SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 67
Downloaden Sie, um offline zu lesen
LAPORAN AKHIR
KAJIAN TENTANG
NEXT GENERATION NETWORK
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
POS DAN TELEKOMUNIKASI
2005
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di Indonesia
mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya di bidang
telekomunikasi dan informatika. Hal ini tidak terlepas dari semakin
banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu
menemukan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi pertelekomunikasian, dan menciptakan nilai tambah dari suatu
produk yang dihasilkan. Perkembangan ini juga sedikit banyak didorong
oleh Internet Protocol (IP) dengan berbagai aplikasi baru dan beragam
layanan multimedia. Infrastruktur informasi dan komunikasi terdiri dari
Public Switched Data Network (PSDN) dan Public Switched Telephone
Network (PSTN), namun hingga kini tulang punggung infokom masih
banyak berpijak pada jaringan PSTN.
Kondisi ini kurang menguntungkan karena PSTN existing umumnya lebih
menekankan pada layanan suara dan berpita sempit (narrow band). Untuk
mempercepat penyediaan layanan pita lebar (broad band) pada jaringan
existing tersebut maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi
satu jaringan tunggal multilayanan yang disebut dengan jaringan
telekomunikasi masa depan atau next generation network (NGN).
Jaringan masa depan (NGN) bukanlah mempresentasikan suatu teknologi
yang spesifik, akan tetapi lebih merupakan suatu visi dan konsep market
yang justru memungkinkan implementasi teknologi dalam suatu jaringan.
Dapat juga disebutkan, bahwa NGN adalah jaringan multi service dan hal ini
sangat berbeda dengan konsep jaringan sebelumnya yang hanya
mendukung suatu service spesifik, misalnya telephoni.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
2
Untuk mendukung integrasi berbagai service tersebut, terdapat beberapa
platform teknologi yang sama-sama berlomba menuju impian jaringan masa
depan, diantaranya adalah Asynchronous Transfer Mode (ATM) dan
Internet Protocol (IP) yang keduanya sama-sama mengandalkan konsep
softswitch sebagai otak dari jaringannya.
Ide dasar dari softswitch adalah untuk memudahkan fungsi transport
dengan kontrol yang saat ini bersatu menjadi dua elemen jaringan yang
terpisah yang satu sama lainnya independent. Pengaturan kedua fungsi
jaringan tersebut seperti yang terjadi saat ini di PSTN mempunyai banyak
kerugian misalnya masalah system operasi yang tidak standar, ukuran fisik
yang besar, perlu perangkat keras tertentu dan mahal. Perkembangan
telepon berbasis paket pada dasarnya menerapkan konsep pemisahan ini
dimana ada suatu gateway yang berfungsi sebagai jaringan transport dan
gatekeeper untuk memberikan kepintaran dalam membangun dan
mengontrol berbagai hal tentunya akan muncul sebagai konsekwensi
dengan implementasi NGN yang menawarkan multi layanan.
Dengan penerapan NGN tersebut akan menimbulkan implikasi-implikasi.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu kajian terhadap implikasi regulasi
sebagai pedoman transformasi teknologi dimaksud.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kajian ini adalah memberikan suatu gambaran mengenai
pengaruh perkembangan Next Generation Network terhadap regulasi dalam
rangka mempersiapkan pengaturan kebijakan tentang teknologi Next
Generation Network.
Tujuan dari kajian ini adalah membuat suatu konsep kebijakan kepada
pimpinan sebagai masukan muatan kebijakan Next Generation Network.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
3
C. Ruang lingkup :
1. Inventarisasi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan jaringan
PSTN;
2. Inventarisasi jaringan sentral PSTN;
3. Inventarisasi arsitektur dan karakteristik Next Generation Network;
4. Analisis dan evaluasi teknologi Next Generation Network.
D. Hasil Yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah tersusunnya suatu rekomendasi
kepada pengambil keputusan sebagai masukan kebijakan pengaturan Next
Generation Network.
BAB II
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
4
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENGUMPULAN DATA
Jenis dan sumber data dalam kajian dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berupa
pendataan dan pelaporan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan
judul kajian ini.
2. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer diperoleh dari informan dengan instrument
wawancara kepada pihak-pihak terkait.
B. METODE ANALISIS DATA
Metode analisis yang dipergunakan dalam kajian ini dikhususkan untuk
menjawab berbagai tujuan yang telah ditetapkan dalam kajian ini, yaitu:
1. Analisis Trend, untuk mendapatkan kesimpulan tentang Next Generation
Network (NGN) dan kecenderungan perkembangan teknologi di masa
yang akan datang;
2. Analisis masalah dan potensi Next Generation Network (NGN) untuk
mengetahui berbagai permasalahan pokok yang diketemukan/dihadapi
terhadap Next Generation Network (NGN);
3. Analisis teknologi, untuk mengetahui teknologi yang cocok dalam
pengembangan teknologi Next Generation Network (NGN);
4. Analisis yuridis, untuk mengetahui proses hukum nasional dan
internasional yang mengatur tentang Next Generation Network (NGN);
5. Analisis kebijakan, untuk merumuskan rekomendasi tentang keberadaan
Next Generation Network (NGN) terhadap implikasi pada regulasi.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
5
C. POLA PIKIR
Pola pikir kajian seperti pada halaman 6
D. ALUR PIKIR
Alur pikir kajian seperti pada halaman 7
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
8
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. UMUM
Saat ini, penyedia layanan (service provider) berusaha untuk
menemukan cara-cara yang inovatif untuk mempertahankan atau menarik
pelanggan yang potensial dan berusaha melakukan diferensiasi dengan
mencari jalan memberi brand pada produk dan membundle layanan baru.
Jadi, banyak service provider berusaha mencari layanan NGN sebagai alat
untuk menarik dan atau mempertahankan pelanggan potensial.
Jaringan PSTN yang didesain khusus untuk mendukung layanan
suara, telah mendominasi jaringan telekomunikasi didunia untuk waktu yang
cukup lama. Namun, perkembangan trafik paket yang terjadi saat ini telah
merubah gambaran tersebut, dimana volume trafik data secara pasti telah
melampaui trafik suara dan terus meningkat dengan percepatan yang
sangat cepat. Hal ini terjadi karena adanya dua pendorong utama, yaitu :
pertumbuhan jaringan korporasi atau LAN serta pertumbuhan dari
pengguna internet yang sangat tinggi.
Seiring dengan adanya trend market tersebut, teknologi informasi
terutama yang menggunakan basis jaringan paket juga telah berkembang
dengan sangat pesat. Basis teknologi paket ini dipercaya akan dapat
memberikan alternative bagi para operator untuk dapat memberikan
layanan data dan suara dalam satu infrastruktur tunggal dengan biaya yang
lebih ekonomis serta kemudahan dalam pemberian nilai tambah layanan.
Hal ini karena teknologi paket telah memberi banyak inspirasi bagi
berkembangnya fitur-fitur layanan yang sangat menarik sehingga dianggap
sebagai jembatan yang paling potensial menuju jaringan terintegrasi multi
layanan yang dikenal sebagai Next Generation Network.
Dari perspektif pelanggan, jaringan saat ini telah berhasil memenuhi
tujuan mereka untuk berkomunikasi jarak jauh, tetapi sebuah kunci sukses
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
9
adalah perhatian industri telekomunikasi difokuskan pada konsep-konsep
layanan NGN dan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat direalisasikan
dalam lingkungan NGN, dan jaringan akses hingga core network (jaringan
backbone).
Pemahaman industri yang umum terdapat pandangan-pandangan
layanan NGN akan membantu merealisasi permintaan-permintaan terhadap
setiap hasil-hasil teknologi, seperti identitas area dimana kerjasama industri
dibutuhkan.
Teknologi jaringan data yang pada saat ini mengalami perkembangan
pesat didukung oleh teknologi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) yang sangat inovatif, telah mendukung terakomodasinya
konvergensi layanan data dan suara dalam satu platform perangkat.
Penemuan tersebut membuka peluang baik bagi para pemain
telekomunikasi baru atau para operator konvensional untuk mulai
menerapkannya di lapangan.
B. Peraturan Perundang-Undangan tentang Telekomunikasi
Regulasi telekomunikasi merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah selaku regulator untuk menciptakan sistem pertelekomunikasian
yang kondusif, yang dijadikan pedoman bagi pelanggan/pengguna,
operator, industri (vendor) dan regulator dalam penyelenggaraan
telekomunikasi. Hal ini tidak terlepas pula untuk pengaturan jaringan dan
jasa telekomunikasi yang telah ditetapkan pemerintah melalui Undang-
undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Peraturan Pemerintah
No 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, Keputusan
Menteri No 20 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan
Telekomunikasi, Keputusan Menteri No 21 Tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
10
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
sebagai payung penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia antara lain
mengatur beberapa hal, yaitu mengatur tentang tujuan, pembinaan,
penyelenggara, penyelenggaraan, larangan praktek monopoli, perizinan,
perangkat telekomunikasi dan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit dan
pengamanan telekomunikasi. Mengenai penyelenggaraan telekomunikasi,
hal ini meliputi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, penyelenggaraan
jasa telekomunikasi dan penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan
khusus. Adapun penyelenggaraan jaringan telekomunikasi adalah kegiatan
penyediaan dan/atau pelayanan jaringan telekomunikasi yang
memungkinkan terselenggaranya jaringan telekomunikasi dan dapat
dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Badan Usaha Swasta dan Koperasi.
Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi menurut PP No 52 Tahun
2000 tentang penyelenggara jaringan telekomunikasi terdiri dari
penyelenggara jaringan tetap dan bergerak. Penyelenggara jaringan tetap
dibedakan dalam penyelenggara jaringan tetap lokal, sambungan langsung
jarak jauh, sambungan internasional dan tertutup; sedangkan
penyelenggaraan jaringan bergerak dibedakan dalam penyelenggaraan
jaringan bergerak terrestrial, seluler dan satelit.
Penyelenggaraan jaringan tetap adalah kegiatan penyelenggaraan
jaringan untuk layanan telekomunikasi tetap yang dimaksudkan bagi
terselenggaranya telekomunikasi publik dan sirkit sewa. Dalam PP tersebut,
diatur pula bahwa penyelenggara jaringan tetap lokal atau penyelenggara
jaringan bergerak seluler atau penyelenggara jaringan bergerak satelit
harus menyelenggarakan jasa telepon dasar yaitu jasa telepon yang
menggunakan teknologi circuit switch yaitu telepon dan facsimile.
Lebih jauh tentang penyelenggaraan jaringan telekomunikasi diatur
dalam Keputusan Menteri No 20 Tahun 2001 yang antara lain menyatakan
bahwa penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib memisahkan
komponen pelayanannya (unbundling) dalam rangka menyediakan
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
11
pelayanan yang dibutuhkan, dimana komponennya adalah jaringan lokal,
perangkat antar muka, sentral (pusat penyambungan), transmisi maupun
system pendukung operasi, pelayanan dan perangkat tambahan
Disamping itu, dinyatakan pula bahwa penyelenggaraan jaringan tetap local
terdiri dari berbasis packet switch dan circuit switch. Penyelenggara wajib
membangun jaringan tetap local berbasis circuit switch dan jaringan untuk
akses pelanggan di suatu lokasi menggunakan 1 sentral/lebih dan wajib
menyediakan akses telepon umum minimal 3% dari kapasitas jaringan.
Dalam pasal yang lain, diatur bahwa penyelenggara jaringan tetap local
berbasis packet switch wajib menyediakan jaringan transport yang
menghubungkan antar pusat jaringan/node dan jaringan akses pelanggan
yang terhubung ke pusat jaringan/node.
Pada pasal 26 KM No 20 tahun 2001, dijelaskan bahwa
penyelenggara jaringan tetap local berbasis packet switch dapat
menyelenggarakan jasa multimedia dan penyelenggara jaringan tetap local
dapat menyewakan jaringan kepada penyelenggara jasa multimedia.
Penyelenggara jasa telekomunikasi diatur dalam KM No 21 Tahun
2001 yang antara lain menyatakan bahwa jasa nilai tambah telepon adalah
penyelenggaraan jasa yang menawarkan layanan nilai tambah untuk
telepon dasar antara lain jasa telepon melalui jaringan pintar (IN), panggilan
premium, kartu panggil (calling card), jasa dengan teknologi interactive
voice response, nomor telepon masa (virtual private phone number),
rekaman telepon untuk umum, store and forward dan pusat layanan
informasi (call control) dan radio panggil untuk umum. Sedangkan jasa
multimedia adalah jasa yang menawarkan layanan berbasis teknologi
informasi meliputi jasa TV berbayar, Internet Service Provider (ISP),
Network Access Provider (NAP), Internet Telepon untuk Keperluan Publik
(ITKP). Keempat jenis layanan tersebut memerlukan izin Direktur Jenderal
Pos dan Telekomunikasi. Jenis jasa multimedia lainnya yang tidak
memerlukan izin yaitu Wireless Access Protocol (WAP), portal, Small Office
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
12
Home Office (SOHO), transaksi online, dan aplikasi packet switched
lainnya.
Peraturan Perundangan-undangan tentang telekomunikasi, khususnya
tentang Next Generation Network belum diatur dalam peraturan
perundangan-undangan telekomunikasi, sedangkan perkembangan
teknologi telekomunikasi sangat begitu cepat pertumbuhannya, sehingga
perlu diantisipasi suatu kebijakan tentang perkembangan jaringan
telekomunikasi di masa yang akan datang.
C. Jaringan Telekomunikasi
Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi,
yang dimaksud dengan jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat
telekomunikasi dan kelengkapannya dalam bertelekomunikasi. Konsep
teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk bertelekomunikasi
merupakan proses penyambungan untuk pertukaran informasi yang
memerlukan jaringan terdiri dari CPE (Customer Promise Equipment),
switch dan transmisi. Jaringan ini terdiri atas jaringan yang berbeda untuk
jenis informasi yang berbeda (suara dan data) dan menawarkan layanan
tambah (contoh : nadasela, CLI dll), dan kecerdasan (intelligent) ada di
switch.
Komunikasi suara (Telepon) saat ini memiliki sinyal analog dimana
penyambungan dengan sirkit, switch berkembang dari manual (switch
board), analog, dijital, solusi ekonomis dengan konsentrasi dan berbagi
“resources” dan komunikasi bersifat sensitive terhadap kelambatan (time
sensitive). Komunikasi data saat ini memiliki sinyal dijital dimana
penyambungan dengan sirkit atau packet, switch berkembang dari point to
point (telegrap morse), packet (routing), solusi ekonomis dengan berbagi
resources dan komunikasi tidak bersifat sensitive terhadap kelambatan
(time insensitive).
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
13
Jaringan penyambungan (switching network) yang ada pada operator
saat ini misalnya di PT. Telkom tbk memiliki system sentral didominasi oleh
TDM switch, dengan 3 tipe utama EWSD, NEAX dan 5ESS yang dapat
mendukung layanan suara dan internet dial-up dan semua sentral adalah
digital. Sedangkan untuk jaringan aksesnya, didominasi oleh kawat
tembaga (layanan : suara, SMS dan internet dial-up).
Trend jaringan telekomunikasi menuju konvergensi berkapasitas besar
terdiri dari teknologi PDH, teknologi SDH, teknologi DWDM dan pada
akhirnya menuju teknologi NGN.
1. Teknologi E-1 PDH
Standar lapisan fisik pertama transmisi digital berbasis time
division multiplexing (TDM) adalah E1 di Eropa dan T1 di Amerika
Utara dan Jepang.Pada sistem TDM, sinyal digital dari berbagai
sumber dialokasikan ke dalam time slot spesifik pada link agregat yang
memiliki bit rate yang lebih tinggi. Karena setiap sinyal analog
disample sebanyak 8000 kali per detik, ini menghasilkan 8 bit sample
setiap125 us. Beberapa link E1 dapat dimultipleks lagi untuk
mendapatkan bit rate agregat yang lebih tinggi. Setiap stream TDM
diturunkan dari sumber timing yang berbeda-beda. Sistem ini disebut
dengan Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH).
Kelemahan teknologi PDH :
Kelemahan dari hirarki multiplexing ini adalah bahwa setiap
stream TDM diturunkan dari sumber timing yang berbeda-beda.
 Oleh karena itu jika akan menggabungkan dua stream TDM,
beberapa langkah tambahan diperlukan untuk
mengkompensasi perbedaan timing dari setiap stream.
 Dengan demikian keluaran dari multiplekser memiliki bit rate
yang sedikit lebih tinggi dari penjumlahan bit-rate bit-rate
inputnya.
Namun demikian sistem ini menimbulkan beberapa masalah
untuk transmisi kecepatan tinggi. Oleh karena itu ITU-T
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
14
mendefinisikan standar untuk transmisi digital berbasis TDM
kecepatan tinggi yang memiliki sumber timing clock terpusat yaitu
SDH.
2. Teknologi SDH
SDH (Synchronous Digital Hierarchy) adalah suatu sistem
multipleks sinyal digital sinkron dengan kecepatan transmisi tinggi
(155,52 Mb/s, 622,08 Mb/s, 2488,32 Mb/s). Sinyal PDH eksisting dan
sinyal ATM dapat melalui sistem tersebut. Fungsi dasarnya adalah
sama seperti PDH, yaitu memultiplekskan sinyal digital bitrate rendah
ke bitrate yang lebihtinggi dengan efisiensi informasi yang
ditransmisikan.
Kelebihan SDH :
Jaringan menjadi lebih sederhana, Synchronous Network, karena
semua elemen jaringan bekerja dengan clock yang sama;
Tingkat survivabilitas jaringan yang tinggi;
Pengendali jaringan yang berbasis perangkat lunak;
Denand yang dapat dipenuhi melalui pengalokasian besarnya
bandwidth yang berbasis STM-1;
Kemudahan pengembangan jaringan eksisting dari STM-16 ke
STM-64, dengan pemasok yang sama.
Kelemahan SDH :
SDH STM-64 masih menjadi kajian lebih lanjut dari ITU-T,
terutama mengenai faktor rugi-rugi redaman, dispersi kromatis
dan efek non linear (FWM dan PMD), sehingga belum ada
standar yang baku untuk hal ini;
Belum adanya kepastian pengembangan ke depan, terutama
tentang level sinyal yang lebih tinggi dari STM-64;
Tidak semua perangkat bisa dengan mudah upgrade dari STM-16
ke STM-64. Sehingga kemungkinan penggantian perangkat
eksisting (multiplekser) secara penuh dengan perangkat yang
baru dapat terjadi.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
15
3. Teknologi DWDM.
Dasar Kebutuhan Kapasitas Sistem Besar :
Prediksi kebutuhan bandwidth jaringan transport yang semakin
tinggi serta akan digelarnya layanan-layanan berbasis paket;
Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan kapasitas jaringan yang
besar, mudah dan relatif murah untuk jangka panjang;
Kapasitas link yang ada sudah penuh dan tidak mungkin dilakukan
proses upgrade;
Tidak ada fiber tersisa pada link yang ada;
Penggelaran fiber baru akan membutuhkan biaya yang besar;
Kemungkinan pengembangan kapasitas jaringan di masa
mendatang yang sulit untuk dilakukan.
2 Alternatif utama meningkatkan kapasitas sistem :
Alternatif 1 : meningkatkan kecepatan transmisi eksisting (SDH
STM-16) menjadi 10 Gbit/s (STM-64). Teknologi SDH STM-64
merupakan teknologi SDH dengan kemampuan multipleksing sinyal
yang lebih besar.
Alternatif 2 : implementasi sistem DWDM. Prinsip dasar DWDM :
DWDM adalah suatu teknologi jaringan transport yang
mentransmisikan trafik dengan kecepatan n x 2,5 Gbps atau n x 10
Gbps dalam bentuk panjang gelombang (...) yang berbeda pada
satu fiber.
Secara umum, komponen-komponen yang ada dalam sistem DWDM
adalah sebagai berikut :
Komponen fungsi multipleks sinyal gelombang (DWDM
Multiplexer);
Komponen fungsi demultipleks sinyal gelombang (DWDM
Demultiplexer);
Komponen fungsi pengirim sinyal (transmitter), komponen fungsi
penerima sinyal (receiver);
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
16
Komponen fungsi penguat sinyal, EDFA (Erbium-dopped fiber
amplifier) yang digunakan untuk panjang gelombang 1550 nm dan
efektif untuk jenis fiber ITU-T G.655
Komponen fungsi media fisik (fiber optik).
Topologi jaringan DWDM meliputi point to point, Ring dan Mesh :
Point to point
Peringkat dasar yang digunakan dalam topologi point to point
adalah wavelength multiplexer/demultiplexer;
Ring
Dalam konfigurasi ring, perangkat OADM berfungsi melakukan
add/drop sinyal dalam system. Perangkat OADM ini
mengefisienkan jumlah perangkat yang digunakan dalam suatu
node yang memiliki hubungan trafik ke beberapa titik lain secara
dominan dalam jaringan.
Mesh
Topologi Mesh akan diimplementasikan pada area yang memiliki
tingkat densitas yang tinggi dan memiliki sebaran konsumsi trafik
yang hampir sama dalam area tersebut. Karena perangkat OXC
belum secara luas dipergunakan, terutama untuk menjaga
interoperabilitas, maka tidak direkomendasikan untuk
mengimplementasikan perangkat ini.
Kelebihan DWDM :
Tepat untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak
jauh (long haul) baik untuk sistem point to point maupun ring
topology;
Lebih fleksibel untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik yang tidak
terprediksi;
Transparan terhadap berbagai bit rate dan protokol jaringan;
Tepat untuk diterapkan pada daerah industri/bisnis dengan
perkembangan kebutuhan Bandwidth sangat cepat.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
17
Kelemahan DWDM :
Rekomendasi ITU-T yang secara spesifik menyatakan tentang
sistem DWDM hanyalah rekomendasi seri ITU-T G.692;
Standarisasi tentang optical ADM dan Optical Cross
Connect,Optical Switch yang spesifik belum ada;
Perencanaan dan disain jaringan yang menggunakan system optic
penuh harus dilakukan secara matang dan pasti terutama tentang
pengalokasi power budget;
Pengalokasian antara panjang gelombang yang satu dengan
panjang gelombang yang lain harus dilakukan secara tepat dan
sama;
Antara dua jenis pemasok maka jarak antar panjang gelombang
yang diimplementasikan juga harus sama;
Dalam transport IP menggunakan optic, format frame yang akan
digunakan sebagai solusi IP direct optic belum ada standarnya,
sehingga pemanfaat SDH/ATM pada layer 2 lapis OSI masih
dibutuhkan.
D. PENYELENGGARA/OPERATOR JARINGAN TELEKOMUNIKASI
(JARINGAN TETAP LOKAL DAN PACKET SWITCH )
Terlampir di lampiran 1
E. Trend Next Generation Network
NGN pada saat ini menjadi isu dalam telekomunikasi yang paling
menarik perhatian dunia, Perkembangan NGN itu sendiri bertujuan untuk
menyediakan suatu jaringan yang terbuka dan mampu memberikan layanan
yang terintegrasi. NGN akan dibangun dan dikembangkan untuk
mendukung seluruh layanan yang sudah ada maupun layanan-layanan baru
yang dikembangkan dari layanan yang telah ada atau bahkan layanan yang
benar-benar baru yang disebabkan perkembangan teknologi dan tuntutan
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
18
pasar. Termasuk didalamnya layanan-layanan tersebut misalkan adalah
Mobile Service, Fixed Service baik untuk public maupun private. Variasi
layanan yang diberikan dapat beragam tergantung dari karakteristik layanan
yang diberikan seperti : media tunggal atau layanan multimedia, fixed bit
rate atau variable real time dan sebagainya.
Disamping itu dengan berkembangnya pengembangan dalam jaringan
mobile dan demand yang tumbuh dengan cepat terhadap komunikasi
personal, maka kebutuhan akan mobilitas yang tinggi (baik terminal maupun
personal) dalam berkomunikasi akan tumbuh makin kuat diantara para
pengguna jasa telekomunikasi. Maka dari itu NGN harus mampu untuk
mendukung system yang berkarakteristik bergerak (mobile), dengan
terminal yang bersifat mudah dibawah (portable) dan memenuhi
persyaratan komunikasi mobile yang telah ada.
Dari sisi reliabilitas layanan dan sekuritas, NGN harus mampu dan
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang reliable dan
sekuritas yang terjamin dengan baik. Karakteristik diatas merupakan target
yang menjadi konsiderasi pengembangan NGN baik saat ini hingga
memenuhi kebutuhan masa depan.
F. Faktor Pemicu
Pemicu munculnya NGN berasal dari 3 (tiga) sumber berbeda yaitu :
1. Pengguna (user) :
a. Keinginan koneksi internet lebih cepat;
b. Keinginan akan kemampuan yang sama dari layanan fixed dan
wireless;
c. Keinginan akan perpindahan yang mulus antara fixed dan
wireless;
2. Operator jaringan :
a. Keinginan akan jaringan skala luas yang dapat direncanakan;
b. Keinginan yang akan mudah dikelola;
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
19
c. Keinginan untuk menawarkan jaringan sebanyak mungkin kepada
penyedia layanan;
d. Keinginan pengembalian dan investasi yang telah dilakukan
(Return on Investment) secepat mungkin.
3. Penyedia layanan :
Keinginan akan akses sederhana dan terbuka ke jaringan
G. Layanan Next Generation Network
Jenis-jenis layanan dalam lingkungan NGN, beberapa sudah tesedia,
sedang yang lain masih dalam tahap perencanaan, telah dihubungkan ke
controller NGN dan dianggap sebagai kandidat untuk implementasi NGN.
Meskipun munculnya layanan baru akan menjadi faktor yang menarik dalam
NGN kebanyakan dari keuntungan yang dimiliki NGN justru mungkin
berasal dari sekumpulan layanan tradisional. Sekumpulan layanan
tradisional akan memberi kontribusi pada network, pada saat layanan baru
mulai tumbuh.
Pada bagian selanjutnya dari kajian ini akan diberikan deskripsi
singkat dari berbagai layanan yang dipercaya akan menjadi faktor
penggerak yang penting dalam lingkungan NGN (Misalnya, penetrasi NGN
pada lingkungan layanan tradisional, berapa keuntungan yang akan
dihasilkan dan sebagainya), jangkauan yang luas dari layanan (misal : dari
basic voice telephony kepada layanan yang lebih futuristic seperti
Distributed Virtual Reality) akan dijelaskan untuk menekankan bahwa
arsitektur NGN akan mendukung berbagai jenis layanan berikut ini :
1. Voice Telephony.
NGN diperlukan untuk mendukung bermacam-macam layanan
berbasis pada layanan voice telephony yang ada (misal : call waiting,
call forwarding, 3-way calling, various centrex features, various class
features).
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
20
Lingkungan NGN dirancang untuk mendukung sejumlah layanan yang
berbasis pada layanan tradisional yang kecil ini. Hal ini disebabkan
karena layanan voice telephony adalah yang paling mudah dipasarkan
dan merupakan gambaran awal yang diminta dari perspektif regulasi.
2. Layanan-layanan data (connectivity) memungkinkan konektifitas real
time antara end point, dan berbagai fitur-fitur value added (missal :
bandwidth on demand, keandalan koneksi seperti switched virtual
connections (SVC), dan manajemen bandwidth, serta call admission
control.
3. Layanan multimedia, memungkinkan multi user untuk saling
berinteraksi menggunakan voice, video dan data secara terintegrasi.
Hal ini memungkinkan pelanggan untuk berbicara satu sama lain
ketika menampilkan informasi visual.
4. Virtual Private Network (VPN). Voice VPN memperbaiki kapabilitas
networking interlokasi dengan memungkinkan perusahaan besar yang
tersebar secara geografi untuk menggabungkan Network Private
mereka yang ada di beberapa jaringan PSTN. VPN memberikan
tambahan keamanan serta merupakan sistem networking yang
memungkinkan pelanggan untuk menggunakan jaringan IP.
5. Public Network Computing (PNC), menyediakan layanan-layanan
computing berbasis jaringan publik untuk keperluan bisnis dan
pelanggan, misalnya penyedia jaringan publik dapat menyediakan
generic processing dan kemampuan menyimpan (menyediakan
webpage, penyimpanan/pemeliharaan/back up file data atau
menjalankan aplikasi computing.
Penyedia jaringan publik akan membebani pengguna untuk
penggunaan processing dasar dan penyimpanan, tetapi tidak memiliki
pengetahuan terhadap isi serta informasi yang disimpan. Secara
alternatif, penyedia jaringan publik ini dapat menyediakan aplikasi
bisnis secara khusus (Misal : enterprise resource planning (ERP),
laporan waktu, dsb) atau aplikasi-aplikasi di tingkat konsumen (misal
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
21
Taxcut, kitchen, pembaharuan model, dsb), dengan semua atau
sebagian dari pemrosesan atau penyimpanan terjadi di jaringan.
Dalam hal ini, biling dapat dilakukan berdasarkan jam, harian,
mingguan, biaya lisensi layanan dan sebagainya
6. Unified Messaging, mendukung pengantaran dari Voice mail, Email,
Fax mail, dan halaman-halaman melalui interfaces yang sudah umum.
Melalui interfaces tersebut, pengguna akan melakukan akses, dengan
pesan notifikasi pada berbagai media yang ada. Dalam konsep ini,
terdapat integrasi pesan dimana suatu pesan dapat diakses dari
berbagai media yang ada.
7. Information Brokering, mencakup periklanan, pencarian data, dan
penyediaan informasi, untuk mencocokan pelanggan dengan
providers, misalnya pelanggan dapat menerima informasi berdasarkan
kriteria pre-spesifik atau berdasarkan preferensi personal dan pola
tingkah laku.
8. E-commerce, memungkinkan pelanggan untuk membeli barang-
barang dan jasa secara elektronik melalui jaringan. Hal ini dapat
mencakup pemrosesan transaksi, memeriksa informasi pembayaran,
penyediaan fasilitas keamanan dan perdagangan (misal mencocokkan
penjual dan pembeli yang bernegosiasi untuk barang dan jasa). Home
banking dan Home shopping masuk dalam kategori layanan ini juga
mencakup aplikasi bisnis ke bisnis (misal : manajemen supplai
berantai dan aplikasi manajemen pengetahuan).
9. Call Center Services, pelanggan dapat meletakkan suatu pesan suara
ke suatu call centre dengan interface suatu halaman web. Pesan suara
tersebut dapat kemudian diroutingkan ke perangkat lunak agent yang
tepat untuk kemudian diarahkan ke sistem yang dapat diakses pemilik
pesan dimanapun berada (misal virtual call centre).
Voice call pesan email dapat diurutkan secara seragam ke agen, agen
memiliki akses elektronik ke pelanggan, katalog, stok dan penawaran
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
22
informasi; yang mana dapat ditransmisikan bolak-balik antara
pelanggan dan agen.
10. Interactive Gamming, menawarkan pelanggan dengan cara
mengadakan sesi permainan secara online.
11. Home Manager. Dengan jaringan yang terhubung hingga ke rumah-
rumah dan tersedianya berbagai alat-alat deteksi cerdas, layanan
dapat memonitor dan mengendalikan sistem keamanan rumah, sistem
energi, sistem hiburan dirumah dan peralatan lainnya. Akses kepada
berbagai sistem yang ada dirumah dapat dilakukan melalui halaman
web ataupun perangkat mobile yang dimiliki pelanggan.
H. Teknologi Next Generation Network
Teknologi informasi dan komunikasi (infokom) berkembang semakin
pesat didorong oleh Internet Protocol (IP) dengan berbagai aplikasi baru
dan beragam layanan multimedia. Infrastruktur infokom terdiri dari Public
Switched Data Network (PSDN) dan Public Switched Telephone Network
(PSTN), namun hingga kini tulang punggung infokom masih banyak berpijak
pada jaringan PSTN.
Kondisi ini kurang menguntungkan karena PSTN existing umumnya
lebih menekankan pada layanan suara dan berpita sempit (narrow band).
Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar (broadband) pada
jaringan existing tersebut maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur”
menjadi satu jaringan tunggal multilayanan yang disebut dengan Jaringan
Telekomunikasi Masa Depan atau Next Generation Network (NGN).
Ada tiga faktor utama pendorong evolusi jaringan PSTN tradisional
menuju NGN, yaitu :
1. Keterbatasan arsitektur sentral PSTN existing.
Operator telekomunikasi akan kesulitan untuk meningkatkan
kemampuan PSTN untuk melayani layanan multimedia jika hanya
mengandalkan upgrade versi perangkat lunak dan hardware pada
sentral eksisting. Infrastruktur sentral eksisting kebanyakan merupakan
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
23
proprietary atau teknologinya bersifat tertutup dan dikuasai vendor
tertentu saja. Hal ini jelas menimbulkan ketergantungan operator
telekomunikasi kepada pemasok perangkat tersebut. Operator juga sulit
untuk berinovasi dan membuat fitur baru. Selain itu, biaya upgrade, dan
pengembangannya pun menjadi mahal dan membutuhkan waktu yang
lama. Karena sifatnya yang tertutup pula, maka biaya operasi dan
pemeliharaan juga semakin besar.
2. Trend konvergensi jaringan dan layanan.
Saat ini perbedaan teknik antara PSTN dan PSDN menyebabkan
terjadinya pemisahan antara keduanya. PSTN yang berbasis Circuit
switch merupakan jaringan kompleks dengan ukuran yang besar,
tersentralisir, dan tertutup. Sedangkan PSDN berbasis packet switch,
lebih sederhana dan terdistribusi. PSDN tumbuh dengan pesat dengan
adanya Internet, ekstranet, virtual private network (VPN), serta teknologi
berbasis paket lainnya.
Investasi sentral PSTN existing yang sangat besar juga tidak bias
diabaikan begitu saja.. Pilihannya adalah konvergensi antara PSDN dan
PSTN menjadi satu jaringan tunggal multilayanan, dengan melakukan
evolusi secara bertahap pada jaringan PSTN agar mampu
mengakomodasi packet switch.
3. Regulasi telah memunculkan operator-operator baru.
Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999
