SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 47
Downloaden Sie, um offline zu lesen
E-1
Bab E
Profil Wilayah Metropolitan Kedung Sapur
E.1. Kendal
E.1.1. Profil Wilayah
Kabupaten Kendal, dengan luas wilayah 1.002,23 Km² terbagi
menjadi 19 kecamatan, Kabupaten Kendal memiliki topografi dataran
tinggi, dataran rendah berikut pantainya yang memiliki garis pantai
pada pantai utara jawa sepanjang ± 41 km membujur arah timur ke
barat. Kabupaten Kendal terkenal dengan sebutan Kota Santri ,
dimana banyak terdapat Pondok Pesantren dan Tempat Pendidikan
Ilmu Agama Islam khusus di Kecamatan Kaliwungu menjadikan
salah satu daerah tujuan wisata khususnya wisata rokhani di Jawa
Tengah. Selain itu obyek wisata andalan Curugsewu, Pantai
Sendang Sikucing, Goa Kiskendo, Air Panas Gonoharjo, dan banyak
obyek wisata rintisan yang mulai dikembangkan. Sedangkan wilayah
Kabupaten Kendal bagian Selatan yang merupakan daerah
perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian antara 10 2.579
meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Plantungan,
Sukorejo, Patean, Pageruyung, Limbangan, Singorojo dan Boja.
Adapun keseluruhan desa dan kelurahan yang berada di Kabupaten
Kendal sebanyak 285 desa/kelurahan.
Disamping potensi lautnya yang merambah eksport ke
mancanegara, banyak komoditas unggulan lainnya disektor
pertanian, seperti padi, palawija, buah durian, pisang. Bidang
peternakan banyak dijumpai peternakan ayam ras petelur, sapi
kereman. Bidang perikanan yang menjadi primadona adalah udang
dan teri nasi selain rajungan, ikan panggang, maupun ikan olahan
lainnya.
Sektor industri dan perdagangan menjadikan prospek kedepan
mengingat Kendal berdekatan dengan Semarang. Kawasan Industri
berat seperti Texmaco, Kayu Lapis Indonesia, Rimba Partikel,
Indogas, Tensindo, Tossa Sakti Indonesia, terdapat di Kaliwungu.
Sementara industri dan UKM banyak terdapat diseluruh wilayah
Kabupaten Kendal sesuai dengan karakteristik masing-masing
E-2
wilayah distrik setempat.
Gambar E.1
Peta Kedungsapur
Sumber: http://regionalinvestment.com
Unggulan perkebunan Kabupaten Kendal adalah Kelapa dalam, kopi,
kapok, cengkeh, tembakau, dan teh. Tembakau mempunyai luas
areal tebesar yaitu seluas 6.843.255 ha dengan produksi sebesar
5.605.310 ton. Sedangkan komoditas perkebunan lain seperti: aren,
jahe, jambu mete, kakao, kapas, karet, lada,panili, tebu dan
sebagainya.
E.1.2. Geografis
Kabupaten Kendal terletak pada 109°40' - 110°18' Bujur Timur dan
6°32' - 7°24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten
Kendal meliputi :
1. Utara : Laut Jawa.
2. Timur : Kota Semarang.
3. Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung.
4. Barat : Kabupaten Batang.
E-3
Jarak terjauh wilayah Kabupaten Kendal dari Barat ke Timur adalah
sejauh 40 Km, sedangkan dari Utara ke Selatan adalah sejauh 36
Km.
Kabupaten Kendal mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 Km²
yang terbagi menjadi 20 Kecamatan dengan 265 Desa serta 20
Kelurahan.
Gambar E.2
Peta Kabupaten Kendal
Sumber: http://regionalinvestment.com
E.1.3. Topografi
Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua)
daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah
dataran tinggi (pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian
utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0
- 10 meter dpl, yang meliputi Kecamatan :
1. Weleri.
2. Rowosari.
3. Kangkung.
4. Cepiring.
5. Gemuh.
6. Ringinarum.
7. Pegandon.
8. Ngampel.
9. Patebon.
10. Kendal.
11. Brangsong.
12. Kaliwungu.
Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah
E-4
dataran tinggi yang terdiri atas tanah pegunungan dengan ketinggian
antara 10 - 2.579 meter dpl, meliputi Kecamatan :
1. Plantungan.
2. Pageruyung.
3. Sukorejo.
4. Patean.
5. Boja.
6. Limbangan.
7. Singorojo.
8. Kaliwungu Selatan.
E.1.4. Kondisi Iklim dan Curah Hujan
Mengingat wilayah Kabupaten Kendal yang terbagi menjadi 2 (dua)
daerah dataran, maka kondisi tersebut memengaruhi kondisi iklim
wilayah Kabupaten Kendal. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara
yang didominasi oleh daerah dataran rendah dan berdekatan dengan
Laut Jawa, maka kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih
panas dengan suhu rata-rata 27 °C. Sedangkan wilayah Kabupaten
Kendal bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan dan
dataran tinggi, kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk
dengan suhu rata-rata 25 °C.
E.1.5. Pembagian Administratif
Kabupaten Kendal terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas
sejumlah 265 desa dan 20 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di
Kecamatan Kendal. Di samping Kendal, kota-kota kecamatan lainnya
yang cukup signifikan adalah Kaliwungu dan Weleri. Kaliwungu
(BasisKeagamaan). Kota ini tak pernah sepi dari kehidupan
keislaman. Banyak pesantren dengan santri dari berbagai kota dari
berbagai wilayah negeri. Kota ini selalu khas dengan
berlalulalangnya orang-orang yang berpakaian muslim, dengan
sarung dan penutup kepala (peci atau kerudung) dengan Al Quran
dan atau kitab-kitab tertentu ditangan. Selain itu alunan ayat-ayat
suci Al Quran senantiasa menggema sepanjang hari di hampir setiap
sudut kotanya. Weleri (Basis Perdagangan), kota paling barat
Kabupaten ini memang tak pernah sepi dari perdagangan. Kota ini
menjadi transit dan tujuan dari para pedagang dari seluruh penjuru
Kabupaten bahkan Wilayah Indonesia. Dengan fasilitas transportasi
(adanya 2 terminal dan 1 Stasiun KA)dan fasilitas komunikasi yang
lebih lengkap dari pada kecamatan lainnya, Weleri berkembang
menjadi sebuah kota yang ramai dan mudah untuk diakses. Selain
itu, secara sosial, dengan adanya para pedagang dari Klaten-Solo
yang membentuk suatu perkampungan khusus (Kampung
Solo),perkampungan tersebut terletak di dukuh Kedonsari Kelurahan
E-5
Penyangkringan. Dari pengaruh perubahan sosial inilah menjadikan
weleri sebagai kecamatan yang perkembangan perdagangan
semakin pesat dengan ditandai banyaknya pasar tradisonal, sampai
saat ini terdapat 3 pasar besar yang terletak dijantung Kecamatan
Weleri
E.1.6. Transportasi
Kendal berada di jalur pantura yang sangat ramai. Angkutan umum
antarkota pada umumnya dilayani oleh bus. Kendal juga dilintasi jalur
kereta api, ada tiga stasiun (Weleri, Kalibodri dan Kaliwungu) dengan
stasiun terbesarnya Weleri. Kebanyakan kereta api jarak jauh tidak
singgah di stasiun ini .
E.1.7. Pendidikan
Sektor pendidikan di Kabupaten Kendal terdiri dari berbagai macam.
Dari mulai pendidikan formal, informal, dan non formal. Hampir
disetiap Kecamatan terdapat sarana dan prasarana pendidikan.
Terkait dengan pendidikan fomalnya, di Kabupaten ini telah memiliki
ratusan TK dan Sekolah Dasar atau yang sederajat. Demikian pula
dengan SMP atau yang sederajat, semua kecamatan di kabupaten
ini terdapat SMP atau yang sederajat. Demikian pula dengan
pendidikan menengah. Di Kabupaten kendal pada awal tahun 2008
memiliki 30 SMA yang terdiri dari 14 SMA Negeri dan 16 SMA
Swasta. Berdasarkan program yang dibuka dari 30 sekolah terdapat
3 sekolah yang memiliki program lengkap IPA, IPS dan Bahasa
adalah : (1) SMA 1 Kendal, (2) SMA 1 Boja, dan (3) SMA 1 Weleri.
Sedangkan pendidikan menengah kejuruan (SMK) memiliki 22 SMK
yang terdiri dari 5 SMK Negeri dan 13 SMK Swasta dan 2 SMK kelas
jauh di Pondok pesantren.
E.1.8. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Kendal adalah semua orang yang berdomisili
di wilayah geografis Kabupaten Kendal selama 6 bulan atau lebih
dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi
bertujuan untuk menetap.
Jumlah penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2004 sebanyak 899.211
jiwa, yang terdiri dari 443.974 (49,34%) penduduk laki-laki dan
sebanyak 455.237 (50,66%) penduduk perempuan.
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponennya
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian suatu
E-6
daerah dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia :
lamanya hidup, pengetahuan dan standar kehidupan yang layak.
Indeks ini diukur dengan angka harapan hidup, capaian
pendidikan dan tingkat pendapatan per kapita yang telah
disesuaikan menjadi paritas daya beli. Dengan demikian, Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) adalah suatu ringkasan dan bukan
merupakan ukuran komprehensif dari pembangunan manusia.
Pembangunan Manusia dirumuskan sebagai perluasan pilihan
bagi penduduk (enlarging the choice of people), yang dapat
dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasan pilihan sekaligus
sebagai taraf yang akan dicapai dari upaya tersebut (UNDP,
1990).
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kendal tahun pada
2008 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun
2007 yaitu dari 68.91 menjadi 69.40 di tahun 2008, namun
demikian meski mengalami peningkatan, urutan IPM tersebut
turun satu peringkat dari urutan 30 menjadi 31 se Jawa Tengah.
Bukan capaian rangking yang diutamakan, namun out put dari
program pembangunan itu sendiri yang diprioritaskan, sehingga
sasaran dan tujuan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang terjadi adalah memproduksi kualitas dengan kuantitas.
Dari ketiga komponen yang membentuk Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), diketahui bahwa :
a. Angka Harapan Hidup / Usia Harapan Hidup (eo) mengalami
peningkatan, dari tahun 2007 sebesar 67,40 tahun dan tahun
2008 menjadi 67,77 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
derajat kesehatan penduduk di Kabupaten Kendal
meningkat, secara rata-rata kenaikan untuk menikmati hidup
bertambah sebesar 0,37 tahun.
b. Salah satu komponen pembentuk indeks pendidikan yaitu
Angka Melek Huruf (AMH), tidak mengalami perubahan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 88,93 %
kondisi ini mengartikan bahwa jumlah penduduk Kabupaten
Kendal yang mampu membaca dan menulis huruf latin, huruf
arab serta huruf lainnya belum mengalami perubahan,
meskipun target dari UNDP adalah 100% penduduk suatu
wilayah adalah sudah mampu baca tulis. Sementara untuk
rata-rata lama sekolah (MYS) masih sama dengan tahun
sebelumnya yakni 6,69 tahun atau secara rata-rata
E-7
penduduk Kabupaten Kendal usia 15 tahun keatas masih
menduduki setingkat kelas satu SMP ( kelas 7 ). Kondisi
ideal rata-rata lama sekolah yang digariskan oleh UNDP
adalah 15 tahun, apabila diuraikan 15 tahun tersebut antara
lain 6 tahun pertama untuk pendidikan jenjang sekolah
dasar, setelah lulus 3 tahun berikutnya menempati jenjang
sekolah lanjutan pertama hingga tamat SLTP kemudian
jenjang sekolah SLTA selama 3 tahun dan setelah tamat
diharapkan mampu meneruskan sekolah lagi selama 3 tahun
sampai lulus setara dengan pendidikan Diploma III.
c. Secara umum daya beli penduduk Kabupaten Kendal tahun
2008 mengalami peningkatan tidak terlalu besar, bila dilihat
dari sisi pengeluaran per kapita, yakni dari Rp. 627.910
menjadi Rp. 631.640. Untuk capaian daya beli
masyarakat/penduduk disuatu wilayah, angka ideal setiap
tahun mengalami penyesuaian riel.
2. IPM Kabupaten Kendal dibanding dengan Kabupaten/Kota
Sekitarnya.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kendal pada
tahun 2008 ada pada peringkat 31 dari 35 kabupaten/kota di
Jawa Tengah. Peringkat tersebut mengalami penurunan 1
tingkat bila dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya,
dari peringkat 30 pada tahun 2007 ke urutan 31 pada tahun
2008. Begitu pula bila dibandingkan dengan IPM dari wilayah
sekitarnya, seperti Kabupaten Demak, Batang, Temanggung,
Semarang dan Kota Semarang.
Tabel E.1
Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Kendal
dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2006 – 2008
Kabupaten Kendal dan
sekitarnya
Indeks Pembangunan
Manusia
Ranking
2006 2007* 2007** 2008 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kab. Demak 70.3 72,26 71,05 71,56 16 16
2. Kab. Semarang 71,9 74,09 72,93 73,34 7 7
3. Kab. Temanggung 71,8 74,21 73,08 73,43 6 6
4. Kab. Kendal 68,2 70,06 68,91 69,4 30 31
E-8
Kabupaten Kendal dan
sekitarnya
Indeks Pembangunan
Manusia
Ranking
2006 2007* 2007** 2008 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Kab. Batang 68,4 69,8 68,64 69,23 32 32
6. Kota. Semarang 75,9 77,24 76,11 76,54 2 2
Jawa Tengah 70,3 71,58 70,92 71,6 14 14
Sumber : Susenas tahun 2006 – 2008Ket : * angka lama** angka diperbaiki
Tabel E.2
Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kendal dan Wilayah Sekitarnya
Tahun 2005 – 2008
Kabupaten / Kota Angka Harapan Hidup Perubahan
Eks Karesidenan 2005 2006 2007* 2007** 2008 2005-2008
(1) (2) (3) (4) (5) (60 (7)
1. Kab. Demak 69,5 70 72,48 70.31 70.69 01/01/19
2. Kab. Semarang 72,1 72,2 74,3 72.21 72.33 0.23
3. Kab. Temanggung 72 72,1 74,19 72.16 72.32 0.32
4. Kab. Kendal 66,7 67,1 69,46 67.4 67.77 01/07/10
5. Kab. Batang 69,1 69,2 72,67 69,38 69,66 0.55
6. Kota. Semarang 71,8 71,9 73,93 71.9 72.01 0.21
Jawa Tengah 68,1 68 72,1 70.9 71.1 01/03/00
Sumber : Susenas tahun 2005 – 2008 Ket : * Angka lama** angka diperbaiki
Tabel E.3
Persentase Penduduk Kabupaten Kendal
Menurut AMH dan MYS Tahun 2008
Provinsi / Kabupaten
Tahun
AMH (persen) MYS (tahun)
2007* 2008 2007* 2008
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Kab Demak 90,82 90,82 7,00 7,00
2. Kab Semarang 93,51 93,51 7,10 7,15
3. Kab Temanggung 95,93 95,93 6,70 6,70
4. Kab Kendal 88,93 88,93 6,69 6,69
5. Kab Batang 87,01 87,62 5,97 6,02
Jawa Tengah 88,62 89,24 6,8 6,86
Sumber:Susenas tahun 2007 – 2008 Ket: * Termasuk kabupaten / kota pemekaran
E-9
Tabel E.4
Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita
di Kabupaten Kendal dan Sekitarnya Tahun 2007 – 2008
Kabupaten / Kota
Tahun 2008
(Rp.)2007 (Rp.)
(1) (2) (3)
1. Kab Demak 626280 630130
2. Kab Semarang 626280 632180
3. Kab. Temanggung 627370 630820
4. Kab. Kendal 627910 631640
5. Kab. Batang 627910 626020
6. Kota. Semarang 638780 643550
Jawa Tengah 628530 633590
Sumber : Susenas Tahun 2007, 2008
E.1.9. Perhubungan dan Transportasi
Sektor transportasi dan perhubungan merupakan sektor pendukung
yang sangat mutlak keberadaannya sekarang ini. Sebagai media
pemindah suatu barang maupun kegiatan dari suatu tempat ke
tempat lain. Tanpa dukungan sektor perhubungan dan transportasi
aktivitas apapun sulit berkembang dan akan mengalami stagnasi.
Wilayah yang tidak terjangkau oleh perhubungan dengan baik
seringkali mengalami isolasi karena lokasinya yang menjadi
terpencil. Kabupaten Kendal sebagian besar wilayahnya merupakan
daratan sehingga sistem transportasi dan perhubungan darat
menjadi sarana/alat interaksi sebagian penduduk yang sangat
penting.
Transportasi darat di Kabupaten Kendal dilayani oleh 3 unit terminal,
masing-masing satu buah Kelas B berlokasi di Kecamatan Weleri
dan tiga buah Kelas C berada di Kecamatan Sukorejo dan Boja.
E-10
E.1.10. Pos dan Telekomunikasi
Pelayanan dibidang jasa pos di Kabupaten Kendal dilayani oleh 19
Kantor Pos, yang terdiri dari satu Kantor Pos Induk yang berlokasi di
Kecamatan Kota Kendal dan 18 Kantor Pos Pembantu di setiap
kecamatan.
Jaringan telepon di Kabupaten Kendal secara umum sudah
terpasang dan dapat dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat
Kabupaten Kendal maupun wilayah sekitarnya. Pelayanan telepon
pada wilayah Kabupaten Kendal dilayani oleh beberapa kantor
cabang telekomunikasi, yaitu di Kecamatan Sukorejo, Boja, Weleri
dan Kendal. Dengan keempat kantor cabang tersebut, PT Telkom
telah mampu meningkatkan pelayanannya terhadap kebutuhan
masyarakat di bidang telekomunikasi. Sampai dengan pertengahan
tahun 2009 sudah tercatat sebanyak 13.000 pelanggan dengan
kapasitas terpasang sebanyak 15.300 SST. Jumlah wartel meningkat
dari tahun 2005 ke tahun 2006 dari 675 menjadi 915 unit. Namun
jumlahnya kemudian berkurang hingga menjadi 474 unit pada tahun
2009. Dilain pihak pelayanan telepon dengan sistem koin maupun
kartu semakin menurun, bahkan pada tahun 2007 sudah tidak ada
telepon koin, sementara telepon kartu tinggal 15 unit pada tahun
2009 karena masyarakat lebih suka menggunakan telepon seluler.
Penyediaan jaringan internet (ISP) yang dilaksanakan oleh PT
Telkom Kabupaten Kendal sampai dengan tahun 2008 sebanyak 121
buah, kondisi tersebut berbeda jauh dengan tahun 2007 yang hanya
35 buah, angka tersebut meningkat sangat tajam lebih dari 200%.
Hal yang demikian tersebut menunjukkan adanya peningkatan akses
penggunaan fasilitas internet, yang dapat berarti kemajuan
pemanfaatan teknologi informasi di Kabupaten Kendal pada
khususnya sangat menggembirakan.
E.1.11. Perumahan dan Pemukiman
Masyarakat Kabupaten Kendal masih membutuhkan rumah cukup
banyak. Kebutuhan akan rumah dari tahun ke tahun semakin
meningkat dari 1.628 unit pada tahun 2005 menjadi 1.667 unit pada
tahun 2009 .
Kebutuhan rumah tersebut dipenuhi baik melalui perumnas dan
KPR/BTN maupun dengan perorangan. Penyediaan rumah
meningkat paling banyak yang melalui perumnas, yaitu dari 407 unit
di tahun 2005 menjadi 1.338 di tahun 2009. Sedangkan penyediaan
E-11
perorangan justru mengalami penurunan dari 506 unit tahun 2005
menjadi 35 unit di tahun 2008. Status kepemilikan rumah dibagi
menjadi dua yaitu rumah milik sendiri dan rumah sewa. Dari tahun
2005 hingga tahun 2009, status kepemilikan rumah sewa meningkat
tajam hingga dua kali lipat dari 115 unit menjadi 250 unit. Status
berupa rumah milik sendiri juga meningkat dari 180.896 unit menjadi
186.209 unit. selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel E.5
Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Kendal
Perumahan Kabupaten Kendal Tahun 2005 – 2009
Perumahan Satuan 2005 2006 2007 2008 2009
Status Kepemilikan Rumah
Rumah Milik
Sendiri
Unit
180896 181959 183042 184114 186209
Rumah Sewa Unit 115 117 209 228 250
Penyediaan Rumah
Perumnas Unit 407 538 1100 1210 1338
KPR/BTN Unit 154 390 400 490 364
Real Estate Unit 561
Perorangan Unit 506 57 35
Kebutuhan
Rumah
Unit
1628 1638 1647 1667 1667
E.1.12. Perekonomian
Berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Kendal Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB)atas dasar harga berlaku Kabupaten Kendal
tahun 2009 mencapai 8.716.113,65 Juta rupiah dan atas dasar harga
konstan sebesar 4.806.891,86 juta rupiah. Selama 5 (lima) tahun
terakhir baik PDRB menurut harga berlaku maupun harga konstant
mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel E.6.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal pada tahun 2008 secara
agregat cukup dinamis yaitu diatas 3 persen. Selama periode 2004
sampai 2008, perekonomian Kabupaten Kendal menunjukkan
adanya peningkatan dari tahun ke tahun yaitu tumbuh berkisar
antara 2 - 4 persen.
E-12
Tabel E.6
PDRB Kabupaten Kendal Tahun 2004 – 2008
Tahun
Pdrb Atas Dasar Harga
Berlaku
Pdrb Atas Dasar Harga
Konstan 2000
Juta Rp
Pertumbuhan
(%)
Juta Rp
Pertumbuhan
(%)
2004 5.505,722,10 5,54 4.167,626,20 2,61
2005 6.062,457,28 9,62 4.277,605,54 2,64
2006 6.914,938,92 14,21 4.434,408,16 3,67
2007 7.705,181,53 10,64 4.625,437,33 4,31
2008 8.716,113,65 14.74 4.806,891,86 3,92
Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2009.
Tabel E.7
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2004 – 2008
Tahun Pertumbuhan Ekonomi
(persen/tahun)
2003 -
2004 2.61
2005 2.64
2006 3.67
2007 4.31
2008 3.92
E.1.13. Struktur Ekonomi Kabupaten Kendal
Dalam kurun 5 tahun terakhir, sektor industri pengolahan masih
merupakan sektor yang menjadi andalan terbesar di Kabupaten
Kendal. hal ini ditandai dengan sumbangannya terhadap total PDRB
Kabupaten Kendal yaitu berkisar di atas 34 persen, paling tinggi
dibanding dengan sektor lain. Selanjutnya yang memberikan
kontribusi terbesar berasal dari lapangan usaha industri pengolahan
yang rata-rata pertahun menyumbang 35,26%, sedangkan
penyumbang terkecil berasal dari sektor pertambangan dan
penggalian yang rata-rata mencapai 1,37%. Hal ini disebabkan
karena sektor pertambangan belum tergarap secara optimal.
Lapangan usaha yang setiap tahun mengalami kenaikan adalah
sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi
rata-rata 2,89%, hal ini menggambarkan adanya suatu asumsi
E-13
bahwa lapangan usaha pada sektor tersebut diKabupaten Kendal
semakin meningkat walaupun dalam skala yang relatif masih kecil.
Secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir tidak terjadi
pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing sektor
masih dalam posisi yang sama.
Gambar E.3
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2004 – 2008
Tabel E.8
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2005 – 2008
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007*) 2008**)
Pertanian 4.85 0.02 5.08 -0.88 2,63
Pertambangan & Penggalian 1.74 3.98 9.63 13.47 17.94
Industri Pengolahan 1.71 4.59 2.32 6.45 3.04
Listrik, Gas & Air Minum -11.37 1.29 6.33 16.77 3.20
Bangunan -4.65 -5.54 9.42 2.71 2.11
Perdagangan, Hotel &
Restoran
2.43 3.70 2.87 4.80 2.12
Pengangkutan Dan Komunikasi 1.50 3.06 4.74 11.04 8.67
E-14
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007*) 2008**)
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
7.77 5.90 4.86 5.06 7.94
Jasa-Jasa 4.77 0.63 4.28 3.91 10.25
Produk Domestik Regional
Bruto (Pdrb)
2.61 2.64 3.67 4.31 3.93
Gambar E.4
Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2008
Tabel E.9
PDRB Kabupaten Kendal
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 23.92 23.41 24.90 24.77 24.23
Pertambangan & Penggalian 1.00 1.05 1.11 1.20 1.37
Industri Pengolahan 37.52 37.59 35.56 35.58 35.26
Listrik, Gas & Air Minum 1.38 1.48 1.55 1.71 1.69
Bangunan 3.83 3.72 3.92 3.70 3.64
Perdagangan, Hotel &
Restoran
17.68 17.69 17.23 17.35 17.20
E-15
Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008
Pengangkutan Dan
Komunikasi
2.72 2.88 3.26 3.29 3.39
Keuangan, Persewaan &
Jasa Perusahaan
2.70 2.77 2.81 2.84 2.89
Jasa-Jasa 9.25 9.41 9.67 9.56 10.32
Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB)
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2009
E.1.14. Budaya Dan Adat
Kabupaten Kendal kaya dengan kegiatan budya baik yang bersifat
tradisional maupun agamis seperti Syawalan Kaliwungu (event ini
sudah terkenal hampir diseluruh Pulau Jawa), Sedekah Laut Tanggul
Malang, Pesta Laut Tawang dan Pantai Bandengan. Disamping itu
terdapat beberapa makam dari tokoh-tokoh adat maupaun penyebar
Agama Islam diantaranya adalah Makam Pangeran Djuminah, Kyai
Asyari, Sunan Katong, Paku Wojo yang terletak di Kecamatan
Kaliwungu, Makam Pangeran Benowo di Kecamatan Pegandon dan
Makam Kyai Seapu di Kecamatan Boja. Di cepiring juga ada pasar
cepiring dan berbagai macam padagang di antara toko sepeda BMS
yang dari dulu sudah ada di sana.
E.1.15. Pariwisata
Salah satu obyek wisata terkenal di Kabupaten Kendal adalah Curug
Sewu, yakni air terjun tiga tingkat setinggi 80 meter, terletak di
