SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 16
Determinan
Determinan
Yang dimaksud dengan determinan atau disingkat D adalah suatu bentuk susunan elemen
elemen 𝑎𝑖𝑗 yang disusun menurut jejeran baris-baris dan jejeran kolom-kolom sedangkan
banyaknya jejeran baris haruslah sama dengan banyaknya jejeran kolom. Matriks adalah
susunan unsur-unsur / bilangan yang berbentuk baris dan kolom. Banyaknya baris dan
banyaknya kolom dari sebuah matriks disebut ordo matriks.
det 𝐎 =
|
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑖 𝑎1𝑗 ⋯ 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 ⋯ 𝑎2𝑖 𝑎2𝑗 ⋯ 𝑎2𝑛
𝑎31 𝑎32 𝑎33 ⋯ 𝑎3𝑖 𝑎3𝑗 ⋯ 𝑎3𝑛
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 𝑎𝑖3 ⋯ 𝑎𝑖𝑖 𝑎𝑖𝑗 ⋯ 𝑎𝑖𝑛
⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯
𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛3 ⋯ 𝑎 𝑛𝑖 𝑎 𝑛𝑗 ⋯ 𝑎 𝑛𝑛
|
|

 
 .(1)
Atau disingkat :
det 𝐎 = |𝑎𝑖𝑗| , ( 𝑖 = 1, 2, 3,
 𝑛 ) ,( 𝑗 = 1, 2, 3, 
 𝑛)
a) Transpose matriks
Transpose dari matriks a, ditulis At adalah dengan merubah baris dari matriks semula menjadi
kolom atau merubah baris dari matriks semula menjadi kolom atau merubah kolom dari
matriks semula menjadi baris
Contoh:𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝐎 = |
1 2 3
4 −1 5
| , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐎𝑡
= |
1 4
2 −1
3 5
|
Sehingga apabila ordo dari matriks adalah m x n, maka ordo dari transposenya n x m
b) Penjumlahan dan pengurangan matriks
Dua buah matriks atau lebih dapat dijumlahkan atau bisa dikurangi apabila ordo dari matriks
tersebut sama. Adapun cara menjumlahkan dan menguranginya adalah unsur unsur yang
seletaknya dijumlahkan dan dikurangi
𝐎 = |
𝑎1 𝑎2
𝑎3 𝑎4
| , 𝐵 = |
𝑏1 𝑏2
𝑏3 𝑏4
|
𝐎 ± 𝐵 = |
𝑎1 𝑎2
𝑎3 𝑎4
| ± |
𝑏1 𝑏2
𝑏3 𝑏4
| = |
𝑎1 ± 𝑏1 𝑎3 ± 𝑏3
𝑎2 ± 𝑏2 𝑎4 ± 𝑏4
|
c) Perkalian matriks pada skalar
Untuk menetukan hasil perkalian sebuah matriks dengan skalar k adalah dengan cara
mengalikan skalar k tersebut dengan semua unsur yang ada pada matriks tersebut
𝐎 = |
𝑎1 𝑎2
𝑎3 𝑎4
|
𝑘. 𝐎 = 𝑘 |
𝑎1 𝑎2
𝑎3 𝑎4
| = |
𝑘𝑎1 𝑘𝑎2
𝑘𝑎3 𝑘𝑎4
|
Jika h dan k adalah bilangan real, A dan B adalah matriks matriks berordo m x n,
maka berlaku sifat sifat:
(1) (h + k) A = hA + kA (4) I A = A
(2) k (A + B) = kA + kB (5) (-1) A = -A
(3) h (kA) = (hk) A
d) Dua buah matriks dikatakan sama apabila ordo dari kedua matriks tersebut sama dan
unsur unsur yang seletaknya sama
e) Perkalian dua buah matriks
Dua buah matriks dapat dikalikan apabila banyaknya kolom dari matriks yang sebelah
kiri sama dengan banyaknya baris dari matriks yang sebelah kanan, dan tidak berlaku
sifat komutatif A x B ≠ B x A
Misalnya:
𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝐎 = |
𝑎1 𝑎2
𝑎3 𝑎4
|, 𝐵 = |
𝑏1 𝑏3
𝑏2 𝑏4
|
𝐎 𝑥 𝐵 = |
𝑎1 𝑎2
𝑎3 𝑎4
| |
𝑏1 𝑏3
𝑏2 𝑏4
| = |
𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 𝑎1 𝑏3 + 𝑎2 𝑏4
𝑎3 𝑏1 + 𝑎4 𝑏2 𝑎3 𝑏3 + 𝑎4 𝑏4
|
Berdasarkan hasil yang diperoleh, disimpulkan:
 Perkalian matriks pada umumnya tidak komutatif AB ≠ BA
 Perkalian matriks bersifat asosiatif, (AB) C = A (BC)
 Jika I adalah matriks identitas maka A.I = I.A = A
f) Pemangkatan matriks persegi
Jika A adalah sebuah matriks m x m, maka perkalian (A.A...A) = k faktor dapat
dinyatakan dengan Ak, jadi jika k sebuah bilangan bulat positif, maka Ak = A.A...A
A.A = A²
A.A.A = A. A² = A³
A.A.A....A = Aⁿ
g) Invers dari matriks ordo 2 x 2
Jika diketahui matriks 𝐎 = |
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
| maka balikan dari matriks A atau invers dari
matriks A ditulis 𝐎−1
=
1
𝑎𝑑−𝑏𝑐