tentang Telekomunikasi yang membuka kesempatan berusaha di bidang
telekomunikasi, maka bermunculan operator-operator baru di sektor
telekomunikasi. Persaingan yang semakin ketat antara operator, hal ini
akan berdampak pelanggan akan berpindah ke competitor jika operator
tersebut tak mampu memberikan layanan yang beragam dan murah.
I. Arsitektur Next Generation Network
Menurut trend perkembangan jaringan telekomunikasi saat ini, jaringan
masa depan akan menjadi jaringan terintegrasi pita lebar (broadband),
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
24
terdiri dari bermacam-macam akses edge dengan hierarki fungsional
jaringan makin jelas dan mudah dipahami. .
Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar pada jaringan
existing seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan
komunikasi, maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi
jaringan tunggal multilayanan disebut dengan jaringan telekomunikasi masa
depan (Next Generation Network) yang merupakan konsep komunikasi
masa depan dari pendekatan PSTN, VoIP dan jaringan data dan
dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC). Semua jenis
informasi dikirim dalam bentuk paket : gateway dan pelayanan dikendalikan
secara terpisah oleh call agent (soft switch).
Sistem softswitch mencakup semua hal berkaitan dengan system
komunikasi NGN, menggunakan standar terbuka untuk membuat jaringan
terintegrasi dengan memadukan kemampuan layanan yang inteligence
dalam menangani trafik voice, data, dan multimedia secara lebih efisien dan
dengan potensi nilai tambah layanan yang jauh lebih besar daripada PSTN.
Dari sudut pandang PSTN, system softswitch adalah perwujudan
system switching dalam lingkungan jaringan paket. Fungsi circuit switch
diwujudkan menjadi elemen-elemen jaringan tersendiri yang secara
independen membentuk jaringan softswitch dan masing-masing elemen
tersebut dihubungkan dengan menggunakan protokol yang terbuka.
Secara umum hierarki NGN, terbagi menjadi 4 lapisan (layer), yaitu :
1. Lapisan Network service and application, bertugas untuk memproses
logika layanan Inteligent Network (IN), AAA (Addresing, Authentication,
Authorization) dan address resolution, serta mengembangkan aplikasi
layanan dengan mengadopsi protocol standar dan Application
Program Interface (API). Komponennya meliputi server AAA, network
management system (NMS), billing, network database serta server
aplikasi (application server).
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
25
Dengan adanya server aplikasi ini maka aplikasi-aplikasi layanan atau
fitur-fitur baru lebih mudah dan murah dikembangkan karena
platformnya terbuka (open platform) tanpa harus terikat oleh platform
dari vendor/developer tertentu (proprietary). Contoh aplikasi yang bisa
dikembangkan adalah number portability, yaitu layanan yang
memungkinkan nomor telepon pelanggan asal tidak berubah apabila
pelanggan tersebut berpindah lokasi atau operator.
2. Lapisan Network control, bertugas mengatur logika panggilan,
memproses permintaan panggilan, dan memberi tahu lapisan core
switching untuk membentuk hubungan yang sesuai. Disinilah letak
softswitch yang terdiri dari server panggilan (call server), pengendali
rute (route controller), dan gerbang pengsinyalan (signaling gateway).
Secara hierarkis, softswitch dibagi menjadi 2 tingkatan, yaitu class 4
dan class 5. Softswitch class 4 merupakan pengendali hubungan antar
sentral tandem regional (trunk) dalam backbone nasional. Sedangkan
softswitch kelas 5 merupakan tipe softswitch yang mengendalikan
hubungan pada sentral lokal yang terhubung langsung dengan
pelanggan.
3. Lapisan core switching untuk mengatur pembangunan dan pengelola
hubungan serta melakukan penyambungan dan pengaturan jalur
komunikasi untuk merespons perintah control layer. Komponennya
meliputi sentral broadband multiservice, sentral utama ATM dan router
IP berkapasitas besar,dll.
4. Lapisan paling bawah adalah lapisan akses ujung (edge acess layer)
yang mendukung akses dari berbagai macam tipe media gateway,
yaitu trunk gateway dan access gateway. Berbagai tipe perangkat
konsentrasi akses multiservice, remote access server (RAS), analog
gateway, maupun wireless gateway bisa diimplementasikan pada
lapisan ini.
Gambar jaringan telekomunikasi masa depan (Next Generation Network)
sebagaimana terdapat dibawah ini.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
26
Keterangan :
GW : Gateway WGW : Wireless Gateway CS : Call Server
SGW : Signalling Gateway RC : Route Controller
Gambar 1
Jaringan Telekomunikasi Masa Depan
Contoh dari fungsi layanan elementer terdapat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1
Fungsi layanan elementer
Fungsi-fungsi elementer yang
berhubungan dengan transport dan
trafik
Fungsi-fungsi elementer yang
berhubungan dengan content dan
layanan
Fungsi-fungsi elementer yang
berhubungan dengan AAA dan
billing
Tunneling pada dan antar
jaringan
Trafik jaringan secure
Jaminan terhadap QoS
Batasan komunikasi
terhadap jaringan dan node
yang lain
Redirect traffic
Setup dan manajemen
komunikasi suara dan
multimedia
Pemberian layanan Virtual
Home Entertainment
Penyelesaian masalah
nama dan nomor
Penentuan lokasi user
Penentuan status user
Pembatasan akses
terhadap tipe-tipe tertentu
content dan layanan
Autentikasi user
Otorisasi user
Pengumpulan informasi dari
resource yang digunakan
user
Menghasilkan billing
Fungsi-fungsi elementer yang disebutkan diatas tidak melakukan
pengendalian atau memberikan resourci infrastruktur ynag diasosiasikan
dengan layanan elementer yang diperlukan (seperti set-up komunikasi
multimedia), tetapi hanya merupakan pemicu aktivasi dari elemen-elemen
APLIKASI
BILLINGDATABASE
NMSAAA
RC CS
SGW
IP/ATM
GSM/CDMA
High end market
High Rise Buliding Residensal/Soho
PSTN
WGW
GW
GW
GW
Network Service/Application Layer
Network Control Layer
Core Layer
FDGF Layer
SS7
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
27
kontrol yang berkaitan dan oleh karena itu berbagai resource dan layanan-
layanan elementer lainnya yang diperlukan.
Deskripsi diatas menekankan bahwa titik-titik pengendalian potensial
mungkin akan tampak dalam empat bidang fungsional, contohnya adalah :
Kekuatan market pada bidang akses (access plane) dapat
memberikan beberapa kekuatan kendali operator akses terhadap
kepemilikan pelanggan;
Kekuatan market dalam bidang transport (transport plane) dapat
memberikan beberapa kekuatan kendali operator jaringan terhadap
kondisi-kondisi interkoneksi;
Kekuatan market dalam bidang kontrol (control plane) dapat
memberikan operator jaringan dan penyedia service beberapa
kekuatan pengendalian mengenai bagaimana resource dan layanan
diberikan (meliputi : setup komunikasi, pengendalian bandwidth, QoS,
dsb);
Kekuatan market pada bidang layanan (service plane) dapat
memberikan penyedia layanan (service provider) atau operator
jaringan suatu kekuatan pengendalian terhadap kemudahan suatu
operator lain untuk mengakses serta menggunakan infrastruktur dasar
yang dimilikinya, serta kemudahan dalam akses fungsi-fungsi layanan
elementer untuk memberikan layanan-layanan tambahan kepada
pelanggan.
Saat ini jaringan PSTN milik operator incumbent menggunakan
teknologi TDM berbasis circuit oriented yang memang telah dibuktikan
memiliki kemampuan yang sangat baik untuk menangani trafik telepon.
Jaringan ini memiliki beberapa tingkat hierarki yaitu lokal, tandem, trunk dan
internasional.
Adanya kebutuhan akses internet yang semakin tinggi telah
mengarahkan para pengelola untuk memikirkan ulang infrastruktur
jaringannya. Banyak solusi yang ditawarkan vendor itu, tetapi sampai saat
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
28
ini tak ada solusi yang dianggap tepat dan murah untuk mengatasi masalah
yang dihadapi. Untuk operator baru masalah yang muncul mungkin lebih
sederhana yaitu bagaimana memilih arsitektur jaringan yang dapat
berkomunikasi dengan jaringan eksisting secara mudah. Sedangkan untuk
operator incumbent harus pula memikirkan mengenai eksisting jaringannya.
Secara arsitektual, konsep NGN dapat dijelaskan dari diagram berikut :
1. Arsitektur untuk operator Incumbent
Pada umumnya untuk mendukung layanan dial up internet,
operator incumbent saat ini menggunakan RAS sebagai POP menuju
jaringan internet. Tetapi cara ini memunculkan banyak masalah
khususnya yang menyangkut congestion di sentral PSTN. Hal ini
terjadi karena memang sentral tersebut tidak didesain untuk
menangani panggilan yang holding timenya lama seperti internet.
Selain itu, penggunaan RAS juga tidak bisa memenuhi kebutuhan
pelanggan yang memerlukan kecepatan tinggi (diatas 64 kbps).
Gambar 2. Arsitektur operator incumbent
Sumber : PT. Telkom tbk.
2. Pemisahan layanan data dan PSTN
Perkembangan ke depan mengarah ke sentral data murni dimana
setiap jenis trafik langsung diproses di node yang bersangkutan yang
merupakan sentral multi layanan serta dapat ditransmisikan secara
langsung ke jaringan data baik untuk trafik telepon maupun data
PC
telephony
PC
telephony
Class 5
Class 5
Class 4
Class 5
Class 5
RAS
INTERNET
Ingress Egress
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
29
dengan perantaraan suatu media gateway yang dikontrol oleh suatu
softswitch.
3. Arsitektur untuk Operator Baru
Regulasi baru akan membuka peluang bagi munculnya operator
telekomunikasi baru di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi
operator baru ini akan berbeda dengan operator incumbent . Mereka
akan dihadapkan pada dua isu yaitu : membangun jaringan akses
yang murah dan cepat serta membangun core jaringan yang mampu
mendukung multilayanan.
Untuk isu yang kedua, karena tak ada jaringan eksisting yang
mesti dipertimbangkan, maka pendekatan yang akan dipakai
cenderung menggunakan secara langsung sentral multilayanan
berbasis paket dimana trafik telepon akan ditangani langsung oleh
teknologi voice over packet. Adapun fungsi yang akan ditangani oleh
sentral paket ini secara umum adalah sebagai berikut :
o Menerima dan memproses trafik teleponi dan data;
o Konversi sinyal tradisional teleponi ke voice over packet;
o Ruting dan transport sinyal data dan teleponi ke lokasi sentral
yang dituju.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
30
BAB IV
TEKNOLOGI DAN SISTEM NEXT GENERATION NETWORK
A. Komponen Jaringan Next Generation Network
Dari penjelasan di bab sebelumnya, secara singkat kemudian dapat
dikatakan bahwa secara umum NGN bisa dijelaskan sebagai berikut :
NGN adalah jaringan masa depan yang mampu mengakomodasi dan
mengkonvergensikan multi layanan suara data dan video.
Arsitektur jaringan, dengan demikian akan mampu mengakomodasi
multiprotocol (sistem protokol terbuka) dengan basis teknologi paket/data.
Melalui jaringan masa depan ini, operator jaringan akan mendapat
keuntungan diantaranya sebagai berikut :
1. Harga total dari jaringan relatif lebih murah;
2. Manajemen jaringan lebih mudah;
3. Dukungan terhadap fitur baru yang akan jauh lebih banyak dan
menarik;
4. Waktu penyelenggaraan jaringan yang lebih cepat;
5. Fleksibilitas dan skalabilitas jaringan yang jauh lebih baik.
Dalam konsep NGN, jaringan secara utuh akan terdiri dari beberapa
level dan beberapa tipe jaringan telah muncul dan eksis di dalam jaringan
kita.
Secara umum, NGN dapat disimpulkan akan memiliki bagian-bagian
sebagai berikut :
o Jaringan optik yang mempergunakan DWDM sebagai jaringan
transport optik baik berfungsi sebagai optical add/drop dan atau
multiplexing;
o Beragam teknologi akses pita lebar, baik melalui kabel (wired) atau
tanpa kabel (wireless). Akses /ke dari layanan tradisional dari/ke
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
31
layanan baru dapat dilakukan dengan adanya interwoking dengan
PSTN dan aplikasi baru dengan platform terbuka.
o Network management yang berbasis direktori aktif dan policy
manager.
Dengan atribut-atribut diatas, jaringan baru akan mampu
mendukung aplikasi yang ada saat ini (seperti ; VPN, paket voice,
collaboration, e-commerce) dan aplikasi yang akan muncul dimasa
depan.
Jaringan transport utama akan dibangun dengan teknologi optik
DWDM yang mampu mengirimkan data hingga kecepatan 400 Gb/s.
DWDM ini akan dihubungkan dengan ATM atau IP yang mempunyai
sistem manajemen bandwidth dan multiplexer. Diharapkan melalui
penggunaan optical add/drop multiplexer pada DWDM secara
langsung pada masa yang akan datang dapat mengurangi
penggunaan optical/electrical converter. Disamping itu, manajemen
bandwidth akan dilakukan oleh wavelength management.
Manajemen bandwidth akan merupakan integrasi dari sistem
cross connect tradisional dan multiplexer yang mendukung
Synchronous Transfer Mode (STM)-SDH, ATM atau IP secara
langsung. Kemampuan jaringan untuk mendukung banyak protokol ini
dapat menjadikan operator untuk menggelar jaringan yang sesuai
dengan karakteristik teknik yang dibutuhkan beragam layanan. Selain
itu, operator juga dapat dengan mudah pindah menuju protokol yang
diinginkan. Pada saat ini, penggunaan protokol IP atau ATM di dalam
jaringan NGN masih menjadi perdebatan yang hangat.
B. Migrasi Sistem
Pernyataan bahwa jaringan masa depan (NGN) akan menggunakan
platform IP sebagai media pengintegrasi dari seluruh mekanisme
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
32
penyaluran layanan dan jaringan telah menimbulkan berbagai usaha,
analisa dan riset dari para operator telekomunikasi maupun para pemasok
untuk mempersiapkan diri menuju jaringan berplatform IP tersebut.
Tidak sedikit yang mempermasalahkan penentuan IP, yang sifatnya
connectionless dan belum memiliki mekanisme QoS yang mapan untuk
digunakan sebagai platform jaringan masa depan. Apalagi jika
mempertimbangkan investasi yang telah dilakukan pada sistem sebelumnya
(TDM based) dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk
merealisasikan jaringan berplatform IP. Aliran pendapatan yang sebagian
besar masih berasal dari jaringan eksisting (TDM based) menjadi
pertimbangan tambahan yang tak kalah pentingnya.
Dibalik itu, banyak keyakinan dan estimasi telah dilakukan bahwa
fenomena pertumbuhan trafik data terhadap trafik circuit switch pasti akan
terjadi.
Menengahi masalah ini, maka pendekatan yang paling realistis adalah
dengan melakukan migrasi jaringan eksisting (legacy) yang telah ada
menuju jaringan NGN dengan dukungan perangkat-perangkat yang
berperan sebagai mediator antara perangkat jaringan TDM based dan
perangkat jaringan IP.
Dan inilah tugas yang tidak mudah. Harus dikaji dan dianalisa
kesiapan teknologi yang ada, arsitektur dan layanan yang mampu didukung.
Dari berbagai kajian tentang hal diatas, maka ditemukan beberapa
kekurangan dan target studi antara jaringan berbasis IP (NGN) dengan
jaringan eksisting. Beberapa kekurangan yang dapat menjadi rintangan
dalam implementasi NGN antara lain :
1. Jenis aplikasi dan layanan baru maupun eksisting yang dapat lewat
dengan baik diantara jaringan TDM based maupun IP based ntuk
kemudian dapat berjalan dengan baik pada jaringan NGN (full IP
based);
2. Kebutuhan akan infrastruktur jaringan transmisi yang mampu untuk
mengakomodasi kebutuhan bandwidth yang besar dan memiliki
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
33
skalabilitas yang tinggi guna memenuhi kebutuhan demand yang
melonjak dengan cepat;
3. Kebutuhan dan studi pada jaringan IP, terutama yang berkaitan
dengan jaminan kualitas layanan (QoS). Isu umum yang berkembang
dalam hal ini adalah tentang pengembangan jaringan IP dari IP versi 4
menuju IP versi 6 yang dinyatakan memiliki kemampuan untuk
memberikan jaminan QoS yang lebih baik dibanding IP versi 4.
4. Kemungkinan terjadinya konvergensi teknologi, baik publik dan private,
mobile dan fix, paket dan sirkit switch yang akan menimbulkan
investasi yang tidak sedikit dan mekanisme operasi dan pemeliharaan
yang berbeda;
5. Masalah interoperability dan internetworking sistem legacy dengan
jaringan NGN (IP) yang akan melibatkan protokol dan interface
maupun perangkat yang berfungsi sebagai mediasi;
6. Sistem OAMP dan pengontrolan yang menemui konteks baru dengan
adanya jaringan NGN dan akan memiliki prosedur dan pengoperasian
yang akan berbeda dengan sistem eksisting;
7. Perkembangan elemen jaringan yang meliputi elemen perangkat di
pelanggan, akses, edge dan elemen core;
8. Lahirnya protokol jaringan yang baru untuk mengantisipasi lahirnya
NGN, dan akomodasinya dengan jaringan eksisting;
9. Mekanisme dan teknologi yang terkait dengan sistem keamanan
jaringan;
10. Sistem pengukuran jaringan NGN, baik yang berkaitan dengan alat
mekanisme dan prosedur tes yang dibutuhkan untuk jaringan NGN.
Lembaga-lembaga standarisasi terkait, dan pemasok teknologi NGN
masih terus berusaha untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang
ada dan telah disebutkan diatas. Setiap pencapaian dan keberhasilan yang
didapati dari riset dan pengembangan yang berkaitan dengan hal-hal diatas
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
34
akan menjadi sangat penting guna mewujudkan NGN dan mewujudkan
mulusnya proses migrasi jaringan eksisting menuju NGN.
Sebagai jaringan yang terbuka dari sisi arsitektur NGN memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Memisahkan fungsi-fungsi modul tradisional menjadi komponen-
komponen jaringan yang berdiri sendiri. Dengan perlakuan seperti ini
maka setiap komponen dalam jaringan dapat dikembangkan dan
dikelola secara mandiri, tanpa tergantung dalam komponen yang
sangat besar seperti yang berlaku sebelumnya, sesuai dengan fungsi
komponen tersebut dalam bagiannya;
b. Standarisasi protokol pada tiap komponen. Dimana setiap protokol
yang digunakan antara komponen-komponen yang ada dalam NGN
akan mengacu pada standar yang telah ditetapkan.
Kedua hal tersebut membuat jaringan telekomunikasi secara gradual
menjadi terbuka dan memudahkan operator untuk mengkonstruksi
jaringannya dengan mengkombinasikan setiap komponen yang ada
sesuai dengan kebutuhan layanan yang akan digelar. Lebih jauh,
standarisasi komponen akan merealisasikan suatu jaringan yang
mampu berinteraksi dan melakukan antar kerja berbagai jaringan
dengan baik.
c. Pemisahan layanan dari call control – Dengan pemisahan ini maka
layanan akan benar-benar berdiri sendiri dan provision layanan dapat
dilakukan dengan baik dan efektif.
d. Pemisahan call dari bearer – Dengan pemisahan layanan ini maka
pelanggan dapat mengkonfigurasikan dan mendefinisikan sendiri
karakteristik layanan yang akan digunakan tanpa memperhatikan
bentuk jaringan dan tipe terminal. Hal ini akan membawa pelanggan
pada tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam mengelola layanan yang
diinginkan.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
35
Migrasi menuju ke arah NGN tersebut merupakan hal yang sangat
kompleks yang dalam implementasinya perlu disesuaikan dengan
kebutuhan dan bentuk jaringan yang saat ini dimiliki.
C. Perkembangan Teknologi Akses
Perkembangan-perkembangan dalam Teknologi Akses adalah
merupakan aktor penentu yang penting dalam perkembangan NGN, dan
akan mempengaruhi perkembangan-perkembangan dalam layanan
broadband serta konten yang dimilikinya.
Bagian ini akan memberikan pengertian terhadap teknologi-teknologi
yang sedang berkembang, serta teknologi-teknologi yang mewakili trend
pasar itu sendiri. Bagian ini tidak menjelaskan secara langsung teknologi-
teknologi yang bisa dibandingkan dalam fungsinya (dalam pengertian
fungsi-fungsi lapis OSI) dan bagian ini juga tidak memberikan daftar dari
teknologi-teknologi akses secara lengkap.
Teknologi-teknologi jaringan akses biasanya merujuk pada teknologi-
teknologi jaringan yang memberikan konektivitas antara end user dengan
bidang transport (transport plane), yang biasanya kemudian pengertiannya
disebut sebagai ”local loop”. Pada bagian ini definisi tersebut diperluas
meliputi teknologi-teknologi lanjut yang memberikan konektivitas untuk
cakupan kecil/jarak pendek (short range) maupun untuk cakupan yang lebih
luas (longer range).
1. Teknologi-teknologi personal area access – memberikan hanya
koneksi short range;
2. Jaringan akses bergeser pada teknologi-teknologi yang memberikan
kecepatan akses lebih tinggi (broadband), serta berbasis pada
komunikasi paket (packet switching);
3. Mobilitas serta konektivitas tanpa kabel menjadi suatu hal yang sangat
penting dan didukung oleh Wireless Ethernet (WLAN), jaringan 3G,
Bluetooth, dan sebagainya;
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
36
4. Teknologi-teknologi dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan
dari infrastruktur kabel yang sudah ada dan mengoptimalkan
penggunaan aset yang sudah ada, untuk memberikan akses yang
lebih baik serta cakupan yang lebih luas. Hal ini ditandai denga
lahirnya teknologi-teknologi seperti : teknologi DSL, TV kabel, dsb;
5. Jaringan-jaringan yang bersifat khusus seperti jaringan listrik dan
jaringan siaran (broadcasting) cukup potensial digunakan memberikan
layanan data dan/atau suara.
D. Teknologi akses area personal (personal area access)
Sejumlah teknologi memberikan koneksi jarak pendek (short range)
antara perangkat personal dan membentuk jaringan yang disebut sebagai
”Personal Area Network (PAN)”. Dua teknologi secara khusus dapat
diperhatikan dalam kategori ini, yaitu : teknologi Bluetooth dan Ultra Wide
Band (UWB).
Bluetooth dikembangkan sejak tahun 1998 oleh grup industri Bluetooth
SIG dan telah diimplementasikan secara luas pada teknologi-teknologi
komputer terakhir, telepon bergerak, personal digital assistant (PDA) dan
sebagainya. Bluetooth adalah protokol wireless yang beroperasi pada
spektrum UHF (ultra high frequency), yaitu pada frekuensi 2,4 GHz. Lebih
dari 8 perangkat Bluetooth dapat bekerja bersama-sama dalam suatu area
yang memberikan komunikasi suara serta data hingga 1 Mbps dalam jarak
hingga 10 meter.
Dengan meningkatkan daya transmisi, Bluetooth dapat memberikan
koneksi wireless untuk jarak yang lebih jauh seperti layaknya wireless LAN.
Dalam berbagai kasus, perangkat Bluetooth dapat berfungsi sebagai titik
akses dari jaringan kabel.
Teknologi Ultra Wideband, sesungguhnya dikembangkan jauh lebih
awal yaitu sekitar tahun 60-an untuk keperluan militer Amerika. UWB adalah
teknologi koneksi jarak pendek (short range) yang bekerja pada frekuensi 3-
10 GHz, band frekuensi 26/28 GHz, serta band 43 GHz. UWB dapat
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
37
membawa trafik broadband dengan daya transmisi yang sangat rendah,
lebih dari noise latar. Teknologi UWB ini mampu memberikan rate data
hingga 10 Mbps dari jarak hingga 50 meter, serta potensial memberikan
rate hingga 100 Mbps untuk jarak yang sangat pendek.
Meskipun UWB adalah teknologi yang lebih tua dibanding Bluetooth,
FCC hanya menyetujui penggunaan UWB untuk produk-produk wireless,
untuk keperluan bisnis dan konsumen pada Februari 2002. Industri yang
terlibat dalam pendefinisian standar berbasis pada UWB adalah JVC,
Panasonic, Sony, Intel, Motorola, dan Sharp.
E. Teknologi akses area lokal (local area access)
Teknologi-teknologi akses area lokal memberikan untuk koneksi jarak
yang lebih jauh tetapi tetap terbatas untuk jaringan area lokal (local area
network-LAN). Koneksi dari LAN ke jaringan transport secara umum
menentukan link akses tambahan, seperti DECT yang akan memainkan
peranan dalam jaringan lokal area.
Jaringan kabel LAN (kabel tembaga atau kabel tembaga koaxial), pada
saat ini dapat juga diimplementasikan pada wireless LAN untuk
memberikan mobilitas, serta pada MAN (Metropolitan Area Network) serta
WAN (Wide Area Network) menggunakan kabel optik untuk memberikan
versi akses yang lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa Ethernet bukan
hanya teknologi akses tetapi juga merupakan teknologi transport. Ethernet
juga sudah didesain untuk membawa trafik IP dan dapat membawa
berbagai tipe layanan yang berbeda meliputi suara, data, dan video.
F. Teknologi Local Loop
Teknologi-teknologi local loop digunakan antar jaringan transport
dengan peralatan yang dimiliki user. Peralatan yang dimiliki user itu sendiri
bisa berupa telepon tradisional, atau berupa gateway seperti modem dan
router .
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
38
G. Teknologi DSL (Digital Subscriber Line)
Teknologi-teknologi DSL adalah keluarga dari teknik modulasi yang
memungkinkan penggunaan spektrum frekuensi yang lebih lebar pada
transmisi kabel tembaga.
Teknologi kabel ini secara khusus dikembangkan untuk memberikan
layanan pita lebar (broadband) berbasis paket pada jaringan akses lokal
tembaga serta menjadi pilihan bagi operator untuk memberikan layanan
broadband dengan biaya murah. Akan tetapi, pada DSL, bandwidth yang
diberikan akan berkurang ketika jarak antara end user dan operator
bertambah.
Teknologi DSL dapat membawa protokol-protokol yang lebih tinggi
seperti ATM dan IP. Saat ini dikenal teknologi DSL yang mendukung
komunikasi asimetrik, yang dikenal sebagai Asymmetric-DSL (ADSL),
sehingga cocok untuk aplikasi asimetrik seperti browsing internet. Datarate
ADSL sekitar 400 – 1,5 Mbps untuk arah downstream, serta 100 kbps untuk
arah upstream pada jarak hingga 3 kilometer. ADSL mendukung
komunikasi data serta beberapa komunikasi suara.
Terdapat juga HDSL ( High bit rate DSL) dan SDSL (Symmetric DSL)
yang memberikan komunikasi simetrik dua arah, dan mampu mendukung
kecepatan data hingga 2 Mbps untuk kedua arah. VDSL (Very High bitrate
DSL) memberikan datarate yang lebih tinggi, yaitu hingga 51 Mbps untuk
jarak pendek, hingga 300 meter.
Standar ITU-T yang baru, yaitu G.HDSL (Symmetric High bit rate DSL)
saat ini juga sudah dipasarkan. Standar baru ini mendukung bandwidth
simetrik hingga 2 MBps pada jarak hingga 3 km. Kecepatan ini akan turun
hingga 192 kbps pada jarak 6 km.
H. Platform teknologi ATM
ATM adalah teknologi transport yang didesain untuk mendukung
aplikasi-aplikasi multimedia yang membutuhkan privacy, keamanan,
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
39
bandwidth besar, dan jaminan kualitas atau QoS (Quality of Service).
Berbeda dengan Internet Protocol (IP) yang mempunyai paket dengan
panjang yang tidak sama, panjang paket ATM yang disebut cell adalah
tetap, yaitu 53 byte. Dengan panjang paket yang tetap tersebut, maka
proses switching/routing dapat dilakukan dengan lebih cepat.
Disamping keunggulan-keunggulannya, ATM juga mempunyai
beberapa keterbatasan yang secara de facto telah membatasi penetrasi
dan penerimaannya di lapangan. Beberapa keterbatasan utama teknologi
ATM ini diantaranya :
1. Tidak menyediakan layanan protokol jaringan layer atas, yaitu :
transport, session, dan presentation untuk memproses aplikasi,
sehingga sampai saat ini layanan/aplikasi berbasis ATM bisa
dikatakan tidak ada. Walaupun demikian sebenarnya hal ini juga bisa
menjadi keuntungan karena dengan demikian justru ATM lebih
fleksibel untuk mendukung implementasi dari berbagai teknologi higher
layer.
2. Karena layanan yang benar-benar berbasis ATM tidak berkembang
maka teknologi ini secara umum hanya digunakan sebagai jaringan
transport khususnya di tingkat backbone.
3. Kurang efisien dan terlalu kompleks bila digunakan sebagai teknologi
di dalam jaringan LAN, padahal sampai saat ini segmen market IT,
banyak didominasi oleh LAN.
I. ATM eksisting
Karena kekurangan teknologi IP khususnya dalam hal kualitas dan
keamanan, ATM saat ini masih dipandang sebagai teknologi yang dianggap
mampu untuk berperan sebagai suatu kendaraan/transport untuk
mendukung aplikasi-aplikasi IP khususnya yang memerlukan kualitas dan
keamanan tinggi.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
40
Upaya untuk memadukan keunggulan IP dan ATM atau dikenal
dengan IP over ATM telah banyak dilakukan baik oleh forum internet (IETF)
maupun forum ATM (ATM Forum), antara lain : Classical IP over ATM, LAN
Emulation (LANE), Multiprotocol over ATM (MPOA). Namun sampai saat ini
semua metoda tersebut dipandang masih mempunyai kelemahan
khususnya pada aspek skalabilitas dan fleksibilitas, maka kemudian
dikembangkan metoda baru dari IETF yang disebut dengan Multiprotocol
Label Switch (MPLS). MPLS sendiri dikembangkan tidak hanya untuk
teknologi lapis dua ATM tetapi juga mendukung Frame Relay, IP, dan Optik
(IP optik).
Dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi ATM,
saat ini ATM banyak digunakan dan diposisikan sebagai jaringan backbone
multilayanan oleh beberapa operator telekomunikasi, dan penyelenggara
layanan IP (ISP), dengan layanan utama misalnya :
1. Multimedia Real Time seperti VoD;
2. IP & FR VPN over ATM;
3. ATM VPN;
4. Jaringan backbone internet kualitas tinggi.
Pada umumnya para operator menggunakan teknologi ATM sebagai
backbone dari jaringan data mereka, karena adanya beberapa keunggulan
ATM khususnya kemampuan didalam mengorganisasikan QoS, privacy,
keamanan yang baik serta dukungan terhadap kebutuhan bandwidth besar
(dari beberapa mega hingga orde giga). Penerapan QoS untuk beragam
layanan yang karakteristinya berbeda-beda dapat diorganisasikan dengan
mudah, sehingga penggunaan teknologi ATM ini dianggap lebih baik
daripada teknologi lainnya di dalam jaringan backbone.
Saat ini, teknologi ATM telah terbukti dapat mengintegrasikan
beberapa protokol lain seperti Frame Relay, IP dan TDM, dalam satu
jaringan sehingga layanan yang dapat ditawarkan ke sisi pelanggan dapat
berragam, tergantung pada kebutuhan. Pada saat ini, pelanggan banyak
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
41
mempergunakan akses dengan teknologi Frame Relay ataupun TDM
sebagai jaringan leased linenya. Untuk jaringan akses, teknologi ATM
masih belum banyak dipergunakan karena harga perangkatnya masih
terlalu mahal bagi pelanggan.
J. ATM dalam Next Generation Network
Perubahan yang sangat cepat di bidang teknologi, layanan jaringan
dan regulasi mendorong perubahan di dalam definisi dan implementasi
untuk arsitektur dan elemen di jaringan telekomunikasi yang baru.
Perkembangan teknologi mikroelektronika, software, photonik, wireless
yang sangat pesat serta kebutuhan bandwidth yang makin meningkat
karena makin berkembangnya layanan IP telah mendorong pemikiran
menuju jaringan masa depan multi layanan yang disebut Next Generation
Network (NGN) dengan basis teknologi paket. Alasan lain yang telah
mendorong berkembangnya konsep NGN adalah adanya tantangan yang
akan dihadapi oleh para network operator dan vendor antara lain :
1. Membangun jaringan yang dapat menyediakan beberapa tingkat
kualitas dan reabilitas;
2. Adanya kebutuhan pelanggan yang menuntut penyediaan layanan
baru yang sangat beragam;
3. Adanya kebutuhan jaringan yang lebih murah dan mudah untuk
dikelola.
Di dalam pengembangan jaringan NGN, internet merupakan dasar di dalam
jaringan paket yang menyediakan layanan data yang flexibel, seperti email,
VPN, dan akses ke Web. Akan tetapi sebagaimana diketahui internet
menggunakan IP yang memiliki sifat delay dan kecepatan yang tidak tetap
(bervariasi tergantung kondisi jaringan pada suatu saat), sehingga tidak
mampu mendukung garansi untuk QoS (Quality of Service). ATM seperti
yang telah dijelaskan memiliki kemampuan untuk mendukung manajemen
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
42
QoS, dengan kelebihan ini beberapa vendor kemudian menggunakan
gabungan teknologi ATM dengan IP sebagai basis untuk jaringan NGN.
K. Platform Teknologi IP
Telah diketahui dan diterima secara luas oleh industri dan analis
telekomunikasi bahwa IP akan menjadi transport yang universal di masa
depan. Adalah suatu fakta yang terbantahkan bahwa saat ini IP merupakan
salah satu protokol komunikasi yang paling popular di dunia, terutama
setelah adanya internet dengan aplikasi web-nya dimana penggunanya
terus bertambah secara signifikan dari hari ke hari dengan kenaikan yang
sulit diprediksi, demikian juga dengan lama penggunaannya (waktu
pendudukan jaringan) yang semakin lama.
Hal ini karena perkembangan aplikasi layanan berbasis IP yang
berjalan diatas jaringan internet ini semakin hari semakin beragam dan
menarik dengan tambahan kebutuhan bandwidth yang relatif semakin
besar. Karakteristik inilah yang pada akhirnya menjadi pendorong yang
besar terhadap peningkatan kebutuhan bandwidth di sisi jaringan transport.
Bila kita bandingkan dengan PSTN, jaringan berbasis IP mempunyai
beberapa keuntungan sebagai berikut :
1. Jaringan IP mempunyai topologi yang flat, hal ini berbeda dengan
PSTN yang mempunyai topologi jaringan berhierarki;
2. IP mendukung sistem multiplexing paket yang independent dan
dinamik sehingga jauh lebih efisien di aspek transmisi dibandingkan
dengan PSTN yang mengadopsi sistem mux PCM/TDM yang kaku
dan boros bandwidth;
3. IP mendukung codec dengan sistem kompresi yang sangat efisien
dalam hal bandwidth dibandingkan PSTN yang menggunakn codec
standar PCM 64 kbps yang tanpa kompresi
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
43
L. IP eksisting
IP yang merupakan layer tiga (network layer dari sistem layer OSI),
pada awalnya dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat
untuk keperluan ARPA (Advanced Research Project Agency), yang
