2. 1. Hakikat membaca dan menulis,
2. Isi atau pesan pokok wacana lisan monolog dan dialog,
3. Isi atau pesan pokok wacana naratif,
4. Jenis-jenis wacana bahasa Indonesia,
5. Berbagai bentuk dan jenis surat,
6. Unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, struktur, dan
ciri-ciri karya sastra,
7. Langkah-langkah membuat parafrase pusi ke prosa,
8. Menilai prosa, dan
9) Apresiasi drama.
3. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menguasai Substansi dan
metodelogi dasar keilmuan
bahasa Indonesia yang
medukung.
1.1 Menampilkan
keterampilan berbahasa
(mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis).
1.2 Mengkreasikan apresiasi
sastra Indonesia.
1.3 Memilih, menata, dan
merepresentasi materi ajar
bahasa indonesia SD
berdasar pemahaman.
1.4 Merencanakan,
melaksanakan,
mengorganisasikan, dan
menilai.
4. Setelah mengikuti pelatihan peserta PLPG dapat:
1. merumuskan hakikat membaca dan menulis secara tepat;
2. menemukan isi atau pesan pokok wacana monolog dan dialog
dalam kehidupan sehari-hari secara tepat;
3. menemukan isi atau pesan pokok dalam wacana naratif secara
tepat;
4. membandingkan berbagai jenis wacana bahasa Indonesia;
6. menyusun berbagai bentuk dan jenis surat;
7. menganalisis unsur-unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, struktur,
dan ciri-ciri karya sastra;
8. menyusun langkah-langkah membuat parafrase pusi ke prosa;
9. menilai prosa; dan
10. mengapresiasi drama.
C. Tujuan Pembelajaran
5. D. Uraian Materi
1. Hakikat Membaca
Menurut Tarigan (2008:7), membaca sebagai suatu
proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.
Finochiaro dan Bonomo dalam Tarigan (2008:9), secara
singkat mengatakan bahwa membaca adalah memetik
serta me-mahami arti atau makna yang terkandung di
dalam bahan tertulis.
6. Lado masih dalam Tarigan (2008:9) mengartikan
membaca sebagai proses memahami pola-pola bahasa
dari gambaran tertulisnya.
Wiryodijoyo (1989:1-2) mengungkapkan pengertian
membaca sebagai pengucapan kata-kata dan perolehan arti
dari barang cetakan. Kegiatan itu melibatkan analisis dan
pengorganisasian berbagai keteram-pilan yang kompleks.
Termasuk di dalamnya, pelajaran, pemikiran, per-
timbangan, perpaduan, pemecahan masalah, yang berarti
menimbulkan kejelasan informasi (bagi pembaca).
7. Membaca merupakan suatu proses yang
bersangkut paut dengan bahasa. Bukan itu saja,
membaca juga dianggap sebagai kegiatan yang
kompleks dan rumit karena memerlukan
beberapa keterampilan khusus.
Kesimpulan Membaca
8.
Menurut Nurhadi (1987:11), tujuan membaca umumnya
adalah untuk mendapatkan informasi, memperoleh
pemahaman, memperoleh kesenangan.
Menurut Tarigan (2008:9), tujuan utama dalam membaca
adalah untuk mencari serta memperoleh informasi,
mencakup isi, memahami makna bacaan.
Berdasarkan tujuan membaca yang telah dikemukakan
maka manfaat utama dari membaca adalah mendapatkan
informasi minimal sesuai dengan apa yang dibacanya.
Tujuan dan Manfaat Membaca
9. Jenis-jenis Membaca
Membaca
1. Membaca
Nyaring
2. Membaca
dalam hati
Membaca
Ekstensif
Membaca
Intensif
1. Membaca Survei
2. Membaca Sekilas
3. Membaca Dangkal
1. Membaca Telaah Isi
Terbagi Menjadi:
a. membaca teliti
b.membaca pemahaman
c. membaca kritis
d. membaca ide-ide
2. Membaca telaah
bahasa Terbagi
Menjadi:
a. membaca bahasa
b. membaca sastra
10. 2. Hakikat Menulis
Menurut Tarigan (2008: 21), menulis ialah menurunkan
atau melukiskan lambang-lambang grafik yang meng-
gambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu.
