Bahasa merupakan alat yang begitu penting bagi manusia yang perananya tidak perlu dirgukan lagi, hal ini dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari, tapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.
2. RUANG LINGKUP EYD
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat yang begitu penting bagi manusia yang perananya tidak perlu
dirgukan lagi, hal ini dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan
sehari hari, tapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan
praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.
Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karena mereka
memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai
hal dalam bidang ilmu yang mereka pelajari
Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang
ada empat, yaitu pertama sebagai alat berkomunikasai, kedua sebagai alat mengekspresikan diri,
ketiga sebagai alat berintegrasi dan beradaftasi sosial, ke empat sebagai alat kontrol sosial.
Di Indonesia sendiri penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan, dan dalam
penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat perlu,
karna ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa terutama bahasa tulis.
1.2
Rumusan Masalah
Bagaimana pengertian Ejaan yang disempurnakan
Bagaimana ruang lingkup ejaan yang disempurnakan
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
1.3
1
Tujuan Penelitian
Untuk Mengetahui pengertian EYD
Untuk Mengetahui ruang lingkup ejaan yang disempurnakan
3. BAB II
KAJIAN TEORI
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.
2.1 Pendapat Ilmuan
1. Harimurti Kridalaksana
Perubahan ejaan adalah bahwa pembakuan ejaan merupakan bagian dari pembinaan kebudayaan.
Dan pembinaan kebudayaan adalah bagian dari pembangunan. Dengan alasan ini, maka “tak seorang pun
dirugikan” dan tak ada sektor pembangunan yang dihambat dengan ejaan baru.
Harimurti menutup esainya dengan kalimat-satu-paragraf yang di kutip lengkap berikut ini:
“Masalah ejaan baru adalah masalah yang sangat sederhana, kita tak perlu membesar-besarkan apa yang
tak besar dan tak usah mencari-cari apa yang tak ada.”
2. Menurut Zaenal A. dan Amran Tasai (2003: 170)
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara
teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
3. Abdul Chaer (1998: 36)
Menjelaskan pada hakekatnya ejaan itu tidak lain dari konvensi grafis, perjanjian di antara
anggota masyarakat pemakai suatu bahasa untuk menuliskan bahasanya. Biasanya ejaan itu bukan hanya
soal pelambangan fonem dengan huruf saja, tetapi juga mengatur tata cara penulisan kata dan kalimat,
beserta dengan tanda-tanda bacanya.[3] Termasuk di dalamnya: penulisan kata dasar, kata turunan, kata
ulang, gabungan kata, kata depan dan partikel lain, angka dan bilangan; serta penulisan unsur serapan atau
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
pungutan.
2
4. BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun
dari segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan sejarah
perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
1. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia lahir dalam awal tahun dua puluhan.
Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia. Sebagai
tindak lanjutnya, pada tanggal 19 maret 1947 dikeluarkanlah SK No. 246/Bhg. A/47 tentang
ejaan oleh mentri pengajaran, pendidikan dan kebudayaan saat itu, Yang hasilnya Ejaan
Suwandi.
2. Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka muncul ejaan yang menggantikan, yaitu
ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai tahun 1947 sampai tahun 1972.
3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai sekarang. Ejaan ini merupakan
penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(EYD) diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya “Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan”.
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
4. Ejaan yang berlaku sekarang
3
Sesudah kemerdekaan negara Republik Indonesia, dirasakan banyak hal yang kurang
praktis terkait dengan ejaan bahasa yang ada saat itu. Oleh karenanya dianjurkan adanya
perubahan ejaan agar bahasa indonesia lebih menginternasionalkan menyangkut aturan-aturan
atau kaidah-kaidah penulisannya.
3.2 Pengertian EYD
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak tahun 1972.
Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah
seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda
5. baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata
mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan
adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu
lalulintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi ramburambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk
hubungan antara pemakai bahasa dengan ejaan.
3.3 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (Eyd)
Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu :
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan dan
5. Pemakaian Tanda Baca
1) Pemakaian Huruf
Ejaan bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak
menggunakan huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26
buah.
a. Huruf Abjad
setiap huruf disertakan disebelahnya.
