2. RIYA
• Pengertian Riya Menurut Istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat
supaya ingin dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah
SWT
• Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata:
“Riya’ ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu
mereka memuji pelaku amalan itu”.
• Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada hati manusia
dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan.
• Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah
menuntut kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai
dengan amalan yang ditujukan untuk akhirat
• Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa riya’ adalah melakukan amal
kebaikan bukan karena niat ibadah kepada Allah, melainkan demi manusia
dengan cara memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain supaya
mendapat pujian atau penghargaan, dengan harapan agar orang lain
memberikan penghormatan padanya
3. JENIS-JENIS RIYA
• riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-
mata hanya untuk mendapatkan pujian dari
manusia,
• riya’ syirik yaitu melakukan perbuatan karena
niat menjalankan perintah Allah, dan juga
karena untuk mendapatkan pujian dari
manusia, dan keduanya bercampur”.
4. • Riya dalam masalah agama dengan penampilan jasmani, misalnya
memperlihatkan badan yang kurus dan pucat agar disangka banyak
puasa dan shalat tahajud
• Riya dalam penampilan tubuh dan pakaian, misalnya memakai baju
koko agar disangka shaleh atau memperlihatkan tanda hitam di dahi
agar disangka rajin sholat
• Riya dalam perkataan, misalnya orang yang selalu bicara keagamaan
agar disangka ahli agama
• Riya dalam perbuatan, misalnya orang yang sengaja memperbanyak
shalat sunnah di hadapan orang banyak agar disangka orang sholeh
• Riya dalam persahabatan, misalnya orang yang sengaja mengikuti
ustadz ke manapun beliau pergi agar disangka ia termasuk orang
alim
• “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-
orang yang lalai dari shalatnya, yang berbuat karena riya” (Al
Maa’uun 4-6)
5. SUM’AH
• Pengertian sum’ah secara istilah/terminologi adalah sikap
seorang muslimyang membicarakan atau memberitahukan
amal shalihnya -yang sebelumnya tidak diketahui atau
tersembunyi- kepada manusia lain agar dirinya
mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan dari
mereka, atau mengharapkan keuntungan materi.
• Bahwa riya adalah sikap seseorang yang beramal bukan
untuk Allah; sedangkan sum’ah adalah sikap seseorang
yang menyembunyikan amalnya untuk Allah, namun ia
bicarakan hal tersebut kepada manusia. Sehingga,
menurutnya semua riya itu tercela, sedangkan sum’ah
adalah amal terpuji jika ia melakukannya karena Allah dan
untuk memperoleh ridha-Nya, dan tercela jika dia
membicarakan amalnya di hadapan manusia.
6. UJUB
• Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika
kita merasa bahwa diri kita memiliki kelebihan
tertentu yang tidak dimiliki orang lain.
• Ibnul Mubarok pernah berkata, “Perasaan ‘ujub
adalah ketika engkau merasa bahwa dirimu
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki
oleh orang lain.”
• Imam Al Ghozali menuturkan, “Perasaan ‘ujub
adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia
dan merasa memilikinya sendiri, tanpa
mengembalikan keutamaannya kepada Alloh.”
7. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TIMBULNYA SIFAT UJUB
• Banyak dipuji orang
• Banyak meraih kesuksesan
• Kekuasaan
• Tersohor di kalangan orang banyak
• Mempunyai intelektualitas dan kecerdasan yang
tinggi
• Memiliki kesempurnaan fisik
• Lalai atau tidak memahami hakikat dirinya
sendiri.
8. BAHAYA SIFAT UJUB
1. Membatalkan pahala :Seseorang yang merasa ‘ujub
dengan amal kebajikannya, maka pahalanya akan gugur
dan amalannya akan sia-sia. Karena Alloh tidak akan
menerima amalan kebajikan sedikitpun kecuali dengan
ikhlas karena-Nya. Rosululloh n bersabda :“Tiga hal yang
membinasakan : Kekikiran yang diperturutkan, hawa nafsu
yang diumbar dan kekaguman seseorang pada dirinya
sendiri.” (HR. Thobroni).
2. Menyebabkan Murka Alloh :Nabi saw bersabda,
“Seseorang yang menyesali dosanya, maka ia menanti
rahmat Alloh. Sedang seseorang yang merasa ‘ujub, maka
ia menanti murka Alloh.” (HR. Baihaqi) Perasaan ‘ujub
menyebabkan murka Alloh, karena ‘ujub telah
mengingkari karunia Alloh yang seharusnya kita syukuri
9. 3. Terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur.
