SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 55
Keprotokalan
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
FASILITATOR
M.Hoyin.R
Widyaiswara Ahli Madya BPSDMD Provinsi Sumsel
Palembang, 2019
Keprotokolan
Kode Etik Pembelajaran di Kelas
Gembira
Partisipasi
Respon
h.hoyin@yahoo.co.id
Hoyin_lubay
Jl. Sultan Mansyur 386 RT.05 RW.02
Bukit Lama Palembang
0811789909
Widyaiswara Ahli Madya BPSDMD Prov Sumsel
Rizmu
h.hoyin@yahoo.co.id
Materi
Keprotokalan
Oleh
PENGERTIAN PROTOKOL DAN
KEPROTOKOLAN
MENGENAL ACARA KENEGARAAN DAN
ACARA RESMI
KONSEPSI DASAR KEPROTOKOLAN
TANYA JAWAB
PENGERTIAN PROTOKOL
 Anggapan awam/umum:
Seseorang dengan pakaian lengkap yang sibuk
mengatur suatu kegiatan/upacara
Seseorang yang tampil di depan mike
membawakan acara (MC)
Seseorang yang bertugas melayani atau menerima
tamu-tamu dalam suatu upacara
Anggapan seperti ini perlu diluruskan
PENGERTIAN PROTOKOL
(MENURUT KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA,
W.J.S. POERWADARMINTA)
 Protokol ialah:
Surat-surat resmi yang memuat hasil-hasil
perundingan/persetujuan
Peraturan-peraturan upacara di Istana Kepala
Negara
Berkenaan dengan penyambutan tamu-tamu
negara
PENGERTIAN PROTOKOL
(Oxford Dictionary)
• A system of rules governing formal occasions, eg: meetings
between governments, officials, etc: the protocol of
diplomatic visits, a breach of protocol. Protocol demands
that formal dress be worn on such occasions. (Susunan
peraturan yang mengatur acara-acara formal, contoh
pertemuan antar pemerintah, pejabat dan lain-lain,
misalnya protokol dalam kunjungan diplomatik,
pelanggaran keprotokolan. Protokol mengharuskan
digunakannya pakaian formal dalam acara-acara resmi).
• The first or original version of an agreement, in writing.
(Versi pertama atau asli dari sebuah perjanjian, dalam
writing).
ASAL MULA KATA PROTOKOL
Bahasa Yunani
Protos
(yang pertama)
Kolla
(lem atau perekat)
Protokollum
Bahasa Latin
Protocole
Bahasa Perancis
Lembaran
pertama dari
suatu
gulungan
papyrus
Semua
catatan
dokumen
negara yang
bersifat
nasional dan
internasional
Proses verbal:
official minutes,
agreement, treaty,
seperti Protokol
Jenewa, Protokol
Paris dan Protokol
Kyoto
PENGERTIAN PROTOKOL
Protokol adalah serangkaian aturan dalam
acara kenegaraan atau acara resmi, yang
meliputi aturan mengenai tata tempat, tata
upacara dan tata penghormatan, sehubungan
dengan penghormatan kepada seseorang,
sesuai dengan jabatan dan atau kedudukannya
dalam negara, pemerintah atau masyarakat”
(UU No. 8 tahun 1987 tentang Protokol)
PENGERTIAN KEPROTOKOLAN
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan
yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi
Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata
Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan
dan/atau kedudukannya dalam negara,
pemerintahan, atau masyarakat.
(UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)
LANDASAN DAN SUMBER HUKUM
KEPROTOKOLAN
 PERSETUJUAN INTERNASIONAL
 Konvensi Wina 1815, 1961 dan 1963
 PERATURAN PERUNDANGAN
 UU Nomor 8 Tahun 1987 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun
2010 tentang Keprotokolan
 UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri
 UU Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan 1963
 PP Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata
Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan
 Keppres Nomor 32 Tahun 1971 tentang Protokol Negara
 Permensesneg Nomor 13 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Keprotokolan Presiden dan Wakil Presiden RI
 TRADISI, ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN SETEMPAT
 AZAS TIMBAL BALIK (RESIPROSITAS)
 LOGIKA UMUM (COMMON SENSE)
DEFINISI ACARA KENEGARAAN DAN
ACARA RESMI
• Acara Kenegaraan adalah Acara yang bersifat
kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara
terpusat, dihadiri oleh presiden dan/atau Wakil
Presiden serta pejabat negara lainnya dalam
melaksanakan acara tertentu.
• Acara Resmi adalah Acara yang bersifat resmi
yang diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah
atau Lembaga Tinggi Negara dalam melaksanakan
tugas dan fungsi tertentu, dan dihadiri oleh
Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah
serta undangan lainnya.
ACARA KENEGARAAN DAN
ACARA RESMI
PENJELASAN GAMBAR
ACARA KENEGARAAN
• Bersifat Kenegaraan. Pada Acara
Kenegaraan mengenakan
pakaian kebesaran. Kehadiran
undangan tidak boleh
diwakilkan.
• Pembesar Upacara, harus
dihadiri oleh Presiden dan/atau
Wakil Presiden
• Penyelenggaraannya diatur
secara terpusat oleh Panitia
Negara
• Melaksanakan Acara Tertentu
ACARA RESMI
• Bersifat Resmi, dapat
menggunakan Pakaian Sipil
Harian atau pakaian lain yang
telah ditentukan. Undangan
dapat diwakilkan.
• Dapat oleh Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Pemerintah
• Penyelenggaraannya tidak oleh
Panitia Negara namun oleh
Lembaga Negara, Instansi
Pemerintah Pusat/Daerah
• Melaksanakan tugas dan fungsi
tertentu
TATA TEMPAT (PRESEANCE)
 Adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara
kenegaraan atau acara resmi;
 Mengandung unsur tentang siapa yang berhak didahulukan
dan siapa yang berhak mendapat prioritas.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
1. Orang yang berhak mendapat tata
urutan pertama/paling tinggi adalah
mereka yang mempunyai urutan paling
depan/mendahului.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan dari
orang yang mendapat urutan tata tempat paling
utama, dianggap lebih tinggi/mendahului orang
yang duduk di sebelah kirinya.
3. Jika menghadap meja, tempat utama yang
