1. LEPRA
Lepra adalah penyakit menular kronik yang
berkembang lambat, disebabkan oleh
Mycobacterium leprae dan ditandai dengan
pembentukan lesi granulomatosa atau
neurotropik pada kulit, selaput lendir, saraf,
tulang, dan organ-organ dalam.
2. Bentuk Lepra
• Bentuk Tuberkuloid (T) .
Bentuk ini bersifat tidak menular dan agak mudah disembuhkan.
Pasien tetap memiliki daya tangkis Imunologi. Lepra Tuberkuloid :
dapson 100 mg 1x sehari, rifampisin 600 mg 1xsebulan selama 6
bulan.
• Bentuk Lepromatosus (L).
Bentuk ini bersifat sangat menular, sukar disembuhkan dan lama.
Penularan bentuk Lopromatosus disebabkan kontak yang erat dan
lama dan sistem tangkis dari pasien sudah tidak aktif lagi. Lepra
Lepromatosus : dapson 100 mg 1xsehari, rifampisin 600 mg 1x
sebulan dan klofazimin 50 mg 1x sehari + 300 mg 1x sebulan selama
minimal 2 tahun dan maksimal 3 tahun.
• Bentuk T.L (Kombinasi bentuk tuberkuloid & Lepromatosus.
3. Tipe lepra
Ada dua tipe lepra yaitu :
• Tipe I (reaksi kebalikan = reversal)
Menimbulkan exacerbasi mendadak dari luka-luka kulit dan syaraf
yang meradang dan membengkak terutama terjadi pada bentuk
border line dari LT dan LL. Penyebabnya adalah suatu reaksi imun
seluler (oleh limfe-T) terhadap anti gen basil lepra.
• Tipe II (Erythema nodosum leprosum, ENL)
Terjadi hanya pada LL sebagai reaksi imun humoral (dari antibody)
terhadap anti gen basil lepra. Kompleks imun diendapkan pada
endotel pembuluh dan syaraf kulit yang berakibat bertambahnya
permeabilitas dindind pembuluh dan berkurangnya oksigen di
jaringan. Gejalanya berupa demam tinggi, nodule dengan ruam
merah dan radang syaraf.
4. Produksi Leprae
Mycobacterium leprae berproduksi di daerah-daerah yang
lebih dingin. Sebenarnya M.Leprae mempunyai
Patogenetas dan daya Invasif yang rendah, sebab
penderita yang mengandung kuman jauh lebih banyak
belum tentu memberikan gejala yang lebih berat,bahkan
dapat sebaliknya, ketidakseimbangan antara derajat infeksi
dan derajat penyakit, tidak lain disebabkan oleh sistem
imun yang berbeda yang mencegah timbulnya reaksi
Granuloma setempat dan menyeluruh yang dapat sembuh
sendiri /Progresif. Oleh karena itu penyakit kusta dapat
disebut penyakit Imunologik. Gejala-gejala klinisnya lebih
sebanding dengan tingkat reaksi selularnya daripada
intensitas infeksinya.
5. Gejala Klinis
Diagnosis penyakit kusta didasarkan pada gambaran
klinis, Bakterioskopis, Hispatologis, diantara ketiganya,
diagnosis secara klinislah yang terpenting yang paling
sederhana, hasil bakterioskopis memerlukan waktu
paling sedikit 15-30 menit, sedang Hispatologis
memerlukan 3-7 hari. Kalau masih memungkinkan,
baiknya juga dilakukan tes Lepromim (mitsuda) untuk
membantu penentuan tipe, yang hasilnya baru
diketahui setelah 3-4 minggu tidak cukup hanya sampai
diagnosis kusta saja, tetapi perlu ditentukan tipenya,
sebab penting untuk terapinya.
6. Penyakit Kusta pada Kulit
Penyakit kusta terutama bagi kelainan kulit yang masih
berupa Makula yang
Hipopigmentasi, hiperpigmentasi, dan Eritematosa.
