SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 77
 BAB  I<br />PENDAHULUAN<br />,[object Object]
Perkembangan zaman  yang semakin  moderen  terutama  pada era globalisasi  seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
Menurut Auliyawati (2008:1) Pendidikan pada tiap tingkatan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan dalam melanjutkan tingkatan pendidikan ke tingkatan selanjutnya. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan kemampuan siswa tersebut adalah dengan meningkatkan penguasaan mereka terhadap setiap materi yang di ajarkan.
Pengusaan siswa terhadap setiap materi yang di ajarkan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya menurut Deming          (dalam B. Uno Hamzah, 2008:86) adalah input mentah atau siswa itu sendiri. Selain Deming tokoh pendidikan seperti Ovide Dicroly (dalam Hamalik, 2006:157 ) juga berpandangan sama bahwa faktor siswa justru menjadi unsur yang menentukan berhasil tidaknya pengajaran yang di sampaikan oleh guru, sebab setiap siswa memiliki kondisi internal di mana kondisi tersebut sangat berperan dalam aktivitas belajar mereka sehari-hari, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi.
Motivasi sebagai motor penggerak di dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan motivasi belajar  merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar, dan perbuatan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa. Selain motivasi belajar dari dalam siswa, motivasi belajar dari luar diri siswa juga perlu di bangkitkan oleh guru dengan cara manginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik. Selain itu guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi yang telah di ajarkan.
Matematika sebagai ilmu yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi membutuhkan peranan motivasi belajar. Menurut Sardiman (2005:83) siswa yang memiliki motivasi belajar, juga memiliki ketekunan dalam mengahadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), lebih senang bekerja mandiri dan senang mencari serta memecahkan masalah soal-soal. Agar siswa termotivasi untuk belajar lebih lanjut maka perlu diberikan rangsangan berupa  hadiah, pujian, gerakan tubuh (acungan jempol, tepuk tangan, geleng-geleng kepala), persaingan, dan memberikan nilai terhadap hasil pekerjaan yang mereka capai.
Bertolak dari uraian di atas peneliti pernah mengadakan observasi pada MTs Limboro kelas VIII, di temukan banyak siswa kurang memilik motivasi belajar, itu terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung seperti  kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, tidak mencoba mengerjakan contoh soal yang diberikan oleh guru, terlambat mengumpul tugas bahkan ada yang tidak kumpul sama sekali,  serta kurang lengkapnya catatan yang mereka miliki akibatnya mereka kurang menguasai materi dengan baik, bahkan ada yang tidak bisa menyelesaikan tugas atau contoh soal yang diberikan oleh guru . Selain beberapa kondisi di atas, ada juga beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, bergairah, selalu ingin maju mengerjakan contoh soal yang di berikan oleh guru, selalu mengumpul atau mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru, memiliki catatan yang lengkap dan penguasaan mereka terhadap materi cukup lumayan.
Beberapa kondisi siswa tersebut di atas dalam mengikuti proses belajar mengajar mungkin tergantung atau dipengaruhi oleh motivasi belajar yang ada pada diri mereka masing-masing. Olehnya itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul:
 “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Penguasaan Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pada Siswa MTs. Limboro Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat”.
Rumusan  Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII ?
Berapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel  pada  siswa MTs Limboro kelas VIII ?
Tujuan  Penelitian
Bertolak dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII
Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs limboro kelas VIII.
Hipotesis Penelitian
       Diduga bahwa : ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII kecamatan seram barat kabupaten Seram Bagian Barat.
Kegunaan Penelitian
Di harapkan dari hasil penelitian ini agar dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi setiap guru matematika bahwa motivasi belajar sangat berperan bagi siswa dalam penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel  khususnya dan ilmu matematika pada umumnya.
Penegasan  Istilah
Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam penulisan ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang  relevan sebagai berikut :
 Motivasi belajar adalah: keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar.  Afifudin (dalam, Ridwan 2008:1)l
Sistem persamaan linear dua variabel adalah: persamaan yang berbentuk  x + y = n di mana x , y adalah variabel, dan n adalah konstanta, yang diselesaikan dengan meggunakan metode grafik, metode eliminasi dan metode subtitusi.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    <br />,[object Object]
LANDASAN TEORI
Hakekat  Matematika
           Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat untuk mendefenisikan apa itu  matematika. Walaupun belum ada defenisi tunggal mengenai matematika, bukan berarti matematika tidak dapat dikenali. Seperti apa yang telah diutarakan oleh Soedjadi            (dalam, Priyoananto, 2007:1) sebagai pengetahuan matematika mempunyai beberapa karakteristik, yaitu bahwa  obyek matematika tidaklah konkrit tetapi abstrak. Dengan mengetahui obyek penelaahan matematika  kita dapat mengetahui hakekat matematika yang sekaligus dapat diketahui juga cara berfikir matematika.                Oleh E.T. Ruseffendi (dalam, Priyoananto, 2007:1) mengungkapkan: matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas yakni: Aritmetika, Aljabar, geometri dan  analisa. Selain itu matematika adalah ratunya ilmu, maksudnya bahwa matematika itu idak bergantung pada bidang studi lain.Bahasa matematika yang digunakan agar dapat dipahami, dengan menggunakan simbol dan istilah yang telah disepakati bersama. Sementara itu Hudoyo (dalam, Priyoananto, 2007:1) secara singkat mengatakan bahwa “Matematika berkenaan dengan ide-ide  atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalaran secara deduktif” dan apabila matematika dipandang sebagai suatu struktur dari hubungan-hubungan maka simbol-simbol  formal diperlukan untuk menyertai himpunan benda-benda atau obyek-obyek. Simbol-simbol ini sangat penting dalam membentuk memanipulasi aturan yang beroperasi dalam struktur-struktur.<br />Pemahaman terhadap struktur-struktur dan proses simbolisasi memberikan fasilitas komunikasi dan dari komunikasi ini kita mendapatkan informasi. Dari informasi-informasi ini dapat membentuk konsep baru. Dengan demikian simbol-simbol bermanfaat untuk kehematan intelektual, sebab symbol-simbol dapat digunakan dalam mengkomunikasikan ide secara efektif dan efisien. Karena itu belajar matematika sebenarnya untuk mendapatkan pengertian hubungan-hubungan dan simbol-simbol serta kemudian mengaplikasikan dalam kehidupan yang nyata. Dengan demikian hakekat matematika adalah hal-hal yang berhubungan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungannya diatur menurut aturan yang logis.<br />,[object Object]
