2. Analisa & Pembahasan Manajemen
Management Discussion & Analysis
Growing
through synergy
Tumbuh melalui sinergi
CIMB Niaga terus CIMB Niaga continuously leverages
its strengths to fully create synergy in
memanfaatkan kekuatannya order to develop expertise in banking
untuk melakukan sinergi and finance.
dalam rangka meningkatkan
keahlian di bidang
perbankan dan keuangan.
CIMB Niaga Annual Report 2010 293
3. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Management Discussion and Analysis
PRioRitAs stRAtegis tAhun 2010 stRAtegic PRioRities 2010
Rencana strategis jangka pendek: short term plans:
Dalam jangka pendek, CIMB Niaga memfokuskan strategi pada In the short term, CIMB Niaga focused its strategies on a number
beberapa prioritas untuk dapat membantu pertumbuhan bisnis of priorities in order to drive overall business growth. Among these
secara keseluruhan. Adapun beberapa strategi yang menjadi strategic priorities are business development in selected high-margin
prioritas antara lain adalah bisnis usaha bermarjin tinggi, melakukan areas, diversification of revenue sources, increased proportion of
diversifikasi dari sumber pendapatan, pertumbuhan dana murah, low-cost funds, transformation of sales and service, improving
transformasi pelayanan dan penjualan, peningkatan efisiensi dan efficiency, and strengthening human resources. Among some of the
pengembangan sumber daya manusia. Beberapa bisnis yang business lines that CIMB Niaga focuses on are expanded micro-
berkaitan dengan fokus di atas adalah ekspansi pembiayaan financing, credit card, home mortgage, and auto loan businesses.
mikro, kartu kredit, kredit kepemilikan rumah, ekspansi pada kredit In addition, CIMB Niaga also focuses on improving efficiency and
pemilikan mobil, peningkatan efisiensi dan pengembangan alternate further developing alternate delivery channels. At the same time,
channel. Sejalan dengan itu, CIMB Niaga juga memanfaatkan CIMB Niaga also leverages competitive strengths and the position
keunggulan bersaing dan posisi CIMB Group di kawasan regional of CIMB Group in the region to improve its own products, services
untuk meningkatkan standar produk, layanan dan proses internal and internal processes. This will involve regional cooperation in
CIMB Niaga. Aktivitas-aktivitas yang dijalankan meliputi kerjasama product development and marketing, risk management, as well as
dalam bidang pengembangan dan penjualan produk, pengelolaan operations and information technology.
risiko, serta sistem operasi dan teknologi informasi.
Rencana jangka panjang: Long term plans:
CIMB Niaga melakukan berbagai aktivitas dalam rangka pencapaian CIMB Niaga pursues a variety of activities towards realizing its
Visi CIMB Niaga untuk menjadi bank yang terpercaya di Indonesia vision to become a trusted bank in Indonesia, by creating synergy
dengan melakukan sinergi dengan CIMB Group dalam rangka with CIMB Group in support of CIMB Group’s vision to become
mendukung pencapaian Visi CIMB Group sebagai tiga besar one of the top three financial institutions in Southeast Asia.
lembaga keuangan di Asia Tenggara.
Selain melanjutkan inisiatif – inisiatif yang telah dimulai tahun In addition to ongoing initiatives started the previous year in areas
lalu seperti pembiayaan mikro, pegadaian syariah, pembiayaan such as micro financing, sharia collateralized lending, auto loans,
kendaraan bermotor, kartu kredit, structured finance, pembiayaan credit cards, structured finance, and supply chain financing,
supply chain, CIMB Niaga juga memanfaatkan keunggulan bersaing CIMB Niaga will also leverage the competitive strengths of CIMB
CIMB Group antara lain dengan membangun sistem Customer Group through such initiatives as the development of a Customer
Relationship Management, dan jaringan ATM Regional, sebagai Relationship Management system and the Regional ATM network,
upaya memantapkan keberadaan layanan CIMB Group di ASEAN. in an effort to strengthen the presence of CIMB Group in ASEAN.
PeReKonoMiAn inDonesiA inDonesiA’s econoMy
Tahun 2010 ditandai dengan berseminya harapan atas pulihnya The year of 2010 was colored by high hopes of a recovery
krisis ekonomi global dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi in the global economy in line with the growth in the world’s
negara berkembang. Namun ternyata harapan berubah menjadi developing economies. However, these hopes were turned into
tantangan karena pemulihan ekonomi negara berkembang tidak challenges as economic growth in developing countries was not
diikuti secara simultan oleh ekonomi negara-negara maju. Dan reciprocated by similar growth in the developed economies. The
lebih cepatnya laju pertumbuhan ekonomi negara berkembang faster rate of growth in developing countries was accompanied
diikuti dengan kenaikan inflasi yang pada akhirnya mendorong Bank by inflationary pressures, which eventually led to the adoption
Sentral pada beberapa negara berkembang mulai mengadopsi of a tight monetary regime by central banks in a number of
kebijakan moneter yang ketat dengan menaikkan suku bunga acuan. countries, raising the level of their benchmark interest rates late
Meskipun kenaikan inflasi juga dirasakan di Indonesia, namun Bank in the year. Despite similar inflationary pressures in Indonesia,
294 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010
4. Social Responsibility Corporate Governance MD&A Report Corporate Information
Satuan
Keterangan 2008 2009 2010 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10 Description
Unit
Pendapatan Nasional Domestic Revenues
PDB riil % yoy 6.1 4.6 6.1 5.6 6.1 5.8 6.9 GDP - actual
Konsumsi Swasta riil % yoy 5.3 4.9 4.6 3.9 5.0 5.2 4.4 Private Sector
Spending - actual
Konsumsi Pemerintah % yoy 10.4 15.7 0.3 -7.6 -7.3 4.8 7.3 Government Spending
riil - actual
Investasi riil % yoy 11.8 3.3 8.5 8.0 8.0 9.2 8.7 Investments - actual
Ekspor riil % yoy 9.5 -9.7 14.9 20.0 14.6 9.6 16.1 Exports - actual
Impor riil % yoy 10.1 -15.0 17.3 22.6 18.4 12.2 16.9 Imports - actual
PDB nominal Rp tio 4,949 5,604 6,423 1,501 1,583 1,668 1,671 GDP - nominal
PDB per kapita Rp thousand 21,105 23,620 27,490 - - - - GDP - per capita
PDB per kapita US$ 2,245 2,350 3,005 - - - - GDP - per capita
Tingkat Pengangguran % 8.6 7.9 7.1 - - - - Unemployment Level
Sektor Eksternal External Sectors
Ekspor US$ bio 137.0 116.5 157.5 12.8 12.3 12.2 16.8 Exports
Ekspor % yoy 20.5 -15.0 35.2 48.3 31.4 23.8 26.1 Exports
Impor US$ bio 128.9 96.9 135.7 11.0 11.8 9.7 13.1 Imports
Impor % yoy 73.1 -24.9 40.1 67.4 48.2 13.4 27.3 Imports
Neraca Perdagangan US$ bio 8.1 19.7 21.8 1.8 0.6 2.5 3.7 Balance of Trade
Neraca Pembayaran % of PDB 0.0 1.9 0.9 1.3 0.9 0.7 0.7 Balance of Payment
Hutang Pemerintah % of PDB 33.0 28.0 26.0 - - - - Government Debt
Cadangan Devisa US$ bio 51.6 66.1 96.2 71.8 76.3 86.2 96.2 Foreign Reserves
Rp/US$ (akhir periode) end of period 11,120 9,404 8,996 9,071 9,074 8,908 8,996 Rp/US$ (end of period)
Rp/US$ (rata-rata) average 9,800 10,384 9,077 9,256 9,118 8,942 8,992 Rp/US$ (Average)
Lainnya Others
Inflasi (akhir periode) %, end of 11.1 2.8 7.0 3.4 5.1 5.8 7.0 Inflation
period
BI Rate (akhir periode) %, end of 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 BI Rate
period
Anggaran Pemerintah % dari PDB -1.0 -1.6 -0.7 - - - - Government Budget
Indeks Harga Saham end of period 1,355 2,534 3,704 2,777 2,914 3,501 3,704 Jakarta Composite
Gabungan Index
Peringkat Moody’s - Ba3 Ba2 Ba2 Ba2 Ba2 Ba2 Ba2 Moody’s rating - foreign
Valuta Asing Jangka exchange long term
Panjang
Source : Bank Indonesia, BPS, Bloomberg
Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuannya (BI Rate) Bank Indonesia persisted in maintaining the BI Rate at 6.5%
pada level 6,5% sepanjang tahun 2010 throughout 2010.
