SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 53
Pelatihan Pemetaan Digital

Oleh:
Hery Purwanto
email   : bandol_haryono@yahoo.com
Hp      : +62816553327


Jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Kampus I, Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2
Malang 65145, Jawa Timur
Telp. 0341-551431 ext. 233
http://www.itn.ac.id
Materi Pelatihan Pemetaan Digital

   Pengertian
   Konsep  Dasar
   Berbagai Pekerjaan Land Survey
   Prosedur Pengukuran
   Penggambaran
   Penyajian/Kartografi
PENGERTIAN PEMETAAN DIGITAL

 Pemetaan    Digital adalah proses
  pengukuran, perhitungan dan
  penggambaran yang dilakukan
  secara digital.
 Hal ini bisa diartikan semua
  proses mulai dari pengukuran,
  perhitungan dan penggambaran
  dilakukan fully digital
PENGERTIAN PEMETAAN DIGITAL

 Data  Pengukuran disimpan
  dalam sebuah file.
 Dihitung menggunakan software
  khusus.
 Digambar menggunakan
  software cad.
 Disajikan dalam bentuk softcopy
  maupun hardcopy.
KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional
   Untuk menentukan tinggi
   Model Optik
      Tergantung pada
       Surveyor/operator




                                  Level-Automatic Level
   Digital
      Semua dilakukan secara
       elektronik, pengukuran
       maupun perekaman data
   Laser
      Mengunakan sinar laser
       sebagai media pengukuran
       level.
KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional
 Untuk   penentuan
  arah/sudut
 Optik
    Tergantung pada
     surveyor/Operator




                              Theodolith
 Digital
    Tombol dan display
     sudah berbentuk screen
KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional
EDM

 Diletakkanpada theodolit
 Mengukur jarak miring
 Kombinasi dengan theodolit dapat
  menghitung jarak datar
KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional

              Salah baca         Salah input di
              Salah tulis         Komputer




                    Data masih      Input data,
                    dicatat         perhitungan dan
Theodolit manual,                   penggabaran masih
digital, TS                         semi digital
Standart
KONSEP DASAR
Pemetaan Digital
   Bentuk digital dan semua serba
    elektronik
   Untuk pengukuran sudut dan
    jarak
   Data semua dapat direkam
   Teknologi baru tanpa
    menggunakan prisma
   Tanpa prisma dapat mengukur
    jarak hingga 1200 meter
   Menggunakan prisma bisa
    mengukur jarak hingga lebih dari
    5000 meter
   Ketelitian pengukuran jarak        Total Station
    hingga mm
KONSEP DASAR
Pemetaan Digital

             Data Ukuran           Data Koordinat


             Kabel Transfer
             Data


              Bluetooth
                                               Data Plotting

   Meminimalkan kesalahan manusia dengan merekam
    data pengukuran
   Mengeliminir kesalahan membaca, kesalahan menulis
    maupun kesalahan input data
KONSEP DASAR
Permasalahan Penggambaran
                    ・ Operator Cad tidak profesional
                    ・ Kesalahan gambar jika operator
                     Cad berbeda pengertian dengan
                     surveyor di lapangan


             Transfer
             Koordinat
            (X、Y、Z)




                     Penggambaran               Gambar
 Standard             Line di Cad               Selesai
   Total
  Station
KONSEP DASAR
Konsep Field to Finished
                  Data
                                         DXF/DWG
                 Survey




                                              Gambar di eksport
                    Menggunakan Software di       ke PC
  Standard
                       PDA atau sejenis
 Total Station

Data, perhitungan dan penggambaran dilakukan di
lapangan, sehingga gambar sudah di peroleh di lapangan
tinggal ditranfer ke PC
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY

•   Pengukuran Kerangka Kontrol
    - Kerangka Kontrol Horisontal
    - Kerangka Kontrol Vertikal
•   Pengukuran Situasi
•   Pengukuran Long Section & Cross
    Section
•   Pengukuran Stake Out
•   Pengukuran As Built Survey
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY

Kerangka Kontrol Horisontal

•   Triangulasi
•   Trilaterasi
•   Triangulasi-Trilaterasi
•   Poligon
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY

Kerangka Kontrol Horisontal

Metode Lama & dikembangkan pada Jaring
  GPS
• Triangulasi
• Trilaterasi
• Triangulasi-Trilaterasi


Umum digunakan pada Pemetaan Topografi:
• Poligon

Pada session ini poligon akan dibahas lebih detail
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
POLIGON TERTUTUP
Syarat yang harus dipenuhi:                    U

