SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 5
MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Saat ini mutu layanan kesehatan merupakan fokus utama bagi masyarakat. Kesadaran dan
kepedulian terhadap mutu memang semakin meningkat. Hal-hal yang berkaitan dengan mutu saat ini
antara lain : kepercayaan bahwa sesuatu yang bermutu pastilah merupakan hal yang bersifat luks,
mewah, dan mahal. Mutu juga dianggap sesuatu hal yang bersifat abstrak sehingga tidak dapat
diukur Upaya peningkatan mutu memerlukan biaya yang cukup mahal.
Apa yang Disebut Mutu?
Definisi Mutu
Menurut Ali Gufran, 2007; istilah mutu memiliki banyak penafsiran yang mungkin berbeda-beda,
ketika ia digunakan untuk menggambarkan sebuah produk atau pelayanan tertentu. Bisa saja
beberapa orang mengatakan bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi ketika sesuatu tersebut
dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang, lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal
dibandingkan produk atau layanan yang mutunya dianggap lebih rendah. Hal ini tentu tidak
sepenuhnya benar. Beberapa orang mengartikan layanan kesehatan bermutu adalah layanan yang
memuaskan pelanggan. Padahal layanan yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis
profesional. Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit jika pasien
datang di Unit Gawat Darurat langsung ditangani “diinfus”. Pasien puas karena mereka merasa
langsung “ditangani” padahal infus tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat
menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo1,2. Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan
mutu dalam layanan kesehatan. Pada satu pihak mutu juga diartikan sejauh mana layanan kesehatan
yang diberikan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap medis. Ketika
SOP tersebut dilaksanakan seperti misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik pemerintah,
dianggap oleh pasien terlalu lama dan berbelitbelit. Dari pihak lainnya, menurut kacamata pasien,
justru rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap kurang bermutu dibanding rumah sakit
swasta yang bisa lebih cepat karena prosedur yang diterapkan lebih fleksibel1,2. Lebih lanjut dalam
uraian Ali Gufran, 2007; layanan bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh mana realitas
layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria dan standar profesional medis terkini dan
baik yang sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan
dengan tingkat efisiensi yang optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan
berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode pengukuran yang digunakan dalam upaya
meningkatkan mutu tersebut telah tersedia baik dari dimensi input, proses dan output. Mutu memiliki
karakteristik melakukan pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama benar dan
selanjutnya diharapkan benar1,2.
Perkembangan Upaya Perbaikan Mutu Pelayanan
kesehatan di Indonesia
Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan mutu yang dikutip dari Tjahyono Koentjoro, 2004
menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia telah
mulai di lakukan sejak tahun 1986 dengan diterapkannya gugus kendali mutu di rumah sakit dan di
puskesmas serta pada pelayanan kesehatan yang lain. Perbaikan ini dilanjutkan dengan
dikenalkannya total quality management pada tahun 1994 dan performance management pada tahun
19963. Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, diperkenalkan program jaminan mutu
(quality assurance) pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat, Jawa timur, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health
Project IV). Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut diperkenalkan melalui Proyek Community
Health and Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pengenalan dilakukan
melalui Provincial Health Project I dengan tiga tahapan, yakni analisis sistem, supervisi dan
pembinaan, dan pendekatan tim. Empat standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan
mutu tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar pelayanan imunisasi, standar penanganan
infeksi saluran nafas atas, dan standar pelayanan antenatal, dalam bentuk lembar periksa yang harus
diikuti oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas3.
Apa Saja Prinsip Penting dalam Perbaikan Mutu?
Dua hal yang perlu dipantau dalam upaya perbaikan mutu adalah Kepuasan Pelanggan dan Standar
Pelayanan Kesehatan. Kedua aspek ini haruslah seimbang.
Kesetiaan dan Kepuasan Pelanggan
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa. Prinsip utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan
kesehatan adalah kepedulian terhadap pelanggan. Pasien sebagai pelanggan eksternal tidak hanya
menginginkan kesembuhan dari sakit yang diderita yang merupakan luaran (outcome) pelayan, tetapi
juga merasakan dan menilai bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan3,4. Berangkat dari
pelayanan yang peduli pada pelanggan, yakni pelayanan yang memerhatikan kebutuhan (needs),
harapan (expectation) pelanggan, dan penilaian manfaat (value) oleh pelanggan sebagai persyaratan
yang diajukan oleh pelanggan, upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja perlu merujuk pada trilogi
persyaratan pelanggan tersebut. Harapan (expectation) dari pelanggan tidak hanya diartikan seperti
apa yang diinginkan atau diharapkan akan didapatkan oleh pelanggan, tetapi juga apa yang
diharapkan terjadi selama menjalani proses pelayanan dan menikmati produk yang dibeli, yang
antara lain tidak akan mengalami kesalahan tindakan medis ataupun kejadiankejadian
yang tidak diinginkan3. Hasil pelayanan kesehatan adalah luaran klinis, manfaat yang diperoleh
pelanggan, dan pengalaman pelanggan yang berupa kepuasan atau kekecewaan. Pengalaman
pelanggan tersebut sangat tergantung pada proses pelayanan pada lini depan atau sistem mikro
pelayanan, suatu sistem pelayanan yang bersentuhan langsung dengan pelanggan3.
Standar Pelayanan Kesehatan
Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu
