabarkan      dalam
perencanaan berdurasi tahunan yang disebut sebagai Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi
daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat.
       Sebagai      institusi     yang   mengemban        tugas   untuk     merencanakan
pembangunan daerah baik untuk jangka panjang, jangka menengah,
maupun tahunan, Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu meningkatkan
kualitas    perencanaannya         sehingga      perencanaan      bisa    sejalan   dengan
implementasi di lapangan.
       Posisi yang stategis sebagai perancang blue print pembangunan
daerah     yang      melibatkan      berbagai      macam      pemangku        kepentingan
(stakeholders), Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu menjalin komunikasi
dan sinergi dengan para stakeholders tersebut. Salah satu satu stakeholders
yang perannya semakin penting saat ini adalah media massa. Di era
komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Media massa
sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan program-
program      pemerintah,        termasuk      di   dalamnya       tentang    perencanaan
pembangunan.
       Namun, selama ini, masih banyak program-program pemerintah tidak
tersampaikan kepada publik dengan baik, apalagi capaian Pemerintah
Daerah yang tidak terlihat masyarakat secara langsung. Hal ini karena peran
media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah dirasa masih
belum optimal. Oleh karena itu perlu diperjelas lagi mengenai peranan
media massa dalam dalam proses perencanaan pembangunan sehingga
rencana pembangunan pemerintah daerah dapat tersampaikan melalui
pemberitaan mengenai kebijakan dan program-program Pemerintah Daerah

                                                                                      2
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



oleh media massa dan diterima oleh publik secara luas, jelas, dan benar.
Dengan tersosialisasikannya perencanaan pembangunan daerah, ke depan
diharapkan     akan   dihasilkan   perencanaan   pembangunan   daerah   yang
semakin baik.


I.2     RUMUSAN MASALAH

        Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana kondisi sosialisasi perencanaan pembangunan daerah kepada
      masyarakat?
2. Apa saja peran media massa dalam proses perencanaan pembangunan?


1.3     TUJUAN

        Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi sosialisasi perencanaan pembangunan daerah
      kepada masyarakat.
2. Untuk mengetahui peran media massa dalam proses perencanaan
      pembangunan.




                                                                        3
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



                                          BAB II
                                    TINJUAN PUSTAKA




II.1   PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

       Menghadapi        realitas    kehidupan     yang      menunjukkan     adanya
kesenjangan kesejahteraan mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada
para ahli pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan. Ini
dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat
kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang
terencana.
       Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai
tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan
yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak
dilakukannya usaha pembangunan.
       Perencanaan        ada       sebagai     upaya     untuk      mengantisipasi
ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan
pada suatu keseimbangan awal dapat mengakibatkan perubahan pada
sistem   sosial   yang     akhirnya    membawa      sistem    yang   ada   menjauhi
keseimbangan      awal.     Perencanaan       sebagai   bagian    daripada   fungsi
manajemen yang bila ditempatkan pada pembangunan daerah akan
berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju tujuan
di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang
dilaksanakan.
       Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti seluas-
luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan
tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-
baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif.



                                                                               4
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



      Menurut Albert Waterston perencanaan pembangunan didefinisikan
sebagai melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari
kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus
mengikuti supaya pelaksanaan tidak menyimpang tujuan.
      Berbagai ahli memberikan definisi perencanaan. Bahkan ada yang
memberikan     pengertian      lebih   luas   contohnya    Prof.    Jan   Tinbergen
mengemukakan lebih kepada kebijaksanaan pembangunan (development
policy) bukan hanya perencanaan (plans) semata.
      Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak
semua rencana merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan
kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai pendorong
pembangunan      (agent   of    development),     ini   terkait    dengan    definisi
perencanaan yang merupakan upaya institusi publik untuk membuat arah
kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara
maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang
dimiliki oleh wilayah tersebut.


      Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha
pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain:

1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan
   ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan
   ekonomi positif.
2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat.
3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian
4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja.
5. Adanya pemerataan pembangunan.

      Dalam    prakteknya      pelaksanaan     pembangunaan        akan     menemui
hambatan baik dari sisi pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek
pembangunan maupun dari sisi luar semua itu. Lebih rinci alasan
diperlukannya perencanaan dalam proses pembangunan sebagai berikut:


                                                                                5
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



1. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan perubahan
   yang sangat cepat dalam masyarakat.
2. Perencanaan merupakan tahap yang penting apabila dilihat dari dampak
   pembangunan yang akan muncul setelah proses pembangunan selesai.
3. Proses pembangunan yang dilakukan tentu saja memiliki keterbatasan
   waktu pelaksanaan, biaya serta ruang lingkup pelaksanaannya.
4. Perencanaan juga dapat berperan sebagai tolok ukur keberhasilan
   pelaksanaan       pembangunan          sehingga      proses     pembangunan      yang
   dilakukan dapat dimonitor oleh pihak-pihak terkait tanpa terkecuali
   masyarakat.

      Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati
separuh    jalan,    karena     sisanya    hanyalah      tinggal    melaksanakan     dan
mengendalikan. Apabila dalam pelaksanaannya konsisten, pengendalian
yang efektif, dan faktor-faktor pengganggu sedikit atau tidak memberi
pembiasan pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan
tinggal menanti waktu untuk mencapai tujuan.
      Negara     besar    sekalipun       tetap    menghadapi       berbagai      masalah
pembangunan yang bertahap harus diselesaikan. Ada berbagai alasan
sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan seperti menonjolnya
kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya,
sistem ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi
Perencanaan pembangunan menjadi prioritas utama. dalam pembangunan
itu sendiri.



II.1.1 Aspek Legal Perencanaan Pembangunan

      Implementasi       otonomi     daerah       dan   desentralisasi    di   Indonesia
menuntut perubahan paradigma perencanaan dan keuangan daerah yang
bersifat   komprehensif         mengarah     kepada      transparansi,    akuntabilitas,
demokratisasi, desentralisasi dan partisipasi masyarakat. Merujuk pada
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan         Nasional,     perencanaan        adalah      suatu   proses     untuk

                                                                                     6
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Pembangunan dalam
UU ini Pembangunan Nasional dimaksud upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
         Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) itu sendiri adalah
satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah,
dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
         Tujuan perencanaan pembangunan nasional menurut Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004, antara lain:

1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar-
   daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun
   antara Pusat dan Daerah
3. Menjamin        keterkaitan        dan   konsistensi       antara      perencanaan,
   penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Mengoptimalkan partisipasi
   masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara
   efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan

         Lebih lanjut proses perencanaan menurut UU Nomor 25 Tahun 2004,
yakni:

1. Proses     Politik:    Pemilihan    langsung   Presiden     dan     Kepala    Daerah
   menghasilkan rencana pembangunan hasil proses (publik choice theory of
   planning) Khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM
2. Proses     Teknokratik:     Perencanaan    yang       dilakukan     oleh   perencana
   profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional
   melakukan perencanaan khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan
   kompetensi lembaga perencana
3. Proses      partisipatif:    perencanaan       yang     melibatkan         masyarakat
   (stakeholders) antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang

                                                                                    7
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



4. Proses Bottom-Up dan Top-Down: Perencanaan yang aliran prosesnya
  dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hierarki pemerintahan.




II.1.2 Sistem Perencanaan Pembangunan

        Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh
pada     pergeseran   nilai,    pembangunan     di    seluruh    wilayah     Indonesia.
Perubahan nilai yang terjadi setelah reformasi meliputi pergeseran dari
sentralistik menjadi desentralistik, dari pendekatan top down menjadi
bottom     up   sudah     jelas   dampak     langsungnya        adalah    diberikannya
kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengurus rumah
tangganya sendiri. Kewenangan tersebut dijamin dengan lahirnya Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang diikuti
oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat     dan   Daerah.        Selanjutnya   kedua     Undang-undang          tersebut
disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.
        Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka substansi dan
esensi dari sistem perencanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah
menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna lebih
menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih
berhasil guna dan berdayaguna.
        Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan      Nasional       mengamanatkan        bahwa   setiap      daerah    harus
menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu
dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang
perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun
jangka      pendek      atau       tahunan     (1      tahun).      Setiap        daerah
(propinsi/kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka

                                                                                    8
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
     Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
juga dinyatakan bahwa rencana pembangunan adalah penjabaran dari
agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan presiden/kepala daerah
pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional/Daerah, yang penyusunannya dengan mengacu pada dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional/Daerah.



II.1.3 Perencanaan Pembangunan Daerah

     Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor                  32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa perubahan yang mendasar
dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selama ini sistem pemerintahan
sangat sentralistik dengan kebijakan yang didominasi oleh pemerintah pusat
(top down), sedangkan pada pelaksanaan otonomi daerah dengan azas
desentralisasi maka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan menjadi
tanggung jawab daerah sesuai dengan kewenangan yang diberikan.
     Perubahan ini menuntut kemampuan Pemerintah Daerah untuk dapat
merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah
masing-masing.   Pemberian         kewenangan   yang     besar   kepada   daerah
dimaksudkan agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan lebih efektif dan
efisien sehingga pelayanan kepada masyarakat berjalan lebih baik dan
potensi daerah dapat dimanfaatkan secara optimal.
     Salah satu aspek yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan terutama pengelolaan pembangunan adalah perencanaan.
Dengan suatu perencanaan yang baik kita dapat lebih mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang baik sumber daya alam, sumber daya
manusia dan sumber dana pembangunan lainnya. Melalui perencanaan akan
dirumuskan   skala     prioritas   dan   kebijaksanaan    pembangunan     untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang sudah dirumuskan terutama peningkatan
kesejahteraan masyarakat.


                                                                            9
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



      Perencanaan Pembangunan Daerah didefinisikan sebagai suatu usaha
yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau
pemerintah, swasta , maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan
yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan
aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya dengan cara secara
terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah,
merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah, menyusun konsep
strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan melaksanakannya dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia, sehingga peluang baru untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara
berkelanjutan”.



II.1.4 Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah

      Peraturan dan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan
komitmen politik pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan
sistem, mekanisme, prosedur, dan kualitas proses perencanaan dan
penganggaran daerah. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata
kelola pemerintahan daerah yang lebih baik, demokratis, dan pembangunan
daerah berkelanjutan.
      Dalam   peraturan   dan   perundangan    baru,   penyusunan   rencana
dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif,
politis, bottom-up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan
daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang
sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel; konsisten dengan rencana
lainnya yang relevan; juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi
aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam
proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk
memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi
implementasinya.




                                                                        10
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



       Alur dan mekanisme perencanan pembangunan daerah menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat dilihat pada Gambar
2.1.