Webb (1975) dalam Tarigan (2008: 18-19), menulis secara
luas merupakan cara berkomunikasi yaitu suatu proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi
sewaktu-waktu bila manusia ingin berkenalan dan berhu-
bungan satu sama lain.
11. Akhadiah, dkk (1994: 2) menyatakan bahwa kita dapat
melakukan kegiatan penulisan itu sebagai satu kegiatan
tunggal jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang
sederhana, pendek, dan bahannya sudah siap di kepala
(terkonsep).
Kesimpulan
menulis merupakan kegiatan berkomunikasi melalui
lambang-lambang grafik (lambang bahasa) untuk menyampai-
kan pesan-pesan yang dapat dipahami oleh seseorang (pembaca)
dalam berhubunguan antara satu dengan yang lainnya.
12. Tujuh jenis tujuan menulis menurut Tarigan (2008: 26) sebagai berikut.
1. Tujuan penugasaan (assignment purpose)
2. Tujuan altruistik (altruistic purpose)
3. Tujuan persuasif (persuasive purpose)
4. Tujuan penerangan (informational purpose)
5. Tujuan pernyataan (self-expressive purpose)
6. Tujuan kreatif (creative purpose)
7. Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan tujuan
menulis adalah alat komunikasi untuk mencari informasi tidak lang-
sung serta mengajarkan berpikir dengan cara tertentu. Dengan demikian
manfaat menulis untuk memperoleh informasi, memberikan kesenang-
an, dan memberikan keyakinan pada pembaca terhadap suatu gagasan.
Tujuan dan Manfaat Menulis
13. Berdasarkan tujuan dan manfaat menulis,
Salisbury dalam Tarigan (2008: 26-27) membagi
jenis-jenis menulis berdasarkan bentuknya sebagai
berikut.
a. Bentuk-bentuk obyektif, yang mencakup:
penjelasan yang terperinci mengenai
proses,batasan, laporan, dan dokumen.
b.Bentuk-bentuk subyektif, yang mencakup:
otobiografi, surat-surat, penilaian pribadi, esai
informal, potret/gambaran, dan satire.
Jenis-jenis Menulis
14. a. Mencatat isi atau pesan pokok-pokok
informasi yang disampaikan.
b. Menyimpulkan isi atau pesan informasi
dengan urutan yang runtun dan mudah
dipahami.
Bacalah wacana naratif yang telah dipilih
dengan cermat.
b. Tentukan ide pokok atau gagasan utama (kata
kunci) wacana naratif.
c. Menyimpulkan ide pokok atau gagasan utama
wacana naratif secara runtun.
Langkah-langkah Menemukan Ide atau Pesan
Wacana Lisan
Langkah-langkah Menemukan Ide atau Pesan
Wacana Naratif
15. Wacana Deskripsi
Deskripsi berasal dari bahasa Inggris, yaitu verb
to describe artinya menguraikan, memerikan, atau
melukisakan. Bertujuan memberikan kesan pembaca
terhadap objek, gagasan tempat, atau peristiwa yang
ingin disampaikan penulis. Ciri dari paragraf deskripsi
adalah objek yang diceritakannya digambarkan secara
objektif dan terurai dengan rinci.
Pengertian paragraf deskripsi menurut Kosasih
(2003: 29), paragraf deskripsi adalah paragraf yang
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci.
16. Wacana Narasi
Narasi merupakan karangan berbentuk kisahan
yang terdiri atas kumpulan yang disusun secara
kronologis (tempat dan waktu) sehingga menjadi suatu
rangkaian. Oleh sebab itu ciri utama dari karangan
narasi ialah cerita yang disajikan berdasarkan urutan
peristiwa (kronologis).