yang akan menghasilkan luaran yang bervariasi juga. Salah satu upaya untuk mengurangi variasi
proses adalah dengan melakukan standardisasi. Proses standardisasi meliputi penyusunan,
penerapan, monitoring, pengendalian, serta evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000)3-6.
Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan akan memberikan manfaat, antara lain mengurangi
variasi proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar untuk mengukur mutu. Ditetapkannya
standar juga akan menjamin keselamatan pasien dan petugas penyedia pelayanan kesehatan.
Dikuranginya variasi dalam pelayanan akan meningkatkan konsistensi pelayanan kesehatan,
mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien, meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan
memudahkan petugas dalam pelayanan2,3.
Bagaimana Melakukan Perbaikan Mutu?
Pada pembahasan ini akan diutarakan lebih lanjut bagaimana upaya yang dilakukan dalam perbaikan
mutu, fokus apa yang perlu diperhatikan. Fokus tersebut yang harus diperhatikan dalam Rantai Efek
Perbaikan Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Tjahyono Koentjoro 2004, Untuk melakukan
perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan empat tingkat perubahan, yaitu :
1. Pengalaman pasien dan masyarakat
2. Sistem mikro pelayanan
3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan
4. Lingkungan pelayan kesehatan
Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif, pelayanan kesehatan yang harus
berfokus pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat yang menjadi pelanggan pelayanan
kesehatan harus mendapat perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan
dapat dipenuhi oleh organisasi pelayanan kesehatan. Mekanisme untuk mengenal adanya perubahan
kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam pengelolaan organisasi pelayanan
kesehatan, demikian juga mekanisme untuk mengelola pengalaman pelanggan. Dengan demikian,
organisasi pelayanan kesehatan akan mampu memberikan yang terbaik kepada pasien dan
masyarakat3.
Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan
yang harus berfokus pada pelanggan seperti Total Quality Management (TQM), Layanan Prima.
Total Quality Management (TQM)
Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran (1974) telah menggambarkan komponen-komponen
dasar pendekatan manajemen kualitas secara komprehensif. Juran telah mengidentifikasikan
elemen-elemen yang diperlukan dalam sebuah sistem untuk mengukur, meningkatkan, dan
merancang proses yang secara konsisten dapat memberikan hasil yang optimal. Dia menamakan
sistem tersebut sebagai manajemen kualitas secara menyeluruh atau Total Quality management1,3,4.
Menurut Ali Gufran, 2007, Dalam Total Quality management, seluruh aspek dalam organisasi
memerlukan perubahan secara luas dan mendasar pada budaya organisasi dan sifat dan kharakter
manajemen. Kegiatankegiatan peningkatan kualitas ini merupakan bagian dari rencana bisnis
organisasi. Seluruh tingkat manajemen mulai dari top manajemen sampai front-liner mereka yang
paling terdepan dalam memberikan layanan pada pasien menghargai pentingnya mutu dan data
statistik. Selain itu, Total Quality management juga dimaknai sebagai proses memobilisasi sumber daya
manusia untuk meraih tujuan mutu. Secara internal, proses tersebut termotivasi oleh perhatian yang
besar terhadap praktik-praktik pencegahan timbulnya masalah mutu layanan1-5. Merujuk kepada arti
kata dari Total Quality management itu, total berarti bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh
tingkatan dan seluruh bagian atau departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu (setiap
hari). Sementara itu, istilah quality menggambarkan peningkatan yang berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan. Di satu sisi, management merupakan keseluruhan sistem dan lingkungan yang
mendukung budaya peningkatan mutu secara berkelanjutan tersebut2,4.
Tabel 1.
Perbandingan pemikiran tradisional dan Total Quality Management
Pemikiran Tradisional TQM
 Peningkatan mutu merupakan
tanggung jawab pihak manajemen
 Pelanggan merupakan pihak luar dan
kita menjual kepada mereka
 Cukup baik adalah cukup baik
 Kita membutuhkan orang-orang yang
lebih baik untuk meningkatkan mutu
 Vendor dan pemasok adalah bukan
bagian dari kita, melainkan relasi
 Mutu diperoleh dari inspeksi, rejeksi,
dan kerja ulang
 Jika tidak ada yang rusak, tidak perlu
diperbaiki
 Peningkatan kualitas adalah suatu hal
yang mahal
 Peningkatan mutu merupakan
tanggung jawab setiap anggota dalam
organisasi
 Pelanggan (internal dan eksternal)
merupakan bagian vital organisasi
 Tidak ada yang kurang dari 100%
usaha yang dilakukan
 Kita telah memiliki orang-orang terbaik
untuk yang mereka kerjakan
 Vendor dan pemasok adalah anggota
penting dari tim kita
 Mutu dibangun dalam pelayanan dan
 produk mulai dari awal input dan
proses
 “Jika tidak rusak, tingkatkankah”
Peningkatan yang terus-menerus
merupakan satu-satunya jalan
 Peningkatan kualitas akan menurunkan
biaya dan meningkatkan produktivitas
Lebih lanjut Ali Gufran, 2007 mengulas, mengapa kita menggunakan Total Quality management? Hal ini
disebabkan karena keempat prinsip yang dimiliki oleh TQM akan sangat membantu dalam upaya
peningkatan mutu layanan kesehatan. Keempat prinsip itu adalah2,4:
1) Mengukur mutu sehingga dapat mengelolanya;
2) Melakukan perncanaan secara strategis sehingga dapat berpikir jangka panjang, tetapi tetap
melakukan aksi-aksi jangka pendek;
3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap orang di organisasi sehingga diperoleh
manfaat dari sinergi yang sedang dan telah dibangun, serta
4) Berfokus kepada pasien (customer focused) sehingga dapat memberi mereka kepuasan
Dengan demikian, terdapat beberapa asumsi mengenai pelaksanaan TQM, yaitu fokus
kepada konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen dalam organisasi layanan kesehatan
termasuk dokter, karyawan dan seluruh orang yang ada dalam strukturstruktur yang terdapat di
dalamnya, serta pengukuran, dukungan sistematis, dan peningkatan mutu layanan yang
berkelanjutan2,4.