Kecamatan Patean (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung).
Beberapa obyek pariwisata lain di Kabupaten Kendal:
1. Pemandian air panas Gonoharjo Nglimut di lereng Gunung
Ungaran
2. Pantai Jomblom di Kecamatan Cepiring
3. Pantai Sendang Sekucing di Kecamatan Rowosari.
4. Agrowisata kebun teh Medini di Kecamatan Limbangan, dimana
tampak pemandangan Kota Semarang dari atas di Gunung
Ungaran yang berketinggian 2.100 meter
5. Goa Kiskendo di Kecamatan Singorojo; goa ini mempunyai
legenda tentang kera putih Anoman
6. Kolam Renang Boja di Kecamatan Boja. Di tempat ini ada
tersedia dua kolam yaitu kolam olympic dan kolam untuk anak
E-16
anak. Wisata ini .berada di pusat Kecamatan Boja.
7. Agrowisata Sekatul. Terletak di Kecamatan Limbangan, sekitar
30 km ke arah selatan dari Kendal. Terdapat perkebunan buah
stroberi dan buah-buahan lainnya, pemancingan, serta taman
bermain untuk anak anak.
8. Srendeng Agrowisata. Terletak di Desa Curugsewu, Kecamatan
Patean, merupakan wisata Agro berbasis pendidikan terdiri dari
Wisata Kebun, Peternakan, Pertanian, Outbound, Mebel dan
village tour.
Kabupaten Kendal juga memiliki potensi pariwisata yang belum
banyak digarap. Namun kalau dilihat dari kedekatan wilayah
Kabupaten Kendal dengan Semarang serta dilewati jalur lini 1,
potensi ini layak untuk dikembangkan antara lain :
1. Pendukung obyek wisata curug sewu Patean, misalnya:
penginapan, hotel, lapangan tenis, gedung pertemuan, kebun
satwa dan gardu pandang.
2. Pengembangan pantai Sendang Sikucing Rowosari.
3. Pengembangan pemandian Air Hangat Gonoharjo Limbangan.
4. Pengembangan obyek wisata Goa Kiskendo Singorojo.
5. Rencana Pemanfaatan kawasan di desa Pakis dan Gondang
Kecamatan Limbangan untuk Taman Safari Belantara Indonesia,
dimana telah dilaksanakan study kelayakan oleh Pemda
Kabupaten Kendal bekerjasama dengan pihak ketiga. Sementara
masih menunggu investor pelaksana.
6. Pengembangan usaha ecotourism di kawasan kebun teh Medini
di Desa Ngesrep Balong Kecamatan Limbangan sekaligus
pembenahan Goa Jepang (Cave), dan Candi Promasan sebagai
maskot wisatanya.
7. Rencana pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Curug Terong
dan Pangleburgongso di Sukorejo dan Limbangan, Semawur
Plantungan.
8. Wisata Outbond dan Kulineri Sekatul di Margosari Limbangan.
9. Rencana pengembangan Obyek Wisata rintisan oleh investor
lokal, yakni Pantai Muara Kencan di Desa Pidodo Kulon
Kecamatan Patebon.
10. Rencana pengembangan Obyek Wisata Taman Rekreasi Citra
E-17
Asri di Kecamatan Limbangan.
11. Wisata Religi berupa obyek wisata untuk kebutuhan rohani
peziarahan di tempat petilasan (makam) para Aulia/ Wali Allah di
Kec. Kaliwungu, dan Gua Bunda Maria Ratu di Sidomukti Weleri,
selain itu Tradisi Nyadran dan Sedekah Laut pada waktu 1
Muharram (Tahun Baru Islam) di Tanggul Malang Patebon
maupun Rowosari.
E-18
E.2. Demak
E.2.1. Geografi
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah
yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan
terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui
jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-
Surabaya-Banyuwangi. Kabupaten Demak memiliki luas wilayah
seluas ± 1.149,77 km², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 km²,
dan lautan seluas ± 252,34 km². Sedangkan kondisi tekstur
tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus
(liat) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut
kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan
tanah dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah Kabupaten
Demak terletak mulai dari 0 M sampai dengan 100 M.
Gambar E.5
Peta Kabupaten Demak
Sumber: http://regionalinvestment.com
Beberapa sungai yang mengalir di Demak antara lain: Kali Tuntang,
E-19
Kali Buyaran, dan yang terbesar adalah Kali Serang yang membatasi
Kabupaten Demak dengan Kabupaten Kudus dan Jepara.
Kabupaten Demak mempunyai pantai sepanjang 34,1 Km,
terbentang di 13 desa yaitu desa Sriwulan, Bedono, Timbulsloko dan
Surodadi (Kecamatan Sayung), kemudian Desa Tambakbulusan
Kecamatan Karangtengah, Desa Morodemak, Purworejo dan Desa
Betahwalang (Kecamatan Bonang) selanjutnya Desa Wedung,
Berahankulon, Berahanwetan, Wedung dan Babalan (Kecamatan
Wedung). Sepanjang pantai Demak ditumbuhi vegetasi mangrove
seluas sekitar 476 Ha.
E.2.2. Pertanian
Jambu Air Merah Delima merupakan buah khas yang tumbuh
tersebar di Kecamatan Wonosalam, Mijen, Guntur, Wedung dan
Demak Kota. Kekhasan dari jambu air ini adalah rasa manis dan
buahnya tebal
E.2.3. Pembagian Administratif
Kabupaten Demak terdiri atas 14 kecamatan yaitu kecamatan
Demak, Wonosalam, Karang Tengah, Bonang, Wedung, Mijen,
Karang Anyar, Gajah, Dempet, Guntur, Sayung, Mranggen, Karang
Awen dan Kebon Agung, yang dibagi lagi atas sejumlah 249 desa
dan kelurahan terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Pusat
pemerintahan berada di Kecamatan Demak.
E.2.4. Sosial
Menurut data dari Dinas Kesejahteraan Sosial tahun 2008, jumlah
penyandang masalah kesejahteraan sosial sebanyak 107.088 orang.
Adapun jumlah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial terdiri dari
247 Karang Taruna, 1.232 orang Pekerja Sosial Masyarakat dan 51
Organisasi Sosial berupa 46 Panti Sosial Asuhan Anak, 1 Panti
Sosial Tresna Wredha, 2 Panti Sosial Psikotik, 1 Panti Sosial Bina
Rungu Wicara dan 1 Panti Sosial Pamardi Putra. Dilihat dari
banyaknya pemeluk agama, penduduk Kabupaten Demak mayoritas
beragama Islam yaitu mencapai 98,82 persen dari total penduduk,
sisanya terbagi penduduk beragama Kristen, Katolik, Hindu dan
Budha.
E.2.5. Ekonomi
Pertanian masih menjadi andalan perekonomian daerah ini dengan
hasil utama berupa bahan tanaman pangan yaitu padi. Demak
E-20
sendiri merupakan penghasil beras keempat terbesar di Jateng yang
kemudian disalurkan ke berbagai daerah lain. Komoditi lain yang
dihasilkan wilayah ini adalah kacang hijau dan bawang merah.
Kabupaten demak termasuk daerah rawan banjir, kondisi geografis
kabupaten menjadi muara banyak sungai, kondisi ini mangancam
areal persawahan. Pabrik-pabrik besar disepanjang jalan Semarang-
Demak di Kecamatan Sayung memproduksi mebel, moulding, rantai
baja, serta pakaian jadi dikirimkan ke Amerika Serikat, Jepang,
Hongkong, Australia, Korea, Kuawit, dan negara-negara di Eropa.
Disamping komoditas pertanian tanaman pangan dan industri kecil,
Demak yang terkenal dengan obyek wisata Masjid agung Demak
dan makam Sunan Kalijaga, berharap potensi ekonominya tergali
lewat laut.
E.2.6. Infrastruktur
Pada tahun 2008 terdapat 1 unit Rumah Sakit Umum Pemerintah, 2
unit Rumah Sakit Swasta, 35 unit Balai Pengobatan dan 15 unit Balai
Persalinan. Di samping itu sarana kesehatan lain yang mendukung
adalah tersedianya Puskesmas yang tersebar di semua kecamatan
sejumlah 26 (duapuluh enam) unit. Fasilitas kesehatan lainnya
adalah apotik dan toko obat.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan pada tahun 2008 diketahui
ada 571 (lima ratus tujuhpuluh satu) Sekolah Dasar (SD), 63
(enampuluh tiga) SMP, 45 (empat puluh lima) SMA dan SMK baik
negeri maupun swasta serta 1 (satu) Perguruan Tinggi. Di bidang
Pendidikan Keagamaan, jumlah Madrasah Negeri maupun Swasta
untuk tingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) berjumlah 108 lembaga,
tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah) berjumlah 106 lembaga dan
tingkat MA (Madrasah Aliyah) berjumlah 47 lembaga.
Banyaknya tempat peribadatan di Kabupaten Demak tahun 2008
mencapai 4.493 buah, berupa masjid/ musholla sebanyak 4.463
buah, gereja sebanyak 26 buah, maupun kelenteng sebanyak 1
buah.
Di Kabupaten Demak, pemerintah menunjuk perum perumnas untuk
pembangunan rumah sederhana dan menetapkan BTN sebagai
lembaga penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Selain itu peran
swasta untuk membangun perumahan sederhana juga ditingkatkan.
Pada umumnya kebutuhan rumah di kabupaten ini sebagian besar
dimiliki oleh masyarakat sendiri. Sedangkan penyediaan perumahan
E-21
melalui perumnas sampai dengan tahun 2008 semester II hanya
mampu menyediakan rumah 152.087 unit, KPR / BTN 3.500 unit dan
real estate 86 unit.
Sumber data dari Dinas Kimpraswil Kabupaten Demak ukuran
panjang pada tahun 2008 tidak mengalami perubahan, yaitu dengan
status Jalan Nasional sepanjang 38,210 km, Jalan Propinsi 54 km
dan Jalan Kabupaten 426,510 km. Sedangkan panjang dan jumlah
jembatan yang ada di Kabupaten Demak sampai dengan tahun 2008
jumlah jembatan sebanyak 186 buah dengan panjang 2,54 km.
Di Kabupaten Demak dari data Dinas Kimpraswil untuk pengairan
teknis meliputi jaringan primer sepanjang 66,266 m, sekunder
sepanjang 513,235 m, dan tersier sepanjang 41,2 m. Sedangkan
untuk pengairan non-teknis sepanjang 51,64 m. Sementara itu
transportasi darat yang ada di Kabupaten Demak terdiri dari 1 (satu)
unit terminal Kelas B dan Kelas C sebanyak 2 (dua) unit.
E-22
E.3. Ungaran
E.3.1. Profil Wilayah
Kota Ungaran merupakan Ibukota Kabupaten Semarang. Adapun
batas-batas wilayah administrasinya adalah :
1. Sebelah Utara : Kec. Gunungpati
2. Sebelah Selatan : Kec. Klepu
3. Sebelah Timur : Kec. Kedungjati
4. Sebelah Barat : Kec. Limbangan dan Kec. Boja
Gambar E.6
Peta Kabupaten Semarang
Sumber: http://regionalinvestment.com
E.3.2. Penduduk
Berdasarkan data sekunder dikatahui bahwa jumlah penduduk Kota
Ungaran pada tahun 2003 adalah sebesar 112.251 jiwa. Kota ini
terletak tepat di sebelah selatan Kota Semarang. Wilayah perkotaan
Ungaran meliputi kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur.
Sebagian wilayah Kota, merupakan daerah padat penduduk yaitu
disekitar sepanjang jalan utama (protokol) Jln Jend. Gatot Subroto
dan jalan "asmara" (Jl. Ahmad Yani) yaitu tempat rumah dinas Bupati
E-23
Semarang dan masjid Kabupaten berada. Kota Ungaran memiliki
peninggalan berupa gedung-gedung, misalnya Gedung Kuning dan
Benteng Diponegoro. Kota ini juga merupakan sentra industri skala
besar dan menengah.
E.3.3. Geografi
Luas wilayah Kabupaten Semarang 95.020.674 Ha atau 2,92% dari
luas Propinsi Jawa Tengah. terdiri dari 24.822,50 Ha tanah sawah
(26,12%), tanah kering 70.198.125,50 Ha (73,88%). Secara
geografis terletak pada 110 0 14' 54,75" sampai dengan 110 0 39' 3"
Bujur Timur dan 7 0 30' Lintang Selatan.
Batas-batas Kabupaten Semarang adalah sebelah utara berbatasan
dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah timur ber-
batasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Boyolali. Se-
belah selatan berbatasan dengan Kabupaten boyolali dan Kabupaten
Magelang. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang
dan Kabupaten Kendal.
Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang diantara 318 m - 1.450 m
diatas permukaan laut. Daerah dengan ketinggian terendah terletak
di Kecamatan Ungaran 318 m dan tertinggi terletak di Kecamatan
Getasan 1.450 m, dengan suhu udara berkisar antara 23 - 26 derajat
Celcius dan kelembaban udara berkisar 80 - 81%. Tinggi tempat
rata-rata 607 m dari permukaan laut, rata-rata curah hujan 1.979 mm
dan banyaknya hari hujan adalah 104. Kondisi ini terutama dipenga-
ruhi oleh letak geografis Kab.Semarang yang dikelilingi oleh pegu-
nungan dan sungai diantaranya :
1. Gunung Ungaran, letaknya meliputi wilayah Kecamatan Unga-
ran, Bawen, Ambarawa dan Sumowono.
2. Gunung Telomoyo, letaknya meliputi wilayah Kecamatan Banyu-
biru, Getasan.
3. Gunung Merbabu, letaknya meliputi wilayah Kecamatan Getasan
dan Tengaran.
4. Pegunungan Sewakul terletak di wilayah Kec.Ungaran.
5. Pegunungan Kalong terletak di wilayah Kec.Ungaran.
6. Pegunungan Pasokan, Kredo, Tengis terletak di Wilayah
Kec.Pabelan.
7. Pegunungan Ngebleng dan Gunung Tumpeng terletak di wilayah
Kec.Suruh.
8. Pegunungan Rong terletak di wilayah Kec.Tuntang.
9. Pegunungan Sodong terletak di wilayah Kec.Tengaran.
E-24
10. Pegunungan Pungkruk terletak di Kec.Bringin.
11. Pegunungan Mergi terletak di wilayah Kec.Bergas.
12. Perairan darat berupa sungai/kali dan danau/rawa di Kab.
Semarang diantaranya :
13. Kali Garang, yang melalui sebagian wilayah Kec.Ungaran dan
Bergas.
14. Rawa Pening meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Jambu,
Banyubiru, Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Getasan.
15. Kali Tuntang, yang melalui sebagian dari wilayah Kecamatan
Bringin, Tuntang, Pringapus dan Bawen.
16. Kali Senjoyo, melalui sebagian wilayah Kecamatan Tuntang,
Pabelan, Bringin, Tengaran dan Getasan
E.3.4. Sumber Daya Alam
Secara umum Kabupaten Semarang mempunyai sumber daya alam
yang sangat mendukung untuk pengembangan industri, pertanian
dan pariwisata. Potensi sumber bahan galian golongan C yang dapat
dimanfaatkan antara lain : andesit sebesar 64,48 juta ton dengan
luas 174,48 Ha dan batu Basalt sebesar 3,12 juta ton dengan luas
62,25 Ha yang tersebar di Kecamatan Ungaran, Pringapus, Bergas,
Bawen, Tuntang dan Bringin. Tanah liat sebesar 82,82 juta ton de-
ngan luas 166,95 Ha tersebar di kecamatan Ungaran, Pringapus,
Bergas, Ambarawa, Bawen, Suruh, Susukan dan Bringin. Trass
sebesar 43,57 juta ton seluas 224,5 Ha, tersebar di kecamatan
Ungaran dan Bringin. Zeolite sebesar 15,79 juta ton, seluas 40,5 Ha
di kecamatan Jambu. Bentonit sebesar 84,3 juta ton, seluas 843 Ha
di kecamatan Susukan dan Bringin, serta pasir batu sebesar 9,22
juta ton dengan luas 68,08 Ha di kecamatan Ungaran, Bergas,
Ambarawa dan Banyubiru.
Sedangkan bahan galian golongan B terutama berupa gambut
terdapat di rawapening dengan potensi sebesar 10 juta ton. Rawa-
pening dengan luas kurang lebih 2.700 Ha, selain mengandung
potensi bahan galian golongan B, dimanfaatkan sebagai sumber air
untuk pengairan, pembangkit tenaga listrik, perikanan dan pertanian
di lahan pasang surut rawa. Disamping itu memiliki pemandangan
alam yang cukup indah, sehingga sangat potensial untuk pengem-
bangan obyek wisata.
E-25
E.3.5. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2002
mencapai 841.137 jiwa, terdiri dari 416.693 jiwa laki-laki dan 424.444
jiwa perempuan, dengan kepadatan rata-rata 885,21 jiwa/km². Kepa-
datan terendah terdapat di Kecamatan Bancak dengan kepadatan
rata-rata 485,15 jiwa/km², sedangkan kepadatan tertinggi terdapat di
kecamatan Ungaran dengan kepadatan rata-rata 1.557,12 jiwa/km².
Jumlah penduduk usia produktif sebesar 540.675 jiwa dan usia tidak
produktif sebanyak 300.462 jiwa. Hingga tahun 2008, berdasar data
yang tercatat pada Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan, jumlah
penduduk Kabupaten Semarang mencapai 978.253 jiwa, terdiri dari
490.616 (50,15%) jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 487.637
(49,91%) jiwa berjenis kelamin wanita. Tingkat kepadatan penduduk
rata-rata sebesar 1029 jiwa/km² dengan distribusi penduduk sebagai
berikut :
1. Kecamatan Getasan = 47.033 jiwa.
2. Kecamatan Tengaran = 62.202 jiwa.
3. Kecamatan Susukan = 51.253 jiwa.
4. Kecamatan Suruh = 65.680 jiwa.
5. Kecamatan Pabelan = 45.299 jiwa.
6. Kecamatan Tuntang = 64.270 jiwa.
7. Kecamatan Banyubiru = 45.223 jiwa.
8. Kecamatan Jambu = 40.436 jiwa.
9. Kecamatan Sumowono = 30.905 jiwa.
10. Kecamatan Ambarawa = 58.709 jiwa.
11. Kecamatan Bawen = 53.737 jiwa.
12. Kecamatan Bringin = 48.077 jiwa.
13. Kecamatan Bergas = 55.014 jiwa.
14. Kecamatan Pringapus = 49.951 jiwa.
15. Kecamatan Bancak = 24.477 jiwa.
16. Kecamatan Kaliwungu = 32.523 jiwa.
17. Kecamatan Ungaran Barat = 87.909 jiwa.
18. Kecamatan Ungaran Timur = 66.451 jiwa.
19. Kecamatan Bandungan = 49.188 jiwa.
20. WNA = 6 jiwa
E.3.6. Perekonomian
1. Produk Domestik Regional Bruto
Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang pa-
da tahun 2002 berdasarkan harga konstan 1993 adalah sebesar
E-26
Rp. 1.124.598.825,- sedangkan berdasarkan harga berlaku se-
besar Rp. 3.252.081.784,-. Pendapatan regional tahun 2002 ber-
dasarkan harga konstan tahun 1993 adalah Rp. 993.722.466,-
dan harga berlaku Rp. 3.353.081.784,-. PDRB perkapita tahun
2002 berdasarkan harga konstan tahun 1993 adalah Rp.
1.339.586,- dan harga berlaku sebesar Rp. 4.235.630,-. Laju
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 terjadi kenaikan dari
sebesar 3,34% pada tahun 2001 menjadi 3,90% pada tahun
2002, sedang angka inflasi turun dari 11,49% menjadi10,02%.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Semarang bekerja di
sektor pertanian (48,28%), namun demikian proporsi sumbangan
sektor pertanian terhadap PDRB masih relatif kecil, hanya
20,59%. Sebaliknya sektor industri yang hanya menyerap tenaga
kerja 13,20% mempunyai sumbangan dalam proporsi terbesar
sebesar 40,70%.Sektor lain yang berperan cukup baik terhadap
sumbangan PDRB adalah sektor perdagangan, Rumah makan
dan jasa akomodasi sebesar 17,60% dan jasa-jasa lain 11,36%.
Sistem tata niaga yang efisien dan efektif dapat mendorong
kelancaran arus barang dan jasa di pasar dengan harga yang
layak bagi produsen dan terjangkau oleh daya beli konsumen.
Kelancaran arus barang dan jasa serta meluasnya pasar untuk
produk dalam negri akan memperluas kesempatan kerja dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Seiring dengan lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, sarana
perdagangan yang tumbuh di wilayah Kabupaten Semarang
selain pasar tradisional dan swalayan, dikembangkan juga pasar
kulakan sayur / terminal kulakan sayur di desa Jimbaran Keca-
matan Bawen dan Jetis Kecamatan Ambarawa. Terminal kula-
kan sayur ini diadakan untuk menampung hasil produksi sayur
mayur yang melimpah di Kabupaten Semarang. Adanya pasar
kulakan sayuran ini pedagang-pedagang besar bertransaksi
langsung dengan petani dengan harga murah. Potensi sayuran
di Kabupaten Semarang disamping untuk memenuhi kebutuhan
pulau jawa juga di luar pulau jawa.
Keberadaan Eksportir produsen sebanyak 56 perusahaan
dengan komoditas unggulan tekstil, mebel, kayu olahan, sepatu,
karung plastik, pakaian jadi, sarung tangan kulit, mempunyai
kontribusi Neraca Pembayaran Luar Negri pertumbuhan ekonomi
yang cukup besar (Produk Nasional Bruto). Nilai ekspor tahun
E-27
2002 di Kabupaten Semarang adalah US$ 520.300.224 dengan
negara tujuan Amerika, Eropa, Jepang, Korea dll.
2. Hasil Produksi Kabupaten Semarang
a. Pertanian dan Perkebunan
1) Sayur mayur (kubis, kentang, lombok, tomat, wortel,
daun bawang, seledri dan petai)
2) Tanaman hias dan bunga potong (Gladiol, Krisan, Aster
dan bunga Sedap Malam)
3) Buah-buahan (Durian, Rambutan, Kelengkeng, Pisang)
4) Empon-empon (Jahe, Temulawak, Kunir, Kapulaga,
Kencur)
5) Kayu Albasia
6) Kopi dan Kakao
b. Perikanan dan Peternakan
Ikan Nila, Gurami, Sapi dan susu sapi, Ayam Potong dan
telur ayam ras.
c. Industri
Kayu olahan, Tekstil, Garmen, Meubel, Pecah belah, Plastil,
Minuman Ringan, Makanan ringan, Kerajinan tangan, Kera-
mik.
3. Prasarana Pendukung Pemasaran Hasil Produksi
a. Pasar
1) Pasar Swalayan 6 buah
2) Pasar Tradisional 57 buah
3) Pasar bunga 1 buah
4) Pasar hewan 2 buah
5) Pasar sayur sebanyak 2 buah
6) Toko dan kios sebanyak + 5000 buah
b. Terminal Bus dan SPBU
1) Terminal bus sebanyak 3 buah3. Hotel sebanyak 141
buah 4. Grosir sebanyak 9 buah
2) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum sebanyak 12
buah.
E-28
Tabel E.10
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di wilayah Kabupaten Semarang
E.3.7. Infrastruktur
Pada bidang Pekerjaan Umum, yang menjadi tolok ukur utama
adalah kondisi infrastruktur jalan. Kewenangan dalam pembangunan
dan pemeliharaan jalan, meliputi jalan kabupaten, perkotaan, dan
jalan tertentu yang karena fungsinya memiliki peran strategis.
Kondisi jalan di wilayah Kabupaten Semarang ditunjukkan pada tabel
berikut:
Tabel E.11
Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik
No. Status Panjang (km)
1 Jalan Kabupaten 749.3
2 Jalan Provinsi 82.51
3 Jalan Nasional 47.554
Sumber : Dinas PU Kab. Semarang
Distribusi ruas jalan antar wilayah di Kabupaten Semarang untuk
Jalan Kabupaten relatif merata. Ruas jalan terbanyak terdapat di
wilayah kecamatan Susukan sebanyak 12 ruas dan terkecil terdapat
di kecamatan Bancak sebanyak 1 ruas.
Kesenjangan kondisi jaringan jalan lebih mencolok pada jenis jalan
perkotaan. Sebanyak 144 ruas jalan perkotaan, hanya terdapat di
tiga wilayah perkotaan yaitu Ungaran, Ambarawa, dan Bergas,
dengan demikian wilayah perbatasan dan perdesaan memiliki akses
jalan yang lebih sedikit.
Kuantitas dan kualitas saluran irigasi relatif sulit dipertahankan untuk
E-29
mendorong produktifitas pertanian. Hal ini disebabkan selama kurun
waktu lima tahun terakhir, kemampuan pemeliharaan rata-rata per
meter saluran hanya mencapai Rp. 50.000, sementara nilai ideal
untuk pemeliharaan sekitar Rp. 150.000 per meter. Selain kemam-
puan pemeliharaan, ancaman terhadap prasarana pengairan juga
berasal dari peralihan fungsi lahan, dari lahan pertanian menjadi non
pertanian. Untuk mencegah kemerosotan kualitas prasarana peng-
airan, dilakukan upaya pemeliharaan berkala.
E.3.8. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam
pembangunan di Kabupaten Semarang. Hal ini tentunya tidak
terlepas dari letak wilayah Kabupaten Semarang yang berada pada
posisi strategis Yogyakarta – Solo - Semarang (JOGLOSEMAR). Hal
tersebut juga ditunjang dengan pertunjukkan seni tradisional yang
sampai dengan saat ini terbina dengan baik eksistensinya.
Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung di Kabupaten
Semarang pada tahun 2007 - 2008 dirinci pada tabel berikut :
Tabel E.12
Kunjungan Wisatawan Pada Objek Wisata
Wisatawan 2007 2008
Nusantara 660.152 405.408
Mancanegara 4.624 2.110
Jumlah kunjungan wisatawan 664.776 407.518
Sumber: Dipertabud Kab. Semarang
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kunjungan
wisatawan, hal tersebut dikarenakan keadaan krisis ekonomi global
yang berdampak pada sektor pariwisata daerah.
E.3.9. Perhubungan dan Transportasi
Letak geografis Kabupaten Semarang yang strategis menyebabkan
tingginya lalu lintas yang melalui jalan-jalan utama di Kabupaten
Semarang. Survey tahun 2004 menunjukkan bahwa 45% lalu lintas
di wilayah ini bersifat melintas atau tidak ada keterkaitan dengan
Kabupaten Semarang. Disisi lain pergerakan lokal juga cukup tinggi
terutama pada simpul-simpul kegiatan industri dan perdagangan
sehingga munculnya beberapa jalur rawan macet. Kemacetan dan
potensi macet terjadi di Ungaran - Bawen, Kota Ambarawa, Bawen -
E-30
Salatiga, Tengaran dan Pringapus. Jalur-jalur ini memiliki tingkat
pelayanan jalan E atau F dengan V/C ratio 0,81=1,00. (pde/w)
E.3.10. Perekonomian
Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang pada
tahun 2002 berdasarkan harga konstan 1993 adalah sebesar Rp.
1.124.598.825,- sedangkan berdasarkan harga berlaku sebesar Rp.
3.252.081.784,-. Pendapatan regional tahun 2002 berdasarkan har-
ga konstan tahun 1993 adalah Rp. 993.722.466,- dan harga berlaku