                                                                   11
Gambar 2.1
     Mekanisme Proses Perencanaan Pembangunan Daerah




12
                                                       PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



II.2     MEDIA MASSA

         Media Massa (Mass Media) adalah chanel, media/medium, saluran,
sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni
komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass
communication). L. John Martin pula berpendapat bahwa media massa
merujuk kepada alat yang mewujudkan interaksi sosial, politik, dan ekonomi
dalam ukuran yang lebih moden. Media haruslah menyampaikan maklumat
dan      mendidik    masyarakat       serta   menjadi   media   perantara   dalam
bermasyarakat (Vir Bala Aggarwal, 2002: xvii). Dalam sistem demokrasi,
media merupakan sumber primer dalam komunikasi massa (Md Sidin Ahmad
Ishak, 2006: 7) dimana komunikasi massa sendiri merupakan kependekan
dari komunikasi melalui media massa (communicate with media). Media
massa pada masa kini telah melalui arus globalisasi dimana media kini
bersifat universal dan. Jenis dan fungsinya juga semakin canggih sejalan
dengan perkembangan arus modenisasi pada masa kini. Menurut John Ryan
media massa tidak dapat terpisahkan dari institusi yang lain dalam
masyarakat (1999 : 23).
         Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah,
radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media (Lima Besar
Media Massa), juga internet (cybermedia, media online).



II.2.1 Jenis Media Massa:

         Media massa dapat diklasifikasikan kepada dua kategori yaitu:

1. Media Massa Cetak (Printed Media).
       Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya
       dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi
       a. koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano),
       b. tabloid (1/2 broadsheet),
       c. majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto),
       d. buku (1/2 majalah),

                                                                             13
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



e. newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan
f. buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8).
Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan:
berita, opini, dan feature.




                                                                  14
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH




2. Media Massa Elektronik (Electronic Media).
   Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar
   dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi,
   internet dan film.


      Media massa juga dapat dikategorikan berdasarkan timeline, yaitu:

1. Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan
   memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional
   media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio,
   televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:


   a. Informasi       dari   lingkungan      diseleksi,    diterjemahkan      dan
      didistribusikan
   b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui
      saluran tertentu.
   c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat
      dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
   d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.


2. Media      massa    modern,   seiring   dengan     berjalannya    waktu    dan
   perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media-
   media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti
   internet dan telepon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri
   seperti:


   a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima
      (melalui SMS atau internet misalnya)
   b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun
      juga oleh individual
   c. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
   d. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam

                                                                              15
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



   e. Penerima yang menentukan waktu interaksi



II.2.2 Teori-Teori Media Massa

      Teori fungsionalisme bermula dengan pernyataan yang dikemukakan
oleh Robert Marton (1949) dengan apa yang disebut paradigma (Hasmah
Zainuddin, 2006 : 99). Asas fungsionalisme merujuk kepada masyarakat
yang mempunyai sistem kompleks yang tinggi dan aktivitas saling
berinteraksi, bekerjasama dalam keseimbangan demi menjamin kemantapan
dalam susunan. Analisis fungsionalisme menunjukkan bagaimana fenomena
akhir-akhir ini memberikan kesan yang mengarah pada kestabilan dan
penguatan sistem. Analisis fungsi dalam komunikasi massa berpihak pada
peranan   media    sendiri    dalam   memperbaiki    susunan   sosial   dalam
mengukuhkan keseimbangan dalam masyarakat (Hasmah Zainuddin, 2006 :
99). Fungsionalisme mengganggap bahwa media harus diselidiki secara
empiris untuk membuat penilaian sama ada media dapat berfungsi dengan
baik ataupun tidak.
      Teori    interaksionisme     melihat   interaksi   masyarakat     dalam
mendapatkan suatu kabar. Jika ditinjau pada teori interaksionisme ini,
terdapat interaksi dalam mendapatkan suatu berita. Contohnya bagaimana
para wartawan ingin mendapatkan sesuatu berita. Para wartawan akan
memintai keterangan dari saksi yang melihat sesuatu kejadian ataupun jika
ingin mendapatkan klarifikasi dari pihak yang bertanggunngjawab. Para
wartawan akan menganalisis setiap berita yang diperolehnya tersebut benar
atau salah jika melibatkan saksi kejadian dan juga peristiwa yang lain.
Peranan yang dimainkan oleh wartawan juga bisa dianggap sebagai pihak
tengah karena mereka akan berusaha untuk mendapatkan suatu berita
dengan cara berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga dengan bagian media
massa yang lain seperti televisi, bidang pengacaraan dalam suatu program
dapat melahirkan acara yang mampu berinteraksi dengan orang lain. Bagi
teori ini, interaksi perkara yang penting untuk mendapatkan sesuatu berita
dan juga menilai berita tersebut benar ataupun salah.


                                                                         16
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



      Dalam teori konflik, peranan media massa dapat dilihat dari segi
sosial. Terdapat 2 aliran dalam teori ini yaitu faktor ekonomi yang dipelopori
oleh Max Webber dan juga faktor keagamaan serta faktor pembentukan
masyarakat oleh Webber. Peranan dalam media massa dapat diambil dalam
faktor pembentukan masyarakat oleh Webber. Teori konflik ini berlaku
apabila sedang ada krisis dalam masyarakat. Jika setiap struktur tidak
menjalankan fungsi dengan sempurna akan menghasilkan konflik. Dalam
media massa, konflik juga bisa berlaku. Apabila media massa gagal dalam
menjalankan fungsinya sendiri maka akan terjadi konflik. Sebagai contoh,
penggunaan surat kabar sebagai media untuk menjatuhkan orang lain dan
berita salah yang telah memberikan pandangan negatif masyarakat terhadap
media massa. Jika ini tidak dikendalikan akan menghasilkan kasus.



II.2.3 Peran Media Massa

      Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan
media massa selama ini, yakni:

1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan
   industri lain utamanya dalam periklanan/promosi.
2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat.
3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat.
4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan
   norma.
5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat.




II.2.4 Karakteristik Media Massa

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang
   banyak.



                                                                          17
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan
   dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan
   umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat
   umum).
3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau
   siaran sekian jam per hari.
4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan
   priode mengudara atau jadwal terbit.
5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa
   terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan
   penyampaian informasi kepada publik.



II.2.5 Fungsi Media Massa



          Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa
sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut.


Harold D. Laswell:
1. Informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)

Wright:
1. Pengawasan (Surveillance) – terhadap ragam peristiwa yang dijalankan
   melalui proses peliputan dan pemberitaan dengan berbagai dampaknya –
   tahu, panik, terancam, gelisah, apatis, dsb.
2. Menghubungkan (Correlation) – mobilisasi massa untuk berpikir dan
   bersikap atas suatu peristiwa atau masalah.
3. Transmisi      Kultural   (Cultural   Transmission)   –   pewarisan   budaya,
   sosialisasi.
4. Hiburan (Entertainment).


                                                                            18
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH




De Vito:
1. Menghibur
2. Meyakinkan – e.g. iklan, mengubah sikap, call for action.
3. Menginformasikan
4. Menganugerahkan status – menunjukkan kepentingan orang-orang
   tertentu; name makes news. “Perhatian massa = penting”.
5. Membius – massa terima apa saja yang disajikan media.
6. Menciptakan rasa kebersatuan –proses identifikasi.



II.2.6 Pengaruh media massa

      Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks,
dampak bisa dilihat dari:
1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat)
2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat
   (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi.
      Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold
Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana
yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu :
1. Siapa (who)
2. Pesannya apa (says what)
3. Saluran yang digunakan (in what channel)
4. Kepada siapa (to whom)
5. Apa dampaknya (with what effect)
      Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi.
Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi
media.



II.2.7 Fungsi-fungsi media massa

1. Fungsi   pengawasan      (surveillance),   penyediaan   informasi   tentang
   lingkungan.

                                                                          19
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan
   solusi untuk suatu masalah.
3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan
   pendidikan.
4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright
   yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model
   dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright
   menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi
   positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).



II.2.8 Pengaruh media massa pada pribadi

      Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan
pemirsanya    terhadap    bagaimana     seseorang      melihat   pribadinya    dan
bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari
      Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar
hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah
lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu
- dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari
media.
      Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi
mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media
mengilustrasikan    kehidupan     keluarga    ideal,   dan   pemirsanya       mulai
membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana
kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan
mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka
mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi
pada tokoh tersebut.
      Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan
kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya
anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir
seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa


                                                                               20
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja
ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian.
Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang
mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara
lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita
melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la
"Catatan si Boy".
      Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti
sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana
mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan
mengemukakan pendapatnya.
      Penawaran     yang   dilakukan   oleh   media   bisa   jadi   mendukung
pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya.
Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa
cukup, atau merasa rendah dari yang lain .




                                                                          21
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



                                     BAB III
                                 PEMBAHASAN




III.1   KONDISI SOSIALISASI PRENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA
        MASYARAKAT

        Didalam era demokrasi dewasa ini proses partisipasi public merupakan
tolok ukur bagi pemerintah dalam pelaksanaan pemerintahan. Bahkan, Issu
partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik tersebut juga telah menjadi
issu global hal tersebut ditandai dengan munculnya issu Good Governance
dalam mengelola kebijakan sebuah negara . M.M Billah menyatakan good
governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang
didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau
mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu didalam
tindakan dan kehidupan keseharian.
        Berdasarkan pendapat ahli dan kriteria good governance, maka dapat
disimpulkan bahwa partisipasi dan transparansi publik merupakan elemen
yang penting bagi pencapaian tujuan pembangunan dan demokratisasi
nasional. Pemerintah menanggapi berkembangannya issu tersebut dengan
meluncurkan     berbagai    macam    regulasi    guna     menjamin    partisipasi
masyarakat     didalam    pembangunan    mulai     dari   proses    perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan pengawasan.
        Pembangunan      merupakan   sebuah     proses    yang   terencana   yang
ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu proses
yang paling penting adalah perencanaan pembangunan. Oleh karena itu
didalam proses perencanaan peran serta masyarakat mutlak diperlukan
sebab didalam pembangunan masyarakat tidak hanya sebagai objek
pembangunan saja tetapi juga subjek pembangunan.
        Di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan tersebut diatas telah dinyatakan didalam Bab II

