SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 43
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Cara Pengawetan dan Penyimpanan 
          Biakan Fungi
         Marlia Singgih Wibowo
          School of Pharmacy
       Institut Teknologi Bandung
Outline
•   Prinsip Umum
•   Teknik Pengawetan (Preservation)
•   Keuntungan dan Kerugian
•   Pemilihan Metode
Prinsip Umum
       Tujuan utama
       memelihara biakan
       suatu fungus adalah
       untuk menjaga galur
       fungus tersebut di
       dalam suatu media
       tanpa terjadi nya
       perubahan morfologi,
       fisiologi, atau genetik
Prinsip Umum

        • Organisme dapat
          berasal dari
          berbagai sumber
        • Contoh :
          Penicillium
          digitatum
Prinsip Umum
• Teknik pengawetan sangat bervariasi, dapat
  dengan mengurangi kecepatan metabolisme
  atau bahkan dapat menunda metabolisme
  mikroorganisme
• Pengawetan yang baik bila digunakan biakan
  yang sehat dan kondisi pertumbuhan yang
  optimum
• Microorganisme tumbuh dalam lingkungan dan
  kondisi yang berbeda-beda
• Beberapa diantaranya memiliki spesifisitas
  tertentu sebagai syarat pertumbuhannya
Prinsip Umum
        • Umumnya
          Mikroorganisme
          tumbuh baik dalam
          media yang dibuat
          mendekati kondisi
          lingkungan tempat
          asalnya
        • Contoh : tanah,
          bagian tanaman atau
          komponen air, dll.
Pertumbuhan Mikroorganisme
• Media pertumbuhan dapat bervariasi.
  Misalnya Raper & Thom (1949)
  menggunakan Czapek's Agar, Steep Agar
  and Malt Extract Agar untuk pertumbuhan
  Penicillia dan Aspergilli
• Pitt (1980) menganjurkan penggunaan
  recommends Czapek Yeast Autolysate (CYA)
  dan Malt Extract Agar (MEA) untuk penicillia
• Standarisasi of formula media penting
  dilakukan
• Media akan mempengaruhi morfologi dan
  warna koloni, karena kandungan media akan
  mempengaruhi pembentukan senyawa
  tertentu atau menginduksi sifat tertentu dari
  mikroorganisme
Pertumbuhan
Pengaruh Media terhadap morfologi koloni
Kontaminasi pada kultur fungi
• Biakan Fungi sering terkontaminasi oleh
  Tyroglyphus or Tarsonemus
• Di alam banyak terdapat pada tanah, dan
  hampir semua bahan organik
• Terbawa ke laboratorium dari bahan
  tanaman, produk yang sudah kadaluarsa,
  pada sepatu, serangga atau biakan
  mikroorganisme lain.
• Cepat berkembang biak dalam keadaan
  lembab dan suhu ruang
• Biakan fungi menjadi rusak dan tidak dapat di
  simpan
Pencegahan Kontaminasi
•   Melakukan pekerjaan sesuai prosedur
•   Menjaga kebersihan dan kesehatan diri
•   Selalu memeriksa setiap barang yang masuk ke laboratorium
•   Menutup setiap biakan atau barang yang digunakan sesuai prosedur
Metode pencegahan kontaminasi 

Hygiene
• Bersihkan seluruh permukaan dan hindari
  biakan dari udara luar dan debu
• Cuci peralatan dengan desinfektan yang
  sesuai.
Fumigation
• Digunakan selang waktu tertentu untuk ruang
  laboratorium atau korikor. Pekerjaan ini harus
  dilakukan oleh yang berwenang
Mechanical and chemical barriers
• Universal bottles, kapas lemak, tube
  bersumbat
Metode pencegahan kontaminasi
• Tempat penyimpanan yang aman
• Lemari pendingin 4-8°C
• Lemari penyimpanan “deep freeze” (< -
  20°C)
• Menutup kultur dengan minyak mineral
• Simpan dengan silica gel
• Freeze-dry
• Simpan di ultra-low temperatures case
Pengawetan dan Penyimpanan

• Continuous culture
     Pada media padat atau cair
     Refrigeration
     Di bawah lapisan minyak mineral
     Di dalam air
• Pengeringan
• Freeze drying
• Cryopreservation
Pengawetan dan Penyimpanan

• Bagi biakan awal dan simpan 1 biakan
  sebagai seed stock
• Simpan satu biakan sebagai cadangan
• Setelah pengawetan, viability, purity, dan
  identitas harus di cek ulang dan dibandingkan
  dengan data aslinya atau referensi
• Morfologi, patogenitas, sifat-sifat fisik dan
  biokimia harus diuji
• Semua pengamatan harus dicatat dan
  disimpan untuk referensi di masa yad.
Metode Pengawetan mikroorganisme
Penumbuhan pada agar miring
• Metode yang paling mudah dan murah
• Disimpan di dalam lemari pendingin
  dapat membantu mengurangi frekuensi
  sub-kultur
Metode pengawetan mikroorganisme