Setelah lolos dari krisis ekonomi global dan mencapai pertumbuhan Being largely unaffected by the global economic crisis and having
ekonomi ketiga tertinggi di dunia setelah Cina dan India, managed to post the third-highest economic growth in the world
pertumbuhan ekonomi Indonesia terus mengalami peningkatan after China and India, the Indonesian economy continued to grow
di tahun 2010. Namun demikian, perekonomian Indonesia throughout 2010. However, Indonesia’s economy still remained
masih sangat dipengaruhi oleh volatilitas perekonomian global. vulnerable to volatilities in global economic developments like
Pengaruh tersebut akan terasa melalui dua saluran, yaitu investasi foreign investment (direct investment as well as portfolio investment)
(baik investasi langsung maupun portofolio) dan perdagangan and also international trade (exports and imports).
internasional (ekspor dan impor).
CIMB Niaga Annual Report 2010 295
5. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Kondisi perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2010 sangat The Indonesian economy throughout 2010 remained in good
baik didorong oleh masuknya arus investasi, baik langsung condition, bolstered by funds inflows in direct as well as portfolio
maupun portofolio. Minat investasi di Indonesia yang cukup besar investments. The attractive investment environment in Indonesia
juga didukung oleh kondisi sosial politik serta ekonomi makro yang was supported by relatively stable macro-economic and socio-
relatif stabil. Berdasarkan data World Economic Forum (WEF), political conditions. Based on data from World Economic Forum
peringkat daya saing Indonesia bahkan meningkat ke peringkat 44 (WEF), Indonesia’s competitive ranking improved to the 44th
dari sebelumnya peringkat 54 seiring dengan membaiknya iklim position from the 54th position, reflecting the improving investment
investasi di Indonesia. environment.
Pertumbuhan investasi langsung di Indonesia mengalami Foreign direct investment in Indonesia recorded a significant
peningkatan di tahun 2010 menjadi Rp208,5 triliun, atau meningkat increase to Rp208.5 trillion in 2010, up 54% from 2009’s level,
54% dibandingkan tahun 2009 setelah penurunan yang signifikan recovering from the crisis-driven significant drop in 2008.
di 2008 karena krisis ekonomi global.
Perekonomian Indonesia di tahun 2010 tercatat meningkat menjadi The Indonesian economy in 2010 managed a growth of 6.1%, and
6,1% dan kami perkirakan kemudian akan meningkat lebih tinggi our prediction is for an even higher growth of up to 6.4% in 2011.
menjadi 6,4% di tahun 2011. Menguatnya ekspor dan investasi Strengthening exports and investments are key factors that drive
menjadi alasan utama mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia the growth in Indonesia’s economy.
meningkat.
Di sektor keuangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) In the financial sector, the Jakarta Composite Index (JCI) experienced
meningkat sangat pesat seiring dengan aliran modal portofolio yang a sharp increase in line with the strong inflow of funds for portfolio
masuk ke Indonesia. Indeks per akhir 2010 telah mencapai 3.703 investments in Indonesia. At year-end 2010, the JCI has reached
atau naik 46% dibandingkan posisi akhir tahun 2009. Peningkatan 3,703, increasing 46% from its previous level at year-end 2009.
IHSG merupakan yang tertinggi di dunia, jika dibandingkan dengan The increase in JCI was the highest in the world compared with
pasar modal Philippina dan Thailand yang menguat sebesar 38% exchanges in the Philippines and Thailand that recorded growths
dan 33%. Bahkan jika dibandingkan dengan indeks negara-negara of 38% and 33%, respectively. The performance of the JCI was
BRIC (Brazil, Rusia, India, dan China), IHSG jauh lebih tinggi. also much higher compared to bourses in BRIC countries (Brazil,
Russia, India and China).
Derasnya aliran modal menyebabkan penguatan nilai tukar Rupiah Heavy funds inflow resulted in the appreciation of the Rupiah and
dan meningkatnya cadangan devisa. Pada tahun 2010, nilai tukar increasing foreign exchange reserves. In 2010, Rupiah strengthened
rupiah menguat ke Rp9.000 per USD dari sebelumnya Rp9.400 to Rp9,000 against the US Dollar, from its level of Rp9,400 at year-
per USD di akhir tahun 2009. Hal lain yang memberikan efek positif end 2009. Stable monetary indicators such as the inflation rate and
bagi perekonomian Indonesia adalah terjaganya indikator moneter, interest rate also contributed to the strong Indonesian economy.
seperti tingkat inflasi dan tingkat bunga.
Satu hal yang sedikit mengganggu perkembangan ekonomi A challenging development within the overall positive domestic
Indonesia adalah meningkatnya inflasi domestik ke 6,96%, yang economy was the inflation rate, which in 2010 crept up to 6.96%,
jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun 2009 sebesar 2,78%. much higher compared to the inflation rate of 2.78% in 2009.
Hal ini disebabkan oleh adanya gejolak harga bahan makanan This was due mainly to volatilities in prices of staple food items.
pokok. Namun sebenarnya angka inflasi yang meningkat di tahun However, the inflation rate in 2010 was not ‘out of the norm’ for
2010 tersebut merupakan angka yang ’normal’ bagi Indonesia, Indonesia, which in the last ten-year period experienced average
mengingat rata-rata tingkat inflasi Indonesia selama sepuluh annual inflation rate of around 6%-8%. With the inflation rate still
tahun terakhir berada dikisaran 6%-8%. Dengan tingkat inflasi within a normal range, Bank Indonesia persisted in maintaining its
yang kembali kepada kondisi normal, Bank Indonesia (BI) masih benchmark BI Rate at 6.5%, a level that it has sustained since July
mempertahankan tingkat bunga acuannya di tingkat 6,5%, yang 2009.
telah berada pada level tersebut sejak bulan Juli 2009.