Program TQM tersebut dikatakan berhasil apabila telah terjadi serangkaian perubahan-
perubahan mendasar tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir dan cara pandang. Misalnya,
bagaimana anda melihat pelanggan, melihat komunitas yang dihadapi, melihat karyawan, melihat
hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya organisasi atau perusahaan dan
perubahan dalam mindset atau cara berpikir2,4.
Oleh karena itu, untuk menjamin agar program peningkatan mutu ini dapat berhasil dan
berjalan sukses, perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim budaya organisasi, komunikasi, dan
komitmen berbagai pihak, serta perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari rencana strategis
yang telah disusun bersama.
Pelayanan prima
Dari kutipan yang diambil dari buku Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan:
Konsep dan Implementasi; Pelayanan prima dimaknai sebagai pelayanan terbaik dan telah
memenuhi standar pelayanan dipandang dari perspektif pengguna atau donor, perspektif proses
pelayanan dan perspektif keuangan yang dapat dicapai jika kualitas sumber daya manusianya cukup
profesional. Sementara itu, LAN RI mengartikan pelayanan prima sebagai pelayanan yang terbaik
dan melebihi, melampaui, serta mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau pelayanan
sebelumnya2. Istilah pelayanan prima sendiri merupakan terjemahan dari excellent service, yang
secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik. Yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana maksud pelayanan yang sangat baik atau yang terbaik dalam
konteks pelayanan kesehatan atau rumah sakit.
Departemen kesehatan telah memberikan pengertian pelayanan prima. Pelayanan prima
adalah pelayanan kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan
kepercayaannya kepada rumah sakit2.
Dalam usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat 2010, Departemen Kesehatan
menjelaskan bahwa pelayanan prima seharusnya meliputi aspek-aspek berikut:
o Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan pengguna)
o Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten, dan konsekuen (aspek proses
pelayanan)
o Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan (aspek SDM dan
kepuasan pelanggan)
o Penanganan dan pendokumentasian kegiatan pelayanan dilakukan oleh tenaga yang
berwenang/kompeten (aspek proses dan SDM)
o Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat dan jenisnya sebagai efisiensi
dan efektivitas (aspek SDM, dan proses pelayanan)
o Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan mekanisme
pungutan yang transparan serta adanya pengendalian dan pengawasan yang cermat
(aspek finansial dan kepuasan pelanggan)
o Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan serta pemerataan distribusi
cakupan (aspek kepuasan pelanggan)
o Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek proses pelayanan)
o Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan kinerja secara kualitatif dan
kuantitatif dengan kapasitas optimal (aspek kepuasan pelanggan dan aspek SDM)
BAGAIMANA AGAR MUTU TETAP TERUS TERJAGA?
Dalam upaya menjaga mutu layananan kesehatan agar terus bekesinambungan maka diperlukan
suatu proses perbaikan mutu yang bekesinambungan.
Perbaikan Proses Berkesinambungan (Continuous Process Improvement)
Upaya perbaikan proses yang berkesinambungan pada sistem mikro pada dasarnya mengikuti siklus
Deming:
Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk
seterusnya (Action), yang dikenal dengan siklus PDCA. Salah satu model perbaikan pada sistem
mikro adalah model Nolan (Langley dkk, 1996). Nolan memperkenalkan suatu model perbaikan
sistem mikro pelayanan yang pada prinsipnya tidak terlepas dari langkah-langkah proses perbaikan
yang meliputi: Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk
seterusnya (Action). Akan tetapi, harus ada kejelasan terlebih dahulu mengenai apa yang menjadi
sasaran perbaikan sebelum dilakukan perubahan (setting aims), dilanjutkan dengan cara untuk
mengetahui bahwa perubahan yang dilakukan akan menghasilkan perbaikan (measurement). Setelah
menetapkan sasaran perbaikan dan menetapkan pengukuran atas perubahan, barulah ditetapkan
dan direncanakan kegiatan-kegiatan perbaikan pada apa saja yang perlu dilakukan dalam bentuk
siklus PDCA yang multipel. Pada dasarnya, langkah perbaikan sistem mikro pelayanan model Nolan
terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
1. Bentuk tim
2. Tetapkan sasaran perbaikan
3. Tentukan pengukuran
4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan
5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil
6. Implementasikan perubahan
7. Sebarkan ke unit yang lebih luas
Apa Saja Alat-alat Peningkatan Mutu (Quality Tools)?
Berdasarkan berbagai asupan, antara lain keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan
kepuasan pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta hasil studi kasus, dapat disimpulkan adanya
berbagai masalah atau adanya potensi terjadinya masalah yang harus dikoreksi atau dicegah
kemunculannya di kemudian hari. Sasaran mutu disusun berdasarkan adanya hasil identifikasi
masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial yang akan terjadi, dan peluang-peluang
untuk perbaikan yang diharapkan akan lebih memuaskan pelanggan2,3.
Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran mutu, menganalisis masalah, dan
menyusun rencana perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik menggunakan maupun
tidak menggunakan metode statistik. Alat-alat tersebut adalah:
a. Alat-alat mutu bukan statistik (Non-statistical tools)
merupakan alat untuk mengembangkan ide, mengelompokkan, memprioritaskan, dan memberikan
arah dalam pengambilan keputusan. Alat-alat tersebut meliputi:
- curah pendapat
- multivoting
- matriks prioritas masalah
- fishbone
- bagan alir
- failure mode and effect analysis
- bagan gantt
b. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang meliputi:
- lembar periksa (check sheet)
- diagram kecendrungan (run chart)
- diagram pencar
- histogram
- diagram Pareto
- diagram kendali