          Menurut  Hudoyo  (dalam, priyoananto, 2007:1) kegiatan belajar  yang kita kehendaki akan bisa tercapai bila faktor-faktor berikut ini dapat dikelola sebaik-baiknya:Peserta didik <br /> Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada  peserta didik.misalnya saja, bagaimana kemampuan dan kesiapannya untuk belajar matematika, bagaimana kondisi psikologis si anak, dan  kondisi fisiologisnya. Orang yang mempunyai motivasi belajar dan dalam keadaan sehat jasmani akan lebih baik belajar daripada orang yang dalam keadaan lelah seperti perhatian,  pengamatan, ingatan juga berpengaruh  terhadap kegiatan belajar seseorang.<br />Pengajar<br />  Kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi dan sekaligus menguasai materi yang diajarkan sangat mempengaruhi terjadinya proses belajar. Seorang pengajar yang tidak menguasai materi matematika dengan baik dan kurang meguasai cara menyampaikan dengan tepat dapat mengakibatkan rendahnya mutu pengajaran dan yang kedua dapat menimbulkan kesulitan pesert didik dalam memahami matematika. Akbatnya proses belajar matematika tidak berlangsung efektif.<br />Sarana dan Prasarana<br />Sarana yang lengkap seperti adanya buku teks dan alat bantu belajar merupakan fasilitas yang penting. Demikian pula prasarana  yang  cocok  seperti ruangan dan tempat duduk yang bersih dan sejuk bisa memperlancar terjadinya proses belajar. Tidak menutup kemungkinan penyediaan sumber lain, seperti majalah tentang pengajaran matematika, laboratorium matematika dan lain-lain akan dapat meningkatkan kualitas belajar.<br />Penilaian <br />Penilaian dipergunakan untuk melihat bagaimana berlangsungnya interaksi antara pengajar dan peserta didik.  Disamping itu  penilaian juga  berfungsi untuk meningkatkan kegiatan belajar sehingga dapat diharapkan dapat memperbaiki hasil belajar apabila kurang berhasil. Penilaian juga mengacu pada proses belajar, yang dinilai adalah bagaimana langkah-langkah berfikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika. Dengan demikian, apabila langkah-langkah penyelesaian  masalah benar  sedangkan langkah terahir  salah, telah menunjukan proses belajar siswa baik.<br />.<br />,[object Object]
          Motivasi berpangkal dari kata motif  yang diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.  Bahkan motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi interen (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.Donald (dalam, Fathurrohman dan Sutikno, 2007:19) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen atau ciri  pokok dalam motivasi itu, yakni  motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling  dan dirangsang adanya tujuan.
Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis  yang mendorong seseorang  untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan pembelajaran , motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.
Motivasi Belajar
           Menurut Afifudin (dalam Ridwan, 2008:1) Motivasi belajar adalah: keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. Motivasi belajar dapat dibedakan dalam dua jenis, masing-masing adalah:Motivasi belajar dari dalam diri siswa (motivasi belajar intrinsik)<br />Motivasi belajar dari luar diri siswa (motivasi belajar ekstrinsik).<br />Motivasi belajar dari dalam diri siswa (motivasi belajar intrinsik)<br />Jenis motivasi ini timbul dari dalam diri idividu sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain tetapi atas dasar kemauan sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsik biasanya memiliki kesadaran sendiri memperhatikan penjelasan guru dengan baik,  rasa ingin tahunya  lebih banyak terhadap materi yang diberikan, berbagai gangguan yang ada disekitarnya tidak dapat mempengaruhi perhatiannya. Selain itu motivasi belajar intrinsik ini juga timbul karena adanya hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan akan belajar dan harapan akan cita-cita.<br />            perlu juga diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar intrinsic memiliki tujuan menjadi orang  yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam  bidang studi tertentu, satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak akan mungkin menjadi ahli. Dorongan yang menggerakan itu bersumber pada suatu kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. <br />Motivasi belajar dari luar diri siswa (motivasi belajar ekstrinsik)<br />Jenis motivasi belajar ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu, apakah karena adanya rangsangan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Sebagai contoh seorang siswa  belajar karena ada rangsangan dari guru misalnya memberikan dorongan, arahan,, hadiah, dan sejenisnya. Oleh karena itu, motivasi belajar ekstrinsic dapat dikatakan sebagai bentuk aktivitas belajar dimulai  dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar diri individu. Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel (dalam, Yamin, 2007:227)  diantaranya adalah:<br />1.Belajar demi memenuhi kewajiban                                                                                                   <br />2. Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan <br />Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan<br />Belajar demi memperoleh pujian dari orang penting seperi        orang tua dan guru<br />Belajar demi meningkatkan gengsi<br />Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi  memenuhi prasarat kenaikan atau golongan administratif.<br />Indikator siswa yang memiliki motivasi belajar dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari ketika proses belajar mengajar sedang  berlangsung  yakni bergairah, senang, ceria, siap menerima pelajaran baru, suka tantangan, suka mengerjakan soal, dan mampu berargumentasi.<br /> Sedangkan menurut  B.Uno (2008:2003) indikator motivasi belajar  baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat di klasifikasikan sebagai berikut:                                                        <br />,[object Object]
Adanya dorongan dan kebutuhan belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa depan
Adanya penghargaan dalam belajar
Adanya kegiatan yang menarik dalam belajarAdanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. <br />,[object Object],Dalam proses belajar mengajar  motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak di dalam diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Fungsi motivasi belajar menurut Oemar Hamalik (dalam,  Yamin, 2007:224) meliputi sebagai berikut: <br />Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan  seperti belajar.<br />Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang di inginkan.<br />Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau  lambatnya suatu pekerjaan.<br />Motivasai dapat juga dikatakan sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik pula. Dengan kata lain, bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan terutama di dasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat menghasilkan prestasi yang baik.<br />Ciri-Ciri Motivasi Belajar<br />ciri-ciri motivasi belajar menurut Munandar (dalam Puspitariana, 2008:1)  adalah :<br />,[object Object]
Ulet menghadapai kesulitan (tidak lekas putus asa)
Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang di berikan
Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya)