                                                          αP1-P2
                                             β1΄
•   Syarat Sudut
                                                   P1          d1
     ∑ β + f β = ( n ± 2) *180°                     β1                   P2
                                                                              β2΄

                                                                    β2
                                      d5
•   Syarat Absis
                                                                              d2
     ∑ d * sin α + f x = 0
                                    P5 β 5                               β 3 P3
                              β5΄
•   Syarat Ordinat                                       β4
                                                                                    β3΄
                                        d4
      ∑ d * cos α + f y = 0                              P4         d3

                                                         β4΄
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
POLIGON TERBUKA
Syarat yang harus dipenuhi:

•   Syarat Sudut
    ∑ β + f β = (α BM 3− BM 4 − α BM 3− BM 4 ) + ( n − 1) *180°
•   Syarat Absis                              •    Syarat Ordinat

    ∑ d * sin α + f   x   = X BM 3 − X BM 2        ∑ d * cos α + f   y   = YBM 3 − YBM 2

      αBm2-Bm1        BM1
                                              β3
                                              P2                αBm3-Bm4
               β1          β2
                                      d2            d3     β4                 BM4
       BM2       d1          P1
                                                            BM3
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Kerangka Kontrol Vertikal

Pada kerangka kontrol vertikal terdiri dari 2 model
yaitu:
•   Model tertutup
    (Syarat: Jumlah   ∆h sama dengan nol)

•   Model terbuka terikat dua BM
    (Syarat: Jumlah
                    ∆h sama dengan
    pengurangan elevasi BM akhir dengan
    elevasi BM awal)
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi


   U                        BM2
       αBM1-BM2      (XBM2, YBM2, EBM2)
                                             D1
           β1                             (XD1, YD1, ED1)
 BM1
       (XBM1, YBM1, EBM1)

                                                            Keterangan:
                              Tampak Atas                   U : utara
                                                            BM: bench mark
                                                            D : detail
                                                            α   : azimuth
                                                            β   : sdt. horisontal
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi

                                               Metode
                       dm                      tachimetri
                                          Tt
    Zenith system                     X

   VZ           Helling system
          Vh
                        dd                ∆h
                                     Ti
                                                Keterangan:
                                                V : sdt. vertikal
  BM1
                Potongan Melintang              Ti : tinggi alat
                                                X : sisi segitiga
                                                Tt : tinggi target
                                                dm : jarak miring
                                                dd : jarak datar
                                                ∆h : beda tinggi
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi
Formula:
Azimuth,
     α BM1 − D1 = α BM1 − BM 2 + β1
Jarak,
Zenith system,
  dd BM1 − D1 = dmBM1 − D1 * sin Vz

Helling system,
    dd BM1 − D1 = dmBM1 − D1 * cos Vh
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi
Beda tinggi,
Bila,

  X = dd BM1 − D1 * CotgVz atau, X = dd BM1 − D1 * tgVh
Zenith system,

        ∆hBM1 − D1 = (Ti − Tt ) + dd BM1 − D1 * CotgVz

Helling system,

        ∆hBM1 − D1 = (Ti − Tt ) + dd BM1 − D1 * tgVh
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi
Koordinat (X, Y, Z),
Absis (X),

        X D1 = X BM1 + dd BM 1 − D1 * sin α BM1 − D1

Ordinat (Y),

         YD1 = YBM 1 + dd BM1 − D1 * cos α BM 1 − D1

Elevasi (E),

         ED1 = E BM1 + ∆hBM1 − D1
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Long Section & Cross Section




                Pengukuran




                Hasil Gambar
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Long Section & Cross Section

Pada Pengukuran ini dapat dilakukan dengan
 metode   levelling menggunakan waterpass.
  (mudah aplikasi dan perhitungannya)
 Metodetachimetri menggunakan theodolith
  maupun total station.
  (mudah aplikasi dan perhitungan menggunakan
  kaedah tachimetri)
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
   U                                       (X, Y, E)   (X, Y, E)
                            BM2
                                              D5          D4
       αBM1-BM2      (XBM2, YBM2, EBM2)

           β1

 BM1                                          D1
       (XBM1, YBM1, EBM1)
                                           (X, Y, E)



                                             D2            D3
Contoh stake out                          (X, Y, E)    (X, Y, E)
sebuah design
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out


Penyelesaian:

Konsep penyelesaian stake out berbalikan
dari pengukuran situasi, dimana “dari nilai
koordinat yang sudah diketahui
dikembalikan ke parameter jarak dan sudut ”
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Langkah penyelesaian:
Hitung Azimuth,
                        X BM 2 − X BM1     
α BM1 − BM 2   = Arctg                     
                        YBM − YBM          
                             2      1      