( 𝑑 −𝑏
−𝑐 𝑎
)
h) Determinan matriks derajat dua
Jika diketahui 𝐎 = |
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
| maka besarnya matriks A / determinan matriks A / det A
ditulis | 𝐎| = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
i) Invers matriks ordo 3 x 3
Langkah langkah mencarinya:
1) Cari kofaktor (M) dari matriks tersebut
|
𝑀11 −𝑀12 𝑀13
−𝑀21 𝑀22 −𝑀23
𝑀31 −𝑀32 𝑀33
| M11 maksudnya cari determinannya dengan mencoret
baris ke 1 dan kolom ke 1
2) Cari adjointnya yaitu transpose dari ke faktor diatas
3) Cari determinannya
4) Cari inversnya dengan rumus 𝐎−1
=
1
det 𝐎
𝑥 𝑎𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛𝑡𝑛𝑊𝑎 𝐎
Misalnya:
Tentukan invers dari 𝐵 = |
2 −1 1
4 3 −2
−3 1 −1
|
1) Cari determinan B = | 𝐵| = 1
2) Cari kofaktor B
M11 = 3(-1)- (-2)1= -1
M12 = 4 (-1) – (-2)(-3) = -10
M13 = 4(1) – 3(-3) = 13
M21 = -1(-1) – 1(1) = 0
M22 = 2(-1) – 1(-3) = 1
M23 = 2(1) – (-1)(-3) = -1
M31 = -1(-2) – 1(3) = -1
M32 = 2(-2) – 1(4) = -8
M33 = 2(3) – (-1)(4) = 10
3) Adjoint 𝐵 = |
−1 0 −1
−10 1 −8
13 −1 10
|
4) Invers 𝐵 = 𝐵−1
=
1
det 𝐵
𝑥 𝑎𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛𝑡 𝐵
=
1
1
|
−1 0 −1
−10 1 −8
13 −1 10
|
𝐵−1
= |
−1 0 −1
−10 1 −8
13 −1 10
|
j) Dua matriks saling invers
Jika A dan B adalah matriks persegi dengan ordo yang sama sehingga AB = BA = I,
Maka B merupakan invers dari A dan A merupakan invers dari B. perhatikan!
𝐎 = |
1 1
1 2
| , 𝐵 = |
2 −1
−1 1
| , 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝐎𝐵 = |
1 1
1 2
| |
2 −1
−1 1
| = |
1 0
0 1
| = 𝐌
𝐵𝐎 = |
2 −1
−1 1
| |
1 1
1 2
| = |
1 0
0 1
| = 𝐌
Terlihat bahwa AB = BA = I. Invers dari matriks A dituliskan A-1, sehingga:
𝐎. 𝐎−1
= 𝐎−1
𝐎 = 𝐌
k) Membuktikan Rumus matriks berordo 2
Untuk menujukkan bahwa A-1 adalah inver dari matriks A maka kita harus
membuktikan bahwa A.A-1 = I
Misalnya: diket 𝐎 = | 𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
|
𝐎−1
=
1
𝑎𝑑−𝑏𝑐
|
𝑑 −𝑏
−𝑐 𝑎
| akan dibuktikan bahwa A.A-1 = I
𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝐎. 𝐎−1
= 𝐌
Kita uraikan ruas kirinya
|
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
| .
1
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
|
𝑑 −𝑏
−𝑐 𝑎
| = |
𝑎 𝑏
𝑐 𝑑
||
𝑑
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
−𝑏
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
−𝑐
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑎
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
|
|
𝑎𝑑
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
+
𝑏(−𝑐)
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑎(−𝑏)
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
+
𝑏(𝑎)
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐𝑑
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
+
𝑑(−𝑐)
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐(−𝑏)
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
+
𝑑(𝑎)
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
| 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖!
|
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
−𝑎𝑏 + 𝑎𝑏
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐𝑑 − 𝑐𝑐𝑑
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
| = |
1 0
0 1
| 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 !
(i) Harga suatu determinan derajat dua atau tiga
a) Definisi: harga suatu determinan derajat dua ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
𝐎2 = |
𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22
| = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21 
 