menghadap ke pintu keluar dan tempat terakhir
adalah tempat yang paling dekat dengan pintu
keluar.
4. Pada posisi berjajar pada garis yang sama,
tempat yang terhormat adalah di tempat paling
tengah, dan di tempat sebelah kanan luar.
Persembahan tarian pada Acara Peresmian dan Groundbreaking
Proyek-Proyek MP3EI Kaltim di Balikpapan, tanggal 24 Oktober 2012.
(Foto: Anung/Biro Pers, Media, dan Informasi Setpres)
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata
urutan paling utama di pesawat terbang naik paling
akhir dan turun paling dahulu.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
6. Dalam hal kedatangan dan kepulangan, orang
yang paling dihormati selalu datang paling
akhir dan pulang paling dahulu.
PEDOMAN TATA TEMPAT
a. Urutan Tata Tempat di Pusat:
1) Presiden RI
2) Wakil Presiden RI
3) Mantan Presiden &
Mantan Wakil Presiden RI
4) Ketua Lembaga Negara
(Ketua MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK dan KY)
5) Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan
6) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan
Organisasi Internasional.
8
7) Wakil Ketua MPR, DPR, DPD, Gubernur BI, Ketua
Badan Penyelenggara Pemilu, Wakil Ketua BPK,
MA, MK dan KY.
8) Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota DPR-
RI, dan Anggota DPD-RI, serta Dubes LBBP-RI.
9) Kepala Staf TNI AD, AL dan AU TNI
10) Pemimpin Parpol yang memiliki wakil di DPR-RI
11) Anggota BPK, Ketua Muda dan Hakim Agung MA,
Hakim MK, dan Anggota KY Republik Indonesia.
12) Pemimpin LN yang ditetapkan sebagai PN,
Pemimpin LN lainnya yang ditetapkan dg UU,
DGS dan Deputi Gubernur BI, serta Wakil Ketua
Badan Penyelenggara Pemilu.
9
13) Gubernur Kepala Daerah.
14) Pemilik Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan
Tertentu
15) Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian,
Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf AD, AL, dan AU
TNI, Wakil Kapolri, Wakil Jakgung, Wakil
Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Pejabat Eselon I
atau yang disetarakan.
16) Bupati/Walikota dan Ketua DPRD
Kabupaten/Kota; dan
17) Pimpinan tertinggi representasi organiasi
keagamaan tingkat nasional yang secara faktual
diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan
Masyarakat. 10
b. Urutan Tata Tempat di Provinsi:
1) Gubernur;
2) Wakil Gubernur;
3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur;
4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di
daerah;
6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi.
11
b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:
8) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil
di DPRD Provinsi;
9) Anggota DPRD Provinsi atau nama lainnya,
Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh
dan Anggota Majelis Rakyat Papua;
10) Bupati/Walikota;
11) Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala
Kantor Perwakilan BI di daerah, Ketua KPUD;
12) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu Tingkat Provinsi;
13) Ketua DPRD Kabupaten/Kota;
11
b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:
14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua
DPRD Kabupaten/Kota;
15) Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
16) Asisten Sekda Provinsi, Kepala Dinas Tingkat
Provinsi, Kepala Kantor Instansi Vertikal di
Provinsi, Kepala Badan Provinsi, dan Pejabat
Eselon II; dan
17) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pejabat Eselon III.
11
c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
1) Bupati/Walikota;
2) Wakil Bupati/Walikota;
3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Walikota;
4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama
lainnya;
6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Negeri semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;
11
c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
7) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil
di DPRD Kabupaten/Kota;
8) Anggota DPRD Kabupaten/Kota atau nama
lainnya;
9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu Tingkat Kabupaten/Kota;
10) Asisten Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Badan
Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Tingkat
Kabupaten/Kota, dan Pejabat Eselon II, Kepala
Kantor Perwakilan BI di Tingkat Kabupaten,
Ketua KPU Kabupaten/Kota;
11
c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
11) Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota,
Kepala Unit Pelaksana Teknis Instansi Vertikal,
Komandan Tertinggi TNI semua angkatan di
kecamatan, dan Kepala Kepolisian di kecamatan;
12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Camat, dan Pejabat Eselon III;
13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan
nama lain dan Pejabat Eselon IV.
d. Istri / suami yg mendampingi Pejabat Negara/
Pemerintah atau Tokoh Masyarakat ttt mendapat
tempat sesuai dengan urutan tata tempat pejabat tsb
11
e. Dlm hal Pejabat Negara/Pemerintah atau Tokoh
Masyarakat ttt berhalangan hadir pd suatu acara,
maka tempatnya tidak diisi oleh Pejabat yg mewakili
(Pejabat yg mewakili mendapat tempat sesuai dg
jabatan yang dipangkunya)
f. Dalam hal Pejabat Negara/Pemerintahan memangku
jabatan lebih dari satu yang berbeda tingkatannya,
maka tata tempatnya berdasarkan urutan yang
lebih dahulu
g. Mantan Pejabat Negara/Pemerintah mendapat tempat
setingkat lebih rendah dari jabatan yg pernah
dipangku sebelumnya
12
13
h. Acara resmi yang diselenggarakan oleh instansi
pusat dan dilaksanakan di daerah, maka Menteri/
Pimpinan LPNK yang bertindak sebagai tuan rumah
acara. Sedangkan tuan rumah daerah adalah
