1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai makhluk yang paling
sempurna dan paling lengkap, baik secara fisik maupun mental. Secara fisik,
kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia tersebut adalah
berbagai indera untuk menjalani kehidupan. Adapun dari segi mental, manusia
diberikan kelengkapan yang tidak diberikan kepada makhluk lain, yakni intelek.
Intelek ini merupakan indera manusia yang menurut Frithjof Schuon (1977 : 27),
seorang sufi swiss, bersifat Ilahi, tidak tercipta dan tidak dapat diciptakan. Intelek
merupakan sarana yang berfungsi untuk memahami, memilih, dan memilah,
menginterprestasi atau menafsirkan, dan sebagainya. Sehingga dengan anugerah
kecerdasan inilah manusia dikatakan sebagai puncak kesempurnaan ciptaan Allah
swt, sesuai dengan firman-Nya dalam surat At-Thin ayat 4 sebagai berikut:
Artinya : “Sesungguhnya kami telah meciptalcan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya “.
Namun berbagai kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. tersebut
hanya dapat berkembang apabila diarahkan melalui pendidikan atau pembelajaran.
Pendidikan menurut Idris (1992 : 4), ialah serangkaian kegiatan interaksi yang
2. 2
bertujuan, antara manusia dewasa dan peserta didik secara tatap muka atau dengan
menggunakan media, dalam rangka memberikan bantuan terhadap peserta didik
seutuhnya. Dalam arti, membantu peserta didik dalam upaya megembangkan
potensinya, yakni potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan
keterampilan, agar di kemudian hari tumbuh menjadi manusia yang dewasa secara
fisik mapun mental. Upaya ini selalu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa
tanggung jawab secara moral dalam segala perilaku.
Adapun pembelajaran Pendidikan Agama Islam di pada prinsipnya
bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, dan penghayatan nilai-
nilai keagamaan (keislaman), serta pemahamannya. Sehingga kemudian
diharapkan dapat menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
serta berakhlaq mulia., dalam arti memiliki kesadaran moral yang tinggi dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, seperti
tercantum di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU
SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut:
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, dan bertanggungjawab"
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan menjadikan ajaran-
ajaran agama (Islam) sebagai fokus pembelajaran. Atau dengan ungkapan lain
adalah sebagai sebuah upaya berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik
dan mengarahkannya pada penghayatan dan pengamalan ajaran dan nilai-nilai
3. 3
keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Islam sebagai agama memiliki peranan
penting dalam memberikan pedoman dan petunjuk bagaimana seharusnya
menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara beradab.
Dalam proses pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode, adalah
hal yang sangat penting dan sangat menentukan. Sebab, proses pembelajaran tidak
akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa didukung oleh penggunaan
metode yang baik. Metode yang baik, hemat penulis adalah metode yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sarana-prasarana, kurikulum, dan
sebagainya. Metode pembelajaran merupakan alat pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan secara umum. Jadi, penggunaan metode yang tepat, sangat
menentukan tercapai atau tidaknya tujuan mulia sebuah pendidikan.
B. Identifikasi Masalah
Berkenaan dengan hal itu, penulis melakukan studi pendahuluan di MTs.
Nurul Amal Menes. Dan hasil studi tersebut penulis berkesimpulan bahwa MTs.
Nurul Amal Menes telah menerapkan suatu metode pembelajaran yang baik dan
tepat, yakni penggunaan metode qur’ani. Metode tersebut mengintegrasikan
pengetahuan keislaman yang diserap dari Al qur’an dengan keterampilan yang
komunikatif, serta memberikan teladan (contoh) bagaimana mempraktekan
ajaran-ajaran Islam yang dipahami, seperti tutur kata yang lemah lembut, tata
krama, sopan santun, dan berbagai sikap budi pekerti lainnya. Metode tersebut
merujuk kepada sikap dan prilaku Rosulullah SAW. Seperti dikatakan Aisyah
R.A. Rasulullah adalah akhlak qur’ani. Jadi, yang dimaksud metode qur’ani
dalarn penlitian ini adalah metode yang mengutamakan budi pekerti sebagaimana
4. 4
metode pembelajaran, dari itulah penulis menuangkannya dalam sebuah
penelitian. dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan
Metode Qur‘ani (Penelitian di MTs. Nurul Amal Menes)
C. Perumusan Masalah
Berkenaan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas,
diajukan beberapa rumusan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pembelajaran agama Islam dengan metode qur’ani di
MTs. Nurul Amal Menes
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran PAI dengan metode qur’ani di
MTs. Nurul Amal Menes
3. Bagaimana hasil yang dicapai dari penyelenggaraan pembelajaran
Pendidikan
Agama Islam dengan metode qur’ani di MTs. Nurul Amal Menes.