                                                                             22
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



Pasal 4 Huruf d yang            menyatakan bahwa perencanaan pembangunan
bertujuan untuk mengoptimalkan partipasi masyarakat. Dengan demikian,
Undang-Undang tersebut telah menjamin bahwa dalam setiap langkah
perencanaan pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah partisipasi
masyarakat wajib untuk didengar dan dipertimbangkan oleh pemerintah.
     Didalam kaitannya dengan proses pembangunan nasional untuk
perencanaan pembangunan yang dituangkan didalam tahapan Rencana
Pembangunan       Jangka   Panjang     (RPJP),     Rencana      Pembangunan          Jangka
Menengah     (RPJM),    Rencana     kerja    Pembangunan            (RKP)    dan    APBN/D
merupakan bagian dari sebuah kebijakan publik yang dikuatkan dengan
Undang-Undang atau Perda. Produk-produk dokumen perencanaan tersebut
merupakan bagian dari kebijakan publik sebab implikasi dari produk-produk
perencanaan    tersebut     adalah     masyarakat          karena     pada     hakekatnya
pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyakat.
Hal tersebut sesuai dengan intisari dari kebijakan publik, bahwa dokumen-
dokumen     perencanaan         pembangunan        menetapkan         tindakan-tindakan
pemerintah dimasa datang, mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas serta
senantiasa ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat.
     Perencanaan        pembangunan         yang     ditujukan      untuk     kepentingan
masyarakat tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat didalam
pembuatan perencanaan tersebut. Menyadari akan pentingnya peran serta
masyarakarakat,        pemerintah      mengharuskan             didalam        pembuatan
perencanaan    pembangunan          baik     pusat       maupun       daerah       dilakukan
musyawarah secara berjenjang dari tingkat bawah (bottom up). Proses
tersebut   diawali     dengan    Musrenbang        desa,     Musrenbang        kecamatan,
Musrenbang Kabupaten dan Musrenbang Provinsi dengan tujuan untuk
mengoptimalkan partisipasi masyarakat sesuai dengan amanat undang-
undang.
     Jalur musrenbang dapat dikatakan sebagai jalur utama didalam
menyalurkan aspirasi dan peran serta masyarakat didalam penentuan
perencanaan    pembangunan.          Melalui     jalur     inilah    mayoritas      aspirasi



                                                                                        23
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



masyarakat      disalurkan   sebagai   masukkan   bagi    proses   perencanaan
pembangunan selanjutnya.
      Walaupun dikatakan sebagai jalur utama aspirasi masyarakat, aspirasi
yang disampaikan dijalur ini juga dapat dikatakan sebagai jalur yang paling
lemah pada proses perumusan agenda dan usulan kegiatan. Masyarakat
tidak banyak tahu seberapa besar peluang usulannya yang ditampung dan
ditindaklanjuti dalam proses pembangunan atau seberapa besar persentase
kegiata-kegiatan yang tertuang didalam dokumen perencanaan yang berasal
dari aspirasi musrenbang. Inilah problem utama partisipasi masyarakat yang
dihadapi didalam proses kebijakan penentuan perencanaan pembangunan di
Indonesia.
      Jika dilihat lebih lanjut maka penyebab lemahnya aspirasi masyarakat
tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Eksternal,    yang   dimaksud   adalah   kondisi   diluar   system   birokrasi
   pemerintah yaitu masyarakat umum, antara lain:
   a. Sistem Perencanaan Pembangunan yang disusun dengan jadual yang
      ketat mengakibatkan masyarakat tidak mempunyai cukup waktu untuk
      menyampaikan seluruh aspirasinya
   b. Aparat birokrasi yang paling bawah ditingkat desa / kelurahan
      maupun kecamatan tidak memperoleh informasi yang cukup tentang
      program-program kabupaten / kota. Ada dua kemungkinan penyebab
      hal tersebut terjadi yaitu karena mereka tidak memperoleh informasi
      yang cukup dari kabupaten / kota atau mereka sendiri tidak ingin tahu
      perencanaan pembangunan daerah.
   c. masih besarnya dominasi program-program pemerintah kabupaten,
      provinsi atau pemerintah pusat (top down) didalam menentukan
      kebijakan, program dan kegiatan didalam perencanaan pembangunan
   d. terpisahnya jalur perencanaan kegiatan dan keuangan menyebabkan
      akses masyarakat untuk menentukan anggaran menjadi sangat
      terbatas
   e. masyarakat tidak mempunyai mekanisme untuk memantau aspirasi
      mereka untuk sampai pada usulan rencana penganggaran.

                                                                             24
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



2. Internal, yang dimaksud adalah kondisi didalam system birokrasi
    pemerintah.


        Guna meningkatkan peran serta masyarakat di dalam penyusunan
perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan            kapasitas    dan   pengetahuan      didalam      penyusunan
    perencanaan             pembangunan       sebaiknnya          dilakukan       secara
    berkesinambungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan
    pelatihan penyusunan perencanaan pembangunan terhadap tokoh-tokoh
    masyarakat di pedesaan.
2. Diperlukan sosialisasi dokumen perencanaan pembangunan daerah
    sampai ketingkat pemerintahan yang paling bawah sehingga masyarakat
    dapat mengetahui program-program pembangunan pemerintah melalui
    pengoptimalan peran media massa.
3. Perbaikan sistem perencanaan pembangunan dengan memberikan akses
    bagi masyarakat untuk merencanakan keuangan.
4. Perbaikan sistem perencanaan pembangunan dengan membuat sistem
    pemantuan aspirasi masyarakat sehingga masyarakat tahu sampai sejauh
    mana aspirasi mereka dapat diterima oleh pemerintah.


III.2   PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

III.2.1 Peran Komunikasi dalam Pembangunan

        Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan
arti sempit. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan
fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal
balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan;
terutama        antara     masyarakat    dengan     pemerintah,   sejak    dari   proses
perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan.
        Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya
dan     cara,     serta     teknik    penyampaian     gagasan,    dan     keterampilan-
keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai


                                                                                    25
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut
bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan
berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan.
      Dalam     karyanya,   Schramm       (1964)   merumuskan    tugas    pokok
komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan
nasional, yaitu :
1. menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan
   nasional,agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan
   perubahan,kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana
   perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional.
2. memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian
   secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar
   melibatkan semua pihak yang membuat keputusan mengenai perubahan,
   member     kesempatan     kepada   para     pemimpin     masyarakat     untuk
   memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan
   arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas.
3. mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang
   dewasa,hingga      anak-anak,    sejak     pelajaran   baca   tulis,   hingga
   keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat.
      Media massa menurut Schramm secara sendirian atau bersama
lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk
   menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu seperti yang
   diharapkan oleh suatu negara yang sedang membangun.
2. Pembuatan Keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebaga
   ipenunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok
   diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan
   bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang
   diperbincangkan.
3. Sebagai Pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media
   massa,sedangkan      bagian     yang     lainnya   dikombinasikan      dengan



                                                                            26
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



      komunikasi antar pribadi. Misalkan program-program pendidikan luar
      sekolah, atau siaran pendidikan.
         Peran lain bagia media massa menurut Schramm, antara lain :
1. Meluaskan wawasan masyarakat
2. Memfokuskan perhatian masyarakat kepada pembangunan
3. Meningkatkan aspirasi
4. Membantu mengubah sikap dan praktek yang dianut
5     .Memberi masukan untuk saluran komunikasi antar pribadi
6. Memberi status.
7. Memperlebar dialog kebijakan
8. Menegakkan norma-norma soaial
9. Membantu membentuk selera
10.      Mempengaruhi nilai-nilai yang kurang teguh dianut dan menyalurkan
      sikap yang lebih kuat.


         Gambaran pemikiran Schramm mengenai peranan komunikasi dalam
pembangunan sebagai berikut :




                                                                        27
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH




                               Gambar 3. 1
                   Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan


     Hedebro (1979) mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi
dalam pembangunan, antara lain:
1. Komunikasi      dapat   menciptakan       iklim   bagi    perubahan     dengan
  membujukkan       nilai-nilai,   sikap   mental,   dan    bentuk   perilku   yang
  menunjang modernisasi.
3. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai
  daribaca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga
  reparasimobil.
4. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya
  pengetahuan.
5. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-
  olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis yang ekonomis
  untuk menciptakan kepribadian yang mobile.



                                                                               28
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



6. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang
  untuk bertindak nyata.
7. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru
  dan keharmonisan dari masa transisi
8. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi
  dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan bermasyarakat.
9. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang
  bercirikan   tradisional,    dengan    membawakan     pengetahuan      kepada
  massa.Mereka yang beroleh informasi, akan menjadi orang yang berarti,
  dan parapemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada
  orang-oranglain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki
  informasi.
10.   Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai seuatu yang
  mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.
11.   Komunikasi      dapat    membantu     mayoritas   populasi   menyadari
  pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu
  meningkatkanaktivitas politik.
12.   Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-
  program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.
13.   Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan
  politik   menjadi    suatu    proses    yang   berlangsung   sendiri    (self-
  perpetuating).



III.2.2 Peran Media Massa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

      Media merupakan unsur penting dan strategis dalam menentukan
serta mendorong proses perubahan ke arah pengembangan demokrasi dan
tata kelola kepemerintahan yang baik di Indonesia. Sasaran menuju
pencapaian “good local governance” akan ditentukan juga oleh sejauhmana
peran dan kontribusi media dalam proses-proses tersebut, termasuk juga
pada tahapan proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah
yang meliputi aspek-aspek :


                                                                           29
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



• Wawasan ke depan (visionary);
• Keterbukaan dan transparansi (openness and transparency);
• Partisipasi masyarakat (participation);
• Tanggung gugat (accountability);
• Supremasi hukum (rule of law);
• Demokrasi (democracy);
• Profesionalisme & kompetensi (professionalism and competency);
• Daya tanggap (responsiveness);
• Keefisienan dan keefektifan (efficiency and effectiveness);
• Desentralisasi (decentralization);
• Kemitraan dengan dunia usaha swasta & masyarakat (private sector and
   civil society partnership);
• Komitmen pada pengurangan kesenjangan (commitment to reduce
   inequality);
• Komitmen        pada   lingkungan   hidup   (commitment   to environmental
   protection); dan
• Komitmen pada pasar yang fair (commitment to fair market).
      Adapun jenis dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan
daerah yang wajib dimiliki oleh setiap daerah sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangan adalah:
• RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah)
• RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah)
• Renstra SKPD (Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah)
• RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah)
• Renja SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah)
• KUA (Kebijakan Umum APBD)
• PPAS (Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara)
• RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah)
• RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
• APBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
KUA, PPAS, RKA-SKPD, dan RAPBD merupakan kelengkapan dokumen yang
harus disiapkan dalam rangka proses penyusunan APBD.

                                                                        30
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH




                                 Gambar 3.2
                    Alur Prencanaan Pembangunan Daerah


        Peran pers dan media dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan      dilakukan   melalui   pemantauan,   investigasi,   advokasi,
pengumpulan pendapat masyarakat (pooling), evaluasi, kritik/komentar,
pengawalan dan penyebarluasan informasi serta memberi ruang bagi
masyarakat banyak dalam menyampaikan opini. Peran dan fungsi media
terkait proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara
lain:
   1. Meningkatkan wawasan masyarakat dengan cara mensosialisasikan
        visi dan misi pembangunan baik di tingkat nasional, regional
        (provinsi), maupun lokal (kabupaten/kota), serta berbagai kebijakan
        pokok yang tertuang dalam dokumen perencanaan daerah.