Kosasih (2003: 28), paragraf narasi adalah
paragraf yang mencerita-kan suatu peristiwa atau
kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca se-olah-
olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
17. Macam-macam bentuk surat
a. Surat Pribadi, yaitu surat yang ditulis atas nama pribadi atau
perorangan. Fungsinya, bisa ditujukan kepada perorangan atau
intansi yang termasuk ke dalam surat pribadi, antara lain surat
undangan pernikahan, surat perkenalan, dan surat lamaran.
b. Surat dagang atau niaga adalah surat yang ditulis untuk
kepentinga-kepentingan bisnis. Contohnya surat penaran, surat
pemintaan, surat penagihan, surat pengiriman barang, dan surat
kuasa.
c. Surat dinas, yaitu surat yang menyangkut persoalan-persoalan
kedinasan. Surat ini dibuat atas nama suatu intansi, baik
pemerintahan maupun swasta, dan ditujukan kepada intansi lain
ataupun perorangan. Contohnya surat tugas, surat pengantar, surat
keputusan, dan sebagainya.
18. Unsur Intrinsik dan Esktrinsik Karya Sastra
Unsur intrinsik karya sastra secara umum, sebagai berikut.
Unsur intrinsik karya sastra, meliputi:
Tema, Penokohan, Alur (plot), Latar
(Setting), Amanat, Sudut pandang, dan
Gaya bahasa
Biografi pengarang dan nilai-nilai yang
terkandung dalam cerita, yaitu nilai
pendidikan, nilai sosial budaya, nilai
ekonomi, dan nilai politik.
19. Pengertian Parafrase
• Menurut Kridalaksana (1993:154) parafrase
adalah pengungkapan kembali konsep dengan
cara lain dalam bahasa yang sama tanpa
mengubah maknanya dengan memberi
kemungkinan penekanan agak berlainan.
• Menurut Eti Hayati (2007:12) parafrase yaitu
penguraian kembali isi sebuah kalimat atau
penggalan teks dengan cara menggunakan
kata-kata lain yang bermaksud memperjelas isi
teks.
20. Langkah-langkah Menulis Parafrase
a. Ubahlah puisi (beserta kata-kata dan tanda
baca yang telah kamu tambahkan tadi) ke
dalam bentuk prosa.
b. Tambahkan kata-kata atau tanda-tanda baca
yang sengaja dihilangkan penyairnya. Ingat,
penambahan kata-kata atau tanda baca harus
sesuai dengan pemahamanmu terhadap isi
puisi. Penambahan kata-kata atau tanda baca
ditulis dalam tanda kurung.
22. Menilai Karya Sastra
Memahami karya sastra dengan memberikan penilaian,
semestinya penilaian teks yang dibaca itu adalah penilaian
yang memang menganggap layak bagi kesesuaian dengan
struktur objek yang kita hadapi. Jadi kita harus menghargai
sesuatu sesuai dengan keadaan dirinya, dan harus menilainya
dengan cara membandingkan sifat dan fungsinya dengan sifat
dan fungsi yang sama. Wellek & Warren (1989: 316-317)
mengungkapkan dengan demikian kita harus menilai sastra
berdasarkan sifat-sifatnya.
23. Mengapresiasikan naskah drama berarti memberi-
kan penilaian atau menilai sebuah karya sastra dengan tujuan
untuk mendapatkan pemahaman mendalam terhadap karya ter-
sebut. Langkah-langkah menilai naskah drama menurut Somad,
dkk (2008: 268) sebagai berikut.
a. Membaca naskah drama dengan saksama.
b. Mencatat hal-hal penting dan menarik dalam naskah drama
tersebut.
c. Menentukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsiknya.
d. Memberikan tanggapan dan penilaian terhadap unsur-unsur
yang terkandung dalam drama tersebut.
e. Membuat simpulan mengenai hasil penelitian.