Rp. 3.353.081.784,-. PDRB perkapita tahun 2002 berdasarkan harga
konstan tahun 1993 adalah Rp. 1.339.586,- dan harga berlaku
sebesar Rp. 4.235.630,-. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun
2002 terjadi kenaikan dari sebesar 3,34% pada tahun 2001 menjadi
3,90% pada tahun 2002, sedang angka inflasi turun dari 11,49%
menjadi 10,02%.
Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di Kabupaten Se-
marang telah menunjukkan peningkatan, terlihat dari makin ber-
kembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang
pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan, pela-
yanan pendidikan telah dapat menjangkau semua wilayah di
Kabupaten Semarang, untuk jumlah tenaga pengajar SLTP dan
SLTA Negeri terjadi peningkatan dari 1.282 orang pengajar SLTP
pada tahun 2007 menjadi 1.436 orang pengajar di tahun 2008.
Sedangkan tenaga pengajar SLTA pada tahun 2007 451 orang
pengajar menjadi 498 orang pengajar di tahun 2008
Sisi lain yang sangat penting dalam pelaksanaan sektor pendidikan
adalah tingkat partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan
pendidikan di Kabupaten Semarang sebagai berikut:
1. Jenjang TK/RA/BA mencapai 80% disebabkan TK Negeri di
Kabupaten Semarang hanya 1 sekolah,
2. Jenjang SD/MI/SDLB Partisipasi masyarakat pada jenjang
pendidikan ini hanya 10% disebabkan oleh adanya bantuan
Pemerintah berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
3. Jenjang SMP/MTS mencapai 50% alasannya masyarakat berse-
dia memberikan bantuan operasional sekolah maupun sumbang-
an pengembangan institusi meskipun sudah ada Bantuan Ope-
rasional Sekolah (BOS) dari pemerintah,
4. Jenjang SMA/SMK/MA mencapai 75% alasanya tidak ada Ban-
tuan Operasional Sekolah dari Pemerintah, dan kegiatan pening-
katan mutu sekolah sebagian besar dibebankan pada sekolah.
E-31
E.4. Salatiga
E.4.1. Profil Wilayah
Salatiga adalah kota kecil di propinsi Jawa Tengah, mempunyai luas
wilayah ± 56,78 km 2, terdiri dari 4 kecamatan, 22 kelurahan, ber-
penduduk 176.795 jiwa. Terletak pada jalur regional Jawa Tengah
yang menghubungkan kota regional Jawa Tengah yang menghu-
bungkan kota Semarang dan Surakarta, mempunyai ketinggan 450-
800 meter dai permukaan laut dan berhawa sejuk serta dikelilingi
oleh keindahan alam berupa gunung (Merbabu, Telomoyo, Gajah
Mungkur). Kota Salatiga dikenal sebagai kota pendidikan, olah raga,
perdagangan, dan transit pariwisata. Kota Salatiga secara geo-
grafis terletak diantara 110° 28' 37.79" - 110° 32' 39.79" BT. Kota ini
terdiri atas 4 Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupa-
ten Semarang di sebelah selatan, timur, barat dan utara.
Gambar E.7
Peta Kota Salatiga
Sumber: http://regionalinvestment.com
Kota Salatiga terdiri dari 3 bagian :
1. Daerah Bergelombang (65%) terdiri dari Kelurahan Dukuh,
Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo
dan Kauman Kidul.
E-32
2. Daerah Miring (25%) terdiri dari Kelurahan Tegalrejo, Mengun-
sari dan Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecan-
dran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Cebongan.
3. Daerah Datar (10%) terdiri dari : Kelurahan Kalicacing, Noborejo,
Kalibening dan Blotongan.
E.4.2. Kota Pendidikan
Salatiga sebagai kota pendidikan, dikarenakan salatiga memiliki 4
perguruan tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) ,
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AMA), Sekolah Tinggi Bahasa
Asing (STIBA) dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW),
khusus untuk UKSW dijuluki sebagai "Indonesia mini" dikarenakan
mahasiswanya terdiri dari berbagai suku di Indonesia ada disana dan
beragam budaya nusantara sering menjadi kegiatan rutin tahunan
dilaksanakan oleh UKSW.
E.4.3. Bangunan Kuno
Sejak Jaman Belanda Kota Salatiga sudah digunakan sebagai
daerah peristirahatan, karena memang salatiga berhawa sejuk,
sehingga banyak bangunan kuno peninggalan belanda terdapat di
Salatiga dan sampai sekarang masih berdiri kokoh. sebagai upaya
dalam melestarikan bangunan tersebut, Pemerintah Kota Salatiga
meanfaatkan sebagai gedung perkantoran (Kantor Walikota), Rumah
Dinas CPM, dll.
E.4.4. Makanan Khas
Jika berkunjung ke Salatiga, jangan lupa untuk membawa buah
tangan berupa makanan khas, yaitu : enting-enting gepuk, abon sapi
dan masih banyak lagi. Bila sore hari sepanjang jalan jendral
sudirman jangan lewatkan pula wedang ronde khas Salatiga yang
dapat menghangatkan badan sekaligus dapat menghilangkan masuk
angin. Demikian juga bila akan ke semarang dari arah salatiga,
disepanjang jalan fatmawati (blotongan) banyak terdapat rumah
makan yang menyediakan menu khas sate kambing.
E.4.5. Transit Pariwisata
Kota Salatiga dikenal sebagai kota transit pariwisata disamping
sebagai kota pendidikan dan olah raga, karena kota Salatiga terletak
di tengah-tengah kabupaten semarang dan dikelilingi Gunung
Merbabu, Gunung Telomoyo, Pegunungan Gajah Mungkur dan
Gunung Ungaran, sehingga para wisatawan domestik diharapkan
E-33
akan singgah di Salatiga.
E.4.6. Olah Raga
Kota Salatiga dikenal juga sebagai Kota Olah Raga, hal ini dibuktikan
dengan seringnya atlet-atlet Salatiga mendominasi kejuaraan baik
tingkat nasional maupun internasional
E.4.7. Pembagian Wilayah
Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan
22 kelurahan. Kecamatan itu meliputi :
1. Kecamatan Sidorejo
2. KecamatanTingkir
3. Kecamatan Sidomukti
4. Kecamtan Argomulyo
Dari masing-masing kecamatan tersebut terdiri dari kelurahan-kelu-
rahan. Untuk Kecamatan Sidorejo terdiri dari kelurahan Blotongan,
Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, Kauman Kidul dan Kelurahan Pulutan.
Untuk Kecamatan Tingkir terdiri dari Kelurahan Kutowinangun,
Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Kelurahan
Tingkir Tengah. Kecamatan Argomulyo terdiri dari Kelurahan Nobo-
rejo, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir, Cebongan. Untuk
Kecamatan yang terakhir adalah Kecamatan Sidomukti yang terdiri
dari Kelurahan Kecandran, Dukuh, Mangunsari, Kalicacing.
Pada awalnya Kota Salatiga hanya terdiri dari satu kecamatan saja
yaitu Kecamatan Salatiga. Seiring dengan adanya pemekaran wila-
yah, kota salatiga mendapatkan beberapa tambahan daerah yang
berasal dari Kabupaten Semarang. Hingga sekarang Kota Salatiga
terdiri dari 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan.
E.4.8. Infrastruktur
1. Jalan Raya
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting
untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin
meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut
peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas
penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah
ke daerah lain.
E-34
Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Salatiga pada tahun 2007
menurut Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Salatiga mencapai
484.641,50 meter.
2. Angkutan Darat
Kendaraan bermotor dan Kereta Api merupakan angkutan darat
utama. Pada tahun 2007, jumlah kendaraan bermotor wajib uji di
Kota Salatiga mencapai 5.702 kendaraan, naik 5.30 persen dari
E-35
tahun sebelumnya.
3. Pos & Telekomunikasi
PT. Pos Indonesia keberadaannya semakin diperlukan dalam
era informasi sebagai sarana perhubungan dan komunikasi.
Kegiatan operasional instansi tersebut pada tahun 2007 antara
lain telah mengirim surat ke dalam negeri sekitar 296.317 surat
dan yang diterima sebanyak 43.474 surat. Surat yang dikirim ke
luar negeri ada sebanyak 4.898 surat dan menerima surat dan
menerima sebesar 16.517 surat dari luar negeri. Selain itu,
instansi tersebut juga melayani kegiatan wesel pos, paket pos,
tabanas serta penjualan benda pos.
E.4.9. Kependudukan
Pada Tahun 2008, Julmlah Penduduk Kota Salatiga sebesar 167.033
jiwa (sumber : Salatiga Dalam Angka 2008). Perbandingan jumlah
penduduk perempuan dengan laki-laki, jumlah penduduk perempuan
lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Hal tersebut
ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki
terhadap jumlah penduduk perempuan) sebesar 97,69.
Penduduk Kota Salatiga belum menyebar secara merata di seluruh
wilayah. Umumnya, penduduk banyak menempati daerah perkotaan.
Secara rata-rata kepadatan penduduk Kota Salatiga tercatat sebesar
2,703 jiwa setiap kilometer persegi.
E.4.10. Ekonomi
Terdapat tiga jenis industri besar yang bergerak dalam bidang
perstekstilan, ban, dan pemotongan hewan di Kota Salatiga. Begitu
pula dengan dunia kewirausahaan seperti industri kecil dan rumah
tangga, tampak dalam berbagai bentuk barang produksi. Di kota ini
industri konveksi mencapai 126 buah. Selain konveksi, industri kecil
lainnya juga ikut meramaikan ekonomi Salatiga adalah industri
makanan, dendeng, abon dan keripik paru. Berkembangnya sektor
industri ikut memacu kegairahan dunia perdagangan, letaknya di
persimpangan jalan menuju Kota Semarang, Solo, dan Yogyakarta,
makin menguntungkan sektor perdagangan Salatiga.
E-36
E.5. Purwodadi
E.5.1. Letak Geografis
Purwodadi adalah ibu kota dan sebuah kecamatan di Kabupaten
Grobogan, Provinsi Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Grobo-
gan sendiri berbatasan dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten
Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di
selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak,
Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara. Purwodadi berada di
jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat
Cepu.
Gambar E.8
Peta Kabupaten Grobogan
Sumber: http://regionalinvestment.com
Secara geografi, wilayah Purwodadi berbentuk lembah yang diapit
oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian
selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Dua pegu-
nungan tersebut terdiri dari hutan jati, mahoni dan campuran yang
memiliki fungsi sebagai resapan air hujan disamping juga sebagai
lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.
Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan per-
tanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi.
Lembah ini selain dipadati oleh penduduk juga terdapat banyak
E-37
aliran sungai, jalan raya dan jalan kereta api.
Secara administratif Kecamatan Purwodadi terdiri dari 17 Desa, 890
RT, dan 159 RW dengan ibukota berada di Kelurahan Purwodadi.
Kecamatan ini mempunyai luas 77.65 km² dengan jumlah penduduk
pada tahun 2009 sebanyak 126.668 jiwa, seperti terlihat dalam tabel
dibawah ini. Kecamatan Purwodadi sebagaimana kecamatan lain
terbentuk bersama-sama dengan terbentuknya Kabupaten Grobogan
yaitu berdasarkan UU No. 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten di lingkungan Propinsi Jawa Tengah.
Desa/kelurahan di Kelurahan Purwodadi adalah sebagai berikut :
1. Candisari
2. Cingkrong
3. Danyang
4. Genuksuran
5. Kalongan
6. Kandangan
7. Karanganyar
8. Kedungrejo
9. Kuripan
10. Nambuhan
11. Ngembak
12. Nglobar
13. Ngraji
14. Pulorejo
15. Purwodadi
16. Putat
17. Warukaranganyar
18. Kemloko
E.5.2. Kependudukan
Kecamatan ini mempunyai luas 77.65 km² dengan jumlah penduduk
tahun 2009 sebanyak 126.668 jiwa, terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel E.13
Jumlah Penduduk Purwodadi Tahun 2009
No Desa/Kelurahan
Luas
Wilayah
(Km²)
Jumlah
Penduduk
Jumlah
RT
Jumlah
RW
1 Purwodadi 3,91 25042 135 23
2 Kuripan 5,20 13034 97 23
3 Putat 4,90 4485 37 9
4 Pulorejo 3,97 3376 33 5
5 Cingkrong 6,00 6825 56 8
6 Ngembak 4,45 6459 57 7
7 Genuksuran 3,48 4233 40 6
8 Danyang 3,23 6939 54 9
9 Kalongan 3,12 7465 53 10
10 Ngraji 5,66 9301 65 8
11 Kandangan 4,83 6217 42 12
12 Nambuhan 6,69 9015 50 11
E-38
No Desa/Kelurahan
Luas
Wilayah
(Km²)
Jumlah
Penduduk
Jumlah
RT
Jumlah
RW
13 Warukaranganyar 4,46 4405 38 5
14 Kedungrejo 4,70 4585 29 7
15 Karanganyar 3,24 5453 42 7
16 Nglobar 4,42 4844 23 3
17 Candisari 5,39 4990 39 6
Jumlah 77,65 126668 890 159
Sumber: Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Prov.Jateng Tahun 2010.
E.5.3. Ekonomi
Tahun 2009, Produksi pertanian terbesar di Kecamatan ini adalah
komoditas Padi yang mencapai 54.048 ton, diantara produksi
pertanian yang lain. Produksi padi di kecamatan ini mencapai 7,61%
dari total produksi di Kabupaten Grobogan yang mencapai 710.091
ton. Produksi perikanan dari produksi perairan umum lebih tinggi
dibandingkan kolam, yang mencapai 36.849 Kg. Sementara produksi
dari kolam mencapai 21.815 Kg. Sedangkan untuk peternakan,
jumlah ternak kambing mencapai 8.514 ekor, sapi potong mencapai
13.800 ekor.
Industri yang berkembang masih didominasi industri rumah tangga
yang mencapai 909 unit, industri kecil mencapai 130 unit, industri
sedang sebanyak 10 unit. Sedangkan untuk Industri besar belum
berkembang di kecamatan ini. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel
E.14 di bawah ini.
E.5.4. Kependudukan
Penduduk Kabupaten Grobogan mengalami pertambahan sebesar
34.867 jiwa dari Tahun 2006 sebanyak 1.378.461 jiwa sampai Tahun
2010 menjadi sebesar 1.413.328 jiwa, dengan pertumbuhan rata-rata
sebesar 0,63%. Sedangkan sex ratio penduduk Kabupaten Grobo-
gan Tahun 2006 sampai dengan 2010 sebesar 98%, yang berarti
setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 98 jiwa penduduk
laki-laki. Untuk lebih jelas, data perkembangan penduduk Kabupaten
Grobogan Tahun 2005 sampai dengan pertengahan Tahun 2010,
dapat dilihat dalam tabel berikut :
PT Jakarta Konsultindo 39
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-40
Tabel E.14
Hasil Produksi di Kecamatan Purwodadi
No Sektor Jumlah
1 Pertanian
Produksi Padi (ton) 54048
Produksi Jagung (ton) 25949
Produksi Kacang Kedelai (ton) 393
Produksi Kacang Hijau (ton) 537
2 Perikanan
Produksi Perairan Umum (Kg) 36849
Produksi Kolam (Kg) 21815
3 Peternakan
Jumlah Ternak Sapi Potong 13800
Jumlah Ternak Kambing 8514
Jumlah Ternak Domba 2255
4 Industri
Jumlah Industri Besar
Jumlah Industri Sedang 10
Jumlah Industri Kecil 130
Jumlah Industri Rumah Tangga 909
Sumber : Diolah dari Grobogan Dalam Angka 2010.
Tabel E.15
Infrastruktur di Kecamatan Purwodadi
No. Sektor Jumlah
1 Pendidikan
Jumlah TK 54
Jumlah SD 74
Jumlah SLTP 11
Jumlah SLTP Terbuka 2
Jumlah SMA 7
Jumlah SMK 6
2 Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit 3
Jumlah Puskesmas 2
Jumlah Puskesmas Pembantu 4
Jumlah Posyandu 124
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-41
No. Sektor Jumlah
3 Kondisi Jalan
Baik (Km) 51439
Sedang (Km) 25991
Rusak (Km) 18675
Rusak Berat (Km) 3085
Tabel E.16
Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2005-2010
Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Grobogan.
Seperti nampak dalam Grafik di bawah, pergerakan tingkat pertum-
buhan penduduk dari Tahun 2005 sampai akhir Tahun 2010 meng-
alami fluktuasi. Namun bila dilihat dari sisi perkembangan terjadi ke-
naikan jumlah penduduk secara absolut.
Gambar E.9
Perkembangan Jumlah penduduk dan Pertumbuhan Tahun 2005-2010
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-42
E.5.5. Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Grobogan terbanyak dari Tahun 2006
sampai dengan 2010 terdapat di Kecamatan Purwodadi sebesar
131.094 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk
terendah di Kecamatan Klambu yaitu sejumlah 35.444 jiwa. Lebih
jelas sebaran jumlah penduduk menurut kecamatan dapat dilihat
dalam tabel jumlah penduduk per kecamatan berikut :
Tabel E.17
Jumlah Penduduk per kecamatan Tahun 2006-2010
Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2010.
Angka kepadatan penduduk adalah rata-rata jumlah penduduk yang
mendiami tiap satuan luas wilayah (jiwa/Km2). Kepadatan penduduk
Kabupaten Grobogan cenderung bertambah, dilihat dari data
kepadatan Tahun 2006 sebanyak 698 jiwa/km2 sampai pertengahan
Tahun 2010 mengalami perubahan menjadi sebanyak 715 jiwa/km2.
Secara spasial di Kabupaten Grobogan mulai Tahun 2006 sampai
Tahun 2010, kecamatan yang mempunyai kepadatan tertinggi
adalah Purwodadi, sedangkan yang terendah adalah Kedungjati.
Seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini. Untuk lebih jelasnya
tentang kepadatan penduduk secara spasial dapat dilihat pada Tabel
E.10 berikut.
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-43
Tabel E.18
Kepadatan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2006-2010
Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2010
Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kepadatan
penduduk di Kabupaten Grobogan termasuk dalam 2 kategori yaitu
Kepadatan tinggi dan rendah. Beberapa kecamatan yang termasuk
kategori kepadatan penduduk tinggi antara lain : kecamatan Purwo-
dadi, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, Penawangan, To-
roh, Pulokulon dan Kradenan. Sedangkan 9 Kecamatan lainnya ma-
suk dalam kategori kepadatan rendah. Penilaian kepadatan pendu-
duk pada tabel di atas menurut Kasnawi dan Mangunrai (1996: 126)
bahwa :
1. Kepadatan Tinggi : di atas kepadatan wilayah atasnya
2. Kepadatan Sedang : sama dengan kepadatan wilayah atasnya
3. Kepadatan Rendah : di bawah kepadatan wilayah atasnya
E.5.6. Jenis Pekerjaan Penduduk
Mata pencaharian penduduk Kabupaten Grobogan dari Tahun 2006
sampai dengan 2010, dominan pada jenis mata pencaharian
pertanian, diikuti perdagangan. Namun demikian dalam kurun waktu
5 tahun terakhir lapangan pekerjaan di bidang pertanian cenderung
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-44
menurun, tetapi sebaliknya pada lapangan pekerjaan perdagangan
cenderung meningkat.
Gambar E.10
Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2010
Adapun yang dimaksud penduduk usia kerja adalah penduduk yang
berusia 15 tahun ke atas. Berikut disajikan data mata pencaharian
penduduk umur 15 tahun keatas di Kabupaten Grobogan pada
Tahun 2006 - 2010, sebagaimana Tabel E.19 berikut.
Perkembangan angkatan kerja sampai akhir Tahun 2010 mencapai
sebanyak 751.475 orang, dengan penyerapan lapangan kerja atau
penempatan tenaga kerja sebanyak 718.296 orang. Adapun perkem-
bangan angkatan kerja dan penyerapannya pada Tahun 2005 sam-
pai akhir Tahun 2010 di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada
Tabel E.20 berikut.
E.5.7. Prioritas Pembangunan
Dua Strategi Pokok (Grand Strategy) dimaksud kemudian dijabarkan
menjadi strategi-strategi khusus (prioritas) pembangunan daerah
Kabupaten Grobogan sebagai berikut :
1. Grand Strategi I (Pertama), yakni: ”Penataan Kembali Manaje-
men Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan” dijabarkan
menjadi strategi-strategi khusus pembangunan sebagai berikut:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur
pemerintah, agar kinerja dapat profesional, jujur, mampu
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-45
memimpin dan memecahkan permasalahan ekonomi, sosial
dan memberikan perhatian serta pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat, sehingga tercipta pemerintahan yang
bersih dan berwibawa.
b. Meningkatkan peran serta masyarakat di dalam pemba-
ngunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penga-
wasan, untuk menjamin agar program pembangunan dilak-
sanakan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang
paling diperlukan oleh masyarakat.
Tabel E.19
Komposisi Penduduk Kabupaten Grobogan Umur 15 Tahun keatas
Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006-2010
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan
2. Grand Strategi II (kedua) ”Pembangunan daerah yang dinamis
untuk membangun Kabupaten Grobogan” dijabarkan ke dalam
strategi-strategi khusus sebagai berikut:
a. Peningkatan Pembangunan perekonomian daerah melalui
peningkatan produk unggulan, peningkatan kualitas tenaga
kerja, peningkatan daya saing, pengembangan jaring
distribusi pemasaran produk unggulan daerah.
b. Mengoptimalkan potensi wilayah dengan prioritas pertanian
tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan.
c. Peningkatan dunia usaha melalui Usaha Kecil Menengah
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-46
(UKM), Industri Kecil Menengah (IKM), Pariwisata, dengan
membuang peluang investasi untuk sektor industri
menengah dan sektor pertambangan.
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan dan
kesehatan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah
dan biaya yang terjangkau.
e. Menggali berbagai potensi sumber pendanaan, untuk
membiayai program pembangunan di Kabupaten Grobogan
terutama infrastruktur jalan, jembatan, sarana irigasi, sarana
perdagangan, pendidikan, dan kesehatan.
f. Pengembangan dan pengendalian penggunaan kawasan
pertanian, hutan produksi, perkebunan dan pertambangan.
g. Koordinasi dan kerja sama antar Kabupaten di sekitar
Kabupaten Grobogan dalam penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah ( RTRW).
h. Pengembangan wilayah perbatasan dan pembangunan
pusat desa pertumbuhan. Strategi yang ditonjolkan adalah
mengembangkan dan mengendalikan kawasan strategis.
Tabel E.20
Perkembangan Angkatan Kerja dan Penyerapan
serta Prediksi Jumlah Penganggur (Lebih dari 15 tahun ke atas)
Sumber : BPS Kabupaten Grobogan.
3. Berkaitan dengan prioritas pembangunan diatas, disusun
sasaran pokok (sasaran strategi) pembangunan Kabupaten
Grobogan adalah sebagai berikut:
a. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia aparatur
pemerintah, agar kinerja dapat profesional, jujur mampu
memimpin dan memecahkan permasalahan ekonomi, sosial
dan memberikan perhatian serta pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat, sehingga tercipta pemerintah yang
Dokumen Teknis
Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui
Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya
PT Jakarta Konsultindo E-47
bersih dan berwibawa.
b. Meningkatnya peran serta masyarakat di dalam
pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan, untuk menjamin agar program pembangunan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang
paling diperlukan oleh masyarakat.
c. Peningkatan pembangunan perekonomian daerah melalui
peningkatan produk unggulan, peningkatan kualitas tenaga
kerja, peningkatan daya saing, pengembangan jaring
distribusi pemasaran produk unggulan daerah.
d. Mengoptimalkan potensi wilayah dengan prioritas pertanian
tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan.
e. Peningkatan dunia usaha melalui Usaha Kecil Menengah
(UKM), Industri Kecil Menengah (IKM), pariwisata, dengan
membuang peluang investasi untuk sektor industri menenga
dan sektor pertambangan.
f. Meningkatnya kualitas pengelolaan pendidikan dan
kesehatan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah
dan biaya yang terjangkau.
g. Menggali berbagai potensi sumber pendanaan untuk
membiayai program pembangunan di Kabupaten Grobogan
terutama infrastruktur jalan, jembatan, sarana irigasi, sarana
perdagangan, pendidikan dan kesehatan.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Profil Wilayah Metropolitan Kedung Sapur

Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Muh Saleh
 
Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10
Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10
Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10
zahemm
 
Rumah pakaian-adat di 34 propinsi
Rumah pakaian-adat di 34 propinsiRumah pakaian-adat di 34 propinsi
Rumah pakaian-adat di 34 propinsi
Yasirecin Yasir
 
Laporan Hasil Survei
Laporan Hasil SurveiLaporan Hasil Survei
Laporan Hasil Survei
Yunita Ratih
 

Ähnlich wie Profil Wilayah Metropolitan Kedung Sapur (20)

Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar 2015
 
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil kabupaten Polewali Mandar 2015
 
BAB 1 (Autosaved).docx
BAB 1 (Autosaved).docxBAB 1 (Autosaved).docx
BAB 1 (Autosaved).docx
 
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
Profil kesehatan provinsi sulawesi barat tahun 2008
 
Laporan kkn kita gunung cilik
Laporan kkn kita gunung cilikLaporan kkn kita gunung cilik
Laporan kkn kita gunung cilik
 
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
Profil Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar 2015
 
Peluang investasi
Peluang investasi Peluang investasi
Peluang investasi
 
Laporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fixLaporan akhir kkn izza fix
Laporan akhir kkn izza fix
 
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
Laporan Akhir KKN UNUSIDA Berdaya Tahun 2020
 
contoh laporan KKN
contoh laporan KKNcontoh laporan KKN
contoh laporan KKN
 
Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10
Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10
Bab 47-bag-11-94-95 -20090130075035__10
 
Rumah pakaian-adat di 34 propinsi
Rumah pakaian-adat di 34 propinsiRumah pakaian-adat di 34 propinsi
Rumah pakaian-adat di 34 propinsi
 
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan HuluLaporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
Laporan BPAD RIAU Tahun 2012 Rokan Hulu
 
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Gelang Kecamatan Tulangan Kabupaten Sid...
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Gelang Kecamatan Tulangan Kabupaten Sid...Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Gelang Kecamatan Tulangan Kabupaten Sid...
Laporan KKN UNUSIDA Berdaya 2020 Desa Gelang Kecamatan Tulangan Kabupaten Sid...
 
