Paper ini membahas tentang konsep bebas dari dosa dalam Kekristenan. Terdapat penjelasan mengenai pengertian manusia, dosa, kejatuhan manusia ke dalam dosa, akibat dosa, dan bagaimana manusia bisa bebas dari dosa melalui Yesus Kristus.
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
Paper dogmatika iii bebas dari dosa
1. i
PAPER DOGMATIKA III
“BEBAS DARI DOSA”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Menempuh Mata Kuliah
Dogmatika III
Oleh:
Hans Prawira Anggara Taliak
20188611
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
Mei, 2020
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Bebas
dari Dosa” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Paper ini telah kami selesaikan
dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan paper ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini kami berharap dapat membantu pemabaca menambah
wawasan secara luas dan menambah ilmu pengetahuan. Demikian yang bisa kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan
manfaat nyata untuk masyarakat luas terutama dalam bidang agama Krsiten.
Lampung, Mei 2020
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Pengertian Manusia.........................................................................................2
B. Pengertian Dosa .............................................................................................4
C. Kejatuhan Manusia dalam Dosa ...................................................................12
D. Akibat-akibat Dosa dalam diri manusia........................................................13
E. Adakah manusia yang bebas dari dosa? .......................................................15
F. Bagaimana manusia bisa bebas dari dosa? ..................................................17
BAB III PENUTUP.....................................................................................................24
A. Kesimpulan ...................................................................................................24
B. Saran Dan Kritik ..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................25
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang dosa tentu tidak akan terlepas dari dosa. Sebab keadaan
manusia didalam dunia dan keadaannya sekarang telah menyatakan abahwa ada
sesuatu yang salah dengan manusia. Pokok pembicaraan tentang dosa dan manusia
telah menjadi perbincangan yang tiada hentinya sepanjang sejarah baik dlam
kekristenan maupunn dengan agama-agama lainya. Manusia telah jatuh kedalam dosa
yang mengakibatkan manusia tidak lagi ada pada posisi awalnya sebelum ia jatuh
kedalam dosa. Ketika manusia jatuh kedalam dosa tabiat manusia adalah melakukan
dosa. Ini membuat sehingga manusia harus menanggung dua dosa, baik dosa warisan
yang telah dilakukan oleh Adam dan Hawa di taman Eden dan dosa perbuatan.
Manusia ketika jatuh kedalam dosa ini berkibat fatal dikarenakan berdamapak kepada
semua ciptaan Allah baik manusia, hewan, dan tumbuhn bahkan tanah. Itulah
sebabnya manusia memerlukan Juruselamat, sebab akibat dari dosa itu adalah maut
dan manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu ketika
Juruselamat itu datang Ia telah membersihkan dosa-dosa manusia yang percaya
kepada-Nya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dan Hakikat Manusia?
2. Apa Pengertian Dosa?
3. Bagaimana Kejatuhan Manusia Dalam Dosa?
4. Apa Saja Akibat-Akibat Dosa Dalam Diri Manusia?
5. Adakah Manusia Yang Bebas Dari Dosa?
6. Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Hakikat Manusia.
2. Untuk mengetahui Pengertian Dosa
3. Untuk mengetahui Bagaimana Kejatuhan Manusia Dalam Dos.
4. Untuk mengetahui Apa Saja Akibat-Akibat Dosa Dalam Diri Manusia.
5. Untuk mengetahui Adakah Manusia Yang Bebas Dari Dosa.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa.
Manfaat dari penyusunan paper ini adalah, Agar dapat menjadi referensi
tambahan untuk seorang pendidik, maupun terdidik dalam pengembangan akan
pengetahuan Dogmatika III dalam Pendidikan Agama Kristen.
5. 2
BAB II
BEBAS DARI DOSA
A. Pengertian Manusia
Manusia adalah ciptaan Allah yang melebihi segala ciptaan yang Allah
ciptakan. Pengertian manusia tentu akan berbeda satu dengan yang lainnya menurut
pandangan seseorang. Akan tetapi dalam berbagai pengertian tentang manusia tentu
tidak akan terlepas dari Allah sebagai pencipta manusia itu. Berikut adalah penjelasan
mengenai manusia.
a. Teori-teori tentang manusia.
- Teori Evolusi, adalah teori yang berpandangan bahwa keberadaan
manusia adalah merupakan hasil dari suatu perkembangan atau suatu
proses yang terjadi secara perlahan-lahan dan mengalami perubahan
yang sederhana menjadi lebih sempurna. Teori ini dikemukakan oleh
Charles Darwin.
- Teori Evolusi Teistik, adalah teori yang didasarkan pada bentuk-
bentuk kehidupan yang lebih tinggi muncul dari bentuk-bentuk yang
lebih rendah, tetapi bentuk-bentuk yang lebih rendah diciptakan oleh
Allah. Jadi didalam memahami keberadaan ciptaan, teori ini mengakui
bahwa Allah sebagai Pencipta akan tetapi keberadaan dari ciptaan ini
terjadi secara bertahap atau secara evolusi.
- Teori Penciptaan atau teistik, teori ini berpegang pada fakta pada
Alkitab bahwa segala sesuatu (ciptaan) adalah bersumber pada Allah.
Manusia adalah salah satu ciptaan yang diciptakan Allah.
b. Pengertian manusia secara umum dan para ahli.
Manusia merupakan makhluk yang sangat luar biasa kompleks. Manusia
merupakan kesatuan antara makhluk material dan mahluk spiritual. Dinamika dari
manusia tidak hanya tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktifkan dirinya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Manusia adalah mahkluk yang berakal
budi (mampu menguasai makhluk lain); insan orang.
Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan mahkluk yang terbuka,
bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
6. 3
keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan
antar sesame dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
Upanisads. Manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh, pikiran, jiwa, dan prana (tubuh/fisik).
Agung P. P. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang
tersusun atas kesatuan fisik, roh/jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan lingkungannya.
c. Pengertian manusia dalam Alkitab.
Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa manusia pertama yang
diciptakan Allah merupakan hasil langsung dari tangan Allah. Allah menciptakan
manusia serupa dan segambar dengan Allah (Kej. 1:26-27). Yang di maksud dengan
serupa dan segambar dengan Allah adalah didalam Kejadian 1:26-27, gambar dan
rupa, yang dalam bahasa Ibrani disebutkan “ tselem demuth” dalam bahasa Latin
diartikan sebagai “Imago Dei” (citra Allah). Dalam kedua bahasa ini sama artinya.
Gambar atau rupa pada ayat tersebut menunjukan bahwa manusia
diciptakan dengan memiliki citra atau karakter Allah. Ini juga menunjukan bahwa
manusia diciptakan dengan memiliki potensi hubungan yang akrab dengan Allah.
Gambar dan rupa Allah tidak dapat diartikan sebagai sebuah tubuh/ fisik seperti
manusia.
Manusia ketika diciptakan Allah memiliki kemuliaan, kebenaran dan
kesucian. Akan tetapi ketika manusia jatuh kedalam dosa, kemuliaan , kebenaran dan
kesucian yang dimiliki oleh manusia hilang. Hilang disini bukan berarti seperti benda
yang hilang. Akan tetapi hilang yang dimaksudkan adalah manusia tidak dapat
berhubungan atau bersekutu dengan Allah. Dalam artian disini manusia kehilangan
komunikasi yang spesial, hubungan yang spesial, manusia tidak mencapai sasaran
yang telah Allah tetapkan yakni menjadi sekutu/ sahabat Allah atau bersekutu dengan
Allah. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah artinya Allah
sebagai sumber hidup manusia, tanpa Tuhan manusia tidak akan memiliki arti lagi.
