Khutbah Jumat ini membahas pentingnya menghadirkan niat ikhlas karena Allah dalam melakukan ibadah. Niat ikhlas diperlukan agar amal ibadah diterima oleh Allah dan mendapatkan balasan di akhirat. Namun, menghadirkan niat ikhlas bukanlah hal yang mudah dan merupakan ujian terberat bagi seorang mukmin."
3. وتعالى في القرآن العظيم، أ َعوذ
ُ ْ ُ ِْ َ ْ ِ ْ ُ ْ ِ َ َ ََ
﴿ بالله من الشيطان الرجيم
ِْ ّ ِ َ ّْ َ ِ ِ ِ
97 ﴾ النحل
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh…
Marilah senantiasa kita berupaya untuk
meningkatkan kualitas Iman dan Takwa
kepada Allah subhanahu wa ta’ala, karena
kunci kebahagiaan yang haqiqi di akhirat
kelak, adalah ketika orang berhasil sukses,
menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya.
Takwa juga akan senantiasa mendatangkan
kebaikan, akan senantiasa mendatangkan
keberkahan dalam kehidupan kita, suatu
ketika ada salah seorang berkata kepada
3
4. Kholifah Umar ibnu Khottob rodhiyallohu
ta’ala anhu :
يا أ َمير المؤمنين كـنا بـخير ما أ َبقاك
َ َ ْ َ ٍ َْ ِ ّ ُ ِِْ ْ ُ ْ َ ِْ ٰ
ا فينا
َ ِْ ُ
“Wahai Amirul Mukminin kita akan senantiasa
dalam kebaikan sepanjang engkau berada di
tenggah-tengah kita”.
Lalu Umar ibnu Khottob berkata kepadanya :
َ ٍ َْ ِ ُ َ َ ّ َ ٰ ْ َ
ل َ تقُل هذا إ ِنـما نحْن بـخير ما
ّ َ ّ َ َ َ َْ ّ
اتقينا ا عز وَجل
“Jangan engkau berkata demikian, tetapi kita
akan senantiasa dalam kebaikan, kita akan
senantiasa dalam keberkahan sepanjang kita
bertakwa kepada Allah azza wa jall”.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh…
Kita semuanya sudah maklum, kita semua
sudah mafhum, bahwa setiap amal ibadah
yang kita lakukan, setiap amal sholeh yang
kita jalankan, jika tidak disertai dengan niat
4
5. yang ikhlas karena Allah. Maka ibadah dan
amal sholeh itu tidak akan diterima oleh
Allah subhanahu wa ta’ala, amal ibadah itu
tidak akan tercatat sebagai amal sholeh kita.
Sehingga kita di akhirat nanti tidak akan
menemukan balasan dari Allah subhanahu
wa ta’ala atas amal perbuatan yang kita
lakukan tersebut.
Menghadirkan niat yang ikhlas di hati, ini
bukanlah hal yang mudah, bahkan Ulama
Salaf seperti Al-Iman Shufyan Ats-Tsauri
pernah mengatakan :
ماعالجت شيئا أ َشد عَلي من نيّتي
ْ ِ ِ ْ ِ ّ َ ّ َ ًَْ ُ ْ َ َ َ
()حلية الولياء
“Aku tidak pernah mengalami kesulitan luar
biasa, seperti yang aku hadapi ketika aku
berusaha meluruskan niat-niatku dihatiku
karena Allah”.
Ulama yang lain Al-Imam Abdulloh Ibnu
Mubarok pernah menyatakan :
5
6. ْ ّ ّ ُ ُ ِ ْ ُ ٍ ِْ َ ٍ َ َ
ربّ عمل صغير تعظمه النـية ُ
ْ ّ ّ ُ ُ ِ ُ ٍ َِْ ٍ َ َ
وربّ عمل كبير تصْغره النـيةُ َ
(71 )جامع العلوم والحكم ص
“Betapa banyak amal yang sepele, amal yang
terlihat kecil tidak seberapa, tetapi karena niat
yang baik, berubah menjadi amal yang besar,
Sebaliknya berapa banyak amal yang
sebetulnya adalah amal yang bisa berpahala
besar, akan tetapi karena tidak disertai dengan
niat yang baik, tidak disertai dengan niat ikhlas
karena Allah, maka amal itu berpahala, bernilai
sangat kecil”.
Demikian pentingnya niat ikhlas ini. Ketika
Allah menurunkan ayat :
﴿
﴾
10 الممتحنة
6
7. “Hai orang-orang yang beriman, apabila
datang berhijrah kepadamu perempuan-
perempuan yang beriman, Maka hendaklah
kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih
mengetahui tentang keimanan mereka”.
Ketika turun ayat ini Rosululloh
diperintahkan oleh Allah, agar setiap ada
perempuan Mukminah, yang datang kepada
nabi untuk berhijrah ke Madinah,
bersumpah atas nama Allah, bahwa dia
hijrah ke Madinah :
- Bukan karena benci dan lari dari suami.