                                                                         31
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



   2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makna dan tanggung
        jawab pembangunan di daerahnya, sehingga mendorong partisipasi
        mereka     dalam       proses       perencanaan/pelaksanaan/pengawasan
        pembangunan serta pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.
   3. Meningkatkan           keterbukaan        dan      transparansi        dengan
        mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai informasi dan agenda
        daerah berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan, serta
        produk-produk perencanaan dan penganggaran yang menyangkut
        kepentingan publik.
   4. Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemikiran masyarakat melalui
        kegiatan jarring aspirasi (pooling pendapat) masyarakat berkaitan
        dengan isu-isu strategis daerah, harapan masyarakat, dan substansi-
        substansi rencana pembangunan daerah.
   5. Meningkatkan          akuntabilitas      proses    perencanaan         dengan
        mempublikasikan      pelaksanaan      proses-proses    perencanaan       serta
        hasil-hasil rumusan materi rencana dan kebijakan daerah untuk
        dikritisi dan ditanggapi masyarakat lainnya.
   6. Meningkatkan         demokratisasi     dan    komitmen    daerah     terhadap
        pengurangan kesenjangan melalui evaluasi, kritik, dan pengawalan
        terhadap isu-isu pembangunan yang terkait kepentingan masyarakat
        marginal dan masalah kesenjangan pembangunan.
   7. Meningkatkan supremasi hukum melalui investigasi, pengkajian, dan
        advokasi   terhadap     proses      perumusan    kebijakan      publik    dan
        penganggaran daerah.
   8. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah dalam
        perencanaan dan penganggaran pembangunan melalui pemantauan
        dan        pengawasan,             kajian       dan       kritik/masukan,
        sosialisasi/penyebarluasan informasi seluruh proses perencanaan dan
        penganggaran pembangunan serta hasil-hasil yang dicapai.
        Komitmen     dan     kualitas    media/jurnalisme      dalam    mencermati
perencanaan dan penganggaran, didasarkan atas beberapa elemen, antara
lain:

                                                                                  32
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



• kebenaran informasi
• loyalitas jurnalis yang didedikasikan kepada masyarakat
• kedisiplinan dalam melakukan verifikasi
• independensi
• komitmen memantau kekuasaan
• mengadvokasi masyarakat yang ter-marginalisasi
• orientasi pada “public interest”
• cara penyajian yang memikat dan relevan
• analisis yang proporsional dan komprehensif
• berpegang pada hati nurani
      Agar fungsi dan peranan media tersebut dapat dimainkan dengan
lebih efektif dan efisien, maka media perlu memahami dengan baik proses
perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, materi/substansi
pokok berbagai dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan
daerah, serta payung hukum yang menjadi acuannya.
      Aspek legalitas yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi
partisipasi publik dan peran media dalam proses perencanaan dan
penganggaran pembangunan daerah, antara lain:
o Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
   Nasional, khususnya pasal 9 s/d 12, pasal 16 s/d 18, dan pasal 22 s/d
   27.
o Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (pasal 150-
   151)
o Undang-Undang       No.    10/2004     tentang   Pembentukan   Peraturan
   Perundangan (pasal 52 dan pasal 53)
o Peraturan Pemerintah No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan
   Daerah (pasal 12 dan pasal 13)
o Peraturan Pemerintah No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
   Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (pasal 17)
o Peraturan Pemerintah No. 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan
   Rencana Pembangunan Nasional (pasal 4, 5, 10,12,15, 23)



                                                                      33
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



o Peraturan Pemerintah No 3/2007 tentang LPPD, LKPJ, dan Informasi LPPD
  kepada Masyarakat (pasal 27)
o Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 SEB Meneg PPN/Kepala
  BAPPENAS dan MENDAGRI Nomor 0008/M.PPN/01/2007-050/264A/SJ
  tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbang 2007




                                                                   34
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



                                          BAB IV
                                       PENUTUP




IV.1   KESIMPULAN

       Sebagai   institusi   yang   mengemban       tugas   untuk     merencanakan
pembangunan daerah baik untuk jangka panjang, jangka menengah,
maupun tahunan, Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu meningkatkan
kualitas   perencanaannya      sehingga    perencanaan      bisa    sejalan   dengan
implementasi di lapangan. Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu menjalin
komunikasi dan sinergi         dengan para stakeholders.           Salah satu satu
stakeholders yang perannya semakin penting saat ini adalah media massa.
Di era komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Media
massa sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan
program-program pemerintah, termasuk di dalamnya tentang perencanaan
pembangunan.
       Peran dan fungsi media terkait proses perencanaan dan penganggaran
pembangunan daerah, antara lain:
   1. Meningkatkan wawasan masyarakat dengan cara mensosialisasikan
       visi dan misi pembangunan baik di tingkat nasional, regional
       (provinsi), maupun lokal (kabupaten/kota), serta berbagai kebijakan
       pokok yang tertuang dalam dokumen perencanaan daerah.
   2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makna dan tanggung
       jawab pembangunan di daerahnya, sehingga mendorong partisipasi
       mereka     dalam       proses      perencanaan/pelaksanaan/pengawasan
       pembangunan serta pemeliharaan hasil-hasil pembangunan.
   3. Meningkatkan           keterbukaan      dan       transparansi          dengan
       mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai informasi dan agenda


                                                                                35
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



  daerah berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan, serta
  produk-produk perencanaan dan penganggaran yang menyangkut
  kepentingan publik.
4. Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemikiran masyarakat melalui
  kegiatan jarring aspirasi (pooling pendapat) masyarakat berkaitan
  dengan isu-isu strategis daerah, harapan masyarakat, dan substansi-
  substansi rencana pembangunan daerah.
5. Meningkatkan     akuntabilitas     proses      perencanaan      dengan
  mempublikasikan     pelaksanaan    proses-proses     perencanaan     serta
  hasil-hasil rumusan materi rencana dan kebijakan daerah untuk
  dikritisi dan ditanggapi masyarakat lainnya.
6. Meningkatkan   demokratisasi     dan    komitmen     daerah   terhadap
  pengurangan kesenjangan melalui evaluasi, kritik, dan pengawalan
  terhadap isu-isu pembangunan yang terkait kepentingan masyarakat
  marginal dan masalah kesenjangan pembangunan.
7. Meningkatkan supremasi hukum melalui investigasi, pengkajian, dan
  advokasi   terhadap    proses     perumusan     kebijakan   publik    dan
  penganggaran daerah.
8. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah dalam
  perencanaan dan penganggaran pembangunan melalui pemantauan
  dan        pengawasan,          kajian         dan      kritik/masukan,
  sosialisasi/penyebarluasan informasi seluruh proses perencanaan dan
  penganggaran pembangunan serta hasil-hasil yang dicapai.




                                                                        36
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



BAB I .................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .................................................................................. 1

I.1   LATAR BELAKANG                                                                                    1

I.2   RUMUSAN MASALAH                                                                                   3

1.3 TUJUAN                                                                                              3

BAB II ................................................................................................. 4

TINJUAN PUSTAKA .............................................................................. 4

II.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH                                                                     4

      II.1.1 Aspek Legal Perencanaan Pembangunan ............................. 6

      II.1.2 Sistem Perencanaan Pembangunan ...................................... 8

      II.1.3 Perencanaan Pembangunan Daerah ..................................... 9

      II.1.4 Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah ................. 10

II.2 MEDIA MASSA                                                                                     13

      II.2.1 Jenis Media Massa: ............................................................ 13

      II.2.2 Teori-Teori Media Massa .................................................. 16

      II.2.3 Peran Media Massa ........................................................... 17

      II.2.4 Karakteristik Media Massa ................................................. 17

      II.2.5 Fungsi Media Massa .......................................................... 18

      II.2.6 Pengaruh media massa ..................................................... 19

      II.2.7 Fungsi-fungsi media massa .............................................. 19

      II.2.8 Pengaruh media massa pada pribadi ................................. 20

BAB III .............................................................................................. 22

PEMBAHASAN ................................................................................... 22

III.1 KONDISI SOSIALISASI PRENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA
      MASYARAKAT                                                                                     22




                                                                                                    1
PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH



III.2 PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
      DAERAH                                                                                         25

      III.2.1Peran                Komunikasi                   dalam                Pembangunan
               ........................................................................................ 25

      III.2.2Peran        Media       Massa       dalam       Perencanaan           Pembangunan
              Daerah ............................................................................. 29

BAB IV .............................................................................................. 35

PENUTUP .......................................................................................... 35

IV.1 KESIMPULAN                                                                                      35




Gambar 2.1 ...................................................................................... 12

Mekanisme Proses Perencanaan Pembangunan Daerah ..................... 12

Gambar 3. 1 ..................................................................................... 28

Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan........................................ 28

Gambar 3.2 ...................................................................................... 31

Alur Prencanaan Pembangunan Daerah............................................. 31




                                                                                                    2

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Business plan pdam_kota_malang_2015
Business plan pdam_kota_malang_2015Business plan pdam_kota_malang_2015
Business plan pdam_kota_malang_2015
Yoga Putut A
 

Was ist angesagt? (20)

Pengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma PerencanaanPengertian Paradigma Perencanaan
Pengertian Paradigma Perencanaan
 
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
Spesifikasi penyajian peta rupa bumi
 
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMDSinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
Sinkronisasi RKPD dengan Renstra SKPD dan RPJMD
 
Manajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan IndonesiaManajemen Pembangunan Indonesia
Manajemen Pembangunan Indonesia
 
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di IndonesiaManajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
Manajemen Pembangunan: Teori dan Praktek di Indonesia
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Business plan pdam_kota_malang_2015
Business plan pdam_kota_malang_2015Business plan pdam_kota_malang_2015
Business plan pdam_kota_malang_2015
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2021 tentang Penerapan Standar ...
 
Skema dasar perencanaan pembangunan
Skema dasar perencanaan pembangunanSkema dasar perencanaan pembangunan
Skema dasar perencanaan pembangunan
 
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
Monitoring dan Evaluasi Pembangunan
 
perencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasionalperencanaan pembangunan nasional
perencanaan pembangunan nasional
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Dasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalanDasar teori tentang jalan
Dasar teori tentang jalan
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
Tata Cara Konstruksi Sistem Drainase Perkotaan - Bagian 1
 
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
Tingkat Pelayanan Jalan (Level of Service)
 
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
RPJMD menurut Permendagri 86 Tahun 2017
 

Andere mochten auch

Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
febastream
 
Peranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianPeranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanian
Rohandi Aziz
 
Sistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanSistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunan
Mirna Rahmadina
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Mutiara Shifa
 

Andere mochten auch (20)

Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakatPengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
Pengaruh media pada pembentukan opini masyarakat
 
Peranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanianPeranan media massa dalam pertanian
Peranan media massa dalam pertanian
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Analisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malangAnalisis pembangunan kota malang
Analisis pembangunan kota malang
 
Sistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanSistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunan
 
Peran DPRD dan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah
Peran DPRD dan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah Peran DPRD dan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah
Peran DPRD dan Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah
 
Presentasi musrenbang
Presentasi musrenbangPresentasi musrenbang
Presentasi musrenbang
 
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNANMakalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Makalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 
Perkembangan Dan Perubahan Organisasi
Perkembangan Dan Perubahan OrganisasiPerkembangan Dan Perubahan Organisasi
Perkembangan Dan Perubahan Organisasi
 
Zimbabwe in Crisis
Zimbabwe in CrisisZimbabwe in Crisis
Zimbabwe in Crisis
 
Media Sosial
Media SosialMedia Sosial
Media Sosial
 
Shift Happens
Shift HappensShift Happens
Shift Happens
 
Feels Bad On The Back
Feels Bad On The BackFeels Bad On The Back
Feels Bad On The Back
 
Sheltering Wings
Sheltering WingsSheltering Wings
Sheltering Wings
 
THIRST
THIRSTTHIRST
THIRST
 
Foot Notes
Foot NotesFoot Notes
Foot Notes
 
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
SMOKE - The Convenient Truth [1st place Worlds Best Presentation Contest] by ...
 