(2)
b) Definisi: harga suatu determinan derajat tiga
Untuk menentukan harga suatu determinan derajat tiga, ditentukan dengan suatu aturan
yang dinamakan ekspansi/ babaran menurut suatu baris atau menurut suatu kolom dari
determinan tersebut sebagai contoh:
𝐎1 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
| = 𝑎11 |
𝑎22 𝑎23
𝑎32 𝑎33
| − 𝑎12 |
𝑎21 𝑎23
𝑎31 𝑎33
| − 𝑎13 |
𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32
| 
 
(3)
Merupakan det A3 yang dibabarkan menurut baris pertama dari (2) diperoleh harga :
𝐎3 = 𝑎11( 𝑎22 𝑎33 − 𝑎23 𝑎32) − 𝑎12( 𝑎21 𝑎33 − 𝑎23 𝑎31 ) + 𝑎13 ( 𝑎21 𝑎32 − 𝑎22 𝑎31 )
= 𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31
𝑎𝑡𝑎𝑢
= 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 
 
. (3′)
Bila det A3 dibabarkan menurut kolom kedua maka harga determinan adalah sebagai
berikut:
𝐎2 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
| = −𝑎12 |
𝑎21 𝑎23
𝑎31 𝑎33
| + 𝑎22 |
𝑎11 𝑎13
𝑎31 𝑎33
| − 𝑎32 |
𝑎11 𝑎13
𝑎21 𝑎23
| 
 
 (4)
Dari (2) diperoleh harga:
𝐎3 = −𝑎12( 𝑎21 𝑎33 − 𝑎23 𝑎31) + 𝑎22 ( 𝑎11 𝑎33 − 𝑎13 𝑎31) − 𝑎32 ( 𝑎11 𝑎23 − 𝑎13 𝑎21)
= −𝑎12 𝑎21 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32
= 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 
 
. (4′)
Ternyata bahwa dari (3) dan (4) diperoleh hasil yang sama ialah (3’) = (4’)
(ii) Minor
Dalam bentuk (3) pada (i) diatas secara berurutan determinan determinan:
|
𝑎22 𝑎23
𝑎32 𝑎33
| , |
𝑎21 𝑎23
𝑎31 𝑎33
| , 𝑑𝑎𝑛 |
𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎33
| masing masing disebut minor dari elemen
elemen a11 , a12 , a13 dalam det A3 tersebut
Demikian juga dalam bentuk (4) determinan determinan:
|
𝑎21 𝑎23
𝑎31 𝑎33
| , |
𝑎11 𝑎13
𝑎31 𝑎33
| , 𝑑𝑎𝑛 |
𝑎11 𝑎13
𝑎21 𝑎23
| masing masing adalah minor dari elemen
elemen a12 , a22 , a32 dalam det A3 tersebut
Dengan demikian bila dalam determinan:
𝐎3 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑎𝑖𝑗 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑀𝑖𝑗, 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖, 𝑗 = 1, 2, 3, maka harga determinan dapat
diperoleh sebagai berikut:
𝐎3 = 𝑎11 𝑀11 − 𝑎12 𝑀12 + 𝑎13 𝑀13 
 