Senang, rajin belajar, dan penuh semangat
Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya kalau di yakini itu benar
Mengejar tujuan-tujuan jangka panjang
Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Strategi Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa              Menurut Djamarah dan Zain (2006:149-157) strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:<br />,[object Object]
Angka yang dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar siswa. Angka yang di berikan kepada siswa biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan atau tugas yang telah mereka peroleh dari hasil penilain guru, angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
Hadiah
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja  kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab ulangan formatif yang di berikan, dapat meningkatkan disiplin belajar dan sebagainya.
Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan sebagainya dapat di manfaatkan untuk kepentingan belajar anak didik. Demikian juga halnya dengan hadiah berupa makanan seperti permen, roti, dan sejenisnya dapat dugunakan untuk mendapatkan unpan balik dari anak didik di dalam kegiatan belajar mengajar. Pemberian hadiah tersebut tidak di lakukan ketika anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik menunaikan tugasnya dengan baik. Misalnya anak didik dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, maka di berikan beberapa butir permen. Pemberian hadiah secara tiba-tiba (spontanitas) kepada anak didik yang menunjukan prestasi kerjanya yang gemilang di ahir kegiatan pengajaran. Dengan begitu, maka anak didik akan merasa bangga karena hasil kerjanya di hargai dalam bentuk materi. Hal itu juga menjadi dorongan bagi anak didik lainnya untuk selalu bersaing dalam belajar.
Pujian
       Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang di puji, tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anakpun senang di puji atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai di kerjakannya dengan baik. Orang yang di puji merasa bangga karena hasil belajar atau kerjanya mendapat pujian dari orang lain. Kata-kata seperti “kerjamu bagus”, “kerjamu rapi”, “kamu cerdas”, “selamat sang juara kelas”, dan sebagainya adalah sejumlah kata-kata yang biasanya di gunakan oleh orang lain untuk memuji orang-orang tertentu yang di anggap perpresatasi.
Dalam kegiatan belaja mengajar, pujian dapat di manfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka mereka juga senang di puji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Pujian dapat berfungsi untuk menggairahkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar berlangsug.
Gerakan tubuh
Gerakan tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, menaikan bahu, geleng-geleng kepala, menaikan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik.
Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara  guru dengan anak didik seiring untuk mencapi tujuan pengajaran. Anak didik memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan.
Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual ataupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa juga sangat baik di gunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
Memberi tugas
Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk di selesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar anak didik. Tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi dapat juga dalam bentuk tugas perorangan.
Tugas dapat di berikan oleh guru setelah selesai menyampaikan bahan pelajaran. Caranya, sebelum bahan diberikan, guru dapat memberitahukan kepada anak didik bahwa setelah penyampaian bahan pelajaran semua anak didik akan mendapatkan tugas yang di berikan oleh guru. Tugas yang diberikan dapat berupa membuat rangkuman dari bahan pelajaran yang baru di jelaskan, mengerjakan contoh-contoh soal yang telah di jelaskan, membuat kesimpulan, menjawab masalah tertentu yang telah di persiapkan, dan sebagainya.
Anak didik yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran. Mereka berusaha meningkatkan perhatian dengan konsentrasi terhadap penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru. Sebab bila tidak, tentu mereka hawatir tidak akan mampu menyelesaikan tugas yang di berikan itu dengan baik.
Memberi ulangan
 ulangan yang diberikan kepada anak didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan yang telah di berikan dalam kegiatan belajar mengajar. ulangan dapat guru manfaatkan untuk membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang di berikan di kelas. Ulangan dapat di berikan pada setiap ahir kegiatan pengajaran. Agar perhatian anak didik terhadap bahan yang akan di berikan dapat bertahan dalam waktu yang relative lama, guru sebaiknya memberitahuka kepada anak didik bahwa di ahir pelajaran akan di adakan ulangan.
Mengetahui hasil
Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang. Jadi, setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum di ketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginanya itu menjadi kenyataan atau terwujud. Jarak dan waktu, tenaga maupun materi tidak menjadi soal, yang penting hal-hal yang belum di ketahuinya dapat dilihat secara langsung.
Karena anak didik adalah manusia, maka di dalam dirinya ada keinginan untuk mengetahui sesuatu. Guru tidak harus mematikan keinginan anak didik untuk mengetahui, tetapi memanfaatkannya  untuk kepentingan pengajaran. Setiap tugas yang telah di selesaikan oleh anak didik dan telah diberi angka (nilai) sebaiknya, guru bagikan kepada mereka agar mereka bisa mengetahui prestasi kerjanya. Kebenaran kerja yang di lakukan  oleh anak didik dapat di pertahankan, sedangkan kesalahan kerja yang di lakukan oleh anak dapat di perbaiki di masa mendatang. Tentu saja kesalahan kerja anak didik itu perbaikannya dengan bantuan atau bimbingan dari guru.
Hukuman
Hukuman adalah perlakuan yang negatif, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang di maksud adalah hukuman yang bersifat mendidik. Kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat di berikan hukuman berupa mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan atau apa saja yang sifatnya mendidik. Dalam proses belajar mengajar, anak didik yang membuat keributan dapat di berikan sanksi untuk menjelaskan kembali bahan pelajaran yang baru saja di jelaskan oleh guru. Sanksi segera di lakukan jangan di tunda, karena tujuannya untuk mendapat umpan balik dari anak didik terhadap bahan pelajaran yang baru saja di jelaskan oleh guru tersebut.H.  Sistem Persamaan Linear Dua Variabel<br />,[object Object]
