SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 63
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PERENCANAAN TEKNIS SARANA 
PEMUKIMAN
RENTEK SARANA 
• LAHAN 
• RTJK 
• FASILTAS UMUM 
• SARANA AIR BERSIH
PERENCANAAN PEMBUKAAN LAHAN 
KEBIJAKAN 
 Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) 
 Lahan Pekarangan Siap Tanam 
 Lahan Usaha Siap Olah 
METODE PEMBUKAAN LAHAN 
 Mekanis : Seluruh Pekerjaan dilakukan dengan peralatan (Hutan primer dan 
sekunder) 
 Semi Mekanis : Sebagian pekerjaan dibantu dengan peralatan sebagian lagi 
dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat tradisionkan (hutan sekunder, dan 
primer) 
 Manual : Seluruh pekerjaan dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat-alat 
tradisional (hutan tersier dan semak belukar)
TAHAPAN PEMBUKAAN LAHAN 
KLASIFIKASI LAHAN BERTEGAKAN KAYU 
• Tebas, Tebang, Potong dan 
- Tebas : diameter pohon < 10 cm (alat parang) 
- Tebang : diameter pohon > 10 – 30 cm (alat kampak) 
- Potong : diameter pohon > 30 cm (alat chain saw) 
• Pilah, Kumpul, Bersih 
- Pilah : memilah kayu limbah, komersil, non komersil dan yang 
dimanfaatkan 
- Kumpul : mengumpulkan dengan menyusun masing-masing kayu 
yang telah dipilah pada areal jalur tumpukan/sejajar kontur 
sebagai penahan tanah/terasering 
- Bersih : membersihkan areal dari sisa-sisa potongan dan menumpukan 
kembali pada areal jalur tumpukan 
Penilaian Hasil 
Masing-masing tahapan dinilai hasil akhirnya, setelah selesai pekerjaan.
KLASIFIKASI LAHAN SEMAK BELUKAR 
 Tebas, Kumpul, Bersih 
- Tebas : Menebas bersih semak belukar dan menumpukan pada 
areal jalur tumpukan/areal garis kontur 
- Kumpul : Mengumpulkan dan menumpuk kayu limbah secara 
memanjang dan sejajar garis kontur pada bagian 
belakang rumah transmigran (LP). 
- Bersih : membersihkan areal dari sisa-sisa tebasan dan 
menumpukan kembali pada areal jalur tumpukan 
PENILAIAN HASIL 
Masing-masing tahapan dinilai hasil akhirnya, setelah selesai pekerjaan. 
KLASIFIKASI LAHAN ALANG-ALANG 
 Penyemprotan : Penyemprotan dengan bahan kimi ( herbisida ) dengan dosis sesuai 
rekomendasi pabrik untuk mematikan alang-alang secara tuntas hingga ke akar-akarnya 
( dua minggu ) 
 Penilaian dilakukan setelah dua minggu.Lebih dari 80 % Alang-alang mati. 
 PENGOLAHAN LAHAN 
 Pembajakan/ Penggaruan 
 Memperbaiki tata air tanah, membersihkan dari kotoran-kotoran (dgn membenamkan) 
Serta mengurangi bahaya erosi, menggemburkan dan memudahkan untuk diolah oleh 
transmigran.
•METODA 
a. Mekanis : dengan bajak singkal ( dish plow) atau bajak garu ( dish harow ) ditarik dengan 
traktor (Crawler tractor ) dengan kedalaman 20 cm (spesifikasi). 
Dilakukan 2 kali tahapan, Pertama tegak lurus kontur dan yang kedua sejajar 
kontur 
b. Manual : Dilakukan tenaga manusia dengan alat cangkul/ garu dan kedalaman 20 
KONSERVASI LAHAN 
PENANAMAN COVER CROPS 
Tujuan : - Melindungi dari Erosi 
- Meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah 
- Menekan pertumbuhan alang-alang / gulma 
Jenis Cover Crop : - Colopogonium 
- Centrosema Pubescens 
- Peuraria Javanica dll
RUMAH TRANSMIGRAN ( PTB ) 
 Jenis konstruksi untuk Rumah Transmigran ( standar ) pada lahan kering 
digunakan dengan konstruksi non panggung dan untuk lahan basah 
menggunakan konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan Rumah Transmigran untuk lahan kering dan basah 
ditetapkan minimal Type 36 m2, 
 Penetapan type bangunan berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang 
bangunan sederhana ( Standar PU )dengan norma luasan minimal seluas 7m2 
per orang, 
 Bentuk Desain Rumah dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya 
lokal dengan menggunakan material lokal sepanjang pembiayaannya tidak 
melewati norma biaya standar yang ditetapkan 
, namun apabila pembiayaannya melebihi standar anggaran ,maka kekurangan 
biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN RUMAH TYPE 36 M2 NON PANGGUNG 
( STANDAR )
TIPIKAL DESAIN RUMAH TYPE 36 M2 PANGGUNG ( STANDAR )
RUMAH TRANSMIGRAN dengan konsep RTUPT 
( PTB ) 
 UNTUK TRANSMIGRAN DAERAH ASAL / TPA 
 menyusun metode perencanaan teknisnya berdasarkan 
rekomendasi RTUPT , 
 Rumah transmigran TPA yang dibangun pada lahan kering ( 
non panggung ) dan lahan basah ( panggung ) mengunakan 
Type 36 m2 standar ( PTB ), 
 Spesifisikasi teknis rumah transmigran TPA untuk lahan kering 
(non panggung ) dan lahan basah ( panggung ) sama dengan 
peruntukan rumah transmigran standar (PTB), 
