SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 6
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Menggambarkan Peta Persaingan Dengan Analisis Faktor
                             Suhermin97@yahoo.com

                                                                             Digitally signed by Suhermin AP

                                                  Suhermin AP                DN: cn=Suhermin AP, c=ID, o=DOW, ou=MR-
                                                                             Dept, email=suhermin97@yahoo.com
                                                                             Date: 2008.10.23 13:33:40 +07'00'




Peta Persaingan / Peta Posisi Pasar

        Melihat dan memantau posisi persaingan produk dipasar mutlak

dilakukan secara berkala. Peta posisi merupakan sebuah teknik analisis

kuantitatif persaingan pasar yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan agar

dapat melihat secara grafis, sejauh mana produk perusahaan saat ini diterima

oleh konsumen dan bagaimana dengan produk kompetitor. Salah satu metode

yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis peta posisi adalah melalui

analisis faktor. Melalui analisis faktor akan didapatkan jumlah dimensi yang

mampu menerangkan informasi penting dari sekian banyak atribut produk

(L.Urban, 1980).

      Peta posisi dibuat dengan memetakan rata-rata factor score tiap

individu untuk masing-masing obyek penelitian. Sumbu koordinat adalah faktor-

faktor yang terbentuk.



Analisis Faktor

        Analisis faktor adalah suatu metode analisis yang bertujuan untuk

mendapatkan       sejumlah   faktor   yang   memiliki   sifat-sifat   yang      mampu

menerangkan semaksimal mungkin keragaman yang ada dalam data (Dillon,

1984). Sebelum melakukan pengolahan data dengan analisis faktor, perlu diuji
apakah data layak menggunakan metode analisis faktor. Pengujian tersebut

memuat beberapa ketentuan bahwa matrik korelasinya haruslah matrik non

singular atau dikatakan determinannya tidak nol dan matrik korelasinya juga

bukan matrik identitas (Anderson, 1984).

         Uji Bartlett dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel

dengan hipotesa sebagai berikut :

Hipotesa       :

       H0      : Matriks korelasi adalah matriks identitas (tidak ada korelasi

               antar variabel)

       H1      : Matriks korelasi bukan matriks identitas (ada korelasi antar

               variabel)

Jika p-value lebih kecil dari α yang telah ditetapkan atau nilai Barlett Tes lebih

besar dari χ(α,n-1), dapat dipastikan ada korelasi antar variabel.

         KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan suatu indeks yang dipergunakan

untuk membandingkan koefisien korelasi pengamatan dengan koefisien korelasi

parsial. KMO dihitung sebagai berikut :

                                p    p
                                ∑ ∑ rij
                                     2
                               i =1 j=1
       KMO =        p    p                 p   p
                                                           ,i ≠ j
                    ∑ ∑
                                2
                               rij   + ∑ ∑            2
                                                     aij
                   i =1 j =1              i =1 j=1
                                                                           (1)

dimana, rij    : koefisien korelasi antar variabel i dan j

            aij : koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
Nilai KMO berkisar antara 0 dan 1. KMO yang kecil mengindikasikan bahwa

penggunaan analisis faktor harus dipertimbangkan lagi, karena korelasi antar

variabel tidak dapat diterangkan oleh variabel yang lain (Anderson, 1984).

          Untuk menyelesaikan analisis faktor, diperlukan beberapa tahapan.

Tahapan pertama adalah mencari factor loading dengan menggunakan q

komponen utama pertama yang akan menjadi q faktor. Dalam analisis faktor,

vektor random X yang diamati secara linier bergantung atas sejumlah variabel

random yang tidak teramati yaitu F1, F2,…,Fq dan tambahan p sumber variasi

ε1,ε2,…,εp (Johnson and Wichern, 1992). Dalam notasi matriks dapat ditulis :

          (X-μ)(px1) = L(pxq)F(qx1) + ε(px1)                             (2)

dimana,        Fj : common factor ke-j,

               lij : loading variable ke-i pada faktor ke-j,

               εi : faktor khusus ke-i,

               i = 1,2,…,p dan j = 1,2,…,q

dengan asumsi :