Sedangkan Adinawan (2004:103) mengatakan juga bahwa untuk menentukan penyelesaian atau akar dari sistem persamaan linear dua variabel dapat di tentukan dengan empat cara yaitu: dengan menggunakan metode grafik, metode eliminasi, metode substitusi dan reduksi. Tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya tiga metode yakni metode grafik, metode eliminasi, dan metode substitusi.Metode grafik<br />Untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik, misalkanlah x dan y=0 untuk mendapatkan nilai titik koordinat, kemudian gambarlah grafik kedua persamaan dalam diagram kartesius dan lihatlah di mana kedua grafik tersebut berpotongan. Pasangan berurutan pada titik perpotongan tersebut adalah himpunan penyelesaiannya. Contoh:<br />Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan<br />x + y  = 3, dan  x-y = 1<br />jawab :<br />persamaan pertama x + y  = 3, misal x = 0 maka 0 + y = 3<br /> y = 3-0<br /> y = 3<br />jadi titik koordinatnya adalah (0,3)<br /> misal y = 0, maka x + 0 = 3<br /> x = 3-0<br /> x = 3<br />jadi titik koordinatnya adalah (3,0)<br />persamaan kedua x – y = 1,  misal x = 0,  maka<br />0-y = 1<br />-y  = 1-0<br /> y  = -1<br />jadi titik koordinatnya adalah (0,-1)<br />misal y = 0, maka                  x – 0 = 1,<br />x = 1 + 0<br />x = 1<br />jadi titik koordinatnya adalah (1,0)<br />masukan nilai-nilai koordinat di atas dalam diagram cartesius<br />3<br />x - y = 1<br />x1<br />-1x + y = 3                 -2     -1    0       1     2      3<br />Jadi himpunan penyelesaiannya adalah (2,1)<br />Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan <br />2x+y = 10, dan x-y = 2<br />Jawab  :<br />Pilih persamaan yang termudah yakni<br /> x-y = 2,       misal   x=0 maka  0-y = 2<br /> -y = 2-0<br />  Y = -2<br />jadi titik kordinatnya adalah  (0,-2)<br />misal y = 0, maka x-0 = 2<br />   x = 2<br />jadi titik koordinatnya adalah (2,0)<br />persamaan kedua, 2x+y = 10, misal x = 0, <br />maka 2(0)+y = 10<br />0 + y = 10<br />y = 10<br />jadi titik koordinatnya adalah (0,10)<br />misal y = 0, maka 2x+0 = 10<br />2x = 10<br />  x = 102<br />  x = 5<br />jadi ititk koordinatnya adalah (5,0).<br />Masukan nilai koordinat-koordinat di atas ke dalam diagram cartesius<br />10y<br />x - y = 2<br />2x<br />2x + y = 10-2          1 0         2        4   5                     10<br />           <br />             Jadi himpunan penyelesaiannya adalah (4,2).<br />Metode eliminasi<br />Metode eliminasi di lakukan dengan menghilangkan salah satu variabel. Pada metode eliminasi, angka dari kooefisien variabel yang akan di hilangkan harus sama, sedangkan tandanya tidak harus sama. Contohnya :<br />Tentukan penyelesaian sistem persamaan x+y = 8, dan x-y = 2 <br />           Jawab :<br />Menghilangkan (mengeliminasi) y.<br />x + y = 8<br /> x - y = 2<br />  2x   = 10<br />     x  = 102<br />     x  = 5<br />menghilagkan (mengeliminasi) x.<br />x + y = 8<br />x – y = 2<br />    2y = 6<br />      y = 62<br />      y = 3<br />jadi himpunan penyelesaianya adalah (5,3)<br />Di ketahui sistem persamaan 8x – 9y = 4, dan 2x + 9y = 136.<br />Jawab.<br />Eliminasi peubah y<br />8x – 9y = 4<br />20 + 9y =136<br />      28x = 140<br />          x = 5<br />eliminasi peubah x<br />8x – 9y = 4           x 5      40x – 45y = 20<br />20x + 9y= 136      x 2      40x + 18y = 272<br />          -63y= -252<br />               y = 4<br /> Hp      (5,4)<br />Metode substitusi<br />Substitusi berarti mengganti.  Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi di lakukan dengan cara mengganti salah satu variabel lainnya, yaitu mengganti x dengan y, atau mengganti y dengan x jika persamaan memuat variabel x dan y.<br />           Contoh:<br />Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan <br />2x + y =10 dan  x = 2y<br />Jawab:<br />Karena pada persamaan kedua x = 2y, maka gantilah x dengan 2y pada persamaan 2x + y = 10, sehingga diperoleh:<br />2x + y = 10<br />2(2y)+ y = 10<br />4y + y = 10<br />        y = 2<br />untuk menentukan nilai x, gantilah y dengan 2 pada persamaan 2x + y = 10 atau x = 2y, sehingga di peroleh: <br />2x + y = 10<br />2x + 2 = 10<br />2x = 10 – 2<br />  x = 4<br />Hp (4,2)<br />Tentukan himpunan penyelesaian sistem persamaan 6x + y = 4 dan 27x + 4y = 10<br />Jawab :<br />6x + y = 4,y = -6x + 4, di substitusikan ke persamaan     27x + 4y = 10, di peroleh :<br />27x + 4(-6x + 4) =10<br />27x – 24x + 16 = 10<br />  3x = 10-16<br />  3x = -6<br />    x = -63<br />    x = -2<br />nilai x = -2 di substitusikan ke dalam persamaan y = -6x + 4 di peroleh y = -6(-2) + 4<br />y = 12 + 4<br />y = 16<br />HP (-2,16).<br />Di atas adalah beberapa contoh soal yang akan di berikan kepada siswa untuk di selesaikan.<br />BAB III<br />METODE PENELITIAN<br />Rancangan Penelitian<br />Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian eksperimen.Tujuan penelitian eksperimen adalah untuk mengungkapkan hubungan-hubungan variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainya. Adapun sifatnya adalah melakukan kontrol, melakukan perlakuan, dan melakukan pengamatan atau pengukuran.<br />Waktu dan Lokasi Penelitian<br />waktu<br /> penelitian dilaksanakan dari tanggal 5 Oktober 2009 sampai 5 November 2009.<br />Lokasi <br />Penelitian ini berlokasi pada MTs Limboro kelas VIII Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Kecamatan Seram Barat.      <br />Populasi dan sampel<br />Populasi<br />Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII MTs Limboro tahun ajaran 2009-2010 yang terdiri dari dua kelas  dengan jumlah siswa tiap kelas sebanyak 21 orang, jadi keseluruhan populasi dalam penelitian ini adalah 42 siswa.<br />Sampel<br />Dengan memperhatikan jumlah populasi tersebut diatas maka sampel penelitian ini adalah sampel populasi berdasarkan Arikunto (1998:107) bahwa apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua.<br />Variabel Penelitian<br />Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan di teliti yakni:<br />Variabel X atau variabel bebas ( inpendent variable ) adalah motivasi belajar.<br />Variabel Y atau variabl terikat (dependent variable) adalah penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel.<br />Instrumen penelitian<br />Dalam penelitian ini instrumen yang di gunakan adalah :<br />Tes.<br />       Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel. Dengan bobot nilai atau skor pada setiap soal ditentukan dengan cara pemerkahan kemudian dikonversikan kedalam nilai seratus. Menurut Sudijono (2003:155)  rumus konversi adalah sebagai berikut:<br />Nilai = jumlah skor perolehanskor total x 100       <br />Angket.<br />             Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Dengan bobot nilai atau skor pada setiap angket adalah sebagai berikut:<br />Sangat sering         =   4<br />Sering                    =   3<br />Kadang-kadang     =   2<br />Kurang                  =   1<br />Tidak pernah         =   0<br />Pengumpulan Data<br />Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:<br />Langkah Awal<br />Menyusun angket sebanyak 25 butir, kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk mengetahui bobot pernyataan dalam angket.<br />Menyususn soal tes sebanyak 4 butir kemudian dikonsultasikan dengan  guru mata pelajaran untuk mengetahui kevalidan soal tes.<br />Langkah Akhir<br />Memberikan tes kepada siswa untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi sistem persamaan linear dua variabel.<br />Pengisian angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa.<br />Analisis Data<br />  Dalam penelitian ini alat analisis statistik yang di gunakan adalah :<br />,[object Object]
       Analisis statistik deskriptif di gunakan untuk menggambarkan data kedua variable ( X dan Y) kedalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
.Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
.Menentukan jangkauan data ( R )
      R = data terbesar – data terkecil
.Menentukan banyaknya kelas ( K )
      K = 1 + 3,3 log n
 .Menetukan panjang kelas ( P )

