SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 12
). PENDAHULUAN
“Apa yang dapat diukur maka akan dapat dikelola”. Itula
h kata yang tepat gunamengungkapkan betapa pentingnya sebuah pengukuran
intellectual capital
(IC) di dalamsebuah organisasi atau perusahaan. Karena ketika pengukuran telah berhasil
dilakukanmaka unsur-unsur pembentuk IC akan dapat diurai, dikelola, dandikaitkan dengankinerja,
strategi, dan peningkatan nilai perusahaan. Sehinggaperusahaanakanmendapatkan banyak manfaat
dari proses pengukuranterhadapICyang dimilikinya.Banyak metode yang telah dihasilkan oleh para
ahli dibidang IC. Bahkan pengamatanpaling aktual dilakukan oleh Sveiby (2010), yang menyatakan
telah ada 45 metodepengukuran IC yang dihasilkan oleh para ahli.Namun kemudian metode
pengukurantersebut dikelompokkan ke dalam bagian-bagianyang lebih kecillagi. Tetapi
umumnyapembagianyang paling banyak dan mudah ditemukan adalah pengukuran non
keuangandan pengukuran keuangan.Pengukuran non keuangan lebih banyak direkomendasikan
untuk mengganti pengukurankeuangan karena perubahan orientasi dansaat ini adalahera ekonomi
berpengetahuan.
Pada banyak aspek pengukuran non keuangan mengungguli pengukuran aspek-aspek
keuangan.Misalnya ketika perusahaan merumuskan strategi, mengevaluasi pelaksanaanstrategi,
mengembangkan diri untuk pengembangan, diversifikasi dan ekspansi, untuk pemberian
kompensasi, dan untuk berkomunikasi dengan stakeholders eksternal.Artikel inibertujuan
untukmembahas pengukuran non keuangan mengunggulipengukuran keuangandalam pengukuran
intelectual capital.
Pada awalpenulisandijelaskan tentang pentingnya dan manfaat pengukuran IC. Kemudian dibahas
pulatentang metode pengukuran IC dan akhirnya akan dibahas tentang pengukuran nonkeuangan
yang mengungguli pengukuran keuangan.
PENTINGNYA PENGUKURAN
INTELLECTUAL CAPITAL
PengukuranICsangat penting artinyakarena dapat mengembangkan pengetahuan tentangIC
perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan terkait dengan peningkatanatau
penurunan elemen-elemen IC (Mouritsen, 2009). Secara ringkas Kannan and Aulbur(2004)
menjelaskan alasan utama pengukuranIC yakni untuk mengetahui asettersembunyi dan
mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Hal yangtidak jauh berbeda
disampaikan oleh Marr and Gray (2002), yang menjelaskan alasanuntuk mengukur IC adalah untuk
merumuskan dan menilai strategi, memberikan dampak pada perilaku karyawan, dan untuk
memvalidasi kinerja eksternal. Sedangkan menurutAndriessen (2004), tujuh alasan utama dalam
pengukuran aset tak berwujud bagimanajemen internal adalah 1) memusatkan perhatian pada yang
diukur (apa yang dapatdiukur maka dapat dikelola), 2) mengembangkan manajemen sumber daya
tak berwujud,3) mencipta sumber daya berbasis strategi, 4) memonitor dampak dari tindakan-
tindakan,5) menerjemahkan strategi bisnis pada tindakan nyata, 6) menimbang berbagai tindakan,7)
meningkatkan manajemen bisnis secara keseluruhan.Sementara itu menurut Marr et al,(2004), ada
dua perspektif tujuan pengukuran IC yakniperspektif eksternal dan perspektif internal. Perspektif
eksternal menyatakan bahwatujuan pengukuran ICadalah untuk mengevaluasi organisasi guna
mengkomunikasikannilai sebenarnya pada pasar.Sehingga perspektif ini lebih banyak berguna untuk
tujuanakuntansi dalam memberikan nilai aset tak berwujud di laporan
keuangan,sedangkanperspektif internal menyatakan bahwa tujuan pengukuran IC adalah untuk
mengidentifikasi komponen organisasi untuk dikelola sehingga bermanfaat dalampengembangan
kinerjaorganisasisecara berkelanjutan,sehingga perspektif ini lebihbanyak berkaitan dengan aktivitas
knowledge management
. MANFAAT PENGUKURAN
INTELLECTUAL CAPITAL
Berbagai manfaat didapatkan bila organisasi melakukan pengukuran IC. Umumnya selaludikaitkan
dengan strategi perusahaan dan upaya untuk menggali unsur-unsur IC yangdapat meningkatkan
kinerja dan nilai perusahaan.Kannan and Aulbur (2004)memberikan penjelasantentangmanfaat
pengukuran IC yakn:1)untukmengidentifikasidanmemetakanaset tak berwujud, 2)untukmengetahui
aliran pola pengetahuan yang adadi organisasi, 3)memilikiprioritas pengetahuan yang utama, 4)
akselerasi polapembelajaran bagi organisasi, 4) praktik yang baik untukidentifikasidanpenyebaran
keperusahaan dari contoh-contoh bisnis yang ada, 5) memonitoring secara berkala nilai asetdan
menemukan cara untuk meningkatkan nilai, 6) memahami jaringan sosial organisasidan
mengindentifikasi perubahan yang terjadi, 7) meningkatkan inovasi, 8) meningkatkanaktivitas
kolaborasi dan berbagi budaya pengetahuan sebagai hasil peningkatankepedulian atas manfaat
manajemen pengetahuan (
knowledgemanagement
), 9)meningkatkan persepsi diri karyawan pada organisasi dan meningkatkan motivasi,
10)meningkatkan budaya yang berorientasi kinerja.Dengan demikian pengukuran IC dan
knowledge management
secara praktis akanmenghasilkan manfaat bagi organisasi yakni untuk membantu menjelaskan
strategi bisnis,mendesain proses dan meningkatkan keunggulan bersaing.SedangkanMarr, et al
(2002)menjelaskan alasan mengapa organisasi melakukan pengukuran terhadap
intellectualcapital
, yakni1.untuk membantu organisasimerumuskanstrateginya,2.menilaipelaksanaan
strategi,3.memberikan saran dalam diversifikasi dan keputusan ekspansi,4.menggunakannya sebagai
basisuntuk pemberian kompensasi, dan 5.untuk mengkomunikasikan pengukuran pada
stakeholders
eksternal.
METODE PENGUKURAN
INTELLECTUAL CAPITAL
Perkembangan metode pengukurandari waktu ke waktutelah dilakukan oleh Sveiby.Pada tahun
2001, Sveiby mengamati ada 21 metode pengukuran (Sawarjuwono danKadir, 2003). Pada tahun
2007, ada 34 metode pengukuran aset tak berwujud (Sveiby,2007), dan pada tahun 2010 terdapat
45 metode pengukuran (Sveiby, 2010).Pada setiappengamatannya, Sveiby telah
mengklasifikasikannya ke dalam beberapa metode yakni
market capitalization method, return on assets method, direct intellectual capital,
dan
scorecard method
. Selain itu juga telah diklasifikasikan ke dalam kelompok pengukurannon moneter (non keuangan)
dan pengukuran moneter (keuangan).Gambar 1,menjelaskan klasifikasi beberapa metode
pengukuran IC menurut Sveiby(2010).
PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURANKEUANGAN
Pengukuran non keuangan banyak direkomendasikan menggantikan pengukurankeuangan di era
ekonomi berbasis pengetahuan (Cumby and Conrod, 2001; Kannan andAulbur, 2004).Pengukuran
non keuangan dirasakan lebih signifikan. Secara internal,aktivitas yang mencipta nilai bagi pemegang
saham harus diidentifikasi dan dikeloladengan baik.Sedangkan secara eksternal, investor butuh
akses untuk mencipta nilai.Dengan demikian baik secara internal dan eksternal organisasi
membutuhkan cara yangtepat untuk memperoleh dan mengkomunikasikan aktivitas terkaitdengan
strategi danvisinya.Sedangkan menurut Thornburg (1994) yang mengutip pendapat Edvinsson,
menyatakanbahwa metode pengukuran non keuangan memiliki keunggulan yakni :
“
Non financial measures that help a company determine direction and predict successmight include
the number of customers the company has, the number of ideas customer bring to the company and
how they are developed, the number of the software packagescompared to the number of
employees, how many people are tied into the internet system,how much networking is done
between customers and employees, and similar measures
that show the relationship between human, customer and structural capital”.
Berikutnya Hartono (2001) menguraikan beberapa keunggulan menggunakan pengukurannon
keuangan dalam mengukur
intangible assets
perusahaan. Keunggulan tersebut adalah:
a.
pengukuran secara non moneter akan mudah untuk menunjukkan unsur-unsur yangmembangun
intellectual capital
dalam perusahaan, sedangkan bila menggunakanukuran moneter hal tersebutsulit untuk dilakukan;
b.
pengaruh
internal development
dalam pembentukan intellectual capital tidak dapatdiiukur dengan pengukuran atribut moneter;
c.
pengkapitalisasian biaya menjadi assets akan mengakibatkan adanya manipulasiterhadap
laba.Terkait denganstrategiperusahaan, pengukuran non keuangan memberikan manfaat
yangsangat besar dibandingkan dengan pengukuran keuangan. Seperti yang dijelaskan olehMarr et
al (2003), bahwa pengukuran non keuangan akan lebih dapat digunakan untuk merumuskan strategi,
menilai pelaksanaan strategi,dapat digunakan untuk strategipengembangan, diversifikasi, dan
