SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 66
Edwansyah Gumayenda Page 1
Parameter 31 Mei-30 Juni 2014 : (Ditujukan untuk pemerintah kota Depok, pemerintah
kabupaten Bogor, dan pihak-pihak yanganggota keluarganya diculik lalu dipasung (:pemasungan
tidak menggunakan rantai melainkan korban dikucilkan dan diintimidasi menggunakan orangtua
palsu,kaumkerabat palsu,dan trafficking yangmenghalangi upaya korban mencari
pengayoman dan perlindungan) sebagai saranapemerasan dan atau tumbal parasitisme
kejahatan identitas palsu yangakan merekrut pelaku-pelaku kejahatan beridentitas palsu dari
pemerintah kota Pagaralam,pemerintah kabupaten Lahatdan pemerintah kabupaten Empat
Lawang provinsi Sumatera Selatan).
Lagak Busuk Indra Rasiwan Palsu, Nirwana Palsu, Reza-reza Palsu Dan
Kejahatan Homoseks (waria ) Eli Kusmala-Atik Jemakir-Yanto-Bujang San-
Susiawan Mempengaruhi Biaya Perkuliahan Gumayenda Teregistrasi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo 2010-2014
Tunggul berarti menghisap harta orang lain dengan bertebal muka,
transparan terhadap resume kejahatan homoseks (waria) Susiawan-Eli Kusmala
sebagai postulatif yakni : (a) Pelaku penculikan yang khawatir dapat dibuktikan
dengan tentatif kasus hilangnya Indra Rasiwan dan anak-istri yang hingga kini
masih belum dapat ditemukan, (b) Motif substitusi oknum-oknum Rasiwan
yakni Erwin Winter Arfan Masuning, Pandi Arfan Masuning, Meri Arfan
Masuning, Nela Sukardi, Andi Nova Zemla, Didi Buhari, Misnan Hartono, Erlan
Arfan Masuning, Budi Sukardi, Sukron Keuw, Adi Chottawa, Jimmy Arfan
Masuning, Sylvana Dolora Agustien, dan Rheza Ivan Darian mengidentikkan
korban-korban penculikan untuk diset guna mendeviasi kasus parasitisme,
identitas palsu, dan penjarahan yang dilakukan dengan reputasi keluarga
Rasiwan, (c) Modus identitas palsu menggunakan Reza-reza palsu Pagaralam
mengekstorsi pemerintah kota Pagaralammenggunakan modus Xaverius
Pagaralam, Santo Mikael Tanjung Sakti, homoseks (waria—mantan-mantan
tahanan kota Pagaralammaupun sampah masyarakat dari lembaga
pemasyarakatan POMAD Lahat dan Kemarau Palembang rekan dari sekte Deo),
Edwansyah Gumayenda Page 2
sampah masyarakat, dan kroni-kroni perampokan guna mesanitasi daerah
Pagaralamdengan asumsi nepotisme berpopulasi mereka sendiri dan
memudahkan kejahatan mengasimilasi korban sebagai pelaku dan
mendistribusikan harta rampokan guna membesarkan anak-cucu mereka,
dengan pemasungan dan penculikan terhadap korban memastikan usaha
rencana pembunuhan massal tersebut.
Modus kelompok kejahatan waria Susiawan-Eli Kusmala-Atik Jemakir-
Reza-reza palsu-oknum-oknum Rasiwan melakukan penculikan guna memasung
korban-korban seperti Gumayenda dikarenakan : (a) Estimasi pengucilan yang
mengindikasikan teror didalam keluarga dan kaum kerabat hingga korban tidak
memperoleh kesempatan mengalami pengayoman, dan intimidasi identitas
pelaku yang mensubstitusi KODIM 0405 Pagaralam, Koramil Jarai, Polsek Jarai
dan Polres Pagaralam, (b) Modus pemerasan yang dilakukan oleh Eli Kusmala-
Reza palsu-Susiawan terhadap korban-korban yang dipaksa beridentitas palsu
dan bertransfigurasi dengan intimidasi imigran gelap dan atau ‘trafficking’ yakni
menjual korban seperti kontribusi germo terhadap wanita tuna susila/waria
tuna susila dan atau menjual korban seperti anak-anak hilang yang dieksploitasi
sebagai pemuas syahwat kaum pria, menjual diri, media pemerasan, dan sarana
kejahatan pencurian, (c) Kondisi Polres Pagaralam terbukti melakukan
kejahatan penculikan dan pembunuhan ketika kelompok kejahatan Susiawan-
Edo Harunata mensubstitusi Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto
Marsul dengan intimidasi kelompok kejahatan Nasrani Parno, Hermanto Keuw,
Sukron, Nugroho Siswanto, Harun Zawawi, Johar, Jemakir, Indra Jaya, Taher
Sukardi, Betty, Marsup, Mayangsari, Cici Yulita, Sastra Mico, Walama Sukardi,
Arfan Masuning, Nirwana palsu, dan Suharindi melakukan inaktivasi hukum dan
mendukung resume kejahatan Bupati Lahat Harunata Supeno menguasai korban
penculikan dengan pemasungan yang melakukan penganiayaan hingga
mengalami kemunduran mental yakni Program Eve. Penganiayaan yang
Edwansyah Gumayenda Page 3
diintimidasi dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran perilaku,
dikucilkan masyarakat tersebut memprovokasi/memutuskan silaturahmi kaum
kerabat, membunuh keluarga, dan melakukan pemurtadan dengan intimidasi
pemerintah kota Pagaralamdan Xaverius Pagaralamdemi menyukai
pembantaian/pemusnahan pribumi dan agama Islam, (d) Rasa malu oknum-
oknum Rasiwan yakni Walama Sukardi, Arfan Masuning, Chottawa, Indra
Rasiwan, Nova Zemla, Herno Della, Nusa Bela, Yahun, Eli Kusmala, Susanti
Angraini alias Ute, Elta Eli Kusmala, Rita Malinda-Kahar, Sabit Baranangsiang
Bogor, Herjan Kanasim, Indra Rasiwan palsu, Reza palsu, dan Nirwana palsu yang
mengekspos aib almarhum Rasiwan-Arijah dan kaum kerabat yang dekat
terhadap mereka dengan harapan dapat merampas identitas palsu maupun
harta benda korban, dan modus pemerasan dari pelaku-pelaku kejahatan
namun termanipulasi oleh kelompok kejahatan homoseks-homoseks Inra Floris
Palembang yang mengumulasi resume kejahatan oknum-oknum Rasiwan yang
direkrut oleh kejahatan waria Harun Sohar hingga melakukan kejahatan
penculikan, perampokan, parasitisme, transfigurasi dan pembunuhan, dan (e)
Rasa frustrasi keluarga Burlian Sohar mendukung aib pejabat Bupati Lahat
Harunata Supeno yang malu diekspos dan dikonsumsi oleh kolega, musuh
politik, keluarga, kaum kerabat, dan rakyat Pagaralam, Ogan Komering, Musi
Banyu Asin, Muaraenim, Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Semarang,
Djogjakarta, Ponorogo, dan Malaysia. Umumnya mereka menyebutkan status
vakum Djazuli Kuris, Firasgo Djajasantika, Budiarto Marsul, Herdiansyah Bana
Yuni, Zayadi Amin, dan Suharindi merupakan ikon-ikon Jawa-Cina, Nasrani, dan
Yahudi Pagaralamyang sempurna karena mendukung kejahatan pembantaian
pribumi Besemah Pagaralam dan kompatibel sebagai budak-budak kejahatan
mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno. Aib Bupati Lahat Harunata
Supeno hingga kini masih menjadi komoditas absolut bagi pelaku-pelaku
kejahatan pemerintahan kota Pagaralamyakni frustrasi mempunyai ibu kandung
wanita tuna susila, tinggal didalamgubuk berlokasi di Bukit Besar Palembang
Edwansyah Gumayenda Page 4
yang dialami dengan kejahatan seksual dari saudara laki-lakinya yakni Rudi
Harunata, dipungut dengan perlakuan kelaparan, iri-dengki melihat teman dan
kaum kerabat mempunyai keadaan yang lebih baik dari dirinya, terbiasa dengan
kondisi tidak sehat dalam keadaan anatomi dan fisiologi seperti frustrasi
mempunyai saudara perempuan yang dipekerjakan sebagai pembantu rumah
tangga bahkan didukung untuk menjajakan diri sebagai pemuas syahwat (:Atun
Sunaryo, Saplin, dan Budi Penjol), melakukan penodongan, mengenakan piranti
kewanitaan dan menzinahi orang tua, dan dibesarkan dengan lingkungan
tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kemarau Palembang maupun pelaku-pelaku
penyimpangan seksual yang kini dikenal sebagai kelompok-kelompok kejahatan
Meki Burlian Sohar, Astin Alimudin, Inra Floris, Klicuk, dan Kliwon, dan terbukti
sebagai sarana pengucilan sempurna bagi keluarga Demang Kenasim (:ikon
komunal Jawa yang tiran dan tersohor sebagai penganiaya pribumi Indonesia)
yang hingga kini menjadi cemoohan kelompok-kelompok kejahatan Susiawan-
Kuris-Marsul-Zawawi-Parno-Sukron-Suharindi yang merekrut komunal Jawa-Cina
Nasrani menyebutkan kanibalisme atau memakan manusia kini dapat diinduksi
dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran mental.
Elevasi kasus per kasus yang terjadi adalah kelompok kejahatan Susiawan
membiarkan Roy Lanzen, Taufan Putra, dan Lutfie Syadun (:ikon Jamaah
Muslimin Bogor yang kini menjadi pemuas syahwat kaum waria dari kelompok
kejahatan Susiawan dan Nyi Kenoh) mengekspos resume kejahatan kelompok
Harun Sohar dengan perampasan dan parasitisme dari korban-korban yang
sebelumnya dirampas oleh kejahatan Status Vakum Pagaralam2008. Kumulasi
yang diharapkan oleh Susiawan adalah dapat memperkaya dirinya, mendeviasi
status pelaku kejahatan dan membunuh sempurna musuh-musuh keluarga
Burlian Sohar dan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno tersebut. Kumulatif
tersebut mendiskredit Susiawan dan Reza-reza palsu karena ancaman
percobaan pembunuhan mengulminasi kondisi Gumayenda yang dipaksa untuk
Edwansyah Gumayenda Page 5
mengalami pemasungan karena Susiawan, Astin Alimudin, Meki Burlian Sohar,
Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Eli Kusmala, Atik Jemakir, oknum-oknum
Rasiwan-Arijah, oknum-oknum Achmad Sjamsuri-Uliam, Reza-reza palsu, dan
Rudi Harunata menghendaki kondisi penyimpangan seksual, memperbudak
korban sebagai pemulung, gembel-pengemis (gepeng), pelaku parasitisme yang
melakukan aksi 385 di rumah-rumah, lahan pertanian dan lahan perkebunan
milik pribumi, waria tuna susila, kemunduran perilaku yang mencabut hak-hak
kewarganegaraan, dan kemunduran mental (:institusi Ernaldi bahar Palembang
dan atau rumah-rumah yang mirip kamp pengungsi yang diisolasi dari perhatian
hukum maupun masyarakat) guna membunuh korban secara sempurna ketika
telah terkuras habis. Kumulasi tujuan kejahatan kelompok Susiawan (Deo
Harunata), kejahatan Pagaralam, dan Roy Lanzen dikonsolidasi untuk
menyebutkan nepotisme kejahatan dengan hasil-hasil kere munggah bale
mendesak untuk bagaimana menyingkirkan resume kejahatan dan identitas
palsu daripada pola hidup orang-orang palsu yang hidup baru dan dekat
terhadap mereka sebagai media kejahatan, hingga kini asumsi menstatuskan
pelaku-pelaku kejahatan sebagai musuh Tentara Nasional Indonesia masih klise
untuk mengintimidasi kejahatan.
Terorisme kejahatan kelompok berstatus sampah masyarakat yang
kadang-kadang mengklaim strata Polisi dan TNI dari Kepolisian Resort Pagaralam
dan Batalion 206 Lahat, mengondisikan intimidasi klise seperti membuat
persatuan dan koalisi yang umum ditemui ketika korban memiliki kaum kerabat
yang cukup banyak dan disukai oleh pelaku seperti Reza-reza palsu dan
kelompok kejahatan Susiawan demi mengganti identitas dan melangsungkan
hidup mereka yakni memarasit atau menghisap harta benda korban selama
melakukan ekstorsi-ekstorsi yakni : (a) Menyengketakan harta benda dengan
menjerat terlebih dulu anggota keluarga korban guna menyerahkan harta benda
kepada pelaku dan menggelapkan korban kepada modus pemerasan yang
Edwansyah Gumayenda Page 6
mengakibatkan korban tunduk melakukan perintah-perintah kejahatan pelaku
yakni Atik Jemakir, Nirwana palsu, dan kelompok kejahatan Susiawan, (b) Atik
Jemakir menyebutkan ekstorsi kejahatannya dari pejabat kabupaten Lahat yakni
Bupati Lahat Harunata Supeno yang tidak mau kalah melakukan penjarahan
dengan alasan diperas oleh ajudan dan mengayomi reputasi buruk Bahay alias
Bahagia yakni sampah masyarakat yang direkrut melakukan aksi perampasan di
kabupaten Lahat, sedangkan Atik Jemakir mengklaim status dirinya sebagai anak
perempuan dari Bahay yang mengintimidasi kejahatan seksual dan pemerasan
kepada korban, (c) Susiawan menstatuskan kejahatan dari Suzuki APV hitam
BG74EZ yakni modus kejahatan seksual waria yang menzinahi korban seusai
dilakukan pertukaran antara korban dengan pelaku bertransfigurasi mirip
keluarga korban, yang mengakibatkan parasitisme pelaku hingga mengklaim
intimidasi berstatus tuntutan hak waris, pencurian, pengakuan status keluarga
hingga memanipulasi perkawinan yang akhirnya mengondisikan perzinahan
karena pelaku melakukan pertukaran dengan waria atau sampah masyarakat
yang kemudian memeras dengan berbagai aksi pemfitnahan yang bertujuan
menghancurkan kehidupan keluarga korban, (d) Eli Kusmala menyebutkan
ekstorsi dari pengeksposan aib pembunuhan istri mantan Gubernur Sumatera
Selatan Syahrial Oesman yakni Maphilinda Boer. Modus yang dibungkam dari
perhatian hukum karena menyeret mantan Bupati Lahat Harunata Supeno dan
Astin Alimudin sebagai pelaku kejahatan, akhirnya dibongkar guna memeras
antar pelaku yakni Atay, Toyib, Bahay, Eddy Santana Putra, dan Herlansyah
Burlian Sohar alias Aan, (e) Elevasi ekstorsi Susanti Angraini alias Ute mengalami
konvergensi dikarenakan mengintimidasi Taufan Putra melalui hubungan seks
dan menjerat Roy Lanzen dari aksi Hermanto Keuw, Sukron, Reza-reza palsu dari
oknum-oknum Rasiwan dan komunal anti Islamyakni Xaverius Pagaralam
berimperatif Susiawan, Suharindi, Johar, Jemakir, Pajeroni Zawawi, Ahmad
Feriansyah alias Fai, dan Nela Sukardi memanipulasi modus pronosiasi hati
mengekspos aib hingga Bupati Lahat Harunata Supeno teridentifikasi sebagai
Edwansyah Gumayenda Page 7
‘plotter’ demi menguasai aset dan identitas Roy Lanzen, kasus yang dibangun
dari kondisi Heny Roy Lanzen dan diset prediktif yakni mengumulasi substitusi
pelaku-pelaku kejahatan identitas palsu dari kota Pagaralamyang diusahakan
mengalami rute komutasi guna melakukan substitusi dengan kulminatif deviasi
harta rampokan dari daerah sebelumnya memperoleh anvil di pihak-pihak yang
mengalami pola antidote dan konvergensi identitas hukum demi tuntutan
hukum yang mematahkan pembuktian retro-aktif, dan (f) Ekstorsi identitas
palsu Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi dari kejahatan dobel Sylvana
Dolora Agustien, Rheza Ivan Darian, dan Indra Rasiwan diupayakan melakukan
intimidasi terhadap kaum kerabat dari modus pemfitnahan pronosiasi hati dan
kejahatan Nasrani yang memeras korban dengan mempermalukan hingga
mengucilkan korban.
Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan menstatuskan pembuktian yang
mengiritasi aib Bupati Lahat Harunata Supeno sebagai saran yang
mengonvergen kondisi Indra Rasiwan yakni meninggalkan harta benda dan
menelantarkan keluarga karena dianggap mengalami kemunduran mental
seusai dianiaya atau dipasung dengan modus mengumulasi kemunduran mental
menggunakan program Eve yakni mengisolasi korban dengan instrumen yang
mendiktasi pronosiasi hati hingga perilaku imperatif yang memicu kerja otak
mati mirip program Manshuri. Kondisi korban yang kulminatif mirip robot
karena mudah didikte untuk melakukan diskredit reputasi dan menerima
perintah-perintah kejahatan, mengakibatkan pelaku-pelaku kejahatan
memperoleh deviasi status pelaku. Korban-korban yang dipasung untuk
mengalami kemunduran mental (Eve) memang mengalami kritisme yakni : (a)
Diculik untuk terpisah dari keluarga dan kaum kerabat, (b) Dipaksa mengalami
pemerkosaan, pelecehan seksual, dan melakukan kejahatan seks, (c) Dipaksa
menyaksikan perzinahan yang harus dilakukan terhadap anak, istri maupun
saudara kandung sendiri, (d) Dijejali obat-obatan institusi, narkoba, dan kotoran
Edwansyah Gumayenda Page 8
(faeces, urine, dan bahan kimia beracun) melalui udara, alat-alat mandi,
pakaian, makanan, dan minuman yang terpaksa dikonsumsi karena mengalami
kondisi pengucilan, (e) Diacuhkan dari komunikasi keluarga ketika tidak
menyadari orang tua dan saudara kandung telah ditukar oleh pelaku (kelompok
kejahatan Eli Kusmala, Deo Harunata, Susiawan, Reza-reza palsu, dan Atik
Jemakir) dengan yang palsu dan ditugaskan mengawasi pemasungan secara
tidak langsung yakni meracuni mental korban untuk memperoleh kumulasi
kemunduran perilaku, (f) Kelompok pelaku mengintimidasi lingkungan sekitar
bila korban dapat keluar dan melakukan perjalanan diluar rumah untuk tidak
membuka dan atau memberikan keterangan kepada korban bahwa tengah
mengalami pemasungan dan percobaan pembunuhan dari pelaku yang kini
beridentitas palsu didalam rumah korban, (g) Kelompok pelaku secara bergiliran
mengintimidasi korban dengan menghasut perekrutan terhadap lingkungan
sekitar untuk ikut melakukan permusuhan dan penganiayaan terhadap korban,
(h) Provokasi Reza-reza palsu diupayakan dapat memicu kemunduran perilaku
korban guna memperoleh status institusi yang mengakibatkan pengawasan dan
penganiayaan dapat dilakukan secara langsung terhadap korban, (i) Kelompok
kejahatan Susiawan melakukan intimidasi secara instrumen yakni melakukan
instalasi alat-alat pendiktasi guna memperoleh kemunduran mental dan
kesehatan korban karena mengumulasi provokasi terhadap ‘media otitia’ dan
emosi korban, (j) Provokasi kesehatan korban dikumulasi oleh Nirwana palsu
berdalih menyediakan dokter dan obat-obatan meskipun hal tersebut tidaklah
nyata bagi Gumayenda bahkan menunggu kondisi terlemah dari korban dengan
asumsi pemerasan dan ganti rugi yang akan dicuri oleh kelompok kejahatan Atik
Jemakir dan Susanti Angraini, (k) Resume penipuan dengan memanfaatkan
divergensinya kondisi korban terpasung yakni menyebutkan kondisi
kemunduran kesehatan yang likuid dapat dipotong kompas dengan
menyebutkan kerabat dari kelompok kejahatan Susiawan sebagai substitusi
kondisi korban yang dibungkam dari perhatian tim kesehatan, (l) Resume
Edwansyah Gumayenda Page 9
penipuan dengan provokasi kemunduran perilaku terhadap korban yakni
membunyikan pronosiasi hati yang menghasut SARA dan menggunakan
kelompok pelaku sebagai ekstorsi kejahatan karena mengenakan seragamPolisi
dari Kepolisian Resort Pagaralamdan TNI dari KODIM 0405 Pagaralam,
memanipulasi pengaduan korban guna pemasungan, dan penganiayaan secara
langsung yang mengakibatkan korban cacat dapat dibungkam, (m) Hasutan
komunal dan masyarakat diintimidasi untuk menstatuskan kemunduran perilaku
menyebutkan kompetensi masing-masing pribadi guna memudahkan modus
pengotakan yang melumpuhkan komunikasi lingkungan, agama, dan politik.
Aksi yang menyebutkan korban dapat dikucilkan ketika perekrutan mengklaim
skisme antar komunal dan mengorientasikan kejahatan sepihak karena
kebodohan dan infiltrasi kultur yang tidak dipahami untuk menganiaya hak-hak
kewarganegaraan, mengumulasi resume kejahatan untuk nepotisme kejahatan
dengan harapan pengucilan dapat menundukkan identitas reputasi dan
intelektual yang dikembangkan oleh korban, (n) Hasil provokasi yang
menyebutkan komunal berkompetensi terhadap usia dewasa, harta benda yang
merekrut reputasi baru, dan pemvonisan terhadap kompetensi untuk
menyebutkan korban mengalami kemunduran mental yang mengakibatkan ia
tidak mampu berkomunikasi secara politik, agama, dan ekonomi, (o) Pengucilan
terhadap komunal mengakibatkan penggelapan identitas reputasi yang
memudahkan penggelapan pledoi dan provokasi yang mengomunikasikan
agenda baru bagi kejahatan yakni plot dengan divergensi aksi kejahatan
terhadap korban terhadap pelaku, dan ketetapan media kejahatan memvonis
plot kejahatan sebagai klisenya penangkapan dan kulminasi status yang
menyebutkan kemungkinan mengeksekusi subjektif diantara korban hanya
dapat dibuktikan dengan mengulminasi krisis dan kepercayaan yang umumnya
adalah korupnya operator mengawasi pemasungan dan pencekalan yang
dilakukan terhadap korban. Konvergensinya menyebutkan asumsi korban untuk
mengalami pencekalan dan mengupayakan amputasi dan perlawanan terhadap
Edwansyah Gumayenda Page 10
set konspirasi yang mengindikasikan kemunduran perilaku untuk
mengomunikasikan reputasi terhadap pengaruh reputasi dan kondisi krisis dari
identitas yang sebelumnya dianiaya dengan penggandaan dan kemunduran
mental, (p) Korban diintimidasi untuk mengakui penggandaan yang
diberlakukan terhadap dirinya dalam keadaan tertangkar yakni mengalami
penggadaian status yang sebenarnya akan ditolak bila dikonfirmasi terhadap
korban bahkan mengetahui hal dan kesepakatannya berorientasi kepada
merampas hubungan komunikasi penganiayaan korban demi memperoleh
hasutan yang memanipulasi kumpulan massa untuk ikut terprovokasi dan tidak
berani melakukan tuntutan balik. Hal yang umum diketahui korban ketika
asumsi menyelamatkan anggota keluarga yang diculik sehingga menunda
kekerasan terhadap aksi kejahatan yang tengah berlangsung dan atau kondisi
cacat hukum yang dilakukan yakni intimidasi kejahatan Polisi/TNI (: telah
beridentitas palsu dan mengokupasi identitas korban maupun harta rampokan
dari daerah sebelumnya, bahkan melejit dengan strata perwira tinggi yang
ditempuh dengan hanya melakukan modus substitusi yakni menukar perwira
tinggi dan atau memanipulasi identitas disertir yang melarikan diri dari
kesatuan—Batalion 206 Lahat, Batalion Garuda Hitam Lampung, dan Batalion
328 Cilodong) terhadap korban yang mendefinisikan pengaduan korban akan
selalu mengalami cacat hukum dan intimidasi yang menyebutkan kondisi
kemunduran mental korban ketika melakukan konfrontasi barang bukti akibat
terpasung, teraniaya, terperkosa, terculik, dan atau telah mengalami percobaan
pembunuhan karena modus penggandaan transfigurasi yang klise yakni
operator dan atau petugas yang berwenang menyebutkan pengaduan korban
akan “terlelang” dengan status mereka yang terlibat langsung kejahatan
dikarenakan penjatahan yang menggoda diatas rata-rata uang gaji dan impian
memiliki barang-barang mewah serta akses dari upaya melarikan diri dari
resume kejahatan, dibias dari retro-aktif atau operator investigasi yang tidak
profesional mempengaruhi hasil pekerjaannya terhadap korban, (q) Derivasi
Edwansyah Gumayenda Page 11
resume kejahatan dari pemerintah kota Pagaralamyang di rekrut oleh Bupati
Lahat Harunata Supeno dan mensubstitusi strata stelsel-aktif yang legal bagi
kelas Pagaralam. Perlakuan kejahatan akhirnya teridentifikasi dengan modus
yang menyebutkan suaka dan perekrutan melebar kepada upaya pelaku-pelaku
kejahatan dari pemerintah kota Pagaralammenggandakan identitas demi bias
menderivasi terorisme yang diharapkan mengonsolidasi transfigurasi baru bagi
perekrutan pemerintah daerah dan pemekaran wilayah daerah, dan (r)
Kumulatif nepotisme kejahatan yang menguasai salah pemahamannya
mengenai pemekaran wilayah, rehabilitasi, elevasi institusi, pemetaaan likuiditas
kejahatan yakni berperilaku seolah-olah menguasai wilayah seusai menjadi
‘lullaby’ dan atau menguasai modus substitusi kepala daerah dan orang-orang
dekat dari wilayah pemerintah daerah yang mengupayakan prospektif
‘redundancy’ dari mantan kepala daerah mendaftar dan mengetalase kaum
kerabatnya yang siap santap untuk modus kejahatan baru.
Berikut normatif-normatif ketidaksesuaian identitas palsu terhadap
Gumayenda yakni : (1) Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam
mengakomodasi Reza-reza palsu yang teridentifikasi sebagai penculik dan
operator-operator parasitisme yang dimaksudkan untuk mengamputasi
Gumayenda dari melakukan pengaduan mengenai hilangnya dan resume
kekerasan yang pernah dialami oleh orang tua Gumayenda selama berdomisili di
desa Talang Jeruk Pagaralam. Reza-reza palsu tersebut terbukti melakukan
pencemaran nama baik yang sangat meneror hingga postulatif mereka
mengancam eksistansi korban. Akomodatif ancaman, pemukulan, dan
intimidasi akses Polres Pagaralamyang diperoleh Reza-reza palsu karena
menadahkan rumah-rumah dan harta benda korban kepada pemerintah kota
Pagaralamberdalih kepala daerah PagaralamDjazuli Kuris dan Budiarto Marsul
melakukan sanitasi daerah dan merencanakan nepotime dengan populasi dan
kroni yang disaring dari kumulatif kompatibelnya hirarkikal pemerintah kota
Edwansyah Gumayenda Page 12
Pagaralamyakni asumsi menguasai eksesibilitas pemerintah daerah dengan
operator-operator yang melikuidasi kejahatan kekuasaan dan likuiditas
perebutan kekuasaan. Ironinya, mayoritas Reza-reza palsu direspon
bertransfigurasi dan menunggu jatah berupa mutasi ke daerah lain dengan
pemboncengan kasus-kasus perampokan, penculikan, pemerkosaan,
parasitisme, pronosiasi hati, dan percobaan pembunuhan, meskipun akses
mutasi mereka teridentifikasi mengorupsi Kepolisian Resort didaerah lain yakni
status stelsel-aktif yang merepatriasi dan melikuidasi sebagian harta rampokan
dari pemerintah daerah sebelumnya dengan mensubstitusi kejahatan sebagai
asumsi ‘quid pro quo’ dari kepala daerah atau oportunis yang kalah bertaruh
dalam likuiditas perebutan kekuasaan dan dominasi plot terhadap kelompok-
kelompok kejahatan yang mengendalikan kota dan atau infrastruktur
pemerintahan daerah, (2) Identitas ganda Elvera direkrut oleh homoseks-
homoseks Inra Floris Palembang yang akhirnya memprovokasi Gumayenda yakni
mengondisikan korban sebagai kelinci instrumen pronosiasi hati yang
mendiktasi kekerasan berupa parasitisme orang tua palsu, Reza-reza palsu,
kondisi properti pribadi yang diinfiltrasi oleh orang-orang tak dikenal meskipun
telah melakukan pengamanan berupa penguncian barang-barang pribadi,
narkoba melalui makanan dan minuman, penggelapan harta waris Indra
Rasiwan, dan penculikan orang tua yang dibungkam terhadap Gumayenda
mengenai kondisi kasusnya dan diupayakan untuk memasung dengan tujuan
terusir dari identitas dan harta benda yang merupakan kompatibel dari hak-hak
kewarganegaraan telah dirampas oleh kelompok kejahatan waria Susiawan dan
Eli Kusmala, dan eksisnya kejahatan homoseks (waria) mensubstitusi Walikota
PagaralamIda Fitriati Basjuni dan provokasi kejahatan dari oknum-oknum
Rasiwan yang mengakomodasi identitas palsu bagi populasi Pagaralamyang
sebelumnya telah diusir dari rumah dan harta benda mereka. Kasus Elvera
melejit ketika Nirwana palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Susiawan
mensubstitusi jabatan Pembantu Ketua Satu atau Puket I berdalih kasus Indra
Edwansyah Gumayenda Page 13
Rasiwan merekrut keluarga Elvera karena pernah mensubstitusi jabatan pejabat
Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul. Status Elvera membuktikan sia-sianya
berkoalisi meskipun telah ngotot beragama Nasrani/Yahudi dari kondisi yang
diintimidasi oleh Susiawan yakni parasitisme Andi Nova Zemla, Ahmad
Feriansyah, Kardinal, Novriansyah, Baheramsyah, Marko Ilpiyanto, Herma Diana,
Zulaiha, Yadi Maryadi, Medi Triawan, Robinson, Liza Islamia, dan khusus Andri
seorang dosen yang terpaksa mengalami kekerasan karena berhubungan seks
terhadap salah satu pelaku kejahatan homoseks dari kelompok kejahatan
Susiawan. Liza Islamia menyebutkan kasusnya tidak kalah seru dari resume
institusi pendidikan pemerintah kota Pagaralam tersebut yakni kondisi identitas
ganda yang merekrut keluarga Burlian Sohar dan melakukan transaksi seksual
dengan modus parasitisme, skisme agama Syiah, dan reputasi buruk Bursah
Zarnubi palsu selaku pencicip tubuhnya ketika masih lajang, (3) Identitas palsu
Nirwana Indra Rasiwan yang diklaim oleh dobel-dobel korban dan identitas
palsu dari kejahatan Nirwana-nirwana palsu terbukti melakukan diskredit
signifikan ketika pelaku-pelaku menelanjangi reputasi almarhum Rasiwan-Arijah
dengan menyebutkan mereka sebagai pengkhianat dan atau antek Belanda,
resume seksual yang dielevasi oleh Susiawan, keluarga Betty, keluarga Sukron
Keuw, keluarga Arfan Masuning, dan Suharindi demi mengotakkan kaum
kerabat Rasiwan-Arijah. Resume aib keluarga Walama Sukardi dipaksakan untuk
dimanipulasi dengan memfitnah almarhum dan anak-anak almarhum, dalih yang
disebutkan oleh Susiawan yakni lebih baik kehilangan keluarga Indra Rasiwan
atau kaum kerabat lainnya daripada kehilangan kesempatan untuk merampas
harta benda kaum kerabat. Kasus keluarga Sukardi memastikan lumpuhnya
reputasi Rasiwan–Arijah karena resume penyimpangan seksual yang dialami
oleh Budi Sukardi, keluarga Chottawa, Nela Sukardi, dan keluarga Arfan
Masuning yakni menyetubuhi orang tua kandung sendiri dan berani
menyebutkan resume almarhum Rasiwan-Arijah pernah bersenggama terhadap
anak-anak mereka dan perampasan yang dilakukan olehnya dengan
Edwansyah Gumayenda Page 14
mempermalukan target dan atau kaum kerabat yang diincar identitas dan harta
bendanya, (4) kelompok kejahatan Susiawan mendaftar modus pemasungan
ketika Gumayenda direkrut oleh Hartal Burlian Sohar ke ibukota Jakarta di tahun
2007, hal-hal yang teridentifikasi adalah : (a) intimidasi Reza-reza palsu
memukuli Faisal Sjamsuri dan Nirwana Indra Rasiwan (: saat itu belum
teridentifikasi palsunya identitas pelaku) untuk tidak membuka identitas
kejahatan yang akan dilakukan terhadap Gumayenda (: diset di rumah pribadi
mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno di komplek Bintara (3) Cibening
Bekasi Barat), (b) Merencanakan substitusi terhadap orang tua palsu
Gumayenda, (c) Elevasi Hartal Burlian Sohar menanyakan Roy Lanzen khawatir
mengganggu identitas kejahatan yang akan diberlakukan kelompok kejahatan
Susiawan yakni Reza-reza palsu, Atik jemakir, Susanti Angraini, Indra Rasiwan
palsu, Nirwana palsu, Jemakir, Yanto, Melia Yanto, Bambang Yanto, Parno,
Bujang San, Nugroho Siswanto, Sukron Keuw, Asykari, Taher, Pajeroni Zawawi,
dan Eli Kusmala terhadap Gumayenda di kecamatan Jarai. Herannya,
perekrutan diklaim secara pendaftaran akses yang akan diperoleh bila status
vakum Pagaralam2008 sukses dan selama rekrutan mengakomodasi Nasrani,
hubungan seks dan atau menyebutkan pelampiasan syahwat serta kejahatan
waria merupakan persyaratan perekrutan. Bagi Susanti Angraini dan Nirwana
palsu (:Tim Floris—pelaku telah menransformasi alat kelaminnya seperti wanita
dan menyediakan syahwat dengan modus pemerasan) hal tersebut merupakan
kulminatif bagi mereka karena menyetubuhi Hartal Burlian Sohar dan mencicipi
tubuh Nirmala Hartal Burlian Sohar merupakan akses lanjutan menempuh harta
benda dan identitas kaum kerabat yang ditinggalkan oleh mantan Bupati Lahat
Harunata Supeno seusai repatriasi, (d) Klicuk warga desa Talang Pisang
kecamatan Jarai merekrut Gumayenda ke Inra Floris Palembang demi
memasung korban di institusi Ernaldi Bahar Palembang di bulan September
2009, (e) Derivasi identitas kejahatan diset di tahun 2005, ketika Gumayenda
direkrut oleh CV, Nirmala ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu kabupaten
Edwansyah Gumayenda Page 15
Lahat dengan resume pronosiasi hati dan sejumlah pemerkosaan yang dilakukan
kelompok kejahatan waria Susiawan dan Deo Harunata di rumah Tolhaimi di
desa Penindayan kabupaten Lahat yang hingga kini dibungkam dari upaya
pengaduan kasusnya, (f) Kumulatif pelecehan sebelumnya direspon ketika
Susiawan mengunjungi kediaman Hartal Burlian Sohar dan Sutan Muda pada
dini hari—saat itu perekrutan ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu.
Susiawan melecehkan Gumayenda dengan menegaskan jerat seksual dari
operator-operator seksnya (: waria tuna susila dan wanita tuna susila) tidak
berhasil menjerat Gumayenda, namun Hartal Burlian Sohar mengambil alternatif
dengan memanggil Robi Bahay untuk melakukan pengebirian terhadap
Gumayenda bila telah kembali ke kecamatan Jarai, (g) Surat permohonan kerja
milik Gumayenda terhadap PT. Muara Alam Sejahtera dan PT. Batu Alam
Sejahtera pada tanggal 28 November 2008 yang diserahkan kepada Hartal
Burlian Sohar dikediamannya di Pasar Lematang Lahat, menegaskan set
kejahatan terhadap Gumayenda telah kumulatif dengan penolakan dan
pelecehan yang distatuskan oleh keluarga Burlian Sohar dan anak-anak mantan
Bupati Lahat Harunata Supeno—saat itu membunyikan radio frekuensi sinyal
rendah dan pronosiasi hati yang mengklaim pronosiasi hati Susiawan, (h)
Kejahatan waria dipastikan oleh Gumayenda telah memasuki keluarga Burlian
Sohar yang mengindikasikan sanitasi bagi komunalitasnya dan derivasi kejahatan
menarget pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang pula berarti aib keluarga
Sohar signifikan ditakuti bila terekspos, terbukti dari upaya Reza-reza palsu dan
dobel Harunata Supeno yang diklaim oleh Susiawan mengintimidasi Gumayenda
dari perintah kejahatan yang telah diset menggunakan pembantu-pembantu
(panakawan) dari keluarga Lam, Syam, Syahani, Sutan Muda, Sudir dan
seterusnya, penyesuaian perekrutan dengan kapasitas homoseksual sebagai
perekrutan, meskipun dipaksakan mengenakan nama atau reputasi Sohar masih
terelevasi buruk karena mosi tidak percaya mirip kasus nama Harunata S
(:aksioma antidote bagi pejabat wakil Bupati Lahat Marwan Mansyur yang
Edwansyah Gumayenda Page 16
sebelumnya direncanakan mengenakan nama Mansyur S), yang sebelumnya
canggung untuk menyebutkan konotasi Jawa dibelakang nama—Supeno—
mantan pejabat Bupati Lahat tersebut dan akhirnya ditembuskan kepada
Supeno saja ketika aib keluarga Sohar terekspos secara publik politik, (5)
Institusi bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralammenjadi
rumit ketika klaim modus pronosiasi hati mengekspos pencelaan dari Xaverius
Pagaralam meskipun diketahui klaim Nasrani terhadap upaya-upaya pejabat
Walikota PagaralamDjazuli Kuris dan Budiarto Marsul mengetalase kasus-kasus
berupa kekerasan dan percobaan pembunuhan bahkan sekte yang diklaim sesat.
Salah satu kumulatif diskriminasi yang dikondisikan adalah paternalisme dari
pemerintah kota Pagaralamuntuk disiapkan sebagai sistimokupasi kroni oleh
Kuris Palo dan Marsul. Perekrutan dilakukan dengan menyaring identitas palsu
dan mengidentifikasi warga pendatang tanpa perlindungan mengenai hak milik
dan properti kota Pagaralam, hal yang yang menjadi perhatian publik mengenai
substitusi Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul yang memanipulasi harta benda dan
properti dengan resume penyerahan dan tertangkapnya kasus korupsi yang
dilengkapi dengan penyitaan barang-barang mewah milik pejabat-pejabat kota
Pagaralamtersebut. Alias bagi identitas kejahatan pemerintah kota Pagaralam
terkulminasi dari kondisi modus pronosiasi hati yang mengklaim kasus Nirwana
Indra Rasiwan dan Nisma Aprini, dan akhirnya memperoleh kasus baru yakni
menghilangnya keluarga Zayadi Amin dan kondisi cacat fisik maupun psikisnya
Hariyadi, Indra Rasiwan, dan Nirwana Indra Rasiwan sebagai ikon pemerintah
kota Pagaralam alias ‘Bad Coin’nya Pagaralam. Keluarga Zayadi Amin
menghilang karena terbukti malu dan frustrasi mengklaim harta benda mereka