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitianIsti Isti
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)sadirun
 
4. analisis kuantitatif dan kualitatif
4.  analisis kuantitatif dan kualitatif4.  analisis kuantitatif dan kualitatif
4. analisis kuantitatif dan kualitatifFamous3_
 
07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitifNhia Item
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarBu Ila
 
Angket kemandirian belajar
Angket kemandirian belajarAngket kemandirian belajar
Angket kemandirian belajarencep suryana
 
Cara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalCara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalRumah Studio
 
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangLaporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangYudha Doank
 
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPTManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPTGhian Velina
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docxFernandoSaragihNapit
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)Nastiti Rahajeng
 
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi AudioPemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audiosiska sri asali
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMAFaza Zahrah
 
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHSTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHAnggi F. Jayanti
 
Kerangka Penulisan PTK
Kerangka Penulisan PTKKerangka Penulisan PTK
Kerangka Penulisan PTKoum
 
Keterampilan saintifik
Keterampilan saintifikKeterampilan saintifik
Keterampilan saintifikPapa Kayla
 

Was ist angesagt? (20)

Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)Evaluasi kurikulum (edit 2013)
Evaluasi kurikulum (edit 2013)
 
4. analisis kuantitatif dan kualitatif
4.  analisis kuantitatif dan kualitatif4.  analisis kuantitatif dan kualitatif
4. analisis kuantitatif dan kualitatif
 
07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif07. teori belajar kognitif
07. teori belajar kognitif
 
Prosedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajarProsedur pengembangan bahan ajar
Prosedur pengembangan bahan ajar
 
Angket kemandirian belajar
Angket kemandirian belajarAngket kemandirian belajar
Angket kemandirian belajar
 
Cara Mereview Jurnal
Cara Mereview JurnalCara Mereview Jurnal
Cara Mereview Jurnal
 
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah JombangLaporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
Laporan magang mahasiswa TI Universitas Wahab Chasbullah Jombang
 
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPTManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (AutoRecovered)b.docx
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
 
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi AudioPemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
Pemanfaatan Media Non-Cetak Berupa Transparansi Audio
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAHSTRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
 
Kerangka Penulisan PTK
Kerangka Penulisan PTKKerangka Penulisan PTK
Kerangka Penulisan PTK
 
Taksonomi krathwohl
Taksonomi krathwohlTaksonomi krathwohl
Taksonomi krathwohl
 
Keterampilan saintifik
Keterampilan saintifikKeterampilan saintifik
Keterampilan saintifik
 

Andere mochten auch

Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Kim Mustakim
 
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1h_051
 
Angket motivasi siswa
Angket motivasi siswaAngket motivasi siswa
Angket motivasi siswarehulina89
 
Angket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaAngket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaIma Widayanti
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahanmiler1723
 
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Angelino Benevides
 
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...Agnes Yodo
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...Watowuan Tyno
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptktonyvery
 
Rpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematikaRpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematikaluqmanabdulaziz
 
Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)
Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)
Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)alvinnoor
 
1. contoh rpp-discovery-learning
1. contoh rpp-discovery-learning1. contoh rpp-discovery-learning
1. contoh rpp-discovery-learningSMA N
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013Amalia Agustina
 
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliIslamuddin Syam
 

Andere mochten auch (20)

Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
 
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
Angket model-arcs-untuk-mengukur-motivasi-belajar-dan-minat-belajar-siswa1
 
Angket motivasi siswa
Angket motivasi siswaAngket motivasi siswa
Angket motivasi siswa
 
Angket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar imaAngket motivasi belajar ima
Angket motivasi belajar ima
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Lembar pengesahan
Lembar pengesahanLembar pengesahan
Lembar pengesahan
 
Kisi kisi-motivasi
Kisi kisi-motivasiKisi kisi-motivasi
Kisi kisi-motivasi
 
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
Proposal tugas akhir(angel edisi 2)
 
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah   tinggi bahasa as...
Kuesioner untuk penelitian hedonisme di lingkungan sekolah tinggi bahasa as...
 
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA BI...
 
11. turunan
11. turunan11. turunan
11. turunan
 
Skripsi SDM
Skripsi SDMSkripsi SDM
Skripsi SDM
 
Contoh ptk
Contoh ptkContoh ptk
Contoh ptk
 
Angket minat belajar
Angket minat belajarAngket minat belajar
Angket minat belajar
 
Rpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematikaRpp discovery learning matematika
Rpp discovery learning matematika
 
Angket minat siswa
Angket minat siswaAngket minat siswa
Angket minat siswa
 
Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)
Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)
Pengembangan Kurikulum 2013 (13 Januari 2013)
 
1. contoh rpp-discovery-learning
1. contoh rpp-discovery-learning1. contoh rpp-discovery-learning
1. contoh rpp-discovery-learning
 
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/SMP KURIKULUM 2013
 
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para AhliTeori hasil belajar Menurut Para Ahli
Teori hasil belajar Menurut Para Ahli
 