ekspansi, penentuankompensasi karyawan dankomunikasi dengan
stakeholders
eksternalPenjelasan untuk masing-masingnyaadalahsebagai berikut :
Merumuskan Strategi
Pengukurannon keuangan pada ICdapat digunakan untuk membantu merumuskanstrategi
bisnis.ICadalah strategi yang penting bagi perusahaan (Grant, 1991; Stewart,2001; Andriessen and
Tissen, 2000). Ketika perusahaan merumuskan strategi bisnisnya,tidak cukup hanya mengidentifikasi
kekuatan kompetitif, peluang, dan tantangan industri,tetapi perusahaan harus juga mengidentifikasi
kompetensinya, dan sumber daya untuk mengevaluasi kesempatan yang ada. Beda perusahaan bisa
jadi beda pula pengembangankompetensinya, dan pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah
perusahaan telahmemiliki kompetensi yang tepat untuk meraih kesempatan yang ada.Menurut
Grant (1991),ICharusnya menjadi satu pusat yang harus dipertimbangkandalam merumuskan
strategi dan menjadi hal paling utama dimana perusahaan dapatmembangun identitas dan kerangka
strateginya serta sebagai salah satu sumber utamaprofitabilitas perusahaan. Bagaimanapun juga
perusahaan perlu untuk mengidentifikasidan mengembangkanIC-nya untuk memperoleh keunggulan
kompetitif dan peningkatankinerja(Petergraf, 1993; Prahad and Hamel, 1990; Teece et al, 1997).
Kunci pendekatansumber daya (
resource-based approach
) untuk merumuskan strategi adalah memahamihubungan antara
intellectual capital
, keunggulan bersaing, dan profitabilitas (Grant,1991).Marr et al,(2003) merangkum beberapa
penelitian yang menguji hubungan antaraperumusan strategi denganICyakni penelitian Peppard and
Rylander (2001), Hall(1993), Marr et al (2001, 2002). Penelitian Peppard andRylander (2001),
menjelaskantentang studi kasus perusahaan software telekomunikasi APiON yang
dapatmengembangkan dan mengimplementasikan strategi pertumbuhan serta meningkatkannilai
bagi pemegang saham melalui pemanfaatan sumber daya
intellectual capital
.Penelitian Hall (1993), menghasilkan kesimpulan bahwa sumber daya tak berwujud(
intangible resources
) memainkan peranan penting dalam proses strategi manajemen.Demikian pula dengan penelitian
Marr et al (2001, 2002) menghasilkan hal yang samayakni perusahaan Lycos and Great Universal
Store dapat mengidentifikasi asetpengetahuannya dan menghubungkannya dengan proses
perumusan strategi.Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pengukuran nonkeuanganatasIC,
maka haltersebut sangatlah tepat karena pengukuran nonkeuangandapat mengurai
danmengidentifikasi unsur-unsur pembentukICdalam kaitannya dengan strategi perusahaan.Dengan
pengukuran nonkeuangan, perusahaan akan dapat mengetahui kompetensi,sumber daya, kekuatan,
peluang, dapat membangun identitas perusahaan, membangunkerangka strateginya, dan
mengimplementasikannyasehingga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai
perusahaan. Hal tersebut akan sangat sulit biladilakukan dengan pengukurankeuangan.
Pelaksanaan dan Penilaian Strategi
Penggunaan pengukuran non keuangan pada IC sangat memungkinkan perusahaan untuk
mengembangkan indikator kinerja kunci (
key performance indicators
) guna membantumengevaluasi strategiperusahaan.Berdasarkan pengalaman pionir IC yakni
Edvinssondan Malone (1997) menyatakan bahwa informasi dari IC memiliki sedikit nilai
kecualibiladihubungkan dengan strategi perusahaan (Marr et al, 2003). Setiap sistempengukuran
kinerja harus digunakan untuk menilai dan mengevaluasi asumsi yangmendasari arahstrategi saat
ini.Memeriksa atau menolak asumsi strategi secara potensialakan berdampak pada alokasi sumber
daya di perusahaan. Oleh karena itu,pengembangan pengukuran kinerja harus dipandu oleh
strategi.Banyak sistem pengukuran berasumsi bahwa hubungan kausal antara IC dan
strategididasarkan pada hipotesis bisnis, dimana perusahaan mampu mentransformasi IC kedalam
peta strategi. Peta strategi sendiri merupakan perwujudan dari asumsi strategi danbercerita tentang
sejarah bagaimana perusahaan mentransformasi IC-nya ke dalamtujuan-tujuan strategis seperti
halnya tingkat pengembalian saham atau kepemimpinanpasar. Kaplan dan Norton (1996)
menjelaskan bahwa untuk menilai strategi haruslahberkelanjutan dan dilakukan secara terus
menerus.Marr et al(2003) merangkum beberapa penelitian yang menguji hubungan
kausalitastersebut, yakni penelitian Ittner and Larcker (1998), Rucci, et al (1998), Neely and AlNajjar
(2002), dan Marr et al (2002). Penelitian Ittner and Larcker (1998) menggunakandata pelanggan dan
data unit bisnis, menemukan bukti bahwa pengukuran kepuasanpelanggan merupakan indikator
utama dalam menilai perilaku pembelian kembali olehpelanggan, pertumbuhan jumlah pelanggan,
dan kinerja akuntansi (pendapatan unitbisnis,
profit margin
, dan
retun on sales
). Selanjutnya penelitian Rucci, et al (1998)mengembangan model bisnis untuk Sears yang sukses
dari perilaku manajemen melaluisikap karyawan untuk kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan.
Penelitian Neely and AlNajjar (1998) juga memberikan bukti adanya hubungan positif antara
kepuasankaryawan, kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. Dan penelitian Marr et al
(2002)menunjukkan bukti bahwa Shell International memperoleh dampak positif dari aset tak
berwujud (
intangibles assets
) seperti kepuasan pelanggan, budaya organisasi, lingkungandan tanggung jawab sosial pada strategi
perusahaan dan kinerja keuangan.Dengan demikian berdasarkan penelitian-penelitian tersebut
secara umum dapatdisimpulkan bahwa pengukurannon keuanganberdampak pada perilaku
manajerial dantindakan yang pada gilirannya akan mendorong pelaksanaandan
penilaianstrategi.Selainitu penilaian-penilaian strategi tidak lagi bersumber dari data-data keuangan
tetapi sudahlebih kompleks misalnya kepuasan pelanggan, kepuasan kerja karyawan, inovasi
danbudaya perusahaan.Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan pengukurannya denganpenilaian non
keuangan.
Strategi Pengembangan, Diversifikasi dan Ekspansi
Pengukuran non keuangan IC sangat berarti bagi strategi pengembangan, diversifikasidan ekspansi.
Hal tersebut dikarenakan kebutuhan untuk dapat mengakses IC sangatdiperlukanuntuk kebutuhan
tersebut. Ketika perusahaan berencana untuk mengembangkan, mendiversifikasi, dan juga ekspansi
dalam bentuk merger dan akuisisimakaperusahaan akan mencari cara terbaik untuk dapat
mengeksplotasi sumber dayanya(Teece, 1980; Montgomery and Wernerfelt,1988), dan hal tersebut
hanya dapatdilakukan dengan pengukuran non keuangan.Tetapi ketika perusahaan
kekurangansumber daya baik berwujud maupun tidak berwujud, maka biasanya akan mencari
sumberdaya dari perusahaan lain melalui hubungan internal antar perusahaan. Caranya
denganaliansi strategi, joint ventures, dan merger serta akuisisi. Lev (2001) menyarankan bahwa
jaringan ekonomi dan hubungan sinergi dengan riset dan pengembangan (R&D), dansumber daya
tak berwujud lainnya adalah isu utama dalam akuisisi perusahaan,diversifikasi dan aliansi. Hal ini
menjadi bukti pentingnya kebutuhan perusahaan untuk mengakses IC.Ketika melakukanakuisisi,
maka dibutuhkan kombinasi aset tak berwujud antarperusahaan. Juga kebutuhan untuk memahami
sifat dasar dan sumber daya aset tak berwujud termasuk IC. Selain itu agar upaya untuk
mendongkrak aset tak berwujudmemiliki nilai yang tinggi dalam akuisisi, maka dibutuhkan
kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengukur IC perusahaan. Demikian pula dengan banyaknya
asettak berwujud yang terpendam dalam organisasi seperti budaya organisasi, rutinitas,
danpengetahuan yang tentunya proses ini menimbulkantantangan besar untuk dapatmengurai dan
mengidentifikasinya.Walau tidak banyak penelitian yang menguji secara teoritis wilayah
strategipengembangan, diverisifikasi dan ekspansi, tetapi Marr et al (2003) merangkum
beberapapenelitian yang dianggap bisamewakili untuk tujuan tersebut.Penelitian Gupta and
Roos(2001) menjelaskan tentang bagaimana pengukuran IC dapat digunakan untuk tujuanmerger
organisasi dan strategi perusahaan. Morck and Yeung (2003) menghasilkanpenelitian dengan
kesimpulan bahwa diversifikasi mampu menambah nilai bagi aset tak berwujud kaitannya dengan
pekerjan riset dan pengembangan (R&D).Penelitian Des et al(2003) memberikan bukti empiris
bahwa aliansi strategi menciptakan nilai dalamkaitannya dengan kreasi IC.
Kompensasi
Pengukuran non keuanganlebih direkomendasikan daripada pengukuran keuangan dalamsistem
