SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 10
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI
REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KONTEKSTUAL TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII
SMP NEGERI 1 RENDANG
I.P.G.G. Satriawan, I.G.P. Sudiarta, I.P.P. Suryawan
Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: gedegiri@rocketmail.com, gussudiarta@yahoo.de,
putu.pasek@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi.experiment) yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik kelas VII SMP
Negeri 1 Rendang Desain. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test
only control group design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri
1 Rendang semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yaitu sebanyak 235 orang yang
terdistribusi ke dalam 8 kelas. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random
sampling. Data mengenai pemahaman konsep matematika peserta didik dikumpulkan
dengan menggunakan tes essay dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji-t satu
ekor pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 1, 91309 dan
ttabel = 1, 67203. Hal ini berarti pemahaman konsep matematika peserta didik kelas VII SMP
Negeri 1 Rendang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video kontekstual lebih baik dari pada pemahaman konsep
matematika peserta didik yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Oleh
karena itu, model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video
kontekstual berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik.
Kata kunci : Diskursus Multi Representasi, video kontekstual, pemahaman konsep
matematika.
Abstract
This research is a quasi-experimental research which aims to find out the influence of
Discourse Multy Representation contextual video assisted in understanding students'
mathematical concepts in class VII in SMP N 1 Rengdang. The research used in this study
is the post-test only control group design. The population of this study was students of
class VII of SMP Negeri 1 Rendang in the odd semester of the 2019/2020 school year in
which 235 people were distributed into 8 classes. The research sample was determined by
cluster random sampling technique. Data on understanding students' mathematical
concepts are collected using essay tests and then analyzed using one-tailed t-test at a
significance level of 5%. The analysis showed that thitung = 1, 91309 and ttabel = 1, 67203.
This means that the understanding of the mathematical concepts of student class VII of
SMP Negeri 1 Rendang who are taught with contextual video-assisted Discourse Multy
Reprecentation learning models are better than the understanding of mathematical
concepts of students who are taught with conventional learning. Therefore, the contextual
video assisted Discourse Multy Reprcentation learning model has a positive effect on the
understanding of students' mathematical concepts.
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
Keywords: Discourse Multy Representation, contextual video, understanding of
mathematical concepts.
PENDAHULUAN
Dalam lampiran Permendikbud
Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum
SMP dijelaskan bahwa salah satu tujuan
dari pembelajaran matematika adalah
agar peserta didik dapat memahami
konsep matematika. Konsep matematika
merupakan kompetensi dalam
menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
menggunakan konsep maupun algoritma,
secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,
dalam memecahkan suatu masalah.
Dalam kecakapan ini yang termasuk
melakukan algoritma atau prosedur, yaitu
kompetensi yang ditunjukkan saat bekerja
dan menerapkan konsep-konsep
matematika seperti melakukan operasi
hitung, melakukan operasi aljabar,
melakukan manipulasi aljabar, dan
keterampilan melakukan pengukuran dan
melukis atau menggambarkan atau
merepresentasikan konsep keruangan.
Menurut NCTM (dalam Principles and
Standard for School Matematichs, 2000)
tentang prinsip pembelajaran, peserta
didik harus belajar matematika dengan
pemahaman dan secara aktif membangun
pengetahuannya dari pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut, pemahaman
konsep yang baik sangatlah penting di
dalam proses pembelajaran matematika.
Mengingat pentingnya pembelajaran
matematika, sangat diharapkan peserta
didik di setiap jenjang mempunyai
kemampuan matematika yang baik.
Faktanya meskipun pelajaran matematika
telah diberikan di setiap jenjang
pendidikan, prestasi matematika peserta
didik Indonesia saat ini masih termasuk
rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil
survei kemampuan matematika peserta
didik Indonesia dalam Tohir (2019) dari
Programme for Internasional Student
Assessment (PISA) yang menunjukkan
prestasi matematika peserta didik
Indonesia pada tahun 2015 berada di
peringkat 63 dari 70 negara dengan rerata
skor 386 dan pada tahun 2018
Indonesia.ada pada peringkat 73 dari 79
negara dengan rerata 373. OECD (2017)
menjelaskan bahwa dalam studi PISA,
gambaran tes yang mengukur kecerdasan
anak dalam mengukur kemampuan literasi
matematika yaitu komunikasi, matematis,
representasi, penalaran dan argumen,
merancang strategi untuk memecahkan
masalah, menggunakan bahasa simbolik,
formal, dan teknik. Dilihat dari hasil nilai
rata-rata UN matematika SMP di Bali yang
dikeluarkan kemendikbud juga
menunjukkan bahwa nilai rata-rata
mengalami penurunan. Sejak tahun 2016
sampai 2018 terjadi penurunan nilai rata-
rata UN.matematika, meski terdapat
peningkatan pada tahun 2019 namun nilai
rata-rata UN matematika di Bali masih
berada di bawah nilai standar yang di
tetapkan oleh kemendikbud.yaitu 50.
sehingga hal ini mengindikasikan bahwa
kemampuan peserta didik SMP di Bali
pada bidang matematika masih dikatakan
cukup rendah.
Penyebab rendahnya prestasi
matematika peserta didik pada ajang PISA
serta turunnya nilai rata-rata UN di di Bali
diduga karena peserta didik belum
memiliki pemahaman konsep yang baik,
sehingga belum bisa menyelesaikan
masalah atau soal-soal.yang di tuntut tes
yang diadakan. Salah satu masalah yang
menyebabkan masih rendahnya
pemahaman konsep matematika peserta
didik adalah keterlibatan peserta.didik
dalam pembelajaran Kurang siapnya
peserta didik serta pasifnya peserta didik
saat di kelas untuk bertanya dan
menyampaikan pendapat berdampak
pada buruknya hasil pembelajaran dan
prestasi belajar peserta didik. Selain itu,
model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran kurang sesuai
dengan yang diajarkan sehingga
mengabaikan proses pemahaman konsep
peserta didik, maka perlu adanya suatu
upaya untuk meningkatkan pemahaman
konsep matematika peserta didik.
Masalah di atas mengindikasikan
perlu adanya upaya baru dalam
pembelajaran matematika yang bisa
mengoneksikan konsep-konsep
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
matematika tersebut, sehingga.konsep-
konsep itu tertanam kuat pada peserta
didik. Pemahaman konsep dapat dicapai
oleh peserta didik dengan mengonstruksi
sendiri pengetahuannya melalui kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik (student centered). Menurut
Suarsana, I.M, dkk (2018) Pemahaman
konsep memainkan peran penting dalam
membangun kerangka kognitif peserta
didik sehingga pemahaman mereka
tentang materi pembelajaran dapat
dikembangkan secara optimal. Kemudian
menyatakan konsep dalam matematika
didefinisikan sebagai ide-ide abstrak yang
bisa dipakai untuk mengklarifikasikan
objek-objek atau peristiwa-peristiwa.
Dengan konsep-konsep tersebut orang
bisa menentukan apakah suatu objek atau
peristiwa adalah contoh atau bukan
contoh dari konsep tersebut. Disamping
hal itu, belajar matematika perlu
memahami konsep-konsep serta struktur-
struktur yang terdapat dalam bahasan
yang dipelajari, dan mencari hubungan
antara konsep serta struktur tersebut.
Setelah peserta didik mampu memahami
konsep, barulah diperlukan keterampilan
untuk mengaplikasikan konsep tersebut.
Pemahaman konsep yang baik dalam
matematika sangat membantu peserta
didik dalam memahami suatu pokok
bahasan matematika. Oleh karena itu
peserta didik harus memahami konsep-
konsep matematika sebelum memiliki
keterampilan dalam memecahkan soal
ataupun mampu menggunakan apa yang
telah peserta didik pelajari.untuk
menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
di kelas peran guru bukan pemberi
jawaban akhir atas peserta didik,
melainkan mengarahkan peserta didik
untuk mengonstruksi pengetahuan
matematika sehingga diperoleh
pemahaman konsep yang terstruktur
dalam pembelajaran matematika.
Peningkatan kualitas pembelajaran
tergantung kepada profesionalisme guru,
model, dan strategi pembelajaran yang
digunakannya. Menurut Huda (2016) Guru
juga sebagai seorang pendidik akan
mengutamakan untuk menggunakan cara
yang baik pada saat berinteraksi dengan
peserta didik, baik di dalam maupun diluar
sekolah. Banyak model dan strategi
pembelajaran yang telah diuji cobakan
dan dihasilkan dengan tujuan untuk
menaikkan kualitas pembelajaran serta
interaksi dengan peserta didik. Salah satu
model pembelajaran yang diduga dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran serta
interaksi dengan peserta didik adalah
model pembelajaran Diskursus.Multi
Representasi.
Menurut Lestari, K.E., Yudhanegara,
M.R. (2012) Diskursus Multi Representasi
adalah model pembelajaran yang memiliki
orientasi pada pembentukan,
penggunaan, dan pemanfaatan berbagai
representasi dengan setting kelas dan
kerja kelompok. Dalam model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi ini dimulai dengan peserta
didik dibagi atas beberapa kelompok
selanjutnya guru membagikan
materi/wacana dibantu melalui media yang
nantinya akan di ringkas oleh tiap peserta
didik.Langkah selanjutnya peserta didik
membuat laporan atas masalah-masalah
yang sudah diberikan pada media maupun
wacana oleh guru yang nantinya akan di
pesentasiakn oleh perwakilan kelompok.
Dan pada langkah akhir guru melakukan
evaluasi terhadap tiap peserta didik.
Dari lima tahap pembelajaran dalam
model Diskursus Multi Representasi,