digunakan sebagai protokol untuk memberikan layanan unreliable (best
effort) untuk paket yang bersifat bursty dan store&forward seperti ; transfer
file, e-mail, web browsing (Internet web). Protokol tersebut kurang
mendukung (paling tidak saat ini) untuk aplikasi yang sangat sensitif
terhadap aspek keamanan, kualitas, dan waktu seperti : tele-conference,
video interactive, telephony dll.
Secara umum karakteristik IP ini dapat dijelaskan sebagai berikut ;
1. Layanan bersifat connectionless, jadi hanya memberikan layanan
“send” and “delivery”;
2. Paket atau datagram yang digunakan bervariasi panjangnya;
3. Bersifat best-effort delivery, dalam pengertian tidak ada jaminan
terhadap delay, susunan/urutan paket, kerusakan atau kehilangan
paket;
4. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka hal tersebut diserahkan
pengaturan dan kontrolnya ke lapisan yang lebih atas;
5. Hanya menangani data forwarding dengan menggunakan tabel routing
yang disiapkan oleh protokol lain, seperti : Open Shortest Path First
(OSPF), Routing Information Protocol (RIP), sedangkan aspek error
and control messages ditangani oleh Internet Control Message
Protocol (ICMP);
Pada teknologi IP yang bersifat connectionless ini, informasi yang
berasal dari pengguna di-digital-kan, kemudian dijadikan paket dan akhirnya
ditransmisikan sebagai aliran paket. Jaringan IP ini akan mengalirkan setiap
paket yang diterima ke tujuan yang diinginkan secara independen
berdasarkan alamat yang ada di setiap headernya. Dengan kata lain, paket-
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
44
paket yang berasal dari satu sumber yang sama tersebut mungkin akan
menempuh jalur transmisi yang berbeda-beda tergantung kondisi jaringan
pada saat berkomunikasi tanpa ada suatu parameter baku yang mengontrol
kualitasnya, karena hal ini pula kemudian popular disebut best effort
transport. Di tujuan, paket-paket tersebut akan disusun kembali dan
dikembalikan ke bentuk informasi asalnya.
Mekanisme seperti ini menghasilkan utilisasi jaringan yang sangat baik
karena terjadinya penggunaan sumber daya yang sama oleh beberapa
pengguna/sumber. Di sisi lain karena tidak ada hubungan tetap yang
dibangun antara sumber dan tujuan untuk melakukan satu aliran informasi
yang sama, maka jaringan tidak bisa melakukan kontrol secara penuh
terhadap informasi yang diprosesnya.
Jaringan yang menerapkan hubungan connectionless pertama adalah
Local Area Network (LAN). Sebagaimana diketahui dalam LAN Ethernet ,
yang saat ini paling banyak digunakan sebagai layer 2 IP, konsep yang
digunakan untuk mengirimkan paket IP adalah broadcasting and
retransmission. Setiap paket yang diterima jaringan di-broadcast ke semua
anggota LAN, kemudian setiap anggota akan membaca alamat dari setiap
paket yang diterima, menjawab bila sesuai dengan alamatnya dan
mengabaikannya bila tidak sesuai. Setiap anggota mempunyai hak yang
sama untuk menggunakan jaringan dengan cara rebutan, konsekuensinya
tak ada jaminan kualitas atau prioritas yang dapat diberikan terhadap setiap
informasi yang dikirim. Bila salah satu paket hilang/rusak maka
dilaksanakan transmisi ulang (retransmission).
Konsep yang selama ini diterapkan dalam jaringan IP adalah hop by
hop routing&forwarding. Router adalah perangkat utama dalam jaringan IP
untuk menginterkoneksikan berbagai jaringan dengan protokol yang
memiliki tingkatan yang sama. Router yang beroperasi pada layer 3/2
melakukan proses forwarding trafik berdasarkan alamat tujuan yang ada
pada header paket yang dikirimkan. Saat ini kapasitas router terus
berkembang sampai orde Gigabit per detik (Gbps) atau disebut Gigabit
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
45
Router atau Terabit per detik (Tbps) atau disebut Terabit Router. Antar
muka fisik yang biasa digunakan untuk perangkat ini adalah STM-1, STM-4,
STM-16 atau STM-64.
Pada prinsipnya router dapat membangun banyak jalur antar jaringan
dan secara otomatis memilih jalur yang paling efisien. Hal ini memberikan
kemungkinan untuk membangun topologi mesh walaupun mempunyai
kelemahan karena tidak memiliki sensitifitas terhadap kondisi trafik. Dengan
demikian baik ethernet maupun router memperlakukan jaringan sebagai
media umum dan memperlakukan trafik yang masuk dengan prioritas yang
sama. Jaringan tak bisa secara penuh mengontrol resource jaringan
sehingga tak mampu memberikan jaminan kualitas dan rentan dalam aspek
keamanan.
IP yang saat ini digunakan adalah IP versi 4 (Ipv4), yang secara umum
mempunyai keterbatasan sebagai berikut :
a. Keterbatasan alamat, hal ini karena Ipv4 memiliki alokasi
pengalamatan untuk tiap pengguna sebesar 4 byte;
b. Aspek keamanan lemah, rentan terhadap hacker, peniruan dan
penggandaan karena sifat transmisi yang connectionless sehingga
pelacakan sumber pendobrak keamanan sulit dilaksanakan;
c. Privacy tidak dapat dijamin (pengambilan informasi oleh yang tidak
berwenang dimungkinkan dan relatif mudah);
d. Tidak bisa memberikan jaminan kualitas (Quality of Service), karena
semua trafik diperlakukan sama (rebutan alokasi sumber daya-layanan
best effort).
M. Teknologi Softswitch
Munculnya konsep softswitch diharapkan dapat menjadi jawaban bagi
strategi evolusi PSTN konvensional menuju ke jaringan masa depan
berbasis paket. Hal ini dikarenakan softswitch dapat beroperasi secara
penuh bersama PSTN yaitu dengan menjembatani PSTN ke jaringan data
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
46
masa depan. Langkah tersebut akan merupakan langkah awal yang
merupakan pemanfaatan PSTN eksisting hingga umur perangkat PSTN
tersebut habis, yang selanjutnya akan digantikan oleh node-node akses
yang lebih sederhana yang sekaligus dapat melayani voice dan data secara
bersamaan.
Munculnya konsep softswitch banyak dilatarbelakangi oleh beberapa
keadaan pada circuit switch. Diantaranya adalah ketergantungan terhadap
vendor sangat tinggi dikarenakan perangkat yang digunakan masih banyak
yang bersifat proprietary, yang secara langsung mengakibatkan biaya
investasi dan operasi yang tinggi. Disamping itu, dengan adanya fungsi
kontrol, fungsi layanan, dan fungsi network yang melekat dalam circuit
switch yang dalam kenyataannya menjadikan operator mengalami banyak
kesulitan dalam melakukan inovasi dan diversifikasi layanannya.
Dengan berbagai alasan diatas, perlu dilakukan pemisahan antara
fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan
pada vendor-vendor tertentu dan pengembangannya menjadi lebih fleksibel.
Konsep pemisahan fungsi-fungsi pada elemen jaringan yang berbeda
tersebut sangat membutuhkan keberadaan suatu protokol komunikasi yang
bersifat terbuka.
Pengembangan softswitch sampai saat ini memang belum
menemukan jalan yang pasti, karena konsep ini masih diinterpretasikan
berbeda-beda oleh vendor-vendor besar yang memimpin pengembangan
softswitch. Tetapi diharapkan dengan adanya International Softswitch
Consortium (ISC) maka interpretasi yang berbeda-beda tersebut dapat
disamakan sehingga dapat menghasilkan satu konsep softswitch yang
bersifat terbuka, yang diharapkan konsepnya akan selesai secara utuh
pada tahun 2002. ISC ini didukung oleh berbagai kalangan telekomunikasi,
dari vendor penyedia perangkat baik yang berbasis data maupun PSTN,
vendor pengembang Software, operator telekomunikasi, akademisi maupun
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
47
Pada saat awal munculnya teknologi telepon IP, layanan disediakan
oleh call agent yang dikontrol oleh media gateway controller. Akan tetapi
keadaan menjadi semakin rumit manakala jaringan data tidak hanya dituntut
untuk melewatkan layanan teleponi dasar tetapi juga dengan semua fitur
yang saat ini didukung oleh sistem teleponi eksisting secara keseluruhan.
Maka ISC memilah call agent tersebut menjadi dua bagian yaitu softswitch
dan server aplikasi.
Definisi softssswitch menurut ISC adalah suatu perangkat yang
memiliki kemampuan paling tidak sebagai berikut :
1. Mengontrol layanan koneksi bagi suatu media gateway, dan/atau
native IP endpoints;
2. Memilih proses yang dapat diterapkan pada suatu panggilan;
3. Routing untuk panggilan dalam jaringan;
4. Mentransfer kontrol panggilan ke elemen jaringan lain;
5. Antar muka untuk mendukung fungsi manajemen seperti penyediaan
layanan, fault, billing, dan lain-lain.
Sedangkan menurut Ovum, dalam bukunya ”Softswitch : The Keys to
the Next Generation IP Network Opportunity”, definisi softswitch adalah
perangkat yang menyediakan intelegensi yang dibutuhkan oleh layanan
komunikasi, yang didukung oleh server aplikasi untuk menyediakan
berbagai jenis layanan dan aplikasi baru yang dibutuhkan.
Sun Microsystem memberikan definisi yang agak berbeda, yaitu
bahwa softswitch adalah suatu software yang berbasis platform switching
yang dapat menyediakan fungsi-fungsi telepon tradisional secara modular
dan terdistribusi di samping fungsi-fungsi baru yang akan muncul.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
48
N. Arsitektur
Elemen jaringan penting yang mendukung jaringan berbasis softswitch
diantaranya adalah softswitch itu sendiri, media gateway (MG), signalling
gateway (SG), dan application server (AS).
1. Softswitch menyediakan fungsi pengontrolan panggilan berbasis
software.
2. Media gateway menyediakan fungsi transport yang menjembatani
berbagai platform jaringan (akses, backbone data paket, backbone
PSTN, internet) yang dikontrol oleh softswitch.
3. Signalling gateway menyediakan fungsi gateway pensinyalan SS7.
4. Application server menyediakan seluruh aplikasi layanan yang
dibutuhkan oleh pengguna jaringan.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
49
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI NGN
DAN IMPLIKASI PADA REGULASI
Faktor-faktor penentu dalam migrasi menuju NGN adalah sama untuk
semua pemain telekomunikasi. Faktor yang menjadi titik perhatian adalah : jika
mungkin, migrasi harus mengurangi biaya pemeliharaan serta biaya infrastruktur
jaringan, namun migrasi harus dilakukan secepat mungkin untuk segera dapat
memberikan layanan-layanan baru serta memunculkan sumber-sumber
pendapatan baru.
Fleksibilitas yang tinggi, biaya yang murah, serta dukungan yang luas dari
seluruh dunia menyebabkan Internet Protocol (IP) menjadi nominator sebagai
pilihan yang terbaik dalam membangun NGN, sekalipun IP juga memiliki
berbagai kelemahan, seperti kekurangan dalam masalah jaminan QoS yang bisa
diberikan. Kelemahan ini akan segera disempurnakan.
Tiap operator jaringan bisa jadi memiliki jalur migrasi yang berbeda,
tergantung dari asset infrastruktur eksisting yang dimilikinya. Jalur-jalur migrasi
ini lebih jauh melibatkan teknologi-teknologi yang berbeda dan memiliki
kecepatan migrasi yang berbeda menuju konsep NGN itu sendiri.
A. Migrasi jaringan circuit switch
Public Switched Telephone Network (PSTN) berbasis pada teknologi
circuit switched dan dibangun oleh operator telekomunikasi besar untuk
memberikan layanan telepon dengan QoS yang tinggi. Saat ini layanan
telepon itu ditingkatkan dengan konsep Intelligent Network, sedemikian
mampu memberikan layanan tambahan yang tidak ada sebelumnya (seperti
: call back, serta layanan-layanan tanpa jawaban/ no answer services).
Operator-operator telekomunikasi besar tersebut umumnya juga
mengimplementasikan jaringan data packet switched, jaringan circuit
switched-nya menggunakan teknologi yang dikenal sebagai Frame Relay,
ATM atau IP.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
50
Dari kondisi itu, sesungguhnya saat ini telah diimplementasikan
arsitektur terlapis menggunakan berbagai teknologi yang berbeda untuk
melewatkan berbagai layanan. Trafik internet yang awalnya melalui PSTN
dalam hal ini dapat secepat mungkin dirutingkan ke jaringan IP.
Untuk operator jaringan circuit switch, jaringan multi layanan untuk
layanan yang konvergen dan penghasilan yang bertambah merupakan
faktor penentu utama dalam migrasi menuju ke NGN. Sedemikian, migrasi
tentu saja juga mendatangkan biaya tambahan baik langsung maupun tidak
langsung meliputi upgrade jaringan, biaya training kembali para engineer,
perubahan-perubahan proses organisasi, dan lain-lain. Tambahan lagi,
jaringan circuit switched yang sudah berada pada kondisi yang baik dan
memberikan layanan teleponi kualitas tinggi, bisa jadi sulit disamai pada
jaringan IP skala besar yang diinginkan dalam NGN.
Dengan kemantapan teknologinya, saat ini masih ada beberapa
pemain dalam telekomunikasi yang mengklaim bahwa biaya per line untuk
peralatan circuit switched masih lebih murah daripada di jaringan IP,
padahal jaringan circuit switched menawarkan kualitas lebih tinggi,
sehingga ini menjadi alasan untuk menunda migrasi ke jaringan packet
switched berbasis IP. Satu hal yang juga menjadi faktor penunda adalah
bahwa di dalam jaringan circuit switched, operator jaringan memiliki
kekuatan untuk mengontrol pelanggan, dan ini merupakan kekuatan atau
titik kendali yang tidak ingin dilepaskan.
Di sisi lain, saat jaringan packet switching IP matang, akan
memungkinkan integrasi antara layanan teleponi dan layanan-layanan
multimedia yang lain dan ini adalah daya tarik luar biasa yang dimiliki
jaringan berbasis IP. Para operator telekomunikasi saat ini juga menyadaari
bahwa kesuksesan penguasaan pasar di masa depan juga tergantung
kecepatan mereka dalam mengadopsi teknologi-teknologi baru, yang dalam
hal ini adalah NGN.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
51
B. Migrasi jaringan packet switched
Jaringan-jaringan packet switched berjalan pada beberapa teknologi
dan sejumlah stack protokol yang digunakan bergantung pada service yang
diberikan serta fungsionalitas yang diberikan oleh tiap protokol, sebagai
contoh : “IP over SDH over DWDM”, atau “IP over ATM over SDH over
DWDM”, atau “IP over Ethernet over SDH over DWDM”. Istilah-istilah diatas
menunjukkan protokol, teknologi transport, serta lapis fisik yang digunakan.
Migrasi menuju NGN dari berbagai tipe jaringan diatas berarti
penyederhanaan jaringan serta akan lebih fleksibel. Membangun jaringan
NGN adalah juga berarti bahwa jaringan akan digunakan untuk mendukung
berbagai layanan secara konvergen, seperti layanan suara serta aplikasi-
aplikasi realtime. Maksudnya adalah agar berbagai fitur-fitur tertentu dapat
diimplementasikan.
C. Strategi Overlay
Dengan strategi overlay, jaringan NGN akan didapat dengan
mengintegrasikan jaringan circuit switched yang sedang beroperasi saat ini
dengan teknologi-teknologi packet switched. Jaringan overlay berbasis
paket yang modern akan memberikan layanan-layanan yang lebih canggih
dengan jaringan circuit switched PSTN tetap memberikan layanan telepon
tradisional. Kedua jaringan tersebut diinterkoneksikan melalui gateway yang
diperlukan tergantung tipe layanan-layanan khususnya (contoh : panggilan
VoIP yang berasal dari telepon IP dan berakhir di PSTN, atau data trafik
internet yang berasal dari PSTN).
Ketika jaringan overlay tersebut pada akhirnya mampu memberikan
jaminan QoS yang cukup, maka semua trafik dapat dialihkan pada jaringan
circuit switched PSTN ke jaringan overlay packet switchednya. Backbone
overlay ketika migrasi sudah berbasis pada IP bahkan ketika permulaan
migrasi, adalah mungkin untuk digunakan bersama dengan teknologi-
teknologi yang lain dalam hal memberikan QoS yang cukup untuk aplikasi
khusus (misalkan IP over ATM). Session Initation Protocol (SIP) dalam hal
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
52
ini adalah protokol signalling terbaik untuk mengimplementasikan
pengendalian panggilan (call control) pada jaringan IP karena bisa
diintegrasikan dengan mudah bersama protokol-protokol Internet yang lain.
D. Titik-titik pengendalian
Lingkungan NGN meliputi suatu cakupan yang luas dari fasilitas-
fasilitas khusus atau fungsi-fungsi server yang secara teoritis memiliki
interface terbuka. Hal ini berarti bahwa masing-masing fungsi tersebut
dapat diperhatikan memiliki peluang yang sama di tengah market. Sehingga
lingkungan NGN secara umum merupakan lingkungan yang tunduk pada
tekanan market tanpa suatu kebutuhan akan intervensi regulator. NGN itu
sendiri sungguh mendukung persaingan, dan nantinya justru market yang
menilai serta memilih teknologi serta layanan yang terbaik.
Hanya jika terdapat sumbatan sistem (bottleneck) pada titik
pengendalian yang dapat mengancam dan menghalangi perkembangan
market dan kompetisi yang fair, maka intervensi regulator itu diperlukan.
Tantangan riil yang diajukan oleh NGN adalah untuk memahami bahwa
lingkungan NGN ini bagaimanapun merupakan lingkungan yang sangat
berbeda dengan PSTN dan komunikasi bergerak generasi sebelumnya
yang dalam hal ini sudah cukup dikenal oleh regulator.
Lingkungan NGN tidak bergantung pada lapis transmisi, tetapi pada
aspek-aspek lain dari kreasi service. Titik pengendalian potensial tidak
dimiliki oleh operator jaringan komunikasi atau service. Misalkan, pada
suatu platform software, kontrol tidak pada penyedia jaringan tetapi
langsung dikontrol oleh software vendor.
Saat ini, tidak ada konsensus di dalam market bahwa titik kontrol yang
demikian itu akan berkembang dengan NGN dan juga tidak ada
pemahaman bersama mengenai apa yang akan membahayakan titik-titik
kendali NGN.
Pada sisi lain, di dalam NGN semua pemain di dalam market memiliki
legitimasi untuk mendapatkan keuntungan dari kompetisi, dan hal ini
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
53
merupakan kekuatan market NGN karena memberikan derajat-derajat
tertentu pengendalian kepada pelanggan selaku end user.
Dengan kompleksitas lingkungan di mana teknologi dapat
menyediakan suatu cakupan berbagai kemungkinan service yang tanpa
batas, hal tersebut memungkinkan sejumlah skenario teoritis tentang fungsi-
fungsi penting NGN mana yang dapat dikendalikan oleh organisasi
komersial tunggal.
Cukup penting bagi regulator untuk memahami dimana sesungguhnya
titik-titik pengendalian yang dapat menjadi suatu sumber dominasi yang
dapat disalahgunakan sedemikian berakibat kegagalan mekanisme market.
Titik-titik pengendalian ini mungkin berasal dari kepemilikan infrastruktur
jaringan yang dalam hal ini cukup penting untuk penyediaan layanan. Faktor
kepemilikan infrastruktur itu sendiri menyebabkan jaringan tidak mudah
dipakai untuk menyelenggarakan mekanisme market yang adil dan bersaing
untuk memberikan layanan yang terbaik. Contoh terbaik dalam hal ini
adalah jaringan akses lokal yang dimiliki PT. Telkom. Regulasi monopoli
yang diselenggarakan cukup lama di Indonesia dalam hal ini menjadi
kendala yang harus diselesaikan sebelum memasuki era NGN.
Titik pengendalian berikutnya yang penting adalah kemungkinan bagi
suatu operator yang bertindak mengambil kekuasaan yang dimiliki oleh
seorang pelanggan. Terdapat kemungkinan dimana operator membatasi
pilihan yang dimiliki oleh pelanggan untuk mendapatkan layanan yang
diinginkan.
Pada bahasan dibawah, terdapat sejumlah contoh fungsi-fungsi yang
diharapkan dapat memainkan bagian penting dalam lingkungan NGN di
masa mendatang yang dapat memberikan dasar bagi titik-titik pengendalian
yang dimaksud.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
54
1. Titik-titik Kontrol berkaitan dengan kemampuan jaringan
Bagian ini akan menjelaskan mengenai apa yang dapat dilakukan
oleh jaringan dan bagaimana operator yang dominan dapat membatasi
kemampuan infrastruktur untuk suatu kompetisi yang adil.
a. Network address translator dan firewall-Dalam hal Ipv4
merupakan protokol utama dalam komunikasi IP, pada
mekanisme translasi alamat antar titik jaringan terdapat titik
pengendalian yang mengatur kemampuan jaringan seperti trafik
dan kualitas;
b. Tabel routing-operator yang mengendalikan tabel routing berada
dalam posisi untuk mampu mengendalikan aliran data dan data
jaringan kemana diteruskan;
c. Kemampuan QoS dan interkoneksi-jika operator-operator tulang
punggung (backbone) besar menolak untuk memberikan jaminan
QoS untuk interkoneksi dengan operator yang lain, maka
kemampuan ini menjadi titik pengendalian yang penting serta
dapat memaksa user untuk menggunakan layanan dari penyedia
layanan yang memberikan jaminan QoS lebih baik. Di Indonesia,
pada saat ini, operator jaringan backbone yang besar akan
memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam menegoisasikan
biaya dan kualitas interkoneksi;
d. Cakupan jaringan-Operator jaringan backbone yang besar akan
memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam menegoisasikan
biaya dan kualitas interkoneksi;
e. Kemampuan-kemampuan terminasi-Operator-operator akses
secara natural akan memiliki suatu level tertentu pengendalian
terhadap jalur akses, baik dalam hal kapabilitas serta kecepatan
terminal. Dalam suatu skenario dimana terdapat kemungkinan
untuk membedakan trafik yang dilewatkan pada jalur akses, hal
ini merupakan titik pengendalian yang mampu meningkatkan
kemampuan tipikal trafik tertenstu semisal SMS. Dalam skenario
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
55
dimana suatu layanan tegantung pada suatu jalur akses tunggal,
maka operator akses tersebut memiliki titik pengendalian yang
sangat penting.
2. Titik-titik pengendalian yang berkaitan dengan layanan akses dan
content.
Bagian ini menjelaskan mengenai layanan-layanan apa yang dapat
diakses oleh user dan bagaimana operator dan penyedia layanan
dapat membatasi pilihan-pilihan yang dimiliki user.
a. Sekumpulan layanan dan software yang tidak perlu-Jika berbagai
pihak berhasil dalam memasarkan sekumpulan software, fungsi-
fungsi konrol dan infrastruktur jaringan, maka pihak tersebut juga
memiliki kemungkinan untuk dapat berhasil memasarkan produk
lain yang sesungguhnya tidak perlu, dengan dalih isu keamanan
dan kualitas.
b. Walled Gardens-jika penyedia akses memilih untuk
mengendalikan layanan dan content yang dapat diakses
pelanggan, seperti konsep walled garden, hal ini menjadi titik
pengendalian penting yang dapat membedakan ketersediaan
layanan dan informasi;
c. Tunneling-Operator komunikasi bergerak dapat menjaga kendali
atas roaming pelanggan dan menangani semua tipe layanan
kecuali panggilan keluar dari home operator. Pada lingkungan IP,
hal ini dilakukan dengan konsep tunneling, dimana semua trafik
dikirim kembali ke home operator sebelum dilayani. Tunneling
adalah konsep penting dalam menjaga dan mengendalikan end
user.
d. Mekanisme filtering dan hak-hak hukum digital-Dalam suatu
skenario dimana content provider dan user ingin memastikan
status hukum dari suatu content, mekanisme filtering dan
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
56
mekanisme hak hukum digital menjadi titik penting dalam
mengendalikan layanan dan content yang dapat diakses.
e. Perangkat end-user-Dalam suatu skenario dimana layanan dan
content ternyata sangat dekat dengan kemampuan yang dimiliki
suatu perangkat tertentu, maka pabrikan perangkat tersebut
memiliki posisi yang kuat dalam mengembangkan dan
menerapkan layanan-layanan baru.
f. Content-Tipe-tipe tertentu dari content akan menjadi titik
pengendalian penting dalam suatu skenario.
3. Titik-titik pengendalian yang berkaitan dengan informasi user
Bagian ini akan menjelaskan apa yang dapat diketahui provider
mengenai user yang memfasilitasi pemberian layanan.
a. Autentikasi, single log on, dan user profile management-Jika
solusi autentikasi propietary tertentu, single log on, dan user
profile mendapatkan bagian market yang cukup besar, maka
penyedia layanan dan pengembang solusi tersebut dalam hal ini
memiliki kendali signifikan mengenai apa dan bagaimana data
user dapat dishare dalam lingkungan NGN;
b. Informasi billing pelanggan-Bila cukup banyak operator menolak
untuk memberikan akses kepada operator lain mengenai
informasi billing pelanggan (termasuk penggunaan dari resource
jaringan), maka hal ini dapat menjadi titik kendali penting dalam
implementasi fungsi roaming dan fungsi-fungsi yang berkaitan
layanan tree party.
4. Layanan-layanan dasar dan kemampuan NGN
Bagian ini akan menjelaskan mengenai layanan-layanan yang
dapat dibangun dalam lingkungan NGN dan bagaimana operator
dominan dapat mengendalikan serta menahan alternatif layanan-
layanan kompetitif.
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
57
a. Kapabilitas call set up-Pada NGN, kendali komunikasi suara dan
multimedia dapat berada pada operator jaringan, atau bergeser
pada penyedia layanan yang menggunakan infrastruktur IP. Pada
kedua kasus diatas, pengendalian call set up menjadi titik
pengendalian yang penting. Hal ini menjadi pertanyaan yang
harus dijawab karena operator dominan dapat memiliki kontrol
pada call set up, bandwidth, QoS dan sebagainya;
b. Standar-standar propietary-Jika suatu standar sukses menjadi
standar de facto yang digunakan secara luas oleh sebagian besar
pemain, maka standar ini memiliki kemampuan untuk
mengendalikan fungsi apa serta layanan apa yang dapat
didukung oleh lingkungan NGN.
c. Standar-standar non-proprietary-Standar non-proprietary mungkin
akan dibiaskan dalam fungsi dasarnya yang menjaga
keseimbangan kekuatan antar operator jaringan dan penyedia
service. Sebagai contoh, konsep TIPHON yang dikembangkan
oleh ETSI memiliki implikasi dimana operator justru dapat
mempertahankan kendali atas penyediaan layanan.
d. Interoperabilitas-Derajat interoperabilitas antara lapis
transport/control plane dan service plane akan dikendalikan oleh
operator jaringan, sehingga operator juga akan mampu
mengendalikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
penyedia layanan. Aplikasi-aplikasi (API) adalah elemen kunci
untuk melakukan akses pada kemampuan jaringan sehingga juga
merupakan faktor kendali yang menentukan.
e. Application Programming Interface, API-Jika suatu aplikasi
proprietary mendapatkan bagian market yang signifikan, maka
penyedia aplikasi dan layanan secara otomatis akan memegang
kendali mengenai layanan-layanan apa yang dapat didukung oleh
lingkungan NGN itu sendiri. Hal ini secara khusus akan terjadi jika
pengembang software melakukan klaim hak cipta (intelectual
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
58
property right) atas fungsi-fungsi software, serta melakukan klaim
bahwa tidak legal bagi komputer untuk menginterpretasikan
fungsi-fungsi tersebut.
E. Keuntungan dan Kerugian Softswitch
Beberapa keuntungan dari penerapan konsep softswitch ini adalah sebagai
berikut :
1. Memudahkan implementasi aplikasi baru maupun aplikasi yang
diperbaharui, yang meliputi aplikasi-aplikasi sebagai berikut :
a. Intelligent Network (IN) Plus;
b. Multimedia dengan voice/video/data yang terintegrasi;
c. Pengembangan aplikasi yang sangat fleksibel dengan
kemampuan aplikasi yang dapat diprogram.
2. Memberikan keleluasaan pengembangan, baik bagi supplier sistem
maupun bagi penyedia layanan. Hal ini dimungkinkan oleh :
a. Arsitektur, protokol, dan API yang bersifat terbuka;
b. Dapat memanfaatkan semua teknologi transport yang tersedia
(paket, frame, maupun sel);
c. Diharapkan dapat memberikan penghematan biaya baik untuk
pengembangan maupun pemasangannya.
3. Memiliki skalabilitas pembiayaan yang lebih linier dalam
pengembangan infrastruktur jaringannya :
a. Dapat beroperasi secara penuh dengan PSTN berbasis TDM,
sehingga mampu memanfaatkan sumber PSTN eksisting selama
masa life-time-nya;
b. Dengan pemakaian protokol terbuka maka masalah IOP yang
selama ini menjadi kendala lapangan dapat dikurangi. Hal ini
juga akan memudahkan dalam operasi dan pemeliharaan.
Adapun beberapa aspek yang diperkirakan berpotensi merugikan adalah
sebagai berikut :
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
59
1. Masalah IOP antar sub elemen karena adanya pemisahan fungsi dari
yang semula bersatu di suatu switch seperti yang terjadi saat ini
menjadi tiga elemen yang secara fungsional independen yang
komunikasinya dilakukan melalui beberapa protokol terbuka;
2. Masalah efisiensi investasi awal yang pada akhirnya terkait erat
dengan faktor ekonomis (cost effectiveness). Dengan terpisahnya
fungsi-fungsi yang sekarang ada dalam satu elemen jaringan maka
berpotensi untuk meningkatkan harga perangkat secara total;
3. Masalah kerumitan operasi dan pemeliharaan. Dengan semakin
banyaknya elemen jaringan maka berpotensi menambah kerumitan
operasional dan pemeliharaan yang pada akhirnya juga akan
menambah cost oeration dan pemeliharaan.
F. Efisiensi Sistem Softswitch
1. Kompresi bandwidth
PSTN mentransmisi percakapan dengan kecepatan rata-rata 64
Kbps. Dengan menggunakan bermacam-macam jenis voicecoder/
decoders (codecs), maka percakapan dapat dikompres untuk
penggunaan bandwidth yang lebih sedikit.
Secara sederhana, penyedia layanan sekarang bisa mendapat 8
percakapan secara simultan melebihi sirkuit satelit 64 Kbps. Penyedia
layanan ini memiliki potensial untuk menguatkan keuntungan penyedia
layanan sebanyak delapan kali lipat dan memotong biaya transmisi
sebuah percakapan dalam faktor delapan. Penyedia layanan dapat
menentukan compression algorithma mana yang bisa menawarkan
suatu perdagangan yang terbaik.
Suatu contoh di market Amerika Utara, kompresi voice pada
pelayanan VoIP tidak lagi ditekankan pada isu yang berkaitan dengan
biaya bandwidth namun lebih ditekankan pada kualitas suara
dibandingkan dengan PSTN. Kompresi voice terkenal untuk arbitrage
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
60
internasional (long-distance bypass) dimana biaya bandwidth
internasional lebih diperhitungkan. Meski voice TDM juga dapat
ditekan namun penekanan lebih populer pada pelayanan VoIP
sehingga menjadi pertimbangan yang valid dalam merencanakan nilai
ekonomis jaringan softswitch.
2. Entri barrier yang lebih rendah
Isu yang ada menyebutkan bahwa softswitch memerlukan biaya
yang lebih rendah dibandingkan Class 4 di dalam marketan. Market
yang telah ada memerlukan penghantar terfasilitasi untuk membangun
jaringan dengan biaya yang tinggi. Penyedia layanan dengan jaringan
long-distance dapat memberikan harga yang sangat tinggi untuk
sirkuit yang termasuk komoditi langka. Pada penghantar long
distance, operator baru dapat memasuki market yang baru karena
biaya yang diperlukan lebih rendah dibandingkan mereka harus
membayar, menginstall, dan memelihara Class 4 dalam
operasionalnya.
Pertimbangan lainnya adalah penyedia layanan yang utama
akan mengimplementasikan softswitch, sebagai suatu peluang market
untuk menekan semua biaya perluasan operasi seiring dengan
penekanan biaya OAM&P. Hal ini akan menurunkan semua biaya
yang telah ada dibandingkan dengan kompetitor. Adopsi teknologi
softswitch dapat menjadi polis asuransi terhadap penurunan harga
marketan di masa mendatang. Dengan kelebihan-kelebihan
pelayanan dibandingkan Class 4 atau 5, penyedia layanan softwitch
akan menikmati banyak perbedaan pelayanan yang tidak dapat
disediakan oleh penyedia layanan non Softswitch.
Akhirnya, penyedia layanan yang dilengkapi dengan Softswitch
dapat menjual dan menikmati marjin yang lebih lebar, faktor motivator
lainnya untuk mengembangkan penjualan softswitch akan dijelaskan
kemudian. Tinjauan terhadap telepon rumah atau telepon seluler
menunjukkan bahwa penyedia layanan mendapat banyak keuntungan
Laporan Akhir
Kajian tentang Next Generation Network
61
dari penjualan fitur seperti call waiting dan voice mail. Hal inilah yang
menjadi motivator untuk mengadopsi softswitch.
3. Keuntungan dalam aspek ruangan
Dimensi softswitch lebih kecil dibandingkan switch PSTN Class
4, dimana memerlukan port density yang sama yaitu dalam jumlah
yang ekivalen dengan sambungan telepon Class 4. Berdasarkan
konfigurasinya, softswitch memerlukan area yang jauh lebih kecil (1/13
kali) dari area Class 4 dalam memberikan pelayanan yang sama. Ini
adalah keuntungan untuk softswitch. Seiring dengan penggunaan area
yang lebih sempit, konsumsi power dan peralatan pendingin untuk
sebuah softswitch juga lebih kecil dibandingkan switches yang telah
ada. Ukuran hardware yang lebih kecil juga menghantarkan harga
yang lebih kecil. Dengan demikian, softswitch menawarkan
penghematan ruangan dibandingkan Class 4.
Miniatur komponen Class 4 tidak dapat langsung sesuai dengan
keuntungan-keuntungan softswitch dalam hal area. Area softswitch
yang lebih sempit memberikan harga penyedia layanan yang lebih
rendah. Meski hal ini bukan suatu perhatian utama dalam hal
penanggung jawab penyedia layanan, namun merupakan hal kritis
bagi pemasukan market baru atau bagi penanggung jawab yang akan
memperluas marketnya yang baru.
4. Keuntungan-keuntungan dari Layanan Terdistribusi
Dengan adanya pergeseran paradigma sehubungan dengan
pendistribusian rancangan dan sentralisasi rancangan pada lingkungan
NGN, maka sangat mungkin bagi market domestik untuk menembus market
long distance. Penghantar long distance bypass disertai kemampuan
pengenalan gateway yang lebih sempit untuk mampu mamberi pelayanan
pada market yang lebih beragam.
Dalam hal ini diambil bagian dari market, mainstream dan penyedia
long distance. Dengan mengambil asumsi bahwa penyedia layanan tidak
NGN REKOMENDASI
NGN REKOMENDASI
NGN REKOMENDASI
NGN REKOMENDASI
NGN REKOMENDASI
NGN REKOMENDASI
NGN REKOMENDASI