kompensasi. Sebagian besar perusahaan menyadari bahwa mengandalkansepenuhnya pada
pengukuran keuangandapat mendorong pemikiran jangka pendek,khususnya jika pengukuran
monetary dikaitkan dengan sistem kompensasi (Kaplan danNorton, 1992; Bushman et al, 1995). Hal
tersebut dkarenakan pengukuran monetaryhanya mengunakan data historis, terlalumelihat ke
belakang
(backward-looking)
, mendorong perilaku disfungsional, dan memberikan pertimbangan kurang tepat
dalampengembangan aset tak berwujud seperti kapabilitas karyawan dan kepuasan
pelanggan(Ittner and Larcker, 1998). Selanjutnyadalam
agency model
menyarankan bahwapengukuran keuangan saja dalam perencanaan kompensasi bukanlah cara yang
efisiendalam memotiasi karyawan. Oleh karena itu, disarankan agar pengukuran keuangandilengkapi
atau bahkan diganti dengan pengukuran non keuangan,dimana lebihinformatif terkait dengan
karyawan dan dapat mengembangkan ide-ide tentangkompensasi (Ittner and Larcker, 2002).Alasan
utama penggunaan pengukuran non keuangan dalam skema kompensasi adalahbahwa pengukuran
ini lebih lebih unggul dibanding pengukuran keuangan. Alasan keduaadalah bahwa dalam
perencanaan kompensasi diperlukan tingkat informasi yang lebihtinggi terkait dengan pengukuran
kinerja manajerial dan tindakan-tindakan yangdiinginkan oleh perusahaan. Penelitian Ittner et al
(1997) terhadap 317 perusahaanmenemukan bukti adanya hubungan antara strategi perusahaan
dan pengukuran kinerjaterkait dengan rencana pemberian intensif bagi eksekutif perusahaan.
Pengukuran kinerjayang dimaksud adalah penggunaan pengukuran kinerja non keuangan,
dimanapengukuran tersebut dianggap lebih berorientasi pada strategi inovasi dan jugaberorientasi
pada kualitas. Hal tersebut mendukung gagasan bahwa perusahaan yangmemiliki aset tak berwujud
lebih bernilai seperti lebih inovatif dan berorientasi padakualitas, cenderung untuk lebih
menempatkan dan memilih pengukuran kinerja nonkeuangan daripada yang keuangan. Bukti nyata
penggunaan pengukuran non moneteruntuk kompensasi di perusahaan dilakukan oleh Chrysler
Corporation, dan Ford MotorCompany ((Lavin, 1994 danAnon, 1998, dalam Marr et al, 2003).
Komunikasi Pada
Stakeholders
Eksternal
Komunikasi pada
stakeholders
eksternal tidak hanya berkaitan dengan kinerja keuanganperusahaan tetapi juga
disclosure
hal-hal non keuangan dan juga prospek jangka panjang.Walaupun komunikasi ini awalnya sebagai
sebuah
mandatory
tapi kemudian dirasasangatperlu guna keberlanjutanperusahaan.
Mandatory
tersebutdikarenakan adanyaaturan resmi yang dibuat oleh pembuat kebijakan di bidang akuntansi.
Dengan demikianmaka hal tersebut memberikan tekanan pada perusahaan untuk melakukan
pengukurandan men-
disclosure
IC. Kegagalan untuk mengkomunikasikan IC dapat berdampak padapemegang saham minoritas
karena tidak mempunyai akses informasi pada aset tak berwujudyang biasanya sering disampaikan
saat pertemuan terbatas para investor besar(Holland, 2001), selain itujuga akan menyebabkan
meningkatnya
cost of capital
(Lev,2001). Dampak lain adalah adanya kesalahan penilaian atas perusahaan yang
kemudianmenyebabkan investor dan perbankan menerima resiko yang lebih tinggi. Demikian
puladengan eksploitasi aset tak berwujud yang dilakukan oleh manajer tetapi tidak diketahuioleh
pihak lain termasuk investor.
Hasil penelitian yang menguji tentang masalah ini adalah penelitian Narayanan et al(2000) yang
menyatakan bahwa perusahaan yang mampu untuk membuat
disclosure
yangbermakna terkait dengan prospek jangka panjang akan memperoleh penilaian pasar yanglebih
baik. Berikutnya penelitian Brynjolfsson and Yang (1999) yang menggunakananalisis regresi dimana
hasilnya adalah pengeluaran terkait aktiva tak berwujud sepertiriset dan pengembangan (R&D) dan
investasi pembelian komputer memiliki dampak positif pada nilai pasar 1.000 perusahaan
besar.Hasil yang sama dinyatakan oleh Aboody and Lev (2000) yakni satu dollar investasidalam riset
dan pengembangan kimia akan meningkatkan rata-rata pendapatan operasisaat ini dan masa datang
sebesar dua dollar.Apabila diamati perkembangan yang adatentang komunikasi yang harus
dilakukan kepada pihak eksternal, nampak ada pergeseranorientasi. Orientasi masa lalu menyatakan
bahwa pihak eksternal hanya membutuhkaninformasi-informasi keuangan saja, sedangkan pihak
internal membutuhkan informasinon keuangan. Tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
disclosure yang baik akanberdampak pada penilaian pasar yang lebi baik. Dengan demikian
pengukuran nonkeuangan juga sangat diperlukan dalam berkomunikasi dengan pihak
stakeholders
eksternal.Pada sisi lain, memang pengukuran keuangan dirasakan lebih handal,
dapatdiperbandingkandan diterima secara umum. Tetapi kelemahannya terlalu melihat kebelakang (
backward looking
)(Marr etal,2003; Cumby and Conrod, 2001),padahalmanajemen dan direktur perusahaan butuh cara
untuk melihatmasa depanagar mampuuntuk mengidentifikasi proses dan aktivitas yang
menghasilkannilai lebih dalam jangkapanjang. Perhatian pada data keuangan historis saja tidaklah
cukup. Sehingga dibutuhkanfaktor-faktor non keuangan seperti loyalitas pelanggan, kepuasan
karyawan, prosesinternal dan inovasi organisasiuntuk memperoleh nilai bagi pemegang saham
secaraberkesinambungan (Cumby and Conrod, 2001).Kelemahan lain dari pengukuran keuangan
karena pengukuran ini lebih banyak menggunakandatalaporan keuangan. Padahal laporan keuangan
gagal untuk mengukurdan menunjukkan unsur-unsur yang paling signifikan dalam pengembangan
bisnis,seperti
human capital, organizational capital
, dan
customer capital
. Sehingga hasilnyaadalah laporan keuangan gagal untuk mengkomunikasikan keadaan
bisnissesungguhnyaguna pengembangan IC bagi manajemen dan investor (Kannan and Aulbur,
2004).Sementara itu, aset tak berwujud seperti kompetensi karyawan, hubungan baik
denganpelanggan, model bisnis, sistem admnistrasi dan komputerisasi belum dikenal oleh
modelkeuangan tradisional dan pelaporannya.
SIMPULAN DAN SARANSimpulan
Pengukuran non keuangan pada IC dirasa lebihunggul danmemberikan keuntungan bagi
perusahaan karena pengukuran ini mampu “melihat isi perusahaan lebih dalam”
dibandingkan dengan pengukuran keuangan.Dengan kemampuan tersebut maka akanlebih mudah
untuk menemukan unsur-unsur pembentuk IC, yang selanjutnya dapatdikelola dan dikaitkan dengan
kinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan.Sehingga perusahaan akan mendapatkan banyak
manfaat dari proses pengukuranterhadap IC yang dimilikinya.
Saran
Bagi organisasi atau perusahaan harus mampu melakukan pengukuran non keuanganterhadap IC
sehingga dapat menerima manfaat atas pengukuran tersebut. Untuk penelitiatau para ahli yang
bergerak dalam bidang IC, harus mampu menggali metode-metodepengukuran non keuangan yang
lebih mudah, terukur, handal, dapat diterima secaraumum sehingga memberikan kemanfaatan bagi
organisasi dan perusahaan.Sedangkanbagi organisasi atau perusahaan yang tetap menggunakan
pengukuran keuanganhendaknya melampiri dengan pengukuran non keuangan sehingga disclosure
tentang ICdapat memberikan manfaat jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Aboody, D. and Lev, B. 1998. The Value Relevance of Intangibles : The Case of Software
Capitalization.
Journal of Accounting Research
. Vol 36 (Supplement),pp 161-91
Abdolmohammadi, Mohammad J. 1999. “The Component of Inte
llectual Capital forAccounting
Measurement”.
www.sbaer.lka.edu/research/1999/wdsi/99wds.024.htm.
Diakses 25 Oktober2010.Jam 20.30 WIBAndrissen, D. and Tiessen, R. 2000.
Weight Wealth : Find Your Real Value in A Futureof The Intangible Assets.
FT Prentice Hall, LondonAndriessen, Daniel. 2004.
Making Sense of INTELLECTUAL CAPITAL. Designing a Method for the Valuation of Intangibles
. USA : Elsevier, IncBrooking, A. 1996.
Intellectual Capital : Core Assets for The Third Millennium
,Enterprise Thomson Business Press. London. United Kingdom.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by SugiyantiHaruna Tiyan
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Dian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitas
Dian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitasDian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitas
Dian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitasNeng Ayu Lestari
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinyaHutria Angelina Mamentu
 