dan divonis dengan dipermalukan oleh kroni kejahatan kota Pagaralamyakni
tidak mampu mengelola aset keluarga seperti PO. Sinar Dempo milik keluarga
Yohan. Hal yang sama dialami oleh PO. Ratu Agung dan PO. Garuda Dempo
yakni tidak mampu berkonsolidasi perintah kejahatan yang berkumulasi
mengiritasi identitas dan alias bagi korupsinya aksi penadahan dan provokasinya
Edwansyah Gumayenda Page 17
pertukaran properti diantara orang-orang palsu dan germo-germo yang
menawarkan identitas palsu beraset ratusan juta hingga miliaran rupiah dari
kelompok kejahatan kota Pagaralam. Alias bagi pertukaran dan penyitaan yang
dilakukan oleh kelompok kejahatan kota Pagaralamadalah menyebutkan daftar
identitas palsu dengan harta benda yang diestimasi bukan milik pribadinya dan
terkumulasi sebagai tumbal pembuktian bila dilakukan investigasi. Kondisi cacat
psikis disebutkan dari kondisi ganti rugi mengenai aksi kekerasan yang dialami
pada saat penyerahan identitas dan harta benda, pasca penyitaan dilakukan
dengan membungkam sejumlah saksi dengan ekses pemerintah kota Pagaralam.
Provokasi yang tersohor saat itu adalah dualisme Djazuli Kuris memanipulasi
rakyat kota Pagaralamdemi mendaftar kekuatan pribumi melindungi harta
benda mereka, dan penculikan sejumlah keluarga dengan kemampuan
paguyuban dilakukan, kemudian teridentifikasi sebagai motif penculikan yang
dilakukan dengan kulminatifnya dobel Djazuli Kuris dari status Susiawan di tahun
2004. Sebelumnya Gumayenda pernah menjelaskan mengenai ‘property of
fallability’ yakni konsolidasi persamaan hak dan bagaimana menelaah
pembagian kontribusi sesama koalisi dengan perintah dan dokumentasi yang
diset untuk memberikan kompromi terhadap semua pihak. Distribusi yang
terilustrasi dari kondisi tersebut adalah menyelesaikan fungsi apropriasi yakni
dominasi akan normatif yang diberlakukan dan membagaimanakan peraturan
daerah mengakomodasi transfigurasi profil wilayah memosisikan kepala daerah
untuk mendominasi dan vertikalnya didominasi seperti properti yang
tersubstitusi dan memberikan penjelasan sebagai akibat masalah pemerintahan
kota maupun daerah bukan lagi properti konsumtif yang melulu menghabiskan
namun ia harus konsumerisme melindungi kepala daerah dan peraturan daerah
itu sendiri. Namun hal klise lebih mengebiri peraturan daerah Djazuli Kuris Palo
dan Budiarto Marsul yang diserahkan kepada pekerja asing dan selalu menyewa
keterampilan dengan pengaruh akses suaka, dan akhirnya menempuh
akomodasi isu dan asumsi yang mengikat politik substitusi dan komutasi diiritasi
Edwansyah Gumayenda Page 18
untuk memenuhi perubahan komoditas yang mengakseptasi orang baru dengan
kemiskinan ekstrim, barang curian yang mempengaruhi distribusi output,
distribusi asumsi yang mengikat komunal untuk mengilustrasikan friksi dan
keseimbangan yang diupayakan melalui perolehan nepotisme di pemerintahan
yang baru disusupi (termasuk pengucilan intelektualitas dan perolehan strata
mendisertasi mengenai kasus-kasus kejahatan dan reaksioner intelektual.
Kondisi tersebut mengakibatkan cacat psikis bagi korban yang mengalami
pengusiran dan tidak memahami kontribusi administratif sebagai etalase
percontohan pemerintahan daerah atau klise menyebutkannya dalam bahasa
Inggris yakni ‘all you need is penny but the penis of you are not red enough for
us’. Kasus seorang dosen ekonomi berstrata Doktor dan doktoralnya
menyebutkan spesifikasi mengenai metodologi mengapa hati bisa dikonsumsi
seperti liver dan penganan lainnya, pertanyaan yang mengundang nama institusi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralamyang merunut kondisi
cacat psiksis dan pencelaan bagi Nasrani yakni Nisma Aprini sendiri dan kenyang
akan resume penuntutan yang dilakukan dengan alibi-alibi penggelapan dana
pemerintah kota Pagaralam, menegaskan sosok Nisma Aprini tidak bisa
dilewatkan begitu saja, terlebih isu kontekstual dari ‘property of fallability’
menyebutkan masalah infrastruktur, perwujudan dependensi, akseptasi
interdepedensi, inter-relasi ancaman, dan stabilisasi kondisi akibat faktor
korporasi, konsep keterangan diri, dan transisi yang memosisikan normalnya
marjinal anda menentukan kontekstual yang mengalir bagai derasnya ide
tehnikal kebijakan pengetatan likuiditas baik birokrasi, keuangan maupun status
penghapusan keterangan diri anda. Kontras kemerosotan wibawa dan
komitmen disepakati sebagai akibat keterbukaan atau perestroika mengenai
‘glasnost’ (: anda boleh membacanya sebagai reformis dengan demokratik yang
implisit terhadap pemerintah beserta sistemnya). Pertanyaan berikutnya
mempertanyakan inter-relasi kapabilitas pronosiasi hati dan modus-modus yang
menyertai Nisma Aprini, apakah menyebutkan divergensi yang dibutuhkan
Edwansyah Gumayenda Page 19
seperti komitmen pemerintah kota Pagaralam membangun daerah dengan
populasi dan pemahaman nepotisme terhadap ‘mammon’ yang selama ini
menjadi permasalahan mendasar ketika individu dijejali dengan kemampuan
masa depannya, hal yang pernah dicela oleh Nasrani ketika Yesus Kristus harus
tewas ditangan seorang Yahudi karena memperdengarkan hal-hal yang
ditentangnya secara prinsipal. Diagnosa cacat psikis Indra Rasiwan dan Nirwana
Indra Rasiwan menyebutkan kondisi pemasungan dan penculikan yang dilakukan
oleh kelompok kejahatan Inra Floris Palembang imperatif mantan Bupati Lahat
Harunata Supeno.
Diketahui keluarga Burlian Sohar menempatkan Gumayenda sebagai
target kekerasan Deo Harunata yang terbukti dari aksi kejahatan Reza-Reza
palsu Inra Floris, Yanto, Parno, Bujang San, Susiawan, Susanti Angraini, Atik
Jemakir, Jemakir, Eli Kusmala, dan Nirwana palsu meneror di kediaman
Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 kecamatan Jarai sejak kepulangan
dari desa Penindayan Lahat yakni perekrutan untuk proyek air bersih di
kecamatan Mulak Ulu kabupaten Lahat sejak tahun 2005. ‘Off-set’ keluarga
Supeno menggunakan dobel bertransfigurasi Nirwana, Eli Kusmala, dan
Susiawan membuktikan mantan Bupati Lahat Harunata Supeno kepada motif-
motif berikut : (a) Memutuskan silaturahmi terhadap kaum kerabat yang
mengetahui aksi kejahatan dan resume masa kecilnya yang dipenuhi dengan
rasa malu, (b) Rasa malu Hartal Burlian Sohar karena menyetubuhi waria-waria
dari Inra Floris Palembang yang mengklaim kekerabatan terhadap mantan
Bupati Lahat Harunata Supeno, (c) Frustrasinya Hartal Burlian Sohar
mengetahui Susiawan dan Deo Harunata bergiliran memperkosa Nirwana Indra
Rasiwan yang diculik dari desa Talang Jeruk Pagaralamkarena mendiskredit
modus penculikan dan pronosiasi hati yang dilakukan demi merampas identitas
keluarga Indra Rasiwan dan harta waris di kecamatan Jarai, (d) Set yang
dilakukan oleh pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno terhadap keluarga Nela
Edwansyah Gumayenda Page 20
Sukardi menggunakan Mitsubishi BG7060E dan kelompok kejahatan dari desa
Tanah Tinggi kecamatan Jarai yakni Yunita Valina, bahwa memanipulasi
Gumayenda menggunakan orang tua palsu diakumulasi guna memepas dalam
belanga dan mengokomodasi modus pemerasan terhadap kaum kerabat
Rasiwan-Sjamsuri yang bertransfigurasi identitas palsu dan terkondisi sebagai
sapi perahan kelompok kejahatan Susiawan, (e) Kejahatan Deo Harunata dan
keluarga Supeno terkulminasi dari kondisi Indra Rasiwan dan anak istri yang
dipisahkan dari Gumayenda yakni dikondisikan sebagai pelampiasan pelecehan
dan mengalami kekerasan fisik, disebutkan oleh Susiawan unutk mengondisikan
penghapusan hubungan properti Indra Rasiwan terhadap anak istri dan harta
benda, (f) Intimidasi Susiawan mengelevasi kejahatan keluarga Lam Sohar yakni
resume perselingkuhan Herlansyah Burlian Sohar dan Hartal Burlian Sohar
terhadap Lam Sohar dan pemerasan yang imperatif modus pronosiasi hati dari
kasus penculikan di kabupaten Lubuk Linggau dan Muaraenim, (g) Modus
kontroversi direkrut oleh Susiawan imperatif keluarga Supeno dengan menculik
Indra Rasiwan yang sebelumnya direncanakan untuk mengerjainya mengenai
kondisi penggandaan yang dilakukan terhadap istri korban yakni Nirwana, (h)
Elevasi penggandaan Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi untuk
memprovokasi pemerintah kota Pagaralammelakukan modus perampasan yang
dikumulasi oleh Susiawan sebagai jatah yang diakumulasi dari kebodohan
mantan Bupati Lahat Harunata Supeno, Astin Alimudin, Herlansyah Burlian
Sohar, Hartal Burlian Sohar, dan Ramadhan Harunata Supeno memiliki aib
kejahatan homoseks (waria) dan mengumulasi kejahatan TNI dengan klaim
disertir Yon 206 Lahat dan oknum-oknum KOPASSUS TNI-AD yang mayoritas
adalah waria. Hal yang mengherankan publik politik mengenai kejahatan waria
kini dapat mengenakan seragamTNI dan melecehkan maknawi Sapta Marga
dikarenakan status tunggul mereka di harta benda sipil dan mengintimidasi
korban dengan menyebutkan Mayor Jendral TNI AD Harun Sohar memiliki
provinsi Sumatera Selatan untuk dapat dirampas kembali oleh anak cucunya
Edwansyah Gumayenda Page 21
demi kepentingan kantong mereka sendiri, (i) Kontroversi yang dilakukan oleh
Susiawan di tahun 2002 yakni menggandakan Indra Rasiwan dan mengetalase
kejahatan waria terhadap keluarga korban guna merekrut Taufan Putra demi
memiliki ‘lullaby’ dan melakukan penggandaan terhadap Roy Lanzen dan Ismani
Harto, menerangkan kasus Muzakir Sai Sohar menstatuskan resume penculikan
terhadap keluarga Achmad Sjamsuri dan percobaan pembunuhan terhadap
Gumayenda yang dilakukan oleh keluarga Supeno melalui operator keluarga
Yahun dari rute komutasi identitas-identitas palsu keluarga Burlian Sohar,
keluarga Harun Sohar, dan keluarga Supeno karena membawa lari aset-aset
pemerintah daerah kabupaten Lahat (:kasus Herlansyah Burlian Sohar alias Aan
palsu), Lubuk Linggau (:kasus Meki Burlian Sohar, suami Selvi Pipin Burlian
Sohar, Nirmala Hartal Burlian Sohar, dan Bahay alias Bahagia), dan Muaraenim
(:kasus Muzakir Sai Sohar mengelevasi Nirwana palsu, Susiawan, dan kasus
substitusi Roy Lanzen dan Taufan Putra), dan mengupayakan bias dari resume
penculikan, perampokan, dan pembunuhan yang mereka lakukan bersama
keluarga Arfan Masuning, keluarga Sukardi, keluarga Chottawa, keluarga Betty,
keluarga Jemakir, keluarga Yanto, keluarga Parno, keluarga Klicuk, keluarga
Harun Zawawi, keluarga Taher, keluarga Johar, keluarga Hermanto Keuw,
keluarga Sukron Keuw, keluarga Hasbulah, keluarga Marsup, keluarga Suharindi,
Rheza Ivan Darian, Sylvana Dolora Agustien, keluarga Arsad Sjamsuri, keluarga
Loni Sjamsuri, keluarga Faisal Sjamsuri, Darmansyah Sjamsuri, dan keluarga
Darwin Sugandi Sjamsuri, (j) Resume penyodomian terhadap Gumayenda yang
dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan yang saat itu (2002)
mengolaborasi Azhari Muarapayang, Marsup, Parno, Klicuk, Harun Zawawi,
Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Jemakir, Atik Jemakir, Mayangsari, Cici Yulita,
Yusni Hasni Marzuki, Elvera, dan Reza-reza palsu Xaverius Pagaralamdemi
mendiskredit Taufan Putra dan memasung Gumayenda, merupakan motif
mengapa Gumayenda keluar dari SPBU 34-16405 Sukmajaya Depok di bulan
Oktober 2004. Perlu diketahui, oknum-oknum Rasiwan memanipulasi identitas
Edwansyah Gumayenda Page 22
mereka mengintimidasi kebohongan bahwa telah menguasai Djzuli Kuris dan
Budiarto Marsul, mengimperatif KOPASSUS TNI-AD (:mayoritas rekrutan adalah
waria) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan koordinasi Megawati
Soekarno Putri palsu yang ditransfigurasi oleh kejahatan homoseks Inra Floris
milik keluarga mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno, dan melikuidasi
aset pemerintahan daerah maupun pemerintah kota Pagaralamyang digunakan
mereka untuk berfoya-foya dan menipu penampilan kejahatan terhadap korban
yang menjadi target penculikan dan perampokan. Bukti-bukti tersebut
menyebutkan kondisi cacat psikis orang tua Gumayenda masih dalam keadaan
ambigu dikarenakan kondisi pemasungan dan pengucilan yang dilakukan oleh
operator-operator kejahatan keluarga Harunata Supeno mengolaborasi Roy
Lanzen dan Taufan Putra yang terestimasi mendesak penundaan eksekusi yakni
perekrutan dan pelebaran kasus kejahatan ke ibukota Jakarta-Depok-Bogor-
Bandung-Semarang-Djogjakarta-Malang Jawa Timur dengan target-target yang
sebelumnya disanitasi menggunakan modus kejahatan pronosiasi hati, modus
kejahatan transfigurasi, kejahatan homoseks, penyadapan, penculikan dengan
memasung target guna mengumulasi identitas beserta harta benda kaum
kerabat korban untuk dapat disubstitusi, instalasi sampah masyarakat di
instansi-instansi daerah yang dituju, penggandaan akses demi eksesibilitas guna
mengorupsi likuiditas perebutan kekuasaan, dan estimasi tumbal operasi.
Mendaftar nama-nama berikut untuk kasus ketidaksesuaian identitas
palsu mereka namun terintegrasi terhadap kasus Indra Rasiwan yakni (a) Sastra
Mico, (b) Ahmad Feriansyah alias Fai, (c) Herma Diana, (d) Yulia Misrania, (e)
Zulaiha, (f) Robinson, (g) Kardinal, (h) Rohani Djazuli Kuris, dan (i) suami dari
Yusni Hasni Marzuki. Kondisi mereka menyebutkan frustrasinya identitas palsu
berorientasi perampasan harta benda dan hirarki pemerintah kota Pagaralam
yang diharapkan dapat mengondisikan efek jera terhadap korban-korban yang
diusir dari identitas maupun harta benda. Hal tersebut menegaskan asumsi
Edwansyah Gumayenda Page 23
perkuliahan yang dilakukan oleh Gumayenda sejak 28 Juni 2010 sampai dengan
9 Juni 2014 (:masih berlangsung hingga mengumulasi 145 sks sebagai
persyaratan mengikuti ujian skripsi) akan mengumulasi konflik-konflik : (a)
Mutasi identitas pelaku kasus-kasus perampasan dan pengucilan demi kasus
Djazuli Kuris yang tersubstitusi dan memanipulasi alibi penyitaan barang-barang
mewah yang diklaim merupakan usaha mereka mengembangkan daerah kota
Pagaralam, dapat membunuh transfigurasi dan mengumulasi estimasi ‘Ghetto’,
dan transfigurasi yang membunuh kasus Muzakir Sai Sohar dari kabupaten
Muaraenim, (b) Substitusi yang dilakukan dengan memperlakukan korban-
korban perampasan identitas sebagai sampah masyarakat dan ‘trafficking’ yang
memusnahkan inter-relasi korban.
Berikut diagnosa perkuliahan Gumayenda mulai dari 14 November 2010
sampai dengan 30 Januari 2014 : (a) Kartu Hasil Studi semester I (satu), tanggal
efektif 14 November 2010, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,73 (22 sks), (b) Kartu
Hasil Studi semester II (dua), tanggal efektif 8 Agustus 2011, Indeks Prestasi
Kumulatif : 3,73 (24 sks), (c) Kartu Hasil Studi semester III (tiga), tanggal efektif 6
Februari 2012, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,77 (24 sks), (d) Kartu Hasil Studi
semester IV (empat), tanggal efektif 15 Agustus 2012, Indeks Prestasi Kumulatif :
3,76 ( 20 sks), (e) Kartu Hasil Studi semester V (lima), tanggal efektif 7 Februari
2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,62 (21 sks), (f) Kartu Hasil Studi semester VI
(enam), tanggal efektif 18 Juli 2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,60 ( 15 sks), (g)
Kartu Hasil Studi semester VII (tujuh), tanggal efektif 30 Januari 2013, Indeks
Prestasi Kumulatif : 3,59 (12 sks) (:Perlu diketahui untuk periode 2010-2014
tidak pernah menerima bea siswa ataupun keringanan apapun bahkan
memperoleh diskredit dari orang tua palsu dan Reza-reza palsu yang berkoalisi
terhadap kelompok kejahatan Susiawan dan Eli Kusmala untuk mengucilkan
Gumayenda di lingkungan kampus guna memudahkan modus perampasan dan
pertukaran identitas palsu yang merupakan profesi germo (mucikari identitas
Edwansyah Gumayenda Page 24
palsu) Susiawan, Susanti Angraini, Atik Jemakir, Nirwana palsu, Reza-reza palsu,
dan Eli Kusmala memperlakukan korban-korban yang dipisahkan dari keluarga
dan kaum kerabat seperti Gumayenda).
Hasil-hasil studi tersebut dilengkapi dengan aksi Nirwana palsu, Indra
Rasiwan palsu, dan Reza-reza palsu yakni pemukulan, alasan mengunjungi kaum
kerabat dengan mengokupasi kediaman Gumayenda tanpa ijin berkoalisi
imperatif Susiawan, Susanti Angraini, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Pandi Arfan
Masuning, Reza-reza palsu, dan Indra Rasiwan palsu, melakukan ‘off-set’ modus
penipuan menggunakan harta waris Indra Rasiwan, meracuni
makanan/minuman, mengutil/mencuri makanan, menggeledah barang-barang
pribadi milik Gumayenda hingga mengalami perusakan dan penghilangan
sampai dengan tidak menyediakan hak-hak Gumayenda mulai dari hak anak
hingga keresahan yang distatuskan oleh Reza-reza palsu, Indra Rasiwan palsu,
Susiawan, Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan
Nirwana palsu yakni : (a) Mencemarkan nama baik Gumayenda hingga ke
lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam dengan
menyebarkan kebohongan mengenai kondisi Gumayenda tengah sakit mental
atau stress. Tujuan dari Nirwana palsu dan kelompok kejahatan Susiawan
(Kijang abu-abu BG1423WA) adalah menggelapkan kondisi Gumayenda demi
mengoleksi penjatahan dan penggelapan hak dari status-status Gumayenda
yang dimanipulasi, motif yang membatalkan kondisi pengampuan/perwalian
dari orang tua palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan usia
Gumayenda telah mencapai 37 tahun per 2 Mei 2014, menggunakan hak
kewarganegaraan di pemilu 2009 dan 2014, mampu membuat Surat Keterangan
Catatan Kepolisian di tahun 2008 dan 2014, dan mampu memiliki perekaman
identitas dengan nomor : 1604060205770003, hal yang merugikan bagi Reza-
reza palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan mereka beridentitas
palsu dan panik melakukan bias dari tidak ikut sertanya mereka mengenai
Edwansyah Gumayenda Page 25
penggunaan hak kewarganegaraan seperti pemilu dan perekaman identitas di
kantor kecamatan Jarai, (b) Infiltrasi Susiawan mengenakan transfigurasi Elvera
bertujuan mengajak hubungan seksual dosen-dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam demi menciderai agama Nasrani/Yahudi
Xaverius Pagaralamdikarenakan pemahaman kondisi homoseks atau waria
merupakan heretik yang kemudian menjadi sarana menginfiltrasi modus
pemerasan dan penculikan guna menukar identitas dan merampas harta benda
korban. Kumulatif disebutkan dengan berhasilnya Nirwana palsu
menyenggamai Effendi Sangkim hingga tidak berdaya untuk diperas dan
menyerahkan jabatan Pembantu Ketua I (satu), bahkan mendukung anvil kaum
gepeng (tunggul) dari kelompok kejahatan Susiawan untuk berada didalam
lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam
yakni Mess bagi dosen dan gedung baru dibelakang kampus lama. Modus
senggama antar sesama jenis akhirnya mulai disukai oleh aparatur kampus
hingga kumulatif mengetalase dosen-dosen palsu dan mahasiswa/i palsu yang
mudah diidentifikasi sebagai pelaku-pelaku pekerja seks komersil dari kaum
homoseks (waria). Takluknya Elvera tersebut kembali iritasi ketika suami Yusni
Hasni Marzuki mengakomodasi Sastra Mico palsu untuk menikmati rumah-
rumah penduduk kota Pagaralamdimana penghuninya lebih dulu diusir oleh
kelompok kejahatan kota Pagaralam, menyebutkan Cici Yulita, Sinta Mardalena,
Hota Putra, dan Mayangsari sebagai aktor-aktor yang sering digaet untuk misi
menjerat korban. Kulminatif alibi-alibi kejahatan tersebut menyebutkan
Herman Basuning alias Baron sebagai koalisi kejahatan kota Pagaralamyakni
Jenni Shandiyah dan Chen-chen. Diagnosa kemunduran perilaku Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam mulai dirasakan oleh Gumayenda
ketika kelompok kejahatan Susiawan menginfiltrasi Susanti Angraini, Reza-reza
palsu sebagai Ahmad Feriansyah alias Fai, Busri, Andri, Yadi Maryadi, Ruaman
Yudianto, dan Atik Jemakir sebagai dosen-dosen palsu yang mendiktasi modus
substitusi Elvera karena teridentifikasi mudah ditundukkan mulai dari alibi-alibi
Edwansyah Gumayenda Page 26
kejahatan narkoba, perjudian, alkoholik, substitusi administrasi, dan aksi
penggelapan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Walikota PagaralamDjazuli
Kuris maupun Budiarto Marsul. Alibi Elvera untuk butir penggelapan Yadi
Maryadi, Reza-reza palsu sebagi Fai, dan kelompok kejahatan Mayangsari
sangatlah berbahaya dikarenakan mereka teridentifikasi sebagai pelaku-pelaku
penculikan yang dimanipulasi untuk menghindari tuntutan hukum dari keluarga
korban—elevasi yang dilayangkan oleh kelompok kejahatan Susiawan ketika
menyuap salah satu dari mereka dan memberikan akses untuk meretas
kediaman Elvera dan menawarkan ekses dari reputasi buruk mantan Bupati
Lahat Harunata Supeno yang akhirnya membongkar elevasi reputasi buruk bagi
pejabat-pejabat Walikota Pagaralam yakni Ida Fitriati Basjuni dan Novirza Djazuli
Kuris yang dimiringkan dengan menyebutkan identitas-identitas asli mereka
adalah status orang yang telah meninggal dunia dan pelacur waria yang
digermoi oleh Eli Kusmala alias Deo Harunata—kumulatif disebutkan dari aksi
ngotot kelompok kejahatan kota Pagaralammendiskredit pemutusan
silaturahmi keluarga Burlian Sohar dan Achmad Sjamsuri dikarenakan koalisi dan
target perampasan terhadap kedua keluarga tersebut terkulminasi dengan
hilangnya orang tua Gumayenda oleh kasus hilangnya Nirwana Indra Rasiwan,
modus kejahatan pronosiasi hati, kejahatan Nasrani Xaverius Pagaralam yang
memfitnah kondisi pronosiasi hati korban, tentatif kejahatan Hermanto Keuw
dan Sukron Keuw pasca pertukaran Roy Lanzen dan Taufan Putra, dan aksi
Djazuli Kuris Marsup yang meneror harta benda maupun penjatahan terhadap
Bupati Lahat Harunata Supeno menggunakan kondisi Indra Rasiwan dan anak
istri. Modus penjatahan yang dilakukan oleh Djazuli Kuris Marsup menegaskan
kejahatan kota Pagaralammemperkosa korban dengan memaksa kejahatan
seksual dan memaksakan pemfitnahan menggunakan agama Nasrani/Yahudi
Xaverius Pagaralam sebagai misi memberikan nuansa Islami menurut perspektif
diskriminasi, aksi waria, dan parasitisme dikediaman korban demi menguasai
penggelapan yang akan dilakukan oleh harta benda korban, kasus yang menarik
Edwansyah Gumayenda Page 27
perhatian publik adalah kondisi Reza-reza palsu dan pelebaran eksesibilitas yang
diberikan pemerintah kota Pagaralammelalui kroni Kuris Palo-Marsup-Zawawi
dan perekrutan yang dilakukan oleh kejahatan waria kelompok Budi Sukardi
kepada oknum-oknum Rasiwan karena memberikan akses perampasan di
kabupaten Empat Lawang yang mengakibatkan besar kepala mereka karena
merasa sukses menjadi anggota-anggota Polisi Pagaralamdan merasa sukses
menipu pendaftaran di Akademi Militer Nasional Magelang (:impian menukar
seluruh anggota batalion bila kelak menjadi Danyon) dan merasa bias dari
resume kejahatan terhadap Indra Rasiwan dan anak istri yakni mengintimidasi
kekerasan dengan membias pemfitnahan seolah-olah melakukan pertolongan
terhadap korban, dan perhatian kejahatan terestimasi signifikan dengan
mengetahui resume Reza-reza palsu tersebut sebagai pemerkosa orang tua
Gumayenda, penyodomi Gumayenda, pelaku kejahatan homoseks, dan
pemurtad yang tidak tahu diri karena mendaftar hak orang lain demi membias
alibi-alibi kejahatan yang pernah ia lakukan terhadap korban dan kasus Indra
Rasiwan. Kumulatif kasus tersebut kini dibias dengan transfigurasi Ramadhan
Harunata Supeno alias Adan, Reza-reza palsu dari kelompok kejahatan Susiawan
Deo Harunata, Reza palsu dari kelompok kejahatan Cina Pagaralamyakni kios
Juli-Ana, Reza palsu yang pernah menransfigurasi Roy Lanzen, Reza palsu yang
pernah bertransfigurasi Astin Alimudin, Reza palsu yang pernah bertransfigurasi
Budiarto Marsul, Reza palsu yang mengonsolidasi Azhari Muarapayang dan Liza
Islamia sebagai akses melakukan modus perampokan, pemerasan dan identitas
palsu, Ahmad Feriansyah alias Fai, Jimmy Arfan Masuning, Erwin Winter Arfan
Masuning, Rheza Ivan Darian, Budi Sukardi, dan Dani Darwin Sugandi Sjamsuri.
Kemunduran perilaku tersebut kulminatif pada tanggal 17 Maret 2014 ketika
dosen Novriansyah menyelesaikannya dengan memerintahkan Gumayenda
untuk tidak ikut dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014
yang akan dilakukan pada tangggal 22 Maret 2014. Pukul 08.29 WIB pada 17
Maret 2014, dosen Novriansyah menyarankan Gumayenda untuk tidak
Edwansyah Gumayenda Page 28
membayar uang administrasi sebesar Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah)
dikarenakan menyetujui untuk tidak diikut-sertakan dalam kegiatan eksternal
yang dimaksud oleh Novriansyah, dan ia berjanji akan menyelesaikan masalah
nilai dan sertifikat Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 meskipun Gumayenda
tidak mengikutinya dikarenakan telah membayar uang bimbingan Kuliah Kerja
Nyata XII-2014 sebesar Rp 900 ribu (sembilan ratus ribu rupiah ) pada tanggal 17
Februari 2014 di Bank Sumsel Babel Kas Jarai dengan nomor rekening 152-
0943878. Penyelesaian Novriansyah menyebut-nyebut nama Elvera sebagai
kompensasi untuk abstainnya Gumayenda dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja
Nyata XII-2014, ia menjamin bahwa Gumayenda untuk tidak ragu dalam
mempercayai kompensasi yang diajukannya dan tetap bisa mengikuti kegiatan
internal, namun pada tanggal 12 Mei 2014 pukul 11.04 WIB Novriansyah
mendesak uang Rp 500 ribu (lima ratus ribu rupiah), ia menegaskan bahwa
Gumayenda harus membayarnya dengan alasan Elvera tidak memberikannya
kejelasan mengenai janji kompensasi sebelumnya yakni tidak perlu membayar
Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah) karena tidak dibolehkan mengikuti kegiatan
eksternal dan tiada alasan untuk menggugatnya. Aksi tawar-menawar yang
dilakukan oleh Novriansyah kepada Gumayenda tersebut dilengkapi beberapa
pelanggaran hak Gumayenda yakni jaket, topi, dan kaos Kuliah Kerja Nyata
angkatan XII-2014 tidak diberikan, meskipun semua mahasiswa/i
memperolehnya di hari pertama pada tanggal 22 Maret 2014 dan Dwi Anggitika
selaku panitia pembayaran Kuliah Kerja Nyata XII-2014 tampak memisahkan
administrasi Gumayenda—faktor intimidasi dari dosen palsu menginisial Ahmad
Feriansyah alias Fai beraksi meneror modus identitas palsu dan pemerasan
terhadap Elvera—dan memberikan kesan bahwa Gumayenda sebagai orang
beridentitas asli yang harus lekas disingkirkan. Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-
2014 diprovokasi untuk menstatuskan permusuhan dan pengucilan terhadap
Gumayenda yang akhirnya diketahui bahwa Susiawan dan kelompok kejahatan
waria sebagai pelaku-pelaku provokator dan status tersebut menegaskan bahwa
Edwansyah Gumayenda Page 29
95% peserta Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 adalah waria dan orang-orang
yang bermasalah dari identitas palsu sebelumya, oleh karena itu Susiawan dan
kelompok kejahatan Inra Floris yang lebih dulu menginfiltrasi kampus
mengupayakan konsentrasi permusuhan pada pelanggaran hak yang ditujukan
untuk mengamputasi Gumayenda, dan menurut mereka tindakan tersebut
dapat memberikan efek jera dari aksi kejahatan identitas palsu waria-waria yang
kini melakukan modus penipuan yakni menjadi mahasiswa dan mahasiswi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam. Gumayenda tetap
berniat untuk mempertanyakan aksi dosen Novriansyah tersebut dan
menegaskan sikap terhadap instalasi sampah-sampah masyarakat yang menjadi
rekan Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 yang menyebutkan bahwa institusi
pendidikan pemerintah kota Pagaralamtelah lumpuh dan jauh dari bonafide
dikarenakan mengenakan identitas palsu dan 97% memalsukan kapabiltas.
Status tersebut mempertanyakan kredibilitas pemerintah kota Pagaralam untuk
mengalami pertumbuhan demografi secara bonus dan kapabilitas kota
Pagaralammemiliki populasi dari orang-orang berpendidikan tinggi dan sistim
okupasi, hal tersebut semakin membuktikan bahwa kota Pagaralamkini dihuni
oleh sampah masyarakat yang merasa terkoordinasi dengan mengendalikan
populasi mengenakan identitas palsu dan merasa aman karena pemalsuan yang
dilakukannya ikut memalsukan hukum. Elevasi yang dikondisikan dari status
kemunduran perilaku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam
tersebut adalah pelaku-pelaku beridentitas palsu semakin leluasa menjadi
pemalas dan leluasa melakukan kejahatan dengan memanipulasi rekan, kolega,
dan lingkungan yang mungkin sebelumnya merupakan koalisi dan mitra
beridentitas palsu, yang memastikan sia-sianya berkoalisi terhadap orang-orang
palsu dikarenakan modus butuh uang cepat ditentukan dengan kecepatan
memainkan senjata api dan melakukan perampokan daripada memanusiakan
mitra atau ‘partner’ untuk pola hidup baru, maka dalam kenyataan beridentitas
palsu tidak pernah menjanjikan hidup aman atau lebih kaya karena kemampuan
Edwansyah Gumayenda Page 30
menipu penampilan ditentukan dari kesempatan melumpuhkan target atau
mitra identitas palsu yang menyertakan “pemasungan” berupa pemerasan dan
pengeksposan aib dan inisial identitas palsu yang ditunggu memiliki resume
kejahatan. Modus Djazuli Kuris dan Reza-reza palsu mendesak untuk ditelusuri
karena melakukan aksi penjarahan dengan memboyong harta benda bergerak
maupun tidak bergerak milik pemerintah kota Pagaralamdan melakukan
penggelapan sebelumnya demi memudahkan substitusi harta benda bergerak
dari pemerintah daerah yang baru didatangi. Modus Djazuli Kuris tersebut
merugikan banyak pihak karena akumulasi dana daerah 80% dilarikan kepada
sistim level yakni menyimpan dan melikudasinya kepada harta benda bergerak
milik pemerintah daerah lain hingga klaim atas harta benda tersebut
memudahkan eksesibilitas yang dapat merampas harta benda disekitar usaha
likuidasi yang tengah dinegosiasikan. Sampel pejabat Walikota Depok Nur
Mahmudi Ismail memenuhi kondisi tersebut yakni merasa tertipu dengan
kondisi Megawati Soekarno Putri dan aksi mengorupsi hirarki di Kepolisian
Resort yang melakukan perampasan disekitar harta benda bergerak maupun
tidak bergerak yang diupayakan memperoleh eksesibilitas untuk memudahkan
substitusi identitas palsu di pemerintah daerah yang baru didatangi. Bahkan
korban yang mempercayai intimidasi dan modus kontroversi pelaku atas
kebohongan seperti yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan atas
status vakum pemerintah kota Pagaralam2008, semakin menggoda untuk
menukar seluruh harta benda mirip pasar lelang, bila diamati merupakan proses
‘money laundry’ yakni memberikan nilai sendiri kepada pembeli fiktif dan
menguangkannya kembali bila memperoleh korban baru atau kesepakatan atas
kolusi demi melindungi nilai korupsi yang diraih (: anda bisa mencoba seseorang
yang telah direncanakan untuk mengenakan nama A dan seterusnya harta
bergerak B, dan harta tidak bergerak C, dan substitusi yang dilakukan
menggunakan elevasi berikut sistimlevel yakni penyimpanan dengan
kesepakatan nilai yang dikorupsi, dan ‘properti of fallability’ mengeksekusi
Edwansyah Gumayenda Page 31
pembeli fiktif dari keterbukaan yang dilegalkan memudahkan ekses kepada
likuiditas kekuasaan, dan rotasi identitas palsu terhadap harta benda bergerak
dan harta benda tidak bergerak diserahkan untuk menjaga siklus pemerintah
daerah dan atau populasi yang ditujukan untuk mengendalikan suasana
terkorupsi—elevasi memperundangkan sanitasi dan peraturan daerah dengan
menyingkirkan pengaruh apapun sehingga tiada tesis dan rumusan
permasalahan yang menjadi klise spesifikasi kebutuhan dalammenentukan
keputusan dan proyeksi bisnis dengan harapan dan kriteria yakni status quo
pada quo vadis yang melindungi aksi korupsi—definisi yang menyebutkan
identitas dengan harta benda usang terhadap sistimsiklus pembeli dan penjual
yang sebenarnya beridentitas sama akan semakin menghilangkan kompetensi
dan kompetisi dikarenakan nilai konsumerisme yang minim dan didesak untuk
melakukan repatriasi sebesar-besarnya hingga cadangan kapital yang tersisa
akan dimanipulasi oleh likuiditas kejahatan kekuasaan), (c) Melakukan aksi
ngotot menguasai harta waris Indra Rasiwan karena khawatir kedapatan
memalsukan orang tua Gumayenda yang dibarengi dengan caci-maki dan
pemukulan yang dilakukan oleh Nirwana palsu dan Reza-reza palsu terhadap
Gumayenda. Status yang merupakan imperatif Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala,
Susanti Angraini, Jemakir, Atik Jemakir, dan oknum-oknum Rasiwan tersebut
diupayakan membias kondisi Gumayenda yang tengah diusahakan untuk
mengalami penculikan dan pemasungan dengan percobaan pembunuhan.
Penculikan mengondisikan uang cepat bagi pelaku-pelaku kelompok kejahatan
karena meminta uang tebusan, sebelumnya dijelaskan sebagai modus
pemerasan yang dilakukan oleh Susiawan, Reza-reza palsu, Susanti Angraini, Atik
Jemakir, dan Nirwana palsu mengelevasi reputasi buruk mantan Bupati Lahat
Harunata Supeno memeras korban-korban yang dirampas identitas dan harta
benda untuk menyediakan uang setoran kepada mereka dan diancam untuk
tidak menemui atau memberikan kabar kepada anggota keluarga yang
ditinggalkan meskipun korban dapat melihat kondisi terlantar dan atau kondisi
Edwansyah Gumayenda Page 32
terpasung anggota keluarganya yang tengah dianiaya oleh kelompok-kelompok
kejahatan Atik Jemakir, Reza-reza palsu, Eli Kusmala, dan Susiawan. Modus
penganiayaan diilustrasikan oleh pelaku-pelaku dari kelompok kejahatan
Susiawan dengan menculik terlebih dulu orang tua Gumayenda, lalu
menggandakannya guna menipu penampilan bahwa orang tua palsu dapat
menginfiltrasi modus penodongan dan pemerasan terhadap anak-anak Indra
Rasiwan, kemudian menelantarkannya dengan tujuan pengucilan sehingga anak-
anak Indra Rasiwan tidak dapat mempertahankan identitas dan atau
memperoleh perlindungan dari kaum kerabat. Modus perkataan kotor dan
pemukulan dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan dengan tujuan
menyingkirkan Gumayenda demi mengklaim harta waris Indra Rasiwan dan
mendiskredit kondisi palsu dari Indra Rasiwan, Nirwana, Sylvana Dolora