keterkaitan.pemahaman konsep peserta
didik terdapat pada tahap pengembangan
serta penutup. Pada tahap
pengembangan peserta didik mulai
mendiskusikan LKS yang diberikan oleh
guru dengan menggunakan daya
representasi peserta didik dalam menggali
informasi yang mana pada tahap ini dapat
diterapkan indikator menyatakan konsep
dengan kata-kata sendiri serta dapat
memberikan contoh maupun non contoh
dari konsep. Terakhir pada tahap penutup
peserta didik melakukan evaluasi
dalam.bentuk tes yang mana pada tahap
ini dapat di terapkan indikator
menggunakan konsep dengan benar
dalam berbagai situasi.
Hasil penelitian Tamin, M.F. (2015)
menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi dengan puzzle kubus dan
balok untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar materi pokok kubus dan balok
peserta didik kelas VIII D SMP
Muhammadiyah 8 Semarang tahun
pelajaran 2014/2015 berjalan dengan baik,
hal ini dibuktikan dengan peningkatan
keaktifan dan hasil belajar pada setiap
siklusnya. Pada penelitian ini terdapat
kekurangan, salah sataunya waktu
penelitian yang sangat singkat, sehingga
materi harus disampaikan dengan singkat
dan padat, tidak semua peserta didik bisa
memahami materi dengan cepat.
Hasil penelitian Huda (2016)
menunjukkan bahwa konsep model
Diskursus Multi Representasi dalam hal
meningkatkan keterampilan sosial mampu
tercapai melalui tugas kelompok serta
diskusi yang dapat mengutarakan
pendapat peserta didik. Serta
implementasi model model Diskursus Multi
Representasi dalam hal meningkatkan
keterampilan sosial mampu tercapai
melalui penyaluran pendapat peserta didik
ketika mengerjakan tugas. Pada penelitian
ini terdapat kekurangan, yaitu ada dua
faktor yang masih menghambat tetapi
masih dalam skala yang tidak signifikan,
ialah rasa takut yang masih dimiliki
sebagian peserta didik dan masih ada
beberapa peserta didik yang mengganggu
temannya ketika pelajaran berlangsung.
Hasil penelitian Tristiyanti, T. dkk.
(2016) menunjukkan bahwa peningkatan
kemampuan pemecahan masalah
matematika yang mendapatkan model
pembelajaran kooperatif tipe Diskursus
Multi Representasi berdasarkan analisis
data diperoleh peningkatannya sedang.
Penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu
ketika menyelesaikan soal-soal yang
diberikan beberapa peserta didik masih
belum maksimal dalam pengerjaannya,
hal tersebut diakibatkan tidak semua
peserta didik dapat belajar secara mandiri
atau melalui diskusi kelompok. Selain itu,
terlihat beberapa peserta didik memilih
untuk diam dari pada harus bertanya pada
guru mengenai hal yang belum
dipahaminya atau tidak memperhatikan
ketika guru menjelaskan materi yang
mereka tanyakan.
Dalam hasil beberapa penelitian
dengan model pembelajaran Diskursus
Multi Representasi di atas, masih terdapat
beberapa kekurang pada penerapannya.
Selain itu beberapa penelitian di atas juga
masih belum ada yang menerapkan media
visual sebagai bantuan dalam media
pembelajannya. Kekurangan-kekurangan
penerapan model Diskursus Multi
Representasi di atas dapat di minimalisir
ataupun dapat dihilangkan salah satunya
dengan cara menambahkan media
pembelajaran. Media dalam pembelajaran
diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan, merangsang pikiran, perhatian,
perasaan, dan kemauan peserta didik
sehingga dapat meningkatkan proses
belajaran.
Salah satu media pembelajaran
yang mampu membuat peserta didik
memahami konsep adalah penggabungan
teknologi video dalam program pendidikan
guru. Menurut Julie (2017)
“Penggabungan teknologi video dalam
program pendidikan guru pada umumnya
menggunakan tiga bentuk video
tradisional: video yang dipublikasikan,
video preservice guru sendiri, dan video
kolega”. Dalam penelitian ini
mensimulasikan video yang dibuat sendiri
oleh guru, serta adapun jenis video yang
akan dirancang ialah video kontekstual.
Video merupakan suatu media yang
dirancang dengan berpedoman pada
kurikulum yang berlaku dan dalam
pengembangannya mengaplikasikan
pronsip-prinsip pembelajaran sehingga
media tersebut memungkinkan peserta
didik mencerna materi pelajaran secara
lebih mudah dan menarik. Sedangkan
menurut Sanjaya (2006) kontekstual
merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan peserta didik untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong
peserta didik untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan meraka.
Menurut pandangan beberapa ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
kontekstual adalah pembelajaran yang
mampu menciptakan komunikasi dan
keaktifan peserta didik melalui pesan
berupa gambar dan suara yang.dikaitkan
dengan lingkungan sekitar dalam
kehidupan nyata, sehingga kemampuan,
potensi peserta didik, dan bakat dapat
berkembang, yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik.
Adapun hasil penelitian dari Dewi
(2013), menunjukkan bahwa penerapan
model pembelajaran kuantum berbantuan
media video kontekstual dapat
memberikan pengaruh signifikan terhadap
hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan pemaparan
sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berpotensi memberikan
kontribusi positif untuk meningkatkan
pemahaman konsep matematika
karena model.pembelajaran Diskursus
Multi Representasi berorientasi pada
pembentukan, penggunaan dan
pemanfaatan berbagai representasi
dengan setting kelas dan kerja
kelompok. Hal ini sesuai dengan
penelitian Tamin, M.F. (2015)
menunjukkan bahwa adanya
peningkatan hasil belajar dan keaktifan
matematika peserta didik melalui model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi.
2. Penggunaan video konteksuatal dapat
berpotensi menarik perhatian peserta
didik khususnya dalam peningkatan
konsep matematika. Karena melalui
video kontekstual peserta didik terbantu
dalam memahami konsep pada materi,
sehingga masalah yang diberikan tidak
menjadi salah tafsir bagi peserta didik
dalam pemaknaannya serta dapat
menumbuhkan motivasi belajar peserta
didik. Hal ini sesuai dengan penelitian
Dewi (2013) menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran
kuantum berbantuan media video
kontekstual memberikan pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar peserta
didik.
Berdasarkan Berdasarkan
pemaparan (1) dan (2) dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Diskursus
Multi Representasi berbantuan Video
Kontekstual dan pengaruhnya terhadap
pemahaman konsep sangat penting untuk
diteliti. Sehingga dalam penelitian ini akan
dikaji pengaruh model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
Video Kontekstual terhadap pemahaman
konsep peserta didik dalam penelitian
yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Diskursus Multi
Reperesentasi Berbantuan Vidio
Kontekstual Terhadap Pemahaman
Konsep Matematika Peserta Didik Kelas
VII SMP Negeri 1 Rendang”.
METODE
Penelitian ini merupakan eksperimen
semu (quasi experiment). Penelitian semu
dapat digunakan untuk melihat pengaruh
yang ditimbulkan dari perlakuan berbeda
yang diberikan pada masing-masing
kelompok, di mana peneliti tidak dapat
mengontrol semua variabel dan kondisi
eksperimen secara ketat (Sugiyono,
2010). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas VII
SMP Negeri 1 Rendang tahun pelajaran
2017/2018 yang berjumlah 485 peserta
didik yang tersebar ke dalam 13 kelas.
Sebelum melakukan penelitian,
sampel penelitian harus diuji terlebih
dahulu kesetaraannya. Data yang
digunakan dalam melakukan uji
kesetaraan adalah nilai Ujian Akhir (UN)
SD matematika peserta didik kelas VII
semester genap tahun ajaran 2019/2020.
Adapun uji kesetaraan sampel dengan
menggunakan uji-t dua ekor dengan taraf
signifikan 5%. Hasilnya adalah terpilihnya
dua kelas yang setara yaitu kelas VII A
dan VII C.
Selanjutnya dilakukan pengundian
untuk menentukan kelas yang akan
digunakan sebagai kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelas eksperimen akan
diberikan perlakuan yaitu dengan model
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual sedangkan kelas kontrol
tidak ada perubahan perlakuan (model
pembelajaran konvensional). Hasil
pengundian adalah sebagai berikut. (1)
Kelas VII A sebagai kelompok eksperimen
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
memperoleh perlakuan dengan model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi, (2) Kelas VII C sebagai
kelompok kontrol tidak diberikan
perubahan perlakuan (model
pembelajaran konvensional).
Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran di mana
model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual diterapkan pada kelompok
eksperimen dan model pembelajaran
konvensional diterapkan pada kelompok
kontrol. Sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta
didik. Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah post test only
control group design.
Dalam penelitian ini data yang
diperlukan adalah data kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta
didik. Untuk mengumpulkan data tersebut
diperlukan sebuah instrumen penelitian
berupa tes pemahaman konsep
matematika. Tes pemahaman konsep
matematika yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes uraian (essay).
Tes kemampuan pemecahan masalah
matematika diperiksa dengan
menggunakan rubrik penskoran analitik
artinya rubrik penskoran yang digunakan
disesuaikan dengan permasalahan yang
diberikan dalam tes. Hal ini mengingat
tingkat kesulitan setiap masalah berbeda-
beda. Skor yang diberikan disesuaikan
dengan indikator pada tahapan-tahapan
pemecahan masalah.
Instrumen penelitian yang telah
disusun perlu diujicobakan untuk
mendapatkan gambaran secara empirik
tentang kelayakan tes tersebut
dipergunakan sebagai instrumen
penelitian.
Setelah instrumen penelitian
disusun, pertama akan dilakukan uji
pakar/ahli untuk mengetahui validitas isi
instrumen. Kemudian diuji cobakan
kepada peserta didik selain kelompok
eksperimen dan kelompok
control.Selanjutnya hasil uji coba tersebut
digunakan untuk menguji validitas dan
reliabilitas isntrumen penelitian. Untuk
menguji validitas butir soal uraian
digunakan rumus koefisien korelasi
product-moment Carl Pearson (Candiasa,
2010a) dengan rumus sebagai berikut.
   
