- Mengamati kondisi medan dan aksesibilitas
- Menentukan arah utara dan sistem koordinat
- Memilih lokasi BM dan titik kontrol
- Membuat sketsa orientasi
Surveyor:
- Memverifikasi hasil orientasi assistant
- Menentukan sistem koordinat
- Menetapkan BM dan titik kontrol
Orientasi sangat penting untuk kelancaran pekerjaan selanjutnya
1. Pelatihan Pemetaan Digital
Oleh:
Hery Purwanto
email : bandol_haryono@yahoo.com
Hp : +62816553327
Jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Malang
Kampus I, Jl. Bendungan Sigura-gura No. 2
Malang 65145, Jawa Timur
Telp. 0341-551431 ext. 233
http://www.itn.ac.id
2. Materi Pelatihan Pemetaan Digital
Pengertian
Konsep Dasar
Berbagai Pekerjaan Land Survey
Prosedur Pengukuran
Penggambaran
Penyajian/Kartografi
3. PENGERTIAN PEMETAAN DIGITAL
Pemetaan Digital adalah proses
pengukuran, perhitungan dan
penggambaran yang dilakukan
secara digital.
Hal ini bisa diartikan semua
proses mulai dari pengukuran,
perhitungan dan penggambaran
dilakukan fully digital
4. PENGERTIAN PEMETAAN DIGITAL
Data Pengukuran disimpan
dalam sebuah file.
Dihitung menggunakan software
khusus.
Digambar menggunakan
software cad.
Disajikan dalam bentuk softcopy
maupun hardcopy.
5. KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional
Untuk menentukan tinggi
Model Optik
Tergantung pada
Surveyor/operator
Level-Automatic Level
Digital
Semua dilakukan secara
elektronik, pengukuran
maupun perekaman data
Laser
Mengunakan sinar laser
sebagai media pengukuran
level.
6. KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional
Untuk penentuan
arah/sudut
Optik
Tergantung pada
surveyor/Operator
Theodolith
Digital
Tombol dan display
sudah berbentuk screen
8. KONSEP DASAR
Pemetaan Konvensional
Salah baca Salah input di
Salah tulis Komputer
Data masih Input data,
dicatat perhitungan dan
Theodolit manual, penggabaran masih
digital, TS semi digital
Standart
9. KONSEP DASAR
Pemetaan Digital
Bentuk digital dan semua serba
elektronik
Untuk pengukuran sudut dan
jarak
Data semua dapat direkam
Teknologi baru tanpa
menggunakan prisma
Tanpa prisma dapat mengukur
jarak hingga 1200 meter
Menggunakan prisma bisa
mengukur jarak hingga lebih dari
5000 meter
Ketelitian pengukuran jarak Total Station
hingga mm
10. KONSEP DASAR
Pemetaan Digital
Data Ukuran Data Koordinat
Kabel Transfer
Data
Bluetooth
Data Plotting
Meminimalkan kesalahan manusia dengan merekam
data pengukuran
Mengeliminir kesalahan membaca, kesalahan menulis
maupun kesalahan input data
11. KONSEP DASAR
Permasalahan Penggambaran
・ Operator Cad tidak profesional
・ Kesalahan gambar jika operator
Cad berbeda pengertian dengan
surveyor di lapangan
Transfer
Koordinat
(X、Y、Z)
Penggambaran Gambar
Standard Line di Cad Selesai
Total
Station
12. KONSEP DASAR
Konsep Field to Finished
Data
DXF/DWG
Survey
Gambar di eksport
Menggunakan Software di ke PC
Standard
PDA atau sejenis
Total Station
Data, perhitungan dan penggambaran dilakukan di
lapangan, sehingga gambar sudah di peroleh di lapangan
tinggal ditranfer ke PC
13. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
• Pengukuran Kerangka Kontrol
- Kerangka Kontrol Horisontal
- Kerangka Kontrol Vertikal
• Pengukuran Situasi
• Pengukuran Long Section & Cross
Section
• Pengukuran Stake Out
• Pengukuran As Built Survey
15. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Kerangka Kontrol Horisontal
Metode Lama & dikembangkan pada Jaring
GPS
• Triangulasi
• Trilaterasi
• Triangulasi-Trilaterasi
Umum digunakan pada Pemetaan Topografi:
• Poligon
Pada session ini poligon akan dibahas lebih detail
16. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
POLIGON TERTUTUP
Syarat yang harus dipenuhi: U
αP1-P2
β1΄
• Syarat Sudut
P1 d1
∑ β + f β = ( n ± 2) *180° β1 P2
β2΄
β2
d5
• Syarat Absis
d2
∑ d * sin α + f x = 0
P5 β 5 β 3 P3
β5΄
• Syarat Ordinat β4
β3΄
d4
∑ d * cos α + f y = 0 P4 d3
β4΄
17. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
POLIGON TERBUKA
Syarat yang harus dipenuhi:
• Syarat Sudut
∑ β + f β = (α BM 3− BM 4 − α BM 3− BM 4 ) + ( n − 1) *180°
• Syarat Absis • Syarat Ordinat
∑ d * sin α + f x = X BM 3 − X BM 2 ∑ d * cos α + f y = YBM 3 − YBM 2
αBm2-Bm1 BM1
β3
P2 αBm3-Bm4
β1 β2
d2 d3 β4 BM4
BM2 d1 P1
BM3
18. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Kerangka Kontrol Vertikal
Pada kerangka kontrol vertikal terdiri dari 2 model
yaitu:
• Model tertutup
(Syarat: Jumlah ∆h sama dengan nol)
• Model terbuka terikat dua BM
(Syarat: Jumlah
∆h sama dengan
pengurangan elevasi BM akhir dengan
elevasi BM awal)
19. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi
U BM2
αBM1-BM2 (XBM2, YBM2, EBM2)
D1
β1 (XD1, YD1, ED1)
BM1
(XBM1, YBM1, EBM1)
Keterangan:
Tampak Atas U : utara
BM: bench mark
D : detail
α : azimuth
β : sdt. horisontal
20. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Situasi
Metode
dm tachimetri
Tt
Zenith system X
VZ Helling system
Vh
dd ∆h
Ti
Keterangan:
V : sdt. vertikal
BM1
Potongan Melintang Ti : tinggi alat
X : sisi segitiga
Tt : tinggi target
dm : jarak miring
dd : jarak datar
∆h : beda tinggi
25. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Long Section & Cross Section
Pada Pengukuran ini dapat dilakukan dengan
metode levelling menggunakan waterpass.