296 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010
6. Social Responsibility Corporate Governance MD&A Report Corporate Information
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (%) Pendapatan per Kapita (%)
Indonesia’s Economic Growth (%) GDP per Capita (%)
GDP Growth % (5 yoy) 6.3% 6.1%
6.1%
GDP Per Capita (US$) 5.7%
6.3% 3,004
6.1% 6.1% 5.5%
5.7%
5.5% 4.9% 4.9%
4.9% 4.9% 4.9% 2,349
4.6% 2,245
4.4%
1,942 4.5%
3.8% 4.4%
1,662
3.8%
1,308
1,099 1,166
720 820
684
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Pergerakan Rupiah dan Pergerakan IHSG Cadangan Devisa
Exchange rate and JCI Foreign Exchange Reserves
IHSG USD/IDR 6,000
Indeks USD/IDR 100,000
Rp per USD (RHS)
FX Reserves (US$)
3,700 8,500 7,000
9,000 80,000
3,300 8,000
9,500
2,900
10,000 60000 9,000
2,500 10,500
11,000 10,000
2,100 40,000
11,500 11,000
1,700
12,000
20,000
1,300 12,500 12,000
900 13,000 13,000
0
Jan-08 Jun-08 Nov-08 Apr-09 Sep-09 Feb-10 Jul-10 Dec-10 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
KonDisi inDustRi PeRBAnKAn inDonesiA inDonesiAn BAnKing inDustRy
indikator Perbankan indonesia indonesia Banking indicator
Satuan Tahun Year Kuartal Quarterly
Keterangan Description
Unit 2008 2009 2010 %yoy 1Q10 2Q10 3Q10 4Q10
Aset Rp tio 2,311 2,534 3,009 18.7 2,564 2,678 2,758 3,009 Assets
Dana Masyarakat Rp tio 1,753 1,973 2,339 18.6 1,982 2,096 2,144 2,339 Deposits
Kredit yang Diberikan Rp tio 1,308 1,438 1,766 22.8 1,456 1,586 1,659 1,766 Loans
Ekuitas Rp tio 238 269 323 20.1 289 286 301 323 Equity
Pendapatan Bunga Rp tio 113 129 150 16.3 36 73 111 150 Net Interest Income
Bersih
Laba Operasional Rp tio 30 40 48 20.0 12 23 35 48 Operating Income
Laba Bersih Rp tio 31 45 57 26.7 15 29 43 57 Net Income
Marjin Bunga Bersih % 6 6 6 3.0 6 6 6 6 Net Interest Margin
Rasio Pengembalian % 2 3 3 10.0 3 3 3 3 Return on Assets
terhadap Aktiva
Rasio biaya % 89 87 86 -1.0 89 90 86 86 Operating Expenses
operasional terhadap to Operating Income
pendapatan
operasional
Kredit yang Diberikan % 75 73 75 2.9 73 75 77 75 Loan to Deposit
terhadap Dana Ratio
Masyarakat
Rasio Kredit % 3 3 3 -0.1 3 3 3 3 Non-Performing
Bermasalah Loans
Tingkat Kecukupan % 17 17 17 -0.1 19 18 17 17 Capital Adequacy
Modal Ratio
Jumlah Bank 124 121 122 0.8 121 123 122 122 Total Number of Bank
CIMB Niaga Annual Report 2010 297
7. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Secara umum kinerja perbankan di Indonesia mengalami In 2010, the overall performance of the Indonesian banking sector
peningkatan dimana laba perbankan mengalami kenaikan selama showed an improvement, as bank profits increased on the strength
tahun 2010 yang dipicu oleh perbaikan kondisi ekonomi global. of improving conditions in the global economy. Net profit in the
Laba bersih sampai dengan Desember 2010 tercatat meningkat banking industry up to December 2010 increased by 27% yoy.
sebesar 27% yoy. Indikator-indikator utama perbankan seperti Primary indicators in the banking industry such as the Capital
rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio – CAR), marjin Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) and Return on
bunga bersih (Net Interest Margin – NIM) dan rasio pengembalian Assets (ROA) were also stable to improving.
aset (Return on Asset – ROA) menunjukkan perkembangan yang
baik dan stabil.
Kredit dan Dana Masyarakat Bank umum Loans and customer Deposits in commercial Banks
Memasuki tahun 2010, transmisi kebijakan moneter masih Entering the year 2010, the effect of conducive monetary policies
terhambat yang disebabkan masih tingginya prinsip kehati-hatian was slow to materialize due to the still cautious stance of banks in
industri perbankan dalam menyalurkan dana kredit. Namun kondisi loan disbursement. However, this condition soon improved and by
ini terus membaik dan menutup tahun 2010, perbankan Indonesia year-end 2010, loans in the banking sector recorded a 23% growth
mencatat pertumbuhan kredit sebesar 23% yoy atau dua kali lipat yoy, or double the loan growth rate in 2009 of only 10% yoy. The
dibanding pertumbuhan di tahun 2009 yang hanya mencapai 10% higher loan growth rate in 2010 was attributable to positive liquidity
yoy. Tingginya pertumbuhan kredit disebabkan oleh terjaganya in the banking system. Whereas the low growth rate of loans in
likuiditas dalam sistem perbankan. Sementara rendahnya 2009 was the effect of banks still recovering from the shocks of
pertumbuhan kredit di tahun 2009 akibat perbankan masih dalam the crisis in 2008.
proses recovery dari krisis di tahun 2008.
Selama tahun 2010, posisi dana masyarakat meningkat Throughout 2010, customer deposits in the banking system
dibandingkan posisi tahun sebelumnya. Posisi dana masyarakat di increased from levels in the previous year. At year-end 2010,
tahun 2010 meningkat menjadi Rp2.339 triliun atau naik sebesar customer deposits amounted to Rp2,339 trillion, up 19% from
19% dari akhir tahun sebelumnya Rp1.973 triliun. Adanya kebijakan its position a year earlier at Rp1,973 trillion. Even though Bank
BI yang menaikkan giro wajib minimum (GWM) dari 5% menjadi 8% Indonesia raised the Mandatory Minimum Reserves from 5% to
di bulan November 2010 tampaknya tidak mengurangi likuiditas di 8% in November 2010, bank liquidity was not affected due to the
sektor perbankan mengingat derasnya dana asing yang masuk ke strong funds inflow into Indonesia during that period.
Indonesia pada periode tersebut.