  



))()()((
))((
2222
YYNXXN
YXXYN
rxy
Sedangkan untuk uji reliabilitasnya
digunakan rumus Alpha
Cronbachsebagai berikut (Candiasa,
2010a).

















2
2
1
1 t
i
n
n



Sebelum melakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat
yaitu uji normalitas dan uji homogenitas
varians. Untuk menguji normalitas sebaran
data digunakan Uji Lilliefors, sedangkan
untuk menguji homogenitas varians
menggunakan Uji-F. Jika terbukti data
berdistribusi normal dan homogen, maka
untuk menguji hipotesisnya digunakan uji t
satu ekor (ekor kanan) dengan taraf
signifikan 5% )05,0(  dan rumus
sebagai berikut.














2
2
1
2
21
n
S
n
S
XX
t
gabgab
hit
dimana,
)2(
)1()1(
21
2
22
2
112



nn
snsn
s
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rangkuman analisis terhadap data
tentang kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol
tercantum pada Tabel 01 sebagai berikut
Tabel 01 Rangkuman Analisis terhadap Data Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
No. Variabel
Post-test
Eksperrimen Kontrol
1 N 30 29
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
2 X 74,53 61,41
3 SD 19,91 17,55
Berdasarkan Tabel 01 terlihat bahwa
rata-rata nilai pemahaman konsep
matematika peserta didik pada kelompok
eksperimen yang mengikuti model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual lebih tinggi daripada rata-rata
skor kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik pada kelompok
kontrol yang mengikuti model
pemebelajaran konvensional.
Sebelum uji hipotesis dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat yaitu uji normalitas dan
homogenitas varians terhadap data
nilaikemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik.
Hasil uji normalitas data kemampuan
pemecahan masalah matematika peserta
didik pada kelompok eksperimen diperoleh
Lhitung = 0,063 < Ltabel = 0,1618 (untuk n =
30 pada taraf signifikansi 5%), pada
kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,1311
< Ltabel = 0,1645 (untuk n = 29 pada taraf
signifikansi 5%), maka H0 diterima yang
berarti data pemahaman konsep
matematika peserta didik berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Uji
homogenitas varians dilakukan dengan
Uji-F. Berdasarkan hasil perhitungan
diperoleh bahwa nilai Fhitung = 0,7766 dan
nilai Ftabel = 1,8677. Apabila dibandingkan,
nilai Fhitung < Ftabel. Dengan demikian H0
diterima dan hal tersebut berarti tidak
terdapat perbedaan varians antara
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Berdasarkan hasil uji normalitas dan
homogenitas varians diperoleh bahwa
data pemahaman konsep matematika
peserta didik kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdistristribusi normal
dan memiliki varians yang homogen. Oleh
karena itu, uji hipotesis dapat dilakukan
dengan uji-t satu ekor (ekor kanan).
Rangkuman hasi analisi uji-t ditunjukan
pada Tabel 02 sebagai berikut.
Tabel 02 Rangkuman Hasil Uji-t
Kelompok n 2
s hitungt tabelt
Eksperimen 30 74,53
693,47 1,91309 1,67203
Kontrol 37 61,41
Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat
bahwa 91309,1hitungt dan
67203,1tabelt
.
oleh karena hitungt > tabelt
maka H0 ditolak. Artinya kemampuan
pemahamn konsep matematika peserta
didik yang mengikuti model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual lebih tinggi daripada
kemampuan pemahaman konsep
matematika peserta didik yang mengikuti
model pembelajaran konvensional.
Dari pengamatan selama proses
penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual, dapat diamati bahwa peserta
didik lebih aktif saat proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dikarenakan
pembelajaran dengan model
pembelajaran Diskursus Multri
Representasi ini memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengemukakan gagasan dan
mengkontruksi pengetahuannya sendiri
karena pembelajaran berpusat kepada
peserta didik (student centered), dimana
guru hanya menjadi fasilitator yang
berperan sebagai pembimbing dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan pembelajaran dalam model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual yang dilakukan yaitu melalui
diskusi kelompok yang mampu
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
memberikan efek positif terhadap
pemahaman konsep matematika peserta
didik. Karena terdapat beberapa tahap
yang dilakukan, yaitu tahap persiapan,
tahap pendahuluan, tahap pengembangan
dan.tahap penutup.
Pada tahap persiapan, peserta didik
diorganisasikan ke dalam beberapa
kelompok dalam rangka menyelesaikan
permasalahan dalam bentuk LKS yang
diberikan guru melalui diskusi.
Tahap selanjutnya adalah tahap
pendahuluan, peserta didik mengingat
kembali materi yang telah dipelajari yang
memiliki keterkaitan dengan materi yang
akan diajarkan, proses pembelajaran ini
merupakan kegiatan mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan
yang sudah ada.
Pada tahap pengembangan, peserta
didik bersama kelompoknya memahami
materi yang diajarkan dengan
menyelesaikan permasalahan pada LKS,
LKS yang diberikan kepada peserta didik
menuntun peserta didik untuk memahami
konsep dari suatu materi dimana dalam
menanamkan konsep LKS yang dibuat
guru mencakup representasi dalam
penyelesaiannya, representasi yang
ditampilkan pada LKS tersebut berupa
gambar, persamaan matematis, menuntun
peserta didik menggunakan alat dalam
bentuk benda konkret dan penayangan
video kontekstual dalam penyelesaian
LKS tersebut.
Tahap selanjutnya yaitu tahap
penerapan, pada tahap ini perwakilan
kelompok peserta didik
mengomunikasikan hasil dari diskusi
kelompok yang telah dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa
jauh pemahaman yang telah dimiliki
peserta didik pada suatu materi. Pada
tahap ini kegiatan presentasi disertai
proses tanya jawab kelompok peserta
didik penyaji dan kelompok.peserta didik
lainnya, sehingga pembelajaran menjadi
lebih interaktif.
Tahap terakhir yaitu tahap penutup,
pada tahap ini.peserta didik merangkum
keseluruhan pembelajaran yang telah
dilakukan bersama.dengan guru dan
peserta didik memperoleh feedback
terhadap penguasaan diri terkait..materi
yang telah diajarkan dengan mengerjakan
tes yang diberikan.oleh guru.
Penerapan model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual dalam pembelajaran
matematika ini mendorong peserta didik
dalam kelompoknya untuk berperan aktif
dalam mengajukan argumentasinya,
mencermati apa yang disampaikan
temannya. Peserta didik juga dapat
menghubungkan materi yang mereka
pelajari dengan topik lain maupun dalam
kehidupan sehari-hari melalui video
kontekstual yang di tayangkan sehingga
pemahaman konsep matematika peserta
didik meningkat. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik dibantu dalam
memaknai pengetahuan dengan
memberikan latihan soal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Hal
tersebut berguna agar peserta didik benar-
benar paham akan pentingnya