- Mereka hendak hijrah ke Madinah, bukan
karena benci terhadap tanah Makkah,
cinta kepada tanah Madinah.
- Bukan karena mencari dunia, tetapi murni
karena cinta kepada Allah dan Rosul-Nya.
- Murni karena melaksanakan perintah
Allah dan Rosulnya.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh…
7
8. Barang siapa ketika melakukan amal sholeh,
berniat bukan karena Allah atau niat
mencari pahala dari Allah plus mencari
pujian sesama hamba,
Maka orang itu tidak akan memperoleh
pahala sedikitpun dari amal perbuatannya,
bahkan dia masuk atau terjatuh pada
ma’shiyat riya’ yang termasuk salah satu
dosa besar. Rosululloh bersabda :
ُإ ِن أ َخوف ما أ َخاف عَليكم الشرك
ْ ّ ْ ُ َْ ُ َ َ َ َ ْ ّ
ال َصغر قالوا
ُ َ ُ َ ْ
يا رسول ا وما الشرك ال َصغر؟
ُ َ ْ ُ ْ ّ َ َ َ ُ َ َ
ُ ّ َ َ
قال الرياَء
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan pada
diri kalian adalah syirik kecil. Para sahabat
bertanya, Apakah syirik kecil itu, wahai
Rasulullah ?, Rasulullah menjawab, “Riya’.”
(Al-Hadits)
8
9. Diriwayatkan suatu ketika Rasulullah
-shallallahu ‘alayhi wasallam- ditanya oleh
salah seorang sahabat :
أ َرأ َيت رجُل ً عـزا يـلـتـمس ال َجر
َ ْ ْ ُ ِ َ َ َ َ َ َ ْ َ
والذ كـر ماذا له ؟
ُ َ َ َ َ ْ ّ َ
“Wahai Rasulullah, jika seseorang berjihad,
berperang di jalan Allah dia berharap
mendapat pahala dari Allah sekaligus berharap
nantinya namanya diingat-ingat, disebut-sebut
sebagai syahid, sebagai pahlawan Islam, oleh
orang, apa yang akan dia peroleh ?”, Rasulullah
menjawab : ل َ شـــيء لــــــه
ُ َ َ ْ َ
“Dia tidak akan memperoleh pahala apapun”,
sahabat tersebut mengulangi pertanyaannya
sampai 3 kali, Rasulullah pun menjawab
dengan jawaban yang sama sampai 3 kali pula
dan bersabda :
َل َ شيء له إ ِن ا ل َ يقـبل من
ِ ُ َ ْ َ َ ّ ُ َ َ ْ َ
ِ َ َ
العمل
9
10. ِ ِ َ ِ ُ ْ َ ُ َ ً ِ َ َ َ َ
إ ِل ّ ما كان خالصا له وابـتـغـي به
(وجـهه )رواه النسائي وأبو داود
ُ ُ ْ َ
“Dia tidak akan memperoleh pahala apapun,
sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal
ibadah siapapun, kecuali amal ibadah yang
murni karena-Nya dan hanya untuk mencari
ridla-Nya”.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh…
Bahasan tentang ikhlas, senantiasa merujuk
kepada hadits dari Umar Ibn Khottob dan
diriwayatkan Imam Bukhori bahwa Rosulul-
loh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ّإ ِنما ال َعمال بالنـيات، وَإ ِنما لكل
ُ ِ َ ّ ِ ّ ّ ِ ُ َ ْ ْ َ ّ
امرئ ما نوى
َ َ َ ٍ ِ ْ
“Sesungguhnya sah atau tidaknya amal
perbuatan seseorang itu, tergantung kepa-da
niatnya, sesungguhnya dapat atau tidaknya
pahala seseorang katika melaku-kan amal
sholeh itu tergantung kepada niatnya”
10
11. Oleh karenanya niat ini begitu penting
dalam meluruskan seluruh amal ibadah kita,
paling tidak niat itu berfungsi :
a. Untuk membedakan antara amal yang
menjadi ibadah dan perbuatan yang tidak
bernilai ibadah.
Kalau seseorang mandi meratai seluruh
tubuhnya dengan air, maka bisa jadi amal
ini berupa ibadah ketika diniati karena
mandi besar. Adapun ketika orang
meratai seluruh badannya dengan air
hanya niat seger-seger, berdingin-dingin
saja karena cuaca begitu panas maka
mandi meratai seluruh badan dengan air
ini, tidak bernilai ibadah sama sekali.
Niat juga membedakan antara satu
ibadah dengan ibadah yang lain, antara
sholat Dzuhur dan sholat Ashar tidak ada
yang membedakannya kecuali niat.
b.Fungsi niat yang kedua untuk menegas-
kan siapa yang dituju oleh seseorang
11
12. dalam beramal ibadah, kalau yang dituju
adalah Allah dan rosul-Nya, maka orang
itu akan memperoleh pahala dari amal
perbuatanya, jika tidak maka dia tidak
akan memperoleh nilai amal ibadah
tersebut sedikitpun.