Dan manusia tanpa Sumber Hidup akan menyebabkan kekacauan dan kehancuran
(Rm. 1:18-19).
Dalam memahami manusia sebagai serupa dan segambar dengan Allah juga
berarti bahwa Allah merupakan model atau teladan hidup manusia. Manusia harus
meneladani Allah. Manusia tentu tidak dapat meneladani Allah secara utuh setelah ia
jatuh kedalam dosa. Didalam ketidakberdayaan manusia itu Allah mengaruniakan
7. 4
Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus. Dia adalah gambar Allah yang sempurna.
Yesus harus diteladani oleh semua orang percaya kepada-Nya, ini lah yang
dimaksudkan dengan memiliki karakter Kristus.
Didalam Allah menciptakan manusia memiliki tujuan. Tujuan hidup dari
manusia adalah bersekutu dengan Allah. Ketika manusia tidak bersekutu dengan
Allah hidupnya sama sekali tidak bermakna, akan tetapi ketika manusia menemukan-
Nya dalam persekutuan dengan Allah hidupnya akan bermakna. Allah juga
menciptakan manusia sebagai mahkluk ciptaan yang unik. Manusia diciptakan Allah
tidaklah seperti ciptaan lain, keunikan dari manusia adalah manusia dapat bersekutu
dengan Allah. Didalam persekutuan itu manusia dipamggil Allah untuk tunduk
kepada Allah dan mengabdikan dirinya bagi Allah.
Didalam memahami manusia sebagai ciptaan Allah. Manusia diciptakan
memiliki tubuh, jiwa dan roh. Ada pemikiran yang menyatakan bahwa manusia terdiri
dari 2 komponen yaitu: tubuh dan roh. Ini merupakan sesuatu yang membingungkan
karena walau jiwa dan roh sangat berhubungan Alkitab menyatakan bahwa “jiwa dan
roh” itu berbeda. Didalam 1 Tesalonika 5:23 mengatakan “semoga Allah damai
sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu
terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan
kita. Kemudian dalam Ibrani 4:12 mengatakan “Semoga firman Allah hidup dan kuat
dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum (tubuh); ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Berangkat dari pengertian-pengertian dari berbagai pemikiran diatas dapat
disimpulkan bahwa, manusia diciptakan Allah dengan rencana yang sangat indah dan
mulia. Manusia diciptakan Allah dengan potensi bersekutu dengan Allah. Namun
rencana Allah ini dirusak sendiri oleh manusia akibat dari ketidaktaatan manusia
kepada Allah. Manusia diciptakan Allah dengan potensi yang luar biasa dan unik ini,
karena Allah telah menciptakan manusia dengan memiliki tubuh, jiwa dan roh yang
memperlengkapi manusia sehingga manusia dapat besekutu dengan Allah.
B. Penggertian Dosa
Doktrin Dosa disebut Hamartiologi, yang berasal dari dua kata Yunani,
Hamartia yang berarti dosa dan Logos yang berarti Firman atau percakapan. Jadi
8. 5
Hamartiologi adalah ajaran Alkitab mengenai dosa, asal-usul, definisi, ekspresi, dan
hasil akhirnya.
Dosa tidak berasal dari Allah . Alkitab dengan jelas menyatakan adanya
dosa dengan segala konsekuensinya. Namun, dalam memahami tentang dosa, ada
pertanyaan-pertanyaan mengenai asal mula dosa yang tidak bisa dijawab oleh
manusia yang terbatas. Alkitab hanya memberikan sedikit keterangan mengenai asal
mula dosa itu. Firman Tuhan kepada bangsa Israel dalam Ulangan 29:29 adalah “Hal-
hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan
ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita
melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Didalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus
memberikan sedikit keterangan atas pertanyaan, “Mengapa Allah membiarkan dosa
masuk kedalam dunia”, Bukan dia (yang berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya,
tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia”.
Seluruh alam menyatakan bahwa ada sesuatu yang salah. Perbedaan antara
kehidupan dan kematian, keharmonisan dan konflik, keburukan dan keindahan,
adanya terang dan gelap, menyatakan fakta dosa. Keadaan di dalam dunia kadangkala
memberkati dan kadangkala menyakiti, alam tampaknya memiliki dua pikiran dalam
perlakuannya terhadap manusia.
a. Teori-teori yang Salah Mengenai Dosa
Konsep dosa yang tepat benar-benar dibutuhkan untuk mengoreksi
pemahaman tentang seluruh doktrin Alkitab lainnya secara praktis. Ini merupakan
masalah fundamental dalam teologi. Ada beberapa teori yang salah dalam memahami
tentang dosa.
1. Teori Teistik
Ketika menyangkali keberadaan Allah, Ateisme secara tidak langsung
menyangkali keberadaan dosa. Jika ada tidak ada Allah untuk berdosa terhadap-Nya,
maka tidak ada dosa, dan jika tidak ada Allah maupun dosa, maka manusia tidak
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan.1 Dengan kata lain, jika tidak
ada Allah maka tidak ada dosa. Untuk alasan inilah manusia zaman sekarang
berupaya menyangkali keberadaan Allah dan menghancurkan segala kemutlakan
Alkitab.
1 Kevin J. Conner, A Practical Guide To Christian Believe, Dit, oleh: Paulus Adiwijaya
(Malang: Gandum Mas,2004), 303.
9. 6
2. Teori Deterministik
Deterministik adalah keyakinan filosofis bahwa semua peristiwa terjadi
sebagai akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakan. Secara
khusus teori ini memiliki gagasan bahwa pilihan-pilihan dari para perilaku tersebut
pada masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa yang mereka
kehendaki. Ini artinya bahwa teori ini yakin bahwa kehendak bebas manusia adalah
suatu khayalan atau ilusi. Teori ini berpandangan bahwa manusia tidak mampu
menolong dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang dia lakukan, entah baik atau
buruk, dan karenanya tidak boleh disalahkan.2
3. Teori Evolusi
Teori ini berkeyakinan bahwa dosa bukanlah dosa, tetapi melihat bahwa
manusia ada setelah melalui proses panjang, yaitu dari ikan, sampai burung, kemudian
menjadi binatang, menjadi kera, dan pada akhirnya menjadi manusia, maka dapat
dikatakan bahwa “dosa” hanyalah “binatang” didalam kita. Teori evolusi berpendapat
bahwa manusia hanyalah seekor binatang yang memiliki insting binatang dan
memenuhi kecenderungan kebinatangannya, dan ini tidak bisa disebut dengan dosa.
Ini sangat bertentangan dengan Alkitab tentang manusia yang merupakan
manusia moral yang dijadikan dengan gambar dan rupa Allah, dan tentu posisi
manusia lebih tinggi daripada binatang.
4. Teori Hedonistik
Akar kata “hedonistik” berarti “kesenangan”, teori ini berpendapat bahwa
seseorang seharusnya bebas melakukan apapun yang menyebabkan kesenangan dan
kepenuhan. Ini adalah filsafat tentang ekspresi diri, yang menyatakan: “jika hal itu
rasanya baik, lakukanlah”. Dengan membenarkan dosa atas dasar filsafat yang
tampaknya positif, teori ini menjadi cukup popular dalam masyarakat modern.
Dengan adanya teori ini dapat membuat seseorang mengabaikan hati
nuraninya dan akhirnya membakarnya dengan pembenaran yang biasa terhadap dosa
(Ibr.11:25; Tit.1:15). Sekali seseorang membakar hati nuraninya, dia terjatuh di luar
keyakinan akan dosa oleh Roh Kudus (1 Tim 4:2).
