SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1, 2014 PERTAMBANGAN. Usaha Pertambangan.
Pelaksanaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5489)
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2014
TENTANG
PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN
2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan manfaat mineral bagi
rakyat dan untuk kepentingan pembangunan daerah,
maka perlu peningkatan nilai tambah mineral melalui
kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya
mineral di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 103 dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.1 2
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5282);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA
ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010
TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282), diubah sebagai
berikut:
1. Ketentuan Pasal 112 diubah sehingga Pasal 112 berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 112
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
1. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
batubara yang ditandatangani sebelum diundangkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya
berakhir.
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.13
2. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
batubara sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang belum
memperoleh perpanjangan pertama dan/atau kedua dapat
diperpanjang menjadi IUP perpanjangan tanpa melalui lelang
setelah berakhirnya kontrak karya dan perjanjian karya
pengusahaan pertambangan batubara dan kegiatan usahanya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, kecuali mengenai penerimaan negara yang lebih
menguntungkan.
3. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan
batubara sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang telah
melakukan tahap kegiatan operasi produksi wajib melaksanakan
pengutamaan kepentingan dalam negeri sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4. Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat
izin pertambangan rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan sebelum ditetapkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta
wajib:
a. disesuaikan menjadi IUP atau IPR sesuai dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara dan khusus BUMN dan BUMD, untuk
IUP Operasi Produksi merupakan IUP Operasi Produksi
pertama;
b. menyampaikan rencana kegiatan pada seluruh WIUP atau
WPR sampai dengan jangka waktu berakhirnya IUP atau IPR
kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya;
c. dihapus.
5. Permohonan kuasa pertambangan yang telah diterima Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sebelum terbitnya Undang-
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara dan telah mendapatkan Pencadangan Wilayah dari
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dapat diproses perizinannya dalam bentuk IUP
tanpa melalui lelang paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.1 4
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara.
6. Kuasa pertambangan, kontrak karya, dan perjanjian karya
pengusahaan pertambangan batubara yang memiliki unit
pengolahan tetap dapat menerima komoditas tambang dari Kuasa
pertambangan, kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan
pertambangan batubara, pemegang IUP, dan IPR.
7. Pemegang kuasa pertambangan yang memiliki lebih dari 1 (satu)
kuasa pertambangan dan/atau lebih dari 1 (satu) komoditas
tambang sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tetap berlaku sampai jangka waktu berakhir dan
dapat diperpanjang menjadi IUP sesuai dengan ketentuan dalam
Peraturan Pemerintah ini.
8. Pemegang kuasa pertambangan, kontrak karya, dan perjanjian
karya pengusahaan pertambangan batubara pada tahap operasi
produksi yang memiliki perjanjian jangka panjang untuk ekspor
yang masih berlaku dapat menambah jumlah produksinya guna
memenuhi ketentuan pasokan dalam negeri setelah mendapat
persetujuan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya sepanjang memenuhi ketentuan aspek
lingkungan dan konservasi sumber daya batubara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Di antara Pasal 112B dan Pasal 113 disisipkan 1 (satu) Pasal, yakni
Pasal 112C sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 112C
1. Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara wajib melakukan pemurnian hasil
penambangan di dalam negeri.
2. Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 112 angka 4 huruf a Peraturan Pemerintah ini wajib
melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di
dalam negeri.
3. Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud pada angka 1
yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah
melakukan kegiatan permurnian, dapat melakukan penjualan ke
luar negeri dalam jumlah tertentu.
4. Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud pada
angka 2 yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam
www.djpp.kemenkumham.go.id
2014, No.15
dan telah melakukan kegiatan pengolahan, dapat melakukan
penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengolahan dan
pemurnian serta batasan minimum pengolahan dan pemurnian
diatur dengan Peraturan Menteri.
Pasal II
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari 2014
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 11 Januari 2014
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
www.djpp.kemenkumham.go.id

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
ppbkab
 
UU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
UU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARAUU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
UU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
csr-semenindonesia
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Leks&Co
 
Uu 27 tahun 2003 tentang panas bumi
Uu 27 tahun 2003 tentang panas bumiUu 27 tahun 2003 tentang panas bumi
Uu 27 tahun 2003 tentang panas bumi
walhiaceh
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
Leks&Co
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Risqi Tomy
 
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaruPaparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
novri ilham
 

Was ist angesagt? (20)

Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
Reformasi Perizinan di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasca Berlaku...
 
