SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 28
i
PAPER DOGMATIKA III
“BEBAS DARI DOSA”
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan
Dalam Menempuh Mata Kuliah
Dogmatika III
Oleh:
Hans Prawira Anggara Taliak
20188611
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG
Mei, 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Bebas
dari Dosa” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Paper ini telah kami selesaikan
dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan dalam penulisan paper ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan karya ini kami berharap dapat membantu pemabaca menambah
wawasan secara luas dan menambah ilmu pengetahuan. Demikian yang bisa kami
sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan
manfaat nyata untuk masyarakat luas terutama dalam bidang agama Krsiten.
Lampung, Mei 2020
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Pengertian Manusia.........................................................................................2
B. Pengertian Dosa .............................................................................................4
C. Kejatuhan Manusia dalam Dosa ...................................................................12
D. Akibat-akibat Dosa dalam diri manusia........................................................13
E. Adakah manusia yang bebas dari dosa? .......................................................15
F. Bagaimana manusia bisa bebas dari dosa? ..................................................17
BAB III PENUTUP.....................................................................................................24
A. Kesimpulan ...................................................................................................24
B. Saran Dan Kritik ..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang dosa tentu tidak akan terlepas dari dosa. Sebab keadaan
manusia didalam dunia dan keadaannya sekarang telah menyatakan abahwa ada
sesuatu yang salah dengan manusia. Pokok pembicaraan tentang dosa dan manusia
telah menjadi perbincangan yang tiada hentinya sepanjang sejarah baik dlam
kekristenan maupunn dengan agama-agama lainya. Manusia telah jatuh kedalam dosa
yang mengakibatkan manusia tidak lagi ada pada posisi awalnya sebelum ia jatuh
kedalam dosa. Ketika manusia jatuh kedalam dosa tabiat manusia adalah melakukan
dosa. Ini membuat sehingga manusia harus menanggung dua dosa, baik dosa warisan
yang telah dilakukan oleh Adam dan Hawa di taman Eden dan dosa perbuatan.
Manusia ketika jatuh kedalam dosa ini berkibat fatal dikarenakan berdamapak kepada
semua ciptaan Allah baik manusia, hewan, dan tumbuhn bahkan tanah. Itulah
sebabnya manusia memerlukan Juruselamat, sebab akibat dari dosa itu adalah maut
dan manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu ketika
Juruselamat itu datang Ia telah membersihkan dosa-dosa manusia yang percaya
kepada-Nya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian dan Hakikat Manusia?
2. Apa Pengertian Dosa?
3. Bagaimana Kejatuhan Manusia Dalam Dosa?
4. Apa Saja Akibat-Akibat Dosa Dalam Diri Manusia?
5. Adakah Manusia Yang Bebas Dari Dosa?
6. Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Hakikat Manusia.
2. Untuk mengetahui Pengertian Dosa
3. Untuk mengetahui Bagaimana Kejatuhan Manusia Dalam Dos.
4. Untuk mengetahui Apa Saja Akibat-Akibat Dosa Dalam Diri Manusia.
5. Untuk mengetahui Adakah Manusia Yang Bebas Dari Dosa.
6. Untuk mengetahui Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa.
Manfaat dari penyusunan paper ini adalah, Agar dapat menjadi referensi
tambahan untuk seorang pendidik, maupun terdidik dalam pengembangan akan
pengetahuan Dogmatika III dalam Pendidikan Agama Kristen.
2
BAB II
BEBAS DARI DOSA
A. Pengertian Manusia
Manusia adalah ciptaan Allah yang melebihi segala ciptaan yang Allah
ciptakan. Pengertian manusia tentu akan berbeda satu dengan yang lainnya menurut
pandangan seseorang. Akan tetapi dalam berbagai pengertian tentang manusia tentu
tidak akan terlepas dari Allah sebagai pencipta manusia itu. Berikut adalah penjelasan
mengenai manusia.
a. Teori-teori tentang manusia.
- Teori Evolusi, adalah teori yang berpandangan bahwa keberadaan
manusia adalah merupakan hasil dari suatu perkembangan atau suatu
proses yang terjadi secara perlahan-lahan dan mengalami perubahan
yang sederhana menjadi lebih sempurna. Teori ini dikemukakan oleh
Charles Darwin.
- Teori Evolusi Teistik, adalah teori yang didasarkan pada bentuk-
bentuk kehidupan yang lebih tinggi muncul dari bentuk-bentuk yang
lebih rendah, tetapi bentuk-bentuk yang lebih rendah diciptakan oleh
Allah. Jadi didalam memahami keberadaan ciptaan, teori ini mengakui
bahwa Allah sebagai Pencipta akan tetapi keberadaan dari ciptaan ini
terjadi secara bertahap atau secara evolusi.
- Teori Penciptaan atau teistik, teori ini berpegang pada fakta pada
Alkitab bahwa segala sesuatu (ciptaan) adalah bersumber pada Allah.
Manusia adalah salah satu ciptaan yang diciptakan Allah.
b. Pengertian manusia secara umum dan para ahli.
Manusia merupakan makhluk yang sangat luar biasa kompleks. Manusia
merupakan kesatuan antara makhluk material dan mahluk spiritual. Dinamika dari
manusia tidak hanya tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu
mengaktifkan dirinya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Manusia adalah mahkluk yang berakal
budi (mampu menguasai makhluk lain); insan orang.
Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan mahkluk yang terbuka,
bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
3
keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan
antar sesame dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
Upanisads. Manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh, pikiran, jiwa, dan prana (tubuh/fisik).
Agung P. P. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang
tersusun atas kesatuan fisik, roh/jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan lingkungannya.
c. Pengertian manusia dalam Alkitab.
Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa manusia pertama yang
diciptakan Allah merupakan hasil langsung dari tangan Allah. Allah menciptakan
manusia serupa dan segambar dengan Allah (Kej. 1:26-27). Yang di maksud dengan
serupa dan segambar dengan Allah adalah didalam Kejadian 1:26-27, gambar dan
rupa, yang dalam bahasa Ibrani disebutkan “ tselem demuth” dalam bahasa Latin
diartikan sebagai “Imago Dei” (citra Allah). Dalam kedua bahasa ini sama artinya.
Gambar atau rupa pada ayat tersebut menunjukan bahwa manusia
diciptakan dengan memiliki citra atau karakter Allah. Ini juga menunjukan bahwa
manusia diciptakan dengan memiliki potensi hubungan yang akrab dengan Allah.
Gambar dan rupa Allah tidak dapat diartikan sebagai sebuah tubuh/ fisik seperti
manusia.
Manusia ketika diciptakan Allah memiliki kemuliaan, kebenaran dan
kesucian. Akan tetapi ketika manusia jatuh kedalam dosa, kemuliaan , kebenaran dan
kesucian yang dimiliki oleh manusia hilang. Hilang disini bukan berarti seperti benda
yang hilang. Akan tetapi hilang yang dimaksudkan adalah manusia tidak dapat
berhubungan atau bersekutu dengan Allah. Dalam artian disini manusia kehilangan
komunikasi yang spesial, hubungan yang spesial, manusia tidak mencapai sasaran
yang telah Allah tetapkan yakni menjadi sekutu/ sahabat Allah atau bersekutu dengan
Allah. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah artinya Allah
sebagai sumber hidup manusia, tanpa Tuhan manusia tidak akan memiliki arti lagi.
Dan manusia tanpa Sumber Hidup akan menyebabkan kekacauan dan kehancuran
(Rm. 1:18-19).
Dalam memahami manusia sebagai serupa dan segambar dengan Allah juga
berarti bahwa Allah merupakan model atau teladan hidup manusia. Manusia harus
meneladani Allah. Manusia tentu tidak dapat meneladani Allah secara utuh setelah ia
jatuh kedalam dosa. Didalam ketidakberdayaan manusia itu Allah mengaruniakan
4
Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus. Dia adalah gambar Allah yang sempurna.
Yesus harus diteladani oleh semua orang percaya kepada-Nya, ini lah yang
dimaksudkan dengan memiliki karakter Kristus.
Didalam Allah menciptakan manusia memiliki tujuan. Tujuan hidup dari
manusia adalah bersekutu dengan Allah. Ketika manusia tidak bersekutu dengan
Allah hidupnya sama sekali tidak bermakna, akan tetapi ketika manusia menemukan-
Nya dalam persekutuan dengan Allah hidupnya akan bermakna. Allah juga
menciptakan manusia sebagai mahkluk ciptaan yang unik. Manusia diciptakan Allah
tidaklah seperti ciptaan lain, keunikan dari manusia adalah manusia dapat bersekutu
dengan Allah. Didalam persekutuan itu manusia dipamggil Allah untuk tunduk
kepada Allah dan mengabdikan dirinya bagi Allah.
Didalam memahami manusia sebagai ciptaan Allah. Manusia diciptakan
memiliki tubuh, jiwa dan roh. Ada pemikiran yang menyatakan bahwa manusia terdiri
dari 2 komponen yaitu: tubuh dan roh. Ini merupakan sesuatu yang membingungkan
karena walau jiwa dan roh sangat berhubungan Alkitab menyatakan bahwa “jiwa dan
roh” itu berbeda. Didalam 1 Tesalonika 5:23 mengatakan “semoga Allah damai
sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu
terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan
kita. Kemudian dalam Ibrani 4:12 mengatakan “Semoga firman Allah hidup dan kuat
dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam
sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum (tubuh); ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Berangkat dari pengertian-pengertian dari berbagai pemikiran diatas dapat
disimpulkan bahwa, manusia diciptakan Allah dengan rencana yang sangat indah dan
mulia. Manusia diciptakan Allah dengan potensi bersekutu dengan Allah. Namun
rencana Allah ini dirusak sendiri oleh manusia akibat dari ketidaktaatan manusia
kepada Allah. Manusia diciptakan Allah dengan potensi yang luar biasa dan unik ini,
karena Allah telah menciptakan manusia dengan memiliki tubuh, jiwa dan roh yang
memperlengkapi manusia sehingga manusia dapat besekutu dengan Allah.
B. Penggertian Dosa
Doktrin Dosa disebut Hamartiologi, yang berasal dari dua kata Yunani,
Hamartia yang berarti dosa dan Logos yang berarti Firman atau percakapan. Jadi
5
Hamartiologi adalah ajaran Alkitab mengenai dosa, asal-usul, definisi, ekspresi, dan
hasil akhirnya.
Dosa tidak berasal dari Allah . Alkitab dengan jelas menyatakan adanya
dosa dengan segala konsekuensinya. Namun, dalam memahami tentang dosa, ada
pertanyaan-pertanyaan mengenai asal mula dosa yang tidak bisa dijawab oleh
manusia yang terbatas. Alkitab hanya memberikan sedikit keterangan mengenai asal
mula dosa itu. Firman Tuhan kepada bangsa Israel dalam Ulangan 29:29 adalah “Hal-
hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan
ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita
melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Didalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus
memberikan sedikit keterangan atas pertanyaan, “Mengapa Allah membiarkan dosa
masuk kedalam dunia”, Bukan dia (yang berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya,
tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia”.
Seluruh alam menyatakan bahwa ada sesuatu yang salah. Perbedaan antara
kehidupan dan kematian, keharmonisan dan konflik, keburukan dan keindahan,
adanya terang dan gelap, menyatakan fakta dosa. Keadaan di dalam dunia kadangkala
memberkati dan kadangkala menyakiti, alam tampaknya memiliki dua pikiran dalam
perlakuannya terhadap manusia.
a. Teori-teori yang Salah Mengenai Dosa
Konsep dosa yang tepat benar-benar dibutuhkan untuk mengoreksi
pemahaman tentang seluruh doktrin Alkitab lainnya secara praktis. Ini merupakan
masalah fundamental dalam teologi. Ada beberapa teori yang salah dalam memahami
tentang dosa.
1. Teori Teistik
Ketika menyangkali keberadaan Allah, Ateisme secara tidak langsung
menyangkali keberadaan dosa. Jika ada tidak ada Allah untuk berdosa terhadap-Nya,
maka tidak ada dosa, dan jika tidak ada Allah maupun dosa, maka manusia tidak
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan.1 Dengan kata lain, jika tidak
ada Allah maka tidak ada dosa. Untuk alasan inilah manusia zaman sekarang
berupaya menyangkali keberadaan Allah dan menghancurkan segala kemutlakan
Alkitab.
1 Kevin J. Conner, A Practical Guide To Christian Believe, Dit, oleh: Paulus Adiwijaya
(Malang: Gandum Mas,2004), 303.
6
2. Teori Deterministik
Deterministik adalah keyakinan filosofis bahwa semua peristiwa terjadi
sebagai akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakan. Secara
khusus teori ini memiliki gagasan bahwa pilihan-pilihan dari para perilaku tersebut
pada masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa yang mereka
kehendaki. Ini artinya bahwa teori ini yakin bahwa kehendak bebas manusia adalah
suatu khayalan atau ilusi. Teori ini berpandangan bahwa manusia tidak mampu
menolong dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang dia lakukan, entah baik atau
buruk, dan karenanya tidak boleh disalahkan.2
3. Teori Evolusi
Teori ini berkeyakinan bahwa dosa bukanlah dosa, tetapi melihat bahwa
manusia ada setelah melalui proses panjang, yaitu dari ikan, sampai burung, kemudian
menjadi binatang, menjadi kera, dan pada akhirnya menjadi manusia, maka dapat