 Bentuk desian dapat dimodifikasi sesuai dengan gambar arsitek 
/budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempet
 UNTUK TRANSMIGRAN DAERAH SETEMPAT / TPS 
 Metode perencanaan teknisnya dilakukan dengan cara melakukan 
identifikasi lapangan untuk memperoleh data data tentang 
kebutuhan dan permintaan transmigran setempat / TPS dalam 
merenovasi / menambah ruang pada bangunan rumah yang sudah 
ada, 
 Pembuatan desain bangunan didasarkan atas kebutuhan dan 
permintaan transmigran TPS yang disesuaikan dengan kondisi 
bangunan rumah yang sudah ada, 
 Desain renovasi rumah transmigran yang telah disepakati, ditanda 
tangani oleh pemilik rumah / transmigran TPS yang bersangkutan, 
 Pekerjaan renovasi rumah transmigran TPS dilaksanakan dengan 
menggunakan jenis material dan pembiayaan yang sama dengan 
pembangunan rumah baru Type 36 m2 ( standar ) 
konstruksi panggung maupun non panggung.
FASILITAS UMUM 
Jenis Fasilitas umum ( Standar ) 
 Kantor unit 
 Gudang unit 
 Balai desa 
 Rumah Kepala unit 
 Puskesmas pembantu / PUSTU 
 Rumah petugas 
 Mesjid 
 Gereja 
 Sekolah Dasar
KANTOR UNIT 
Jenis konstruksi (standar) untuk lahan kering 
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan 
untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung, 
Luasan bangunan standar untuk lahan kering dan basah 
ditetapkan, minimal 124 m2 
Penetapan type bangunan berdasarkan perhitungan 
kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 
m2 per orang, 
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai 
dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan 
material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak 
melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun 
apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan 
biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN KANTOR UNIT STANDAR ( Non Panggung ) 
TAMPAK MUKA
DENAH
TIPIKAL DESAIN KANTOR UNIT STANDAR ( Panggung )
DENAH
GUDANG UNIT 
 Jenis konstruksi Gudang Unit ( Standar ) untuk lahan kering 
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan 
basah mengunakan konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan Gudang Unit untuk lahan kering dan basah 
ditetapkan, minimal 67,50 m2 
 Penetapan type bangunan Gudang Unit berdasarkan perhitungan 
kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 3 m2 per 
orang, 
 Bentuk desain dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitek/budaya 
lokal, menggunakan material setempat
TIPIKAL DESAIN GUDANG UNIT STANDAR 
( non panggung )
TIPIKAL DESAIN GUDANG UNIT STANDAR 
( panggung ) 
 DESAIN TEKNIS (panggung )
BALAI DESA 
 Jenis konstruksi Balai Desa ( Standar ) untuk lahan 
kering menggunakan konstruksi non panggung, 
sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi 
panggung, 
Luasan bangunan Balai Desa untuk lahan kering dan 
basah ditetapkan, minimal 135 m2, 
 Penetapan type bangunan Balai Desa berdasarkan 
perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan 
minimal seluas 6 m2 per orang, 
Bentuk Desain Balai Desa dapat dimodifikasi sesuai 
dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan 
material lokal sepanjang pembiayaannya tidak melewati 
norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila 
pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya 
ditanggung pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN BALAI DESA STANDAR ( Non Panggung )
TIPIKAL DESAIN BALAI DESA STANDAR 
(Panggung )
RUMAH KEPALA UNIT 
 Jenis konstruksi Rumah Kepala Unit ( Standar ) untuk lahan kering 
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah 
mengunakan konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan Rumah Kepala Unit untuk lahan kering dan basah 
ditetapkan, minimal 64 m2, 
 Penetapan type bangunan Rumah Kepala Unit berdasarkan perhitungan 
kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang, 
 Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / 
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang 
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , 
namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung 
pemerintah daerah setempat
TIPIKAL RUMAH KEPALA UNIT STANDAR 
( Non PAnggung )
TIPIKAL RUMAH KEPALA UNIT STANDAR 
( Panggung )
PUSKESMAS PEMBANTU / PUSTU 
 Jenis konstruksi PUSTU( Standar ) untuk lahan kering menggunakan 
konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan 
konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan PUSTU untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 
