Pembangunan transmigrasi mempunyai visi yang intinya merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan pembangunan daerah, yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan di kawasan yang masih tertinggal (terisolir) serta dapat meningkatkan kesejahteraan transmigran yang tinggal di daerah tersebut.
2. RENTEK SARANA
• LAHAN
• RTJK
• FASILTAS UMUM
• SARANA AIR BERSIH
3. PERENCANAAN PEMBUKAAN LAHAN
KEBIJAKAN
Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB)
Lahan Pekarangan Siap Tanam
Lahan Usaha Siap Olah
METODE PEMBUKAAN LAHAN
Mekanis : Seluruh Pekerjaan dilakukan dengan peralatan (Hutan primer dan
sekunder)
Semi Mekanis : Sebagian pekerjaan dibantu dengan peralatan sebagian lagi
dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat tradisionkan (hutan sekunder, dan
primer)
Manual : Seluruh pekerjaan dikerjakan oleh tenaga manusia dan alat-alat
tradisional (hutan tersier dan semak belukar)
4. TAHAPAN PEMBUKAAN LAHAN
KLASIFIKASI LAHAN BERTEGAKAN KAYU
• Tebas, Tebang, Potong dan
- Tebas : diameter pohon < 10 cm (alat parang)
- Tebang : diameter pohon > 10 – 30 cm (alat kampak)
- Potong : diameter pohon > 30 cm (alat chain saw)
• Pilah, Kumpul, Bersih
- Pilah : memilah kayu limbah, komersil, non komersil dan yang
dimanfaatkan
- Kumpul : mengumpulkan dengan menyusun masing-masing kayu
yang telah dipilah pada areal jalur tumpukan/sejajar kontur
sebagai penahan tanah/terasering
- Bersih : membersihkan areal dari sisa-sisa potongan dan menumpukan
kembali pada areal jalur tumpukan
Penilaian Hasil
Masing-masing tahapan dinilai hasil akhirnya, setelah selesai pekerjaan.
5. KLASIFIKASI LAHAN SEMAK BELUKAR
Tebas, Kumpul, Bersih
- Tebas : Menebas bersih semak belukar dan menumpukan pada
areal jalur tumpukan/areal garis kontur
- Kumpul : Mengumpulkan dan menumpuk kayu limbah secara
memanjang dan sejajar garis kontur pada bagian
belakang rumah transmigran (LP).
- Bersih : membersihkan areal dari sisa-sisa tebasan dan
menumpukan kembali pada areal jalur tumpukan
PENILAIAN HASIL
Masing-masing tahapan dinilai hasil akhirnya, setelah selesai pekerjaan.
KLASIFIKASI LAHAN ALANG-ALANG
Penyemprotan : Penyemprotan dengan bahan kimi ( herbisida ) dengan dosis sesuai
rekomendasi pabrik untuk mematikan alang-alang secara tuntas hingga ke akar-akarnya
( dua minggu )
Penilaian dilakukan setelah dua minggu.Lebih dari 80 % Alang-alang mati.
PENGOLAHAN LAHAN
Pembajakan/ Penggaruan
Memperbaiki tata air tanah, membersihkan dari kotoran-kotoran (dgn membenamkan)
Serta mengurangi bahaya erosi, menggemburkan dan memudahkan untuk diolah oleh
transmigran.
6. •METODA
a. Mekanis : dengan bajak singkal ( dish plow) atau bajak garu ( dish harow ) ditarik dengan
traktor (Crawler tractor ) dengan kedalaman 20 cm (spesifikasi).
Dilakukan 2 kali tahapan, Pertama tegak lurus kontur dan yang kedua sejajar
kontur
b. Manual : Dilakukan tenaga manusia dengan alat cangkul/ garu dan kedalaman 20
KONSERVASI LAHAN
PENANAMAN COVER CROPS
Tujuan : - Melindungi dari Erosi
- Meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah
- Menekan pertumbuhan alang-alang / gulma
Jenis Cover Crop : - Colopogonium
- Centrosema Pubescens
- Peuraria Javanica dll
7.
8.
9.
