Proses produksi gula dimulai dari stasiun penggilingan, pemurnian, penguapan, masakan, putaran dan penyelesaian. Stasiun penguapan menggunakan sistem pre effect dan quadruple effect, sedangkan masakan menggunakan sistem masakan dua tingkat. Produk samping seperti tetes dan ampas dimanfaatkan kembali.
3. Proses Gula SHS
produk pengem berkualitas
si asan siap
distribusi
4. • 20 Maret 1918 NV.
SULKERFABRIEK Kebon Agung
Sejarah • 1962 NV. Cultuur Maatschappij
Trangkil
• 20 April 1993 PG. Trangkil
Lokasi • 11 km ke utara kota Pati
perusahaan
5.
6.
7. BAHAN BAHAN
BAKU PEMBANTU
Kapur Tohor (CaO)
TEBU Belerang
(Saccharum Flokulan
officinarum L.) NaOH
Air Imbibisi
Fondan
13. PROSES PRODUKSI
Stasiun
Stasiun
Tebu Penimbanga
Penggilingan
n
Stasiun Stasiun Stasiun
Pemurnian Penguapan Masakan
Stasiun Stasiun
Gula SHS
Putaran Penyelesaian
14. Stasiun Penimbangan
• Fungsi : menimbang tebu, tetes, bagase,dan
bahan pembantu proses produksi.
• Terdapat dua timbangan yang ada di PG.
Trangkil yaitu timbangan depan pabrik dan
timbangan belakang pabrik.
16. Stasiun Pemurnian
Defekator I (+ susu
Heater I kapur -> pH 7,
Nira mentah membentuk Ca
(70 oC- 80oC) sehingga membentuk
endapan Ca3(PO4)2
Tangki sulfitasi Pompa absorber +
(proses penetralan susu kapur -> 9 Defekator II
dan membentuk
endapan CaSO3 untuk (reaksi (+ susu kapur -
mengikat kotoran pengendapan > pH 8-8,5)
dalam nira) kotoran optimal)
Single tray
Heater II suhu 100- Prefloc tower clarifier
110oC (Reaksi (pencampuran (mengendapkan
optimal, penguapan
gas terlarut, nira dan kotoran &
membunuh mikoba) floculan) dihasilkan nira
jernih)
17. Single tray
clarifier
Nira Nira
jernih kotor
Mixer nira
Evaporator
kotor
Rotary
vacum filter
Nira Bak nira
tapis mentah
19. Stasiun Putaran
Stasiun
putaran
Continous Discontinous
centrifuse centrifuse
Memutar Memutar
masakan D1 masakan D2 Memutar
masakan A
(unit 1-6) (unit 7-12)
Bibitan
Gula
masakan A
20. Stasiun Penyelesaian
Gula (dari
Vibrating Vibrating
putaran
Conveyor Sugar Dryer
discontinue)
Vibrating Silo
Gula SHS
Screen (dikemas)
Gula tak Stasiun
Melter
lolos saring Masakan
21. KESIMPULAN
Proses pembuatan gula SHS dimulai dari stasiun gilingan,
stasiun pemurnian, stasiun penguapan, stasiun masakan,
stasiun puteran, dan berakhir di stasiun penyelesaian dan
penggudangan.
Stasiun penguapan menggunakan sistem pre effect +
quadruple effect dan parallel badan akhir.
Sistem masakan dilakuakan dengan menggunakan sistem
masakan dua tingkat yaitu masakan AD.
Produk samping dari proses produksi gula berupa tetes,
ampas, abu dan blotong. Produk samping berupa tetes dijual
pada pabrik msg, abu dijual sebagai bahan campuran batako,
ampas digunakan untuk bahan bakar boiler dan dijual sebagai
media tanam jamur, serta blotong digunakan sebagai bahan
pembuatan pupuk kompos.
Pabrik Gula merupakan industri yang efisien, karena dari
proses produksi gula semua limbah dapat dimanfaatkan
kembali.
22. SARAN
Diperlukan pengoptimalan sistem distasiun timbangan supaya
tidak menimbulkan antrian yang terlalu lama sehingga dapat
mempengaruh kualitas tebu yang akan diolah.
Kualitas tebu yang akan diolah lebih diperhatikan sebab
masih banyak tebu dengan kualitas kurang bagus tetap diolah
meskipun kadar gulanya rendah.
Pengoperasian cane crane diharapkan lebih cermat supaya
mengindari tercecernya tebu sebelum diletakkan pada meja
tebu.
Diharapkan karyawan menerapkan aspek kesehatan dan
keselamatan kerja terutama pada bagian produksi, seperti
penggunaan masker penutup hidung dan penutup telinga.