Kerugian metode sub-kultur pd agar
• Kemungkinan terjadi variasi genetik
  akibat pemindahan berulang, hilangnya
  sifat patogenitas atau karakteristik
  fisiologi dan morfologi lainnya
• Kemungkinan kontaminasi besar
• Memerlukan pengawasan yang ketat
  supaya biakan tidak tertukar atau
  terkontaminasi
Pengawetan dan Penyimpanan
Keuntungan metode sub-kultur pada agar :

• Koleksi biakan dapat disimpan dalam waktu
  cukup lama dibawah pengawasan ahlinya.
• Metodenya cukup murah dan tidak
  memerlukan teknisi khusus. Untuk jumlah
  koleksi yang sedikit, metode ini cukup
  menguntungkan
• Penumbuhan mudah karena tidak perlu
  waktu adaptasi yang lama.
• Periode pemindahan : 2 – 4 minggu atau
  2 – 4 bulan
Di bawah minyak mineral




Biakan di atas agar miring di dalam 30 ml universal bottles lalu
dituangkan minyak mineral di atasnya. Hal ini dapat mencegah
dehidrasi dan memperlambat aktivitas metabolisme dan
pertumbuhan karena kurangnya tekanan oksigen
Pengawetan dengan 
              Minyak mineral
• Metode ini pertama kali digunakan oleh Buell &
  Weston (1947)
• Biakan sehat yang cukup usianya ditutup dengan 10
  mm minyak mineral steril (liquid paraffin or medicinal
  paraffin dengan specific gravity 0.830-0.890).
• Minyak disterilkan dengan autoklaf dua kali pada
  121°C selama 15 menit
• Penumbuhan kembali dari minyak dilakukan dengan
  cara mengambil sejumlah koloni dengan jarum
  biakan dan minyak dibuang sebanyak mungkin.
• Cara menginokulasi agar di posisi tengah-tengah
  kadangkala memberikan hasil yang lebih baik
  sehingga minyak dapat dikeluarkan dengan mudah
  melalui slope
Pengawetan dalam 
            Minyak mineral

Kerugian penyimpanan dalam minyak mineral :
• Kontaminasi oleh spora mikroba dari udara
• Hambatan pertumbuhan pada saat retrieval
• Pertumbuhan terus terjadi di bawah kondisi
  yang tidak nyaman dapat mengarah pada
  mutasi
Pengawetan dalam 
              Minyak mineral
Keuntungan :
• Peralatan murah dan pengerjaan mudah
• Beberapa     mikroorganisme     hanya    dapat
  disimpan di dalam minyak mineral
• Namun penyimpanan di bawah minyak mineral
  disarankan untuk laboratorium yang memiliki
  keterbatasan sumbar daya dan fasilitas
Penyimpanan dalam air
Potongan agar atau suspensi spora dapat disimpan dalam air
Penyimpanan dalam air
Cara :
1. Potongan agar ukuran 6 mm diambil dari
  ujung pertumbuhan koloni jamur
2. Potongan tsb ditempatkan di dalam air steril
  di dalam botol McCartney dan tutup erat , lalu
  disimpan pada suhu 20-25°C.
3. Peremajaan dilakukan dengan mengambil
  potongan agar tsb, tempatkan terbalik pada
  medium pertumbuhan yang sesuai
Penyimpanan dalam air
• Jangka waktu penyimpanan dapat
  mencapai 2-3 tahun , misalnya untuk
  spesies of Phytophthora dan Pythium
  tanpa adanya perubahan fisik
  (Onions & Smith, 1984).
Penyimpanan dalam air
• Pertama kali dilakukan oleh Castellani (1939,
  1967) yang menyimpan fungi yang patogen
  thp manusia
• Figueiredo (1967) menyimpan 22 patogen
  tanaman tanpa kehilangan patogenitasnya.
• Figueiredo & Pimentel (1975) melaporkan
  penyimpanan dalam air bisa mencapai 10
  years
• Boeswinkel (1976) menyimpan 650 patogen
  a.l. Oomycota, Ascomycota, Basidiomycota
  dan mitotic fungi selama 7 tahun.
• Ellis (1979) menyimpan Entomophthorales,
  Pyrenomycetes, Hymenomycetes,
  Gasteromycetes dan Hyphomycetes
Teknik pengeringan and freeze‐drying

• Penghilangan air akan mengurangi laju
  metabolisme sel
• Dapat dilakukan dengan pengeringan udara
• Dapat pula dengan penambahan absorbant spt
  tanah, silica gel, atau desiccant lain.
• Cara Freeze-dry dengan vacuum dari keadaan
  beku dengan cara sublimasi es
What happens to a cell                                 <-
when it freezes?                                       10OC
                                -5OC