dikatakan bahwa “dosa” hanyalah “binatang” didalam kita. Teori evolusi berpendapat
bahwa manusia hanyalah seekor binatang yang memiliki insting binatang dan
memenuhi kecenderungan kebinatangannya, dan ini tidak bisa disebut dengan dosa.
Ini sangat bertentangan dengan Alkitab tentang manusia yang merupakan
manusia moral yang dijadikan dengan gambar dan rupa Allah, dan tentu posisi
manusia lebih tinggi daripada binatang.
4. Teori Hedonistik
Akar kata “hedonistik” berarti “kesenangan”, teori ini berpendapat bahwa
seseorang seharusnya bebas melakukan apapun yang menyebabkan kesenangan dan
kepenuhan. Ini adalah filsafat tentang ekspresi diri, yang menyatakan: “jika hal itu
rasanya baik, lakukanlah”. Dengan membenarkan dosa atas dasar filsafat yang
tampaknya positif, teori ini menjadi cukup popular dalam masyarakat modern.
Dengan adanya teori ini dapat membuat seseorang mengabaikan hati
nuraninya dan akhirnya membakarnya dengan pembenaran yang biasa terhadap dosa
(Ibr.11:25; Tit.1:15). Sekali seseorang membakar hati nuraninya, dia terjatuh di luar
keyakinan akan dosa oleh Roh Kudus (1 Tim 4:2).
2 Ibid, 303.
7
b. Teori-teori Kultus Mengenai Dosa
Kultus-kultus yang salah berupaya untuk mengemabangkan teori-teori yang
menyangkali, menyesatkan atau meminimalkan doktrin tentang dosa. Berikut ini
adalah beberapa pernyataan yang dikumpulkan dari berbagai tulisan kultus-kultus
agama mengenai dosa.
1. Sains Kristen
Sain Kristen mengemukakan pendapat bahwa, “manusia tidak mampu
berbuat dosa, dosa adalah suatu kesalahan pikiran duniawi. Manusia hanya dapat
berpikir adanya dosa dan ketika pikirannya dikoreksi, maka dosa tidak akan ada.
Dosa, sakit-penyakit dan kematian bukanlah suatu realita tetapi hanyalah ilusi.
Manusia tidak dapat melakukan dosa sejauh dia menarik hakikatnya dari Allah dan
tidak memiliki kuasa asli yang tunggal dan tidak bersumber.”
2. Spiritualisme
Menurut spiritualisme, “manusia sama sekali tidak mengalami kejatuhan.
Dan apapun yang dilakukan manusia itu benar. Kejahatan tidak ada. Kejahatan itu
baik. Tidak peduli bagaimana jalan manusia, baik atau buruk, inilah jalan
pengkhususan ilahi dan nasib. Suatu kebohongan adalah kebenaran secara intrinsik; ia
memegang tempat yang penuh aturan dalam penciptaan, itu adalah suatu keharusan.”
3. Resulisme
Resulisme atau yang dikenal dengan Saksi Yehova, berkata mengenai dosa;
“Kematian, kepunahan makhluk, adalah upah dosa. Selama masa seribu tahun, roh
akan di bangkitkan dan diberi kesempatan atau percobaan kedua untuk kehidupan
yang kekal. Dan semua orang yang saat ini tidak akan mati karena dosanya sendiri,
karena dosa Adam. Oleh sebab itu dalam Adam, semuanya akan mati. Semua manusia
akan mati untuk dosanya sendiri pada masa seribu tahun atau masa pemulihan.
Dengan kata lain bahwa manusia sekarang ini hanyalah percobaan, nanti pada masa
seribu tahunlah yang merupakan final dari kematian manusia karena dosa.
4. Teosofi
Teosofi mengajarkan bahwa “segala pikiran baik yang merupakan pikiran
baik maupun yang buruk, meninggalkan jejaknya pada tubuh pikiran dan
menampakan diri kembali sebagai kecenderungan-kecenderungan didalam inkarnasi
masa depan. Dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari alur sebab dan akibat. Masa
lalu kita pasti bisa bekerja dengan sendirinya. Roh manusia yang berpindah dan
perbuatan baik atau buruknya menentukan tubuh yang akan dimilikinya dalam
8
kelahiran berikutnya. Satu-satunya kemerdekaan dari dosa adalah menjadi
sepenuhnya hilang dalam meditasi dan perenungan.
c. Teori-teori Kristiani
Dalam teori-teori yang telah diajukan oleh manusia, yang merupakan
gabungan dari kebenaran dan kesalahan. Semuanya berpusat pada masalah dosa atas
seluruh umat manusia. Berikut beberapa pandangan utama mengenai dosa dan
akibatnya pada manusia.
1. Teori Pelagian-Teori Kesucian Hakikat Manusia.
Teori Pelagian adalah teori yang di kemukakan oleh seorang rahig Inggris
yang bernama Pelagius. Dia mengajarkan bahwa Adam hanya dipengaruhi oleh
dirinya sendiri. Pelagius berpandangan bahwa semua jiwa manusia diciptakan
langsung oleh Allah, suci, dan bebas dari kecenderungan yang jahat seperti Adam.
Allah hanya meminta manusia bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan dosa yang
dilakukan secara sengaja. Landasan Pelagius ini dalam Roma 5:12. Ini hanya
menunjuk kepada kematian fisik yang menimpa manusia setelah mereka berdosa,
mengikuti teladan Adam. Pandangan ini jelas-jelas bertentangan dengan Alkitab
sebagaimana akan dilihat di dalam keuniversalan dosa. Alkitab menunjukkan bahwa
semua manusia yang dilahirkan, ada di dalam dosa dan dibentuk dalam kejahatan, dan
bahwa hakikat yang berdosa ini diwarisi Adam (Rm.5:12; Mzm:51:5;Ayb:14:4).
2. Teori Arminian-Teori-Kerusakan yang Disesuaikan Secar Sukarela.
Teori Arminian adalah teori yang dikemukakan oleh seorang professor di
Belanda yang bernama Arminius. Teorinya disebut juga sebagai Semi-Pelagianisme.
Ia berpadangan bahwa manusia, sebagai akibat dosa Adam, tentu dilahirkan miskin
akan kebenaran akan segala kemampuan dalam dirinya sendiri untuk mendapatkan
kebenaran. Namun, manusia tidak diperhitungkan bersalah karena Adam. Manusia
hanya bertanggung jawab untuk tindakan dosanya yang dilakukan dengan sadar.
Menurut Arminius, Roma 5:12 mengartikan bahwa manusia menderita akibat dosa
Adam. Oleh karena itu, Allah diwajibkan oleh hakikat-Nya untuk mengirimkan
pengaruh Roh Kudus kepada manusia untuk melawan kecenderungan-kecenderungan
yang jahat yang diwarisi melalui kejatuhan Adam.
3. Teori Sekolah Baru-Teori tentang Kejatuhan yang Tidak Terkutuk.
Teori ini mirip dengan teori Arminian. Teori ini berpandangan bahwa
manusia hanyalah bertanggung jawab atas tindakan-tindakan personalnya, sekalipun
9
manusia dilahirkan pada hakekatnya berdosa. Menurut pandangan teori ini dosa
Adam tidaklah diberikan kepada manusia, hanya tindakan-tindakan mereka sendirilah
yang melanggar hukum yang diketahui. Dan kematian kematian bukanlah hukuman
atas manusia, tetapi akibat dari ketidaksenangan Allah terhadap pelanggaran Adam.
Jadi dalam memahami teori ini, melandasakan teorinya dengan Roma 5:12, yang
ditafsirkan sebagai “kematian rohani” yang dialami oleh seluruh umat manusia. Teori
ini juga berpandangan bahwa setiap jiwa diciptakan pada saat kelahiran, dan karena
kehendak tidak memiliki karakter moral pada saat kelahiran maka kehendak tidak
membutuhkan pengaruh Roh Kudus untuk mengambil pilihan yang benar.
4. Teori Federal-Teori kutukan Melalui Perjanjian.
Dalam memahami tentang dosa, teori ini berpendapat bahwa Allah
mengadakan perjanjian dengan Adam sebagai kepala utama dari umat manusia, yang
menjanjikan kehidupan kekal kepadanya dan seluruh keturunannya kelak bila hidup
berdasarkan ketaatan, dan kematian serta kesusahan jika tidak taat. Karena Adam
berdosa, maka seluruh keturunannya juga berdosa. Teori ini berpendapat bahwa setiap
jiwa yang diciptakan Allah dengan hakikat yang rusak dan berdosa sebagai hukuman
atas Adam.
Jika kita melihat dari pandangan teori ini, teori ini sebenarnya mengabaikan
karakter Allah yang adil dan benar, karena menjadikan-Nya sebagai Pencipta manusia
dengan hakikat yang rusak yang membuat mereka berdosa.
5. Teori Agustiani-Teori Kepemimpinan Alami Adam.
Teori ini dikemukakan oleh Agustinus (354-430). Teori ini berpandangan
bahwa dosa Adam dikenakan secara langsung kepada seluruh keturunannya yang
belum dilahirkan, karena kesatuan organic seluruh umat manusia “ada di dalam
Adam”. Kehendak Adam adalah kehendak seluruh manusia. Dalam penjelasannya
mengenai Roma 5:12. Ia memiliki pandangan bahwa ini semua meliputi kematian
fisik, kematian rohani, dan kekekalan sebagaimana seluruhnya terlihat di dalam
kepemimpinan Adam.
Teori kepemimpinan Alamiah yang menjadi teori yang paling alkitabiah
dari semua teori yang disebutkan dan memberikan pemahaman yang paling jelas
tentang dosa asal. Teori ini membawa bersama kebenaran-kebenaran yang sebagian
mungkin ada didalam teori-teori agama lain. Dosa Adam merupakan penyebab
langsung dan dasar dari seluruh kerusakan yang diwarisi, kesalahan dan kutukan dari
10
seluruh umat manusia.3 Mereka semua berdosa didalam dia ini yang menyebabkan
sehingga berada dibawah dosa dan penghakiman.
d. Definisi Alkitab mengenai Dosa.
Alkitab memberikan definisi mengenai dosa. Berikut beberapa ayat Alkitab
yang mendefinisikan tentang dosa.
 Dosa diartikan sebagai pemikiran yang bodoh. (Amsl.24:9).4
“Memikirkan kebodohan adalah dosa”. Ketika Adam memiliki pikiran
untuk menjadi “seperti allah” , hal ini tentu merupakan kebodohan, dan
pikiran yang serakah ini sendiri adalah dosa.
 Pelanggaran terhadap hukum Allah diartikan sebagai dosa (1 Yoh. 3:4).5
Dosa dapat diartikan juga sebagai pelanggaran terhadap hukuman Allah.
Melanggar berarti “menyeberangi”, “melewati suatu garis pembatas
yang dilarang.” Adam juga melanggar hukum Allah.
 Dosa juga bisa disamakan dengan kejahatan sebab setiap kejahatan
berarti dosa (1 Yoh. 5:17).6 Semua kejahatan adalah dosa. Tidak ada
kejahatan untuk kebaikan. Kejahatan tetaplah kejahatan. Adam
melakukan melakukan kejahatan, oleh sebab itu Adam berdosa dan
semua manusia berdosa.
 Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman
berarti dosa (Rom. 14:23).
 Orang yang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak
melakukannya disebut dosa(Yak. 4:17). 7 Iblis mengetahui apa yang baik
dan tidak melakukannya. Sama seperti Adam, mengetahui apa yang baik
dan tidak melakukannya. Iblis dan Adam, keduanya mengetahui hukum
Allah dan apa yang bisa mennyenangkan Dia. Tetapi yang dilakukan
Adam adalah dosa.
 Melakukan kebaikan bisa jadi adalah dosa (Amsl. 21:4). Alkitab
menyatakan bahwa siapa pun yang tidak berhubungan secara benar
3 Ibid, 311.
4 Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI (Jakarta: Departemen Theologia BPD
GBI, 2012), 59.
5 Ibid, 59.
6 Ibid, 59.
7 Ibid, 59.
11
dengan Allah tidak bisa melakukan apapun yang baik dan dapat diterima
dalam pandangan Allah. Seorang yang pendosa tidak bisa melakukan
apa pun kecuali dosa. Upaya untuk membenarkan diri membuktikan
ketidaktepatan, ini sama seperti yang Adam lakukan dengan menutupi
dirinya dengan daun ara. Segala kesalehan adalah seperti kain kotor
(Yes. 64:6).
 Ketidakpercayaan adalah dosa (Rom. 14:23). Adam dan Hawa
mengetahui kehendak Allah yang baik dan sempurna, akan tetapi
berdosa. Mereka meragukan, tidak mempercayai Firman Allah, mereka
lebih mempercai ular. Mereka jatuh dari iman di dalam Firman Allah
menjadi ketidakpercayaan.
e. Istilah Alkitab Mengenai Dosa.
Ada berbagai kata yang digunakan untuk dosa dalam Bahasa Ibrani, berikut
ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Alkitab.
Dalam Perjanjian Lama:
 “Chattah” artinya “ tidak mengenai sasaran, kejahatan, kadang-kadang
dosa yang merupakan kebiasaan, dan hukumannya, peristiwanya
pengorbanan, atau kompensasinya”. Kata ini juga berarti “kehilangan,
berdosa, dengan kesimpulan untuk menyerah, kekurangan”. (Im. 4:2-
3,25-35; Mzm. 32:1, 51:2-5: Yes. 53:10,12).
 “Pawsah” atau “pehshah”. Artinya “memberontak, pelanggaran,
melanggar dari otoritas yang adil; menyalahgunakan, murtad, berkelahi,
pemberontakan”. Kata ini diterjemahkan dengan kata-kata “berbuat jahat,
memberontak, revolusi, pelanggaran”. (Kel. 34:7; Bil. 14:18; Mzm:
19:13; 32:1; Yes. 53:8; Dan. 9:24).
 “Avon” atau “avown”. Kata ini artinya “perasaan bersalah akibat
perbuatan dosa yang dilakukannya”. Kata ini juga dapat diartikan sebagai
“kesesatan, kejahatan” yang diterjemahkan “melakukan kekeliruan,
berlutut, membuat bengkok, melakukan ketidakadilan, penyelewengan,
kesalahan (Mzm. 52:3; Im. 16:21,22; Mzm. 103:3, 10; Yes. 53: 5, 11;
Dan. 9:24).
Dalam Perjanjian Baru:
12
 Harmatia, dalam Perjanjian Baru kata ini digunakan dengan terjemahannya
“dosa” atau “dosa-dosa”. Kata ini secarah harafiah memiliki arti “kehilangan
tanda, atau berupaya mendapatkan hasil yang terletak di atas batas
kemampuan seseorang.” Dalam Perjanjian Baru kata ini menjadi istilah
umum untuk dosa. Dan dapat juga memiliki arti “ketidakpatuhan terhadap
hukum.” (Mar. 3:28:412; Rom. 3:25; 1 Kor.6:18).
 Hamartma, kata ini hanya berbeda maknanya dari hamartia dimana
maknanya terbatas pada ekspresi luar dosa. Sehingga kata ini menunjukan
suatu tindakan nyata dari ketidaktaatan melawan hukum ilahi (Mrk. 3:28;
Mrk. 4:12; Rm. 3:25; I Kor. 6:18).
 Anomia, dalam Perjanjan Baru kata ini selalu diterjemahkan “kejahatan”
(kecuali dalam II Kor. 6:14- “kedurhakaan” dan dalam I Yoh. 3:4-
“Pelanggaran hukum Allah”). Secara harafiah kata ini memiliki arti ketiadaan
hukum (Rm. 4:7; Rm. 6:19; II Tes. 2:7; Tit. 2:14; Ibr. 1:9; Ibr. 8:12; Ibr.
10:17).
C. Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Dosa Adam adalah pilihan yang bebas, tindakan yang Adam lakukan
merupakan kehendak bebas melawan hukum yang diberikan. Perbuatan yang Adam
lakukan merupakan ketidaksetiaan yang tinggi melawan Allah dan membuka
pemberontakan. Bukan hanya berakibat pada Adam tetapi seluruh keturunannya.
Alkitab tidak hendak menyatakan tentang asal mula dosa yang kita ketahui
adalah Tuhan Yang Mahasuci. (I Yoh. 1:5) dan Tuhan yang menciptakan alam
semesta tidak menciptakan dosa. 8 Alkitab hanya menyatakan bahwa:
 Manusia diberikan kehendak bebas, yaitu dengan memilih taat kepada Allah
atau melawan kehendak Allah.
 Pohon pengetahuan yang baik dan jahat diberikan sebagai ujian atas