2 Ibid, 303.
10. 7
b. Teori-teori Kultus Mengenai Dosa
Kultus-kultus yang salah berupaya untuk mengemabangkan teori-teori yang
menyangkali, menyesatkan atau meminimalkan doktrin tentang dosa. Berikut ini
adalah beberapa pernyataan yang dikumpulkan dari berbagai tulisan kultus-kultus
agama mengenai dosa.
1. Sains Kristen
Sain Kristen mengemukakan pendapat bahwa, “manusia tidak mampu
berbuat dosa, dosa adalah suatu kesalahan pikiran duniawi. Manusia hanya dapat
berpikir adanya dosa dan ketika pikirannya dikoreksi, maka dosa tidak akan ada.
Dosa, sakit-penyakit dan kematian bukanlah suatu realita tetapi hanyalah ilusi.
Manusia tidak dapat melakukan dosa sejauh dia menarik hakikatnya dari Allah dan
tidak memiliki kuasa asli yang tunggal dan tidak bersumber.”
2. Spiritualisme
Menurut spiritualisme, “manusia sama sekali tidak mengalami kejatuhan.
Dan apapun yang dilakukan manusia itu benar. Kejahatan tidak ada. Kejahatan itu
baik. Tidak peduli bagaimana jalan manusia, baik atau buruk, inilah jalan
pengkhususan ilahi dan nasib. Suatu kebohongan adalah kebenaran secara intrinsik; ia
memegang tempat yang penuh aturan dalam penciptaan, itu adalah suatu keharusan.”
3. Resulisme
Resulisme atau yang dikenal dengan Saksi Yehova, berkata mengenai dosa;
“Kematian, kepunahan makhluk, adalah upah dosa. Selama masa seribu tahun, roh
akan di bangkitkan dan diberi kesempatan atau percobaan kedua untuk kehidupan
yang kekal. Dan semua orang yang saat ini tidak akan mati karena dosanya sendiri,
karena dosa Adam. Oleh sebab itu dalam Adam, semuanya akan mati. Semua manusia
akan mati untuk dosanya sendiri pada masa seribu tahun atau masa pemulihan.
Dengan kata lain bahwa manusia sekarang ini hanyalah percobaan, nanti pada masa
seribu tahunlah yang merupakan final dari kematian manusia karena dosa.
4. Teosofi
Teosofi mengajarkan bahwa “segala pikiran baik yang merupakan pikiran
baik maupun yang buruk, meninggalkan jejaknya pada tubuh pikiran dan
menampakan diri kembali sebagai kecenderungan-kecenderungan didalam inkarnasi
masa depan. Dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari alur sebab dan akibat. Masa
lalu kita pasti bisa bekerja dengan sendirinya. Roh manusia yang berpindah dan
perbuatan baik atau buruknya menentukan tubuh yang akan dimilikinya dalam
11. 8
kelahiran berikutnya. Satu-satunya kemerdekaan dari dosa adalah menjadi
sepenuhnya hilang dalam meditasi dan perenungan.
c. Teori-teori Kristiani
Dalam teori-teori yang telah diajukan oleh manusia, yang merupakan
gabungan dari kebenaran dan kesalahan. Semuanya berpusat pada masalah dosa atas
seluruh umat manusia. Berikut beberapa pandangan utama mengenai dosa dan
akibatnya pada manusia.
1. Teori Pelagian-Teori Kesucian Hakikat Manusia.
Teori Pelagian adalah teori yang di kemukakan oleh seorang rahig Inggris
yang bernama Pelagius. Dia mengajarkan bahwa Adam hanya dipengaruhi oleh
dirinya sendiri. Pelagius berpandangan bahwa semua jiwa manusia diciptakan
langsung oleh Allah, suci, dan bebas dari kecenderungan yang jahat seperti Adam.
Allah hanya meminta manusia bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan dosa yang
dilakukan secara sengaja. Landasan Pelagius ini dalam Roma 5:12. Ini hanya
menunjuk kepada kematian fisik yang menimpa manusia setelah mereka berdosa,
mengikuti teladan Adam. Pandangan ini jelas-jelas bertentangan dengan Alkitab
sebagaimana akan dilihat di dalam keuniversalan dosa. Alkitab menunjukkan bahwa
semua manusia yang dilahirkan, ada di dalam dosa dan dibentuk dalam kejahatan, dan
bahwa hakikat yang berdosa ini diwarisi Adam (Rm.5:12; Mzm:51:5;Ayb:14:4).
2. Teori Arminian-Teori-Kerusakan yang Disesuaikan Secar Sukarela.
Teori Arminian adalah teori yang dikemukakan oleh seorang professor di
Belanda yang bernama Arminius. Teorinya disebut juga sebagai Semi-Pelagianisme.
Ia berpadangan bahwa manusia, sebagai akibat dosa Adam, tentu dilahirkan miskin
akan kebenaran akan segala kemampuan dalam dirinya sendiri untuk mendapatkan
kebenaran. Namun, manusia tidak diperhitungkan bersalah karena Adam. Manusia
hanya bertanggung jawab untuk tindakan dosanya yang dilakukan dengan sadar.
Menurut Arminius, Roma 5:12 mengartikan bahwa manusia menderita akibat dosa
Adam. Oleh karena itu, Allah diwajibkan oleh hakikat-Nya untuk mengirimkan
pengaruh Roh Kudus kepada manusia untuk melawan kecenderungan-kecenderungan
yang jahat yang diwarisi melalui kejatuhan Adam.
3. Teori Sekolah Baru-Teori tentang Kejatuhan yang Tidak Terkutuk.
Teori ini mirip dengan teori Arminian. Teori ini berpandangan bahwa
manusia hanyalah bertanggung jawab atas tindakan-tindakan personalnya, sekalipun
12. 9
manusia dilahirkan pada hakekatnya berdosa. Menurut pandangan teori ini dosa
Adam tidaklah diberikan kepada manusia, hanya tindakan-tindakan mereka sendirilah
yang melanggar hukum yang diketahui. Dan kematian kematian bukanlah hukuman
atas manusia, tetapi akibat dari ketidaksenangan Allah terhadap pelanggaran Adam.
Jadi dalam memahami teori ini, melandasakan teorinya dengan Roma 5:12, yang
ditafsirkan sebagai “kematian rohani” yang dialami oleh seluruh umat manusia. Teori
ini juga berpandangan bahwa setiap jiwa diciptakan pada saat kelahiran, dan karena
kehendak tidak memiliki karakter moral pada saat kelahiran maka kehendak tidak
membutuhkan pengaruh Roh Kudus untuk mengambil pilihan yang benar.
4. Teori Federal-Teori kutukan Melalui Perjanjian.
Dalam memahami tentang dosa, teori ini berpendapat bahwa Allah
mengadakan perjanjian dengan Adam sebagai kepala utama dari umat manusia, yang
menjanjikan kehidupan kekal kepadanya dan seluruh keturunannya kelak bila hidup
berdasarkan ketaatan, dan kematian serta kesusahan jika tidak taat. Karena Adam
berdosa, maka seluruh keturunannya juga berdosa. Teori ini berpendapat bahwa setiap
jiwa yang diciptakan Allah dengan hakikat yang rusak dan berdosa sebagai hukuman
atas Adam.
Jika kita melihat dari pandangan teori ini, teori ini sebenarnya mengabaikan
karakter Allah yang adil dan benar, karena menjadikan-Nya sebagai Pencipta manusia
dengan hakikat yang rusak yang membuat mereka berdosa.