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
Evaluasi kebijakan perizinan pertambangan mineral dan batubara1(pusat han)
 
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
Peraturan bupati-no.-47-ttg-izin-usaha-pengambilan-dan-pengolahan-mineral-buk...
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
 
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu baraPerda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
Perda n0-4-2011-usaha pertambangan mineral dan batu bara
 
UU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
UU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARAUU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
UU RI NO 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
Hukum Pertanahan Pasca UU Cipta Kerja PP No 18 Tahun 2021
 
Uu 27 tahun 2003 tentang panas bumi
Uu 27 tahun 2003 tentang panas bumiUu 27 tahun 2003 tentang panas bumi
Uu 27 tahun 2003 tentang panas bumi
 
Izin kegiatan
Izin kegiatanIzin kegiatan
Izin kegiatan
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Hukum Rumah Susun
Hukum Rumah SusunHukum Rumah Susun
Hukum Rumah Susun
 
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 
EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)
EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)
EI3 Perbandingan Perda (handout bahasa)
 
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
Analisis perizinan tata ruang (aspek hukum)
 
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaruPaparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta  rumah-pekanbaru
Paparan sosialisasi uu nomor 20 tahun 2011 prog sejuta rumah-pekanbaru
 
Strata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM SarusunStrata title dan SHM Sarusun
Strata title dan SHM Sarusun
 
Pengantar Teknoloi Mineral
Pengantar Teknoloi MineralPengantar Teknoloi Mineral
Pengantar Teknoloi Mineral
 

Andere mochten auch

SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORTSCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
William Swanson
 
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORTSCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
William Swanson
 
Reeboy Derilon_Curriculum Vitae
Reeboy Derilon_Curriculum VitaeReeboy Derilon_Curriculum Vitae
Reeboy Derilon_Curriculum Vitae
Reeboy Derilon
 

Andere mochten auch (12)

Laporan Pemikiran Kritikal
Laporan Pemikiran KritikalLaporan Pemikiran Kritikal
Laporan Pemikiran Kritikal
 
Scotland Heights Forest Conservation Report
Scotland Heights Forest Conservation ReportScotland Heights Forest Conservation Report
Scotland Heights Forest Conservation Report
 
Laura Stone on Inclusion and Leadership
Laura Stone on Inclusion and LeadershipLaura Stone on Inclusion and Leadership
Laura Stone on Inclusion and Leadership
 
Without inclusion in your leadership...what do you really have?
Without inclusion in your leadership...what do you really have?Without inclusion in your leadership...what do you really have?
Without inclusion in your leadership...what do you really have?
 
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORTSCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
 
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORTSCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
SCOTLAND HEIGHTS PRELIMINARY FOREST CONSERVATION REPORT
 
Báo giá in ấn
Báo giá in ấnBáo giá in ấn
Báo giá in ấn
 
16770479 mantak-chia-sealing-five-senses
16770479 mantak-chia-sealing-five-senses16770479 mantak-chia-sealing-five-senses
16770479 mantak-chia-sealing-five-senses
 
Laporan Etika dan Profesional
Laporan Etika dan ProfesionalLaporan Etika dan Profesional
Laporan Etika dan Profesional
 
Urban and Peri-urban Agriculture
Urban and Peri-urban AgricultureUrban and Peri-urban Agriculture
Urban and Peri-urban Agriculture
 
powerpoint insecta
powerpoint insectapowerpoint insecta
powerpoint insecta
 
Reeboy Derilon_Curriculum Vitae
Reeboy Derilon_Curriculum VitaeReeboy Derilon_Curriculum Vitae
Reeboy Derilon_Curriculum Vitae
 

Ähnlich wie Pp1 2014bt

Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013
Fikri Irsyad
 
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
walhiaceh
 
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Muhamad Wicaksono
 
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Fikri Irsyad
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
Achmad Wahid
 
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
tamihakim
 
Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11
Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11
Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11
Ilham Mustafa
 
Perpu nomor 1 tahun 2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutanan
Perpu nomor  1  tahun  2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutananPerpu nomor  1  tahun  2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutanan
Perpu nomor 1 tahun 2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutanan
walhiaceh
 
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmPermen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Sei Enim
 

Ähnlich wie Pp1 2014bt (20)

Penjelasacxcng 2020.pptx
Penjelasacxcng 2020.pptxPenjelasacxcng 2020.pptx
Penjelasacxcng 2020.pptx
 
Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013Permen ESDM 20 no. 2013
Permen ESDM 20 no. 2013
 
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
Pp no 1 tahun 2008 tentang pedoman pengusaha pertambangan minyak bumi pada su...
 
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
Peraturan menteri esdm nomor 7 tahun 2020
 
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdfSalinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
Salinan Kepmen ESDM Nomor 301 RPMBN 2022 sd 2027.pdf
 
Efradus Apiem Tugas Kebijakan Pertambangan ke 7.pdf
Efradus Apiem Tugas Kebijakan Pertambangan ke 7.pdfEfradus Apiem Tugas Kebijakan Pertambangan ke 7.pdf
Efradus Apiem Tugas Kebijakan Pertambangan ke 7.pdf
 
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012Permen ESDM No. 11 tahun 2012
Permen ESDM No. 11 tahun 2012
 
Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013Perbup nomor-5-th-2013
Perbup nomor-5-th-2013
 
PP 24 tahun 2012
PP 24 tahun 2012PP 24 tahun 2012
PP 24 tahun 2012
 
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdfPermen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
Permen ESDM No 52 2018 ttg Perubahan Perizinan Migas.pdf
 