kehendaknya taat kepada Allah dan menolak Iblis.
 Tuhan mengijinkan manusia untuk di goda oleh Iblis.
 Manusia lebih memilih mempercayai Iblis dari pada kepada Allah dengan
memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat yang telah dilarang Allah.
8 Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI (Jakarta: Departemen Theologia
BPD GBI, 2012), 60.
13
Dapat dilihat dari histori kejatuhan manusia dalam Kejadian 1-3, dosa tidak
berasal dari Allah. Allah tidak menciptakan dosa.Alkitab menyatakan bahwa segala
sesuatu yang diciptakan Allah adalah sangat baik. Dan Alkitab menyatakan bahwa
semua orang dilahirkan dalam dosa, yaitu mereka memiliki sifat dosa. Dalam Roma
3:10 mengatakan bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak”. Manusia berdosa
karena manusia tertipu, melanggar perintah Allah, lebih mendengar Iblis, dan karena
Iblis menggoda serta merusak.
D. Akibat-akibat Dosa Dalam Diri Manusia
Dosa telah mengakibatkan yang sangat luas dan mengerikan. Allah itu adil,
maka Ia harus menghukum dosa, namun Allah juga Mahasuci. Maka Ia tidak mungkin
bersama-sama dengan yang najis. Allah membenci dosa tetapi mengasihi orang yang
berdosa. Itulah sebabnya Adam dihukum Allah. Dengan menghukum Adam, Allah
menggenapi firman-Nya (Kej.2:17).
Ketika Allah menghukum, itu mempunyai 2 arti. Hukuman Allah bagi
orang berdosa berarti ganjaran bagi perbuatan jahat. Dan hukuman bagi orang
percaya, merupakan pendisiplinan atau hajaran yang memurnikan iman orang yang
bergaul dengan Allah. Ada 2 akibat dosa yang dapat diketahui secara garis besarnya,
yaitu:
a. Akibat Langsung Dari Kejatuhan Manusia dalam Dosa.
1) Kehilangan kesucian. (Kej. 3:7; 2:25).
Ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Alkitab
menuliskan bahwa, rasa malu jatuh atas Adam dan Hawa setelah ketidaktaatan
mereka. Ini artinya sebelum mereka memakan buah itu, mereka memakai jubah terang
(Mzm. 104:2).
2) Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Pada saat itu
mata mereka terbuka dan mereka mengtahui mana yang baik dan jahat.
3) Hakikat manusia dirusak.
Ketika dosa memasuki manusia, dosa telah merusak keseluruhan hakikat
kemanusiaanya. Baik roh, jiwa dan tubuh manusia menjadi rusak. Roh manusia
dibuang kedalam kegelapan, kehilangan hubungan dengan Allah. Perceraian antara
Allah dan manusia. Jiwa manusia dan emosinya terpengaruh. Pikiran manusia
menjadi berpusat pada diri sendiri, emosi tidak terkendali, dan kehendak menyimpang
14
dari kehendak Allah. Akibat dosa terjadi penyimpangan moral dan mental. Ini
mengakibatkan persaaan manusia menjadi rusak. Tubuh manusia beserta dengan
panca inderanya menjjadi tunduk pada insting yang disalah gunakan, penyakit dan
kematian.
Urutan yang diberikan Allah adalah roh, jiwa dan tubuh telah terbalik
menjadi tubuh, jiwa yang mengendalikan roh. Ini mengakibatkan manusia memiliki
prinsip dosa yang bekerja didalam keberadaanya. Dosa menjadi gangguan dalam
hakikat manusia. Dosa bukanlah masalah fisik, tetapi hukum roh, sekalipun itu
dinyatakan secara fisik.
b. Akibat-akibat Tidak Langsung Dari Kejatuhan Manusia dalam Dosa.
1) Dosa melanda seluruh umat manusia.
Didalam Roma 5:12 dengan jelas menyatakan bahwa karena oleh satu
orang dosa memasuki dunia ini dan semua orang telah berbuat dosa didalam Adam.
Pada saat Adam berdosa, maka semua Manusia juga berdosa. Dengan demikian dosa
bersifat menurun dan universal. Adam adalah “kepala manusia”, maka tidak heran
jika semua manusia yang dikepalai Adam turut melanggar perjanjian seperti dalam
Kejadian 2. Karena dosa, Adam telah menjadi benih yang tidak baik. Benih inilah
yang menentukan pohon di kemudian hari, itulah sebabnya seluruh keturunan Adam
dilahirkan di dalam dosa. Seluruh manusia dilahrikan dalam hakikat yang penuh dosa
dan rusak. Maka semua orang perlu dilahirkan kembali. Allah telah menentukan
Adam yang akhir yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk membenarkan semua manusia
berdosa berdasarkan iman, bukan berdasarkan kelahiran (Rm. 5:18, 19; 1 Kor. 15:22,
Penghakiman atas dosa oleh maut.
Didalam Roma 6:23 menyatakan bahwa “upah dosa ialah maut”. Maut
artinya kematian. Hukuman kematian ini mengakibatkan manusia menglami kematian
fisik, spiritual, dan kematian kekal.
Kematian fisik ini terjadi karena pemisahan roh dari tubuh. Allah
menciptakan manusia sebagai tubuh dan roh, tetapi satu saat tubuh akan kembali
menjadi debu dan roh akan kembali kepada Allah. Kematian fisik yang dialami Adam
tidak secara langsung terjadi ketika ia memakan buah pengetahuan baik dan jahat,
tetapi setelah 930 tahun kemudian. Ini artinya bahwa kematian fisik akan terjadi
secara perlahan-lahan.
15
Kematian spiritual terjadi karena pemisahan antara roh dari Allah (manusia
dengan Allah). Ini berbicara tentang manusia yang mati di dalam pelanggaran dan
dosa, keluar dari persekutuan dengan Allah.
Kematian kekal terjadi karena pemisahan roh dan jiwa dari Allah selama-
selamanya di dalam lautan api. Hal ini akan terjadi kepada orang berdosa yang tidak
mau bertobat dan kembali kepada Allah sehingga akibatnya ia akan mengalami
kematian kekal.
2) Penghakiman dengan pengusiran dari Eden
Tindakan terakhir yang dilakukan Allah setelah manusia jatuh kedalam
dosa adalah dengan menyediakan baju pengganti dengan kematian dari satu kurban
yang tidak bersalah, dan selanjutnya mengusi manusia dari Taman Eden. Setelah
Allah mengusir manusia, Ia menempatkan Kerub di pintu gerbang Eden untuk
menjaga pohon kehidupan dari manusia. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah
dan harus di hukum.
E. Adakah manusia bebas dari dosa?
Adam dan Hawa, ketika melanggar perintah Allah dengan memakan buah
pohon Pengetahuan yang baik dan yang Jahat (Kej. 2:16-17; 31-19), telah membawa
dosa dan kematian bagi dunia. Didalam Mazmur 51:7 menjelaskan “sesungguhnya,
dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Pengakuan
yang keluar dari Daud ini muncul setelah ia melakukan perzianahan dan ia menyesali
perbuatannya. Didalam Rom 5:19 kemudian menegaskan “Jadi sama seperti oleh
ketidaktaatan satu orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua
orang menjadi orang benar.” Kesalahan Adam maka semua manusia berdosa inilah
menjadi dosa katurunan atau warisan terebut. Tetapi oleh karena Yesus, semua
dibenarkan. Jadi, dosa asal atau dosa turunan adalah sebuah kodrat yang melahirkan
kecenderungan tertentu dalam diri manusia, kecenderungan bukan mencari Allah dan
berbuat benar melainkan meninggalkan Allah dan berbuat dosa (Rm. 3:10-12). Dapat
kita simpulkan bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak berdosa terkecuali Yesus.
Alasan mengapa Yesus tidak berdosa adalah, ketika kita berbicara
mengenai darah maka tentu kita tau bahwa darah tentu berasal dari seorang ayah. Dari
hasil penelitian sel telur dalam Rahim seorang wanita tidak mengandung darah. Itulah
sebabnya golongan darah seorag bayi ditentukan oleh kode genetik, ketika sel telur itu
dibuahi. darah Yesus tidak pernah bercampur dengan darah ibunya selama Ia berada
16
dalam kandungan. Aliran darah antara bayi dan ibu terpisah. Itulah sebabnya seorang
bayi dapat saja memiliki golongan darah yang berbeda dari kedua orang tuanya.
Bagaimana kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa Yesus Kristus adalah tebusan
yang sempurna? dijelaskan di dalam Alkitab Darah Yesus Kristus tidak pernah
bercampur dengan darah Maria, meskipun secara jasmaniah Ia adalah ibu yang telah
melahirkan Yesus. di dalam Alkitab juga Yesus Kristus tidak pernah mengatakan atau
menyebut bahwa Yusuf sebagai ayahnya. Kelahiran Yesus Kristus terjadi bukan
karena disebabkan adanya hubungan seksual antara seorang laki-laki dan perempuan,
bukan pula bercampur antara sel telur Maria dengan roh Allah. Genetik Yesus
Kristus ditentukan oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya darah yang mengalir dalam tubuh
Yesus adalah darah yang kudus, inilah darah yang sangat mahal dan berharga.
Bukti dari ketidakberdosaan Yesus juga dapat kita lihat dan kita teliti dalam
Alkitab bahwa Yesus tidak pernah membuat sebuah pengakuan dosa dan ketika Yesus
melakukan baptisan, bukan sebagai tanda pertobatan-Nya melainkan Ia dibaptis untuk
menggenapi seluruh kebenaran. Yesus memiliki Kemanusiaan Yang Sempurna tanpa
dosa dan tidak bisa binasa merupakan kesaksian ayat-ayat yang ada dalam Perjanjian
Lama dan juga Perjanjian Baru. karena ketidakberdosaan Yesus inilah yang
diperlukan untuk menjadi juruselamat dunia ini. jika Yesus berdosa maka dia harus
mati bagi dosanya sendiri dan memerlukan penebusan. Yesus tidak bisa menjadi
wahyu Allah yang sempurna, penuh Dan terakhir jika dia berdosa. oleh karena
ketidakberdosaan nya maka rencana penebusan itu berhasil. tanpa ketidakberdosaan
Yesus maka Rencana penebusan gagal, karena penebus orang berdosa tidaklah boleh
seorang Pendosa.
Ketidakberdosaan adalah kesepakatan sepenuhnya kehendak Allah di
dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Keberdosaan berarti kurangnya kesepakatan
terhadap kehendak Allah di dalam pikiran perkataan dan perbuatan. maka Yesus,
sebagai manusia sempurna, secara sempurna menggenapi kehendak Bapa. Yesus tidak
pernah melakukan dosa di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kesempurnaan
merupakan kesimpulan bahwa Ia tidak berdosa.
Karena ketidakberdosaan Yesus, Ia selalu menang dalam mengatasi
pencobaan. Yesus juga mengakui bahwa diri-Nya adalah terang dunia di dalam
Yohanes 8:12, yang mendefinisikan bahwa Ia tidak berdosa. Didalam Dia tidak ada
dosa ( 1 Yoh. 3). Ketika murid-murid Yesus berdoa mereka mengatakan bahwa
“Yesus hambaMu yang kudus” ini membuktikan ketidakberdosaan Yesus.
17
Kemudian Rasul Paulus memberikan kesimpulan dalam 2 Korintus. 5: 21
“Ia yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita.”
Dapat disimpulkan bahwa seluruh manusia telah berbuat dosa, dan hanya
Yesus yang tidak berdosa karena dia Kudus, suci dan karena Dia tidak pernah
melakukan dosa dan tidak mungkin melakukan dosa karena Dia adalah Allah sendiri.
F. Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa?
Manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia
tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia dalam keadaan mati
kerohanianya tentu tidak dapat melakukan apa-apa. Itulah sebabnya manusia
memerlukan Juruselamat.
a) Karya Allah dalam Manusia
Allah begitu mengasihi manusia. Ia tidak ingin manusia terus hidup dalam
keberdosaannya. Jelas bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan
Allah dalam hidup manusia (Rm. 3:23), akibatnya manusia tidak bisa menemui Allah
dengan usahanya. Ketika manusia mengalami kejatuhannya, manusia terhilang dan
tidak punya masa depan dan harapan apapun. Kejatuhan manusia kedalam dosa
membuat manusia itu jauh dari hadapan Allah, ini disebabkan karena ketidaktaatan
manusia akan Allah (Kej. 3).
Allah berinisiatif untuk menyelamatkan manusia. Karena kasih karunia-
Nya, Ia menyelamatkan manusia. Pada dasarnya kasih atau kasih karunia Allah sama
artinya dengan anugerah (grace). Kata kasih karunia dalam teks Ibrani adalah khen.
Dalam Bahasa Yunani, kata kasih karunia diterjemahahkan kharis. Kata-kata ini
banyak terdapat di Alktab. Pada intinya berbicara mengenai kasih karunia,
orientasinya adalah keselamatan yang Bapa kerjakan dalam Yesus Kristus kepada
manusia yang telah jatuh kedalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah.
Didalam Yohanes 3:16 menyatakan bahwa kasih Allah besar bagi manusia
dan setiap orang yang percaya kasih Allah itu, ia akan diselamatkan. Keselamatan
dikerjakan oleh Tuhan Yesus di kayu salib yang mengantarkan orang percaya kepada
Allah. Dalam artian bahwa Allah memanggil umat-Nya pada persekutuan yang dekat
dengan Allah. Allah menuntut pertobatan manusia sebagai respon akan panggilan
Allah (1 Yoh. 1:9). Melalui penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib, Allah telah
menyucikan manusia dari dosa. Keselamatan yang diperoleh manusia merupakan
18
kasih karunia Allah dan bukan hasil usaha manusia, tetapi pemberian Allah (Efe. 2:8).
Didalam memahami bahwa kasih karunia, tidak boleh dikaitkan dengan berkat
jasmani atau pemenuhan kebutuhan fisik. Berbicara mengenai kasih karunia, lalu
dikaitkan dengan berkat jasmani adalah penyimpangan.
Keselamatan adalah kasih karunia atau anugerah. Kasih karunia berarti
pemberian yang sangat bernilai dan dibutuhkan. Yang diperlukan dan dibutuhkan oleh
manusia adalah keselamatan dari Bapa. Artinya tidak ada yang melebihi kebutuhan
manusia lebih dari pada keselamatan. Kasih karunia dapat diartikan juga sebagai
pemberian yang tidak memandang kelayakan si penerima pemberian. Manusia
sebenarnya tidak layak untuk menerima kasih karunia, tetapi Tuhanlah yang
melayakannya. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita pada
pertobatan. Melalui Roh Kudus, Tuhan menarik serta mengajak orang kepada Allah.
Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Roh Kudus
mempersiapkan hati kita untuk bertobat. Ia memimpin manusia kepada Yesus Kristus
melalui hati nurani kita. Kasih karunia juga dapat diartikan sebagai pemberian tanpa
harus membayar atau memenuhi syarat tertentu. Artinya, kasih karunia berarti
pemberian cuma-cuma atau tanpa syarat. Manusia menerima keselamatan tanpa harus