       -2OC                                 SLOW
                                            COOL


                                            RAPID
                                            COOL


                                            VERY
                                            RAPID
                                            COOL




   Response of cells to freezing.  Slow cool: cells can maintaing osmostic 
   equilibrium by water efflux; thus cells shrink and only extracellular ice 
   forms.  Rapid cool: cells cannot lose water rapidly enough to maintain 
    osmotic equilibrium; thus cells shrink slightly and contain a few large 
    ice crystals.  Very rapid cool: cells contain a large number of small ice 
                                     crystals.
Penyimpanan dalam Silica Gel 




• Sporulating fungi dpt disimpan selama 7-18 tahun
• C.F. Roberts, University of Leicester menyimpan fungi
  lebih dari 25 years menggunakan metode dari Perkins
  (1962), semua galur terbukti stabil.
Penyimpanan dalam Silica Gel 

Cara :

1. Sepertiga penuh botol universal 30 ml isi dengan silica gel dan
   sterilkan dengan dry heat (180°C selama 3 jam).
2. Tempatkan botol di dalam rak dengan air dan bekukan (nominal
   - 20°C).
3. Siapkan suspensi spora di dalam 5% (w/v) skimmed milk yang
   telah didinginkan.
4. Tambahkan kira-kira 1 ml biakan tersebut ke dalam silica gel
   dan goyangkan agar tercampur homogen.
5. Simpan botol dengan tutup longgar selama 10-14 hari pada
   25°C sampai silica gel crystals mengering dan siap untuk
   dipisahkan.
6. Kencangkan tutupnya dan simpan botol pada 4°C dalam wadah
   kedap udara dengan indicator silica gel untuk mengabsorbsi
   lembab.
Penyimpanan dalam Silica gel

• Banyak fungi yang tahan lama dengan
  metode ini (Perkins, 1962; Ogata, 1962;
  Onions, 1977; Smith & Onions, 1983).
• Spora yang berdinding tipis cenderung tidak
  dapat bertahan.
• Keberhasilannya tergantung biakan yang
  sehat, dan hal ini dapat ditunjukkan dari
  perbedaan biakan dari setiap isolat.
• Metode ini dpt digunakan bila fasilitas freeze-
  drying tidak tersedia, walaupun ada bbrp
  fungi yang tidak dapat bertahan lama dgn
  cara ini.
Penyimpanan dalam Silica Gel 




Penumbuhan kembali dgn cara menyebarkan beberapa
  kristal ke dalam medium pertumbuhan yang sesuai
Penyimpanan dalam Silica Gel

Kekurangan cara silica gel :
• Hanya terbatas pada sporulating fungi, dan tidak
  sesuai untuk Pythium, Phytophthora dan
  beberapa Oomycota, juga beberapa fungi
  bermiselium yang memiliki spora yang
  kompleks.
• Kemungkinan terjadinya kontaminasi cukup
  besar setelah beberapa kali peremajaan.
Penyimpanan dalam Silica Gel

Keuntungan cara silica gel :
• Murah dan sederhana
• Menghasilkan biakan yang stabil untuk
  banyak sporulating fungi termasuk
  Basidiomycota.
• Kontaminasi dari bakteri dapat dihindari
  karena kondisi yang kering
• Peremajaan inokulum dapat dilakukan
  dengan mengmbil beberapa butir dari satu
  botol, walaupun disarankan tetap
  memisahkan biakan stock dari biakan kerja.
Penyimpanan dalam tanah




• Tanah harus diautoklaf dua kali (121 C for 15 min)
  sebelum diinokulasi dengan 1 ml suspensi spora
  dalam air steril
• Inkubasi pada 20-25 C selama 5-10 days tergantung
  pada laju pertumbuhan fungi
Penyimpanan dalam tanah

• Fusarium (Gordon, 1952; Booth, 1971)
• Atkinson (1953) menyimpan Rhizopus, Alternaria,
  Aspergillus, Circinella dan Penicillium.
• Patogenitas Septoria dari sereal setelah 20 bulan
  tetap tinggi (Shearer et al., 1974) dan juga
  Pseudocercosporella selama 1 tahun (Reinecke &
  Fokkema, 1979).
• Gordon's collection menunjukkan bahwa 76% isolat
  Fusarium equiseti, 75% F. semitectum dan 50% F.
  acuminatum tumbuh tidak terkendali (Booth, 1971).
• Penyimpanan dalam tanah sebaiknya digunakan
  untuk Fusarium dibandingkan di dalam minyak
  karena adanya perubahan (variasi) terjadi dalam
  minyak.
Penyimpanan dalam tanah
Keuntungan :
• Biakan dapat bertahan sampai 10
  tahun.
• Peremajaan berulang dapat dilakukan
  dari sampel yang sama, walaupun
  sebaiknya stok harus ditempatkan
  terpisah.
• Biaya murah dan alat sederhana
Penyimpanan dalam tanah