Gubernur atau Bupati/Walikota.
i. Pendamping Presiden RI atau Wakil Presiden RI
pada saat menghadiri acara resmi di daerah :
- Bila penyelenggaranya adalah instansi pusat,
maka Menteri/Pimpinan LPNK yang mendampingi
- Bila penyelenggaranya adalah daerah, maka
Gubernur atau Bupati/Walikota yang bersang-
kutan yang mendampingi
14
3. Contoh Pengaturan Tata Tempat
a. Berdiri
- Bila berjabat tangan :
P
5 4 3 2 1
M
1 2 3 4 5
- Bila tidak berjabat tangan :
5 3 1 2 4 4 2 1 3
P = Presiden
1 = Presiden
M = Masyarakat
15
b. Duduk
- Dalam rapat (meja bentuk U):
13 12
11 10
9 8
7 6
5 3 1 2 4
- Meja Bulat :
1 = Pemimpin Rapat
1
67
5 4
3 2
16
- Dalam pertemuan / tatap muka (theater):
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
4 2 1 3
1 = Presiden
LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN
Berhadapan : Satu Arah :
Kursi Utama/Main Seat
Kursi Menteri/ Rombongan
Resmi Presiden
Kursi Perangkat
Kursi Muspida Daerah
Meja Prasasti
Podium
Para Undangan lainnya
Tombol Sirine 17
LAYOUT TEMPAT ACARA
PELANTIKAN PEJABAT
NEGARA/PEMERINTAH
Presiden RI Para Pejabat yang dilantik Para istri pejabat
18
Wakil Presiden RI Para Pimp Lembaga Negara,
Menteri, Ka. LPND/Eselon I
Undangan lain
Perangkat Kepresidenan Rohaniwan
LAYOUT TEMPAT ACARA JAMUAN
SANTAP MALAM KENEGARAAN
Kursi Utama/Main Seat Para Ka. Lembaga Negara,
Menteri dan Romb. Resmi
Tamu Negara
Undangan lain
19
KESIMPULAN
Aturan Dasar Tata tempat yang telah
kita bahas bersama tersebut pada
dasarnya mengandung esensi bahwa
tata tempat (preseance)
mengandung unsur tentang siapa
yang berhak didahulukan dan siapa
yang berhak mendapat prioritas.
TATA UPACARA
JENIS UPACARA
PEDOMAN
PENYELENGGARAAN
UPACARA
PAKAIAN UPACARA
Aturan untuk melaksanakan
upacara dalam Acara
Kenegaraan atau Acara
Resmi (Pasal 1 UU Nomor 9
Tahun 2010)
JENIS UPACARA
UPACARA BENDERA
• Kegiatan pengibaran atau
penurunan bendera merah
putih yang dilaksanakan
dalam rangka memperingati
hari-hari besar nasional,
seperti HUT Proklamasi
Kemerdekaan RI, Hari
Kebagkitan Nasional, Hari
Pahlawan dll.
BUKAN UPACARA BENDERA
• Kegiatan yang memerlukan
pengaturan protokol seperti
antara lain penerimaan
tamu-tamu Presiden,
credentials,
penganugerahan tanda
kehormatan, peresmian
pembukaan
munas/rakernas, dll.
Penerimaan
Tamara
Penyelenggaraan
Upacara lainnya:
hari besar nas,
credentials dll.
Penyelenggaraan
Resepsi/Jamuan
Pengaturan
rapat/sidang
/konferensi
Perjalanan ke
daerah/LN
PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA
•Apa, siapa yang harus
berbuat apa, dimana
(tempat), bilamana (waktu)
•Bagaimana tata caranya
Perencanaan
Upacara
•Menyusun acara, tata
ruang, pengaturan tempat,
membuat rencana upacara,
menetapkan jenis pakaian
•Pengecekan kelengkapan
dan perlengkapan upacara
Persiapan
Upacara •Pembukaan
•Acara Pokok
•Penutup
Pelaksanaan
Upacara
PAKAIAN UPACARA
No Pejabat Sipil
(Pria/Wanita)
TNI/POLRI Wanita
(istri pejabat)
Acara
1. PSDH/PSN PDU 2 Pakaian Nasional PSDH: Jamuan resepsi/santap
resmi atau kenegaraan
PSN: Acara resmi/kenegaraan
di luar negeri
2. PSL PDU 1
dan 3
Pakaian Nasional Upacara resmi/kenegaraan,
bepergian resmi ke LN,
upacara pelantikan pejabat
tertentu
3. PSR PDU 4 Bebas Rapi Upacara selain upacara
kenegaraan, seperti menerima
tamu LN, upacara pelantikan
4. PSH PDH Bebas Rapi Bekerja sehari-hari dan
keperluan umum lainnya, spt:
upacara peresmian proyek dll
5. Batik Batik Batik Acara resmi/tidak resmi di luar
jam kerja atau acara lainnya
TATA PENGHORMATAN
DALAM KEPROTOKOLAN
DASAR
• Pasal 31 UU No. 9 Tahun 2010, “Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau
organisasi internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu
mendapat penghormatan.
• Yang dimaksud dengan penghormatan dan perlakuan
sesuai dengan kedudukannya dan martabatnya adalah
sikap perlakuan yang bersifat protokol yang harus
diberikan kepada seseorang dalam acara kenegaraan atau
acara resmi sesuai dengan jabatan dan/atau
kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau
masyarakat.
DEFINISI TATA PENGHORMATAN
(MENURUT PASAL 1 AYAT 8 PP NO. 62 TAHUN 1990)
• Aturan untuk melaksanakan pemberian
hormat bagi:
Pejabat Negara
Pejabat
Pemerintah
Tokoh
Masyarakat
• Acara Kenegaraan
• Acara Resmi
• Acara Kenegaraan
• Acara Resmi
• Acara Kenegaraan
• Acara Resmi
BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN
• Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk preseance
• Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk rotation
Rotation
Urutan
Sambutan
Jajar
kehormatan
Naik
kendaraan
Kedatangan
dan
kepulangan
LANJUTAN BENTUK-BENTUK
PENGHORMATAN
• Penghormatan terhadap seseorang dalam
bentuk perlakuan
• Penghormatan terhadap sesorang dengan
menggunakan Bendera Kebangsaan Sang
Merah Putih
• Penghormatan terhadap seseorang dengan
menggunakan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
• Penghormatan Jenazah
PENGHORMATAN TERHADAP
LAMBANG-LAMBANG KEHORMATAN NKRI
PENGHORMATAN TERHADAP LAMBANG NEGARA
Penggunaan
Lambang
Negara sbg
cap atau
materai
Penggunaan
Lambang
Negara sbg
Lencana
Penggunaan
Lambang
Negara sbg
Perisai
Penggunaan
Lambang
Negara di
Luar Negeri
PENGHORMATAN TERHADAP
BENDERA KEBANGSAAN
Ukuran
Penaikan dan
Penurunan
Pengibaran
bersama Bendera
Kebangsaan Asing
Tempat
Pengibaran
Bendera
Kebangsaan
bersama Bendera
Organisasi
Waktu Pengibaran
Sebagai Penutup
Jenazah
Bendera
Kebangsaan Asing
di Indonesia
Kedudukan dan Perlakuan
terhadap Presiden dan
Wakil Presiden RI Ukuran dan Tata Cara
Pemasangan Gambar Resmi
Presiden dan Wakil Presiden RI
Keprotokaln latsar cpns kab pali dan seluma