membayar atau memenuhi syarat. Pemberian Allah ini tidak menuntut pembayaran,
sebab manusia sama sekali tidak mampu untuk membayarnya. Manusia hanya
meresponi. Tindakan respon inilah yang harganya sangat tinggi. Ketika Adam dan
Hawa jatuh kedalam dosa, sejak saat itu kecenderungan manusia adalah melakukan
dosa. Dosa telah menjadi tabiat dari manusia. Namun karena kasih Allah yang besar
Ia menyelamatkan manusia.
Tuhan Yesus mati bukan karena dosa tetapi untuk dosa manusia. “Sebab
kematian-Nya (Yesus) adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-
lamanya, dan kehidupan-nya adalah kehidupan bagi Allah.” (Rom. 6:10). Paulus juga
menjelaskan kepada jemaat di Korintus bahwa Kristus Yesus telah mati karena dosa-
dosa kita (1 Kor. 15:3). Kematian Yesus Kristus adalah suatu pembayaran untuk
membebaskan manusia dari dosa. Didalam hal ini, kalangan orang Kristen memiliki
pandangan yang berbeda tentang kematian Yesus Kristus. Dalam Galatia 1:4, 1 Tim
1:5, dan Tit 2:14. Menjelaskan bahwa Yesus datang kedunia ini dengan tujuan
menyelamatkan manusia dari dosa, membebaskan manusia dari dunia jahat sekarang
ini, memurnikan dan menguduskan manusia serta menciptakan manusia yang
melakukan perbuatan-perbuatan baik. Yang dikehendaki Allah untuk manusia adalah
19
memahami dirinya, sebagai ciptaan Allah didalam Yesus Kristus. Manusia ketika
benar-benar berhasrat untuk memiliki kehidupan ilahi tersebut, maka manusia harus
berusaha semaksimal mungkin mengerahkan seluruh tenaga, daya yang ada pada diri
manusia. Tidak dapat dilakukan dengan setengah-setengah. Bapa ingin agar wajah
Kristus ada di dalam manusia. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita telah mati dan
hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus didalam Allah.
Karya yang telah lakukan dalam kehidupan manusia dituntut untuk Allah
agar manusia dapat meresponinya. Yohanes 3:16 menyatakan bahwa “Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” Allah ingin agar manusia percaya atas karya yang telah
Allah lakukan didalam Yesus Kristus agar “setiap orang yang percaya kepada-Nya”
tidak mengambil bagian dalam kebinasaan kekal.
Yesus telah mati diatas kayu salib untuk menebus hidup manusia dari dosa-
dosanya. Sebagai respon yang diberikan manusia terhadap apa yang telah Allah
lakukan adalah percaya atas apa yang telah Allah kerjakan dan mematikan
keduniawiannya. Kematian dari hal-hal duniawi bukanlah suatu proses sebentar dan
mudah, tetapi sebuah proses yang menyangkut seluruh atau segenap hidup, waktu dan
kekuatan.
b) Respon terhadap Anugerah Allah.
1. Mengakui-Nya dengan Mulut dan Hati.
Alkitab memberitahukan kepada kita Allah itu Allah yang memberi, Allah
adalah kasih. Pada waktu Allah memberi, Allah memberi dengan generous, Allah
memberi semata-mata demi penerima pemberian-Nya.
Dalam efesus 2: 8-9, membukakan kembali makna bahwa “Karena kasih
karunia kita diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah;
itu bukan hasil pekerjaanmu…” kita tahu dan kita mengerti keselamatan itu kita
peroleh sebagai anugerah pemberian Allah yang sama sekali tidak ada usaha dan jasa
dari pihak manusia. kemudian dalam ayat tersebut selanjutnya mengatakan “ jangan
ada orang yang memegahkan diri.” Secara logis dan umum saat kita menerima suatu
pemberian, kita tahu itu adalah suatu pemberian yang secara generous diberikan
seseorang kepada kita tanpa kita melakukan sesuatu untuknya, maka seumur hidup
kita akan menghargai pemberian itu dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang
patut dan layak kita sombongkan.
20
Dalam Roma 10:9 tertulis “ Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu,
bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah
membangkitkan dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”.
banyak orang yang salah mengerti dan memahami ayat ini sehingga mereka tidak
pernah menjalani jalan keselamatan yang Tuhan Yesus berikan. Kalimat “ mengaku
dengan mulut, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah
membangkitkan dia dari antara orang mati maka akan diselamatkan”, biasanya
hanya dipahami secara dangkal.
Karena merasa sudah selamat maka mereka merasa tidak perlu lagi untuk
mengisi hari mereka dengan belajar menjadi murid Yesus secara proporsional.
Mereka tidak menyadari bahwa harus ada pertumbuhan rohani yang normal.
Sesungguhnya ayat ini mengajarkan tentang keselamatan yang berhubungan dengan
Ketuhanan. Implikasi pengajaran ini sangatlah dalam dan tidak semata-mata suatu
peristiwa. Ada suatu masa ketika seseorang mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus
adalah Tuhan dan percaya dalam hatinya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus
dari antara orang mati.
Firman Tuhan dalam efesus 2: 1- 10, Paulus mengajarkan kepada jemaat
yang ada di sana bahwa mereka diselamatkan bukan karena perbuatan mereka
melainkan hanya karena kasih karunia Allah dan ia menambahkan oleh iman. di sini
menggunakan kata (dia pisteos), Artinya bahwa suatu yang lebih besar, atau lebih
dalam maknanya dibanding hanya sekedar percaya dengan mulut. Begitu juga
dijelaskan di dalam Roma 10:9 ini. Bukan hanya mengaku dengan mulut saja tetapi
harus percaya di dalam hati. Jadi hati merupakan tempat dimana kita mengimani
karya keselamat itu.
Iman adalah alat untuk memperoleh keselamatan atau kasih karunia Allah.
selanjutnya dikatakan “ Itu bukan karena usahamu” kata ini sebenarnya tertulis “itu
bukan dari kamu” yang di dalam bahasa Yunani adalah ( touto ouk ex humon).
Selamat merupaka pemberian Allah. Di dalam ayat 9 Paulus mengatakan bahwa “itu
bukan pekerjaanmu jangan ada yang memegahkan diri” dalam bahasa aslinya (erga
nomou), yang memiliki arti pekerjaan hukum Taurat. Yang dimaksudkan dengan
pekerjaan ini adalah pekerjaan atau perbuatan yang menonjolkan diri sendiri sebagai
prestasi manusia tanpa adanya bantuan Allah. Ini berbeda dengan ayat selanjutnya
pada ayat yang ke-10 yang mengatakan “ melakukan pekerjaan baik”. Pekerjaan baik
di sini menggunakan kata erga agatha yang merupakan lawan dari erga nomou. Pada
21
ayat yang ke-11 Paulus memberikan motivasi dari perkataannya itu ia mengatakan
dengan ungkapan “diciptakan dalam Kristus Yesus”. Jadi, Paulus menekankan
bahwa ketika kita sudah selamat kita harus melakukan perbuatan baik. Kita
diselamatkan untuk melakukan perbuatan baik bukan melakukan perbuatan baik
untuk selamat.
Tugas kita sebagai orang yang sudah diselamatkan adalah kita merespon
dan menerima pemberian itu dengan sepenuhnya di dalam hati kita, dan sebagai
ucapan syukur kita, kita meneruskannya kepada orang lain. Untuk itulah Allah telah
mempersiapkan pekerjaan atau perbuatan baik bagi kita supaya kita boleh hidup
didalamnya.
2. Bertobat dan berbalik kepada Allah
Bagaimana kita meresponi akan keselamatan yang Allah kerjakan kepada
kita dalam Yesus Karistus bagi kita, maka kita memerlukan Roh Kudus. Roh Kudus
akan menginsafkan kita akan dosa-dosa kita. Ketika kita di insafkan Roh Kudus akan
dosa-dosa kita, maka harus ada keputusan yang kita ambil di dalam hati kita, yaitu
dengan bertobat. Bertobat bukan hanya berhenti dari berbuat dosa. Bertobat berarti
stop berbuat dosa kemudian berpaling kepada Allah.
Jadi, setelah kita percaya akan Yesus Kristus maka kita harus mengikuti
perintah-Nya. Pertobatan adalah suatu bentuk perilaku dimana manusia mengakui
dosa-dosa dan memperbaiki jalan kehidupan mereka. Bertobat dalam bahasa Yunani
berasal dari kata Yunani yang memiliki arti perubahan pikiran. Jadi pertobatan bukan
hanya penyesalan tetap bersedia meninggalkan dosa-dosa. Dalam Alkitab kita bisa
mengambil pelajaran dari kisah Saul Dan Daud mereka bersama-sama pernah
melakukan dosa yang sangat jahat dimata tuhan namun ada perbedaan respon yang
mereka ambil ketika mereka mengetahui kesalahan mereka.
Pertobatan itu penting karena dengan pertobatan kita bisa menerima
pengampunan dari Tuhan sehingga kita bisa terhindar dari murka Allah hidup
terberkati semakin diperlukan dan menghasilkan sukacita surgawi karena kita telah
terbebas dari dosa-dosa kita. Dasar dari pertobatan kita adalah karena kita mengasihi
Allah. Jangan jadikan pertobatan hanya untuk memperoleh keselamatan, tapi jadikan
pertobatan karena kita mengasihi Tuhan dan ingin untuk setia dan taat akan setiap
perintah-Nya. Kita harus mengingat keselamatan adalah anugerah yang Tuhan berikan
bagi setiap anak Tuhan yang mengasihinya, itulah sebabnya Yesus berkata dalam
22
Yohanes 8:34-36 “ Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu,
sesunggguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Dan hamba
tidak tetap tinggal dalam rumah, sama tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka”.
Bertobat juga lebih dari sekedar ucapan penyesalan, lebih dari sekadar doa
memohon ampun lebih dari didoakan hamba Tuhan. Pertobatan adalah langkah untuk
kita bertindak merubah setiap pola pikir kita yang terikat dengan kedagingan menjadi
pola pikir anak-anak Tuhan yang telah dimerdekakan dari dosa titik dengan memiliki
pola pikir yang sudah dirubah maka kita akan memiliki arah hidup yang selalu tertuju
kepada Tuhan dan kerajaan-Nya berani menyangkal diri dan mengambil bagian dalam
pelayanan tanpa batas bagi Tuhan.
Bukti dari pertobatan kita adalah kita hidup dipimpin oleh Roh Allah dan
menunjukkan buah Rojh dalam kehidupannya. Dalam Galatia 5: 22-23, menuliskan
ada 9 buah roh yang wajib ada dalam diri orang Kristen sebagai bukti dari
pertobatannya. Yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Buah Roh adalah
tunggal karena semua orang Kristen memiliki Roh Kudus. Ia menumpamakan buah
Roh tersebut sebagai kelopak-kelopak bunga yang terbentuk untuk menjadi sekuntum
bunga yang indah.
3. Menyangkal Diri
Sebagai orang yang merespon keselamatan dan bebas dari pada dosa ia
harus menyangkal dirinya dan pikul salib. Setelah setelah kejatuhan manusia,
kecenderungan manusia adalah melakukan yang jahat dan menuruti keinginan daging
resiko keinginan daging adalah maut (Rm. 8:6), perseteruan dengan Allah (Rm. 8:7).
keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. Oleh sebab itu perlu
penyangkalan dir,i artinya keinginan daging harus disalibkan dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya. Tuhan Yesus berkata bahwa setiap orang yang mau
mengikut Yesus, ia harus menyangkal dirinya memikul salibnya dan mengikut
Yesus. Menyangkal diri adalah kebalikan dari mempertahankan diri yakni kesediaan
untuk menangkal haknya dan berkorban. Menyangkal diri artinya berkata “ tidak”
pada kehendak diri sendiri dan berkata “ya” pada kehendak Allah. Menyangkal diri
juga berarti tidak memperlakukan diri sebagai yang paling penting di dunia, tetapi
memperlakukan diri seolah-olah tidak ada. Setiap orang yang memiliki “salib” yang
23
harus dipikul dan tentunya berbeda-beda, memikul salib adalah penghayatan lahir
batin yang sejati. “salib” merupakan harga memiliki memikul salib ke mungkin
Yesus.
Kesimpulannya adalah, Jika kita ingin terbebas dari dosa kita harus
menyadari bahwa kita tidak mampu terbebas dari dosa tanpa pertolongan Allah. Oleh
karunian-Nya, Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus
sebagai Juruselamat dunia. Yang Allah ingin dalam kehidupan kita, kita menerima-
Nya di dalam hati kita dan bertobat, menyangkal diri dan melakukan kehendak Allah
dalam kehidupan kita dan hidup dalam kekudusan. Biarkan Roh Kudus memimpin
hidup kita agar hidup kita adalah hidup didalam Roh dan tidak menuruti keinginan
daging. sebab keinginan daging bertentangan dengan Keinginan Roh.
24
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manusia telah jatuh kedalam dosa sejak dunia dijadikan. Ketika manusia
jatuh kedalam dosa. Dosa telah mengikat manusia, sehingga natur dari manusia
adalah melakukan dosa. Tetapi Allah penuh dengan kasih dan karunia yidak ingin
manusia binasa dalam keberdosaannya, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang
tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Keselamatan telah
dikerjakan secara sempurna oleh Tuhan Yesus, yang Ia inginkan dari manusia adalah
meresponi keselamatan itu dengan percaya kepada-Nya, bertobat dan hidup didalam
Roh. Ketika manusia percaya kemudian di dibabtis dan hidup dalam Roh, ia tidak lagi
menjadi hamba dosa sebab ia telah dimerdekakan oleh Allah melalui karya penebusan
yang Tuhan Yesus kerjakan bagi kita.
B. KRITIK DAN SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan dalam menyempurnakan
makalah ini. Saran bisa berisi kritik atau masukan terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan
25
DAFTAR PUSTAKA
Conner, Kevin J. A Practical Guide To Christian Believe, Dit, oleh: Paulus
Adiwijaya, Malang: Gandum Mas, 2004.
Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI, Jakarta: Departemen
Theologia BPD GBI, 2012.
Sproul. R. C, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Dit. Rahmiati
Tanudjaja, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2018.
Sabdono Erastus, True Biblical Grace, Jakarta: Rehobot Literatur, 2015.
Erastus Sabdono, Kematian Yang Menghidupkan, Rehobot Literatur, 2015.
Erastus Sabdono, Resurrecting Jesus Within Us, Jakarta: Rehobot Literatus,
2016.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanMakalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
agung bulan
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
Kirenius Wadu
 