  Kerugian :
• Kemungkinan terjadi variasi genetik
• Beberapa fungi tidak dapat tahan di
  desikasi
• Kemungkinan kontaminasi lebih besar
Oomycota
• Paling baik disimpan di bawah nitrogen cair
  dengan kecepatan pendinginan 10°C min-1,
  walaupun beberapa galur tidak dapat disimpan
  dengan cara ini.
• Di bawah minyak mineral dapat disimpan
  sampai 6 bulan
• Tiga galur Phytophthora dapat tahan sampai 40
  tahun (laporan dari CABI-UK)
• Kultur dapat disimpan dalam air namun perlu di
  transfer setiap 2 tahun
Zygomycota
• Nitrogen cair sangat disarankan untuk
  penyimpanan Mucor, Rhizopus dan genus
  lainnya
• Dapat pula dengan cara freeze-dried
• Tidak semua genus tahan proses dehidrasi,
  terutama dengan silica gel, misalnya
  Coemansia, Martensiomyces, Condiobolus,
  Entomophthora, Piptocephalis and Syzygites.
  Dari genus2 ini, hanya Piptocephalis dan
  Coemansia yang dapat di freeze dried.
Basidiomycota

• Umumnya tumbuh dalam bentuk miselium Fungi
  demikian hanya dapat disimpan dengan cara
  transfer regular pada agar dengan atau tanpa
  minyak, atau disimpan di nitrogen cair.
• Fungi tersebut menghasilkan dinding hifa yang
  tebal jadi mudah di freeze-dried tetapi sukar
  ditumbuhkan kembali
• Basidiospores yang diperoleh dari fungi yang
  tumbuh di alam, dapat di freeze-dried
Fungi Deuteromycota

• Fungi yang ber konidia reltif mudah di
  simpan
• Freeze-drying adalah teknik yang paling
  tepat.
• Aspergillus, Penicillium and Paecilomyces
  dapat disimpan mulai dari 6 bulan sampai
  2 tahun pada agar miring pada -18°C.
Ragi
• Ragi (single celled vegetative yeasts)
  dapat disimpan dengan cara freeze-
  drying.
• Kebanyakan spesies dapat tahan
  disimpan dalam silica gel namun sukar
  ditumbuhkan kembali
• Liquid nitrogen adalah cara yang paling
  baik.
Rangkuman
Method          Cost         Stability          Longevity

Cryopreservation High        Excellent          >10 000
below –130oC                                    years
Freeze-drying    High        Little change      4-40 years
                             reported
Silica gel      Low          Little change      5-20 years
                             reported
Water           Low          Variation linked   2-7 years
                             to storage time
Soil            Low          Variation          5-20 years
                             common
Oil             Low          Change             1-50 years
                             expected with
                             time
Growth 18-22 oC Low-Medium   Change             2 weeks to
                             expected with      6 months
                             time
Growth 4-7 oC   Medium       Change             6-12
                             expected with      months
                             time

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Tom Pratomo
 
Uji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapidUji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapidGuide_Consulting
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteriAfifi Rahmadetiassani
 
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanKultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanDewi Ayu Maryati
 
Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010f' yagami
 
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)aminasari1995
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiIndana Mufidah
 
Mikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiMikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiAdriani Hasyim
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiDokter Tekno
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarJoni Iswanto
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaMeiseti Awan
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 

Was ist angesagt? (20)

Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)Media reagen (pembuatan media ssa)
Media reagen (pembuatan media ssa)
 
Mikroorganisme
MikroorganismeMikroorganisme
Mikroorganisme
 
Uji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapidUji biokimia konvensional dan rapid
Uji biokimia konvensional dan rapid
 
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
Isolasi  dan  morfologi koloni bakteriIsolasi  dan  morfologi koloni bakteri
Isolasi dan morfologi koloni bakteri
 
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan TumbuhanKultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur Meristem dan Kultur Pucuk - Kultur Jaringan Tumbuhan
 
Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010Skrining mikroba potensial 2010
Skrining mikroba potensial 2010
 
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
Kelompok 5 Kimia B (Sekuensing DNA)
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Mikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisiMikrobiologi farmasi- revisi
Mikrobiologi farmasi- revisi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
Mikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasarMikrobiologi dasar
Mikrobiologi dasar
 
Pewarnaan gram
Pewarnaan gramPewarnaan gram
Pewarnaan gram
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Pewarnaan parasit dan jamur
Pewarnaan parasit dan jamurPewarnaan parasit dan jamur
Pewarnaan parasit dan jamur
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1Kuliah formulasi dasar 1
Kuliah formulasi dasar 1
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 

Ähnlich wie CARA PENGAMWETAN

Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt
Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.pptPertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt
Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.pptapriliafatmaely1
 
Ppt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptxPpt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptxMirwanSetiadi1
 
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-KacanganPenyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-KacanganLaila Fitri
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Nuruliswati
 
Cyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptx
Cyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptxCyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptx
Cyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptxJundi2019
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan panganSyartiwidya Syariful
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxssusera89b03
 
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Surianim Azmi
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenNodd Nittong
 
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofiliinmashar
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)BLi' 'Abiee
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Anisa Mu'asomah
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringanLeoni11
 

Ähnlich wie CARA PENGAMWETAN (20)

Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt
Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.pptPertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt
Pertemuan ke 4 dan 5 ISOLASI_DAN_IDENTIFIKASI_BAKTERI.ppt
 
Ppt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptxPpt_budidaya_jamur.pptx
Ppt_budidaya_jamur.pptx
 
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-KacanganPenyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
Penyimpanan dan Pengolahan Bahan Setengah Jadi Kacang-Kacangan
 
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
Kelompok tempe. (itp, fp, uho) 1
 
Cyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptx
Cyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptxCyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptx
Cyropreservation-dalam-Kultur-Jaringan.pptx
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Fisiologi Biji
Fisiologi  BijiFisiologi  Biji
Fisiologi Biji
 
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptxMATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
MATERI 6 PENENTUAN DAN STERILISISASI BAHAN TANAM.pptx
 
4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal
 
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
Slide PPT Mikroworm Daf 1042 tv t3
 
Presentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitran
Presentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitranPresentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitran
Presentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitran
 
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panenpenanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
penanganan, pengolahan, pemilihan benih serta teknik panen
 
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
3 bakteri thermofil, mesofil dan psikrofil
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Acara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekbenAcara 3 fix tekben
Acara 3 fix tekben
 
Laporan ttg artikel
Laporan ttg artikelLaporan ttg artikel
Laporan ttg artikel
 
Pembuatan Tempe
Pembuatan TempePembuatan Tempe
Pembuatan Tempe
 
Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe Bioteknologi pembuatan tempe
Bioteknologi pembuatan tempe
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 

Mehr von f' yagami

Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianf' yagami
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkapf' yagami
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenikf' yagami
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)f' yagami
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsf' yagami
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungif' yagami
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingf' yagami
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisf' yagami
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thoraxf' yagami
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisf' yagami
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoidf' yagami
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerakf' yagami
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspf' yagami
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitf' yagami
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataf' yagami
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayf' yagami
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataf' yagami
 

Mehr von f' yagami (20)

Jamur
JamurJamur
Jamur
 
Peranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanianPeranan Biologi di bidang pertanian
Peranan Biologi di bidang pertanian
 
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik LengkapPengertian Tanaman Transgenik Lengkap
Pengertian Tanaman Transgenik Lengkap
 
Tanaman Transgenik
Tanaman TransgenikTanaman Transgenik
Tanaman Transgenik
 
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
Nutrient of corn (nutrisi dari JAGUNG)
 
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbionsJamur bersifat saprofit, parasit, simbions
Jamur bersifat saprofit, parasit, simbions
 
Reproduksi Fungi
Reproduksi FungiReproduksi Fungi
Reproduksi Fungi
 
Materi kuliah microteaching
Materi kuliah microteachingMateri kuliah microteaching
Materi kuliah microteaching
 
Askep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalisAskep hernia inguinalis
Askep hernia inguinalis
 
Askep tbc
Askep tbcAskep tbc
Askep tbc
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Askep trauma thorax
Askep trauma thoraxAskep trauma thorax
Askep trauma thorax
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep hemorhoid
Askep hemorhoidAskep hemorhoid
Askep hemorhoid
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
 
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktspContoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
Contoh Kurikulum Sma kelas X, XI, XII dan Perbedaan kbk dengan ktsp
 
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolitLarutan elektrolit dan larutan non elektrolit
Larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
 
Sistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrataSistem reproduksi vertebrata
Sistem reproduksi vertebrata
 
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplayTutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
Tutorial pembuatan media pembelajaran dengan menggunakan autoplay
 
Reproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrataReproduksi pada hewan vertebrata
Reproduksi pada hewan vertebrata
 