5. Teori Agustiani-Teori Kepemimpinan Alami Adam.
Teori ini dikemukakan oleh Agustinus (354-430). Teori ini berpandangan
bahwa dosa Adam dikenakan secara langsung kepada seluruh keturunannya yang
belum dilahirkan, karena kesatuan organic seluruh umat manusia “ada di dalam
Adam”. Kehendak Adam adalah kehendak seluruh manusia. Dalam penjelasannya
mengenai Roma 5:12. Ia memiliki pandangan bahwa ini semua meliputi kematian
fisik, kematian rohani, dan kekekalan sebagaimana seluruhnya terlihat di dalam
kepemimpinan Adam.
Teori kepemimpinan Alamiah yang menjadi teori yang paling alkitabiah
dari semua teori yang disebutkan dan memberikan pemahaman yang paling jelas
tentang dosa asal. Teori ini membawa bersama kebenaran-kebenaran yang sebagian
mungkin ada didalam teori-teori agama lain. Dosa Adam merupakan penyebab
langsung dan dasar dari seluruh kerusakan yang diwarisi, kesalahan dan kutukan dari
13. 10
seluruh umat manusia.3 Mereka semua berdosa didalam dia ini yang menyebabkan
sehingga berada dibawah dosa dan penghakiman.
d. Definisi Alkitab mengenai Dosa.
Alkitab memberikan definisi mengenai dosa. Berikut beberapa ayat Alkitab
yang mendefinisikan tentang dosa.
Dosa diartikan sebagai pemikiran yang bodoh. (Amsl.24:9).4
“Memikirkan kebodohan adalah dosa”. Ketika Adam memiliki pikiran
untuk menjadi “seperti allah” , hal ini tentu merupakan kebodohan, dan
pikiran yang serakah ini sendiri adalah dosa.
Pelanggaran terhadap hukum Allah diartikan sebagai dosa (1 Yoh. 3:4).5
Dosa dapat diartikan juga sebagai pelanggaran terhadap hukuman Allah.
Melanggar berarti “menyeberangi”, “melewati suatu garis pembatas
yang dilarang.” Adam juga melanggar hukum Allah.
Dosa juga bisa disamakan dengan kejahatan sebab setiap kejahatan
berarti dosa (1 Yoh. 5:17).6 Semua kejahatan adalah dosa. Tidak ada
kejahatan untuk kebaikan. Kejahatan tetaplah kejahatan. Adam
melakukan melakukan kejahatan, oleh sebab itu Adam berdosa dan
semua manusia berdosa.
Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman
berarti dosa (Rom. 14:23).
Orang yang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak
melakukannya disebut dosa(Yak. 4:17). 7 Iblis mengetahui apa yang baik
dan tidak melakukannya. Sama seperti Adam, mengetahui apa yang baik
dan tidak melakukannya. Iblis dan Adam, keduanya mengetahui hukum
Allah dan apa yang bisa mennyenangkan Dia. Tetapi yang dilakukan
Adam adalah dosa.
Melakukan kebaikan bisa jadi adalah dosa (Amsl. 21:4). Alkitab
menyatakan bahwa siapa pun yang tidak berhubungan secara benar
3 Ibid, 311.
4 Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI (Jakarta: Departemen Theologia BPD
GBI, 2012), 59.
5 Ibid, 59.
6 Ibid, 59.
7 Ibid, 59.
14. 11
dengan Allah tidak bisa melakukan apapun yang baik dan dapat diterima
dalam pandangan Allah. Seorang yang pendosa tidak bisa melakukan
apa pun kecuali dosa. Upaya untuk membenarkan diri membuktikan
ketidaktepatan, ini sama seperti yang Adam lakukan dengan menutupi
dirinya dengan daun ara. Segala kesalehan adalah seperti kain kotor
(Yes. 64:6).
Ketidakpercayaan adalah dosa (Rom. 14:23). Adam dan Hawa
mengetahui kehendak Allah yang baik dan sempurna, akan tetapi
berdosa. Mereka meragukan, tidak mempercayai Firman Allah, mereka
lebih mempercai ular. Mereka jatuh dari iman di dalam Firman Allah
menjadi ketidakpercayaan.
e. Istilah Alkitab Mengenai Dosa.
Ada berbagai kata yang digunakan untuk dosa dalam Bahasa Ibrani, berikut
ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Alkitab.
Dalam Perjanjian Lama:
“Chattah” artinya “ tidak mengenai sasaran, kejahatan, kadang-kadang
dosa yang merupakan kebiasaan, dan hukumannya, peristiwanya
pengorbanan, atau kompensasinya”. Kata ini juga berarti “kehilangan,
berdosa, dengan kesimpulan untuk menyerah, kekurangan”. (Im. 4:2-
3,25-35; Mzm. 32:1, 51:2-5: Yes. 53:10,12).
“Pawsah” atau “pehshah”. Artinya “memberontak, pelanggaran,
melanggar dari otoritas yang adil; menyalahgunakan, murtad, berkelahi,
pemberontakan”. Kata ini diterjemahkan dengan kata-kata “berbuat jahat,
memberontak, revolusi, pelanggaran”. (Kel. 34:7; Bil. 14:18; Mzm:
19:13; 32:1; Yes. 53:8; Dan. 9:24).
“Avon” atau “avown”. Kata ini artinya “perasaan bersalah akibat
perbuatan dosa yang dilakukannya”. Kata ini juga dapat diartikan sebagai
“kesesatan, kejahatan” yang diterjemahkan “melakukan kekeliruan,
berlutut, membuat bengkok, melakukan ketidakadilan, penyelewengan,
kesalahan (Mzm. 52:3; Im. 16:21,22; Mzm. 103:3, 10; Yes. 53: 5, 11;
Dan. 9:24).
Dalam Perjanjian Baru:
15. 12
Harmatia, dalam Perjanjian Baru kata ini digunakan dengan terjemahannya
“dosa” atau “dosa-dosa”. Kata ini secarah harafiah memiliki arti “kehilangan
tanda, atau berupaya mendapatkan hasil yang terletak di atas batas
kemampuan seseorang.” Dalam Perjanjian Baru kata ini menjadi istilah
umum untuk dosa. Dan dapat juga memiliki arti “ketidakpatuhan terhadap
hukum.” (Mar. 3:28:412; Rom. 3:25; 1 Kor.6:18).
Hamartma, kata ini hanya berbeda maknanya dari hamartia dimana
maknanya terbatas pada ekspresi luar dosa. Sehingga kata ini menunjukan
suatu tindakan nyata dari ketidaktaatan melawan hukum ilahi (Mrk. 3:28;
Mrk. 4:12; Rm. 3:25; I Kor. 6:18).
Anomia, dalam Perjanjan Baru kata ini selalu diterjemahkan “kejahatan”
(kecuali dalam II Kor. 6:14- “kedurhakaan” dan dalam I Yoh. 3:4-
“Pelanggaran hukum Allah”). Secara harafiah kata ini memiliki arti ketiadaan
hukum (Rm. 4:7; Rm. 6:19; II Tes. 2:7; Tit. 2:14; Ibr. 1:9; Ibr. 8:12; Ibr.
10:17).
C. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Dosa Adam adalah pilihan yang bebas, tindakan yang Adam lakukan
merupakan kehendak bebas melawan hukum yang diberikan. Perbuatan yang Adam
lakukan merupakan ketidaksetiaan yang tinggi melawan Allah dan membuka
pemberontakan. Bukan hanya berakibat pada Adam tetapi seluruh keturunannya.