Mengapresiasi Drama
(Naskah Drama)
24. Akhadiah, Sabarti dan Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. (1994). Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Hayati, E. (2007). ”Model Pembelajaran Parafrase Puisi dengan Menggunakan Pendekatan
Kecerdasaan Emosi (Kuasi Eksperimen terhadap Siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 4 Bandung 2007/2008).” Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS UPI. Bandung: Tidak
diterbitkan.
Hidayat, R. Panca Pertiwi. (2006). Teori Apresiasi Prosa Fiksi. Bandung: FKIP UNPAS.
Hidayati, R. Panca P. & Rusmianti, Nine. Pengelolan Bahan Pengajaran Sastra Indonesia, Strategi
Pembelajaran dan Pengevaluasinya untuk SLTP. Jurnal Kependidikan Metalogika. MIPA (ISSN
1410-6698). FKIP UNPAS.
Kosasih. (2003). Ketatabahasaan dan Kesastraaan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama
Widya.
Nurhadi. (2008). Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rahim, Farida. (2007). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Somad, Adi Abdul & Aminudin, Yudi Irawan. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wellek, Rene & Warren, Austin. (1989). Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.
Wiryodijoyo, Suwaryo. 1989. Membaca: Strategi, Pengantar, dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.
http://www.puisikita.co.cc/
Daftar Pustaka
25.
26. 1. Karakteristik perkembangan bahasa anak SD
2. Memilih materi ajar aspek membaca di kelas rendah SD
3.Memilih materi ajar aspek menulis di kelas tinggi SD.
27. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menguasai Substansi dan
metodelogi dasar keilmuan
bahasa Indonesia yang
medukung.
1.1 Menampilkan
keterampilan berbahasa
(mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis).
1.2 Mengkreasikan apresiasi
sastra Indonesia.
1.3 Memilih, menata, dan
merepresentasi materi
ajar bahasa indonesia SD
berdasar pemahaman.
1.4 Merencanakan,
melaksanakan,
mengorganisasikan, dan
menilai.
28. Setelah mengikuti pelatihan peserta PLPG dapat:
1. menganalisis karakteristik perkembangan bahasa usia anak
SD secara tepat;
2. memilih materi ajar aspek membaca di kelas rendah SD
secara tepat; dan
3.memilih materi ajar aspek menulis di kelas tinggi SD
secara tepat.
29. D. Uraian Materi
Menganalisis karakteristik
perkembangan bahasa usia anak SD
Menurut Tarigan (2011: 28), perkembangan bahasa
pada anak-anak sekolah dasar dibagi atas:
a. Sekolah dasar awal (early elemerntary) usia 6-8 tahun
b. Sekolah dasar pertengahan (middle elementary) usia 8-
10 tahun
c. Sekolah dasar akhir (upper elementary) usia 10-12 tahun
30. Menurut Tarigan (2008: 30-31), karakteristik perkembangan
bahasa anak usia SD dinyatakan sebagai berikut.
a. Mengenai kosakata
b. Mengenai struktur kalimat
c. Mengenai jenis kata
d. Mengenai tataran linguistik
e. Mengenai keterampilan berbahasa
f. Mengenai makna kata, pemahaman.
Menurut Semiawan (2008: 49) bahwa perkembangan
bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang menjadi karakteris-
tik dari aspek perkembangan yang lain, karena memperlihatkan
aspek belajar pada satu pihak, dan aspek tumbuh pada pihak lain.
Dengan demikian perkembangan bahasa anak mempengaruhi
perkembangan intelektual (kognitif), perkembangan emosional
(afektif), dan perkembangan motorik (psikomotorik).
31. Memilih materi ajar aspek membaca di kelas rendah SD
dan aspek menulis di kelas tinggi SD
Materi pelajaran berada dalam lingkup isi kurikulum. Karena itu,
pemilihan materi pelajaran tentu saja harus sejalan dengan ukuran
(kriteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi
bersangkutan.