Audit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di mukaAudit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di mukaRILFA DIRWANTO
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaNisa Uzumakiy
 
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardFungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardKanaidi ken
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian internYABES HULU
 
Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)
Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)
Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)Tika Evitasuhri
 

Was ist angesagt? (20)

Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Akl 2 metode harga perolehan
Akl 2 metode harga perolehanAkl 2 metode harga perolehan
Akl 2 metode harga perolehan
 
Standard Auditing
Standard AuditingStandard Auditing
Standard Auditing
 
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 10 teori akuntansi suwardjono
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
 
Quiz 4 the building blocks of auditing
Quiz 4   the building blocks of auditingQuiz 4   the building blocks of auditing
Quiz 4 the building blocks of auditing
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Dian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitas
Dian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitasDian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitas
Dian ayu lestari akuntansi keuangan lanjutan 2-metode ekuitas
 
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6   pengendalian internal dan evaluasinyaQuiz 6   pengendalian internal dan evaluasinya
Quiz 6 pengendalian internal dan evaluasinya
 
Audit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di mukaAudit siklus pembayaran beban dibayar di muka
Audit siklus pembayaran beban dibayar di muka
 
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publikKerangka konseptual akuntansi sektor publik
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik
 
anggaran pemerintah
anggaran pemerintahanggaran pemerintah
anggaran pemerintah
 
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usahaKel.1  -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
Kel.1 -perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
 
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced ScorecardFungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
Fungsi, Hubungan Sebab-Akibat dan Indikator Balanced Scorecard
 
Konsep aktiva
Konsep aktivaKonsep aktiva
Konsep aktiva
 
Pengendalian intern
Pengendalian internPengendalian intern
Pengendalian intern
 
Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)
Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)
Akuntansi Keuangan Lanjut II (Perubahan Kepemilikan)
 
Perencanaan strategis
Perencanaan strategisPerencanaan strategis
Perencanaan strategis
 

Ähnlich wie non keuangan

BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSBALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSDGT
 
Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...
Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...
Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...Kanaidi ken
 
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxPPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxanastasiababa1
 
Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)
Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)
Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)Kanaidi ken
 
balanced scorecard dan manajemen strategik
balanced scorecard dan manajemen strategikbalanced scorecard dan manajemen strategik
balanced scorecard dan manajemen strategikErna NaaNoo
 
pertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.ppt
pertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.pptpertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.ppt
pertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.pptdzakyrahman17717
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyaktoMulyadi Yusuf
 
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...khoirulanwar99
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...Rudy Harland
 
BalanceScorecard 2017.pptx
BalanceScorecard 2017.pptxBalanceScorecard 2017.pptx
BalanceScorecard 2017.pptxTaraBbabak
 
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...AaySuwardie
 
Herry 20091015094658__2294__0
Herry  20091015094658__2294__0Herry  20091015094658__2294__0
Herry 20091015094658__2294__0dpermata
 
Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja danJurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja danRatzman III
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Ari Prayogo
 

Ähnlich wie non keuangan (20)

PERTEMUAN 6 BSC.ppt
PERTEMUAN 6 BSC.pptPERTEMUAN 6 BSC.ppt
PERTEMUAN 6 BSC.ppt
 
Balance Score Card Concept
Balance Score Card ConceptBalance Score Card Concept
Balance Score Card Concept
 
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONSBALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
BALANCE SCORECARD FOR PUBLIC SECTOR ORGANIZATIONS
 
Makalah bsc
Makalah bscMakalah bsc
Makalah bsc
 
Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...
Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...
Dasar-Dasar Aspek Keuangan_bagi Eksekutif Non Keuangan_ Training "FINANCE For...
 
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptxPPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
PPT KELOMPOK 5 PAK RICARD.pptx
 
Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)
Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)
Ruang Lingkup Pengukuran Kinerja dalam Perusahaan (BALANCED SCORECARD)
 
balanced scorecard dan manajemen strategik
balanced scorecard dan manajemen strategikbalanced scorecard dan manajemen strategik
balanced scorecard dan manajemen strategik
 
833 2803-1-sm
833 2803-1-sm833 2803-1-sm
833 2803-1-sm
 
pertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.ppt
pertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.pptpertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.ppt
pertemuan-ke-11ppt-1704186377 Pengantar Bisnis.ppt
 
Balanced scorecard amin subiyakto
Balanced scorecard   amin subiyaktoBalanced scorecard   amin subiyakto
Balanced scorecard amin subiyakto
 
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, strategic management process, universitas mercu...
 
BSC.pptx
BSC.pptxBSC.pptx
BSC.pptx
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
 
BalanceScorecard 2017.pptx
BalanceScorecard 2017.pptxBalanceScorecard 2017.pptx
BalanceScorecard 2017.pptx
 
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
Paparan sespimti polri - manajemen strategis sektor publik penyusunan probis ...
 
Presentasion 5
Presentasion 5Presentasion 5
Presentasion 5
 
Herry 20091015094658__2294__0
Herry  20091015094658__2294__0Herry  20091015094658__2294__0
Herry 20091015094658__2294__0
 
Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja danJurnal   balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
Jurnal balanced scorecard sebagai alat ukur kinerja dan
 
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
Sm, ari prayogo, hapzi ali, canvas business model, diversification and balanc...
 

