SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 21
Downloaden Sie, um offline zu lesen
SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN II

FILTRASI (PENYARINGAN)
Dosen : R. Baskara Katri Anandito, S.TP, MP.

PENDAHULUAN
 Filtrasi adalah pemisahan partikel padat dari suspensi (atau slury) dengan
cara mengalirkan suspensi tersebut melalui pori-pori yang cukup halus
(media penyaring) sehingga mampu menahan partikel-partikel padat
tersebut, namun dapat meloloskan cairan yang ada.
 Partikel-partikel padat yang tertahan disebut ampas (filter cake) sedangkan
produk yang diinginkan dalam proses ini disebut filtrat.
 Media penyaring (filter) dapat menggunakan kain saring, lembaran plat
plastik atau logam berlubang (mesh), tumpukan butiran bahan padat, dan
kertas saring.

TEORI
 Ketika suspensi partikel melewati filter, maka partikel yang pertama akan
terperangkap dalam media penyaring sehingga akan mengurangi area yang
bisa dilewati oleh cairan. Hal ini meningkatkan resistensi terhadap aliran
fluida dan perbedaan tekanan yang lebih tinggi diperlukan untuk menjaga
laju aliran filtrat.
 Kecepatan filtrasi dinyatakan dengan persamaan :

 Jika diasumsikan filter cake tidak menjadi mampat, maka resistensi terhadap
aliran yang melalui filter :
dengan R = resistensi terhadap aliran yang melalui filter (m

-2

) ; µ =

viskositas cairan (N.s.m -2); r = resistensi spesifik filter cake (m -2); V =
volume filtrat (m3); Vc = fraksi volume filter cake pada cairan yang masuk ;
A = luas area filter (m2) ; dan L = ketebalan ekivalen dari filter dan lapisan
awal filter cake.
 Untuk kecepatan filtrasi konstan, kecepatan aliran melalui filter :

dengan Q (V/t) = kecepatan aliran filtrat (m3. s-1); ΔP = perbedaan tekanan
(Pa); dan t = waktu filtrasi (s).
Persamaan ini digunakan untuk menghitung penurunan tekanan yang
diperlukan untuk mencapai laju aliran yang diinginkan atau untuk
memprediksi kinerja filter skala besar berdasarkan data dari studi filter skala
pilot plant.
 Pada kondisi tekanan konstan, kecepatan aliran akan menurun secara
bertahap karena akumulasi filter cake.

Jika t / (V/A) vs V/A diplot ke grafik, maka didaptkan garis lurus (Gb. 1).
Slope dan intersep digunakan untuk mencari resistensi spesifik filter cake
dan ketebalan ekivalen media penyaring.
Gambar 1. Grafik t/(V/A) vs V/A
 Jika filter cake bisa dimampatkan (resistensi spesifik berubah karena
tekanan), maka :

dengan r ' = resistensi spesifik filter cake pada perbedaan tekanan 101 x 103
Pa ; dan s = compressibility filter cake.

CONTOH SOAL
a) Suatu suspensi dengan kadar solid 15 % disaring menggunakan plate and
frame filter press. Perbedaan tekanan sebesar 290 Pa dan luas area filter
0,55 m2. Data filtrat yang dihasilkan sebagai berikut :
Waktu (menit)
3

Filtrat (m )

7,5

30,4

50

90

1,8

3,8

4,9

6,8

Hitung resistensi spesifik filter cake dan volume filtrat yang dihasilkan
setelah 45 menit ! (Asumsi : filter cake tidak bisa dimampatkan dan
viskositas filtrat 1,33 x 10-3 N s m-2)
Jawab :
t (s)

450

1825

3000

5400

V (m3)

1,8

3,8

4,9

6,8

V/A

3,3

6,9

8,9

12,4

t/(V/A)

136,4

264,5

337,1

435,5

Plot t/(V/A) vs (V/A) :

500
450
400
350
300
250
y = 35,288x + 12,384
R² = 0,9948

200
150
100
50
0
0

2

4

6

8

10

12

Dari grafik diperoleh :
Slope = 35,288
Intersep = 12,384

35,288 = {(1,33 x 10-3) x r x 0,15} / (2 x 290)
r = 1,03 x 108 m-2
Jadi resistensi spesifik filter cake adalah 1,03 x 108 m-2
Dari persamaan regrasi linier didapatkan :
t/(V/A) = 35,288(V/A) + 12,384
Untuk 45 menit = 2700 s

14
2700

 35,288  V
 0,55   12,384



V

 0,55 


2

2700  35,288  V
 0,55   12,384  V 0,55 








Jika dimisalkan (V/0,55) = x, maka :
2700 = 35,288x2 + 12,384x
Persamaan di atas merupakan persamaan kuadrat, sehingga :
35,288x2 + 12,384x – 2700 = 0
x1 = 8,57 dan x2 = -8,92; dipilih yang nilainya positif sehingga :
x = 8,57 = (V/0,55)
V = 4,7
Jadi filtrat yang dihasilkan ketika penyaringan berlangsung 45 menit
adalah 4,7 m3

b) Suatu alat penyaring ukuran laboratorium diuji untuk penyaringan pada
tekanan tetap, yaitu sebesar 50 psi, filtrat yang dihasilkan setiap waktu
tertentu ditampung dan diukur. Hasilnya sebagai berikut :

Waktu (menit)

8

26

54,5

93

Filtrat (gallon)

5

10

15

20

Luas permukaan alat penyaring tersebut adalah 2 ft2. Suatu alat penyaring
industri akan dipakai untuk menyaring cairan yang sama namun 50 % lebih
pekat daripada yang dipakai dalam percobaan. Apabila beda tekanan dalam
penyaringan ini adalah 40 psi, dan luas bidang saringnya 100 ft2, hitunglah
banyaknya filtrat yang didapat setiap jam !
Jawab
Dari data percobaan bagi alat penyaring skala laboratorium didapat :
t (jam)

0,133

0,433

0,907

1,55

V (gallon)

5

10

15

20

V/A

2,5

5

7,5

10

t/(V/A)

0,053

0,087

0,121

0,155

Plot t/(V/A) vs (V/A) :
0.18
0.16
0.14
t / (V/A)

0.12
0.1
y = 0.0151x + 0.0076
R2 = 0.99

0.08
0.06
0.04
0.02
0
0

2

4

6

8

10

12

V/A

Dari grafik diperoleh slope = 0,0151 dan intersep = 0,0076. Kalau harga-harga
tersebut dimasukkan dalam persamaan, maka :
t / (V/A) = 0,0151 (V/A) + 0,0076 …............ (1)
Untuk scale up (penyesuaian dengan skala industri), maka dimisalkan :

K

r
dan K '   r L ............... (2)
2

dari (1) dan (2) diperoleh persamaan :

