1. Aha...Memimpin Sekolah itu Asyik
(Tips Praktis : Kepemimpinan, Pendelegasian Efektif,
Komunikasi Empatik, Pengelolaan Konflik dan Komplain)
SETIYO ISWOYO
Disampaikan pada Diklat Nasional
Kepala Sekolah – GLC Indonesia &
Lazuardi Next, 25-27 Februari 2011
2. “Hai orang-orang yang beriman,
taatilah ALLAH dan taatilah Rasul
(Nya) dan ulil amri (pemimpin)
diantara kamu. Kemudian jika
kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada ALLAH (Al Qur’an)
dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman
kepada ALLAH dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. 4 : 59)
“Dan orang-orang yang berkata : Ya Rabb kami, anugerahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orangorang yang bertaqwa” (QS. 25 : 74)
3. Leadership atau
Kepemimpinan
merupakan aspek
yang sangat
mendasar dalam
menjalankan fungsi
sebuah sekolah.
Secara sederhana, kepemimpinan dapat
digambarkan sebagai kemampuan untuk
memberikan pengaruh positif kepada orang lain,
dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan
4. “Jika tindakan kita memberikan
inspirasi kepada orang lain untuk
bermimpi lebih tinggi, belajar lebih
banyak, melakukan lebih banyak,
dan menjadi lebih baik, maka
berarti kita adalah seseorang
pemimpin” (John Quincy Adams)
BEBERAPA TEORI TENTANG KEPEMIMPINAN
•
•
•
•
Teori Bawaan (Great Man)
Teori Perilaku (Behavior)
Teori Kontingensi
Teori Transformasional
5. ADA HAL YANG MENARIK DARI
BERBAGAI TEORI KEPEMIMPINAN
YANG ADA SAAT INI
• Teori tersebut terus berkembang sesuai
dengan tuntutan zaman
• Ada aspek yang belum tergali,
yaitu aspek spirutual (keagamaan)
• Dan yang sangat menarik....., yaitu
6. Dalam buku karya Dr.
Muhammad Syafi’ie Antonio,
M.Ec : ‘Muhammad SAW The
Super Leader Super Manager’
(2007), terbitan Tazkia
Multimedia dan ProLM Centre
Jakarta,
beliau menguraikan bahwa berbagai teori-teori
kepemimpinan yang dikemukakan para pakar,
ditemukan pada pribadi dan kepemimpinan
Rasulullah SAW
7. LEBIH JAUH TENTANG
TEORI KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
Teori Kepemimpinan Transformasional menjadi bagian dari 6
aspek tentang kepemimpinan kepala sekolah yang sukses yang
dapat digeneralisasi hampir di seluruh konteks sekolah
(Leithwood dan Riehl, 2003 dalam Raihani, 2010), yaitu :
1. Kepemimpinan sekolah yang sukses memberikan kontribusi
terhadap peningkatan pembelajaran siswa
8. 2. Sumber utama
kepemimpinan yang
sukses adalah Kepala
Sekolah dan Guru
3. Selain Kepala Sekolah dan Guru, kepemimpinan
adalah, dan seharusnya, didistribusikan kepada
pihak-pihak lain di sekolah dan komunitas sekolah
9. 4. Praktik-praktik
kepemimpinan mencakup :
- Menetapkan Arah
(Identifikasi dan artikulasi
Visi, Penetapan Tujuan,
Ekspektasi dan Performa
yang tinggi)
- Mengembangkan SDM (Stimulasi Intelektual/pelatihan,
dukungan individu dan adanya contoh yang benar)
- Mendesain ulang organisasi (menguatkan kultur sekolah,
memodifikasi struktur organisasi dan membangun
kolaborasi)
10. 5. Penerapan prinsip Akuntabiltas
(Akuntabililtas Pasar,
Desentralisasi, Akuntabilitas
Profesional dan Akuntabilitas
Manajemen)
6. Berorientasi pada upaya peningkatan
kualitas sekolah, pemerataan dan keadilan,
termasuk di dalamnya menjalin hubungan
yang bermakna dengan masyarakat dan
menghindarkan praktik diskriminasi
11. BERUSAHA MENELADANI
RASULULLAH SAW
DALAM KEPEMIMPINAN
“Setiap orang di antara kalian
adalah pemimpin dan akan
dimintai tanggung jawab atas
kepemimpinannya.
