Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Nikmatnya surga
1. Nikmatnya Surga
Jannah (surga) adalah kenikmatan luar biasa yang belum
pernah dilihat mata, belum pernah terdengar oleh telinga, dan
belum pernah ter bersit dalam kalbu manusia.
2. Sorga
“Seorang pun tidak mengetahui apa yang
disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-
macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata
sebagai balasan atas apa yang telah mereka
kerjakan.” (as-Sajdah: 17)
“Allah Subhanahu wata‟ala berfirman, „Aku telah
menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh
kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya,
belum pernah telinga mendengarnya, dan belum
pernah pula terbetik dalam kalbu manusia‟.”
bahwa al-jannah (surga) dan an-naar (neraka) adalah
dua makhluk Allah Subhanahu wa ta‟ala yang telah
diciptakan. Artinya, saat ini keduanya telah ada.
Berbeda halnya dengan golongan Mu‟tazilah yang
mengatakan bahwa keduanya belum diciptakan oleh
Allah Subhanahu wa ta‟ala.
3. Sorga
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Rabbmu dan kepada jannah yang luasnya seluas
langit dan bumi yang telah disediakan bagi orang-
orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 133)
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya
manusia dan batu, yang telah disediakan bagi orang-
orang kafir.” (al-Baqarah: 24)
Beliau bersabda, “Lalu aku dimasukkan ke dalam al-
jannah, ternyata di dalamnya ada kubah-kubah dari
mutiara dan ternyata tanahnya adalah misik.”
4. Sorga
“Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan
untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang
menyedapkan pandangan mata sebagai balasan atas apa
yang telah mereka kerjakan.” (as-Sajdah: 17)
“Dan di dalam jannah ada sebuah pohon yang jika seorang
penunggang kuda mengelilingi pohon selama seratus tahun,
belum selesai mengelilinginya. Bacalah firman Allah jika
kalian mau (yang maknanya), „dan naungan yang terbentang
luas‟ (al-Waqi‟ah: 30).”
“Dan tempat cemeti di jannah lebih baik daripada dunia
seisinya. Bacalah jika kalian mau firman Allah (yang
maknanya), „… Barang siapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung.
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdaya‟.” (Ali Imran: 185) (HR. at-Tirmidzi kitab
“Tafsir al-Waqiah” no. 3292. Beliau berkata, “Hadits hasan
sahih.”)
5. Perjalanan Menuju Jannah
Sadar atau tidak, seluruh anak Adam sedang melangkah
menuju hari-hari abadi. Perjalanan itu berakhir di jannah
Allah Subhanahu wa ta‟ala atau neraka-Nya, wal
„iyadzubillah. Cukuplah kiranya hadits qudsi di atas
mendorong seorang mukmin berlomba mendapatkan
jannah Allah Subhanahu wa ta‟ala. Negeri yang sangat
indah, kampung halaman yang sangat memesona dan
penuh kebahagiaan.
Di antara perjalanan yang akan dilalui, akan datang suatu
masa ketika manusia menyaksikan Jahannam. Akan datang
pula masa ketika shirath (jembatan) akan dipancangkan
oleh Allah Subhanahu wa ta‟ala di atas neraka Jahannam.
Shirath itu harus dilalui sebelum Allah Subhanahu wa ta‟ala
mengizinkan hamba-Nya memasuki al-jannah. Allah
Subhanahu wa ta‟ala berfirman:
“Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan
mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu
kemestian yang sudah ditetapkan.” (Maryam: 71)
6. Perjalanan Menuju Jannah
Setelah jembatan yg sangat mencekam, lebih tajam dari
pedang dan lebih lembut dari rambut—itu dilalui, dengan
penuh kebahagiaan kaum mukminin memuji Allah
Subhanahu wa ta‟ala seraya berseru:
“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami
darimu (Jahannam) setelah Dia perlihatkan engkau kepada
kami. Sungguh Allah telah mengaruniai kami nikmat yang
tidak Dia berikan kepada seorang pun.”2
Betapa indah saat itu, saat seseorang diselamatkan dari
Jahannam. Kemudian mereka berkumpul di qantharah,
yaitu tempat di antara al-jannah dan an-naar. Di sana,
berlangsunglah qishash di antara kaum mukminin sehingga
hati-hati ahlul jannah bersih dan tidak tersisa sedikit pun
dendam dan dengki.