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDALAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
LAPORAN AKHIR PROGRAM KKN UNUSIDA
 
Profil provinisi sulawesi utara
Profil provinisi sulawesi utaraProfil provinisi sulawesi utara
Profil provinisi sulawesi utara
 
Profil Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur - 2012
Profil Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur - 2012Profil Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur - 2012
Profil Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Provinsi Nusa Tenggara Timur - 2012
 
Laporan Hasil Survei
Laporan Hasil SurveiLaporan Hasil Survei
Laporan Hasil Survei
 
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timurKebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
Kebijakan pembangunan-infrastruktur-provinsi-jawa-timur
 
Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek
Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalekStruktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek
Struktur pengelolaan kebudayaan di trenggalek
 

Mehr von Fitri Indra Wardhono

Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Fitri Indra Wardhono
 
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
Fitri Indra Wardhono
 
Kebatinan & kejawen islam
Kebatinan & kejawen   islamKebatinan & kejawen   islam
Kebatinan & kejawen islam
Fitri Indra Wardhono
 
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyahDaftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
Fitri Indra Wardhono
 
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaMeruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Fitri Indra Wardhono
 
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasTata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Fitri Indra Wardhono
 

Mehr von Fitri Indra Wardhono (20)

Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
 
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
 
Ad dukhon 43 – 59
Ad dukhon 43 – 59Ad dukhon 43 – 59
Ad dukhon 43 – 59
 
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
 
Kumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standarKumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standar
 
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanInstrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
 
Daftar ayat ayat ruqyah
Daftar ayat ayat ruqyahDaftar ayat ayat ruqyah
Daftar ayat ayat ruqyah
 
Kebatinan & kejawen islam
Kebatinan & kejawen   islamKebatinan & kejawen   islam
Kebatinan & kejawen islam
 
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyahDaftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
 
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaMeruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
 
Sistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataanSistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataan
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
Paparan dompak
Paparan dompakPaparan dompak
Paparan dompak
 
Renstra cipta karya 2006
Renstra cipta karya 2006Renstra cipta karya 2006
Renstra cipta karya 2006
 
Kek teroritis
Kek teroritisKek teroritis
Kek teroritis
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
 
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasTata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
 