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananLilik Supianti
 
materi mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananmateri mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananandes septiya
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan pjj_kemenkes
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananyolandaputri18
 
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalProgram Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalErlina Wati
 
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcakhusnuleza
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan MinimalStandar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimalpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal pjj_kemenkes
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBayu Fijrie
 
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalStandar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalEdison Thomas
 
Bentuk program menjaga mutu konkuren
Bentuk program menjaga mutu konkurenBentuk program menjaga mutu konkuren
Bentuk program menjaga mutu konkurenBayu Fijrie
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananBayu Fijrie
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanUwes Chaeruman
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanErlina Wati
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanSulistia Rini
 

Was ist angesagt? (20)

efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidananefisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
efisiensi dan keefektifan mutu pelayanan kebidanan
 
materi mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidananmateri mutu layanan kebidanan
materi mutu layanan kebidanan
 
Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan Indikator mutu pelayanan kebidanan
Indikator mutu pelayanan kebidanan
 
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidananKonsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
Konsep dasar mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan
 
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan InternalProgram Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
Program Menjaga Mutu Eksternal dan Internal
 
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdcaPenilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
Penilaian mutu pelayanan kebidanan melalui konsep pdca
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan MinimalStandar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 4 kb 1 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektif
 
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalStandar persyataran minimal & standar penampilan minimal
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimal
 
Bentuk program menjaga mutu konkuren
Bentuk program menjaga mutu konkurenBentuk program menjaga mutu konkuren
Bentuk program menjaga mutu konkuren
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
 
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatanModul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
Modul 3 kb 3 mutu layanan kesehatan dan kebijakan kesehatan
 