Agustien, dan Rheza Ivan Darian untuk tidak dapat mengklaim kembali hak,
harta benda, dan kaum kerabat yang lama ditinggalkan karena dipisahkan oleh
kelompok kejahatan Susiawan, Eli Kusmala, Atik Jemakir, dan Reza-reza palsu.
Modus kejahatan yang telah diberlakukan sejak tahun 2005 dikebiri dengan
menyebutkan hal tersebut merupakan pasal perbuatan tidak menyenangkan
karena perbuatannya hanya mengolok-olok Gumayenda, elevasi yang dilengkapi
penjelasan ekstorsi dan resume kejahatan Susiawan sejak tahun 2002
menegaskan reputasi lingkungan Ade Irma Suryani kecamatan Jarai terintegrasi
melakukan kejahatan terhadap Gumayenda dengan imperatif oknum-oknum
Rasiwan yang mengondisikan percobaan pembunuhan dari pemutusan
hubungan properti Indra Rasiwan terhadap keluarga Burlian Sohar dan
perekrutan terhadap keluarga Achmad Sjamsuri-Uliam. Provokasi pemutusan
hubungan kerja dari Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) 34-16405
Sukmajaya Depok terbukti sebagai pelaku yakni Susiawan dan Reza-reza palsu
yang mengintimidasi penculikan orang tua Gumayenda dan menegaskan
kelompok-kelompok kejahatan Yudi-Syamsul, Chottawa, Rusali, Sukron Keuw,
Hermanto Keuw, Yati Walama Sukardi, Taher Sukardi, Pajeroni Zawawi, Jemakir,
Edwansyah Gumayenda Page 33
Klicuk, Suharindi, dan Surlina Parno untuk memastikan keterlibatan Roy Lanzen
dan Taufan Putra melakukan percobaan pembunuhan terhadap Gumayenda,
oleh karena itu di bulan Oktober 2004 pengunduran diri terpaksa dilakukan oleh
Gumayenda. Status yang membuktikan modus pemfitnahan mengenai aib
ataupun kegiatan hutang-piutang yang diatasnamakan kepada Gumayenda dari
pelaku-pelaku kejahatan kelompok Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan tidak
membuahkan hasil dan kini mengalami frustrasi selama 8 tahun mengurung
Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 (:jalan Peltu Menalis) kecamatan
Jarai. Tentatif tersebut kini diupayakan oleh Reza-reza palsu, Susiawan, Atik
Jemakir, dan Kijang abu-abu BG1423W dengan mengintimidasi ke tempat-
tempat dimana Gumayenda menawarkan surat lamaran pekerjaan atau
pergaulan untuk ditolak, bila tidak, ancaman dengan seragamPolisi Polres
Pagaralamdan atau TNI dari Koramil Jarai dan KODIM 0405 akan memukuli atau
memberikan status kasus kejahatan kepada rekan dan atau orang yang
memberikan pertolongan kepada Gumayenda. Kondisi pemasungan semakin
nyata bagi Gumayenda karena perlakuan kejahatan Susiawan yang menghalangi
Gumayenda untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan mencekal upaya mencari
pertolongan, hal yang diusahakan oleh Susiawan sebagai intimidasi terhadap
orang-orang palsu untuk tidak membuka identitas terhadap korban yang
dirampas harta benda dan sistimokupasinya dikarenakan hal tersebut akan
membongkar harta benda yang pernah dicuri oleh kelompok kejahatan
Susiawan dan mengakibatkan kasus kejahatannya mudah menemukan pelaku.
Akumulasi perampokan dan penggelapan yang dilakukan oleh Susiawan sejak
tahun 2002 menyebutkan banyak pihak selaku pembeli dan penadah harta
benda maupun identitas keluarga Indra Rasiwan dan kaum kerabat dari
Rasiwan-Sjamsuri yang menegaskan upaya kejahatan dan trafficking
mengonsentrasikan pembunuhan signifikan terhadap korban perampasan,
berikut nama-nama yang pernah terdaftar sebagai pelaku-pelaku penadahan
hingga opsi mereka mengenai perekrutan menjadi orang palsu dan
Edwansyah Gumayenda Page 34
penculikannya adalah : (a) Taufan Putra, (b) Darwin Sugandi Sjamsuri, (c)
Darmansyah Sjamsuri, (d) Faisal Sjamsuri, (e) Herlan Sjamsuri, (f) Sukron Keuw,
(g) Solihin, (h) Indra Jaya, (i) Jemakir, (j) Parno, (k) Klicuk, (l) Idrus Zawawi,
(m) Misnan Hartono, (n) Arfan Masunnig, (o) Walama Sukardi, (p) Nela
Sukardi, (q) Hartal Burlian Sohar, (r) Rahmatia Burlian Sohar, (s) Bupati Lahat
Harunata, (t) Betty, (u) Walikota Djazuli Kuris, (v) Rohani Djazuli Kuris, (w)
Wakil Walikota Budiarto Marsul, (x) Elvera, (y) Herdiansyah Bana Yuni, dan (z)
Suharindi.
Kontroversi dari oknum-oknum Rasiwan diilustrasikan dengan mengolok-
olok Gumayenda meskipun mengetahui kasus yang terjadi yakni oknum-oknum
Rasiwan-Sjamsuri-Sohar terlibat penculikan dan pembunuhan yang diupayakan
mengklaim bias dari perekrutan dan pemfitnahan terhadap kaum kerabat
korban, harapan menumbalkan perekrutan dari orang-orang palsu yang tidak
mampu lagi mengklaimhukum dan perlindungan menjadi pilihan bagi kejahatan
oknum-oknum Rasiwan. Kelompok kejahatan Sukron dan Pajeroni Zawawi kini
mengonsolidasi kelompok kejahatan Susiawan yakni menempatkan pelaku-
pelaku kejahatan dari kasus hilangnya Indra Rasiwan dan Nirwana Indra Rasiwan
di Ade Irma Suryani 82-85 (:Peltu Menalis) kecamatan Jarai dan bertahan
dengan kebohongan dari identitas-identitas palsu keluarga Indra Rasiwan dan
oknum-oknum Rasiwan yang melakukan substitusi identitas terhadap keluarga
Susiawan dan Eli Kusmala. Penjatahan di desa Rambai Kaca, Bangunrejo, dan
Karang Dalo Pagaralammembuktikan keterlibatan kejahatan oknum-oknum
Rasiwan yang kini melebar hingga Serpong-Sukmajaya Depok-Bogor karena
Taufan Putra, Jimmy Arfan Masuning (pelaku penusukan), dan Budi Sukardi
(pelaku pemerkosaan dan penculikan) merasa sukses dengan kondisi kematian
rekayasa atas identitas diri mereka yang sebenarnya merupakan kesempatan
pelaku melebarkan modus kontroversi, hal yang diestimasi adalah kemampuan
keluarga Taufan Putra memberikan okupasi kepada sampah-sampah masyarakat
yang direkrutnya dengan hasil sebelumnya yakni mantan Bupati Lahat Harunata
Edwansyah Gumayenda Page 35
Supeno harus lari dan meninggalkan kaum kerabat karena ditodong, diperas,
dan terjerat modus substitusi dari sampah-sampah masyarakat yang pernah
direkrutnya—Plot terbaru yang dipublikasikan oleh Kepolisian Daerah Sumatera
Selatan membuat perbandingan terhadap keluarga Supeno yakni mantan Bupati
Lahat Harunata Supeno dinyatakan stress dan mengelevasi balas dendam
dengan mendomestikasi media kejahatan modus pemerasan yang pernah
dialaminya—kasus reservasi dari alibi pemerasan yang dialami oleh Bursah
Zarnubi beridentitas asli masih menuduh keluarga Supeno sebagai pelakunya.
Taher Sukardi dan Erlan Arfan Masuning pun menegaskan identitas keluarga
mereka sebagai pelaku-pelaku pembunuhan yang kini direkrut oleh Susiawan
dan kelompok kejahatan Deo Harunata, reputasi kejahatan mereka
menggunakan bendera Fraksi Bintang Reformasi, kini mendiskredit komunal
Jawa dari Talang Pisang seperti Parno, Sukron Keuw, Johar, dan keluarga Harun
Zawawi yang tersohor mengekspos aib pejabat Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan ekstorsi Bursah Zarnubi, Djazuli Kuris, dan Harunata Supeno.
Mereka terlibat langsung meneror di kediaman Gumayenda dengan penjatahan
yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan dan Eli Kusmala,
dimaksudkan untuk memperoleh pihak ketiga yang akan membunuh
Gumayenda dan memberanikan pelaku-pelaku kejahatan dari kota Pagaralam
yang sebelumnya teridentifikasi sebagai penganiaya dan penculikan terhadap
orang tua Gumayenda ketika berdomisili di desa Talang Jeruk Pagaralam, salah
satu bukti korban-korban yang tewas di tangan mereka adalah mayat wanita
yang ditemukan di Ndikat dan Tria Zani yang diperkosa dan dibunuh lalu
mayatnya ditinggalkan begitu saja membusuk. Penyelidikan telah dilakukan
namun Kepolisian Resort Pagaralamterkenal sebagai petugas-petugas kepolisian
yang tidak profesional karena terlibat langsung menadah identitas palsu dan
harta benda dari korban-korban tersebut. Ironinya pelaku kejahatan adalah
waria atau homoseks yang sering mengamati korban dengan aksi parasitisme
dan mengintai korban, modus pengintaian pun dikenal sebagai pelatihan sipir-
Edwansyah Gumayenda Page 36
sipir lembaga pemasyarakatan Kemarau Palembang bahkan Reza-reza palsu
mempelajari modus mengintai korban hingga mencapai titik terlengah, yang
membuktikan status pelaku adalah seseorang yang terlatih untuk membunuh
dan memiliki penyimpangan seksual sebagai ciri-ciri kejahatannya, (d) Provokasi
kelompok kejahatan waria di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah
Dempo Pagaralamakhirnya mengindikasikan kasus-kasus perampasan seperti
kasus Darul Hikam hingga rasa malu kota Pagaralam karena salah kaprah dalam
perbuatan fanatisme yakni menstatuskan ‘mammon’ dan membenci pribumi
maupun umat Islam. Kasus-kasus penggusuran pribumi dengan alasan
perluasan kawasan wisata memenuhi kasus salah kaprah orang-orang dusun
Pagaralam yang memutasi identitas palsu mereka sekejap sebagai Nasrani instan
dan kelompok Cina mapan instan dari hasil menadah harta benda pribumi yang
diusir dari kota Pagaralamyakni Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Nugroho
Siswanto, Parno, dan Suharindi muncul sebagai ikon perampasan dan
menstatuskan horisontal kepada komunal Padang yang direkrut untuk modus
pengusiran. Modus pronosiasi hati di tahun 2001 masih jauh dari perhatian
Bupati Lahat Harunata Supeno karena Deo Harunata baru mengendus modus
kejahatan tersebut di tahun 2004 dan modus menginfiltrasi plot kejahatan
masih melakukan ‘off-set’ yakni penculikan dengan upaya mensubstitusi
identitas palsu dan mencari ekstorsi demi memperoleh eksesibilitas kejahatan
dan hukum. Namun di tahun 2002 dengan penculikan orang tua Gumayenda,
pejabat-pejabat Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul mulai
mencari upaya dari modus lullaby dengan kulminatif substitusi yang dilakukan
oleh Taufan Putra dan memenjarakan Roy Lanzen karena kedapatan melakukan
kejahatan di kota Bandung Jawa Barat. Status tersebut yang mengakibatkan
kunjungan Taufan Putra di Ade Irma Suryani 82-85 (:Peltu Menalis) kecamatan
Jarai di tahun 2006 tanpa sepengetahuan Gumayenda dilobi oleh kelompok
kejahatan Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan seperti Andi Nova Zemla,
Misnan Hartono, dan Sukron Keuw, dan menemui Nirwana palsu dan Indra
Edwansyah Gumayenda Page 37
Rasiwan palsu melebarkan opsi penjatahan yang akhirnya kumulatif yakni
proyek Square Empat Lawang yang hingga kini masih terbengkalai dari status
mapan pembangunan daerah pemerintah kabupaten Empat Lawang. Taufan
Putra sempat merasakan pemukulan yang dilakukan oleh oknum-oknum
Rasiwan karena mempertanyakan mengapa Gumayenda dianiaya dan dipasung
tanpa diberitahukan mengenai keadaan orang tuanya, identifikasi kasus
kejahatan akhirnya mengiritasi oknum-oknum Rasiwan sebagai pelaku-pelaku
penculikan orang tua Gumayenda yang mengupayakan resume perampokan
terhadap kaum kerabat yang mengenal baik reputasi Rasiwan-Sjamsuri.
Keluarga Taufan Putra akhirnya melakukan plot yakni mendeviasi alibi
penusukan yang dialami oleh Taufan Putra, seharusnya mereka mengidentifikasi
kelompok kejahatan Inra Floris Palembang imperatif Deo Harunata yang
melakukan set terhadap Hermanto Keuw, Misnan Hartono, dan alibi substitusi
keluarga Harun Zawawi dan Pajeroni Zawawi yang mudah ditemui karena
melakukan aksi 385 di kediaman Gumayenda. Indra Rasiwan palsu pun
seharusnya dielevasi oleh Taufan Putra mengenai imperatifnya dari Hartal
Burlian Sohar yakni melakukan parasitisme hingga dituntut masuk bui oleh
korban-korbannya. Upaya menginterogasi orang tua palsu dan Reza-reza palsu
telah diusahakan oleh Gumayenda namun jawaban yang diperoleh dari Indra
Rasiwan palsu dan Nirwana palsu adalah mengupayakan diskredit yakni
memiringkan hak komunikasi dan hak milik Gumayenda untuk tanpa klaimdan
mengupayakan kontroversi dari imperatif Hartal Burlian Sohar yang
berkeberatan dilakukan pengaduan di Kepolisian Resort Pagaralam yakni
STBL/B-130/IX/2006/SPK dan Lembar Pengaduan LP/B-254/B-255/B-256/IX/SPK,
sedangkan Reza-reza palsu melakukan pemukulan terhadap Gumayenda
sebanyak (13) kali dengan saksi-saksidari orang-orang palsu dan oknum-oknum
Polsek Jarai yang memperoleh uang jatah dari Susiawan dan Eli Kusmala yang
mengindikasikan amputasi pengaduan dan kontroversi yakni pelapor akan
dipersalahkan oleh pihak pelaku. Aksi kejahatan merekrut oknum-oknum
Edwansyah Gumayenda Page 38
Rasiwan transparan dari status Meri Arfan Masuning dan Pandi Arfan Masuning
yang rajin meminta-minta uang jatah dari orang tua palsu, Susiawan, dan Eli
Kusmala bahkan mengintimidasi dengan melakukan aksi infiltrasi dan
memprovokasi Gumayenda dengan menyebutkan “Siapa yang mau kedapatan
melakukan kejahatan!”. Kumulatif kolaborasi oknum-oknum Rasiwan merekrut
Taufan Putra didefinisikan dengan pemfitnahan mereka yakni mengatakan
keluarga Indra Rasiwan memutuskan silaturahmi maka harta benda dan
identitas yang melekat pada korban direncanakan untuk penggelapan dan
perampasan, hal yang memberanikan pihak ketiga yang menunggu horizontal
terhadap reputasi buruk Rasiwan dan modus perampasan akhirnya melebar
ketika Jimmy Arfan Masuning direkrut oleh kelompok kejahatan Deo Harunata
dan melakukan aksi kejahatan di kota Pagaralam. Kondisi waria dan
transformasi membuat aib di keluarga Arfan Masuning, hingga mereka
mempertanyakan nasib Jimmy Arfan Masuning kepada Budi Sukardi yang lebih
dulu berprofesi kejahatan homoseks di kota Palembang dan merasa sukses
mengebiri maupun menghisap harta benda Herlansyah Burlian Sohar alias Aan
dan Jendral Polri (purn) Astin Alimudin. Akhirnya Arfan Masuning memutuskan
kematian rekayasa bagi Jimmy Arfan Masuning demi menutupi aib dan
mengintimidasi pemfitnahan terhadap keluarga Indra Rasiwan dengan merekrut
Rheza Ivan Darian sebagai tumbal rasa malu, sukses elevasi kejahatan pertama
oknum Rasiwan yang disusul oleh kejahatan inisial Jimmy Arfan Masuning
terhadap modus waria dan pembantu rumah tangga di keluarga Maphilinda
Boer istri pejabat Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman. Modus
pronosiasi hati dan transfigurasi solid dari kasus Jimmy Arfan Masuning hingga
pemurtadan mengintimidasi keluarga dan kroni-kroni Kuris Palo-Marsul yang
akhirnya melakukan substitusi terhadap kedua pejabat Walikota Pagaralam
tersebut karena tawaran identitas palsu lebih menjanjikan perolehan harta
benda dan eksesibilitas dari media kejahatan yang dirasa telah didomestikasi.
Perekrutan Jimmy Arfan Masuning akhirnya menciderai keluarga Yahun yang
Edwansyah Gumayenda Page 39
distatuskan dari Nova Zemla di tahun 2004 mengupayakan penculikan dengan
upaya substitusi terhadap Gumayenda, status yang melebar kepada kasus
Muzakir Sai Sohar karena tawaran terhadap Nova Zemla adalah identitas
Mochamad Jazuli dari pemerintah kabupaten Muaraenim. Perampasan di
Kampung Melati, Tebat Baru, Indra Giri, Swakarya, dan Tangsi Gunung Dempo
Pagaralammelebarkan kejahatan kota Pagaralam kepada Tanjung Agung dan
kecamatan Tanjung Sakti dengan fanatisme Nasrani Xaverius, bahkan
mendirikan sekte anti pribumi dan Islamyang akhirnya malu dan diklaimsesat
oleh Rohani Djazuli Kuris dan Suharindi. Elevasi resume Jimmy Arfan Masuning
yang mengondisikan penggandaan Indra Rasiwan, Nirwana Indra Rasiwan, dan
Rheza Ivan Darian, hal yang mendiskredit bagi kondisi anak-anak Indra Rasiwan
karena dipaksakan berstatus Tapol yakni dilecehkan dengan kekerasan oleh
oknum-oknum Polisi yang khawatir kedapatan berbuat jahat dan terlibat
langsung menadah identitas palsu dan harta benda dari perampasan harta
benda dan identitas pribumi Pagaralam. Opini pertama adalah membias
kejahatan oknum-oknum Rasiwan terhadap kasus kekerasan yang dialami oleh
keluarga Indra Rasiwan dan meluas kepada kondisi kejahatan kelompok
Susiawan yang mengakibatkan perbuatan tidak menyenangkan yang meneror
Gumayenda. Aksi perbuatan tidak menyenangkan terlebih dulu diset di tahun
2002 dari status Roy Lanzen dan Taufan Putra dan mengumulasi upaya deviasi
identitas-identitas palsu oknum-oknum Rasiwan yakni melarikan diri dengan
harta benda rampokan dan memutus silaturahmi terhadap kaum kerabat
maupun korban kejahatan mereka, sedangkan opini kumulatifnya adalah
melikuidasi kolaborasi oknum-oknum Rasiwan terhadap keluarga Burlian Sohar
karena dipekerjakan sebagai operator-operator kejahatan di kabupaten Lubuk
Linggau, Muaraenim, dan ibukota Jakarta. Target-target mereka adalah kolega
dan kaum kerabat dengan tujuan memutus silaturahmi dan menguras harta
benda korban-korban yang dievaluasi sepihak karena tidak senang terhadap
Harun Sohar atau Harunata Supeno—kondisi keluarga Supeno saat itu dikenal
Edwansyah Gumayenda Page 40
sebagai titik terlemah keluarga Burlian Sohar karena intimidasi reputasi buruk
Harun Sohar, Demang Kenasim, dan aib keluarga Sohar/Supeno yang dikonsumsi
oleh publik politik dan menunggu pengungkap kasus kejahatan. Supeno
dipastikan melarikan diri dengan memanipulasi aset-aset pemerintah kabupaten
Lahat dan pemerintah kabupaten Muaraenim kepada ‘money laundry’,
meratifikasi aib mereka dengan melecehkan kaum kerabat yang ditinggalkan,
dan melikuidasi kolaborasi-kolaborasi dengan memfitnah mereka sebagai
gepeng, orang gila atau terjerat modus kejahatan waria, identitas palsu, dan
pronosiasi hati. Plot yang mendukung Reza-reza palsu karena dengannya koalisi
Burlian Sohar dan kumulatif menjauhkannya keluarga mereka dari komunalitas
akan semakin mengecilkan ruang publik bagi keluarga mantan pejabat Bupati
Lahat Harunata Supeno, namun elevasi kejahatan tersebut kembali didukung
oleh Taufan Putra dengan indikasi kejahatan waria Susiawan dan Sukron Keuw
menginfiltrasi Sukmajaya Depok dan berebut jatah strata beridentitas palsu di
instansi-instansi pemerintah kota Depok dan pemerintah kabupaten Bogor
dengan harapan melikuidasi perebutan kekuasaan dan modus perampokan aset
daerah kota (:lihat tulisan village-pillage). Mengecilnya ruang publik mudah
teridentifikasi dari kota Pagaralamyakni seusai penggusuran dan deklarasi
kawasan baik wisata maupun industri akhirnya ditinggalkan setelah berjalan
setahun dan terhisap habis mengenai kapitalnya dengan alasan kondisi tidak
aman beroperasi didaerah pemerintah kota Pagaralamyang tengah diagitasi
oleh kejahatan identitas palsu dan modus perampokan dari kejahatan TNI/Polri
yang disusupi oleh kelompok kejahatan Susiawan dan sejenisnya. Kavling Air
Perikan menjadi sampel bagi kondisi huni di kota Pagaralam yang tidak aman
dari gangguan kejahatan Reza-reza palsu yang mengintimidasi dengan Nasrani
Pagaralambahwa penduduk diharuskan membayar uang jatah dan beragama
Nasrani untuk bisa berdomisili di daerah Pagaralam. Kulminatif pemerintahan
kota Pagaralam terilustrasi dari Djazuli Kuris kroni Marsup dan rekrutan oang
orang Pagaralamyang dilakukan oleh kelompok-kelompok kejahatan Susiawan,
Edwansyah Gumayenda Page 41
Atik Jemakir, Susanti Angraini, Susiawan, dan Orang Serambi yang merupakan
kelompok dari Hermanto Keuw dan Sukron Keuw yang diplot untuk
menunjukkan rasa malu dari harga diri orang-orang Pagaralam—sebutan
“orang-orang kalah perang” ditujukan kepada korban seusai bersusah-payah
melakukan pelaporan dan pengaduan karena masih menderita perampasan
identitas dan kehilangan harta benda maupun anggota keluarga—takluk
terhadap kejahatan waria Susiawan, hal yang distatuskan oleh keluarga Henri
Marsup (:terbukti menikmati senggama terhadap waria-waria dari kelompok
Susiawan), Pajeroni Zawawi (:menyertakan isteri dan kembarannya untuk
memanipulasi strata di hirarki pemerintah kota Pagaralamdan ekstorsi di
pemerintah kabupaten Lahat guna memudahkan modus penadahan dari harta
benda korban yang digelapkan oleh kelompok kejahatan Susiawan, Atik Jemakir,
Susanti Angraini, dan Eli Kusmala), Jemakir (:seorang jongos dan mantan
narapidana Kemarau Palembang yang diperintahkan bersubstitusi terhadap
Jemakir yang asli karena takut kedapatan terlibat penculikan Nirwana Indra
Rasiwan dan modus pengeksposan aib menggunakan korban terpasung), Yanto
(:seorang oknum Koramil Jarai yang mengekstorsi kejahatan waria (homoseks)
karena menyukai penyimpangan seksual dan mengimperatif kejahatan
perampasan selama membayar upeti kepada kesatuan setempat), Sukron Keuw
(:salah satu pelaku yang mengelevasi isu dari inisial Nurhayati—set keluarga
Nela Sukardi karena membutuhkan bias dari identitas palsu mereka yang
didukung ekstorsi keluarga Supeno yakni likuiditas dari merampok harta benda
kaum kerabat dan mendesak rute pelarian dari pengejaran korban—
mengupayakan penculikan dengan usaha percobaan pembunuhan terhadap
Indra Rasiwan guna memudahkan perampasan identitas dan akuisisi harta waris
korban yang kemudian diketahui merupakan ekstorsi dari oknum-oknum
Rasiwan yang terjerat kejahatan waria dari kelompok kejahatan Susiawan,
Susanti Angraini, Elta Eli Kusmala, dan Atik Jemakir, dan terlibat modus
kejahatan kota Pagaralamyakni membantai pribumi dan mempropagandakan
Edwansyah Gumayenda Page 42
anti Islam), dan orang-orang palsu beserta resume kejahatan Reza-reza palsu
yang sebelumnya melakukan kekerasan kepada orang tua Gumayenda kini
mengulanginya kembali yakni membunyikan pronosiasi hati dengan mendiktasi
kemunduran mental terhadap Gumayenda guna memperoleh pembunuhan
signifikan dan pelaku-pelaku kejahatan dari kelompok Deo Harunata maupun
oknum-oknum Rasiwan dapat melarikan diri dari tempat kejadian perkara,
namun tanpa memperhatikan hak dan kondisi mental Gumayenda yang
dipaksakan untuk mengalami kegagalan. Provokasi kejahatan waria kulminatif
pada 25 Juni 2014 dengan bersubstitusinya Susiawan dan Atik Jemakir karena
pengebirian rute komutasi mereka memperoleh Taufan Putra sebagai ekses di
pemerintah kabupaten Bogor dari koalisi POMAD Bogor dan komunal Arab Pasar
Empang Bogor melalui Lutfie Syadun, oleh karena itu pelaku-pelaku kejahatan
identitas palsu berebut identitas dari korban-korban yang dirampas beserta
harta bendanya. Lutfie Syadun pada 30 April 2014 melarang Gumayenda untuk
menyinggahinya di desa Benteng Ciampea Bogor, tiada alasan ia mau
menerangkan kondisi modus kejahatan identitas palsu yang mengagitasi Jamaah
Muslimin Bogor dan mengindikasikan dualisme serta hipokritnya muslimin
sehingga menjadi media kejahatan bagi pelaku-pelaku yang menyukai wilayah
baru dengan distribusi identitas palsu yang bersih dan tidak menarik perhatian
sebagai penjahat maupun orang kaya baru yang khawatir kedapatan seusai
melakukan kejahatan dan mendesak tempat persembunyian dari orang-orang
dusun di daerah baru. Modus substitusi menggunakan institusi pendidikan
seperti yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo
Pagaralam dan Universitas Sriwijaya Palembang kini dielevasi menggunakan
Perguruan Tinggi Ibnu Khaldun Bogor, Perguruan al-Irsyad Bogor, Universitas
Borobudur Bekasi, Universitas Krisnadwipayana Bekasi, Universitas Sutan
Gunung Mulia Cawang Jakarta Timur, Universitas Kristen Indonesia Cawang
Jakarta Timur, dan Universitas Gunadarma Depok guna melikuidasi kejahatan
yakni distribusi resume identitas palsu yang membawa serta korban kejahatan
Edwansyah Gumayenda Page 43
dan harta benda rampokan. Modus yang mengupayakan pemerasan dengan
mencoba mengakrabi mahasiswa/i hingga terjerat kejahatan mulai dari
kejahatan susila, narkoba hingga terculik sebagai anak hilangnya kelompok
kejahatan Susiawan, Inra Floris, dan TRIUMPH. Modus anak hilang seperti
‘trafficking’ memang dikondisikan oleh pelaku-pelaku kejahatan kelompok
Susiawan maka aksi parasitisme dan melangsungkan kejahatan ditunjang oleh
korban dengan pelobian seperti uang jatah, pernikahan, menjadi teman intim,
dan negosiasi “damai” terhadap oknum-oknum Polisi beridentitas palsu maupun
TNI ketika terjerat kasus kejahatan yang dielevasi oleh operator-operator
Susiawan (:pelaku dapat menginfiltrasi rumah dan properti pribadi korban).
Salah satu penetrasi kejahatan dilakukan dengan bertransfigurasi seperti anak-
anak dibawah umur yang mengupayakan pencurian ketika orang tua tidak
menyadari kembaran anaknya yang palsu dan atau si pelaku mahir
memanipualsi penampilannya dengan berpura–pura penurut dan mengiba
hingga kasus-kasus pedofil, perselingkuhan, perceraian, penculikan, dan
kejahatan pengadopsian anak terjadi, status kejahatan yang dilakukan oleh
Susiawan, Reza-reza palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini, Eli Kusmala, Nirwana
palsu, Indra Rasiwan palsu, Jemakir, Johar, Fauzi, Sarmidi, Klicuk, Asbon, Yanto,
dan keluarga kosong Harun Zawawi tersebut mencerminkan kondisi riwayat
hidup mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang kini dipaksakan oleh
mereka terhadap Gumayenda untuk mengalami hal yang sama, bahkan kondisi
usia dewasa pelaku-pelaku tersebut diatas diperoleh dari aksi parasitisme untuk
bertahan hidup dari sifat pemalas mereka dan memasung/menukar korban
hingga mereka tidak dapat “ditolong” (2002-2014= 12 tahun). Bahkan diantara
mereka ada yang mampu menipu dengan melangsungkan pernikahan terhadap
lingkungan sekitar yang terlebih dulu diintai dengan kondisi solidaritas pola
kehidupan gepeng dan Nasrani yang menyebutkan pemakluman terhadap
penyimpangan seksual yang mereka alami. Untuk elevasi terhadap komunal
Islam, pelaku melakukan empati dengan mengajak modus penipuan kepada
Edwansyah Gumayenda Page 44
mitra dagang dan menawarkan jabatan politik yang menggoda karena uang
ratusan juta rupiah serta imbal jasa dari mensubstitusi identitas palsu dengan
dalih ‘money laundry’ dan mendeviasi kejahatan “uang panas” yang diperoleh
dari pencurian dan penggelapan yang dilakukan terhadap korban sebelumnya—
kondisi kasus yang merusak Islamdengan mengupayakan kontroversi yakni
mencacatkan kondisi rumah tangga korban dengan melakukan kerusakan
perbuatan dan akhlak hingga menerima pelaku sebagai anggota keluarga yang
kemudian memperkosa hak beragama keluarga muslim—status yang
membuktikan pola kejahatan gembel dan pengemis (gepeng) tersebut
terkoordinasi oleh kelompok elite, kebalikannya dari Harunata Supeno yang
hanya bertahan 7 tahun (1995-2002) mempertahankan kebohongannya sebagai
seorang homoseks dan pemurtad Islamhingga mantan pejabat Bupati Lahat
tersebut mengimperatif kejahatan gepeng dari kelompok Susiawan dan Nela
Sukardi kepada kaum kerabatnya, dan kini mengonsentrasi Gumayenda untuk
mengalami percobaan pembunuhan. Kebohongan kota Pagaralamterkulminasi
ketika Djazuli Kuris mengumumkan dirinya melegit aksi homoseks sebagai
agama dan proses Xaverius Pagaralammensteril populasi kota Pagaralam.
Akibatnya kejahatan waria tertampung oleh pemerintah kota Pagaralamhingga
menstatuskan kota Pagaralamlayak sebagai tempat kumuh penjaja seks sejenis
dan kekotoran dari Djazuli Kuris-Budiarto Marsul sebagai elevasi kejahatan yang
menyebutkan nepotisme kejahatan dengan populasi ‘Ghetto’ membuktikan
kerusakan perbuatan dan akhlak sebagai konsentrasi daerah kota Pagaralam,
keheranan menyaksikan rekan atau orang yang dapat mengakses pertemanan
dengan satu identitas dan selanjutnya diestimasi dengan pola ambil-terima
melalui transaksi seksual sejenis, memfitnah target yang akan dirampas identitas
maupun harta benda, dan konsentrasinya adalah pencurian, parasitisme,
pengutilan, penodongan, dan penyimpangan seksual yang mengakomodasi
kejahatan-kejahatan Deo Harunata, Elta Eli Kusmala, Susanti Angraini, Nirwana
palsu, Indra Rasiwan palsu, Taher Sukardi, Klicuk, Parno, Bujang San, Yanto,
Edwansyah Gumayenda Page 45
Jemakir, Idrus Zawawi, Djazuli Kuris, Mayangsari, Burhan, Sukron Keuw, Marsup,
Johar, Suharindi, Sastra Mico, Nugroho Siswanto, Azhari Muarapayang, Reza-
reza palsu, Pajeroni Zawawi, Asykari, Erlan Arfan Masuning, oknum-oknum
Rasiwan-Sjamsuri, dan Inra Floris Palembang yang tersohor sebagai si rakus dan
tak tahu diri. Perlu diketahui terhadap korban yang ditinggalkan oleh kaum
kerabat dan keluarganya akan terus dianiaya oleh pelaku hingga mengalami
kemunduran mental guna membias alibi pembunuhan yang terjadi terhadap
korban, kondisi resume kejahatan yang mengekspos modus dari kelompok
Orang Serambi yakni Hermanto Keuw, Sukron Keuw, Sukardi, Betty, Chottawa,
Nusa Bella, Andi Nova Zemla, Asykari, Fauzi, Amrulah, Marsup, Taher, Jemakir,
Klicuk, Bujang San, Syaiful, Kios Juli-Ana, dan Parno yang mengelevasi reputasi
buruk Bupati Lahat Harunata Supeno yakni melakukan perampokan terhadap
warga kecamatan Jarai beragama Islam, melakukan penculikan terhadap Indra
Rasiwan dan anak istri, dan merekrut keluarga Arfan Masuning karena
“promosi” Budi Sukardi demi merencanakan perampokan dan perampasan
identitas serta harta benda terhadap kaum kerabat yang diculik seperti keluarga
Indra Rasiwan (:Tentatif kasus Darul Hikam dan Jamaah Muslimin Bogor yang
mengevakuasi keluarganya dari kota Pagaralamke ibukota Jakarta dan
sekitarnya), (e) Rekayasa kebohongan akhirnya teridentifikasi dari aksi
Susiawan, Reza-reza palsu, Nirwana palsu, dan Indra Rasiwan palsu yang
menyebutkan (2) opini mengiritasi yakni : (a) Hartal Burlian Sohar disebutkan
sebagai imperatif untuk melakukan percobaan pembunuhan guna biasnya
keterlibatan keluarga Burlian Sohar menculik keluarga Indra Rasiwan—kasus
Meki Burlian Sohar, dan (b) Imperatif oknum-oknum Rasiwan mendiskredit
kontroversi karena malu dan khawatir menyerahkan harta benda yang telah
susah payah diperoleh dari merampok kaum kerabat di daerah kota Pagaralam
dan ibukota Jakarta. Modus kontroversi teridentifikasi ketika Reza palsu
melakukan pemukulan yang pertama kali terhadap Gumayenda dan mengetahui
tujuan memanipulasi Gumayenda adalah menjadikannya sebagai media
Edwansyah Gumayenda Page 46
mengemis dan menodong kaum kerabat hingga identitas dan harta benda Indra
Rasiwan juga merupakan hak Gumayenda karena belum menikah tergadai oleh
kelompok kejahatan Eli Kusmala dan Susiawan yang mengonsolidasi kolusi
terhadap Reza-reza palsu dari kelompok kejahatan kota Pagaralam. Susiawan,
Susanti Angraini, Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Atik Jemakir, Jemakir,
Reza-reza palsu, kios Juli-Ana, dan Eli Kusmala menyebutkan bahwa hal tersebut
merupakan pola hidup mereka dan mengancam kesalahan korban bila memberi
kesempatan kepada mereka hingga dapat masuk kedalam rumah, status sok
akrabnya identitas palsu yang harus dihindari dari kelompok kejahatan
Susiawan. Elevasi kejahatan Susiawan tersebut mengakibatkan Gumayenda
mengalami perlakuan kelaparan, susah memperoleh makanan/minuman sehat
dan pengobatan karena tidak memiliki simpanan, mengalami korupsi atau
pencatutan dari pertolongan lingkungan sekitar, mengalami infiltrasi narkoba
melalui makanan/minuman/udara, mengalami peracunan melalui makanan dan
minuman, mengalami pendiktasian frekuensi sinyal rendah yang membunyikan
pronosiasi hati guna memperolok-olok Gumayenda hingga terjerat kemunduran
perilaku dan kemunduran mental, mengalami pemaksaan kehendak mengenai
kebebasan beragama dengan mendiktasi kerusakan akidah dan akhlak, dijatah
Rp 10 ribu (sepuluh ribu rupiah) yang harus diminta dan memperoleh caci-maki
dari Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, dan Reza palsu, mengalami
pemfitnahan dengan mengupayakan permusuhan terhadap lingkungan dan
komunalitas kemasyarakatan guna meniadakan pertolongan terhadap
Gumayenda, mengalami penggeledahan kamar dan perusakan/pencurian
barang-barang pribadi meskipun telah melakukan penguncian, tidak dapat
mempergunakan harta benda yang teratas-nama Indra Rasiwan, bahkan
dikondisikan untuk tidak dapat memperoleh penghidupan maupun pekerjaan
yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Harapan Susiawan, Atik Jemakir, Reza-
reza palsu, Elta Eli Kusmala, Susanti Angraini, Sukron Keuw, Andi Nova Zemla,
Budi Sukardi, Jimmy Arfan Masuning, dan Eli Kusmala adalah mengusir
Edwansyah Gumayenda Page 47
Gumayenda dari Ade Irma Suryani 82-85 (:Peltu Menalis) kecamatan Jarai hingga
memperoleh konfrontasi modus pemfitnahan yang terlebih dulu diset oleh
kelompok kejahatan Hermanto Keuw dan Reza-reza palsu guna memperoleh
pihak ketiga sebagai tumbal operasi yang melakukan pembunuhan, memastikan
Gumayenda terekrut oleh kejahatan homoseks Deo Harunata, dan memperoleh
imbal jasa dari imperatif-imperatif seperti Hartal Burlian Sohar dan oknum-
oknum Rasiwan-Sjamsuri yang menyerahkan Gumayenda untuk dianiaya sebagai
jaminan beridentitas palsu. Gumayenda mengetahui ‘off-set’ pemasungan
terhadap dirinya dikarenakan oknum-oknum Rasiwan-Sjamsuri terjerat oleh
kelompok kejahatan imperatif keluarga Supeno (:dapat disaksikan di akun-akun
Facebook, Youtube, Twitter, dan email-email milik Gumayenda mengenai
rekaman video dan foto yang menyebutkan ‘off-set’ pemasungan terhadap
Gumayenda), dan akhirnya mereka melegit niat Gumayenda untuk melakukan
perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralamyang
diestimasi dapat mempublikasikan kondisi teraniaya—elevasi oknum-oknum
Rasiwan dan Sohar adalah mengupayakan kondisi ketidaktahuan Gumayenda
mengenai orang tua dan kaum kerabat yang telah ditukar dan diupayakan
menjauhinya karena telah diset untuk mengalami pemasungan dari kelompok
kejahatan Susiawan, Reza-reza palsu Inra Floris Palembang, dan kelompok
kejahatan Nela Sukardi yang teridentifikasi merekrut Roy Lanzen dan Taufan
Putra guna memiliki resume kejahatan di Djogjakarta, Semarang, dan kota
Bandung—dan benar iritasi maupun frustrasi akhirnya disebutkan oleh imperatif
kejahatan dengan berkeberatannya mereka terhadap kondisi Gumayenda yang
dapat keluar rumah dan memperoleh publikasi mengenai kondisi kejahatan yang
akan direncanakan menukar hingga membunuhnya. Namun oknum-oknum
Rasiwan dan kelompok Kejahatan Susiawan mengendurkan niat mereka untuk
melarang perkuliahan Gumayenda dengan harapan dapat memperoleh akses
dari pergaulan Gumayenda diluar rumah dan lingkungan kampus, kondisi
tersebut telah disampaikan melalui akun-akun Facebook, Twitter, dan Youtube
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version
Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version