Social Media for Business
Social Media for BusinessSocial Media for Business
Social Media for Business
 

Ähnlich wie Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah

Tugas Kuliah Manajemen Pembangunan Indonesia
Tugas Kuliah Manajemen Pembangunan IndonesiaTugas Kuliah Manajemen Pembangunan Indonesia
Tugas Kuliah Manajemen Pembangunan Indonesia
guest361f82
 
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianPanduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Abdul Kohar
 
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.pptadministrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
BambangAriSatria
 

Ähnlich wie Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah (20)

Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2Makalah perencanaan pembangunan 2
Makalah perencanaan pembangunan 2
 
Ipi250660
Ipi250660Ipi250660
Ipi250660
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
 
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptxEKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
EKONOMI_PERENCANAAN_PEMBANGUNAN.pptx
 
APD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdfAPD Kel 7 (1).pdf
APD Kel 7 (1).pdf
 
Tugas Kuliah Manajemen Pembangunan Indonesia
Tugas Kuliah Manajemen Pembangunan IndonesiaTugas Kuliah Manajemen Pembangunan Indonesia
Tugas Kuliah Manajemen Pembangunan Indonesia
 
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasianPanduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
Panduan fasilitasi musrenbang pengintegrasian
 
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan DaerahUnsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
Unsur pokok perencanaan Pembangunan Daerah
 
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
Agenda dalam Perencanaan Pembangunan Nasional
 
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptxPPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
PPT Ekonomi Regional Kelompok 6.pptx
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH DIINSPEKTORAT...Dani 24...BY.ACHMAD AVANDI,SE,MM.....
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Nasional
 
Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM
Tugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MMTugas MANDI  ACHMADAVANDI,SE,MM
Tugas MANDI ACHMADAVANDI,SE,MM
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi  MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH ,PERANAN PEMBAGUNAN DIPU .LUAchmad avandi
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMMAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
 
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptxSita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
Sita Gusmiati (21102042) Presentasi Teori Pembangunan.pptx
 
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Reformasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.pptadministrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
administrasi-bagi-pembangunan-manajemen-pembangunan.ppt
 
perencaan
perencaanperencaan
perencaan
 
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdfPPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
PPT M.RIDHO TEORI PEMBANGUNAN.pdf
 