Laba operasional tumbuh sebesar 21% yoy menjadi Rp48 triliun di Operating profits grew by 21% yoy to Rp48 trillion in 2010, up from
tahun 2010, dari Rp40 triliun di tahun sebelumnya. Peningkatan ini Rp40 trillion the previous year. The growth indicated increased
menunjukkan perbankan Indonesia berhasil meningkatkan efisiensi. efficiency within the Indonesian banking sector. With improved
Dengan keberhasilannya memperbaiki efisiensi maka perbankan efficiency, net profits within the Indonesian banking sector
Indonesia mencatat pertumbuhan laba bersih yang pesat sebesar increased significantly by 27% yoy, from Rp45 trillion in 2009 to
27% yoy yaitu dari Rp45 triliun di tahun 2009 meningkat menjadi Rp57 trillion in 2010. Other profitability indicators such as Return
Rp57 triliun di tahun 2010. Indikator profitabilitas lainnya seperti on Assets (ROA) also improved from 2.6% in 2009 to 2.9% in
rasio pengembalian terhadap aktiva (ROA) juga mengalami 2010, indicating improved efficiency as well as the resilience of the
peningkatan yaitu dari 2,6% di 2009 menjadi 2,9% di 2010, yang Indonesian banking industry.
selain menunjukkan efisiensi juga menunjukkan daya tahan industri
perbankan Indonesia.
Kualitas Aset, Likuiditas, dan Permodalan Asset Quality, Liquidity, and capital
Upaya Bank Indonesia untuk mendorong sektor perbankan Efforts by Bank Indonesia to encourage lending in the banking
menyalurkan kredit ditandai dengan meningkatnya LDR dari 72.9% sector were evident from the increased Loan to Deposit Ratio (LDR),
di 2009 menjadi 75.2% di 2010. Namun pertumbuhan kredit yang which rose from 72.9% in 2009 to 75.2% in 2010. Nevertheless,
mencapai 23% tersebut ternyata tidak diikuti oleh meningkatnya loan growth of 23% in 2010 was not accompanied by deteriorating
kredit bermasalah karena rasio kredit bermasalah (Non Performing asset quality, as the level of Non-Performing Loan (NPL) in the
Loan – NPL) justru mengalami penurunan dari 3,3% di tahun 2009 banking system was reduced from 3.3% in 2009 to 2.6% in 2010.
menjadi 2,6% di tahun 2010.
298 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010
8. Social Responsibility Corporate Governance MD&A Report Corporate Information
Hasil kinerja keuangan yang solid turut menyumbang peningkatan The solid financial performance of banks resulted in increased
permodalan perbankan Indonesia yang ditandai dengan rasio capital within the banking system as indicated by the Capital
kecukupan modal (CAR). Pada akhir tahun 2010, CAR masih solid Adequacy Ratio (CAR). At year-end 2010, CAR was maintained
di level 17%, yang jauh berada di atas level minimal yang ditetapkan at a solid level of 17%, far in excess of the minimum level of 8%
BI sebesar 8%. Marjin bunga bersih (NIM) sedikit meningkat menjadi required by Bank Indonesia. The Net Interest Margin (NIM) slightly
5,7% di tahun 2010, dari 5,6% di tahun sebelumnya. Kenaikan NIM increased to 5.7% in 2010, compared to 5.6% in 2009, due in part
ini sebagian disebabkan oleh stabilnya suku bunga kredit di tengah to stable bank loan interest rates and declining interest expenses,
penurunan biaya bunga, terutama di awal tahun 2010. Sementara especially in the early months of 2010. Meanwhile, ROA was stable
itu, ROA tetap stabil di level 2,6%. at 2.6%.
Pertumbuhan Kredit Pertumbuhan Dana Masyarakat
Loan Growth Deposits Growth
Kredit Loan (RHS) (%) Dana Masyarakat Customers’ Deposits (RHS) (%)
Pertumbuhan per Tahun (Triliun) Year on Year Growth (Trillion) Pertumbuhan per Tahun (Triliun) Year on Year Growth (Trillion)
40 2,000 25 2,500
35
20 2,000
30 1,5000
25 15 1,500
20 1,000
10 1,000
15
10 500
5 500
5
0
0 0 0
03 04 05 06 07 08 09 10 03 04 05 06 07 08 09 10
tinJAuAn KineRJA ciMB niAgA ciMB niAgA PeRFoRMAnce oVeRVieW
Kesuksesan penggabungan usaha Lippo Bank ke dalam CIMB The successful merger Lippo Bank into CIMB Niaga continued to
Niaga semakin menunjukkan hasil yang menggembirakan dan deliver encouraging results, strengthening CIMB Niaga’s position
memperkokoh posisi CIMB Niaga sebagai bank terbesar kelima as the fifth largest bank in Indonesia with sound growth in assets as
dengan pertumbuhan yang sehat baik dari sisi neraca maupun well as profitability. In 2010, CIMB Niaga posted significant growth
profitabilitas. Pada tahun 2010, CIMB Niaga mencatat pertumbuhan in loans and customers’ deposits of 25% and 37%, respectively.
yang tinggi baik dari sisi kredit maupun dari sisi dana masyarakat These growths were followed by a 62% increase in CIMB Niaga’s
masing-masing sebesar 25% dan 37%. Pertumbuhan tersebut juga net profits.
diikuti dengan peningkatan laba bersih Bank sebesar 62%.
Keberhasilan tersebut terutama didukung oleh kesuksesan Bank This excellent performance was attributable to the successful
dalam melaksanakan 6 pilar strategi pertumbuhan 2010, yaitu usaha execution by CIMB Niaga of its 6 pillars of growth strategy in 2010,
bermarjin tinggi, diversifikasi sumber pendapatan, pertumbuhan a strategy focusing on high-margin businesses, revenue sources
dana murah (giro dan tabungan), transformasi pelayanan & penjualan, diversification, improving low-cost funds (CASA), transformation
peningkatan efisiensi pada pengelolaan beban operasional dan in sales and service, improving operating costs efficiency, and
memperkuat sumber daya manusia. strengthening human resources.
Seiring dengan pertumbuhan tersebut, sampai dengan Desember Along with the growth in its financial performance, CIMB Niaga up
2010, CIMB Niaga telah melayani lebih dari 2,6 juta nasabah di 751 until December 2010 served a customer base of more than 2.6
jaringan kantor dan di 1.304 ATM dan 244 SST dengan total 12.276 million customers from 751 branches, 1,304 ATMs and 244 SSTs,
karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. with 12,276 employees in total throughout Indonesia.
Disamping itu, kinerja keuangan Bank di tahun 2010 turut dipengaruhi CIMB Niaga’s 2010 financial performance was also affected
oleh 2 hal penting yaitu perubahan perlakuan akuntasi seiring dengan positively by two important developments: changes in accounting
penerapan PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) dan treatment due to implementation of SFAS 50 (revision 2006) and
keberhasilan Bank dalam menjalankan Program Efisiensi Biaya. SFAS 55 (revision 2006) and a successful Cost Efficiency Initiative.
CIMB Niaga Annual Report 2010 299
9. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Penerapan PsAK 50 (revisi 2006) dan PsAK 55 implementation of sFAs 50 (Revision 2006) and
(revisi 2006) sFAs 55 (Revision 2006)
Sejak 1 Januari 2010, CIMB Niaga telah menerapkan PSAK 50 From 1 January 2010, CIMB Niaga implemented prospectively
(revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) secara prospektif sesuai SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) in accordance
dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Untuk transaksi with the transitional provisions of those standards. For transactions
yang terjadi sebelum 1 Januari 2010, nilai tercatat (carrying value) prior to 1 January 2010, the carrying value at the time of the
pada saat itu akan dianggap sebagai nilai perolehan dan Bank tidak respective transaction is treated as its cost, with no adjustment to
melakukan penyesuaian untuk kejadian di tahun sebelumnya. the transactions made in the previous year.