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Paper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika Profesi
Paper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika ProfesiPaper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika Profesi
Paper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika ProfesiChristian Rosandhy
 
bab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.ppt
bab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.pptbab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.ppt
bab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.pptResmaYeni1
 
Prosedur Penyambungan Fiber Optik dengan Splicer
Prosedur Penyambungan Fiber Optik dengan SplicerProsedur Penyambungan Fiber Optik dengan Splicer
Prosedur Penyambungan Fiber Optik dengan SplicerGita Silviani
 
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakBab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakampas03
 
Makalah input dan output device
Makalah input dan output deviceMakalah input dan output device
Makalah input dan output deviceAndhi Pratama
 
soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik Roni Sugiyanto
 
analisis komunikasi
analisis komunikasianalisis komunikasi
analisis komunikasimuzafir
 
Report on 4g Wireless Communication
Report on 4g Wireless CommunicationReport on 4g Wireless Communication
Report on 4g Wireless CommunicationShubham Roy
 
Sinkronisasi dan deadlock
Sinkronisasi dan deadlockSinkronisasi dan deadlock
Sinkronisasi dan deadlockAlvin Setiawan
 
Teknologi Layanan Jaringan - VoIP
Teknologi Layanan Jaringan - VoIPTeknologi Layanan Jaringan - VoIP
Teknologi Layanan Jaringan - VoIPSoethoek Ayee
 
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)petrus fendiyanto
 
Rf network design
Rf network designRf network design
Rf network designNguyen Le
 
Basic LTE overview - LTE for indonesia
Basic LTE overview - LTE for indonesiaBasic LTE overview - LTE for indonesia
Basic LTE overview - LTE for indonesiaToenof Moegan
 
Analisis pada e-commerce dan website Tokopedia.com
Analisis pada e-commerce dan website Tokopedia.comAnalisis pada e-commerce dan website Tokopedia.com
Analisis pada e-commerce dan website Tokopedia.comCllszhr
 
Proses Data Mining
Proses Data MiningProses Data Mining
Proses Data Miningdedidarwis
 
Access control fundamental
Access control fundamentalAccess control fundamental
Access control fundamentalrizqiariy
 

Was ist angesagt? (20)

Paper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika Profesi
Paper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika ProfesiPaper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika Profesi
Paper MatKul Etika Profesi, Konsep, Profesionalisme, dan Etika Profesi
 
Tugas makalah komunikasi data
Tugas makalah komunikasi dataTugas makalah komunikasi data
Tugas makalah komunikasi data
 
bab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.ppt
bab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.pptbab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.ppt
bab 5 kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan.ppt
 
Makalah ubuntu server
Makalah ubuntu serverMakalah ubuntu server
Makalah ubuntu server
 
Prosedur Penyambungan Fiber Optik dengan Splicer
Prosedur Penyambungan Fiber Optik dengan SplicerProsedur Penyambungan Fiber Optik dengan Splicer
Prosedur Penyambungan Fiber Optik dengan Splicer
 
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerakBab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
Bab 2 arsitektur sistem komunikasi bergerak
 
Makalah input dan output device
Makalah input dan output deviceMakalah input dan output device
Makalah input dan output device
 
Pengantar sistem terdistribusi
Pengantar sistem terdistribusiPengantar sistem terdistribusi
Pengantar sistem terdistribusi
 
soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik soal latihan mikrotik
soal latihan mikrotik
 
analisis komunikasi
analisis komunikasianalisis komunikasi
analisis komunikasi
 
Pengertian sistem berkas
Pengertian sistem berkasPengertian sistem berkas
Pengertian sistem berkas
 
Report on 4g Wireless Communication
Report on 4g Wireless CommunicationReport on 4g Wireless Communication
Report on 4g Wireless Communication
 
Sinkronisasi dan deadlock
Sinkronisasi dan deadlockSinkronisasi dan deadlock
Sinkronisasi dan deadlock
 
Teknologi Layanan Jaringan - VoIP
Teknologi Layanan Jaringan - VoIPTeknologi Layanan Jaringan - VoIP
Teknologi Layanan Jaringan - VoIP
 
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
 
Rf network design
Rf network designRf network design
Rf network design
 
Basic LTE overview - LTE for indonesia
Basic LTE overview - LTE for indonesiaBasic LTE overview - LTE for indonesia
Basic LTE overview - LTE for indonesia
 
Analisis pada e-commerce dan website Tokopedia.com
Analisis pada e-commerce dan website Tokopedia.comAnalisis pada e-commerce dan website Tokopedia.com
Analisis pada e-commerce dan website Tokopedia.com
 
Proses Data Mining
Proses Data MiningProses Data Mining
Proses Data Mining
 
Access control fundamental
Access control fundamentalAccess control fundamental
Access control fundamental
 

Andere mochten auch (20)

Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
Fonetik dan fonologi
Fonetik dan fonologiFonetik dan fonologi
Fonetik dan fonologi
 
Sejarah kesenian
Sejarah kesenianSejarah kesenian
Sejarah kesenian
 
Geo litosfer
Geo litosferGeo litosfer
Geo litosfer
 
Isolating langague
Isolating langagueIsolating langague
Isolating langague
 
Modul terbentuknya awan
Modul terbentuknya awanModul terbentuknya awan
Modul terbentuknya awan
 
Tipologi bahasa
Tipologi bahasaTipologi bahasa
Tipologi bahasa
 
The sucess of Amah
The sucess of AmahThe sucess of Amah
The sucess of Amah
 
Ms virus syiah
Ms virus syiahMs virus syiah
Ms virus syiah
 
Fonetik
FonetikFonetik
Fonetik
 
GP Pengubatan Islam
GP Pengubatan IslamGP Pengubatan Islam
GP Pengubatan Islam
 
Fonologi
Fonologi Fonologi
Fonologi
 
8
88
8
 
Ajre Risalat
Ajre RisalatAjre Risalat
Ajre Risalat
 
Aglomerasi
AglomerasiAglomerasi
Aglomerasi
 
7. bab ii
7. bab ii7. bab ii
7. bab ii
 
CV17
CV17CV17
CV17
 
Alangkah Lucunya Negeri Ini
Alangkah Lucunya Negeri IniAlangkah Lucunya Negeri Ini
Alangkah Lucunya Negeri Ini
 
Tinjauan Manajemen Proyek
Tinjauan Manajemen ProyekTinjauan Manajemen Proyek
Tinjauan Manajemen Proyek
 
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
 

Ähnlich wie NGN REKOMENDASI

Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006fsfarisya
 
Pengantar telematika
Pengantar telematikaPengantar telematika
Pengantar telematikabangzafran
 
Evolusi jaringan akses di era konvergensi
Evolusi jaringan akses di era konvergensiEvolusi jaringan akses di era konvergensi
Evolusi jaringan akses di era konvergensiivandi julatha
 
Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...Dwi Yuliyanah
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)RaniaRaniaJuita
 
334 1151-1-sm
334 1151-1-sm334 1151-1-sm
334 1151-1-smDefri Hfr
 
Jurnal Kerja Praktek
Jurnal  Kerja PraktekJurnal  Kerja Praktek
Jurnal Kerja Praktekangga_dadox
 
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABELIMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABELSitiAisyahMaudina
 
Tugas Pertemuan 7
Tugas Pertemuan 7Tugas Pertemuan 7
Tugas Pertemuan 7rian rian
 
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)Rizki Fajri
 
Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2WFanani
 
Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2WFanani
 
MASTEL - Pokja Roadmap Industri TIK
MASTEL - Pokja Roadmap Industri TIKMASTEL - Pokja Roadmap Industri TIK
MASTEL - Pokja Roadmap Industri TIKArki Rifazka
 

Ähnlich wie NGN REKOMENDASI (20)

22 31-1-pb
22 31-1-pb22 31-1-pb
22 31-1-pb
 
Konvergensi
KonvergensiKonvergensi
Konvergensi
 
Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006Studi backbone telekomunikasi 2006
Studi backbone telekomunikasi 2006
 
Pengantar telematika
Pengantar telematikaPengantar telematika
Pengantar telematika
 
Evolusi jaringan akses di era konvergensi
Evolusi jaringan akses di era konvergensiEvolusi jaringan akses di era konvergensi
Evolusi jaringan akses di era konvergensi
 
Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
Sim, dwi yuliyanah, hapzi ali, telekomunikasi, internet, dan teknologi nirkab...
 
