Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro. Dokumen menjelaskan bahwa motivasi belajar memengaruhi penguasaan materi matematika siswa. Motivasi belajar dapat berasal dari dalam diri siswa maupun dipengaruhi faktor luar seperti guru dan lingkungan sekolah.
2. Perkembangan zaman yang semakin moderen terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
3. Menurut Auliyawati (2008:1) Pendidikan pada tiap tingkatan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan dalam melanjutkan tingkatan pendidikan ke tingkatan selanjutnya. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan kemampuan siswa tersebut adalah dengan meningkatkan penguasaan mereka terhadap setiap materi yang di ajarkan.
4. Pengusaan siswa terhadap setiap materi yang di ajarkan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya menurut Deming (dalam B. Uno Hamzah, 2008:86) adalah input mentah atau siswa itu sendiri. Selain Deming tokoh pendidikan seperti Ovide Dicroly (dalam Hamalik, 2006:157 ) juga berpandangan sama bahwa faktor siswa justru menjadi unsur yang menentukan berhasil tidaknya pengajaran yang di sampaikan oleh guru, sebab setiap siswa memiliki kondisi internal di mana kondisi tersebut sangat berperan dalam aktivitas belajar mereka sehari-hari, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi.
5. Motivasi sebagai motor penggerak di dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar, dan perbuatan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa. Selain motivasi belajar dari dalam siswa, motivasi belajar dari luar diri siswa juga perlu di bangkitkan oleh guru dengan cara manginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik. Selain itu guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi yang telah di ajarkan.
6. Matematika sebagai ilmu yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi membutuhkan peranan motivasi belajar. Menurut Sardiman (2005:83) siswa yang memiliki motivasi belajar, juga memiliki ketekunan dalam mengahadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), lebih senang bekerja mandiri dan senang mencari serta memecahkan masalah soal-soal. Agar siswa termotivasi untuk belajar lebih lanjut maka perlu diberikan rangsangan berupa hadiah, pujian, gerakan tubuh (acungan jempol, tepuk tangan, geleng-geleng kepala), persaingan, dan memberikan nilai terhadap hasil pekerjaan yang mereka capai.
7. Bertolak dari uraian di atas peneliti pernah mengadakan observasi pada MTs Limboro kelas VIII, di temukan banyak siswa kurang memilik motivasi belajar, itu terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung seperti kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, tidak mencoba mengerjakan contoh soal yang diberikan oleh guru, terlambat mengumpul tugas bahkan ada yang tidak kumpul sama sekali, serta kurang lengkapnya catatan yang mereka miliki akibatnya mereka kurang menguasai materi dengan baik, bahkan ada yang tidak bisa menyelesaikan tugas atau contoh soal yang diberikan oleh guru . Selain beberapa kondisi di atas, ada juga beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, bergairah, selalu ingin maju mengerjakan contoh soal yang di berikan oleh guru, selalu mengumpul atau mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru, memiliki catatan yang lengkap dan penguasaan mereka terhadap materi cukup lumayan.
8. Beberapa kondisi siswa tersebut di atas dalam mengikuti proses belajar mengajar mungkin tergantung atau dipengaruhi oleh motivasi belajar yang ada pada diri mereka masing-masing. Olehnya itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul:
9. “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Penguasaan Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pada Siswa MTs. Limboro Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat”.
16. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII
17. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs limboro kelas VIII.
19. Diduga bahwa : ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII kecamatan seram barat kabupaten Seram Bagian Barat.
21. Di harapkan dari hasil penelitian ini agar dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi setiap guru matematika bahwa motivasi belajar sangat berperan bagi siswa dalam penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel khususnya dan ilmu matematika pada umumnya.
23. Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam penulisan ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang relevan sebagai berikut :
24. Motivasi belajar adalah: keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. Afifudin (dalam, Ridwan 2008:1)l
30. Motivasi berpangkal dari kata motif yang diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi interen (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.Donald (dalam, Fathurrohman dan Sutikno, 2007:19) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang adanya tujuan.
31. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan pembelajaran , motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.
47. Angka yang dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar siswa. Angka yang di berikan kepada siswa biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan atau tugas yang telah mereka peroleh dari hasil penilain guru, angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
49. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab ulangan formatif yang di berikan, dapat meningkatkan disiplin belajar dan sebagainya.
50. Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan sebagainya dapat di manfaatkan untuk kepentingan belajar anak didik. Demikian juga halnya dengan hadiah berupa makanan seperti permen, roti, dan sejenisnya dapat dugunakan untuk mendapatkan unpan balik dari anak didik di dalam kegiatan belajar mengajar. Pemberian hadiah tersebut tidak di lakukan ketika anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik menunaikan tugasnya dengan baik. Misalnya anak didik dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, maka di berikan beberapa butir permen. Pemberian hadiah secara tiba-tiba (spontanitas) kepada anak didik yang menunjukan prestasi kerjanya yang gemilang di ahir kegiatan pengajaran. Dengan begitu, maka anak didik akan merasa bangga karena hasil kerjanya di hargai dalam bentuk materi. Hal itu juga menjadi dorongan bagi anak didik lainnya untuk selalu bersaing dalam belajar.
52. Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang di puji, tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anakpun senang di puji atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai di kerjakannya dengan baik. Orang yang di puji merasa bangga karena hasil belajar atau kerjanya mendapat pujian dari orang lain. Kata-kata seperti “kerjamu bagus”, “kerjamu rapi”, “kamu cerdas”, “selamat sang juara kelas”, dan sebagainya adalah sejumlah kata-kata yang biasanya di gunakan oleh orang lain untuk memuji orang-orang tertentu yang di anggap perpresatasi.
53. Dalam kegiatan belaja mengajar, pujian dapat di manfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka mereka juga senang di puji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Pujian dapat berfungsi untuk menggairahkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar berlangsug.
55. Gerakan tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, menaikan bahu, geleng-geleng kepala, menaikan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik.
56. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik seiring untuk mencapi tujuan pengajaran. Anak didik memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan.
58. Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual ataupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa juga sangat baik di gunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
60. Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk di selesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar anak didik. Tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi dapat juga dalam bentuk tugas perorangan.
61. Tugas dapat di berikan oleh guru setelah selesai menyampaikan bahan pelajaran. Caranya, sebelum bahan diberikan, guru dapat memberitahukan kepada anak didik bahwa setelah penyampaian bahan pelajaran semua anak didik akan mendapatkan tugas yang di berikan oleh guru. Tugas yang diberikan dapat berupa membuat rangkuman dari bahan pelajaran yang baru di jelaskan, mengerjakan contoh-contoh soal yang telah di jelaskan, membuat kesimpulan, menjawab masalah tertentu yang telah di persiapkan, dan sebagainya.
62. Anak didik yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran. Mereka berusaha meningkatkan perhatian dengan konsentrasi terhadap penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru. Sebab bila tidak, tentu mereka hawatir tidak akan mampu menyelesaikan tugas yang di berikan itu dengan baik.
64. ulangan yang diberikan kepada anak didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan yang telah di berikan dalam kegiatan belajar mengajar. ulangan dapat guru manfaatkan untuk membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang di berikan di kelas. Ulangan dapat di berikan pada setiap ahir kegiatan pengajaran. Agar perhatian anak didik terhadap bahan yang akan di berikan dapat bertahan dalam waktu yang relative lama, guru sebaiknya memberitahuka kepada anak didik bahwa di ahir pelajaran akan di adakan ulangan.
66. Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang. Jadi, setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum di ketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginanya itu menjadi kenyataan atau terwujud. Jarak dan waktu, tenaga maupun materi tidak menjadi soal, yang penting hal-hal yang belum di ketahuinya dapat dilihat secara langsung.