Kürzlich hochgeladen

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

CARA PENGAMWETAN

  • 1. Cara Pengawetan dan Penyimpanan  Biakan Fungi Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung
  • 2. Outline • Prinsip Umum • Teknik Pengawetan (Preservation) • Keuntungan dan Kerugian • Pemilihan Metode
  • 3. Prinsip Umum Tujuan utama memelihara biakan suatu fungus adalah untuk menjaga galur fungus tersebut di dalam suatu media tanpa terjadi nya perubahan morfologi, fisiologi, atau genetik
  • 4. Prinsip Umum • Organisme dapat berasal dari berbagai sumber • Contoh : Penicillium digitatum
  • 5. Prinsip Umum • Teknik pengawetan sangat bervariasi, dapat dengan mengurangi kecepatan metabolisme atau bahkan dapat menunda metabolisme mikroorganisme • Pengawetan yang baik bila digunakan biakan yang sehat dan kondisi pertumbuhan yang optimum • Microorganisme tumbuh dalam lingkungan dan kondisi yang berbeda-beda • Beberapa diantaranya memiliki spesifisitas tertentu sebagai syarat pertumbuhannya
  • 6. Prinsip Umum • Umumnya Mikroorganisme tumbuh baik dalam media yang dibuat mendekati kondisi lingkungan tempat asalnya • Contoh : tanah, bagian tanaman atau komponen air, dll.
  • 7. Pertumbuhan Mikroorganisme • Media pertumbuhan dapat bervariasi. Misalnya Raper & Thom (1949) menggunakan Czapek's Agar, Steep Agar and Malt Extract Agar untuk pertumbuhan Penicillia dan Aspergilli • Pitt (1980) menganjurkan penggunaan recommends Czapek Yeast Autolysate (CYA) dan Malt Extract Agar (MEA) untuk penicillia • Standarisasi of formula media penting dilakukan • Media akan mempengaruhi morfologi dan warna koloni, karena kandungan media akan mempengaruhi pembentukan senyawa tertentu atau menginduksi sifat tertentu dari mikroorganisme
  • 9. Kontaminasi pada kultur fungi • Biakan Fungi sering terkontaminasi oleh Tyroglyphus or Tarsonemus • Di alam banyak terdapat pada tanah, dan hampir semua bahan organik • Terbawa ke laboratorium dari bahan tanaman, produk yang sudah kadaluarsa, pada sepatu, serangga atau biakan mikroorganisme lain. • Cepat berkembang biak dalam keadaan lembab dan suhu ruang • Biakan fungi menjadi rusak dan tidak dapat di simpan
  • 10. Pencegahan Kontaminasi • Melakukan pekerjaan sesuai prosedur • Menjaga kebersihan dan kesehatan diri • Selalu memeriksa setiap barang yang masuk ke laboratorium • Menutup setiap biakan atau barang yang digunakan sesuai prosedur
  • 11. Metode pencegahan kontaminasi  Hygiene • Bersihkan seluruh permukaan dan hindari biakan dari udara luar dan debu • Cuci peralatan dengan desinfektan yang sesuai. Fumigation • Digunakan selang waktu tertentu untuk ruang laboratorium atau korikor. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh yang berwenang Mechanical and chemical barriers • Universal bottles, kapas lemak, tube bersumbat
  • 12. Metode pencegahan kontaminasi • Tempat penyimpanan yang aman • Lemari pendingin 4-8°C • Lemari penyimpanan “deep freeze” (< - 20°C) • Menutup kultur dengan minyak mineral • Simpan dengan silica gel • Freeze-dry • Simpan di ultra-low temperatures case
  • 13. Pengawetan dan Penyimpanan • Continuous culture Pada media padat atau cair Refrigeration Di bawah lapisan minyak mineral Di dalam air • Pengeringan • Freeze drying • Cryopreservation
  • 14. Pengawetan dan Penyimpanan • Bagi biakan awal dan simpan 1 biakan sebagai seed stock • Simpan satu biakan sebagai cadangan • Setelah pengawetan, viability, purity, dan identitas harus di cek ulang dan dibandingkan dengan data aslinya atau referensi • Morfologi, patogenitas, sifat-sifat fisik dan biokimia harus diuji • Semua pengamatan harus dicatat dan disimpan untuk referensi di masa yad.
  • 15. Metode Pengawetan mikroorganisme Penumbuhan pada agar miring • Metode yang paling mudah dan murah • Disimpan di dalam lemari pendingin dapat membantu mengurangi frekuensi sub-kultur
  • 16. Metode pengawetan mikroorganisme Kerugian metode sub-kultur pd agar • Kemungkinan terjadi variasi genetik akibat pemindahan berulang, hilangnya sifat patogenitas atau karakteristik fisiologi dan morfologi lainnya • Kemungkinan kontaminasi besar • Memerlukan pengawasan yang ketat supaya biakan tidak tertukar atau terkontaminasi
  • 17. Pengawetan dan Penyimpanan Keuntungan metode sub-kultur pada agar : • Koleksi biakan dapat disimpan dalam waktu cukup lama dibawah pengawasan ahlinya. • Metodenya cukup murah dan tidak memerlukan teknisi khusus. Untuk jumlah koleksi yang sedikit, metode ini cukup menguntungkan • Penumbuhan mudah karena tidak perlu waktu adaptasi yang lama. • Periode pemindahan : 2 – 4 minggu atau 2 – 4 bulan