No
Huruf
Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M N
O
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
je
ka
el
em
en
o
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut. Nama
4
6. No
16
19
20
21
22
23
24
25
26
Q
R
S
T
U
V W
X
Y
Z
p
q
r
s
t
u
v
w
x
y
z
pe
Nama
18
P
Huruf
17
ki
er
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, i, u, e, dan
o. Contoh pemakaian huruf vokal dalam kata
Huruf Vokal
a
i
u
e
o
Di awal
api
itu
ulang
enak
oleh
Di tengah
padi
simpan
lusa
Petak
soreh
Di akhir
pipa
murni
ibu
ide
radio
c. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia adalah huruf yang selain
huruf vokal yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan
oi.Contoh pemakaian dalam kata
au
oi
ain
aula
-
Di tengah
5
ai
Di awal
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Huruf Diftong
syaitan
saudara
Di akhir
pandai
harimau
boikot
amboi
e. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu : kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Contoh pemakaian dalam kata
7. Gabungan Huruf
kh
ng
ny
sy
Di awal
Khusus
Ngili
Nyata
Syarat
Di tengah
Akhir
Bangun
Konsonan
Di akhir
Tarikh
Hanyut
Senang
Isyarat
-
arasy
2) Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD, yaitu:
Penulisan huruf besar dan
Penulisan huruf miring.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :
a. Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya :
Dia menulis surat di kamar.
Tugas bahasa Indonesia sudah dikerjakan.
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya :
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?”.
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua tingkat.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan,
kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya :
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang.
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan , keturunan, keagamaan yang
diikuti nama orang. Misalnya :
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang,
pengganti nama orang tertentu, nama instansi, dan nama tempat. Misalnya :
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
6
8. Dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
Bapak Gubernur Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya :
Ibrahim Naki
Nofayanti
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan nama bahasa. Misalnya :
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriyah hari Jumat
bulan Desember hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri. Misalnya :
Laut Jawa Jazirah Arab
Asia Tenggara Tanjung Harapan
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah,
ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali terdapat kata penghubung. Misalnya :
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Misalnya :
7
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya :
Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda sholat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. Misalnya
:
Dr. Ibrahim Naki
9. Abdul Manaf Husain, S.H
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di dalam judul, majalah, surat kabar, dan
karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata penghubung. Misalnya :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
b. Penulisan Huruf Miring
Huruf miring digunakan untuk :
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya :
Buku Negara kertagama karangan Prapanca.
Majalah Suara Hidayatullah sedang dibaca.
Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2) Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata. Misalnya :
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3) Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing. Misalnya :
Politik devideet et impera pernah merajalela di Indonesia.
3) Penulisan Kata
1) Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai
suatu kesatuan. Misalnya :
Dia teman baik saya.
2) Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu :
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya :
Membaca
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
8
10. Menulis
Terdengar
memasak.
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata. Misalnya :
Bertepuk tangan
Sebar luaskan.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran,
kata itu ditulis serangkai. Misalnya :
Menandatangani
Keanekaragaman.
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
ditulis serangkai. Misalnya :
Antarkota
Mahaadil
Prakata.
3) Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis jenis kata ulang
yaitu :
Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya :
Laki : Lelaki
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan. Misalnya:
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Laki : Laki-laki
9
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem. Misalnya :
Sayur : Sayur-mayur
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat imbuhan. Misalnya :
Main : Bermain-main
4) Gabungan Kata
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya
pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya :
11. Mata kuliah
Orang tua.
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang menimbulkan kemungkinan salah baca saat
diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya :
Ibu-bapak
Pandang-dengar
Gabugan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai. Misalnya :
Daripada
Sekaligus
Bagaimana
Barangkali.
5) Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata
ganti ku, mu, nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya :
Kubaca
Kaupinjam
Bukuku
Tasmu
Sepatunya
6) Kata Depan (di, ke, dari)
gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. Misalnya :
Jangan bermian di jalan
Saya pergi ke kampung halaman
Dewi baru pulang dari kampus.
7) Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya :
Nama si pengrimi surat tidak jelas
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada
10
12. 8) Partikel
Partikel merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas
atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel sebagai berikut :
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apatah gerangan salahku?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah
menyatu.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut pergi.
Partikel per yang berarti memulai, dari dan setiap. Partikel per ditulis terpisah dengan bagianbagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per semester.
9) Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu kata atau lebih.