mempelajari topik yang dipelajari sehingga
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Berbeda dengan kelompok
eksperimen, pada kelompok kontrol
peserta didik mengikuti model
pembelajaran konvensional. Dalam hal ini
model pembelajaran konvensional yang
digunakan oleh guru adalah model
pembelajaran discovery leraning. Dalam
pembelajaran konvensional, guru masih
mengambil alih pembelajaran karena
adanya peserta didik yang kurang
antusias mengikuti pembelajaran dan
tahap-tahap dari pembelajaran
konvensional kurang berjalan secara
optimal.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat
dilihat bahwa model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual berpengaruh positif
terhadap pemahaman konsep matematika
peserta didik. Temuan ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilaksanakan
sebelumnya. Tristiyanti, T. dkk. (2016)
menunjukkan bahwa interpretasi
peningkatan kemampuan pemecahan
masalah matematika yang mendapatkan
model pembelajaran kooperatif tipe
Diskursus Multi Representasi berdasarkan
analisis data diperoleh peningkatannya
sedang. Hal ini didukung oleh penelitian
Huda (2016) yang mana diperoleh
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
kesimpulan bahwa konsep model DMR
dalam hal meningkatkan keterampilan
sosial mampu tercapai melalui tugas
kelompok serta diskusi yang dapat
mengutarakan pendapat peserta didik.
Selain itu, Tamin, M.F. (2015). Dari
penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa
adanya peningkatan keaktifan dan hasil
belajar materi pokok kubus dan balok, hal
ini dibuktikan dengan peningkatan
keaktifan dan hasil belajar pada setiap
siklusnya. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa model Diskursus Multi
Representasi berdampak positif terhadap
kemampuan pemecahan masalah
matematika.
Adapun kendala-kendala yang
dihadapi adalah terbatasnya waktu
pelaksanaan pembelajaran dalam
membimbing peserta didik untuk
memecahkan permasalahan, sulitnya
peserta didik aktif dalam menyampaikan
pendapat, dan pada pelaksanaan proses
pembelajaran terjadinya kendala teknis
seperti mati listrik, LCD, dan kendala
lainnya..
Meskipun memiliki kendala dalam
penerapannya, secara umum penelitian ini
telah mampu menjawab rumusan masalah
sekaligus dapat menjadi solusi dalam
mengatasi rendahnya pemahman konsep
matematika peserta didik. Hal tersebut
didukung oleh hasil uji hipotesis yang
menunjukkan pemahaman konsep
matamatika peserta didik yang mengikuti
model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual lebih tinggi daripada
kemampuan pemecahan masalah
matematika peserta didik yang mengikuti
model pembelajaran konvensional. Jadi,
model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif pembelajaran dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan khususnya
dalam pembelajaran matematika.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dipaparkan pada
bab sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa pemahaman konsep matematika
peserta didik yang mengikuti model
pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual lebih tinggi dari pada
pemahman konsep matematika peserta
didik yang mengikuti model pembelajaran
konvensional. Dengan kata lain ada
pengaruh positif model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual terhadap pemahman
konsep matematika peserta didik kelas VII
SMP Negeri 1 Rendang.
Adapun saran yang dapat
disampaikan berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilaksanakan adalah sebagai
berikut.
Kepada praktisi pendidikan
matematika, khususnya guru mata
pelajaran matematika diharapkan dalam
pembelajaran di kelas dapat menerapkan
model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual sebagai salah satu alternatif
pembelajaran mengingat pengaruh positif
yang diberikan model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstual terhadap pemahaman
konsep matematika peserta didik.
Penelitian ini dilakukan pada
populasi dan materi pembelajaran yang
terbatas. Para peneliti lain disarankan
untuk melakukan penelitian terhadap
model pembelajaran Diskursus Multi
Representasi berbantuan video
kontekstual dengan populasi yang lebih
besar dan materi pembelajaran yang lebih
luas untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran Diskursus
Multi Representasi berbantuan video
kontekstual dalam pembelajaran
matematika secara lebih mendalam.
Peneliti maupun guru yang ingin
menerapkan model pembelajaran
Diskursus Multi Representasi berbantuan
video kontekstua diharapkan
memperhatikan beberapa kendala yang
didapat selama penelitian ini berlangsung.
Dengan itu, kendala-kendala tersebut
dapat lebih awal diantisipasi sehingga
pembelajaran bisa berjalan lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Candiasa, I.M. 2010. Pengujian Instrumen
Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN
dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit
e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019)
Penerbitan Universitas Pendidikan
Ganesha.
Dewi, K. dkk. (2013). Pengaruh Model
Pembelajaran Kuantum Berbantuan
Media Video Kontekstual Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Di SDN 2
Dangin Puri. Artikel Penelitian.
Tersedia pada
https://ejournal.undiksha.ac.id/.
Huda, T. A. 2016. Implementasi Model
Diskursus Multi Reperesentasi Untuk
Meningkatkan Keterampilan Sosial
Peserta didik Pada Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak Di Mts Sabilul Ulum
Matong Jepara. Skripsi. Kudus:
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Kudus.
Julie, M. A. 2017. Video Simulations To
Develop Preservice Mathematics
Tercher’ Discourse Practices. Dalam
Journal Technology, Pegadogy and
Education [online]. Volume 27, 14
halaman, Tersedia pada
http://www.tandfonline.com
Lestari, K. E. & Yudhanegara, M. R. 2012.
Penelitian Pendidikan Matematika.
Jogja : Refiko Aditama
NCTM. 2000. Principles and Standards for
School Mathematics. United States
of America: The National Council of
Teachers of Mathematics, Inc.
Tersedia pada
https://www.nctm.org/standards/
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 21 Tahun 2016
tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta:
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Sanjaya, W. 2006. Perencanaan dan
Desain Sistem Pembelajaran.
Bandung : Kencana Prenada Media
Group.
Suarsana, I. M., dkk. 2018. The Effect Of
Brain Based Learning On Second
Grade Junior Students’ Mathematics
Conceptual Understanding On
Polyhedron. Dalam Journal on
Mathematics Education [Online], Vol
9 (1), 12 halaman. Tersedia:
https://files.eric.ed.gov
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tohir, M. 2019. Hasil PISA Indonesia
Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun
2015. Tersedia Online:
https://matematohir.wordpress.com
.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-smFppi Unila
 
