SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
PERBEDAAN UU PT LAMA DENGAN UU PT BARU

Pemerintah bersama DPR telah mensahkan UU PT yang baru yaitu UU Nomor 40
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan telah diundangkan tanggal 16
Agustus 2007. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai penyesuaian terhadap UU
baru ini, kiranya dapat dijelaskan mengenai perbedaan UU lama (UU No. 1/1995) dan
UU                  baru              (UU              No.               40/2007).

Perbedaan              UU            lama               dan           UU          baru
Perbedaan     yang     cukup     signifikan     dapat    dijelaskan   sebagai   berikut:

Nomor                                         Uraian                                   :
UU             LamaUU                         No.                1/1995              (a)
UU BaruUU No. 40/2007 (b)

1) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
     a. Belum diatur
     b. Sudah diatur (psl 1 angka 3, psl 66 ayat 2, dan BAB V)
2) Alamat perusahaan
     a. Belum diatur secara jelas
     b. Harus disebutkan secara jelas dalam anggaran dasar (pasal 5 ayat 2)
3) Permohonan pengesahan pendirian PT
    a. Secara manual
    b. Melalui teknologi informasi (psl 9 ayat 1)
4) Pemberian kuasa untuk pengajuan permohonan pengesahan pendirian
    a. Dapat setiap orang
    b. Hanya kepada notaris (psl 9 ayat 3)
5) Permohonan untuk memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan HAM (Menteri)
   sejak                 akta                  pendirian                 ditandatangani
                                             a.              Belum                diatur
     b. Maksimal 60 hari sejak akta pendirian ditandatangani (psl 10 ayat 1)
6) Perubahan anggaran dasar yang harus mendapat persetujuan Menteri
    a. Tidak termasuk tempat kedudukan
    b. Termasuk tempat kedudukan (psl 21 ayat 2)
7) Daftar                                                                    Perseroan
                  a.      Perlu     didaftarkan     oleh    direksi    ke       menteri
     b. Tidak perlu didaftarkan oleh Direksi. Diselenggarakan oleh Menteri (psl 29 ayat
   1) dan daftar perseroan bersamaan dengan tanggal keputusan menteri mengenai
   pengesahan badan hukum, persetujuan atas perubahan (psl 29 ayat 3).
8) Pengumuman                                                      perseroan
                        a.     Perlu       permohonan       oleh      direksi
       b. Langsung diumumkan oleh Menteri bersamaan dengan tanggal keputusan
menteri mengenai pengesahan badan hukum, persetujuan atas perubahan (psl 30
   ayat 1)
9) Modal dasar
    a. Minimal Rp20 juta
    b. Minimal Rp50 juta (psl 32 ayat 1)
10)Larangan kepemilikan silang (cross holding) baik langsung maupun tidak langsung
    a. Belum diatur
    b. Sudah diatur (psl 36 ayat 1)
11) Penyusunan      rencana       kerja  tahunan      dan    anggaran tahunan
                                            a.            Belum          diatur
      b. Direksi menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan sebelum
   tahun buku yang akan datang (psl 63 ayat 1 dan ayat 2)
12)Penyampaian laporan tahunan kepada RUPS oleh direksi
    a. Paling lambat 5 bulan
    b. Paling lambat 6 bulan (psl 66 ayat 1)
13)Perseroan merupakan persero
    a. Tidak wajib diaudit akuntan publik
    b. Wajib diaudit akuntan publik (psl 68 ayat 1 d)
14)Perseroan yang mempunyai aset dan/atau peredaran usaha paling sedikit Rp50
   milyar rupiah
    a. Tidak wajib diaudit akuntan publik
    b. Wajib diaudit akuntan publik (psl 68 ayat 1 e)
15)Dividen hanya boleh dibagikan apabila perseroaan mempunyai saldo laba yang
   positif
    a. Belum diatur secara jelas
    b. Sudah diatur (psl 71 ayat 3)
16)Perseroan dapat membagikan dividen interim
    a. Belum diatur secara jelas
    b. Sudah diatur (psl 72)
17)Sanksi apabila direksi yang bersangkutan bersalah dan lalai menjalankan tugasnya
     a. Belum diatur secara jelas
     b. Sudah diatur (psl 97 ayat 3) yaitu bertanggung jawab penuh secara pribadi dan
   psl 104 ayat 2
18)Perseroan yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah wajib mempunyai
   Dewan Pengawas Syariah
    a. Belum diatur
    b. Sudah diatur (psl 109)
19)Sanksi apabila komisaris yang bersangkutan bersalah dan lalai menjalankan
   tugasnya
     a. Belum diatur secara jelas
     b. Sudah diatur (psl 114 ayat 3) yaitu bertanggung jawab penuh secara pribadi dan
   psl 115
20)Biaya untuk memperoleh persetujuan, pengesahan, pengumuman dan salinan
     a. Belum diatur secara jelas
     b. Sudah diatur (psl 153) yaitu diatur dalam Peraturan Pemerintah
21)Pembentukan        tim        ahli      pemantauan       hukum        perseroan
                                            a.            Belum              diatur
                            b.          Sudah       diatur        (psl        156)

   Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum Kitab Undang-udang
   Hukum Datang dan UU No. 1 Tahun 1995 dalam waktu 1 (satu) tahun setelah
   berlakunya UU ini wajib menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan UU ini
   (pasal 157 ayat 3 dan penjelasannya). UU PT diundangkan tanggal 16 Agustus
   2007, sehingga penyesuaian dengan UU ini paling lambat tanggal 15 Agustus 2008.

   Perseroan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya paling lambat tanggal 15
   Agustus 2008 dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan negeri atas
   permohonan kejaksaan atau pihak yang berkepentingan (pasal 157 ayat 4).
   Apabila perusahaan Anda belum sesuai dengan UU PT yang baru agar segera
   menyesuaikan dengan UU tersebut. Hal ini agar tidak menganggu dan menjamin
   kelangsungan usaha karena hanya masalah administrasi karena perusahaan anda
   dapat dibubarkan.
Perbandingan UU PT lama dgn UU PT baru
                           KOMENTAR ATAS PERUBAHAN
                 UU NO. 1 TAHUN 1995 DENGAN UU NO. 40 TAHUN 2007
                          TENTANG PERSEROAN TERBATAS


Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,
maka pengaturan mengenai badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) beralih dari
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 kepada undang-undang yang baru tersebut. Di bawah ini
disampaikan komentar mengenai beberapa perubahan yang terjadi dengan membandingkan
antara undang-undang yang baru dengan undang-undang yang lama.
•1.   Kepemilikan
Komentar PIHI:
Tidak ada perubahan dalam hal kepemilikan baik oleh swasta maupun oleh negara.
•2.   Pengesahan
Undang-undang Perseroan Terbatas Lama:
Pasal 9
•(1) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6) para
pendiri bersama-sama atau kuasanya, mengajukan permohonan tertulis dengan melampirkan
Akta Pendirian perseroan.
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru:
Pasal 9
•(1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4), pendiri bersama-sama mengajukan
permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara
elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya:
•a.   nama dan tempat kedudukan Perseroan;
•b.   jangka waktu berdirinya Perseroan;
•c.   maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
•d.   jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
•e.   alamat lengkap Perseroan.
•(2) Pengisian format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didahului dengan
pengajuan nama Perseroan.
Komentar PIHI:
Perbedaan antara UU lama dan UU Baru dalam hal ini adalah dalam tatacara pengajuan
permohonan pengesahan, dimana pada UU Baru diperkenalkan tata cara pengesahan melalui
teknologi informasi sistem administrasi badan hukum.
•3.   Modal dan Saham
Undang-undang Perseroan Terbatas Lama:
Pasal 25
Modal dasar perseroan paling sedikit Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah).
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru:
Pasal 32
•(1) Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Komentar PIHI :
Modal dasar Perseroan diubah menjadi paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah),
sedangkan kewajiban penyetoran atas modal yang ditempatkan harus disetor penuh.
4. Penyelenggaraan RUPS
Undang-undang Perseroan Terbatas Lama:
Pasal 64
(1) RUPS diadakan di tempat kedudukan perseroan atau tempat perseroan melakukan
kegiatan usahanya, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar.
(2) Tempat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus terletak di wilayah Negara Republik
Indonesia.
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru:
Pasal 77
•(1) Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat
juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik
lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara
langsung serta berpartisipasi dalam rapat.
Komentar PIHI:
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan
melalui media elektronik seperti telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik
lainnya.
•5. Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (Corporate Social Responsibility - CSR)
Undang-undang Perseroan Terbatas Lama:
Tidak ada ketentuan yang mengatur tentang Tanggung jawab Sosial (CSR).
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru:
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
3. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.
Pasal 66
Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya:
c. Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Pasal 74
•(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/ atau berkaitan dengan
sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
•(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
•(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
•(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Komentar PIHI:
Dalam Undang-Undang ini ditentukan bahwa Perseroan yang kegiatan usahanya di bidang
dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan (CSR). Apabila tidak melaksanakan Perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan (CSR) harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan
yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Kegiatan tersebut dimuat
dalam laporan tahunan Perseroan.
Kewajiban CSR hanya dikenakan pada perusahaan yang bergerak dibidang dan/atau berkaitan
dengan sumber daya alam karena adanya pertimbangan saat penyusunan UUPT baru tersebut,
terjadi protes dari asosiasi pengusaha karena ada penilaian CSR bakal menambah beban
perusahaan karena menjadi biaya tambahan baru.
6. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan
Undang-undang Perseroan Terbatas Lama:
Pemisahan tidak diatur
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru:
   Pasal 1
•12. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perseroan untuk memisahkan
usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum
kepada dua Perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena
hukum kepada satu Perseroan atau lebih.
pasal 135
•(1) Pemisahan dapat dilakukan dengan cara:
•a.    Pemisahan murni; atau
•b.    Pemisahan tidak murni
•(2) Pemisahan murni sebgaimana dimaksud ayat (1) huruf a mengakibatkan seluruh aktiva
dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) Perseroan lain atau lebih yang
menerima peralihan dan Perseroan yang melakukan pemisahan usaha tersebut berakhir
karena hukum.
•(3) Pemisahan tidak murni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengakibatkan
sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu) Perseroan lain
atau lebih yang menerima peralihan, dan Perseroan yang melakukan Pemisahan tersebut
tetap ada.
Komentar PIHI:
Pemisahan adalah hal baru yang diatur dalam undang-undang PT baru dimana dalam undang-
undang PT lama tidak diatur mengenai pemisahan. Pemisahan dapat dilakukan dengan cara
pemisahan murni dan tidak murni.
7. Pembubaran, Likuidasi, dan Berakhirnya status badan hukum Perseroan
Undang-undang Perseroan Terbatas Lama:
Pasal 114
Perseroan bubar karena:
a. keputusan RUPS;
b. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir;
c. penetapan Pengadilan.
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru
      Pasal 142
(1)     Pembubaran Perseroan terjadi:
•a. berdasarkan keputusan RUPS;
•b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir;
•c. berdasarkan penetapan pengadilan;
•d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya
kepailitan;
•e. karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang; atau
•f. karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan
likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Komentar PIHI:
Alasan Perseroan bubar selain ketentuan yang diatur dalam Pasal 114 UU PT telah ditambahkan
2 (dua) alasan yang berhubungan dengan UU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang dan/atau alasan karena “dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan
melakukan likuidasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
8.   Direksi dan Komisaris
Undang-undang Perseroan Terbatas Baru
Pasal 97
(3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota
Direksi.
(6) Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu
persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan
melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau
kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan.
Pasal 114
(3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
(6) Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu
persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota
Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada
Perseroan ke pengadilan negeri.
Pasal 120
Anggaran dasar Perseroan dapat mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih komisaris
independen dan 1 (satu) orang komisaris utusan.
Komentar PIHI:
Tugas serta tanggung jawab direksi dan komisaris perseroan dipertegas dalam UU PT yang baru..
Aturan yang lebih ketat tentang tanggung jawab direksi dan komisaris ini, ditujukan supaya jelas
prosedur yang harus dilakukan keduanya apabila menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dalam
UU yang baru ini juga diperkenalkan adanya komisaris utusan. Perusahaan dapat mengatur
komisaris utusan di dalam anggaran dasar masing-masing.
Beda UU PT Lama Dan Baru