Vc V K '
t

K 
V
P A P ............... (3)
A

 
Dari data percobaan penyaring skala lab

didapatkan slope = 0,0151 dan

intersep = 0,0076, jadi :

 r Vc
r
0,0151 P
, sedangkan K 
, sehingga : K 
2 P
2
Vc
rL
0,0076 
, sedangkan K '   r L, sehingga : K '  0,0076 P
P
0,0151 

Misal : Vc = Vc1 dan ΔP = ΔP1 sehingga :

K

0,0151 P1
dan K '  0,0076 P1
Vc1

Jika K dan K' disubstitusikan ke persamaan (3), maka didapatkan :

V  0,0151 P1  V
t
1
 
 c 
 A P 0,0076 P1 ............... (4)
V
P 
Vc1


A

 

Untuk penyaring skala pabrik, dimisalkan :
Vc = Vc2 dan ΔP = ΔP2
Jika dimasukkan ke dalam persamaan (4), maka akan diperoleh :

t
V
 c2
V
P2
A

 

 0,0151 P1  V
1

 

 A P 0,0076 P1 ............... (5)
Vc1


2

Persamaan (5) dapat diubah bentuknya menjadi :

t
V
 0,0151 c2
V
Vc1
A

 

 P1  V P1

 P  A  P 0,0076 ............... (6)

 2
2

Diketahui :
 ΔP1 = 50 psi dan ΔP2 = 40 psi, jadi :

P1 50

P2 40

............... (7)
 Penyaring skala pabrik digunakan untuk menyaring cairan yang 50 %
lebih pekat daripada cairan yang disaring pada skala lab. Jika cairan lebih
pekat berarti fraksi padatan (Vc) juga lebih besar.
Misalkan Vc1 (cairan yg disaring skala lab) = 100 %, maka VC2 (cairan
yang disaring skala pabrik) = 150 %, sehingga

Vc2 150

Vc1 100

............... (8)

Jika (7) dan (8) dimasukkan dalam persamaan (6), maka diperoleh :

t
 50   150  V
 50 
 0,0151   
  0,0076  
V
 40   100  A
 40 
A
V
 0,0283    0,0095
A

 

2

V
V
t  0,0283    0,0095   ...............................(9)
A
A
Dari soal diketahui bahwa akan dicari filtrat yang diperoleh setiap jam, sehingga
t = 1, maka jika nilai t dimasukkan ke persamaan (9) menjadi :
2

V
V
0,0283    0,0095  
A
A

1

2

V
V
0,0283    0,0095   - 1  0 .................................(10)
A
A
Persamaan (10) merupakan persamaan kuadrat, sehingga dengan penyelesaian
persamaan kuadrat diperoleh :

V A  5,8

gallon / ft 2

Alat penyaring skala industri memiliki luas bidang penyaring (A) = 100 ft2.
Sehingga volume filtrat yang dihasilkan setiap jam :
5,8

gallon
x 100 ft 2  580 gallon
2
ft

Jadi volume filtrat yang dihasilkan oleh penyaring skala industri adalah 580
gallon / jam.
SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN II

SEDIMENTASI
Dosen : R. Baskara Katri Anandito, S.TP, MP.

PENDAHULUAN
 Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel-partikel halus dari suatu
aliran dengan gaya gravitasi.
 Partikel-partikel tersebut bisa berupa benda padat ataupun benda cair dalam
bentuk globula-globula halus.
 Cara pemisahan ini sering dilakukan dalam industri makanan untuk
pemisahan kotoran dari bahan dasar, pemisahan kristal dari larutan induk,
dan pemisahan debu atau partikel produk dalam aliran udara.

KECEPATAN PARTIKEL JATUH DI DALAM FLUIDA
 Partikel yang semula berada dalam keadaan diam di dalam fluida, akan
bergerak akibat adanya gaya yang kontinyu, misalnya gaya gravitasi bumi.
 Partikel tersebut akan mengalami percepatan dalam selang waktu tertentu
dan setelah itu jatuh ke bawah (akibat gaya gravitasi bumi) dengan
kecepatan tetap.
 Kecepatan maksimal yang dapat dicapai ini disebut kecepatan terminal atau
terminal velocity.
 Bila sebuah partikel bergerak jatuh di dalam fluida pada keadaan ajeg atau
steady state, maka terdapat dua gaya yang bekerja pada partikel tersebut,
yaitu gaya eksternal yang menyebabkan partikel tersebut bergerak dan gaya
tahanan (drag force) yang menahan gerak partikel tersebut (dalam bentuk
gaya gesek fluida).
 Bila kecepatan partikel menjadi tetap, gaya tahan harus tepat sama dengan
gaya eksternal.
 Gaya percepatan netto yang bekerja pada partikel yang jatuh dalam fluida
tersebut adalah gaya gravitasi dikurangi dengan gaya yang diberikan fluida
di sekitarnya. Persamaannya :

Fe 

Vg
(  p -  f ) ............... (1)
gc

dengan Fe adalah gaya percepatan eksternal netto pada partikel ; V adalah
volume partikel; g adalah percepatan gravitasi bumi; gc adalah tetapan
gravitasional; ρp adalah densitas partikel; dan ρf adalah densitas fluida.
 Menurut Earle (1966), gaya tahanan pada partikel dapat dinyatakan dengan
persamaan :

1 C f v2 A
Fd 
............... (2)
2
gc
dengan Fd adalah gaya tahanan pada partikel; C adalah koefisien tahanan
(drag coefficient); v adalah kecepatan partikel; dan A adalah luasan
terproyeksi partikel dengan sudut tegak lurus terhadap arah gerakan.
 Bila kedua gaya tersebut bekerja pada sebuah partikel yang berbentuk bola,
maka :
V = (1/6) π D3
A = ¼ D2
dengan D adalah diameter partikel
 Jika V dan A disubstitusikan ke persamaan (1) dan (2) dan selanjutnya
dengan Fe = Fd, maka diperoleh :
3
2
1  D  p -  f  g
2 1  D
 C f v
6
gc
8 g c ............... (3)

 Dari hasil percobaan, Stoke menyatakan bahawa untuk gerakan partikel
berbentuk bola dalam fluida pada aliran laminar, drag coefficient dapat
dinyatakan dengan persamaan :
C

24
24 

N Re D v m f

............... (4)

dengan NRe adalah bilangan Reynold dan µ adalah viskositas fluida.
 Jika nilai C pada persamaan (4) disubstitusikan ke dalam persamaan (3),
maka akan didapatkan :

vm 

D 2 g  p -  f 
18 

............... (5)

 Persamaan (5) merupakan pernyataan dari hukum Stoke. Hukum Stoke
hanya berlaku untuk aliran partikel laminar dan pada partikel berbentuk
bola.
 Untuk partikel berbentuk bola, kriteria aliran laminar adalah NRe ≤ 2000.
 CONTOH SOAL
Partikel debu akan dipisahkan menggunakan hembusan udara pada 21 0C
dan tekanan atmosfer. Partikel debu tersebut diasumsikan berbentuk bola
dengan diameter 60 µm. Densitas partikel debu adalah 1281 kg / m3.
Diketahui percepatan gravitasi adalah 9,806 m/s2; viskositas udara pada 21
0