                        X D1 − X BM1   
  α BM1 − D1   = Arctg                 
                        YD − YBM       
                        1         1    
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Hitung sudut horisontal terhadap backsight,
β1 = α BM1 − D1 − α BM1 − D1

Perlu diperhatikan !!!!
                                            Formula:
                    U
                        x
    Kuadran 4                   Kuadran 1   Kuadran 1 Azimuth = α
     X : -           α          X : +
                            y   Y : +
     Y : +
                                            Kuadran 2 Azimuth = 180° − α

                                Kuadran 2
                                            Kuadran 3 Azimuth = 180° + α
    Kuadran 3
    X : -                       X : +
    Y : -                       Y : -       Kuadran 4 Azimuth = 360° − α
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Hitung jarak,

    d BM1 − D1 =   (X   D1         ) (
                                    2
                             − X BM1 + X D1 − X BM1   )   2




Demikian dilakukan pada semua titik
rencana, untuk lingkaran digunakan roll
meter dengan memasang pancang setiap
dikeliling lingkaran dengan interval yang
telah ditentukan.
BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran As Built Survey
Konsep pengukuran sama dengan pengukuran situasi.




Tujuan,
• Untuk mengetahui sejauh mana
  kesalahan stake out terhadap design
  yang telah dibuat.
• Untuk arsip gambar, dimana dimensi
  ukuran gambar telah sesuai dengan
  kondisi nyata di lapangan.
Prosedur Pengukuran Topografi


    Persiapan
    Personil dan peralatan
    Orientasi Lapangan
    Perencanaan Kerangka Kontrol
    Pengukuran Situasi
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran As Built Survey

  Persiapan Mob-Demob
  Persiapan Basecamp
  Persiapan blangko ukur
  Persiapan peralatan tulis
  Persiapan tugu (Titik Poligon &
   Batas)
Prosedur Pengukuran Topografi

Personil dan Peralatan
 Mengacu    pada luas yang akan diukur
  dan spesifikasi teknik yang telah
  ditentukan, maka penentuan jumlah
  personil meliputi: Surveyor, Asisten
  Surveyor maupun tenaga lokal harus
  dipersiapkan.
 Selain itu penentuan peralatan yang
  akan digunakan juga sangat
  menentukan ketelitian yang akan
  dihasilkan.
Prosedur Pengukuran Topografi

Personil
 Personil yang diperlukan:
 •   Team Leader
 •   Surveyor
 •   Asisten Surveyor
 •   Drafter
 •   Tenaga lokal


 Item 2 sampai dengan 5 jumlah menyesuaikan.
Prosedur Pengukuran Topografi

Peralatan
Peralatan ukur yang diperlukan:
 Total Station
 Theodolith & EDM
 Theodolith
 Waterpass


  Berkenaan dengan peraltan sangat
  tergantung pada: ketelitian, anggaran
  yang ada, kondisi area yang diukur.
Prosedur Pengukuran Topografi

Orientasi Lapangan

Orientasi lapangan berkenaan dengan:
 Penentuan titik kontrol

 Pemasangan tugu

 Metode yang efisien untuk   digunakan
 Mekanisme mobilisasi personil
Prosedur Pengukuran Topografi

Perencanaan Kerangka Kontrol


 Kerangka Kontrol Vertikal (KKV)
 Kerangka Kontrol Horizontal
  (KKH)
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal

  Untuk daerah yang relatif datar atau
   relatif datar sebisa mungkin
   menggunakan waterpass untuk hasil
   yang optimal.
  Untuk daerah yang curam, maka
   metode yang digunakan adalah
   tachimetri dengan menggunakan Total
   Station ataupun Theodolith & EDM.
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal
  Pengukuran beda tinggi dilakukan
   pergi pulang untuk mendapatkan
   kontrol pengukuran.
  Semua titik poligon harus dilalui
   pengukuran kerangka kontrol vertikal.
  Bila dikehendaki pengikan pada
   sistem datum vertikal tertentu, maka
   perlu dilakukan pengukuran
   pengikatan pada titik tinggi yang akan
   dijadikan referensi
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal

Dalam penentuan titik poligon yang perlu
diperhatikan:
 Antar titik harus saling kelihatan.
 Sudut yang dibentuk hendaknya tumpul.
 Lokasi penempatan tugu harus memenuhi
  syarat: realtif aman, diusahakan seminimal
  mungkin dibongkar karena perencanaan.
 Mudah diidentifikasi dilapangan.
 Pemasangan tugu harus kuat dan tegak.
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal

Penentuan kerangka kontrol horizontal
yang digunakan meliputi (yang umum
dipakai):

   Poligon Tertutup
   Poligon Terbuka Terikat Sempurna
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal

Penggunaan Poligon Tertutup,
 Apabila tidak ada titik ikat sama
  sekali metode ini sangat baik dan
  mudah terkontrol ketelitiannya.
 Apabila hanya ada satu titik ikat
  yang dijadikan referensi.
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal

Penggunaan Poligon Terbuka Terikat Sempurna

 Terdapat 2 titik ikat diawal di akhir
  pengukuran poligon.
 Apabila area pengukuran
  memanjang, titik ikat perlu dibuat
  diawal dan diakhir pengukuran titik
  poligon dengan menggunakan GPS.
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Situasi
 Pengukuran situasi meliputi:
  Pengukuran detail buatan manusia,
   yaitu: bangunan, bendungan, jalan,
   tiang listrik, tiang telp dll.
  Pengukuran detail alam, yaitu: sungai,
   pohon, danau, bukit dll.
  Pengukuran titik-titik yang mewakili spot
   height yang sangat membantu dalam
   proses pembuatan garis kontur.
Prosedur Pengukuran Topografi

Pengukuran Situasi
Yang perlu diperhatikan:
 Pengukuran titik detail sebisa mungkin
  dilakukan dari titik-titik poligon.
 Pembuatan sket yang mewakili kondisi
  dilapangan.
 Pembuatan ID yang terstruktur dari
  setiap titik detail yang diukur.
 ID titik diusahakan agar tidak sama
  sehingga tidak menimbulkan redundent.
Penggambaran

 Setelah proses perhitungan pekerjaan
 berikutnya adalah penggambaran meliputi
 beberapa obyek yaitu:

    Titik Poligon
    Titik-titik tinggi
    Penggambaran detail alam
    Penggambaran detail buatan


 Dasar dari penggambaran adalah sket yang telah
 dibuat dilapangan dengan menghubungkan titik-
 titik detail sesuai dengan id setiap titik.
Penggambaran

Proses berikutnya adalah pembuatan garis
kontur berdasarkan titik-titik tinggi yang
mewakili ketinggian dilapangan.

   Proses ini bisa dilakukan secara otomatis
    dengan memanfaatkan software-software yang
    telah ada.
   Pembuatan kontur dilakukan sesuai kronologis
    yang menjadi standart operasional masing-
    masing software.
   Contoh software: Liscad, Topocad, Land
    development, civilcad, Softdesk survey,
    terramodel dll.
Penggambaran

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggambaran kontur:

   Editing titik tinggi yang kemungkinan salah dalam
    perhitungan, hal ini ditunjukkan adanya outlier
    sehingga kontur menampakkan kejanggalan.
   Editing perlu dilakukan dengan memperhatikan
    karakteristik kontur pada daerah sungai, bukit,
    danau dan detail yang spesifik.
   Hasil akhir perlu di smoothing dengan
    mempertahankan bentuk kontur hasil interpolasi.
Penggambaran

Pengelompokan gambar:
 Gambar     dikelompokkan dalam layer-layer
  sesuai dengan nama detail masing-
  masing. Contoh jalan, bangunan, sungai,
  titik tinggi dll.
 Maksud dari pengelompokan dalam layer-
  layer adalah untuk memudahkan dalam
  melakukan editing.
Penyajian
Kartografi:

 Pemberian  warna
 Simbolisasi dari detail-detail
 Pengasiran daerah blok
 Pemberian legenda
 Pembuatan skala bar
 Penyajian & penyempurnaan gambar
  sehingga semakin informatif &
  menarik
Penyajian
Pencetakan Gambar:

  Ukuran kertas yang ditetapkan
  Pembagian lembar peta sesuai
  Skala yang dikehendaki
  Ukuran ketebalan titik dan garis
  Ukuran font dari huruf yang dikehendaki
  Pencetakan warna atau hitam putih
  Setting plotter yang digunakan
Sekian
    dan
Terima Kasih

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailHendra Supriyanto
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Lampung University
 
Laporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikLaporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikUDIN MUHRUDIN
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...YOHANIS SAHABAT
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Edho Wiranata
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxPenyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxSusanApriliani1
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luasKharistya Amaru
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikSally Indah N
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013UDIN MUHRUDIN
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air TanahRiyadi Joe
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaHendra Supriyanto
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianIpung Noor
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolitedidiek hermansyah
 

Was ist angesagt? (20)

Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Bab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detailBab ii pengukuran titik detail
Bab ii pengukuran titik detail
 
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
Ilmu Ukur Tanah Pertemuan 2 dan 3
 
Laporan Geologi Fisik
Laporan Geologi FisikLaporan Geologi Fisik
Laporan Geologi Fisik
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
 
Laporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUTLaporan Praktikhum IUT
Laporan Praktikhum IUT
 
Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station Cara pengukuran menggunakan total station
Cara pengukuran menggunakan total station
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptxPenyelidikan Geologi Teknik.pptx
Penyelidikan Geologi Teknik.pptx
 
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw   4 penentuan arah sudut dan luasIuw   4 penentuan arah sudut dan luas
Iuw 4 penentuan arah sudut dan luas
 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
Geolistrik 1
Geolistrik 1Geolistrik 1
Geolistrik 1
 
Laporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta TematikLaporan Pembuatan Peta Tematik
Laporan Pembuatan Peta Tematik
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhanaBab 3 pemetaan planimetrik sederhana
Bab 3 pemetaan planimetrik sederhana
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur TanahPengenalan Ilmu Ukur Tanah
Pengenalan Ilmu Ukur Tanah
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodoliteCara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
Cara setting out atau stake out bangunan dengan theodolite
 

Mehr von Hendra Fernando

Mehr von Hendra Fernando (6)

4. present.wwk.2009
4. present.wwk.20094. present.wwk.2009
4. present.wwk.2009
 
3. present. wwk. 2009
3. present. wwk. 20093. present. wwk. 2009
3. present. wwk. 2009
 
2. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 20092. present. wwk. 2009
2. present. wwk. 2009
 
1. present. wwk. 2009
1. present. wwk. 20091. present. wwk. 2009
1. present. wwk. 2009
 