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Parja Negara
 
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Utoyo   pokok – pokok kepegawaianUtoyo   pokok – pokok kepegawaian
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Ayah Raihaana
 

Was ist angesagt? (18)

Kd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawaiKd 12 materi disiplin pegawai
Kd 12 materi disiplin pegawai
 
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
02 hubungan kerja kdh dengan dprd-fd
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
PP Nomor 12 Tahun 2017 Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan ...
 
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNSPeraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
Peraturan Pemerintah Nomor-11-tahun-2017-Manajemen-PNS
 
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
Utoyo   pokok – pokok kepegawaianUtoyo   pokok – pokok kepegawaian
Utoyo pokok – pokok kepegawaian
 
Mekanisme pembentukan peraturan daerah
Mekanisme pembentukan peraturan daerahMekanisme pembentukan peraturan daerah
Mekanisme pembentukan peraturan daerah
 
ASN Presentasi
ASN PresentasiASN Presentasi
ASN Presentasi
 
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
 
Materi smt2 adm.kepegwn
Materi smt2 adm.kepegwnMateri smt2 adm.kepegwn
Materi smt2 adm.kepegwn
 
Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017Pp 11 tahun 2017
Pp 11 tahun 2017
 
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
Perka bkn-nomor-1-tahun-2016-pelaksanaan-pengalihan-pns-daerah-kabupaten-kota...
 
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil NegaraPenjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Sk tim rb pemkab tapanuli utara tahun 2019
Sk tim rb pemkab tapanuli utara tahun 2019Sk tim rb pemkab tapanuli utara tahun 2019
Sk tim rb pemkab tapanuli utara tahun 2019
 
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
Kebijakan Distribusi Kepegawaian sesuai UU No. 23 Tahun 2014
 
Produk Hukum Daerah
Produk Hukum DaerahProduk Hukum Daerah
Produk Hukum Daerah
 
Paparan ibu kartini
Paparan ibu kartiniPaparan ibu kartini
Paparan ibu kartini
 

Ähnlich wie Keprotokaln latsar cpns kab pali dan seluma

PELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihan
PELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihanPELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihan
PELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihan
firasyauqi
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
guestd42496
 
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
TeguhUcok
 
materi-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdf
materi-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdfmateri-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdf
materi-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdf
HeruPrasetyo96
 

Ähnlich wie Keprotokaln latsar cpns kab pali dan seluma (20)

Tata cara protokoler
Tata cara protokolerTata cara protokoler
Tata cara protokoler
 
PELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihan
PELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihanPELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihan
PELATIHAN KEPROTOKOLAN KSP pelatihan pelatihan
 
Bahan Tayang keprotokolan.ppt
Bahan Tayang keprotokolan.pptBahan Tayang keprotokolan.ppt
Bahan Tayang keprotokolan.ppt
 
Dasar_dasar_Keprotokolan.pptx
Dasar_dasar_Keprotokolan.pptxDasar_dasar_Keprotokolan.pptx
Dasar_dasar_Keprotokolan.pptx
 
PPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptx
PPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptxPPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptx
PPT Protokoler dan Komunikasi Masa.pptx
 
PROTOKOL UBAH SUAI-23.03.2023.pptx
PROTOKOL UBAH SUAI-23.03.2023.pptxPROTOKOL UBAH SUAI-23.03.2023.pptx
PROTOKOL UBAH SUAI-23.03.2023.pptx
 
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
P D  Keprotokolan & Tata Cara P AP D  Keprotokolan & Tata Cara P A
P D Keprotokolan & Tata Cara P A
 