Weitere ähnliche Inhalte

Mehr von Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)

Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah Gumayenda
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah GumayendaBukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah Gumayenda
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah GumayendaFort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)
 
\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...
\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...
\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)
 
Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01
Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01
Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)
 
10 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp01
10 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp0110 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp01
10 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp01Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda)
 

Mehr von Fort Manhaj (Edwansyah Gumayenda) (20)

Bachelor graduation in invitation on August 23rd 2017
Bachelor graduation in invitation on August 23rd 2017Bachelor graduation in invitation on August 23rd 2017
Bachelor graduation in invitation on August 23rd 2017
 
Edwansyah Gumayenda aka Mayee
Edwansyah Gumayenda aka MayeeEdwansyah Gumayenda aka Mayee
Edwansyah Gumayenda aka Mayee
 
Edwansyah Gumayenda Putra aka Mayee
Edwansyah Gumayenda Putra aka MayeeEdwansyah Gumayenda Putra aka Mayee
Edwansyah Gumayenda Putra aka Mayee
 
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah Gumayenda
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah GumayendaBukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah Gumayenda
Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia Edwansyah Gumayenda
 
Soft copy foto ijazah
Soft copy foto  ijazahSoft copy foto  ijazah
Soft copy foto ijazah
 
Surat Keterangan Kematian Indra Rasiwan
Surat Keterangan Kematian Indra RasiwanSurat Keterangan Kematian Indra Rasiwan
Surat Keterangan Kematian Indra Rasiwan
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA DI BANK SUMS...
 