 
. (5)
atau
= −𝑎21 𝑀21 + 𝑀22 − 𝑎23 𝑀23 
 
 
. (6)
atau
= 𝑎31 𝑀31 − 𝑎32 𝑀32 + 𝑎33 𝑀33 

 
 . (7)
atau
= 𝑎11 𝑀11 − 𝑎21 𝑀21 + 𝑎31 𝑀31 
 
 
. (8)
atau
= −𝑎12 𝑀12 + 𝑎22 𝑀22 − 𝑎32 𝑀32 
 
 
. (9)
atau
= 𝑎13 𝑀13 − 𝑎23 𝑀23 + 𝑎33 𝑀33 

 
 . (10)
Bentuk (5), (6), dan (7) adalah harga det A yang masing masing dibabarkan menurut baris
pertama, kedua dan ketiga sedangkan bentuk (8), (9) dan (10) adalah harga det A yang
masing masing dibabarkan menurut kolom pertama,kedua dan ketiga, dimana harga (5) = (6)
= (7) = (8) = (9) = (10)
Tanda positif atau negatif dari suatu minor ditentukan oleh letak elemen yang membentuk
minor tersebut yaitu sebagai berikut
Bila Mij adalah minor dari elemen aij dalam suatu determinan maka tanda Mij ditentukan
dengan harga:
(-1)i+j ..............................(11)
Yang berarti bahwa:
Bentuk (11) berharga positif (+) bila i+j adalah genap dan berharga negatif (-) bila i+j adalah
ganjil
Dengan menggunakan ketentuan (11) maka harga det A dapat diperoleh seperti yang
diberikan dalam bentuk (5) sampai dengan (10) misalnya bentuk (5) dan (9) seperti berikut:
𝐎3 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
= (−1)1+1
𝑎11 𝑀11 + (−1)1+2
𝑎12 𝑀12 + (−1)1+3
𝑎13 𝑀13
= 𝑎11 𝑀11 − 𝑎12 𝑀12 + 𝑎13 𝑀13 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎(5)
Atau
= (−1)1+2
𝑎12 𝑀12 + (−1)2+2
𝑎22 𝑀22 + (−1)3+2
𝑎32 𝑀32
= −𝑎12 𝑀12 + 𝑎22 𝑀22 − 𝑎32 𝑀32 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎(9)
(iii) Harga determinan derajat tiga dengan metode diagonal
Harga determinan derajat tiga yang telah disajikan dalam (i) bagian (b) dengan rumus (3’)
atau (4’) dapat diperoleh sebagai berikut:
Letakkan dua kolom pertama (dari deterinan ) pada sebelah kanan determinan, sehingga
seolah-olah merupakan kolom keempat dan kelima.
Maka harga determinan A3 sama dengan jumlah dari hasil pergandaan elemen elemen
yang terletak pada diagonal pokok dan elemen elemen yang terletak menurut arah garis
yang sejajar dengan diagonal pokok tersebut, selanjutnya dikurangi (minus) hasil
pergandaan elemen elemen menurut arah diagonal yang lain seperti terbaca pada skema
dibawah ini:
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
𝑎11 𝑎12
𝑎21 𝑎22
𝑎31 𝑎32
𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐎3 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
= 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33
Seperti terbaca pada (3’) atau (4’) di muka
Perhatikan cara (iii) ini hanya berlaku untuk determinan derajat tiga
(iv) Harga determinan derajat empat atau lebih
Menghitung harga determinan derajat empat atau lebih dapat dilakukan dengan cara
babaran menurut suatu baris atau kolom seperti diuraikan dalam (ii) diatas sehingga
diperoleh bentuk bentuk determinan yang berderajat satu atau lebih kecil dari derajat
determinan semula. Proses babaran diteruskan, sehingga pada langkah terakhir diperoleh
bentuk-bentuk determinan derajat dua atau tiga yang selanjutnya dapat diselesaikan
dengan (i) atau (ii) di muka
Bila An adalah determinan yang berderajatr n dengan bentuk seperti berikut:
𝐎 𝑛 =
|
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛
𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 𝑎𝑖3 𝑎𝑖𝑗 𝑎𝑖𝑛
𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛3 𝑎 𝑛𝑗 𝑎 𝑛𝑛
|
|
Dan bila An dibabarkan menurut baris ke i, maka harga determinan adalah sebagai berikut:
𝐎 𝑛 =
|
|
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎3𝑗 𝑎3𝑛
𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 𝑎𝑖3 𝑎𝑖𝑗 𝑎𝑖𝑛
𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛3 𝑎 𝑛𝑗 𝑎 𝑛𝑛
|
|
|
= (−1)𝑖+1
𝑎𝑖1 𝑀𝑖1 + (−1)𝑖+2
𝑎𝑖2 𝑀𝑖2 + (−1)𝑖+3
𝑎𝑖3 𝑀𝑖3 + ⋯+ (−1)𝑖+𝑗
𝑎𝑖𝑗 𝑀𝑖𝑗 + ⋯
+ (−1)𝑖+𝑛
𝑎𝑖𝑛 𝑀𝑖𝑛 