Undang Undang No 9 Tahun 2010
Undang Undang No 9 Tahun 2010Undang Undang No 9 Tahun 2010
Undang Undang No 9 Tahun 2010
 
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
2332014_BUKU Panduan KPPS.pdf
 
Buku panduan kpps
Buku panduan kppsBuku panduan kpps
Buku panduan kpps
 
materi-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdf
materi-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdfmateri-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdf
materi-berbicara-retorik-protokol-dan-mc-1.pdf
 
04. PRODI RIL ETIKA PROFESI MODUL NO 4.pptx
04. PRODI RIL ETIKA PROFESI MODUL NO 4.pptx04. PRODI RIL ETIKA PROFESI MODUL NO 4.pptx
04. PRODI RIL ETIKA PROFESI MODUL NO 4.pptx
 
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik IndonesiaPemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
Pemerintahan Pusat dan Daerah Republik Indonesia
 
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemenPembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
Pembukaan dan isi uud 1945 hasil amandemen
 
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RIKepmen Panitia HUT ke-76 RI
Kepmen Panitia HUT ke-76 RI
 
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-wasbang-gol iii-2018
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DA...
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
20161122085810uud1945amandemen.pdf
20161122085810uud1945amandemen.pdf20161122085810uud1945amandemen.pdf
20161122085810uud1945amandemen.pdf
 
Bahan tayang ketetapan & keputusan
Bahan tayang ketetapan & keputusanBahan tayang ketetapan & keputusan
Bahan tayang ketetapan & keputusan
 

Mehr von hoyin rizmu

Pemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswara
Pemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswaraPemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswara
Pemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswara
hoyin rizmu
 
Rancangan perkonsultasian m. hoyin rizmukoip
Rancangan perkonsultasian  m. hoyin rizmukoipRancangan perkonsultasian  m. hoyin rizmukoip
Rancangan perkonsultasian m. hoyin rizmukoip
hoyin rizmu
 

Mehr von hoyin rizmu (20)

Kepala Paparan.pptx
Kepala Paparan.pptxKepala Paparan.pptx
Kepala Paparan.pptx
 
Orientasi Dewan.pptx
Orientasi Dewan.pptxOrientasi Dewan.pptx
Orientasi Dewan.pptx
 
Orientasi Dewan 4 L.pptx
Orientasi Dewan 4 L.pptxOrientasi Dewan 4 L.pptx
Orientasi Dewan 4 L.pptx
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
 
Penyusunan RKA Pelayanan Puplik
Penyusunan RKA Pelayanan PuplikPenyusunan RKA Pelayanan Puplik
Penyusunan RKA Pelayanan Puplik
 
Organisasi Digital
Organisasi DigitalOrganisasi Digital
Organisasi Digital
 
Komitmen Mutu
Komitmen MutuKomitmen Mutu
Komitmen Mutu
 
Enterpreneurship dalam organisasi
Enterpreneurship dalam organisasiEnterpreneurship dalam organisasi
Enterpreneurship dalam organisasi
 
Ekonomi manajerial
Ekonomi manajerialEkonomi manajerial
Ekonomi manajerial
 
Manajemen penganggaran
Manajemen penganggaranManajemen penganggaran
Manajemen penganggaran
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
Manajemen bisnis converted
Manajemen bisnis convertedManajemen bisnis converted
Manajemen bisnis converted
 
Merancang aksi perubahan pkp kota pagar alam
Merancang aksi perubahan pkp kota pagar alamMerancang aksi perubahan pkp kota pagar alam
Merancang aksi perubahan pkp kota pagar alam
 
Penganggaran dana kelurahan ii
Penganggaran dana kelurahan iiPenganggaran dana kelurahan ii
Penganggaran dana kelurahan ii
 
Penganggaran dana kelurahan
Penganggaran dana kelurahanPenganggaran dana kelurahan
Penganggaran dana kelurahan
 
Pemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswara
Pemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswaraPemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswara
Pemanfaatan informasi teknologi bagi widyaiswara
 
Whole of government
Whole of governmentWhole of government
Whole of government
 
Kepemimpinan stia bpd
Kepemimpinan stia bpdKepemimpinan stia bpd
Kepemimpinan stia bpd
 
Inovasi p basseng
Inovasi p bassengInovasi p basseng
Inovasi p basseng
 
Rancangan perkonsultasian m. hoyin rizmukoip
Rancangan perkonsultasian  m. hoyin rizmukoipRancangan perkonsultasian  m. hoyin rizmukoip
Rancangan perkonsultasian m. hoyin rizmukoip
 