Peranan media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah

  • 1. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Didalam melakukan pembangunan, setiap Pemerintaah Daerah memerlukan perencanaan yang akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukannya. Seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi, maka terjadi peningkatan permintaan data dan indikator-indikator yang menghendaki ketersediaan data sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Data dan indikator-indikator pembangunan yang diperlukan adalah yang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Struktur perencanaan pembangunan di Indonesia berdasarkan hirarki dimensi waktunya berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dibagi menjadi perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek (tahunan), sehingga dengan Undang-Undang ini kita mengenal satu bagian penting dari perencanaan wilayah yaitu apa yang disebut sebagai rencana pembangunan daerah, yaitu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP-D), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM-D) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) sebagai kelengkapannya. Perencanaan pembangunan daerah seperti diamanatkan oleh Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SPPN, mewajibkan daerah untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang yang berdurasi waktu 20 (dua puluh) tahun yang berisi tentang visi, misi dan arah pembangunan daerah. Perencanaan ini kemudian dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang berdurasi waktu 5 (lima) tahun, yang memuat 1
  • 2. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, program SKPD dan lintas SKPD, program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Selanjutnya RPJM Daerah dijabarkan dalam perencanaan berdurasi tahunan yang disebut sebagai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Sebagai institusi yang mengemban tugas untuk merencanakan pembangunan daerah baik untuk jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan, Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas perencanaannya sehingga perencanaan bisa sejalan dengan implementasi di lapangan. Posisi yang stategis sebagai perancang blue print pembangunan daerah yang melibatkan berbagai macam pemangku kepentingan (stakeholders), Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu menjalin komunikasi dan sinergi dengan para stakeholders tersebut. Salah satu satu stakeholders yang perannya semakin penting saat ini adalah media massa. Di era komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Media massa sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan program- program pemerintah, termasuk di dalamnya tentang perencanaan pembangunan. Namun, selama ini, masih banyak program-program pemerintah tidak tersampaikan kepada publik dengan baik, apalagi capaian Pemerintah Daerah yang tidak terlihat masyarakat secara langsung. Hal ini karena peran media massa dalam proses perencanaan pembangunan daerah dirasa masih belum optimal. Oleh karena itu perlu diperjelas lagi mengenai peranan media massa dalam dalam proses perencanaan pembangunan sehingga rencana pembangunan pemerintah daerah dapat tersampaikan melalui pemberitaan mengenai kebijakan dan program-program Pemerintah Daerah 2
  • 3. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH oleh media massa dan diterima oleh publik secara luas, jelas, dan benar. Dengan tersosialisasikannya perencanaan pembangunan daerah, ke depan diharapkan akan dihasilkan perencanaan pembangunan daerah yang semakin baik. I.2 RUMUSAN MASALAH Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah: 1. Bagaimana kondisi sosialisasi perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat? 2. Apa saja peran media massa dalam proses perencanaan pembangunan? 1.3 TUJUAN Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi sosialisasi perencanaan pembangunan daerah kepada masyarakat. 2. Untuk mengetahui peran media massa dalam proses perencanaan pembangunan. 3
  • 4. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB II TINJUAN PUSTAKA II.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Menghadapi realitas kehidupan yang menunjukkan adanya kesenjangan kesejahteraan mengakibatkan adanya pekerjaan berat kepada para ahli pembangunan termasuk di dalamnya para pembuat kebijakan. Ini dimaksudkan untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat kesenjangan kesejahteraan, perlu dilakukan upaya pembangunan yang terencana. Upaya pembangunan yang terencana dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yang dilakukan. Lebih jauh lagi berarti perencanaan yang tepat sesuai dengan kondisi di suatu wilayah menjadi syarat mutlak dilakukannya usaha pembangunan. Perencanaan ada sebagai upaya untuk mengantisipasi ketidakseimbangan yang terjadi yang bersifat akumulatif. Artinya perubahan pada suatu keseimbangan awal dapat mengakibatkan perubahan pada sistem sosial yang akhirnya membawa sistem yang ada menjauhi keseimbangan awal. Perencanaan sebagai bagian daripada fungsi manajemen yang bila ditempatkan pada pembangunan daerah akan berperan sebagai arahan bagi proses pembangunan berjalan menuju tujuan di samping itu menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembangunan yang dilaksanakan. Menurut Tjokroamidjojo (1992), perencanaan dalam arti seluas- luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik- baiknya dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efisien dan efektif. 4
  • 5. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Menurut Albert Waterston perencanaan pembangunan didefinisikan sebagai melihat ke depan dengan mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa depan tersebut dengan terus mengikuti supaya pelaksanaan tidak menyimpang tujuan. Berbagai ahli memberikan definisi perencanaan. Bahkan ada yang memberikan pengertian lebih luas contohnya Prof. Jan Tinbergen mengemukakan lebih kepada kebijaksanaan pembangunan (development policy) bukan hanya perencanaan (plans) semata. Perencanaan dapat dilakukan dalam berbagai bidang. Namun tidak semua rencana merupakan perencanaan pembangunan Terkait dengan kebijaksanaan pembangunan maka pemerintah berperan sebagai pendorong pembangunan (agent of development), ini terkait dengan definisi perencanaan yang merupakan upaya institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan di sebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan memiliki ciri khusus yang bersifat usaha pencapaian tujuan pembangunan tertentu. Adapun ciri dimaksud antara lain: 1. Perencanaan yang isinya upaya-upaya untuk mencapai perkembangan ekonomi yang kuat dapat tercermin dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi positif. 2. Ada upaya untuk meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat. 3. Berisi upaya melakukan struktur perekonomian 4. Mempunyai tujuan meningkatkan kesempatan kerja. 5. Adanya pemerataan pembangunan. Dalam prakteknya pelaksanaan pembangunaan akan menemui hambatan baik dari sisi pelaksana, masyarakat yang menjadi obyek pembangunan maupun dari sisi luar semua itu. Lebih rinci alasan diperlukannya perencanaan dalam proses pembangunan sebagai berikut: 5
  • 6. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan memberikan perubahan yang sangat cepat dalam masyarakat. 2. Perencanaan merupakan tahap yang penting apabila dilihat dari dampak pembangunan yang akan muncul setelah proses pembangunan selesai. 3. Proses pembangunan yang dilakukan tentu saja memiliki keterbatasan waktu pelaksanaan, biaya serta ruang lingkup pelaksanaannya. 4. Perencanaan juga dapat berperan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan pembangunan sehingga proses pembangunan yang dilakukan dapat dimonitor oleh pihak-pihak terkait tanpa terkecuali masyarakat. Perencanaan yang baik seperti sebuah perjalanan yang sudah melewati separuh jalan, karena sisanya hanyalah tinggal melaksanakan dan mengendalikan. Apabila dalam pelaksanaannya konsisten, pengendalian yang efektif, dan faktor-faktor pengganggu sedikit atau tidak memberi pembiasan pelaksanaan pembangunan, maka pembangunan dapat dikatakan tinggal menanti waktu untuk mencapai tujuan. Negara besar sekalipun tetap menghadapi berbagai masalah pembangunan yang bertahap harus diselesaikan. Ada berbagai alasan sebagai pendorong untuk melakukan perencanaan seperti menonjolnya kemiskinan, adanya perbedaan kepentingan, keterbatasan sumber daya, sistem ekonomi pasar dan adanya tujuan tertentu yang ditetapkan. Jadi Perencanaan pembangunan menjadi prioritas utama. dalam pembangunan itu sendiri. II.1.1 Aspek Legal Perencanaan Pembangunan Implementasi otonomi daerah dan desentralisasi di Indonesia menuntut perubahan paradigma perencanaan dan keuangan daerah yang bersifat komprehensif mengarah kepada transparansi, akuntabilitas, demokratisasi, desentralisasi dan partisipasi masyarakat. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perencanaan adalah suatu proses untuk 6
  • 7. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Pembangunan dalam UU ini Pembangunan Nasional dimaksud upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) itu sendiri adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah. Tujuan perencanaan pembangunan nasional menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, antara lain: 1. Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan 2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar- daerah, antar-ruang, antar-waktu, antar-fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah 3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan Lebih lanjut proses perencanaan menurut UU Nomor 25 Tahun 2004, yakni: 1. Proses Politik: Pemilihan langsung Presiden dan Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses (publik choice theory of planning) Khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM 2. Proses Teknokratik: Perencanaan yang dilakukan oleh perencana profesional, atau oleh lembaga/unit organisasi yang secara fungsional melakukan perencanaan khususnya dalam pemantapan peran, fungsi dan kompetensi lembaga perencana 3. Proses partisipatif: perencanaan yang melibatkan masyarakat (stakeholders) antara lain melalui pelaksanaan Musrenbang 7
  • 8. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 4. Proses Bottom-Up dan Top-Down: Perencanaan yang aliran prosesnya dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas dalam hierarki pemerintahan. II.1.2 Sistem Perencanaan Pembangunan Reformasi yang dimulai pada tahun 1998 telah memberikan pengaruh pada pergeseran nilai, pembangunan di seluruh wilayah Indonesia. Perubahan nilai yang terjadi setelah reformasi meliputi pergeseran dari sentralistik menjadi desentralistik, dari pendekatan top down menjadi bottom up sudah jelas dampak langsungnya adalah diberikannya kewenangan yang lebih besar kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Kewenangan tersebut dijamin dengan lahirnya Undang- undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang diikuti oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Selanjutnya kedua Undang-undang tersebut disempurnakan menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diikuti Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Sejak diterbitkannya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka substansi dan esensi dari sistem perencanaan pembangunan di tingkat nasional dan daerah menjadi semakin perlu untuk dimantapkan dan disempurnakan, guna lebih menjamin penyelenggaraan pembangunan di pusat dan daerah yang lebih berhasil guna dan berdayaguna. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan (Pasal 2 ayat 2), dengan jenjang perencanaan jangka panjang (25 tahun), jangka menengah (5 tahun) maupun jangka pendek atau tahunan (1 tahun). Setiap daerah (propinsi/kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka 8
  • 9. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, juga dinyatakan bahwa rencana pembangunan adalah penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan presiden/kepala daerah pada saat kampanye ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/Daerah, yang penyusunannya dengan mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional/Daerah. II.1.3 Perencanaan Pembangunan Daerah Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa perubahan yang mendasar dalam penyelenggaraan pemerintahan. Selama ini sistem pemerintahan sangat sentralistik dengan kebijakan yang didominasi oleh pemerintah pusat (top down), sedangkan pada pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi maka kebijakan penyelenggaraan pemerintahan menjadi tanggung jawab daerah sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Perubahan ini menuntut kemampuan Pemerintah Daerah untuk dapat merumuskan kebijakan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah masing-masing. Pemberian kewenangan yang besar kepada daerah dimaksudkan agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan lebih efektif dan efisien sehingga pelayanan kepada masyarakat berjalan lebih baik dan potensi daerah dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu aspek yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama pengelolaan pembangunan adalah perencanaan. Dengan suatu perencanaan yang baik kita dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang baik sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber dana pembangunan lainnya. Melalui perencanaan akan dirumuskan skala prioritas dan kebijaksanaan pembangunan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah dirumuskan terutama peningkatan kesejahteraan masyarakat. 9
  • 10. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Perencanaan Pembangunan Daerah didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor), baik umum (publik) atau pemerintah, swasta , maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya dengan cara secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah, merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah, menyusun konsep strategi bagi pemecahan masalah (solusi), dan melaksanakannya dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan”. II.1.4 Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah Peraturan dan perundangan di era desentralisasi memperlihatkan komitmen politik pemerintah untuk menata kembali dan meningkatkan sistem, mekanisme, prosedur, dan kualitas proses perencanaan dan penganggaran daerah. Ini dilakukan dengan tujuan untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang lebih baik, demokratis, dan pembangunan daerah berkelanjutan. Dalam peraturan dan perundangan baru, penyusunan rencana dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel; konsisten dengan rencana lainnya yang relevan; juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya. 10
  • 11. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Alur dan mekanisme perencanan pembangunan daerah menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat dilihat pada Gambar 2.1. 11
  • 12. Gambar 2.1 Mekanisme Proses Perencanaan Pembangunan Daerah 12 PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
  • 13. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH II.2 MEDIA MASSA Media Massa (Mass Media) adalah chanel, media/medium, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). L. John Martin pula berpendapat bahwa media massa merujuk kepada alat yang mewujudkan interaksi sosial, politik, dan ekonomi dalam ukuran yang lebih moden. Media haruslah menyampaikan maklumat dan mendidik masyarakat serta menjadi media perantara dalam bermasyarakat (Vir Bala Aggarwal, 2002: xvii). Dalam sistem demokrasi, media merupakan sumber primer dalam komunikasi massa (Md Sidin Ahmad Ishak, 2006: 7) dimana komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari komunikasi melalui media massa (communicate with media). Media massa pada masa kini telah melalui arus globalisasi dimana media kini bersifat universal dan. Jenis dan fungsinya juga semakin canggih sejalan dengan perkembangan arus modenisasi pada masa kini. Menurut John Ryan media massa tidak dapat terpisahkan dari institusi yang lain dalam masyarakat (1999 : 23). Yang termasuk media massa terutama adalah suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film sebagai The Big Five of Mass Media (Lima Besar Media Massa), juga internet (cybermedia, media online). II.2.1 Jenis Media Massa: Media massa dapat diklasifikasikan kepada dua kategori yaitu: 1. Media Massa Cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi a. koran atau suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), b. tabloid (1/2 broadsheet), c. majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), d. buku (1/2 majalah), 13