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil BelajarPpt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil BelajarBook On Line
 
Power point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaPower point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaFrima Dona Spd
 
Pembaharuan Kurikulum Matematik di Korea
Pembaharuan Kurikulum Matematik di KoreaPembaharuan Kurikulum Matematik di Korea
Pembaharuan Kurikulum Matematik di KoreaNorazlin Mohd Rusdin
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingDiah Dwi
 
JURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifir
JURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifirJURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifir
JURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifirAinun Bariah Jaafar
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmtsiskaryane
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsisiskaningsih
 
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...Fppi Unila
 
School-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah BahagiSchool-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah BahagiNorazlin Mohd Rusdin
 
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...outtamyhead89
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012marshiza
 
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...Dhinar Dewi Istini
 
Perbandingan Numerasi di Malaysia dan United Kingdom
Perbandingan Numerasi di Malaysia dan United KingdomPerbandingan Numerasi di Malaysia dan United Kingdom
Perbandingan Numerasi di Malaysia dan United KingdomNorazlin Mohd Rusdin
 

Was ist angesagt? (20)

5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm
 
Ipi183134
Ipi183134Ipi183134
Ipi183134
 
Thesis zamatun 2
Thesis zamatun 2Thesis zamatun 2
Thesis zamatun 2
 
Pendidikan Matematik Realistik
Pendidikan Matematik RealistikPendidikan Matematik Realistik
Pendidikan Matematik Realistik
 
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil BelajarPpt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
Ppt proposal - Hubungan Pendidikan Orang Tua Terhadap Hasil Belajar
 
Power point skripsi matematika
Power point skripsi matematikaPower point skripsi matematika
Power point skripsi matematika
 
Pembaharuan Kurikulum Matematik di Korea
Pembaharuan Kurikulum Matematik di KoreaPembaharuan Kurikulum Matematik di Korea
Pembaharuan Kurikulum Matematik di Korea
 
Paper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbingPaper penemuan terbimbing
Paper penemuan terbimbing
 
JURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifir
JURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifirJURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifir
JURNAL PRAKTIKUM Kotak Sifir sebagai Alternatif Murid Mengingati sifir
 
Mini kajian
Mini kajianMini kajian
Mini kajian
 
25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt25022013 siska ryane mpmt
25022013 siska ryane mpmt
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
 
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
2 upaya meningkatkan pemahaman konsep dan disposisi matematis menggunakan mod...
 
School-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah BahagiSchool-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
School-based Project: Penyelesaian Masalah Bahagi
 
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
Meningkatkan Penguasaan Konsep Asas Operasi Tambah dalam Lingkungan 10 dengan...
 
KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012KajianTindakan Matematik 2012
KajianTindakan Matematik 2012
 
Power Point Sidang
Power Point SidangPower Point Sidang
Power Point Sidang
 
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
 
ppt Riani
ppt Rianippt Riani
ppt Riani
 
Perbandingan Numerasi di Malaysia dan United Kingdom
Perbandingan Numerasi di Malaysia dan United KingdomPerbandingan Numerasi di Malaysia dan United Kingdom
Perbandingan Numerasi di Malaysia dan United Kingdom
 

Ähnlich wie PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 RENDANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...NERRU
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdfZULPANSSi
 
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptxIbnuRizki8
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writingmarselladia
 
eva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfeva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfAnastasya161
 
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...Monica Waters
 
2645 7138-1-sm
2645 7138-1-sm2645 7138-1-sm
2645 7138-1-smBoasIyai1
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...Arvina Frida Karela
 
TUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptx
TUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptxTUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptx
TUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptxTinaRos3
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikaimam syafii
 
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)  Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs) NERRU
 

Ähnlich wie PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 RENDANG (20)

karil revisi4.docx
karil revisi4.docxkaril revisi4.docx
karil revisi4.docx
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN ...
 
rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati rancangan PTK Aulia rahmawati
rancangan PTK Aulia rahmawati
 
celotehanku
celotehankucelotehanku
celotehanku
 
05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf05. media peraga materi peluang.pdf
05. media peraga materi peluang.pdf
 
1 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-241 elis sulastri_11-24
1 elis sulastri_11-24
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
 
DL X STAD.pdf
DL X STAD.pdfDL X STAD.pdf
DL X STAD.pdf
 
widyaa.pdf
widyaa.pdfwidyaa.pdf
widyaa.pdf
 
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
22302072010_Ibnu Rizki Wardhana_PPT Koneksi Matematis.pptx
 
Artikel Academic Writing
Artikel Academic WritingArtikel Academic Writing
Artikel Academic Writing
 
eva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdfeva sutriana 162050701068.pdf
eva sutriana 162050701068.pdf
 
Demostratos
DemostratosDemostratos
Demostratos
 
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Teorema Pytha...
 
2645 7138-1-sm
2645 7138-1-sm2645 7138-1-sm
2645 7138-1-sm
 
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
STUDI PERBANDINGAN RATA-RATA HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA KELAS X ...
 
TUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptx
TUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptxTUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptx
TUGAS PROBLEM MASALAH MTK.pptx
 
contoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematikacontoh Jurnal Matematika
contoh Jurnal Matematika
 
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)  Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
Penerapan model pembelajaran conceptual understanding procedures (CUPs)
 