Pti dewi sir201121
Pti dewi sir201121Pti dewi sir201121
Pti dewi sir201121
 
Tugas_jarkom
Tugas_jarkomTugas_jarkom
Tugas_jarkom
 
Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)
Artikel sim rania juita 43219110113 (23 10-2020)
 
334 1151-1-sm
334 1151-1-sm334 1151-1-sm
334 1151-1-sm
 
Jurnal Kerja Praktek
Jurnal  Kerja PraktekJurnal  Kerja Praktek
Jurnal Kerja Praktek
 
Jurnal kp
Jurnal  kpJurnal  kp
Jurnal kp
 
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABELIMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
IMPLEMENTASI TELEKOMUNIKASI, INTERNET DAN TEKNOLOGI NIRKABEL
 
Tugas Pertemuan 7
Tugas Pertemuan 7Tugas Pertemuan 7
Tugas Pertemuan 7
 
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
Ta jurnal jarkom asvina natasari(09061002040)
 
Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2
 
Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2Pw jurnal pti 2
Pw jurnal pti 2
 
Pokja roadmap industri
Pokja roadmap industriPokja roadmap industri
Pokja roadmap industri
 
MASTEL - Pokja Roadmap Industri TIK
MASTEL - Pokja Roadmap Industri TIKMASTEL - Pokja Roadmap Industri TIK
MASTEL - Pokja Roadmap Industri TIK
 
BAHAN AJAR
BAHAN AJARBAHAN AJAR
BAHAN AJAR
 

Mehr von fsfarisya

Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009fsfarisya
 
Studi qo s konvergensi 2011
Studi qo s konvergensi 2011Studi qo s konvergensi 2011
Studi qo s konvergensi 2011fsfarisya
 
Himpunan naskah internasional (ii b) - moedjiono
Himpunan naskah internasional (ii b) - moedjionoHimpunan naskah internasional (ii b) - moedjiono
Himpunan naskah internasional (ii b) - moedjionofsfarisya
 
Himpunan naskah nasional & internasional (i) moedjiono
Himpunan naskah nasional & internasional (i)   moedjionoHimpunan naskah nasional & internasional (i)   moedjiono
Himpunan naskah nasional & internasional (i) moedjionofsfarisya
 
Himpunan naskah nasional (ii a) - moedjiono
Himpunan naskah nasional (ii a) - moedjionoHimpunan naskah nasional (ii a) - moedjiono
Himpunan naskah nasional (ii a) - moedjionofsfarisya
 
Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005fsfarisya
 
Studi fixed wireless 2005
Studi fixed wireless 2005Studi fixed wireless 2005
Studi fixed wireless 2005fsfarisya
 
Studi trunking 2007
Studi trunking 2007Studi trunking 2007
Studi trunking 2007fsfarisya
 
Studi sms premium 2007
Studi sms premium 2007Studi sms premium 2007
Studi sms premium 2007fsfarisya
 
Studi iptv 2007
Studi iptv 2007Studi iptv 2007
Studi iptv 2007fsfarisya
 
Studi smart card 2008
Studi smart card 2008Studi smart card 2008
Studi smart card 2008fsfarisya
 
Studi sihru 2008
Studi sihru 2008Studi sihru 2008
Studi sihru 2008fsfarisya
 
Studi igos 2008
Studi igos 2008Studi igos 2008
Studi igos 2008fsfarisya
 
Studi uu ite dan uu kip 2009
Studi uu ite dan uu kip 2009Studi uu ite dan uu kip 2009
Studi uu ite dan uu kip 2009fsfarisya
 
Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009fsfarisya
 
Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009fsfarisya
 
Studi layanan jasa internet 2009
Studi layanan jasa internet 2009Studi layanan jasa internet 2009
Studi layanan jasa internet 2009fsfarisya
 
Studi diseminasi bencana 2009
Studi diseminasi bencana 2009Studi diseminasi bencana 2009
Studi diseminasi bencana 2009fsfarisya
 
Studi uso 2010
Studi uso 2010Studi uso 2010
Studi uso 2010fsfarisya
 
Studi menara 2010
Studi menara 2010Studi menara 2010
Studi menara 2010fsfarisya
 

Mehr von fsfarisya (20)

Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009
 
Studi qo s konvergensi 2011
Studi qo s konvergensi 2011Studi qo s konvergensi 2011
Studi qo s konvergensi 2011
 
Himpunan naskah internasional (ii b) - moedjiono
Himpunan naskah internasional (ii b) - moedjionoHimpunan naskah internasional (ii b) - moedjiono
Himpunan naskah internasional (ii b) - moedjiono
 
Himpunan naskah nasional & internasional (i) moedjiono
Himpunan naskah nasional & internasional (i)   moedjionoHimpunan naskah nasional & internasional (i)   moedjiono
Himpunan naskah nasional & internasional (i) moedjiono
 
Himpunan naskah nasional (ii a) - moedjiono
Himpunan naskah nasional (ii a) - moedjionoHimpunan naskah nasional (ii a) - moedjiono
Himpunan naskah nasional (ii a) - moedjiono
 
Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005Studi roadmap tik 2005
Studi roadmap tik 2005
 
Studi fixed wireless 2005
Studi fixed wireless 2005Studi fixed wireless 2005
Studi fixed wireless 2005
 
Studi trunking 2007
Studi trunking 2007Studi trunking 2007
Studi trunking 2007
 
Studi sms premium 2007
Studi sms premium 2007Studi sms premium 2007
Studi sms premium 2007
 
Studi iptv 2007
Studi iptv 2007Studi iptv 2007
Studi iptv 2007
 
Studi smart card 2008
Studi smart card 2008Studi smart card 2008
Studi smart card 2008
 
Studi sihru 2008
Studi sihru 2008Studi sihru 2008
Studi sihru 2008
 
Studi igos 2008
Studi igos 2008Studi igos 2008
Studi igos 2008
 
Studi uu ite dan uu kip 2009
Studi uu ite dan uu kip 2009Studi uu ite dan uu kip 2009
Studi uu ite dan uu kip 2009
 
Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009Studi smart card rfid 2009
Studi smart card rfid 2009
 
Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009Studi layanan telekomunikasi 2009
Studi layanan telekomunikasi 2009
 
Studi layanan jasa internet 2009
Studi layanan jasa internet 2009Studi layanan jasa internet 2009
Studi layanan jasa internet 2009
 
Studi diseminasi bencana 2009
Studi diseminasi bencana 2009Studi diseminasi bencana 2009
Studi diseminasi bencana 2009
 