Naskah dinas-218165 29072021 (1)
Naskah dinas-218165 29072021 (1)Naskah dinas-218165 29072021 (1)
Naskah dinas-218165 29072021 (1)
 
UU No. 11 1967
UU No. 11 1967UU No. 11 1967
UU No. 11 1967
 
3.materi hukum perburuhan
3.materi hukum perburuhan3.materi hukum perburuhan
3.materi hukum perburuhan
 
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambangPermen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
Permen esdm-18-2008 tentang reklamasi dan penutupan tambang
 
Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2Makalah penanaman modal 2
Makalah penanaman modal 2
 
Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11
Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11
Ketentuanketentuan pokok pertambangan_(uu_11_thn_11
 
Perpu nomor 1 tahun 2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutanan
Perpu nomor  1  tahun  2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutananPerpu nomor  1  tahun  2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutanan
Perpu nomor 1 tahun 2004 perubahan atas uu no 41 ttg kehutanan
 
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbmPermen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
Permen esdm 01 2013 ttg pengendalian bbm
 
UU 12 th 1994
UU 12 th 1994UU 12 th 1994
UU 12 th 1994
 
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010PMK Nomor 131/PMK.011/2010
PMK Nomor 131/PMK.011/2010
 

Kürzlich hochgeladen

Kürzlich hochgeladen (11)

PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 

Pp1 2014bt

  • 1. LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1, 2014 PERTAMBANGAN. Usaha Pertambangan. Pelaksanaan. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5489) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan manfaat mineral bagi rakyat dan untuk kepentingan pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral di dalam negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 dan Pasal 170 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara www.djpp.kemenkumham.go.id
  • 2. 2014, No.1 2 Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5111) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5282), diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 112 diubah sehingga Pasal 112 berbunyi sebagai berikut: Pasal 112 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku: 1. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara yang ditandatangani sebelum diundangkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktunya berakhir. www.djpp.kemenkumham.go.id
  • 3. 2014, No.13 2. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang belum memperoleh perpanjangan pertama dan/atau kedua dapat diperpanjang menjadi IUP perpanjangan tanpa melalui lelang setelah berakhirnya kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara dan kegiatan usahanya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, kecuali mengenai penerimaan negara yang lebih menguntungkan. 3. Kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang telah melakukan tahap kegiatan operasi produksi wajib melaksanakan pengutamaan kepentingan dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin pertambangan rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhir serta wajib: a. disesuaikan menjadi IUP atau IPR sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara dan khusus BUMN dan BUMD, untuk IUP Operasi Produksi merupakan IUP Operasi Produksi pertama; b. menyampaikan rencana kegiatan pada seluruh WIUP atau WPR sampai dengan jangka waktu berakhirnya IUP atau IPR kepada Menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya; c. dihapus. 5. Permohonan kuasa pertambangan yang telah diterima Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sebelum terbitnya Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan telah mendapatkan Pencadangan Wilayah dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dapat diproses perizinannya dalam bentuk IUP tanpa melalui lelang paling lambat 3 (tiga) bulan sejak berlakunya www.djpp.kemenkumham.go.id
  • 4. 2014, No.1 4 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. 6. Kuasa pertambangan, kontrak karya, dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara yang memiliki unit pengolahan tetap dapat menerima komoditas tambang dari Kuasa pertambangan, kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara, pemegang IUP, dan IPR. 7. Pemegang kuasa pertambangan yang memiliki lebih dari 1 (satu) kuasa pertambangan dan/atau lebih dari 1 (satu) komoditas tambang sebelum diberlakukannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tetap berlaku sampai jangka waktu berakhir dan dapat diperpanjang menjadi IUP sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini. 8. Pemegang kuasa pertambangan, kontrak karya, dan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara pada tahap operasi produksi yang memiliki perjanjian jangka panjang untuk ekspor yang masih berlaku dapat menambah jumlah produksinya guna memenuhi ketentuan pasokan dalam negeri setelah mendapat persetujuan Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya sepanjang memenuhi ketentuan aspek lingkungan dan konservasi sumber daya batubara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Di antara Pasal 112B dan Pasal 113 disisipkan 1 (satu) Pasal, yakni Pasal 112C sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 112C 1. Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara wajib melakukan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri. 2. Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 angka 4 huruf a Peraturan Pemerintah ini wajib melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri. 3. Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam dan telah melakukan kegiatan permurnian, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. 4. Pemegang IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud pada angka 2 yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam www.djpp.kemenkumham.go.id
  • 5. 2014, No.15 dan telah melakukan kegiatan pengolahan, dapat melakukan penjualan ke luar negeri dalam jumlah tertentu. 5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengolahan dan pemurnian serta batasan minimum pengolahan dan pemurnian diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal II Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Januari 2014 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 11 Januari 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN www.djpp.kemenkumham.go.id