Was ist angesagt? (20)

Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...
Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...
Makalah kateketika peran gembala sebagai pendidik dalam pertumbuhan rohani je...
 
Peran Roh Kudus dalam Pertobatan
Peran Roh Kudus dalam PertobatanPeran Roh Kudus dalam Pertobatan
Peran Roh Kudus dalam Pertobatan
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Makalah dogmatika iv
Makalah dogmatika ivMakalah dogmatika iv
Makalah dogmatika iv
 
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
Aldi mbuik (makalah roh kudus adalah jaminan)
 
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
Aldi mbuik (makalah tentang yesus dalam surat paulus dalam penjara)
 
Peran Roh Kudus
Peran Roh  KudusPeran Roh  Kudus
Peran Roh Kudus
 
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...Resensi buku   baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
Resensi buku baptisan dan kepenuhan, peranan dan karya roh kudus masa kini ...
 
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah RohPaper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
Paper Peran Roh Kudus di dalam Gereja dan Buah Roh
 
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYAKRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
KRISTUS DAN PEKERJAAN-NYA
 
Paper dog
Paper dogPaper dog
Paper dog
 
Roh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayananRoh kudus dan karunia pelayanan
Roh kudus dan karunia pelayanan
 
Makalah Tentang Roh Kudus
Makalah  Tentang  Roh KudusMakalah  Tentang  Roh Kudus
Makalah Tentang Roh Kudus
 
Inspirasi ALkitab
Inspirasi ALkitabInspirasi ALkitab
Inspirasi ALkitab
 
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilanMakalah Peran roh kudus dalam penginjilan
Makalah Peran roh kudus dalam penginjilan
 
Paper peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja
Paper peran roh kudus dalam pertumbuhan gerejaPaper peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja
Paper peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja
 
Peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika iv
Peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika ivPeran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika iv
Peran roh kudus dalam pertumbuhan gereja tugas dokmatika iv
 
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudusMakalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
Makalah Pekerjaan dan karunia Roh kudus
 
Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1Pneumatologi bagian 1
Pneumatologi bagian 1
 
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
 

Ähnlich wie Paper dogmatika iii bebas dari dosa

Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Aznil Muhammad
 
Agama islam dan budaya
Agama islam dan budayaAgama islam dan budaya
Agama islam dan budaya
Puspa Sari
 
PPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
PPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptxPPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
PPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
JauharArifin10
 

Ähnlich wie Paper dogmatika iii bebas dari dosa (20)

Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Tugas makalah pai
Tugas makalah paiTugas makalah pai
Tugas makalah pai
 
Tugas evaluasi i
Tugas evaluasi iTugas evaluasi i
Tugas evaluasi i
 
Hakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut IslamHakikat Manusia Menurut Islam
Hakikat Manusia Menurut Islam
 
MANUSIA MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH.docx
MANUSIA MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH.docxMANUSIA MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH.docx
MANUSIA MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH.docx
 
Ppt 1 pribadi manusia
Ppt 1   pribadi manusiaPpt 1   pribadi manusia
Ppt 1 pribadi manusia
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
Makalah pendidikan agama islam STAIS MUHAMMAD RAHA
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Laporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawufLaporan praktikum akhlak tasawuf
Laporan praktikum akhlak tasawuf
 
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen ProtestanMakalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
Makalah Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen Protestan
 
Pribadi Manusia
Pribadi ManusiaPribadi Manusia
Pribadi Manusia
 
Agama islam dan budaya
Agama islam dan budayaAgama islam dan budaya
Agama islam dan budaya
 
PPT TUGAS AGAMA KRISTEN KELAS SMA NEGERI
PPT TUGAS AGAMA KRISTEN KELAS SMA NEGERIPPT TUGAS AGAMA KRISTEN KELAS SMA NEGERI
PPT TUGAS AGAMA KRISTEN KELAS SMA NEGERI
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptxPPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
PPT AGAMA KRISTEN K.2 (1).pptx
 
Hakikat Martabat dan Tanggung jawab manusia.pdf
Hakikat Martabat dan Tanggung jawab manusia.pdfHakikat Martabat dan Tanggung jawab manusia.pdf
Hakikat Martabat dan Tanggung jawab manusia.pdf
 
PPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
PPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptxPPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
PPT LIANA MITTA _ KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.pptx
 