10. RUMAH TRANSMIGRAN ( PTB )
Jenis konstruksi untuk Rumah Transmigran ( standar ) pada lahan kering
digunakan dengan konstruksi non panggung dan untuk lahan basah
menggunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan Rumah Transmigran untuk lahan kering dan basah
ditetapkan minimal Type 36 m2,
Penetapan type bangunan berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang
bangunan sederhana ( Standar PU )dengan norma luasan minimal seluas 7m2
per orang,
Bentuk Desain Rumah dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur / budaya
lokal dengan menggunakan material lokal sepanjang pembiayaannya tidak
melewati norma biaya standar yang ditetapkan
, namun apabila pembiayaannya melebihi standar anggaran ,maka kekurangan
biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
15. RUMAH TRANSMIGRAN dengan konsep RTUPT
( PTB )
UNTUK TRANSMIGRAN DAERAH ASAL / TPA
menyusun metode perencanaan teknisnya berdasarkan
rekomendasi RTUPT ,
Rumah transmigran TPA yang dibangun pada lahan kering (
non panggung ) dan lahan basah ( panggung ) mengunakan
Type 36 m2 standar ( PTB ),
Spesifisikasi teknis rumah transmigran TPA untuk lahan kering
(non panggung ) dan lahan basah ( panggung ) sama dengan
peruntukan rumah transmigran standar (PTB),
Bentuk desian dapat dimodifikasi sesuai dengan gambar arsitek
/budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempet
16. UNTUK TRANSMIGRAN DAERAH SETEMPAT / TPS
Metode perencanaan teknisnya dilakukan dengan cara melakukan
identifikasi lapangan untuk memperoleh data data tentang
kebutuhan dan permintaan transmigran setempat / TPS dalam
merenovasi / menambah ruang pada bangunan rumah yang sudah
ada,
Pembuatan desain bangunan didasarkan atas kebutuhan dan
permintaan transmigran TPS yang disesuaikan dengan kondisi
bangunan rumah yang sudah ada,
Desain renovasi rumah transmigran yang telah disepakati, ditanda
tangani oleh pemilik rumah / transmigran TPS yang bersangkutan,
Pekerjaan renovasi rumah transmigran TPS dilaksanakan dengan
menggunakan jenis material dan pembiayaan yang sama dengan
pembangunan rumah baru Type 36 m2 ( standar )
konstruksi panggung maupun non panggung.
17. FASILITAS UMUM
Jenis Fasilitas umum ( Standar )
Kantor unit
Gudang unit
Balai desa
Rumah Kepala unit
Puskesmas pembantu / PUSTU
Rumah petugas
Mesjid
Gereja
Sekolah Dasar
18. KANTOR UNIT
Jenis konstruksi (standar) untuk lahan kering
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan
untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan standar untuk lahan kering dan basah
ditetapkan, minimal 124 m2
Penetapan type bangunan berdasarkan perhitungan
kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6
m2 per orang,
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai
dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan
material lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak
melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun
apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan
biaya ditanggung pemerintah daerah setempat
23. GUDANG UNIT
Jenis konstruksi Gudang Unit ( Standar ) untuk lahan kering
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan
basah mengunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan Gudang Unit untuk lahan kering dan basah
ditetapkan, minimal 67,50 m2
Penetapan type bangunan Gudang Unit berdasarkan perhitungan
kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 3 m2 per
orang,
Bentuk desain dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitek/budaya
lokal, menggunakan material setempat
26. BALAI DESA
Jenis konstruksi Balai Desa ( Standar ) untuk lahan
kering menggunakan konstruksi non panggung,
sedangkan untuk lahan basah mengunakan konstruksi
panggung,
Luasan bangunan Balai Desa untuk lahan kering dan
basah ditetapkan, minimal 135 m2,
Penetapan type bangunan Balai Desa berdasarkan
perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan
minimal seluas 6 m2 per orang,
Bentuk Desain Balai Desa dapat dimodifikasi sesuai
dengan arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan
material lokal sepanjang pembiayaannya tidak melewati
norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila
pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya
ditanggung pemerintah daerah setempat
29. RUMAH KEPALA UNIT
Jenis konstruksi Rumah Kepala Unit ( Standar ) untuk lahan kering
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah
mengunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan Rumah Kepala Unit untuk lahan kering dan basah
ditetapkan, minimal 64 m2,
Penetapan type bangunan Rumah Kepala Unit berdasarkan perhitungan
kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang,
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur /
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan ,
namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung
pemerintah daerah setempat
32. PUSKESMAS PEMBANTU / PUSTU
Jenis konstruksi PUSTU( Standar ) untuk lahan kering menggunakan
konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah mengunakan
konstruksi panggung,
Luasan bangunan PUSTU untuk lahan kering dan basah ditetapkan, minimal
82,50 m2,
Penetapan type bangunan PUSTU berdasarkan perhitungan kebutuhan
ruang dengan norma luasan minimal seluas 6 m2 per orang,
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur /
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan ,
namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya
ditanggung pemerintah daerah setempat
35. RUMAH PETUGAS
Jenis konstruksi Rumah Petugas Kopel ( Standar ) untuk lahan
kering menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan
untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan Rumah Petugas Kopel untuk lahan kering
dan lahan basah ditetapkan, minimal 138 m2,
Penetapan type bangunan Rumah Petugas Kopel berdasarkan
perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal
seluas 6 m2 per orang,
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan
arsitektur / budaya lokal dengan menggunakan material
lokal/setempat sepanjang pembiayaannya tidak melewati
norma biaya standar yang ditetapkan , namun apabila
pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung
pemerintah daerah setempat
38. RUMAH IBADAH
Jenis konstruksi Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja ( Standar )
untuk lahan kering menggunakan konstruksi non panggung,sedangkan
untuk lahan basah mengunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja untuk lahan
kering dan basah ditetapkan, minimal 110 m2,
Penetapan type bangunan Rumah Ibadah berupa Mesjid atau Gereja
berdasarkan perhitungan kebutuhan ruang dengan norma luasan minimal
seluas 2 m2 per orang,
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur /
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan ,
namun apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya
ditanggung pemerintah daerah setempat
43. SEKOLAH DASAR
Jenis konstruksi bangunan Sekolah Dasar ( Standar ) untuk lahan kering
menggunakan konstruksi non panggung, sedangkan untuk lahan basah
mengunakan konstruksi panggung,
Luasan bangunan Sekolah Dasar untuk lahan kering dan basah ditetapkan,
minimal 215 m2,
Penetapan type bangunan Sekolah Dasar berdasarkan perhitungan kebutuhan
ruang dengan norma luasan minimal seluas 4 m2 per orang,
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur /
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun
apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung
pemerintah daerah setempat
46. CATATAN
Jika anggaran tidak mencukupi , minimal sarana bangunan FU yang harus tersedia
adalah ; Gudang Unit, Balai Desa , Rumah Ibadah dan PUSTU,Sekolah Dasar ,
Pada lahan Peruntukan Fasilitas Umum yang terbatasmaka dapat di desain satu
bangunan serbaguna yang berfungsi untuk beberapa kegiatan pelayanan umum ,
Untuk Pembangunan Sarana Pendidikan berupa Bangunan SD melalui program
Transmigrasi , perlu adanya kebijakan yang dijadikan acuan dalam pengalokasian
anggaran maupun kewenangan untuk pembangunannya. Namun demikian pada
program PTB untuk kegiatan pembangunan gedung SD baik dilokasi PTB atau PTA
bina yang belum memiliki gedung SD dapat mengusulkan untuk diprogramkan,
sementara untuk pengadaan tenaga pengajar / Guru tetap menjadi kewenangan
Dep.DIKNAS ditingkat Kab./Kota / Provinsi.
Bentuk Desain Kantor Unit dapat dimodifikasi sesuai dengan arsitektur /
budaya lokal dengan menggunakan material lokal/setempat sepanjang
pembiayaannya tidak melewati norma biaya standar yang ditetapkan , namun
apabila pembiayaannya melebihi ,maka kekurangan biaya ditanggung
pemerintah daerah setempat
47. CONTOH DESAIN TEKNIS BANGUNAN SERBA GUNA TERPADU SESUAI ARSITEKTUR / BUDAYA
LOKAL DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Gedung serbaguna terpadu
48. Kantor desa
R. PKK
R. LKMD
Pustu
Knt. POS
Ruang
pertemuan
R. PPL
49. SARANA AIR BERSIH ( SAB )
Jenis Sarana air bersih Standar
Gentong plastik
Sumur gali
Pompa tangan dangkal
Jenis Sarana air bersih Non Standar
Air permukaan grafitasi dan non grafitasi
Sumur bor tanah dalam + Perpipaan
Kolam tandon air (KTA)
Bendali
Bak penampung air hujan
Water Treatment
50. DASAR PERENCANAAN TEKNIS SARANA AIR BERSIH (SAB)
REKOMENDASI DARI HASIL RTSP / RTUPT MENYANGKUT ; DATA
DATA TENTANG POTENSI AIR BERSIH DAN PETA SUMBERDAYA AIR
faktor geografis : keberadaan lokasi , jumlah penduduk yang akan dilayani
kebutuhan air bersihnya,
Pertimbangan aspek tofografi : Elevasi dan jarak sumber air
ke lokasi permukiman
Ketersediaan Sumber air : Air Hujan , Air Permukaan ,
Air Tanah yang memenuhi standar kuantitas ( 60 Ltr / org/Hari ) dan
kualitas kesehatan (Tidak berasa, berbau dan berwarna ).