Alkitab tidak hendak menyatakan tentang asal mula dosa yang kita ketahui
adalah Tuhan Yang Mahasuci. (I Yoh. 1:5) dan Tuhan yang menciptakan alam
semesta tidak menciptakan dosa. 8 Alkitab hanya menyatakan bahwa:
Manusia diberikan kehendak bebas, yaitu dengan memilih taat kepada Allah
atau melawan kehendak Allah.
Pohon pengetahuan yang baik dan jahat diberikan sebagai ujian atas
kehendaknya taat kepada Allah dan menolak Iblis.
Tuhan mengijinkan manusia untuk di goda oleh Iblis.
Manusia lebih memilih mempercayai Iblis dari pada kepada Allah dengan
memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat yang telah dilarang Allah.
8 Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI (Jakarta: Departemen Theologia
BPD GBI, 2012), 60.
16. 13
Dapat dilihat dari histori kejatuhan manusia dalam Kejadian 1-3, dosa tidak
berasal dari Allah. Allah tidak menciptakan dosa.Alkitab menyatakan bahwa segala
sesuatu yang diciptakan Allah adalah sangat baik. Dan Alkitab menyatakan bahwa
semua orang dilahirkan dalam dosa, yaitu mereka memiliki sifat dosa. Dalam Roma
3:10 mengatakan bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak”. Manusia berdosa
karena manusia tertipu, melanggar perintah Allah, lebih mendengar Iblis, dan karena
Iblis menggoda serta merusak.
D. Akibat-akibat Dosa Dalam Diri Manusia
Dosa telah mengakibatkan yang sangat luas dan mengerikan. Allah itu adil,
maka Ia harus menghukum dosa, namun Allah juga Mahasuci. Maka Ia tidak mungkin
bersama-sama dengan yang najis. Allah membenci dosa tetapi mengasihi orang yang
berdosa. Itulah sebabnya Adam dihukum Allah. Dengan menghukum Adam, Allah
menggenapi firman-Nya (Kej.2:17).
Ketika Allah menghukum, itu mempunyai 2 arti. Hukuman Allah bagi
orang berdosa berarti ganjaran bagi perbuatan jahat. Dan hukuman bagi orang
percaya, merupakan pendisiplinan atau hajaran yang memurnikan iman orang yang
bergaul dengan Allah. Ada 2 akibat dosa yang dapat diketahui secara garis besarnya,
yaitu:
a. Akibat Langsung Dari Kejatuhan Manusia dalam Dosa.
1) Kehilangan kesucian. (Kej. 3:7; 2:25).
Ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Alkitab
menuliskan bahwa, rasa malu jatuh atas Adam dan Hawa setelah ketidaktaatan
mereka. Ini artinya sebelum mereka memakan buah itu, mereka memakai jubah terang
(Mzm. 104:2).
2) Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Pada saat itu
mata mereka terbuka dan mereka mengtahui mana yang baik dan jahat.
3) Hakikat manusia dirusak.
Ketika dosa memasuki manusia, dosa telah merusak keseluruhan hakikat
kemanusiaanya. Baik roh, jiwa dan tubuh manusia menjadi rusak. Roh manusia
dibuang kedalam kegelapan, kehilangan hubungan dengan Allah. Perceraian antara
Allah dan manusia. Jiwa manusia dan emosinya terpengaruh. Pikiran manusia
menjadi berpusat pada diri sendiri, emosi tidak terkendali, dan kehendak menyimpang
17. 14
dari kehendak Allah. Akibat dosa terjadi penyimpangan moral dan mental. Ini
mengakibatkan persaaan manusia menjadi rusak. Tubuh manusia beserta dengan
panca inderanya menjjadi tunduk pada insting yang disalah gunakan, penyakit dan
kematian.
Urutan yang diberikan Allah adalah roh, jiwa dan tubuh telah terbalik
menjadi tubuh, jiwa yang mengendalikan roh. Ini mengakibatkan manusia memiliki
prinsip dosa yang bekerja didalam keberadaanya. Dosa menjadi gangguan dalam
hakikat manusia. Dosa bukanlah masalah fisik, tetapi hukum roh, sekalipun itu
dinyatakan secara fisik.
b. Akibat-akibat Tidak Langsung Dari Kejatuhan Manusia dalam Dosa.
1) Dosa melanda seluruh umat manusia.
Didalam Roma 5:12 dengan jelas menyatakan bahwa karena oleh satu
orang dosa memasuki dunia ini dan semua orang telah berbuat dosa didalam Adam.
Pada saat Adam berdosa, maka semua Manusia juga berdosa. Dengan demikian dosa
bersifat menurun dan universal. Adam adalah “kepala manusia”, maka tidak heran
jika semua manusia yang dikepalai Adam turut melanggar perjanjian seperti dalam
Kejadian 2. Karena dosa, Adam telah menjadi benih yang tidak baik. Benih inilah
yang menentukan pohon di kemudian hari, itulah sebabnya seluruh keturunan Adam
dilahirkan di dalam dosa. Seluruh manusia dilahrikan dalam hakikat yang penuh dosa
dan rusak. Maka semua orang perlu dilahirkan kembali. Allah telah menentukan
Adam yang akhir yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk membenarkan semua manusia
berdosa berdasarkan iman, bukan berdasarkan kelahiran (Rm. 5:18, 19; 1 Kor. 15:22,
Penghakiman atas dosa oleh maut.
Didalam Roma 6:23 menyatakan bahwa “upah dosa ialah maut”. Maut
artinya kematian. Hukuman kematian ini mengakibatkan manusia menglami kematian
fisik, spiritual, dan kematian kekal.
Kematian fisik ini terjadi karena pemisahan roh dari tubuh. Allah
menciptakan manusia sebagai tubuh dan roh, tetapi satu saat tubuh akan kembali
menjadi debu dan roh akan kembali kepada Allah. Kematian fisik yang dialami Adam
tidak secara langsung terjadi ketika ia memakan buah pengetahuan baik dan jahat,
tetapi setelah 930 tahun kemudian. Ini artinya bahwa kematian fisik akan terjadi
secara perlahan-lahan.
18. 15
Kematian spiritual terjadi karena pemisahan antara roh dari Allah (manusia
dengan Allah). Ini berbicara tentang manusia yang mati di dalam pelanggaran dan
dosa, keluar dari persekutuan dengan Allah.
Kematian kekal terjadi karena pemisahan roh dan jiwa dari Allah selama-
selamanya di dalam lautan api. Hal ini akan terjadi kepada orang berdosa yang tidak
mau bertobat dan kembali kepada Allah sehingga akibatnya ia akan mengalami
kematian kekal.
2) Penghakiman dengan pengusiran dari Eden
Tindakan terakhir yang dilakukan Allah setelah manusia jatuh kedalam
dosa adalah dengan menyediakan baju pengganti dengan kematian dari satu kurban
yang tidak bersalah, dan selanjutnya mengusi manusia dari Taman Eden. Setelah
Allah mengusir manusia, Ia menempatkan Kerub di pintu gerbang Eden untuk
menjaga pohon kehidupan dari manusia. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah
dan harus di hukum.
E. Adakah manusia bebas dari dosa?
Adam dan Hawa, ketika melanggar perintah Allah dengan memakan buah
pohon Pengetahuan yang baik dan yang Jahat (Kej. 2:16-17; 31-19), telah membawa
dosa dan kematian bagi dunia. Didalam Mazmur 51:7 menjelaskan “sesungguhnya,
dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Pengakuan
yang keluar dari Daud ini muncul setelah ia melakukan perzianahan dan ia menyesali
perbuatannya. Didalam Rom 5:19 kemudian menegaskan “Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua
orang menjadi orang benar.” Kesalahan Adam maka semua manusia berdosa inilah
menjadi dosa katurunan atau warisan terebut. Tetapi oleh karena Yesus, semua
dibenarkan. Jadi, dosa asal atau dosa turunan adalah sebuah kodrat yang melahirkan
kecenderungan tertentu dalam diri manusia, kecenderungan bukan mencari Allah dan
berbuat benar melainkan meninggalkan Allah dan berbuat dosa (Rm. 3:10-12). Dapat
kita simpulkan bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak berdosa terkecuali Yesus.