Jurnal MPG
Jurnal MPGJurnal MPG
Jurnal MPG
 

Kürzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 RENDANG

  • 1. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISKURSUS MULTI REPRESENTASI BERBANTUAN VIDEO KONTEKSTUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 RENDANG I.P.G.G. Satriawan, I.G.P. Sudiarta, I.P.P. Suryawan Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: gedegiri@rocketmail.com, gussudiarta@yahoo.de, putu.pasek@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi.experiment) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Rendang Desain. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-test only control group design. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Rendang semester ganjil tahun ajaran 2019/2020 yaitu sebanyak 235 orang yang terdistribusi ke dalam 8 kelas. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling. Data mengenai pemahaman konsep matematika peserta didik dikumpulkan dengan menggunakan tes essay dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor pada taraf signifikansi 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 1, 91309 dan ttabel = 1, 67203. Hal ini berarti pemahaman konsep matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Rendang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual lebih baik dari pada pemahaman konsep matematika peserta didik yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Oleh karena itu, model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik. Kata kunci : Diskursus Multi Representasi, video kontekstual, pemahaman konsep matematika. Abstract This research is a quasi-experimental research which aims to find out the influence of Discourse Multy Representation contextual video assisted in understanding students' mathematical concepts in class VII in SMP N 1 Rengdang. The research used in this study is the post-test only control group design. The population of this study was students of class VII of SMP Negeri 1 Rendang in the odd semester of the 2019/2020 school year in which 235 people were distributed into 8 classes. The research sample was determined by cluster random sampling technique. Data on understanding students' mathematical concepts are collected using essay tests and then analyzed using one-tailed t-test at a significance level of 5%. The analysis showed that thitung = 1, 91309 and ttabel = 1, 67203. This means that the understanding of the mathematical concepts of student class VII of SMP Negeri 1 Rendang who are taught with contextual video-assisted Discourse Multy Reprecentation learning models are better than the understanding of mathematical concepts of students who are taught with conventional learning. Therefore, the contextual video assisted Discourse Multy Reprcentation learning model has a positive effect on the understanding of students' mathematical concepts.
  • 2. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) Keywords: Discourse Multy Representation, contextual video, understanding of mathematical concepts. PENDAHULUAN Dalam lampiran Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar peserta didik dapat memahami konsep matematika. Konsep matematika merupakan kompetensi dalam menjelaskan keterkaitan antar konsep dan menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam memecahkan suatu masalah. Dalam kecakapan ini yang termasuk melakukan algoritma atau prosedur, yaitu kompetensi yang ditunjukkan saat bekerja dan menerapkan konsep-konsep matematika seperti melakukan operasi hitung, melakukan operasi aljabar, melakukan manipulasi aljabar, dan keterampilan melakukan pengukuran dan melukis atau menggambarkan atau merepresentasikan konsep keruangan. Menurut NCTM (dalam Principles and Standard for School Matematichs, 2000) tentang prinsip pembelajaran, peserta didik harus belajar matematika dengan pemahaman dan secara aktif membangun pengetahuannya dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut, pemahaman konsep yang baik sangatlah penting di dalam proses pembelajaran matematika. Mengingat pentingnya pembelajaran matematika, sangat diharapkan peserta didik di setiap jenjang mempunyai kemampuan matematika yang baik. Faktanya meskipun pelajaran matematika telah diberikan di setiap jenjang pendidikan, prestasi matematika peserta didik Indonesia saat ini masih termasuk rendah. Hal ini ditunjukkan oleh hasil survei kemampuan matematika peserta didik Indonesia dalam Tohir (2019) dari Programme for Internasional Student Assessment (PISA) yang menunjukkan prestasi matematika peserta didik Indonesia pada tahun 2015 berada di peringkat 63 dari 70 negara dengan rerata skor 386 dan pada tahun 2018 Indonesia.ada pada peringkat 73 dari 79 negara dengan rerata 373. OECD (2017) menjelaskan bahwa dalam studi PISA, gambaran tes yang mengukur kecerdasan anak dalam mengukur kemampuan literasi matematika yaitu komunikasi, matematis, representasi, penalaran dan argumen, merancang strategi untuk memecahkan masalah, menggunakan bahasa simbolik, formal, dan teknik. Dilihat dari hasil nilai rata-rata UN matematika SMP di Bali yang dikeluarkan kemendikbud juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata mengalami penurunan. Sejak tahun 2016 sampai 2018 terjadi penurunan nilai rata- rata UN.matematika, meski terdapat peningkatan pada tahun 2019 namun nilai rata-rata UN matematika di Bali masih berada di bawah nilai standar yang di tetapkan oleh kemendikbud.yaitu 50. sehingga hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan peserta didik SMP di Bali pada bidang matematika masih dikatakan cukup rendah. Penyebab rendahnya prestasi matematika peserta didik pada ajang PISA serta turunnya nilai rata-rata UN di di Bali diduga karena peserta didik belum memiliki pemahaman konsep yang baik, sehingga belum bisa menyelesaikan masalah atau soal-soal.yang di tuntut tes yang diadakan. Salah satu masalah yang menyebabkan masih rendahnya pemahaman konsep matematika peserta didik adalah keterlibatan peserta.didik dalam pembelajaran Kurang siapnya peserta didik serta pasifnya peserta didik saat di kelas untuk bertanya dan menyampaikan pendapat berdampak pada buruknya hasil pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik. Selain itu, model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kurang sesuai dengan yang diajarkan sehingga mengabaikan proses pemahaman konsep peserta didik, maka perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika peserta didik. Masalah di atas mengindikasikan perlu adanya upaya baru dalam pembelajaran matematika yang bisa mengoneksikan konsep-konsep
  • 3. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) matematika tersebut, sehingga.konsep- konsep itu tertanam kuat pada peserta didik. Pemahaman konsep dapat dicapai oleh peserta didik dengan mengonstruksi sendiri pengetahuannya melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Menurut Suarsana, I.M, dkk (2018) Pemahaman konsep memainkan peran penting dalam membangun kerangka kognitif peserta didik sehingga pemahaman mereka tentang materi pembelajaran dapat dikembangkan secara optimal. Kemudian menyatakan konsep dalam matematika didefinisikan sebagai ide-ide abstrak yang bisa dipakai untuk mengklarifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Dengan konsep-konsep tersebut orang bisa menentukan apakah suatu objek atau peristiwa adalah contoh atau bukan contoh dari konsep tersebut. Disamping hal itu, belajar matematika perlu memahami konsep-konsep serta struktur- struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari, dan mencari hubungan antara konsep serta struktur tersebut. Setelah peserta didik mampu memahami konsep, barulah diperlukan keterampilan untuk mengaplikasikan konsep tersebut. Pemahaman konsep yang baik dalam matematika sangat membantu peserta didik dalam memahami suatu pokok bahasan matematika. Oleh karena itu peserta didik harus memahami konsep- konsep matematika sebelum memiliki keterampilan dalam memecahkan soal ataupun mampu menggunakan apa yang telah peserta didik pelajari.untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas peran guru bukan pemberi jawaban akhir atas peserta didik, melainkan mengarahkan peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuan matematika sehingga diperoleh pemahaman konsep yang terstruktur dalam pembelajaran matematika. Peningkatan kualitas pembelajaran tergantung kepada profesionalisme guru, model, dan strategi pembelajaran yang digunakannya. Menurut Huda (2016) Guru juga sebagai seorang pendidik akan mengutamakan untuk menggunakan cara yang baik pada saat berinteraksi dengan peserta didik, baik di dalam maupun diluar sekolah. Banyak model dan strategi pembelajaran yang telah diuji cobakan dan dihasilkan dengan tujuan untuk menaikkan kualitas pembelajaran serta interaksi dengan peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta interaksi dengan peserta didik adalah model pembelajaran Diskursus.Multi Representasi. Menurut Lestari, K.E., Yudhanegara, M.R. (2012) Diskursus Multi Representasi adalah model pembelajaran yang memiliki orientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Dalam model pembelajaran Diskursus Multi Representasi ini dimulai dengan peserta didik dibagi atas beberapa kelompok selanjutnya guru membagikan materi/wacana dibantu melalui media yang nantinya akan di ringkas oleh tiap peserta didik.Langkah selanjutnya peserta didik membuat laporan atas masalah-masalah yang sudah diberikan pada media maupun wacana oleh guru yang nantinya akan di pesentasiakn oleh perwakilan kelompok. Dan pada langkah akhir guru melakukan evaluasi terhadap tiap peserta didik. Dari lima tahap pembelajaran dalam model Diskursus Multi Representasi, keterkaitan.pemahaman konsep peserta didik terdapat pada tahap pengembangan serta penutup. Pada tahap pengembangan peserta didik mulai mendiskusikan LKS yang diberikan oleh guru dengan menggunakan daya representasi peserta didik dalam menggali informasi yang mana pada tahap ini dapat diterapkan indikator menyatakan konsep dengan kata-kata sendiri serta dapat memberikan contoh maupun non contoh dari konsep. Terakhir pada tahap penutup peserta didik melakukan evaluasi dalam.bentuk tes yang mana pada tahap ini dapat di terapkan indikator menggunakan konsep dengan benar dalam berbagai situasi. Hasil penelitian Tamin, M.F. (2015) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model