non keuangan

  • 1. ). PENDAHULUAN “Apa yang dapat diukur maka akan dapat dikelola”. Itula h kata yang tepat gunamengungkapkan betapa pentingnya sebuah pengukuran intellectual capital (IC) di dalamsebuah organisasi atau perusahaan. Karena ketika pengukuran telah berhasil dilakukanmaka unsur-unsur pembentuk IC akan dapat diurai, dikelola, dandikaitkan dengankinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan. Sehinggaperusahaanakanmendapatkan banyak manfaat dari proses pengukuranterhadapICyang dimilikinya.Banyak metode yang telah dihasilkan oleh para ahli dibidang IC. Bahkan pengamatanpaling aktual dilakukan oleh Sveiby (2010), yang menyatakan telah ada 45 metodepengukuran IC yang dihasilkan oleh para ahli.Namun kemudian metode pengukurantersebut dikelompokkan ke dalam bagian-bagianyang lebih kecillagi. Tetapi umumnyapembagianyang paling banyak dan mudah ditemukan adalah pengukuran non keuangandan pengukuran keuangan.Pengukuran non keuangan lebih banyak direkomendasikan untuk mengganti pengukurankeuangan karena perubahan orientasi dansaat ini adalahera ekonomi berpengetahuan.
  • 2. Pada banyak aspek pengukuran non keuangan mengungguli pengukuran aspek-aspek keuangan.Misalnya ketika perusahaan merumuskan strategi, mengevaluasi pelaksanaanstrategi, mengembangkan diri untuk pengembangan, diversifikasi dan ekspansi, untuk pemberian kompensasi, dan untuk berkomunikasi dengan stakeholders eksternal.Artikel inibertujuan untukmembahas pengukuran non keuangan mengunggulipengukuran keuangandalam pengukuran intelectual capital. Pada awalpenulisandijelaskan tentang pentingnya dan manfaat pengukuran IC. Kemudian dibahas pulatentang metode pengukuran IC dan akhirnya akan dibahas tentang pengukuran nonkeuangan yang mengungguli pengukuran keuangan. PENTINGNYA PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL PengukuranICsangat penting artinyakarena dapat mengembangkan pengetahuan tentangIC perusahaan yang berguna untuk pengambilan keputusan terkait dengan peningkatanatau penurunan elemen-elemen IC (Mouritsen, 2009). Secara ringkas Kannan and Aulbur(2004) menjelaskan alasan utama pengukuranIC yakni untuk mengetahui asettersembunyi dan mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Hal yangtidak jauh berbeda disampaikan oleh Marr and Gray (2002), yang menjelaskan alasanuntuk mengukur IC adalah untuk merumuskan dan menilai strategi, memberikan dampak pada perilaku karyawan, dan untuk memvalidasi kinerja eksternal. Sedangkan menurutAndriessen (2004), tujuh alasan utama dalam pengukuran aset tak berwujud bagimanajemen internal adalah 1) memusatkan perhatian pada yang diukur (apa yang dapatdiukur maka dapat dikelola), 2) mengembangkan manajemen sumber daya tak berwujud,3) mencipta sumber daya berbasis strategi, 4) memonitor dampak dari tindakan- tindakan,5) menerjemahkan strategi bisnis pada tindakan nyata, 6) menimbang berbagai tindakan,7) meningkatkan manajemen bisnis secara keseluruhan.Sementara itu menurut Marr et al,(2004), ada dua perspektif tujuan pengukuran IC yakniperspektif eksternal dan perspektif internal. Perspektif eksternal menyatakan bahwatujuan pengukuran ICadalah untuk mengevaluasi organisasi guna mengkomunikasikannilai sebenarnya pada pasar.Sehingga perspektif ini lebih banyak berguna untuk tujuanakuntansi dalam memberikan nilai aset tak berwujud di laporan keuangan,sedangkanperspektif internal menyatakan bahwa tujuan pengukuran IC adalah untuk mengidentifikasi komponen organisasi untuk dikelola sehingga bermanfaat dalampengembangan kinerjaorganisasisecara berkelanjutan,sehingga perspektif ini lebihbanyak berkaitan dengan aktivitas knowledge management
  • 3. . MANFAAT PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL Berbagai manfaat didapatkan bila organisasi melakukan pengukuran IC. Umumnya selaludikaitkan dengan strategi perusahaan dan upaya untuk menggali unsur-unsur IC yangdapat meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan.Kannan and Aulbur (2004)memberikan penjelasantentangmanfaat pengukuran IC yakn:1)untukmengidentifikasidanmemetakanaset tak berwujud, 2)untukmengetahui aliran pola pengetahuan yang adadi organisasi, 3)memilikiprioritas pengetahuan yang utama, 4) akselerasi polapembelajaran bagi organisasi, 4) praktik yang baik untukidentifikasidanpenyebaran keperusahaan dari contoh-contoh bisnis yang ada, 5) memonitoring secara berkala nilai asetdan menemukan cara untuk meningkatkan nilai, 6) memahami jaringan sosial organisasidan mengindentifikasi perubahan yang terjadi, 7) meningkatkan inovasi, 8) meningkatkanaktivitas kolaborasi dan berbagi budaya pengetahuan sebagai hasil peningkatankepedulian atas manfaat manajemen pengetahuan ( knowledgemanagement ), 9)meningkatkan persepsi diri karyawan pada organisasi dan meningkatkan motivasi, 10)meningkatkan budaya yang berorientasi kinerja.Dengan demikian pengukuran IC dan knowledge management secara praktis akanmenghasilkan manfaat bagi organisasi yakni untuk membantu menjelaskan strategi bisnis,mendesain proses dan meningkatkan keunggulan bersaing.SedangkanMarr, et al (2002)menjelaskan alasan mengapa organisasi melakukan pengukuran terhadap intellectualcapital , yakni1.untuk membantu organisasimerumuskanstrateginya,2.menilaipelaksanaan strategi,3.memberikan saran dalam diversifikasi dan keputusan ekspansi,4.menggunakannya sebagai basisuntuk pemberian kompensasi, dan 5.untuk mengkomunikasikan pengukuran pada stakeholders eksternal. METODE PENGUKURAN INTELLECTUAL CAPITAL Perkembangan metode pengukurandari waktu ke waktutelah dilakukan oleh Sveiby.Pada tahun 2001, Sveiby mengamati ada 21 metode pengukuran (Sawarjuwono danKadir, 2003). Pada tahun 2007, ada 34 metode pengukuran aset tak berwujud (Sveiby,2007), dan pada tahun 2010 terdapat 45 metode pengukuran (Sveiby, 2010).Pada setiappengamatannya, Sveiby telah mengklasifikasikannya ke dalam beberapa metode yakni market capitalization method, return on assets method, direct intellectual capital,
  • 4. dan scorecard method . Selain itu juga telah diklasifikasikan ke dalam kelompok pengukurannon moneter (non keuangan) dan pengukuran moneter (keuangan).Gambar 1,menjelaskan klasifikasi beberapa metode pengukuran IC menurut Sveiby(2010).
  • 5. PENGUKURAN NON KEUANGAN MENGUNGGULI PENGUKURANKEUANGAN Pengukuran non keuangan banyak direkomendasikan menggantikan pengukurankeuangan di era ekonomi berbasis pengetahuan (Cumby and Conrod, 2001; Kannan andAulbur, 2004).Pengukuran non keuangan dirasakan lebih signifikan. Secara internal,aktivitas yang mencipta nilai bagi pemegang saham harus diidentifikasi dan dikeloladengan baik.Sedangkan secara eksternal, investor butuh akses untuk mencipta nilai.Dengan demikian baik secara internal dan eksternal organisasi membutuhkan cara yangtepat untuk memperoleh dan mengkomunikasikan aktivitas terkaitdengan strategi danvisinya.Sedangkan menurut Thornburg (1994) yang mengutip pendapat Edvinsson, menyatakanbahwa metode pengukuran non keuangan memiliki keunggulan yakni : “ Non financial measures that help a company determine direction and predict successmight include the number of customers the company has, the number of ideas customer bring to the company and how they are developed, the number of the software packagescompared to the number of employees, how many people are tied into the internet system,how much networking is done between customers and employees, and similar measures that show the relationship between human, customer and structural capital”. Berikutnya Hartono (2001) menguraikan beberapa keunggulan menggunakan pengukurannon keuangan dalam mengukur intangible assets perusahaan. Keunggulan tersebut adalah: a. pengukuran secara non moneter akan mudah untuk menunjukkan unsur-unsur yangmembangun intellectual capital dalam perusahaan, sedangkan bila menggunakanukuran moneter hal tersebutsulit untuk dilakukan; b. pengaruh internal development dalam pembentukan intellectual capital tidak dapatdiiukur dengan pengukuran atribut moneter; c. pengkapitalisasian biaya menjadi assets akan mengakibatkan adanya manipulasiterhadap laba.Terkait denganstrategiperusahaan, pengukuran non keuangan memberikan manfaat