Alasan mengapa Yesus tidak berdosa adalah, ketika kita berbicara
mengenai darah maka tentu kita tau bahwa darah tentu berasal dari seorang ayah. Dari
hasil penelitian sel telur dalam Rahim seorang wanita tidak mengandung darah. Itulah
sebabnya golongan darah seorag bayi ditentukan oleh kode genetik, ketika sel telur itu
dibuahi. darah Yesus tidak pernah bercampur dengan darah ibunya selama Ia berada
19. 16
dalam kandungan. Aliran darah antara bayi dan ibu terpisah. Itulah sebabnya seorang
bayi dapat saja memiliki golongan darah yang berbeda dari kedua orang tuanya.
Bagaimana kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa Yesus Kristus adalah tebusan
yang sempurna? dijelaskan di dalam Alkitab Darah Yesus Kristus tidak pernah
bercampur dengan darah Maria, meskipun secara jasmaniah Ia adalah ibu yang telah
melahirkan Yesus. di dalam Alkitab juga Yesus Kristus tidak pernah mengatakan atau
menyebut bahwa Yusuf sebagai ayahnya. Kelahiran Yesus Kristus terjadi bukan
karena disebabkan adanya hubungan seksual antara seorang laki-laki dan perempuan,
bukan pula bercampur antara sel telur Maria dengan roh Allah. Genetik Yesus
Kristus ditentukan oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya darah yang mengalir dalam tubuh
Yesus adalah darah yang kudus, inilah darah yang sangat mahal dan berharga.
Bukti dari ketidakberdosaan Yesus juga dapat kita lihat dan kita teliti dalam
Alkitab bahwa Yesus tidak pernah membuat sebuah pengakuan dosa dan ketika Yesus
melakukan baptisan, bukan sebagai tanda pertobatan-Nya melainkan Ia dibaptis untuk
menggenapi seluruh kebenaran. Yesus memiliki Kemanusiaan Yang Sempurna tanpa
dosa dan tidak bisa binasa merupakan kesaksian ayat-ayat yang ada dalam Perjanjian
Lama dan juga Perjanjian Baru. karena ketidakberdosaan Yesus inilah yang
diperlukan untuk menjadi juruselamat dunia ini. jika Yesus berdosa maka dia harus
mati bagi dosanya sendiri dan memerlukan penebusan. Yesus tidak bisa menjadi
wahyu Allah yang sempurna, penuh Dan terakhir jika dia berdosa. oleh karena
ketidakberdosaan nya maka rencana penebusan itu berhasil. tanpa ketidakberdosaan
Yesus maka Rencana penebusan gagal, karena penebus orang berdosa tidaklah boleh
seorang Pendosa.
Ketidakberdosaan adalah kesepakatan sepenuhnya kehendak Allah di
dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Keberdosaan berarti kurangnya kesepakatan
terhadap kehendak Allah di dalam pikiran perkataan dan perbuatan. maka Yesus,
sebagai manusia sempurna, secara sempurna menggenapi kehendak Bapa. Yesus tidak
pernah melakukan dosa di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kesempurnaan
merupakan kesimpulan bahwa Ia tidak berdosa.
Karena ketidakberdosaan Yesus, Ia selalu menang dalam mengatasi
pencobaan. Yesus juga mengakui bahwa diri-Nya adalah terang dunia di dalam
Yohanes 8:12, yang mendefinisikan bahwa Ia tidak berdosa. Didalam Dia tidak ada
dosa ( 1 Yoh. 3). Ketika murid-murid Yesus berdoa mereka mengatakan bahwa
“Yesus hambaMu yang kudus” ini membuktikan ketidakberdosaan Yesus.
20. 17
Kemudian Rasul Paulus memberikan kesimpulan dalam 2 Korintus. 5: 21
“Ia yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita.”
Dapat disimpulkan bahwa seluruh manusia telah berbuat dosa, dan hanya
Yesus yang tidak berdosa karena dia Kudus, suci dan karena Dia tidak pernah
melakukan dosa dan tidak mungkin melakukan dosa karena Dia adalah Allah sendiri.
F. Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa?
Manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia
tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia dalam keadaan mati
kerohanianya tentu tidak dapat melakukan apa-apa. Itulah sebabnya manusia
memerlukan Juruselamat.
a) Karya Allah dalam Manusia
Allah begitu mengasihi manusia. Ia tidak ingin manusia terus hidup dalam
keberdosaannya. Jelas bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan
Allah dalam hidup manusia (Rm. 3:23), akibatnya manusia tidak bisa menemui Allah
dengan usahanya. Ketika manusia mengalami kejatuhannya, manusia terhilang dan
tidak punya masa depan dan harapan apapun. Kejatuhan manusia kedalam dosa
membuat manusia itu jauh dari hadapan Allah, ini disebabkan karena ketidaktaatan
manusia akan Allah (Kej. 3).
Allah berinisiatif untuk menyelamatkan manusia. Karena kasih karunia-
Nya, Ia menyelamatkan manusia. Pada dasarnya kasih atau kasih karunia Allah sama
artinya dengan anugerah (grace). Kata kasih karunia dalam teks Ibrani adalah khen.
Dalam Bahasa Yunani, kata kasih karunia diterjemahahkan kharis. Kata-kata ini
banyak terdapat di Alktab. Pada intinya berbicara mengenai kasih karunia,
orientasinya adalah keselamatan yang Bapa kerjakan dalam Yesus Kristus kepada
manusia yang telah jatuh kedalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
Didalam Yohanes 3:16 menyatakan bahwa kasih Allah besar bagi manusia
dan setiap orang yang percaya kasih Allah itu, ia akan diselamatkan. Keselamatan
dikerjakan oleh Tuhan Yesus di kayu salib yang mengantarkan orang percaya kepada
Allah. Dalam artian bahwa Allah memanggil umat-Nya pada persekutuan yang dekat
dengan Allah. Allah menuntut pertobatan manusia sebagai respon akan panggilan
Allah (1 Yoh. 1:9). Melalui penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib, Allah telah
menyucikan manusia dari dosa. Keselamatan yang diperoleh manusia merupakan
21. 18
kasih karunia Allah dan bukan hasil usaha manusia, tetapi pemberian Allah (Efe. 2:8).
Didalam memahami bahwa kasih karunia, tidak boleh dikaitkan dengan berkat
jasmani atau pemenuhan kebutuhan fisik. Berbicara mengenai kasih karunia, lalu
dikaitkan dengan berkat jasmani adalah penyimpangan.
Keselamatan adalah kasih karunia atau anugerah. Kasih karunia berarti
pemberian yang sangat bernilai dan dibutuhkan. Yang diperlukan dan dibutuhkan oleh
manusia adalah keselamatan dari Bapa. Artinya tidak ada yang melebihi kebutuhan
manusia lebih dari pada keselamatan. Kasih karunia dapat diartikan juga sebagai
pemberian yang tidak memandang kelayakan si penerima pemberian. Manusia
sebenarnya tidak layak untuk menerima kasih karunia, tetapi Tuhanlah yang
melayakannya. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita pada
pertobatan. Melalui Roh Kudus, Tuhan menarik serta mengajak orang kepada Allah.
Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Roh Kudus
mempersiapkan hati kita untuk bertobat. Ia memimpin manusia kepada Yesus Kristus
melalui hati nurani kita. Kasih karunia juga dapat diartikan sebagai pemberian tanpa
harus membayar atau memenuhi syarat tertentu. Artinya, kasih karunia berarti
pemberian cuma-cuma atau tanpa syarat. Manusia menerima keselamatan tanpa harus
membayar atau memenuhi syarat. Pemberian Allah ini tidak menuntut pembayaran,
sebab manusia sama sekali tidak mampu untuk membayarnya. Manusia hanya
meresponi. Tindakan respon inilah yang harganya sangat tinggi. Ketika Adam dan
Hawa jatuh kedalam dosa, sejak saat itu kecenderungan manusia adalah melakukan
dosa. Dosa telah menjadi tabiat dari manusia. Namun karena kasih Allah yang besar
Ia menyelamatkan manusia.
Tuhan Yesus mati bukan karena dosa tetapi untuk dosa manusia. “Sebab
kematian-Nya (Yesus) adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-
lamanya, dan kehidupan-nya adalah kehidupan bagi Allah.” (Rom. 6:10). Paulus juga
menjelaskan kepada jemaat di Korintus bahwa Kristus Yesus telah mati karena dosa-
dosa kita (1 Kor. 15:3). Kematian Yesus Kristus adalah suatu pembayaran untuk
membebaskan manusia dari dosa. Didalam hal ini, kalangan orang Kristen memiliki
pandangan yang berbeda tentang kematian Yesus Kristus. Dalam Galatia 1:4, 1 Tim
1:5, dan Tit 2:14. Menjelaskan bahwa Yesus datang kedunia ini dengan tujuan
menyelamatkan manusia dari dosa, membebaskan manusia dari dunia jahat sekarang
ini, memurnikan dan menguduskan manusia serta menciptakan manusia yang
melakukan perbuatan-perbuatan baik. Yang dikehendaki Allah untuk manusia adalah
22. 19
memahami dirinya, sebagai ciptaan Allah didalam Yesus Kristus. Manusia ketika
benar-benar berhasrat untuk memiliki kehidupan ilahi tersebut, maka manusia harus
berusaha semaksimal mungkin mengerahkan seluruh tenaga, daya yang ada pada diri
manusia. Tidak dapat dilakukan dengan setengah-setengah. Bapa ingin agar wajah
Kristus ada di dalam manusia. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita telah mati dan
hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus didalam Allah.
Karya yang telah lakukan dalam kehidupan manusia dituntut untuk Allah
agar manusia dapat meresponinya. Yohanes 3:16 menyatakan bahwa “Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” Allah ingin agar manusia percaya atas karya yang telah
Allah lakukan didalam Yesus Kristus agar “setiap orang yang percaya kepada-Nya”
tidak mengambil bagian dalam kebinasaan kekal.
Yesus telah mati diatas kayu salib untuk menebus hidup manusia dari dosa-
dosanya. Sebagai respon yang diberikan manusia terhadap apa yang telah Allah
lakukan adalah percaya atas apa yang telah Allah kerjakan dan mematikan
keduniawiannya. Kematian dari hal-hal duniawi bukanlah suatu proses sebentar dan
mudah, tetapi sebuah proses yang menyangkut seluruh atau segenap hidup, waktu dan
kekuatan.
b) Respon terhadap Anugerah Allah.
1. Mengakui-Nya dengan Mulut dan Hati.
Alkitab memberitahukan kepada kita Allah itu Allah yang memberi, Allah
adalah kasih. Pada waktu Allah memberi, Allah memberi dengan generous, Allah
memberi semata-mata demi penerima pemberian-Nya.
Dalam efesus 2: 8-9, membukakan kembali makna bahwa “Karena kasih
karunia kita diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah;
itu bukan hasil pekerjaanmu…” kita tahu dan kita mengerti keselamatan itu kita
peroleh sebagai anugerah pemberian Allah yang sama sekali tidak ada usaha dan jasa
dari pihak manusia. kemudian dalam ayat tersebut selanjutnya mengatakan “ jangan
ada orang yang memegahkan diri.” Secara logis dan umum saat kita menerima suatu
pemberian, kita tahu itu adalah suatu pemberian yang secara generous diberikan
seseorang kepada kita tanpa kita melakukan sesuatu untuknya, maka seumur hidup
kita akan menghargai pemberian itu dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang
patut dan layak kita sombongkan.
23. 20
Dalam Roma 10:9 tertulis “ Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah
membangkitkan dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.
banyak orang yang salah mengerti dan memahami ayat ini sehingga mereka tidak
pernah menjalani jalan keselamatan yang Tuhan Yesus berikan. Kalimat “ mengaku
dengan mulut, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah
membangkitkan dia dari antara orang mati maka akan diselamatkan”, biasanya
hanya dipahami secara dangkal.
Karena merasa sudah selamat maka mereka merasa tidak perlu lagi untuk
mengisi hari mereka dengan belajar menjadi murid Yesus secara proporsional.
Mereka tidak menyadari bahwa harus ada pertumbuhan rohani yang normal.
Sesungguhnya ayat ini mengajarkan tentang keselamatan yang berhubungan dengan
Ketuhanan. Implikasi pengajaran ini sangatlah dalam dan tidak semata-mata suatu
peristiwa. Ada suatu masa ketika seseorang mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus
adalah Tuhan dan percaya dalam hatinya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati.
Firman Tuhan dalam efesus 2: 1- 10, Paulus mengajarkan kepada jemaat
yang ada di sana bahwa mereka diselamatkan bukan karena perbuatan mereka
melainkan hanya karena kasih karunia Allah dan ia menambahkan oleh iman. di sini
menggunakan kata (dia pisteos), Artinya bahwa suatu yang lebih besar, atau lebih
dalam maknanya dibanding hanya sekedar percaya dengan mulut. Begitu juga
dijelaskan di dalam Roma 10:9 ini. Bukan hanya mengaku dengan mulut saja tetapi
harus percaya di dalam hati. Jadi hati merupakan tempat dimana kita mengimani
karya keselamat itu.
Iman adalah alat untuk memperoleh keselamatan atau kasih karunia Allah.
selanjutnya dikatakan “ Itu bukan karena usahamu” kata ini sebenarnya tertulis “itu
bukan dari kamu” yang di dalam bahasa Yunani adalah ( touto ouk ex humon).
Selamat merupaka pemberian Allah. Di dalam ayat 9 Paulus mengatakan bahwa “itu
bukan pekerjaanmu jangan ada yang memegahkan diri” dalam bahasa aslinya (erga
nomou), yang memiliki arti pekerjaan hukum Taurat. Yang dimaksudkan dengan
pekerjaan ini adalah pekerjaan atau perbuatan yang menonjolkan diri sendiri sebagai
prestasi manusia tanpa adanya bantuan Allah. Ini berbeda dengan ayat selanjutnya
pada ayat yang ke-10 yang mengatakan “ melakukan pekerjaan baik”. Pekerjaan baik
di sini menggunakan kata erga agatha yang merupakan lawan dari erga nomou. Pada
24. 21
ayat yang ke-11 Paulus memberikan motivasi dari perkataannya itu ia mengatakan
dengan ungkapan “diciptakan dalam Kristus Yesus”. Jadi, Paulus menekankan
bahwa ketika kita sudah selamat kita harus melakukan perbuatan baik. Kita
diselamatkan untuk melakukan perbuatan baik bukan melakukan perbuatan baik
untuk selamat.