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan KesehatanIndikator Mutu Layanan Kesehatan
Indikator Mutu Layanan Kesehatan
 
Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Audit mutu
 
Mutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatanMutu pelayanan kesehatan
Mutu pelayanan kesehatan
 
Penilaian kinerja
Penilaian kinerjaPenilaian kinerja
Penilaian kinerja
 

Ähnlich wie Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama dosen (erlina puspitaloka mahadewi), manajemen mutu pelayanan kesehatan, universitas esa unggul 2019

Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutupjj_kemenkes
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661sicua050896
 
MANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.pptMANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.pptTYASLARASATI
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxAnnisaa42
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Asyifa Robiatul adawiyah
 
MANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxMANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxsigit486598
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxKONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxssuser629316
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookNasiatul Salim
 
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPKTugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPKstwndennis
 
Kualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza HutKualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza HutVerrell Max
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careNasiatul Salim
 

Ähnlich wie Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama dosen (erlina puspitaloka mahadewi), manajemen mutu pelayanan kesehatan, universitas esa unggul 2019 (20)

Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
 
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
TUGAS PERKULIAHAN SESI 10 KMA363-MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN-KJ101-5661
 
MANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.pptMANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
MANAJEMEN MUTU TM 1.ppt
 
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptxTUGAS MUTU KEL 3.pptx
TUGAS MUTU KEL 3.pptx
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
MANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptxMANAGEMEN MUTU.pptx
MANAGEMEN MUTU.pptx
 
Pp kel 5
Pp kel 5Pp kel 5
Pp kel 5
 
Sistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutuSistem penjaminan mutu
Sistem penjaminan mutu
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
KELOMPOK 3.pptx
KELOMPOK 3.pptxKELOMPOK 3.pptx
KELOMPOK 3.pptx
 
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATANKONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP MUTU PELAYANAN KESEHATAN
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptxKONSEP MUTU BANGKA.pptx
KONSEP MUTU BANGKA.pptx
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Tugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpkTugas 10 mmpk
Tugas 10 mmpk
 
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPKTugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
Tugas perkuliahan minggu ke 8 MMPK
 
Implementasi TQM.pptx
Implementasi TQM.pptxImplementasi TQM.pptx
Implementasi TQM.pptx
 
Kualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza HutKualitas pelayanan di Pizza Hut
Kualitas pelayanan di Pizza Hut
 
Fix tqm
Fix tqmFix tqm
Fix tqm
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 

Kürzlich hochgeladen

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

Kma363 manajemen mutu pelayanan kesehatan-kj101-5661, fitri andriasari, nama dosen (erlina puspitaloka mahadewi), manajemen mutu pelayanan kesehatan, universitas esa unggul 2019