Studi uso 2010
Studi uso 2010Studi uso 2010
Studi uso 2010
 
Studi menara 2010
Studi menara 2010Studi menara 2010
Studi menara 2010
 

NGN REKOMENDASI

  • 1. LAPORAN AKHIR KAJIAN TENTANG NEXT GENERATION NETWORK BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN POS DAN TELEKOMUNIKASI 2005
  • 2. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat, khususnya di bidang telekomunikasi dan informatika. Hal ini tidak terlepas dari semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu menemukan penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertelekomunikasian, dan menciptakan nilai tambah dari suatu produk yang dihasilkan. Perkembangan ini juga sedikit banyak didorong oleh Internet Protocol (IP) dengan berbagai aplikasi baru dan beragam layanan multimedia. Infrastruktur informasi dan komunikasi terdiri dari Public Switched Data Network (PSDN) dan Public Switched Telephone Network (PSTN), namun hingga kini tulang punggung infokom masih banyak berpijak pada jaringan PSTN. Kondisi ini kurang menguntungkan karena PSTN existing umumnya lebih menekankan pada layanan suara dan berpita sempit (narrow band). Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar (broad band) pada jaringan existing tersebut maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi satu jaringan tunggal multilayanan yang disebut dengan jaringan telekomunikasi masa depan atau next generation network (NGN). Jaringan masa depan (NGN) bukanlah mempresentasikan suatu teknologi yang spesifik, akan tetapi lebih merupakan suatu visi dan konsep market yang justru memungkinkan implementasi teknologi dalam suatu jaringan. Dapat juga disebutkan, bahwa NGN adalah jaringan multi service dan hal ini sangat berbeda dengan konsep jaringan sebelumnya yang hanya mendukung suatu service spesifik, misalnya telephoni.
  • 3. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 2 Untuk mendukung integrasi berbagai service tersebut, terdapat beberapa platform teknologi yang sama-sama berlomba menuju impian jaringan masa depan, diantaranya adalah Asynchronous Transfer Mode (ATM) dan Internet Protocol (IP) yang keduanya sama-sama mengandalkan konsep softswitch sebagai otak dari jaringannya. Ide dasar dari softswitch adalah untuk memudahkan fungsi transport dengan kontrol yang saat ini bersatu menjadi dua elemen jaringan yang terpisah yang satu sama lainnya independent. Pengaturan kedua fungsi jaringan tersebut seperti yang terjadi saat ini di PSTN mempunyai banyak kerugian misalnya masalah system operasi yang tidak standar, ukuran fisik yang besar, perlu perangkat keras tertentu dan mahal. Perkembangan telepon berbasis paket pada dasarnya menerapkan konsep pemisahan ini dimana ada suatu gateway yang berfungsi sebagai jaringan transport dan gatekeeper untuk memberikan kepintaran dalam membangun dan mengontrol berbagai hal tentunya akan muncul sebagai konsekwensi dengan implementasi NGN yang menawarkan multi layanan. Dengan penerapan NGN tersebut akan menimbulkan implikasi-implikasi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan suatu kajian terhadap implikasi regulasi sebagai pedoman transformasi teknologi dimaksud. B. Maksud dan Tujuan Maksud dari kajian ini adalah memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh perkembangan Next Generation Network terhadap regulasi dalam rangka mempersiapkan pengaturan kebijakan tentang teknologi Next Generation Network. Tujuan dari kajian ini adalah membuat suatu konsep kebijakan kepada pimpinan sebagai masukan muatan kebijakan Next Generation Network.
  • 4. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 3 C. Ruang lingkup : 1. Inventarisasi kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan jaringan PSTN; 2. Inventarisasi jaringan sentral PSTN; 3. Inventarisasi arsitektur dan karakteristik Next Generation Network; 4. Analisis dan evaluasi teknologi Next Generation Network. D. Hasil Yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kajian ini adalah tersusunnya suatu rekomendasi kepada pengambil keputusan sebagai masukan kebijakan pengaturan Next Generation Network. BAB II
  • 5. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 4 METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENGUMPULAN DATA Jenis dan sumber data dalam kajian dikelompokan menjadi 2 (dua) yaitu: 1. Pengumpulan Data Sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari studi pustaka yang berupa pendataan dan pelaporan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan judul kajian ini. 2. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan data primer diperoleh dari informan dengan instrument wawancara kepada pihak-pihak terkait. B. METODE ANALISIS DATA Metode analisis yang dipergunakan dalam kajian ini dikhususkan untuk menjawab berbagai tujuan yang telah ditetapkan dalam kajian ini, yaitu: 1. Analisis Trend, untuk mendapatkan kesimpulan tentang Next Generation Network (NGN) dan kecenderungan perkembangan teknologi di masa yang akan datang; 2. Analisis masalah dan potensi Next Generation Network (NGN) untuk mengetahui berbagai permasalahan pokok yang diketemukan/dihadapi terhadap Next Generation Network (NGN); 3. Analisis teknologi, untuk mengetahui teknologi yang cocok dalam pengembangan teknologi Next Generation Network (NGN); 4. Analisis yuridis, untuk mengetahui proses hukum nasional dan internasional yang mengatur tentang Next Generation Network (NGN); 5. Analisis kebijakan, untuk merumuskan rekomendasi tentang keberadaan Next Generation Network (NGN) terhadap implikasi pada regulasi.
  • 6. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 5 C. POLA PIKIR Pola pikir kajian seperti pada halaman 6 D. ALUR PIKIR Alur pikir kajian seperti pada halaman 7
  • 7. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 8 BAB III GAMBARAN UMUM A. UMUM Saat ini, penyedia layanan (service provider) berusaha untuk menemukan cara-cara yang inovatif untuk mempertahankan atau menarik pelanggan yang potensial dan berusaha melakukan diferensiasi dengan mencari jalan memberi brand pada produk dan membundle layanan baru. Jadi, banyak service provider berusaha mencari layanan NGN sebagai alat untuk menarik dan atau mempertahankan pelanggan potensial. Jaringan PSTN yang didesain khusus untuk mendukung layanan suara, telah mendominasi jaringan telekomunikasi didunia untuk waktu yang cukup lama. Namun, perkembangan trafik paket yang terjadi saat ini telah merubah gambaran tersebut, dimana volume trafik data secara pasti telah melampaui trafik suara dan terus meningkat dengan percepatan yang sangat cepat. Hal ini terjadi karena adanya dua pendorong utama, yaitu : pertumbuhan jaringan korporasi atau LAN serta pertumbuhan dari pengguna internet yang sangat tinggi. Seiring dengan adanya trend market tersebut, teknologi informasi terutama yang menggunakan basis jaringan paket juga telah berkembang dengan sangat pesat. Basis teknologi paket ini dipercaya akan dapat memberikan alternative bagi para operator untuk dapat memberikan layanan data dan suara dalam satu infrastruktur tunggal dengan biaya yang lebih ekonomis serta kemudahan dalam pemberian nilai tambah layanan. Hal ini karena teknologi paket telah memberi banyak inspirasi bagi berkembangnya fitur-fitur layanan yang sangat menarik sehingga dianggap sebagai jembatan yang paling potensial menuju jaringan terintegrasi multi layanan yang dikenal sebagai Next Generation Network. Dari perspektif pelanggan, jaringan saat ini telah berhasil memenuhi tujuan mereka untuk berkomunikasi jarak jauh, tetapi sebuah kunci sukses
  • 8. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 9 adalah perhatian industri telekomunikasi difokuskan pada konsep-konsep layanan NGN dan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat direalisasikan dalam lingkungan NGN, dan jaringan akses hingga core network (jaringan backbone). Pemahaman industri yang umum terdapat pandangan-pandangan layanan NGN akan membantu merealisasi permintaan-permintaan terhadap setiap hasil-hasil teknologi, seperti identitas area dimana kerjasama industri dibutuhkan. Teknologi jaringan data yang pada saat ini mengalami perkembangan pesat didukung oleh teknologi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang sangat inovatif, telah mendukung terakomodasinya konvergensi layanan data dan suara dalam satu platform perangkat. Penemuan tersebut membuka peluang baik bagi para pemain telekomunikasi baru atau para operator konvensional untuk mulai menerapkannya di lapangan. B. Peraturan Perundang-Undangan tentang Telekomunikasi Regulasi telekomunikasi merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah selaku regulator untuk menciptakan sistem pertelekomunikasian yang kondusif, yang dijadikan pedoman bagi pelanggan/pengguna, operator, industri (vendor) dan regulator dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Hal ini tidak terlepas pula untuk pengaturan jaringan dan jasa telekomunikasi yang telah ditetapkan pemerintah melalui Undang- undang No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, Peraturan Pemerintah No 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi, Keputusan Menteri No 20 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi, Keputusan Menteri No 21 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi.
  • 9. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 10 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi sebagai payung penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia antara lain mengatur beberapa hal, yaitu mengatur tentang tujuan, pembinaan, penyelenggara, penyelenggaraan, larangan praktek monopoli, perizinan, perangkat telekomunikasi dan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit dan pengamanan telekomunikasi. Mengenai penyelenggaraan telekomunikasi, hal ini meliputi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, penyelenggaraan jasa telekomunikasi dan penyelenggaraan telekomunikasi untuk keperluan khusus. Adapun penyelenggaraan jaringan telekomunikasi adalah kegiatan penyediaan dan/atau pelayanan jaringan telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya jaringan telekomunikasi dan dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi menurut PP No 52 Tahun 2000 tentang penyelenggara jaringan telekomunikasi terdiri dari penyelenggara jaringan tetap dan bergerak. Penyelenggara jaringan tetap dibedakan dalam penyelenggara jaringan tetap lokal, sambungan langsung jarak jauh, sambungan internasional dan tertutup; sedangkan penyelenggaraan jaringan bergerak dibedakan dalam penyelenggaraan jaringan bergerak terrestrial, seluler dan satelit. Penyelenggaraan jaringan tetap adalah kegiatan penyelenggaraan jaringan untuk layanan telekomunikasi tetap yang dimaksudkan bagi terselenggaranya telekomunikasi publik dan sirkit sewa. Dalam PP tersebut, diatur pula bahwa penyelenggara jaringan tetap lokal atau penyelenggara jaringan bergerak seluler atau penyelenggara jaringan bergerak satelit harus menyelenggarakan jasa telepon dasar yaitu jasa telepon yang menggunakan teknologi circuit switch yaitu telepon dan facsimile. Lebih jauh tentang penyelenggaraan jaringan telekomunikasi diatur dalam Keputusan Menteri No 20 Tahun 2001 yang antara lain menyatakan bahwa penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib memisahkan komponen pelayanannya (unbundling) dalam rangka menyediakan
  • 10. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 11 pelayanan yang dibutuhkan, dimana komponennya adalah jaringan lokal, perangkat antar muka, sentral (pusat penyambungan), transmisi maupun system pendukung operasi, pelayanan dan perangkat tambahan Disamping itu, dinyatakan pula bahwa penyelenggaraan jaringan tetap local terdiri dari berbasis packet switch dan circuit switch. Penyelenggara wajib membangun jaringan tetap local berbasis circuit switch dan jaringan untuk akses pelanggan di suatu lokasi menggunakan 1 sentral/lebih dan wajib menyediakan akses telepon umum minimal 3% dari kapasitas jaringan. Dalam pasal yang lain, diatur bahwa penyelenggara jaringan tetap local berbasis packet switch wajib menyediakan jaringan transport yang menghubungkan antar pusat jaringan/node dan jaringan akses pelanggan yang terhubung ke pusat jaringan/node. Pada pasal 26 KM No 20 tahun 2001, dijelaskan bahwa penyelenggara jaringan tetap local berbasis packet switch dapat menyelenggarakan jasa multimedia dan penyelenggara jaringan tetap local dapat menyewakan jaringan kepada penyelenggara jasa multimedia. Penyelenggara jasa telekomunikasi diatur dalam KM No 21 Tahun 2001 yang antara lain menyatakan bahwa jasa nilai tambah telepon adalah penyelenggaraan jasa yang menawarkan layanan nilai tambah untuk telepon dasar antara lain jasa telepon melalui jaringan pintar (IN), panggilan premium, kartu panggil (calling card), jasa dengan teknologi interactive voice response, nomor telepon masa (virtual private phone number), rekaman telepon untuk umum, store and forward dan pusat layanan informasi (call control) dan radio panggil untuk umum. Sedangkan jasa multimedia adalah jasa yang menawarkan layanan berbasis teknologi informasi meliputi jasa TV berbayar, Internet Service Provider (ISP), Network Access Provider (NAP), Internet Telepon untuk Keperluan Publik (ITKP). Keempat jenis layanan tersebut memerlukan izin Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi. Jenis jasa multimedia lainnya yang tidak memerlukan izin yaitu Wireless Access Protocol (WAP), portal, Small Office
  • 11. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 12 Home Office (SOHO), transaksi online, dan aplikasi packet switched lainnya. Peraturan Perundangan-undangan tentang telekomunikasi, khususnya tentang Next Generation Network belum diatur dalam peraturan perundangan-undangan telekomunikasi, sedangkan perkembangan teknologi telekomunikasi sangat begitu cepat pertumbuhannya, sehingga perlu diantisipasi suatu kebijakan tentang perkembangan jaringan telekomunikasi di masa yang akan datang. C. Jaringan Telekomunikasi Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi, yang dimaksud dengan jaringan telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya dalam bertelekomunikasi. Konsep teknologi telekomunikasi yang digunakan untuk bertelekomunikasi merupakan proses penyambungan untuk pertukaran informasi yang memerlukan jaringan terdiri dari CPE (Customer Promise Equipment), switch dan transmisi. Jaringan ini terdiri atas jaringan yang berbeda untuk jenis informasi yang berbeda (suara dan data) dan menawarkan layanan tambah (contoh : nadasela, CLI dll), dan kecerdasan (intelligent) ada di switch. Komunikasi suara (Telepon) saat ini memiliki sinyal analog dimana penyambungan dengan sirkit, switch berkembang dari manual (switch board), analog, dijital, solusi ekonomis dengan konsentrasi dan berbagi “resources” dan komunikasi bersifat sensitive terhadap kelambatan (time sensitive). Komunikasi data saat ini memiliki sinyal dijital dimana penyambungan dengan sirkit atau packet, switch berkembang dari point to point (telegrap morse), packet (routing), solusi ekonomis dengan berbagi resources dan komunikasi tidak bersifat sensitive terhadap kelambatan (time insensitive).
  • 12. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 13 Jaringan penyambungan (switching network) yang ada pada operator saat ini misalnya di PT. Telkom tbk memiliki system sentral didominasi oleh TDM switch, dengan 3 tipe utama EWSD, NEAX dan 5ESS yang dapat mendukung layanan suara dan internet dial-up dan semua sentral adalah digital. Sedangkan untuk jaringan aksesnya, didominasi oleh kawat tembaga (layanan : suara, SMS dan internet dial-up). Trend jaringan telekomunikasi menuju konvergensi berkapasitas besar terdiri dari teknologi PDH, teknologi SDH, teknologi DWDM dan pada akhirnya menuju teknologi NGN. 1. Teknologi E-1 PDH Standar lapisan fisik pertama transmisi digital berbasis time division multiplexing (TDM) adalah E1 di Eropa dan T1 di Amerika Utara dan Jepang.Pada sistem TDM, sinyal digital dari berbagai sumber dialokasikan ke dalam time slot spesifik pada link agregat yang memiliki bit rate yang lebih tinggi. Karena setiap sinyal analog disample sebanyak 8000 kali per detik, ini menghasilkan 8 bit sample setiap125 us. Beberapa link E1 dapat dimultipleks lagi untuk mendapatkan bit rate agregat yang lebih tinggi. Setiap stream TDM diturunkan dari sumber timing yang berbeda-beda. Sistem ini disebut dengan Plesiochronous Digital Hierarchy (PDH). Kelemahan teknologi PDH : Kelemahan dari hirarki multiplexing ini adalah bahwa setiap stream TDM diturunkan dari sumber timing yang berbeda-beda.  Oleh karena itu jika akan menggabungkan dua stream TDM, beberapa langkah tambahan diperlukan untuk mengkompensasi perbedaan timing dari setiap stream.  Dengan demikian keluaran dari multiplekser memiliki bit rate yang sedikit lebih tinggi dari penjumlahan bit-rate bit-rate inputnya. Namun demikian sistem ini menimbulkan beberapa masalah untuk transmisi kecepatan tinggi. Oleh karena itu ITU-T
  • 13. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 14 mendefinisikan standar untuk transmisi digital berbasis TDM kecepatan tinggi yang memiliki sumber timing clock terpusat yaitu SDH. 2. Teknologi SDH SDH (Synchronous Digital Hierarchy) adalah suatu sistem multipleks sinyal digital sinkron dengan kecepatan transmisi tinggi (155,52 Mb/s, 622,08 Mb/s, 2488,32 Mb/s). Sinyal PDH eksisting dan sinyal ATM dapat melalui sistem tersebut. Fungsi dasarnya adalah sama seperti PDH, yaitu memultiplekskan sinyal digital bitrate rendah ke bitrate yang lebihtinggi dengan efisiensi informasi yang ditransmisikan. Kelebihan SDH : Jaringan menjadi lebih sederhana, Synchronous Network, karena semua elemen jaringan bekerja dengan clock yang sama; Tingkat survivabilitas jaringan yang tinggi; Pengendali jaringan yang berbasis perangkat lunak; Denand yang dapat dipenuhi melalui pengalokasian besarnya bandwidth yang berbasis STM-1; Kemudahan pengembangan jaringan eksisting dari STM-16 ke STM-64, dengan pemasok yang sama. Kelemahan SDH : SDH STM-64 masih menjadi kajian lebih lanjut dari ITU-T, terutama mengenai faktor rugi-rugi redaman, dispersi kromatis dan efek non linear (FWM dan PMD), sehingga belum ada standar yang baku untuk hal ini; Belum adanya kepastian pengembangan ke depan, terutama tentang level sinyal yang lebih tinggi dari STM-64; Tidak semua perangkat bisa dengan mudah upgrade dari STM-16 ke STM-64. Sehingga kemungkinan penggantian perangkat eksisting (multiplekser) secara penuh dengan perangkat yang baru dapat terjadi.
  • 14. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 15 3. Teknologi DWDM. Dasar Kebutuhan Kapasitas Sistem Besar : Prediksi kebutuhan bandwidth jaringan transport yang semakin tinggi serta akan digelarnya layanan-layanan berbasis paket; Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan kapasitas jaringan yang besar, mudah dan relatif murah untuk jangka panjang; Kapasitas link yang ada sudah penuh dan tidak mungkin dilakukan proses upgrade; Tidak ada fiber tersisa pada link yang ada; Penggelaran fiber baru akan membutuhkan biaya yang besar; Kemungkinan pengembangan kapasitas jaringan di masa mendatang yang sulit untuk dilakukan. 2 Alternatif utama meningkatkan kapasitas sistem : Alternatif 1 : meningkatkan kecepatan transmisi eksisting (SDH STM-16) menjadi 10 Gbit/s (STM-64). Teknologi SDH STM-64 merupakan teknologi SDH dengan kemampuan multipleksing sinyal yang lebih besar. Alternatif 2 : implementasi sistem DWDM. Prinsip dasar DWDM : DWDM adalah suatu teknologi jaringan transport yang mentransmisikan trafik dengan kecepatan n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps dalam bentuk panjang gelombang (...) yang berbeda pada satu fiber. Secara umum, komponen-komponen yang ada dalam sistem DWDM adalah sebagai berikut : Komponen fungsi multipleks sinyal gelombang (DWDM Multiplexer); Komponen fungsi demultipleks sinyal gelombang (DWDM Demultiplexer); Komponen fungsi pengirim sinyal (transmitter), komponen fungsi penerima sinyal (receiver);
  • 15. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 16 Komponen fungsi penguat sinyal, EDFA (Erbium-dopped fiber amplifier) yang digunakan untuk panjang gelombang 1550 nm dan efektif untuk jenis fiber ITU-T G.655 Komponen fungsi media fisik (fiber optik). Topologi jaringan DWDM meliputi point to point, Ring dan Mesh : Point to point Peringkat dasar yang digunakan dalam topologi point to point adalah wavelength multiplexer/demultiplexer; Ring Dalam konfigurasi ring, perangkat OADM berfungsi melakukan add/drop sinyal dalam system. Perangkat OADM ini mengefisienkan jumlah perangkat yang digunakan dalam suatu node yang memiliki hubungan trafik ke beberapa titik lain secara dominan dalam jaringan. Mesh Topologi Mesh akan diimplementasikan pada area yang memiliki tingkat densitas yang tinggi dan memiliki sebaran konsumsi trafik yang hampir sama dalam area tersebut. Karena perangkat OXC belum secara luas dipergunakan, terutama untuk menjaga interoperabilitas, maka tidak direkomendasikan untuk mengimplementasikan perangkat ini. Kelebihan DWDM : Tepat untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh (long haul) baik untuk sistem point to point maupun ring topology; Lebih fleksibel untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik yang tidak terprediksi; Transparan terhadap berbagai bit rate dan protokol jaringan; Tepat untuk diterapkan pada daerah industri/bisnis dengan perkembangan kebutuhan Bandwidth sangat cepat.
  • 16. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 17 Kelemahan DWDM : Rekomendasi ITU-T yang secara spesifik menyatakan tentang sistem DWDM hanyalah rekomendasi seri ITU-T G.692; Standarisasi tentang optical ADM dan Optical Cross Connect,Optical Switch yang spesifik belum ada; Perencanaan dan disain jaringan yang menggunakan system optic penuh harus dilakukan secara matang dan pasti terutama tentang pengalokasi power budget; Pengalokasian antara panjang gelombang yang satu dengan panjang gelombang yang lain harus dilakukan secara tepat dan sama; Antara dua jenis pemasok maka jarak antar panjang gelombang yang diimplementasikan juga harus sama; Dalam transport IP menggunakan optic, format frame yang akan digunakan sebagai solusi IP direct optic belum ada standarnya, sehingga pemanfaat SDH/ATM pada layer 2 lapis OSI masih dibutuhkan. D. PENYELENGGARA/OPERATOR JARINGAN TELEKOMUNIKASI (JARINGAN TETAP LOKAL DAN PACKET SWITCH ) Terlampir di lampiran 1 E. Trend Next Generation Network NGN pada saat ini menjadi isu dalam telekomunikasi yang paling menarik perhatian dunia, Perkembangan NGN itu sendiri bertujuan untuk menyediakan suatu jaringan yang terbuka dan mampu memberikan layanan yang terintegrasi. NGN akan dibangun dan dikembangkan untuk mendukung seluruh layanan yang sudah ada maupun layanan-layanan baru yang dikembangkan dari layanan yang telah ada atau bahkan layanan yang benar-benar baru yang disebabkan perkembangan teknologi dan tuntutan
  • 17. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 18 pasar. Termasuk didalamnya layanan-layanan tersebut misalkan adalah Mobile Service, Fixed Service baik untuk public maupun private. Variasi layanan yang diberikan dapat beragam tergantung dari karakteristik layanan yang diberikan seperti : media tunggal atau layanan multimedia, fixed bit rate atau variable real time dan sebagainya. Disamping itu dengan berkembangnya pengembangan dalam jaringan mobile dan demand yang tumbuh dengan cepat terhadap komunikasi personal, maka kebutuhan akan mobilitas yang tinggi (baik terminal maupun personal) dalam berkomunikasi akan tumbuh makin kuat diantara para pengguna jasa telekomunikasi. Maka dari itu NGN harus mampu untuk mendukung system yang berkarakteristik bergerak (mobile), dengan terminal yang bersifat mudah dibawah (portable) dan memenuhi persyaratan komunikasi mobile yang telah ada. Dari sisi reliabilitas layanan dan sekuritas, NGN harus mampu dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang reliable dan sekuritas yang terjamin dengan baik. Karakteristik diatas merupakan target yang menjadi konsiderasi pengembangan NGN baik saat ini hingga memenuhi kebutuhan masa depan. F. Faktor Pemicu Pemicu munculnya NGN berasal dari 3 (tiga) sumber berbeda yaitu : 1. Pengguna (user) : a. Keinginan koneksi internet lebih cepat; b. Keinginan akan kemampuan yang sama dari layanan fixed dan wireless; c. Keinginan akan perpindahan yang mulus antara fixed dan wireless; 2. Operator jaringan : a. Keinginan akan jaringan skala luas yang dapat direncanakan; b. Keinginan yang akan mudah dikelola;
  • 18. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 19 c. Keinginan untuk menawarkan jaringan sebanyak mungkin kepada penyedia layanan; d. Keinginan pengembalian dan investasi yang telah dilakukan (Return on Investment) secepat mungkin. 3. Penyedia layanan : Keinginan akan akses sederhana dan terbuka ke jaringan G. Layanan Next Generation Network Jenis-jenis layanan dalam lingkungan NGN, beberapa sudah tesedia, sedang yang lain masih dalam tahap perencanaan, telah dihubungkan ke controller NGN dan dianggap sebagai kandidat untuk implementasi NGN. Meskipun munculnya layanan baru akan menjadi faktor yang menarik dalam NGN kebanyakan dari keuntungan yang dimiliki NGN justru mungkin berasal dari sekumpulan layanan tradisional. Sekumpulan layanan tradisional akan memberi kontribusi pada network, pada saat layanan baru mulai tumbuh. Pada bagian selanjutnya dari kajian ini akan diberikan deskripsi singkat dari berbagai layanan yang dipercaya akan menjadi faktor penggerak yang penting dalam lingkungan NGN (Misalnya, penetrasi NGN pada lingkungan layanan tradisional, berapa keuntungan yang akan dihasilkan dan sebagainya), jangkauan yang luas dari layanan (misal : dari basic voice telephony kepada layanan yang lebih futuristic seperti Distributed Virtual Reality) akan dijelaskan untuk menekankan bahwa arsitektur NGN akan mendukung berbagai jenis layanan berikut ini : 1. Voice Telephony. NGN diperlukan untuk mendukung bermacam-macam layanan berbasis pada layanan voice telephony yang ada (misal : call waiting, call forwarding, 3-way calling, various centrex features, various class features).
  • 19. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 20 Lingkungan NGN dirancang untuk mendukung sejumlah layanan yang berbasis pada layanan tradisional yang kecil ini. Hal ini disebabkan karena layanan voice telephony adalah yang paling mudah dipasarkan dan merupakan gambaran awal yang diminta dari perspektif regulasi. 2. Layanan-layanan data (connectivity) memungkinkan konektifitas real time antara end point, dan berbagai fitur-fitur value added (missal : bandwidth on demand, keandalan koneksi seperti switched virtual connections (SVC), dan manajemen bandwidth, serta call admission control. 3. Layanan multimedia, memungkinkan multi user untuk saling berinteraksi menggunakan voice, video dan data secara terintegrasi. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk berbicara satu sama lain ketika menampilkan informasi visual. 4. Virtual Private Network (VPN). Voice VPN memperbaiki kapabilitas networking interlokasi dengan memungkinkan perusahaan besar yang tersebar secara geografi untuk menggabungkan Network Private mereka yang ada di beberapa jaringan PSTN. VPN memberikan tambahan keamanan serta merupakan sistem networking yang memungkinkan pelanggan untuk menggunakan jaringan IP. 5. Public Network Computing (PNC), menyediakan layanan-layanan computing berbasis jaringan publik untuk keperluan bisnis dan pelanggan, misalnya penyedia jaringan publik dapat menyediakan generic processing dan kemampuan menyimpan (menyediakan webpage, penyimpanan/pemeliharaan/back up file data atau menjalankan aplikasi computing. Penyedia jaringan publik akan membebani pengguna untuk penggunaan processing dasar dan penyimpanan, tetapi tidak memiliki pengetahuan terhadap isi serta informasi yang disimpan. Secara alternatif, penyedia jaringan publik ini dapat menyediakan aplikasi bisnis secara khusus (Misal : enterprise resource planning (ERP), laporan waktu, dsb) atau aplikasi-aplikasi di tingkat konsumen (misal
  • 20. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 21 Taxcut, kitchen, pembaharuan model, dsb), dengan semua atau sebagian dari pemrosesan atau penyimpanan terjadi di jaringan. Dalam hal ini, biling dapat dilakukan berdasarkan jam, harian, mingguan, biaya lisensi layanan dan sebagainya 6. Unified Messaging, mendukung pengantaran dari Voice mail, Email, Fax mail, dan halaman-halaman melalui interfaces yang sudah umum. Melalui interfaces tersebut, pengguna akan melakukan akses, dengan pesan notifikasi pada berbagai media yang ada. Dalam konsep ini, terdapat integrasi pesan dimana suatu pesan dapat diakses dari berbagai media yang ada. 7. Information Brokering, mencakup periklanan, pencarian data, dan penyediaan informasi, untuk mencocokan pelanggan dengan providers, misalnya pelanggan dapat menerima informasi berdasarkan kriteria pre-spesifik atau berdasarkan preferensi personal dan pola tingkah laku. 8. E-commerce, memungkinkan pelanggan untuk membeli barang- barang dan jasa secara elektronik melalui jaringan. Hal ini dapat mencakup pemrosesan transaksi, memeriksa informasi pembayaran, penyediaan fasilitas keamanan dan perdagangan (misal mencocokkan penjual dan pembeli yang bernegosiasi untuk barang dan jasa). Home banking dan Home shopping masuk dalam kategori layanan ini juga mencakup aplikasi bisnis ke bisnis (misal : manajemen supplai berantai dan aplikasi manajemen pengetahuan). 9. Call Center Services, pelanggan dapat meletakkan suatu pesan suara ke suatu call centre dengan interface suatu halaman web. Pesan suara tersebut dapat kemudian diroutingkan ke perangkat lunak agent yang tepat untuk kemudian diarahkan ke sistem yang dapat diakses pemilik pesan dimanapun berada (misal virtual call centre). Voice call pesan email dapat diurutkan secara seragam ke agen, agen memiliki akses elektronik ke pelanggan, katalog, stok dan penawaran
  • 21. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 22 informasi; yang mana dapat ditransmisikan bolak-balik antara pelanggan dan agen. 10. Interactive Gamming, menawarkan pelanggan dengan cara mengadakan sesi permainan secara online. 11. Home Manager. Dengan jaringan yang terhubung hingga ke rumah- rumah dan tersedianya berbagai alat-alat deteksi cerdas, layanan dapat memonitor dan mengendalikan sistem keamanan rumah, sistem energi, sistem hiburan dirumah dan peralatan lainnya. Akses kepada berbagai sistem yang ada dirumah dapat dilakukan melalui halaman web ataupun perangkat mobile yang dimiliki pelanggan. H. Teknologi Next Generation Network Teknologi informasi dan komunikasi (infokom) berkembang semakin pesat didorong oleh Internet Protocol (IP) dengan berbagai aplikasi baru dan beragam layanan multimedia. Infrastruktur infokom terdiri dari Public Switched Data Network (PSDN) dan Public Switched Telephone Network (PSTN), namun hingga kini tulang punggung infokom masih banyak berpijak pada jaringan PSTN. Kondisi ini kurang menguntungkan karena PSTN existing umumnya lebih menekankan pada layanan suara dan berpita sempit (narrow band). Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar (broadband) pada jaringan existing tersebut maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi satu jaringan tunggal multilayanan yang disebut dengan Jaringan Telekomunikasi Masa Depan atau Next Generation Network (NGN). Ada tiga faktor utama pendorong evolusi jaringan PSTN tradisional menuju NGN, yaitu : 1. Keterbatasan arsitektur sentral PSTN existing. Operator telekomunikasi akan kesulitan untuk meningkatkan kemampuan PSTN untuk melayani layanan multimedia jika hanya mengandalkan upgrade versi perangkat lunak dan hardware pada sentral eksisting. Infrastruktur sentral eksisting kebanyakan merupakan
  • 22. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 23 proprietary atau teknologinya bersifat tertutup dan dikuasai vendor tertentu saja. Hal ini jelas menimbulkan ketergantungan operator telekomunikasi kepada pemasok perangkat tersebut. Operator juga sulit untuk berinovasi dan membuat fitur baru. Selain itu, biaya upgrade, dan pengembangannya pun menjadi mahal dan membutuhkan waktu yang lama. Karena sifatnya yang tertutup pula, maka biaya operasi dan pemeliharaan juga semakin besar. 2. Trend konvergensi jaringan dan layanan. Saat ini perbedaan teknik antara PSTN dan PSDN menyebabkan terjadinya pemisahan antara keduanya. PSTN yang berbasis Circuit switch merupakan jaringan kompleks dengan ukuran yang besar, tersentralisir, dan tertutup. Sedangkan PSDN berbasis packet switch, lebih sederhana dan terdistribusi. PSDN tumbuh dengan pesat dengan adanya Internet, ekstranet, virtual private network (VPN), serta teknologi berbasis paket lainnya. Investasi sentral PSTN existing yang sangat besar juga tidak bias diabaikan begitu saja.. Pilihannya adalah konvergensi antara PSDN dan PSTN menjadi satu jaringan tunggal multilayanan, dengan melakukan evolusi secara bertahap pada jaringan PSTN agar mampu mengakomodasi packet switch. 3. Regulasi telah memunculkan operator-operator baru. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi yang membuka kesempatan berusaha di bidang telekomunikasi, maka bermunculan operator-operator baru di sektor telekomunikasi. Persaingan yang semakin ketat antara operator, hal ini akan berdampak pelanggan akan berpindah ke competitor jika operator tersebut tak mampu memberikan layanan yang beragam dan murah. I. Arsitektur Next Generation Network Menurut trend perkembangan jaringan telekomunikasi saat ini, jaringan masa depan akan menjadi jaringan terintegrasi pita lebar (broadband),