51. SAB STANDAR
SAB standar menggunakan desain tipikal dari Direktorat Jenderal
P4T.
Untuk lokasi transmigrasi dilahan kering diberikan Sumur Gali 1
unit / 2-5 KK dan 1 bh gentong plastik / KK dan untuk yang
dilahan basah 5 bh gentong plastik / KK ( dengan kapasitas 300
LIter / bh )
Gentong plastik di desain khusus untuk memudahkan
pengangkutan dan menghindari penyalah gunaan,
Pompa tangan dangkal / dalam dibangun jika sumur gali tidak
memungkinkan, dengan norma 1 pompa tangan melayani 5 KK
52. TAHAPAN
PERENCANAAN TEKNIS SAB NON STANDAR
• Tahapan Persiapan
Berupa kegiatan pengumpulan: data debit air, jarak sumber air kepermukiman,status
kepemilikan sumber air, beda tinggi sumber air dengan permukiman
• Survey Lapangan
> Pengukuran jarak dan beda tinggi sumber air ke permukiman
> Penelitian kualitas dan kuantitas serta kontiniutas air baku
> Analisa data iklim
• Pekerjaan Desain
> Pembuatan gambar kerja : lay out jaringan pipa, dimensi pipa
> Perhitungan volume
> Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
> Spesifikasi Teknis
53. 105 cm
70 cm
56 cm
Volume bersih 300 liter
Bahan plastik HDPE
Berat kosong min 7,6 Kg
Ketebalan plastik 2,8 mm
TIPIKAL BENTUK GENTONG PLASTIK STANDAR
54. SUMUR GALI
Syarat teknis :
Sumber air berasal dari air tanah dangkal dengan dasar
kedalaman penggalian sumur harus dibawah muka air
minimal 2 m,
Diameter sumur antara 1 – 2 meter,
Jarak sumur dengan sumber limbah minimum 10 meter ,
Untuk menghindari kontaminasi dari air permukaan dibuat
pasangan batu / buis beton yang kedap air sedalam 2 – 3 meter
dan untuk bagian atas permukaan tanah dari sumur diberi
tembok pengaman setinggi 0,80 – 1 meter ,
Lantai sumur dibuat kedap air ( beton tumbuk ) dengan radius
2 – 3 m2, dengan Kemiringan lantai floor 2 % agar air tidak
tergenang ,
Sumur dapat melayani 2 – 4 KK / Unit ,
56. POMPA TANGAN DANGKAL
Syarat teknis :
Sumber air berasal dari air tanah dangkal dengan
kedalaman maksimal 10 m ,
Jarak sumur dengan sumber limbah minimum 10 meter,
Sumur dapat melayani 2 – 5 KK / Unit ,
Jenis Pompa yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditetapkan.
58. SAB non STANDAR
SAB non standar harus dibuat desain teknisnya terlebih
dahulu,sebelum dapat diprogramkan ataupun diajukan
pengusulannya
SAB non standar merupakan alternatif terakhir jika SAB
standar tidak memungkinkan, jenis disesuaikan dengan
kondisi topografi, curah hujan dan karakter tanah
63. Permasalahan
Usulan daerah untuk kegiatan PTB, Rehabilitasi maupun
Peningkatan Prasarana dan Sarana sering belum dilengkapi
dengan data pendukung antara lain ; hasil perencanaan
teknis , data / informasi teknis lainnya , RAB, maupun data
penunjang berupa foto-foto menyangkut kondisi
prasarana maupun sarana sehingga menyulitkan
dilakukannya pencermatan untuk menentukan kelayakan
usulan baik dari segi teknis maupun kebutuhan riil
anggaran pembangunannya.
Harga satuan yang diusulkan dalam RAB tidak didasarkan
pada harga satuan material dan upah kerja yang berlaku
dan resmi dikeluarkan Pemda setempat.