Ähnlich wie MOTIVASI BELAJAR

Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiArachnis Flosaeris
 
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdfslbputraberlian
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)AIC
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syabanFppi Unila
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialAri Sanjaya
 
Tugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelarTugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelarast_189
 
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar MatematikaProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematikaguestf6b63af
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahNailul Hasibuan
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpFenty Simanungkalit
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0wirentakewirentake
 

Ähnlich wie MOTIVASI BELAJAR (20)

Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubiTajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
Tajuk 4; konstruktivisme vs latih tubi
 
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICTMakalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
Makalah Penuh Penelitian Berbasis ICT
 
PROPOSAL
PROPOSALPROPOSAL
PROPOSAL
 
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
118-Article Text-232-1-10-20191029 (1).pdf
 
1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)1.10 bab2 (1)
1.10 bab2 (1)
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
 
08 mumun syaban
08 mumun syaban08 mumun syaban
08 mumun syaban
 
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada PolinomialBab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
Bab II PTK Oimpiade matematika pada Polinomial
 
Tugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelarTugas jurnal kelar
Tugas jurnal kelar
 
JURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docxJURNAL IBNU.docx
JURNAL IBNU.docx
 
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar MatematikaProblem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika
 
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis MasalahLaporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
Laporan mini riset Pembelajaran Berbasis Masalah
 
Penelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smpPenelitian tindakan kelas ipa smp
Penelitian tindakan kelas ipa smp
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Proposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSIProposal SKRIPSI
Proposal SKRIPSI
 
Guru Kurang Realistik
Guru Kurang RealistikGuru Kurang Realistik
Guru Kurang Realistik
 
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
Pengembangan pembelajaranmatematika unit_1_0
 