  • 4. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) pembelajaran Diskursus Multi Representasi dengan puzzle kubus dan balok untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar materi pokok kubus dan balok peserta didik kelas VIII D SMP Muhammadiyah 8 Semarang tahun pelajaran 2014/2015 berjalan dengan baik, hal ini dibuktikan dengan peningkatan keaktifan dan hasil belajar pada setiap siklusnya. Pada penelitian ini terdapat kekurangan, salah sataunya waktu penelitian yang sangat singkat, sehingga materi harus disampaikan dengan singkat dan padat, tidak semua peserta didik bisa memahami materi dengan cepat. Hasil penelitian Huda (2016) menunjukkan bahwa konsep model Diskursus Multi Representasi dalam hal meningkatkan keterampilan sosial mampu tercapai melalui tugas kelompok serta diskusi yang dapat mengutarakan pendapat peserta didik. Serta implementasi model model Diskursus Multi Representasi dalam hal meningkatkan keterampilan sosial mampu tercapai melalui penyaluran pendapat peserta didik ketika mengerjakan tugas. Pada penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu ada dua faktor yang masih menghambat tetapi masih dalam skala yang tidak signifikan, ialah rasa takut yang masih dimiliki sebagian peserta didik dan masih ada beberapa peserta didik yang mengganggu temannya ketika pelajaran berlangsung. Hasil penelitian Tristiyanti, T. dkk. (2016) menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Diskursus Multi Representasi berdasarkan analisis data diperoleh peningkatannya sedang. Penelitian ini terdapat kekurangan, yaitu ketika menyelesaikan soal-soal yang diberikan beberapa peserta didik masih belum maksimal dalam pengerjaannya, hal tersebut diakibatkan tidak semua peserta didik dapat belajar secara mandiri atau melalui diskusi kelompok. Selain itu, terlihat beberapa peserta didik memilih untuk diam dari pada harus bertanya pada guru mengenai hal yang belum dipahaminya atau tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi yang mereka tanyakan. Dalam hasil beberapa penelitian dengan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi di atas, masih terdapat beberapa kekurang pada penerapannya. Selain itu beberapa penelitian di atas juga masih belum ada yang menerapkan media visual sebagai bantuan dalam media pembelajannya. Kekurangan-kekurangan penerapan model Diskursus Multi Representasi di atas dapat di minimalisir ataupun dapat dihilangkan salah satunya dengan cara menambahkan media pembelajaran. Media dalam pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perhatian, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat meningkatkan proses belajaran. Salah satu media pembelajaran yang mampu membuat peserta didik memahami konsep adalah penggabungan teknologi video dalam program pendidikan guru. Menurut Julie (2017) “Penggabungan teknologi video dalam program pendidikan guru pada umumnya menggunakan tiga bentuk video tradisional: video yang dipublikasikan, video preservice guru sendiri, dan video kolega”. Dalam penelitian ini mensimulasikan video yang dibuat sendiri oleh guru, serta adapun jenis video yang akan dirancang ialah video kontekstual. Video merupakan suatu media yang dirancang dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan pronsip-prinsip pembelajaran sehingga media tersebut memungkinkan peserta didik mencerna materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Sedangkan menurut Sanjaya (2006) kontekstual merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan meraka. Menurut pandangan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video
  • 5. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) kontekstual adalah pembelajaran yang mampu menciptakan komunikasi dan keaktifan peserta didik melalui pesan berupa gambar dan suara yang.dikaitkan dengan lingkungan sekitar dalam kehidupan nyata, sehingga kemampuan, potensi peserta didik, dan bakat dapat berkembang, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Adapun hasil penelitian dari Dewi (2013), menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kuantum berbantuan media video kontekstual dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berpotensi memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika karena model.pembelajaran Diskursus Multi Representasi berorientasi pada pembentukan, penggunaan dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Hal ini sesuai dengan penelitian Tamin, M.F. (2015) menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar dan keaktifan matematika peserta didik melalui model pembelajaran Diskursus Multi Representasi. 2. Penggunaan video konteksuatal dapat berpotensi menarik perhatian peserta didik khususnya dalam peningkatan konsep matematika. Karena melalui video kontekstual peserta didik terbantu dalam memahami konsep pada materi, sehingga masalah yang diberikan tidak menjadi salah tafsir bagi peserta didik dalam pemaknaannya serta dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian Dewi (2013) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kuantum berbantuan media video kontekstual memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Berdasarkan Berdasarkan pemaparan (1) dan (2) dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan Video Kontekstual dan pengaruhnya terhadap pemahaman konsep sangat penting untuk diteliti. Sehingga dalam penelitian ini akan dikaji pengaruh model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan Video Kontekstual terhadap pemahaman konsep peserta didik dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Diskursus Multi Reperesentasi Berbantuan Vidio Kontekstual Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Peserta Didik Kelas VII SMP Negeri 1 Rendang”. METODE Penelitian ini merupakan eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian semu dapat digunakan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan dari perlakuan berbeda yang diberikan pada masing-masing kelompok, di mana peneliti tidak dapat mengontrol semua variabel dan kondisi eksperimen secara ketat (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Rendang tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 485 peserta didik yang tersebar ke dalam 13 kelas. Sebelum melakukan penelitian, sampel penelitian harus diuji terlebih dahulu kesetaraannya. Data yang digunakan dalam melakukan uji kesetaraan adalah nilai Ujian Akhir (UN) SD matematika peserta didik kelas VII semester genap tahun ajaran 2019/2020. Adapun uji kesetaraan sampel dengan menggunakan uji-t dua ekor dengan taraf signifikan 5%. Hasilnya adalah terpilihnya dua kelas yang setara yaitu kelas VII A dan VII C. Selanjutnya dilakukan pengundian untuk menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan diberikan perlakuan yaitu dengan model Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual sedangkan kelas kontrol tidak ada perubahan perlakuan (model pembelajaran konvensional). Hasil pengundian adalah sebagai berikut. (1) Kelas VII A sebagai kelompok eksperimen
  • 6. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) memperoleh perlakuan dengan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi, (2) Kelas VII C sebagai kelompok kontrol tidak diberikan perubahan perlakuan (model pembelajaran konvensional). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran di mana model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual diterapkan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional diterapkan pada kelompok kontrol. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post test only control group design. Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Untuk mengumpulkan data tersebut diperlukan sebuah instrumen penelitian berupa tes pemahaman konsep matematika. Tes pemahaman konsep matematika yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes uraian (essay). Tes kemampuan pemecahan masalah matematika diperiksa dengan menggunakan rubrik penskoran analitik artinya rubrik penskoran yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang diberikan dalam tes. Hal ini mengingat tingkat kesulitan setiap masalah berbeda- beda. Skor yang diberikan disesuaikan dengan indikator pada tahapan-tahapan pemecahan masalah. Instrumen penelitian yang telah disusun perlu diujicobakan untuk mendapatkan gambaran secara empirik tentang kelayakan tes tersebut dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Setelah instrumen penelitian disusun, pertama akan dilakukan uji pakar/ahli untuk mengetahui validitas isi instrumen. Kemudian diuji cobakan kepada peserta didik selain kelompok eksperimen dan kelompok control.Selanjutnya hasil uji coba tersebut digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas isntrumen penelitian. Untuk menguji validitas butir soal uraian digunakan rumus koefisien korelasi product-moment Carl Pearson (Candiasa, 2010a) dengan rumus sebagai berikut.           ))()()(( ))(( 2222 YYNXXN YXXYN rxy Sedangkan untuk uji reliabilitasnya digunakan rumus Alpha Cronbachsebagai berikut (Candiasa, 2010a).                  2 2 1 1 t i n n    Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians. Untuk menguji normalitas sebaran data digunakan Uji Lilliefors, sedangkan untuk menguji homogenitas varians menggunakan Uji-F. Jika terbukti data berdistribusi normal dan homogen, maka untuk menguji hipotesisnya digunakan uji t satu ekor (ekor kanan) dengan taraf signifikan 5% )05,0(  dan rumus sebagai berikut.               2 2 1 2 21 n S n S XX t gabgab hit dimana, )2( )1()1( 21 2 22 2 112    nn snsn s HASIL DAN PEMBAHASAN Rangkuman analisis terhadap data tentang kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tercantum pada Tabel 01 sebagai berikut Tabel 01 Rangkuman Analisis terhadap Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika No. Variabel Post-test Eksperrimen Kontrol 1 N 30 29