82,50 m2, 
 Penetapan type bangunan PUSTU berdasarkan perhitungan kebutuhan 
ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang, 
 Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / 
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang 
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , 
namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya 
ditanggung pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN PUSTU STANDAR ( Non Panggung )
TIPIKAL DESAIN PUSTU STANDAR ( Panggung )
RUMAH PETUGAS 
 Jenis konstruksi Rumah Petugas Kopel ( Standar ) untuk lahan 
kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan 
untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan Rumah Petugas Kopel untuk lahan kering 
dan lahan basah ditetapkan, minimal 138 m2, 
 Penetapan type bangunan Rumah Petugas Kopel berdasarkan 
perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal 
seluas 6 m2 per orang, 
 Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan 
arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material 
lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati 
norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila 
pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung 
pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN RUMAH PETUGAS STANDAR (Non Panggung )
TIPIKAL DESAIN RUMAH PETUGAS STANDAR 
(Panggung )
RUMAH IBADAH 
 Jenis konstruksi Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja ( Standar ) 
untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung,sedangkan 
untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja untuk lahan 
kering dan basah ditetapkan, minimal 110 m2, 
 Penetapan type bangunan Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja 
berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal 
seluas 2 m2 per orang, 
 Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / 
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang 
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , 
namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya 
ditanggung pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / MESJID STANDAR ( Non Panggung )
TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / MESJID STANDAR (Panggung )
TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / GEREJA STANDAR ( Non Panggung )
TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / GEREJA STANDAR ( Panggung )
SEKOLAH DASAR 
 Jenis konstruksi bangunan Sekolah Dasar ( Standar ) untuk lahan kering 
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah 
mengunakan konstruksi panggung, 
 Luasan bangunan Sekolah Dasar untuk lahan kering dan basah ditetapkan, 
minimal 215 m2, 
 Penetapan type bangunan Sekolah Dasar berdasarkan perhitungan kebutuhan 
ruang dengan norma luasan minimal seluas 4 m2 per orang, 
 Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / 
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang 
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun 
apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung 
pemerintah daerah setempat
TIPIKAL DESAIN SEKOLAH DASAR STANDAR ( Non Panggung )
TIPIKAL DESAIN SEKOLAH DASAR STANDAR ( Panggung )
CATATAN 
 Jika anggaran tidak mencukupi , minimal sarana bangunan FU yang harus tersedia 
adalah ; Gudang Unit, Balai Desa , Rumah Ibadah dan PUSTU,Sekolah Dasar , 
 Pada lahan Peruntukan Fasilitas Umum yang terbatasmaka dapat di desain satu 
bangunan serbaguna yang berfungsi untuk beberapa kegiatan pelayanan umum , 
 Untuk Pembangunan Sarana Pendidikan berupa Bangunan SD melalui program 
Transmigrasi , perlu adanya kebijakan yang dijadikan acuan dalam pengalokasian 
anggaran maupun kewenangan untuk pembangunannya. Namun demikian pada 
program PTB untuk kegiatan pembangunan gedung SD baik dilokasi PTB atau PTA 
bina yang belum memiliki gedung SD dapat mengusulkan untuk diprogramkan, 
sementara untuk pengadaan tenaga pengajar / Guru tetap menjadi kewenangan 
Dep.DIKNAS ditingkat Kab./Kota / Provinsi. 
 Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / 
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang 
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun 
apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung 
pemerintah daerah setempat
CONTOH DESAIN TEKNIS BANGUNAN SERBA GUNA TERPADU SESUAI ARSITEKTUR / BUDAYA 
LOKAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 
Gedung serbaguna terpadu
Kantor desa 
R. PKK 
R. LKMD 
Pustu 
Knt. POS 
Ruang 
pertemuan 