Kürzlich hochgeladen

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

Keprotokaln latsar cpns kab pali dan seluma

  • 2. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL FASILITATOR M.Hoyin.R Widyaiswara Ahli Madya BPSDMD Provinsi Sumsel Palembang, 2019 Keprotokolan
  • 3. Kode Etik Pembelajaran di Kelas Gembira Partisipasi Respon
  • 4. h.hoyin@yahoo.co.id Hoyin_lubay Jl. Sultan Mansyur 386 RT.05 RW.02 Bukit Lama Palembang 0811789909 Widyaiswara Ahli Madya BPSDMD Prov Sumsel Rizmu
  • 6. PENGERTIAN PROTOKOL DAN KEPROTOKOLAN MENGENAL ACARA KENEGARAAN DAN ACARA RESMI KONSEPSI DASAR KEPROTOKOLAN TANYA JAWAB
  • 7. PENGERTIAN PROTOKOL  Anggapan awam/umum: Seseorang dengan pakaian lengkap yang sibuk mengatur suatu kegiatan/upacara Seseorang yang tampil di depan mike membawakan acara (MC) Seseorang yang bertugas melayani atau menerima tamu-tamu dalam suatu upacara Anggapan seperti ini perlu diluruskan
  • 8. PENGERTIAN PROTOKOL (MENURUT KAMUS UMUM BAHASA INDONESIA, W.J.S. POERWADARMINTA)  Protokol ialah: Surat-surat resmi yang memuat hasil-hasil perundingan/persetujuan Peraturan-peraturan upacara di Istana Kepala Negara Berkenaan dengan penyambutan tamu-tamu negara
  • 9. PENGERTIAN PROTOKOL (Oxford Dictionary) • A system of rules governing formal occasions, eg: meetings between governments, officials, etc: the protocol of diplomatic visits, a breach of protocol. Protocol demands that formal dress be worn on such occasions. (Susunan peraturan yang mengatur acara-acara formal, contoh pertemuan antar pemerintah, pejabat dan lain-lain, misalnya protokol dalam kunjungan diplomatik, pelanggaran keprotokolan. Protokol mengharuskan digunakannya pakaian formal dalam acara-acara resmi). • The first or original version of an agreement, in writing. (Versi pertama atau asli dari sebuah perjanjian, dalam writing).
  • 10. ASAL MULA KATA PROTOKOL Bahasa Yunani Protos (yang pertama) Kolla (lem atau perekat) Protokollum Bahasa Latin Protocole Bahasa Perancis Lembaran pertama dari suatu gulungan papyrus Semua catatan dokumen negara yang bersifat nasional dan internasional Proses verbal: official minutes, agreement, treaty, seperti Protokol Jenewa, Protokol Paris dan Protokol Kyoto
  • 11. PENGERTIAN PROTOKOL Protokol adalah serangkaian aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi, yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan, sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang, sesuai dengan jabatan dan atau kedudukannya dalam negara, pemerintah atau masyarakat” (UU No. 8 tahun 1987 tentang Protokol)
  • 12. PENGERTIAN KEPROTOKOLAN Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. (UU No. 9 tahun 2010 tentang Keprotokolan)
  • 13. LANDASAN DAN SUMBER HUKUM KEPROTOKOLAN  PERSETUJUAN INTERNASIONAL  Konvensi Wina 1815, 1961 dan 1963  PERATURAN PERUNDANGAN  UU Nomor 8 Tahun 1987 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan  UU Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri  UU Nomor 1 Tahun 1982 tentang Pengesahan Konvensi Wina 1961 dan 1963  PP Nomor 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan mengenai Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata Penghormatan  Keppres Nomor 32 Tahun 1971 tentang Protokol Negara  Permensesneg Nomor 13 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Keprotokolan Presiden dan Wakil Presiden RI  TRADISI, ADAT ISTIADAT DAN KEBIASAAN SETEMPAT  AZAS TIMBAL BALIK (RESIPROSITAS)  LOGIKA UMUM (COMMON SENSE)
  • 14. DEFINISI ACARA KENEGARAAN DAN ACARA RESMI • Acara Kenegaraan adalah Acara yang bersifat kenegaraan yang diatur dan dilaksanakan secara terpusat, dihadiri oleh presiden dan/atau Wakil Presiden serta pejabat negara lainnya dalam melaksanakan acara tertentu. • Acara Resmi adalah Acara yang bersifat resmi yang diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah atau Lembaga Tinggi Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu, dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya.
  • 16. PENJELASAN GAMBAR ACARA KENEGARAAN • Bersifat Kenegaraan. Pada Acara Kenegaraan mengenakan pakaian kebesaran. Kehadiran undangan tidak boleh diwakilkan. • Pembesar Upacara, harus dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden • Penyelenggaraannya diatur secara terpusat oleh Panitia Negara • Melaksanakan Acara Tertentu ACARA RESMI • Bersifat Resmi, dapat menggunakan Pakaian Sipil Harian atau pakaian lain yang telah ditentukan. Undangan dapat diwakilkan. • Dapat oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah • Penyelenggaraannya tidak oleh Panitia Negara namun oleh Lembaga Negara, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah • Melaksanakan tugas dan fungsi tertentu
  • 17. TATA TEMPAT (PRESEANCE)  Adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam acara kenegaraan atau acara resmi;  Mengandung unsur tentang siapa yang berhak didahulukan dan siapa yang berhak mendapat prioritas.
  • 18. ATURAN DASAR TATA TEMPAT 1. Orang yang berhak mendapat tata urutan pertama/paling tinggi adalah mereka yang mempunyai urutan paling depan/mendahului.
  • 19. ATURAN DASAR TATA TEMPAT 2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan dari orang yang mendapat urutan tata tempat paling utama, dianggap lebih tinggi/mendahului orang yang duduk di sebelah kirinya. 3. Jika menghadap meja, tempat utama yang menghadap ke pintu keluar dan tempat terakhir adalah tempat yang paling dekat dengan pintu keluar. 4. Pada posisi berjajar pada garis yang sama, tempat yang terhormat adalah di tempat paling tengah, dan di tempat sebelah kanan luar.