Kelainan kulit yang tanpa komplikasi pada penyakit
kusta dapat hanya berbentuk Makula saja, Infiltrat
saja, atau keduanya. Sebab penyakit kusta ini
mendapat julukan The Greatest Immitator pada ilmu
penyakit kulit. Penyakit kulit lain yang harus
diperhatikan sebagai diagnosis banding antara lain
adalah :
Dermatofitosis, Tinea, versikolor, Pitiriasisrosea, Pitirias
isalba, dermatitis seboroika, Granuloma
Anulare, Xantomatosis, Skleroderma, Leukomia
Kutis, Tuberkolosis Kutis Verukosa, dan BirthMark.
7. Jenis dan Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari kusta sangat
beragam, namun terutama mengenai
kulit, saraf, dan membran mukosa penyakit ini
dapat dikelompokkan lagi menjadi :
• kusta tuberkuloid (Inggris: paucibacillary),
• kusta lepromatosa (penyakit Hansen
multibasiler), atau
• kusta multibasiler (borderline leprosy).
8. Penyebab
Mycobacterium leprae adalah penyebab dari
kusta. (Sebuah bakteri yang tahan asam) M.
leprae juga merupakan bakteri aerobik, gram
positif, berbentuk batang, dan dikelilimgi oleh
membran sel lilin yang merupakan ciri dari
spesies Mycobacterium. M. leprae belum
dapat dikultur pada laboratorium.
9. Patofisiologi
Mekanisme penularan yang tepat belum diketahui.
Beberapa hipotesis telah dikemukakan seperti adanya
kontak dekat dan penularan dari udara.Selain manusia,
hewan yang dapat tekena kusta adalah armadilo, simpanse,
dan monyet pemakan kepiting. Faktor ketidakcukupan gizi
juga diduga merupakan faktor penyebab Dua pintu keluar
dari M. leprae dari tubuh manusia diperkirakan adalah kulit
dan mukosa hidung. Telah dibuktikan bahwa kasus
lepromatosa menunjukkan adnaya sejumlah organisme di
dermis kulit. Bagaimanapun masih belum dapat dibuktikan
bahwa organisme tersebut dapat berpindah ke permukaan
kulit
10. Pintu masuk dari M. leprae ke tubuh manusia
masih menjadi tanda tanya. Saat ini
diperkirakan bahwa kulit dan saluran
pernapasan atas menjadi gerbang dari
masuknya bakteri saluran pernapasan adalah
rute yang paling dimungkinkan menjadi
gerbang masuknya bakteri, walaupun
demikian pendapat mengenai kulit belum
dapat disingkirkan
11. Pengobatan
• DOS (Diamino Difenil Sulfom )
resistensi DOS ada dua,primer dan sekunder
• Protionamid etionamid
Dosisnya 5-10 mg/kg berat badan setiap hari
• Dapson : diaminodifenilsulfon, DDS, suatu
inhibitor folat sintetase.
• Klofazimin : lampren
• Rifampisin : Rifampin,Rifadin,Rimactane.
• Talidomida : softenon,synovir
12. Kelompok Berisiko
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta
adalah yang tinggal di daerah endemik dengan
kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang
tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan
gizi yang buruk, dan adanya penyertaan
penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan
sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena
kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
13.
14. MAKALAH
FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI
“PATOGENESIS LEPRA”
Kelompok I
Vini Desista Sani (066108002) Pratiwi (0661080 )
Lia Raini (066108011) Maria Ulfah (0661080 )
Mega Maulida (066108016) Septian Wisnu (0661080 )
Rani Novia J (066108027) Indra R (066108059)
Eti Susanti (066108028) Elpriadi Laoli (0661080 )
Fauzia Rahmah (066108029) Ramiana S (0661080 )
Ardiansyah (066107051) Dedi.D (0661080 )
Arpiansyah (066107066) Kiki Astrianti (0661080 )
Heri Hermawan (0661070 ) Anita Pramita (066108013)