  • 1. MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Pendahuluan Saat ini mutu layanan kesehatan merupakan fokus utama bagi masyarakat. Kesadaran dan kepedulian terhadap mutu memang semakin meningkat. Hal-hal yang berkaitan dengan mutu saat ini antara lain : kepercayaan bahwa sesuatu yang bermutu pastilah merupakan hal yang bersifat luks, mewah, dan mahal. Mutu juga dianggap sesuatu hal yang bersifat abstrak sehingga tidak dapat diukur Upaya peningkatan mutu memerlukan biaya yang cukup mahal. Apa yang Disebut Mutu? Definisi Mutu Menurut Ali Gufran, 2007; istilah mutu memiliki banyak penafsiran yang mungkin berbeda-beda, ketika ia digunakan untuk menggambarkan sebuah produk atau pelayanan tertentu. Bisa saja beberapa orang mengatakan bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi ketika sesuatu tersebut dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang, lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal dibandingkan produk atau layanan yang mutunya dianggap lebih rendah. Hal ini tentu tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang mengartikan layanan kesehatan bermutu adalah layanan yang memuaskan pelanggan. Padahal layanan yang diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis profesional. Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan kesehatan seperti rumah sakit jika pasien datang di Unit Gawat Darurat langsung ditangani “diinfus”. Pasien puas karena mereka merasa langsung “ditangani” padahal infus tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo1,2. Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan mutu dalam layanan kesehatan. Pada satu pihak mutu juga diartikan sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) atau prosedur tetap medis. Ketika SOP tersebut dilaksanakan seperti misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik pemerintah, dianggap oleh pasien terlalu lama dan berbelitbelit. Dari pihak lainnya, menurut kacamata pasien, justru rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap kurang bermutu dibanding rumah sakit swasta yang bisa lebih cepat karena prosedur yang diterapkan lebih fleksibel1,2. Lebih lanjut dalam uraian Ali Gufran, 2007; layanan bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh mana realitas layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan kriteria dan standar profesional medis terkini dan baik yang sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan tingkat efisiensi yang optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode pengukuran yang digunakan dalam upaya meningkatkan mutu tersebut telah tersedia baik dari dimensi input, proses dan output. Mutu memiliki karakteristik melakukan pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama benar dan selanjutnya diharapkan benar1,2. Perkembangan Upaya Perbaikan Mutu Pelayanan kesehatan di Indonesia Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan mutu yang dikutip dari Tjahyono Koentjoro, 2004 menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai di lakukan sejak tahun 1986 dengan diterapkannya gugus kendali mutu di rumah sakit dan di puskesmas serta pada pelayanan kesehatan yang lain. Perbaikan ini dilanjutkan dengan dikenalkannya total quality management pada tahun 1994 dan performance management pada tahun 19963. Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, diperkenalkan program jaminan mutu (quality assurance) pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat, Jawa timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health Project IV). Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut diperkenalkan melalui Proyek Community Health and Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pengenalan dilakukan melalui Provincial Health Project I dengan tiga tahapan, yakni analisis sistem, supervisi dan pembinaan, dan pendekatan tim. Empat standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan mutu tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar pelayanan imunisasi, standar penanganan infeksi saluran nafas atas, dan standar pelayanan antenatal, dalam bentuk lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas pelayanan kesehatan di puskesmas3.
  • 2. Apa Saja Prinsip Penting dalam Perbaikan Mutu? Dua hal yang perlu dipantau dalam upaya perbaikan mutu adalah Kepuasan Pelanggan dan Standar Pelayanan Kesehatan. Kedua aspek ini haruslah seimbang. Kesetiaan dan Kepuasan Pelanggan Dari berbagai sumber disebutkan bahwa. Prinsip utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan adalah kepedulian terhadap pelanggan. Pasien sebagai pelanggan eksternal tidak hanya menginginkan kesembuhan dari sakit yang diderita yang merupakan luaran (outcome) pelayan, tetapi juga merasakan dan menilai bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan3,4. Berangkat dari pelayanan yang peduli pada pelanggan, yakni pelayanan yang memerhatikan kebutuhan (needs), harapan (expectation) pelanggan, dan penilaian manfaat (value) oleh pelanggan sebagai persyaratan yang diajukan oleh pelanggan, upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja perlu merujuk pada trilogi persyaratan pelanggan tersebut. Harapan (expectation) dari pelanggan tidak hanya diartikan seperti apa yang diinginkan atau diharapkan akan didapatkan oleh pelanggan, tetapi juga apa yang diharapkan terjadi selama menjalani proses pelayanan dan menikmati produk yang dibeli, yang antara lain tidak akan mengalami kesalahan tindakan medis ataupun kejadiankejadian yang tidak diinginkan3. Hasil pelayanan kesehatan adalah luaran klinis, manfaat yang diperoleh pelanggan, dan pengalaman pelanggan yang berupa kepuasan atau kekecewaan. Pengalaman pelanggan tersebut sangat tergantung pada proses pelayanan pada lini depan atau sistem mikro pelayanan, suatu sistem pelayanan yang bersentuhan langsung dengan pelanggan3. Standar Pelayanan Kesehatan Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu yang akan menghasilkan luaran yang bervariasi juga. Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan melakukan standardisasi. Proses standardisasi meliputi penyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian, serta evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000)3-6. Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan akan memberikan manfaat, antara lain mengurangi variasi proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar untuk mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga akan menjamin keselamatan pasien dan petugas penyedia pelayanan kesehatan. Dikuranginya variasi dalam pelayanan akan meningkatkan konsistensi pelayanan kesehatan, mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien, meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan memudahkan petugas dalam pelayanan2,3. Bagaimana Melakukan Perbaikan Mutu? Pada pembahasan ini akan diutarakan lebih lanjut bagaimana upaya yang dilakukan dalam perbaikan mutu, fokus apa yang perlu diperhatikan. Fokus tersebut yang harus diperhatikan dalam Rantai Efek Perbaikan Mutu Pelayanan Kesehatan Menurut Tjahyono Koentjoro 2004, Untuk melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu diperhatikan empat tingkat perubahan, yaitu : 1. Pengalaman pasien dan masyarakat 2. Sistem mikro pelayanan 3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan 4. Lingkungan pelayan kesehatan Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan komprehensif, pelayanan kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat yang menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus mendapat perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi pelayanan kesehatan. Mekanisme untuk mengenal adanya perubahan kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam pengelolaan organisasi pelayanan kesehatan, demikian juga mekanisme untuk mengelola pengalaman pelanggan. Dengan demikian, organisasi pelayanan kesehatan akan mampu memberikan yang terbaik kepada pasien dan masyarakat3. Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang harus berfokus pada pelanggan seperti Total Quality Management (TQM), Layanan Prima. Total Quality Management (TQM) Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran (1974) telah menggambarkan komponen-komponen dasar pendekatan manajemen kualitas secara komprehensif. Juran telah mengidentifikasikan elemen-elemen yang diperlukan dalam sebuah sistem untuk mengukur, meningkatkan, dan
  • 3. merancang proses yang secara konsisten dapat memberikan hasil yang optimal. Dia menamakan sistem tersebut sebagai manajemen kualitas secara menyeluruh atau Total Quality management1,3,4. Menurut Ali Gufran, 2007, Dalam Total Quality management, seluruh aspek dalam organisasi memerlukan perubahan secara luas dan mendasar pada budaya organisasi dan sifat dan kharakter manajemen. Kegiatankegiatan peningkatan kualitas ini merupakan bagian dari rencana bisnis organisasi. Seluruh tingkat manajemen mulai dari top manajemen sampai front-liner mereka yang paling terdepan dalam memberikan layanan pada pasien menghargai pentingnya mutu dan data statistik. Selain itu, Total Quality management juga dimaknai sebagai proses memobilisasi sumber daya manusia untuk meraih tujuan mutu. Secara internal, proses tersebut termotivasi oleh perhatian yang besar terhadap praktik-praktik pencegahan timbulnya masalah mutu layanan1-5. Merujuk kepada arti kata dari Total Quality management itu, total berarti bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan di seluruh tingkatan dan seluruh bagian atau departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu (setiap hari). Sementara itu, istilah quality menggambarkan peningkatan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Di satu sisi, management merupakan keseluruhan sistem dan lingkungan yang mendukung budaya peningkatan mutu secara berkelanjutan tersebut2,4. Tabel 1. Perbandingan pemikiran tradisional dan Total Quality Management Pemikiran Tradisional TQM  Peningkatan mutu merupakan tanggung jawab pihak manajemen  Pelanggan merupakan pihak luar dan kita menjual kepada mereka  Cukup baik adalah cukup baik  Kita membutuhkan orang-orang yang lebih baik untuk meningkatkan mutu  Vendor dan pemasok adalah bukan bagian dari kita, melainkan relasi  Mutu diperoleh dari inspeksi, rejeksi, dan kerja ulang  Jika tidak ada yang rusak, tidak perlu diperbaiki  Peningkatan kualitas adalah suatu hal yang mahal  Peningkatan mutu merupakan tanggung jawab setiap anggota dalam organisasi  Pelanggan (internal dan eksternal) merupakan bagian vital organisasi  Tidak ada yang kurang dari 100% usaha yang dilakukan  Kita telah memiliki orang-orang terbaik untuk yang mereka kerjakan  Vendor dan pemasok adalah anggota penting dari tim kita  Mutu dibangun dalam pelayanan dan  produk mulai dari awal input dan proses  “Jika tidak rusak, tingkatkankah” Peningkatan yang terus-menerus merupakan satu-satunya jalan  Peningkatan kualitas akan menurunkan biaya dan meningkatkan produktivitas Lebih lanjut Ali Gufran, 2007 mengulas, mengapa kita menggunakan Total Quality management? Hal ini disebabkan karena keempat prinsip yang dimiliki oleh TQM akan sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Keempat prinsip itu adalah2,4: 1) Mengukur mutu sehingga dapat mengelolanya; 2) Melakukan perncanaan secara strategis sehingga dapat berpikir jangka panjang, tetapi tetap melakukan aksi-aksi jangka pendek; 3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap orang di organisasi sehingga diperoleh manfaat dari sinergi yang sedang dan telah dibangun, serta 4) Berfokus kepada pasien (customer focused) sehingga dapat memberi mereka kepuasan Dengan demikian, terdapat beberapa asumsi mengenai pelaksanaan TQM, yaitu fokus kepada konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen dalam organisasi layanan kesehatan termasuk dokter, karyawan dan seluruh orang yang ada dalam strukturstruktur yang terdapat di dalamnya, serta pengukuran, dukungan sistematis, dan peningkatan mutu layanan yang berkelanjutan2,4.