C adalah 1,828 x 10

-5

kg / ms; dan densitas udara pada suhu tersebut

adalah 1,2 kg / m3. Hitunglah kecepatan terminal pada proses pengendapan
tersebut !
JAWAB :
Diketahui

:

D = 60 µm = 60 x 10 -6 m = 6 x 10 -5
ρp = 1281 kg/m3
g = 9,806 m/s2
µ = 1,828 x 10 -5 kg / ms
ρf = 1,2 kg/m3

Ditanyakan

:

vm = .....?
Jawab

:

a) Menentukan kecepatan terminal (vm) menggunakan persamaan (5) :

vm 

D 2 g  p -  f 
18 

6 x 10 


-5 2

(9,806) (1281 - 1,2)
18 (1,828 x 10-5 )
 0,14 m
s
b) Cek bilangan Reynold :

N Re 

Dvf



(6 x 10 -5 ) (0,14) (1,2)

1,828 x 10 -5
 0,55
NRe < 2000 sehingga persamaan Stoke cocok.
Jadi kecepatan terminal adalah 0,14 m/s

SEDIMENTASI GRAVITASIONAL PADATAN DI DALAM CAIRAN
 Padatan akan mengalami pengendapan di dalam cairan yang densitasnya
lebih kecil daripada densitas padatan.
 Pada konsentrasi padatan yang rendah, hukum Stoke berlaku. Namun, dalam
prakteknya konsentrasi padatan cukup tinggi.
 Kecepatan pengendapan partikel padat dalam suspensi yang konsentrasi
padatannya

tinggi telah banyak dipelajari,

salah satunya

dengan

memodifikasi hukum Stoke dengan memasukkan densitas dan viskositas
suspensi sebagai pengganti densitas dan viskositas fluida. Persamaannya
adalah :
vs 

K D 2 (  p - s ) g

s

............ (6)

dengan K adalah tetapan ; vs adalah kecepatan pengendapan dalam suspensi;
ρs adalah densitas suspensi; dan µs adalah viskositas suspensi.
 Pendekatan yang lain, dilakukan dengan memperhitungkan ruang antara
partikel yang memungkinkan gerakan fluida ke bagiat atas kolom suspensi,
sehingga persamaan kecepatan pengendapan dinyatakan :

vp 

D 2 (  p - s ) g
18  s

f (a)

............... (7)

dengan f (a) adalah fungsi ruang antara di dalam suspensi.
 Persamaan (7) masih merupakan modifikasi dari hukum Stoke yang
menggunakan densitas suspensi dan viskositas fluida. Fungsi ruang antara
atau void space di dalam suspensi harus ditentukan dengan percobaan yang
sesuai dengan keadaan proses yang ada.
 Persamaan (6) dan (7) banyak bermanfaat terutama untuk proses
sedimentasi di dalam suspensi partikel zat padat yang berukuran relatif
besar.
 Luasan minimal yang diperlukan untuk suatu sistem proses sedimentasi
secara kontinyu, dapat dihitung dengan menyamakan kecepatan sedimentasi
pada sustu zona tertentu dengan kecepatan aliran fluida yang naik atau
berlawanan arah dengan gerakan partikel padatannya. Persamaan yang
diperoleh :

vu 

F - L dw
A

d 

............... (8)

Dengan vu adalah kecepatan aliran fluida ke atas; F adalah rasio massa
cairan terhadap padatan dalam umpan; L adalah rasio massa cairan terhadap
padatan di dalam aliran cairan under flow; ρ adalah densitas cairan; dan A
adalah luasan tangki.
 Jika kecepatan pengendapan partikel adalah v, maka vu = v, maka :

A

F - L dw

d 

v

............... (9)

 CONTOH SOAL
Tangki sedimentasi digunakan untuk menghilangkan partikel padatan yang
besar dari limbah cair suatu pabrik pengolahan pangan. Rasio massa cairan
terhadap padatan pada limbah cair yang masuk ke tangki adalah 9 kg
cairan/kg padatan. Kecepatan limbah cair masuk ke tangki adalah 0,1 kg/s.
Sedimen meninggalkan tangki dengan rasio cairan terhadap padatan sebesar
1 kg cairan/kg padatan. Densitas dari air adalah 993 kg / m3. Jika kecepatan
sedimentasi tersebut adalah 0,0001 m/s, hitunglah luasan tangki sedimentasi
yang diperlukan !
JAWAB :
Diketahui

:

F

= 9 kg cairan/kg padatan

dw/dθ = 0,1 kg/s
L
ρ

:

Jawab

= 993 kg/m3

v
Ditanyakan

= 1 kg cairan/kg padatan

= 0,0001 m/s

A = ....... ?

:

F - L dw
A

d 

v
(9 - 1) (0,1)

(0,0001) (993)

 8,1 m 2
SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN II

SENTRIFUGASI
Dosen : R. Baskara Katri Anandito, S.TP, MP.

PERSAMAAN DASAR
 Pada beberapa proses, penggunaan sedimentasi untuk memisahkan dua buah
cairan atau memisahkan cairan dan padatan tidak berlangsung cepat dan
efisien sehingga untuk mempercepat proses tersebut digunakan gaya
sentrifugal.
 Persamaan dasar pertama yang digunakan untuk mendeskripsikan gaya
sentrifugal yang bekerja pada partikel adalah :

m r 2
Fc 
............... (1)
gc
dengan Fc = gaya sentrifugal terhadap suatu komponen
m = massa partikel
r

= jari-jari putaran efektif

ω = kecepatan sudut partikel
gc = percepatan gravitasi bumi
 Kecepatan sudut partikel :

2 N

.......... ..... (2)
60
dengan N adalah kecepatan putaran per menit (rpm)
 Dengan mensubstitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1), maka
didapatkan :

m r N2
Fc  0,011
............... (3)
gc
 Kecepatan pemisahan partikel berdasarkan densitas dinyatakan sebagai
kecepatan relatif, yang dideskripsikan dengan persamaan kecepatan terminal
pada sedimentasi.

vm 

D 2 g  p - f 
18 

............... (4)

Dengan mengganti nilai (g) pada persamaan (4) dengan percepatan yang
terjadi akibat gaya sentrifugal (α) :
2

 2 N 
 r
 ................ (5)
 60 
maka didapatkan persamaan kecepatan pemisahan :

vm 

D 2 N 2 r  p - f 
1640 

............... (6)

 CONTOH SOAL
Partikel padatan di dalam sebuah suspensi cair-padat akan dipisahkan
menggunakan gaya sentrifugal. Partikel padatan memiliki diameter 100
mikron dengan densitas 800 kg/m3. Densitas cairan adalah 993 kg/m3 dan
jari-jari efektif untuk pemisahan tersebut adalah 7,5 cm. Diketahui bahwa
viskositas cairan adalah 5,95 x 10-4 kg/ms. Jika kecepatan pemisahan yang
dianjurkan adalah 0,03 m/s, hitunglah berapa kecepatan rotasi sentrifus yang
digunakan !
JAWAB :
Diketahui

:

D = 100 µm = 100 x 10-6 m = 10-4 m
r = 7,5 cm = 7,5 x 10-2 m
ρp = 800 kg/m3
ρf = 993 kg/m3
µ = 5,95 x 10-4 kg/ms
vm = 0,03 m/s

Ditanyakan

:

Jawab

N = .......... ?