  • 18. Di bawah minyak mineral Biakan di atas agar miring di dalam 30 ml universal bottles lalu dituangkan minyak mineral di atasnya. Hal ini dapat mencegah dehidrasi dan memperlambat aktivitas metabolisme dan pertumbuhan karena kurangnya tekanan oksigen
  • 19. Pengawetan dengan  Minyak mineral • Metode ini pertama kali digunakan oleh Buell & Weston (1947) • Biakan sehat yang cukup usianya ditutup dengan 10 mm minyak mineral steril (liquid paraffin or medicinal paraffin dengan specific gravity 0.830-0.890). • Minyak disterilkan dengan autoklaf dua kali pada 121°C selama 15 menit • Penumbuhan kembali dari minyak dilakukan dengan cara mengambil sejumlah koloni dengan jarum biakan dan minyak dibuang sebanyak mungkin. • Cara menginokulasi agar di posisi tengah-tengah kadangkala memberikan hasil yang lebih baik sehingga minyak dapat dikeluarkan dengan mudah melalui slope
  • 20. Pengawetan dalam  Minyak mineral Kerugian penyimpanan dalam minyak mineral : • Kontaminasi oleh spora mikroba dari udara • Hambatan pertumbuhan pada saat retrieval • Pertumbuhan terus terjadi di bawah kondisi yang tidak nyaman dapat mengarah pada mutasi
  • 21. Pengawetan dalam  Minyak mineral Keuntungan : • Peralatan murah dan pengerjaan mudah • Beberapa mikroorganisme hanya dapat disimpan di dalam minyak mineral • Namun penyimpanan di bawah minyak mineral disarankan untuk laboratorium yang memiliki keterbatasan sumbar daya dan fasilitas
  • 22. Penyimpanan dalam air Potongan agar atau suspensi spora dapat disimpan dalam air
  • 23. Penyimpanan dalam air Cara : 1. Potongan agar ukuran 6 mm diambil dari ujung pertumbuhan koloni jamur 2. Potongan tsb ditempatkan di dalam air steril di dalam botol McCartney dan tutup erat , lalu disimpan pada suhu 20-25°C. 3. Peremajaan dilakukan dengan mengambil potongan agar tsb, tempatkan terbalik pada medium pertumbuhan yang sesuai
  • 24. Penyimpanan dalam air • Jangka waktu penyimpanan dapat mencapai 2-3 tahun , misalnya untuk spesies of Phytophthora dan Pythium tanpa adanya perubahan fisik (Onions & Smith, 1984).
  • 25. Penyimpanan dalam air • Pertama kali dilakukan oleh Castellani (1939, 1967) yang menyimpan fungi yang patogen thp manusia • Figueiredo (1967) menyimpan 22 patogen tanaman tanpa kehilangan patogenitasnya. • Figueiredo & Pimentel (1975) melaporkan penyimpanan dalam air bisa mencapai 10 years • Boeswinkel (1976) menyimpan 650 patogen a.l. Oomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan mitotic fungi selama 7 tahun. • Ellis (1979) menyimpan Entomophthorales, Pyrenomycetes, Hymenomycetes, Gasteromycetes dan Hyphomycetes
  • 26. Teknik pengeringan and freeze‐drying • Penghilangan air akan mengurangi laju metabolisme sel • Dapat dilakukan dengan pengeringan udara • Dapat pula dengan penambahan absorbant spt tanah, silica gel, atau desiccant lain. • Cara Freeze-dry dengan vacuum dari keadaan beku dengan cara sublimasi es
  • 27. What happens to a cell <- when it freezes? 10OC -5OC -2OC SLOW COOL RAPID COOL VERY RAPID COOL Response of cells to freezing.  Slow cool: cells can maintaing osmostic  equilibrium by water efflux; thus cells shrink and only extracellular ice  forms.  Rapid cool: cells cannot lose water rapidly enough to maintain  osmotic equilibrium; thus cells shrink slightly and contain a few large  ice crystals.  Very rapid cool: cells contain a large number of small ice  crystals.
  • 28. Penyimpanan dalam Silica Gel  • Sporulating fungi dpt disimpan selama 7-18 tahun • C.F. Roberts, University of Leicester menyimpan fungi lebih dari 25 years menggunakan metode dari Perkins (1962), semua galur terbukti stabil.
  • 29. Penyimpanan dalam Silica Gel  Cara : 1. Sepertiga penuh botol universal 30 ml isi dengan silica gel dan sterilkan dengan dry heat (180°C selama 3 jam). 2. Tempatkan botol di dalam rak dengan air dan bekukan (nominal - 20°C). 3. Siapkan suspensi spora di dalam 5% (w/v) skimmed milk yang telah didinginkan. 4. Tambahkan kira-kira 1 ml biakan tersebut ke dalam silica gel dan goyangkan agar tercampur homogen. 5. Simpan botol dengan tutup longgar selama 10-14 hari pada 25°C sampai silica gel crystals mengering dan siap untuk dipisahkan. 6. Kencangkan tutupnya dan simpan botol pada 4°C dalam wadah kedap udara dengan indicator silica gel untuk mengabsorbsi lembab.