(mudah aplikasi dan perhitungannya)
Metodetachimetri menggunakan theodolith
maupun total station.
(mudah aplikasi dan perhitungan menggunakan
kaedah tachimetri)
26. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
U (X, Y, E) (X, Y, E)
BM2
D5 D4
αBM1-BM2 (XBM2, YBM2, EBM2)
β1
BM1 D1
(XBM1, YBM1, EBM1)
(X, Y, E)
D2 D3
Contoh stake out (X, Y, E) (X, Y, E)
sebuah design
27. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Penyelesaian:
Konsep penyelesaian stake out berbalikan
dari pengukuran situasi, dimana “dari nilai
koordinat yang sudah diketahui
dikembalikan ke parameter jarak dan sudut ”
28. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Langkah penyelesaian:
Hitung Azimuth,
X BM 2 − X BM1
α BM1 − BM 2 = Arctg
YBM − YBM
2 1
X D1 − X BM1
α BM1 − D1 = Arctg
YD − YBM
1 1
29. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Hitung sudut horisontal terhadap backsight,
β1 = α BM1 − D1 − α BM1 − D1
Perlu diperhatikan !!!!
Formula:
U
x
Kuadran 4 Kuadran 1 Kuadran 1 Azimuth = α
X : - α X : +
y Y : +
Y : +
Kuadran 2 Azimuth = 180° − α
Kuadran 2
Kuadran 3 Azimuth = 180° + α
Kuadran 3
X : - X : +
Y : - Y : - Kuadran 4 Azimuth = 360° − α
30. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran Stake out
Hitung jarak,
d BM1 − D1 = (X D1 ) (
2
− X BM1 + X D1 − X BM1 ) 2
Demikian dilakukan pada semua titik
rencana, untuk lingkaran digunakan roll
meter dengan memasang pancang setiap
dikeliling lingkaran dengan interval yang
telah ditentukan.
31. BERBAGAI PEKERJAAN
LAND SURVEY
Pengukuran As Built Survey
Konsep pengukuran sama dengan pengukuran situasi.
Tujuan,
• Untuk mengetahui sejauh mana
kesalahan stake out terhadap design
yang telah dibuat.
• Untuk arsip gambar, dimana dimensi
ukuran gambar telah sesuai dengan
kondisi nyata di lapangan.
32. Prosedur Pengukuran Topografi
Persiapan
Personil dan peralatan
Orientasi Lapangan
Perencanaan Kerangka Kontrol
Pengukuran Situasi
33. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran As Built Survey
Persiapan Mob-Demob
Persiapan Basecamp
Persiapan blangko ukur
Persiapan peralatan tulis
Persiapan tugu (Titik Poligon &
Batas)
34. Prosedur Pengukuran Topografi
Personil dan Peralatan
Mengacu pada luas yang akan diukur
dan spesifikasi teknik yang telah
ditentukan, maka penentuan jumlah
personil meliputi: Surveyor, Asisten
Surveyor maupun tenaga lokal harus
dipersiapkan.
Selain itu penentuan peralatan yang
akan digunakan juga sangat
menentukan ketelitian yang akan
dihasilkan.
35. Prosedur Pengukuran Topografi
Personil
Personil yang diperlukan:
• Team Leader
• Surveyor
• Asisten Surveyor
• Drafter
• Tenaga lokal
Item 2 sampai dengan 5 jumlah menyesuaikan.
36. Prosedur Pengukuran Topografi
Peralatan
Peralatan ukur yang diperlukan:
Total Station
Theodolith & EDM
Theodolith
Waterpass
Berkenaan dengan peraltan sangat
tergantung pada: ketelitian, anggaran
yang ada, kondisi area yang diukur.