D. Tujuan Penelitian
Dan beberapa rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
metode
qur’ani MTs. Nurul Amal Menes
2. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran PAI dengan metode
qur’ani di MTs. Nurul Amal Menes.
5. 5
3. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari penyelenggaraan program
tersebut.
E. Kerangka Pemikiran
Proses pembelajanan dan pendidikan merupakan bentuk pengalaman yang
diperolah siswa dalam kerjasama antara pendidik dan terdidik dalam suatu
kerangka pemenuhan kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan. Dalam lingkungan
sekolah, bentuk kerjasama itu diwujudkan ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Guru memiliki peran sebagai pemimpin yang memimpin,
membimbing, serta mengarahkan siswa kepada pengetahuan belajar dan materi
pelajaran. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima instruksi, penerjemah dan
pelaksananya.
M. Uzer Usman (1990: 1) mengatakan bahwa proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan
siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.
Dan konsep tersebut di atas, dapat dipahami proses belajar mangajar
merupakan komunikasi langsung antara guru dengan siswa yang didalamnya
melibatkan seluruh aspek pembelajaran. Agar komunikasi – tersebut berjalan
dengan lancar dan edukatif, maka salah satu hal yang harus diperhatikan adalah
metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebagai pengajar sekaligus
pendidik. Metode pembelajaran merupakan cara mengenai sikap dan tingkah laku
metodologis yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk
6. 6
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Sehingga tujuan pembelajaran
dengan mudah dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
Proses pembelajaran dalam prespektif komunikasi tersebut di atas, sangat
tergantung pada metode dan kemampuan guru sebagai komunikator dalam
mentransformasikan pesan materi pelajaran kapada siswa sebagai komunikan.
Metode dan kemampuan gurum merupakan alat yang bisa menjembatani
dalam proses komunikasi belajar mengajar tersebut. Faktor ini menjadi penentu
terhadap keberhasilan pembelajaran termasuk dalam membangkitkan motivasi dan
semangat belajar siswa selain faktor lainnya, seperti sarana dan media belajar.
Kemudian faktor orang tua juga, semestinya orang tua siswa memahami betul
akan potensi yang dimiliki dan moralitas keagamaan yang mesti diupayakan
sebagai modal dasar masa depan kehidupan siswa.
F. Langkah-Iangkah Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs. Nurul Amal Menes. Pemilihan ini
didasarkan pada lokasi tersebut yang dekat dengan tempat tinggal penulis.
Sehingga memungkinkan mendapatkan data yang akurat dengan mudah dan cepat.
2. Menentukan Populasi dan Sampel
Berdasarkan pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan obyek
penelitian (Suharsirni Arikunto, 1993 : 102), maka populasi dalarn penelitian ini
adalah seluruh guru dan para staf yang berjumlah 19 orang. Jadi, populasi
7. 7
penelitian ini berjumlah 19 orang. Kemudian yang dijadikan sample dalam
penelitian ini adalah khusus guru-guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah
lima orang. Sebab, penelitian hanya difokuskan pada penerapan metode
pembelajaran Agama Islam, yakni metode qur’ani.
Jadi, yang termasuk kedalam sumber data primer penelitian ini, adalah
kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati yang diwawancarai yang
dicatat melalui catatan khusus. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian
ini adalah kepustakaan, berupa buku-buku, surat kabar, majalah, dokumen , arsip
dan lain sebagainya.
3. Metode dan Tekhnik Pengunipulan Data
a. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif,
yakni metode-metode untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada saat
penelitian berlangsung. Dalam pelaksanaan metode ini, penulis mengumpulkan
data, mengolah data, mengklasifikasi data, menganalisis data, kemudian menulis
sebagaimana adanya.
b. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk memudahkan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian
ini, penulis menggunakan cara-cara sebagai berikut:
1. Observasi
Cara ini dilakukan untuk mengumpuikan data rnelalui pengamatan
langsung dilapangan, yakni dengan mengamati benda-benda dilokasi penelitian,
seperti sarana dan prasarana, keadaan lingkungan, proses belajar mengajar, dan
8. 8
gejala-gejala lain yang ada dilokasi penelitian pembelajaran dan pendidikan yang
diperkirakan tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam hal pembelajaran pendidikan agama Islam, MTs Nurul Amal
Menes, menurut hemat penulis, dapat dijadikan model bagi MTs linnya. Hal ini
disebabkan MTs Nurul Amal sebagaimana telah dikemukakan telah menerapkan
metode qur’ani yang mengintegrasikan pemahaman keagamaan yang diserap dari
Al qur’an dengan keterampilan mengajar yang komunikatif, serta memberikan
teladan (contoh) bagaimana mempraktekkan ajaran-ajaran Islam yang dipahami,
seperti tutur kata yang lemah lembut, tata krama, sopan santun dan berbagai budi
pekerti lainnya.
2. Wawncara
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi sebanyak
mungkin model pembelajaran PAI dengan Metoda Qur'ani di MTs Nurul Amal
Menes.
3. Menyalin
Cara ini dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
sejumlah literatur seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dokumen, arsip dan
sebagainya yang berkorelasi dan dapat dijadikan bahan penelitian di lapangan.
4. Analisis Data
a. Unitisasi Data
Unitisasi data adalah penyusunan data menjadi satuan-satuan. Yang
dimaksud satuan di sini yaitu bagian terkecil yang mengandung makna bulat dan
dapat berdiri sendiri. Dalam unitisasi ini penulis membaca dan mempelajari
9. 9
seluruh data yang sudah terkumpul. Setelah terkumpul dan terkotak-kotak berupa
potongan informasi, kemudian diidentifikasi, selanjutnya dimasukkan ke dalam
indeks. Setiap kartu indeks ini diberi kode, berupa penandaan sumber asal satuan
seperti catatan lapangan, dokumen, laporan, juga penanadaan jenis responden,
penandaan lokasi serta cara pengumpulan data.
b. Kategorisasi Data
Kategori Data ialah penyusunan kategori, yakni dengan mengelompokan
data-data yang sudah terkumpul didalam bagian-bagian yang jelas berkaitan atas
dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu, maka langkah-langkah yang
ditempuh adalah dengan mereduksi data, yakni memilih dan memilah data yang
sudah dimasukan kedalam satuan dengan jalan membaca satuan yang sama.
Kemudian membuat koding, yakni memberi nama atau judul pada satuan yang
telah mewakili entri pertama dan kategori. Setelah itu, menelaah kembali seluruh
kategorisasi supaya tidak ada data yang terlewatkan. Data terakhir, ini melengkapi
data-data yang sudah terkumpul.
c. Penafsiran Data
Penafsiran dilakukan dengan cara menemukan kategori beserta
kawasannya selama penelitian berlangsung. Sehingga kemudian dikemukakan
hubungan kunci teori subtantif tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agarna Islam di MTs Nurul Amal Menes. Kemudian melakukan introgasi data
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada data, sehingga terungkap banyak
hal dari data itu sendiri.
10. 9
seluruh data yang sudah terkumpul. Setelah terkumpul dan terkotak-kotak berupa
potongan informasi, kemudian diidentifikasi, selanjutnya dimasukkan ke dalam
indeks. Setiap kartu indeks ini diberi kode, berupa penandaan sumber asal satuan
seperti catatan lapangan, dokumen, laporan, juga penanadaan jenis responden,
penandaan lokasi serta cara pengumpulan data.
b. Kategorisasi Data
Kategori Data ialah penyusunan kategori, yakni dengan mengelompokan
data-data yang sudah terkumpul didalam bagian-bagian yang jelas berkaitan atas
dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu, maka langkah-langkah yang
ditempuh adalah dengan mereduksi data, yakni memilih dan memilah data yang
sudah dimasukan kedalam satuan dengan jalan membaca satuan yang sama.
Kemudian membuat koding, yakni memberi nama atau judul pada satuan yang
telah mewakili entri pertama dan kategori. Setelah itu, menelaah kembali seluruh
kategorisasi supaya tidak ada data yang terlewatkan. Data terakhir, ini melengkapi
data-data yang sudah terkumpul.
c. Penafsiran Data
Penafsiran dilakukan dengan cara menemukan kategori beserta
kawasannya selama penelitian berlangsung. Sehingga kemudian dikemukakan
hubungan kunci teori subtantif tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan
Agarna Islam di MTs Nurul Amal Menes. Kemudian melakukan introgasi data
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada data, sehingga terungkap banyak
hal dari data itu sendiri.