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

HAKI Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
HAKI Desain Tata Letak Sirkuit TerpaduHAKI Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
HAKI Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Abu Tholib
 
Surat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorSurat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributor
Decky Kusuma
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Leks&Co
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Hari Prasetyo
 

Was ist angesagt? (20)

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Kontrak jual beli
Kontrak jual beliKontrak jual beli
Kontrak jual beli
 
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Putusan hakim (Idik Saeful Bahri)
 
perdata
perdataperdata
perdata
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum dagang
Hukum dagangHukum dagang
Hukum dagang
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
HAKI Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
HAKI Desain Tata Letak Sirkuit TerpaduHAKI Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
HAKI Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
 
Hukum Keluarga
Hukum Keluarga Hukum Keluarga
Hukum Keluarga
 
Surat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributorSurat perjanjian-distributor
Surat perjanjian-distributor
 
Ppt surat kuasa
Ppt surat kuasaPpt surat kuasa
Ppt surat kuasa
 
Surat gugatan tun
Surat gugatan tunSurat gugatan tun
Surat gugatan tun
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 
Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT)
 
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
Tinjauan Umum Perjanjian, Polis dan Sifat Perjanjian Asuransi
 
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Hukum Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
Perlindungan varietas tanaman (uu no 29 tahun 2000)
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 

Andere mochten auch

Bisnis proses
Bisnis prosesBisnis proses
Bisnis proses
mitrafm
 

Andere mochten auch (12)

Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
 
Penjelasan Uu No.13 Th.2003 (Ketenagakerjaan)
Penjelasan Uu No.13 Th.2003 (Ketenagakerjaan)Penjelasan Uu No.13 Th.2003 (Ketenagakerjaan)
Penjelasan Uu No.13 Th.2003 (Ketenagakerjaan)
 
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITEUU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
UU 19 tahun 2016 - Revisi UU ITE
 
Bisnis proses
Bisnis prosesBisnis proses
Bisnis proses
 
Panduan BUMDes
Panduan BUMDesPanduan BUMDes
Panduan BUMDes
 
Slide online
Slide onlineSlide online
Slide online
 

Ähnlich wie Beda UU PT Lama Dan Baru

UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
widigdya
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
sella49
 

Ähnlich wie Beda UU PT Lama Dan Baru (20)

Uu 12 1970
Uu 12 1970Uu 12 1970
Uu 12 1970
 
Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1Tugas terstruktur 1
Tugas terstruktur 1
 
uu 12 th 1970.pdf
uu 12 th 1970.pdfuu 12 th 1970.pdf
uu 12 th 1970.pdf
 
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkpUu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
Uu no. 7 tahun 1981 tentang wlkp
 
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 20211. salinan pp nomor 8 tahun 2021
1. salinan pp nomor 8 tahun 2021
 
Uu 03 1982+Penj
Uu 03 1982+PenjUu 03 1982+Penj
Uu 03 1982+Penj
 
UU th 2008 No 36 Pajak Penghasilan - Batang tubuh
UU th 2008 No 36 Pajak Penghasilan - Batang tubuhUU th 2008 No 36 Pajak Penghasilan - Batang tubuh
UU th 2008 No 36 Pajak Penghasilan - Batang tubuh
 
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
UU Nomor 36 Tahun 2008 perubahan keempat atas undang undang nomor 7 tahun 198...
 
Uu 36-2008
Uu 36-2008Uu 36-2008
Uu 36-2008
 
Uu 36-2008
Uu 36-2008Uu 36-2008
Uu 36-2008
 
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdfUU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
UU Nomor 7 Tahun 1981.pdf
 
UU Nomor 36 Tahun 2008
UU Nomor 36 Tahun 2008UU Nomor 36 Tahun 2008
UU Nomor 36 Tahun 2008
 
Uu 04 1971
Uu 04 1971Uu 04 1971
Uu 04 1971
 
Uu no. 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan
Uu no. 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaanUu no. 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan
Uu no. 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan
 
Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967Ppri no.23 th 1967
Ppri no.23 th 1967
 
02kmbumn101
02kmbumn10102kmbumn101
02kmbumn101
 
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemer...
 