“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di
dalam dada mereka….” (al-A‟raf: 43)
7. Perjalanan Menuju Jannah
Saat memasuki jannah semakin dekat, namun delapan pintu
jannah masih saja tertutup. Kaum mukminin ber-bondong2
menuju Adam alaihi salam dan meminta agar beliau memohon
dibukakan pintu jannah. Nabi Adam alaihi salam hanya
menjawab, “Bukankah aku ini yang menyebabkan kalian keluar
dari jannah? Pergilah kepada anakku Ibrahim!”
Manusia pun datang kepada Khalilullah, Ibrahim alaihi salam.
Namun, beliau pun menolaknya. Mereka lalu mendatangi Musa
alaihi salam, kemudian Isa alaihi salam, hingga manusia datang
kepada sayyidul mursalin, Muhammad shalallahu alaihi
wasalam.3
Allahu Akbar. Untuk kesekian kalinya,Allah SWT menampakkan
kemuliaan Nabi-Nya di hadapan hamba2-Nya. Beliau shalallahu
alaihi wassalam lalu memohon agar pintu jannah dibuka. Syafaat
Beliau shalallahu alaihi wassalam pun diterima. Rasulullah SAW
bersabda,
Aku mendatangi pintu jannah di hari kiamat dan meminta pintu
dibuka. Penjaga jannah berkata, “Siapa engkau?” Jawabku, “Aku
Muhammad.” Ia berkata, “Untukmu aku diperintah untuk tidak
membukakan bagi seorang pun sebelummu.”4
8. Perjalanan Menuju Jannah
Dibukalah delapan pintu jannah. Kaki-kaki kaum mukminin pun
melangkah ke dalamnya, meraih kenikmatan yang abadi dan
keberuntungan yang nyata.
“Dan barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (Ali
Imran: 185)
Rombongan demi rombongan, sesuai kedudukan mereka di sisi
Allah Subhanahu wa ta‟ala, memasuki negeri keabadian. Dengan
sangat terhormat mereka disambut malaikat-malaikat Allah
Subhanahu wa ta‟ala dengan salam. Allah Subhanahu wa ta‟ala
berfirman:
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke
dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila
mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka
dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya,
„Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! Maka
masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya‟.” (az-
Zumar: 73)
9. Perjalanan Menuju Jannah
“Sesungguhnya, rombongan pertama yang masuk jannah
seperti bulan di malam purnama. Rombongan berikutnya
bercahaya seperti bintang-bintang gemerlap laksana
mutiara di langit. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang
air besar, tidak meludah, dan tidak pula membuang ingus.
Sisir-sisir mereka dari emas. Keringat mereka adalah misik.
Pengasapan mereka adalah al-aluwwah (kayu gaharu).
Istri-istri mereka adalah al-hurul „in (bidadari-bidadari
bermata jeli) dengan perawakan yang serupa, sama dengan
bapak mereka Adam, setinggi enam puluh hasta.”5
Masuklah kaum mukminin ke dalam jannah Allah Subhanahu
wa ta‟ala, negeri kenikmatan yang difirmankan oleh Allah
Subhanahu wa ta‟ala dalam hadits qudsi:
“Telah Aku sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh
kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, belum
pula telinga pernah mendengarnya, dan belum pernah
terbetik dalam kalbu manusia.”
10. Kenikmatan al-Jannah
Kenikmatan jannah adalah perkara gaib. Jalan untuk
mengetahui sifatnya hanyalah berita-berita langit: ayat-ayat al-
Qur‟an dan hadits-hadits Rasul n.