 . (12)
Mij adalah minor elemenaij dan Mij merupakan determinan yang berderajat (n-1) atau satu
lebih kecil dari derajat An sedangkan elemen elemen Mij diambil dari (terdiri dari) elemen
elemen An yang telah dibuang / dihapus baris ke i dan kolom ke j nya berarti derajat Mij
adalah (n-1)
Bentuk (12) di muka dapat ditulis menjadi
𝐎 𝑛 = 𝑎𝑖1 𝐎𝑖1 + 𝑎𝑖2 𝐎𝑖2 + 𝑎𝑖3 𝐎𝑖3 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑗 𝐎𝑖𝑗 + ⋯+ 𝑎𝑖𝑛 𝐎𝑖𝑛 
 
. (13)
Ai1, Ai2 , Ai3, ... Aij, ..... , Ain masing masing dinamakan kofaktor dari elemen elemen Ai1,
ai2 , ai3, ... aij, ..... , ain dalam determinan An dan 𝐎𝑖𝑗 = (−1)𝑖+𝑗
𝑀𝑖𝑗 

 
 . (13′
)
Bentuk rumus (13) berarti bahwa harga det An sama dengan jumlah hasil pergandaan
elemen elemen baris ke i dan kofaktor - kofaktor yang bersesuaian dari masing masing
elemen tersebut
Secara umum diperoleh:
Harga suatu determinan sama dengan jumlah hasil pergandaan elemen elemen menurut
suatu baris (kolom) dan kofaktor- kofaktor yang bersesuaian dari masing- masing elemen
tersebut.
Misalkan n = 4 maka diperoleh determinan berderajat empat dengan bentuk dan harganya
sebagai berikut:
𝐎3 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
|
Dan bila dibabarkan menurut baris ketiga, maka:
𝐎3 = 𝑎31 |
𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎42 𝑎43 𝑎44
| − 𝑎32 |
𝑎11 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎23 𝑎24
𝑎41 𝑎43 𝑎44
| + 𝑎33 |
𝑎11 𝑎12 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎24
𝑎41 𝑎42 𝑎44
|
− 𝑎34 |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎41 𝑎42 𝑎43
|
Dari contoh diatas, bila suatu determinan berderajat empat dikembangkan menurut suatu
baris atau kolom, maka diperoleh empat macam / bentuk determinan derajat tiga. Demikian
juga dapat diperoleh:
Bila suatu determinan berderajat lima dibabarkan menurut suatu baris atau kolom, maka akan
diperoleh lima macam / bentuk determinan berderajat empat
𝐎4 = |
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎51 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
|
= 𝑎11 𝑀11 + 𝑎21 𝑀21 +𝑎31 𝑀31 + 𝑎41 𝑀41 + 𝑎51 𝑀51
= (−1)1+1
𝑎11 𝑀11 + (−1)2+1
𝑎21 𝑀21+(−1)3+1
𝑎31 𝑀31 + (−1)4+1
𝑎41 𝑀41
+ (−1)5+1
𝑎51 𝑀51
= 𝑎11 𝑀11 − 𝑎21 𝑀21 +𝑎31 𝑀31 − 𝑎41 𝑀41 + 𝑎51 𝑀51
= 𝑎11 |
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
| − 𝑎21 |
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
| + 𝑎31 |
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
− 𝑎41 |
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
| + 𝑎51 |
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
| 