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumulloh…
Hadits tersebut hanya berlaku untuk amal-
amal sholeh, sedangkan perbuatan buruk
diniati ataupun tidak diniati maka seseorang
akan terjatuh pada perbuatan ma‘shiyat ;
- Orang yang berZINA niat atau tidak niat,
berDOSA.
- Orang yang berJUDI niat atau tidak niat,
berDOSA,
- Orang yang DURHAKA kepada keDUA
ORANG TUA niat atau tidak berniat,
berDOSA,
Amal baik, amal sholeh dalam hal ini ada
dua model :
12
13. 1. Pertama amal baik yang tidak akan sah
dilakukan tanpa niat, orang yang
berwudhu, orang yang mandi besar,
orang yang Sholat, Puasa, Zakat, Haji,
I’tikaf tanpa niat maka amalnya tidak sah
sama sekali.
2. Kedua adalah amal yang jika dilakukan
tanpa niat terlaksana (sah), akan tetapi
jika tidak diniati ikhlas karena Allah,
meskipun amal itu terlaksana tetapi
orang tidak akan memperoleh pahala
darinya.
- Ketika orang menyedekahkan hartanya
kepada fakir miskin anak yatim selama
tidak meniati ikhlas karena Allah amalnya
tetap terlaksana (sah) akan tetapi dia
tidak memperoleh pahala sedikitpun dari
Allah subhanahu wa ta’ala.
- Seorang kepala rumah tangga yang
setiap hari memberikan nafkah pada
anak istrinya, dia telah melakukan
13
14. kewajiban, tetapi ketika dia tidak
meniatkannya ikhlas karena Allah dia
tidak memperoleh pahala sama sekali.
Oleh karenanya, niat yang ikhlas ini begitu
penting untuk selalu kita hadirkan dalam
Setiap Permulaan Amal ibadah kita, dan
bagi kepala rumah tangga cukup niat sekali
seumur hidup berniat bahwa saya menafka-
hi anak istri saya untuk mencari redho Allah
subhanahu wa ta’ala. Adapun kalau niatnya
berubah, terbatalkan oleh riya’ dan se-
macamnya, maka perlu diadakan niat yang
baru yang ikhlas karena Allah subhanahu
wa ta’ala.
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda :
إ ِذا أ َنفَق الرجُل على أ َهله يحْتسبها
َ ُِ َ َ ِ ِْ ٰ َ ُ ّ َ ْ َ
(فهي له صدقة )رواه البخاري
ّ( ٌ َ َ َ ُ َ َ ِ َ
14
15. Ketika seorang kepala rumah tangga,
seorang bapak menafkahi anak dan istrinya,
niat mencari pahala dari Allah, maka sama
saja itu bernilai sedekah kepada orang fakir
yang bukan keluarganya.
Dalam hadits lain Rosululloh mengajarkan
bahwa ketika seseorang pergi dari rumah-
nya menuju masjid hendaknya membaca
doa :
َاللهم إ ِني أ َسألك بحَق السائلين
ِِْ ّ ّ ِ َ َُْ ّ ّ ُ ّ( َ
عليك، وبحق ممشاي هذا فإني
َِّ َ ٰ َ َ ْ َ ّ َ َِ َ ََْ
لم أ َخرج أ َشر ول َ بطَرا وَل َ رِياء
ً َ ً َ َ ّ َ ُ ُ ْ ْ َ
وَل َ سُمعة إ ِنـما خرجت اتقآء
َ ِّ ُ ْ َ َ َ ّ ً َ ْ
َ ِ َ ْ َ
مرضاتك َ ِ ْ َ
سَخطك وابـتغآءَ ِ َ
ُ ِ َ
ل َ يغْفر ُ ََِ
فإنه ،فاغفر لي
ْ ِ ْ ِ ْ َ
الذنوبَ إ ِل ّ أ َنت. رواه أحمد والطبراني
َ ْ ْ ُّ
والبيهقي
15
16. “Ya Allah, aku memohon kepadamu, dengan
langkah-langah kakiku ini sesungguhnya aku
keluar rumah bukan karena ingin dipuji orang,
tapi aku keluar rumah karena demi mencari
redho-Mu, ampunilah aku, sesung-guhnya
engkaulah maha pengampun dosa”.
Maka orang ini akan diredhoi oleh Allah,
dan dimintakan ampun oleh tujuh puluh
ribu para malaikat. Rosululloh mengingat-
kan kepada kita agar jangan sampai langkah
kaki kita, sekedar langkah kaki kita, yang kita
lakukan dari rumah ke masjid jangan sampai
itu tidak bernilai pahala, haruslah semua-
nya diniati ikhlas karena Allah subhanahu
wa ta’ala.
Inilah khutbah kami semoga bermanfaat,
kita memohon kepada Allah mudah-
mudahan Allah ta’ala selalu menetapkan
kita dalam Hidayah, Iman dan Islam dalam
kehidupan-kehidupan kita yang tersisa ini.
16