(i)     F dan ε saling bebas, maka kov(F,ε)=0

(ii)    E(F)=0, kov(F)=E(FF’)=I

(iii)   E(ε)=0, kov(ε)=E(εε’)= ψ, dimana ψ = matriks diagonal

        Jumlah kuadrat dari loading faktor variabel ke-i untuk q common faktor

disebut communalitas dari Xi dengan notasi :

        hi2 = l112 + l122 +…+ l1q2                                       (3)

Selanjutnya varians dari Xi memuat dua komponen yaitu kommunalitas dan

spesifik varians (ψi).
σii = hi2 + ψi                                                       (4)

           Dekomposisi spektral dari matriks kovarian ∑ yang mempunyai

pasangan eigen value-eigen vector (λi,ei) dengan λ1 >λ2 >…>λp >0 dinotasikan :

         ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2’+ … + λpepep’                                   (5)

Persamaaan diatas menunjukkan struktur kovarian untuk model analisis faktor

yang mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (q = p) dengan

melibatkan seluruh variabel dan varian spesifik ψi = 0 untuk semua i. Matriks

                                        λj e j
loading pada kolom ke-j adalah                   . Sehingga dapat ditulis :

            Σ = L L ′ + 0 = LL ′
           pxp    pxp pxp   pxp                                               (6)

          Tidak terlalu bermanfaat jika semua akar ciri (λ) dilibatkan dalam

pembentukan faktor karena beberapa akar ciri itu mempunyai nilai yang sangat

kecil. Untuk itu dipilih model yang tetap bisa menerangkan struktur keragaman

tetapi dengan sedikit faktor. Misal digunakan q faktor dimana q <             p maka

persamaan (3.20) dapat ditulis sebagai berikut :

                                                        = L L′
           ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2 ‘+ … + λqeqeq’            pxq qxp             (7)

Jika keragaman faktor spesifik diperhitungkan maka :

          ∑ = LL’ + ψ                                                         (8)

Banyaknya faktor (q) dapat ditentukan dengan melihat total proporsi

keragaman yang dapat dijelaskan dari suatu faktor. Kontribusi dari total sampel

varian, s11 + s22 + … + spp = tr(S), dan common factor yang pertama menjadi


:
    )2    )2          )2
    l11 + l21 + ... + l p1 =      ( λ) e) )′ ( λ) e) ) = λ)
                                      1 1         1 1      1
Secara umum proporsi dari total sampel varian terhadap faktor j adalah :
                            )
                           λj
              s11 + s22 + ... + s pp
                                          , untuk analisis faktor dari S
               )
              λj
               p , untuk analisis faktor dari R

Banyaknya faktor ditentukan jika faktor-faktor yang masuk setidaknya mampu

menjelaskan 60% total sampel varian (Anderson, 1984).

          Faktor-faktor yang diperoleh dari analisis komponen utama pada

umumnya masih sulit diinterpretasikan, oleh karena itu pada tahap selanjutnya

dilakukan transformasi pada matriks loading untuk meningkatkan daya

interpretasi faktor. Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi tegak lurus

varimax. Hasil rotasi ini akan mengakibatkan setiap variabel akan mempunyai

korelasi yang tinggi pada satu faktor tertentu saja dan tidak dengan faktor lain.

Dengan      demikian      masing-masing      faktor     akan   lebih       mudah    untuk

diinterpretasikan.

          Untuk tujuan pengklasifikasian, maka tahapan selanjutnya adalah

mencari skor faktor. Skor faktor adalah ukuran individual pada faktor yang

merupakan nilai rata-rata terboboti, dan bobot yang diberikan itu sesuai

dengan besarnya muatan faktor. Skor faktor itu dapat diperoleh melalui

persamaan matriks berikut (Dillon, 1984):

          F(nxm) = Z(nxp)R-1(pxp)L(pxm)                                            (9)

dimana,         Z      : matriks data awal yang distandarkan

                R-1    : invers dari matriks korelasi
L     : matriks loading

             F     : matriks factor score untuk semua observasi



Pustaka
L. Urban, Glen dan R. Houser, John (1980), Design and Marketing of New
        Product, Prentice-Hall, New Jersey Prentice-Hall

Dillon W.R dan Goldstein, Mathew (1984), Multivariate Analysis Method and
        Application, John Wiley and Sons, New York