Hidangan pertama ahlul jannah adalah hati ikan. Kemudian
disembelihkan sapi jannah untuk mereka. Mereka minum dari
mata air salsabil. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
bersabda:
“Adapun hidangan pertama yang dimakan ahlul jannah adalah
bagian terlezat dari hati ikan.”6
Seorang Yahudi mendatangi Rasulullah shalallahu alaihi
wassalam dan mengajukan beberapa pertanyaan yang tidak
mungkin ada yang bisa menjawabnya selain seorang nabi. Ia
berkata:
“Suguhan apakah yang diberikan kepada penduduk jannah
ketika memasukinya?” Beliau menjawab, “Bagian terlezat dari
hati ikan.” Si Yahudi bertanya lagi, “Hidangan apakah yang
diberikan setelahnya?” Rasul menjawab, “Disembelihkan untuk
mereka sapi jannah yang mencari makan di tepi-tepi jannah.” Si
Yahudi berkata, “Apakah minuman mereka?” “Dari mata air
bernama Salsabil.” (HR. Muslim dari Tsauban z maula Rasulullah
shalallahu alaihi wassalam)
11. Kenikmatan al-Jannah
Penduduk jannah makan dan minum tanpa harus kencing dan
buang air besar. Hanyalah sendawa dan keringat yang lebih
harum dari misik. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam
bersabda:
“Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, tidak
meludah, dan tidak pula membuang ingus. Sisir-sisir mereka
dari emas. Keringat mereka adalah misik. Pengasapan mereka
adalah al-aluwwah (kayu gaharu). Istri-istri mereka adalah
al-hurul „in (bidadari-bidadari bermata jeli), dengan
perawakan yang serupa, sama dengan bapak mereka Adam,
setinggi enam puluh hasta.”7
Bejana-bejana yang mereka gunakan terbuat dari emas dan
perak. Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman:
“Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan piala-
piala, serta di dalam surga itu terdapat segala apa yang
diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal
di dalamnya.” (az-Zukhruf: 71)
“Dan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan
piala-piala yang bening laksana kaca.” (al-Insan: 15)
12. Kenikmatan al-Jannah
Ahlul jannah mendapatkan buah-buahan yang diingini dan
semua daging yang dikehendaki. Allah Subhanahu wa ta‟ala
berfirman:
“Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan
daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (ath-Thur: 22)
Jannah memiliki sungai-sungai yang sangat indah.
Di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa
dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah
rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya
bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring;
dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-
buahan dan ampunan dari Rabb mereka….” (Muhammad: 15)
Jannah memiliki istana-istana dan kerajaan-kerajaan besar.
Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman:
“Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan
melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar.”
(al-Insan: 20)
13. Kenikmatan al-Jannah
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
“Saat aku tidur, aku melihat diriku di dalam jannah. Aku
melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah
istana.” Aku pun bertanya, “Milik siapakah istana ini?”
Mereka menjawab, “Milik Umar.” Segera aku teringat
kecemburuan Umar dan aku pun meninggalkan istana
itu. Umar menangis dan berkata, “Wahai Rasulullah,
bagaimana mungkin aku cemburu kepadamu?”8
Di sana ada pula kubah2 dan tenda2 yg menjulang.
“Sungguh bagi seorang mukmin di jannah tenda dari
lu‟lu‟ (mutiara) yang berongga. Panjangnya enam puluh
mil. Di dalamnya ada keluarga (istri-istri) yang ia
berkeliling pada mereka tanpa mereka saling melihat.”9
14. Nikmat yang Kekal
Semua kenikmatan ahlul jannah yg diberikan oleh Allah SWT kpd
hamba2-Nya yg saleh adalah nikmat yg tidak pernah putus, kekal.
Demikianlah Allah SWT mengabarkan dlm al-Qur‟an. Demikian
pula Rasulullah SAW menyabdakan dalam haditsnya yg mulia.
“Sesungguhnya orang2 yg beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah se-baik2 makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb
mereka ialah surga Adn yg mengalir dibawahnya sungai2. Mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka
dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah
(balasan) bagi orang yg takut kpd Rabbnya.” (al-Bayyinah: 7—8)
Semua kenikmatan ahlul jannah yg diberikan oleh Allah SWT kpd
hamba2-Nya yg saleh adalah nikmat yg tidak pernah putus, kekal.
“Sesungguhnya orang2 yg beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah se-baik2 makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb
mereka ialah surga Adn yg mengalir di bawahnya sungai2.
Mereka kekal di dlmnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yg demikian itu
adalah (balasan) bagi orang yg takut kepada Rabbnya.” (al-
Bayyinah: 7—8)
15. Nikmat yang Kekal
Akan diserukan bagi penduduk lamanya. Bagi kalian kehidupan,
maka kalian tidak akan mati selama-lamanya. Bagi kalian umur
yang muda, maka kalian tidak akan menjadi tua selama-
lamanya. Bagi kalian kenikmatan, maka tidak akan ada
kesusahan selama-lamanya. Itulah firman Allah Subhanahu wa
ta‟ala, „… Dan diserukan kepada mereka, [Itulah surga yang
diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu
kerjakan]‟. (al-A‟raf: 43)”
Wahai jiwa, jalan menuju jannah telah dijelaskan oleh kekasih
Allah SWT (Rasulullah SAW ). Pintu2 jannah hanya akan dibuka
bagi mereka yg mentauhidkan Allah SWT dan menjauhkan diri
dari kesyirikan. Bersemangatlah, mintalah pertolongan kepada
Allah SWT dan janganlah engkau malas!