Kuesioner skripsi khusus publik
Kuesioner skripsi khusus publikKuesioner skripsi khusus publik
Kuesioner skripsi khusus publik
 
Surat pengantar ijin penelitian
Surat pengantar ijin penelitianSurat pengantar ijin penelitian
Surat pengantar ijin penelitian
 
\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...
\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...
\PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK S...
 
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA PADA BANK SU...
 
Mj319 122217-844-2
Mj319 122217-844-2Mj319 122217-844-2
Mj319 122217-844-2
 
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01 (1)
 
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01
Konsepperilakukesehatan 111216005752-phpapp01
 
Bab3segmentasipasarjasafinansial 130830032311-phpapp02
Bab3segmentasipasarjasafinansial 130830032311-phpapp02Bab3segmentasipasarjasafinansial 130830032311-phpapp02
Bab3segmentasipasarjasafinansial 130830032311-phpapp02
 
Aspekpemasaranii 130923015435-phpapp02
Aspekpemasaranii 130923015435-phpapp02Aspekpemasaranii 130923015435-phpapp02
Aspekpemasaranii 130923015435-phpapp02
 
Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01
Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01
Apakahituprogramtransformasiekonomipte2 121116195116-phpapp01
 
Agresi 120523080358-phpapp01 (1)
Agresi 120523080358-phpapp01 (1)Agresi 120523080358-phpapp01 (1)
Agresi 120523080358-phpapp01 (1)
 
Agresi 120523080358-phpapp01
Agresi 120523080358-phpapp01Agresi 120523080358-phpapp01
Agresi 120523080358-phpapp01
 
10 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp01
10 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp0110 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp01
10 pertemuan10metodeanalisisuntukevaluasidesain-120207073443-phpapp01
 

Kürzlich hochgeladen

Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesiasdn4mangkujayan
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANDevonneDillaElFachri
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptxAbidinMaulana
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxAdrimanMulya
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfjeffrisovana999
 

Kürzlich hochgeladen (11)

Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa IndonesiaSalinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
Salinan PPT TATA BAHASA Bahasa Indonesia
 
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
Abortion pills in Kuwait salmiyah [+966572737505 ] Get Cytotec in Kuwait city...
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHANKONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
KONSEP DASAR ADVOKASI GIZI KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
514034136-Tugas-Modul-4-5-Komputer-Dan-Media-Pembelajaran.pptx
 
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotecAbortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
Abortion pills in Jeddah+966543202731/ buy cytotec
 
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptxASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
ASUMSI DAN KARAKTERISTIK AKUNTANSI SYARIAH.pptx
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdfPerlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
Perlindungan Anak Dalam Hukum Perdata (2).pdf
 

Parameter on may 31st june 30th 2014 lagak busuk indra rasiwan palsu a second version