67. Karena anak didik adalah manusia, maka di dalam dirinya ada keinginan untuk mengetahui sesuatu. Guru tidak harus mematikan keinginan anak didik untuk mengetahui, tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan pengajaran. Setiap tugas yang telah di selesaikan oleh anak didik dan telah diberi angka (nilai) sebaiknya, guru bagikan kepada mereka agar mereka bisa mengetahui prestasi kerjanya. Kebenaran kerja yang di lakukan oleh anak didik dapat di pertahankan, sedangkan kesalahan kerja yang di lakukan oleh anak dapat di perbaiki di masa mendatang. Tentu saja kesalahan kerja anak didik itu perbaikannya dengan bantuan atau bimbingan dari guru.
71. Analisis statistik deskriptif di gunakan untuk menggambarkan data kedua variable ( X dan Y) kedalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
84. Menetukan jumlah interval kelas untuk pengujian normalitas data dengan chi kuadrad, jumlah kelas interval di tetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada dalam kurva normal baku.
97. Memasukan harga-harga Fh kedalam kolom Fh sekaligus menghitung harga-harga (Fo-Fh)2 dan (Fo-Fh)2 Fh . harga (Fo-Fh)2 Fh merupakan harga chi kuadrat hitung (x2)
98. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung < harga chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) 6 - 1 = 5 dengan taraf kesalahan 5% maka data berdistribusi secara normal.
100. Persamaan umum dari analisis statistik regresi linear sederhana adalah : y = a + bX
101. Dimana : y = subyek dalam variabel dependen yang di prediksikan.
102. a = harga Y ketika harga X = 0 ( harga konstan )
103. b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada perubahan variabel independen.
104. X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
105.
106.
107. Gambar 4.1 Histogram Motivasi Belajar
108.
109. Dari tabel dan histogram penguasan materi di atas mengungkapkan 2 siswa atau 4,76% dikategorikan gagal, 9 siswa atau 21,42% dikategorikan cukup, 12 siswa atau 28,57% dikategorikan sedang, 10 siswa atau 23,80% dikategorikan kurang baik, 6 siswa atau 14,28% dikategorikan baik, 3 siswa atau 7,14% dikategorikan penguasaan materinya sangat baik.
115. Karena harga chi kuadrad hitung = 5,92 < harga chi kuadrad tabel = 11,070 dengan derajad kebebasan (dk) = 5 dengan taraf signifikan 5%. Maka dapat disimpulkan data penguasaan materi siswa berdistribusi secara normal.
117. Berdasarkan perhitungan regresi pada lampiran 5 maka diperoleh harga a = 11,63 sedangkan harga b = 1,14 maka persamaan regresinya sebagai berikut :
118. Y = 11,63 + 1,14X Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien dan kelinearan regresi lewat tabel anava berikut :
122. Dari perhitungan tabel anava di atas, F hitung = 103,97 >
123. F tabel = 4,08 untuk taraf kesalahan 5% dengan dk pembilang
124. = 1 dan dk penyebut = 40 maka dapat disimpulkan koefisien berarti.
125. Sedangkan untuk kelinearan di temukan F hitung = 1,28 < F tabel = 2,24 untuk taraf kesalahan 5% dengan dk pembilang = 24 dan dk penyebut = 16, maka dapat disimpulkan regresinya linear.
126. Selanjutnya dalam perhitungan ditemukan harga r hitung = 0,843 > harga r tabel = 0,304 untuk taraf signifikan 5% dengan n = 42, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang sangat kuat sebesar 0,843 antara motivasi belajar dengan penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada Siswa MTs Limboro Tahun ajaran 2009-2010.
129. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi Sistem Persamaan Linear Dua variabel Pada Siswa MTs Limboro Kecamatan Seram Barat kabupaten Seram Bagian Barat tahun Ajaran 2009 – 2010.
130. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel adalah 0,843 dan koefisien determinasinya sebesar 0,7106 ini berarti 71,06% penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel dipengaruhi oleh motivasi belajar sedangkan sisanya 28,04% ditentukan oleh variabel lain.