Menurut Harjanto (2006: 222-224), ada 7 kriteria pemilihan
materi pelajaran, yaitu:
1. kriteria tujuan instruksional,
2. materi pelajar supaya terjabar,
3. relevan dengan kebutuhan siswa,
4. kesesuaian dengan kondisi masyarakat,
5. materi pelajaran mengandung segi-segi etik,
6. materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang
sistematik dan logis, dan
7. materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi
guru yang ahli, dan masyarakat.
32. Iskandarwassid dan Sunendar (2008: 219-220) bahwa ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi
pelajaran, yaitu:
1. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan kurikulum sehingga dapat
menunjang tercapainya tujuan intruksional,
2. materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan
perkembangan peserta didik pada umumnya,
3. materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematik dan
berkesinambungan, dan
4. materi pelajaran handaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual
maupun konseptual.
33. Kesimpulan
Berdasarkan pendapat di atas, menunjukan bahwa
materi dan bahan pengajaran hendaknya ditetapkan
berdasarkan rujukan pada tujuan-tujuan intruksional yang
ingin dicapai. Materi yang diberikan bermakna bagi para
peserta didik, dan merupakan bahan yang betul-betul
penting, baik dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun
fungsinya untuk mempelajari bahan berikutnya. Dengan
demikian guru hendaknya mampu mempertimbangkan
materi membaca dan menulis, baik di kelas rendah maupun
di kelas tinggi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
anak dan kurikulum.
34. Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta:
Rineka Cipta.
Iskandarwassid dan Dadang Suhendar. (2008). Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda Karya.
Semiawan, Conny R. (2008). Belajar dan
Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.
Jakarta: PT Indeks.
Daftar Pustaka
35.
36. 1. Memilih berbagai metode pembelajaran menulis
permulaan
2.Merancang kegiatan menulis di kelas tinggi SD
3.Perencanaan penilaian dan evaluasi pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
4. Silabus dan RPP
5. Pengembangan bahan ajar
6. Pengembangan lembar kerja siswa
7. Pengembangan media pembelajaran
8. Pengembangan sistem evaluasi.
37. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menguasai Substansi dan
metodelogi dasar keilmuan
bahasa Indonesia yang
medukung.
1.1 Menampilkan
keterampilan berbahasa
(mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis).
1.2 Mengkreasikan apresiasi
sastra Indonesia.
1.3 Memilih, menata, dan
merepresentasi materi
ajar bahasa indonesia SD
berdasar pemahaman.
1.4 Merencanakan,
melaksanakan,
mengorganisasikan, dan
menilai.
38. Setelah mengikuti pelatihan peserta PLPG dapat:
1. memilih berbagai metode pembelajaran menulis permulaan
secara tepat;
2. merancang kegiatan menulis di kelas tinggi SD secara tepat;
3. perencanaan penilaian dan evaluasi pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia;
4. membuat silabus dan RPP secara tepat;
5. membuat pengembangan bahan ajar secara tepat;
6. mengembangan lembar kerja siswa secara tepat;
7. mengembangan media pembelajaran secara tepat; dan
8. Pengembangan Sistem Evaluasi.
C. Tujuan Pembelajaran
39. Pembelajaran menulis pemulaan yang baik dapat dilakukan dengan
latihan secara intensif dan menyenangkan, langkah-langkah menerapkan
metode menulis yang menyenangkan sebagai berikut.
1. Sebelum anak berlatih membuat garis, sebaiknya dilatih cara memegang alat
tulis dengan baik dan benar sehingga goresan dapat dilakukan dengan tekaan
yang sedang. Sebab, cara memegang alat yang salah akan berpengaruh
terhadap kecepatan dan keindahan tulisan.
2. Untuk menghilangkan keraguan anak dibantu dengan ekspresi suara yang
dilakukan secara bersamaan dengan goresan alat tulis. Untuk membuat garis
lurus (tegak miring, dan mendatar) disertai dengan suara: sst sst sst; dan
untuk membuat garis lengkung hung. . .tiung tiung. (Ekspresi suara
hendaknya disesuaikan dengan dialek daerah masing-masing yang dianggap
cocok. Untuk yang berbahasa Inggris, Jerman, ekspresi suara untuk garis
lurus seperti zing ... zing . . .zing ... dan untuk garis lengkung seperti: miow
... miow ... miow...)