:

Menggunakan persamaan (6) :

vm 

D 2 N 2 r  p -  f 

1640 
1640  v m
N2  2
D r  p -  f 
(1640) (5,95 x 10-4 ) (0,03)

(10-4 ) 2 (7,5 x 10-2 ) 993 - 800 
 2,02 x 105
N  26,94 rpm

PEMISAHAN CAIRAN DENGAN CAIRAN
 Pada proses pemisahan yang melibatkan dua fase cair, biasanya lebih mudah
untuk mendiskripsikan proses dengan menggunakan pengertian tentang
permukaan batas yang memisahkan dua fase pada waktu pemisahan sedang
berlangsung.
 Berdasarkan Gambar 1, maka gaya sentrifugal diferensial yang bekerja pada
massa fluida dalam sebuah silinder diferensial yang tipis dengan tebal dr dan
tinggi b, dapat dinyatakan sebagai :
............... (7)
Dengan dFc adalah gaya sentrifugal diferensial yang bekerja tegak lurus
terhadap permukaan silinder diferensial; dm adalah massa diferensial fluida
di dalam silinder diferensial; ω adalah kecepatan angular silinder
diferensial; dan r adalah jarak radial silinder diferensial dari pusat
perputaran.

Gambar 1. Pemisahan Cair-Cair dalam Suatu Sentrifus
 Persamaan (7) bisa dituliskan sebagai berikut :

............... (8)
Dengan dP adalah tekanan diferensial yang bekerja tegak lurus pada dinding
silinder diferensial
 Untuk mendapatkan nilai tekanan diferensial di dalam sebuah sentrifus,
persamaan (8) diintegralkan antara kedua jari-jari r1 dan r2, seperti pada
Gambar 1, maka didapatkan persamaan yang menggambarkan perbedaan
tekanan :

............... (9)
 Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan (9) untuk menyatakan
tekanan masing-masing komponen pada jari-jari rn dan kemudian disamakan
satu dengan yang lain, akan diperoleh persamaan :

............... (10)
Sehingga diperoleh :

............... (11)
Dengan ρA adalah densitas cairan yang lebih berat dan ρB adalah densitas
cairan yang lebih ringan.
 CONTOH SOAL
Sebuah sentrifus digunakan untuk memisahkan krim dari susu. Densitas
skim adalah 1025 kg/m3. Jari-jari pengeluaran krim adalah 2,5 cm dan jarijari pengeluaran skim adalah 5 cm. Densitas krim diketahui 865 kg / m3.
Hitunglah jari-jari zona netral sehingga tempat pemasukan umpan dapat
ditentukan !
JAWAB :

:

Jawab

1025 kg/m3

=

5 cm = 0,05 m

=

865 kg/m3

r2
Ditanyakan

=

ρB

:

ρA
r1

Diketahui

=

2,5 cm = 0,025 m

rn

=

...... ?

:

Menggunakan persamaan (11)

Desain sentrifus :

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt? (20)

UNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXINGUNIT OPERASI - MIXING
UNIT OPERASI - MIXING
 
Ppt reaktor
Ppt reaktorPpt reaktor
Ppt reaktor
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Double Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat ExcangerDouble Pipe Heat Excanger
Double Pipe Heat Excanger
 
Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)Pengeringan (lanjutan)
Pengeringan (lanjutan)
 
Laporan Sedimentasi
Laporan SedimentasiLaporan Sedimentasi
Laporan Sedimentasi
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
ITP UNS SEMESTER 2 Fluid flow
ITP UNS SEMESTER 2 Fluid flowITP UNS SEMESTER 2 Fluid flow
ITP UNS SEMESTER 2 Fluid flow
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Kp3 crystallization
Kp3 crystallizationKp3 crystallization
Kp3 crystallization
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Ion Exchange
Ion ExchangeIon Exchange
Ion Exchange
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahanSatop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
Satop acara 2 penentuan panas spesifik bahan
 
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
05 kinetika reaksi-homogen-sistem-batch-ppt
 
Kromatografi
KromatografiKromatografi
Kromatografi
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Mixing
MixingMixing
Mixing
 
Kromatografi gas
Kromatografi gasKromatografi gas
Kromatografi gas
 

Andere mochten auch

ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)Fransiska Puteri
 
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilanLaporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilandonnyerlangga
 
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 20111. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011Defri Panjaitan
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Extrusion
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: ExtrusionITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Extrusion
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: ExtrusionFransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanFransiska Puteri
 
Sedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan SedimenSedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan SedimenEno Lidya
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Destilasi
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: DestilasiITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Destilasi
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: DestilasiFransiska Puteri
 
Kelembapan, densitas, viskositas, dan p h
Kelembapan, densitas, viskositas, dan p hKelembapan, densitas, viskositas, dan p h
Kelembapan, densitas, viskositas, dan p hAhmad Kanzu Firdaus
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diriITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diriFransiska Puteri
 
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraMemperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraFurqaan Hamsyani
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinFransiska Puteri
 
Viskositas (kekentalan) (presentation)
Viskositas (kekentalan) (presentation)Viskositas (kekentalan) (presentation)
Viskositas (kekentalan) (presentation)Nurul Wulandari
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentVeronika Pohan
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanFransiska Puteri
 

Andere mochten auch (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balanceITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
ITP UNS SEMESTER 2 Satop, mass energi balance
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: mix mh, latihan soal(1)
 
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilanLaporan praktikum 5 andi pengecilan
Laporan praktikum 5 andi pengecilan
 
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 20111. alat industri kimia ver 24 sep 2011
1. alat industri kimia ver 24 sep 2011
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Extrusion
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: ExtrusionITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Extrusion
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Extrusion
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan MassaITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 5 Kesetimbangan Massa
 
Densitas
DensitasDensitas
Densitas
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaanITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Higiene perusahaan
 
Sedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan SedimenSedimentasi dan Batuan Sedimen
Sedimentasi dan Batuan Sedimen
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Destilasi
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: DestilasiITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Destilasi
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Destilasi
 
Kelembapan, densitas, viskositas, dan p h
Kelembapan, densitas, viskositas, dan p hKelembapan, densitas, viskositas, dan p h
Kelembapan, densitas, viskositas, dan p h
 
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diriITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
ITP UNS Semester 3, Kewirausahaan: analisis diri
 