Uu No 36 tahun 2008 PPH
Uu No 36 tahun 2008 PPHUu No 36 tahun 2008 PPH
Uu No 36 tahun 2008 PPH
 
UU 36-2008-1
UU 36-2008-1UU 36-2008-1
UU 36-2008-1
 
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Materi Pendirian Perseroan Terbatas (PT) - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 

Kürzlich hochgeladen

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

Beda UU PT Lama Dan Baru

  • 1. PERBEDAAN UU PT LAMA DENGAN UU PT BARU Pemerintah bersama DPR telah mensahkan UU PT yang baru yaitu UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan telah diundangkan tanggal 16 Agustus 2007. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai penyesuaian terhadap UU baru ini, kiranya dapat dijelaskan mengenai perbedaan UU lama (UU No. 1/1995) dan UU baru (UU No. 40/2007). Perbedaan UU lama dan UU baru Perbedaan yang cukup signifikan dapat dijelaskan sebagai berikut: Nomor Uraian : UU LamaUU No. 1/1995 (a) UU BaruUU No. 40/2007 (b) 1) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan a. Belum diatur b. Sudah diatur (psl 1 angka 3, psl 66 ayat 2, dan BAB V) 2) Alamat perusahaan a. Belum diatur secara jelas b. Harus disebutkan secara jelas dalam anggaran dasar (pasal 5 ayat 2) 3) Permohonan pengesahan pendirian PT a. Secara manual b. Melalui teknologi informasi (psl 9 ayat 1) 4) Pemberian kuasa untuk pengajuan permohonan pengesahan pendirian a. Dapat setiap orang b. Hanya kepada notaris (psl 9 ayat 3) 5) Permohonan untuk memperoleh pengesahan Menteri Hukum dan HAM (Menteri) sejak akta pendirian ditandatangani a. Belum diatur b. Maksimal 60 hari sejak akta pendirian ditandatangani (psl 10 ayat 1) 6) Perubahan anggaran dasar yang harus mendapat persetujuan Menteri a. Tidak termasuk tempat kedudukan b. Termasuk tempat kedudukan (psl 21 ayat 2) 7) Daftar Perseroan a. Perlu didaftarkan oleh direksi ke menteri b. Tidak perlu didaftarkan oleh Direksi. Diselenggarakan oleh Menteri (psl 29 ayat 1) dan daftar perseroan bersamaan dengan tanggal keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum, persetujuan atas perubahan (psl 29 ayat 3). 8) Pengumuman perseroan a. Perlu permohonan oleh direksi b. Langsung diumumkan oleh Menteri bersamaan dengan tanggal keputusan
  • 2. menteri mengenai pengesahan badan hukum, persetujuan atas perubahan (psl 30 ayat 1) 9) Modal dasar a. Minimal Rp20 juta b. Minimal Rp50 juta (psl 32 ayat 1) 10)Larangan kepemilikan silang (cross holding) baik langsung maupun tidak langsung a. Belum diatur b. Sudah diatur (psl 36 ayat 1) 11) Penyusunan rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan a. Belum diatur b. Direksi menyusun rencana kerja tahunan dan anggaran tahunan sebelum tahun buku yang akan datang (psl 63 ayat 1 dan ayat 2) 12)Penyampaian laporan tahunan kepada RUPS oleh direksi a. Paling lambat 5 bulan b. Paling lambat 6 bulan (psl 66 ayat 1) 13)Perseroan merupakan persero a. Tidak wajib diaudit akuntan publik b. Wajib diaudit akuntan publik (psl 68 ayat 1 d) 14)Perseroan yang mempunyai aset dan/atau peredaran usaha paling sedikit Rp50 milyar rupiah a. Tidak wajib diaudit akuntan publik b. Wajib diaudit akuntan publik (psl 68 ayat 1 e) 15)Dividen hanya boleh dibagikan apabila perseroaan mempunyai saldo laba yang positif a. Belum diatur secara jelas b. Sudah diatur (psl 71 ayat 3) 16)Perseroan dapat membagikan dividen interim a. Belum diatur secara jelas b. Sudah diatur (psl 72) 17)Sanksi apabila direksi yang bersangkutan bersalah dan lalai menjalankan tugasnya a. Belum diatur secara jelas b. Sudah diatur (psl 97 ayat 3) yaitu bertanggung jawab penuh secara pribadi dan psl 104 ayat 2 18)Perseroan yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah wajib mempunyai Dewan Pengawas Syariah a. Belum diatur b. Sudah diatur (psl 109) 19)Sanksi apabila komisaris yang bersangkutan bersalah dan lalai menjalankan tugasnya a. Belum diatur secara jelas b. Sudah diatur (psl 114 ayat 3) yaitu bertanggung jawab penuh secara pribadi dan psl 115