Rasulullah SAW memegang kedua pundakku dan berkata,
“Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau
seseorang yang sekadar lewat.” Ibnu Umar c mengatakan, “Jika
engkau memasuki waktu sore, janganlah menunggu waktu pagi.
Jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah engkau menunggu
waktu sore. Ambillah keadaan sehatmu sebelum keadaan
sakitmu dan hidupmu sebelum engkau mati.” (HR. al-Bukhari)
16. “Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali
kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain
supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa
lagi Mahabijaksana.” (an-Nisa: 56)
Dahsyatnya Neraka
17. Neraka
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat
Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka.
Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka
dengan kulit yang lain supaya mereka merasakan azab.
Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (an-
Nisa: 56)
“Jika kalian tidak dapat membuat(nya), dan pasti kalian
tidak akan dapat membuat(nya), jagalah diri kalian dari
neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang
disediakan bagi orang-orang kafir.” (al-Baqarah: 24)
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, kalau
kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit
tertawa dan banyak menangis.” Para sahabat berkata, “Apa
yang engkau lihat, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,
“Aku telah melihat surga dan neraka.” (HR. Muslim no. 426)
18. Sifat-Sifat Neraka
1. Neraka memiliki tujuh pintu
Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman:“Jahannam itu
mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan)
untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (al-Hijr: 44)
2. Malaikat penjaga neraka
Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman:“Wahai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.” (at-Tahrim: 6)
Dalam ayat lain:“Mereka berseru, „Wahai Malik, biarlah
Rabbmu membunuh kami saja.‟ Dia menjawab, „Kamu akan
tetap tinggal (di neraka ini)‟.” (az-Zukhruf: 77)
19. 3. Besarnya neraka
Dari Ibnu Mas‟ud z, Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda:
“Didatangkan neraka di hari itu, dalam keadaan ia memiliki 70.000 tali
kekang, setiap tali kekang diseret 70.000 malaikat.” (HR. Muslim dan at-
Tirmidzi)
4. Panas neraka
Allah Subhanahu wa ta‟ala berfirman: Katakanlah, “Api neraka Jahannam
itu lebih sangat panas(nya),” jika mereka mengetahui. (at-Taubah: 81)
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: “Api kalian, yang
dinyalakan bani Adam, adalah satu bagian dari tujuh bagian panasnya
api neraka.” (HR. al-Bukhari no. 3265 dan Muslim no. 2843)
5. Kedalaman neraka
Ketika Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sedang bersama
sahabatnya, tiba-tiba mereka mendengar suara. Beliau shalallahu alaihi
wassalam berkata:“Tahukah kalian, apakah itu?” Mereka berkata, “Allah
dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau berkata, “Itu adalah batu yang
dilemparkan ke dalam Jahanam sejak tujuh puluh musim yang lalu.
Sekarang baru sampai dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)
20. 6. Makanan dan minuman penduduk neraka
“Kemudian sesungguhnya kalian, wahai orang-orang yang sesat
lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum,
yang akan memenuhi perut kalian. Sesudah itu, kalian akan
meminum air yang sangat panas. Maka kalian minum seperti
unta yang sangat haus. Itulah hidangan untuk mereka pada hari
pembalasan.” (al-Waqi‟ah: 51—56)
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berkata, “Seandainya satu
tetes zaqqum menetes di dunia, niscaya akan merusak
kehidupan penduduk dunia. Bagaimana (kira-kira pengaruhnya)
bagi orang yang memakannya.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan
an-Nasa‟i, lihat Shahih Jami‟ no. 5126)
“… Sesungguhnya Kami telah menyediakan bagi orang-orang
zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika
mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi mendidih yang menghanguskan muka.
Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang
paling jelek.” (al-Kahfi: 29)
“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman
dengan air nanah.” (Ibrahim: 16)