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udaraMemperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
Memperkirakan dampak lingkungan kualitas udara
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Statistik dalam penilaian kinerja program k3
 
Sedimentasi
SedimentasiSedimentasi
Sedimentasi
 
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak proteinITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
ITP UNS Semester 3, Pangan dan Gizi: Kharbohidrat lemak protein
 
Viskositas (kekentalan) (presentation)
Viskositas (kekentalan) (presentation)Viskositas (kekentalan) (presentation)
Viskositas (kekentalan) (presentation)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip currentpenyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
penyelesaian soal-soal sedimentasi dan rip current
 
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: PengeringanITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
ITP UNS Semester 3, Mesin dan Peralatan: Pengeringan
 

Ähnlich wie ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik

Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptTransport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptssuser97aaa8
 
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariPengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariSilfia Juliana
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixsLaporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixsHealth Polytechnic of Bandung
 
Turunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdfTurunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdfJoyaSaddani
 
Pompa kel 15 fix
Pompa kel 15 fixPompa kel 15 fix
Pompa kel 15 fixRefqi Habib
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapFransiska Puteri
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksiadhegokil
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialPujiati Puu
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group eIndiana Agak
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalSelly Riansyah
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugalIffa M.Nisa
 
Laporan aliran fluida melalui benda padat ivan
Laporan aliran fluida melalui benda padat ivanLaporan aliran fluida melalui benda padat ivan
Laporan aliran fluida melalui benda padat ivanivan sidabutar
 
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasYOHANIS SAHABAT
 

Ähnlich wie ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik (20)

Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itbLaporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
 
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.pptTransport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
Transport Fluida di Industri Pangan 2017.ppt
 
Pengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahariPengaruh sudut datang sinar matahari
Pengaruh sudut datang sinar matahari
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixsLaporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
 
Turunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdfTurunan Parsial.pdf
Turunan Parsial.pdf
 
Pompa kel 15 fix
Pompa kel 15 fixPompa kel 15 fix
Pompa kel 15 fix
 
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit PenghisapITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
ITP UNS SEMESTER 2 Satop acara 1 Unit Penghisap
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksi
 
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialBab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensial
 
Flow simulator group e
Flow simulator group eFlow simulator group e
Flow simulator group e
 
Viskositas.ppt
Viskositas.pptViskositas.ppt
Viskositas.ppt
 
Chapter ii 4
Chapter ii 4Chapter ii 4
Chapter ii 4
 
F18
F18F18
F18
 
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontalPerhitungan turbin propeller poros horizontal
Perhitungan turbin propeller poros horizontal
 
Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugalPompa sentrifugal
Pompa sentrifugal
 
Bab 2 ucs
Bab 2 ucsBab 2 ucs
Bab 2 ucs
 
Laporan aliran fluida melalui benda padat ivan
Laporan aliran fluida melalui benda padat ivanLaporan aliran fluida melalui benda padat ivan
Laporan aliran fluida melalui benda padat ivan
 
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM AkamigasMATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
MATERI 5 HIDROGEOLOGI (Manajemen Pertambangan & Energi) STEM Akamigas
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 

Mehr von Fransiska Puteri

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYAFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaFransiska Puteri
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINFransiska Puteri
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3Fransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airFransiska Puteri
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)Fransiska Puteri
 

Mehr von Fransiska Puteri (20)

Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYALaporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 ISOLASI AMILUM DARI UBI KAYU DAN HIDROLISISNYA
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 LipidaLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Lipida
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWANLaporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS Semester3 ZAT WARNA TANAMAN DAN HEWAN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 KarbohidratLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Karbohidrat
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 enzim amilase
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEINLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 PROTEIN
 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
 
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekonITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
ITP UNS Semester 3, Ekonomi teknik: metode dasar studi ekon
 
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknikITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, Analisis biaya alsin ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknikITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
ITP UNS Semester 3, ekonomi teknik
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipmentITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Personal protective equipment
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomiITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: pengantar ergonomi
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: dasar dasar k3
 
Tabel lipid
Tabel lipidTabel lipid
Tabel lipid
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: airITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: air
 
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
ITP UNS Semester 3, KIMIA PANGAN: karbohidrat (polisakarida)
 

ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik

  • 1. SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN II FILTRASI (PENYARINGAN) Dosen : R. Baskara Katri Anandito, S.TP, MP. PENDAHULUAN  Filtrasi adalah pemisahan partikel padat dari suspensi (atau slury) dengan cara mengalirkan suspensi tersebut melalui pori-pori yang cukup halus (media penyaring) sehingga mampu menahan partikel-partikel padat tersebut, namun dapat meloloskan cairan yang ada.  Partikel-partikel padat yang tertahan disebut ampas (filter cake) sedangkan produk yang diinginkan dalam proses ini disebut filtrat.  Media penyaring (filter) dapat menggunakan kain saring, lembaran plat plastik atau logam berlubang (mesh), tumpukan butiran bahan padat, dan kertas saring. TEORI  Ketika suspensi partikel melewati filter, maka partikel yang pertama akan terperangkap dalam media penyaring sehingga akan mengurangi area yang bisa dilewati oleh cairan. Hal ini meningkatkan resistensi terhadap aliran fluida dan perbedaan tekanan yang lebih tinggi diperlukan untuk menjaga laju aliran filtrat.  Kecepatan filtrasi dinyatakan dengan persamaan :  Jika diasumsikan filter cake tidak menjadi mampat, maka resistensi terhadap aliran yang melalui filter :
  • 2. dengan R = resistensi terhadap aliran yang melalui filter (m -2 ) ; µ = viskositas cairan (N.s.m -2); r = resistensi spesifik filter cake (m -2); V = volume filtrat (m3); Vc = fraksi volume filter cake pada cairan yang masuk ; A = luas area filter (m2) ; dan L = ketebalan ekivalen dari filter dan lapisan awal filter cake.  Untuk kecepatan filtrasi konstan, kecepatan aliran melalui filter : dengan Q (V/t) = kecepatan aliran filtrat (m3. s-1); ΔP = perbedaan tekanan (Pa); dan t = waktu filtrasi (s). Persamaan ini digunakan untuk menghitung penurunan tekanan yang diperlukan untuk mencapai laju aliran yang diinginkan atau untuk memprediksi kinerja filter skala besar berdasarkan data dari studi filter skala pilot plant.  Pada kondisi tekanan konstan, kecepatan aliran akan menurun secara bertahap karena akumulasi filter cake. Jika t / (V/A) vs V/A diplot ke grafik, maka didaptkan garis lurus (Gb. 1). Slope dan intersep digunakan untuk mencari resistensi spesifik filter cake dan ketebalan ekivalen media penyaring.
  • 3. Gambar 1. Grafik t/(V/A) vs V/A  Jika filter cake bisa dimampatkan (resistensi spesifik berubah karena tekanan), maka : dengan r ' = resistensi spesifik filter cake pada perbedaan tekanan 101 x 103 Pa ; dan s = compressibility filter cake. CONTOH SOAL a) Suatu suspensi dengan kadar solid 15 % disaring menggunakan plate and frame filter press. Perbedaan tekanan sebesar 290 Pa dan luas area filter 0,55 m2. Data filtrat yang dihasilkan sebagai berikut : Waktu (menit) 3 Filtrat (m ) 7,5 30,4 50 90 1,8 3,8 4,9 6,8 Hitung resistensi spesifik filter cake dan volume filtrat yang dihasilkan setelah 45 menit ! (Asumsi : filter cake tidak bisa dimampatkan dan viskositas filtrat 1,33 x 10-3 N s m-2)
  • 4. Jawab : t (s) 450 1825 3000 5400 V (m3) 1,8 3,8 4,9 6,8 V/A 3,3 6,9 8,9 12,4 t/(V/A) 136,4 264,5 337,1 435,5 Plot t/(V/A) vs (V/A) : 500 450 400 350 300 250 y = 35,288x + 12,384 R² = 0,9948 200 150 100 50 0 0 2 4 6 8 10 12 Dari grafik diperoleh : Slope = 35,288 Intersep = 12,384 35,288 = {(1,33 x 10-3) x r x 0,15} / (2 x 290) r = 1,03 x 108 m-2 Jadi resistensi spesifik filter cake adalah 1,03 x 108 m-2 Dari persamaan regrasi linier didapatkan : t/(V/A) = 35,288(V/A) + 12,384 Untuk 45 menit = 2700 s 14
  • 5. 2700  35,288  V  0,55   12,384    V   0,55    2 2700  35,288  V  0,55   12,384  V 0,55         Jika dimisalkan (V/0,55) = x, maka : 2700 = 35,288x2 + 12,384x Persamaan di atas merupakan persamaan kuadrat, sehingga : 35,288x2 + 12,384x – 2700 = 0 x1 = 8,57 dan x2 = -8,92; dipilih yang nilainya positif sehingga : x = 8,57 = (V/0,55) V = 4,7 Jadi filtrat yang dihasilkan ketika penyaringan berlangsung 45 menit adalah 4,7 m3 b) Suatu alat penyaring ukuran laboratorium diuji untuk penyaringan pada tekanan tetap, yaitu sebesar 50 psi, filtrat yang dihasilkan setiap waktu tertentu ditampung dan diukur. Hasilnya sebagai berikut : Waktu (menit) 8 26 54,5 93 Filtrat (gallon) 5 10 15 20 Luas permukaan alat penyaring tersebut adalah 2 ft2. Suatu alat penyaring industri akan dipakai untuk menyaring cairan yang sama namun 50 % lebih pekat daripada yang dipakai dalam percobaan. Apabila beda tekanan dalam penyaringan ini adalah 40 psi, dan luas bidang saringnya 100 ft2, hitunglah banyaknya filtrat yang didapat setiap jam !
  • 6. Jawab Dari data percobaan bagi alat penyaring skala laboratorium didapat : t (jam) 0,133 0,433 0,907 1,55 V (gallon) 5 10 15 20 V/A 2,5 5 7,5 10 t/(V/A) 0,053 0,087 0,121 0,155 Plot t/(V/A) vs (V/A) : 0.18 0.16 0.14 t / (V/A) 0.12 0.1 y = 0.0151x + 0.0076 R2 = 0.99 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 2 4 6 8 10 12 V/A Dari grafik diperoleh slope = 0,0151 dan intersep = 0,0076. Kalau harga-harga tersebut dimasukkan dalam persamaan, maka : t / (V/A) = 0,0151 (V/A) + 0,0076 …............ (1) Untuk scale up (penyesuaian dengan skala industri), maka dimisalkan : K r dan K '   r L ............... (2) 2 dari (1) dan (2) diperoleh persamaan : Vc V K ' t  K  V P A P ............... (3) A  
  • 7. Dari data percobaan penyaring skala lab didapatkan slope = 0,0151 dan intersep = 0,0076, jadi :  r Vc r 0,0151 P , sedangkan K  , sehingga : K  2 P 2 Vc rL 0,0076  , sedangkan K '   r L, sehingga : K '  0,0076 P P 0,0151  Misal : Vc = Vc1 dan ΔP = ΔP1 sehingga : K 0,0151 P1 dan K '  0,0076 P1 Vc1 Jika K dan K' disubstitusikan ke persamaan (3), maka didapatkan : V  0,0151 P1  V t 1    c   A P 0,0076 P1 ............... (4) V P  Vc1   A   Untuk penyaring skala pabrik, dimisalkan : Vc = Vc2 dan ΔP = ΔP2 Jika dimasukkan ke dalam persamaan (4), maka akan diperoleh : t V  c2 V P2 A    0,0151 P1  V 1      A P 0,0076 P1 ............... (5) Vc1   2 Persamaan (5) dapat diubah bentuknya menjadi : t V  0,0151 c2 V Vc1 A    P1  V P1   P  A  P 0,0076 ............... (6)   2 2 Diketahui :  ΔP1 = 50 psi dan ΔP2 = 40 psi, jadi : P1 50  P2 40 ............... (7)