  • 20. Persembahan tarian pada Acara Peresmian dan Groundbreaking Proyek-Proyek MP3EI Kaltim di Balikpapan, tanggal 24 Oktober 2012. (Foto: Anung/Biro Pers, Media, dan Informasi Setpres)
  • 21. ATURAN DASAR TATA TEMPAT 5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata urutan paling utama di pesawat terbang naik paling akhir dan turun paling dahulu.
  • 22. ATURAN DASAR TATA TEMPAT 6. Dalam hal kedatangan dan kepulangan, orang yang paling dihormati selalu datang paling akhir dan pulang paling dahulu.
  • 23. PEDOMAN TATA TEMPAT a. Urutan Tata Tempat di Pusat: 1) Presiden RI 2) Wakil Presiden RI 3) Mantan Presiden & Mantan Wakil Presiden RI 4) Ketua Lembaga Negara (Ketua MPR, DPR, DPD, BPK, MA, MK dan KY) 5) Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan 6) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional. 8
  • 24. 7) Wakil Ketua MPR, DPR, DPD, Gubernur BI, Ketua Badan Penyelenggara Pemilu, Wakil Ketua BPK, MA, MK dan KY. 8) Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota DPR- RI, dan Anggota DPD-RI, serta Dubes LBBP-RI. 9) Kepala Staf TNI AD, AL dan AU TNI 10) Pemimpin Parpol yang memiliki wakil di DPR-RI 11) Anggota BPK, Ketua Muda dan Hakim Agung MA, Hakim MK, dan Anggota KY Republik Indonesia. 12) Pemimpin LN yang ditetapkan sebagai PN, Pemimpin LN lainnya yang ditetapkan dg UU, DGS dan Deputi Gubernur BI, serta Wakil Ketua Badan Penyelenggara Pemilu. 9
  • 25. 13) Gubernur Kepala Daerah. 14) Pemilik Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Tertentu 15) Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian, Wakil Menteri, Wakil Kepala Staf AD, AL, dan AU TNI, Wakil Kapolri, Wakil Jakgung, Wakil Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Pejabat Eselon I atau yang disetarakan. 16) Bupati/Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota; dan 17) Pimpinan tertinggi representasi organiasi keagamaan tingkat nasional yang secara faktual diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan Masyarakat. 10
  • 26. b. Urutan Tata Tempat di Provinsi: 1) Gubernur; 2) Wakil Gubernur; 3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur; 4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya; 5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di daerah; 6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya; 7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan Tinggi semua badan peradilan, dan Kepala Kejaksaan Tinggi di Provinsi. 11
  • 27. b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi: 8) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD Provinsi; 9) Anggota DPRD Provinsi atau nama lainnya, Anggota Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dan Anggota Majelis Rakyat Papua; 10) Bupati/Walikota; 11) Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala Kantor Perwakilan BI di daerah, Ketua KPUD; 12) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Provinsi; 13) Ketua DPRD Kabupaten/Kota; 11
  • 28. b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi: 14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota; 15) Anggota DPRD Kabupaten/Kota; 16) Asisten Sekda Provinsi, Kepala Dinas Tingkat Provinsi, Kepala Kantor Instansi Vertikal di Provinsi, Kepala Badan Provinsi, dan Pejabat Eselon II; dan 17) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Provinsi dan Pejabat Eselon III. 11
  • 29. c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota: 1) Bupati/Walikota; 2) Wakil Bupati/Walikota; 3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Walikota; 4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya; 5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya; 6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan Negeri semua badan peradilan, dan Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota; 11
  • 30. c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota: 7) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD Kabupaten/Kota; 8) Anggota DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya; 9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat Kabupaten/Kota; 10) Asisten Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Badan Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Tingkat Kabupaten/Kota, dan Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Perwakilan BI di Tingkat Kabupaten, Ketua KPU Kabupaten/Kota; 11
  • 31. c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota: 11) Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Unit Pelaksana Teknis Instansi Vertikal, Komandan Tertinggi TNI semua angkatan di kecamatan, dan Kepala Kepolisian di kecamatan; 12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Camat, dan Pejabat Eselon III; 13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dan Pejabat Eselon IV. d. Istri / suami yg mendampingi Pejabat Negara/ Pemerintah atau Tokoh Masyarakat ttt mendapat tempat sesuai dengan urutan tata tempat pejabat tsb 11
  • 32. e. Dlm hal Pejabat Negara/Pemerintah atau Tokoh Masyarakat ttt berhalangan hadir pd suatu acara, maka tempatnya tidak diisi oleh Pejabat yg mewakili (Pejabat yg mewakili mendapat tempat sesuai dg jabatan yang dipangkunya) f. Dalam hal Pejabat Negara/Pemerintahan memangku jabatan lebih dari satu yang berbeda tingkatannya, maka tata tempatnya berdasarkan urutan yang lebih dahulu g. Mantan Pejabat Negara/Pemerintah mendapat tempat setingkat lebih rendah dari jabatan yg pernah dipangku sebelumnya 12