R. PPL
SARANA AIR BERSIH ( SAB ) 
Jenis Sarana air bersih Standar 
Gentong plastik 
Sumur gali 
Pompa tangan dangkal 
Jenis Sarana air bersih Non Standar 
Air permukaan grafitasi dan non grafitasi 
Sumur bor tanah dalam + Perpipaan 
Kolam tandon air (KTA) 
Bendali 
Bak penampung air hujan 
Water Treatment
DASAR PERENCANAAN TEKNIS SARANA AIR BERSIH (SAB) 
 REKOMENDASI DARI HASIL RTSP / RTUPT MENYANGKUT ; DATA 
DATA TENTANG POTENSI AIR BERSIH DAN PETA SUMBERDAYA AIR 
 faktor geografis : keberadaan lokasi , jumlah penduduk yang akan dilayani 
kebutuhan air bersihnya, 
 Pertimbangan aspek tofografi : Elevasi dan jarak sumber air 
ke lokasi permukiman 
 Ketersediaan Sumber air : Air Hujan , Air Permukaan , 
Air Tanah yang memenuhi standar kuantitas ( 60 Ltr / org/Hari ) dan 
kualitas kesehatan (Tidak berasa, berbau dan berwarna ).
SAB STANDAR 
SAB standar menggunakan desain tipikal dari Direktorat Jenderal 
P4T. 
Untuk lokasi transmigrasi dilahan kering diberikan Sumur Gali 1 
unit / 2-5 KK dan 1 bh gentong plastik / KK dan untuk yang 
dilahan basah 5 bh gentong plastik / KK ( dengan kapasitas 300 
LIter / bh ) 
Gentong plastik di desain khusus untuk memudahkan 
pengangkutan dan menghindari penyalah gunaan, 
Pompa tangan dangkal / dalam dibangun jika sumur gali tidak 
memungkinkan, dengan norma 1 pompa tangan melayani 5 KK
TAHAPAN 
PERENCANAAN TEKNIS SAB NON STANDAR 
• Tahapan Persiapan 
Berupa kegiatan pengumpulan: data debit air, jarak sumber air kepermukiman,status 
kepemilikan sumber air, beda tinggi sumber air dengan permukiman 
• Survey Lapangan 
> Pengukuran jarak dan beda tinggi sumber air ke permukiman 
> Penelitian kualitas dan kuantitas serta kontiniutas air baku 
> Analisa data iklim 
• Pekerjaan Desain 
> Pembuatan gambar kerja : lay out jaringan pipa, dimensi pipa 
> Perhitungan volume 
> Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) 
> Spesifikasi Teknis
105 cm 
70 cm 
56 cm 
Volume bersih 300 liter 
Bahan plastik HDPE 
Berat kosong min 7,6 Kg 
Ketebalan plastik 2,8 mm 
TIPIKAL BENTUK GENTONG PLASTIK STANDAR
SUMUR GALI 
Syarat teknis : 
 Sumber air berasal dari air tanah dangkal dengan dasar 
kedalaman penggalian sumur harus dibawah muka air 
minimal 2 m, 
 Diameter sumur antara 1 – 2 meter, 
 Jarak sumur dengan sumber limbah minimum 10 meter , 
 Untuk menghindari kontaminasi dari air permukaan dibuat 
pasangan batu / buis beton yang kedap air sedalam 2 – 3 meter 
dan untuk bagian atas permukaan tanah dari sumur diberi 
tembok pengaman setinggi 0,80 – 1 meter , 
 Lantai sumur dibuat kedap air ( beton tumbuk ) dengan radius 
2 – 3 m2, dengan Kemiringan lantai floor 2 % agar air tidak 
tergenang , 
 Sumur dapat melayani 2 – 4 KK / Unit ,
TIPIKAL DESAIN TEKNIS SUMUR GALI STANDAR
POMPA TANGAN DANGKAL 
Syarat teknis : 
 Sumber air berasal dari air tanah dangkal dengan 
kedalaman maksimal 10 m , 
 Jarak sumur dengan sumber limbah minimum 10 meter, 
 Sumur dapat melayani 2 – 5 KK / Unit , 
 Jenis Pompa yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis 
yang telah ditetapkan.
DESAIN TEKNIS POMPA TANGAN DANGKAL
SAB non STANDAR 
SAB non standar harus dibuat desain teknisnya terlebih 
dahulu,sebelum dapat diprogramkan ataupun diajukan 
pengusulannya 
SAB non standar merupakan alternatif terakhir jika SAB 
standar tidak memungkinkan, jenis disesuaikan dengan 
kondisi topografi, curah hujan dan karakter tanah
MODEL DESAIN BENDALI
MODEL DESAIN KTA ( Kolam Tandon Air )
RENTEK SAB SUMUR BOR TANAH 
DALAM + PERPIPAAN
RENTEK SAB SUMUR BOR TANAH DALAM + 
PERPIPAAN
Permasalahan 
 Usulan daerah untuk kegiatan PTB, Rehabilitasi maupun 
Peningkatan Prasarana dan Sarana sering belum dilengkapi 
dengan data pendukung antara lain ; hasil perencanaan 
teknis , data / informasi teknis lainnya , RAB, maupun data 
penunjang berupa foto-foto menyangkut kondisi 
prasarana maupun sarana sehingga menyulitkan 
dilakukannya pencermatan untuk menentukan kelayakan 
usulan baik dari segi teknis maupun kebutuhan riil 
anggaran pembangunannya. 
 Harga satuan yang diusulkan dalam RAB tidak didasarkan 
pada harga satuan material dan upah kerja yang berlaku 
dan resmi dikeluarkan Pemda setempat.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahJoy Irman
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxYettiAnita
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Penataan Ruang
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)Joy Irman
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...Joy Irman
 