Kürzlich hochgeladen

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 

Paper dogmatika iii bebas dari dosa

  • 1. i PAPER DOGMATIKA III “BEBAS DARI DOSA” Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menempuh Mata Kuliah Dogmatika III Oleh: Hans Prawira Anggara Taliak 20188611 SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MAWAR SARON LAMPUNG Mei, 2020
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Bebas dari Dosa” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti. Paper ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penyusun sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan paper ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Dengan karya ini kami berharap dapat membantu pemabaca menambah wawasan secara luas dan menambah ilmu pengetahuan. Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas terutama dalam bidang agama Krsiten. Lampung, Mei 2020 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................... i DAFTAR ISI..................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1 B. Rumusan Masalah...........................................................................................1 C. Tujuan dan Manfaat ........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2 A. Pengertian Manusia.........................................................................................2 B. Pengertian Dosa .............................................................................................4 C. Kejatuhan Manusia dalam Dosa ...................................................................12 D. Akibat-akibat Dosa dalam diri manusia........................................................13 E. Adakah manusia yang bebas dari dosa? .......................................................15 F. Bagaimana manusia bisa bebas dari dosa? ..................................................17 BAB III PENUTUP.....................................................................................................24 A. Kesimpulan ...................................................................................................24 B. Saran Dan Kritik ..........................................................................................24 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................25
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara tentang dosa tentu tidak akan terlepas dari dosa. Sebab keadaan manusia didalam dunia dan keadaannya sekarang telah menyatakan abahwa ada sesuatu yang salah dengan manusia. Pokok pembicaraan tentang dosa dan manusia telah menjadi perbincangan yang tiada hentinya sepanjang sejarah baik dlam kekristenan maupunn dengan agama-agama lainya. Manusia telah jatuh kedalam dosa yang mengakibatkan manusia tidak lagi ada pada posisi awalnya sebelum ia jatuh kedalam dosa. Ketika manusia jatuh kedalam dosa tabiat manusia adalah melakukan dosa. Ini membuat sehingga manusia harus menanggung dua dosa, baik dosa warisan yang telah dilakukan oleh Adam dan Hawa di taman Eden dan dosa perbuatan. Manusia ketika jatuh kedalam dosa ini berkibat fatal dikarenakan berdamapak kepada semua ciptaan Allah baik manusia, hewan, dan tumbuhn bahkan tanah. Itulah sebabnya manusia memerlukan Juruselamat, sebab akibat dari dosa itu adalah maut dan manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Oleh sebab itu ketika Juruselamat itu datang Ia telah membersihkan dosa-dosa manusia yang percaya kepada-Nya. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari paper ini adalah sebagai berikut: 1. Apa Pengertian dan Hakikat Manusia? 2. Apa Pengertian Dosa? 3. Bagaimana Kejatuhan Manusia Dalam Dosa? 4. Apa Saja Akibat-Akibat Dosa Dalam Diri Manusia? 5. Adakah Manusia Yang Bebas Dari Dosa? 6. Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa? C. Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui Pengertian dan Hakikat Manusia. 2. Untuk mengetahui Pengertian Dosa 3. Untuk mengetahui Bagaimana Kejatuhan Manusia Dalam Dos. 4. Untuk mengetahui Apa Saja Akibat-Akibat Dosa Dalam Diri Manusia. 5. Untuk mengetahui Adakah Manusia Yang Bebas Dari Dosa. 6. Untuk mengetahui Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa. Manfaat dari penyusunan paper ini adalah, Agar dapat menjadi referensi tambahan untuk seorang pendidik, maupun terdidik dalam pengembangan akan pengetahuan Dogmatika III dalam Pendidikan Agama Kristen.
  • 5. 2 BAB II BEBAS DARI DOSA A. Pengertian Manusia Manusia adalah ciptaan Allah yang melebihi segala ciptaan yang Allah ciptakan. Pengertian manusia tentu akan berbeda satu dengan yang lainnya menurut pandangan seseorang. Akan tetapi dalam berbagai pengertian tentang manusia tentu tidak akan terlepas dari Allah sebagai pencipta manusia itu. Berikut adalah penjelasan mengenai manusia. a. Teori-teori tentang manusia. - Teori Evolusi, adalah teori yang berpandangan bahwa keberadaan manusia adalah merupakan hasil dari suatu perkembangan atau suatu proses yang terjadi secara perlahan-lahan dan mengalami perubahan yang sederhana menjadi lebih sempurna. Teori ini dikemukakan oleh Charles Darwin. - Teori Evolusi Teistik, adalah teori yang didasarkan pada bentuk- bentuk kehidupan yang lebih tinggi muncul dari bentuk-bentuk yang lebih rendah, tetapi bentuk-bentuk yang lebih rendah diciptakan oleh Allah. Jadi didalam memahami keberadaan ciptaan, teori ini mengakui bahwa Allah sebagai Pencipta akan tetapi keberadaan dari ciptaan ini terjadi secara bertahap atau secara evolusi. - Teori Penciptaan atau teistik, teori ini berpegang pada fakta pada Alkitab bahwa segala sesuatu (ciptaan) adalah bersumber pada Allah. Manusia adalah salah satu ciptaan yang diciptakan Allah. b. Pengertian manusia secara umum dan para ahli. Manusia merupakan makhluk yang sangat luar biasa kompleks. Manusia merupakan kesatuan antara makhluk material dan mahluk spiritual. Dinamika dari manusia tidak hanya tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktifkan dirinya. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Manusia adalah mahkluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain); insan orang. Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan mahkluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
  • 6. 3 keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesame dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan. Upanisads. Manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh, pikiran, jiwa, dan prana (tubuh/fisik). Agung P. P. Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, roh/jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya. c. Pengertian manusia dalam Alkitab. Alkitab dengan jelas memberitahukan bahwa manusia pertama yang diciptakan Allah merupakan hasil langsung dari tangan Allah. Allah menciptakan manusia serupa dan segambar dengan Allah (Kej. 1:26-27). Yang di maksud dengan serupa dan segambar dengan Allah adalah didalam Kejadian 1:26-27, gambar dan rupa, yang dalam bahasa Ibrani disebutkan “ tselem demuth” dalam bahasa Latin diartikan sebagai “Imago Dei” (citra Allah). Dalam kedua bahasa ini sama artinya. Gambar atau rupa pada ayat tersebut menunjukan bahwa manusia diciptakan dengan memiliki citra atau karakter Allah. Ini juga menunjukan bahwa manusia diciptakan dengan memiliki potensi hubungan yang akrab dengan Allah. Gambar dan rupa Allah tidak dapat diartikan sebagai sebuah tubuh/ fisik seperti manusia. Manusia ketika diciptakan Allah memiliki kemuliaan, kebenaran dan kesucian. Akan tetapi ketika manusia jatuh kedalam dosa, kemuliaan , kebenaran dan kesucian yang dimiliki oleh manusia hilang. Hilang disini bukan berarti seperti benda yang hilang. Akan tetapi hilang yang dimaksudkan adalah manusia tidak dapat berhubungan atau bersekutu dengan Allah. Dalam artian disini manusia kehilangan komunikasi yang spesial, hubungan yang spesial, manusia tidak mencapai sasaran yang telah Allah tetapkan yakni menjadi sekutu/ sahabat Allah atau bersekutu dengan Allah. Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah artinya Allah sebagai sumber hidup manusia, tanpa Tuhan manusia tidak akan memiliki arti lagi. Dan manusia tanpa Sumber Hidup akan menyebabkan kekacauan dan kehancuran (Rm. 1:18-19). Dalam memahami manusia sebagai serupa dan segambar dengan Allah juga berarti bahwa Allah merupakan model atau teladan hidup manusia. Manusia harus meneladani Allah. Manusia tentu tidak dapat meneladani Allah secara utuh setelah ia jatuh kedalam dosa. Didalam ketidakberdayaan manusia itu Allah mengaruniakan
  • 7. 4 Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus. Dia adalah gambar Allah yang sempurna. Yesus harus diteladani oleh semua orang percaya kepada-Nya, ini lah yang dimaksudkan dengan memiliki karakter Kristus. Didalam Allah menciptakan manusia memiliki tujuan. Tujuan hidup dari manusia adalah bersekutu dengan Allah. Ketika manusia tidak bersekutu dengan Allah hidupnya sama sekali tidak bermakna, akan tetapi ketika manusia menemukan- Nya dalam persekutuan dengan Allah hidupnya akan bermakna. Allah juga menciptakan manusia sebagai mahkluk ciptaan yang unik. Manusia diciptakan Allah tidaklah seperti ciptaan lain, keunikan dari manusia adalah manusia dapat bersekutu dengan Allah. Didalam persekutuan itu manusia dipamggil Allah untuk tunduk kepada Allah dan mengabdikan dirinya bagi Allah. Didalam memahami manusia sebagai ciptaan Allah. Manusia diciptakan memiliki tubuh, jiwa dan roh. Ada pemikiran yang menyatakan bahwa manusia terdiri dari 2 komponen yaitu: tubuh dan roh. Ini merupakan sesuatu yang membingungkan karena walau jiwa dan roh sangat berhubungan Alkitab menyatakan bahwa “jiwa dan roh” itu berbeda. Didalam 1 Tesalonika 5:23 mengatakan “semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tidak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Kemudian dalam Ibrani 4:12 mengatakan “Semoga firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum (tubuh); ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” Berangkat dari pengertian-pengertian dari berbagai pemikiran diatas dapat disimpulkan bahwa, manusia diciptakan Allah dengan rencana yang sangat indah dan mulia. Manusia diciptakan Allah dengan potensi bersekutu dengan Allah. Namun rencana Allah ini dirusak sendiri oleh manusia akibat dari ketidaktaatan manusia kepada Allah. Manusia diciptakan Allah dengan potensi yang luar biasa dan unik ini, karena Allah telah menciptakan manusia dengan memiliki tubuh, jiwa dan roh yang memperlengkapi manusia sehingga manusia dapat besekutu dengan Allah. B. Penggertian Dosa Doktrin Dosa disebut Hamartiologi, yang berasal dari dua kata Yunani, Hamartia yang berarti dosa dan Logos yang berarti Firman atau percakapan. Jadi
  • 8. 5 Hamartiologi adalah ajaran Alkitab mengenai dosa, asal-usul, definisi, ekspresi, dan hasil akhirnya. Dosa tidak berasal dari Allah . Alkitab dengan jelas menyatakan adanya dosa dengan segala konsekuensinya. Namun, dalam memahami tentang dosa, ada pertanyaan-pertanyaan mengenai asal mula dosa yang tidak bisa dijawab oleh manusia yang terbatas. Alkitab hanya memberikan sedikit keterangan mengenai asal mula dosa itu. Firman Tuhan kepada bangsa Israel dalam Ulangan 29:29 adalah “Hal- hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini.” Didalam Yohanes 9:3 Tuhan Yesus memberikan sedikit keterangan atas pertanyaan, “Mengapa Allah membiarkan dosa masuk kedalam dunia”, Bukan dia (yang berbuat dosa) dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia”. Seluruh alam menyatakan bahwa ada sesuatu yang salah. Perbedaan antara kehidupan dan kematian, keharmonisan dan konflik, keburukan dan keindahan, adanya terang dan gelap, menyatakan fakta dosa. Keadaan di dalam dunia kadangkala memberkati dan kadangkala menyakiti, alam tampaknya memiliki dua pikiran dalam perlakuannya terhadap manusia. a. Teori-teori yang Salah Mengenai Dosa Konsep dosa yang tepat benar-benar dibutuhkan untuk mengoreksi pemahaman tentang seluruh doktrin Alkitab lainnya secara praktis. Ini merupakan masalah fundamental dalam teologi. Ada beberapa teori yang salah dalam memahami tentang dosa. 1. Teori Teistik Ketika menyangkali keberadaan Allah, Ateisme secara tidak langsung menyangkali keberadaan dosa. Jika ada tidak ada Allah untuk berdosa terhadap-Nya, maka tidak ada dosa, dan jika tidak ada Allah maupun dosa, maka manusia tidak bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan.1 Dengan kata lain, jika tidak ada Allah maka tidak ada dosa. Untuk alasan inilah manusia zaman sekarang berupaya menyangkali keberadaan Allah dan menghancurkan segala kemutlakan Alkitab. 1 Kevin J. Conner, A Practical Guide To Christian Believe, Dit, oleh: Paulus Adiwijaya (Malang: Gandum Mas,2004), 303.
  • 9. 6 2. Teori Deterministik Deterministik adalah keyakinan filosofis bahwa semua peristiwa terjadi sebagai akibat dari adanya beberapa keharusan dan karenanya tak terelakan. Secara khusus teori ini memiliki gagasan bahwa pilihan-pilihan dari para perilaku tersebut pada masa mendatang dapat menghasilkan sesuatu yang lain dari apa yang mereka kehendaki. Ini artinya bahwa teori ini yakin bahwa kehendak bebas manusia adalah suatu khayalan atau ilusi. Teori ini berpandangan bahwa manusia tidak mampu menolong dirinya sendiri untuk melakukan hal-hal yang dia lakukan, entah baik atau buruk, dan karenanya tidak boleh disalahkan.2 3. Teori Evolusi Teori ini berkeyakinan bahwa dosa bukanlah dosa, tetapi melihat bahwa manusia ada setelah melalui proses panjang, yaitu dari ikan, sampai burung, kemudian menjadi binatang, menjadi kera, dan pada akhirnya menjadi manusia, maka dapat dikatakan bahwa “dosa” hanyalah “binatang” didalam kita. Teori evolusi berpendapat bahwa manusia hanyalah seekor binatang yang memiliki insting binatang dan memenuhi kecenderungan kebinatangannya, dan ini tidak bisa disebut dengan dosa. Ini sangat bertentangan dengan Alkitab tentang manusia yang merupakan manusia moral yang dijadikan dengan gambar dan rupa Allah, dan tentu posisi manusia lebih tinggi daripada binatang. 4. Teori Hedonistik Akar kata “hedonistik” berarti “kesenangan”, teori ini berpendapat bahwa seseorang seharusnya bebas melakukan apapun yang menyebabkan kesenangan dan kepenuhan. Ini adalah filsafat tentang ekspresi diri, yang menyatakan: “jika hal itu rasanya baik, lakukanlah”. Dengan membenarkan dosa atas dasar filsafat yang tampaknya positif, teori ini menjadi cukup popular dalam masyarakat modern. Dengan adanya teori ini dapat membuat seseorang mengabaikan hati nuraninya dan akhirnya membakarnya dengan pembenaran yang biasa terhadap dosa (Ibr.11:25; Tit.1:15). Sekali seseorang membakar hati nuraninya, dia terjatuh di luar keyakinan akan dosa oleh Roh Kudus (1 Tim 4:2). 2 Ibid, 303.
  • 10. 7 b. Teori-teori Kultus Mengenai Dosa Kultus-kultus yang salah berupaya untuk mengemabangkan teori-teori yang menyangkali, menyesatkan atau meminimalkan doktrin tentang dosa. Berikut ini adalah beberapa pernyataan yang dikumpulkan dari berbagai tulisan kultus-kultus agama mengenai dosa. 1. Sains Kristen Sain Kristen mengemukakan pendapat bahwa, “manusia tidak mampu berbuat dosa, dosa adalah suatu kesalahan pikiran duniawi. Manusia hanya dapat berpikir adanya dosa dan ketika pikirannya dikoreksi, maka dosa tidak akan ada. Dosa, sakit-penyakit dan kematian bukanlah suatu realita tetapi hanyalah ilusi. Manusia tidak dapat melakukan dosa sejauh dia menarik hakikatnya dari Allah dan tidak memiliki kuasa asli yang tunggal dan tidak bersumber.” 2. Spiritualisme Menurut spiritualisme, “manusia sama sekali tidak mengalami kejatuhan. Dan apapun yang dilakukan manusia itu benar. Kejahatan tidak ada. Kejahatan itu baik. Tidak peduli bagaimana jalan manusia, baik atau buruk, inilah jalan pengkhususan ilahi dan nasib. Suatu kebohongan adalah kebenaran secara intrinsik; ia memegang tempat yang penuh aturan dalam penciptaan, itu adalah suatu keharusan.” 3. Resulisme Resulisme atau yang dikenal dengan Saksi Yehova, berkata mengenai dosa; “Kematian, kepunahan makhluk, adalah upah dosa. Selama masa seribu tahun, roh akan di bangkitkan dan diberi kesempatan atau percobaan kedua untuk kehidupan yang kekal. Dan semua orang yang saat ini tidak akan mati karena dosanya sendiri, karena dosa Adam. Oleh sebab itu dalam Adam, semuanya akan mati. Semua manusia akan mati untuk dosanya sendiri pada masa seribu tahun atau masa pemulihan. Dengan kata lain bahwa manusia sekarang ini hanyalah percobaan, nanti pada masa seribu tahunlah yang merupakan final dari kematian manusia karena dosa. 4. Teosofi Teosofi mengajarkan bahwa “segala pikiran baik yang merupakan pikiran baik maupun yang buruk, meninggalkan jejaknya pada tubuh pikiran dan menampakan diri kembali sebagai kecenderungan-kecenderungan didalam inkarnasi masa depan. Dan tidak ada yang bisa melarikan diri dari alur sebab dan akibat. Masa lalu kita pasti bisa bekerja dengan sendirinya. Roh manusia yang berpindah dan perbuatan baik atau buruknya menentukan tubuh yang akan dimilikinya dalam