Profil Wilayah Metropolitan Kedung Sapur

  • 1. E-1 Bab E Profil Wilayah Metropolitan Kedung Sapur E.1. Kendal E.1.1. Profil Wilayah Kabupaten Kendal, dengan luas wilayah 1.002,23 Km² terbagi menjadi 19 kecamatan, Kabupaten Kendal memiliki topografi dataran tinggi, dataran rendah berikut pantainya yang memiliki garis pantai pada pantai utara jawa sepanjang ± 41 km membujur arah timur ke barat. Kabupaten Kendal terkenal dengan sebutan Kota Santri , dimana banyak terdapat Pondok Pesantren dan Tempat Pendidikan Ilmu Agama Islam khusus di Kecamatan Kaliwungu menjadikan salah satu daerah tujuan wisata khususnya wisata rokhani di Jawa Tengah. Selain itu obyek wisata andalan Curugsewu, Pantai Sendang Sikucing, Goa Kiskendo, Air Panas Gonoharjo, dan banyak obyek wisata rintisan yang mulai dikembangkan. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian Selatan yang merupakan daerah perbukitan dan pegunungan dengan ketinggian antara 10 2.579 meter di atas permukaan laut, meliputi Kecamatan Plantungan, Sukorejo, Patean, Pageruyung, Limbangan, Singorojo dan Boja. Adapun keseluruhan desa dan kelurahan yang berada di Kabupaten Kendal sebanyak 285 desa/kelurahan. Disamping potensi lautnya yang merambah eksport ke mancanegara, banyak komoditas unggulan lainnya disektor pertanian, seperti padi, palawija, buah durian, pisang. Bidang peternakan banyak dijumpai peternakan ayam ras petelur, sapi kereman. Bidang perikanan yang menjadi primadona adalah udang dan teri nasi selain rajungan, ikan panggang, maupun ikan olahan lainnya. Sektor industri dan perdagangan menjadikan prospek kedepan mengingat Kendal berdekatan dengan Semarang. Kawasan Industri berat seperti Texmaco, Kayu Lapis Indonesia, Rimba Partikel, Indogas, Tensindo, Tossa Sakti Indonesia, terdapat di Kaliwungu. Sementara industri dan UKM banyak terdapat diseluruh wilayah Kabupaten Kendal sesuai dengan karakteristik masing-masing
  • 2. E-2 wilayah distrik setempat. Gambar E.1 Peta Kedungsapur Sumber: http://regionalinvestment.com Unggulan perkebunan Kabupaten Kendal adalah Kelapa dalam, kopi, kapok, cengkeh, tembakau, dan teh. Tembakau mempunyai luas areal tebesar yaitu seluas 6.843.255 ha dengan produksi sebesar 5.605.310 ton. Sedangkan komoditas perkebunan lain seperti: aren, jahe, jambu mete, kakao, kapas, karet, lada,panili, tebu dan sebagainya. E.1.2. Geografis Kabupaten Kendal terletak pada 109°40' - 110°18' Bujur Timur dan 6°32' - 7°24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten Kendal meliputi : 1. Utara : Laut Jawa. 2. Timur : Kota Semarang. 3. Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung. 4. Barat : Kabupaten Batang.
  • 3. E-3 Jarak terjauh wilayah Kabupaten Kendal dari Barat ke Timur adalah sejauh 40 Km, sedangkan dari Utara ke Selatan adalah sejauh 36 Km. Kabupaten Kendal mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 Km² yang terbagi menjadi 20 Kecamatan dengan 265 Desa serta 20 Kelurahan. Gambar E.2 Peta Kabupaten Kendal Sumber: http://regionalinvestment.com E.1.3. Topografi Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 - 10 meter dpl, yang meliputi Kecamatan : 1. Weleri. 2. Rowosari. 3. Kangkung. 4. Cepiring. 5. Gemuh. 6. Ringinarum. 7. Pegandon. 8. Ngampel. 9. Patebon. 10. Kendal. 11. Brangsong. 12. Kaliwungu. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah
  • 4. E-4 dataran tinggi yang terdiri atas tanah pegunungan dengan ketinggian antara 10 - 2.579 meter dpl, meliputi Kecamatan : 1. Plantungan. 2. Pageruyung. 3. Sukorejo. 4. Patean. 5. Boja. 6. Limbangan. 7. Singorojo. 8. Kaliwungu Selatan. E.1.4. Kondisi Iklim dan Curah Hujan Mengingat wilayah Kabupaten Kendal yang terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, maka kondisi tersebut memengaruhi kondisi iklim wilayah Kabupaten Kendal. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang didominasi oleh daerah dataran rendah dan berdekatan dengan Laut Jawa, maka kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 27 °C. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi, kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk dengan suhu rata-rata 25 °C. E.1.5. Pembagian Administratif Kabupaten Kendal terdiri atas 20 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 265 desa dan 20 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kendal. Di samping Kendal, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Kaliwungu dan Weleri. Kaliwungu (BasisKeagamaan). Kota ini tak pernah sepi dari kehidupan keislaman. Banyak pesantren dengan santri dari berbagai kota dari berbagai wilayah negeri. Kota ini selalu khas dengan berlalulalangnya orang-orang yang berpakaian muslim, dengan sarung dan penutup kepala (peci atau kerudung) dengan Al Quran dan atau kitab-kitab tertentu ditangan. Selain itu alunan ayat-ayat suci Al Quran senantiasa menggema sepanjang hari di hampir setiap sudut kotanya. Weleri (Basis Perdagangan), kota paling barat Kabupaten ini memang tak pernah sepi dari perdagangan. Kota ini menjadi transit dan tujuan dari para pedagang dari seluruh penjuru Kabupaten bahkan Wilayah Indonesia. Dengan fasilitas transportasi (adanya 2 terminal dan 1 Stasiun KA)dan fasilitas komunikasi yang lebih lengkap dari pada kecamatan lainnya, Weleri berkembang menjadi sebuah kota yang ramai dan mudah untuk diakses. Selain itu, secara sosial, dengan adanya para pedagang dari Klaten-Solo yang membentuk suatu perkampungan khusus (Kampung Solo),perkampungan tersebut terletak di dukuh Kedonsari Kelurahan
  • 5. E-5 Penyangkringan. Dari pengaruh perubahan sosial inilah menjadikan weleri sebagai kecamatan yang perkembangan perdagangan semakin pesat dengan ditandai banyaknya pasar tradisonal, sampai saat ini terdapat 3 pasar besar yang terletak dijantung Kecamatan Weleri E.1.6. Transportasi Kendal berada di jalur pantura yang sangat ramai. Angkutan umum antarkota pada umumnya dilayani oleh bus. Kendal juga dilintasi jalur kereta api, ada tiga stasiun (Weleri, Kalibodri dan Kaliwungu) dengan stasiun terbesarnya Weleri. Kebanyakan kereta api jarak jauh tidak singgah di stasiun ini . E.1.7. Pendidikan Sektor pendidikan di Kabupaten Kendal terdiri dari berbagai macam. Dari mulai pendidikan formal, informal, dan non formal. Hampir disetiap Kecamatan terdapat sarana dan prasarana pendidikan. Terkait dengan pendidikan fomalnya, di Kabupaten ini telah memiliki ratusan TK dan Sekolah Dasar atau yang sederajat. Demikian pula dengan SMP atau yang sederajat, semua kecamatan di kabupaten ini terdapat SMP atau yang sederajat. Demikian pula dengan pendidikan menengah. Di Kabupaten kendal pada awal tahun 2008 memiliki 30 SMA yang terdiri dari 14 SMA Negeri dan 16 SMA Swasta. Berdasarkan program yang dibuka dari 30 sekolah terdapat 3 sekolah yang memiliki program lengkap IPA, IPS dan Bahasa adalah : (1) SMA 1 Kendal, (2) SMA 1 Boja, dan (3) SMA 1 Weleri. Sedangkan pendidikan menengah kejuruan (SMK) memiliki 22 SMK yang terdiri dari 5 SMK Negeri dan 13 SMK Swasta dan 2 SMK kelas jauh di Pondok pesantren. E.1.8. Kependudukan Penduduk Kabupaten Kendal adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Kabupaten Kendal selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Jumlah penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2004 sebanyak 899.211 jiwa, yang terdiri dari 443.974 (49,34%) penduduk laki-laki dan sebanyak 455.237 (50,66%) penduduk perempuan. 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponennya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur capaian suatu
  • 6. E-6 daerah dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia : lamanya hidup, pengetahuan dan standar kehidupan yang layak. Indeks ini diukur dengan angka harapan hidup, capaian pendidikan dan tingkat pendapatan per kapita yang telah disesuaikan menjadi paritas daya beli. Dengan demikian, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah suatu ringkasan dan bukan merupakan ukuran komprehensif dari pembangunan manusia. Pembangunan Manusia dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choice of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasan pilihan sekaligus sebagai taraf yang akan dicapai dari upaya tersebut (UNDP, 1990). Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kendal tahun pada 2008 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu dari 68.91 menjadi 69.40 di tahun 2008, namun demikian meski mengalami peningkatan, urutan IPM tersebut turun satu peringkat dari urutan 30 menjadi 31 se Jawa Tengah. Bukan capaian rangking yang diutamakan, namun out put dari program pembangunan itu sendiri yang diprioritaskan, sehingga sasaran dan tujuan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terjadi adalah memproduksi kualitas dengan kuantitas. Dari ketiga komponen yang membentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM), diketahui bahwa : a. Angka Harapan Hidup / Usia Harapan Hidup (eo) mengalami peningkatan, dari tahun 2007 sebesar 67,40 tahun dan tahun 2008 menjadi 67,77 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk di Kabupaten Kendal meningkat, secara rata-rata kenaikan untuk menikmati hidup bertambah sebesar 0,37 tahun. b. Salah satu komponen pembentuk indeks pendidikan yaitu Angka Melek Huruf (AMH), tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 88,93 % kondisi ini mengartikan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Kendal yang mampu membaca dan menulis huruf latin, huruf arab serta huruf lainnya belum mengalami perubahan, meskipun target dari UNDP adalah 100% penduduk suatu wilayah adalah sudah mampu baca tulis. Sementara untuk rata-rata lama sekolah (MYS) masih sama dengan tahun sebelumnya yakni 6,69 tahun atau secara rata-rata
  • 7. E-7 penduduk Kabupaten Kendal usia 15 tahun keatas masih menduduki setingkat kelas satu SMP ( kelas 7 ). Kondisi ideal rata-rata lama sekolah yang digariskan oleh UNDP adalah 15 tahun, apabila diuraikan 15 tahun tersebut antara lain 6 tahun pertama untuk pendidikan jenjang sekolah dasar, setelah lulus 3 tahun berikutnya menempati jenjang sekolah lanjutan pertama hingga tamat SLTP kemudian jenjang sekolah SLTA selama 3 tahun dan setelah tamat diharapkan mampu meneruskan sekolah lagi selama 3 tahun sampai lulus setara dengan pendidikan Diploma III. c. Secara umum daya beli penduduk Kabupaten Kendal tahun 2008 mengalami peningkatan tidak terlalu besar, bila dilihat dari sisi pengeluaran per kapita, yakni dari Rp. 627.910 menjadi Rp. 631.640. Untuk capaian daya beli masyarakat/penduduk disuatu wilayah, angka ideal setiap tahun mengalami penyesuaian riel. 2. IPM Kabupaten Kendal dibanding dengan Kabupaten/Kota Sekitarnya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Kendal pada tahun 2008 ada pada peringkat 31 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Peringkat tersebut mengalami penurunan 1 tingkat bila dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya, dari peringkat 30 pada tahun 2007 ke urutan 31 pada tahun 2008. Begitu pula bila dibandingkan dengan IPM dari wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Demak, Batang, Temanggung, Semarang dan Kota Semarang. Tabel E.1 Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Kendal dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2006 – 2008 Kabupaten Kendal dan sekitarnya Indeks Pembangunan Manusia Ranking 2006 2007* 2007** 2008 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Kab. Demak 70.3 72,26 71,05 71,56 16 16 2. Kab. Semarang 71,9 74,09 72,93 73,34 7 7 3. Kab. Temanggung 71,8 74,21 73,08 73,43 6 6 4. Kab. Kendal 68,2 70,06 68,91 69,4 30 31
  • 8. E-8 Kabupaten Kendal dan sekitarnya Indeks Pembangunan Manusia Ranking 2006 2007* 2007** 2008 2007 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 5. Kab. Batang 68,4 69,8 68,64 69,23 32 32 6. Kota. Semarang 75,9 77,24 76,11 76,54 2 2 Jawa Tengah 70,3 71,58 70,92 71,6 14 14 Sumber : Susenas tahun 2006 – 2008Ket : * angka lama** angka diperbaiki Tabel E.2 Angka Harapan Hidup di Kabupaten Kendal dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2005 – 2008 Kabupaten / Kota Angka Harapan Hidup Perubahan Eks Karesidenan 2005 2006 2007* 2007** 2008 2005-2008 (1) (2) (3) (4) (5) (60 (7) 1. Kab. Demak 69,5 70 72,48 70.31 70.69 01/01/19 2. Kab. Semarang 72,1 72,2 74,3 72.21 72.33 0.23 3. Kab. Temanggung 72 72,1 74,19 72.16 72.32 0.32 4. Kab. Kendal 66,7 67,1 69,46 67.4 67.77 01/07/10 5. Kab. Batang 69,1 69,2 72,67 69,38 69,66 0.55 6. Kota. Semarang 71,8 71,9 73,93 71.9 72.01 0.21 Jawa Tengah 68,1 68 72,1 70.9 71.1 01/03/00 Sumber : Susenas tahun 2005 – 2008 Ket : * Angka lama** angka diperbaiki Tabel E.3 Persentase Penduduk Kabupaten Kendal Menurut AMH dan MYS Tahun 2008 Provinsi / Kabupaten Tahun AMH (persen) MYS (tahun) 2007* 2008 2007* 2008 (1) (2) (3) (4) (5) 1. Kab Demak 90,82 90,82 7,00 7,00 2. Kab Semarang 93,51 93,51 7,10 7,15 3. Kab Temanggung 95,93 95,93 6,70 6,70 4. Kab Kendal 88,93 88,93 6,69 6,69 5. Kab Batang 87,01 87,62 5,97 6,02 Jawa Tengah 88,62 89,24 6,8 6,86 Sumber:Susenas tahun 2007 – 2008 Ket: * Termasuk kabupaten / kota pemekaran
  • 9. E-9 Tabel E.4 Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita di Kabupaten Kendal dan Sekitarnya Tahun 2007 – 2008 Kabupaten / Kota Tahun 2008 (Rp.)2007 (Rp.) (1) (2) (3) 1. Kab Demak 626280 630130 2. Kab Semarang 626280 632180 3. Kab. Temanggung 627370 630820 4. Kab. Kendal 627910 631640 5. Kab. Batang 627910 626020 6. Kota. Semarang 638780 643550 Jawa Tengah 628530 633590 Sumber : Susenas Tahun 2007, 2008 E.1.9. Perhubungan dan Transportasi Sektor transportasi dan perhubungan merupakan sektor pendukung yang sangat mutlak keberadaannya sekarang ini. Sebagai media pemindah suatu barang maupun kegiatan dari suatu tempat ke tempat lain. Tanpa dukungan sektor perhubungan dan transportasi aktivitas apapun sulit berkembang dan akan mengalami stagnasi. Wilayah yang tidak terjangkau oleh perhubungan dengan baik seringkali mengalami isolasi karena lokasinya yang menjadi terpencil. Kabupaten Kendal sebagian besar wilayahnya merupakan daratan sehingga sistem transportasi dan perhubungan darat menjadi sarana/alat interaksi sebagian penduduk yang sangat penting. Transportasi darat di Kabupaten Kendal dilayani oleh 3 unit terminal, masing-masing satu buah Kelas B berlokasi di Kecamatan Weleri dan tiga buah Kelas C berada di Kecamatan Sukorejo dan Boja.
  • 10. E-10 E.1.10. Pos dan Telekomunikasi Pelayanan dibidang jasa pos di Kabupaten Kendal dilayani oleh 19 Kantor Pos, yang terdiri dari satu Kantor Pos Induk yang berlokasi di Kecamatan Kota Kendal dan 18 Kantor Pos Pembantu di setiap kecamatan. Jaringan telepon di Kabupaten Kendal secara umum sudah terpasang dan dapat dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Kendal maupun wilayah sekitarnya. Pelayanan telepon pada wilayah Kabupaten Kendal dilayani oleh beberapa kantor cabang telekomunikasi, yaitu di Kecamatan Sukorejo, Boja, Weleri dan Kendal. Dengan keempat kantor cabang tersebut, PT Telkom telah mampu meningkatkan pelayanannya terhadap kebutuhan masyarakat di bidang telekomunikasi. Sampai dengan pertengahan tahun 2009 sudah tercatat sebanyak 13.000 pelanggan dengan kapasitas terpasang sebanyak 15.300 SST. Jumlah wartel meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006 dari 675 menjadi 915 unit. Namun jumlahnya kemudian berkurang hingga menjadi 474 unit pada tahun 2009. Dilain pihak pelayanan telepon dengan sistem koin maupun kartu semakin menurun, bahkan pada tahun 2007 sudah tidak ada telepon koin, sementara telepon kartu tinggal 15 unit pada tahun 2009 karena masyarakat lebih suka menggunakan telepon seluler. Penyediaan jaringan internet (ISP) yang dilaksanakan oleh PT Telkom Kabupaten Kendal sampai dengan tahun 2008 sebanyak 121 buah, kondisi tersebut berbeda jauh dengan tahun 2007 yang hanya 35 buah, angka tersebut meningkat sangat tajam lebih dari 200%. Hal yang demikian tersebut menunjukkan adanya peningkatan akses penggunaan fasilitas internet, yang dapat berarti kemajuan pemanfaatan teknologi informasi di Kabupaten Kendal pada khususnya sangat menggembirakan. E.1.11. Perumahan dan Pemukiman Masyarakat Kabupaten Kendal masih membutuhkan rumah cukup banyak. Kebutuhan akan rumah dari tahun ke tahun semakin meningkat dari 1.628 unit pada tahun 2005 menjadi 1.667 unit pada tahun 2009 . Kebutuhan rumah tersebut dipenuhi baik melalui perumnas dan KPR/BTN maupun dengan perorangan. Penyediaan rumah meningkat paling banyak yang melalui perumnas, yaitu dari 407 unit di tahun 2005 menjadi 1.338 di tahun 2009. Sedangkan penyediaan
  • 11. E-11 perorangan justru mengalami penurunan dari 506 unit tahun 2005 menjadi 35 unit di tahun 2008. Status kepemilikan rumah dibagi menjadi dua yaitu rumah milik sendiri dan rumah sewa. Dari tahun 2005 hingga tahun 2009, status kepemilikan rumah sewa meningkat tajam hingga dua kali lipat dari 115 unit menjadi 250 unit. Status berupa rumah milik sendiri juga meningkat dari 180.896 unit menjadi 186.209 unit. selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel E.5 Status Kepemilikan Rumah di Kabupaten Kendal Perumahan Kabupaten Kendal Tahun 2005 – 2009 Perumahan Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 Status Kepemilikan Rumah Rumah Milik Sendiri Unit 180896 181959 183042 184114 186209 Rumah Sewa Unit 115 117 209 228 250 Penyediaan Rumah Perumnas Unit 407 538 1100 1210 1338 KPR/BTN Unit 154 390 400 490 364 Real Estate Unit 561 Perorangan Unit 506 57 35 Kebutuhan Rumah Unit 1628 1638 1647 1667 1667 E.1.12. Perekonomian Berdasarkan perhitungan BPS Kabupaten Kendal Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)atas dasar harga berlaku Kabupaten Kendal tahun 2009 mencapai 8.716.113,65 Juta rupiah dan atas dasar harga konstan sebesar 4.806.891,86 juta rupiah. Selama 5 (lima) tahun terakhir baik PDRB menurut harga berlaku maupun harga konstant mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel E.6. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal pada tahun 2008 secara agregat cukup dinamis yaitu diatas 3 persen. Selama periode 2004 sampai 2008, perekonomian Kabupaten Kendal menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun yaitu tumbuh berkisar antara 2 - 4 persen.
  • 12. E-12 Tabel E.6 PDRB Kabupaten Kendal Tahun 2004 – 2008 Tahun Pdrb Atas Dasar Harga Berlaku Pdrb Atas Dasar Harga Konstan 2000 Juta Rp Pertumbuhan (%) Juta Rp Pertumbuhan (%) 2004 5.505,722,10 5,54 4.167,626,20 2,61 2005 6.062,457,28 9,62 4.277,605,54 2,64 2006 6.914,938,92 14,21 4.434,408,16 3,67 2007 7.705,181,53 10,64 4.625,437,33 4,31 2008 8.716,113,65 14.74 4.806,891,86 3,92 Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2009. Tabel E.7 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2004 – 2008 Tahun Pertumbuhan Ekonomi (persen/tahun) 2003 - 2004 2.61 2005 2.64 2006 3.67 2007 4.31 2008 3.92 E.1.13. Struktur Ekonomi Kabupaten Kendal Dalam kurun 5 tahun terakhir, sektor industri pengolahan masih merupakan sektor yang menjadi andalan terbesar di Kabupaten Kendal. hal ini ditandai dengan sumbangannya terhadap total PDRB Kabupaten Kendal yaitu berkisar di atas 34 persen, paling tinggi dibanding dengan sektor lain. Selanjutnya yang memberikan kontribusi terbesar berasal dari lapangan usaha industri pengolahan yang rata-rata pertahun menyumbang 35,26%, sedangkan penyumbang terkecil berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yang rata-rata mencapai 1,37%. Hal ini disebabkan karena sektor pertambangan belum tergarap secara optimal. Lapangan usaha yang setiap tahun mengalami kenaikan adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi rata-rata 2,89%, hal ini menggambarkan adanya suatu asumsi
  • 13. E-13 bahwa lapangan usaha pada sektor tersebut diKabupaten Kendal semakin meningkat walaupun dalam skala yang relatif masih kecil. Secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-masing sektor masih dalam posisi yang sama. Gambar E.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2004 – 2008 Tabel E.8 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2005 – 2008 Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007*) 2008**) Pertanian 4.85 0.02 5.08 -0.88 2,63 Pertambangan & Penggalian 1.74 3.98 9.63 13.47 17.94 Industri Pengolahan 1.71 4.59 2.32 6.45 3.04 Listrik, Gas & Air Minum -11.37 1.29 6.33 16.77 3.20 Bangunan -4.65 -5.54 9.42 2.71 2.11 Perdagangan, Hotel & Restoran 2.43 3.70 2.87 4.80 2.12 Pengangkutan Dan Komunikasi 1.50 3.06 4.74 11.04 8.67
  • 14. E-14 Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007*) 2008**) Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 7.77 5.90 4.86 5.06 7.94 Jasa-Jasa 4.77 0.63 4.28 3.91 10.25 Produk Domestik Regional Bruto (Pdrb) 2.61 2.64 3.67 4.31 3.93 Gambar E.4 Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Kendal Tahun 2008 Tabel E.9 PDRB Kabupaten Kendal Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 Pertanian 23.92 23.41 24.90 24.77 24.23 Pertambangan & Penggalian 1.00 1.05 1.11 1.20 1.37 Industri Pengolahan 37.52 37.59 35.56 35.58 35.26 Listrik, Gas & Air Minum 1.38 1.48 1.55 1.71 1.69 Bangunan 3.83 3.72 3.92 3.70 3.64 Perdagangan, Hotel & Restoran 17.68 17.69 17.23 17.35 17.20
  • 15. E-15 Lapangan Usaha 2004 2005 2006 2007 2008 Pengangkutan Dan Komunikasi 2.72 2.88 3.26 3.29 3.39 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 2.70 2.77 2.81 2.84 2.89 Jasa-Jasa 9.25 9.41 9.67 9.56 10.32 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS Kabupaten Kendal 2009 E.1.14. Budaya Dan Adat Kabupaten Kendal kaya dengan kegiatan budya baik yang bersifat tradisional maupun agamis seperti Syawalan Kaliwungu (event ini sudah terkenal hampir diseluruh Pulau Jawa), Sedekah Laut Tanggul Malang, Pesta Laut Tawang dan Pantai Bandengan. Disamping itu terdapat beberapa makam dari tokoh-tokoh adat maupaun penyebar Agama Islam diantaranya adalah Makam Pangeran Djuminah, Kyai Asyari, Sunan Katong, Paku Wojo yang terletak di Kecamatan Kaliwungu, Makam Pangeran Benowo di Kecamatan Pegandon dan Makam Kyai Seapu di Kecamatan Boja. Di cepiring juga ada pasar cepiring dan berbagai macam padagang di antara toko sepeda BMS yang dari dulu sudah ada di sana. E.1.15. Pariwisata Salah satu obyek wisata terkenal di Kabupaten Kendal adalah Curug Sewu, yakni air terjun tiga tingkat setinggi 80 meter, terletak di Kecamatan Patean (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung). Beberapa obyek pariwisata lain di Kabupaten Kendal: 1. Pemandian air panas Gonoharjo Nglimut di lereng Gunung Ungaran 2. Pantai Jomblom di Kecamatan Cepiring 3. Pantai Sendang Sekucing di Kecamatan Rowosari. 4. Agrowisata kebun teh Medini di Kecamatan Limbangan, dimana tampak pemandangan Kota Semarang dari atas di Gunung Ungaran yang berketinggian 2.100 meter 5. Goa Kiskendo di Kecamatan Singorojo; goa ini mempunyai legenda tentang kera putih Anoman 6. Kolam Renang Boja di Kecamatan Boja. Di tempat ini ada tersedia dua kolam yaitu kolam olympic dan kolam untuk anak