  • 7. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) 2 X 74,53 61,41 3 SD 19,91 17,55 Berdasarkan Tabel 01 terlihat bahwa rata-rata nilai pemahaman konsep matematika peserta didik pada kelompok eksperimen yang mengikuti model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual lebih tinggi daripada rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada kelompok kontrol yang mengikuti model pemebelajaran konvensional. Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas varians terhadap data nilaikemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Hasil uji normalitas data kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik pada kelompok eksperimen diperoleh Lhitung = 0,063 < Ltabel = 0,1618 (untuk n = 30 pada taraf signifikansi 5%), pada kelompok kontrol diperoleh Lhitung = 0,1311 < Ltabel = 0,1645 (untuk n = 29 pada taraf signifikansi 5%), maka H0 diterima yang berarti data pemahaman konsep matematika peserta didik berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas varians dilakukan dengan Uji-F. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa nilai Fhitung = 0,7766 dan nilai Ftabel = 1,8677. Apabila dibandingkan, nilai Fhitung < Ftabel. Dengan demikian H0 diterima dan hal tersebut berarti tidak terdapat perbedaan varians antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas varians diperoleh bahwa data pemahaman konsep matematika peserta didik kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistristribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji-t satu ekor (ekor kanan). Rangkuman hasi analisi uji-t ditunjukan pada Tabel 02 sebagai berikut. Tabel 02 Rangkuman Hasil Uji-t Kelompok n 2 s hitungt tabelt Eksperimen 30 74,53 693,47 1,91309 1,67203 Kontrol 37 61,41 Berdasarkan Tabel 02 dapat dilihat bahwa 91309,1hitungt dan 67203,1tabelt . oleh karena hitungt > tabelt maka H0 ditolak. Artinya kemampuan pemahamn konsep matematika peserta didik yang mengikuti model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual lebih tinggi daripada kemampuan pemahaman konsep matematika peserta didik yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dari pengamatan selama proses penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual, dapat diamati bahwa peserta didik lebih aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan model pembelajaran Diskursus Multri Representasi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan mengkontruksi pengetahuannya sendiri karena pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student centered), dimana guru hanya menjadi fasilitator yang berperan sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual yang dilakukan yaitu melalui diskusi kelompok yang mampu
  • 8. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) memberikan efek positif terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik. Karena terdapat beberapa tahap yang dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pendahuluan, tahap pengembangan dan.tahap penutup. Pada tahap persiapan, peserta didik diorganisasikan ke dalam beberapa kelompok dalam rangka menyelesaikan permasalahan dalam bentuk LKS yang diberikan guru melalui diskusi. Tahap selanjutnya adalah tahap pendahuluan, peserta didik mengingat kembali materi yang telah dipelajari yang memiliki keterkaitan dengan materi yang akan diajarkan, proses pembelajaran ini merupakan kegiatan mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Pada tahap pengembangan, peserta didik bersama kelompoknya memahami materi yang diajarkan dengan menyelesaikan permasalahan pada LKS, LKS yang diberikan kepada peserta didik menuntun peserta didik untuk memahami konsep dari suatu materi dimana dalam menanamkan konsep LKS yang dibuat guru mencakup representasi dalam penyelesaiannya, representasi yang ditampilkan pada LKS tersebut berupa gambar, persamaan matematis, menuntun peserta didik menggunakan alat dalam bentuk benda konkret dan penayangan video kontekstual dalam penyelesaian LKS tersebut. Tahap selanjutnya yaitu tahap penerapan, pada tahap ini perwakilan kelompok peserta didik mengomunikasikan hasil dari diskusi kelompok yang telah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman yang telah dimiliki peserta didik pada suatu materi. Pada tahap ini kegiatan presentasi disertai proses tanya jawab kelompok peserta didik penyaji dan kelompok.peserta didik lainnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih interaktif. Tahap terakhir yaitu tahap penutup, pada tahap ini.peserta didik merangkum keseluruhan pembelajaran yang telah dilakukan bersama.dengan guru dan peserta didik memperoleh feedback terhadap penguasaan diri terkait..materi yang telah diajarkan dengan mengerjakan tes yang diberikan.oleh guru. Penerapan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual dalam pembelajaran matematika ini mendorong peserta didik dalam kelompoknya untuk berperan aktif dalam mengajukan argumentasinya, mencermati apa yang disampaikan temannya. Peserta didik juga dapat menghubungkan materi yang mereka pelajari dengan topik lain maupun dalam kehidupan sehari-hari melalui video kontekstual yang di tayangkan sehingga pemahaman konsep matematika peserta didik meningkat. Dalam proses pembelajaran, peserta didik dibantu dalam memaknai pengetahuan dengan memberikan latihan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut berguna agar peserta didik benar- benar paham akan pentingnya mempelajari topik yang dipelajari sehingga berguna dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda dengan kelompok eksperimen, pada kelompok kontrol peserta didik mengikuti model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini model pembelajaran konvensional yang digunakan oleh guru adalah model pembelajaran discovery leraning. Dalam pembelajaran konvensional, guru masih mengambil alih pembelajaran karena adanya peserta didik yang kurang antusias mengikuti pembelajaran dan tahap-tahap dari pembelajaran konvensional kurang berjalan secara optimal. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual berpengaruh positif terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan sebelumnya. Tristiyanti, T. dkk. (2016) menunjukkan bahwa interpretasi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Diskursus Multi Representasi berdasarkan analisis data diperoleh peningkatannya sedang. Hal ini didukung oleh penelitian Huda (2016) yang mana diperoleh
  • 9. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) kesimpulan bahwa konsep model DMR dalam hal meningkatkan keterampilan sosial mampu tercapai melalui tugas kelompok serta diskusi yang dapat mengutarakan pendapat peserta didik. Selain itu, Tamin, M.F. (2015). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar materi pokok kubus dan balok, hal ini dibuktikan dengan peningkatan keaktifan dan hasil belajar pada setiap siklusnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model Diskursus Multi Representasi berdampak positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu pelaksanaan pembelajaran dalam membimbing peserta didik untuk memecahkan permasalahan, sulitnya peserta didik aktif dalam menyampaikan pendapat, dan pada pelaksanaan proses pembelajaran terjadinya kendala teknis seperti mati listrik, LCD, dan kendala lainnya.. Meskipun memiliki kendala dalam penerapannya, secara umum penelitian ini telah mampu menjawab rumusan masalah sekaligus dapat menjadi solusi dalam mengatasi rendahnya pemahman konsep matematika peserta didik. Hal tersebut didukung oleh hasil uji hipotesis yang menunjukkan pemahaman konsep matamatika peserta didik yang mengikuti model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual lebih tinggi daripada kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Jadi, model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika peserta didik yang mengikuti model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual lebih tinggi dari pada pemahman konsep matematika peserta didik yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Dengan kata lain ada pengaruh positif model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual terhadap pemahman konsep matematika peserta didik kelas VII SMP Negeri 1 Rendang. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut. Kepada praktisi pendidikan matematika, khususnya guru mata pelajaran matematika diharapkan dalam pembelajaran di kelas dapat menerapkan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual sebagai salah satu alternatif pembelajaran mengingat pengaruh positif yang diberikan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual terhadap pemahaman konsep matematika peserta didik. Penelitian ini dilakukan pada populasi dan materi pembelajaran yang terbatas. Para peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian terhadap model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual dengan populasi yang lebih besar dan materi pembelajaran yang lebih luas untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstual dalam pembelajaran matematika secara lebih mendalam. Peneliti maupun guru yang ingin menerapkan model pembelajaran Diskursus Multi Representasi berbantuan video kontekstua diharapkan memperhatikan beberapa kendala yang didapat selama penelitian ini berlangsung. Dengan itu, kendala-kendala tersebut dapat lebih awal diantisipasi sehingga pembelajaran bisa berjalan lebih efektif. DAFTAR PUSTAKA Candiasa, I.M. 2010. Pengujian Instrumen Penelitian Disertai Aplikasi ITEMAN dan BIGSTEPS. Singaraja: Unit
  • 10. e-Journal Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Matematika (Volume 3 Tahun 2019) Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha. Dewi, K. dkk. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Berbantuan Media Video Kontekstual Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Di SDN 2 Dangin Puri. Artikel Penelitian. Tersedia pada https://ejournal.undiksha.ac.id/. Huda, T. A. 2016. Implementasi Model Diskursus Multi Reperesentasi Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta didik Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Di Mts Sabilul Ulum Matong Jepara. Skripsi. Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Julie, M. A. 2017. Video Simulations To Develop Preservice Mathematics Tercher’ Discourse Practices. Dalam Journal Technology, Pegadogy and Education [online]. Volume 27, 14 halaman, Tersedia pada http://www.tandfonline.com Lestari, K. E. & Yudhanegara, M. R. 2012. Penelitian Pendidikan Matematika. Jogja : Refiko Aditama NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. United States of America: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc. Tersedia pada https://www.nctm.org/standards/ Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Sanjaya, W. 2006. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung : Kencana Prenada Media Group. Suarsana, I. M., dkk. 2018. The Effect Of Brain Based Learning On Second Grade Junior Students’ Mathematics Conceptual Understanding On Polyhedron. Dalam Journal on Mathematics Education [Online], Vol 9 (1), 12 halaman. Tersedia: https://files.eric.ed.gov Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tohir, M. 2019. Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibanding Tahun 2015. Tersedia Online: https://matematohir.wordpress.com .