  • 11. 8 kelahiran berikutnya. Satu-satunya kemerdekaan dari dosa adalah menjadi sepenuhnya hilang dalam meditasi dan perenungan. c. Teori-teori Kristiani Dalam teori-teori yang telah diajukan oleh manusia, yang merupakan gabungan dari kebenaran dan kesalahan. Semuanya berpusat pada masalah dosa atas seluruh umat manusia. Berikut beberapa pandangan utama mengenai dosa dan akibatnya pada manusia. 1. Teori Pelagian-Teori Kesucian Hakikat Manusia. Teori Pelagian adalah teori yang di kemukakan oleh seorang rahig Inggris yang bernama Pelagius. Dia mengajarkan bahwa Adam hanya dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Pelagius berpandangan bahwa semua jiwa manusia diciptakan langsung oleh Allah, suci, dan bebas dari kecenderungan yang jahat seperti Adam. Allah hanya meminta manusia bertanggung jawab untuk tindakan-tindakan dosa yang dilakukan secara sengaja. Landasan Pelagius ini dalam Roma 5:12. Ini hanya menunjuk kepada kematian fisik yang menimpa manusia setelah mereka berdosa, mengikuti teladan Adam. Pandangan ini jelas-jelas bertentangan dengan Alkitab sebagaimana akan dilihat di dalam keuniversalan dosa. Alkitab menunjukkan bahwa semua manusia yang dilahirkan, ada di dalam dosa dan dibentuk dalam kejahatan, dan bahwa hakikat yang berdosa ini diwarisi Adam (Rm.5:12; Mzm:51:5;Ayb:14:4). 2. Teori Arminian-Teori-Kerusakan yang Disesuaikan Secar Sukarela. Teori Arminian adalah teori yang dikemukakan oleh seorang professor di Belanda yang bernama Arminius. Teorinya disebut juga sebagai Semi-Pelagianisme. Ia berpadangan bahwa manusia, sebagai akibat dosa Adam, tentu dilahirkan miskin akan kebenaran akan segala kemampuan dalam dirinya sendiri untuk mendapatkan kebenaran. Namun, manusia tidak diperhitungkan bersalah karena Adam. Manusia hanya bertanggung jawab untuk tindakan dosanya yang dilakukan dengan sadar. Menurut Arminius, Roma 5:12 mengartikan bahwa manusia menderita akibat dosa Adam. Oleh karena itu, Allah diwajibkan oleh hakikat-Nya untuk mengirimkan pengaruh Roh Kudus kepada manusia untuk melawan kecenderungan-kecenderungan yang jahat yang diwarisi melalui kejatuhan Adam. 3. Teori Sekolah Baru-Teori tentang Kejatuhan yang Tidak Terkutuk. Teori ini mirip dengan teori Arminian. Teori ini berpandangan bahwa manusia hanyalah bertanggung jawab atas tindakan-tindakan personalnya, sekalipun
  • 12. 9 manusia dilahirkan pada hakekatnya berdosa. Menurut pandangan teori ini dosa Adam tidaklah diberikan kepada manusia, hanya tindakan-tindakan mereka sendirilah yang melanggar hukum yang diketahui. Dan kematian kematian bukanlah hukuman atas manusia, tetapi akibat dari ketidaksenangan Allah terhadap pelanggaran Adam. Jadi dalam memahami teori ini, melandasakan teorinya dengan Roma 5:12, yang ditafsirkan sebagai “kematian rohani” yang dialami oleh seluruh umat manusia. Teori ini juga berpandangan bahwa setiap jiwa diciptakan pada saat kelahiran, dan karena kehendak tidak memiliki karakter moral pada saat kelahiran maka kehendak tidak membutuhkan pengaruh Roh Kudus untuk mengambil pilihan yang benar. 4. Teori Federal-Teori kutukan Melalui Perjanjian. Dalam memahami tentang dosa, teori ini berpendapat bahwa Allah mengadakan perjanjian dengan Adam sebagai kepala utama dari umat manusia, yang menjanjikan kehidupan kekal kepadanya dan seluruh keturunannya kelak bila hidup berdasarkan ketaatan, dan kematian serta kesusahan jika tidak taat. Karena Adam berdosa, maka seluruh keturunannya juga berdosa. Teori ini berpendapat bahwa setiap jiwa yang diciptakan Allah dengan hakikat yang rusak dan berdosa sebagai hukuman atas Adam. Jika kita melihat dari pandangan teori ini, teori ini sebenarnya mengabaikan karakter Allah yang adil dan benar, karena menjadikan-Nya sebagai Pencipta manusia dengan hakikat yang rusak yang membuat mereka berdosa. 5. Teori Agustiani-Teori Kepemimpinan Alami Adam. Teori ini dikemukakan oleh Agustinus (354-430). Teori ini berpandangan bahwa dosa Adam dikenakan secara langsung kepada seluruh keturunannya yang belum dilahirkan, karena kesatuan organic seluruh umat manusia “ada di dalam Adam”. Kehendak Adam adalah kehendak seluruh manusia. Dalam penjelasannya mengenai Roma 5:12. Ia memiliki pandangan bahwa ini semua meliputi kematian fisik, kematian rohani, dan kekekalan sebagaimana seluruhnya terlihat di dalam kepemimpinan Adam. Teori kepemimpinan Alamiah yang menjadi teori yang paling alkitabiah dari semua teori yang disebutkan dan memberikan pemahaman yang paling jelas tentang dosa asal. Teori ini membawa bersama kebenaran-kebenaran yang sebagian mungkin ada didalam teori-teori agama lain. Dosa Adam merupakan penyebab langsung dan dasar dari seluruh kerusakan yang diwarisi, kesalahan dan kutukan dari
  • 13. 10 seluruh umat manusia.3 Mereka semua berdosa didalam dia ini yang menyebabkan sehingga berada dibawah dosa dan penghakiman. d. Definisi Alkitab mengenai Dosa. Alkitab memberikan definisi mengenai dosa. Berikut beberapa ayat Alkitab yang mendefinisikan tentang dosa.  Dosa diartikan sebagai pemikiran yang bodoh. (Amsl.24:9).4 “Memikirkan kebodohan adalah dosa”. Ketika Adam memiliki pikiran untuk menjadi “seperti allah” , hal ini tentu merupakan kebodohan, dan pikiran yang serakah ini sendiri adalah dosa.  Pelanggaran terhadap hukum Allah diartikan sebagai dosa (1 Yoh. 3:4).5 Dosa dapat diartikan juga sebagai pelanggaran terhadap hukuman Allah. Melanggar berarti “menyeberangi”, “melewati suatu garis pembatas yang dilarang.” Adam juga melanggar hukum Allah.  Dosa juga bisa disamakan dengan kejahatan sebab setiap kejahatan berarti dosa (1 Yoh. 5:17).6 Semua kejahatan adalah dosa. Tidak ada kejahatan untuk kebaikan. Kejahatan tetaplah kejahatan. Adam melakukan melakukan kejahatan, oleh sebab itu Adam berdosa dan semua manusia berdosa.  Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan tanpa iman berarti dosa (Rom. 14:23).  Orang yang tahu bagaimana ia harus berbuat baik tetapi ia tidak melakukannya disebut dosa(Yak. 4:17). 7 Iblis mengetahui apa yang baik dan tidak melakukannya. Sama seperti Adam, mengetahui apa yang baik dan tidak melakukannya. Iblis dan Adam, keduanya mengetahui hukum Allah dan apa yang bisa mennyenangkan Dia. Tetapi yang dilakukan Adam adalah dosa.  Melakukan kebaikan bisa jadi adalah dosa (Amsl. 21:4). Alkitab menyatakan bahwa siapa pun yang tidak berhubungan secara benar 3 Ibid, 311. 4 Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI (Jakarta: Departemen Theologia BPD GBI, 2012), 59. 5 Ibid, 59. 6 Ibid, 59. 7 Ibid, 59.
  • 14. 11 dengan Allah tidak bisa melakukan apapun yang baik dan dapat diterima dalam pandangan Allah. Seorang yang pendosa tidak bisa melakukan apa pun kecuali dosa. Upaya untuk membenarkan diri membuktikan ketidaktepatan, ini sama seperti yang Adam lakukan dengan menutupi dirinya dengan daun ara. Segala kesalehan adalah seperti kain kotor (Yes. 64:6).  Ketidakpercayaan adalah dosa (Rom. 14:23). Adam dan Hawa mengetahui kehendak Allah yang baik dan sempurna, akan tetapi berdosa. Mereka meragukan, tidak mempercayai Firman Allah, mereka lebih mempercai ular. Mereka jatuh dari iman di dalam Firman Allah menjadi ketidakpercayaan. e. Istilah Alkitab Mengenai Dosa. Ada berbagai kata yang digunakan untuk dosa dalam Bahasa Ibrani, berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Alkitab. Dalam Perjanjian Lama:  “Chattah” artinya “ tidak mengenai sasaran, kejahatan, kadang-kadang dosa yang merupakan kebiasaan, dan hukumannya, peristiwanya pengorbanan, atau kompensasinya”. Kata ini juga berarti “kehilangan, berdosa, dengan kesimpulan untuk menyerah, kekurangan”. (Im. 4:2- 3,25-35; Mzm. 32:1, 51:2-5: Yes. 53:10,12).  “Pawsah” atau “pehshah”. Artinya “memberontak, pelanggaran, melanggar dari otoritas yang adil; menyalahgunakan, murtad, berkelahi, pemberontakan”. Kata ini diterjemahkan dengan kata-kata “berbuat jahat, memberontak, revolusi, pelanggaran”. (Kel. 34:7; Bil. 14:18; Mzm: 19:13; 32:1; Yes. 53:8; Dan. 9:24).  “Avon” atau “avown”. Kata ini artinya “perasaan bersalah akibat perbuatan dosa yang dilakukannya”. Kata ini juga dapat diartikan sebagai “kesesatan, kejahatan” yang diterjemahkan “melakukan kekeliruan, berlutut, membuat bengkok, melakukan ketidakadilan, penyelewengan, kesalahan (Mzm. 52:3; Im. 16:21,22; Mzm. 103:3, 10; Yes. 53: 5, 11; Dan. 9:24). Dalam Perjanjian Baru:
  • 15. 12  Harmatia, dalam Perjanjian Baru kata ini digunakan dengan terjemahannya “dosa” atau “dosa-dosa”. Kata ini secarah harafiah memiliki arti “kehilangan tanda, atau berupaya mendapatkan hasil yang terletak di atas batas kemampuan seseorang.” Dalam Perjanjian Baru kata ini menjadi istilah umum untuk dosa. Dan dapat juga memiliki arti “ketidakpatuhan terhadap hukum.” (Mar. 3:28:412; Rom. 3:25; 1 Kor.6:18).  Hamartma, kata ini hanya berbeda maknanya dari hamartia dimana maknanya terbatas pada ekspresi luar dosa. Sehingga kata ini menunjukan suatu tindakan nyata dari ketidaktaatan melawan hukum ilahi (Mrk. 3:28; Mrk. 4:12; Rm. 3:25; I Kor. 6:18).  Anomia, dalam Perjanjan Baru kata ini selalu diterjemahkan “kejahatan” (kecuali dalam II Kor. 6:14- “kedurhakaan” dan dalam I Yoh. 3:4- “Pelanggaran hukum Allah”). Secara harafiah kata ini memiliki arti ketiadaan hukum (Rm. 4:7; Rm. 6:19; II Tes. 2:7; Tit. 2:14; Ibr. 1:9; Ibr. 8:12; Ibr. 10:17). C. Kejatuhan Manusia dalam Dosa Dosa Adam adalah pilihan yang bebas, tindakan yang Adam lakukan merupakan kehendak bebas melawan hukum yang diberikan. Perbuatan yang Adam lakukan merupakan ketidaksetiaan yang tinggi melawan Allah dan membuka pemberontakan. Bukan hanya berakibat pada Adam tetapi seluruh keturunannya. Alkitab tidak hendak menyatakan tentang asal mula dosa yang kita ketahui adalah Tuhan Yang Mahasuci. (I Yoh. 1:5) dan Tuhan yang menciptakan alam semesta tidak menciptakan dosa. 8 Alkitab hanya menyatakan bahwa:  Manusia diberikan kehendak bebas, yaitu dengan memilih taat kepada Allah atau melawan kehendak Allah.  Pohon pengetahuan yang baik dan jahat diberikan sebagai ujian atas kehendaknya taat kepada Allah dan menolak Iblis.  Tuhan mengijinkan manusia untuk di goda oleh Iblis.  Manusia lebih memilih mempercayai Iblis dari pada kepada Allah dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat yang telah dilarang Allah. 8 Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI (Jakarta: Departemen Theologia BPD GBI, 2012), 60.
  • 16. 13 Dapat dilihat dari histori kejatuhan manusia dalam Kejadian 1-3, dosa tidak berasal dari Allah. Allah tidak menciptakan dosa.Alkitab menyatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah sangat baik. Dan Alkitab menyatakan bahwa semua orang dilahirkan dalam dosa, yaitu mereka memiliki sifat dosa. Dalam Roma 3:10 mengatakan bahwa “Tidak ada yang benar, seorangpun tidak”. Manusia berdosa karena manusia tertipu, melanggar perintah Allah, lebih mendengar Iblis, dan karena Iblis menggoda serta merusak. D. Akibat-akibat Dosa Dalam Diri Manusia Dosa telah mengakibatkan yang sangat luas dan mengerikan. Allah itu adil, maka Ia harus menghukum dosa, namun Allah juga Mahasuci. Maka Ia tidak mungkin bersama-sama dengan yang najis. Allah membenci dosa tetapi mengasihi orang yang berdosa. Itulah sebabnya Adam dihukum Allah. Dengan menghukum Adam, Allah menggenapi firman-Nya (Kej.2:17). Ketika Allah menghukum, itu mempunyai 2 arti. Hukuman Allah bagi orang berdosa berarti ganjaran bagi perbuatan jahat. Dan hukuman bagi orang percaya, merupakan pendisiplinan atau hajaran yang memurnikan iman orang yang bergaul dengan Allah. Ada 2 akibat dosa yang dapat diketahui secara garis besarnya, yaitu: a. Akibat Langsung Dari Kejatuhan Manusia dalam Dosa. 1) Kehilangan kesucian. (Kej. 3:7; 2:25). Ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Alkitab menuliskan bahwa, rasa malu jatuh atas Adam dan Hawa setelah ketidaktaatan mereka. Ini artinya sebelum mereka memakan buah itu, mereka memakai jubah terang (Mzm. 104:2). 2) Pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ketika Adam dan Hawa memakan buah yang dilarang Allah. Pada saat itu mata mereka terbuka dan mereka mengtahui mana yang baik dan jahat. 3) Hakikat manusia dirusak. Ketika dosa memasuki manusia, dosa telah merusak keseluruhan hakikat kemanusiaanya. Baik roh, jiwa dan tubuh manusia menjadi rusak. Roh manusia dibuang kedalam kegelapan, kehilangan hubungan dengan Allah. Perceraian antara Allah dan manusia. Jiwa manusia dan emosinya terpengaruh. Pikiran manusia menjadi berpusat pada diri sendiri, emosi tidak terkendali, dan kehendak menyimpang
  • 17. 14 dari kehendak Allah. Akibat dosa terjadi penyimpangan moral dan mental. Ini mengakibatkan persaaan manusia menjadi rusak. Tubuh manusia beserta dengan panca inderanya menjjadi tunduk pada insting yang disalah gunakan, penyakit dan kematian. Urutan yang diberikan Allah adalah roh, jiwa dan tubuh telah terbalik menjadi tubuh, jiwa yang mengendalikan roh. Ini mengakibatkan manusia memiliki prinsip dosa yang bekerja didalam keberadaanya. Dosa menjadi gangguan dalam hakikat manusia. Dosa bukanlah masalah fisik, tetapi hukum roh, sekalipun itu dinyatakan secara fisik. b. Akibat-akibat Tidak Langsung Dari Kejatuhan Manusia dalam Dosa. 1) Dosa melanda seluruh umat manusia. Didalam Roma 5:12 dengan jelas menyatakan bahwa karena oleh satu orang dosa memasuki dunia ini dan semua orang telah berbuat dosa didalam Adam. Pada saat Adam berdosa, maka semua Manusia juga berdosa. Dengan demikian dosa bersifat menurun dan universal. Adam adalah “kepala manusia”, maka tidak heran jika semua manusia yang dikepalai Adam turut melanggar perjanjian seperti dalam Kejadian 2. Karena dosa, Adam telah menjadi benih yang tidak baik. Benih inilah yang menentukan pohon di kemudian hari, itulah sebabnya seluruh keturunan Adam dilahirkan di dalam dosa. Seluruh manusia dilahrikan dalam hakikat yang penuh dosa dan rusak. Maka semua orang perlu dilahirkan kembali. Allah telah menentukan Adam yang akhir yaitu Tuhan Yesus Kristus untuk membenarkan semua manusia berdosa berdasarkan iman, bukan berdasarkan kelahiran (Rm. 5:18, 19; 1 Kor. 15:22, Penghakiman atas dosa oleh maut. Didalam Roma 6:23 menyatakan bahwa “upah dosa ialah maut”. Maut artinya kematian. Hukuman kematian ini mengakibatkan manusia menglami kematian fisik, spiritual, dan kematian kekal. Kematian fisik ini terjadi karena pemisahan roh dari tubuh. Allah menciptakan manusia sebagai tubuh dan roh, tetapi satu saat tubuh akan kembali menjadi debu dan roh akan kembali kepada Allah. Kematian fisik yang dialami Adam tidak secara langsung terjadi ketika ia memakan buah pengetahuan baik dan jahat, tetapi setelah 930 tahun kemudian. Ini artinya bahwa kematian fisik akan terjadi secara perlahan-lahan.
  • 18. 15 Kematian spiritual terjadi karena pemisahan antara roh dari Allah (manusia dengan Allah). Ini berbicara tentang manusia yang mati di dalam pelanggaran dan dosa, keluar dari persekutuan dengan Allah. Kematian kekal terjadi karena pemisahan roh dan jiwa dari Allah selama- selamanya di dalam lautan api. Hal ini akan terjadi kepada orang berdosa yang tidak mau bertobat dan kembali kepada Allah sehingga akibatnya ia akan mengalami kematian kekal. 2) Penghakiman dengan pengusiran dari Eden Tindakan terakhir yang dilakukan Allah setelah manusia jatuh kedalam dosa adalah dengan menyediakan baju pengganti dengan kematian dari satu kurban yang tidak bersalah, dan selanjutnya mengusi manusia dari Taman Eden. Setelah Allah mengusir manusia, Ia menempatkan Kerub di pintu gerbang Eden untuk menjaga pohon kehidupan dari manusia. Dosa telah memisahkan manusia dari Allah dan harus di hukum. E. Adakah manusia bebas dari dosa? Adam dan Hawa, ketika melanggar perintah Allah dengan memakan buah pohon Pengetahuan yang baik dan yang Jahat (Kej. 2:16-17; 31-19), telah membawa dosa dan kematian bagi dunia. Didalam Mazmur 51:7 menjelaskan “sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Pengakuan yang keluar dari Daud ini muncul setelah ia melakukan perzianahan dan ia menyesali perbuatannya. Didalam Rom 5:19 kemudian menegaskan “Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar.” Kesalahan Adam maka semua manusia berdosa inilah menjadi dosa katurunan atau warisan terebut. Tetapi oleh karena Yesus, semua dibenarkan. Jadi, dosa asal atau dosa turunan adalah sebuah kodrat yang melahirkan kecenderungan tertentu dalam diri manusia, kecenderungan bukan mencari Allah dan berbuat benar melainkan meninggalkan Allah dan berbuat dosa (Rm. 3:10-12). Dapat kita simpulkan bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak berdosa terkecuali Yesus. Alasan mengapa Yesus tidak berdosa adalah, ketika kita berbicara mengenai darah maka tentu kita tau bahwa darah tentu berasal dari seorang ayah. Dari hasil penelitian sel telur dalam Rahim seorang wanita tidak mengandung darah. Itulah sebabnya golongan darah seorag bayi ditentukan oleh kode genetik, ketika sel telur itu dibuahi. darah Yesus tidak pernah bercampur dengan darah ibunya selama Ia berada
  • 19. 16 dalam kandungan. Aliran darah antara bayi dan ibu terpisah. Itulah sebabnya seorang bayi dapat saja memiliki golongan darah yang berbeda dari kedua orang tuanya. Bagaimana kita dapat mengetahui dengan pasti bahwa Yesus Kristus adalah tebusan yang sempurna? dijelaskan di dalam Alkitab Darah Yesus Kristus tidak pernah bercampur dengan darah Maria, meskipun secara jasmaniah Ia adalah ibu yang telah melahirkan Yesus. di dalam Alkitab juga Yesus Kristus tidak pernah mengatakan atau menyebut bahwa Yusuf sebagai ayahnya. Kelahiran Yesus Kristus terjadi bukan karena disebabkan adanya hubungan seksual antara seorang laki-laki dan perempuan, bukan pula bercampur antara sel telur Maria dengan roh Allah. Genetik Yesus Kristus ditentukan oleh Roh Kudus. Itulah sebabnya darah yang mengalir dalam tubuh Yesus adalah darah yang kudus, inilah darah yang sangat mahal dan berharga. Bukti dari ketidakberdosaan Yesus juga dapat kita lihat dan kita teliti dalam Alkitab bahwa Yesus tidak pernah membuat sebuah pengakuan dosa dan ketika Yesus melakukan baptisan, bukan sebagai tanda pertobatan-Nya melainkan Ia dibaptis untuk menggenapi seluruh kebenaran. Yesus memiliki Kemanusiaan Yang Sempurna tanpa dosa dan tidak bisa binasa merupakan kesaksian ayat-ayat yang ada dalam Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru. karena ketidakberdosaan Yesus inilah yang diperlukan untuk menjadi juruselamat dunia ini. jika Yesus berdosa maka dia harus mati bagi dosanya sendiri dan memerlukan penebusan. Yesus tidak bisa menjadi wahyu Allah yang sempurna, penuh Dan terakhir jika dia berdosa. oleh karena ketidakberdosaan nya maka rencana penebusan itu berhasil. tanpa ketidakberdosaan Yesus maka Rencana penebusan gagal, karena penebus orang berdosa tidaklah boleh seorang Pendosa. Ketidakberdosaan adalah kesepakatan sepenuhnya kehendak Allah di dalam pikiran perkataan dan perbuatan. Keberdosaan berarti kurangnya kesepakatan terhadap kehendak Allah di dalam pikiran perkataan dan perbuatan. maka Yesus, sebagai manusia sempurna, secara sempurna menggenapi kehendak Bapa. Yesus tidak pernah melakukan dosa di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Kesempurnaan merupakan kesimpulan bahwa Ia tidak berdosa. Karena ketidakberdosaan Yesus, Ia selalu menang dalam mengatasi pencobaan. Yesus juga mengakui bahwa diri-Nya adalah terang dunia di dalam Yohanes 8:12, yang mendefinisikan bahwa Ia tidak berdosa. Didalam Dia tidak ada dosa ( 1 Yoh. 3). Ketika murid-murid Yesus berdoa mereka mengatakan bahwa “Yesus hambaMu yang kudus” ini membuktikan ketidakberdosaan Yesus.