01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf
01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf
01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdfHilmanDirapratama1
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiPenataan Ruang
 
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...Oswar Mungkasa
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Pengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krpPengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krpalizias_boys
 
RENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANG
RENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANGRENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANG
RENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANGAnton Riyanto
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...infosanitasi
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)Joy Irman
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah
Stasiun Peralihan Antara (SPA) SampahStasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah
Stasiun Peralihan Antara (SPA) SampahJoy Irman
 

Was ist angesagt? (20)

Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
 
Monday's gerung
Monday's gerungMonday's gerung
Monday's gerung
 
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
Keputusan Kepala BIG No. 27 tahun 2019 tentang Walidata Informasi Geospasial ...
 
PPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptxPPT RDTR_31052022.pptx
PPT RDTR_31052022.pptx
 
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi PermukimanPenetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
Penetapan Area Beresiko Sanitasi Permukiman
 
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)Rencana Induk  Persampahan (Master Plan)
Rencana Induk Persampahan (Master Plan)
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Rencana Sistem Terpusat ...
 
01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf
01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf
01. Paparan Laporan Pendahuluan.pdf
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
 
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (versi Present...
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Pengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krpPengkajian pengaruh krp
Pengkajian pengaruh krp
 
RENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANG
RENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANGRENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANG
RENCANA PENANGANAN BANJIR DI KOTA TANGERANG
 
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
Pedoman persetujuan subtansi dalam penetapan rancangan peraturan daerah tenta...
 
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
Proses Penyusunan Perencanaan Sistem Pengelolaan Persampahan (bagian 2/3)
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah
Stasiun Peralihan Antara (SPA) SampahStasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sampah
 
PTSL 2023.ppt
PTSL 2023.pptPTSL 2023.ppt
PTSL 2023.ppt
 
Integrasi tataruang dan pertanahan
Integrasi tataruang dan pertanahanIntegrasi tataruang dan pertanahan
Integrasi tataruang dan pertanahan
 

Mehr von Fitri Indra Wardhono

Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Fitri Indra Wardhono
 
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Fitri Indra Wardhono
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanFitri Indra Wardhono
 
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanInstrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanFitri Indra Wardhono
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahFitri Indra Wardhono
 
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaMeruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaFitri Indra Wardhono
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Fitri Indra Wardhono
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasFitri Indra Wardhono
 
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasTata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasFitri Indra Wardhono
 

Mehr von Fitri Indra Wardhono (20)

Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
Perdesaan, sebagai tempat akan dilaksanakannya pembangan pariwisata perdesaan...
 
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
Kumpulan Ayat Pilihan Untuk Yang Sedang "Jatuh"
 
Ad dukhon 43 – 59
Ad dukhon 43 – 59Ad dukhon 43 – 59
Ad dukhon 43 – 59
 
Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015Pedoman RIPPDA 2015
Pedoman RIPPDA 2015
 
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataanAneka diagram penataan ruang kepariwisataan
Aneka diagram penataan ruang kepariwisataan
 
Kumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standarKumpulan ayat ruqyah standar
Kumpulan ayat ruqyah standar
 
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataanInstrumen gabungan survey kepariwisataan
Instrumen gabungan survey kepariwisataan
 
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyahEvaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
Evaluasi penguasaan ayat ayat al qur’an untuk pelaksanaan ruqyah syar’iyyah
 
Daftar ayat ayat ruqyah
Daftar ayat ayat ruqyahDaftar ayat ayat ruqyah
Daftar ayat ayat ruqyah
 
Kebatinan & kejawen islam
Kebatinan & kejawen   islamKebatinan & kejawen   islam
Kebatinan & kejawen islam
 
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyahDaftar ayat & surat untuk ruqyah
Daftar ayat & surat untuk ruqyah
 
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat UsahaMeruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
Meruqyah Rumah dan/atau Tempat Usaha
 
Sistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataanSistem perencanaan kepariwisataan
Sistem perencanaan kepariwisataan
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
Paparan dompak
Paparan dompakPaparan dompak
Paparan dompak
 
Renstra cipta karya 2006
Renstra cipta karya 2006Renstra cipta karya 2006
Renstra cipta karya 2006
 
Kek teroritis
Kek teroritisKek teroritis
Kek teroritis
 
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANGPENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
Sosialisasi uu 27 / 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU...
 
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari BappenasPanduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
Panduan penataan ruang & pengembangan kawasan - Sebuah panduan dari Bappenas
 
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari BappenasTata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
Tata Cara Pengembangan Kawasan - Sebuah Pedoman dari Bappenas
 