:Orang yang kagum pada diri sendiri akan lupa melakukan
instropeksi diri. Bersamaan dengan perjalanan waktu, hal itu akan
menjadi penyakit hatinya. Pada akhirnya ia terbiasa meremehkan
orang lain atau merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan
tidak mau menghormati orang lain. Itulah yang disebut takabur.
Nabi n bersabda, ” Tidak akan masuk surga seseorang yang di
dalam hatinya terdapat perasaan sombong meskipun hanya
sebesar biji sawi. (HR. Nasa’i)
4. Menyebabkan mengumbar nafsu dan melupaka dosa-dosa :
Seseorang yang mempunyai perasaan ‘ujub akan selalu menilai
dirinya baik dan tidak pernah menilai dirinya buruk dan serba
kekurangan, sehingga ia selalu mengumbar keinginan hawa
nafsunya dan tidak merasa kalau dirinya telah berbuat dosa. Nabi
bersabda, “Andaikan kalian tidak pernah berbuat dosa sedikitpun,
pasti aku khawatir kalau kalian berbuat dosa yang lebih besar,
yaitu perasaan ujub.” (HR. Al Bazzar).
BAHAYA SIFAT UJUB
10. 5. Menyebabkan orang lain membenci pelakunya : Pada
umumnya, orang tidak suka terhadap orang yang
membanggakan diri, mengagumi diri sendiri dan
sombong. Oleh karena itu, orang yang ‘ujub tidak akan
banyak temannya, bahkan ia akan dibenci meskipun luas
ilmunya dan terpandang kedudukannya. Syeikh Mustofa
As Sibai berkata, “Separuh kepandaian yang disertai
tawadhuk lebih disenangi oleh orang banyak dan lebih
bermanfaat bagi mereka daripada kepandaian yang
sempurna yang disertai kecongkakan.”
6. Menyebabkan Su’ul Khotimah dan kerugian di Akherat
:Nabi bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang suka
menyebut-nyebut kembali pemberiannya, seorang yang
durhaka, dan pecandu minuman keras.” (HR. Nasa’i)
BAHAYA SIFAT UJUB
11. CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB
1. Selalu mengingat akan hakikat diri : Orang yang kagum pada diri
sendiri hendaknya sadar bahwa nyawa yang ada dalam tubuhnya
semata-mata anugerah Alloh l. Andaikan nyawa tersebut
meninggalkan badannya, maka badan tidak ada harganya lagi
sama sekali. Dia harus sadar bahwa tubuhnya pertama-tama
dibuat dari tanah yang diinjak-injak manusia dan binatang,
kemudian dari air mani yang hina, yang setiap orang merasa jijik
melihatnya, lalu kembali lagi ke tanah dan menjadi bangkai yang
berbau busuk dan setiap orang tidak suka mencium baunya
2. Selalu sadar akan hakikat dunia dan akherat : Hendaklah
seseorang selalu sadar bahwa dunia adalah tempat menanam
kebahagiaan kehidupan akherat. Dia harus sadar bahwa sekalipun
umurnya panjang, namun tetap akan mati, kemudian hidup di
sebuah kampung abadi yaitu akherat. Kesadaran seperti ini akan
mendorong seseorang untuk meluruskan akhlaknya yang bengkok,
sebelum nafasnya meninggalkan jasadnya dan sebelum hilang
kesempatan untuk bertaubat
12. 3. Selalu mengingat nikmat Alloh :Alloh berfirman : “Dan jika kamu
menghitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak akan dapat
menghitungnya.” (QS. Ibrohim : 34) Dengan kesadaran seperti ini,
seseorang akan merasa lemah dan merasa butuh kepada Alloh,
sehingga dia akan membersihkan diri dari penyakit kagum diri dan
berusaha terhindar darinya.
4. Selalu ingat tentang kematian dan kehidupan setelah mati
:Kesadaran seperti ini akan mendorong seseorang meninggalkan
perasaan kagum diri karena takut akan berbagai kesengsaraan
hidup setelah mati.
5. Tidak berkawan dengan orang yang kagum diri : Sebaiknya,
berkawanlah dengan orang-orang yang tawadhuk dan memahami
status dirinya. Hal semacam itu sangat membantu seseorang
untuk meninggalkan perangai buruk kagum diri
CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB
13. 6. Memperhatikan keadaan orang yang sedang sakit, bahkan
keadaan orang yang meninggal dunia, ziarah kubur dan
merenungkan keadaan ahli kubur :Cara semacam ini akan
mendorong seseorang untuk meninggalkan perasaan
kagum diri dan panyakit hati lainnya.