 
 . . (5)
Selanjutnya, karena M11, M21, M31, M41, dan M51 merupakan determinan 4 x 4, maka kita
uraikan lagi dengan menggunakan kofaktor. Ambil i = 1, 2, 3, 4, 5 dan j = 1, maka dengan
metode sarrus, yang pertama didapatkan:
|
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
= 𝑎22 |
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| − 𝑎32 |
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| + 𝑎42 |
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
− 𝑎52 |
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎43 𝑎44 𝑎45
| = 𝑎
Yang kedua yaitu:
|
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
= 𝑎12 |
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| − 𝑎32 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| + 𝑎42 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
− 𝑎52 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎43 𝑎44 𝑎45
| = 𝑏
Yang ketiga yaitu:
|
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
= 𝑎12 |
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| − 𝑎22 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎43 𝑎44 𝑎45
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| + 𝑎42 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
− 𝑎52 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎43 𝑎44 𝑎45
| = 𝑐
Yang ke empat yaitu:
|
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
= 𝑎12 |
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| − 𝑎22 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎53 𝑎54 𝑎55
| + 𝑎32 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎53 𝑎54 𝑎55
|
− 𝑎52 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎33 𝑎34 𝑎35
| = 𝑑
Yang kelima yaitu:
|
𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45
|
= 𝑎12 |
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎43 𝑎44 𝑎45
| − 𝑎22 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎33 𝑎34 𝑎35
𝑎43 𝑎44 𝑎45
| + 𝑎32 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎43 𝑎44 𝑎45
|
− 𝑎42 |
𝑎13 𝑎14 𝑎15
𝑎23 𝑎24 𝑎25
𝑎33 𝑎34 𝑎35
| = 𝑒
Persamaan yang a, b, c, d, dan e dimasukkan kedalam persamaan (5)
Bila suatu determinan berderajat enam dibabarkan menurut suatu baris atau kolom, maka
akan diperoleh enam macam / bentuk determinan berderajat lima
Jadi, untuk menghitung harga suatu determinan berderajat enam dengan cara babaran akan
menghasilkan:
6𝑥5𝑥4 =
6!
3!
macam/bentuk determinan berderajat tiga (yang selanjutnya dapat diselesaikan)
Bila suatu determinan berderajat n dibabarkan , maka dapat diperoleh
𝑛!
3!
macam / bentuk
determinan berderajat tiga
(v) Sifat sifat detrminan
Untuk pembuktian sifat sifat berikut ini lebih banyak disajikan dalam betuk contoh,
langkah ini diambil untuk mudah dipahami oleh para pemakai yang selanjutnya sifat sifat
tersebut dapat diperluas berlaku umum:
(a) Babaran suatu determinan berderajat n, menghasilkan/ memuat n! suku
Bukti! Seperti yang telah diuraikan pada (iv) di muka. Maka bila suatu determinan
berderajat n dibabarkan dapat diperoleh
𝑛!
3!
bentuk determinan derajat 3
Pada determinan derajat tiga bila dibabarkan akan memuat / menghasilkan 3 bentuk
determinan derajat dua yang masing masing menghasilkan dua suku, sehingga bila suatu
determinan berderajat n dibabarkan maka diperoleh:
(
𝑛!
3!
𝑥 3 𝑥 2) suku atau n! suku
catatan: setiap suku tersebut merupakan hasil pergandaan elemen elemen yang diambil
satu dan hanya satu elemen dari setiap baris dan setiap kolom
(b) Harga suatu determinan tidak berubah, bila baris-baris dan kolom-kolom yang
bersesuaian / berkorespondensi ditukar tempatnya
Bukti: untuk bukti diambil contoh determinan derajat tiga yang selanjutnya dapat
diperluas untuk determinan dengan derajat lebih dari tiga
Misalnya: 𝐎 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
= 𝑎11 𝑎22 𝑎23 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33
Bila pada determinan A tersebut diatas ini:
Baris pertama ditukar dengan kolom pertama
Baris kedua ditukar dengan kolom kedua
Baris ketiga ditukar dengan kolom ketiga
Maka diperoleh det 𝐵 = |
𝑎11 𝑎21 𝑎31