Seorang imam adalah kepemimpin dan akan dimintai tanggung
jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami adalah pemimpin di
tengah keluarganya dan akan dimintai tanggung jawab atas
kepemimpinannya. Seorang istri adalah pemimpin dan akan
ditanya soal kepemimpinannya. Seorang pelayan (pegawai) juga
pemimpin dalam mengurus harta majikannya dan akan dimintai
tanggung jawab atas kepemimpinannya” (HR. Bukhari Muslim)
12. Rasulullah SAW menyampaikan
bahwa kunci utama
kepemimpinan adalah
‘Kompetensi dalam Menguasai
Diri’ – sebelum memimpin
orang lain. Dengan kata lain,
sebelum menjadi pemimpin,
maka seseorang haruslah
mampu memimpin diri sendiri
(self leadership).
Dalam satu hadis yang diriwayatkan Baihaqi,
Rasulullah SAW mengingatkan para sahabat
bahwa setelah pulang dari perang besar Badar,
akan segera menuju pada perang yang lebih
besar yaitu perang ‘melawan hawa nafsu’. Self
leadership sangat erat kaitannya dengan
konsistensi dalam DISIPLIN DIRI
14. PENDELEGASIAN EFEKTIF
MENGAPA PENDELEGASIAN
PERLU DILAKUKAN ?
1. Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah memfasilitasi
dan mengembangkan kompetensi SDM. Dalam
prespektif jangka panjang, pendelegasian adalah upaya
untuk melahirkan SDM yang berkualitas.
15. 2. Organisasi sekolah pasti terus
berkembang. Kompleksitas
kebutuhan dan persoalan
meningkat, tuntutan orang tua
semakin tinggi.
Kepala Sekolah, bukanlah
Superman yang dapat
menyelesaikan berbagai
persoalan seorang diri.
Dibutuhkan Superteam yang
kuat. Indikator Superteam yang
Kuat adalah adanya
pendelagasian yang efektif.
16. • Sebelum membahas
‘Pendelegasian Efektif’, mari
kita lihat perbedaan antara
pimpinan dan leader
(pemimpin). Perbedaan ini
untuk menghindari
kerancuan, sekaligus
memetakan peran kita
sebagai Kepala Sekolah saat
ini. Diuraikan oleh Nana
Rukmana D.W, indikator
pembeda keduanya, yaitu :
17. PIMPINAN (Manager)
PEMIMPIN
Mengelola
Menginovasi
Bertanya bagaimana dan kapan
Bertanya mengapa
Fokus pada sistem
Fokus pada sumber daya manusia
Memelihara
Mengembangkan
Mengandalkan pada kekuatan kontrol
Mengandalkan pada kepercayaan
Memiliki pandangan jangka pendek
Memiliki pandangan jangka panjang
Menerima status quo
Menentang status quo
Memusatkan perhatian pada saat ini
Memprediksi masa depan
Meniru atau mencontoh
Menggagas
Berusaha menandingi
Berusaha menjadi diri sendiri
Menunjukkan percontohan
Menunjukkan keaslian
18. PENGHAMBAT PENDELEGASIAN
1. Kurangnya Kepercayaan
pada Staf
2. Kekuatiran akan hilangnya
kewenangan
3. Perfeksionis
4. Intruksi tidak jelas (termasuk
di dalamnya tenggat waktu)
5. Leader terjebak pada wilayah
teknis
19. Distribusi Kemampuan dan Keterampilan
Kepsek, Wakepsek/Kepala Unit dan Staf
3
2
2
STAF
2
OO
1
WAKEPSEK/
Ka. UNIT
KEPSEK
1
1
3
3
Keterangan :
1. KONSEPTUAL
2. RELATIONSHIP
3. TEKNIS
20. MENGELOLA KONFLIK
Hubungan antar pribadi dalam
sebuah organisasi (termasuk di
dalamnya sekolah) akan ideal
apabila mampu mengantisipasi
terjadinya konflik.