Anderson, Rolph E dan JR, Joseph F. Hair (1984), Multivariate Data Analysis,
        Prentice-Hall International. Inc., New Jersey

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Matematika bisnis1
Matematika bisnis1Matematika bisnis1
Matematika bisnis1Amri Sandy
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAchmad Alphianto
 
9. analisa regresi dan korelasi rev1
9. analisa regresi dan korelasi rev19. analisa regresi dan korelasi rev1
9. analisa regresi dan korelasi rev1mawarimu
 
Bd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasiBd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasiAnan Nur
 
Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Az'End Love
 
Analisis Hubungan
Analisis HubunganAnalisis Hubungan
Analisis Hubungangalih
 
Analisis korelasi dan regresi
Analisis korelasi dan regresiAnalisis korelasi dan regresi
Analisis korelasi dan regresiShofyan Shofyan
 
Modul 11 Model Matematika
Modul 11 Model MatematikaModul 11 Model Matematika
Modul 11 Model MatematikaArif Rahman
 
2 konsep dasar_ekonometrika
2 konsep dasar_ekonometrika2 konsep dasar_ekonometrika
2 konsep dasar_ekonometrikaWong Neglected
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresigiyantilinda
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubahYulianus Lisa Mantong
 

Was ist angesagt? (20)

Regresi Logistik
Regresi LogistikRegresi Logistik
Regresi Logistik
 
Matematika bisnis1
Matematika bisnis1Matematika bisnis1
Matematika bisnis1
 
Analisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhanaAnalisis regresi-sederhana
Analisis regresi-sederhana
 
Analisis regresi.
Analisis regresi.Analisis regresi.
Analisis regresi.
 
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
Ekonomi manajerial permintaan (kuliah2)
 
9. analisa regresi dan korelasi rev1
9. analisa regresi dan korelasi rev19. analisa regresi dan korelasi rev1
9. analisa regresi dan korelasi rev1
 
Bd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasiBd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasi
 
K3 k4 regresi ganda
K3 k4 regresi gandaK3 k4 regresi ganda
K3 k4 regresi ganda
 
Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3Pengantar statistika slide 3
Pengantar statistika slide 3
 
Analisis Hubungan
Analisis HubunganAnalisis Hubungan
Analisis Hubungan
 
Analisis korelasi dan regresi
Analisis korelasi dan regresiAnalisis korelasi dan regresi
Analisis korelasi dan regresi
 
Modul 11 Model Matematika
Modul 11 Model MatematikaModul 11 Model Matematika
Modul 11 Model Matematika
 
Analisa regresi
Analisa regresiAnalisa regresi
Analisa regresi
 
2 konsep dasar_ekonometrika
2 konsep dasar_ekonometrika2 konsep dasar_ekonometrika
2 konsep dasar_ekonometrika
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Modul metode regresi
Modul metode regresiModul metode regresi
Modul metode regresi
 
Persentasi mtk
Persentasi mtkPersentasi mtk
Persentasi mtk
 
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah3 .  analisis regresi  linier berganda dua peubah
3 . analisis regresi linier berganda dua peubah
 
Bab 15 regresi
Bab 15 regresiBab 15 regresi
Bab 15 regresi
 

Andere mochten auch

Segmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi PositioningSegmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi Positioningganuraga
 
Pemosisian dan diferensiasi jasa
Pemosisian dan diferensiasi jasaPemosisian dan diferensiasi jasa
Pemosisian dan diferensiasi jasaAldy Rostyawan
 
Tentang Jawa Timur (About East Java)
Tentang Jawa Timur (About East Java)Tentang Jawa Timur (About East Java)
Tentang Jawa Timur (About East Java)Sherly Mayasari
 
Makalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasiMakalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasiFika Ratnasari
 
Grade 8 Music: Indonesian Music
 Grade 8 Music: Indonesian Music Grade 8 Music: Indonesian Music
Grade 8 Music: Indonesian MusicMariz Pascua
 
14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff
14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff
14 Tips to Entrepreneurs to start the Right StuffPatrick Stähler
 

Andere mochten auch (9)

Segmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi PositioningSegmentasi Diferensiasi Positioning
Segmentasi Diferensiasi Positioning
 
Toko Alat Musik Rebana Terbang Malang
Toko Alat Musik Rebana Terbang MalangToko Alat Musik Rebana Terbang Malang
Toko Alat Musik Rebana Terbang Malang
 
Pemosisian dan diferensiasi jasa
Pemosisian dan diferensiasi jasaPemosisian dan diferensiasi jasa
Pemosisian dan diferensiasi jasa
 
Tentang Jawa Timur (About East Java)
Tentang Jawa Timur (About East Java)Tentang Jawa Timur (About East Java)
Tentang Jawa Timur (About East Java)
 
JAWA TIMUR
JAWA TIMURJAWA TIMUR
JAWA TIMUR
 
Gamelan
GamelanGamelan
Gamelan
 
Makalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasiMakalah strategi diferensiasi
Makalah strategi diferensiasi
 
Grade 8 Music: Indonesian Music
 Grade 8 Music: Indonesian Music Grade 8 Music: Indonesian Music
Grade 8 Music: Indonesian Music
 
14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff
14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff
14 Tips to Entrepreneurs to start the Right Stuff
 

Ähnlich wie Factor Analysis

Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptAnalisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptWawanJoko
 
PERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptx
PERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptxPERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptx
PERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptxAlfan46
 
Analisis Faktor
Analisis FaktorAnalisis Faktor
Analisis Faktorganuraga
 
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.pptMateri XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.pptSalisRahmawan
 
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.pptMateri XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.pptVindaPAsti
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisisdessybudiyanti
 
Corespondence Analysis
Corespondence AnalysisCorespondence Analysis
Corespondence Analysisdessybudiyanti
 
Jurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyantoJurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyantoAchmad Fauzan
 
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.pptmateri regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.pptvinryan03
 
ANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptx
ANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptxANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptx
ANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptxullaibanez1
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)rizka_safa
 

Ähnlich wie Factor Analysis (20)

Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.pptAnalisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
Analisis_Regresi_Linier_Berganda.ppt
 
PERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptx
PERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptxPERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptx
PERTEMUAN 2 - materi 12 OKakdfsf(1).pptx
 
ANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTORANALISIS FAKTOR
ANALISIS FAKTOR
 
Analisis Faktor
Analisis FaktorAnalisis Faktor
Analisis Faktor
 
Analisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariateAnalisis statistika-multivariate
Analisis statistika-multivariate
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.pptMateri XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
 
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.pptMateri XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
Materi XII Analisis Korelasi dan Regresi.ppt
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Makalah ipb
Makalah ipbMakalah ipb
Makalah ipb
 
Analisis Real
Analisis RealAnalisis Real
Analisis Real
 
UJI T DAN UJI F.ppt
UJI T DAN UJI F.pptUJI T DAN UJI F.ppt
UJI T DAN UJI F.ppt
 
Korespondensi Analisis
Korespondensi AnalisisKorespondensi Analisis
Korespondensi Analisis
 
Corespondence Analysis
Corespondence AnalysisCorespondence Analysis
Corespondence Analysis
 
Jurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyantoJurnal agus-priyanto
Jurnal agus-priyanto
 
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.pptmateri regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
materi regersi dan korelasi dalam statistik.ppt
 
ANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptx
ANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptxANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptx
ANALISIS REGRESI (Muh. Yusuf-P3400215401).pptx
 
11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf11 Sem -materi.pdf
11 Sem -materi.pdf
 
Product moment
Product momentProduct moment
Product moment
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
 

Mehr von ganuraga

Heterokesdatisitas
HeterokesdatisitasHeterokesdatisitas
Heterokesdatisitasganuraga
 
Heterokesdatisitas
HeterokesdatisitasHeterokesdatisitas
Heterokesdatisitasganuraga
 
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...ganuraga
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysisganuraga
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysisganuraga
 
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...ganuraga
 

Mehr von ganuraga (6)

Heterokesdatisitas
HeterokesdatisitasHeterokesdatisitas
Heterokesdatisitas
 
Heterokesdatisitas
HeterokesdatisitasHeterokesdatisitas
Heterokesdatisitas
 
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
Factor Analysis
Factor AnalysisFactor Analysis
Factor Analysis
 
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
A Measure Of Independence For A Multifariate Normal Distribution And Some Con...
 