Pada saat pengakuan awal, kredit diukur pada nilai wajar ditambah/ For initial recognition, loans are measured at fair value adding/
dikurangi semua biaya/pendapatan transaksi. Penentuan nilai wajar subtracting all cost/income from transactions. Fair value is
menggunakan teknik penilaian analisa arus kas masa datang yang determined using discounted future cash flow analysis at the
didiskonto menggunakan suku bunga pasar (Effective Interest effective market interest rate. Transaction cost/income attributable
Rate). Biaya/pendapatan transaksi yang dapat diatribusikan directly to loans are fees and expenses paid/received to related
secara langsung dengan kredit yang diberikan yaitu imbalan yang parties in loan transactions such as consultant fees, appraisals,
dibayarkan/diterima oleh bank kepada pihak-pihak terkait kredit insurance, fees and commissions on income, and others.
seperti biaya konsultan, appraisal, asuransi, pendapatan provisi &
komisi dan lain-lain.
Kualitas aset menurut standar akuntansi PSAK 50 (revisi 2006) The Asset quality is assessed by Individual Assessment and
dan PSAK 55 (revisi 2006) yang baru ini dapat diukur secara Collective Assessment based on SFAS 50 (revision 2006) and SFAS
Individual Assessment dan Collective Assessment. Individual 55 (revision 2006). Individual Assessment is done for significant
Assessment dilakukan terhadap kredit yang signifikan dan terdapat loans with trigger events for impairment, whereas Collective
bukti obyektif adanya penurunan nilai, sedangkan Collective Assessment is done in the case of significant loans without any
Assessment dilakukan terhadap kredit yang signifikan namun trigger events for impairment as well as for non-significant loans
tidak terdapat bukti obyektif adanya penurunan nilai dan untuk grouped on the basis of similar risk characteristics.
kredit yang tidak signifikan yang dikelompokkan berdasarkan risk
profile yang sama.
Untuk Individual Assessment, jumlah kerugian penurunan nilai For Individual Assessment, the impairment of loans is measured
diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat (carrying amount) by the difference between the carrying amount and net present
asset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa value of the estimated future cash flow, which is discounted using
datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga the latest contractual interest rate of the respective financial assets.
pasar terakhir dari asset keuangan tersebut. Metode yang Individual Assessment is thus done using the discounted cash
digunakan untuk penilaian individual adalah dengan menggunakan flow method and fair value collateral method.
metode discounted cash flow dan fair value collateral.
Sedangkan untuk Collective Assesment dilakukan dengan Collective Assessment is done using the formulas explained
menggunakan rumus dibawah ini: below:
CKPN = EAD x PD x LGD CPKN = EAD x PD x LGD
300 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010
10. Social Responsibility Corporate Governance MD&A Report Corporate Information
CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) CPKN (Allowance for impairment losses)
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit merupakan penyisihan Represents the loss provision set aside in the event the carrying
yang dibentuk apabila nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai amount of loan after impairment is lower than the original carrying
kurang dari nilai tercatat awal. amount.
EAD (Exposure at Default) EAD (Exposure at Default)
Merupakan seluruh pinjaman pokok yang tercatat dan bunga yang Represents the carrying amount of loan principal and interest
belum diterima dengan memperhitungkan biaya atau pendapatan receivables, including amortized transaction cost/income based
transaksi yang diamortisasi yang menggunakan metode suku on the effective interest rate.
bunga efektif.
PD (Probability of Default) PD (Probability of Default)
Merupakan tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi Represents the degree of likelihood that debtors will fail to pay their
kewajiban yang diukur dengan menggunakan metode Migration loans, measured using migration analysis and roll rates methods.
Analysis dan Roll Rate.
LGD (Loss Given Default) LGD (Loss Given Default)
Besarnya tingkat kerugian yang diakibatkan kegagalan debitur Represents the degree of loss resulting from the failure of debtors
memenuhi kewajiban, yang dapat diukur berdasarkan pendekatan to pay their loans, and is measured using the collateral shortfall
metode collateral shortfall. approach.
Selain perhitungan CKPN diatas, pengukuran kualitas aset juga Aside from the calculation of CPKN as above, asset quality is also
diukur kembali dengan kriteria yang lebih konservatif berdasarkan measured based on SFAS 50 (revised 2006) and SFAS 55 (revised
PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006) dibandingkan 2006), which used a more conservative criteria compared to asset
kriteria kualitas aset berdasarkan Bank Indonesia. quality criteria required by Bank Indonesia.
Kualitas asset diukur dengan “penurunan nilai kredit (impaired loan)” Asset quality is measured by the “impaired loan” approach, which
yang merupakan suatu kondisi di mana terdapat bukti obyektif represents a condition with an objective proof of a loss event (a
terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau trigger event) due to one or more incidents that occurred after
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, the loan was initially posted, with such a loss event having an
dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi reliably assessable impact on the estimated future cash flow of the
arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset respective financial asset or group of financial assets.
keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Disisi lain, CIMB Niaga tetap menilai kualitas kredit sesuai ketentuan On the other hand, CIMB Niaga performs loan quality assessments
Bank Indonesia yang berlaku mengenai kualitas aset untuk in accordance with prevailing provisions of Bank Indonesia on asset
kepentingan penerapan prinsip kehati-hatian dan perhitungan quality, in the interest of both prudence and Capital Adequacy
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank. Ratio calculations.
CIMB Niaga Annual Report 2010 301
11. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Program efisiensi Biaya cost efficiency initiative
Untuk meningkatkan kemampuan profitabilitas Perusahaan, To improve the level of profitability, the management of the
manajemen melakukan pengelolaan biaya umum (Opex) dan Company undertakes careful management of operating
investasi (Capex) secara cermat agar dapat memberikan expenses and capital expenditures in order to maximize the
manfaat yang sebesar-besarnya bagi Perusahaan. Peningkatan benefits for the Perusahaan. Improving efficiency is also one of
efisiensi juga merupakan salah satu dari enam pilar strategi di the six pillars of growth strategy of the Bank in 2010.
tahun 2010.
Setiap biaya yang dikeluarkan, diharapkan dapat menjadi Each individual cost expended is expected to be a ‘good
“good cost” atau biaya yang menghasilkan keuntungan. Di cost’, that is, a cost that results in benefits. At the same time,
sisi lain manajemen terus berusaha menekan “bad cost” atau Management also strives to reduce the ‘bad cost’, or costs that
biaya yang tidak berdampak langsung terhadap peningkatan are not directly related to increased revenue, while avoiding any
pendapatan serta menghindari “ugly cost” atau biaya yang ‘ugly cost’, or costs that will result in losses for the Company.
akan menimbulkan kerugian bagi Perusahaan.