  • 8.  Penyaring skala pabrik digunakan untuk menyaring cairan yang 50 % lebih pekat daripada cairan yang disaring pada skala lab. Jika cairan lebih pekat berarti fraksi padatan (Vc) juga lebih besar. Misalkan Vc1 (cairan yg disaring skala lab) = 100 %, maka VC2 (cairan yang disaring skala pabrik) = 150 %, sehingga Vc2 150  Vc1 100 ............... (8) Jika (7) dan (8) dimasukkan dalam persamaan (6), maka diperoleh : t  50   150  V  50   0,0151      0,0076   V  40   100  A  40  A V  0,0283    0,0095 A   2 V V t  0,0283    0,0095   ...............................(9) A A Dari soal diketahui bahwa akan dicari filtrat yang diperoleh setiap jam, sehingga t = 1, maka jika nilai t dimasukkan ke persamaan (9) menjadi : 2 V V 0,0283    0,0095   A A 1 2 V V 0,0283    0,0095   - 1  0 .................................(10) A A Persamaan (10) merupakan persamaan kuadrat, sehingga dengan penyelesaian persamaan kuadrat diperoleh : V A  5,8 gallon / ft 2 Alat penyaring skala industri memiliki luas bidang penyaring (A) = 100 ft2. Sehingga volume filtrat yang dihasilkan setiap jam :
  • 9. 5,8 gallon x 100 ft 2  580 gallon 2 ft Jadi volume filtrat yang dihasilkan oleh penyaring skala industri adalah 580 gallon / jam.
  • 10. SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN II SEDIMENTASI Dosen : R. Baskara Katri Anandito, S.TP, MP. PENDAHULUAN  Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel-partikel halus dari suatu aliran dengan gaya gravitasi.  Partikel-partikel tersebut bisa berupa benda padat ataupun benda cair dalam bentuk globula-globula halus.  Cara pemisahan ini sering dilakukan dalam industri makanan untuk pemisahan kotoran dari bahan dasar, pemisahan kristal dari larutan induk, dan pemisahan debu atau partikel produk dalam aliran udara. KECEPATAN PARTIKEL JATUH DI DALAM FLUIDA  Partikel yang semula berada dalam keadaan diam di dalam fluida, akan bergerak akibat adanya gaya yang kontinyu, misalnya gaya gravitasi bumi.  Partikel tersebut akan mengalami percepatan dalam selang waktu tertentu dan setelah itu jatuh ke bawah (akibat gaya gravitasi bumi) dengan kecepatan tetap.  Kecepatan maksimal yang dapat dicapai ini disebut kecepatan terminal atau terminal velocity.  Bila sebuah partikel bergerak jatuh di dalam fluida pada keadaan ajeg atau steady state, maka terdapat dua gaya yang bekerja pada partikel tersebut, yaitu gaya eksternal yang menyebabkan partikel tersebut bergerak dan gaya tahanan (drag force) yang menahan gerak partikel tersebut (dalam bentuk gaya gesek fluida).  Bila kecepatan partikel menjadi tetap, gaya tahan harus tepat sama dengan gaya eksternal.
  • 11.  Gaya percepatan netto yang bekerja pada partikel yang jatuh dalam fluida tersebut adalah gaya gravitasi dikurangi dengan gaya yang diberikan fluida di sekitarnya. Persamaannya : Fe  Vg (  p -  f ) ............... (1) gc dengan Fe adalah gaya percepatan eksternal netto pada partikel ; V adalah volume partikel; g adalah percepatan gravitasi bumi; gc adalah tetapan gravitasional; ρp adalah densitas partikel; dan ρf adalah densitas fluida.  Menurut Earle (1966), gaya tahanan pada partikel dapat dinyatakan dengan persamaan : 1 C f v2 A Fd  ............... (2) 2 gc dengan Fd adalah gaya tahanan pada partikel; C adalah koefisien tahanan (drag coefficient); v adalah kecepatan partikel; dan A adalah luasan terproyeksi partikel dengan sudut tegak lurus terhadap arah gerakan.  Bila kedua gaya tersebut bekerja pada sebuah partikel yang berbentuk bola, maka : V = (1/6) π D3 A = ¼ D2 dengan D adalah diameter partikel  Jika V dan A disubstitusikan ke persamaan (1) dan (2) dan selanjutnya dengan Fe = Fd, maka diperoleh : 3 2 1  D  p -  f  g 2 1  D  C f v 6 gc 8 g c ............... (3)  Dari hasil percobaan, Stoke menyatakan bahawa untuk gerakan partikel berbentuk bola dalam fluida pada aliran laminar, drag coefficient dapat dinyatakan dengan persamaan :
  • 12. C 24 24   N Re D v m f ............... (4) dengan NRe adalah bilangan Reynold dan µ adalah viskositas fluida.  Jika nilai C pada persamaan (4) disubstitusikan ke dalam persamaan (3), maka akan didapatkan : vm  D 2 g  p -  f  18  ............... (5)  Persamaan (5) merupakan pernyataan dari hukum Stoke. Hukum Stoke hanya berlaku untuk aliran partikel laminar dan pada partikel berbentuk bola.  Untuk partikel berbentuk bola, kriteria aliran laminar adalah NRe ≤ 2000.  CONTOH SOAL Partikel debu akan dipisahkan menggunakan hembusan udara pada 21 0C dan tekanan atmosfer. Partikel debu tersebut diasumsikan berbentuk bola dengan diameter 60 µm. Densitas partikel debu adalah 1281 kg / m3. Diketahui percepatan gravitasi adalah 9,806 m/s2; viskositas udara pada 21 0 C adalah 1,828 x 10 -5 kg / ms; dan densitas udara pada suhu tersebut adalah 1,2 kg / m3. Hitunglah kecepatan terminal pada proses pengendapan tersebut ! JAWAB : Diketahui : D = 60 µm = 60 x 10 -6 m = 6 x 10 -5 ρp = 1281 kg/m3 g = 9,806 m/s2 µ = 1,828 x 10 -5 kg / ms ρf = 1,2 kg/m3 Ditanyakan : vm = .....?
  • 13. Jawab : a) Menentukan kecepatan terminal (vm) menggunakan persamaan (5) : vm  D 2 g  p -  f  18  6 x 10   -5 2 (9,806) (1281 - 1,2) 18 (1,828 x 10-5 )  0,14 m s b) Cek bilangan Reynold : N Re  Dvf  (6 x 10 -5 ) (0,14) (1,2)  1,828 x 10 -5  0,55 NRe < 2000 sehingga persamaan Stoke cocok. Jadi kecepatan terminal adalah 0,14 m/s SEDIMENTASI GRAVITASIONAL PADATAN DI DALAM CAIRAN  Padatan akan mengalami pengendapan di dalam cairan yang densitasnya lebih kecil daripada densitas padatan.  Pada konsentrasi padatan yang rendah, hukum Stoke berlaku. Namun, dalam prakteknya konsentrasi padatan cukup tinggi.  Kecepatan pengendapan partikel padat dalam suspensi yang konsentrasi padatannya tinggi telah banyak dipelajari, salah satunya dengan memodifikasi hukum Stoke dengan memasukkan densitas dan viskositas suspensi sebagai pengganti densitas dan viskositas fluida. Persamaannya adalah :