Factor Analysis

  • 1. Menggambarkan Peta Persaingan Dengan Analisis Faktor Suhermin97@yahoo.com Digitally signed by Suhermin AP Suhermin AP DN: cn=Suhermin AP, c=ID, o=DOW, ou=MR- Dept, email=suhermin97@yahoo.com Date: 2008.10.23 13:33:40 +07'00' Peta Persaingan / Peta Posisi Pasar Melihat dan memantau posisi persaingan produk dipasar mutlak dilakukan secara berkala. Peta posisi merupakan sebuah teknik analisis kuantitatif persaingan pasar yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan agar dapat melihat secara grafis, sejauh mana produk perusahaan saat ini diterima oleh konsumen dan bagaimana dengan produk kompetitor. Salah satu metode yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis peta posisi adalah melalui analisis faktor. Melalui analisis faktor akan didapatkan jumlah dimensi yang mampu menerangkan informasi penting dari sekian banyak atribut produk (L.Urban, 1980). Peta posisi dibuat dengan memetakan rata-rata factor score tiap individu untuk masing-masing obyek penelitian. Sumbu koordinat adalah faktor- faktor yang terbentuk. Analisis Faktor Analisis faktor adalah suatu metode analisis yang bertujuan untuk mendapatkan sejumlah faktor yang memiliki sifat-sifat yang mampu menerangkan semaksimal mungkin keragaman yang ada dalam data (Dillon, 1984). Sebelum melakukan pengolahan data dengan analisis faktor, perlu diuji
  • 2. apakah data layak menggunakan metode analisis faktor. Pengujian tersebut memuat beberapa ketentuan bahwa matrik korelasinya haruslah matrik non singular atau dikatakan determinannya tidak nol dan matrik korelasinya juga bukan matrik identitas (Anderson, 1984). Uji Bartlett dilakukan untuk mengetahui adanya korelasi antar variabel dengan hipotesa sebagai berikut : Hipotesa : H0 : Matriks korelasi adalah matriks identitas (tidak ada korelasi antar variabel) H1 : Matriks korelasi bukan matriks identitas (ada korelasi antar variabel) Jika p-value lebih kecil dari α yang telah ditetapkan atau nilai Barlett Tes lebih besar dari χ(α,n-1), dapat dipastikan ada korelasi antar variabel. KMO (Kaiser-Mayer-Olkin) merupakan suatu indeks yang dipergunakan untuk membandingkan koefisien korelasi pengamatan dengan koefisien korelasi parsial. KMO dihitung sebagai berikut : p p ∑ ∑ rij 2 i =1 j=1 KMO = p p p p ,i ≠ j ∑ ∑ 2 rij + ∑ ∑ 2 aij i =1 j =1 i =1 j=1 (1) dimana, rij : koefisien korelasi antar variabel i dan j aij : koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j
  • 3. Nilai KMO berkisar antara 0 dan 1. KMO yang kecil mengindikasikan bahwa penggunaan analisis faktor harus dipertimbangkan lagi, karena korelasi antar variabel tidak dapat diterangkan oleh variabel yang lain (Anderson, 1984). Untuk menyelesaikan analisis faktor, diperlukan beberapa tahapan. Tahapan pertama adalah mencari factor loading dengan menggunakan q komponen utama pertama yang akan menjadi q faktor. Dalam analisis faktor, vektor random X yang diamati secara linier bergantung atas sejumlah variabel random yang tidak teramati yaitu F1, F2,…,Fq dan tambahan p sumber variasi ε1,ε2,…,εp (Johnson and Wichern, 1992). Dalam notasi matriks dapat ditulis : (X-μ)(px1) = L(pxq)F(qx1) + ε(px1) (2) dimana, Fj : common factor ke-j, lij : loading variable ke-i pada faktor ke-j, εi : faktor khusus ke-i, i = 1,2,…,p dan j = 1,2,…,q dengan asumsi : (i) F dan ε saling bebas, maka kov(F,ε)=0 (ii) E(F)=0, kov(F)=E(FF’)=I (iii) E(ε)=0, kov(ε)=E(εε’)= ψ, dimana ψ = matriks diagonal Jumlah kuadrat dari loading faktor variabel ke-i untuk q common faktor disebut communalitas dari Xi dengan notasi : hi2 = l112 + l122 +…+ l1q2 (3) Selanjutnya varians dari Xi memuat dua komponen yaitu kommunalitas dan spesifik varians (ψi).