  • 1. Edwansyah Gumayenda Page 1 Parameter 31 Mei-30 Juni 2014 : (Ditujukan untuk pemerintah kota Depok, pemerintah kabupaten Bogor, dan pihak-pihak yanganggota keluarganya diculik lalu dipasung (:pemasungan tidak menggunakan rantai melainkan korban dikucilkan dan diintimidasi menggunakan orangtua palsu,kaumkerabat palsu,dan trafficking yangmenghalangi upaya korban mencari pengayoman dan perlindungan) sebagai saranapemerasan dan atau tumbal parasitisme kejahatan identitas palsu yangakan merekrut pelaku-pelaku kejahatan beridentitas palsu dari pemerintah kota Pagaralam,pemerintah kabupaten Lahatdan pemerintah kabupaten Empat Lawang provinsi Sumatera Selatan). Lagak Busuk Indra Rasiwan Palsu, Nirwana Palsu, Reza-reza Palsu Dan Kejahatan Homoseks (waria ) Eli Kusmala-Atik Jemakir-Yanto-Bujang San- Susiawan Mempengaruhi Biaya Perkuliahan Gumayenda Teregistrasi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo 2010-2014 Tunggul berarti menghisap harta orang lain dengan bertebal muka, transparan terhadap resume kejahatan homoseks (waria) Susiawan-Eli Kusmala sebagai postulatif yakni : (a) Pelaku penculikan yang khawatir dapat dibuktikan dengan tentatif kasus hilangnya Indra Rasiwan dan anak-istri yang hingga kini masih belum dapat ditemukan, (b) Motif substitusi oknum-oknum Rasiwan yakni Erwin Winter Arfan Masuning, Pandi Arfan Masuning, Meri Arfan Masuning, Nela Sukardi, Andi Nova Zemla, Didi Buhari, Misnan Hartono, Erlan Arfan Masuning, Budi Sukardi, Sukron Keuw, Adi Chottawa, Jimmy Arfan Masuning, Sylvana Dolora Agustien, dan Rheza Ivan Darian mengidentikkan korban-korban penculikan untuk diset guna mendeviasi kasus parasitisme, identitas palsu, dan penjarahan yang dilakukan dengan reputasi keluarga Rasiwan, (c) Modus identitas palsu menggunakan Reza-reza palsu Pagaralam mengekstorsi pemerintah kota Pagaralammenggunakan modus Xaverius Pagaralam, Santo Mikael Tanjung Sakti, homoseks (waria—mantan-mantan tahanan kota Pagaralammaupun sampah masyarakat dari lembaga pemasyarakatan POMAD Lahat dan Kemarau Palembang rekan dari sekte Deo),
  • 2. Edwansyah Gumayenda Page 2 sampah masyarakat, dan kroni-kroni perampokan guna mesanitasi daerah Pagaralamdengan asumsi nepotisme berpopulasi mereka sendiri dan memudahkan kejahatan mengasimilasi korban sebagai pelaku dan mendistribusikan harta rampokan guna membesarkan anak-cucu mereka, dengan pemasungan dan penculikan terhadap korban memastikan usaha rencana pembunuhan massal tersebut. Modus kelompok kejahatan waria Susiawan-Eli Kusmala-Atik Jemakir- Reza-reza palsu-oknum-oknum Rasiwan melakukan penculikan guna memasung korban-korban seperti Gumayenda dikarenakan : (a) Estimasi pengucilan yang mengindikasikan teror didalam keluarga dan kaum kerabat hingga korban tidak memperoleh kesempatan mengalami pengayoman, dan intimidasi identitas pelaku yang mensubstitusi KODIM 0405 Pagaralam, Koramil Jarai, Polsek Jarai dan Polres Pagaralam, (b) Modus pemerasan yang dilakukan oleh Eli Kusmala- Reza palsu-Susiawan terhadap korban-korban yang dipaksa beridentitas palsu dan bertransfigurasi dengan intimidasi imigran gelap dan atau ‘trafficking’ yakni menjual korban seperti kontribusi germo terhadap wanita tuna susila/waria tuna susila dan atau menjual korban seperti anak-anak hilang yang dieksploitasi sebagai pemuas syahwat kaum pria, menjual diri, media pemerasan, dan sarana kejahatan pencurian, (c) Kondisi Polres Pagaralam terbukti melakukan kejahatan penculikan dan pembunuhan ketika kelompok kejahatan Susiawan- Edo Harunata mensubstitusi Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul dengan intimidasi kelompok kejahatan Nasrani Parno, Hermanto Keuw, Sukron, Nugroho Siswanto, Harun Zawawi, Johar, Jemakir, Indra Jaya, Taher Sukardi, Betty, Marsup, Mayangsari, Cici Yulita, Sastra Mico, Walama Sukardi, Arfan Masuning, Nirwana palsu, dan Suharindi melakukan inaktivasi hukum dan mendukung resume kejahatan Bupati Lahat Harunata Supeno menguasai korban penculikan dengan pemasungan yang melakukan penganiayaan hingga mengalami kemunduran mental yakni Program Eve. Penganiayaan yang
  • 3. Edwansyah Gumayenda Page 3 diintimidasi dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran perilaku, dikucilkan masyarakat tersebut memprovokasi/memutuskan silaturahmi kaum kerabat, membunuh keluarga, dan melakukan pemurtadan dengan intimidasi pemerintah kota Pagaralamdan Xaverius Pagaralamdemi menyukai pembantaian/pemusnahan pribumi dan agama Islam, (d) Rasa malu oknum- oknum Rasiwan yakni Walama Sukardi, Arfan Masuning, Chottawa, Indra Rasiwan, Nova Zemla, Herno Della, Nusa Bela, Yahun, Eli Kusmala, Susanti Angraini alias Ute, Elta Eli Kusmala, Rita Malinda-Kahar, Sabit Baranangsiang Bogor, Herjan Kanasim, Indra Rasiwan palsu, Reza palsu, dan Nirwana palsu yang mengekspos aib almarhum Rasiwan-Arijah dan kaum kerabat yang dekat terhadap mereka dengan harapan dapat merampas identitas palsu maupun harta benda korban, dan modus pemerasan dari pelaku-pelaku kejahatan namun termanipulasi oleh kelompok kejahatan homoseks-homoseks Inra Floris Palembang yang mengumulasi resume kejahatan oknum-oknum Rasiwan yang direkrut oleh kejahatan waria Harun Sohar hingga melakukan kejahatan penculikan, perampokan, parasitisme, transfigurasi dan pembunuhan, dan (e) Rasa frustrasi keluarga Burlian Sohar mendukung aib pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang malu diekspos dan dikonsumsi oleh kolega, musuh politik, keluarga, kaum kerabat, dan rakyat Pagaralam, Ogan Komering, Musi Banyu Asin, Muaraenim, Jakarta, Depok, Bogor, Bandung, Semarang, Djogjakarta, Ponorogo, dan Malaysia. Umumnya mereka menyebutkan status vakum Djazuli Kuris, Firasgo Djajasantika, Budiarto Marsul, Herdiansyah Bana Yuni, Zayadi Amin, dan Suharindi merupakan ikon-ikon Jawa-Cina, Nasrani, dan Yahudi Pagaralamyang sempurna karena mendukung kejahatan pembantaian pribumi Besemah Pagaralam dan kompatibel sebagai budak-budak kejahatan mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno. Aib Bupati Lahat Harunata Supeno hingga kini masih menjadi komoditas absolut bagi pelaku-pelaku kejahatan pemerintahan kota Pagaralamyakni frustrasi mempunyai ibu kandung wanita tuna susila, tinggal didalamgubuk berlokasi di Bukit Besar Palembang
  • 4. Edwansyah Gumayenda Page 4 yang dialami dengan kejahatan seksual dari saudara laki-lakinya yakni Rudi Harunata, dipungut dengan perlakuan kelaparan, iri-dengki melihat teman dan kaum kerabat mempunyai keadaan yang lebih baik dari dirinya, terbiasa dengan kondisi tidak sehat dalam keadaan anatomi dan fisiologi seperti frustrasi mempunyai saudara perempuan yang dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga bahkan didukung untuk menjajakan diri sebagai pemuas syahwat (:Atun Sunaryo, Saplin, dan Budi Penjol), melakukan penodongan, mengenakan piranti kewanitaan dan menzinahi orang tua, dan dibesarkan dengan lingkungan tahanan Lembaga Pemasyarakatan Kemarau Palembang maupun pelaku-pelaku penyimpangan seksual yang kini dikenal sebagai kelompok-kelompok kejahatan Meki Burlian Sohar, Astin Alimudin, Inra Floris, Klicuk, dan Kliwon, dan terbukti sebagai sarana pengucilan sempurna bagi keluarga Demang Kenasim (:ikon komunal Jawa yang tiran dan tersohor sebagai penganiaya pribumi Indonesia) yang hingga kini menjadi cemoohan kelompok-kelompok kejahatan Susiawan- Kuris-Marsul-Zawawi-Parno-Sukron-Suharindi yang merekrut komunal Jawa-Cina Nasrani menyebutkan kanibalisme atau memakan manusia kini dapat diinduksi dengan memasung korban hingga mengalami kemunduran mental. Elevasi kasus per kasus yang terjadi adalah kelompok kejahatan Susiawan membiarkan Roy Lanzen, Taufan Putra, dan Lutfie Syadun (:ikon Jamaah Muslimin Bogor yang kini menjadi pemuas syahwat kaum waria dari kelompok kejahatan Susiawan dan Nyi Kenoh) mengekspos resume kejahatan kelompok Harun Sohar dengan perampasan dan parasitisme dari korban-korban yang sebelumnya dirampas oleh kejahatan Status Vakum Pagaralam2008. Kumulasi yang diharapkan oleh Susiawan adalah dapat memperkaya dirinya, mendeviasi status pelaku kejahatan dan membunuh sempurna musuh-musuh keluarga Burlian Sohar dan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno tersebut. Kumulatif tersebut mendiskredit Susiawan dan Reza-reza palsu karena ancaman percobaan pembunuhan mengulminasi kondisi Gumayenda yang dipaksa untuk
  • 5. Edwansyah Gumayenda Page 5 mengalami pemasungan karena Susiawan, Astin Alimudin, Meki Burlian Sohar, Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Eli Kusmala, Atik Jemakir, oknum-oknum Rasiwan-Arijah, oknum-oknum Achmad Sjamsuri-Uliam, Reza-reza palsu, dan Rudi Harunata menghendaki kondisi penyimpangan seksual, memperbudak korban sebagai pemulung, gembel-pengemis (gepeng), pelaku parasitisme yang melakukan aksi 385 di rumah-rumah, lahan pertanian dan lahan perkebunan milik pribumi, waria tuna susila, kemunduran perilaku yang mencabut hak-hak kewarganegaraan, dan kemunduran mental (:institusi Ernaldi bahar Palembang dan atau rumah-rumah yang mirip kamp pengungsi yang diisolasi dari perhatian hukum maupun masyarakat) guna membunuh korban secara sempurna ketika telah terkuras habis. Kumulasi tujuan kejahatan kelompok Susiawan (Deo Harunata), kejahatan Pagaralam, dan Roy Lanzen dikonsolidasi untuk menyebutkan nepotisme kejahatan dengan hasil-hasil kere munggah bale mendesak untuk bagaimana menyingkirkan resume kejahatan dan identitas palsu daripada pola hidup orang-orang palsu yang hidup baru dan dekat terhadap mereka sebagai media kejahatan, hingga kini asumsi menstatuskan pelaku-pelaku kejahatan sebagai musuh Tentara Nasional Indonesia masih klise untuk mengintimidasi kejahatan. Terorisme kejahatan kelompok berstatus sampah masyarakat yang kadang-kadang mengklaim strata Polisi dan TNI dari Kepolisian Resort Pagaralam dan Batalion 206 Lahat, mengondisikan intimidasi klise seperti membuat persatuan dan koalisi yang umum ditemui ketika korban memiliki kaum kerabat yang cukup banyak dan disukai oleh pelaku seperti Reza-reza palsu dan kelompok kejahatan Susiawan demi mengganti identitas dan melangsungkan hidup mereka yakni memarasit atau menghisap harta benda korban selama melakukan ekstorsi-ekstorsi yakni : (a) Menyengketakan harta benda dengan menjerat terlebih dulu anggota keluarga korban guna menyerahkan harta benda kepada pelaku dan menggelapkan korban kepada modus pemerasan yang
  • 6. Edwansyah Gumayenda Page 6 mengakibatkan korban tunduk melakukan perintah-perintah kejahatan pelaku yakni Atik Jemakir, Nirwana palsu, dan kelompok kejahatan Susiawan, (b) Atik Jemakir menyebutkan ekstorsi kejahatannya dari pejabat kabupaten Lahat yakni Bupati Lahat Harunata Supeno yang tidak mau kalah melakukan penjarahan dengan alasan diperas oleh ajudan dan mengayomi reputasi buruk Bahay alias Bahagia yakni sampah masyarakat yang direkrut melakukan aksi perampasan di kabupaten Lahat, sedangkan Atik Jemakir mengklaim status dirinya sebagai anak perempuan dari Bahay yang mengintimidasi kejahatan seksual dan pemerasan kepada korban, (c) Susiawan menstatuskan kejahatan dari Suzuki APV hitam BG74EZ yakni modus kejahatan seksual waria yang menzinahi korban seusai dilakukan pertukaran antara korban dengan pelaku bertransfigurasi mirip keluarga korban, yang mengakibatkan parasitisme pelaku hingga mengklaim intimidasi berstatus tuntutan hak waris, pencurian, pengakuan status keluarga hingga memanipulasi perkawinan yang akhirnya mengondisikan perzinahan karena pelaku melakukan pertukaran dengan waria atau sampah masyarakat yang kemudian memeras dengan berbagai aksi pemfitnahan yang bertujuan menghancurkan kehidupan keluarga korban, (d) Eli Kusmala menyebutkan ekstorsi dari pengeksposan aib pembunuhan istri mantan Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman yakni Maphilinda Boer. Modus yang dibungkam dari perhatian hukum karena menyeret mantan Bupati Lahat Harunata Supeno dan Astin Alimudin sebagai pelaku kejahatan, akhirnya dibongkar guna memeras antar pelaku yakni Atay, Toyib, Bahay, Eddy Santana Putra, dan Herlansyah Burlian Sohar alias Aan, (e) Elevasi ekstorsi Susanti Angraini alias Ute mengalami konvergensi dikarenakan mengintimidasi Taufan Putra melalui hubungan seks dan menjerat Roy Lanzen dari aksi Hermanto Keuw, Sukron, Reza-reza palsu dari oknum-oknum Rasiwan dan komunal anti Islamyakni Xaverius Pagaralam berimperatif Susiawan, Suharindi, Johar, Jemakir, Pajeroni Zawawi, Ahmad Feriansyah alias Fai, dan Nela Sukardi memanipulasi modus pronosiasi hati mengekspos aib hingga Bupati Lahat Harunata Supeno teridentifikasi sebagai
  • 7. Edwansyah Gumayenda Page 7 ‘plotter’ demi menguasai aset dan identitas Roy Lanzen, kasus yang dibangun dari kondisi Heny Roy Lanzen dan diset prediktif yakni mengumulasi substitusi pelaku-pelaku kejahatan identitas palsu dari kota Pagaralamyang diusahakan mengalami rute komutasi guna melakukan substitusi dengan kulminatif deviasi harta rampokan dari daerah sebelumnya memperoleh anvil di pihak-pihak yang mengalami pola antidote dan konvergensi identitas hukum demi tuntutan hukum yang mematahkan pembuktian retro-aktif, dan (f) Ekstorsi identitas palsu Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi dari kejahatan dobel Sylvana Dolora Agustien, Rheza Ivan Darian, dan Indra Rasiwan diupayakan melakukan intimidasi terhadap kaum kerabat dari modus pemfitnahan pronosiasi hati dan kejahatan Nasrani yang memeras korban dengan mempermalukan hingga mengucilkan korban. Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan menstatuskan pembuktian yang mengiritasi aib Bupati Lahat Harunata Supeno sebagai saran yang mengonvergen kondisi Indra Rasiwan yakni meninggalkan harta benda dan menelantarkan keluarga karena dianggap mengalami kemunduran mental seusai dianiaya atau dipasung dengan modus mengumulasi kemunduran mental menggunakan program Eve yakni mengisolasi korban dengan instrumen yang mendiktasi pronosiasi hati hingga perilaku imperatif yang memicu kerja otak mati mirip program Manshuri. Kondisi korban yang kulminatif mirip robot karena mudah didikte untuk melakukan diskredit reputasi dan menerima perintah-perintah kejahatan, mengakibatkan pelaku-pelaku kejahatan memperoleh deviasi status pelaku. Korban-korban yang dipasung untuk mengalami kemunduran mental (Eve) memang mengalami kritisme yakni : (a) Diculik untuk terpisah dari keluarga dan kaum kerabat, (b) Dipaksa mengalami pemerkosaan, pelecehan seksual, dan melakukan kejahatan seks, (c) Dipaksa menyaksikan perzinahan yang harus dilakukan terhadap anak, istri maupun saudara kandung sendiri, (d) Dijejali obat-obatan institusi, narkoba, dan kotoran
  • 8. Edwansyah Gumayenda Page 8 (faeces, urine, dan bahan kimia beracun) melalui udara, alat-alat mandi, pakaian, makanan, dan minuman yang terpaksa dikonsumsi karena mengalami kondisi pengucilan, (e) Diacuhkan dari komunikasi keluarga ketika tidak menyadari orang tua dan saudara kandung telah ditukar oleh pelaku (kelompok kejahatan Eli Kusmala, Deo Harunata, Susiawan, Reza-reza palsu, dan Atik Jemakir) dengan yang palsu dan ditugaskan mengawasi pemasungan secara tidak langsung yakni meracuni mental korban untuk memperoleh kumulasi kemunduran perilaku, (f) Kelompok pelaku mengintimidasi lingkungan sekitar bila korban dapat keluar dan melakukan perjalanan diluar rumah untuk tidak membuka dan atau memberikan keterangan kepada korban bahwa tengah mengalami pemasungan dan percobaan pembunuhan dari pelaku yang kini beridentitas palsu didalam rumah korban, (g) Kelompok pelaku secara bergiliran mengintimidasi korban dengan menghasut perekrutan terhadap lingkungan sekitar untuk ikut melakukan permusuhan dan penganiayaan terhadap korban, (h) Provokasi Reza-reza palsu diupayakan dapat memicu kemunduran perilaku korban guna memperoleh status institusi yang mengakibatkan pengawasan dan penganiayaan dapat dilakukan secara langsung terhadap korban, (i) Kelompok kejahatan Susiawan melakukan intimidasi secara instrumen yakni melakukan instalasi alat-alat pendiktasi guna memperoleh kemunduran mental dan kesehatan korban karena mengumulasi provokasi terhadap ‘media otitia’ dan emosi korban, (j) Provokasi kesehatan korban dikumulasi oleh Nirwana palsu berdalih menyediakan dokter dan obat-obatan meskipun hal tersebut tidaklah nyata bagi Gumayenda bahkan menunggu kondisi terlemah dari korban dengan asumsi pemerasan dan ganti rugi yang akan dicuri oleh kelompok kejahatan Atik Jemakir dan Susanti Angraini, (k) Resume penipuan dengan memanfaatkan divergensinya kondisi korban terpasung yakni menyebutkan kondisi kemunduran kesehatan yang likuid dapat dipotong kompas dengan menyebutkan kerabat dari kelompok kejahatan Susiawan sebagai substitusi kondisi korban yang dibungkam dari perhatian tim kesehatan, (l) Resume
  • 9. Edwansyah Gumayenda Page 9 penipuan dengan provokasi kemunduran perilaku terhadap korban yakni membunyikan pronosiasi hati yang menghasut SARA dan menggunakan kelompok pelaku sebagai ekstorsi kejahatan karena mengenakan seragamPolisi dari Kepolisian Resort Pagaralamdan TNI dari KODIM 0405 Pagaralam, memanipulasi pengaduan korban guna pemasungan, dan penganiayaan secara langsung yang mengakibatkan korban cacat dapat dibungkam, (m) Hasutan komunal dan masyarakat diintimidasi untuk menstatuskan kemunduran perilaku menyebutkan kompetensi masing-masing pribadi guna memudahkan modus pengotakan yang melumpuhkan komunikasi lingkungan, agama, dan politik. Aksi yang menyebutkan korban dapat dikucilkan ketika perekrutan mengklaim skisme antar komunal dan mengorientasikan kejahatan sepihak karena kebodohan dan infiltrasi kultur yang tidak dipahami untuk menganiaya hak-hak kewarganegaraan, mengumulasi resume kejahatan untuk nepotisme kejahatan dengan harapan pengucilan dapat menundukkan identitas reputasi dan intelektual yang dikembangkan oleh korban, (n) Hasil provokasi yang menyebutkan komunal berkompetensi terhadap usia dewasa, harta benda yang merekrut reputasi baru, dan pemvonisan terhadap kompetensi untuk menyebutkan korban mengalami kemunduran mental yang mengakibatkan ia tidak mampu berkomunikasi secara politik, agama, dan ekonomi, (o) Pengucilan terhadap komunal mengakibatkan penggelapan identitas reputasi yang memudahkan penggelapan pledoi dan provokasi yang mengomunikasikan agenda baru bagi kejahatan yakni plot dengan divergensi aksi kejahatan terhadap korban terhadap pelaku, dan ketetapan media kejahatan memvonis plot kejahatan sebagai klisenya penangkapan dan kulminasi status yang menyebutkan kemungkinan mengeksekusi subjektif diantara korban hanya dapat dibuktikan dengan mengulminasi krisis dan kepercayaan yang umumnya adalah korupnya operator mengawasi pemasungan dan pencekalan yang dilakukan terhadap korban. Konvergensinya menyebutkan asumsi korban untuk mengalami pencekalan dan mengupayakan amputasi dan perlawanan terhadap
  • 10. Edwansyah Gumayenda Page 10 set konspirasi yang mengindikasikan kemunduran perilaku untuk mengomunikasikan reputasi terhadap pengaruh reputasi dan kondisi krisis dari identitas yang sebelumnya dianiaya dengan penggandaan dan kemunduran mental, (p) Korban diintimidasi untuk mengakui penggandaan yang diberlakukan terhadap dirinya dalam keadaan tertangkar yakni mengalami penggadaian status yang sebenarnya akan ditolak bila dikonfirmasi terhadap korban bahkan mengetahui hal dan kesepakatannya berorientasi kepada merampas hubungan komunikasi penganiayaan korban demi memperoleh hasutan yang memanipulasi kumpulan massa untuk ikut terprovokasi dan tidak berani melakukan tuntutan balik. Hal yang umum diketahui korban ketika asumsi menyelamatkan anggota keluarga yang diculik sehingga menunda kekerasan terhadap aksi kejahatan yang tengah berlangsung dan atau kondisi cacat hukum yang dilakukan yakni intimidasi kejahatan Polisi/TNI (: telah beridentitas palsu dan mengokupasi identitas korban maupun harta rampokan dari daerah sebelumnya, bahkan melejit dengan strata perwira tinggi yang ditempuh dengan hanya melakukan modus substitusi yakni menukar perwira tinggi dan atau memanipulasi identitas disertir yang melarikan diri dari kesatuan—Batalion 206 Lahat, Batalion Garuda Hitam Lampung, dan Batalion 328 Cilodong) terhadap korban yang mendefinisikan pengaduan korban akan selalu mengalami cacat hukum dan intimidasi yang menyebutkan kondisi kemunduran mental korban ketika melakukan konfrontasi barang bukti akibat terpasung, teraniaya, terperkosa, terculik, dan atau telah mengalami percobaan pembunuhan karena modus penggandaan transfigurasi yang klise yakni operator dan atau petugas yang berwenang menyebutkan pengaduan korban akan “terlelang” dengan status mereka yang terlibat langsung kejahatan dikarenakan penjatahan yang menggoda diatas rata-rata uang gaji dan impian memiliki barang-barang mewah serta akses dari upaya melarikan diri dari resume kejahatan, dibias dari retro-aktif atau operator investigasi yang tidak profesional mempengaruhi hasil pekerjaannya terhadap korban, (q) Derivasi
  • 11. Edwansyah Gumayenda Page 11 resume kejahatan dari pemerintah kota Pagaralamyang di rekrut oleh Bupati Lahat Harunata Supeno dan mensubstitusi strata stelsel-aktif yang legal bagi kelas Pagaralam. Perlakuan kejahatan akhirnya teridentifikasi dengan modus yang menyebutkan suaka dan perekrutan melebar kepada upaya pelaku-pelaku kejahatan dari pemerintah kota Pagaralammenggandakan identitas demi bias menderivasi terorisme yang diharapkan mengonsolidasi transfigurasi baru bagi perekrutan pemerintah daerah dan pemekaran wilayah daerah, dan (r) Kumulatif nepotisme kejahatan yang menguasai salah pemahamannya mengenai pemekaran wilayah, rehabilitasi, elevasi institusi, pemetaaan likuiditas kejahatan yakni berperilaku seolah-olah menguasai wilayah seusai menjadi ‘lullaby’ dan atau menguasai modus substitusi kepala daerah dan orang-orang dekat dari wilayah pemerintah daerah yang mengupayakan prospektif ‘redundancy’ dari mantan kepala daerah mendaftar dan mengetalase kaum kerabatnya yang siap santap untuk modus kejahatan baru. Berikut normatif-normatif ketidaksesuaian identitas palsu terhadap Gumayenda yakni : (1) Sekolah tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam mengakomodasi Reza-reza palsu yang teridentifikasi sebagai penculik dan operator-operator parasitisme yang dimaksudkan untuk mengamputasi Gumayenda dari melakukan pengaduan mengenai hilangnya dan resume kekerasan yang pernah dialami oleh orang tua Gumayenda selama berdomisili di desa Talang Jeruk Pagaralam. Reza-reza palsu tersebut terbukti melakukan pencemaran nama baik yang sangat meneror hingga postulatif mereka mengancam eksistansi korban. Akomodatif ancaman, pemukulan, dan intimidasi akses Polres Pagaralamyang diperoleh Reza-reza palsu karena menadahkan rumah-rumah dan harta benda korban kepada pemerintah kota Pagaralamberdalih kepala daerah PagaralamDjazuli Kuris dan Budiarto Marsul melakukan sanitasi daerah dan merencanakan nepotime dengan populasi dan kroni yang disaring dari kumulatif kompatibelnya hirarkikal pemerintah kota
  • 12. Edwansyah Gumayenda Page 12 Pagaralamyakni asumsi menguasai eksesibilitas pemerintah daerah dengan operator-operator yang melikuidasi kejahatan kekuasaan dan likuiditas perebutan kekuasaan. Ironinya, mayoritas Reza-reza palsu direspon bertransfigurasi dan menunggu jatah berupa mutasi ke daerah lain dengan pemboncengan kasus-kasus perampokan, penculikan, pemerkosaan, parasitisme, pronosiasi hati, dan percobaan pembunuhan, meskipun akses mutasi mereka teridentifikasi mengorupsi Kepolisian Resort didaerah lain yakni status stelsel-aktif yang merepatriasi dan melikuidasi sebagian harta rampokan dari pemerintah daerah sebelumnya dengan mensubstitusi kejahatan sebagai asumsi ‘quid pro quo’ dari kepala daerah atau oportunis yang kalah bertaruh dalam likuiditas perebutan kekuasaan dan dominasi plot terhadap kelompok- kelompok kejahatan yang mengendalikan kota dan atau infrastruktur pemerintahan daerah, (2) Identitas ganda Elvera direkrut oleh homoseks- homoseks Inra Floris Palembang yang akhirnya memprovokasi Gumayenda yakni mengondisikan korban sebagai kelinci instrumen pronosiasi hati yang mendiktasi kekerasan berupa parasitisme orang tua palsu, Reza-reza palsu, kondisi properti pribadi yang diinfiltrasi oleh orang-orang tak dikenal meskipun telah melakukan pengamanan berupa penguncian barang-barang pribadi, narkoba melalui makanan dan minuman, penggelapan harta waris Indra Rasiwan, dan penculikan orang tua yang dibungkam terhadap Gumayenda mengenai kondisi kasusnya dan diupayakan untuk memasung dengan tujuan terusir dari identitas dan harta benda yang merupakan kompatibel dari hak-hak kewarganegaraan telah dirampas oleh kelompok kejahatan waria Susiawan dan Eli Kusmala, dan eksisnya kejahatan homoseks (waria) mensubstitusi Walikota PagaralamIda Fitriati Basjuni dan provokasi kejahatan dari oknum-oknum Rasiwan yang mengakomodasi identitas palsu bagi populasi Pagaralamyang sebelumnya telah diusir dari rumah dan harta benda mereka. Kasus Elvera melejit ketika Nirwana palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Susiawan mensubstitusi jabatan Pembantu Ketua Satu atau Puket I berdalih kasus Indra
  • 13. Edwansyah Gumayenda Page 13 Rasiwan merekrut keluarga Elvera karena pernah mensubstitusi jabatan pejabat Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul. Status Elvera membuktikan sia-sianya berkoalisi meskipun telah ngotot beragama Nasrani/Yahudi dari kondisi yang diintimidasi oleh Susiawan yakni parasitisme Andi Nova Zemla, Ahmad Feriansyah, Kardinal, Novriansyah, Baheramsyah, Marko Ilpiyanto, Herma Diana, Zulaiha, Yadi Maryadi, Medi Triawan, Robinson, Liza Islamia, dan khusus Andri seorang dosen yang terpaksa mengalami kekerasan karena berhubungan seks terhadap salah satu pelaku kejahatan homoseks dari kelompok kejahatan Susiawan. Liza Islamia menyebutkan kasusnya tidak kalah seru dari resume institusi pendidikan pemerintah kota Pagaralam tersebut yakni kondisi identitas ganda yang merekrut keluarga Burlian Sohar dan melakukan transaksi seksual dengan modus parasitisme, skisme agama Syiah, dan reputasi buruk Bursah Zarnubi palsu selaku pencicip tubuhnya ketika masih lajang, (3) Identitas palsu Nirwana Indra Rasiwan yang diklaim oleh dobel-dobel korban dan identitas palsu dari kejahatan Nirwana-nirwana palsu terbukti melakukan diskredit signifikan ketika pelaku-pelaku menelanjangi reputasi almarhum Rasiwan-Arijah dengan menyebutkan mereka sebagai pengkhianat dan atau antek Belanda, resume seksual yang dielevasi oleh Susiawan, keluarga Betty, keluarga Sukron Keuw, keluarga Arfan Masuning, dan Suharindi demi mengotakkan kaum kerabat Rasiwan-Arijah. Resume aib keluarga Walama Sukardi dipaksakan untuk dimanipulasi dengan memfitnah almarhum dan anak-anak almarhum, dalih yang disebutkan oleh Susiawan yakni lebih baik kehilangan keluarga Indra Rasiwan atau kaum kerabat lainnya daripada kehilangan kesempatan untuk merampas harta benda kaum kerabat. Kasus keluarga Sukardi memastikan lumpuhnya reputasi Rasiwan–Arijah karena resume penyimpangan seksual yang dialami oleh Budi Sukardi, keluarga Chottawa, Nela Sukardi, dan keluarga Arfan Masuning yakni menyetubuhi orang tua kandung sendiri dan berani menyebutkan resume almarhum Rasiwan-Arijah pernah bersenggama terhadap anak-anak mereka dan perampasan yang dilakukan olehnya dengan
  • 14. Edwansyah Gumayenda Page 14 mempermalukan target dan atau kaum kerabat yang diincar identitas dan harta bendanya, (4) kelompok kejahatan Susiawan mendaftar modus pemasungan ketika Gumayenda direkrut oleh Hartal Burlian Sohar ke ibukota Jakarta di tahun 2007, hal-hal yang teridentifikasi adalah : (a) intimidasi Reza-reza palsu memukuli Faisal Sjamsuri dan Nirwana Indra Rasiwan (: saat itu belum teridentifikasi palsunya identitas pelaku) untuk tidak membuka identitas kejahatan yang akan dilakukan terhadap Gumayenda (: diset di rumah pribadi mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno di komplek Bintara (3) Cibening Bekasi Barat), (b) Merencanakan substitusi terhadap orang tua palsu Gumayenda, (c) Elevasi Hartal Burlian Sohar menanyakan Roy Lanzen khawatir mengganggu identitas kejahatan yang akan diberlakukan kelompok kejahatan Susiawan yakni Reza-reza palsu, Atik jemakir, Susanti Angraini, Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Jemakir, Yanto, Melia Yanto, Bambang Yanto, Parno, Bujang San, Nugroho Siswanto, Sukron Keuw, Asykari, Taher, Pajeroni Zawawi, dan Eli Kusmala terhadap Gumayenda di kecamatan Jarai. Herannya, perekrutan diklaim secara pendaftaran akses yang akan diperoleh bila status vakum Pagaralam2008 sukses dan selama rekrutan mengakomodasi Nasrani, hubungan seks dan atau menyebutkan pelampiasan syahwat serta kejahatan waria merupakan persyaratan perekrutan. Bagi Susanti Angraini dan Nirwana palsu (:Tim Floris—pelaku telah menransformasi alat kelaminnya seperti wanita dan menyediakan syahwat dengan modus pemerasan) hal tersebut merupakan kulminatif bagi mereka karena menyetubuhi Hartal Burlian Sohar dan mencicipi tubuh Nirmala Hartal Burlian Sohar merupakan akses lanjutan menempuh harta benda dan identitas kaum kerabat yang ditinggalkan oleh mantan Bupati Lahat Harunata Supeno seusai repatriasi, (d) Klicuk warga desa Talang Pisang kecamatan Jarai merekrut Gumayenda ke Inra Floris Palembang demi memasung korban di institusi Ernaldi Bahar Palembang di bulan September 2009, (e) Derivasi identitas kejahatan diset di tahun 2005, ketika Gumayenda direkrut oleh CV, Nirmala ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu kabupaten
  • 15. Edwansyah Gumayenda Page 15 Lahat dengan resume pronosiasi hati dan sejumlah pemerkosaan yang dilakukan kelompok kejahatan waria Susiawan dan Deo Harunata di rumah Tolhaimi di desa Penindayan kabupaten Lahat yang hingga kini dibungkam dari upaya pengaduan kasusnya, (f) Kumulatif pelecehan sebelumnya direspon ketika Susiawan mengunjungi kediaman Hartal Burlian Sohar dan Sutan Muda pada dini hari—saat itu perekrutan ke desa Penindayan kecamatan Mulak Ulu. Susiawan melecehkan Gumayenda dengan menegaskan jerat seksual dari operator-operator seksnya (: waria tuna susila dan wanita tuna susila) tidak berhasil menjerat Gumayenda, namun Hartal Burlian Sohar mengambil alternatif dengan memanggil Robi Bahay untuk melakukan pengebirian terhadap Gumayenda bila telah kembali ke kecamatan Jarai, (g) Surat permohonan kerja milik Gumayenda terhadap PT. Muara Alam Sejahtera dan PT. Batu Alam Sejahtera pada tanggal 28 November 2008 yang diserahkan kepada Hartal Burlian Sohar dikediamannya di Pasar Lematang Lahat, menegaskan set kejahatan terhadap Gumayenda telah kumulatif dengan penolakan dan pelecehan yang distatuskan oleh keluarga Burlian Sohar dan anak-anak mantan Bupati Lahat Harunata Supeno—saat itu membunyikan radio frekuensi sinyal rendah dan pronosiasi hati yang mengklaim pronosiasi hati Susiawan, (h) Kejahatan waria dipastikan oleh Gumayenda telah memasuki keluarga Burlian Sohar yang mengindikasikan sanitasi bagi komunalitasnya dan derivasi kejahatan menarget pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang pula berarti aib keluarga Sohar signifikan ditakuti bila terekspos, terbukti dari upaya Reza-reza palsu dan dobel Harunata Supeno yang diklaim oleh Susiawan mengintimidasi Gumayenda dari perintah kejahatan yang telah diset menggunakan pembantu-pembantu (panakawan) dari keluarga Lam, Syam, Syahani, Sutan Muda, Sudir dan seterusnya, penyesuaian perekrutan dengan kapasitas homoseksual sebagai perekrutan, meskipun dipaksakan mengenakan nama atau reputasi Sohar masih terelevasi buruk karena mosi tidak percaya mirip kasus nama Harunata S (:aksioma antidote bagi pejabat wakil Bupati Lahat Marwan Mansyur yang
  • 16. Edwansyah Gumayenda Page 16 sebelumnya direncanakan mengenakan nama Mansyur S), yang sebelumnya canggung untuk menyebutkan konotasi Jawa dibelakang nama—Supeno— mantan pejabat Bupati Lahat tersebut dan akhirnya ditembuskan kepada Supeno saja ketika aib keluarga Sohar terekspos secara publik politik, (5) Institusi bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralammenjadi rumit ketika klaim modus pronosiasi hati mengekspos pencelaan dari Xaverius Pagaralam meskipun diketahui klaim Nasrani terhadap upaya-upaya pejabat Walikota PagaralamDjazuli Kuris dan Budiarto Marsul mengetalase kasus-kasus berupa kekerasan dan percobaan pembunuhan bahkan sekte yang diklaim sesat. Salah satu kumulatif diskriminasi yang dikondisikan adalah paternalisme dari pemerintah kota Pagaralamuntuk disiapkan sebagai sistimokupasi kroni oleh Kuris Palo dan Marsul. Perekrutan dilakukan dengan menyaring identitas palsu dan mengidentifikasi warga pendatang tanpa perlindungan mengenai hak milik dan properti kota Pagaralam, hal yang yang menjadi perhatian publik mengenai substitusi Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul yang memanipulasi harta benda dan properti dengan resume penyerahan dan tertangkapnya kasus korupsi yang dilengkapi dengan penyitaan barang-barang mewah milik pejabat-pejabat kota Pagaralamtersebut. Alias bagi identitas kejahatan pemerintah kota Pagaralam terkulminasi dari kondisi modus pronosiasi hati yang mengklaim kasus Nirwana Indra Rasiwan dan Nisma Aprini, dan akhirnya memperoleh kasus baru yakni menghilangnya keluarga Zayadi Amin dan kondisi cacat fisik maupun psikisnya Hariyadi, Indra Rasiwan, dan Nirwana Indra Rasiwan sebagai ikon pemerintah kota Pagaralam alias ‘Bad Coin’nya Pagaralam. Keluarga Zayadi Amin menghilang karena terbukti malu dan frustrasi mengklaim harta benda mereka dan divonis dengan dipermalukan oleh kroni kejahatan kota Pagaralamyakni tidak mampu mengelola aset keluarga seperti PO. Sinar Dempo milik keluarga Yohan. Hal yang sama dialami oleh PO. Ratu Agung dan PO. Garuda Dempo yakni tidak mampu berkonsolidasi perintah kejahatan yang berkumulasi mengiritasi identitas dan alias bagi korupsinya aksi penadahan dan provokasinya