  • 3. 20)Biaya untuk memperoleh persetujuan, pengesahan, pengumuman dan salinan a. Belum diatur secara jelas b. Sudah diatur (psl 153) yaitu diatur dalam Peraturan Pemerintah 21)Pembentukan tim ahli pemantauan hukum perseroan a. Belum diatur b. Sudah diatur (psl 156) Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum Kitab Undang-udang Hukum Datang dan UU No. 1 Tahun 1995 dalam waktu 1 (satu) tahun setelah berlakunya UU ini wajib menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan UU ini (pasal 157 ayat 3 dan penjelasannya). UU PT diundangkan tanggal 16 Agustus 2007, sehingga penyesuaian dengan UU ini paling lambat tanggal 15 Agustus 2008. Perseroan yang tidak menyesuaikan anggaran dasarnya paling lambat tanggal 15 Agustus 2008 dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan negeri atas permohonan kejaksaan atau pihak yang berkepentingan (pasal 157 ayat 4). Apabila perusahaan Anda belum sesuai dengan UU PT yang baru agar segera menyesuaikan dengan UU tersebut. Hal ini agar tidak menganggu dan menjamin kelangsungan usaha karena hanya masalah administrasi karena perusahaan anda dapat dibubarkan.
  • 4. Perbandingan UU PT lama dgn UU PT baru KOMENTAR ATAS PERUBAHAN UU NO. 1 TAHUN 1995 DENGAN UU NO. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, maka pengaturan mengenai badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) beralih dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 kepada undang-undang yang baru tersebut. Di bawah ini disampaikan komentar mengenai beberapa perubahan yang terjadi dengan membandingkan antara undang-undang yang baru dengan undang-undang yang lama. •1. Kepemilikan Komentar PIHI: Tidak ada perubahan dalam hal kepemilikan baik oleh swasta maupun oleh negara. •2. Pengesahan Undang-undang Perseroan Terbatas Lama: Pasal 9 •(1) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6) para pendiri bersama-sama atau kuasanya, mengajukan permohonan tertulis dengan melampirkan Akta Pendirian perseroan. Undang-undang Perseroan Terbatas Baru: Pasal 9 •(1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4), pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri dengan mengisi format isian yang memuat sekurang-kurangnya: •a. nama dan tempat kedudukan Perseroan; •b. jangka waktu berdirinya Perseroan; •c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; •d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; •e. alamat lengkap Perseroan. •(2) Pengisian format isian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didahului dengan
  • 5. pengajuan nama Perseroan. Komentar PIHI: Perbedaan antara UU lama dan UU Baru dalam hal ini adalah dalam tatacara pengajuan permohonan pengesahan, dimana pada UU Baru diperkenalkan tata cara pengesahan melalui teknologi informasi sistem administrasi badan hukum. •3. Modal dan Saham Undang-undang Perseroan Terbatas Lama: Pasal 25 Modal dasar perseroan paling sedikit Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Undang-undang Perseroan Terbatas Baru: Pasal 32 •(1) Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Komentar PIHI : Modal dasar Perseroan diubah menjadi paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), sedangkan kewajiban penyetoran atas modal yang ditempatkan harus disetor penuh. 4. Penyelenggaraan RUPS Undang-undang Perseroan Terbatas Lama: Pasal 64 (1) RUPS diadakan di tempat kedudukan perseroan atau tempat perseroan melakukan kegiatan usahanya, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar. (2) Tempat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus terletak di wilayah Negara Republik Indonesia. Undang-undang Perseroan Terbatas Baru: Pasal 77 •(1) Selain penyelenggaraan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76, RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam rapat. Komentar PIHI: Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi penyelenggaraan RUPS dapat dilakukan melalui media elektronik seperti telekonferensi, video konferensi, atau sarana media elektronik lainnya. •5. Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (Corporate Social Responsibility - CSR) Undang-undang Perseroan Terbatas Lama: Tidak ada ketentuan yang mengatur tentang Tanggung jawab Sosial (CSR). Undang-undang Perseroan Terbatas Baru:
