MODUL AJAR UI DAN UX UNTUK PEMULA KELAS DESAIN.pdf
Perilaku Beton Bertulang
1. Nama : Saiful Hadi
Nim : 0604101010096
Bidang Studi : Struktur
Jurusan : Teknik Sipil
Nama : M. Ichlas Purnamasari
Nim : 0604101010114
Bidang Studi : Struktur
Jurusan : Teknik Sipil
SEMINAR PROPOSAL
Pembimbing
Dr. Ir. Taufiq Saidi, M.Eng.
Co-Pembimbing
Rudiansyah Putra, S.T, M. Si .
3. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Tujuan
Kesimpulan
Pendahuluan
• Kolom merupakan komponen struktur yang
yang berfungsi menyangga beban-beban
struktur lainnya serta beban aksial dan vertikal
• Kekuatan dan daktilitas kolom dipengaruhi oleh
beberapa hal diantaranya berupa pengaturan
variasi jarak dan bentuk tulangan sengkang
4. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Tujuan
Kesimpulan
Pendahuluan
• Jika beban terus bertambah dan tulangan sengkang tidak
cukup untuk mengekang inti beton serta mempertahankan
tulangan memanjang terhadap terjadinya tekuk lokal (local
buckling) maka kehancuran kolom segera terjadi.
Gempa Haiti
5. Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Tujuan
• Untuk meninjau kapasitas aksial yang sanggup dipikul
oleh kolom beton bertulang dengan perbedaan beberapa
variasi jarak dan bentuk tulangan sengkang
• Penelitian dibatasi pada kolom yang dibebani secara
aksial dengan beberapa variasi Jarak dan Bentuk tulangan
sengkang.
• Penggunaan tulangan sengkang ekstra dibatasi hanya
menggunakan bentuk tiga lengan.
6. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Kajian Teori
• Semua kolom pada dasarnya menerima beban lentur dan gaya
aksial sehingga dimensinya harus direncanakan untuk menahan
keduanya. Kolom akan melentur akibat momen, dan momen
tersebut akan cenderung menimbulkan tekanan pada satu sisi
kolom dan tarikan pada sisi lainnya. Keruntuhan kolom dianggap
terjadi jika regangan beton tekan mencapai 0,003 atau jika
tegangan tarik baja mencapai titik luluh (fy). (McCormac ,2001)
• Kegagalan kolom disebabkan oleh desintegrasi inti beton akibat
lemahnya pengekangan beton dan luluhnya tulangan transversal
(Abdullah dan Katsuki, 2001).
• Akibat beban tekan, kolom cenderung tidak hanya memendek
dalam arah memanjang tetapi juga mengembang dalam arah
lateral karena pengaruh efek Poisson. Kapasitas kolom semacam
ini dapat meningkat tinggi dengan memberikan kekangan lateral
dalam bentuk sengkang persegi dengan jarak yang berdekatan
atau spiral yang membungkus sekeliling tulangan longitudinal.
(McCormac, 2001).
7. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Kajian Teori
• Beton merupakan bahan yang didapat melalui pencampuran
agregat halus dan kasar yaitu pasir, batu dan batu pecah, atau
bahan sejenis lainnya, dengan menambahkan semen
secukupnya sebagai bahan perekat, dan air sebagai bahan
pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses
pengerasan dan perawatan beton berlangsung.
• Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan persamaan yang
diberikan oleh Anonim (2002 ; 74), seperti diperlihatkan sebagai
berikut :
A
P
cf '
Dimana: f’c = kuat tekan beton (Kg/cm²);
P = beban (kg) ;
A = Luas Penampang (cm²).
8. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Kajian Teori
• Menurut Anonim (1991 ; 10) regangan baja pada pengujian tarik
didapat dengan mengukur perpanjangan antara perubahan
panjang batang dibagi panjang batang mula-mula, dengan jarak
gauge minimum 100 mm.
• Hasil uji tarik digambarkan dalam suatu grafik hubungan
tegangan dan regangan baja tarik baja menurut Timoshenko
(1986 ; 11) dihitung menggunakan Persamaan
Dimana: fs = Tegangan Baja (Kg/cm²);
P = beban (kg) ;
As = Luas Penampang Baja(cm²).
As
P
fs
9. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Kajian Teori
Kapasitas beban sentris maksimum pada kolom beton bertulang
adalah Po yang dinyatakan dengan persamaan:
Po = 0,85 fc’ (Ag – Ast) + (Ast x fy)
Di mana :
Po = beban tekan aktual pada kolom (kg),
Ag = luas penampang beton (cm2),
f’c = kuat tekan beton (kg/cm2),
Ast = luas tampang tulangan utama (cm2),
fy = kuat leleh baja tulangan (kg/cm2).
10. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Kajian Teori
Gambar Diagram Interaksi Kolom
Setiap titik yang terletak pada garis
penuh memberikan pasangan beban
dan momen yang diijinkan,
Titik-titik yang berada di daerah sebelah
dalam diagram juga memberikan
pasangan beban dan momen ijin, akan
tetapi dengan menggunakannya berarti
perencanaan kolom akan berlebihan
(overdesigned).
Sebaliknya, dengan menggunakan titik-
titik yang terletak di daerah sebelah luar
diagram akan didapat pasangan beban
dan momen yang menghasilkan
penulangan kurang (underdesigned)
(Istimawan, 1994)
12. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Metode
• Penelitian dilakukan di Laboratorium Konstruksi dan
Bahan Bangunan Fakultas Teknik Unsyiah.
• Benda uji beton bertulang, fc’ = 250 kg/cm2
• Tulangan baja utama, fy = 3200 kg/cm2 dan baja
sengkang fy = 2400 kg/cm2.
• Jumlah benda uji: 6 buah
• Benda uji ukuran :12 x 12 cm2, tinggi 60 cm berupa
kolom dan pada bagian bawah dihubungkan dengan
balok : 20 x 30 cm2, panjang 60 cm.
• Tulangan baja utama : 8 D 8 mm,
• Tulangan sengkang dan sengkang ekstra 6-100
mm, 6-150 mm & 6-200 mm
13. CLICK HERE FOR MORE INFO
12
6020
60
24
12
12
3 D 8
3 D 8
2 D 8
Ø 6 - 10
30
20
Strain Guages Baja T. Sengkang
Strain Guages Beton
Strain Guages Baja T. Utama
12
6020
60
24
12
12
3 D 8
3 D 8
2 D 8
Ø 6 - 15
Strain Guages Baja T. Sengkang
Strain Guages Beton
Strain Guages Baja T. Utama
12
6020 60
24
12
12
3 D 8
3 D 8
2 D 8
Ø 6 - 20
Strain Guages Baja T. Sengkang
Strain Guages Beton
Strain Guages Baja T. Utama
6 D 8
12
12
3 D 8
3 D 8
2 D 8
Ø 6 - 10
12
12
3 D 8
3 D 8
2 D 8
Ø 6 - 15
12
12
3 D 8
3 D 8
2 D 8
Ø 6 - 20
PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN TAMBAHAN SENGKANG EXTRA TIGA LENGAN
PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG NORMAL
14. CLICK HERE FOR MORE INFO
60
30
20
strain gauge beton
Kolom 12x12 cm
strain gauge baja
15. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Metode
• Pengetesan dilakukan saat benda uji berumur 28 hari.
Pengujian benda uji kolom ini akan dilakukan bersamaan
dengan benda uji silinder. Kuat tekan yang akan
diperhitungkan adalah kuat tekan yang dihasilkan dari
pengujian kuat tekan benda uji silinder.
• Benda uji kolom dipasang secara kaku pada balok rangka baja
yang terhubungkan dengan lantai (strong floor).
• Beban tekan aksial diberikan oleh dongkrak hidran (hydraulic
jack) yang terhubung dengan load cell. Beban tekan aksial
disalurkan oleh load cell melalui plat baja beban sehingga
beban tekan aksial yang diberikan akan tegak lurus terhadap
bidang kontak pada permukaan atas kolom.
• Pada keempat sisi kolom diberikan transducer untuk
membaca defleksi dalam arah lateral, sedangkan arah vertikal
transducer dipasang di atas plat baja yang diletakkan di atas
penampang kolom.
17. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
Kesimpulan
Metode
• Beban aksial akan diperoleh dari nilai yang dikeluarkan oleh
load cell dengan pemberian beban secara perlahan dengan
menggunakan hydraulic jack. Displacement yang terjadi pada
benda uji akan dimonitor dengan menggunakan
transducer, sedangkan regangan tulangan utama dan
tulangan sengkang dimonitor dengan menggunakan strain
gauge. Semua alat tersebut berupa load cell, transducer dan
strain gauge dihubungkan ke alat print berupa portable data
logger.
• Hasil pengolahan data akan berupa perilaku kolom yang akan
diolah dan dilaporkan adalah: kapasitas dukung kolom, pola
perkembangan retak, kehancuran, dan hubungan beban dan
regangan yang terjadi pada kolom
18. Tujuan
Kajian Teori
Metode
Pendahuluan
KesimpulanKesimpulan
Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, maka
diharapkan akan dapat diambil beberapa kesimpulan
mengenai pengaruh variasi jarak tulangan sengkang
terhadap peningkatan kapasitas daya dukung kolom yang
dibebani gaya tekan aksial. Saran akan diberikan dari hasil
kesimpulan selama percobaan berlangsung, pengolahan
data yang diperoleh dan diskusi masalah yang ditinjau.