  • 14. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH e. newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan f. buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature. 14
  • 15. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, internet dan film. Media massa juga dapat dikategorikan berdasarkan timeline, yaitu: 1. Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara tradisional media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar, majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui saluran tertentu. c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima. d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit. 2. Media massa modern, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan sosial budaya, telah berkembang media- media lain yang kemudian dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti: a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya) b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual c. Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu d. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam 15
  • 16. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH e. Penerima yang menentukan waktu interaksi II.2.2 Teori-Teori Media Massa Teori fungsionalisme bermula dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Robert Marton (1949) dengan apa yang disebut paradigma (Hasmah Zainuddin, 2006 : 99). Asas fungsionalisme merujuk kepada masyarakat yang mempunyai sistem kompleks yang tinggi dan aktivitas saling berinteraksi, bekerjasama dalam keseimbangan demi menjamin kemantapan dalam susunan. Analisis fungsionalisme menunjukkan bagaimana fenomena akhir-akhir ini memberikan kesan yang mengarah pada kestabilan dan penguatan sistem. Analisis fungsi dalam komunikasi massa berpihak pada peranan media sendiri dalam memperbaiki susunan sosial dalam mengukuhkan keseimbangan dalam masyarakat (Hasmah Zainuddin, 2006 : 99). Fungsionalisme mengganggap bahwa media harus diselidiki secara empiris untuk membuat penilaian sama ada media dapat berfungsi dengan baik ataupun tidak. Teori interaksionisme melihat interaksi masyarakat dalam mendapatkan suatu kabar. Jika ditinjau pada teori interaksionisme ini, terdapat interaksi dalam mendapatkan suatu berita. Contohnya bagaimana para wartawan ingin mendapatkan sesuatu berita. Para wartawan akan memintai keterangan dari saksi yang melihat sesuatu kejadian ataupun jika ingin mendapatkan klarifikasi dari pihak yang bertanggunngjawab. Para wartawan akan menganalisis setiap berita yang diperolehnya tersebut benar atau salah jika melibatkan saksi kejadian dan juga peristiwa yang lain. Peranan yang dimainkan oleh wartawan juga bisa dianggap sebagai pihak tengah karena mereka akan berusaha untuk mendapatkan suatu berita dengan cara berinteraksi dengan orang lain. Begitu juga dengan bagian media massa yang lain seperti televisi, bidang pengacaraan dalam suatu program dapat melahirkan acara yang mampu berinteraksi dengan orang lain. Bagi teori ini, interaksi perkara yang penting untuk mendapatkan sesuatu berita dan juga menilai berita tersebut benar ataupun salah. 16
  • 17. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Dalam teori konflik, peranan media massa dapat dilihat dari segi sosial. Terdapat 2 aliran dalam teori ini yaitu faktor ekonomi yang dipelopori oleh Max Webber dan juga faktor keagamaan serta faktor pembentukan masyarakat oleh Webber. Peranan dalam media massa dapat diambil dalam faktor pembentukan masyarakat oleh Webber. Teori konflik ini berlaku apabila sedang ada krisis dalam masyarakat. Jika setiap struktur tidak menjalankan fungsi dengan sempurna akan menghasilkan konflik. Dalam media massa, konflik juga bisa berlaku. Apabila media massa gagal dalam menjalankan fungsinya sendiri maka akan terjadi konflik. Sebagai contoh, penggunaan surat kabar sebagai media untuk menjatuhkan orang lain dan berita salah yang telah memberikan pandangan negatif masyarakat terhadap media massa. Jika ini tidak dikendalikan akan menghasilkan kasus. II.2.3 Peran Media Massa Denis McQuail (1987) mengemukakan sejumlah peran yang dimainkan media massa selama ini, yakni: 1. Industri pencipta lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain utamanya dalam periklanan/promosi. 2. Sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan inovasi masyarakat. 3. Lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat. 4. Wahana pengembangan kebudayaan –tatacara, mode, gaya hidup, dan norma. 5. Sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat. II.2.4 Karakteristik Media Massa 1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak. 17
  • 18. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan pendengarnya orang banyak (masyarakat umum). 3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam per hari. 4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara atau jadwal terbit. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada publik. II.2.5 Fungsi Media Massa Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut. Harold D. Laswell: 1. Informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate) 3. Menghibur (to entertain) Wright: 1. Pengawasan (Surveillance) – terhadap ragam peristiwa yang dijalankan melalui proses peliputan dan pemberitaan dengan berbagai dampaknya – tahu, panik, terancam, gelisah, apatis, dsb. 2. Menghubungkan (Correlation) – mobilisasi massa untuk berpikir dan bersikap atas suatu peristiwa atau masalah. 3. Transmisi Kultural (Cultural Transmission) – pewarisan budaya, sosialisasi. 4. Hiburan (Entertainment). 18
  • 19. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH De Vito: 1. Menghibur 2. Meyakinkan – e.g. iklan, mengubah sikap, call for action. 3. Menginformasikan 4. Menganugerahkan status – menunjukkan kepentingan orang-orang tertentu; name makes news. “Perhatian massa = penting”. 5. Membius – massa terima apa saja yang disajikan media. 6. Menciptakan rasa kebersatuan –proses identifikasi. II.2.6 Pengaruh media massa Menurut Karl Erik Rosengren pengaruh media cukup kompleks, dampak bisa dilihat dari: 1. skala kecil (individu) dan luas (masyarakat) 2. kecepatannya, yaitu cepat (dalam hitungan jam dan hari) dan lambat (puluhan tahun/ abad) dampak itu terjadi. Pengaruh media bisa ditelusuri dari fungsi komunikasi massa, Harold Laswell pada artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model sederhana yang sering dikutip untuk model komunikasi hingga sekarang, yaitu : 1. Siapa (who) 2. Pesannya apa (says what) 3. Saluran yang digunakan (in what channel) 4. Kepada siapa (to whom) 5. Apa dampaknya (with what effect) Model ini adalah garis besar dari elemen-elemen dasar komunikasi. Dari model tersebut, Laswell mengidentifikasi tiga dari keempat fungsi media. II.2.7 Fungsi-fungsi media massa 1. Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan. 19
  • 20. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah. 3. Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan. 4. Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi). II.2.8 Pengaruh media massa pada pribadi Secara perlahan-lahan namun efektif, media membentuk pandangan pemirsanya terhadap bagaimana seseorang melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari Pertama, media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu - dan gambaran ini banyak dipengaruhi dari apa yang pemirsa lihat dari media. Kedua, penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut, dimana kehidupan keluarga ilustrasi itu terlihat begitu sempurna sehingga kesalahan mereka menjadi menu pembicaraan sehari-hari pemirsanya, atau mereka mulai menertawakan prilaku tokoh yang aneh dan hal-hal kecil yang terjadi pada tokoh tersebut. Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Contohnya anak-anak kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney. Bagi pemirsa 20
  • 21. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH dewasa, proses pengidolaaan ini terjadi dengan lebih halus, mungkin remaja ABG akan meniru gaya bicara idola mereka, meniru cara mereka berpakaian. Sementara untuk orang dewasa mereka mengkomunikasikan gambar yang mereka lihat dengan gambaran yang mereka inginkan untuk mereka secara lebih halus. Mungkin saat kita menyisir rambut kita dengan cara tertentu kita melihat diri kita mirip "gaya rambut lupus", atau menggunakan kacamata a'la "Catatan si Boy". Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya. Penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi mendukung pemirsanya menjadi lebih baik atau mengempiskan kepercayaan dirinya. Media bisa membuat pemirsanya merasa senang akan diri mereka, merasa cukup, atau merasa rendah dari yang lain . 21
  • 22. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB III PEMBAHASAN III.1 KONDISI SOSIALISASI PRENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA MASYARAKAT Didalam era demokrasi dewasa ini proses partisipasi public merupakan tolok ukur bagi pemerintah dalam pelaksanaan pemerintahan. Bahkan, Issu partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik tersebut juga telah menjadi issu global hal tersebut ditandai dengan munculnya issu Good Governance dalam mengelola kebijakan sebuah negara . M.M Billah menyatakan good governance dapat diartikan sebagai tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan, atau mempengaruhi masalah publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu didalam tindakan dan kehidupan keseharian. Berdasarkan pendapat ahli dan kriteria good governance, maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi dan transparansi publik merupakan elemen yang penting bagi pencapaian tujuan pembangunan dan demokratisasi nasional. Pemerintah menanggapi berkembangannya issu tersebut dengan meluncurkan berbagai macam regulasi guna menjamin partisipasi masyarakat didalam pembangunan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Pembangunan merupakan sebuah proses yang terencana yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu proses yang paling penting adalah perencanaan pembangunan. Oleh karena itu didalam proses perencanaan peran serta masyarakat mutlak diperlukan sebab didalam pembangunan masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan saja tetapi juga subjek pembangunan. Di dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan tersebut diatas telah dinyatakan didalam Bab II 22
  • 23. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 4 Huruf d yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan bertujuan untuk mengoptimalkan partipasi masyarakat. Dengan demikian, Undang-Undang tersebut telah menjamin bahwa dalam setiap langkah perencanaan pembangunan baik ditingkat pusat maupun daerah partisipasi masyarakat wajib untuk didengar dan dipertimbangkan oleh pemerintah. Didalam kaitannya dengan proses pembangunan nasional untuk perencanaan pembangunan yang dituangkan didalam tahapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana kerja Pembangunan (RKP) dan APBN/D merupakan bagian dari sebuah kebijakan publik yang dikuatkan dengan Undang-Undang atau Perda. Produk-produk dokumen perencanaan tersebut merupakan bagian dari kebijakan publik sebab implikasi dari produk-produk perencanaan tersebut adalah masyarakat karena pada hakekatnya pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyakat. Hal tersebut sesuai dengan intisari dari kebijakan publik, bahwa dokumen- dokumen perencanaan pembangunan menetapkan tindakan-tindakan pemerintah dimasa datang, mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas serta senantiasa ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat. Perencanaan pembangunan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat tidak akan berhasil tanpa peran serta masyarakat didalam pembuatan perencanaan tersebut. Menyadari akan pentingnya peran serta masyarakarakat, pemerintah mengharuskan didalam pembuatan perencanaan pembangunan baik pusat maupun daerah dilakukan musyawarah secara berjenjang dari tingkat bawah (bottom up). Proses tersebut diawali dengan Musrenbang desa, Musrenbang kecamatan, Musrenbang Kabupaten dan Musrenbang Provinsi dengan tujuan untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat sesuai dengan amanat undang- undang. Jalur musrenbang dapat dikatakan sebagai jalur utama didalam menyalurkan aspirasi dan peran serta masyarakat didalam penentuan perencanaan pembangunan. Melalui jalur inilah mayoritas aspirasi 23
  • 24. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH masyarakat disalurkan sebagai masukkan bagi proses perencanaan pembangunan selanjutnya. Walaupun dikatakan sebagai jalur utama aspirasi masyarakat, aspirasi yang disampaikan dijalur ini juga dapat dikatakan sebagai jalur yang paling lemah pada proses perumusan agenda dan usulan kegiatan. Masyarakat tidak banyak tahu seberapa besar peluang usulannya yang ditampung dan ditindaklanjuti dalam proses pembangunan atau seberapa besar persentase kegiata-kegiatan yang tertuang didalam dokumen perencanaan yang berasal dari aspirasi musrenbang. Inilah problem utama partisipasi masyarakat yang dihadapi didalam proses kebijakan penentuan perencanaan pembangunan di Indonesia. Jika dilihat lebih lanjut maka penyebab lemahnya aspirasi masyarakat tersebut dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu : 1. Eksternal, yang dimaksud adalah kondisi diluar system birokrasi pemerintah yaitu masyarakat umum, antara lain: a. Sistem Perencanaan Pembangunan yang disusun dengan jadual yang ketat mengakibatkan masyarakat tidak mempunyai cukup waktu untuk menyampaikan seluruh aspirasinya b. Aparat birokrasi yang paling bawah ditingkat desa / kelurahan maupun kecamatan tidak memperoleh informasi yang cukup tentang program-program kabupaten / kota. Ada dua kemungkinan penyebab hal tersebut terjadi yaitu karena mereka tidak memperoleh informasi yang cukup dari kabupaten / kota atau mereka sendiri tidak ingin tahu perencanaan pembangunan daerah. c. masih besarnya dominasi program-program pemerintah kabupaten, provinsi atau pemerintah pusat (top down) didalam menentukan kebijakan, program dan kegiatan didalam perencanaan pembangunan d. terpisahnya jalur perencanaan kegiatan dan keuangan menyebabkan akses masyarakat untuk menentukan anggaran menjadi sangat terbatas e. masyarakat tidak mempunyai mekanisme untuk memantau aspirasi mereka untuk sampai pada usulan rencana penganggaran. 24
  • 25. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. Internal, yang dimaksud adalah kondisi didalam system birokrasi pemerintah. Guna meningkatkan peran serta masyarakat di dalam penyusunan perencanaan pembangunan adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan kapasitas dan pengetahuan didalam penyusunan perencanaan pembangunan sebaiknnya dilakukan secara berkesinambungan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan penyusunan perencanaan pembangunan terhadap tokoh-tokoh masyarakat di pedesaan. 2. Diperlukan sosialisasi dokumen perencanaan pembangunan daerah sampai ketingkat pemerintahan yang paling bawah sehingga masyarakat dapat mengetahui program-program pembangunan pemerintah melalui pengoptimalan peran media massa. 3. Perbaikan sistem perencanaan pembangunan dengan memberikan akses bagi masyarakat untuk merencanakan keuangan. 4. Perbaikan sistem perencanaan pembangunan dengan membuat sistem pemantuan aspirasi masyarakat sehingga masyarakat tahu sampai sejauh mana aspirasi mereka dapat diterima oleh pemerintah. III.2 PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH III.2.1 Peran Komunikasi dalam Pembangunan Konsep komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan- keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai 25