  • 6. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 3. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Pasal 66 Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat sekurang-kurangnya: c. Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Pasal 74 •(1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. •(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. •(3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. •(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Komentar PIHI: Dalam Undang-Undang ini ditentukan bahwa Perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR). Apabila tidak melaksanakan Perseroan yang bersangkutan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR) harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang dilaksanakan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Kegiatan tersebut dimuat dalam laporan tahunan Perseroan. Kewajiban CSR hanya dikenakan pada perusahaan yang bergerak dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam karena adanya pertimbangan saat penyusunan UUPT baru tersebut, terjadi protes dari asosiasi pengusaha karena ada penilaian CSR bakal menambah beban perusahaan karena menjadi biaya tambahan baru. 6. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan Undang-undang Perseroan Terbatas Lama: Pemisahan tidak diatur Undang-undang Perseroan Terbatas Baru: Pasal 1 •12. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh Perseroan untuk memisahkan usaha yang mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum
  • 7. kepada dua Perseroan atau lebih atau sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada satu Perseroan atau lebih. pasal 135 •(1) Pemisahan dapat dilakukan dengan cara: •a. Pemisahan murni; atau •b. Pemisahan tidak murni •(2) Pemisahan murni sebgaimana dimaksud ayat (1) huruf a mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 2 (dua) Perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan dan Perseroan yang melakukan pemisahan usaha tersebut berakhir karena hukum. •(3) Pemisahan tidak murni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengakibatkan sebagian aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena hukum kepada 1 (satu) Perseroan lain atau lebih yang menerima peralihan, dan Perseroan yang melakukan Pemisahan tersebut tetap ada. Komentar PIHI: Pemisahan adalah hal baru yang diatur dalam undang-undang PT baru dimana dalam undang- undang PT lama tidak diatur mengenai pemisahan. Pemisahan dapat dilakukan dengan cara pemisahan murni dan tidak murni. 7. Pembubaran, Likuidasi, dan Berakhirnya status badan hukum Perseroan Undang-undang Perseroan Terbatas Lama: Pasal 114 Perseroan bubar karena: a. keputusan RUPS; b. jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar telah berakhir; c. penetapan Pengadilan. Undang-undang Perseroan Terbatas Baru Pasal 142 (1) Pembubaran Perseroan terjadi: •a. berdasarkan keputusan RUPS; •b. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir; •c. berdasarkan penetapan pengadilan; •d. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan; •e. karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan
  • 8. Kewajiban Pembayaran Utang; atau •f. karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Komentar PIHI: Alasan Perseroan bubar selain ketentuan yang diatur dalam Pasal 114 UU PT telah ditambahkan 2 (dua) alasan yang berhubungan dengan UU Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan/atau alasan karena “dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku”. 8. Direksi dan Komisaris Undang-undang Perseroan Terbatas Baru Pasal 97 (3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi. (6) Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan. Pasal 114 (3) Setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) (6) Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Perseroan ke pengadilan negeri. Pasal 120 Anggaran dasar Perseroan dapat mengatur adanya 1 (satu) orang atau lebih komisaris independen dan 1 (satu) orang komisaris utusan. Komentar PIHI: Tugas serta tanggung jawab direksi dan komisaris perseroan dipertegas dalam UU PT yang baru.. Aturan yang lebih ketat tentang tanggung jawab direksi dan komisaris ini, ditujukan supaya jelas prosedur yang harus dilakukan keduanya apabila menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Dalam UU yang baru ini juga diperkenalkan adanya komisaris utusan. Perusahaan dapat mengatur komisaris utusan di dalam anggaran dasar masing-masing.