Oceanografi
OceanografiOceanografi
Oceanografi
 
Kartografi digital
Kartografi digitalKartografi digital
Kartografi digital
 

Pemetaan digital

  • 1. Pelatihan Pemetaan Digital Oleh: Hery Purwanto email : bandol_haryono@yahoo.com Hp : +62816553327 Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Nasional Malang Kampus I, Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2 Malang 65145, Jawa Timur Telp. 0341-551431 ext. 233 http://www.itn.ac.id
  • 2. Materi Pelatihan Pemetaan Digital  Pengertian  Konsep Dasar  Berbagai Pekerjaan Land Survey  Prosedur Pengukuran  Penggambaran  Penyajian/Kartografi
  • 3. PENGERTIAN PEMETAAN DIGITAL  Pemetaan Digital adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran yang dilakukan secara digital.  Hal ini bisa diartikan semua proses mulai dari pengukuran, perhitungan dan penggambaran dilakukan fully digital
  • 4. PENGERTIAN PEMETAAN DIGITAL  Data Pengukuran disimpan dalam sebuah file.  Dihitung menggunakan software khusus.  Digambar menggunakan software cad.  Disajikan dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.
  • 5. KONSEP DASAR Pemetaan Konvensional  Untuk menentukan tinggi  Model Optik  Tergantung pada Surveyor/operator Level-Automatic Level  Digital  Semua dilakukan secara elektronik, pengukuran maupun perekaman data  Laser  Mengunakan sinar laser sebagai media pengukuran level.
  • 6. KONSEP DASAR Pemetaan Konvensional  Untuk penentuan arah/sudut  Optik  Tergantung pada surveyor/Operator Theodolith  Digital  Tombol dan display sudah berbentuk screen
  • 7. KONSEP DASAR Pemetaan Konvensional EDM  Diletakkanpada theodolit  Mengukur jarak miring  Kombinasi dengan theodolit dapat menghitung jarak datar
  • 8. KONSEP DASAR Pemetaan Konvensional Salah baca Salah input di Salah tulis Komputer Data masih Input data, dicatat perhitungan dan Theodolit manual, penggabaran masih digital, TS semi digital Standart
  • 9. KONSEP DASAR Pemetaan Digital  Bentuk digital dan semua serba elektronik  Untuk pengukuran sudut dan jarak  Data semua dapat direkam  Teknologi baru tanpa menggunakan prisma  Tanpa prisma dapat mengukur jarak hingga 1200 meter  Menggunakan prisma bisa mengukur jarak hingga lebih dari 5000 meter  Ketelitian pengukuran jarak Total Station hingga mm
  • 10. KONSEP DASAR Pemetaan Digital Data Ukuran Data Koordinat Kabel Transfer Data Bluetooth Data Plotting  Meminimalkan kesalahan manusia dengan merekam data pengukuran  Mengeliminir kesalahan membaca, kesalahan menulis maupun kesalahan input data
  • 11. KONSEP DASAR Permasalahan Penggambaran ・ Operator Cad tidak profesional ・ Kesalahan gambar jika operator Cad berbeda pengertian dengan surveyor di lapangan Transfer Koordinat (X、Y、Z) Penggambaran Gambar Standard Line di Cad Selesai Total Station
  • 12. KONSEP DASAR Konsep Field to Finished Data DXF/DWG Survey Gambar di eksport Menggunakan Software di ke PC Standard PDA atau sejenis Total Station Data, perhitungan dan penggambaran dilakukan di lapangan, sehingga gambar sudah di peroleh di lapangan tinggal ditranfer ke PC
  • 13. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY • Pengukuran Kerangka Kontrol - Kerangka Kontrol Horisontal - Kerangka Kontrol Vertikal • Pengukuran Situasi • Pengukuran Long Section & Cross Section • Pengukuran Stake Out • Pengukuran As Built Survey
  • 14. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Kerangka Kontrol Horisontal • Triangulasi • Trilaterasi • Triangulasi-Trilaterasi • Poligon
  • 15. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Kerangka Kontrol Horisontal Metode Lama & dikembangkan pada Jaring GPS • Triangulasi • Trilaterasi • Triangulasi-Trilaterasi Umum digunakan pada Pemetaan Topografi: • Poligon Pada session ini poligon akan dibahas lebih detail
  • 16. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY POLIGON TERTUTUP Syarat yang harus dipenuhi: U αP1-P2 β1΄ • Syarat Sudut P1 d1 ∑ β + f β = ( n ± 2) *180° β1 P2 β2΄ β2 d5 • Syarat Absis d2 ∑ d * sin α + f x = 0 P5 β 5 β 3 P3 β5΄ • Syarat Ordinat β4 β3΄ d4 ∑ d * cos α + f y = 0 P4 d3 β4΄
  • 17. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY POLIGON TERBUKA Syarat yang harus dipenuhi: • Syarat Sudut ∑ β + f β = (α BM 3− BM 4 − α BM 3− BM 4 ) + ( n − 1) *180° • Syarat Absis • Syarat Ordinat ∑ d * sin α + f x = X BM 3 − X BM 2 ∑ d * cos α + f y = YBM 3 − YBM 2 αBm2-Bm1 BM1 β3 P2 αBm3-Bm4 β1 β2 d2 d3 β4 BM4 BM2 d1 P1 BM3
  • 18. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Kerangka Kontrol Vertikal Pada kerangka kontrol vertikal terdiri dari 2 model yaitu: • Model tertutup (Syarat: Jumlah ∆h sama dengan nol) • Model terbuka terikat dua BM (Syarat: Jumlah ∆h sama dengan pengurangan elevasi BM akhir dengan elevasi BM awal)