Misalnya : dll = dan lain-lain
yth = yang terhormat
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya : SIM = Surat Izin Mengemudi dan IKIP = Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
10) Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang lazim digunakan , yaitu : (1) Angka
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.
11
Lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1) Bilangan utuh. Misalnya : 15 dan lima belas
2) Bilangan pecahan. Misalnya : ¾ dan tiga perempat
3) Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II dan Abad ke-2
4) Kata bilagan yang mendapat akhiran –an. Misalnya : tahun 50-an dan lima puluhan
5) Angka yang menyatakan bilagnan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan 210 juta rupiah.
13. 6) Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan
supaya tidak diletakkan di awal kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya
sama.
Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak lulus. (benar) dan 25 siswa SMA 1 tidak lulus.
(salah)
7) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau pemaparan. Misalnya :
Amir menonton pertunjukan itu selama dua kali.
4) Penulisan Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa Indonesia, sebagian ahli bahasa
Indonesia menganggap belum stabil dan konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa
Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan
kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai
dengan aturan yang telah diterapkan.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a)
konsep yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b) unsur
asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili dalam bahasa
Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam bahasa Indonesia. sebaliknya
apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur yang mewakili konsep tersebut, maka
penyerapan unsur asing itu tidak perlu diterima.
Menerima unsur asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa
Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing merupakan hal
karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap
penutur bahasa berbeda-beda anatar satu dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi
saling mempengaruhi yang biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur
bahasa Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari bahasa
asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal adanya konsep “bambu” dan
“sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia itu dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan
dua bagian, yaitu :
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal itu terjadi
12
14. •
Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan
maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu
: editor, civitas academica, de facto, bridge.
•
Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa
Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong
secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
5) Pemakaian Tanda Baca
Tanda Titik (.)
Penulisan tanda titik di pakai pada :
Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
Akhir singkatan nama orang.
Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga
hurus atau lebih dipakai satu tanda titik saja.
Dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatannya.
Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.
Tanda koma (,)
Kaidah penggunaan tanda koma (,) digunakan :
Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
kata tetapi atau melainkan.
13
Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.
Digunakan dibelakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada
awal kalimat. Termasuk kata : (1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun
begitu, dan (5) akan tetapi.
Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o, ya, wah, aduh, dan kasihan.
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
15. Dipakai diantara : (1) nama dan alamat, (2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal,
(4) nama dan tempat yang ditulis secara berurutan.
Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan
dengan angka.
Dipakai antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Menghindari terjadinya salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat.
Dipakai di antara bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau seru.
Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda tanya dipakai pada :
Akhir kalimat tanya.
Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang diragukan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang
kuat.
Tanda Titik Koma ( ; )
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Tanda Titik Dua ( : )
Tanda titik dua dipakai :
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.
Di dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan .
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Tanda titik koma dipakai :
14
16. Di antara jilid atau nomor dan halaman.
Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang terputus-putus dan menunjukkan bahwa
dalam suatu petikan ada bagian yang dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka
dipakai empat titik dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
Tanda Garis Miring ( / )
Tanda garis miring ( / ) di pakai :
Dalam penomoran kode surat.
Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau nomor alamat.
Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „)
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
Tanda Petik Tunggal ( „…‟ )
Tanda petik tunggal dipakai :
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Tanda Petik ( “…” )
Tanda petik dipakai :
Mengapit kata atau bagian kalimat yang mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
dikenal.
15
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis
lain.
17. BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian pada Bab terdahulu maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan
sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT
Kemerdekaan RI XXVII, 17 agustus 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Yang kemudian dikukuhkan dalam Surat
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa
Indonesia yang dibentuk tahun 1966.
2. Ruang lingkup Eyd mencakup lima aspek yaitu :
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan dan
5. Pemakaian Tanda Baca
4.2 SARAN
Dari tugas makalah ini, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti halnya yang sudah
kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah ini, yaitu semoga dengan
terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai
Serta harapan dengan mempelajari ejaan yang disempurnakan maka proses pembelajaran,
pemahaman, dan penulisan bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah
ejaan yang disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti.
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
16
18. DAFTAR PUSTAKA
Sugihastuti, dkk. 2006. Editor Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Finoza, Lamudin. 1993.Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka.
RUANG LINGKUP EYD | Ibrahim Naki
_______. 1992, Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Balai Pustaka 1991
17