7. Selalu bermuhasabah (Introspeksi diri) : Dengan demikian,
mudah dideteksi gejala awal dari segala bentuk penyakit
hati, terutama penyakit kagum diri. Dengan demikian,
penyakit ini akan mudah diobati.
8. Selalu memohon bantuan dari Alloh :Dengan cara berdoa
dan senantiasa memohon perlindungan dari-Nya agar
terhindar dari penyakit kagum diri dan tidak terjerumus ke
dalamnya.
CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB
14. 9. Penyembuhan dengan Al Qur’an : Al Qur’an sangat mujarab
untuk mengobati berbagai penyakit hati, khususnya penyakit
‘ujub dan berbagai sebabnya. Karena Al Qur’an telah
mengenalkan diri kita kepada Alloh, dan Al Qur’an juga telah
mengenalkan diri kita kepada kita, yaitu kelemahan, kemiskinan,
dan kebutuhan kepada Alloh. Maka tidaklah pantas jika seseorang
mengagumi dirinya sendiri sementara dia adalah makhluk yang
tak mampu berdiri sendiri. Al Qur’an juga telah mengingatkan kita
akan akibat dari penyakit ‘ujub, sombong, dan bangga diri. Seperti
halnya kisah Fir’aun, Qorun, dan lain sebagainya. Imam Syafi’i
rohimahumulloh berkata :“Barangsiapa yang mengangkat-angkat
diri secara berlebihan, niscaya Allah akan menjatuhkan
martabatnya”
CARA MENANGGULANGI SIFAT UJUB
15. DAMPAK SIFAT UJUB
1. Jatuh pada sifat sombong dan terperdaya.
2. Munculnya kebencian terhadap orang lain.
3. Mendapat adzab dari Allah SWT
sifat sombong dan
terperdaya
16. TAKABUR
• Takabur artinya sombong atau membanggakan diri sendiri.
Takabur semakna dengan Ta’azum, yaitu menampakkan
keagungannya dan kebesarannya dibandingkan dengan
orang lain. Dalam bahasa indonesia banyak sekali istilah
lain dari takabur ini antara lain, sombong, congkak, angkuh,
tinggi hati atau besar kepala.
• sifat ini timbul manakala ia merasa memiliki nilai lebih,
seperti lebih pandai, lebih kaya, lebih cantik
• “maka masuklah pintu-pintu neraka jahanam, kamu kekal
didalamnya, maka amat buruklah tempat orang-orang yang
menyombongkan diri”. (Q.S An Naml : 29)
• “sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong”. (Q.S An Nahl : 23)
17. MACAM-MACAM TAKABUR
• Dari segi obyek atau sasarannya takabur menjadi
tiga :
1. Takabur kepada Allah SWT, yaitu keadaan
seseorang yang tidak mengakui dan menerima
kebenaran yang datang dari Allah SWT, seperti
perintah shalat, zakat dan yang lainnya.
2. Takabur kepada Rasulullah.
3. Takabur terhadap sesama manusia, hal ini
biasannya terlihat dari hal-hal yang bersifat
lahiriah, seperti kekayaan, kedudukan, wajah
atau kepandaian
18. Takabur Batini ( Takabur dalam sikap )
• Takabur batini atau batin adalah sifat takabur yang tertanam dalam
hati seseorang sehingga tidak tampak secara lahir/fisik, seperti
seseorang yang mengingkari kebenaran yang datang dari Allah swt.
padahal dia mengetahui kebenaran tersebut.
• Dalam kehidupan sehari-hari orang yang termasuk golongan
takabur batin memiliki sikap, antara lain enggan minta tolong
kepada orang lain meskipun ia membutuhkan serta tidak mau
berdoa untuk memohon pertolongan Allah swt. padahal semua
persoalan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan sendiri tanpa
pertolongan-Nya
• Allah swt. berfirman :
• Artinya : “Kuperkenankan (Kukabulkan) bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS Al Mukmin:
60)
19. Takabur Zahiri ( Takabur dalam
Perbuatan )
• Takabur zahiri adalah sifat takabur yang dapat dilihat
langsung dengan panca indra, seperti dalam bentuk
ucapan dan gerakan anggota tubuh. Contohnya, riya,
angkuh, dan memalingkan muka terhadap orang lain.
Allah swt. tidak menyukai orang-orang yang
memalingkan muka (sombong) sebagaimana terdapat
dalam Surah Luqman Ayat 18 berikut.
• Artinya : “ janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS Luqman: 18)