37. Prosedur Pengukuran Topografi
Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan berkenaan dengan:
Penentuan titik kontrol
Pemasangan tugu
Metode yang efisien untuk digunakan
Mekanisme mobilisasi personil
39. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal
Untuk daerah yang relatif datar atau
relatif datar sebisa mungkin
menggunakan waterpass untuk hasil
yang optimal.
Untuk daerah yang curam, maka
metode yang digunakan adalah
tachimetri dengan menggunakan Total
Station ataupun Theodolith & EDM.
40. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal
Pengukuran beda tinggi dilakukan
pergi pulang untuk mendapatkan
kontrol pengukuran.
Semua titik poligon harus dilalui
pengukuran kerangka kontrol vertikal.
Bila dikehendaki pengikan pada
sistem datum vertikal tertentu, maka
perlu dilakukan pengukuran
pengikatan pada titik tinggi yang akan
dijadikan referensi
41. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
Dalam penentuan titik poligon yang perlu
diperhatikan:
Antar titik harus saling kelihatan.
Sudut yang dibentuk hendaknya tumpul.
Lokasi penempatan tugu harus memenuhi
syarat: realtif aman, diusahakan seminimal
mungkin dibongkar karena perencanaan.
Mudah diidentifikasi dilapangan.
Pemasangan tugu harus kuat dan tegak.
42. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
Penentuan kerangka kontrol horizontal
yang digunakan meliputi (yang umum
dipakai):
Poligon Tertutup
Poligon Terbuka Terikat Sempurna
43. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
Penggunaan Poligon Tertutup,
Apabila tidak ada titik ikat sama
sekali metode ini sangat baik dan
mudah terkontrol ketelitiannya.
Apabila hanya ada satu titik ikat
yang dijadikan referensi.
44. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
Penggunaan Poligon Terbuka Terikat Sempurna
Terdapat 2 titik ikat diawal di akhir
pengukuran poligon.
Apabila area pengukuran
memanjang, titik ikat perlu dibuat
diawal dan diakhir pengukuran titik
poligon dengan menggunakan GPS.
45. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi meliputi:
Pengukuran detail buatan manusia,
yaitu: bangunan, bendungan, jalan,
tiang listrik, tiang telp dll.
Pengukuran detail alam, yaitu: sungai,
pohon, danau, bukit dll.
Pengukuran titik-titik yang mewakili spot
height yang sangat membantu dalam
proses pembuatan garis kontur.
46. Prosedur Pengukuran Topografi
Pengukuran Situasi
Yang perlu diperhatikan:
Pengukuran titik detail sebisa mungkin
dilakukan dari titik-titik poligon.
Pembuatan sket yang mewakili kondisi
dilapangan.
Pembuatan ID yang terstruktur dari
setiap titik detail yang diukur.
ID titik diusahakan agar tidak sama
sehingga tidak menimbulkan redundent.
47. Penggambaran
Setelah proses perhitungan pekerjaan
berikutnya adalah penggambaran meliputi
beberapa obyek yaitu:
Titik Poligon
Titik-titik tinggi
Penggambaran detail alam
Penggambaran detail buatan
Dasar dari penggambaran adalah sket yang telah
dibuat dilapangan dengan menghubungkan titik-
titik detail sesuai dengan id setiap titik.
48. Penggambaran
Proses berikutnya adalah pembuatan garis
kontur berdasarkan titik-titik tinggi yang
mewakili ketinggian dilapangan.
Proses ini bisa dilakukan secara otomatis
dengan memanfaatkan software-software yang
telah ada.
Pembuatan kontur dilakukan sesuai kronologis
yang menjadi standart operasional masing-
masing software.
Contoh software: Liscad, Topocad, Land
development, civilcad, Softdesk survey,
terramodel dll.
49. Penggambaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penggambaran kontur:
Editing titik tinggi yang kemungkinan salah dalam
perhitungan, hal ini ditunjukkan adanya outlier
sehingga kontur menampakkan kejanggalan.
Editing perlu dilakukan dengan memperhatikan
karakteristik kontur pada daerah sungai, bukit,
danau dan detail yang spesifik.
Hasil akhir perlu di smoothing dengan
mempertahankan bentuk kontur hasil interpolasi.
50. Penggambaran
Pengelompokan gambar:
Gambar dikelompokkan dalam layer-layer
sesuai dengan nama detail masing-
masing. Contoh jalan, bangunan, sungai,
titik tinggi dll.
Maksud dari pengelompokan dalam layer-
layer adalah untuk memudahkan dalam
melakukan editing.
51. Penyajian
Kartografi:
Pemberian warna
Simbolisasi dari detail-detail
Pengasiran daerah blok
Pemberian legenda
Pembuatan skala bar
Penyajian & penyempurnaan gambar
sehingga semakin informatif &
menarik
52. Penyajian
Pencetakan Gambar:
Ukuran kertas yang ditetapkan
Pembagian lembar peta sesuai
Skala yang dikehendaki
Ukuran ketebalan titik dan garis
Ukuran font dari huruf yang dikehendaki
Pencetakan warna atau hitam putih
Setting plotter yang digunakan