  • 16. E-16 anak. Wisata ini .berada di pusat Kecamatan Boja. 7. Agrowisata Sekatul. Terletak di Kecamatan Limbangan, sekitar 30 km ke arah selatan dari Kendal. Terdapat perkebunan buah stroberi dan buah-buahan lainnya, pemancingan, serta taman bermain untuk anak anak. 8. Srendeng Agrowisata. Terletak di Desa Curugsewu, Kecamatan Patean, merupakan wisata Agro berbasis pendidikan terdiri dari Wisata Kebun, Peternakan, Pertanian, Outbound, Mebel dan village tour. Kabupaten Kendal juga memiliki potensi pariwisata yang belum banyak digarap. Namun kalau dilihat dari kedekatan wilayah Kabupaten Kendal dengan Semarang serta dilewati jalur lini 1, potensi ini layak untuk dikembangkan antara lain : 1. Pendukung obyek wisata curug sewu Patean, misalnya: penginapan, hotel, lapangan tenis, gedung pertemuan, kebun satwa dan gardu pandang. 2. Pengembangan pantai Sendang Sikucing Rowosari. 3. Pengembangan pemandian Air Hangat Gonoharjo Limbangan. 4. Pengembangan obyek wisata Goa Kiskendo Singorojo. 5. Rencana Pemanfaatan kawasan di desa Pakis dan Gondang Kecamatan Limbangan untuk Taman Safari Belantara Indonesia, dimana telah dilaksanakan study kelayakan oleh Pemda Kabupaten Kendal bekerjasama dengan pihak ketiga. Sementara masih menunggu investor pelaksana. 6. Pengembangan usaha ecotourism di kawasan kebun teh Medini di Desa Ngesrep Balong Kecamatan Limbangan sekaligus pembenahan Goa Jepang (Cave), dan Candi Promasan sebagai maskot wisatanya. 7. Rencana pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Curug Terong dan Pangleburgongso di Sukorejo dan Limbangan, Semawur Plantungan. 8. Wisata Outbond dan Kulineri Sekatul di Margosari Limbangan. 9. Rencana pengembangan Obyek Wisata rintisan oleh investor lokal, yakni Pantai Muara Kencan di Desa Pidodo Kulon Kecamatan Patebon. 10. Rencana pengembangan Obyek Wisata Taman Rekreasi Citra
  • 17. E-17 Asri di Kecamatan Limbangan. 11. Wisata Religi berupa obyek wisata untuk kebutuhan rohani peziarahan di tempat petilasan (makam) para Aulia/ Wali Allah di Kec. Kaliwungu, dan Gua Bunda Maria Ratu di Sidomukti Weleri, selain itu Tradisi Nyadran dan Sedekah Laut pada waktu 1 Muharram (Tahun Baru Islam) di Tanggul Malang Patebon maupun Rowosari.
  • 18. E-18 E.2. Demak E.2.1. Geografi Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang- Surabaya-Banyuwangi. Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,77 km², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km². Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (liat) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah Kabupaten Demak terletak mulai dari 0 M sampai dengan 100 M. Gambar E.5 Peta Kabupaten Demak Sumber: http://regionalinvestment.com Beberapa sungai yang mengalir di Demak antara lain: Kali Tuntang,
  • 19. E-19 Kali Buyaran, dan yang terbesar adalah Kali Serang yang membatasi Kabupaten Demak dengan Kabupaten Kudus dan Jepara. Kabupaten Demak mempunyai pantai sepanjang 34,1 Km, terbentang di 13 desa yaitu desa Sriwulan, Bedono, Timbulsloko dan Surodadi (Kecamatan Sayung), kemudian Desa Tambakbulusan Kecamatan Karangtengah, Desa Morodemak, Purworejo dan Desa Betahwalang (Kecamatan Bonang) selanjutnya Desa Wedung, Berahankulon, Berahanwetan, Wedung dan Babalan (Kecamatan Wedung). Sepanjang pantai Demak ditumbuhi vegetasi mangrove seluas sekitar 476 Ha. E.2.2. Pertanian Jambu Air Merah Delima merupakan buah khas yang tumbuh tersebar di Kecamatan Wonosalam, Mijen, Guntur, Wedung dan Demak Kota. Kekhasan dari jambu air ini adalah rasa manis dan buahnya tebal E.2.3. Pembagian Administratif Kabupaten Demak terdiri atas 14 kecamatan yaitu kecamatan Demak, Wonosalam, Karang Tengah, Bonang, Wedung, Mijen, Karang Anyar, Gajah, Dempet, Guntur, Sayung, Mranggen, Karang Awen dan Kebon Agung, yang dibagi lagi atas sejumlah 249 desa dan kelurahan terdiri dari 243 desa dan 6 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Demak. E.2.4. Sosial Menurut data dari Dinas Kesejahteraan Sosial tahun 2008, jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial sebanyak 107.088 orang. Adapun jumlah Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial terdiri dari 247 Karang Taruna, 1.232 orang Pekerja Sosial Masyarakat dan 51 Organisasi Sosial berupa 46 Panti Sosial Asuhan Anak, 1 Panti Sosial Tresna Wredha, 2 Panti Sosial Psikotik, 1 Panti Sosial Bina Rungu Wicara dan 1 Panti Sosial Pamardi Putra. Dilihat dari banyaknya pemeluk agama, penduduk Kabupaten Demak mayoritas beragama Islam yaitu mencapai 98,82 persen dari total penduduk, sisanya terbagi penduduk beragama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. E.2.5. Ekonomi Pertanian masih menjadi andalan perekonomian daerah ini dengan hasil utama berupa bahan tanaman pangan yaitu padi. Demak
  • 20. E-20 sendiri merupakan penghasil beras keempat terbesar di Jateng yang kemudian disalurkan ke berbagai daerah lain. Komoditi lain yang dihasilkan wilayah ini adalah kacang hijau dan bawang merah. Kabupaten demak termasuk daerah rawan banjir, kondisi geografis kabupaten menjadi muara banyak sungai, kondisi ini mangancam areal persawahan. Pabrik-pabrik besar disepanjang jalan Semarang- Demak di Kecamatan Sayung memproduksi mebel, moulding, rantai baja, serta pakaian jadi dikirimkan ke Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Australia, Korea, Kuawit, dan negara-negara di Eropa. Disamping komoditas pertanian tanaman pangan dan industri kecil, Demak yang terkenal dengan obyek wisata Masjid agung Demak dan makam Sunan Kalijaga, berharap potensi ekonominya tergali lewat laut. E.2.6. Infrastruktur Pada tahun 2008 terdapat 1 unit Rumah Sakit Umum Pemerintah, 2 unit Rumah Sakit Swasta, 35 unit Balai Pengobatan dan 15 unit Balai Persalinan. Di samping itu sarana kesehatan lain yang mendukung adalah tersedianya Puskesmas yang tersebar di semua kecamatan sejumlah 26 (duapuluh enam) unit. Fasilitas kesehatan lainnya adalah apotik dan toko obat. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan pada tahun 2008 diketahui ada 571 (lima ratus tujuhpuluh satu) Sekolah Dasar (SD), 63 (enampuluh tiga) SMP, 45 (empat puluh lima) SMA dan SMK baik negeri maupun swasta serta 1 (satu) Perguruan Tinggi. Di bidang Pendidikan Keagamaan, jumlah Madrasah Negeri maupun Swasta untuk tingkat MI (Madrasah Ibtidaiyah) berjumlah 108 lembaga, tingkat MTs (Madrasah Tsanawiyah) berjumlah 106 lembaga dan tingkat MA (Madrasah Aliyah) berjumlah 47 lembaga. Banyaknya tempat peribadatan di Kabupaten Demak tahun 2008 mencapai 4.493 buah, berupa masjid/ musholla sebanyak 4.463 buah, gereja sebanyak 26 buah, maupun kelenteng sebanyak 1 buah. Di Kabupaten Demak, pemerintah menunjuk perum perumnas untuk pembangunan rumah sederhana dan menetapkan BTN sebagai lembaga penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Selain itu peran swasta untuk membangun perumahan sederhana juga ditingkatkan. Pada umumnya kebutuhan rumah di kabupaten ini sebagian besar dimiliki oleh masyarakat sendiri. Sedangkan penyediaan perumahan
  • 21. E-21 melalui perumnas sampai dengan tahun 2008 semester II hanya mampu menyediakan rumah 152.087 unit, KPR / BTN 3.500 unit dan real estate 86 unit. Sumber data dari Dinas Kimpraswil Kabupaten Demak ukuran panjang pada tahun 2008 tidak mengalami perubahan, yaitu dengan status Jalan Nasional sepanjang 38,210 km, Jalan Propinsi 54 km dan Jalan Kabupaten 426,510 km. Sedangkan panjang dan jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Demak sampai dengan tahun 2008 jumlah jembatan sebanyak 186 buah dengan panjang 2,54 km. Di Kabupaten Demak dari data Dinas Kimpraswil untuk pengairan teknis meliputi jaringan primer sepanjang 66,266 m, sekunder sepanjang 513,235 m, dan tersier sepanjang 41,2 m. Sedangkan untuk pengairan non-teknis sepanjang 51,64 m. Sementara itu transportasi darat yang ada di Kabupaten Demak terdiri dari 1 (satu) unit terminal Kelas B dan Kelas C sebanyak 2 (dua) unit.
  • 22. E-22 E.3. Ungaran E.3.1. Profil Wilayah Kota Ungaran merupakan Ibukota Kabupaten Semarang. Adapun batas-batas wilayah administrasinya adalah : 1. Sebelah Utara : Kec. Gunungpati 2. Sebelah Selatan : Kec. Klepu 3. Sebelah Timur : Kec. Kedungjati 4. Sebelah Barat : Kec. Limbangan dan Kec. Boja Gambar E.6 Peta Kabupaten Semarang Sumber: http://regionalinvestment.com E.3.2. Penduduk Berdasarkan data sekunder dikatahui bahwa jumlah penduduk Kota Ungaran pada tahun 2003 adalah sebesar 112.251 jiwa. Kota ini terletak tepat di sebelah selatan Kota Semarang. Wilayah perkotaan Ungaran meliputi kecamatan Ungaran Barat dan Ungaran Timur. Sebagian wilayah Kota, merupakan daerah padat penduduk yaitu disekitar sepanjang jalan utama (protokol) Jln Jend. Gatot Subroto dan jalan "asmara" (Jl. Ahmad Yani) yaitu tempat rumah dinas Bupati
  • 23. E-23 Semarang dan masjid Kabupaten berada. Kota Ungaran memiliki peninggalan berupa gedung-gedung, misalnya Gedung Kuning dan Benteng Diponegoro. Kota ini juga merupakan sentra industri skala besar dan menengah. E.3.3. Geografi Luas wilayah Kabupaten Semarang 95.020.674 Ha atau 2,92% dari luas Propinsi Jawa Tengah. terdiri dari 24.822,50 Ha tanah sawah (26,12%), tanah kering 70.198.125,50 Ha (73,88%). Secara geografis terletak pada 110 0 14' 54,75" sampai dengan 110 0 39' 3" Bujur Timur dan 7 0 30' Lintang Selatan. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Sebelah timur ber- batasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Boyolali. Se- belah selatan berbatasan dengan Kabupaten boyolali dan Kabupaten Magelang. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kendal. Ketinggian wilayah Kabupaten Semarang diantara 318 m - 1.450 m diatas permukaan laut. Daerah dengan ketinggian terendah terletak di Kecamatan Ungaran 318 m dan tertinggi terletak di Kecamatan Getasan 1.450 m, dengan suhu udara berkisar antara 23 - 26 derajat Celcius dan kelembaban udara berkisar 80 - 81%. Tinggi tempat rata-rata 607 m dari permukaan laut, rata-rata curah hujan 1.979 mm dan banyaknya hari hujan adalah 104. Kondisi ini terutama dipenga- ruhi oleh letak geografis Kab.Semarang yang dikelilingi oleh pegu- nungan dan sungai diantaranya : 1. Gunung Ungaran, letaknya meliputi wilayah Kecamatan Unga- ran, Bawen, Ambarawa dan Sumowono. 2. Gunung Telomoyo, letaknya meliputi wilayah Kecamatan Banyu- biru, Getasan. 3. Gunung Merbabu, letaknya meliputi wilayah Kecamatan Getasan dan Tengaran. 4. Pegunungan Sewakul terletak di wilayah Kec.Ungaran. 5. Pegunungan Kalong terletak di wilayah Kec.Ungaran. 6. Pegunungan Pasokan, Kredo, Tengis terletak di Wilayah Kec.Pabelan. 7. Pegunungan Ngebleng dan Gunung Tumpeng terletak di wilayah Kec.Suruh. 8. Pegunungan Rong terletak di wilayah Kec.Tuntang. 9. Pegunungan Sodong terletak di wilayah Kec.Tengaran.
  • 24. E-24 10. Pegunungan Pungkruk terletak di Kec.Bringin. 11. Pegunungan Mergi terletak di wilayah Kec.Bergas. 12. Perairan darat berupa sungai/kali dan danau/rawa di Kab. Semarang diantaranya : 13. Kali Garang, yang melalui sebagian wilayah Kec.Ungaran dan Bergas. 14. Rawa Pening meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Jambu, Banyubiru, Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Getasan. 15. Kali Tuntang, yang melalui sebagian dari wilayah Kecamatan Bringin, Tuntang, Pringapus dan Bawen. 16. Kali Senjoyo, melalui sebagian wilayah Kecamatan Tuntang, Pabelan, Bringin, Tengaran dan Getasan E.3.4. Sumber Daya Alam Secara umum Kabupaten Semarang mempunyai sumber daya alam yang sangat mendukung untuk pengembangan industri, pertanian dan pariwisata. Potensi sumber bahan galian golongan C yang dapat dimanfaatkan antara lain : andesit sebesar 64,48 juta ton dengan luas 174,48 Ha dan batu Basalt sebesar 3,12 juta ton dengan luas 62,25 Ha yang tersebar di Kecamatan Ungaran, Pringapus, Bergas, Bawen, Tuntang dan Bringin. Tanah liat sebesar 82,82 juta ton de- ngan luas 166,95 Ha tersebar di kecamatan Ungaran, Pringapus, Bergas, Ambarawa, Bawen, Suruh, Susukan dan Bringin. Trass sebesar 43,57 juta ton seluas 224,5 Ha, tersebar di kecamatan Ungaran dan Bringin. Zeolite sebesar 15,79 juta ton, seluas 40,5 Ha di kecamatan Jambu. Bentonit sebesar 84,3 juta ton, seluas 843 Ha di kecamatan Susukan dan Bringin, serta pasir batu sebesar 9,22 juta ton dengan luas 68,08 Ha di kecamatan Ungaran, Bergas, Ambarawa dan Banyubiru. Sedangkan bahan galian golongan B terutama berupa gambut terdapat di rawapening dengan potensi sebesar 10 juta ton. Rawa- pening dengan luas kurang lebih 2.700 Ha, selain mengandung potensi bahan galian golongan B, dimanfaatkan sebagai sumber air untuk pengairan, pembangkit tenaga listrik, perikanan dan pertanian di lahan pasang surut rawa. Disamping itu memiliki pemandangan alam yang cukup indah, sehingga sangat potensial untuk pengem- bangan obyek wisata.
  • 25. E-25 E.3.5. Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Semarang pada akhir tahun 2002 mencapai 841.137 jiwa, terdiri dari 416.693 jiwa laki-laki dan 424.444 jiwa perempuan, dengan kepadatan rata-rata 885,21 jiwa/km². Kepa- datan terendah terdapat di Kecamatan Bancak dengan kepadatan rata-rata 485,15 jiwa/km², sedangkan kepadatan tertinggi terdapat di kecamatan Ungaran dengan kepadatan rata-rata 1.557,12 jiwa/km². Jumlah penduduk usia produktif sebesar 540.675 jiwa dan usia tidak produktif sebanyak 300.462 jiwa. Hingga tahun 2008, berdasar data yang tercatat pada Kantor Catatan Sipil dan Kependudukan, jumlah penduduk Kabupaten Semarang mencapai 978.253 jiwa, terdiri dari 490.616 (50,15%) jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 487.637 (49,91%) jiwa berjenis kelamin wanita. Tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebesar 1029 jiwa/km² dengan distribusi penduduk sebagai berikut : 1. Kecamatan Getasan = 47.033 jiwa. 2. Kecamatan Tengaran = 62.202 jiwa. 3. Kecamatan Susukan = 51.253 jiwa. 4. Kecamatan Suruh = 65.680 jiwa. 5. Kecamatan Pabelan = 45.299 jiwa. 6. Kecamatan Tuntang = 64.270 jiwa. 7. Kecamatan Banyubiru = 45.223 jiwa. 8. Kecamatan Jambu = 40.436 jiwa. 9. Kecamatan Sumowono = 30.905 jiwa. 10. Kecamatan Ambarawa = 58.709 jiwa. 11. Kecamatan Bawen = 53.737 jiwa. 12. Kecamatan Bringin = 48.077 jiwa. 13. Kecamatan Bergas = 55.014 jiwa. 14. Kecamatan Pringapus = 49.951 jiwa. 15. Kecamatan Bancak = 24.477 jiwa. 16. Kecamatan Kaliwungu = 32.523 jiwa. 17. Kecamatan Ungaran Barat = 87.909 jiwa. 18. Kecamatan Ungaran Timur = 66.451 jiwa. 19. Kecamatan Bandungan = 49.188 jiwa. 20. WNA = 6 jiwa E.3.6. Perekonomian 1. Produk Domestik Regional Bruto Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang pa- da tahun 2002 berdasarkan harga konstan 1993 adalah sebesar
  • 26. E-26 Rp. 1.124.598.825,- sedangkan berdasarkan harga berlaku se- besar Rp. 3.252.081.784,-. Pendapatan regional tahun 2002 ber- dasarkan harga konstan tahun 1993 adalah Rp. 993.722.466,- dan harga berlaku Rp. 3.353.081.784,-. PDRB perkapita tahun 2002 berdasarkan harga konstan tahun 1993 adalah Rp. 1.339.586,- dan harga berlaku sebesar Rp. 4.235.630,-. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 terjadi kenaikan dari sebesar 3,34% pada tahun 2001 menjadi 3,90% pada tahun 2002, sedang angka inflasi turun dari 11,49% menjadi10,02%. Sebagian besar penduduk Kabupaten Semarang bekerja di sektor pertanian (48,28%), namun demikian proporsi sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB masih relatif kecil, hanya 20,59%. Sebaliknya sektor industri yang hanya menyerap tenaga kerja 13,20% mempunyai sumbangan dalam proporsi terbesar sebesar 40,70%.Sektor lain yang berperan cukup baik terhadap sumbangan PDRB adalah sektor perdagangan, Rumah makan dan jasa akomodasi sebesar 17,60% dan jasa-jasa lain 11,36%. Sistem tata niaga yang efisien dan efektif dapat mendorong kelancaran arus barang dan jasa di pasar dengan harga yang layak bagi produsen dan terjangkau oleh daya beli konsumen. Kelancaran arus barang dan jasa serta meluasnya pasar untuk produk dalam negri akan memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan lajunya pertumbuhan ekonomi daerah, sarana perdagangan yang tumbuh di wilayah Kabupaten Semarang selain pasar tradisional dan swalayan, dikembangkan juga pasar kulakan sayur / terminal kulakan sayur di desa Jimbaran Keca- matan Bawen dan Jetis Kecamatan Ambarawa. Terminal kula- kan sayur ini diadakan untuk menampung hasil produksi sayur mayur yang melimpah di Kabupaten Semarang. Adanya pasar kulakan sayuran ini pedagang-pedagang besar bertransaksi langsung dengan petani dengan harga murah. Potensi sayuran di Kabupaten Semarang disamping untuk memenuhi kebutuhan pulau jawa juga di luar pulau jawa. Keberadaan Eksportir produsen sebanyak 56 perusahaan dengan komoditas unggulan tekstil, mebel, kayu olahan, sepatu, karung plastik, pakaian jadi, sarung tangan kulit, mempunyai kontribusi Neraca Pembayaran Luar Negri pertumbuhan ekonomi yang cukup besar (Produk Nasional Bruto). Nilai ekspor tahun
  • 27. E-27 2002 di Kabupaten Semarang adalah US$ 520.300.224 dengan negara tujuan Amerika, Eropa, Jepang, Korea dll. 2. Hasil Produksi Kabupaten Semarang a. Pertanian dan Perkebunan 1) Sayur mayur (kubis, kentang, lombok, tomat, wortel, daun bawang, seledri dan petai) 2) Tanaman hias dan bunga potong (Gladiol, Krisan, Aster dan bunga Sedap Malam) 3) Buah-buahan (Durian, Rambutan, Kelengkeng, Pisang) 4) Empon-empon (Jahe, Temulawak, Kunir, Kapulaga, Kencur) 5) Kayu Albasia 6) Kopi dan Kakao b. Perikanan dan Peternakan Ikan Nila, Gurami, Sapi dan susu sapi, Ayam Potong dan telur ayam ras. c. Industri Kayu olahan, Tekstil, Garmen, Meubel, Pecah belah, Plastil, Minuman Ringan, Makanan ringan, Kerajinan tangan, Kera- mik. 3. Prasarana Pendukung Pemasaran Hasil Produksi a. Pasar 1) Pasar Swalayan 6 buah 2) Pasar Tradisional 57 buah 3) Pasar bunga 1 buah 4) Pasar hewan 2 buah 5) Pasar sayur sebanyak 2 buah 6) Toko dan kios sebanyak + 5000 buah b. Terminal Bus dan SPBU 1) Terminal bus sebanyak 3 buah3. Hotel sebanyak 141 buah 4. Grosir sebanyak 9 buah 2) Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum sebanyak 12 buah.
  • 28. E-28 Tabel E.10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di wilayah Kabupaten Semarang E.3.7. Infrastruktur Pada bidang Pekerjaan Umum, yang menjadi tolok ukur utama adalah kondisi infrastruktur jalan. Kewenangan dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan, meliputi jalan kabupaten, perkotaan, dan jalan tertentu yang karena fungsinya memiliki peran strategis. Kondisi jalan di wilayah Kabupaten Semarang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel E.11 Panjang Jalan Dalam Kondisi Baik No. Status Panjang (km) 1 Jalan Kabupaten 749.3 2 Jalan Provinsi 82.51 3 Jalan Nasional 47.554 Sumber : Dinas PU Kab. Semarang Distribusi ruas jalan antar wilayah di Kabupaten Semarang untuk Jalan Kabupaten relatif merata. Ruas jalan terbanyak terdapat di wilayah kecamatan Susukan sebanyak 12 ruas dan terkecil terdapat di kecamatan Bancak sebanyak 1 ruas. Kesenjangan kondisi jaringan jalan lebih mencolok pada jenis jalan perkotaan. Sebanyak 144 ruas jalan perkotaan, hanya terdapat di tiga wilayah perkotaan yaitu Ungaran, Ambarawa, dan Bergas, dengan demikian wilayah perbatasan dan perdesaan memiliki akses jalan yang lebih sedikit. Kuantitas dan kualitas saluran irigasi relatif sulit dipertahankan untuk
  • 29. E-29 mendorong produktifitas pertanian. Hal ini disebabkan selama kurun waktu lima tahun terakhir, kemampuan pemeliharaan rata-rata per meter saluran hanya mencapai Rp. 50.000, sementara nilai ideal untuk pemeliharaan sekitar Rp. 150.000 per meter. Selain kemam- puan pemeliharaan, ancaman terhadap prasarana pengairan juga berasal dari peralihan fungsi lahan, dari lahan pertanian menjadi non pertanian. Untuk mencegah kemerosotan kualitas prasarana peng- airan, dilakukan upaya pemeliharaan berkala. E.3.8. Pariwisata, Pos, Telekomunikasi dan Informatika Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan dalam pembangunan di Kabupaten Semarang. Hal ini tentunya tidak terlepas dari letak wilayah Kabupaten Semarang yang berada pada posisi strategis Yogyakarta – Solo - Semarang (JOGLOSEMAR). Hal tersebut juga ditunjang dengan pertunjukkan seni tradisional yang sampai dengan saat ini terbina dengan baik eksistensinya. Jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung di Kabupaten Semarang pada tahun 2007 - 2008 dirinci pada tabel berikut : Tabel E.12 Kunjungan Wisatawan Pada Objek Wisata Wisatawan 2007 2008 Nusantara 660.152 405.408 Mancanegara 4.624 2.110 Jumlah kunjungan wisatawan 664.776 407.518 Sumber: Dipertabud Kab. Semarang Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan kunjungan wisatawan, hal tersebut dikarenakan keadaan krisis ekonomi global yang berdampak pada sektor pariwisata daerah. E.3.9. Perhubungan dan Transportasi Letak geografis Kabupaten Semarang yang strategis menyebabkan tingginya lalu lintas yang melalui jalan-jalan utama di Kabupaten Semarang. Survey tahun 2004 menunjukkan bahwa 45% lalu lintas di wilayah ini bersifat melintas atau tidak ada keterkaitan dengan Kabupaten Semarang. Disisi lain pergerakan lokal juga cukup tinggi terutama pada simpul-simpul kegiatan industri dan perdagangan sehingga munculnya beberapa jalur rawan macet. Kemacetan dan potensi macet terjadi di Ungaran - Bawen, Kota Ambarawa, Bawen -