  • 17. Edwansyah Gumayenda Page 17 pertukaran properti diantara orang-orang palsu dan germo-germo yang menawarkan identitas palsu beraset ratusan juta hingga miliaran rupiah dari kelompok kejahatan kota Pagaralam. Alias bagi pertukaran dan penyitaan yang dilakukan oleh kelompok kejahatan kota Pagaralamadalah menyebutkan daftar identitas palsu dengan harta benda yang diestimasi bukan milik pribadinya dan terkumulasi sebagai tumbal pembuktian bila dilakukan investigasi. Kondisi cacat psikis disebutkan dari kondisi ganti rugi mengenai aksi kekerasan yang dialami pada saat penyerahan identitas dan harta benda, pasca penyitaan dilakukan dengan membungkam sejumlah saksi dengan ekses pemerintah kota Pagaralam. Provokasi yang tersohor saat itu adalah dualisme Djazuli Kuris memanipulasi rakyat kota Pagaralamdemi mendaftar kekuatan pribumi melindungi harta benda mereka, dan penculikan sejumlah keluarga dengan kemampuan paguyuban dilakukan, kemudian teridentifikasi sebagai motif penculikan yang dilakukan dengan kulminatifnya dobel Djazuli Kuris dari status Susiawan di tahun 2004. Sebelumnya Gumayenda pernah menjelaskan mengenai ‘property of fallability’ yakni konsolidasi persamaan hak dan bagaimana menelaah pembagian kontribusi sesama koalisi dengan perintah dan dokumentasi yang diset untuk memberikan kompromi terhadap semua pihak. Distribusi yang terilustrasi dari kondisi tersebut adalah menyelesaikan fungsi apropriasi yakni dominasi akan normatif yang diberlakukan dan membagaimanakan peraturan daerah mengakomodasi transfigurasi profil wilayah memosisikan kepala daerah untuk mendominasi dan vertikalnya didominasi seperti properti yang tersubstitusi dan memberikan penjelasan sebagai akibat masalah pemerintahan kota maupun daerah bukan lagi properti konsumtif yang melulu menghabiskan namun ia harus konsumerisme melindungi kepala daerah dan peraturan daerah itu sendiri. Namun hal klise lebih mengebiri peraturan daerah Djazuli Kuris Palo dan Budiarto Marsul yang diserahkan kepada pekerja asing dan selalu menyewa keterampilan dengan pengaruh akses suaka, dan akhirnya menempuh akomodasi isu dan asumsi yang mengikat politik substitusi dan komutasi diiritasi
  • 18. Edwansyah Gumayenda Page 18 untuk memenuhi perubahan komoditas yang mengakseptasi orang baru dengan kemiskinan ekstrim, barang curian yang mempengaruhi distribusi output, distribusi asumsi yang mengikat komunal untuk mengilustrasikan friksi dan keseimbangan yang diupayakan melalui perolehan nepotisme di pemerintahan yang baru disusupi (termasuk pengucilan intelektualitas dan perolehan strata mendisertasi mengenai kasus-kasus kejahatan dan reaksioner intelektual. Kondisi tersebut mengakibatkan cacat psikis bagi korban yang mengalami pengusiran dan tidak memahami kontribusi administratif sebagai etalase percontohan pemerintahan daerah atau klise menyebutkannya dalam bahasa Inggris yakni ‘all you need is penny but the penis of you are not red enough for us’. Kasus seorang dosen ekonomi berstrata Doktor dan doktoralnya menyebutkan spesifikasi mengenai metodologi mengapa hati bisa dikonsumsi seperti liver dan penganan lainnya, pertanyaan yang mengundang nama institusi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralamyang merunut kondisi cacat psiksis dan pencelaan bagi Nasrani yakni Nisma Aprini sendiri dan kenyang akan resume penuntutan yang dilakukan dengan alibi-alibi penggelapan dana pemerintah kota Pagaralam, menegaskan sosok Nisma Aprini tidak bisa dilewatkan begitu saja, terlebih isu kontekstual dari ‘property of fallability’ menyebutkan masalah infrastruktur, perwujudan dependensi, akseptasi interdepedensi, inter-relasi ancaman, dan stabilisasi kondisi akibat faktor korporasi, konsep keterangan diri, dan transisi yang memosisikan normalnya marjinal anda menentukan kontekstual yang mengalir bagai derasnya ide tehnikal kebijakan pengetatan likuiditas baik birokrasi, keuangan maupun status penghapusan keterangan diri anda. Kontras kemerosotan wibawa dan komitmen disepakati sebagai akibat keterbukaan atau perestroika mengenai ‘glasnost’ (: anda boleh membacanya sebagai reformis dengan demokratik yang implisit terhadap pemerintah beserta sistemnya). Pertanyaan berikutnya mempertanyakan inter-relasi kapabilitas pronosiasi hati dan modus-modus yang menyertai Nisma Aprini, apakah menyebutkan divergensi yang dibutuhkan
  • 19. Edwansyah Gumayenda Page 19 seperti komitmen pemerintah kota Pagaralam membangun daerah dengan populasi dan pemahaman nepotisme terhadap ‘mammon’ yang selama ini menjadi permasalahan mendasar ketika individu dijejali dengan kemampuan masa depannya, hal yang pernah dicela oleh Nasrani ketika Yesus Kristus harus tewas ditangan seorang Yahudi karena memperdengarkan hal-hal yang ditentangnya secara prinsipal. Diagnosa cacat psikis Indra Rasiwan dan Nirwana Indra Rasiwan menyebutkan kondisi pemasungan dan penculikan yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Inra Floris Palembang imperatif mantan Bupati Lahat Harunata Supeno. Diketahui keluarga Burlian Sohar menempatkan Gumayenda sebagai target kekerasan Deo Harunata yang terbukti dari aksi kejahatan Reza-Reza palsu Inra Floris, Yanto, Parno, Bujang San, Susiawan, Susanti Angraini, Atik Jemakir, Jemakir, Eli Kusmala, dan Nirwana palsu meneror di kediaman Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 kecamatan Jarai sejak kepulangan dari desa Penindayan Lahat yakni perekrutan untuk proyek air bersih di kecamatan Mulak Ulu kabupaten Lahat sejak tahun 2005. ‘Off-set’ keluarga Supeno menggunakan dobel bertransfigurasi Nirwana, Eli Kusmala, dan Susiawan membuktikan mantan Bupati Lahat Harunata Supeno kepada motif- motif berikut : (a) Memutuskan silaturahmi terhadap kaum kerabat yang mengetahui aksi kejahatan dan resume masa kecilnya yang dipenuhi dengan rasa malu, (b) Rasa malu Hartal Burlian Sohar karena menyetubuhi waria-waria dari Inra Floris Palembang yang mengklaim kekerabatan terhadap mantan Bupati Lahat Harunata Supeno, (c) Frustrasinya Hartal Burlian Sohar mengetahui Susiawan dan Deo Harunata bergiliran memperkosa Nirwana Indra Rasiwan yang diculik dari desa Talang Jeruk Pagaralamkarena mendiskredit modus penculikan dan pronosiasi hati yang dilakukan demi merampas identitas keluarga Indra Rasiwan dan harta waris di kecamatan Jarai, (d) Set yang dilakukan oleh pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno terhadap keluarga Nela
  • 20. Edwansyah Gumayenda Page 20 Sukardi menggunakan Mitsubishi BG7060E dan kelompok kejahatan dari desa Tanah Tinggi kecamatan Jarai yakni Yunita Valina, bahwa memanipulasi Gumayenda menggunakan orang tua palsu diakumulasi guna memepas dalam belanga dan mengokomodasi modus pemerasan terhadap kaum kerabat Rasiwan-Sjamsuri yang bertransfigurasi identitas palsu dan terkondisi sebagai sapi perahan kelompok kejahatan Susiawan, (e) Kejahatan Deo Harunata dan keluarga Supeno terkulminasi dari kondisi Indra Rasiwan dan anak istri yang dipisahkan dari Gumayenda yakni dikondisikan sebagai pelampiasan pelecehan dan mengalami kekerasan fisik, disebutkan oleh Susiawan unutk mengondisikan penghapusan hubungan properti Indra Rasiwan terhadap anak istri dan harta benda, (f) Intimidasi Susiawan mengelevasi kejahatan keluarga Lam Sohar yakni resume perselingkuhan Herlansyah Burlian Sohar dan Hartal Burlian Sohar terhadap Lam Sohar dan pemerasan yang imperatif modus pronosiasi hati dari kasus penculikan di kabupaten Lubuk Linggau dan Muaraenim, (g) Modus kontroversi direkrut oleh Susiawan imperatif keluarga Supeno dengan menculik Indra Rasiwan yang sebelumnya direncanakan untuk mengerjainya mengenai kondisi penggandaan yang dilakukan terhadap istri korban yakni Nirwana, (h) Elevasi penggandaan Indra Rasiwan dan anak istri teridentifikasi untuk memprovokasi pemerintah kota Pagaralammelakukan modus perampasan yang dikumulasi oleh Susiawan sebagai jatah yang diakumulasi dari kebodohan mantan Bupati Lahat Harunata Supeno, Astin Alimudin, Herlansyah Burlian Sohar, Hartal Burlian Sohar, dan Ramadhan Harunata Supeno memiliki aib kejahatan homoseks (waria) dan mengumulasi kejahatan TNI dengan klaim disertir Yon 206 Lahat dan oknum-oknum KOPASSUS TNI-AD yang mayoritas adalah waria. Hal yang mengherankan publik politik mengenai kejahatan waria kini dapat mengenakan seragamTNI dan melecehkan maknawi Sapta Marga dikarenakan status tunggul mereka di harta benda sipil dan mengintimidasi korban dengan menyebutkan Mayor Jendral TNI AD Harun Sohar memiliki provinsi Sumatera Selatan untuk dapat dirampas kembali oleh anak cucunya
  • 21. Edwansyah Gumayenda Page 21 demi kepentingan kantong mereka sendiri, (i) Kontroversi yang dilakukan oleh Susiawan di tahun 2002 yakni menggandakan Indra Rasiwan dan mengetalase kejahatan waria terhadap keluarga korban guna merekrut Taufan Putra demi memiliki ‘lullaby’ dan melakukan penggandaan terhadap Roy Lanzen dan Ismani Harto, menerangkan kasus Muzakir Sai Sohar menstatuskan resume penculikan terhadap keluarga Achmad Sjamsuri dan percobaan pembunuhan terhadap Gumayenda yang dilakukan oleh keluarga Supeno melalui operator keluarga Yahun dari rute komutasi identitas-identitas palsu keluarga Burlian Sohar, keluarga Harun Sohar, dan keluarga Supeno karena membawa lari aset-aset pemerintah daerah kabupaten Lahat (:kasus Herlansyah Burlian Sohar alias Aan palsu), Lubuk Linggau (:kasus Meki Burlian Sohar, suami Selvi Pipin Burlian Sohar, Nirmala Hartal Burlian Sohar, dan Bahay alias Bahagia), dan Muaraenim (:kasus Muzakir Sai Sohar mengelevasi Nirwana palsu, Susiawan, dan kasus substitusi Roy Lanzen dan Taufan Putra), dan mengupayakan bias dari resume penculikan, perampokan, dan pembunuhan yang mereka lakukan bersama keluarga Arfan Masuning, keluarga Sukardi, keluarga Chottawa, keluarga Betty, keluarga Jemakir, keluarga Yanto, keluarga Parno, keluarga Klicuk, keluarga Harun Zawawi, keluarga Taher, keluarga Johar, keluarga Hermanto Keuw, keluarga Sukron Keuw, keluarga Hasbulah, keluarga Marsup, keluarga Suharindi, Rheza Ivan Darian, Sylvana Dolora Agustien, keluarga Arsad Sjamsuri, keluarga Loni Sjamsuri, keluarga Faisal Sjamsuri, Darmansyah Sjamsuri, dan keluarga Darwin Sugandi Sjamsuri, (j) Resume penyodomian terhadap Gumayenda yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan yang saat itu (2002) mengolaborasi Azhari Muarapayang, Marsup, Parno, Klicuk, Harun Zawawi, Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Jemakir, Atik Jemakir, Mayangsari, Cici Yulita, Yusni Hasni Marzuki, Elvera, dan Reza-reza palsu Xaverius Pagaralamdemi mendiskredit Taufan Putra dan memasung Gumayenda, merupakan motif mengapa Gumayenda keluar dari SPBU 34-16405 Sukmajaya Depok di bulan Oktober 2004. Perlu diketahui, oknum-oknum Rasiwan memanipulasi identitas
  • 22. Edwansyah Gumayenda Page 22 mereka mengintimidasi kebohongan bahwa telah menguasai Djzuli Kuris dan Budiarto Marsul, mengimperatif KOPASSUS TNI-AD (:mayoritas rekrutan adalah waria) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan koordinasi Megawati Soekarno Putri palsu yang ditransfigurasi oleh kejahatan homoseks Inra Floris milik keluarga mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno, dan melikuidasi aset pemerintahan daerah maupun pemerintah kota Pagaralamyang digunakan mereka untuk berfoya-foya dan menipu penampilan kejahatan terhadap korban yang menjadi target penculikan dan perampokan. Bukti-bukti tersebut menyebutkan kondisi cacat psikis orang tua Gumayenda masih dalam keadaan ambigu dikarenakan kondisi pemasungan dan pengucilan yang dilakukan oleh operator-operator kejahatan keluarga Harunata Supeno mengolaborasi Roy Lanzen dan Taufan Putra yang terestimasi mendesak penundaan eksekusi yakni perekrutan dan pelebaran kasus kejahatan ke ibukota Jakarta-Depok-Bogor- Bandung-Semarang-Djogjakarta-Malang Jawa Timur dengan target-target yang sebelumnya disanitasi menggunakan modus kejahatan pronosiasi hati, modus kejahatan transfigurasi, kejahatan homoseks, penyadapan, penculikan dengan memasung target guna mengumulasi identitas beserta harta benda kaum kerabat korban untuk dapat disubstitusi, instalasi sampah masyarakat di instansi-instansi daerah yang dituju, penggandaan akses demi eksesibilitas guna mengorupsi likuiditas perebutan kekuasaan, dan estimasi tumbal operasi. Mendaftar nama-nama berikut untuk kasus ketidaksesuaian identitas palsu mereka namun terintegrasi terhadap kasus Indra Rasiwan yakni (a) Sastra Mico, (b) Ahmad Feriansyah alias Fai, (c) Herma Diana, (d) Yulia Misrania, (e) Zulaiha, (f) Robinson, (g) Kardinal, (h) Rohani Djazuli Kuris, dan (i) suami dari Yusni Hasni Marzuki. Kondisi mereka menyebutkan frustrasinya identitas palsu berorientasi perampasan harta benda dan hirarki pemerintah kota Pagaralam yang diharapkan dapat mengondisikan efek jera terhadap korban-korban yang diusir dari identitas maupun harta benda. Hal tersebut menegaskan asumsi
  • 23. Edwansyah Gumayenda Page 23 perkuliahan yang dilakukan oleh Gumayenda sejak 28 Juni 2010 sampai dengan 9 Juni 2014 (:masih berlangsung hingga mengumulasi 145 sks sebagai persyaratan mengikuti ujian skripsi) akan mengumulasi konflik-konflik : (a) Mutasi identitas pelaku kasus-kasus perampasan dan pengucilan demi kasus Djazuli Kuris yang tersubstitusi dan memanipulasi alibi penyitaan barang-barang mewah yang diklaim merupakan usaha mereka mengembangkan daerah kota Pagaralam, dapat membunuh transfigurasi dan mengumulasi estimasi ‘Ghetto’, dan transfigurasi yang membunuh kasus Muzakir Sai Sohar dari kabupaten Muaraenim, (b) Substitusi yang dilakukan dengan memperlakukan korban- korban perampasan identitas sebagai sampah masyarakat dan ‘trafficking’ yang memusnahkan inter-relasi korban. Berikut diagnosa perkuliahan Gumayenda mulai dari 14 November 2010 sampai dengan 30 Januari 2014 : (a) Kartu Hasil Studi semester I (satu), tanggal efektif 14 November 2010, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,73 (22 sks), (b) Kartu Hasil Studi semester II (dua), tanggal efektif 8 Agustus 2011, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,73 (24 sks), (c) Kartu Hasil Studi semester III (tiga), tanggal efektif 6 Februari 2012, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,77 (24 sks), (d) Kartu Hasil Studi semester IV (empat), tanggal efektif 15 Agustus 2012, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,76 ( 20 sks), (e) Kartu Hasil Studi semester V (lima), tanggal efektif 7 Februari 2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,62 (21 sks), (f) Kartu Hasil Studi semester VI (enam), tanggal efektif 18 Juli 2013, Indeks Prestasi Kumulatif 3,60 ( 15 sks), (g) Kartu Hasil Studi semester VII (tujuh), tanggal efektif 30 Januari 2013, Indeks Prestasi Kumulatif : 3,59 (12 sks) (:Perlu diketahui untuk periode 2010-2014 tidak pernah menerima bea siswa ataupun keringanan apapun bahkan memperoleh diskredit dari orang tua palsu dan Reza-reza palsu yang berkoalisi terhadap kelompok kejahatan Susiawan dan Eli Kusmala untuk mengucilkan Gumayenda di lingkungan kampus guna memudahkan modus perampasan dan pertukaran identitas palsu yang merupakan profesi germo (mucikari identitas
  • 24. Edwansyah Gumayenda Page 24 palsu) Susiawan, Susanti Angraini, Atik Jemakir, Nirwana palsu, Reza-reza palsu, dan Eli Kusmala memperlakukan korban-korban yang dipisahkan dari keluarga dan kaum kerabat seperti Gumayenda). Hasil-hasil studi tersebut dilengkapi dengan aksi Nirwana palsu, Indra Rasiwan palsu, dan Reza-reza palsu yakni pemukulan, alasan mengunjungi kaum kerabat dengan mengokupasi kediaman Gumayenda tanpa ijin berkoalisi imperatif Susiawan, Susanti Angraini, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Pandi Arfan Masuning, Reza-reza palsu, dan Indra Rasiwan palsu, melakukan ‘off-set’ modus penipuan menggunakan harta waris Indra Rasiwan, meracuni makanan/minuman, mengutil/mencuri makanan, menggeledah barang-barang pribadi milik Gumayenda hingga mengalami perusakan dan penghilangan sampai dengan tidak menyediakan hak-hak Gumayenda mulai dari hak anak hingga keresahan yang distatuskan oleh Reza-reza palsu, Indra Rasiwan palsu, Susiawan, Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Nirwana palsu yakni : (a) Mencemarkan nama baik Gumayenda hingga ke lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam dengan menyebarkan kebohongan mengenai kondisi Gumayenda tengah sakit mental atau stress. Tujuan dari Nirwana palsu dan kelompok kejahatan Susiawan (Kijang abu-abu BG1423WA) adalah menggelapkan kondisi Gumayenda demi mengoleksi penjatahan dan penggelapan hak dari status-status Gumayenda yang dimanipulasi, motif yang membatalkan kondisi pengampuan/perwalian dari orang tua palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan usia Gumayenda telah mencapai 37 tahun per 2 Mei 2014, menggunakan hak kewarganegaraan di pemilu 2009 dan 2014, mampu membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian di tahun 2008 dan 2014, dan mampu memiliki perekaman identitas dengan nomor : 1604060205770003, hal yang merugikan bagi Reza- reza palsu dan kelompok kejahatan Susiawan dikarenakan mereka beridentitas palsu dan panik melakukan bias dari tidak ikut sertanya mereka mengenai
  • 25. Edwansyah Gumayenda Page 25 penggunaan hak kewarganegaraan seperti pemilu dan perekaman identitas di kantor kecamatan Jarai, (b) Infiltrasi Susiawan mengenakan transfigurasi Elvera bertujuan mengajak hubungan seksual dosen-dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam demi menciderai agama Nasrani/Yahudi Xaverius Pagaralamdikarenakan pemahaman kondisi homoseks atau waria merupakan heretik yang kemudian menjadi sarana menginfiltrasi modus pemerasan dan penculikan guna menukar identitas dan merampas harta benda korban. Kumulatif disebutkan dengan berhasilnya Nirwana palsu menyenggamai Effendi Sangkim hingga tidak berdaya untuk diperas dan menyerahkan jabatan Pembantu Ketua I (satu), bahkan mendukung anvil kaum gepeng (tunggul) dari kelompok kejahatan Susiawan untuk berada didalam lingkungan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam yakni Mess bagi dosen dan gedung baru dibelakang kampus lama. Modus senggama antar sesama jenis akhirnya mulai disukai oleh aparatur kampus hingga kumulatif mengetalase dosen-dosen palsu dan mahasiswa/i palsu yang mudah diidentifikasi sebagai pelaku-pelaku pekerja seks komersil dari kaum homoseks (waria). Takluknya Elvera tersebut kembali iritasi ketika suami Yusni Hasni Marzuki mengakomodasi Sastra Mico palsu untuk menikmati rumah- rumah penduduk kota Pagaralamdimana penghuninya lebih dulu diusir oleh kelompok kejahatan kota Pagaralam, menyebutkan Cici Yulita, Sinta Mardalena, Hota Putra, dan Mayangsari sebagai aktor-aktor yang sering digaet untuk misi menjerat korban. Kulminatif alibi-alibi kejahatan tersebut menyebutkan Herman Basuning alias Baron sebagai koalisi kejahatan kota Pagaralamyakni Jenni Shandiyah dan Chen-chen. Diagnosa kemunduran perilaku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam mulai dirasakan oleh Gumayenda ketika kelompok kejahatan Susiawan menginfiltrasi Susanti Angraini, Reza-reza palsu sebagai Ahmad Feriansyah alias Fai, Busri, Andri, Yadi Maryadi, Ruaman Yudianto, dan Atik Jemakir sebagai dosen-dosen palsu yang mendiktasi modus substitusi Elvera karena teridentifikasi mudah ditundukkan mulai dari alibi-alibi
  • 26. Edwansyah Gumayenda Page 26 kejahatan narkoba, perjudian, alkoholik, substitusi administrasi, dan aksi penggelapan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Walikota PagaralamDjazuli Kuris maupun Budiarto Marsul. Alibi Elvera untuk butir penggelapan Yadi Maryadi, Reza-reza palsu sebagi Fai, dan kelompok kejahatan Mayangsari sangatlah berbahaya dikarenakan mereka teridentifikasi sebagai pelaku-pelaku penculikan yang dimanipulasi untuk menghindari tuntutan hukum dari keluarga korban—elevasi yang dilayangkan oleh kelompok kejahatan Susiawan ketika menyuap salah satu dari mereka dan memberikan akses untuk meretas kediaman Elvera dan menawarkan ekses dari reputasi buruk mantan Bupati Lahat Harunata Supeno yang akhirnya membongkar elevasi reputasi buruk bagi pejabat-pejabat Walikota Pagaralam yakni Ida Fitriati Basjuni dan Novirza Djazuli Kuris yang dimiringkan dengan menyebutkan identitas-identitas asli mereka adalah status orang yang telah meninggal dunia dan pelacur waria yang digermoi oleh Eli Kusmala alias Deo Harunata—kumulatif disebutkan dari aksi ngotot kelompok kejahatan kota Pagaralammendiskredit pemutusan silaturahmi keluarga Burlian Sohar dan Achmad Sjamsuri dikarenakan koalisi dan target perampasan terhadap kedua keluarga tersebut terkulminasi dengan hilangnya orang tua Gumayenda oleh kasus hilangnya Nirwana Indra Rasiwan, modus kejahatan pronosiasi hati, kejahatan Nasrani Xaverius Pagaralam yang memfitnah kondisi pronosiasi hati korban, tentatif kejahatan Hermanto Keuw dan Sukron Keuw pasca pertukaran Roy Lanzen dan Taufan Putra, dan aksi Djazuli Kuris Marsup yang meneror harta benda maupun penjatahan terhadap Bupati Lahat Harunata Supeno menggunakan kondisi Indra Rasiwan dan anak istri. Modus penjatahan yang dilakukan oleh Djazuli Kuris Marsup menegaskan kejahatan kota Pagaralammemperkosa korban dengan memaksa kejahatan seksual dan memaksakan pemfitnahan menggunakan agama Nasrani/Yahudi Xaverius Pagaralam sebagai misi memberikan nuansa Islami menurut perspektif diskriminasi, aksi waria, dan parasitisme dikediaman korban demi menguasai penggelapan yang akan dilakukan oleh harta benda korban, kasus yang menarik
  • 27. Edwansyah Gumayenda Page 27 perhatian publik adalah kondisi Reza-reza palsu dan pelebaran eksesibilitas yang diberikan pemerintah kota Pagaralammelalui kroni Kuris Palo-Marsup-Zawawi dan perekrutan yang dilakukan oleh kejahatan waria kelompok Budi Sukardi kepada oknum-oknum Rasiwan karena memberikan akses perampasan di kabupaten Empat Lawang yang mengakibatkan besar kepala mereka karena merasa sukses menjadi anggota-anggota Polisi Pagaralamdan merasa sukses menipu pendaftaran di Akademi Militer Nasional Magelang (:impian menukar seluruh anggota batalion bila kelak menjadi Danyon) dan merasa bias dari resume kejahatan terhadap Indra Rasiwan dan anak istri yakni mengintimidasi kekerasan dengan membias pemfitnahan seolah-olah melakukan pertolongan terhadap korban, dan perhatian kejahatan terestimasi signifikan dengan mengetahui resume Reza-reza palsu tersebut sebagai pemerkosa orang tua Gumayenda, penyodomi Gumayenda, pelaku kejahatan homoseks, dan pemurtad yang tidak tahu diri karena mendaftar hak orang lain demi membias alibi-alibi kejahatan yang pernah ia lakukan terhadap korban dan kasus Indra Rasiwan. Kumulatif kasus tersebut kini dibias dengan transfigurasi Ramadhan Harunata Supeno alias Adan, Reza-reza palsu dari kelompok kejahatan Susiawan Deo Harunata, Reza palsu dari kelompok kejahatan Cina Pagaralamyakni kios Juli-Ana, Reza palsu yang pernah menransfigurasi Roy Lanzen, Reza palsu yang pernah bertransfigurasi Astin Alimudin, Reza palsu yang pernah bertransfigurasi Budiarto Marsul, Reza palsu yang mengonsolidasi Azhari Muarapayang dan Liza Islamia sebagai akses melakukan modus perampokan, pemerasan dan identitas palsu, Ahmad Feriansyah alias Fai, Jimmy Arfan Masuning, Erwin Winter Arfan Masuning, Rheza Ivan Darian, Budi Sukardi, dan Dani Darwin Sugandi Sjamsuri. Kemunduran perilaku tersebut kulminatif pada tanggal 17 Maret 2014 ketika dosen Novriansyah menyelesaikannya dengan memerintahkan Gumayenda untuk tidak ikut dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 yang akan dilakukan pada tangggal 22 Maret 2014. Pukul 08.29 WIB pada 17 Maret 2014, dosen Novriansyah menyarankan Gumayenda untuk tidak
  • 28. Edwansyah Gumayenda Page 28 membayar uang administrasi sebesar Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah) dikarenakan menyetujui untuk tidak diikut-sertakan dalam kegiatan eksternal yang dimaksud oleh Novriansyah, dan ia berjanji akan menyelesaikan masalah nilai dan sertifikat Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 meskipun Gumayenda tidak mengikutinya dikarenakan telah membayar uang bimbingan Kuliah Kerja Nyata XII-2014 sebesar Rp 900 ribu (sembilan ratus ribu rupiah ) pada tanggal 17 Februari 2014 di Bank Sumsel Babel Kas Jarai dengan nomor rekening 152- 0943878. Penyelesaian Novriansyah menyebut-nyebut nama Elvera sebagai kompensasi untuk abstainnya Gumayenda dalam kegiatan eksternal Kuliah Kerja Nyata XII-2014, ia menjamin bahwa Gumayenda untuk tidak ragu dalam mempercayai kompensasi yang diajukannya dan tetap bisa mengikuti kegiatan internal, namun pada tanggal 12 Mei 2014 pukul 11.04 WIB Novriansyah mendesak uang Rp 500 ribu (lima ratus ribu rupiah), ia menegaskan bahwa Gumayenda harus membayarnya dengan alasan Elvera tidak memberikannya kejelasan mengenai janji kompensasi sebelumnya yakni tidak perlu membayar Rp 700 ribu (tujuh ratus ribu rupiah) karena tidak dibolehkan mengikuti kegiatan eksternal dan tiada alasan untuk menggugatnya. Aksi tawar-menawar yang dilakukan oleh Novriansyah kepada Gumayenda tersebut dilengkapi beberapa pelanggaran hak Gumayenda yakni jaket, topi, dan kaos Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 tidak diberikan, meskipun semua mahasiswa/i memperolehnya di hari pertama pada tanggal 22 Maret 2014 dan Dwi Anggitika selaku panitia pembayaran Kuliah Kerja Nyata XII-2014 tampak memisahkan administrasi Gumayenda—faktor intimidasi dari dosen palsu menginisial Ahmad Feriansyah alias Fai beraksi meneror modus identitas palsu dan pemerasan terhadap Elvera—dan memberikan kesan bahwa Gumayenda sebagai orang beridentitas asli yang harus lekas disingkirkan. Kuliah Kerja Nyata angkatan XII- 2014 diprovokasi untuk menstatuskan permusuhan dan pengucilan terhadap Gumayenda yang akhirnya diketahui bahwa Susiawan dan kelompok kejahatan waria sebagai pelaku-pelaku provokator dan status tersebut menegaskan bahwa
  • 29. Edwansyah Gumayenda Page 29 95% peserta Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 adalah waria dan orang-orang yang bermasalah dari identitas palsu sebelumya, oleh karena itu Susiawan dan kelompok kejahatan Inra Floris yang lebih dulu menginfiltrasi kampus mengupayakan konsentrasi permusuhan pada pelanggaran hak yang ditujukan untuk mengamputasi Gumayenda, dan menurut mereka tindakan tersebut dapat memberikan efek jera dari aksi kejahatan identitas palsu waria-waria yang kini melakukan modus penipuan yakni menjadi mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam. Gumayenda tetap berniat untuk mempertanyakan aksi dosen Novriansyah tersebut dan menegaskan sikap terhadap instalasi sampah-sampah masyarakat yang menjadi rekan Kuliah Kerja Nyata angkatan XII-2014 yang menyebutkan bahwa institusi pendidikan pemerintah kota Pagaralamtelah lumpuh dan jauh dari bonafide dikarenakan mengenakan identitas palsu dan 97% memalsukan kapabiltas. Status tersebut mempertanyakan kredibilitas pemerintah kota Pagaralam untuk mengalami pertumbuhan demografi secara bonus dan kapabilitas kota Pagaralammemiliki populasi dari orang-orang berpendidikan tinggi dan sistim okupasi, hal tersebut semakin membuktikan bahwa kota Pagaralamkini dihuni oleh sampah masyarakat yang merasa terkoordinasi dengan mengendalikan populasi mengenakan identitas palsu dan merasa aman karena pemalsuan yang dilakukannya ikut memalsukan hukum. Elevasi yang dikondisikan dari status kemunduran perilaku Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam tersebut adalah pelaku-pelaku beridentitas palsu semakin leluasa menjadi pemalas dan leluasa melakukan kejahatan dengan memanipulasi rekan, kolega, dan lingkungan yang mungkin sebelumnya merupakan koalisi dan mitra beridentitas palsu, yang memastikan sia-sianya berkoalisi terhadap orang-orang palsu dikarenakan modus butuh uang cepat ditentukan dengan kecepatan memainkan senjata api dan melakukan perampokan daripada memanusiakan mitra atau ‘partner’ untuk pola hidup baru, maka dalam kenyataan beridentitas palsu tidak pernah menjanjikan hidup aman atau lebih kaya karena kemampuan
  • 30. Edwansyah Gumayenda Page 30 menipu penampilan ditentukan dari kesempatan melumpuhkan target atau mitra identitas palsu yang menyertakan “pemasungan” berupa pemerasan dan pengeksposan aib dan inisial identitas palsu yang ditunggu memiliki resume kejahatan. Modus Djazuli Kuris dan Reza-reza palsu mendesak untuk ditelusuri karena melakukan aksi penjarahan dengan memboyong harta benda bergerak maupun tidak bergerak milik pemerintah kota Pagaralamdan melakukan penggelapan sebelumnya demi memudahkan substitusi harta benda bergerak dari pemerintah daerah yang baru didatangi. Modus Djazuli Kuris tersebut merugikan banyak pihak karena akumulasi dana daerah 80% dilarikan kepada sistim level yakni menyimpan dan melikudasinya kepada harta benda bergerak milik pemerintah daerah lain hingga klaim atas harta benda tersebut memudahkan eksesibilitas yang dapat merampas harta benda disekitar usaha likuidasi yang tengah dinegosiasikan. Sampel pejabat Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail memenuhi kondisi tersebut yakni merasa tertipu dengan kondisi Megawati Soekarno Putri dan aksi mengorupsi hirarki di Kepolisian Resort yang melakukan perampasan disekitar harta benda bergerak maupun tidak bergerak yang diupayakan memperoleh eksesibilitas untuk memudahkan substitusi identitas palsu di pemerintah daerah yang baru didatangi. Bahkan korban yang mempercayai intimidasi dan modus kontroversi pelaku atas kebohongan seperti yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan atas status vakum pemerintah kota Pagaralam2008, semakin menggoda untuk menukar seluruh harta benda mirip pasar lelang, bila diamati merupakan proses ‘money laundry’ yakni memberikan nilai sendiri kepada pembeli fiktif dan menguangkannya kembali bila memperoleh korban baru atau kesepakatan atas kolusi demi melindungi nilai korupsi yang diraih (: anda bisa mencoba seseorang yang telah direncanakan untuk mengenakan nama A dan seterusnya harta bergerak B, dan harta tidak bergerak C, dan substitusi yang dilakukan menggunakan elevasi berikut sistimlevel yakni penyimpanan dengan kesepakatan nilai yang dikorupsi, dan ‘properti of fallability’ mengeksekusi
  • 31. Edwansyah Gumayenda Page 31 pembeli fiktif dari keterbukaan yang dilegalkan memudahkan ekses kepada likuiditas kekuasaan, dan rotasi identitas palsu terhadap harta benda bergerak dan harta benda tidak bergerak diserahkan untuk menjaga siklus pemerintah daerah dan atau populasi yang ditujukan untuk mengendalikan suasana terkorupsi—elevasi memperundangkan sanitasi dan peraturan daerah dengan menyingkirkan pengaruh apapun sehingga tiada tesis dan rumusan permasalahan yang menjadi klise spesifikasi kebutuhan dalammenentukan keputusan dan proyeksi bisnis dengan harapan dan kriteria yakni status quo pada quo vadis yang melindungi aksi korupsi—definisi yang menyebutkan identitas dengan harta benda usang terhadap sistimsiklus pembeli dan penjual yang sebenarnya beridentitas sama akan semakin menghilangkan kompetensi dan kompetisi dikarenakan nilai konsumerisme yang minim dan didesak untuk melakukan repatriasi sebesar-besarnya hingga cadangan kapital yang tersisa akan dimanipulasi oleh likuiditas kejahatan kekuasaan), (c) Melakukan aksi ngotot menguasai harta waris Indra Rasiwan karena khawatir kedapatan memalsukan orang tua Gumayenda yang dibarengi dengan caci-maki dan pemukulan yang dilakukan oleh Nirwana palsu dan Reza-reza palsu terhadap Gumayenda. Status yang merupakan imperatif Eli Kusmala, Elta Eli Kusmala, Susanti Angraini, Jemakir, Atik Jemakir, dan oknum-oknum Rasiwan tersebut diupayakan membias kondisi Gumayenda yang tengah diusahakan untuk mengalami penculikan dan pemasungan dengan percobaan pembunuhan. Penculikan mengondisikan uang cepat bagi pelaku-pelaku kelompok kejahatan karena meminta uang tebusan, sebelumnya dijelaskan sebagai modus pemerasan yang dilakukan oleh Susiawan, Reza-reza palsu, Susanti Angraini, Atik Jemakir, dan Nirwana palsu mengelevasi reputasi buruk mantan Bupati Lahat Harunata Supeno memeras korban-korban yang dirampas identitas dan harta benda untuk menyediakan uang setoran kepada mereka dan diancam untuk tidak menemui atau memberikan kabar kepada anggota keluarga yang ditinggalkan meskipun korban dapat melihat kondisi terlantar dan atau kondisi