  • 23. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 24 terdiri dari bermacam-macam akses edge dengan hierarki fungsional jaringan makin jelas dan mudah dipahami. . Untuk mempercepat penyediaan layanan pita lebar pada jaringan existing seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, maka PSTN dan PSDN harus segera “melebur” menjadi jaringan tunggal multilayanan disebut dengan jaringan telekomunikasi masa depan (Next Generation Network) yang merupakan konsep komunikasi masa depan dari pendekatan PSTN, VoIP dan jaringan data dan dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC). Semua jenis informasi dikirim dalam bentuk paket : gateway dan pelayanan dikendalikan secara terpisah oleh call agent (soft switch). Sistem softswitch mencakup semua hal berkaitan dengan system komunikasi NGN, menggunakan standar terbuka untuk membuat jaringan terintegrasi dengan memadukan kemampuan layanan yang inteligence dalam menangani trafik voice, data, dan multimedia secara lebih efisien dan dengan potensi nilai tambah layanan yang jauh lebih besar daripada PSTN. Dari sudut pandang PSTN, system softswitch adalah perwujudan system switching dalam lingkungan jaringan paket. Fungsi circuit switch diwujudkan menjadi elemen-elemen jaringan tersendiri yang secara independen membentuk jaringan softswitch dan masing-masing elemen tersebut dihubungkan dengan menggunakan protokol yang terbuka. Secara umum hierarki NGN, terbagi menjadi 4 lapisan (layer), yaitu : 1. Lapisan Network service and application, bertugas untuk memproses logika layanan Inteligent Network (IN), AAA (Addresing, Authentication, Authorization) dan address resolution, serta mengembangkan aplikasi layanan dengan mengadopsi protocol standar dan Application Program Interface (API). Komponennya meliputi server AAA, network management system (NMS), billing, network database serta server aplikasi (application server).
  • 24. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 25 Dengan adanya server aplikasi ini maka aplikasi-aplikasi layanan atau fitur-fitur baru lebih mudah dan murah dikembangkan karena platformnya terbuka (open platform) tanpa harus terikat oleh platform dari vendor/developer tertentu (proprietary). Contoh aplikasi yang bisa dikembangkan adalah number portability, yaitu layanan yang memungkinkan nomor telepon pelanggan asal tidak berubah apabila pelanggan tersebut berpindah lokasi atau operator. 2. Lapisan Network control, bertugas mengatur logika panggilan, memproses permintaan panggilan, dan memberi tahu lapisan core switching untuk membentuk hubungan yang sesuai. Disinilah letak softswitch yang terdiri dari server panggilan (call server), pengendali rute (route controller), dan gerbang pengsinyalan (signaling gateway). Secara hierarkis, softswitch dibagi menjadi 2 tingkatan, yaitu class 4 dan class 5. Softswitch class 4 merupakan pengendali hubungan antar sentral tandem regional (trunk) dalam backbone nasional. Sedangkan softswitch kelas 5 merupakan tipe softswitch yang mengendalikan hubungan pada sentral lokal yang terhubung langsung dengan pelanggan. 3. Lapisan core switching untuk mengatur pembangunan dan pengelola hubungan serta melakukan penyambungan dan pengaturan jalur komunikasi untuk merespons perintah control layer. Komponennya meliputi sentral broadband multiservice, sentral utama ATM dan router IP berkapasitas besar,dll. 4. Lapisan paling bawah adalah lapisan akses ujung (edge acess layer) yang mendukung akses dari berbagai macam tipe media gateway, yaitu trunk gateway dan access gateway. Berbagai tipe perangkat konsentrasi akses multiservice, remote access server (RAS), analog gateway, maupun wireless gateway bisa diimplementasikan pada lapisan ini. Gambar jaringan telekomunikasi masa depan (Next Generation Network) sebagaimana terdapat dibawah ini.
  • 25. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 26 Keterangan : GW : Gateway WGW : Wireless Gateway CS : Call Server SGW : Signalling Gateway RC : Route Controller Gambar 1 Jaringan Telekomunikasi Masa Depan Contoh dari fungsi layanan elementer terdapat pada tabel dibawah ini : Tabel 1 Fungsi layanan elementer Fungsi-fungsi elementer yang berhubungan dengan transport dan trafik Fungsi-fungsi elementer yang berhubungan dengan content dan layanan Fungsi-fungsi elementer yang berhubungan dengan AAA dan billing Tunneling pada dan antar jaringan Trafik jaringan secure Jaminan terhadap QoS Batasan komunikasi terhadap jaringan dan node yang lain Redirect traffic Setup dan manajemen komunikasi suara dan multimedia Pemberian layanan Virtual Home Entertainment Penyelesaian masalah nama dan nomor Penentuan lokasi user Penentuan status user Pembatasan akses terhadap tipe-tipe tertentu content dan layanan Autentikasi user Otorisasi user Pengumpulan informasi dari resource yang digunakan user Menghasilkan billing Fungsi-fungsi elementer yang disebutkan diatas tidak melakukan pengendalian atau memberikan resourci infrastruktur ynag diasosiasikan dengan layanan elementer yang diperlukan (seperti set-up komunikasi multimedia), tetapi hanya merupakan pemicu aktivasi dari elemen-elemen APLIKASI BILLINGDATABASE NMSAAA RC CS SGW IP/ATM GSM/CDMA High end market High Rise Buliding Residensal/Soho PSTN WGW GW GW GW Network Service/Application Layer Network Control Layer Core Layer FDGF Layer SS7
  • 26. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 27 kontrol yang berkaitan dan oleh karena itu berbagai resource dan layanan- layanan elementer lainnya yang diperlukan. Deskripsi diatas menekankan bahwa titik-titik pengendalian potensial mungkin akan tampak dalam empat bidang fungsional, contohnya adalah : Kekuatan market pada bidang akses (access plane) dapat memberikan beberapa kekuatan kendali operator akses terhadap kepemilikan pelanggan; Kekuatan market dalam bidang transport (transport plane) dapat memberikan beberapa kekuatan kendali operator jaringan terhadap kondisi-kondisi interkoneksi; Kekuatan market dalam bidang kontrol (control plane) dapat memberikan operator jaringan dan penyedia service beberapa kekuatan pengendalian mengenai bagaimana resource dan layanan diberikan (meliputi : setup komunikasi, pengendalian bandwidth, QoS, dsb); Kekuatan market pada bidang layanan (service plane) dapat memberikan penyedia layanan (service provider) atau operator jaringan suatu kekuatan pengendalian terhadap kemudahan suatu operator lain untuk mengakses serta menggunakan infrastruktur dasar yang dimilikinya, serta kemudahan dalam akses fungsi-fungsi layanan elementer untuk memberikan layanan-layanan tambahan kepada pelanggan. Saat ini jaringan PSTN milik operator incumbent menggunakan teknologi TDM berbasis circuit oriented yang memang telah dibuktikan memiliki kemampuan yang sangat baik untuk menangani trafik telepon. Jaringan ini memiliki beberapa tingkat hierarki yaitu lokal, tandem, trunk dan internasional. Adanya kebutuhan akses internet yang semakin tinggi telah mengarahkan para pengelola untuk memikirkan ulang infrastruktur jaringannya. Banyak solusi yang ditawarkan vendor itu, tetapi sampai saat
  • 27. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 28 ini tak ada solusi yang dianggap tepat dan murah untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk operator baru masalah yang muncul mungkin lebih sederhana yaitu bagaimana memilih arsitektur jaringan yang dapat berkomunikasi dengan jaringan eksisting secara mudah. Sedangkan untuk operator incumbent harus pula memikirkan mengenai eksisting jaringannya. Secara arsitektual, konsep NGN dapat dijelaskan dari diagram berikut : 1. Arsitektur untuk operator Incumbent Pada umumnya untuk mendukung layanan dial up internet, operator incumbent saat ini menggunakan RAS sebagai POP menuju jaringan internet. Tetapi cara ini memunculkan banyak masalah khususnya yang menyangkut congestion di sentral PSTN. Hal ini terjadi karena memang sentral tersebut tidak didesain untuk menangani panggilan yang holding timenya lama seperti internet. Selain itu, penggunaan RAS juga tidak bisa memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan kecepatan tinggi (diatas 64 kbps). Gambar 2. Arsitektur operator incumbent Sumber : PT. Telkom tbk. 2. Pemisahan layanan data dan PSTN Perkembangan ke depan mengarah ke sentral data murni dimana setiap jenis trafik langsung diproses di node yang bersangkutan yang merupakan sentral multi layanan serta dapat ditransmisikan secara langsung ke jaringan data baik untuk trafik telepon maupun data PC telephony PC telephony Class 5 Class 5 Class 4 Class 5 Class 5 RAS INTERNET Ingress Egress
  • 28. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 29 dengan perantaraan suatu media gateway yang dikontrol oleh suatu softswitch. 3. Arsitektur untuk Operator Baru Regulasi baru akan membuka peluang bagi munculnya operator telekomunikasi baru di Indonesia. Permasalahan yang dihadapi operator baru ini akan berbeda dengan operator incumbent . Mereka akan dihadapkan pada dua isu yaitu : membangun jaringan akses yang murah dan cepat serta membangun core jaringan yang mampu mendukung multilayanan. Untuk isu yang kedua, karena tak ada jaringan eksisting yang mesti dipertimbangkan, maka pendekatan yang akan dipakai cenderung menggunakan secara langsung sentral multilayanan berbasis paket dimana trafik telepon akan ditangani langsung oleh teknologi voice over packet. Adapun fungsi yang akan ditangani oleh sentral paket ini secara umum adalah sebagai berikut : o Menerima dan memproses trafik teleponi dan data; o Konversi sinyal tradisional teleponi ke voice over packet; o Ruting dan transport sinyal data dan teleponi ke lokasi sentral yang dituju.
  • 29. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 30 BAB IV TEKNOLOGI DAN SISTEM NEXT GENERATION NETWORK A. Komponen Jaringan Next Generation Network Dari penjelasan di bab sebelumnya, secara singkat kemudian dapat dikatakan bahwa secara umum NGN bisa dijelaskan sebagai berikut : NGN adalah jaringan masa depan yang mampu mengakomodasi dan mengkonvergensikan multi layanan suara data dan video. Arsitektur jaringan, dengan demikian akan mampu mengakomodasi multiprotocol (sistem protokol terbuka) dengan basis teknologi paket/data. Melalui jaringan masa depan ini, operator jaringan akan mendapat keuntungan diantaranya sebagai berikut : 1. Harga total dari jaringan relatif lebih murah; 2. Manajemen jaringan lebih mudah; 3. Dukungan terhadap fitur baru yang akan jauh lebih banyak dan menarik; 4. Waktu penyelenggaraan jaringan yang lebih cepat; 5. Fleksibilitas dan skalabilitas jaringan yang jauh lebih baik. Dalam konsep NGN, jaringan secara utuh akan terdiri dari beberapa level dan beberapa tipe jaringan telah muncul dan eksis di dalam jaringan kita. Secara umum, NGN dapat disimpulkan akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut : o Jaringan optik yang mempergunakan DWDM sebagai jaringan transport optik baik berfungsi sebagai optical add/drop dan atau multiplexing; o Beragam teknologi akses pita lebar, baik melalui kabel (wired) atau tanpa kabel (wireless). Akses /ke dari layanan tradisional dari/ke
  • 30. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 31 layanan baru dapat dilakukan dengan adanya interwoking dengan PSTN dan aplikasi baru dengan platform terbuka. o Network management yang berbasis direktori aktif dan policy manager. Dengan atribut-atribut diatas, jaringan baru akan mampu mendukung aplikasi yang ada saat ini (seperti ; VPN, paket voice, collaboration, e-commerce) dan aplikasi yang akan muncul dimasa depan. Jaringan transport utama akan dibangun dengan teknologi optik DWDM yang mampu mengirimkan data hingga kecepatan 400 Gb/s. DWDM ini akan dihubungkan dengan ATM atau IP yang mempunyai sistem manajemen bandwidth dan multiplexer. Diharapkan melalui penggunaan optical add/drop multiplexer pada DWDM secara langsung pada masa yang akan datang dapat mengurangi penggunaan optical/electrical converter. Disamping itu, manajemen bandwidth akan dilakukan oleh wavelength management. Manajemen bandwidth akan merupakan integrasi dari sistem cross connect tradisional dan multiplexer yang mendukung Synchronous Transfer Mode (STM)-SDH, ATM atau IP secara langsung. Kemampuan jaringan untuk mendukung banyak protokol ini dapat menjadikan operator untuk menggelar jaringan yang sesuai dengan karakteristik teknik yang dibutuhkan beragam layanan. Selain itu, operator juga dapat dengan mudah pindah menuju protokol yang diinginkan. Pada saat ini, penggunaan protokol IP atau ATM di dalam jaringan NGN masih menjadi perdebatan yang hangat. B. Migrasi Sistem Pernyataan bahwa jaringan masa depan (NGN) akan menggunakan platform IP sebagai media pengintegrasi dari seluruh mekanisme
  • 31. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 32 penyaluran layanan dan jaringan telah menimbulkan berbagai usaha, analisa dan riset dari para operator telekomunikasi maupun para pemasok untuk mempersiapkan diri menuju jaringan berplatform IP tersebut. Tidak sedikit yang mempermasalahkan penentuan IP, yang sifatnya connectionless dan belum memiliki mekanisme QoS yang mapan untuk digunakan sebagai platform jaringan masa depan. Apalagi jika mempertimbangkan investasi yang telah dilakukan pada sistem sebelumnya (TDM based) dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk merealisasikan jaringan berplatform IP. Aliran pendapatan yang sebagian besar masih berasal dari jaringan eksisting (TDM based) menjadi pertimbangan tambahan yang tak kalah pentingnya. Dibalik itu, banyak keyakinan dan estimasi telah dilakukan bahwa fenomena pertumbuhan trafik data terhadap trafik circuit switch pasti akan terjadi. Menengahi masalah ini, maka pendekatan yang paling realistis adalah dengan melakukan migrasi jaringan eksisting (legacy) yang telah ada menuju jaringan NGN dengan dukungan perangkat-perangkat yang berperan sebagai mediator antara perangkat jaringan TDM based dan perangkat jaringan IP. Dan inilah tugas yang tidak mudah. Harus dikaji dan dianalisa kesiapan teknologi yang ada, arsitektur dan layanan yang mampu didukung. Dari berbagai kajian tentang hal diatas, maka ditemukan beberapa kekurangan dan target studi antara jaringan berbasis IP (NGN) dengan jaringan eksisting. Beberapa kekurangan yang dapat menjadi rintangan dalam implementasi NGN antara lain : 1. Jenis aplikasi dan layanan baru maupun eksisting yang dapat lewat dengan baik diantara jaringan TDM based maupun IP based ntuk kemudian dapat berjalan dengan baik pada jaringan NGN (full IP based); 2. Kebutuhan akan infrastruktur jaringan transmisi yang mampu untuk mengakomodasi kebutuhan bandwidth yang besar dan memiliki
  • 32. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 33 skalabilitas yang tinggi guna memenuhi kebutuhan demand yang melonjak dengan cepat; 3. Kebutuhan dan studi pada jaringan IP, terutama yang berkaitan dengan jaminan kualitas layanan (QoS). Isu umum yang berkembang dalam hal ini adalah tentang pengembangan jaringan IP dari IP versi 4 menuju IP versi 6 yang dinyatakan memiliki kemampuan untuk memberikan jaminan QoS yang lebih baik dibanding IP versi 4. 4. Kemungkinan terjadinya konvergensi teknologi, baik publik dan private, mobile dan fix, paket dan sirkit switch yang akan menimbulkan investasi yang tidak sedikit dan mekanisme operasi dan pemeliharaan yang berbeda; 5. Masalah interoperability dan internetworking sistem legacy dengan jaringan NGN (IP) yang akan melibatkan protokol dan interface maupun perangkat yang berfungsi sebagai mediasi; 6. Sistem OAMP dan pengontrolan yang menemui konteks baru dengan adanya jaringan NGN dan akan memiliki prosedur dan pengoperasian yang akan berbeda dengan sistem eksisting; 7. Perkembangan elemen jaringan yang meliputi elemen perangkat di pelanggan, akses, edge dan elemen core; 8. Lahirnya protokol jaringan yang baru untuk mengantisipasi lahirnya NGN, dan akomodasinya dengan jaringan eksisting; 9. Mekanisme dan teknologi yang terkait dengan sistem keamanan jaringan; 10. Sistem pengukuran jaringan NGN, baik yang berkaitan dengan alat mekanisme dan prosedur tes yang dibutuhkan untuk jaringan NGN. Lembaga-lembaga standarisasi terkait, dan pemasok teknologi NGN masih terus berusaha untuk menyelesaikan seluruh permasalahan yang ada dan telah disebutkan diatas. Setiap pencapaian dan keberhasilan yang didapati dari riset dan pengembangan yang berkaitan dengan hal-hal diatas
  • 33. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 34 akan menjadi sangat penting guna mewujudkan NGN dan mewujudkan mulusnya proses migrasi jaringan eksisting menuju NGN. Sebagai jaringan yang terbuka dari sisi arsitektur NGN memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Memisahkan fungsi-fungsi modul tradisional menjadi komponen- komponen jaringan yang berdiri sendiri. Dengan perlakuan seperti ini maka setiap komponen dalam jaringan dapat dikembangkan dan dikelola secara mandiri, tanpa tergantung dalam komponen yang sangat besar seperti yang berlaku sebelumnya, sesuai dengan fungsi komponen tersebut dalam bagiannya; b. Standarisasi protokol pada tiap komponen. Dimana setiap protokol yang digunakan antara komponen-komponen yang ada dalam NGN akan mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Kedua hal tersebut membuat jaringan telekomunikasi secara gradual menjadi terbuka dan memudahkan operator untuk mengkonstruksi jaringannya dengan mengkombinasikan setiap komponen yang ada sesuai dengan kebutuhan layanan yang akan digelar. Lebih jauh, standarisasi komponen akan merealisasikan suatu jaringan yang mampu berinteraksi dan melakukan antar kerja berbagai jaringan dengan baik. c. Pemisahan layanan dari call control – Dengan pemisahan ini maka layanan akan benar-benar berdiri sendiri dan provision layanan dapat dilakukan dengan baik dan efektif. d. Pemisahan call dari bearer – Dengan pemisahan layanan ini maka pelanggan dapat mengkonfigurasikan dan mendefinisikan sendiri karakteristik layanan yang akan digunakan tanpa memperhatikan bentuk jaringan dan tipe terminal. Hal ini akan membawa pelanggan pada tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam mengelola layanan yang diinginkan.
  • 34. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 35 Migrasi menuju ke arah NGN tersebut merupakan hal yang sangat kompleks yang dalam implementasinya perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk jaringan yang saat ini dimiliki. C. Perkembangan Teknologi Akses Perkembangan-perkembangan dalam Teknologi Akses adalah merupakan aktor penentu yang penting dalam perkembangan NGN, dan akan mempengaruhi perkembangan-perkembangan dalam layanan broadband serta konten yang dimilikinya. Bagian ini akan memberikan pengertian terhadap teknologi-teknologi yang sedang berkembang, serta teknologi-teknologi yang mewakili trend pasar itu sendiri. Bagian ini tidak menjelaskan secara langsung teknologi- teknologi yang bisa dibandingkan dalam fungsinya (dalam pengertian fungsi-fungsi lapis OSI) dan bagian ini juga tidak memberikan daftar dari teknologi-teknologi akses secara lengkap. Teknologi-teknologi jaringan akses biasanya merujuk pada teknologi- teknologi jaringan yang memberikan konektivitas antara end user dengan bidang transport (transport plane), yang biasanya kemudian pengertiannya disebut sebagai ”local loop”. Pada bagian ini definisi tersebut diperluas meliputi teknologi-teknologi lanjut yang memberikan konektivitas untuk cakupan kecil/jarak pendek (short range) maupun untuk cakupan yang lebih luas (longer range). 1. Teknologi-teknologi personal area access – memberikan hanya koneksi short range; 2. Jaringan akses bergeser pada teknologi-teknologi yang memberikan kecepatan akses lebih tinggi (broadband), serta berbasis pada komunikasi paket (packet switching); 3. Mobilitas serta konektivitas tanpa kabel menjadi suatu hal yang sangat penting dan didukung oleh Wireless Ethernet (WLAN), jaringan 3G, Bluetooth, dan sebagainya;
  • 35. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 36 4. Teknologi-teknologi dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan dari infrastruktur kabel yang sudah ada dan mengoptimalkan penggunaan aset yang sudah ada, untuk memberikan akses yang lebih baik serta cakupan yang lebih luas. Hal ini ditandai denga lahirnya teknologi-teknologi seperti : teknologi DSL, TV kabel, dsb; 5. Jaringan-jaringan yang bersifat khusus seperti jaringan listrik dan jaringan siaran (broadcasting) cukup potensial digunakan memberikan layanan data dan/atau suara. D. Teknologi akses area personal (personal area access) Sejumlah teknologi memberikan koneksi jarak pendek (short range) antara perangkat personal dan membentuk jaringan yang disebut sebagai ”Personal Area Network (PAN)”. Dua teknologi secara khusus dapat diperhatikan dalam kategori ini, yaitu : teknologi Bluetooth dan Ultra Wide Band (UWB). Bluetooth dikembangkan sejak tahun 1998 oleh grup industri Bluetooth SIG dan telah diimplementasikan secara luas pada teknologi-teknologi komputer terakhir, telepon bergerak, personal digital assistant (PDA) dan sebagainya. Bluetooth adalah protokol wireless yang beroperasi pada spektrum UHF (ultra high frequency), yaitu pada frekuensi 2,4 GHz. Lebih dari 8 perangkat Bluetooth dapat bekerja bersama-sama dalam suatu area yang memberikan komunikasi suara serta data hingga 1 Mbps dalam jarak hingga 10 meter. Dengan meningkatkan daya transmisi, Bluetooth dapat memberikan koneksi wireless untuk jarak yang lebih jauh seperti layaknya wireless LAN. Dalam berbagai kasus, perangkat Bluetooth dapat berfungsi sebagai titik akses dari jaringan kabel. Teknologi Ultra Wideband, sesungguhnya dikembangkan jauh lebih awal yaitu sekitar tahun 60-an untuk keperluan militer Amerika. UWB adalah teknologi koneksi jarak pendek (short range) yang bekerja pada frekuensi 3- 10 GHz, band frekuensi 26/28 GHz, serta band 43 GHz. UWB dapat
  • 36. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 37 membawa trafik broadband dengan daya transmisi yang sangat rendah, lebih dari noise latar. Teknologi UWB ini mampu memberikan rate data hingga 10 Mbps dari jarak hingga 50 meter, serta potensial memberikan rate hingga 100 Mbps untuk jarak yang sangat pendek. Meskipun UWB adalah teknologi yang lebih tua dibanding Bluetooth, FCC hanya menyetujui penggunaan UWB untuk produk-produk wireless, untuk keperluan bisnis dan konsumen pada Februari 2002. Industri yang terlibat dalam pendefinisian standar berbasis pada UWB adalah JVC, Panasonic, Sony, Intel, Motorola, dan Sharp. E. Teknologi akses area lokal (local area access) Teknologi-teknologi akses area lokal memberikan untuk koneksi jarak yang lebih jauh tetapi tetap terbatas untuk jaringan area lokal (local area network-LAN). Koneksi dari LAN ke jaringan transport secara umum menentukan link akses tambahan, seperti DECT yang akan memainkan peranan dalam jaringan lokal area. Jaringan kabel LAN (kabel tembaga atau kabel tembaga koaxial), pada saat ini dapat juga diimplementasikan pada wireless LAN untuk memberikan mobilitas, serta pada MAN (Metropolitan Area Network) serta WAN (Wide Area Network) menggunakan kabel optik untuk memberikan versi akses yang lebih cepat. Hal ini menunjukkan bahwa Ethernet bukan hanya teknologi akses tetapi juga merupakan teknologi transport. Ethernet juga sudah didesain untuk membawa trafik IP dan dapat membawa berbagai tipe layanan yang berbeda meliputi suara, data, dan video. F. Teknologi Local Loop Teknologi-teknologi local loop digunakan antar jaringan transport dengan peralatan yang dimiliki user. Peralatan yang dimiliki user itu sendiri bisa berupa telepon tradisional, atau berupa gateway seperti modem dan router .
  • 37. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 38 G. Teknologi DSL (Digital Subscriber Line) Teknologi-teknologi DSL adalah keluarga dari teknik modulasi yang memungkinkan penggunaan spektrum frekuensi yang lebih lebar pada transmisi kabel tembaga. Teknologi kabel ini secara khusus dikembangkan untuk memberikan layanan pita lebar (broadband) berbasis paket pada jaringan akses lokal tembaga serta menjadi pilihan bagi operator untuk memberikan layanan broadband dengan biaya murah. Akan tetapi, pada DSL, bandwidth yang diberikan akan berkurang ketika jarak antara end user dan operator bertambah. Teknologi DSL dapat membawa protokol-protokol yang lebih tinggi seperti ATM dan IP. Saat ini dikenal teknologi DSL yang mendukung komunikasi asimetrik, yang dikenal sebagai Asymmetric-DSL (ADSL), sehingga cocok untuk aplikasi asimetrik seperti browsing internet. Datarate ADSL sekitar 400 – 1,5 Mbps untuk arah downstream, serta 100 kbps untuk arah upstream pada jarak hingga 3 kilometer. ADSL mendukung komunikasi data serta beberapa komunikasi suara. Terdapat juga HDSL ( High bit rate DSL) dan SDSL (Symmetric DSL) yang memberikan komunikasi simetrik dua arah, dan mampu mendukung kecepatan data hingga 2 Mbps untuk kedua arah. VDSL (Very High bitrate DSL) memberikan datarate yang lebih tinggi, yaitu hingga 51 Mbps untuk jarak pendek, hingga 300 meter. Standar ITU-T yang baru, yaitu G.HDSL (Symmetric High bit rate DSL) saat ini juga sudah dipasarkan. Standar baru ini mendukung bandwidth simetrik hingga 2 MBps pada jarak hingga 3 km. Kecepatan ini akan turun hingga 192 kbps pada jarak 6 km. H. Platform teknologi ATM ATM adalah teknologi transport yang didesain untuk mendukung aplikasi-aplikasi multimedia yang membutuhkan privacy, keamanan,
  • 38. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 39 bandwidth besar, dan jaminan kualitas atau QoS (Quality of Service). Berbeda dengan Internet Protocol (IP) yang mempunyai paket dengan panjang yang tidak sama, panjang paket ATM yang disebut cell adalah tetap, yaitu 53 byte. Dengan panjang paket yang tetap tersebut, maka proses switching/routing dapat dilakukan dengan lebih cepat. Disamping keunggulan-keunggulannya, ATM juga mempunyai beberapa keterbatasan yang secara de facto telah membatasi penetrasi dan penerimaannya di lapangan. Beberapa keterbatasan utama teknologi ATM ini diantaranya : 1. Tidak menyediakan layanan protokol jaringan layer atas, yaitu : transport, session, dan presentation untuk memproses aplikasi, sehingga sampai saat ini layanan/aplikasi berbasis ATM bisa dikatakan tidak ada. Walaupun demikian sebenarnya hal ini juga bisa menjadi keuntungan karena dengan demikian justru ATM lebih fleksibel untuk mendukung implementasi dari berbagai teknologi higher layer. 2. Karena layanan yang benar-benar berbasis ATM tidak berkembang maka teknologi ini secara umum hanya digunakan sebagai jaringan transport khususnya di tingkat backbone. 3. Kurang efisien dan terlalu kompleks bila digunakan sebagai teknologi di dalam jaringan LAN, padahal sampai saat ini segmen market IT, banyak didominasi oleh LAN. I. ATM eksisting Karena kekurangan teknologi IP khususnya dalam hal kualitas dan keamanan, ATM saat ini masih dipandang sebagai teknologi yang dianggap mampu untuk berperan sebagai suatu kendaraan/transport untuk mendukung aplikasi-aplikasi IP khususnya yang memerlukan kualitas dan keamanan tinggi.
  • 39. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 40 Upaya untuk memadukan keunggulan IP dan ATM atau dikenal dengan IP over ATM telah banyak dilakukan baik oleh forum internet (IETF) maupun forum ATM (ATM Forum), antara lain : Classical IP over ATM, LAN Emulation (LANE), Multiprotocol over ATM (MPOA). Namun sampai saat ini semua metoda tersebut dipandang masih mempunyai kelemahan khususnya pada aspek skalabilitas dan fleksibilitas, maka kemudian dikembangkan metoda baru dari IETF yang disebut dengan Multiprotocol Label Switch (MPLS). MPLS sendiri dikembangkan tidak hanya untuk teknologi lapis dua ATM tetapi juga mendukung Frame Relay, IP, dan Optik (IP optik). Dengan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh teknologi ATM, saat ini ATM banyak digunakan dan diposisikan sebagai jaringan backbone multilayanan oleh beberapa operator telekomunikasi, dan penyelenggara layanan IP (ISP), dengan layanan utama misalnya : 1. Multimedia Real Time seperti VoD; 2. IP & FR VPN over ATM; 3. ATM VPN; 4. Jaringan backbone internet kualitas tinggi. Pada umumnya para operator menggunakan teknologi ATM sebagai backbone dari jaringan data mereka, karena adanya beberapa keunggulan ATM khususnya kemampuan didalam mengorganisasikan QoS, privacy, keamanan yang baik serta dukungan terhadap kebutuhan bandwidth besar (dari beberapa mega hingga orde giga). Penerapan QoS untuk beragam layanan yang karakteristinya berbeda-beda dapat diorganisasikan dengan mudah, sehingga penggunaan teknologi ATM ini dianggap lebih baik daripada teknologi lainnya di dalam jaringan backbone. Saat ini, teknologi ATM telah terbukti dapat mengintegrasikan beberapa protokol lain seperti Frame Relay, IP dan TDM, dalam satu jaringan sehingga layanan yang dapat ditawarkan ke sisi pelanggan dapat berragam, tergantung pada kebutuhan. Pada saat ini, pelanggan banyak
  • 40. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 41 mempergunakan akses dengan teknologi Frame Relay ataupun TDM sebagai jaringan leased linenya. Untuk jaringan akses, teknologi ATM masih belum banyak dipergunakan karena harga perangkatnya masih terlalu mahal bagi pelanggan. J. ATM dalam Next Generation Network Perubahan yang sangat cepat di bidang teknologi, layanan jaringan dan regulasi mendorong perubahan di dalam definisi dan implementasi untuk arsitektur dan elemen di jaringan telekomunikasi yang baru. Perkembangan teknologi mikroelektronika, software, photonik, wireless yang sangat pesat serta kebutuhan bandwidth yang makin meningkat karena makin berkembangnya layanan IP telah mendorong pemikiran menuju jaringan masa depan multi layanan yang disebut Next Generation Network (NGN) dengan basis teknologi paket. Alasan lain yang telah mendorong berkembangnya konsep NGN adalah adanya tantangan yang akan dihadapi oleh para network operator dan vendor antara lain : 1. Membangun jaringan yang dapat menyediakan beberapa tingkat kualitas dan reabilitas; 2. Adanya kebutuhan pelanggan yang menuntut penyediaan layanan baru yang sangat beragam; 3. Adanya kebutuhan jaringan yang lebih murah dan mudah untuk dikelola. Di dalam pengembangan jaringan NGN, internet merupakan dasar di dalam jaringan paket yang menyediakan layanan data yang flexibel, seperti email, VPN, dan akses ke Web. Akan tetapi sebagaimana diketahui internet menggunakan IP yang memiliki sifat delay dan kecepatan yang tidak tetap (bervariasi tergantung kondisi jaringan pada suatu saat), sehingga tidak mampu mendukung garansi untuk QoS (Quality of Service). ATM seperti yang telah dijelaskan memiliki kemampuan untuk mendukung manajemen
  • 41. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 42 QoS, dengan kelebihan ini beberapa vendor kemudian menggunakan gabungan teknologi ATM dengan IP sebagai basis untuk jaringan NGN. K. Platform Teknologi IP Telah diketahui dan diterima secara luas oleh industri dan analis telekomunikasi bahwa IP akan menjadi transport yang universal di masa depan. Adalah suatu fakta yang terbantahkan bahwa saat ini IP merupakan salah satu protokol komunikasi yang paling popular di dunia, terutama setelah adanya internet dengan aplikasi web-nya dimana penggunanya terus bertambah secara signifikan dari hari ke hari dengan kenaikan yang sulit diprediksi, demikian juga dengan lama penggunaannya (waktu pendudukan jaringan) yang semakin lama. Hal ini karena perkembangan aplikasi layanan berbasis IP yang berjalan diatas jaringan internet ini semakin hari semakin beragam dan menarik dengan tambahan kebutuhan bandwidth yang relatif semakin besar. Karakteristik inilah yang pada akhirnya menjadi pendorong yang besar terhadap peningkatan kebutuhan bandwidth di sisi jaringan transport. Bila kita bandingkan dengan PSTN, jaringan berbasis IP mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut : 1. Jaringan IP mempunyai topologi yang flat, hal ini berbeda dengan PSTN yang mempunyai topologi jaringan berhierarki; 2. IP mendukung sistem multiplexing paket yang independent dan dinamik sehingga jauh lebih efisien di aspek transmisi dibandingkan dengan PSTN yang mengadopsi sistem mux PCM/TDM yang kaku dan boros bandwidth; 3. IP mendukung codec dengan sistem kompresi yang sangat efisien dalam hal bandwidth dibandingkan PSTN yang menggunakn codec standar PCM 64 kbps yang tanpa kompresi
