Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
makalah hakikat pendidikan
1. Hakikat Pendidikan
Disusun oleh,
1. Fuji Dea Delpani
2. Dika Maya P.
3. Elsi Fitriyani
4. Silmi Agnia Fauziah
Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Jalan. Noenoeng Tisnasaputera No. 16 telepon (0265) 331501
Kota Tasikmalaya
2. HAKIKAT PENDIDIKAN
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia
yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan
hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq
untuk beribadah. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah
Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki
mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya
diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Atau pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan, proses perbuatan, cara mendidik masyarakatnya.
Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang diutarakan oleh para
ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Usaha Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai
sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan
untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya
lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak
teratur.
4. Kesengajaan Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan
sadar.
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar
2. Mengajarkan ilmu
3. Membudayakan ilmu. Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan
kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar
membudaya.
3. Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak
Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan
saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum
mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi
manusia yang amat terbatas pikirannya. Pendidikan bagi manusia dapat diartikan
sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk
isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut,
baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah
maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja
maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan
kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan
kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan
kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh
dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya,
ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
2. Pengertian Hakikat Pendidikan
a. Pengertian Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu:
pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan
tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah
hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah
adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut
mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan
dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan.
Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam
konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses
pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-
nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat
dirumuskan sebagi berikut :
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
4. Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di
dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai
pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
Pendekatan pedagosisTitik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan
menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme
schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah
mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di
kembangkan saja.
Pendekatan F ilosofis. Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada
dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-
tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat
perkembangan sendiri.
Pendekatan religius / religionisme. Dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat
hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu
pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral
Pendekatan Psikologis. Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah
diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu
pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-
akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
Pendekatan Negativis. Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan
demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan
telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak
dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
Pendekatan Sosiologis. Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah
dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada
kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of
culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk
memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah
perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan
agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Selain itu hakekat pendidikan juga mengarah pada asas-asas seperti :
1. asas/pendekatan manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan
aspek/potensi anak didik serta utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik : emosi–
intelektual ; kognitif–afektif psikomotor), sedangkan pendekatan humanistik
adalah pendekatan dimana anak didik dihargai sebagai insan manusia yang
potensial, (mempunyai kemampuan kelebihan – kekurangannya dll), diperlukan
dengan penuh kasih sayang – hangat – kekeluargaan – terbuka – objektif dan
penuh kejujuran serta dalam suasana kebebasan tanpa ada tekanan/paksaan
apapun juga.
5. 2. Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi
bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang
dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai
anggota masyarakat.
3. Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang
menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main
(Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk
berkembang secara wajar menurut kodratnya.
4. Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun
mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan
dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati
diri).
5. Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu
dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain,
menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
6. Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi
sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan: mendidik manusia menjadi manusia
sehinggah hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia,
sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut oleh pendidik
tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam
melaksanakan tugasnya, disamping konsep pendidikan yang dianut.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pada dasarnya
pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Artinya proses
pendidikan mempunyai visi yang jelas. Individu menjadi manusia karena proses belajar
atau proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini mengandung arti bahwa
proses interaksi dalam kehidupan social menjadi salah satu panutan atau komponen
pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai memanusiakan manusia, atau
bagaiamana mengiringi manusia dalam proses pencarian ilmu pengetahuan untuk
bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham dan yakin akan sesuatu yang di
telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi lahirianya dan spiritual manusia
sehingga yang tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah manusia yang mampu
mengembangkan potensi diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan spiritualnya
yang mampu menghasilkan (produktif) bukan hanya mampu memakai/menghabiskan
(komsumtif), membimbing akhlak manusia menjadi insan yang mampu
mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan/keselamatan pribdi dan
umat lainnya.
6. b. Hakikat Pendidikan menurut Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang
berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain .
Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metode yang
lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran.
Ada 3 pengertian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu:
1. Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan)
2. Tarbiyah : Pengajaran
3. Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)
Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung
didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya
memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda
istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal pengetahuan.
Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi
pembentukan kepribadian dan sikap mental. Sementara istilah ta‟dib mengesankan
proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental,
sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan
estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
3 . Tujuan Hakikat Pendidikan
Oleh karena itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua
tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good”
(Lickona 1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan
tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan
baik (good).