Namun ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Untuk itu
diperlukan antisipasi berupa kemampuan
dalam mengelola konflik.
21. Konflik diartikan sebagai :
• Sikap mempertahankan diri
minimal antara dua
kelompok, yang memiliki
tujuan dan pandangan
berbeda, dalam upaya
mencapai satu tujuan
sehingga mereka berada
dalam posisi oposisi, bukan
kerjasama
Jika dikelola dengan baik, konflik bisa dipandang dari sudut
yang positif yaitu memicu munculnya kreativitas dan
terbukanya saluran komunikasi. Sebaliknya, jika konflik
dibiarkan berlarut-larut, maka akan berpotensi menimbulkan
ketidakseimbangan dalam organisasi
22. Tipe kepemimpinan
dalam menghadapi konflik :
• Tegas (afirmatif),
mengungkapkan segala ide,
persoalan, perasaan dan
kebutuhan secara jujur,
amanah tanpa merendahkan
orang lain
•Lembek, kebalikan dengan sikap tegas, maka tipe ini tidak
mampu mengemukakan ide, persoalan, perasaan dan kebutuhan
secara jujur dan cenderung menghindari penyelesaian konflik
•Agitatif, sikap menyelesaikan konflik yang merendahkan orang
lain, baik dengan kata-kata maupun tindakan
23. Cerdas Mengelola Konflik
- Menerapkan prinsip win-win solution
- Memahami akar masalah
- Lakukan komunikasi yang empatik
• Pendengar Aktif, dengarkan berbagai pihak yang
terlibat, bangun netralitas
• Identifikasi alternatif solusi, sesuaikan dengan
koridor aturan yang telah disepakati
• Menemukan solusi dengan pertimbangan yang
komprehensif (kemaslahatan) bukan karena emosi
24. MENGELOLA KOMPLAIN
Peran serta orang tua merupakan bagian yang
tidak terpisahkan bagi keberhasilan belajar
para siswa. Orang tua dan guru dipastikan
memiliki perhatian dan harapan yang sama
akan kesuksesan belajar siswa. Dengan
demikian, seharusnya sekolah (guru) dan orang
tua berada dalam 1 gerbong yang sama untuk
bekerja sama. Namun dalam kenyataannya,
sering muncul permasalahan yang terkadang
membuat disharmoni.
• Komplain adalah satu kata yang sering membuat kita sebagai
pengelola sekolah ‘mengerutkan dahi’. “Guru kurang perhatian,
guru pilih kasih, guru terlalu kaku, guru galak, guru tidak bisa
memahami kesulitan anak, guru terlalu memberikan tugas yang
berlebihan, kebijakan sekolah memberatkan”. Inilah beberapa
contoh kalimat komplain yang sering mengemuka
25. Penyebab Komplain
Komplain terjadi karena
ketidaksesuaian antara harapan
orang tua dengan kenyataan yang
ada di sekolah. Jika kita amati
contoh kalimat komplain di atas,
ada faktor misunderstanding
yang disebabkan oleh saluran
komunikasi yang tidak lancar.
Akibatnya, tidak terbangun
kedekatan dan semangat saling
memahami.
26. TIPS MENANGANI KOMPLAIN
PROTES
PROaktif : lakukan berbagai strategi
yang dapat mencegah komplain :
- Bangun komitmen, bahwa kita adalah keluarga besar. Semangat
kekeluargaan diperlukan untuk mendukung keberhasilan siswa.