  • 4. σii = hi2 + ψi (4) Dekomposisi spektral dari matriks kovarian ∑ yang mempunyai pasangan eigen value-eigen vector (λi,ei) dengan λ1 >λ2 >…>λp >0 dinotasikan : ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2’+ … + λpepep’ (5) Persamaaan diatas menunjukkan struktur kovarian untuk model analisis faktor yang mempunyai jumlah faktor sama dengan jumlah variabel (q = p) dengan melibatkan seluruh variabel dan varian spesifik ψi = 0 untuk semua i. Matriks λj e j loading pada kolom ke-j adalah . Sehingga dapat ditulis : Σ = L L ′ + 0 = LL ′ pxp pxp pxp pxp (6) Tidak terlalu bermanfaat jika semua akar ciri (λ) dilibatkan dalam pembentukan faktor karena beberapa akar ciri itu mempunyai nilai yang sangat kecil. Untuk itu dipilih model yang tetap bisa menerangkan struktur keragaman tetapi dengan sedikit faktor. Misal digunakan q faktor dimana q < p maka persamaan (3.20) dapat ditulis sebagai berikut : = L L′ ∑ = λ1e1e1’ + λ2e2e2 ‘+ … + λqeqeq’ pxq qxp (7) Jika keragaman faktor spesifik diperhitungkan maka : ∑ = LL’ + ψ (8) Banyaknya faktor (q) dapat ditentukan dengan melihat total proporsi keragaman yang dapat dijelaskan dari suatu faktor. Kontribusi dari total sampel varian, s11 + s22 + … + spp = tr(S), dan common factor yang pertama menjadi : )2 )2 )2 l11 + l21 + ... + l p1 = ( λ) e) )′ ( λ) e) ) = λ) 1 1 1 1 1
  • 5. Secara umum proporsi dari total sampel varian terhadap faktor j adalah : ) λj s11 + s22 + ... + s pp , untuk analisis faktor dari S ) λj p , untuk analisis faktor dari R Banyaknya faktor ditentukan jika faktor-faktor yang masuk setidaknya mampu menjelaskan 60% total sampel varian (Anderson, 1984). Faktor-faktor yang diperoleh dari analisis komponen utama pada umumnya masih sulit diinterpretasikan, oleh karena itu pada tahap selanjutnya dilakukan transformasi pada matriks loading untuk meningkatkan daya interpretasi faktor. Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi tegak lurus varimax. Hasil rotasi ini akan mengakibatkan setiap variabel akan mempunyai korelasi yang tinggi pada satu faktor tertentu saja dan tidak dengan faktor lain. Dengan demikian masing-masing faktor akan lebih mudah untuk diinterpretasikan. Untuk tujuan pengklasifikasian, maka tahapan selanjutnya adalah mencari skor faktor. Skor faktor adalah ukuran individual pada faktor yang merupakan nilai rata-rata terboboti, dan bobot yang diberikan itu sesuai dengan besarnya muatan faktor. Skor faktor itu dapat diperoleh melalui persamaan matriks berikut (Dillon, 1984): F(nxm) = Z(nxp)R-1(pxp)L(pxm) (9) dimana, Z : matriks data awal yang distandarkan R-1 : invers dari matriks korelasi
  • 6. L : matriks loading F : matriks factor score untuk semua observasi Pustaka L. Urban, Glen dan R. Houser, John (1980), Design and Marketing of New Product, Prentice-Hall, New Jersey Prentice-Hall Dillon W.R dan Goldstein, Mathew (1984), Multivariate Analysis Method and Application, John Wiley and Sons, New York Anderson, Rolph E dan JR, Joseph F. Hair (1984), Multivariate Data Analysis, Prentice-Hall International. Inc., New Jersey