  • 33. 13 h. Acara resmi yang diselenggarakan oleh instansi pusat dan dilaksanakan di daerah, maka Menteri/ Pimpinan LPNK yang bertindak sebagai tuan rumah acara. Sedangkan tuan rumah daerah adalah Gubernur atau Bupati/Walikota. i. Pendamping Presiden RI atau Wakil Presiden RI pada saat menghadiri acara resmi di daerah : - Bila penyelenggaranya adalah instansi pusat, maka Menteri/Pimpinan LPNK yang mendampingi - Bila penyelenggaranya adalah daerah, maka Gubernur atau Bupati/Walikota yang bersang- kutan yang mendampingi
  • 34. 14 3. Contoh Pengaturan Tata Tempat a. Berdiri - Bila berjabat tangan : P 5 4 3 2 1 M 1 2 3 4 5 - Bila tidak berjabat tangan : 5 3 1 2 4 4 2 1 3 P = Presiden 1 = Presiden M = Masyarakat
  • 35. 15 b. Duduk - Dalam rapat (meja bentuk U): 13 12 11 10 9 8 7 6 5 3 1 2 4 - Meja Bulat : 1 = Pemimpin Rapat 1 67 5 4 3 2
  • 36. 16 - Dalam pertemuan / tatap muka (theater): 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 4 2 1 3 1 = Presiden
  • 37. LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN Berhadapan : Satu Arah : Kursi Utama/Main Seat Kursi Menteri/ Rombongan Resmi Presiden Kursi Perangkat Kursi Muspida Daerah Meja Prasasti Podium Para Undangan lainnya Tombol Sirine 17
  • 38. LAYOUT TEMPAT ACARA PELANTIKAN PEJABAT NEGARA/PEMERINTAH Presiden RI Para Pejabat yang dilantik Para istri pejabat 18 Wakil Presiden RI Para Pimp Lembaga Negara, Menteri, Ka. LPND/Eselon I Undangan lain Perangkat Kepresidenan Rohaniwan
  • 39. LAYOUT TEMPAT ACARA JAMUAN SANTAP MALAM KENEGARAAN Kursi Utama/Main Seat Para Ka. Lembaga Negara, Menteri dan Romb. Resmi Tamu Negara Undangan lain 19
  • 40. KESIMPULAN Aturan Dasar Tata tempat yang telah kita bahas bersama tersebut pada dasarnya mengandung esensi bahwa tata tempat (preseance) mengandung unsur tentang siapa yang berhak didahulukan dan siapa yang berhak mendapat prioritas.
  • 41. TATA UPACARA JENIS UPACARA PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA PAKAIAN UPACARA Aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi (Pasal 1 UU Nomor 9 Tahun 2010)
  • 42. JENIS UPACARA UPACARA BENDERA • Kegiatan pengibaran atau penurunan bendera merah putih yang dilaksanakan dalam rangka memperingati hari-hari besar nasional, seperti HUT Proklamasi Kemerdekaan RI, Hari Kebagkitan Nasional, Hari Pahlawan dll. BUKAN UPACARA BENDERA • Kegiatan yang memerlukan pengaturan protokol seperti antara lain penerimaan tamu-tamu Presiden, credentials, penganugerahan tanda kehormatan, peresmian pembukaan munas/rakernas, dll.
  • 43. Penerimaan Tamara Penyelenggaraan Upacara lainnya: hari besar nas, credentials dll. Penyelenggaraan Resepsi/Jamuan Pengaturan rapat/sidang /konferensi Perjalanan ke daerah/LN
  • 44. PEDOMAN PENYELENGGARAAN UPACARA •Apa, siapa yang harus berbuat apa, dimana (tempat), bilamana (waktu) •Bagaimana tata caranya Perencanaan Upacara •Menyusun acara, tata ruang, pengaturan tempat, membuat rencana upacara, menetapkan jenis pakaian •Pengecekan kelengkapan dan perlengkapan upacara Persiapan Upacara •Pembukaan •Acara Pokok •Penutup Pelaksanaan Upacara
  • 45. PAKAIAN UPACARA No Pejabat Sipil (Pria/Wanita) TNI/POLRI Wanita (istri pejabat) Acara 1. PSDH/PSN PDU 2 Pakaian Nasional PSDH: Jamuan resepsi/santap resmi atau kenegaraan PSN: Acara resmi/kenegaraan di luar negeri 2. PSL PDU 1 dan 3 Pakaian Nasional Upacara resmi/kenegaraan, bepergian resmi ke LN, upacara pelantikan pejabat tertentu 3. PSR PDU 4 Bebas Rapi Upacara selain upacara kenegaraan, seperti menerima tamu LN, upacara pelantikan 4. PSH PDH Bebas Rapi Bekerja sehari-hari dan keperluan umum lainnya, spt: upacara peresmian proyek dll 5. Batik Batik Batik Acara resmi/tidak resmi di luar jam kerja atau acara lainnya
  • 47. DASAR • Pasal 31 UU No. 9 Tahun 2010, “Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau organisasi internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu mendapat penghormatan. • Yang dimaksud dengan penghormatan dan perlakuan sesuai dengan kedudukannya dan martabatnya adalah sikap perlakuan yang bersifat protokol yang harus diberikan kepada seseorang dalam acara kenegaraan atau acara resmi sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat.
  • 48. DEFINISI TATA PENGHORMATAN (MENURUT PASAL 1 AYAT 8 PP NO. 62 TAHUN 1990) • Aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi: Pejabat Negara Pejabat Pemerintah Tokoh Masyarakat • Acara Kenegaraan • Acara Resmi • Acara Kenegaraan • Acara Resmi • Acara Kenegaraan • Acara Resmi
  • 49. BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN • Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk preseance • Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk rotation Rotation Urutan Sambutan Jajar kehormatan Naik kendaraan Kedatangan dan kepulangan
  • 50. LANJUTAN BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN • Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk perlakuan • Penghormatan terhadap sesorang dengan menggunakan Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih • Penghormatan terhadap seseorang dengan menggunakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya • Penghormatan Jenazah
  • 52. PENGHORMATAN TERHADAP LAMBANG NEGARA Penggunaan Lambang Negara sbg cap atau materai Penggunaan Lambang Negara sbg Lencana Penggunaan Lambang Negara sbg Perisai Penggunaan Lambang Negara di Luar Negeri
  • 53. PENGHORMATAN TERHADAP BENDERA KEBANGSAAN Ukuran Penaikan dan Penurunan Pengibaran bersama Bendera Kebangsaan Asing Tempat Pengibaran Bendera Kebangsaan bersama Bendera Organisasi Waktu Pengibaran Sebagai Penutup Jenazah Bendera Kebangsaan Asing di Indonesia
  • 54. Kedudukan dan Perlakuan terhadap Presiden dan Wakil Presiden RI Ukuran dan Tata Cara Pemasangan Gambar Resmi Presiden dan Wakil Presiden RI