Kritik, saran dan komplaian sewajarnya disampaikan dengan
bijaksana dan tidak konfrontatif. Tuangkan dalam bentuk MoU
- Berdayakan Komite Sekolah
- Pertemuan formal di awal tahun, awal semester untuk menjelaskan
kebijakan sekolah dan kegiatan pembelajaran, termasuk penjelasan
tentang peran guru dan orang tua
27. - Forum kajian ilmiah : Quality Time
- Forum informal : pengajian, Ramadhan
- Dewan Kelas, guru tamu, keterlibatan
Orang Tua dalam sepanitiaan sekolah
- Buku penghubung yang Efektif
- Penerimaan rapor sebagai ajang merayakan keberhasilan
sekolah, siswa dan orang tua
- Berikan sentuhan personal : telepon ucapan ulang tahun,
lahiran, kartu lebaran, buletin
- Kunjungan rumah, dsb
28. T = TENANG dan TEPAT
- Kita jaga emosi, pahami akar masalah,
luaskan prespektif, pahami kondisi
psikologi, emosi dan sosial ekonomi
orang tua dan siswa. Berikan solusi
yang tepat dengan prinsip win-win
solution
E = Empatik
- Berbicara dari sudut pandang orang tua, rasakan
perasaannya, besarkan hatinya. Kita gunakan kalimat yang
santun dan solutif
S = Segera.
Jangan tunda untuk menangani komplain.
Berikan kesan bahwa sekolah memiliki itikad baik dan
responsif
29. KOMUNIKASI EMPATIK
• Salah satu kunci keberhasilan kepemimpinan,
termasuk dalam pendelegasian tugas, menangani
konflik dan komplain adalah ‘Komunikasi yang
empatik’
• Unsur Komunikasi :
* 7%
: Kata-kata
* 38 %
: Intonasi
* 55 %
: Bahasa Tubuh
30. TIPS KOMUNIKASI EMPATIK
• Pendengar dan Penyimak yang baik
• Respon yang kreatif :
- Ulangan isi pesan
- Namai perasaannya
- Tanyakan apa yang diinginkan
• Kata-kata yang simpel dan tidak ambigu
Contoh kalimat ambigu :
- ‘Menurut saya RPP Bapak kurang tepat’
- ‘Proposal yang Ibu kemukakan masih terlalu global’
• Sesuaikan dengan modalitas (Visual, Auditori dan Kinestetik)
• Intonasi yang jelas
• Bahasa yang positif
• Kontak mata dan ekspresi yang sesuai
31. • Kita hindari killing word :
- Ide Ibu tidak relevan
- Saya tidak bisa membantu Bapak
- Wah..., sudah terlambat
- Itu bukan urusan saya
- Itu tanggung jawab bagian kesiswaan
- Aturan dan kebijakan sekolah memang begitu
• Pergunakan Magic Word : maaf, tolong, permisi, terima kasih
Terima kasih, Semoga Bermanfaat, Wallahu’alam bishawab
32. Referensi
• Baron, R & Elizabeth Wagele, 2007, Eneagram, Serambi
Ilmu Semesta, Jakarta
• Fathi, M, 2006, Menjadi Manajer Sukses, Syaamil, Bandung
• Habsari, AR, 2008, Terobosan Kepemimpinan (Panduan
Pelatihan Kepemimpinan, Medpress, Yogyakarta
• Materi Pelatihan : Pelatihan Keterampilan Manajerial SPMK
’Manajemen Konflik’, WHO, Januari 2003
* Raihani, Dr, 2010, Kepemimpinan Sekolah Transformasi, LKIS, Yogyakarta
• Rukmana D.W, N, 2008, 99 Ideas for Happy Leader, ZIP
Books, Bandung
• Syafii Antonio, M, 2007, Muhammad SAW The Super Leader
Super Manager, Tazkia Multimedia & ProLM Centre,
Jakarta
• Modul Pelatihan Kepemimpian dan Manajemen Madrasah, LAPIS (Learning
Assistance Program for Islamic Schools) 2010, Jakarta
*