  • 19. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Situasi U BM2 αBM1-BM2 (XBM2, YBM2, EBM2) D1 β1 (XD1, YD1, ED1) BM1 (XBM1, YBM1, EBM1) Keterangan: Tampak Atas U : utara BM: bench mark D : detail α : azimuth β : sdt. horisontal
  • 20. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Situasi Metode dm tachimetri Tt Zenith system X VZ Helling system Vh dd ∆h Ti Keterangan: V : sdt. vertikal BM1 Potongan Melintang Ti : tinggi alat X : sisi segitiga Tt : tinggi target dm : jarak miring dd : jarak datar ∆h : beda tinggi
  • 21. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Situasi Formula: Azimuth, α BM1 − D1 = α BM1 − BM 2 + β1 Jarak, Zenith system, dd BM1 − D1 = dmBM1 − D1 * sin Vz Helling system, dd BM1 − D1 = dmBM1 − D1 * cos Vh
  • 22. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Situasi Beda tinggi, Bila, X = dd BM1 − D1 * CotgVz atau, X = dd BM1 − D1 * tgVh Zenith system, ∆hBM1 − D1 = (Ti − Tt ) + dd BM1 − D1 * CotgVz Helling system, ∆hBM1 − D1 = (Ti − Tt ) + dd BM1 − D1 * tgVh
  • 23. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Situasi Koordinat (X, Y, Z), Absis (X), X D1 = X BM1 + dd BM 1 − D1 * sin α BM1 − D1 Ordinat (Y), YD1 = YBM 1 + dd BM1 − D1 * cos α BM 1 − D1 Elevasi (E), ED1 = E BM1 + ∆hBM1 − D1
  • 24. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Long Section & Cross Section Pengukuran Hasil Gambar
  • 25. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Long Section & Cross Section Pada Pengukuran ini dapat dilakukan dengan  metode levelling menggunakan waterpass. (mudah aplikasi dan perhitungannya)  Metodetachimetri menggunakan theodolith maupun total station. (mudah aplikasi dan perhitungan menggunakan kaedah tachimetri)
  • 26. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Stake out U (X, Y, E) (X, Y, E) BM2 D5 D4 αBM1-BM2 (XBM2, YBM2, EBM2) β1 BM1 D1 (XBM1, YBM1, EBM1) (X, Y, E) D2 D3 Contoh stake out (X, Y, E) (X, Y, E) sebuah design
  • 27. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Stake out Penyelesaian: Konsep penyelesaian stake out berbalikan dari pengukuran situasi, dimana “dari nilai koordinat yang sudah diketahui dikembalikan ke parameter jarak dan sudut ”
  • 28. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Stake out Langkah penyelesaian: Hitung Azimuth,  X BM 2 − X BM1  α BM1 − BM 2 = Arctg    YBM − YBM   2 1   X D1 − X BM1  α BM1 − D1 = Arctg    YD − YBM   1 1 
  • 29. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Stake out Hitung sudut horisontal terhadap backsight, β1 = α BM1 − D1 − α BM1 − D1 Perlu diperhatikan !!!! Formula: U x Kuadran 4 Kuadran 1 Kuadran 1 Azimuth = α X : - α X : + y Y : + Y : + Kuadran 2 Azimuth = 180° − α Kuadran 2 Kuadran 3 Azimuth = 180° + α Kuadran 3 X : - X : + Y : - Y : - Kuadran 4 Azimuth = 360° − α
  • 30. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran Stake out Hitung jarak, d BM1 − D1 = (X D1 ) ( 2 − X BM1 + X D1 − X BM1 ) 2 Demikian dilakukan pada semua titik rencana, untuk lingkaran digunakan roll meter dengan memasang pancang setiap dikeliling lingkaran dengan interval yang telah ditentukan.
  • 31. BERBAGAI PEKERJAAN LAND SURVEY Pengukuran As Built Survey Konsep pengukuran sama dengan pengukuran situasi. Tujuan, • Untuk mengetahui sejauh mana kesalahan stake out terhadap design yang telah dibuat. • Untuk arsip gambar, dimana dimensi ukuran gambar telah sesuai dengan kondisi nyata di lapangan.
  • 32. Prosedur Pengukuran Topografi Persiapan Personil dan peralatan Orientasi Lapangan Perencanaan Kerangka Kontrol Pengukuran Situasi
  • 33. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran As Built Survey  Persiapan Mob-Demob  Persiapan Basecamp  Persiapan blangko ukur  Persiapan peralatan tulis  Persiapan tugu (Titik Poligon & Batas)
  • 34. Prosedur Pengukuran Topografi Personil dan Peralatan  Mengacu pada luas yang akan diukur dan spesifikasi teknik yang telah ditentukan, maka penentuan jumlah personil meliputi: Surveyor, Asisten Surveyor maupun tenaga lokal harus dipersiapkan.  Selain itu penentuan peralatan yang akan digunakan juga sangat menentukan ketelitian yang akan dihasilkan.
  • 35. Prosedur Pengukuran Topografi Personil Personil yang diperlukan: • Team Leader • Surveyor • Asisten Surveyor • Drafter • Tenaga lokal Item 2 sampai dengan 5 jumlah menyesuaikan.
  • 36. Prosedur Pengukuran Topografi Peralatan Peralatan ukur yang diperlukan:  Total Station  Theodolith & EDM  Theodolith  Waterpass Berkenaan dengan peraltan sangat tergantung pada: ketelitian, anggaran yang ada, kondisi area yang diukur.
  • 37. Prosedur Pengukuran Topografi Orientasi Lapangan Orientasi lapangan berkenaan dengan:  Penentuan titik kontrol  Pemasangan tugu  Metode yang efisien untuk digunakan  Mekanisme mobilisasi personil