Perencanaan Teknis Sarana Pemukiman Transmigran

  • 2. RENTEK SARANA • LAHAN • RTJK • FASILTAS UMUM • SARANA AIR BERSIH
  • 3. PERENCANAAN PEMBUKAAN LAHAN KEBIJAKAN  Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)  Lahan Pekarangan Siap Tanam  Lahan Usaha Siap Olah METODE PEMBUKAAN LAHAN  Mekanis : Seluruh Pekerjaan dilakukan dengan peralatan (Hutan primer dan sekunder)  Semi Mekanis : Sebagian pekerjaan dibantu dengan peralatan sebagian lagi dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat tradisionkan (hutan sekunder, dan primer)  Manual : Seluruh pekerjaan dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat-alat tradisional (hutan tersier dan semak belukar)
  • 4. TAHAPAN PEMBUKAAN LAHAN KLASIFIKASI LAHAN BERTEGAKAN KAYU • Tebas, Tebang, Potong dan - Tebas : diameter pohon < 10 cm (alat parang) - Tebang : diameter pohon > 10 – 30 cm (alat kampak) - Potong : diameter pohon > 30 cm (alat chain saw) • Pilah, Kumpul, Bersih - Pilah : memilah kayu limbah, komersil, non komersil dan yang dimanfaatkan - Kumpul : mengumpulkan dengan menyusun masing-masing kayu yang telah dipilah pada areal jalur tumpukan/sejajar kontur sebagai penahan tanah/terasering - Bersih : membersihkan areal dari sisa-sisa potongan dan menumpukan kembali pada areal jalur tumpukan Penilaian Hasil Masing-masing tahapan dinilai hasil akhirnya, setelah selesai pekerjaan.
  • 5. KLASIFIKASI LAHAN SEMAK BELUKAR  Tebas, Kumpul, Bersih - Tebas : Menebas bersih semak belukar dan menumpukan pada areal jalur tumpukan/areal garis kontur - Kumpul : Mengumpulkan dan menumpuk kayu limbah secara memanjang dan sejajar garis kontur pada bagian belakang rumah transmigran (LP). - Bersih : membersihkan areal dari sisa-sisa tebasan dan menumpukan kembali pada areal jalur tumpukan PENILAIAN HASIL Masing-masing tahapan dinilai hasil akhirnya, setelah selesai pekerjaan. KLASIFIKASI LAHAN ALANG-ALANG  Penyemprotan : Penyemprotan dengan bahan kimi ( herbisida ) dengan dosis sesuai rekomendasi pabrik untuk mematikan alang-alang secara tuntas hingga ke akar-akarnya ( dua minggu )  Penilaian dilakukan setelah dua minggu.Lebih dari 80 % Alang-alang mati.  PENGOLAHAN LAHAN  Pembajakan/ Penggaruan  Memperbaiki tata air tanah, membersihkan dari kotoran-kotoran (dgn membenamkan) Serta mengurangi bahaya erosi, menggemburkan dan memudahkan untuk diolah oleh transmigran.
  • 6. •METODA a. Mekanis : dengan bajak singkal ( dish plow) atau bajak garu ( dish harow ) ditarik dengan traktor (Crawler tractor ) dengan kedalaman 20 cm (spesifikasi). Dilakukan 2 kali tahapan, Pertama tegak lurus kontur dan yang kedua sejajar kontur b. Manual : Dilakukan tenaga manusia dengan alat cangkul/ garu dan kedalaman 20 KONSERVASI LAHAN PENANAMAN COVER CROPS Tujuan : - Melindungi dari Erosi - Meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah - Menekan pertumbuhan alang-alang / gulma Jenis Cover Crop : - Colopogonium - Centrosema Pubescens - Peuraria Javanica dll
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10. RUMAH TRANSMIGRAN ( PTB )  Jenis konstruksi untuk Rumah Transmigran ( standar ) pada lahan kering digunakan dengan konstruksi non panggung dan untuk lahan basah menggunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan Rumah Transmigran untuk lahan kering dan basah ditetapkan minimal Type 36 m2,  Penetapan type bangunan berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang bangunan sederhana ( Standar PU )dengan norma luasan minimal seluas 7m2 per orang,  Bentuk Desain Rumah dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi standar anggaran ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 11. TIPIKAL DESAIN RUMAH TYPE 36 M2 NON PANGGUNG ( STANDAR )
  • 12.
  • 13. TIPIKAL DESAIN RUMAH TYPE 36 M2 PANGGUNG ( STANDAR )
  • 14.
  • 15. RUMAH TRANSMIGRAN dengan konsep RTUPT ( PTB )  UNTUK TRANSMIGRAN DAERAH ASAL / TPA  menyusun metode perencanaan teknisnya berdasarkan rekomendasi RTUPT ,  Rumah transmigran TPA yang dibangun pada lahan kering ( non panggung ) dan lahan basah ( panggung ) mengunakan Type 36 m2 standar ( PTB ),  Spesifisikasi teknis rumah transmigran TPA untuk lahan kering (non panggung ) dan lahan basah ( panggung ) sama dengan peruntukan rumah transmigran standar (PTB),  Bentuk desian dapat dimodifikasi sesuai dengan gambar arsitek /budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempet
  • 16.  UNTUK TRANSMIGRAN DAERAH SETEMPAT / TPS  Metode perencanaan teknisnya dilakukan dengan cara melakukan identifikasi lapangan untuk memperoleh data data tentang kebutuhan dan permintaan transmigran setempat / TPS dalam merenovasi / menambah ruang pada bangunan rumah yang sudah ada,  Pembuatan desain bangunan didasarkan atas kebutuhan dan permintaan transmigran TPS yang disesuaikan dengan kondisi bangunan rumah yang sudah ada,  Desain renovasi rumah transmigran yang telah disepakati, ditanda tangani oleh pemilik rumah / transmigran TPS yang bersangkutan,  Pekerjaan renovasi rumah transmigran TPS dilaksanakan dengan menggunakan jenis material dan pembiayaan yang sama dengan pembangunan rumah baru Type 36 m2 ( standar ) konstruksi panggung maupun non panggung.