Tugas kita sebagai orang yang sudah diselamatkan adalah kita merespon
dan menerima pemberian itu dengan sepenuhnya di dalam hati kita, dan sebagai
ucapan syukur kita, kita meneruskannya kepada orang lain. Untuk itulah Allah telah
mempersiapkan pekerjaan atau perbuatan baik bagi kita supaya kita boleh hidup
didalamnya.
2. Bertobat dan berbalik kepada Allah
Bagaimana kita meresponi akan keselamatan yang Allah kerjakan kepada
kita dalam Yesus Karistus bagi kita, maka kita memerlukan Roh Kudus. Roh Kudus
akan menginsafkan kita akan dosa-dosa kita. Ketika kita di insafkan Roh Kudus akan
dosa-dosa kita, maka harus ada keputusan yang kita ambil di dalam hati kita, yaitu
dengan bertobat. Bertobat bukan hanya berhenti dari berbuat dosa. Bertobat berarti
stop berbuat dosa kemudian berpaling kepada Allah.
Jadi, setelah kita percaya akan Yesus Kristus maka kita harus mengikuti
perintah-Nya. Pertobatan adalah suatu bentuk perilaku dimana manusia mengakui
dosa-dosa dan memperbaiki jalan kehidupan mereka. Bertobat dalam bahasa Yunani
berasal dari kata Yunani yang memiliki arti perubahan pikiran. Jadi pertobatan bukan
hanya penyesalan tetap bersedia meninggalkan dosa-dosa. Dalam Alkitab kita bisa
mengambil pelajaran dari kisah Saul Dan Daud mereka bersama-sama pernah
melakukan dosa yang sangat jahat dimata tuhan namun ada perbedaan respon yang
mereka ambil ketika mereka mengetahui kesalahan mereka.
Pertobatan itu penting karena dengan pertobatan kita bisa menerima
pengampunan dari Tuhan sehingga kita bisa terhindar dari murka Allah hidup
terberkati semakin diperlukan dan menghasilkan sukacita surgawi karena kita telah
terbebas dari dosa-dosa kita. Dasar dari pertobatan kita adalah karena kita mengasihi
Allah. Jangan jadikan pertobatan hanya untuk memperoleh keselamatan, tapi jadikan
pertobatan karena kita mengasihi Tuhan dan ingin untuk setia dan taat akan setiap
perintah-Nya. Kita harus mengingat keselamatan adalah anugerah yang Tuhan berikan
bagi setiap anak Tuhan yang mengasihinya, itulah sebabnya Yesus berkata dalam
25. 22
Yohanes 8:34-36 “ Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu,
sesunggguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Dan hamba
tidak tetap tinggal dalam rumah, sama tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka”.
Bertobat juga lebih dari sekedar ucapan penyesalan, lebih dari sekadar doa
memohon ampun lebih dari didoakan hamba Tuhan. Pertobatan adalah langkah untuk
kita bertindak merubah setiap pola pikir kita yang terikat dengan kedagingan menjadi
pola pikir anak-anak Tuhan yang telah dimerdekakan dari dosa titik dengan memiliki
pola pikir yang sudah dirubah maka kita akan memiliki arah hidup yang selalu tertuju
kepada Tuhan dan kerajaan-Nya berani menyangkal diri dan mengambil bagian dalam
pelayanan tanpa batas bagi Tuhan.
Bukti dari pertobatan kita adalah kita hidup dipimpin oleh Roh Allah dan
menunjukkan buah Rojh dalam kehidupannya. Dalam Galatia 5: 22-23, menuliskan
ada 9 buah roh yang wajib ada dalam diri orang Kristen sebagai bukti dari
pertobatannya. Yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Buah Roh adalah
tunggal karena semua orang Kristen memiliki Roh Kudus. Ia menumpamakan buah
Roh tersebut sebagai kelopak-kelopak bunga yang terbentuk untuk menjadi sekuntum
bunga yang indah.
3. Menyangkal Diri
Sebagai orang yang merespon keselamatan dan bebas dari pada dosa ia
harus menyangkal dirinya dan pikul salib. Setelah setelah kejatuhan manusia,
kecenderungan manusia adalah melakukan yang jahat dan menuruti keinginan daging
resiko keinginan daging adalah maut (Rm. 8:6), perseteruan dengan Allah (Rm. 8:7).
keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. Oleh sebab itu perlu
penyangkalan dir,i artinya keinginan daging harus disalibkan dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya. Tuhan Yesus berkata bahwa setiap orang yang mau
mengikut Yesus, ia harus menyangkal dirinya memikul salibnya dan mengikut
Yesus. Menyangkal diri adalah kebalikan dari mempertahankan diri yakni kesediaan
untuk menangkal haknya dan berkorban. Menyangkal diri artinya berkata “ tidak”
pada kehendak diri sendiri dan berkata “ya” pada kehendak Allah. Menyangkal diri
juga berarti tidak memperlakukan diri sebagai yang paling penting di dunia, tetapi
memperlakukan diri seolah-olah tidak ada. Setiap orang yang memiliki “salib” yang
26. 23
harus dipikul dan tentunya berbeda-beda, memikul salib adalah penghayatan lahir
batin yang sejati. “salib” merupakan harga memiliki memikul salib ke mungkin
Yesus.
Kesimpulannya adalah, Jika kita ingin terbebas dari dosa kita harus
menyadari bahwa kita tidak mampu terbebas dari dosa tanpa pertolongan Allah. Oleh
karunian-Nya, Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus
sebagai Juruselamat dunia. Yang Allah ingin dalam kehidupan kita, kita menerima-
Nya di dalam hati kita dan bertobat, menyangkal diri dan melakukan kehendak Allah
dalam kehidupan kita dan hidup dalam kekudusan. Biarkan Roh Kudus memimpin
hidup kita agar hidup kita adalah hidup didalam Roh dan tidak menuruti keinginan
daging. sebab keinginan daging bertentangan dengan Keinginan Roh.
27. 24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia telah jatuh kedalam dosa sejak dunia dijadikan. Ketika manusia
jatuh kedalam dosa. Dosa telah mengikat manusia, sehingga natur dari manusia
adalah melakukan dosa. Tetapi Allah penuh dengan kasih dan karunia yidak ingin
manusia binasa dalam keberdosaannya, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Keselamatan telah
dikerjakan secara sempurna oleh Tuhan Yesus, yang Ia inginkan dari manusia adalah
meresponi keselamatan itu dengan percaya kepada-Nya, bertobat dan hidup didalam
Roh. Ketika manusia percaya kemudian di dibabtis dan hidup dalam Roh, ia tidak lagi
menjadi hamba dosa sebab ia telah dimerdekakan oleh Allah melalui karya penebusan
yang Tuhan Yesus kerjakan bagi kita.
B. KRITIK DAN SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan dalam menyempurnakan
makalah ini. Saran bisa berisi kritik atau masukan terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan
28. 25
DAFTAR PUSTAKA
Conner, Kevin J. A Practical Guide To Christian Believe, Dit, oleh: Paulus
Adiwijaya, Malang: Gandum Mas, 2004.
Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI, Jakarta: Departemen
Theologia BPD GBI, 2012.
Sproul. R. C, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Dit. Rahmiati
Tanudjaja, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2018.
Sabdono Erastus, True Biblical Grace, Jakarta: Rehobot Literatur, 2015.
Erastus Sabdono, Kematian Yang Menghidupkan, Rehobot Literatur, 2015.
Erastus Sabdono, Resurrecting Jesus Within Us, Jakarta: Rehobot Literatus,
2016.