Beberapa inisiatif untuk mencapai efisiensi biaya operasional Among some of the initiatives undertaken throughout
yang telah berhasil dilakukan pada tahun 2010 antara lain 2010 in regards operational cost efficiency were the use of
adalah penggunaan E-Statement untuk seluruh informasi E-Statements for all employee’s account information, the use
rekening karyawan, penggunaan National Zone, Hosted of National Zone, Hosted PABX and Video Conference for
PABX dan Video Conference untuk komunikasi, implementasi internal communications, the implementation of the Reverse
Reverse Auction System untuk pengadaan barang dan jasa, Auction System in the procurement of goods and services,
instalasi listrik gedung kantor dibuat dalam bentuk area, the implementation of area system for building electrical
sehingga terjadi efisiensi penggunaan lampu dan AC serta installations towards more efficient use of electricity for lighting
implementasi Car Pooling System untuk efisiensi penggunaan and AC, and implementation of a car pooling system in the use
kendaraan kantor. of company cars.
Sebagai hasilnya, di tahun 2010 Perusahaan berhasil melakukan As a result of such initiatives, the Company in 2010 managed
penghematan biaya operasional sebesar Rp700 miliar dari to realize savings of Rp700 billion from the budgeted amounts
anggaran yang telah ditetapkan. Penghematan ini memberikan for operational expenses. These savings have contributed to
kontribusi pencapaian rasio beban operasional terhadap total an improvement in the Cost to Income Ratio to 48.8% in 2010,
penghasilan (Cost to Income Ratio) menjadi 48,8% atau lebih compared with 49.0% in the previous year.
baik bila dibandingkan tahun lalu yang sebesar 49,0%.
302 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010
12. Social Responsibility Corporate Governance MD&A Report Corporate Information
KineRJA KeuAngAn ciMB niAgA FinAnciAL PeRFoRMAnce oF ciMB niaga
Di tahun 2010 laba bersih meningkat sebesar In 2010, net income increased by 62% to
62% hingga mencapai Rp2,5 triliun (2009: Rp1,6 Rp2.5 trillion (2009: Rp1.6 trillion). This resulted
triliun). Hal ini menghasilkan peningkatan imbal in an improvement in return on equity (ROE
hasil ekuitas (ROE shareholders’ fund) menjadi shareholders’ fund) to 20.5% (2009: 15.3%)
20,5% di tahun 2010 (2009: 15,3%), dan imbal and increased in return on assets (ROA) to 2.8%
hasil asset (ROA) naik menjadi 2,8% di tahun (2009: 2.1%).
2010 (2009: 2,1%).
Peningkatan dari sisi rentabilitas ini terutama The increase in profitability was mainly due to
disebabkan oleh kenaikan total pendapatan an increase in total net interest income of 19%
bunga bersih yang meningkat sebesar 19% to Rp7.3 trillion in 2010 (2009: Rp6.2 trillion), a
menjadi Rp7,3 triliun pada tahun 2010 (2009: decline of 28% in provision for impairment losses
Rp6,2 triliun), adanya penurunan beban cadangan (CKPN) in line with improving loan asset quality
kerugian penurunan nilai (CKPN) sebesar 28% and the implementation of the new accounting
seiring dengan membaiknya kualitas aset yang Penghasilan Bunga (Rp Miliar) standards of SFAS 50 (Revision 2006) and SFAS
Interest Income (Rp Billion)
disertai dengan penerapan standar akuntansi 55 (Revision 2006), and also due to the lack of
baru PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi merger expenses that in 2009 amounted to
12,448
2006), dan sudah tidak dicatatkannya lagi 11,311 Rp158.1 billion.
beban penggabungan usaha seperti pada tahun 9,796 197
313
sebelumnya yang sebesar Rp158,1 miliar. 140
55 890
197 1,208
165
Penghasilan Bunga interest income
1,316
Penghasilan bunga meningkat sebesar 10% During 2010, interest income increased by 10%
11,048
menjadi Rp12,4 triliun di tahun 2010 (2009: to Rp12.4 trillion (2009: Rp11.3 trillion). This is
9,908
Rp11,3 triliun). Peningkatan tersebut terutama 8,118 mainly due to an increase of Rp1.1 trillion in loan
berasal dari pendapatan bunga kredit yang naik interest income, a 12% increase compared to the
sebesar Rp1,1 triliun atau 12% dibandingkan previous year.
08 09 10
dengan tahun sebelumnya.
Total
Lainnya
Peningkatan pendapatan bunga kredit The increase in interest income from loans was
Others
dikontribusikan oleh pertumbuhan rata-rata kredit Penempatan, Giro pada
driven by a 23% average growth in loans that
sebesar 23% atau meningkat dari Rp74,0 triliun di Bank Lain dan BI increased from Rp74.0 trillion in 2009 to Rp91.3
Placement, Current Ac-
tahun 2009 menjadi Rp91,3 triliun di tahun 2010. count with other Banks
trillion in 2010. Meanwhile, the average loan
Sementara itu rata-rata suku bunga pinjaman di and BI interest rate in 2010 decreased by 133 bps
tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan Surat Berharga compared to the previous year for rupiah loans
Marketable Securities
dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 133 to 11.7% (2009: 13.1%) while foreign currency
Kredit
bps untuk pinjaman rupiah menjadi 11,7% (2009: Loans loan rates decreased by 122 bps to 6.3% (2009:
13,1%) dan untuk pinjaman dalam mata uang 7.5%).
asing menurun sebesar 122 bps menjadi 6,3%
(2009: 7,5%).
Disisi lain, penghasilan bunga dari penempatan On the other hand, interest income from placements
pada BI dan bank lain mengalami peningkatan in BI and in other banks grew significantly by
sebesar 471% menjadi Rp312,6 miliar pada 471% to Rp312.6 billion in 2010 (2009: Rp54.7
tahun 2010 (2009: Rp54,7 miliar). Hal ini sejalan billion). This is in line with the increase in the Bank
dengan adanya peningkatan portofolio fasilitas Indonesia Deposit Facility (FASBI) from Rp629
simpanan bank Indonesia (FASBI) dari Rp629,0 billion in 2009 to Rp7.9 billion in 2010. The
miliar pada tahun 2009 menjadi Rp7,9 triliun increase in FASBI was in line with the 37% growth
di tahun 2010. Peningkatan tersebut sejalan in customers’ deposits during the year, and also
dengan meningkatnya dana masyarakat sebesar followed by the increase in Minimum Mandatory
37%, yang juga diikuti dengan meningkatnya Reserves in accordance with Regulation of Bank
GWM dalam rangka memenuhi peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 dated 4 October
CIMB Niaga Annual Report 2010 303
13. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Indonesia no. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 on Minimum Mandatory Reserves at
2010 mengenai Giro Wajib Minimum pada BI BI in Rupiah, comprising Primary Reserves and
dalam Rupiah yang terdiri dari GWM Utama Secondary Reserves that increased to 8.0%
dan GWM Sekunder masing-masing meningkat and 2.5%, respectively (2009: 5.0% and 2.5%)
menjadi 8,0% dan 2,5% (2009: 5,0% dan 2,5%) and the Minimum Mandatory Reserve in foreign
dan GWM pada BI dalam valuta asing sebesar currency of 1.0% (2009: 1.0%).
1,0% (2009: 1,0%).