  • 17. FASILITAS UMUM Jenis Fasilitas umum ( Standar )  Kantor unit  Gudang unit  Balai desa  Rumah Kepala unit  Puskesmas pembantu / PUSTU  Rumah petugas  Mesjid  Gereja  Sekolah Dasar
  • 18. KANTOR UNIT Jenis konstruksi (standar) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung, Luasan bangunan standar untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 124 m2 Penetapan type bangunan berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang, Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 19. TIPIKAL DESAIN KANTOR UNIT STANDAR ( Non Panggung ) TAMPAK MUKA
  • 20. DENAH
  • 21. TIPIKAL DESAIN KANTOR UNIT STANDAR ( Panggung )
  • 22. DENAH
  • 23. GUDANG UNIT  Jenis konstruksi Gudang Unit ( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan Gudang Unit untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 67,50 m2  Penetapan type bangunan Gudang Unit berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 3 m2 per orang,  Bentuk desain dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitek/budaya lokal, menggunakan material setempat
  • 24. TIPIKAL DESAIN GUDANG UNIT STANDAR ( non panggung )
  • 25. TIPIKAL DESAIN GUDANG UNIT STANDAR ( panggung )  DESAIN TEKNIS (panggung )
  • 26. BALAI DESA  Jenis konstruksi Balai Desa ( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung, Luasan bangunan Balai Desa untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 135 m2,  Penetapan type bangunan Balai Desa berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang, Bentuk Desain Balai Desa dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 27. TIPIKAL DESAIN BALAI DESA STANDAR ( Non Panggung )
  • 28. TIPIKAL DESAIN BALAI DESA STANDAR (Panggung )
  • 29. RUMAH KEPALA UNIT  Jenis konstruksi Rumah Kepala Unit ( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan Rumah Kepala Unit untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 64 m2,  Penetapan type bangunan Rumah Kepala Unit berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang,  Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 30. TIPIKAL RUMAH KEPALA UNIT STANDAR ( Non PAnggung )
  • 31. TIPIKAL RUMAH KEPALA UNIT STANDAR ( Panggung )
  • 32. PUSKESMAS PEMBANTU / PUSTU  Jenis konstruksi PUSTU( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan PUSTU untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 82,50 m2,  Penetapan type bangunan PUSTU berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang,  Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 33. TIPIKAL DESAIN PUSTU STANDAR ( Non Panggung )
  • 34. TIPIKAL DESAIN PUSTU STANDAR ( Panggung )
  • 35. RUMAH PETUGAS  Jenis konstruksi Rumah Petugas Kopel ( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan Rumah Petugas Kopel untuk lahan kering dan lahan basah ditetapkan, minimal 138 m2,  Penetapan type bangunan Rumah Petugas Kopel berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang,  Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 36. TIPIKAL DESAIN RUMAH PETUGAS STANDAR (Non Panggung )
  • 37. TIPIKAL DESAIN RUMAH PETUGAS STANDAR (Panggung )
  • 38. RUMAH IBADAH  Jenis konstruksi Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja ( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung,sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 110 m2,  Penetapan type bangunan Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 2 m2 per orang,  Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 39. TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / MESJID STANDAR ( Non Panggung )
  • 40. TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / MESJID STANDAR (Panggung )
  • 41. TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / GEREJA STANDAR ( Non Panggung )
  • 42. TIPIKAL DESAIN RUMAH IBADAH / GEREJA STANDAR ( Panggung )
  • 43. SEKOLAH DASAR  Jenis konstruksi bangunan Sekolah Dasar ( Standar ) untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,  Luasan bangunan Sekolah Dasar untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal 215 m2,  Penetapan type bangunan Sekolah Dasar berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 4 m2 per orang,  Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 44. TIPIKAL DESAIN SEKOLAH DASAR STANDAR ( Non Panggung )
  • 45. TIPIKAL DESAIN SEKOLAH DASAR STANDAR ( Panggung )