  • 42. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 43 L. IP eksisting IP yang merupakan layer tiga (network layer dari sistem layer OSI), pada awalnya dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk keperluan ARPA (Advanced Research Project Agency), yang digunakan sebagai protokol untuk memberikan layanan unreliable (best effort) untuk paket yang bersifat bursty dan store&forward seperti ; transfer file, e-mail, web browsing (Internet web). Protokol tersebut kurang mendukung (paling tidak saat ini) untuk aplikasi yang sangat sensitif terhadap aspek keamanan, kualitas, dan waktu seperti : tele-conference, video interactive, telephony dll. Secara umum karakteristik IP ini dapat dijelaskan sebagai berikut ; 1. Layanan bersifat connectionless, jadi hanya memberikan layanan “send” and “delivery”; 2. Paket atau datagram yang digunakan bervariasi panjangnya; 3. Bersifat best-effort delivery, dalam pengertian tidak ada jaminan terhadap delay, susunan/urutan paket, kerusakan atau kehilangan paket; 4. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka hal tersebut diserahkan pengaturan dan kontrolnya ke lapisan yang lebih atas; 5. Hanya menangani data forwarding dengan menggunakan tabel routing yang disiapkan oleh protokol lain, seperti : Open Shortest Path First (OSPF), Routing Information Protocol (RIP), sedangkan aspek error and control messages ditangani oleh Internet Control Message Protocol (ICMP); Pada teknologi IP yang bersifat connectionless ini, informasi yang berasal dari pengguna di-digital-kan, kemudian dijadikan paket dan akhirnya ditransmisikan sebagai aliran paket. Jaringan IP ini akan mengalirkan setiap paket yang diterima ke tujuan yang diinginkan secara independen berdasarkan alamat yang ada di setiap headernya. Dengan kata lain, paket-
  • 43. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 44 paket yang berasal dari satu sumber yang sama tersebut mungkin akan menempuh jalur transmisi yang berbeda-beda tergantung kondisi jaringan pada saat berkomunikasi tanpa ada suatu parameter baku yang mengontrol kualitasnya, karena hal ini pula kemudian popular disebut best effort transport. Di tujuan, paket-paket tersebut akan disusun kembali dan dikembalikan ke bentuk informasi asalnya. Mekanisme seperti ini menghasilkan utilisasi jaringan yang sangat baik karena terjadinya penggunaan sumber daya yang sama oleh beberapa pengguna/sumber. Di sisi lain karena tidak ada hubungan tetap yang dibangun antara sumber dan tujuan untuk melakukan satu aliran informasi yang sama, maka jaringan tidak bisa melakukan kontrol secara penuh terhadap informasi yang diprosesnya. Jaringan yang menerapkan hubungan connectionless pertama adalah Local Area Network (LAN). Sebagaimana diketahui dalam LAN Ethernet , yang saat ini paling banyak digunakan sebagai layer 2 IP, konsep yang digunakan untuk mengirimkan paket IP adalah broadcasting and retransmission. Setiap paket yang diterima jaringan di-broadcast ke semua anggota LAN, kemudian setiap anggota akan membaca alamat dari setiap paket yang diterima, menjawab bila sesuai dengan alamatnya dan mengabaikannya bila tidak sesuai. Setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk menggunakan jaringan dengan cara rebutan, konsekuensinya tak ada jaminan kualitas atau prioritas yang dapat diberikan terhadap setiap informasi yang dikirim. Bila salah satu paket hilang/rusak maka dilaksanakan transmisi ulang (retransmission). Konsep yang selama ini diterapkan dalam jaringan IP adalah hop by hop routing&forwarding. Router adalah perangkat utama dalam jaringan IP untuk menginterkoneksikan berbagai jaringan dengan protokol yang memiliki tingkatan yang sama. Router yang beroperasi pada layer 3/2 melakukan proses forwarding trafik berdasarkan alamat tujuan yang ada pada header paket yang dikirimkan. Saat ini kapasitas router terus berkembang sampai orde Gigabit per detik (Gbps) atau disebut Gigabit
  • 44. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 45 Router atau Terabit per detik (Tbps) atau disebut Terabit Router. Antar muka fisik yang biasa digunakan untuk perangkat ini adalah STM-1, STM-4, STM-16 atau STM-64. Pada prinsipnya router dapat membangun banyak jalur antar jaringan dan secara otomatis memilih jalur yang paling efisien. Hal ini memberikan kemungkinan untuk membangun topologi mesh walaupun mempunyai kelemahan karena tidak memiliki sensitifitas terhadap kondisi trafik. Dengan demikian baik ethernet maupun router memperlakukan jaringan sebagai media umum dan memperlakukan trafik yang masuk dengan prioritas yang sama. Jaringan tak bisa secara penuh mengontrol resource jaringan sehingga tak mampu memberikan jaminan kualitas dan rentan dalam aspek keamanan. IP yang saat ini digunakan adalah IP versi 4 (Ipv4), yang secara umum mempunyai keterbatasan sebagai berikut : a. Keterbatasan alamat, hal ini karena Ipv4 memiliki alokasi pengalamatan untuk tiap pengguna sebesar 4 byte; b. Aspek keamanan lemah, rentan terhadap hacker, peniruan dan penggandaan karena sifat transmisi yang connectionless sehingga pelacakan sumber pendobrak keamanan sulit dilaksanakan; c. Privacy tidak dapat dijamin (pengambilan informasi oleh yang tidak berwenang dimungkinkan dan relatif mudah); d. Tidak bisa memberikan jaminan kualitas (Quality of Service), karena semua trafik diperlakukan sama (rebutan alokasi sumber daya-layanan best effort). M. Teknologi Softswitch Munculnya konsep softswitch diharapkan dapat menjadi jawaban bagi strategi evolusi PSTN konvensional menuju ke jaringan masa depan berbasis paket. Hal ini dikarenakan softswitch dapat beroperasi secara penuh bersama PSTN yaitu dengan menjembatani PSTN ke jaringan data
  • 45. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 46 masa depan. Langkah tersebut akan merupakan langkah awal yang merupakan pemanfaatan PSTN eksisting hingga umur perangkat PSTN tersebut habis, yang selanjutnya akan digantikan oleh node-node akses yang lebih sederhana yang sekaligus dapat melayani voice dan data secara bersamaan. Munculnya konsep softswitch banyak dilatarbelakangi oleh beberapa keadaan pada circuit switch. Diantaranya adalah ketergantungan terhadap vendor sangat tinggi dikarenakan perangkat yang digunakan masih banyak yang bersifat proprietary, yang secara langsung mengakibatkan biaya investasi dan operasi yang tinggi. Disamping itu, dengan adanya fungsi kontrol, fungsi layanan, dan fungsi network yang melekat dalam circuit switch yang dalam kenyataannya menjadikan operator mengalami banyak kesulitan dalam melakukan inovasi dan diversifikasi layanannya. Dengan berbagai alasan diatas, perlu dilakukan pemisahan antara fungsi-fungsi tersebut dengan tujuan untuk mengurangi ketergantungan pada vendor-vendor tertentu dan pengembangannya menjadi lebih fleksibel. Konsep pemisahan fungsi-fungsi pada elemen jaringan yang berbeda tersebut sangat membutuhkan keberadaan suatu protokol komunikasi yang bersifat terbuka. Pengembangan softswitch sampai saat ini memang belum menemukan jalan yang pasti, karena konsep ini masih diinterpretasikan berbeda-beda oleh vendor-vendor besar yang memimpin pengembangan softswitch. Tetapi diharapkan dengan adanya International Softswitch Consortium (ISC) maka interpretasi yang berbeda-beda tersebut dapat disamakan sehingga dapat menghasilkan satu konsep softswitch yang bersifat terbuka, yang diharapkan konsepnya akan selesai secara utuh pada tahun 2002. ISC ini didukung oleh berbagai kalangan telekomunikasi, dari vendor penyedia perangkat baik yang berbasis data maupun PSTN, vendor pengembang Software, operator telekomunikasi, akademisi maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
  • 46. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 47 Pada saat awal munculnya teknologi telepon IP, layanan disediakan oleh call agent yang dikontrol oleh media gateway controller. Akan tetapi keadaan menjadi semakin rumit manakala jaringan data tidak hanya dituntut untuk melewatkan layanan teleponi dasar tetapi juga dengan semua fitur yang saat ini didukung oleh sistem teleponi eksisting secara keseluruhan. Maka ISC memilah call agent tersebut menjadi dua bagian yaitu softswitch dan server aplikasi. Definisi softssswitch menurut ISC adalah suatu perangkat yang memiliki kemampuan paling tidak sebagai berikut : 1. Mengontrol layanan koneksi bagi suatu media gateway, dan/atau native IP endpoints; 2. Memilih proses yang dapat diterapkan pada suatu panggilan; 3. Routing untuk panggilan dalam jaringan; 4. Mentransfer kontrol panggilan ke elemen jaringan lain; 5. Antar muka untuk mendukung fungsi manajemen seperti penyediaan layanan, fault, billing, dan lain-lain. Sedangkan menurut Ovum, dalam bukunya ”Softswitch : The Keys to the Next Generation IP Network Opportunity”, definisi softswitch adalah perangkat yang menyediakan intelegensi yang dibutuhkan oleh layanan komunikasi, yang didukung oleh server aplikasi untuk menyediakan berbagai jenis layanan dan aplikasi baru yang dibutuhkan. Sun Microsystem memberikan definisi yang agak berbeda, yaitu bahwa softswitch adalah suatu software yang berbasis platform switching yang dapat menyediakan fungsi-fungsi telepon tradisional secara modular dan terdistribusi di samping fungsi-fungsi baru yang akan muncul.
  • 47. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 48 N. Arsitektur Elemen jaringan penting yang mendukung jaringan berbasis softswitch diantaranya adalah softswitch itu sendiri, media gateway (MG), signalling gateway (SG), dan application server (AS). 1. Softswitch menyediakan fungsi pengontrolan panggilan berbasis software. 2. Media gateway menyediakan fungsi transport yang menjembatani berbagai platform jaringan (akses, backbone data paket, backbone PSTN, internet) yang dikontrol oleh softswitch. 3. Signalling gateway menyediakan fungsi gateway pensinyalan SS7. 4. Application server menyediakan seluruh aplikasi layanan yang dibutuhkan oleh pengguna jaringan.
  • 48. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 49 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI NGN DAN IMPLIKASI PADA REGULASI Faktor-faktor penentu dalam migrasi menuju NGN adalah sama untuk semua pemain telekomunikasi. Faktor yang menjadi titik perhatian adalah : jika mungkin, migrasi harus mengurangi biaya pemeliharaan serta biaya infrastruktur jaringan, namun migrasi harus dilakukan secepat mungkin untuk segera dapat memberikan layanan-layanan baru serta memunculkan sumber-sumber pendapatan baru. Fleksibilitas yang tinggi, biaya yang murah, serta dukungan yang luas dari seluruh dunia menyebabkan Internet Protocol (IP) menjadi nominator sebagai pilihan yang terbaik dalam membangun NGN, sekalipun IP juga memiliki berbagai kelemahan, seperti kekurangan dalam masalah jaminan QoS yang bisa diberikan. Kelemahan ini akan segera disempurnakan. Tiap operator jaringan bisa jadi memiliki jalur migrasi yang berbeda, tergantung dari asset infrastruktur eksisting yang dimilikinya. Jalur-jalur migrasi ini lebih jauh melibatkan teknologi-teknologi yang berbeda dan memiliki kecepatan migrasi yang berbeda menuju konsep NGN itu sendiri. A. Migrasi jaringan circuit switch Public Switched Telephone Network (PSTN) berbasis pada teknologi circuit switched dan dibangun oleh operator telekomunikasi besar untuk memberikan layanan telepon dengan QoS yang tinggi. Saat ini layanan telepon itu ditingkatkan dengan konsep Intelligent Network, sedemikian mampu memberikan layanan tambahan yang tidak ada sebelumnya (seperti : call back, serta layanan-layanan tanpa jawaban/ no answer services). Operator-operator telekomunikasi besar tersebut umumnya juga mengimplementasikan jaringan data packet switched, jaringan circuit switched-nya menggunakan teknologi yang dikenal sebagai Frame Relay, ATM atau IP.
  • 49. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 50 Dari kondisi itu, sesungguhnya saat ini telah diimplementasikan arsitektur terlapis menggunakan berbagai teknologi yang berbeda untuk melewatkan berbagai layanan. Trafik internet yang awalnya melalui PSTN dalam hal ini dapat secepat mungkin dirutingkan ke jaringan IP. Untuk operator jaringan circuit switch, jaringan multi layanan untuk layanan yang konvergen dan penghasilan yang bertambah merupakan faktor penentu utama dalam migrasi menuju ke NGN. Sedemikian, migrasi tentu saja juga mendatangkan biaya tambahan baik langsung maupun tidak langsung meliputi upgrade jaringan, biaya training kembali para engineer, perubahan-perubahan proses organisasi, dan lain-lain. Tambahan lagi, jaringan circuit switched yang sudah berada pada kondisi yang baik dan memberikan layanan teleponi kualitas tinggi, bisa jadi sulit disamai pada jaringan IP skala besar yang diinginkan dalam NGN. Dengan kemantapan teknologinya, saat ini masih ada beberapa pemain dalam telekomunikasi yang mengklaim bahwa biaya per line untuk peralatan circuit switched masih lebih murah daripada di jaringan IP, padahal jaringan circuit switched menawarkan kualitas lebih tinggi, sehingga ini menjadi alasan untuk menunda migrasi ke jaringan packet switched berbasis IP. Satu hal yang juga menjadi faktor penunda adalah bahwa di dalam jaringan circuit switched, operator jaringan memiliki kekuatan untuk mengontrol pelanggan, dan ini merupakan kekuatan atau titik kendali yang tidak ingin dilepaskan. Di sisi lain, saat jaringan packet switching IP matang, akan memungkinkan integrasi antara layanan teleponi dan layanan-layanan multimedia yang lain dan ini adalah daya tarik luar biasa yang dimiliki jaringan berbasis IP. Para operator telekomunikasi saat ini juga menyadaari bahwa kesuksesan penguasaan pasar di masa depan juga tergantung kecepatan mereka dalam mengadopsi teknologi-teknologi baru, yang dalam hal ini adalah NGN.
  • 50. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 51 B. Migrasi jaringan packet switched Jaringan-jaringan packet switched berjalan pada beberapa teknologi dan sejumlah stack protokol yang digunakan bergantung pada service yang diberikan serta fungsionalitas yang diberikan oleh tiap protokol, sebagai contoh : “IP over SDH over DWDM”, atau “IP over ATM over SDH over DWDM”, atau “IP over Ethernet over SDH over DWDM”. Istilah-istilah diatas menunjukkan protokol, teknologi transport, serta lapis fisik yang digunakan. Migrasi menuju NGN dari berbagai tipe jaringan diatas berarti penyederhanaan jaringan serta akan lebih fleksibel. Membangun jaringan NGN adalah juga berarti bahwa jaringan akan digunakan untuk mendukung berbagai layanan secara konvergen, seperti layanan suara serta aplikasi- aplikasi realtime. Maksudnya adalah agar berbagai fitur-fitur tertentu dapat diimplementasikan. C. Strategi Overlay Dengan strategi overlay, jaringan NGN akan didapat dengan mengintegrasikan jaringan circuit switched yang sedang beroperasi saat ini dengan teknologi-teknologi packet switched. Jaringan overlay berbasis paket yang modern akan memberikan layanan-layanan yang lebih canggih dengan jaringan circuit switched PSTN tetap memberikan layanan telepon tradisional. Kedua jaringan tersebut diinterkoneksikan melalui gateway yang diperlukan tergantung tipe layanan-layanan khususnya (contoh : panggilan VoIP yang berasal dari telepon IP dan berakhir di PSTN, atau data trafik internet yang berasal dari PSTN). Ketika jaringan overlay tersebut pada akhirnya mampu memberikan jaminan QoS yang cukup, maka semua trafik dapat dialihkan pada jaringan circuit switched PSTN ke jaringan overlay packet switchednya. Backbone overlay ketika migrasi sudah berbasis pada IP bahkan ketika permulaan migrasi, adalah mungkin untuk digunakan bersama dengan teknologi- teknologi yang lain dalam hal memberikan QoS yang cukup untuk aplikasi khusus (misalkan IP over ATM). Session Initation Protocol (SIP) dalam hal
  • 51. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 52 ini adalah protokol signalling terbaik untuk mengimplementasikan pengendalian panggilan (call control) pada jaringan IP karena bisa diintegrasikan dengan mudah bersama protokol-protokol Internet yang lain. D. Titik-titik pengendalian Lingkungan NGN meliputi suatu cakupan yang luas dari fasilitas- fasilitas khusus atau fungsi-fungsi server yang secara teoritis memiliki interface terbuka. Hal ini berarti bahwa masing-masing fungsi tersebut dapat diperhatikan memiliki peluang yang sama di tengah market. Sehingga lingkungan NGN secara umum merupakan lingkungan yang tunduk pada tekanan market tanpa suatu kebutuhan akan intervensi regulator. NGN itu sendiri sungguh mendukung persaingan, dan nantinya justru market yang menilai serta memilih teknologi serta layanan yang terbaik. Hanya jika terdapat sumbatan sistem (bottleneck) pada titik pengendalian yang dapat mengancam dan menghalangi perkembangan market dan kompetisi yang fair, maka intervensi regulator itu diperlukan. Tantangan riil yang diajukan oleh NGN adalah untuk memahami bahwa lingkungan NGN ini bagaimanapun merupakan lingkungan yang sangat berbeda dengan PSTN dan komunikasi bergerak generasi sebelumnya yang dalam hal ini sudah cukup dikenal oleh regulator. Lingkungan NGN tidak bergantung pada lapis transmisi, tetapi pada aspek-aspek lain dari kreasi service. Titik pengendalian potensial tidak dimiliki oleh operator jaringan komunikasi atau service. Misalkan, pada suatu platform software, kontrol tidak pada penyedia jaringan tetapi langsung dikontrol oleh software vendor. Saat ini, tidak ada konsensus di dalam market bahwa titik kontrol yang demikian itu akan berkembang dengan NGN dan juga tidak ada pemahaman bersama mengenai apa yang akan membahayakan titik-titik kendali NGN. Pada sisi lain, di dalam NGN semua pemain di dalam market memiliki legitimasi untuk mendapatkan keuntungan dari kompetisi, dan hal ini
  • 52. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 53 merupakan kekuatan market NGN karena memberikan derajat-derajat tertentu pengendalian kepada pelanggan selaku end user. Dengan kompleksitas lingkungan di mana teknologi dapat menyediakan suatu cakupan berbagai kemungkinan service yang tanpa batas, hal tersebut memungkinkan sejumlah skenario teoritis tentang fungsi- fungsi penting NGN mana yang dapat dikendalikan oleh organisasi komersial tunggal. Cukup penting bagi regulator untuk memahami dimana sesungguhnya titik-titik pengendalian yang dapat menjadi suatu sumber dominasi yang dapat disalahgunakan sedemikian berakibat kegagalan mekanisme market. Titik-titik pengendalian ini mungkin berasal dari kepemilikan infrastruktur jaringan yang dalam hal ini cukup penting untuk penyediaan layanan. Faktor kepemilikan infrastruktur itu sendiri menyebabkan jaringan tidak mudah dipakai untuk menyelenggarakan mekanisme market yang adil dan bersaing untuk memberikan layanan yang terbaik. Contoh terbaik dalam hal ini adalah jaringan akses lokal yang dimiliki PT. Telkom. Regulasi monopoli yang diselenggarakan cukup lama di Indonesia dalam hal ini menjadi kendala yang harus diselesaikan sebelum memasuki era NGN. Titik pengendalian berikutnya yang penting adalah kemungkinan bagi suatu operator yang bertindak mengambil kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pelanggan. Terdapat kemungkinan dimana operator membatasi pilihan yang dimiliki oleh pelanggan untuk mendapatkan layanan yang diinginkan. Pada bahasan dibawah, terdapat sejumlah contoh fungsi-fungsi yang diharapkan dapat memainkan bagian penting dalam lingkungan NGN di masa mendatang yang dapat memberikan dasar bagi titik-titik pengendalian yang dimaksud.
  • 53. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 54 1. Titik-titik Kontrol berkaitan dengan kemampuan jaringan Bagian ini akan menjelaskan mengenai apa yang dapat dilakukan oleh jaringan dan bagaimana operator yang dominan dapat membatasi kemampuan infrastruktur untuk suatu kompetisi yang adil. a. Network address translator dan firewall-Dalam hal Ipv4 merupakan protokol utama dalam komunikasi IP, pada mekanisme translasi alamat antar titik jaringan terdapat titik pengendalian yang mengatur kemampuan jaringan seperti trafik dan kualitas; b. Tabel routing-operator yang mengendalikan tabel routing berada dalam posisi untuk mampu mengendalikan aliran data dan data jaringan kemana diteruskan; c. Kemampuan QoS dan interkoneksi-jika operator-operator tulang punggung (backbone) besar menolak untuk memberikan jaminan QoS untuk interkoneksi dengan operator yang lain, maka kemampuan ini menjadi titik pengendalian yang penting serta dapat memaksa user untuk menggunakan layanan dari penyedia layanan yang memberikan jaminan QoS lebih baik. Di Indonesia, pada saat ini, operator jaringan backbone yang besar akan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam menegoisasikan biaya dan kualitas interkoneksi; d. Cakupan jaringan-Operator jaringan backbone yang besar akan memiliki posisi tawar yang lebih tinggi dalam menegoisasikan biaya dan kualitas interkoneksi; e. Kemampuan-kemampuan terminasi-Operator-operator akses secara natural akan memiliki suatu level tertentu pengendalian terhadap jalur akses, baik dalam hal kapabilitas serta kecepatan terminal. Dalam suatu skenario dimana terdapat kemungkinan untuk membedakan trafik yang dilewatkan pada jalur akses, hal ini merupakan titik pengendalian yang mampu meningkatkan kemampuan tipikal trafik tertenstu semisal SMS. Dalam skenario
  • 54. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 55 dimana suatu layanan tegantung pada suatu jalur akses tunggal, maka operator akses tersebut memiliki titik pengendalian yang sangat penting. 2. Titik-titik pengendalian yang berkaitan dengan layanan akses dan content. Bagian ini menjelaskan mengenai layanan-layanan apa yang dapat diakses oleh user dan bagaimana operator dan penyedia layanan dapat membatasi pilihan-pilihan yang dimiliki user. a. Sekumpulan layanan dan software yang tidak perlu-Jika berbagai pihak berhasil dalam memasarkan sekumpulan software, fungsi- fungsi konrol dan infrastruktur jaringan, maka pihak tersebut juga memiliki kemungkinan untuk dapat berhasil memasarkan produk lain yang sesungguhnya tidak perlu, dengan dalih isu keamanan dan kualitas. b. Walled Gardens-jika penyedia akses memilih untuk mengendalikan layanan dan content yang dapat diakses pelanggan, seperti konsep walled garden, hal ini menjadi titik pengendalian penting yang dapat membedakan ketersediaan layanan dan informasi; c. Tunneling-Operator komunikasi bergerak dapat menjaga kendali atas roaming pelanggan dan menangani semua tipe layanan kecuali panggilan keluar dari home operator. Pada lingkungan IP, hal ini dilakukan dengan konsep tunneling, dimana semua trafik dikirim kembali ke home operator sebelum dilayani. Tunneling adalah konsep penting dalam menjaga dan mengendalikan end user. d. Mekanisme filtering dan hak-hak hukum digital-Dalam suatu skenario dimana content provider dan user ingin memastikan status hukum dari suatu content, mekanisme filtering dan
  • 55. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 56 mekanisme hak hukum digital menjadi titik penting dalam mengendalikan layanan dan content yang dapat diakses. e. Perangkat end-user-Dalam suatu skenario dimana layanan dan content ternyata sangat dekat dengan kemampuan yang dimiliki suatu perangkat tertentu, maka pabrikan perangkat tersebut memiliki posisi yang kuat dalam mengembangkan dan menerapkan layanan-layanan baru. f. Content-Tipe-tipe tertentu dari content akan menjadi titik pengendalian penting dalam suatu skenario. 3. Titik-titik pengendalian yang berkaitan dengan informasi user Bagian ini akan menjelaskan apa yang dapat diketahui provider mengenai user yang memfasilitasi pemberian layanan. a. Autentikasi, single log on, dan user profile management-Jika solusi autentikasi propietary tertentu, single log on, dan user profile mendapatkan bagian market yang cukup besar, maka penyedia layanan dan pengembang solusi tersebut dalam hal ini memiliki kendali signifikan mengenai apa dan bagaimana data user dapat dishare dalam lingkungan NGN; b. Informasi billing pelanggan-Bila cukup banyak operator menolak untuk memberikan akses kepada operator lain mengenai informasi billing pelanggan (termasuk penggunaan dari resource jaringan), maka hal ini dapat menjadi titik kendali penting dalam implementasi fungsi roaming dan fungsi-fungsi yang berkaitan layanan tree party. 4. Layanan-layanan dasar dan kemampuan NGN Bagian ini akan menjelaskan mengenai layanan-layanan yang dapat dibangun dalam lingkungan NGN dan bagaimana operator dominan dapat mengendalikan serta menahan alternatif layanan- layanan kompetitif.
  • 56. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 57 a. Kapabilitas call set up-Pada NGN, kendali komunikasi suara dan multimedia dapat berada pada operator jaringan, atau bergeser pada penyedia layanan yang menggunakan infrastruktur IP. Pada kedua kasus diatas, pengendalian call set up menjadi titik pengendalian yang penting. Hal ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab karena operator dominan dapat memiliki kontrol pada call set up, bandwidth, QoS dan sebagainya; b. Standar-standar propietary-Jika suatu standar sukses menjadi standar de facto yang digunakan secara luas oleh sebagian besar pemain, maka standar ini memiliki kemampuan untuk mengendalikan fungsi apa serta layanan apa yang dapat didukung oleh lingkungan NGN. c. Standar-standar non-proprietary-Standar non-proprietary mungkin akan dibiaskan dalam fungsi dasarnya yang menjaga keseimbangan kekuatan antar operator jaringan dan penyedia service. Sebagai contoh, konsep TIPHON yang dikembangkan oleh ETSI memiliki implikasi dimana operator justru dapat mempertahankan kendali atas penyediaan layanan. d. Interoperabilitas-Derajat interoperabilitas antara lapis transport/control plane dan service plane akan dikendalikan oleh operator jaringan, sehingga operator juga akan mampu mengendalikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh penyedia layanan. Aplikasi-aplikasi (API) adalah elemen kunci untuk melakukan akses pada kemampuan jaringan sehingga juga merupakan faktor kendali yang menentukan. e. Application Programming Interface, API-Jika suatu aplikasi proprietary mendapatkan bagian market yang signifikan, maka penyedia aplikasi dan layanan secara otomatis akan memegang kendali mengenai layanan-layanan apa yang dapat didukung oleh lingkungan NGN itu sendiri. Hal ini secara khusus akan terjadi jika pengembang software melakukan klaim hak cipta (intelectual
  • 57. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 58 property right) atas fungsi-fungsi software, serta melakukan klaim bahwa tidak legal bagi komputer untuk menginterpretasikan fungsi-fungsi tersebut. E. Keuntungan dan Kerugian Softswitch Beberapa keuntungan dari penerapan konsep softswitch ini adalah sebagai berikut : 1. Memudahkan implementasi aplikasi baru maupun aplikasi yang diperbaharui, yang meliputi aplikasi-aplikasi sebagai berikut : a. Intelligent Network (IN) Plus; b. Multimedia dengan voice/video/data yang terintegrasi; c. Pengembangan aplikasi yang sangat fleksibel dengan kemampuan aplikasi yang dapat diprogram. 2. Memberikan keleluasaan pengembangan, baik bagi supplier sistem maupun bagi penyedia layanan. Hal ini dimungkinkan oleh : a. Arsitektur, protokol, dan API yang bersifat terbuka; b. Dapat memanfaatkan semua teknologi transport yang tersedia (paket, frame, maupun sel); c. Diharapkan dapat memberikan penghematan biaya baik untuk pengembangan maupun pemasangannya. 3. Memiliki skalabilitas pembiayaan yang lebih linier dalam pengembangan infrastruktur jaringannya : a. Dapat beroperasi secara penuh dengan PSTN berbasis TDM, sehingga mampu memanfaatkan sumber PSTN eksisting selama masa life-time-nya; b. Dengan pemakaian protokol terbuka maka masalah IOP yang selama ini menjadi kendala lapangan dapat dikurangi. Hal ini juga akan memudahkan dalam operasi dan pemeliharaan. Adapun beberapa aspek yang diperkirakan berpotensi merugikan adalah sebagai berikut :
  • 58. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 59 1. Masalah IOP antar sub elemen karena adanya pemisahan fungsi dari yang semula bersatu di suatu switch seperti yang terjadi saat ini menjadi tiga elemen yang secara fungsional independen yang komunikasinya dilakukan melalui beberapa protokol terbuka; 2. Masalah efisiensi investasi awal yang pada akhirnya terkait erat dengan faktor ekonomis (cost effectiveness). Dengan terpisahnya fungsi-fungsi yang sekarang ada dalam satu elemen jaringan maka berpotensi untuk meningkatkan harga perangkat secara total; 3. Masalah kerumitan operasi dan pemeliharaan. Dengan semakin banyaknya elemen jaringan maka berpotensi menambah kerumitan operasional dan pemeliharaan yang pada akhirnya juga akan menambah cost oeration dan pemeliharaan. F. Efisiensi Sistem Softswitch 1. Kompresi bandwidth PSTN mentransmisi percakapan dengan kecepatan rata-rata 64 Kbps. Dengan menggunakan bermacam-macam jenis voicecoder/ decoders (codecs), maka percakapan dapat dikompres untuk penggunaan bandwidth yang lebih sedikit. Secara sederhana, penyedia layanan sekarang bisa mendapat 8 percakapan secara simultan melebihi sirkuit satelit 64 Kbps. Penyedia layanan ini memiliki potensial untuk menguatkan keuntungan penyedia layanan sebanyak delapan kali lipat dan memotong biaya transmisi sebuah percakapan dalam faktor delapan. Penyedia layanan dapat menentukan compression algorithma mana yang bisa menawarkan suatu perdagangan yang terbaik. Suatu contoh di market Amerika Utara, kompresi voice pada pelayanan VoIP tidak lagi ditekankan pada isu yang berkaitan dengan biaya bandwidth namun lebih ditekankan pada kualitas suara dibandingkan dengan PSTN. Kompresi voice terkenal untuk arbitrage
  • 59. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 60 internasional (long-distance bypass) dimana biaya bandwidth internasional lebih diperhitungkan. Meski voice TDM juga dapat ditekan namun penekanan lebih populer pada pelayanan VoIP sehingga menjadi pertimbangan yang valid dalam merencanakan nilai ekonomis jaringan softswitch. 2. Entri barrier yang lebih rendah Isu yang ada menyebutkan bahwa softswitch memerlukan biaya yang lebih rendah dibandingkan Class 4 di dalam marketan. Market yang telah ada memerlukan penghantar terfasilitasi untuk membangun jaringan dengan biaya yang tinggi. Penyedia layanan dengan jaringan long-distance dapat memberikan harga yang sangat tinggi untuk sirkuit yang termasuk komoditi langka. Pada penghantar long distance, operator baru dapat memasuki market yang baru karena biaya yang diperlukan lebih rendah dibandingkan mereka harus membayar, menginstall, dan memelihara Class 4 dalam operasionalnya. Pertimbangan lainnya adalah penyedia layanan yang utama akan mengimplementasikan softswitch, sebagai suatu peluang market untuk menekan semua biaya perluasan operasi seiring dengan penekanan biaya OAM&P. Hal ini akan menurunkan semua biaya yang telah ada dibandingkan dengan kompetitor. Adopsi teknologi softswitch dapat menjadi polis asuransi terhadap penurunan harga marketan di masa mendatang. Dengan kelebihan-kelebihan pelayanan dibandingkan Class 4 atau 5, penyedia layanan softwitch akan menikmati banyak perbedaan pelayanan yang tidak dapat disediakan oleh penyedia layanan non Softswitch. Akhirnya, penyedia layanan yang dilengkapi dengan Softswitch dapat menjual dan menikmati marjin yang lebih lebar, faktor motivator lainnya untuk mengembangkan penjualan softswitch akan dijelaskan kemudian. Tinjauan terhadap telepon rumah atau telepon seluler menunjukkan bahwa penyedia layanan mendapat banyak keuntungan
  • 60. Laporan Akhir Kajian tentang Next Generation Network 61 dari penjualan fitur seperti call waiting dan voice mail. Hal inilah yang menjadi motivator untuk mengadopsi softswitch. 3. Keuntungan dalam aspek ruangan Dimensi softswitch lebih kecil dibandingkan switch PSTN Class 4, dimana memerlukan port density yang sama yaitu dalam jumlah yang ekivalen dengan sambungan telepon Class 4. Berdasarkan konfigurasinya, softswitch memerlukan area yang jauh lebih kecil (1/13 kali) dari area Class 4 dalam memberikan pelayanan yang sama. Ini adalah keuntungan untuk softswitch. Seiring dengan penggunaan area yang lebih sempit, konsumsi power dan peralatan pendingin untuk sebuah softswitch juga lebih kecil dibandingkan switches yang telah ada. Ukuran hardware yang lebih kecil juga menghantarkan harga yang lebih kecil. Dengan demikian, softswitch menawarkan penghematan ruangan dibandingkan Class 4. Miniatur komponen Class 4 tidak dapat langsung sesuai dengan keuntungan-keuntungan softswitch dalam hal area. Area softswitch yang lebih sempit memberikan harga penyedia layanan yang lebih rendah. Meski hal ini bukan suatu perhatian utama dalam hal penanggung jawab penyedia layanan, namun merupakan hal kritis bagi pemasukan market baru atau bagi penanggung jawab yang akan memperluas marketnya yang baru. 4. Keuntungan-keuntungan dari Layanan Terdistribusi Dengan adanya pergeseran paradigma sehubungan dengan pendistribusian rancangan dan sentralisasi rancangan pada lingkungan NGN, maka sangat mungkin bagi market domestik untuk menembus market long distance. Penghantar long distance bypass disertai kemampuan pengenalan gateway yang lebih sempit untuk mampu mamberi pelayanan pada market yang lebih beragam. Dalam hal ini diambil bagian dari market, mainstream dan penyedia long distance. Dengan mengambil asumsi bahwa penyedia layanan tidak