Secara elaboratif tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan
pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan
dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
7. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
4 . Pendidikan Sepanjang Hayat
Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai
suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan,
kepribadian, maupun keterampilannya,secara sadar atau tidak sadar, maka selama
itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-
orang yang hidup dalam dunia transformasi, dan di dalam masyarakat yang saling
mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini. Setiap manusia dituntut
untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru. Pendidikan
sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kritik yang dilontarkan pada
sekolah. Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan
diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidup atau tuntunan manusia yang makin meningkat.
Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak
sampai dewasa, tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia
yang berkembang pesat. Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang
fleksibel. Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan
keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan
di masyarakat. Philip H. Coombs (Uyoh Sadulloh ,1994:65), mengemukakan beberapa
bentuk pendidikan di masyarakat antara lain:
a. Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah
b.Program pemberantasan buta huruf
c. Penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah
d. Kelompok pemuda tani
e. Perkumpulan olahraga dan rekreasi
f. Kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan
Sepanjang Hayat (PSH),
karena:
8. a. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan
bahwa:
1. Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah
2. Program pemberantasan
3. Penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah
4. Kelompok pemuda tani
5. Perkumpulan olah raga dan rekreasi
6. Kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang
Hayat (PSH), karena :
Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
1. Semakin banyaknya keluaran dari system persekolahan (system
pendidikan formal)yang ingin melanjutkan pendidikan ,
2.Cepatnya perkembangan pengetahuan baru meningkatnya kebutuhan
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masan.
Pendidikan Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi
kebutuhan system pendidikan secara keseluruhan yang dapat merespon
kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan kebudayaan.
Banyaknya hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa
system pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan
pemenuhan kebutuhan hidup ,dan perbaikan system sekolah hanya
menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah,sedang di
luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu kesempatan ini. Dalam
rangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu yang
ada dalam dirinya.
Keterbatasan system persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan
sehingga para siswa menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah
terpilihkan dan dengan resiko dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya. Di
sisi lain system persekolahan, mengharuskan siswa berada di dalam bentuk
menyeluruh dan keahlian yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan
keahlian lain.
Konsep /teori Pendidikan Belajar Sepanjang Hayat sehingga berbeda dengan dimensi
pendidikan sekolah adalah sbb:
Asas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa pendidikan
merupakan suatu proses kontinyu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga
9. meninggal, proses pendidikan ini tidak hanya terbatas pada bangku sekolah, tetapi juga
mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal baik yang berlangsung dalam
keluarga, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan bermasyarakat. Inilah yang
membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup sehingga berbeda dengan pendidikan
sekolah. Implikasi bagi pengembangan pendidikan sekolah dan pendidikan yang di
masyarakat adalah sebagai berikut . Implikasi di artikan sebagai akibat langsung atau
konsekuensi dari suatu keputusan, tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses
pengembangan pendidikan sekolah (belajar mengajar) yakni :
1. Perkembangan peserta didik, yaitu salah satu nilai mendasar dalam menumbuhkan
perkembangan diri anak adalah rasa keperayaan diri.
2. Kemandirian anak, yaitu kemampuan anak untuk menentukan diri, pendapat
maupun penlaian atas diri dan realitas sosial harus dihargai.
3. Vitalis model hubungan demokrasi,yaitu yang diberlakukan dalam proses belajar
mengajar bukan sikap otoriter, yang menempatkan guru sebagai lawan dari
guru,melainkan sikap partisipatif dan kooperatif.
4. Vitalisasi jiwa eksploratif, dalam kerangka ini, jiwa eksploratif sangatlah penting
mendapat ruang gerak. Daya kritis anak, semangat mencari, menyelidiki dan meneliti
perlu di tumbuhkan. Hal inilah sebagai basis lahirnya kreativitas.