  • 30. E-30 Salatiga, Tengaran dan Pringapus. Jalur-jalur ini memiliki tingkat pelayanan jalan E atau F dengan V/C ratio 0,81=1,00. (pde/w) E.3.10. Perekonomian Nilai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang pada tahun 2002 berdasarkan harga konstan 1993 adalah sebesar Rp. 1.124.598.825,- sedangkan berdasarkan harga berlaku sebesar Rp. 3.252.081.784,-. Pendapatan regional tahun 2002 berdasarkan har- ga konstan tahun 1993 adalah Rp. 993.722.466,- dan harga berlaku Rp. 3.353.081.784,-. PDRB perkapita tahun 2002 berdasarkan harga konstan tahun 1993 adalah Rp. 1.339.586,- dan harga berlaku sebesar Rp. 4.235.630,-. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 terjadi kenaikan dari sebesar 3,34% pada tahun 2001 menjadi 3,90% pada tahun 2002, sedang angka inflasi turun dari 11,49% menjadi 10,02%. Pelaksanaan program pembangunan pendidikan di Kabupaten Se- marang telah menunjukkan peningkatan, terlihat dari makin ber- kembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan, pela- yanan pendidikan telah dapat menjangkau semua wilayah di Kabupaten Semarang, untuk jumlah tenaga pengajar SLTP dan SLTA Negeri terjadi peningkatan dari 1.282 orang pengajar SLTP pada tahun 2007 menjadi 1.436 orang pengajar di tahun 2008. Sedangkan tenaga pengajar SLTA pada tahun 2007 451 orang pengajar menjadi 498 orang pengajar di tahun 2008 Sisi lain yang sangat penting dalam pelaksanaan sektor pendidikan adalah tingkat partisipasi masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Semarang sebagai berikut: 1. Jenjang TK/RA/BA mencapai 80% disebabkan TK Negeri di Kabupaten Semarang hanya 1 sekolah, 2. Jenjang SD/MI/SDLB Partisipasi masyarakat pada jenjang pendidikan ini hanya 10% disebabkan oleh adanya bantuan Pemerintah berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), 3. Jenjang SMP/MTS mencapai 50% alasannya masyarakat berse- dia memberikan bantuan operasional sekolah maupun sumbang- an pengembangan institusi meskipun sudah ada Bantuan Ope- rasional Sekolah (BOS) dari pemerintah, 4. Jenjang SMA/SMK/MA mencapai 75% alasanya tidak ada Ban- tuan Operasional Sekolah dari Pemerintah, dan kegiatan pening- katan mutu sekolah sebagian besar dibebankan pada sekolah.
  • 31. E-31 E.4. Salatiga E.4.1. Profil Wilayah Salatiga adalah kota kecil di propinsi Jawa Tengah, mempunyai luas wilayah ± 56,78 km 2, terdiri dari 4 kecamatan, 22 kelurahan, ber- penduduk 176.795 jiwa. Terletak pada jalur regional Jawa Tengah yang menghubungkan kota regional Jawa Tengah yang menghu- bungkan kota Semarang dan Surakarta, mempunyai ketinggan 450- 800 meter dai permukaan laut dan berhawa sejuk serta dikelilingi oleh keindahan alam berupa gunung (Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur). Kota Salatiga dikenal sebagai kota pendidikan, olah raga, perdagangan, dan transit pariwisata. Kota Salatiga secara geo- grafis terletak diantara 110° 28' 37.79" - 110° 32' 39.79" BT. Kota ini terdiri atas 4 Kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupa- ten Semarang di sebelah selatan, timur, barat dan utara. Gambar E.7 Peta Kota Salatiga Sumber: http://regionalinvestment.com Kota Salatiga terdiri dari 3 bagian : 1. Daerah Bergelombang (65%) terdiri dari Kelurahan Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo dan Kauman Kidul.
  • 32. E-32 2. Daerah Miring (25%) terdiri dari Kelurahan Tegalrejo, Mengun- sari dan Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecan- dran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Cebongan. 3. Daerah Datar (10%) terdiri dari : Kelurahan Kalicacing, Noborejo, Kalibening dan Blotongan. E.4.2. Kota Pendidikan Salatiga sebagai kota pendidikan, dikarenakan salatiga memiliki 4 perguruan tinggi, yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) , Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE AMA), Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), khusus untuk UKSW dijuluki sebagai "Indonesia mini" dikarenakan mahasiswanya terdiri dari berbagai suku di Indonesia ada disana dan beragam budaya nusantara sering menjadi kegiatan rutin tahunan dilaksanakan oleh UKSW. E.4.3. Bangunan Kuno Sejak Jaman Belanda Kota Salatiga sudah digunakan sebagai daerah peristirahatan, karena memang salatiga berhawa sejuk, sehingga banyak bangunan kuno peninggalan belanda terdapat di Salatiga dan sampai sekarang masih berdiri kokoh. sebagai upaya dalam melestarikan bangunan tersebut, Pemerintah Kota Salatiga meanfaatkan sebagai gedung perkantoran (Kantor Walikota), Rumah Dinas CPM, dll. E.4.4. Makanan Khas Jika berkunjung ke Salatiga, jangan lupa untuk membawa buah tangan berupa makanan khas, yaitu : enting-enting gepuk, abon sapi dan masih banyak lagi. Bila sore hari sepanjang jalan jendral sudirman jangan lewatkan pula wedang ronde khas Salatiga yang dapat menghangatkan badan sekaligus dapat menghilangkan masuk angin. Demikian juga bila akan ke semarang dari arah salatiga, disepanjang jalan fatmawati (blotongan) banyak terdapat rumah makan yang menyediakan menu khas sate kambing. E.4.5. Transit Pariwisata Kota Salatiga dikenal sebagai kota transit pariwisata disamping sebagai kota pendidikan dan olah raga, karena kota Salatiga terletak di tengah-tengah kabupaten semarang dan dikelilingi Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, Pegunungan Gajah Mungkur dan Gunung Ungaran, sehingga para wisatawan domestik diharapkan
  • 33. E-33 akan singgah di Salatiga. E.4.6. Olah Raga Kota Salatiga dikenal juga sebagai Kota Olah Raga, hal ini dibuktikan dengan seringnya atlet-atlet Salatiga mendominasi kejuaraan baik tingkat nasional maupun internasional E.4.7. Pembagian Wilayah Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Kecamatan itu meliputi : 1. Kecamatan Sidorejo 2. KecamatanTingkir 3. Kecamatan Sidomukti 4. Kecamtan Argomulyo Dari masing-masing kecamatan tersebut terdiri dari kelurahan-kelu- rahan. Untuk Kecamatan Sidorejo terdiri dari kelurahan Blotongan, Sidorejo Lor, Salatiga, Bugel, Kauman Kidul dan Kelurahan Pulutan. Untuk Kecamatan Tingkir terdiri dari Kelurahan Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Kelurahan Tingkir Tengah. Kecamatan Argomulyo terdiri dari Kelurahan Nobo- rejo, Ledok, Tegalrejo, Kumpulrejo, Randuacir, Cebongan. Untuk Kecamatan yang terakhir adalah Kecamatan Sidomukti yang terdiri dari Kelurahan Kecandran, Dukuh, Mangunsari, Kalicacing. Pada awalnya Kota Salatiga hanya terdiri dari satu kecamatan saja yaitu Kecamatan Salatiga. Seiring dengan adanya pemekaran wila- yah, kota salatiga mendapatkan beberapa tambahan daerah yang berasal dari Kabupaten Semarang. Hingga sekarang Kota Salatiga terdiri dari 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. E.4.8. Infrastruktur 1. Jalan Raya Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lain.
  • 34. E-34 Panjang jalan di seluruh wilayah Kota Salatiga pada tahun 2007 menurut Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Salatiga mencapai 484.641,50 meter. 2. Angkutan Darat Kendaraan bermotor dan Kereta Api merupakan angkutan darat utama. Pada tahun 2007, jumlah kendaraan bermotor wajib uji di Kota Salatiga mencapai 5.702 kendaraan, naik 5.30 persen dari
  • 35. E-35 tahun sebelumnya. 3. Pos & Telekomunikasi PT. Pos Indonesia keberadaannya semakin diperlukan dalam era informasi sebagai sarana perhubungan dan komunikasi. Kegiatan operasional instansi tersebut pada tahun 2007 antara lain telah mengirim surat ke dalam negeri sekitar 296.317 surat dan yang diterima sebanyak 43.474 surat. Surat yang dikirim ke luar negeri ada sebanyak 4.898 surat dan menerima surat dan menerima sebesar 16.517 surat dari luar negeri. Selain itu, instansi tersebut juga melayani kegiatan wesel pos, paket pos, tabanas serta penjualan benda pos. E.4.9. Kependudukan Pada Tahun 2008, Julmlah Penduduk Kota Salatiga sebesar 167.033 jiwa (sumber : Salatiga Dalam Angka 2008). Perbandingan jumlah penduduk perempuan dengan laki-laki, jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Hal tersebut ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan) sebesar 97,69. Penduduk Kota Salatiga belum menyebar secara merata di seluruh wilayah. Umumnya, penduduk banyak menempati daerah perkotaan. Secara rata-rata kepadatan penduduk Kota Salatiga tercatat sebesar 2,703 jiwa setiap kilometer persegi. E.4.10. Ekonomi Terdapat tiga jenis industri besar yang bergerak dalam bidang perstekstilan, ban, dan pemotongan hewan di Kota Salatiga. Begitu pula dengan dunia kewirausahaan seperti industri kecil dan rumah tangga, tampak dalam berbagai bentuk barang produksi. Di kota ini industri konveksi mencapai 126 buah. Selain konveksi, industri kecil lainnya juga ikut meramaikan ekonomi Salatiga adalah industri makanan, dendeng, abon dan keripik paru. Berkembangnya sektor industri ikut memacu kegairahan dunia perdagangan, letaknya di persimpangan jalan menuju Kota Semarang, Solo, dan Yogyakarta, makin menguntungkan sektor perdagangan Salatiga.
  • 36. E-36 E.5. Purwodadi E.5.1. Letak Geografis Purwodadi adalah ibu kota dan sebuah kecamatan di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Grobo- gan sendiri berbatasan dengan Kabupaten Blora di timur; Kabupaten Ngawi (Jawa Timur), Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Boyolali di selatan; Kabupaten Semarang di barat; serta Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati di utara. Purwodadi berada di jalan provinsi yang menghubungkan Semarang-Surabaya lewat Cepu. Gambar E.8 Peta Kabupaten Grobogan Sumber: http://regionalinvestment.com Secara geografi, wilayah Purwodadi berbentuk lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Dua pegu- nungan tersebut terdiri dari hutan jati, mahoni dan campuran yang memiliki fungsi sebagai resapan air hujan disamping juga sebagai lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah. Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan per- tanian yang produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain dipadati oleh penduduk juga terdapat banyak
  • 37. E-37 aliran sungai, jalan raya dan jalan kereta api. Secara administratif Kecamatan Purwodadi terdiri dari 17 Desa, 890 RT, dan 159 RW dengan ibukota berada di Kelurahan Purwodadi. Kecamatan ini mempunyai luas 77.65 km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 126.668 jiwa, seperti terlihat dalam tabel dibawah ini. Kecamatan Purwodadi sebagaimana kecamatan lain terbentuk bersama-sama dengan terbentuknya Kabupaten Grobogan yaitu berdasarkan UU No. 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten di lingkungan Propinsi Jawa Tengah. Desa/kelurahan di Kelurahan Purwodadi adalah sebagai berikut : 1. Candisari 2. Cingkrong 3. Danyang 4. Genuksuran 5. Kalongan 6. Kandangan 7. Karanganyar 8. Kedungrejo 9. Kuripan 10. Nambuhan 11. Ngembak 12. Nglobar 13. Ngraji 14. Pulorejo 15. Purwodadi 16. Putat 17. Warukaranganyar 18. Kemloko E.5.2. Kependudukan Kecamatan ini mempunyai luas 77.65 km² dengan jumlah penduduk tahun 2009 sebanyak 126.668 jiwa, terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel E.13 Jumlah Penduduk Purwodadi Tahun 2009 No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km²) Jumlah Penduduk Jumlah RT Jumlah RW 1 Purwodadi 3,91 25042 135 23 2 Kuripan 5,20 13034 97 23 3 Putat 4,90 4485 37 9 4 Pulorejo 3,97 3376 33 5 5 Cingkrong 6,00 6825 56 8 6 Ngembak 4,45 6459 57 7 7 Genuksuran 3,48 4233 40 6 8 Danyang 3,23 6939 54 9 9 Kalongan 3,12 7465 53 10 10 Ngraji 5,66 9301 65 8 11 Kandangan 4,83 6217 42 12 12 Nambuhan 6,69 9015 50 11
  • 38. E-38 No Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Km²) Jumlah Penduduk Jumlah RT Jumlah RW 13 Warukaranganyar 4,46 4405 38 5 14 Kedungrejo 4,70 4585 29 7 15 Karanganyar 3,24 5453 42 7 16 Nglobar 4,42 4844 23 3 17 Candisari 5,39 4990 39 6 Jumlah 77,65 126668 890 159 Sumber: Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Prov.Jateng Tahun 2010. E.5.3. Ekonomi Tahun 2009, Produksi pertanian terbesar di Kecamatan ini adalah komoditas Padi yang mencapai 54.048 ton, diantara produksi pertanian yang lain. Produksi padi di kecamatan ini mencapai 7,61% dari total produksi di Kabupaten Grobogan yang mencapai 710.091 ton. Produksi perikanan dari produksi perairan umum lebih tinggi dibandingkan kolam, yang mencapai 36.849 Kg. Sementara produksi dari kolam mencapai 21.815 Kg. Sedangkan untuk peternakan, jumlah ternak kambing mencapai 8.514 ekor, sapi potong mencapai 13.800 ekor. Industri yang berkembang masih didominasi industri rumah tangga yang mencapai 909 unit, industri kecil mencapai 130 unit, industri sedang sebanyak 10 unit. Sedangkan untuk Industri besar belum berkembang di kecamatan ini. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel E.14 di bawah ini. E.5.4. Kependudukan Penduduk Kabupaten Grobogan mengalami pertambahan sebesar 34.867 jiwa dari Tahun 2006 sebanyak 1.378.461 jiwa sampai Tahun 2010 menjadi sebesar 1.413.328 jiwa, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 0,63%. Sedangkan sex ratio penduduk Kabupaten Grobo- gan Tahun 2006 sampai dengan 2010 sebesar 98%, yang berarti setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 98 jiwa penduduk laki-laki. Untuk lebih jelas, data perkembangan penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2005 sampai dengan pertengahan Tahun 2010, dapat dilihat dalam tabel berikut :
  • 40. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-40 Tabel E.14 Hasil Produksi di Kecamatan Purwodadi No Sektor Jumlah 1 Pertanian Produksi Padi (ton) 54048 Produksi Jagung (ton) 25949 Produksi Kacang Kedelai (ton) 393 Produksi Kacang Hijau (ton) 537 2 Perikanan Produksi Perairan Umum (Kg) 36849 Produksi Kolam (Kg) 21815 3 Peternakan Jumlah Ternak Sapi Potong 13800 Jumlah Ternak Kambing 8514 Jumlah Ternak Domba 2255 4 Industri Jumlah Industri Besar Jumlah Industri Sedang 10 Jumlah Industri Kecil 130 Jumlah Industri Rumah Tangga 909 Sumber : Diolah dari Grobogan Dalam Angka 2010. Tabel E.15 Infrastruktur di Kecamatan Purwodadi No. Sektor Jumlah 1 Pendidikan Jumlah TK 54 Jumlah SD 74 Jumlah SLTP 11 Jumlah SLTP Terbuka 2 Jumlah SMA 7 Jumlah SMK 6 2 Kesehatan Jumlah Rumah Sakit 3 Jumlah Puskesmas 2 Jumlah Puskesmas Pembantu 4 Jumlah Posyandu 124
  • 41. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-41 No. Sektor Jumlah 3 Kondisi Jalan Baik (Km) 51439 Sedang (Km) 25991 Rusak (Km) 18675 Rusak Berat (Km) 3085 Tabel E.16 Perkembangan Jumlah Penduduk Tahun 2005-2010 Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Grobogan. Seperti nampak dalam Grafik di bawah, pergerakan tingkat pertum- buhan penduduk dari Tahun 2005 sampai akhir Tahun 2010 meng- alami fluktuasi. Namun bila dilihat dari sisi perkembangan terjadi ke- naikan jumlah penduduk secara absolut. Gambar E.9 Perkembangan Jumlah penduduk dan Pertumbuhan Tahun 2005-2010
  • 42. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-42 E.5.5. Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Grobogan terbanyak dari Tahun 2006 sampai dengan 2010 terdapat di Kecamatan Purwodadi sebesar 131.094 jiwa, sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk terendah di Kecamatan Klambu yaitu sejumlah 35.444 jiwa. Lebih jelas sebaran jumlah penduduk menurut kecamatan dapat dilihat dalam tabel jumlah penduduk per kecamatan berikut : Tabel E.17 Jumlah Penduduk per kecamatan Tahun 2006-2010 Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2010. Angka kepadatan penduduk adalah rata-rata jumlah penduduk yang mendiami tiap satuan luas wilayah (jiwa/Km2). Kepadatan penduduk Kabupaten Grobogan cenderung bertambah, dilihat dari data kepadatan Tahun 2006 sebanyak 698 jiwa/km2 sampai pertengahan Tahun 2010 mengalami perubahan menjadi sebanyak 715 jiwa/km2. Secara spasial di Kabupaten Grobogan mulai Tahun 2006 sampai Tahun 2010, kecamatan yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah Purwodadi, sedangkan yang terendah adalah Kedungjati. Seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini. Untuk lebih jelasnya tentang kepadatan penduduk secara spasial dapat dilihat pada Tabel E.10 berikut.
  • 43. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-43 Tabel E.18 Kepadatan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2006-2010 Sumber : Dispendukcapil dan BPS Kabupaten Grobogan Tahun 2010 Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Grobogan termasuk dalam 2 kategori yaitu Kepadatan tinggi dan rendah. Beberapa kecamatan yang termasuk kategori kepadatan penduduk tinggi antara lain : kecamatan Purwo- dadi, Brati, Klambu, Godong, Gubug, Tegowanu, Penawangan, To- roh, Pulokulon dan Kradenan. Sedangkan 9 Kecamatan lainnya ma- suk dalam kategori kepadatan rendah. Penilaian kepadatan pendu- duk pada tabel di atas menurut Kasnawi dan Mangunrai (1996: 126) bahwa : 1. Kepadatan Tinggi : di atas kepadatan wilayah atasnya 2. Kepadatan Sedang : sama dengan kepadatan wilayah atasnya 3. Kepadatan Rendah : di bawah kepadatan wilayah atasnya E.5.6. Jenis Pekerjaan Penduduk Mata pencaharian penduduk Kabupaten Grobogan dari Tahun 2006 sampai dengan 2010, dominan pada jenis mata pencaharian pertanian, diikuti perdagangan. Namun demikian dalam kurun waktu 5 tahun terakhir lapangan pekerjaan di bidang pertanian cenderung
  • 44. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-44 menurun, tetapi sebaliknya pada lapangan pekerjaan perdagangan cenderung meningkat. Gambar E.10 Peta Kepadatan Penduduk Kabupaten Grobogan Tahun 2010 Adapun yang dimaksud penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas. Berikut disajikan data mata pencaharian penduduk umur 15 tahun keatas di Kabupaten Grobogan pada Tahun 2006 - 2010, sebagaimana Tabel E.19 berikut. Perkembangan angkatan kerja sampai akhir Tahun 2010 mencapai sebanyak 751.475 orang, dengan penyerapan lapangan kerja atau penempatan tenaga kerja sebanyak 718.296 orang. Adapun perkem- bangan angkatan kerja dan penyerapannya pada Tahun 2005 sam- pai akhir Tahun 2010 di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada Tabel E.20 berikut. E.5.7. Prioritas Pembangunan Dua Strategi Pokok (Grand Strategy) dimaksud kemudian dijabarkan menjadi strategi-strategi khusus (prioritas) pembangunan daerah Kabupaten Grobogan sebagai berikut : 1. Grand Strategi I (Pertama), yakni: ”Penataan Kembali Manaje- men Pemerintah Daerah Kabupaten Grobogan” dijabarkan menjadi strategi-strategi khusus pembangunan sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah, agar kinerja dapat profesional, jujur, mampu
  • 45. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-45 memimpin dan memecahkan permasalahan ekonomi, sosial dan memberikan perhatian serta pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, sehingga tercipta pemerintahan yang bersih dan berwibawa. b. Meningkatkan peran serta masyarakat di dalam pemba- ngunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penga- wasan, untuk menjamin agar program pembangunan dilak- sanakan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang paling diperlukan oleh masyarakat. Tabel E.19 Komposisi Penduduk Kabupaten Grobogan Umur 15 Tahun keatas Menurut Mata Pencaharian Tahun 2006-2010 Sumber : BPS Kabupaten Grobogan 2. Grand Strategi II (kedua) ”Pembangunan daerah yang dinamis untuk membangun Kabupaten Grobogan” dijabarkan ke dalam strategi-strategi khusus sebagai berikut: a. Peningkatan Pembangunan perekonomian daerah melalui peningkatan produk unggulan, peningkatan kualitas tenaga kerja, peningkatan daya saing, pengembangan jaring distribusi pemasaran produk unggulan daerah. b. Mengoptimalkan potensi wilayah dengan prioritas pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan. c. Peningkatan dunia usaha melalui Usaha Kecil Menengah
  • 46. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-46 (UKM), Industri Kecil Menengah (IKM), Pariwisata, dengan membuang peluang investasi untuk sektor industri menengah dan sektor pertambangan. d. Meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan dan kesehatan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan biaya yang terjangkau. e. Menggali berbagai potensi sumber pendanaan, untuk membiayai program pembangunan di Kabupaten Grobogan terutama infrastruktur jalan, jembatan, sarana irigasi, sarana perdagangan, pendidikan, dan kesehatan. f. Pengembangan dan pengendalian penggunaan kawasan pertanian, hutan produksi, perkebunan dan pertambangan. g. Koordinasi dan kerja sama antar Kabupaten di sekitar Kabupaten Grobogan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW). h. Pengembangan wilayah perbatasan dan pembangunan pusat desa pertumbuhan. Strategi yang ditonjolkan adalah mengembangkan dan mengendalikan kawasan strategis. Tabel E.20 Perkembangan Angkatan Kerja dan Penyerapan serta Prediksi Jumlah Penganggur (Lebih dari 15 tahun ke atas) Sumber : BPS Kabupaten Grobogan. 3. Berkaitan dengan prioritas pembangunan diatas, disusun sasaran pokok (sasaran strategi) pembangunan Kabupaten Grobogan adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia aparatur pemerintah, agar kinerja dapat profesional, jujur mampu memimpin dan memecahkan permasalahan ekonomi, sosial dan memberikan perhatian serta pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, sehingga tercipta pemerintah yang
  • 47. Dokumen Teknis Masukan Teknis Penyusunan Pedoman Pengembangan Permukiman Melalui Kerjasama Antar Kota Metropolitan Dengan Kota Pendukungnya PT Jakarta Konsultindo E-47 bersih dan berwibawa. b. Meningkatnya peran serta masyarakat di dalam pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, untuk menjamin agar program pembangunan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang paling diperlukan oleh masyarakat. c. Peningkatan pembangunan perekonomian daerah melalui peningkatan produk unggulan, peningkatan kualitas tenaga kerja, peningkatan daya saing, pengembangan jaring distribusi pemasaran produk unggulan daerah. d. Mengoptimalkan potensi wilayah dengan prioritas pertanian tanaman pangan, peternakan, perkebunan dan perikanan. e. Peningkatan dunia usaha melalui Usaha Kecil Menengah (UKM), Industri Kecil Menengah (IKM), pariwisata, dengan membuang peluang investasi untuk sektor industri menenga dan sektor pertambangan. f. Meningkatnya kualitas pengelolaan pendidikan dan kesehatan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan biaya yang terjangkau. g. Menggali berbagai potensi sumber pendanaan untuk membiayai program pembangunan di Kabupaten Grobogan terutama infrastruktur jalan, jembatan, sarana irigasi, sarana perdagangan, pendidikan dan kesehatan.