Di sisi lain, penghasilan bunga dari efek-efek Meanwhile, interest income from marketable
mengalami penurunan sebesar 26% menjadi securities decreased by 26% to Rp890.0 billion
Rp890,0 miliar di tahun 2010 (2009: Rp1,2 triliun). in 2010 (2009: Rp1.2 trillion). The major factor
Faktor utama penurunan penghasilan bunga dari of the interest income decrease was the average
efek-efek tersebut karena adanya penurunan rata- decline in the amount of the marketable securities
rata portofolio efek-efek menjadi Rp11,8 triliun di portfolio to Rp11.8 billion in 2010 (2009: Rp13.6
tahun 2010 (2009: Rp13,6 triliun). Selain itu, yield billion), as well as the decline in marketable
efek-efek juga mengalami penurunan sebesar 76 securities yield by 76 bps to 7.8% in 2010 (2009:
bps menjadi 7,8% di tahun 2010 (2009: 8,5%). 8.5%).
Beban Bunga (Rp Miliar)
Interest Expense (Rp Billion)
Beban Bunga interest expenses
Beban bunga yang berasal dari dana masyarakat Interest expenses on customers’ deposits during
mengalami peningkatan sebesar 4% menjadi 5,161 5,122 2010 increased by 4% to Rp4.8 trillion (2009:
4,997
Rp4,8 triliun di tahun 2010 (2009: Rp4,6 triliun). Rp4.6 trillion). This increase was in line with the
Hal ini sejalan dengan peningkatan rata-rata average increase of 24% in total customers’
portofolio dana masyarakat sebesar 24% deposits to Rp102.9 trillion in 2010 (2009: Rp82.8
33
menjadi Rp102,9 trilliun (2009: Rp82,8 triliun). 312 230 277 trillion). The increase in interest expenses of
343 312
Kenaikan beban bunga giro dan tabungan yang Rp373.6 billion on current accounts and savings
4,812
sebesar Rp373,6 miliar memberikan kontribusi 4,619
accounts contributed the bulk of the increase
4,342
terbesar dalam peningkatan beban bunga dana in interest expenses on customers’ deposits
masyarakat di tahun 2010. Hal ini disebabkan oleh in 2010. This was due to average increases of
peningkatan rata-rata portofolio giro dan tabungan 23% and 20% in current account and savings
08 09 10
masing-masing sebesar 23% dan 20%. Suku accounts, respectively. The average interest rate
bunga rata-rata rupiah untuk giro dan tabungan Total paid for rupiah-denominated current accounts
masing-masing juga mengalami peningkatan Lainnya and savings accounts also increased by 58 bps
Others
sebesar 58 bps dan 162 bps menjadi 3,1% dan and 162 bps, respectively, to 3.1% and 5.1%,
Pinjaman diterima dan
5,1% di tahun 2010 (2009: 2,6% giro dan 3,5% Obligasi Subordinasi
respectively, in 2010 (2009: 2.6% for current
tabungan). Sedangkan untuk suku bunga rata- Borrowing and accounts and 3.5% for savings accounts). There
Subordinated Bonds
rata mata uang asing tidak mengalami perubahan was no significant change to the average interest
Dana Masyarakat
yang signifikan. Customer Deposits rates for foreign currency-denominated funds.
Peningkatan tersebut diimbangi dengan The increase in interest expenses on current and
penurunan beban bunga dari deposito sebesar 5% savings accounts was offset by a decrease in
menjadi Rp3,3 triliun di tahun 2010 (2009: Rp3,5 time deposit interest expenses by 5% to Rp3.3
triliun). Penurunan tersebut terutama disebabkan trillion in 2010 (2009: Rp3.5 trillion). The decrease
oleh penurunan suku bunga rata-rata untuk was mainly due to the decrease in the average
deposito rupiah dan mata uang asing masing- interest rate paid on rupiah and foreign currency-
masing sebesar 21 bps dan 38 bps menjadi 6,9% denominated deposits of 21 bps and 38 bps,
dan 1,5% pada tahun 2010 (2009: 7,1% untuk respectively, to 6.9% and 1.5%, respectively, in
Rupiah dan 1,9% untuk mata uang asing). Rata- 2010 (2009: 7.1% for Rupiah deposits and 1.9%
rata portofolio deposito meningkat sebesar 26% for foreign currency deposits). The time deposit
menjadi Rp56,2 triliun di 2010 (2009: Rp44,5 portfolio increased by 26% to Rp56.2 trillion in
triliun). Beban bunga untuk deposito berjangka 2010 (2009: Rp44.5 trillion). Interest expenses on
memberikan kontribusi sebesar 65% dari total time deposits contributed 65% to total interest
beban bunga tahun 2010 (2009: 68%). expenses in 2010 (2009: 68%).
304 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010
14. Social Responsibility Corporate Governance MD&A Report Corporate Information
Penurunan beban bunga untuk pinjaman diterima Interest expenses on borrowing and subordinated
dan obligasi subordinasi adalah sebesar 11% Penghasilan Bunga Bersih
(Rp Miliar)
bonds declined by 11% to Rp277.2 billion in 2010
menjadi Rp277,2 miliar di tahun 2010 (2009: Net Interest Income (2009: Rp312.1 billion) due to the redemption of
(Rp Billion)
Rp312,1 miliar) yang disebabkan karena adanya subordinated bonds of USD 100 million in 14 July
pelunasan obligasi subordinasi sebesar USD100 6.8 2010. In addition, the strengthening of the Rupiah
6.5
juta pada 14 Juli 2010. Disamping itu penguatan to the US Dollar to approximately Rp9,010 in 2010
5.7 5.7
kurs rata-rata Rupiah terhadap USD di akhir tahun 5.6 (2009: Rp9,395) also contributed to the decline
2010 menjadi sekitar Rp9.010 (2009: Rp9.395) 5.5
in interest expenses in US Dollar denominated
turut mengurangi beban bunga untuk pinjaman subordinated loans.
obligasi dalam USD.
7,326
6,150
Penghasilan Bunga Bersih net interest income
Penghasilan bunga di tahun 2010 yang melebihi 4,798 The larger increase in interest income vis-à-vis
kenaikan pada beban bunga, berdampak pada the increase in interest expenses in 2010 resulted
08 09 10
total penghasilan bunga bersih meningkat sebesar in an increase of 19% in net interest income to
19% menjadi Rp7,3 triliun (2009: Rp6,2 triliun). CIMB Niaga NIM (%) Rp7.3 trillion (2009: Rp6.2 trillion). The net interest
Marjin bunga bersih mengalami penurunan sebesar NIM Industri/ margin declined by 32 bps to 6.5% in 2010
32 bps menjadi 6,5% di tahun 2010 (2009: 6,8%) Industry NIM (%)* (2009: 6.8%). However, this was higher compared
namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan Penghasilan Bunga Bersih to average net interest margin of the banking
Net Interest Income
marjin bunga bersih industri yang sebesar 5,7%. industry at 5.7%.