5. Kebebasan. Ada dua hal mengapa kebebasan di perlukan,
pertama: kebebasan merupakan hak asasi manusia yang mendasar, artinya hak untuk
bicara, berkreasi merupakan bagian dari hak asasi manusia ,
kedua : kebebasan merupakan syarat untuk perkembangan. Anak-anak yang selalu di
kekang dengan sikap otoriter tidakmungkin akan bisa berkembang secara kritis, apalagi
mampu berkreasi, selain memiliki ketergantungan yang mutlak.
6. Menghidupkan pengalaman anak pengalaman anak harus diperhatikan, karena anak
didik akan lebih tertarik dan mengikutkan hatinyadalam kegiatan belajar kalau apa
yang di termanya terkait dengan dunia nyata.
7. Keseimbangan pengembangan aspek personal dan social ;
keseimbangan individualitas dan sosial akan melatih peserta didik untuk mampu
bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan lebih terlatih untu k mampu membiasakan
diri hidup dalam kompetisi yang sehat dengan semangat solider an saling menghargai .
8. Kecerdasan emosional dan spiritual:
kecerdasan anak perlu ditumbuh kembangkan dalam pembelajaran. Ini justru sangat
penting karena kecerdasan emosi memungkinkan peserta didik mampu menumbuhkan
10. sikap empati dan kepedulian, kejujuran, tenggang rasa, pengertian dan integritas diri
serta keterampilan sosial yang merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran
moralanak.
Kalau kita mendengar kalimat sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah,
atau tidak akan pernah pudar sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu
halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak akan pernah punah atau pudar,
bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat dari pendidikan biasanya bertambah
dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan teknologi. Mengapa pendidikan itu
dapat dikatakan harta yang paling berharga sepanjang hayat?, karena pendidikan inilah
yang akan anda ajarkan kepada setiap generasi masa depan anda, bahkan ilmu yang
anda dapatkan di waktu dulu mungkin dapat berbeda atau terjadi penambahan ilmu
dengan generasi anda dimasa depan.
Kalau kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu pendidikan maka sampai anda
mati pun masih ada ilmu yang anda belum temui atau anda belum ketahui, bahkan ilmu
atau suatu pendidikan dapat membawa kita kea rah yang lebih baik untuk masa depan
kita dan masa depan generasi kita kelak nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini orang
yang tidak berpendidikan atau berilmu masih saja terus dipandang rendah dan
ditertawakan, bagaimana orang yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda dapat
membayangkan 50 tahun kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda apabila
anda tidak berpendidikan. Janganlah kita jauh-jauh memberi contoh dilingkungan anda
saja, mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu tidak bermanfaat, tapi kelak anda
butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil dilingkungan keluarga :
Ibu yang tidak mengeyam pendidikan dimasa lalunya, dapat diperbudak atau
dapa dibohongi oleh anaknya sendiri dalam masalah biaya atau pembayaran disekolah,
yang tadinya pembayaran disekolah hanya Rp. 150.000 , anaknya minta ke ibunya Rp.
200.000, kalau ibu yang dapa mengerti atau memiliki pendidikan maka seorang ibu itu
akan mengecek nya kesekolah, itu hanya contoh kecil di keluarga, bagaimana dengan di
lingkungan luar, yakin dan percaya anda hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu
masalah apabila anda tidak memiliki ilmu atau anda tidak berpendidikan maka itulah
diperlukan adanya pendidikan, dan pendidikan iu digunakan sepanjang hayat kita.
11. KESIMPULAN
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan
antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan
yang mengalami perubahan yang semakin pesat;
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam
menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
5. Pendidikan sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat
mengangakat harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
Jadi Hakikat pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi
yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan diarahkan pada tujuan yang
diharapkan agar memanusiakan manusia atau menjadikannya sebagai manusia,
manusia utuh. Hakikat pendidikan ini dapat terwujud melalui proses pengajaran,
pembelajaran,pembersihan dan pembiasaan,dan kompetensi dengan memperhatikan
kompetensi paedagogi berupa profesi, kepribadian dan sosial. Pendidikan
menumbuhkan budi pekerti, kekuatan batin, karakter, pikiran dan tubuh peserta didik
yang dilakukan secara integral tanpa dipisah-pisahkan.
SARAN/KRITIK
1. Sebaiknya kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui
apa arti sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2. Sebaiknya kita harus mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena
pendidikan digunakan sepanjang hayat.