  • 14. vs  K D 2 (  p - s ) g s ............ (6) dengan K adalah tetapan ; vs adalah kecepatan pengendapan dalam suspensi; ρs adalah densitas suspensi; dan µs adalah viskositas suspensi.  Pendekatan yang lain, dilakukan dengan memperhitungkan ruang antara partikel yang memungkinkan gerakan fluida ke bagiat atas kolom suspensi, sehingga persamaan kecepatan pengendapan dinyatakan : vp  D 2 (  p - s ) g 18  s f (a) ............... (7) dengan f (a) adalah fungsi ruang antara di dalam suspensi.  Persamaan (7) masih merupakan modifikasi dari hukum Stoke yang menggunakan densitas suspensi dan viskositas fluida. Fungsi ruang antara atau void space di dalam suspensi harus ditentukan dengan percobaan yang sesuai dengan keadaan proses yang ada.  Persamaan (6) dan (7) banyak bermanfaat terutama untuk proses sedimentasi di dalam suspensi partikel zat padat yang berukuran relatif besar.  Luasan minimal yang diperlukan untuk suatu sistem proses sedimentasi secara kontinyu, dapat dihitung dengan menyamakan kecepatan sedimentasi pada sustu zona tertentu dengan kecepatan aliran fluida yang naik atau berlawanan arah dengan gerakan partikel padatannya. Persamaan yang diperoleh : vu  F - L dw A d  ............... (8) Dengan vu adalah kecepatan aliran fluida ke atas; F adalah rasio massa cairan terhadap padatan dalam umpan; L adalah rasio massa cairan terhadap
  • 15. padatan di dalam aliran cairan under flow; ρ adalah densitas cairan; dan A adalah luasan tangki.  Jika kecepatan pengendapan partikel adalah v, maka vu = v, maka : A F - L dw d  v ............... (9)  CONTOH SOAL Tangki sedimentasi digunakan untuk menghilangkan partikel padatan yang besar dari limbah cair suatu pabrik pengolahan pangan. Rasio massa cairan terhadap padatan pada limbah cair yang masuk ke tangki adalah 9 kg cairan/kg padatan. Kecepatan limbah cair masuk ke tangki adalah 0,1 kg/s. Sedimen meninggalkan tangki dengan rasio cairan terhadap padatan sebesar 1 kg cairan/kg padatan. Densitas dari air adalah 993 kg / m3. Jika kecepatan sedimentasi tersebut adalah 0,0001 m/s, hitunglah luasan tangki sedimentasi yang diperlukan ! JAWAB : Diketahui : F = 9 kg cairan/kg padatan dw/dθ = 0,1 kg/s L ρ : Jawab = 993 kg/m3 v Ditanyakan = 1 kg cairan/kg padatan = 0,0001 m/s A = ....... ? : F - L dw A d  v (9 - 1) (0,1)  (0,0001) (993)  8,1 m 2
  • 16. SATUAN OPERASI INDUSTRI PANGAN II SENTRIFUGASI Dosen : R. Baskara Katri Anandito, S.TP, MP. PERSAMAAN DASAR  Pada beberapa proses, penggunaan sedimentasi untuk memisahkan dua buah cairan atau memisahkan cairan dan padatan tidak berlangsung cepat dan efisien sehingga untuk mempercepat proses tersebut digunakan gaya sentrifugal.  Persamaan dasar pertama yang digunakan untuk mendeskripsikan gaya sentrifugal yang bekerja pada partikel adalah : m r 2 Fc  ............... (1) gc dengan Fc = gaya sentrifugal terhadap suatu komponen m = massa partikel r = jari-jari putaran efektif ω = kecepatan sudut partikel gc = percepatan gravitasi bumi  Kecepatan sudut partikel : 2 N  .......... ..... (2) 60 dengan N adalah kecepatan putaran per menit (rpm)  Dengan mensubstitusikan persamaan (2) ke dalam persamaan (1), maka didapatkan : m r N2 Fc  0,011 ............... (3) gc
  • 17.  Kecepatan pemisahan partikel berdasarkan densitas dinyatakan sebagai kecepatan relatif, yang dideskripsikan dengan persamaan kecepatan terminal pada sedimentasi. vm  D 2 g  p - f  18  ............... (4) Dengan mengganti nilai (g) pada persamaan (4) dengan percepatan yang terjadi akibat gaya sentrifugal (α) : 2  2 N   r  ................ (5)  60  maka didapatkan persamaan kecepatan pemisahan : vm  D 2 N 2 r  p - f  1640  ............... (6)  CONTOH SOAL Partikel padatan di dalam sebuah suspensi cair-padat akan dipisahkan menggunakan gaya sentrifugal. Partikel padatan memiliki diameter 100 mikron dengan densitas 800 kg/m3. Densitas cairan adalah 993 kg/m3 dan jari-jari efektif untuk pemisahan tersebut adalah 7,5 cm. Diketahui bahwa viskositas cairan adalah 5,95 x 10-4 kg/ms. Jika kecepatan pemisahan yang dianjurkan adalah 0,03 m/s, hitunglah berapa kecepatan rotasi sentrifus yang digunakan !
  • 18. JAWAB : Diketahui : D = 100 µm = 100 x 10-6 m = 10-4 m r = 7,5 cm = 7,5 x 10-2 m ρp = 800 kg/m3 ρf = 993 kg/m3 µ = 5,95 x 10-4 kg/ms vm = 0,03 m/s Ditanyakan : Jawab N = .......... ? : Menggunakan persamaan (6) : vm  D 2 N 2 r  p -  f  1640  1640  v m N2  2 D r  p -  f  (1640) (5,95 x 10-4 ) (0,03)  (10-4 ) 2 (7,5 x 10-2 ) 993 - 800   2,02 x 105 N  26,94 rpm PEMISAHAN CAIRAN DENGAN CAIRAN  Pada proses pemisahan yang melibatkan dua fase cair, biasanya lebih mudah untuk mendiskripsikan proses dengan menggunakan pengertian tentang permukaan batas yang memisahkan dua fase pada waktu pemisahan sedang berlangsung.  Berdasarkan Gambar 1, maka gaya sentrifugal diferensial yang bekerja pada massa fluida dalam sebuah silinder diferensial yang tipis dengan tebal dr dan tinggi b, dapat dinyatakan sebagai :
  • 19. ............... (7) Dengan dFc adalah gaya sentrifugal diferensial yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan silinder diferensial; dm adalah massa diferensial fluida di dalam silinder diferensial; ω adalah kecepatan angular silinder diferensial; dan r adalah jarak radial silinder diferensial dari pusat perputaran. Gambar 1. Pemisahan Cair-Cair dalam Suatu Sentrifus
  • 20.  Persamaan (7) bisa dituliskan sebagai berikut : ............... (8) Dengan dP adalah tekanan diferensial yang bekerja tegak lurus pada dinding silinder diferensial  Untuk mendapatkan nilai tekanan diferensial di dalam sebuah sentrifus, persamaan (8) diintegralkan antara kedua jari-jari r1 dan r2, seperti pada Gambar 1, maka didapatkan persamaan yang menggambarkan perbedaan tekanan : ............... (9)  Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan (9) untuk menyatakan tekanan masing-masing komponen pada jari-jari rn dan kemudian disamakan satu dengan yang lain, akan diperoleh persamaan : ............... (10) Sehingga diperoleh : ............... (11) Dengan ρA adalah densitas cairan yang lebih berat dan ρB adalah densitas cairan yang lebih ringan.
  • 21.  CONTOH SOAL Sebuah sentrifus digunakan untuk memisahkan krim dari susu. Densitas skim adalah 1025 kg/m3. Jari-jari pengeluaran krim adalah 2,5 cm dan jarijari pengeluaran skim adalah 5 cm. Densitas krim diketahui 865 kg / m3. Hitunglah jari-jari zona netral sehingga tempat pemasukan umpan dapat ditentukan ! JAWAB : : Jawab 1025 kg/m3 = 5 cm = 0,05 m = 865 kg/m3 r2 Ditanyakan = ρB : ρA r1 Diketahui = 2,5 cm = 0,025 m rn = ...... ? : Menggunakan persamaan (11) Desain sentrifus :