* Source : Statistik Perbankan Indonesia
Penghasilan operasional Lainnya other operating income
Penghasilan Operasional Lainnya 2008 2009 2010 Other Operation Income
Provisi dan komisi - non kredit 1,029 902 1,122 Non loan fees and commission
Keuntungan / (kerugian) dari efek-efek (235) 226 226 Gain / (loss) on marketable securities
Keuntungan transaksi mata uang asing 396 372 179 Foreign exchange gain
Lainnya 6 17 67 Others
Total 1,196 1,517 1,594 Total
Penghasilan operasional lainnya selama 2010 Other operating income during 2010 amounted
adalah sebesar Rp1,6 triliun, atau meningkat to Rp1.6 trillion, or an increase of 5% (2009:
sebesar 5% (2009: Rp1,5 triliun) yang disebabkan Rp1.5 trillion) due to the increase in non-credit
oleh kenaikan pada provisi dan komisi non kredit related fees and commission income by Rp220.2
sebesar Rp220,2 miliar atau 24% menjadi Rp1,1 billion or 24% to Rp1.1 trillion. The increase in
triliun. Peningkatan pada provisi dan komisi non non-credit related fees and commission income
kredit terutama karena adanya peningkatan was due primarily to the increase in income from
pendapatan bancassurance sebesar Rp37,6 miliar bancassurance of Rp37.6 billion or 74%, cash
atau 74%, jasa manajemen kas sebesar Rp33,9 management services of Rp33.9 billion or 149%,
miliar atau 149%, komisi merchant sebesar Rp34,9 merchant commissions of Rp34.9 billion or 31%,
miliar atau 31%, dan jasa administrasi kartu kredit and credit card administration fees of Rp28.5
sebesar Rp28,5 miliar atau 36%. Peningkatan billion or 36%. These are offset by a decrease in
tersebut diimbangi dengan penurunan jasa customer account administration fees of Rp39.2
administrasi nasabah sebesar Rp39,2 miliar atau billion or 16%.
sebesar 16%.
CIMB Niaga juga masih menjadi pemegang CIMB Niaga still holds the largest market share
pangsa pasar tertinggi sebagai payment bank as payment bank for capital market transactions
untuk transaksi-transaksi pasar modal oleh by the Indonesian Central Securities Custodian
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yaitu (KSEI) at 48% of the industry market. Total value
sebesar 48% dari total industri. Total nilai of transactions during 2010 increased by 36% to
transaksi selama tahun 2010 meningkat sebesar Rp1.9 trillion (2009: Rp1.4 trillion), contributing to
36% menjadi Rp1,9 triliun (2009: Rp1,4 triliun) an increase of Rp17.5 billion in custodian services
turut menyumbang kenaikan pendapatan jasa fees in 2010.
kustodian sebesar Rp17,5 miliar di tahun 2010.
CIMB Niaga Annual Report 2010 305
15. Opening Key Message Planning & Strategy Business Report Business Support & Risk Management
Pembahasan dan Analisis Manajemen
Management Discussion and Analysis
Realisasi keuntungan dari penjualan efek-efek di Realized gains on sale of marketable securities in
Beban Operasional (Rp Miliar)
tahun 2010 adalah sebesar Rp277,5 miliar atau Operating Expense (Rp Billion) 2010 were Rp277.5 billion or increased by 78%
meningkat sebesar 78% dibandingkan dengan compared to the previous year (2009: Rp156.3
tahun sebelumnya (2009: Rp156,3 miliar). Hal billion). This is mainly due to gains on the sale
tersebut terutama berasal dari keuntungan 4,350 of government bonds of Rp270.8 billion. These
penjualan obligasi pemerintah sebesar Rp270,8 3,757 were offset by the loss from changes in fair value
miliar. Peningkatan tersebut diimbangi oleh 3,508 of financial instruments of Rp52.0 billion. On the
59
kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen other hand, gains on foreign currency transactions
65
keuangan sebesar Rp52,0 miliar. Di sisi lain, 73 declined by 52% to Rp178.9 billion in 2010 (2009:
transaksi mata uang asing turun sebesar 52% 2,300 Rp371.7 billion).
1,756
menjadi Rp178,9 miliar (2009: Rp371,7 miliar). 1,736
1,991
Rasio penghasilan operasional lainnya terhadap 1,936 The fee income ratio, representing the ratio of
1,699
penghasilan operasional (Fee income ratio) pada other operating income to operating income, was
08 09 10
tahun 2010 adalah sebesar 17,9% atau menurun 17.9% in 2010, a decline of 191 bps from the
sebesar 191 bps dibandingkan dengan tahun Total previous year (2009: 19.8%). This indicated that
sebelumnya (2009: 19,8%). Hal ini menunjukkan Lainnya the growth in net interest income is better than the
Others
pertumbuhan penghasilan bunga bersih yang growth of fee-based income.
Umum & Administrasi
lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan General & Administration
penghasilan fee income berbasis komisi. Tenaga Kerja
Personnel
Beban operasional operating expenses
Beban Umum dan Administrasi 2008 2009 2010 General and Administration Expense
Komunikasi dan Transportasi 534 574 658 Communication and Transportation
Sewa, Depresiasi dan Perawatan 425 433 513 Rental, Depreciation and Maintenance
Pihak Ketiga 204 319 470 Professional Fees
Promosi 183 136 165 Promotion
Perlengkapan kantor dan utilitas 169 199 205 Office supplies and utilities
Asuransi 20 22 201 Insurance
Lainnya 200 73 88 Others
Total 1,736 1,756 2,300 Total
Seiring dengan pertumbuhan dan pengembangan In line with the growth and business expansion
usaha yang dilakukan oleh CIMB Niaga, by CIMB Niaga, operating expenses increased by
beban operasional meningkat sebesar 16% 16% to Rp4.4 trillion in 2010 (2009: Rp3.8 trillion).
menjadi Rp4,4 triliun pada 2010 (2009: Rp3,8 This was mainly due to the increase in general and
triliun). Peningkatan tersebut disebabkan oleh administrative expenses by 31% to Rp2.3 trillion
peningkatan pada biaya umum dan administrasi (2009: Rp1.8 trillion) and the increase in personnel
sebesar 31% menjadi Rp2,3 triliun (2009: Rp1,8 expenses by 3% to Rp2.0 trillion (2009: Rp1.9
triliun) dan biaya pegawai sebesar 3% menjadi trillion).
Rp2,0 triliun (2009: Rp1,9 triliun).
Beban umum dan administrasi meningkat General and administrative expenses increased
sebesar Rp544,2 miliar atau 31% di tahun 2010. by Rp544.2 billion or 31% in 2010. This increase
Peningkatan ini diantaranya dikontribusikan dari was mainly contributed by an increase of Rp150.9
peningkatan beban pihak ketiga yang naik sebesar billion or 47% in outsourcing expenses, an increase
Rp150,9 miliar atau 47%, peningkatan biaya of Rp84.4 billion or 15% in communications and
komunikasi dan transportasi sebesar Rp84,4 transportation expenses, and an increase of
milyar atau 15%, dan biaya sewa, depresiasi Rp80.4 billion or 19% in rental, depreciation and
dan perawatan kantor yang meningkat sebesar building maintenance expenses.
Rp80,4 miliar atau 19%.
306 CIMB Niaga Laporan Tahunan 2010