  • 6. yangsangat besar dibandingkan dengan pengukuran keuangan. Seperti yang dijelaskan olehMarr et al (2003), bahwa pengukuran non keuangan akan lebih dapat digunakan untuk merumuskan strategi, menilai pelaksanaan strategi,dapat digunakan untuk strategipengembangan, diversifikasi, dan ekspansi, penentuankompensasi karyawan dankomunikasi dengan stakeholders eksternalPenjelasan untuk masing-masingnyaadalahsebagai berikut : Merumuskan Strategi Pengukurannon keuangan pada ICdapat digunakan untuk membantu merumuskanstrategi bisnis.ICadalah strategi yang penting bagi perusahaan (Grant, 1991; Stewart,2001; Andriessen and Tissen, 2000). Ketika perusahaan merumuskan strategi bisnisnya,tidak cukup hanya mengidentifikasi kekuatan kompetitif, peluang, dan tantangan industri,tetapi perusahaan harus juga mengidentifikasi kompetensinya, dan sumber daya untuk mengevaluasi kesempatan yang ada. Beda perusahaan bisa jadi beda pula pengembangankompetensinya, dan pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah perusahaan telahmemiliki kompetensi yang tepat untuk meraih kesempatan yang ada.Menurut Grant (1991),ICharusnya menjadi satu pusat yang harus dipertimbangkandalam merumuskan strategi dan menjadi hal paling utama dimana perusahaan dapatmembangun identitas dan kerangka strateginya serta sebagai salah satu sumber utamaprofitabilitas perusahaan. Bagaimanapun juga perusahaan perlu untuk mengidentifikasidan mengembangkanIC-nya untuk memperoleh keunggulan kompetitif dan peningkatankinerja(Petergraf, 1993; Prahad and Hamel, 1990; Teece et al, 1997). Kunci pendekatansumber daya ( resource-based approach ) untuk merumuskan strategi adalah memahamihubungan antara intellectual capital , keunggulan bersaing, dan profitabilitas (Grant,1991).Marr et al,(2003) merangkum beberapa penelitian yang menguji hubungan antaraperumusan strategi denganICyakni penelitian Peppard and Rylander (2001), Hall(1993), Marr et al (2001, 2002). Penelitian Peppard andRylander (2001), menjelaskantentang studi kasus perusahaan software telekomunikasi APiON yang dapatmengembangkan dan mengimplementasikan strategi pertumbuhan serta meningkatkannilai bagi pemegang saham melalui pemanfaatan sumber daya intellectual capital .Penelitian Hall (1993), menghasilkan kesimpulan bahwa sumber daya tak berwujud( intangible resources ) memainkan peranan penting dalam proses strategi manajemen.Demikian pula dengan penelitian Marr et al (2001, 2002) menghasilkan hal yang samayakni perusahaan Lycos and Great Universal Store dapat mengidentifikasi asetpengetahuannya dan menghubungkannya dengan proses
  • 7. perumusan strategi.Dengan demikian apabila dikaitkan dengan pengukuran nonkeuanganatasIC, maka haltersebut sangatlah tepat karena pengukuran nonkeuangandapat mengurai danmengidentifikasi unsur-unsur pembentukICdalam kaitannya dengan strategi perusahaan.Dengan pengukuran nonkeuangan, perusahaan akan dapat mengetahui kompetensi,sumber daya, kekuatan, peluang, dapat membangun identitas perusahaan, membangunkerangka strateginya, dan mengimplementasikannyasehingga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Hal tersebut akan sangat sulit biladilakukan dengan pengukurankeuangan. Pelaksanaan dan Penilaian Strategi Penggunaan pengukuran non keuangan pada IC sangat memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan indikator kinerja kunci ( key performance indicators ) guna membantumengevaluasi strategiperusahaan.Berdasarkan pengalaman pionir IC yakni Edvinssondan Malone (1997) menyatakan bahwa informasi dari IC memiliki sedikit nilai kecualibiladihubungkan dengan strategi perusahaan (Marr et al, 2003). Setiap sistempengukuran kinerja harus digunakan untuk menilai dan mengevaluasi asumsi yangmendasari arahstrategi saat ini.Memeriksa atau menolak asumsi strategi secara potensialakan berdampak pada alokasi sumber daya di perusahaan. Oleh karena itu,pengembangan pengukuran kinerja harus dipandu oleh strategi.Banyak sistem pengukuran berasumsi bahwa hubungan kausal antara IC dan strategididasarkan pada hipotesis bisnis, dimana perusahaan mampu mentransformasi IC kedalam peta strategi. Peta strategi sendiri merupakan perwujudan dari asumsi strategi danbercerita tentang sejarah bagaimana perusahaan mentransformasi IC-nya ke dalamtujuan-tujuan strategis seperti halnya tingkat pengembalian saham atau kepemimpinanpasar. Kaplan dan Norton (1996) menjelaskan bahwa untuk menilai strategi haruslahberkelanjutan dan dilakukan secara terus menerus.Marr et al(2003) merangkum beberapa penelitian yang menguji hubungan kausalitastersebut, yakni penelitian Ittner and Larcker (1998), Rucci, et al (1998), Neely and AlNajjar (2002), dan Marr et al (2002). Penelitian Ittner and Larcker (1998) menggunakandata pelanggan dan data unit bisnis, menemukan bukti bahwa pengukuran kepuasanpelanggan merupakan indikator utama dalam menilai perilaku pembelian kembali olehpelanggan, pertumbuhan jumlah pelanggan, dan kinerja akuntansi (pendapatan unitbisnis, profit margin , dan retun on sales ). Selanjutnya penelitian Rucci, et al (1998)mengembangan model bisnis untuk Sears yang sukses dari perilaku manajemen melaluisikap karyawan untuk kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. Penelitian Neely and AlNajjar (1998) juga memberikan bukti adanya hubungan positif antara kepuasankaryawan, kepuasan pelanggan dan kinerja keuangan. Dan penelitian Marr et al (2002)menunjukkan bukti bahwa Shell International memperoleh dampak positif dari aset tak berwujud (
  • 8. intangibles assets ) seperti kepuasan pelanggan, budaya organisasi, lingkungandan tanggung jawab sosial pada strategi perusahaan dan kinerja keuangan.Dengan demikian berdasarkan penelitian-penelitian tersebut secara umum dapatdisimpulkan bahwa pengukurannon keuanganberdampak pada perilaku manajerial dantindakan yang pada gilirannya akan mendorong pelaksanaandan penilaianstrategi.Selainitu penilaian-penilaian strategi tidak lagi bersumber dari data-data keuangan tetapi sudahlebih kompleks misalnya kepuasan pelanggan, kepuasan kerja karyawan, inovasi danbudaya perusahaan.Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan pengukurannya denganpenilaian non keuangan. Strategi Pengembangan, Diversifikasi dan Ekspansi Pengukuran non keuangan IC sangat berarti bagi strategi pengembangan, diversifikasidan ekspansi. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan untuk dapat mengakses IC sangatdiperlukanuntuk kebutuhan tersebut. Ketika perusahaan berencana untuk mengembangkan, mendiversifikasi, dan juga ekspansi dalam bentuk merger dan akuisisimakaperusahaan akan mencari cara terbaik untuk dapat mengeksplotasi sumber dayanya(Teece, 1980; Montgomery and Wernerfelt,1988), dan hal tersebut hanya dapatdilakukan dengan pengukuran non keuangan.Tetapi ketika perusahaan kekurangansumber daya baik berwujud maupun tidak berwujud, maka biasanya akan mencari sumberdaya dari perusahaan lain melalui hubungan internal antar perusahaan. Caranya denganaliansi strategi, joint ventures, dan merger serta akuisisi. Lev (2001) menyarankan bahwa jaringan ekonomi dan hubungan sinergi dengan riset dan pengembangan (R&D), dansumber daya tak berwujud lainnya adalah isu utama dalam akuisisi perusahaan,diversifikasi dan aliansi. Hal ini menjadi bukti pentingnya kebutuhan perusahaan untuk mengakses IC.Ketika melakukanakuisisi, maka dibutuhkan kombinasi aset tak berwujud antarperusahaan. Juga kebutuhan untuk memahami sifat dasar dan sumber daya aset tak berwujud termasuk IC. Selain itu agar upaya untuk mendongkrak aset tak berwujudmemiliki nilai yang tinggi dalam akuisisi, maka dibutuhkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengukur IC perusahaan. Demikian pula dengan banyaknya asettak berwujud yang terpendam dalam organisasi seperti budaya organisasi, rutinitas, danpengetahuan yang tentunya proses ini menimbulkantantangan besar untuk dapatmengurai dan mengidentifikasinya.Walau tidak banyak penelitian yang menguji secara teoritis wilayah strategipengembangan, diverisifikasi dan ekspansi, tetapi Marr et al (2003) merangkum beberapapenelitian yang dianggap bisamewakili untuk tujuan tersebut.Penelitian Gupta and Roos(2001) menjelaskan tentang bagaimana pengukuran IC dapat digunakan untuk tujuanmerger organisasi dan strategi perusahaan. Morck and Yeung (2003) menghasilkanpenelitian dengan kesimpulan bahwa diversifikasi mampu menambah nilai bagi aset tak berwujud kaitannya dengan pekerjan riset dan pengembangan (R&D).Penelitian Des et al(2003) memberikan bukti empiris bahwa aliansi strategi menciptakan nilai dalamkaitannya dengan kreasi IC. Kompensasi Pengukuran non keuanganlebih direkomendasikan daripada pengukuran keuangan dalamsistem kompensasi. Sebagian besar perusahaan menyadari bahwa mengandalkansepenuhnya pada pengukuran keuangandapat mendorong pemikiran jangka pendek,khususnya jika pengukuran