𝑎12 𝑎22 𝑎32
𝑎13 𝑎23 𝑎33
|
= 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎21 𝑎32 𝑎13 + 𝑎31 𝑎12 𝑎23 − 𝑎31 𝑎22 𝑎13 − 𝑎11 𝑎32 𝑎23 − 𝑎21 𝑎12 𝑎33
= 𝑎11 𝑎22 𝑎23 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33
Yang ternyata merupakan harga det A
(c) Bila dalam suatu determinan terdapat suatu baris atau suatu kolom semua elemenya
adalah nol. Maka harga determinan tersebut sama dengan nol
Bukti: sebagai akibat dari catatan sifat (a) di muka.
(d) Bila dua baris atau dua kolom yang berurutan dalam suatu determinan ditukar tempatnya,
maka harga determinan hanya berubah dalam tanda
Bukti: diambil contoh pada determinan derajat tiga
𝐎 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
= 𝑎11 𝑎22 𝑎23 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32
− 𝑎12 𝑎21 𝑎33
Bila kolom kedua dan ketiga ditukar maka diperoleh determinan
𝐎 = |
𝑎11 𝑎13 𝑎12
𝑎21 𝑎23 𝑎22
𝑎31 𝑎33 𝑎32
| = 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎13 𝑎22 𝑎31 + 𝑎12 𝑎21 𝑎33 − 𝑎12 𝑎23 𝑎31 −
𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎13 𝑎21 𝑎32
= 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎13 𝑎22 𝑎31 + 𝑎12 𝑎21 𝑎33 − ( 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 )
= −( 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 ) + 𝑎13 𝑎22 𝑎31 + 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎12 𝑎21 𝑎23
= −𝐎
(e) Bila dua baris atau dua kolom dari suatu determinan adalah identik, maka harga
determian tersebut sama dengan nol
Bukti: misalkan baris kedua dan ketiga dari determinan A adalah identik dan bila kedua
baris tersebut ditukar tempatnya satu dengan yang lain, maka dari sifat (d) diperoleh:
A = -A atau 2A=0 → A =0
Jadi harga determinan A = 0
(e2) Bila setiap elemen dari suatu baris atau suatu kolom dari suatu determinan digandakan
dengan suatu besaran k, maka harga determinan yang terjadi(baru) sama dengan hasil
ganda k dengan determinan semula.
Bukti: determinan dibabarkan menurut baris atau kolom yang elemen elemennya telah
digandakan k, maka akan diperoleh bentuk babaran determinan semula menurut baris
atau kolom tersebut dengan setiap sukunya digandakan k.
Misalnya determinan semula adalah A berderajat empat atau ditulis:
𝐎3 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
|
baris ketiga digandakan k dan determinan yang baru dsinamakan b, maka
𝐵 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑘𝑎31 𝑘𝑎32 𝑘𝑎33 𝑘𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
|
dibabarkan menurut baris ketiga, maka diperoleh harga determinan B
𝐵 = 𝑘𝑎31 |
𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎42 𝑎43 𝑎44
| − 𝑘𝑎32 |
𝑎11 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎23 𝑎24
𝑎41 𝑎43 𝑎44
| + 𝑘𝑎33 |
𝑎11 𝑎12 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎24
𝑎41 𝑎42 𝑎44
|
− 𝑘𝑎34 |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎41 𝑎42 𝑎43
|
yang berarti bahwa ruas kanan adalah hasil ganda besaran k dengan determinan A (yang
dibabarkan menurut baris ketiga)
𝑗𝑎𝑑𝑖 |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑘𝑎31 𝑘𝑎32 𝑘𝑎33 𝑘𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
| = 𝑘 |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
|
(e3) bila elemen elemen yang bersesuaian / berkorespondensi dari dua baris atau dua kolom
dalam suatu determinan adalah sebanding, maka harga determinan sama dengan nol
Bukti: misalnya pada determinan derajat empat elemen elemen yang dimaksud adalah
elemen elemen dalam kolom ke dua dan ketiga yang bersesuaikan adalah sebanding,
yang berarti:
𝑎12
𝑎13
=
𝑎22
𝑎23
=
𝑎32
𝑎33
=
𝑎42
𝑎43
= 𝑐, maka
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
| = |
𝑎11 𝑎13 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎23 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎33 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎43 𝑎43 𝑎44
|
= 𝑐 |
𝑎11 𝑎13 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎23 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎33 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎43 𝑎43 𝑎44
| 
 𝑑𝑎𝑟𝑖 ( 𝑒2)
= 𝑐. 0 = 0
 