  • 46. CATATAN  Jika anggaran tidak mencukupi , minimal sarana bangunan FU yang harus tersedia adalah ; Gudang Unit, Balai Desa , Rumah Ibadah dan PUSTU,Sekolah Dasar ,  Pada lahan Peruntukan Fasilitas Umum yang terbatasmaka dapat di desain satu bangunan serbaguna yang berfungsi untuk beberapa kegiatan pelayanan umum ,  Untuk Pembangunan Sarana Pendidikan berupa Bangunan SD melalui program Transmigrasi , perlu adanya kebijakan yang dijadikan acuan dalam pengalokasian anggaran maupun kewenangan untuk pembangunannya. Namun demikian pada program PTB untuk kegiatan pembangunan gedung SD baik dilokasi PTB atau PTA bina yang belum memiliki gedung SD dapat mengusulkan untuk diprogramkan, sementara untuk pengadaan tenaga pengajar / Guru tetap menjadi kewenangan Dep.DIKNAS ditingkat Kab./Kota / Provinsi.  Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
  • 47. CONTOH DESAIN TEKNIS BANGUNAN SERBA GUNA TERPADU SESUAI ARSITEKTUR / BUDAYA LOKAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Gedung serbaguna terpadu
  • 48. Kantor desa R. PKK R. LKMD Pustu Knt. POS Ruang pertemuan R. PPL
  • 49. SARANA AIR BERSIH ( SAB ) Jenis Sarana air bersih Standar Gentong plastik Sumur gali Pompa tangan dangkal Jenis Sarana air bersih Non Standar Air permukaan grafitasi dan non grafitasi Sumur bor tanah dalam + Perpipaan Kolam tandon air (KTA) Bendali Bak penampung air hujan Water Treatment
  • 50. DASAR PERENCANAAN TEKNIS SARANA AIR BERSIH (SAB)  REKOMENDASI DARI HASIL RTSP / RTUPT MENYANGKUT ; DATA DATA TENTANG POTENSI AIR BERSIH DAN PETA SUMBERDAYA AIR  faktor geografis : keberadaan lokasi , jumlah penduduk yang akan dilayani kebutuhan air bersihnya,  Pertimbangan aspek tofografi : Elevasi dan jarak sumber air ke lokasi permukiman  Ketersediaan Sumber air : Air Hujan , Air Permukaan , Air Tanah yang memenuhi standar kuantitas ( 60 Ltr / org/Hari ) dan kualitas kesehatan (Tidak berasa, berbau dan berwarna ).
  • 51. SAB STANDAR SAB standar menggunakan desain tipikal dari Direktorat Jenderal P4T. Untuk lokasi transmigrasi dilahan kering diberikan Sumur Gali 1 unit / 2-5 KK dan 1 bh gentong plastik / KK dan untuk yang dilahan basah 5 bh gentong plastik / KK ( dengan kapasitas 300 LIter / bh ) Gentong plastik di desain khusus untuk memudahkan pengangkutan dan menghindari penyalah gunaan, Pompa tangan dangkal / dalam dibangun jika sumur gali tidak memungkinkan, dengan norma 1 pompa tangan melayani 5 KK
  • 52. TAHAPAN PERENCANAAN TEKNIS SAB NON STANDAR • Tahapan Persiapan Berupa kegiatan pengumpulan: data debit air, jarak sumber air kepermukiman,status kepemilikan sumber air, beda tinggi sumber air dengan permukiman • Survey Lapangan > Pengukuran jarak dan beda tinggi sumber air ke permukiman > Penelitian kualitas dan kuantitas serta kontiniutas air baku > Analisa data iklim • Pekerjaan Desain > Pembuatan gambar kerja : lay out jaringan pipa, dimensi pipa > Perhitungan volume > Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) > Spesifikasi Teknis
  • 53. 105 cm 70 cm 56 cm Volume bersih 300 liter Bahan plastik HDPE Berat kosong min 7,6 Kg Ketebalan plastik 2,8 mm TIPIKAL BENTUK GENTONG PLASTIK STANDAR
  • 54. SUMUR GALI Syarat teknis :  Sumber air berasal dari air tanah dangkal dengan dasar kedalaman penggalian sumur harus dibawah muka air minimal 2 m,  Diameter sumur antara 1 – 2 meter,  Jarak sumur dengan sumber limbah minimum 10 meter ,  Untuk menghindari kontaminasi dari air permukaan dibuat pasangan batu / buis beton yang kedap air sedalam 2 – 3 meter dan untuk bagian atas permukaan tanah dari sumur diberi tembok pengaman setinggi 0,80 – 1 meter ,  Lantai sumur dibuat kedap air ( beton tumbuk ) dengan radius 2 – 3 m2, dengan Kemiringan lantai floor 2 % agar air tidak tergenang ,  Sumur dapat melayani 2 – 4 KK / Unit ,
  • 55. TIPIKAL DESAIN TEKNIS SUMUR GALI STANDAR
  • 56. POMPA TANGAN DANGKAL Syarat teknis :  Sumber air berasal dari air tanah dangkal dengan kedalaman maksimal 10 m ,  Jarak sumur dengan sumber limbah minimum 10 meter,  Sumur dapat melayani 2 – 5 KK / Unit ,  Jenis Pompa yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
  • 57. DESAIN TEKNIS POMPA TANGAN DANGKAL
  • 58. SAB non STANDAR SAB non standar harus dibuat desain teknisnya terlebih dahulu,sebelum dapat diprogramkan ataupun diajukan pengusulannya SAB non standar merupakan alternatif terakhir jika SAB standar tidak memungkinkan, jenis disesuaikan dengan kondisi topografi, curah hujan dan karakter tanah
  • 60. MODEL DESAIN KTA ( Kolam Tandon Air )
  • 61. RENTEK SAB SUMUR BOR TANAH DALAM + PERPIPAAN
  • 62. RENTEK SAB SUMUR BOR TANAH DALAM + PERPIPAAN
  • 63. Permasalahan  Usulan daerah untuk kegiatan PTB, Rehabilitasi maupun Peningkatan Prasarana dan Sarana sering belum dilengkapi dengan data pendukung antara lain ; hasil perencanaan teknis , data / informasi teknis lainnya , RAB, maupun data penunjang berupa foto-foto menyangkut kondisi prasarana maupun sarana sehingga menyulitkan dilakukannya pencermatan untuk menentukan kelayakan usulan baik dari segi teknis maupun kebutuhan riil anggaran pembangunannya.  Harga satuan yang diusulkan dalam RAB tidak didasarkan pada harga satuan material dan upah kerja yang berlaku dan resmi dikeluarkan Pemda setempat.