  • 38. Prosedur Pengukuran Topografi Perencanaan Kerangka Kontrol  Kerangka Kontrol Vertikal (KKV)  Kerangka Kontrol Horizontal (KKH)
  • 39. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal  Untuk daerah yang relatif datar atau relatif datar sebisa mungkin menggunakan waterpass untuk hasil yang optimal.  Untuk daerah yang curam, maka metode yang digunakan adalah tachimetri dengan menggunakan Total Station ataupun Theodolith & EDM.
  • 40. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal  Pengukuran beda tinggi dilakukan pergi pulang untuk mendapatkan kontrol pengukuran.  Semua titik poligon harus dilalui pengukuran kerangka kontrol vertikal.  Bila dikehendaki pengikan pada sistem datum vertikal tertentu, maka perlu dilakukan pengukuran pengikatan pada titik tinggi yang akan dijadikan referensi
  • 41. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Dalam penentuan titik poligon yang perlu diperhatikan:  Antar titik harus saling kelihatan.  Sudut yang dibentuk hendaknya tumpul.  Lokasi penempatan tugu harus memenuhi syarat: realtif aman, diusahakan seminimal mungkin dibongkar karena perencanaan.  Mudah diidentifikasi dilapangan.  Pemasangan tugu harus kuat dan tegak.
  • 42. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Penentuan kerangka kontrol horizontal yang digunakan meliputi (yang umum dipakai):  Poligon Tertutup  Poligon Terbuka Terikat Sempurna
  • 43. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Penggunaan Poligon Tertutup,  Apabila tidak ada titik ikat sama sekali metode ini sangat baik dan mudah terkontrol ketelitiannya.  Apabila hanya ada satu titik ikat yang dijadikan referensi.
  • 44. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal Penggunaan Poligon Terbuka Terikat Sempurna  Terdapat 2 titik ikat diawal di akhir pengukuran poligon.  Apabila area pengukuran memanjang, titik ikat perlu dibuat diawal dan diakhir pengukuran titik poligon dengan menggunakan GPS.
  • 45. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Situasi Pengukuran situasi meliputi:  Pengukuran detail buatan manusia, yaitu: bangunan, bendungan, jalan, tiang listrik, tiang telp dll.  Pengukuran detail alam, yaitu: sungai, pohon, danau, bukit dll.  Pengukuran titik-titik yang mewakili spot height yang sangat membantu dalam proses pembuatan garis kontur.
  • 46. Prosedur Pengukuran Topografi Pengukuran Situasi Yang perlu diperhatikan:  Pengukuran titik detail sebisa mungkin dilakukan dari titik-titik poligon.  Pembuatan sket yang mewakili kondisi dilapangan.  Pembuatan ID yang terstruktur dari setiap titik detail yang diukur.  ID titik diusahakan agar tidak sama sehingga tidak menimbulkan redundent.
  • 47. Penggambaran Setelah proses perhitungan pekerjaan berikutnya adalah penggambaran meliputi beberapa obyek yaitu: Titik Poligon Titik-titik tinggi Penggambaran detail alam Penggambaran detail buatan Dasar dari penggambaran adalah sket yang telah dibuat dilapangan dengan menghubungkan titik- titik detail sesuai dengan id setiap titik.
  • 48. Penggambaran Proses berikutnya adalah pembuatan garis kontur berdasarkan titik-titik tinggi yang mewakili ketinggian dilapangan.  Proses ini bisa dilakukan secara otomatis dengan memanfaatkan software-software yang telah ada.  Pembuatan kontur dilakukan sesuai kronologis yang menjadi standart operasional masing- masing software.  Contoh software: Liscad, Topocad, Land development, civilcad, Softdesk survey, terramodel dll.
  • 49. Penggambaran Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggambaran kontur:  Editing titik tinggi yang kemungkinan salah dalam perhitungan, hal ini ditunjukkan adanya outlier sehingga kontur menampakkan kejanggalan.  Editing perlu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik kontur pada daerah sungai, bukit, danau dan detail yang spesifik.  Hasil akhir perlu di smoothing dengan mempertahankan bentuk kontur hasil interpolasi.
  • 50. Penggambaran Pengelompokan gambar:  Gambar dikelompokkan dalam layer-layer sesuai dengan nama detail masing- masing. Contoh jalan, bangunan, sungai, titik tinggi dll.  Maksud dari pengelompokan dalam layer- layer adalah untuk memudahkan dalam melakukan editing.
  • 51. Penyajian Kartografi:  Pemberian warna  Simbolisasi dari detail-detail  Pengasiran daerah blok  Pemberian legenda  Pembuatan skala bar  Penyajian & penyempurnaan gambar sehingga semakin informatif & menarik
  • 52. Penyajian Pencetakan Gambar: Ukuran kertas yang ditetapkan Pembagian lembar peta sesuai Skala yang dikehendaki Ukuran ketebalan titik dan garis Ukuran font dari huruf yang dikehendaki Pencetakan warna atau hitam putih Setting plotter yang digunakan
  • 53. Sekian dan Terima Kasih