MOTIVASI BELAJAR

  • 1.
  • 2. Perkembangan zaman yang semakin moderen terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.
  • 3. Menurut Auliyawati (2008:1) Pendidikan pada tiap tingkatan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan dalam melanjutkan tingkatan pendidikan ke tingkatan selanjutnya. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan kemampuan siswa tersebut adalah dengan meningkatkan penguasaan mereka terhadap setiap materi yang di ajarkan.
  • 4. Pengusaan siswa terhadap setiap materi yang di ajarkan dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya menurut Deming (dalam B. Uno Hamzah, 2008:86) adalah input mentah atau siswa itu sendiri. Selain Deming tokoh pendidikan seperti Ovide Dicroly (dalam Hamalik, 2006:157 ) juga berpandangan sama bahwa faktor siswa justru menjadi unsur yang menentukan berhasil tidaknya pengajaran yang di sampaikan oleh guru, sebab setiap siswa memiliki kondisi internal di mana kondisi tersebut sangat berperan dalam aktivitas belajar mereka sehari-hari, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi.
  • 5. Motivasi sebagai motor penggerak di dalam diri seseorang atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu demi tercapainya suatu tujuan. Sedangkan motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar, dan perbuatan belajar akan terwujud apabila ada motivasi belajar dari dalam diri siswa. Selain motivasi belajar dari dalam siswa, motivasi belajar dari luar diri siswa juga perlu di bangkitkan oleh guru dengan cara manginformasikan tujuan pembelajaran, memberi dorongan, memberi rangsangan, mengevaluasi dan umpan balik. Selain itu guru juga harus mampu membangkitkan ingatan siswa terhadap materi yang telah di ajarkan.
  • 6. Matematika sebagai ilmu yang memiliki tingkat kesukaran yang lebih tinggi membutuhkan peranan motivasi belajar. Menurut Sardiman (2005:83) siswa yang memiliki motivasi belajar, juga memiliki ketekunan dalam mengahadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), lebih senang bekerja mandiri dan senang mencari serta memecahkan masalah soal-soal. Agar siswa termotivasi untuk belajar lebih lanjut maka perlu diberikan rangsangan berupa hadiah, pujian, gerakan tubuh (acungan jempol, tepuk tangan, geleng-geleng kepala), persaingan, dan memberikan nilai terhadap hasil pekerjaan yang mereka capai.
  • 7. Bertolak dari uraian di atas peneliti pernah mengadakan observasi pada MTs Limboro kelas VIII, di temukan banyak siswa kurang memilik motivasi belajar, itu terlihat saat proses belajar mengajar berlangsung seperti kurang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, tidak mencoba mengerjakan contoh soal yang diberikan oleh guru, terlambat mengumpul tugas bahkan ada yang tidak kumpul sama sekali, serta kurang lengkapnya catatan yang mereka miliki akibatnya mereka kurang menguasai materi dengan baik, bahkan ada yang tidak bisa menyelesaikan tugas atau contoh soal yang diberikan oleh guru . Selain beberapa kondisi di atas, ada juga beberapa siswa yang memperhatikan penjelasan guru dengan baik, bergairah, selalu ingin maju mengerjakan contoh soal yang di berikan oleh guru, selalu mengumpul atau mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru, memiliki catatan yang lengkap dan penguasaan mereka terhadap materi cukup lumayan.
  • 8. Beberapa kondisi siswa tersebut di atas dalam mengikuti proses belajar mengajar mungkin tergantung atau dipengaruhi oleh motivasi belajar yang ada pada diri mereka masing-masing. Olehnya itu peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul:
  • 9. “Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Penguasaan Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pada Siswa MTs. Limboro Kecamatan Seram Barat Kabupaten Seram Bagian Barat”.
  • 11. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
  • 12. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII ?
  • 13. Berapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII ?
  • 15. Bertolak dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
  • 16. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII
  • 17. Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs limboro kelas VIII.
  • 19. Diduga bahwa : ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada siswa MTs Limboro kelas VIII kecamatan seram barat kabupaten Seram Bagian Barat.
  • 21. Di harapkan dari hasil penelitian ini agar dijadikan sebagai bahan pelajaran bagi setiap guru matematika bahwa motivasi belajar sangat berperan bagi siswa dalam penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel khususnya dan ilmu matematika pada umumnya.
  • 23. Agar tidak terjadi penafsiran yang berbeda dalam penulisan ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang relevan sebagai berikut :
  • 24. Motivasi belajar adalah: keseluruhan daya penggerak di dalam diri anak yang mampu menimbulkan kesemangatan atau kegairahan belajar. Afifudin (dalam, Ridwan 2008:1)l
  • 25.
  • 28.
  • 29.
  • 30. Motivasi berpangkal dari kata motif yang diartikan sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi interen (kesiapsiagaan). Adapun menurut Mc.Donald (dalam, Fathurrohman dan Sutikno, 2007:19) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga elemen atau ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang adanya tujuan.
  • 31. Namun pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan pembelajaran , motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan yang ada dapat tercapai.
  • 33.
  • 34. Adanya dorongan dan kebutuhan belajar
  • 35. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
  • 37.
  • 38. Ulet menghadapai kesulitan (tidak lekas putus asa)
  • 39. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi
  • 40. Ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang di berikan
  • 41. Selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasinya)
  • 42. Senang, rajin belajar, dan penuh semangat
  • 43. Dapat mempertahankan pendapat-pendapatnya kalau di yakini itu benar
  • 45. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
  • 46.
  • 47. Angka yang dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar siswa. Angka yang di berikan kepada siswa biasanya bervariasi sesuai hasil ulangan atau tugas yang telah mereka peroleh dari hasil penilain guru, angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
  • 49. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab ulangan formatif yang di berikan, dapat meningkatkan disiplin belajar dan sebagainya.
  • 50. Hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, balpoint, penggaris, buku bacaan dan sebagainya dapat di manfaatkan untuk kepentingan belajar anak didik. Demikian juga halnya dengan hadiah berupa makanan seperti permen, roti, dan sejenisnya dapat dugunakan untuk mendapatkan unpan balik dari anak didik di dalam kegiatan belajar mengajar. Pemberian hadiah tersebut tidak di lakukan ketika anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik menunaikan tugasnya dengan baik. Misalnya anak didik dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, maka di berikan beberapa butir permen. Pemberian hadiah secara tiba-tiba (spontanitas) kepada anak didik yang menunjukan prestasi kerjanya yang gemilang di ahir kegiatan pengajaran. Dengan begitu, maka anak didik akan merasa bangga karena hasil kerjanya di hargai dalam bentuk materi. Hal itu juga menjadi dorongan bagi anak didik lainnya untuk selalu bersaing dalam belajar.
  • 52. Pujian adalah alat motivasi yang positif. Setiap orang senang di puji, tak peduli tua atau muda, bahkan anak-anakpun senang di puji atas sesuatu pekerjaan yang telah selesai di kerjakannya dengan baik. Orang yang di puji merasa bangga karena hasil belajar atau kerjanya mendapat pujian dari orang lain. Kata-kata seperti “kerjamu bagus”, “kerjamu rapi”, “kamu cerdas”, “selamat sang juara kelas”, dan sebagainya adalah sejumlah kata-kata yang biasanya di gunakan oleh orang lain untuk memuji orang-orang tertentu yang di anggap perpresatasi.
  • 53. Dalam kegiatan belaja mengajar, pujian dapat di manfaatkan sebagai alat motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka mereka juga senang di puji. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Pujian dapat berfungsi untuk menggairahkan motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar berlangsug.
  • 55. Gerakan tubuh dalam bentuk mimic yang cerah, dengan senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, menaikan bahu, geleng-geleng kepala, menaikan tangan dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak didik.