  • 20. 17 Kemudian Rasul Paulus memberikan kesimpulan dalam 2 Korintus. 5: 21 “Ia yang tidak mengenal dosa telah dibuatnya menjadi dosa karena kita.” Dapat disimpulkan bahwa seluruh manusia telah berbuat dosa, dan hanya Yesus yang tidak berdosa karena dia Kudus, suci dan karena Dia tidak pernah melakukan dosa dan tidak mungkin melakukan dosa karena Dia adalah Allah sendiri. F. Bagaimana Manusia Bisa Bebas Dari Dosa? Manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Manusia dalam keadaan mati kerohanianya tentu tidak dapat melakukan apa-apa. Itulah sebabnya manusia memerlukan Juruselamat. a) Karya Allah dalam Manusia Allah begitu mengasihi manusia. Ia tidak ingin manusia terus hidup dalam keberdosaannya. Jelas bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah dalam hidup manusia (Rm. 3:23), akibatnya manusia tidak bisa menemui Allah dengan usahanya. Ketika manusia mengalami kejatuhannya, manusia terhilang dan tidak punya masa depan dan harapan apapun. Kejatuhan manusia kedalam dosa membuat manusia itu jauh dari hadapan Allah, ini disebabkan karena ketidaktaatan manusia akan Allah (Kej. 3). Allah berinisiatif untuk menyelamatkan manusia. Karena kasih karunia- Nya, Ia menyelamatkan manusia. Pada dasarnya kasih atau kasih karunia Allah sama artinya dengan anugerah (grace). Kata kasih karunia dalam teks Ibrani adalah khen. Dalam Bahasa Yunani, kata kasih karunia diterjemahahkan kharis. Kata-kata ini banyak terdapat di Alktab. Pada intinya berbicara mengenai kasih karunia, orientasinya adalah keselamatan yang Bapa kerjakan dalam Yesus Kristus kepada manusia yang telah jatuh kedalam dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Didalam Yohanes 3:16 menyatakan bahwa kasih Allah besar bagi manusia dan setiap orang yang percaya kasih Allah itu, ia akan diselamatkan. Keselamatan dikerjakan oleh Tuhan Yesus di kayu salib yang mengantarkan orang percaya kepada Allah. Dalam artian bahwa Allah memanggil umat-Nya pada persekutuan yang dekat dengan Allah. Allah menuntut pertobatan manusia sebagai respon akan panggilan Allah (1 Yoh. 1:9). Melalui penebusan Yesus Kristus di atas kayu salib, Allah telah menyucikan manusia dari dosa. Keselamatan yang diperoleh manusia merupakan
  • 21. 18 kasih karunia Allah dan bukan hasil usaha manusia, tetapi pemberian Allah (Efe. 2:8). Didalam memahami bahwa kasih karunia, tidak boleh dikaitkan dengan berkat jasmani atau pemenuhan kebutuhan fisik. Berbicara mengenai kasih karunia, lalu dikaitkan dengan berkat jasmani adalah penyimpangan. Keselamatan adalah kasih karunia atau anugerah. Kasih karunia berarti pemberian yang sangat bernilai dan dibutuhkan. Yang diperlukan dan dibutuhkan oleh manusia adalah keselamatan dari Bapa. Artinya tidak ada yang melebihi kebutuhan manusia lebih dari pada keselamatan. Kasih karunia dapat diartikan juga sebagai pemberian yang tidak memandang kelayakan si penerima pemberian. Manusia sebenarnya tidak layak untuk menerima kasih karunia, tetapi Tuhanlah yang melayakannya. Kasih karunia Allah mempersiapkan kita dan membawa kita pada pertobatan. Melalui Roh Kudus, Tuhan menarik serta mengajak orang kepada Allah. Roh Kuduslah yang mengerjakan dan menyatakan kasih karunia Allah. Roh Kudus mempersiapkan hati kita untuk bertobat. Ia memimpin manusia kepada Yesus Kristus melalui hati nurani kita. Kasih karunia juga dapat diartikan sebagai pemberian tanpa harus membayar atau memenuhi syarat tertentu. Artinya, kasih karunia berarti pemberian cuma-cuma atau tanpa syarat. Manusia menerima keselamatan tanpa harus membayar atau memenuhi syarat. Pemberian Allah ini tidak menuntut pembayaran, sebab manusia sama sekali tidak mampu untuk membayarnya. Manusia hanya meresponi. Tindakan respon inilah yang harganya sangat tinggi. Ketika Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, sejak saat itu kecenderungan manusia adalah melakukan dosa. Dosa telah menjadi tabiat dari manusia. Namun karena kasih Allah yang besar Ia menyelamatkan manusia. Tuhan Yesus mati bukan karena dosa tetapi untuk dosa manusia. “Sebab kematian-Nya (Yesus) adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama- lamanya, dan kehidupan-nya adalah kehidupan bagi Allah.” (Rom. 6:10). Paulus juga menjelaskan kepada jemaat di Korintus bahwa Kristus Yesus telah mati karena dosa- dosa kita (1 Kor. 15:3). Kematian Yesus Kristus adalah suatu pembayaran untuk membebaskan manusia dari dosa. Didalam hal ini, kalangan orang Kristen memiliki pandangan yang berbeda tentang kematian Yesus Kristus. Dalam Galatia 1:4, 1 Tim 1:5, dan Tit 2:14. Menjelaskan bahwa Yesus datang kedunia ini dengan tujuan menyelamatkan manusia dari dosa, membebaskan manusia dari dunia jahat sekarang ini, memurnikan dan menguduskan manusia serta menciptakan manusia yang melakukan perbuatan-perbuatan baik. Yang dikehendaki Allah untuk manusia adalah
  • 22. 19 memahami dirinya, sebagai ciptaan Allah didalam Yesus Kristus. Manusia ketika benar-benar berhasrat untuk memiliki kehidupan ilahi tersebut, maka manusia harus berusaha semaksimal mungkin mengerahkan seluruh tenaga, daya yang ada pada diri manusia. Tidak dapat dilakukan dengan setengah-setengah. Bapa ingin agar wajah Kristus ada di dalam manusia. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita telah mati dan hidup kita tersembunyi bersama dengan Kristus didalam Allah. Karya yang telah lakukan dalam kehidupan manusia dituntut untuk Allah agar manusia dapat meresponinya. Yohanes 3:16 menyatakan bahwa “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Allah ingin agar manusia percaya atas karya yang telah Allah lakukan didalam Yesus Kristus agar “setiap orang yang percaya kepada-Nya” tidak mengambil bagian dalam kebinasaan kekal. Yesus telah mati diatas kayu salib untuk menebus hidup manusia dari dosa- dosanya. Sebagai respon yang diberikan manusia terhadap apa yang telah Allah lakukan adalah percaya atas apa yang telah Allah kerjakan dan mematikan keduniawiannya. Kematian dari hal-hal duniawi bukanlah suatu proses sebentar dan mudah, tetapi sebuah proses yang menyangkut seluruh atau segenap hidup, waktu dan kekuatan. b) Respon terhadap Anugerah Allah. 1. Mengakui-Nya dengan Mulut dan Hati. Alkitab memberitahukan kepada kita Allah itu Allah yang memberi, Allah adalah kasih. Pada waktu Allah memberi, Allah memberi dengan generous, Allah memberi semata-mata demi penerima pemberian-Nya. Dalam efesus 2: 8-9, membukakan kembali makna bahwa “Karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah; itu bukan hasil pekerjaanmu…” kita tahu dan kita mengerti keselamatan itu kita peroleh sebagai anugerah pemberian Allah yang sama sekali tidak ada usaha dan jasa dari pihak manusia. kemudian dalam ayat tersebut selanjutnya mengatakan “ jangan ada orang yang memegahkan diri.” Secara logis dan umum saat kita menerima suatu pemberian, kita tahu itu adalah suatu pemberian yang secara generous diberikan seseorang kepada kita tanpa kita melakukan sesuatu untuknya, maka seumur hidup kita akan menghargai pemberian itu dan tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang patut dan layak kita sombongkan.
  • 23. 20 Dalam Roma 10:9 tertulis “ Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”. banyak orang yang salah mengerti dan memahami ayat ini sehingga mereka tidak pernah menjalani jalan keselamatan yang Tuhan Yesus berikan. Kalimat “ mengaku dengan mulut, bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan dia dari antara orang mati maka akan diselamatkan”, biasanya hanya dipahami secara dangkal. Karena merasa sudah selamat maka mereka merasa tidak perlu lagi untuk mengisi hari mereka dengan belajar menjadi murid Yesus secara proporsional. Mereka tidak menyadari bahwa harus ada pertumbuhan rohani yang normal. Sesungguhnya ayat ini mengajarkan tentang keselamatan yang berhubungan dengan Ketuhanan. Implikasi pengajaran ini sangatlah dalam dan tidak semata-mata suatu peristiwa. Ada suatu masa ketika seseorang mengaku dengan mulutnya bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hatinya bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Firman Tuhan dalam efesus 2: 1- 10, Paulus mengajarkan kepada jemaat yang ada di sana bahwa mereka diselamatkan bukan karena perbuatan mereka melainkan hanya karena kasih karunia Allah dan ia menambahkan oleh iman. di sini menggunakan kata (dia pisteos), Artinya bahwa suatu yang lebih besar, atau lebih dalam maknanya dibanding hanya sekedar percaya dengan mulut. Begitu juga dijelaskan di dalam Roma 10:9 ini. Bukan hanya mengaku dengan mulut saja tetapi harus percaya di dalam hati. Jadi hati merupakan tempat dimana kita mengimani karya keselamat itu. Iman adalah alat untuk memperoleh keselamatan atau kasih karunia Allah. selanjutnya dikatakan “ Itu bukan karena usahamu” kata ini sebenarnya tertulis “itu bukan dari kamu” yang di dalam bahasa Yunani adalah ( touto ouk ex humon). Selamat merupaka pemberian Allah. Di dalam ayat 9 Paulus mengatakan bahwa “itu bukan pekerjaanmu jangan ada yang memegahkan diri” dalam bahasa aslinya (erga nomou), yang memiliki arti pekerjaan hukum Taurat. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan ini adalah pekerjaan atau perbuatan yang menonjolkan diri sendiri sebagai prestasi manusia tanpa adanya bantuan Allah. Ini berbeda dengan ayat selanjutnya pada ayat yang ke-10 yang mengatakan “ melakukan pekerjaan baik”. Pekerjaan baik di sini menggunakan kata erga agatha yang merupakan lawan dari erga nomou. Pada
  • 24. 21 ayat yang ke-11 Paulus memberikan motivasi dari perkataannya itu ia mengatakan dengan ungkapan “diciptakan dalam Kristus Yesus”. Jadi, Paulus menekankan bahwa ketika kita sudah selamat kita harus melakukan perbuatan baik. Kita diselamatkan untuk melakukan perbuatan baik bukan melakukan perbuatan baik untuk selamat. Tugas kita sebagai orang yang sudah diselamatkan adalah kita merespon dan menerima pemberian itu dengan sepenuhnya di dalam hati kita, dan sebagai ucapan syukur kita, kita meneruskannya kepada orang lain. Untuk itulah Allah telah mempersiapkan pekerjaan atau perbuatan baik bagi kita supaya kita boleh hidup didalamnya. 2. Bertobat dan berbalik kepada Allah Bagaimana kita meresponi akan keselamatan yang Allah kerjakan kepada kita dalam Yesus Karistus bagi kita, maka kita memerlukan Roh Kudus. Roh Kudus akan menginsafkan kita akan dosa-dosa kita. Ketika kita di insafkan Roh Kudus akan dosa-dosa kita, maka harus ada keputusan yang kita ambil di dalam hati kita, yaitu dengan bertobat. Bertobat bukan hanya berhenti dari berbuat dosa. Bertobat berarti stop berbuat dosa kemudian berpaling kepada Allah. Jadi, setelah kita percaya akan Yesus Kristus maka kita harus mengikuti perintah-Nya. Pertobatan adalah suatu bentuk perilaku dimana manusia mengakui dosa-dosa dan memperbaiki jalan kehidupan mereka. Bertobat dalam bahasa Yunani berasal dari kata Yunani yang memiliki arti perubahan pikiran. Jadi pertobatan bukan hanya penyesalan tetap bersedia meninggalkan dosa-dosa. Dalam Alkitab kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Saul Dan Daud mereka bersama-sama pernah melakukan dosa yang sangat jahat dimata tuhan namun ada perbedaan respon yang mereka ambil ketika mereka mengetahui kesalahan mereka. Pertobatan itu penting karena dengan pertobatan kita bisa menerima pengampunan dari Tuhan sehingga kita bisa terhindar dari murka Allah hidup terberkati semakin diperlukan dan menghasilkan sukacita surgawi karena kita telah terbebas dari dosa-dosa kita. Dasar dari pertobatan kita adalah karena kita mengasihi Allah. Jangan jadikan pertobatan hanya untuk memperoleh keselamatan, tapi jadikan pertobatan karena kita mengasihi Tuhan dan ingin untuk setia dan taat akan setiap perintah-Nya. Kita harus mengingat keselamatan adalah anugerah yang Tuhan berikan bagi setiap anak Tuhan yang mengasihinya, itulah sebabnya Yesus berkata dalam
  • 25. 22 Yohanes 8:34-36 “ Kata Yesus kepada mereka: Aku berkata kepadamu, sesunggguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, sama tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka”. Bertobat juga lebih dari sekedar ucapan penyesalan, lebih dari sekadar doa memohon ampun lebih dari didoakan hamba Tuhan. Pertobatan adalah langkah untuk kita bertindak merubah setiap pola pikir kita yang terikat dengan kedagingan menjadi pola pikir anak-anak Tuhan yang telah dimerdekakan dari dosa titik dengan memiliki pola pikir yang sudah dirubah maka kita akan memiliki arah hidup yang selalu tertuju kepada Tuhan dan kerajaan-Nya berani menyangkal diri dan mengambil bagian dalam pelayanan tanpa batas bagi Tuhan. Bukti dari pertobatan kita adalah kita hidup dipimpin oleh Roh Allah dan menunjukkan buah Rojh dalam kehidupannya. Dalam Galatia 5: 22-23, menuliskan ada 9 buah roh yang wajib ada dalam diri orang Kristen sebagai bukti dari pertobatannya. Yakni kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Buah Roh adalah tunggal karena semua orang Kristen memiliki Roh Kudus. Ia menumpamakan buah Roh tersebut sebagai kelopak-kelopak bunga yang terbentuk untuk menjadi sekuntum bunga yang indah. 3. Menyangkal Diri Sebagai orang yang merespon keselamatan dan bebas dari pada dosa ia harus menyangkal dirinya dan pikul salib. Setelah setelah kejatuhan manusia, kecenderungan manusia adalah melakukan yang jahat dan menuruti keinginan daging resiko keinginan daging adalah maut (Rm. 8:6), perseteruan dengan Allah (Rm. 8:7). keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh. Oleh sebab itu perlu penyangkalan dir,i artinya keinginan daging harus disalibkan dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Tuhan Yesus berkata bahwa setiap orang yang mau mengikut Yesus, ia harus menyangkal dirinya memikul salibnya dan mengikut Yesus. Menyangkal diri adalah kebalikan dari mempertahankan diri yakni kesediaan untuk menangkal haknya dan berkorban. Menyangkal diri artinya berkata “ tidak” pada kehendak diri sendiri dan berkata “ya” pada kehendak Allah. Menyangkal diri juga berarti tidak memperlakukan diri sebagai yang paling penting di dunia, tetapi memperlakukan diri seolah-olah tidak ada. Setiap orang yang memiliki “salib” yang
  • 26. 23 harus dipikul dan tentunya berbeda-beda, memikul salib adalah penghayatan lahir batin yang sejati. “salib” merupakan harga memiliki memikul salib ke mungkin Yesus. Kesimpulannya adalah, Jika kita ingin terbebas dari dosa kita harus menyadari bahwa kita tidak mampu terbebas dari dosa tanpa pertolongan Allah. Oleh karunian-Nya, Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus sebagai Juruselamat dunia. Yang Allah ingin dalam kehidupan kita, kita menerima- Nya di dalam hati kita dan bertobat, menyangkal diri dan melakukan kehendak Allah dalam kehidupan kita dan hidup dalam kekudusan. Biarkan Roh Kudus memimpin hidup kita agar hidup kita adalah hidup didalam Roh dan tidak menuruti keinginan daging. sebab keinginan daging bertentangan dengan Keinginan Roh.
  • 27. 24 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Manusia telah jatuh kedalam dosa sejak dunia dijadikan. Ketika manusia jatuh kedalam dosa. Dosa telah mengikat manusia, sehingga natur dari manusia adalah melakukan dosa. Tetapi Allah penuh dengan kasih dan karunia yidak ingin manusia binasa dalam keberdosaannya, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk menebus dosa manusia. Keselamatan telah dikerjakan secara sempurna oleh Tuhan Yesus, yang Ia inginkan dari manusia adalah meresponi keselamatan itu dengan percaya kepada-Nya, bertobat dan hidup didalam Roh. Ketika manusia percaya kemudian di dibabtis dan hidup dalam Roh, ia tidak lagi menjadi hamba dosa sebab ia telah dimerdekakan oleh Allah melalui karya penebusan yang Tuhan Yesus kerjakan bagi kita. B. KRITIK DAN SARAN Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan dalam menyempurnakan makalah ini. Saran bisa berisi kritik atau masukan terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan
  • 28. 25 DAFTAR PUSTAKA Conner, Kevin J. A Practical Guide To Christian Believe, Dit, oleh: Paulus Adiwijaya, Malang: Gandum Mas, 2004. Badan Pekerja Harian GBI, Pengajaran Dasar GBI, Jakarta: Departemen Theologia BPD GBI, 2012. Sproul. R. C, Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Dit. Rahmiati Tanudjaja, Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2018. Sabdono Erastus, True Biblical Grace, Jakarta: Rehobot Literatur, 2015. Erastus Sabdono, Kematian Yang Menghidupkan, Rehobot Literatur, 2015. Erastus Sabdono, Resurrecting Jesus Within Us, Jakarta: Rehobot Literatus, 2016.