  • 32. Edwansyah Gumayenda Page 32 terpasung anggota keluarganya yang tengah dianiaya oleh kelompok-kelompok kejahatan Atik Jemakir, Reza-reza palsu, Eli Kusmala, dan Susiawan. Modus penganiayaan diilustrasikan oleh pelaku-pelaku dari kelompok kejahatan Susiawan dengan menculik terlebih dulu orang tua Gumayenda, lalu menggandakannya guna menipu penampilan bahwa orang tua palsu dapat menginfiltrasi modus penodongan dan pemerasan terhadap anak-anak Indra Rasiwan, kemudian menelantarkannya dengan tujuan pengucilan sehingga anak- anak Indra Rasiwan tidak dapat mempertahankan identitas dan atau memperoleh perlindungan dari kaum kerabat. Modus perkataan kotor dan pemukulan dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan dengan tujuan menyingkirkan Gumayenda demi mengklaim harta waris Indra Rasiwan dan mendiskredit kondisi palsu dari Indra Rasiwan, Nirwana, Sylvana Dolora Agustien, dan Rheza Ivan Darian untuk tidak dapat mengklaim kembali hak, harta benda, dan kaum kerabat yang lama ditinggalkan karena dipisahkan oleh kelompok kejahatan Susiawan, Eli Kusmala, Atik Jemakir, dan Reza-reza palsu. Modus kejahatan yang telah diberlakukan sejak tahun 2005 dikebiri dengan menyebutkan hal tersebut merupakan pasal perbuatan tidak menyenangkan karena perbuatannya hanya mengolok-olok Gumayenda, elevasi yang dilengkapi penjelasan ekstorsi dan resume kejahatan Susiawan sejak tahun 2002 menegaskan reputasi lingkungan Ade Irma Suryani kecamatan Jarai terintegrasi melakukan kejahatan terhadap Gumayenda dengan imperatif oknum-oknum Rasiwan yang mengondisikan percobaan pembunuhan dari pemutusan hubungan properti Indra Rasiwan terhadap keluarga Burlian Sohar dan perekrutan terhadap keluarga Achmad Sjamsuri-Uliam. Provokasi pemutusan hubungan kerja dari Stasiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) 34-16405 Sukmajaya Depok terbukti sebagai pelaku yakni Susiawan dan Reza-reza palsu yang mengintimidasi penculikan orang tua Gumayenda dan menegaskan kelompok-kelompok kejahatan Yudi-Syamsul, Chottawa, Rusali, Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Yati Walama Sukardi, Taher Sukardi, Pajeroni Zawawi, Jemakir,
  • 33. Edwansyah Gumayenda Page 33 Klicuk, Suharindi, dan Surlina Parno untuk memastikan keterlibatan Roy Lanzen dan Taufan Putra melakukan percobaan pembunuhan terhadap Gumayenda, oleh karena itu di bulan Oktober 2004 pengunduran diri terpaksa dilakukan oleh Gumayenda. Status yang membuktikan modus pemfitnahan mengenai aib ataupun kegiatan hutang-piutang yang diatasnamakan kepada Gumayenda dari pelaku-pelaku kejahatan kelompok Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan tidak membuahkan hasil dan kini mengalami frustrasi selama 8 tahun mengurung Gumayenda di jalan Ade Irma Suryani 82-85 (:jalan Peltu Menalis) kecamatan Jarai. Tentatif tersebut kini diupayakan oleh Reza-reza palsu, Susiawan, Atik Jemakir, dan Kijang abu-abu BG1423W dengan mengintimidasi ke tempat- tempat dimana Gumayenda menawarkan surat lamaran pekerjaan atau pergaulan untuk ditolak, bila tidak, ancaman dengan seragamPolisi Polres Pagaralamdan atau TNI dari Koramil Jarai dan KODIM 0405 akan memukuli atau memberikan status kasus kejahatan kepada rekan dan atau orang yang memberikan pertolongan kepada Gumayenda. Kondisi pemasungan semakin nyata bagi Gumayenda karena perlakuan kejahatan Susiawan yang menghalangi Gumayenda untuk mencari nafkah bagi diri sendiri dan mencekal upaya mencari pertolongan, hal yang diusahakan oleh Susiawan sebagai intimidasi terhadap orang-orang palsu untuk tidak membuka identitas terhadap korban yang dirampas harta benda dan sistimokupasinya dikarenakan hal tersebut akan membongkar harta benda yang pernah dicuri oleh kelompok kejahatan Susiawan dan mengakibatkan kasus kejahatannya mudah menemukan pelaku. Akumulasi perampokan dan penggelapan yang dilakukan oleh Susiawan sejak tahun 2002 menyebutkan banyak pihak selaku pembeli dan penadah harta benda maupun identitas keluarga Indra Rasiwan dan kaum kerabat dari Rasiwan-Sjamsuri yang menegaskan upaya kejahatan dan trafficking mengonsentrasikan pembunuhan signifikan terhadap korban perampasan, berikut nama-nama yang pernah terdaftar sebagai pelaku-pelaku penadahan hingga opsi mereka mengenai perekrutan menjadi orang palsu dan
  • 34. Edwansyah Gumayenda Page 34 penculikannya adalah : (a) Taufan Putra, (b) Darwin Sugandi Sjamsuri, (c) Darmansyah Sjamsuri, (d) Faisal Sjamsuri, (e) Herlan Sjamsuri, (f) Sukron Keuw, (g) Solihin, (h) Indra Jaya, (i) Jemakir, (j) Parno, (k) Klicuk, (l) Idrus Zawawi, (m) Misnan Hartono, (n) Arfan Masunnig, (o) Walama Sukardi, (p) Nela Sukardi, (q) Hartal Burlian Sohar, (r) Rahmatia Burlian Sohar, (s) Bupati Lahat Harunata, (t) Betty, (u) Walikota Djazuli Kuris, (v) Rohani Djazuli Kuris, (w) Wakil Walikota Budiarto Marsul, (x) Elvera, (y) Herdiansyah Bana Yuni, dan (z) Suharindi. Kontroversi dari oknum-oknum Rasiwan diilustrasikan dengan mengolok- olok Gumayenda meskipun mengetahui kasus yang terjadi yakni oknum-oknum Rasiwan-Sjamsuri-Sohar terlibat penculikan dan pembunuhan yang diupayakan mengklaim bias dari perekrutan dan pemfitnahan terhadap kaum kerabat korban, harapan menumbalkan perekrutan dari orang-orang palsu yang tidak mampu lagi mengklaimhukum dan perlindungan menjadi pilihan bagi kejahatan oknum-oknum Rasiwan. Kelompok kejahatan Sukron dan Pajeroni Zawawi kini mengonsolidasi kelompok kejahatan Susiawan yakni menempatkan pelaku- pelaku kejahatan dari kasus hilangnya Indra Rasiwan dan Nirwana Indra Rasiwan di Ade Irma Suryani 82-85 (:Peltu Menalis) kecamatan Jarai dan bertahan dengan kebohongan dari identitas-identitas palsu keluarga Indra Rasiwan dan oknum-oknum Rasiwan yang melakukan substitusi identitas terhadap keluarga Susiawan dan Eli Kusmala. Penjatahan di desa Rambai Kaca, Bangunrejo, dan Karang Dalo Pagaralammembuktikan keterlibatan kejahatan oknum-oknum Rasiwan yang kini melebar hingga Serpong-Sukmajaya Depok-Bogor karena Taufan Putra, Jimmy Arfan Masuning (pelaku penusukan), dan Budi Sukardi (pelaku pemerkosaan dan penculikan) merasa sukses dengan kondisi kematian rekayasa atas identitas diri mereka yang sebenarnya merupakan kesempatan pelaku melebarkan modus kontroversi, hal yang diestimasi adalah kemampuan keluarga Taufan Putra memberikan okupasi kepada sampah-sampah masyarakat yang direkrutnya dengan hasil sebelumnya yakni mantan Bupati Lahat Harunata
  • 35. Edwansyah Gumayenda Page 35 Supeno harus lari dan meninggalkan kaum kerabat karena ditodong, diperas, dan terjerat modus substitusi dari sampah-sampah masyarakat yang pernah direkrutnya—Plot terbaru yang dipublikasikan oleh Kepolisian Daerah Sumatera Selatan membuat perbandingan terhadap keluarga Supeno yakni mantan Bupati Lahat Harunata Supeno dinyatakan stress dan mengelevasi balas dendam dengan mendomestikasi media kejahatan modus pemerasan yang pernah dialaminya—kasus reservasi dari alibi pemerasan yang dialami oleh Bursah Zarnubi beridentitas asli masih menuduh keluarga Supeno sebagai pelakunya. Taher Sukardi dan Erlan Arfan Masuning pun menegaskan identitas keluarga mereka sebagai pelaku-pelaku pembunuhan yang kini direkrut oleh Susiawan dan kelompok kejahatan Deo Harunata, reputasi kejahatan mereka menggunakan bendera Fraksi Bintang Reformasi, kini mendiskredit komunal Jawa dari Talang Pisang seperti Parno, Sukron Keuw, Johar, dan keluarga Harun Zawawi yang tersohor mengekspos aib pejabat Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan ekstorsi Bursah Zarnubi, Djazuli Kuris, dan Harunata Supeno. Mereka terlibat langsung meneror di kediaman Gumayenda dengan penjatahan yang dilakukan oleh kelompok kejahatan Susiawan dan Eli Kusmala, dimaksudkan untuk memperoleh pihak ketiga yang akan membunuh Gumayenda dan memberanikan pelaku-pelaku kejahatan dari kota Pagaralam yang sebelumnya teridentifikasi sebagai penganiaya dan penculikan terhadap orang tua Gumayenda ketika berdomisili di desa Talang Jeruk Pagaralam, salah satu bukti korban-korban yang tewas di tangan mereka adalah mayat wanita yang ditemukan di Ndikat dan Tria Zani yang diperkosa dan dibunuh lalu mayatnya ditinggalkan begitu saja membusuk. Penyelidikan telah dilakukan namun Kepolisian Resort Pagaralamterkenal sebagai petugas-petugas kepolisian yang tidak profesional karena terlibat langsung menadah identitas palsu dan harta benda dari korban-korban tersebut. Ironinya pelaku kejahatan adalah waria atau homoseks yang sering mengamati korban dengan aksi parasitisme dan mengintai korban, modus pengintaian pun dikenal sebagai pelatihan sipir-
  • 36. Edwansyah Gumayenda Page 36 sipir lembaga pemasyarakatan Kemarau Palembang bahkan Reza-reza palsu mempelajari modus mengintai korban hingga mencapai titik terlengah, yang membuktikan status pelaku adalah seseorang yang terlatih untuk membunuh dan memiliki penyimpangan seksual sebagai ciri-ciri kejahatannya, (d) Provokasi kelompok kejahatan waria di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralamakhirnya mengindikasikan kasus-kasus perampasan seperti kasus Darul Hikam hingga rasa malu kota Pagaralam karena salah kaprah dalam perbuatan fanatisme yakni menstatuskan ‘mammon’ dan membenci pribumi maupun umat Islam. Kasus-kasus penggusuran pribumi dengan alasan perluasan kawasan wisata memenuhi kasus salah kaprah orang-orang dusun Pagaralam yang memutasi identitas palsu mereka sekejap sebagai Nasrani instan dan kelompok Cina mapan instan dari hasil menadah harta benda pribumi yang diusir dari kota Pagaralamyakni Sukron Keuw, Hermanto Keuw, Nugroho Siswanto, Parno, dan Suharindi muncul sebagai ikon perampasan dan menstatuskan horisontal kepada komunal Padang yang direkrut untuk modus pengusiran. Modus pronosiasi hati di tahun 2001 masih jauh dari perhatian Bupati Lahat Harunata Supeno karena Deo Harunata baru mengendus modus kejahatan tersebut di tahun 2004 dan modus menginfiltrasi plot kejahatan masih melakukan ‘off-set’ yakni penculikan dengan upaya mensubstitusi identitas palsu dan mencari ekstorsi demi memperoleh eksesibilitas kejahatan dan hukum. Namun di tahun 2002 dengan penculikan orang tua Gumayenda, pejabat-pejabat Walikota Pagaralam Djazuli Kuris dan Budiarto Marsul mulai mencari upaya dari modus lullaby dengan kulminatif substitusi yang dilakukan oleh Taufan Putra dan memenjarakan Roy Lanzen karena kedapatan melakukan kejahatan di kota Bandung Jawa Barat. Status tersebut yang mengakibatkan kunjungan Taufan Putra di Ade Irma Suryani 82-85 (:Peltu Menalis) kecamatan Jarai di tahun 2006 tanpa sepengetahuan Gumayenda dilobi oleh kelompok kejahatan Susiawan dan oknum-oknum Rasiwan seperti Andi Nova Zemla, Misnan Hartono, dan Sukron Keuw, dan menemui Nirwana palsu dan Indra
  • 37. Edwansyah Gumayenda Page 37 Rasiwan palsu melebarkan opsi penjatahan yang akhirnya kumulatif yakni proyek Square Empat Lawang yang hingga kini masih terbengkalai dari status mapan pembangunan daerah pemerintah kabupaten Empat Lawang. Taufan Putra sempat merasakan pemukulan yang dilakukan oleh oknum-oknum Rasiwan karena mempertanyakan mengapa Gumayenda dianiaya dan dipasung tanpa diberitahukan mengenai keadaan orang tuanya, identifikasi kasus kejahatan akhirnya mengiritasi oknum-oknum Rasiwan sebagai pelaku-pelaku penculikan orang tua Gumayenda yang mengupayakan resume perampokan terhadap kaum kerabat yang mengenal baik reputasi Rasiwan-Sjamsuri. Keluarga Taufan Putra akhirnya melakukan plot yakni mendeviasi alibi penusukan yang dialami oleh Taufan Putra, seharusnya mereka mengidentifikasi kelompok kejahatan Inra Floris Palembang imperatif Deo Harunata yang melakukan set terhadap Hermanto Keuw, Misnan Hartono, dan alibi substitusi keluarga Harun Zawawi dan Pajeroni Zawawi yang mudah ditemui karena melakukan aksi 385 di kediaman Gumayenda. Indra Rasiwan palsu pun seharusnya dielevasi oleh Taufan Putra mengenai imperatifnya dari Hartal Burlian Sohar yakni melakukan parasitisme hingga dituntut masuk bui oleh korban-korbannya. Upaya menginterogasi orang tua palsu dan Reza-reza palsu telah diusahakan oleh Gumayenda namun jawaban yang diperoleh dari Indra Rasiwan palsu dan Nirwana palsu adalah mengupayakan diskredit yakni memiringkan hak komunikasi dan hak milik Gumayenda untuk tanpa klaimdan mengupayakan kontroversi dari imperatif Hartal Burlian Sohar yang berkeberatan dilakukan pengaduan di Kepolisian Resort Pagaralam yakni STBL/B-130/IX/2006/SPK dan Lembar Pengaduan LP/B-254/B-255/B-256/IX/SPK, sedangkan Reza-reza palsu melakukan pemukulan terhadap Gumayenda sebanyak (13) kali dengan saksi-saksidari orang-orang palsu dan oknum-oknum Polsek Jarai yang memperoleh uang jatah dari Susiawan dan Eli Kusmala yang mengindikasikan amputasi pengaduan dan kontroversi yakni pelapor akan dipersalahkan oleh pihak pelaku. Aksi kejahatan merekrut oknum-oknum
  • 38. Edwansyah Gumayenda Page 38 Rasiwan transparan dari status Meri Arfan Masuning dan Pandi Arfan Masuning yang rajin meminta-minta uang jatah dari orang tua palsu, Susiawan, dan Eli Kusmala bahkan mengintimidasi dengan melakukan aksi infiltrasi dan memprovokasi Gumayenda dengan menyebutkan “Siapa yang mau kedapatan melakukan kejahatan!”. Kumulatif kolaborasi oknum-oknum Rasiwan merekrut Taufan Putra didefinisikan dengan pemfitnahan mereka yakni mengatakan keluarga Indra Rasiwan memutuskan silaturahmi maka harta benda dan identitas yang melekat pada korban direncanakan untuk penggelapan dan perampasan, hal yang memberanikan pihak ketiga yang menunggu horizontal terhadap reputasi buruk Rasiwan dan modus perampasan akhirnya melebar ketika Jimmy Arfan Masuning direkrut oleh kelompok kejahatan Deo Harunata dan melakukan aksi kejahatan di kota Pagaralam. Kondisi waria dan transformasi membuat aib di keluarga Arfan Masuning, hingga mereka mempertanyakan nasib Jimmy Arfan Masuning kepada Budi Sukardi yang lebih dulu berprofesi kejahatan homoseks di kota Palembang dan merasa sukses mengebiri maupun menghisap harta benda Herlansyah Burlian Sohar alias Aan dan Jendral Polri (purn) Astin Alimudin. Akhirnya Arfan Masuning memutuskan kematian rekayasa bagi Jimmy Arfan Masuning demi menutupi aib dan mengintimidasi pemfitnahan terhadap keluarga Indra Rasiwan dengan merekrut Rheza Ivan Darian sebagai tumbal rasa malu, sukses elevasi kejahatan pertama oknum Rasiwan yang disusul oleh kejahatan inisial Jimmy Arfan Masuning terhadap modus waria dan pembantu rumah tangga di keluarga Maphilinda Boer istri pejabat Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman. Modus pronosiasi hati dan transfigurasi solid dari kasus Jimmy Arfan Masuning hingga pemurtadan mengintimidasi keluarga dan kroni-kroni Kuris Palo-Marsul yang akhirnya melakukan substitusi terhadap kedua pejabat Walikota Pagaralam tersebut karena tawaran identitas palsu lebih menjanjikan perolehan harta benda dan eksesibilitas dari media kejahatan yang dirasa telah didomestikasi. Perekrutan Jimmy Arfan Masuning akhirnya menciderai keluarga Yahun yang
  • 39. Edwansyah Gumayenda Page 39 distatuskan dari Nova Zemla di tahun 2004 mengupayakan penculikan dengan upaya substitusi terhadap Gumayenda, status yang melebar kepada kasus Muzakir Sai Sohar karena tawaran terhadap Nova Zemla adalah identitas Mochamad Jazuli dari pemerintah kabupaten Muaraenim. Perampasan di Kampung Melati, Tebat Baru, Indra Giri, Swakarya, dan Tangsi Gunung Dempo Pagaralammelebarkan kejahatan kota Pagaralam kepada Tanjung Agung dan kecamatan Tanjung Sakti dengan fanatisme Nasrani Xaverius, bahkan mendirikan sekte anti pribumi dan Islamyang akhirnya malu dan diklaimsesat oleh Rohani Djazuli Kuris dan Suharindi. Elevasi resume Jimmy Arfan Masuning yang mengondisikan penggandaan Indra Rasiwan, Nirwana Indra Rasiwan, dan Rheza Ivan Darian, hal yang mendiskredit bagi kondisi anak-anak Indra Rasiwan karena dipaksakan berstatus Tapol yakni dilecehkan dengan kekerasan oleh oknum-oknum Polisi yang khawatir kedapatan berbuat jahat dan terlibat langsung menadah identitas palsu dan harta benda dari perampasan harta benda dan identitas pribumi Pagaralam. Opini pertama adalah membias kejahatan oknum-oknum Rasiwan terhadap kasus kekerasan yang dialami oleh keluarga Indra Rasiwan dan meluas kepada kondisi kejahatan kelompok Susiawan yang mengakibatkan perbuatan tidak menyenangkan yang meneror Gumayenda. Aksi perbuatan tidak menyenangkan terlebih dulu diset di tahun 2002 dari status Roy Lanzen dan Taufan Putra dan mengumulasi upaya deviasi identitas-identitas palsu oknum-oknum Rasiwan yakni melarikan diri dengan harta benda rampokan dan memutus silaturahmi terhadap kaum kerabat maupun korban kejahatan mereka, sedangkan opini kumulatifnya adalah melikuidasi kolaborasi oknum-oknum Rasiwan terhadap keluarga Burlian Sohar karena dipekerjakan sebagai operator-operator kejahatan di kabupaten Lubuk Linggau, Muaraenim, dan ibukota Jakarta. Target-target mereka adalah kolega dan kaum kerabat dengan tujuan memutus silaturahmi dan menguras harta benda korban-korban yang dievaluasi sepihak karena tidak senang terhadap Harun Sohar atau Harunata Supeno—kondisi keluarga Supeno saat itu dikenal
  • 40. Edwansyah Gumayenda Page 40 sebagai titik terlemah keluarga Burlian Sohar karena intimidasi reputasi buruk Harun Sohar, Demang Kenasim, dan aib keluarga Sohar/Supeno yang dikonsumsi oleh publik politik dan menunggu pengungkap kasus kejahatan. Supeno dipastikan melarikan diri dengan memanipulasi aset-aset pemerintah kabupaten Lahat dan pemerintah kabupaten Muaraenim kepada ‘money laundry’, meratifikasi aib mereka dengan melecehkan kaum kerabat yang ditinggalkan, dan melikuidasi kolaborasi-kolaborasi dengan memfitnah mereka sebagai gepeng, orang gila atau terjerat modus kejahatan waria, identitas palsu, dan pronosiasi hati. Plot yang mendukung Reza-reza palsu karena dengannya koalisi Burlian Sohar dan kumulatif menjauhkannya keluarga mereka dari komunalitas akan semakin mengecilkan ruang publik bagi keluarga mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno, namun elevasi kejahatan tersebut kembali didukung oleh Taufan Putra dengan indikasi kejahatan waria Susiawan dan Sukron Keuw menginfiltrasi Sukmajaya Depok dan berebut jatah strata beridentitas palsu di instansi-instansi pemerintah kota Depok dan pemerintah kabupaten Bogor dengan harapan melikuidasi perebutan kekuasaan dan modus perampokan aset daerah kota (:lihat tulisan village-pillage). Mengecilnya ruang publik mudah teridentifikasi dari kota Pagaralamyakni seusai penggusuran dan deklarasi kawasan baik wisata maupun industri akhirnya ditinggalkan setelah berjalan setahun dan terhisap habis mengenai kapitalnya dengan alasan kondisi tidak aman beroperasi didaerah pemerintah kota Pagaralamyang tengah diagitasi oleh kejahatan identitas palsu dan modus perampokan dari kejahatan TNI/Polri yang disusupi oleh kelompok kejahatan Susiawan dan sejenisnya. Kavling Air Perikan menjadi sampel bagi kondisi huni di kota Pagaralam yang tidak aman dari gangguan kejahatan Reza-reza palsu yang mengintimidasi dengan Nasrani Pagaralambahwa penduduk diharuskan membayar uang jatah dan beragama Nasrani untuk bisa berdomisili di daerah Pagaralam. Kulminatif pemerintahan kota Pagaralam terilustrasi dari Djazuli Kuris kroni Marsup dan rekrutan oang orang Pagaralamyang dilakukan oleh kelompok-kelompok kejahatan Susiawan,
  • 41. Edwansyah Gumayenda Page 41 Atik Jemakir, Susanti Angraini, Susiawan, dan Orang Serambi yang merupakan kelompok dari Hermanto Keuw dan Sukron Keuw yang diplot untuk menunjukkan rasa malu dari harga diri orang-orang Pagaralam—sebutan “orang-orang kalah perang” ditujukan kepada korban seusai bersusah-payah melakukan pelaporan dan pengaduan karena masih menderita perampasan identitas dan kehilangan harta benda maupun anggota keluarga—takluk terhadap kejahatan waria Susiawan, hal yang distatuskan oleh keluarga Henri Marsup (:terbukti menikmati senggama terhadap waria-waria dari kelompok Susiawan), Pajeroni Zawawi (:menyertakan isteri dan kembarannya untuk memanipulasi strata di hirarki pemerintah kota Pagaralamdan ekstorsi di pemerintah kabupaten Lahat guna memudahkan modus penadahan dari harta benda korban yang digelapkan oleh kelompok kejahatan Susiawan, Atik Jemakir, Susanti Angraini, dan Eli Kusmala), Jemakir (:seorang jongos dan mantan narapidana Kemarau Palembang yang diperintahkan bersubstitusi terhadap Jemakir yang asli karena takut kedapatan terlibat penculikan Nirwana Indra Rasiwan dan modus pengeksposan aib menggunakan korban terpasung), Yanto (:seorang oknum Koramil Jarai yang mengekstorsi kejahatan waria (homoseks) karena menyukai penyimpangan seksual dan mengimperatif kejahatan perampasan selama membayar upeti kepada kesatuan setempat), Sukron Keuw (:salah satu pelaku yang mengelevasi isu dari inisial Nurhayati—set keluarga Nela Sukardi karena membutuhkan bias dari identitas palsu mereka yang didukung ekstorsi keluarga Supeno yakni likuiditas dari merampok harta benda kaum kerabat dan mendesak rute pelarian dari pengejaran korban— mengupayakan penculikan dengan usaha percobaan pembunuhan terhadap Indra Rasiwan guna memudahkan perampasan identitas dan akuisisi harta waris korban yang kemudian diketahui merupakan ekstorsi dari oknum-oknum Rasiwan yang terjerat kejahatan waria dari kelompok kejahatan Susiawan, Susanti Angraini, Elta Eli Kusmala, dan Atik Jemakir, dan terlibat modus kejahatan kota Pagaralamyakni membantai pribumi dan mempropagandakan
  • 42. Edwansyah Gumayenda Page 42 anti Islam), dan orang-orang palsu beserta resume kejahatan Reza-reza palsu yang sebelumnya melakukan kekerasan kepada orang tua Gumayenda kini mengulanginya kembali yakni membunyikan pronosiasi hati dengan mendiktasi kemunduran mental terhadap Gumayenda guna memperoleh pembunuhan signifikan dan pelaku-pelaku kejahatan dari kelompok Deo Harunata maupun oknum-oknum Rasiwan dapat melarikan diri dari tempat kejadian perkara, namun tanpa memperhatikan hak dan kondisi mental Gumayenda yang dipaksakan untuk mengalami kegagalan. Provokasi kejahatan waria kulminatif pada 25 Juni 2014 dengan bersubstitusinya Susiawan dan Atik Jemakir karena pengebirian rute komutasi mereka memperoleh Taufan Putra sebagai ekses di pemerintah kabupaten Bogor dari koalisi POMAD Bogor dan komunal Arab Pasar Empang Bogor melalui Lutfie Syadun, oleh karena itu pelaku-pelaku kejahatan identitas palsu berebut identitas dari korban-korban yang dirampas beserta harta bendanya. Lutfie Syadun pada 30 April 2014 melarang Gumayenda untuk menyinggahinya di desa Benteng Ciampea Bogor, tiada alasan ia mau menerangkan kondisi modus kejahatan identitas palsu yang mengagitasi Jamaah Muslimin Bogor dan mengindikasikan dualisme serta hipokritnya muslimin sehingga menjadi media kejahatan bagi pelaku-pelaku yang menyukai wilayah baru dengan distribusi identitas palsu yang bersih dan tidak menarik perhatian sebagai penjahat maupun orang kaya baru yang khawatir kedapatan seusai melakukan kejahatan dan mendesak tempat persembunyian dari orang-orang dusun di daerah baru. Modus substitusi menggunakan institusi pendidikan seperti yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralam dan Universitas Sriwijaya Palembang kini dielevasi menggunakan Perguruan Tinggi Ibnu Khaldun Bogor, Perguruan al-Irsyad Bogor, Universitas Borobudur Bekasi, Universitas Krisnadwipayana Bekasi, Universitas Sutan Gunung Mulia Cawang Jakarta Timur, Universitas Kristen Indonesia Cawang Jakarta Timur, dan Universitas Gunadarma Depok guna melikuidasi kejahatan yakni distribusi resume identitas palsu yang membawa serta korban kejahatan
  • 43. Edwansyah Gumayenda Page 43 dan harta benda rampokan. Modus yang mengupayakan pemerasan dengan mencoba mengakrabi mahasiswa/i hingga terjerat kejahatan mulai dari kejahatan susila, narkoba hingga terculik sebagai anak hilangnya kelompok kejahatan Susiawan, Inra Floris, dan TRIUMPH. Modus anak hilang seperti ‘trafficking’ memang dikondisikan oleh pelaku-pelaku kejahatan kelompok Susiawan maka aksi parasitisme dan melangsungkan kejahatan ditunjang oleh korban dengan pelobian seperti uang jatah, pernikahan, menjadi teman intim, dan negosiasi “damai” terhadap oknum-oknum Polisi beridentitas palsu maupun TNI ketika terjerat kasus kejahatan yang dielevasi oleh operator-operator Susiawan (:pelaku dapat menginfiltrasi rumah dan properti pribadi korban). Salah satu penetrasi kejahatan dilakukan dengan bertransfigurasi seperti anak- anak dibawah umur yang mengupayakan pencurian ketika orang tua tidak menyadari kembaran anaknya yang palsu dan atau si pelaku mahir memanipualsi penampilannya dengan berpura–pura penurut dan mengiba hingga kasus-kasus pedofil, perselingkuhan, perceraian, penculikan, dan kejahatan pengadopsian anak terjadi, status kejahatan yang dilakukan oleh Susiawan, Reza-reza palsu, Atik Jemakir, Susanti Angraini, Eli Kusmala, Nirwana palsu, Indra Rasiwan palsu, Jemakir, Johar, Fauzi, Sarmidi, Klicuk, Asbon, Yanto, dan keluarga kosong Harun Zawawi tersebut mencerminkan kondisi riwayat hidup mantan pejabat Bupati Lahat Harunata Supeno yang kini dipaksakan oleh mereka terhadap Gumayenda untuk mengalami hal yang sama, bahkan kondisi usia dewasa pelaku-pelaku tersebut diatas diperoleh dari aksi parasitisme untuk bertahan hidup dari sifat pemalas mereka dan memasung/menukar korban hingga mereka tidak dapat “ditolong” (2002-2014= 12 tahun). Bahkan diantara mereka ada yang mampu menipu dengan melangsungkan pernikahan terhadap lingkungan sekitar yang terlebih dulu diintai dengan kondisi solidaritas pola kehidupan gepeng dan Nasrani yang menyebutkan pemakluman terhadap penyimpangan seksual yang mereka alami. Untuk elevasi terhadap komunal Islam, pelaku melakukan empati dengan mengajak modus penipuan kepada
  • 44. Edwansyah Gumayenda Page 44 mitra dagang dan menawarkan jabatan politik yang menggoda karena uang ratusan juta rupiah serta imbal jasa dari mensubstitusi identitas palsu dengan dalih ‘money laundry’ dan mendeviasi kejahatan “uang panas” yang diperoleh dari pencurian dan penggelapan yang dilakukan terhadap korban sebelumnya— kondisi kasus yang merusak Islamdengan mengupayakan kontroversi yakni mencacatkan kondisi rumah tangga korban dengan melakukan kerusakan perbuatan dan akhlak hingga menerima pelaku sebagai anggota keluarga yang kemudian memperkosa hak beragama keluarga muslim—status yang membuktikan pola kejahatan gembel dan pengemis (gepeng) tersebut terkoordinasi oleh kelompok elite, kebalikannya dari Harunata Supeno yang hanya bertahan 7 tahun (1995-2002) mempertahankan kebohongannya sebagai seorang homoseks dan pemurtad Islamhingga mantan pejabat Bupati Lahat tersebut mengimperatif kejahatan gepeng dari kelompok Susiawan dan Nela Sukardi kepada kaum kerabatnya, dan kini mengonsentrasi Gumayenda untuk mengalami percobaan pembunuhan. Kebohongan kota Pagaralamterkulminasi ketika Djazuli Kuris mengumumkan dirinya melegit aksi homoseks sebagai agama dan proses Xaverius Pagaralammensteril populasi kota Pagaralam. Akibatnya kejahatan waria tertampung oleh pemerintah kota Pagaralamhingga menstatuskan kota Pagaralamlayak sebagai tempat kumuh penjaja seks sejenis dan kekotoran dari Djazuli Kuris-Budiarto Marsul sebagai elevasi kejahatan yang menyebutkan nepotisme kejahatan dengan populasi ‘Ghetto’ membuktikan kerusakan perbuatan dan akhlak sebagai konsentrasi daerah kota Pagaralam, keheranan menyaksikan rekan atau orang yang dapat mengakses pertemanan dengan satu identitas dan selanjutnya diestimasi dengan pola ambil-terima melalui transaksi seksual sejenis, memfitnah target yang akan dirampas identitas maupun harta benda, dan konsentrasinya adalah pencurian, parasitisme, pengutilan, penodongan, dan penyimpangan seksual yang mengakomodasi kejahatan-kejahatan Deo Harunata, Elta Eli Kusmala, Susanti Angraini, Nirwana palsu, Indra Rasiwan palsu, Taher Sukardi, Klicuk, Parno, Bujang San, Yanto,
  • 45. Edwansyah Gumayenda Page 45 Jemakir, Idrus Zawawi, Djazuli Kuris, Mayangsari, Burhan, Sukron Keuw, Marsup, Johar, Suharindi, Sastra Mico, Nugroho Siswanto, Azhari Muarapayang, Reza- reza palsu, Pajeroni Zawawi, Asykari, Erlan Arfan Masuning, oknum-oknum Rasiwan-Sjamsuri, dan Inra Floris Palembang yang tersohor sebagai si rakus dan tak tahu diri. Perlu diketahui terhadap korban yang ditinggalkan oleh kaum kerabat dan keluarganya akan terus dianiaya oleh pelaku hingga mengalami kemunduran mental guna membias alibi pembunuhan yang terjadi terhadap korban, kondisi resume kejahatan yang mengekspos modus dari kelompok Orang Serambi yakni Hermanto Keuw, Sukron Keuw, Sukardi, Betty, Chottawa, Nusa Bella, Andi Nova Zemla, Asykari, Fauzi, Amrulah, Marsup, Taher, Jemakir, Klicuk, Bujang San, Syaiful, Kios Juli-Ana, dan Parno yang mengelevasi reputasi buruk Bupati Lahat Harunata Supeno yakni melakukan perampokan terhadap warga kecamatan Jarai beragama Islam, melakukan penculikan terhadap Indra Rasiwan dan anak istri, dan merekrut keluarga Arfan Masuning karena “promosi” Budi Sukardi demi merencanakan perampokan dan perampasan identitas serta harta benda terhadap kaum kerabat yang diculik seperti keluarga Indra Rasiwan (:Tentatif kasus Darul Hikam dan Jamaah Muslimin Bogor yang mengevakuasi keluarganya dari kota Pagaralamke ibukota Jakarta dan sekitarnya), (e) Rekayasa kebohongan akhirnya teridentifikasi dari aksi Susiawan, Reza-reza palsu, Nirwana palsu, dan Indra Rasiwan palsu yang menyebutkan (2) opini mengiritasi yakni : (a) Hartal Burlian Sohar disebutkan sebagai imperatif untuk melakukan percobaan pembunuhan guna biasnya keterlibatan keluarga Burlian Sohar menculik keluarga Indra Rasiwan—kasus Meki Burlian Sohar, dan (b) Imperatif oknum-oknum Rasiwan mendiskredit kontroversi karena malu dan khawatir menyerahkan harta benda yang telah susah payah diperoleh dari merampok kaum kerabat di daerah kota Pagaralam dan ibukota Jakarta. Modus kontroversi teridentifikasi ketika Reza palsu melakukan pemukulan yang pertama kali terhadap Gumayenda dan mengetahui tujuan memanipulasi Gumayenda adalah menjadikannya sebagai media
  • 46. Edwansyah Gumayenda Page 46 mengemis dan menodong kaum kerabat hingga identitas dan harta benda Indra Rasiwan juga merupakan hak Gumayenda karena belum menikah tergadai oleh kelompok kejahatan Eli Kusmala dan Susiawan yang mengonsolidasi kolusi terhadap Reza-reza palsu dari kelompok kejahatan kota Pagaralam. Susiawan, Susanti Angraini, Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, Atik Jemakir, Jemakir, Reza-reza palsu, kios Juli-Ana, dan Eli Kusmala menyebutkan bahwa hal tersebut merupakan pola hidup mereka dan mengancam kesalahan korban bila memberi kesempatan kepada mereka hingga dapat masuk kedalam rumah, status sok akrabnya identitas palsu yang harus dihindari dari kelompok kejahatan Susiawan. Elevasi kejahatan Susiawan tersebut mengakibatkan Gumayenda mengalami perlakuan kelaparan, susah memperoleh makanan/minuman sehat dan pengobatan karena tidak memiliki simpanan, mengalami korupsi atau pencatutan dari pertolongan lingkungan sekitar, mengalami infiltrasi narkoba melalui makanan/minuman/udara, mengalami peracunan melalui makanan dan minuman, mengalami pendiktasian frekuensi sinyal rendah yang membunyikan pronosiasi hati guna memperolok-olok Gumayenda hingga terjerat kemunduran perilaku dan kemunduran mental, mengalami pemaksaan kehendak mengenai kebebasan beragama dengan mendiktasi kerusakan akidah dan akhlak, dijatah Rp 10 ribu (sepuluh ribu rupiah) yang harus diminta dan memperoleh caci-maki dari Indra Rasiwan palsu, Nirwana palsu, dan Reza palsu, mengalami pemfitnahan dengan mengupayakan permusuhan terhadap lingkungan dan komunalitas kemasyarakatan guna meniadakan pertolongan terhadap Gumayenda, mengalami penggeledahan kamar dan perusakan/pencurian barang-barang pribadi meskipun telah melakukan penguncian, tidak dapat mempergunakan harta benda yang teratas-nama Indra Rasiwan, bahkan dikondisikan untuk tidak dapat memperoleh penghidupan maupun pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup. Harapan Susiawan, Atik Jemakir, Reza- reza palsu, Elta Eli Kusmala, Susanti Angraini, Sukron Keuw, Andi Nova Zemla, Budi Sukardi, Jimmy Arfan Masuning, dan Eli Kusmala adalah mengusir
  • 47. Edwansyah Gumayenda Page 47 Gumayenda dari Ade Irma Suryani 82-85 (:Peltu Menalis) kecamatan Jarai hingga memperoleh konfrontasi modus pemfitnahan yang terlebih dulu diset oleh kelompok kejahatan Hermanto Keuw dan Reza-reza palsu guna memperoleh pihak ketiga sebagai tumbal operasi yang melakukan pembunuhan, memastikan Gumayenda terekrut oleh kejahatan homoseks Deo Harunata, dan memperoleh imbal jasa dari imperatif-imperatif seperti Hartal Burlian Sohar dan oknum- oknum Rasiwan-Sjamsuri yang menyerahkan Gumayenda untuk dianiaya sebagai jaminan beridentitas palsu. Gumayenda mengetahui ‘off-set’ pemasungan terhadap dirinya dikarenakan oknum-oknum Rasiwan-Sjamsuri terjerat oleh kelompok kejahatan imperatif keluarga Supeno (:dapat disaksikan di akun-akun Facebook, Youtube, Twitter, dan email-email milik Gumayenda mengenai rekaman video dan foto yang menyebutkan ‘off-set’ pemasungan terhadap Gumayenda), dan akhirnya mereka melegit niat Gumayenda untuk melakukan perkuliahan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah Dempo Pagaralamyang diestimasi dapat mempublikasikan kondisi teraniaya—elevasi oknum-oknum Rasiwan dan Sohar adalah mengupayakan kondisi ketidaktahuan Gumayenda mengenai orang tua dan kaum kerabat yang telah ditukar dan diupayakan menjauhinya karena telah diset untuk mengalami pemasungan dari kelompok kejahatan Susiawan, Reza-reza palsu Inra Floris Palembang, dan kelompok kejahatan Nela Sukardi yang teridentifikasi merekrut Roy Lanzen dan Taufan Putra guna memiliki resume kejahatan di Djogjakarta, Semarang, dan kota Bandung—dan benar iritasi maupun frustrasi akhirnya disebutkan oleh imperatif kejahatan dengan berkeberatannya mereka terhadap kondisi Gumayenda yang dapat keluar rumah dan memperoleh publikasi mengenai kondisi kejahatan yang akan direncanakan menukar hingga membunuhnya. Namun oknum-oknum Rasiwan dan kelompok Kejahatan Susiawan mengendurkan niat mereka untuk melarang perkuliahan Gumayenda dengan harapan dapat memperoleh akses dari pergaulan Gumayenda diluar rumah dan lingkungan kampus, kondisi tersebut telah disampaikan melalui akun-akun Facebook, Twitter, dan Youtube