  • 56. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik seiring untuk mencapi tujuan pengajaran. Anak didik memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan.
  • 58. Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual ataupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa juga sangat baik di gunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
  • 60. Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk di selesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar anak didik. Tugas dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi dapat juga dalam bentuk tugas perorangan.
  • 61. Tugas dapat di berikan oleh guru setelah selesai menyampaikan bahan pelajaran. Caranya, sebelum bahan diberikan, guru dapat memberitahukan kepada anak didik bahwa setelah penyampaian bahan pelajaran semua anak didik akan mendapatkan tugas yang di berikan oleh guru. Tugas yang diberikan dapat berupa membuat rangkuman dari bahan pelajaran yang baru di jelaskan, mengerjakan contoh-contoh soal yang telah di jelaskan, membuat kesimpulan, menjawab masalah tertentu yang telah di persiapkan, dan sebagainya.
  • 62. Anak didik yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran. Mereka berusaha meningkatkan perhatian dengan konsentrasi terhadap penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh guru. Sebab bila tidak, tentu mereka hawatir tidak akan mampu menyelesaikan tugas yang di berikan itu dengan baik.
  • 64. ulangan yang diberikan kepada anak didik bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat penguasaan anak didik terhadap bahan yang telah di berikan dalam kegiatan belajar mengajar. ulangan dapat guru manfaatkan untuk membangkitkan perhatian anak didik terhadap bahan yang di berikan di kelas. Ulangan dapat di berikan pada setiap ahir kegiatan pengajaran. Agar perhatian anak didik terhadap bahan yang akan di berikan dapat bertahan dalam waktu yang relative lama, guru sebaiknya memberitahuka kepada anak didik bahwa di ahir pelajaran akan di adakan ulangan.
  • 66. Ingin mengetahui adalah suatu sifat yang sudah melekat di dalam diri setiap orang. Jadi, setiap orang selalu ingin mengetahui sesuatu yang belum di ketahuinya. Dorongan ingin mengetahui membuat seseorang berusaha dengan cara apapun agar keinginanya itu menjadi kenyataan atau terwujud. Jarak dan waktu, tenaga maupun materi tidak menjadi soal, yang penting hal-hal yang belum di ketahuinya dapat dilihat secara langsung.
  • 67. Karena anak didik adalah manusia, maka di dalam dirinya ada keinginan untuk mengetahui sesuatu. Guru tidak harus mematikan keinginan anak didik untuk mengetahui, tetapi memanfaatkannya untuk kepentingan pengajaran. Setiap tugas yang telah di selesaikan oleh anak didik dan telah diberi angka (nilai) sebaiknya, guru bagikan kepada mereka agar mereka bisa mengetahui prestasi kerjanya. Kebenaran kerja yang di lakukan oleh anak didik dapat di pertahankan, sedangkan kesalahan kerja yang di lakukan oleh anak dapat di perbaiki di masa mendatang. Tentu saja kesalahan kerja anak didik itu perbaikannya dengan bantuan atau bimbingan dari guru.
  • 69.
  • 70.
  • 71. Analisis statistik deskriptif di gunakan untuk menggambarkan data kedua variable ( X dan Y) kedalam tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • 72. .Mengurutkan data dari yang terkecil ke yang terbesar
  • 74. R = data terbesar – data terkecil
  • 76. K = 1 + 3,3 log n
  • 77. .Menetukan panjang kelas ( P )
  • 78. p =RK
  • 81. Analisis Statistik Chi Kuadrat (x2)
  • 82. Analisis statistik chi kuadrat digunakan untuk mengetahui
  • 83. kenormalitasan data. Adapun langkah-langkahnya menurut Sugiyono (2007:80) adalah sebagai berikut :
  • 84. Menetukan jumlah interval kelas untuk pengujian normalitas data dengan chi kuadrad, jumlah kelas interval di tetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada dalam kurva normal baku.
  • 86. Panjang kelas = data terbesar-data terkecil6 ( jumlah kelas interval )
  • 87. Menyusun kedalam tabel distribusi frekuensi, sekaligus tabel penolong untuk menghitung harga chi kuadrad hitung.
  • 88. Menghitung Fh (frekuensi yang diharapkan )
  • 89. Cara menghitung Fh, didasarkan pada presentase luas tiap bidang kurva normal baku dikalikan jumlah data observasi
  • 90. ( jumlah individu dalam sampel ). Yaitu :
  • 91. a. Baris pertama 2,7% (n)
  • 92. b. Baris ke dua 13,53% (n)
  • 93. c. Baris ke tiga 34,13% (n)
  • 94. d. Baris ke empat 34,13% (n)
  • 95. e. Baris ke lima 13,53% (n)
  • 96. f. Baris ke enam 2,7% (n)
  • 97. Memasukan harga-harga Fh kedalam kolom Fh sekaligus menghitung harga-harga (Fo-Fh)2 dan (Fo-Fh)2 Fh . harga (Fo-Fh)2 Fh merupakan harga chi kuadrat hitung (x2)
  • 98. Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan harga chi kuadrat tabel. Bila harga chi kuadrat hitung < harga chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan ( dk ) 6 - 1 = 5 dengan taraf kesalahan 5% maka data berdistribusi secara normal.
  • 99. Analisis Statistik Regresi Linear Sederhana
  • 100. Persamaan umum dari analisis statistik regresi linear sederhana adalah : y = a + bX
  • 101. Dimana : y = subyek dalam variabel dependen yang di prediksikan.
  • 102. a = harga Y ketika harga X = 0 ( harga konstan )
  • 103. b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang di dasarkan pada perubahan variabel independen.
  • 104. X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
  • 105.
  • 106.
  • 107. Gambar 4.1 Histogram Motivasi Belajar
  • 108.
  • 109. Dari tabel dan histogram penguasan materi di atas mengungkapkan 2 siswa atau 4,76% dikategorikan gagal, 9 siswa atau 21,42% dikategorikan cukup, 12 siswa atau 28,57% dikategorikan sedang, 10 siswa atau 23,80% dikategorikan kurang baik, 6 siswa atau 14,28% dikategorikan baik, 3 siswa atau 7,14% dikategorikan penguasaan materinya sangat baik.
  • 110. Analisis Statistik Chi Kuadrat ( x2 )
  • 111.
  • 112. Sumber : Pengolahan data, 2009
  • 113.
  • 114. Sumber : Pengolahan data, 2009
  • 115. Karena harga chi kuadrad hitung = 5,92 < harga chi kuadrad tabel = 11,070 dengan derajad kebebasan (dk) = 5 dengan taraf signifikan 5%. Maka dapat disimpulkan data penguasaan materi siswa berdistribusi secara normal.
  • 116. Analisis Statistik Regresi Linear Sederhana
  • 117. Berdasarkan perhitungan regresi pada lampiran 5 maka diperoleh harga a = 11,63 sedangkan harga b = 1,14 maka persamaan regresinya sebagai berikut :
  • 118. Y = 11,63 + 1,14X Selanjutnya akan diuji keberartian koefisien dan kelinearan regresi lewat tabel anava berikut :
  • 119. Tabel 4.5 Analisis varians (Anava)
  • 120. Sumber variasidkJKKTFtotal42151372151372Koefisien (ARegresi ( b/a )sisa1140133735,7112561,825074,4713373512561,82120,82103,97Tuna cocokGalat 24163338,81735,67139,12108,481,28
  • 121. Sumber : Pengolahan data, 2009
  • 122. Dari perhitungan tabel anava di atas, F hitung = 103,97 >
  • 123. F tabel = 4,08 untuk taraf kesalahan 5% dengan dk pembilang
  • 124. = 1 dan dk penyebut = 40 maka dapat disimpulkan koefisien berarti.
  • 125. Sedangkan untuk kelinearan di temukan F hitung = 1,28 < F tabel = 2,24 untuk taraf kesalahan 5% dengan dk pembilang = 24 dan dk penyebut = 16, maka dapat disimpulkan regresinya linear.
  • 126. Selanjutnya dalam perhitungan ditemukan harga r hitung = 0,843 > harga r tabel = 0,304 untuk taraf signifikan 5% dengan n = 42, maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang sangat kuat sebesar 0,843 antara motivasi belajar dengan penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel pada Siswa MTs Limboro Tahun ajaran 2009-2010.
  • 127.
  • 128. Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka penelitian ini dapat di simpulkan sebagai berikut :
  • 129. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi Sistem Persamaan Linear Dua variabel Pada Siswa MTs Limboro Kecamatan Seram Barat kabupaten Seram Bagian Barat tahun Ajaran 2009 – 2010.
  • 130. Besarnya pengaruh motivasi belajar terhadap penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel adalah 0,843 dan koefisien determinasinya sebesar 0,7106 ini berarti 71,06% penguasaan materi sistem persamaan linear dua variabel dipengaruhi oleh motivasi belajar sedangkan sisanya 28,04% ditentukan oleh variabel lain.
  • 131. Saran
  • 132.
  • 133. Riwayat Pendidikan :MIN Limboro, Lulus 1998
  • 134. SMP Muhammadiyah Temi, Lulus 2001
  • 135. SMA Muhammadiyah Limboro, Lulus 2003
  • 136.
  • 138. 2.
  • 139. 3.
  • 140. Nama Ayah : Hamid Bin Hi. Muhammad Nur
  • 141. Nama Ibu : Wa Runga Binti Sabia
  • 142. Alamat : Limboro, Desa Luhu, Kecamatan Seram Barat,
  • 143. Kabupaten Seram Bagian Barat.
  • 144. Hobi : Ronda