  • 9. monetary dikaitkan dengan sistem kompensasi (Kaplan danNorton, 1992; Bushman et al, 1995). Hal tersebut dkarenakan pengukuran monetaryhanya mengunakan data historis, terlalumelihat ke belakang (backward-looking) , mendorong perilaku disfungsional, dan memberikan pertimbangan kurang tepat dalampengembangan aset tak berwujud seperti kapabilitas karyawan dan kepuasan pelanggan(Ittner and Larcker, 1998). Selanjutnyadalam agency model menyarankan bahwapengukuran keuangan saja dalam perencanaan kompensasi bukanlah cara yang efisiendalam memotiasi karyawan. Oleh karena itu, disarankan agar pengukuran keuangandilengkapi atau bahkan diganti dengan pengukuran non keuangan,dimana lebihinformatif terkait dengan karyawan dan dapat mengembangkan ide-ide tentangkompensasi (Ittner and Larcker, 2002).Alasan utama penggunaan pengukuran non keuangan dalam skema kompensasi adalahbahwa pengukuran ini lebih lebih unggul dibanding pengukuran keuangan. Alasan keduaadalah bahwa dalam perencanaan kompensasi diperlukan tingkat informasi yang lebihtinggi terkait dengan pengukuran kinerja manajerial dan tindakan-tindakan yangdiinginkan oleh perusahaan. Penelitian Ittner et al (1997) terhadap 317 perusahaanmenemukan bukti adanya hubungan antara strategi perusahaan dan pengukuran kinerjaterkait dengan rencana pemberian intensif bagi eksekutif perusahaan. Pengukuran kinerjayang dimaksud adalah penggunaan pengukuran kinerja non keuangan, dimanapengukuran tersebut dianggap lebih berorientasi pada strategi inovasi dan jugaberorientasi pada kualitas. Hal tersebut mendukung gagasan bahwa perusahaan yangmemiliki aset tak berwujud lebih bernilai seperti lebih inovatif dan berorientasi padakualitas, cenderung untuk lebih menempatkan dan memilih pengukuran kinerja nonkeuangan daripada yang keuangan. Bukti nyata penggunaan pengukuran non moneteruntuk kompensasi di perusahaan dilakukan oleh Chrysler Corporation, dan Ford MotorCompany ((Lavin, 1994 danAnon, 1998, dalam Marr et al, 2003). Komunikasi Pada Stakeholders Eksternal Komunikasi pada stakeholders eksternal tidak hanya berkaitan dengan kinerja keuanganperusahaan tetapi juga disclosure hal-hal non keuangan dan juga prospek jangka panjang.Walaupun komunikasi ini awalnya sebagai sebuah mandatory tapi kemudian dirasasangatperlu guna keberlanjutanperusahaan.
  • 10. Mandatory tersebutdikarenakan adanyaaturan resmi yang dibuat oleh pembuat kebijakan di bidang akuntansi. Dengan demikianmaka hal tersebut memberikan tekanan pada perusahaan untuk melakukan pengukurandan men- disclosure IC. Kegagalan untuk mengkomunikasikan IC dapat berdampak padapemegang saham minoritas karena tidak mempunyai akses informasi pada aset tak berwujudyang biasanya sering disampaikan saat pertemuan terbatas para investor besar(Holland, 2001), selain itujuga akan menyebabkan meningkatnya cost of capital (Lev,2001). Dampak lain adalah adanya kesalahan penilaian atas perusahaan yang kemudianmenyebabkan investor dan perbankan menerima resiko yang lebih tinggi. Demikian puladengan eksploitasi aset tak berwujud yang dilakukan oleh manajer tetapi tidak diketahuioleh pihak lain termasuk investor. Hasil penelitian yang menguji tentang masalah ini adalah penelitian Narayanan et al(2000) yang menyatakan bahwa perusahaan yang mampu untuk membuat disclosure yangbermakna terkait dengan prospek jangka panjang akan memperoleh penilaian pasar yanglebih baik. Berikutnya penelitian Brynjolfsson and Yang (1999) yang menggunakananalisis regresi dimana hasilnya adalah pengeluaran terkait aktiva tak berwujud sepertiriset dan pengembangan (R&D) dan investasi pembelian komputer memiliki dampak positif pada nilai pasar 1.000 perusahaan besar.Hasil yang sama dinyatakan oleh Aboody and Lev (2000) yakni satu dollar investasidalam riset dan pengembangan kimia akan meningkatkan rata-rata pendapatan operasisaat ini dan masa datang sebesar dua dollar.Apabila diamati perkembangan yang adatentang komunikasi yang harus dilakukan kepada pihak eksternal, nampak ada pergeseranorientasi. Orientasi masa lalu menyatakan bahwa pihak eksternal hanya membutuhkaninformasi-informasi keuangan saja, sedangkan pihak internal membutuhkan informasinon keuangan. Tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bahwa disclosure yang baik akanberdampak pada penilaian pasar yang lebi baik. Dengan demikian pengukuran nonkeuangan juga sangat diperlukan dalam berkomunikasi dengan pihak stakeholders eksternal.Pada sisi lain, memang pengukuran keuangan dirasakan lebih handal, dapatdiperbandingkandan diterima secara umum. Tetapi kelemahannya terlalu melihat kebelakang ( backward looking )(Marr etal,2003; Cumby and Conrod, 2001),padahalmanajemen dan direktur perusahaan butuh cara untuk melihatmasa depanagar mampuuntuk mengidentifikasi proses dan aktivitas yang
  • 11. menghasilkannilai lebih dalam jangkapanjang. Perhatian pada data keuangan historis saja tidaklah cukup. Sehingga dibutuhkanfaktor-faktor non keuangan seperti loyalitas pelanggan, kepuasan karyawan, prosesinternal dan inovasi organisasiuntuk memperoleh nilai bagi pemegang saham secaraberkesinambungan (Cumby and Conrod, 2001).Kelemahan lain dari pengukuran keuangan karena pengukuran ini lebih banyak menggunakandatalaporan keuangan. Padahal laporan keuangan gagal untuk mengukurdan menunjukkan unsur-unsur yang paling signifikan dalam pengembangan bisnis,seperti human capital, organizational capital , dan customer capital . Sehingga hasilnyaadalah laporan keuangan gagal untuk mengkomunikasikan keadaan bisnissesungguhnyaguna pengembangan IC bagi manajemen dan investor (Kannan and Aulbur, 2004).Sementara itu, aset tak berwujud seperti kompetensi karyawan, hubungan baik denganpelanggan, model bisnis, sistem admnistrasi dan komputerisasi belum dikenal oleh modelkeuangan tradisional dan pelaporannya. SIMPULAN DAN SARANSimpulan Pengukuran non keuangan pada IC dirasa lebihunggul danmemberikan keuntungan bagi perusahaan karena pengukuran ini mampu “melihat isi perusahaan lebih dalam” dibandingkan dengan pengukuran keuangan.Dengan kemampuan tersebut maka akanlebih mudah untuk menemukan unsur-unsur pembentuk IC, yang selanjutnya dapatdikelola dan dikaitkan dengan kinerja, strategi, dan peningkatan nilai perusahaan.Sehingga perusahaan akan mendapatkan banyak manfaat dari proses pengukuranterhadap IC yang dimilikinya. Saran Bagi organisasi atau perusahaan harus mampu melakukan pengukuran non keuanganterhadap IC sehingga dapat menerima manfaat atas pengukuran tersebut. Untuk penelitiatau para ahli yang bergerak dalam bidang IC, harus mampu menggali metode-metodepengukuran non keuangan yang lebih mudah, terukur, handal, dapat diterima secaraumum sehingga memberikan kemanfaatan bagi organisasi dan perusahaan.Sedangkanbagi organisasi atau perusahaan yang tetap menggunakan pengukuran keuanganhendaknya melampiri dengan pengukuran non keuangan sehingga disclosure tentang ICdapat memberikan manfaat jangka panjang. DAFTAR PUSTAKA Aboody, D. and Lev, B. 1998. The Value Relevance of Intangibles : The Case of Software Capitalization. Journal of Accounting Research . Vol 36 (Supplement),pp 161-91
  • 12. Abdolmohammadi, Mohammad J. 1999. “The Component of Inte llectual Capital forAccounting Measurement”. www.sbaer.lka.edu/research/1999/wdsi/99wds.024.htm. Diakses 25 Oktober2010.Jam 20.30 WIBAndrissen, D. and Tiessen, R. 2000. Weight Wealth : Find Your Real Value in A Futureof The Intangible Assets. FT Prentice Hall, LondonAndriessen, Daniel. 2004. Making Sense of INTELLECTUAL CAPITAL. Designing a Method for the Valuation of Intangibles . USA : Elsevier, IncBrooking, A. 1996. Intellectual Capital : Core Assets for The Third Millennium ,Enterprise Thomson Business Press. London. United Kingdom.