  • 4. Program TQM tersebut dikatakan berhasil apabila telah terjadi serangkaian perubahan- perubahan mendasar tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir dan cara pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat pelanggan, melihat komunitas yang dihadapi, melihat karyawan, melihat hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya organisasi atau perusahaan dan perubahan dalam mindset atau cara berpikir2,4. Oleh karena itu, untuk menjamin agar program peningkatan mutu ini dapat berhasil dan berjalan sukses, perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim budaya organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak, serta perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari rencana strategis yang telah disusun bersama. Pelayanan prima Dari kutipan yang diambil dari buku Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Implementasi; Pelayanan prima dimaknai sebagai pelayanan terbaik dan telah memenuhi standar pelayanan dipandang dari perspektif pengguna atau donor, perspektif proses pelayanan dan perspektif keuangan yang dapat dicapai jika kualitas sumber daya manusianya cukup profesional. Sementara itu, LAN RI mengartikan pelayanan prima sebagai pelayanan yang terbaik dan melebihi, melampaui, serta mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau pelayanan sebelumnya2. Istilah pelayanan prima sendiri merupakan terjemahan dari excellent service, yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang terbaik. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana maksud pelayanan yang sangat baik atau yang terbaik dalam konteks pelayanan kesehatan atau rumah sakit. Departemen kesehatan telah memberikan pengertian pelayanan prima. Pelayanan prima adalah pelayanan kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan kepercayaannya kepada rumah sakit2. Dalam usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat 2010, Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa pelayanan prima seharusnya meliputi aspek-aspek berikut: o Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan pengguna) o Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten, dan konsekuen (aspek proses pelayanan) o Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan (aspek SDM dan kepuasan pelanggan) o Penanganan dan pendokumentasian kegiatan pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berwenang/kompeten (aspek proses dan SDM) o Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat dan jenisnya sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek SDM, dan proses pelayanan) o Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat dengan mekanisme pungutan yang transparan serta adanya pengendalian dan pengawasan yang cermat (aspek finansial dan kepuasan pelanggan) o Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan serta pemerataan distribusi cakupan (aspek kepuasan pelanggan) o Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek proses pelayanan) o Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan kinerja secara kualitatif dan kuantitatif dengan kapasitas optimal (aspek kepuasan pelanggan dan aspek SDM) BAGAIMANA AGAR MUTU TETAP TERUS TERJAGA? Dalam upaya menjaga mutu layananan kesehatan agar terus bekesinambungan maka diperlukan suatu proses perbaikan mutu yang bekesinambungan. Perbaikan Proses Berkesinambungan (Continuous Process Improvement) Upaya perbaikan proses yang berkesinambungan pada sistem mikro pada dasarnya mengikuti siklus Deming: Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action), yang dikenal dengan siklus PDCA. Salah satu model perbaikan pada sistem mikro adalah model Nolan (Langley dkk, 1996). Nolan memperkenalkan suatu model perbaikan sistem mikro pelayanan yang pada prinsipnya tidak terlepas dari langkah-langkah proses perbaikan yang meliputi: Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action). Akan tetapi, harus ada kejelasan terlebih dahulu mengenai apa yang menjadi sasaran perbaikan sebelum dilakukan perubahan (setting aims), dilanjutkan dengan cara untuk mengetahui bahwa perubahan yang dilakukan akan menghasilkan perbaikan (measurement). Setelah
  • 5. menetapkan sasaran perbaikan dan menetapkan pengukuran atas perubahan, barulah ditetapkan dan direncanakan kegiatan-kegiatan perbaikan pada apa saja yang perlu dilakukan dalam bentuk siklus PDCA yang multipel. Pada dasarnya, langkah perbaikan sistem mikro pelayanan model Nolan terdiri dari tujuh langkah, yaitu: 1. Bentuk tim 2. Tetapkan sasaran perbaikan 3. Tentukan pengukuran 4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan 5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil 6. Implementasikan perubahan 7. Sebarkan ke unit yang lebih luas Apa Saja Alat-alat Peningkatan Mutu (Quality Tools)? Berdasarkan berbagai asupan, antara lain keluhan pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan kepuasan pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta hasil studi kasus, dapat disimpulkan adanya berbagai masalah atau adanya potensi terjadinya masalah yang harus dikoreksi atau dicegah kemunculannya di kemudian hari. Sasaran mutu disusun berdasarkan adanya hasil identifikasi masalah, baik yang telah terjadi maupun yang potensial yang akan terjadi, dan peluang-peluang untuk perbaikan yang diharapkan akan lebih memuaskan pelanggan2,3. Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran mutu, menganalisis masalah, dan menyusun rencana perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik menggunakan maupun tidak menggunakan metode statistik. Alat-alat tersebut adalah: a. Alat-alat mutu bukan statistik (Non-statistical tools) merupakan alat untuk mengembangkan ide, mengelompokkan, memprioritaskan, dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan. Alat-alat tersebut meliputi: - curah pendapat - multivoting - matriks prioritas masalah - fishbone - bagan alir - failure mode and effect analysis - bagan gantt b. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang meliputi: - lembar periksa (check sheet) - diagram kecendrungan (run chart) - diagram pencar - histogram - diagram Pareto - diagram kendali