Memilih Berbagai Metode Pembelajaran
Menulis Permulaan
40. 3. Setelah anak berlatih membuat semua bentuk garis, otot jarinya menjadi
lentur, kemudian diperkenalkan dengan berlatih menulis bentuk huruf cetak
besar. Menulis/merangkai huruf dan membaca suku kata huruf cetak kecil
dengan cara menyalin. Selanjutnya berlatih menulis, membaca dan menyalin
huruf sambung.
4. Suasana belajar dan kreatifitas pengajar yang menyenangkan akan sangat
membantu mempercepat anak belajar menulis ataupun meng-gambar.
Penggunaan alat bantu seperti berbagai bentuk huruf dan gambar tempel
yang menarik akan membantu proses belajar.
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan yang
menyenangkan, berikut contoh langkah-langkah pembelajaran menulis
permulaan yang dapat digunakan pada kelas 1 semester 1 SD, sebagai berikut.
a. menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.
b. menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf .
c. mencontoh huruf, kata, atau kalimat sederhana dari buku atau papan tulis
dengan benar .
d. melengkapi kalimat yang belum selesai berdasarkan gambar.
e. menyalin puisi anak sederhana dengan huruf lepas.
43. Contoh Metode Menulis Permulaan
Garis Cekung
Menulis Tegak
Bersambung
Aa Bb Cc Dd Ee
Ff Gg Hh Ii Jj
Kk Ll Mm Nn Oo
Pp Qq Rr Ss Tt Uu
Vv Ww Xx Yy Zz
(?!-+:=)
1234567890
Kucing dapat memanjat pohon.
Kucing dapat memanjat
pohon.
Putri kini berusia satu tahun.
Putri kini berusia satu tahun.
Aku memiliki dua ekor kelinci.
Aku memiliki dua ekor kelinci.
44.
45.
46. Contoh dan Pengembangan Silabus dan
RPP dapat Dilihat pada Modul III butir 4
Silabus dan RPP
47. Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang
memiliki peranan penting dalam kegiatan pembelajaran
dan sebagai alat bantu guru dalam mengajar di kelas.
Untuk menyampaikan bahan ajar secara tepat dan efektif
guru hendaknya menyiapkan media pengajaran yang
sesuai dengan bahan ajar yang akan disampaikan.
Bahan Ajar
48. Media pengajaran merupakan sebuah alat perantara yang
bertujuan untuk menyampaikan pesan agar penerima
pesan dapat lebih memaknai informasi yang disampaikan.
Da-lam mengembangkan media pengajaran guru harus
memperhatikan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa,
dan gaya pembelajaran siswa sehingga media pengajaran
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Media Pembelajaran
49. Penilaian (evaluasi) terhadap pembelajaran sesuai dengan
tujuan penca-paian yang diinginkan, karena penilaian atau
evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan,
menganalisa dan menginterpretasikan informasi untuk
mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran.
Penilaian/Evaluasi
50. Abdulhak, Ishak dan Wina Sanjaya. (1995). Media Pendidikan. Bandung:
Pusat Pelayanan dan Pengembangan Media Pendidikan IKIP Bandung.
Arifin, E. Zaenal. (1996). Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Surat Dinas.
Jakarta: Akapres.
Hadley, Alice Omaggio. (2000). Teaching Language in Context. Singapore:
Albert Complex.
Nurgiyantoro, Burhan. (2009). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. (2006). Jakarta: Badan
Pendidikan Standar Nasional Pendidikan.
Stiggins, R. J. (1994). Student-centere classroom assessment.
New York : Macmillan
Sulaeman, Dadang. (1988). Teknologi/Metodologi Pengajaran. Jakarta: Dep. P
& K.Dirjen Dikti.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Angkasa: Bandung.
Daftar Pustaka