  • 26. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan. Dalam karyanya, Schramm (1964) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan nasional, yaitu : 1. menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang pembangunan nasional,agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan akan perubahan,kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional. 2. memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang membuat keputusan mengenai perubahan, member kesempatan kepada para pemimpin masyarakat untuk memimpin dan mendengarkan pendapat rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah ke atas. 3. mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang dewasa,hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis, hingga keterampilan teknis yang mengubah hidup masyarakat. Media massa menurut Schramm secara sendirian atau bersama lembaga lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut : 1. Sebagai pemberi informasi. Tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi secara cepat dan tepat waktu seperti yang diharapkan oleh suatu negara yang sedang membangun. 2. Pembuatan Keputusan. Dalam hal ini media massa berperan sebaga ipenunjang karena fungsi ini menuntut adanya kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang sedang diperbincangkan. 3. Sebagai Pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan sendiri oleh media massa,sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan dengan 26
  • 27. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH komunikasi antar pribadi. Misalkan program-program pendidikan luar sekolah, atau siaran pendidikan. Peran lain bagia media massa menurut Schramm, antara lain : 1. Meluaskan wawasan masyarakat 2. Memfokuskan perhatian masyarakat kepada pembangunan 3. Meningkatkan aspirasi 4. Membantu mengubah sikap dan praktek yang dianut 5 .Memberi masukan untuk saluran komunikasi antar pribadi 6. Memberi status. 7. Memperlebar dialog kebijakan 8. Menegakkan norma-norma soaial 9. Membantu membentuk selera 10. Mempengaruhi nilai-nilai yang kurang teguh dianut dan menyalurkan sikap yang lebih kuat. Gambaran pemikiran Schramm mengenai peranan komunikasi dalam pembangunan sebagai berikut : 27
  • 28. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Gambar 3. 1 Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan Hedebro (1979) mendaftar 12 peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, antara lain: 1. Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilku yang menunjang modernisasi. 3. Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru, mulai daribaca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga reparasimobil. 4. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan. 5. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah- olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis yang ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile. 28
  • 29. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata. 7. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi 8. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan bermasyarakat. 9. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawakan pengetahuan kepada massa.Mereka yang beroleh informasi, akan menjadi orang yang berarti, dan parapemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-oranglain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi. 10. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai seuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal. 11. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkanaktivitas politik. 12. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program- program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk. 13. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self- perpetuating). III.2.2 Peran Media Massa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah Media merupakan unsur penting dan strategis dalam menentukan serta mendorong proses perubahan ke arah pengembangan demokrasi dan tata kelola kepemerintahan yang baik di Indonesia. Sasaran menuju pencapaian “good local governance” akan ditentukan juga oleh sejauhmana peran dan kontribusi media dalam proses-proses tersebut, termasuk juga pada tahapan proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang meliputi aspek-aspek : 29
  • 30. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH • Wawasan ke depan (visionary); • Keterbukaan dan transparansi (openness and transparency); • Partisipasi masyarakat (participation); • Tanggung gugat (accountability); • Supremasi hukum (rule of law); • Demokrasi (democracy); • Profesionalisme & kompetensi (professionalism and competency); • Daya tanggap (responsiveness); • Keefisienan dan keefektifan (efficiency and effectiveness); • Desentralisasi (decentralization); • Kemitraan dengan dunia usaha swasta & masyarakat (private sector and civil society partnership); • Komitmen pada pengurangan kesenjangan (commitment to reduce inequality); • Komitmen pada lingkungan hidup (commitment to environmental protection); dan • Komitmen pada pasar yang fair (commitment to fair market). Adapun jenis dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah yang wajib dimiliki oleh setiap daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan adalah: • RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) • RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) • Renstra SKPD (Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah) • RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) • Renja SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah) • KUA (Kebijakan Umum APBD) • PPAS (Prioritas dan Plafond Anggaran Sementara) • RKA-SKPD (Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah) • RAPBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) • APBD (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) KUA, PPAS, RKA-SKPD, dan RAPBD merupakan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam rangka proses penyusunan APBD. 30
  • 31. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Gambar 3.2 Alur Prencanaan Pembangunan Daerah Peran pers dan media dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dilakukan melalui pemantauan, investigasi, advokasi, pengumpulan pendapat masyarakat (pooling), evaluasi, kritik/komentar, pengawalan dan penyebarluasan informasi serta memberi ruang bagi masyarakat banyak dalam menyampaikan opini. Peran dan fungsi media terkait proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara lain: 1. Meningkatkan wawasan masyarakat dengan cara mensosialisasikan visi dan misi pembangunan baik di tingkat nasional, regional (provinsi), maupun lokal (kabupaten/kota), serta berbagai kebijakan pokok yang tertuang dalam dokumen perencanaan daerah. 31
  • 32. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makna dan tanggung jawab pembangunan di daerahnya, sehingga mendorong partisipasi mereka dalam proses perencanaan/pelaksanaan/pengawasan pembangunan serta pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. 3. Meningkatkan keterbukaan dan transparansi dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai informasi dan agenda daerah berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan, serta produk-produk perencanaan dan penganggaran yang menyangkut kepentingan publik. 4. Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemikiran masyarakat melalui kegiatan jarring aspirasi (pooling pendapat) masyarakat berkaitan dengan isu-isu strategis daerah, harapan masyarakat, dan substansi- substansi rencana pembangunan daerah. 5. Meningkatkan akuntabilitas proses perencanaan dengan mempublikasikan pelaksanaan proses-proses perencanaan serta hasil-hasil rumusan materi rencana dan kebijakan daerah untuk dikritisi dan ditanggapi masyarakat lainnya. 6. Meningkatkan demokratisasi dan komitmen daerah terhadap pengurangan kesenjangan melalui evaluasi, kritik, dan pengawalan terhadap isu-isu pembangunan yang terkait kepentingan masyarakat marginal dan masalah kesenjangan pembangunan. 7. Meningkatkan supremasi hukum melalui investigasi, pengkajian, dan advokasi terhadap proses perumusan kebijakan publik dan penganggaran daerah. 8. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan melalui pemantauan dan pengawasan, kajian dan kritik/masukan, sosialisasi/penyebarluasan informasi seluruh proses perencanaan dan penganggaran pembangunan serta hasil-hasil yang dicapai. Komitmen dan kualitas media/jurnalisme dalam mencermati perencanaan dan penganggaran, didasarkan atas beberapa elemen, antara lain: 32
  • 33. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH • kebenaran informasi • loyalitas jurnalis yang didedikasikan kepada masyarakat • kedisiplinan dalam melakukan verifikasi • independensi • komitmen memantau kekuasaan • mengadvokasi masyarakat yang ter-marginalisasi • orientasi pada “public interest” • cara penyajian yang memikat dan relevan • analisis yang proporsional dan komprehensif • berpegang pada hati nurani Agar fungsi dan peranan media tersebut dapat dimainkan dengan lebih efektif dan efisien, maka media perlu memahami dengan baik proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, materi/substansi pokok berbagai dokumen perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, serta payung hukum yang menjadi acuannya. Aspek legalitas yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi partisipasi publik dan peran media dalam proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara lain: o Undang-Undang No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya pasal 9 s/d 12, pasal 16 s/d 18, dan pasal 22 s/d 27. o Undang-Undang No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah (pasal 150- 151) o Undang-Undang No. 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan (pasal 52 dan pasal 53) o Peraturan Pemerintah No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (pasal 12 dan pasal 13) o Peraturan Pemerintah No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (pasal 17) o Peraturan Pemerintah No. 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (pasal 4, 5, 10,12,15, 23) 33
  • 34. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH o Peraturan Pemerintah No 3/2007 tentang LPPD, LKPJ, dan Informasi LPPD kepada Masyarakat (pasal 27) o Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13/2006 SEB Meneg PPN/Kepala BAPPENAS dan MENDAGRI Nomor 0008/M.PPN/01/2007-050/264A/SJ tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musrenbang 2007 34
  • 35. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PENUTUP IV.1 KESIMPULAN Sebagai institusi yang mengemban tugas untuk merencanakan pembangunan daerah baik untuk jangka panjang, jangka menengah, maupun tahunan, Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas perencanaannya sehingga perencanaan bisa sejalan dengan implementasi di lapangan. Pemerintah Daerah dituntut untuk selalu menjalin komunikasi dan sinergi dengan para stakeholders. Salah satu satu stakeholders yang perannya semakin penting saat ini adalah media massa. Di era komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan. Media massa sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan program-program pemerintah, termasuk di dalamnya tentang perencanaan pembangunan. Peran dan fungsi media terkait proses perencanaan dan penganggaran pembangunan daerah, antara lain: 1. Meningkatkan wawasan masyarakat dengan cara mensosialisasikan visi dan misi pembangunan baik di tingkat nasional, regional (provinsi), maupun lokal (kabupaten/kota), serta berbagai kebijakan pokok yang tertuang dalam dokumen perencanaan daerah. 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap makna dan tanggung jawab pembangunan di daerahnya, sehingga mendorong partisipasi mereka dalam proses perencanaan/pelaksanaan/pengawasan pembangunan serta pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. 3. Meningkatkan keterbukaan dan transparansi dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai informasi dan agenda 35
  • 36. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH daerah berkaitan dengan proses perencanaan pembangunan, serta produk-produk perencanaan dan penganggaran yang menyangkut kepentingan publik. 4. Meningkatkan partisipasi dan kontribusi pemikiran masyarakat melalui kegiatan jarring aspirasi (pooling pendapat) masyarakat berkaitan dengan isu-isu strategis daerah, harapan masyarakat, dan substansi- substansi rencana pembangunan daerah. 5. Meningkatkan akuntabilitas proses perencanaan dengan mempublikasikan pelaksanaan proses-proses perencanaan serta hasil-hasil rumusan materi rencana dan kebijakan daerah untuk dikritisi dan ditanggapi masyarakat lainnya. 6. Meningkatkan demokratisasi dan komitmen daerah terhadap pengurangan kesenjangan melalui evaluasi, kritik, dan pengawalan terhadap isu-isu pembangunan yang terkait kepentingan masyarakat marginal dan masalah kesenjangan pembangunan. 7. Meningkatkan supremasi hukum melalui investigasi, pengkajian, dan advokasi terhadap proses perumusan kebijakan publik dan penganggaran daerah. 8. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintah daerah dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan melalui pemantauan dan pengawasan, kajian dan kritik/masukan, sosialisasi/penyebarluasan informasi seluruh proses perencanaan dan penganggaran pembangunan serta hasil-hasil yang dicapai. 36
  • 37. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB I .................................................................................................. 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1 I.1 LATAR BELAKANG 1 I.2 RUMUSAN MASALAH 3 1.3 TUJUAN 3 BAB II ................................................................................................. 4 TINJUAN PUSTAKA .............................................................................. 4 II.1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 4 II.1.1 Aspek Legal Perencanaan Pembangunan ............................. 6 II.1.2 Sistem Perencanaan Pembangunan ...................................... 8 II.1.3 Perencanaan Pembangunan Daerah ..................................... 9 II.1.4 Mekanisme Perencanaan Pembangunan Daerah ................. 10 II.2 MEDIA MASSA 13 II.2.1 Jenis Media Massa: ............................................................ 13 II.2.2 Teori-Teori Media Massa .................................................. 16 II.2.3 Peran Media Massa ........................................................... 17 II.2.4 Karakteristik Media Massa ................................................. 17 II.2.5 Fungsi Media Massa .......................................................... 18 II.2.6 Pengaruh media massa ..................................................... 19 II.2.7 Fungsi-fungsi media massa .............................................. 19 II.2.8 Pengaruh media massa pada pribadi ................................. 20 BAB III .............................................................................................. 22 PEMBAHASAN ................................................................................... 22 III.1 KONDISI SOSIALISASI PRENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PADA MASYARAKAT 22 1
  • 38. PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH III.2 PERAN MEDIA MASSA DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 25 III.2.1Peran Komunikasi dalam Pembangunan ........................................................................................ 25 III.2.2Peran Media Massa dalam Perencanaan Pembangunan Daerah ............................................................................. 29 BAB IV .............................................................................................. 35 PENUTUP .......................................................................................... 35 IV.1 KESIMPULAN 35 Gambar 2.1 ...................................................................................... 12 Mekanisme Proses Perencanaan Pembangunan Daerah ..................... 12 Gambar 3. 1 ..................................................................................... 28 Peranan Komunikasi Dalam Pembangunan........................................ 28 Gambar 3.2 ...................................................................................... 31 Alur Prencanaan Pembangunan Daerah............................................. 31 2