  • 30. Penyimpanan dalam Silica gel • Banyak fungi yang tahan lama dengan metode ini (Perkins, 1962; Ogata, 1962; Onions, 1977; Smith & Onions, 1983). • Spora yang berdinding tipis cenderung tidak dapat bertahan. • Keberhasilannya tergantung biakan yang sehat, dan hal ini dapat ditunjukkan dari perbedaan biakan dari setiap isolat. • Metode ini dpt digunakan bila fasilitas freeze- drying tidak tersedia, walaupun ada bbrp fungi yang tidak dapat bertahan lama dgn cara ini.
  • 31. Penyimpanan dalam Silica Gel  Penumbuhan kembali dgn cara menyebarkan beberapa kristal ke dalam medium pertumbuhan yang sesuai
  • 32. Penyimpanan dalam Silica Gel Kekurangan cara silica gel : • Hanya terbatas pada sporulating fungi, dan tidak sesuai untuk Pythium, Phytophthora dan beberapa Oomycota, juga beberapa fungi bermiselium yang memiliki spora yang kompleks. • Kemungkinan terjadinya kontaminasi cukup besar setelah beberapa kali peremajaan.
  • 33. Penyimpanan dalam Silica Gel Keuntungan cara silica gel : • Murah dan sederhana • Menghasilkan biakan yang stabil untuk banyak sporulating fungi termasuk Basidiomycota. • Kontaminasi dari bakteri dapat dihindari karena kondisi yang kering • Peremajaan inokulum dapat dilakukan dengan mengmbil beberapa butir dari satu botol, walaupun disarankan tetap memisahkan biakan stock dari biakan kerja.
  • 34. Penyimpanan dalam tanah • Tanah harus diautoklaf dua kali (121 C for 15 min) sebelum diinokulasi dengan 1 ml suspensi spora dalam air steril • Inkubasi pada 20-25 C selama 5-10 days tergantung pada laju pertumbuhan fungi
  • 35. Penyimpanan dalam tanah • Fusarium (Gordon, 1952; Booth, 1971) • Atkinson (1953) menyimpan Rhizopus, Alternaria, Aspergillus, Circinella dan Penicillium. • Patogenitas Septoria dari sereal setelah 20 bulan tetap tinggi (Shearer et al., 1974) dan juga Pseudocercosporella selama 1 tahun (Reinecke & Fokkema, 1979). • Gordon's collection menunjukkan bahwa 76% isolat Fusarium equiseti, 75% F. semitectum dan 50% F. acuminatum tumbuh tidak terkendali (Booth, 1971). • Penyimpanan dalam tanah sebaiknya digunakan untuk Fusarium dibandingkan di dalam minyak karena adanya perubahan (variasi) terjadi dalam minyak.
  • 36. Penyimpanan dalam tanah Keuntungan : • Biakan dapat bertahan sampai 10 tahun. • Peremajaan berulang dapat dilakukan dari sampel yang sama, walaupun sebaiknya stok harus ditempatkan terpisah. • Biaya murah dan alat sederhana
  • 37. Penyimpanan dalam tanah Kerugian : • Kemungkinan terjadi variasi genetik • Beberapa fungi tidak dapat tahan di desikasi • Kemungkinan kontaminasi lebih besar
  • 38. Oomycota • Paling baik disimpan di bawah nitrogen cair dengan kecepatan pendinginan 10°C min-1, walaupun beberapa galur tidak dapat disimpan dengan cara ini. • Di bawah minyak mineral dapat disimpan sampai 6 bulan • Tiga galur Phytophthora dapat tahan sampai 40 tahun (laporan dari CABI-UK) • Kultur dapat disimpan dalam air namun perlu di transfer setiap 2 tahun
  • 39. Zygomycota • Nitrogen cair sangat disarankan untuk penyimpanan Mucor, Rhizopus dan genus lainnya • Dapat pula dengan cara freeze-dried • Tidak semua genus tahan proses dehidrasi, terutama dengan silica gel, misalnya Coemansia, Martensiomyces, Condiobolus, Entomophthora, Piptocephalis and Syzygites. Dari genus2 ini, hanya Piptocephalis dan Coemansia yang dapat di freeze dried.
  • 40. Basidiomycota • Umumnya tumbuh dalam bentuk miselium Fungi demikian hanya dapat disimpan dengan cara transfer regular pada agar dengan atau tanpa minyak, atau disimpan di nitrogen cair. • Fungi tersebut menghasilkan dinding hifa yang tebal jadi mudah di freeze-dried tetapi sukar ditumbuhkan kembali • Basidiospores yang diperoleh dari fungi yang tumbuh di alam, dapat di freeze-dried
  • 41. Fungi Deuteromycota • Fungi yang ber konidia reltif mudah di simpan • Freeze-drying adalah teknik yang paling tepat. • Aspergillus, Penicillium and Paecilomyces dapat disimpan mulai dari 6 bulan sampai 2 tahun pada agar miring pada -18°C.
  • 42. Ragi • Ragi (single celled vegetative yeasts) dapat disimpan dengan cara freeze- drying. • Kebanyakan spesies dapat tahan disimpan dalam silica gel namun sukar ditumbuhkan kembali • Liquid nitrogen adalah cara yang paling baik.
  • 43. Rangkuman Method Cost Stability Longevity Cryopreservation High Excellent >10 000 below –130oC years Freeze-drying High Little change 4-40 years reported Silica gel Low Little change 5-20 years reported Water Low Variation linked 2-7 years to storage time Soil Low Variation 5-20 years common Oil Low Change 1-50 years expected with time Growth 18-22 oC Low-Medium Change 2 weeks to expected with 6 months time Growth 4-7 oC Medium Change 6-12 expected with months time