 

 
 

 . . 𝑑𝑎𝑟𝑖 (𝑒1)
(f) Bila setiap elemen dari suatu baris atau suatu kolom tertentu dalam suatu determian
merupakan penjumlahan dua suku, maka bentuk determian semula dapat disajikan dalam
bentuk penjumlahan dua determinan yang elemen elemennya merupakan pemisahan dari
dua suku pada baris atau kolom yang lain adalah sama seperti pada determinan semula.
Atau lebih jelasnya sebagai berikut, pada determinan A berderajat tiga, setiap elemen
dalam baris kedua merupakan penjumlahan dua suku, maka
𝐎 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
( 𝑎21 + 𝑎′
21 ) ( 𝑎22 + 𝑎′
22) (𝑎23 + 𝑎′
23)
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
= |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
| + |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
Bukti: untuk pembuktian disini diambil determinan A tersebut diatas dan dibabarkan
menurut baris kedua, maka:
𝐎 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
( 𝑎21 + 𝑎′
21 ) ( 𝑎22 + 𝑎′
22) (𝑎23 + 𝑎′
23)
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
= −( 𝑎21 + 𝑎′
21)|
𝑎12 𝑎13
𝑎32 𝑎33
| + ( 𝑎22 + 𝑎′
22)|
𝑎11 𝑎13
𝑎31 𝑎33
| − ( 𝑎23 + 𝑎′
23 )|
𝑎11 𝑎12
𝑎31 𝑎32
|
= −𝑎21 |
𝑎12 𝑎13
𝑎32 𝑎33
| + 𝑎22 |
𝑎11 𝑎13
𝑎31 𝑎33
| − 𝑎23 |
𝑎11 𝑎12
𝑎31 𝑎32
| − 𝑎′
21 |
𝑎12 𝑎13
𝑎32 𝑎33
|
+ 𝑎′
22 |
𝑎11 𝑎13
𝑎31 𝑎33
| − 𝑎′
23 |
𝑎11 𝑎12
𝑎31 𝑎32
|
Jadi dari (ii) pada (b) diperoleh:
𝐎 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
( 𝑎21 + 𝑎′
21 ) ( 𝑎22 + 𝑎′
22) (𝑎23 + 𝑎′
23)
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎21 𝑎22 𝑎23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
| + |
𝑎11 𝑎12 𝑎13
𝑎′21 𝑎′22 𝑎′23
𝑎31 𝑎32 𝑎33
|
(g) Bila setiap elemen dari suatu baris atau suatu kolom setelah digandakan dengan suatu
besaran k, kemudian ditambahkan pada setiap elemen yang bersesuaian dari baris atau
kolom yang lain dalam suatu determinan, maka harga determinan tersebut tidak berubah.
Bukti: diambil determinan A berderajat empat
𝐎 = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
|
bila setiap elemen dari kolom ketiga digandakan dengan k, kemudian ditambahkan pada
setiap elemen yang bersesuaian dari kolom kedua, maka diperoleh:
||
𝑎11 ( 𝑎12 + 𝑘𝑎13) 𝑎13 𝑎14
𝑎21 ( 𝑎22 + 𝑘𝑎23 ) 𝑎23 𝑎24
𝑎31 ( 𝑎32 + 𝑘𝑎33 ) 𝑎33 𝑎34
𝑎41 ( 𝑎42 + 𝑘𝑎43 ) 𝑎43 𝑎44
|| = |
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
| +
|
𝑎11 𝑘𝑎13 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑘𝑎23 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑘𝑎33 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑘𝑎43 𝑎43 𝑎44
| 

 𝑑𝑎𝑟𝑖 ( 𝑓)
jadi dari (e3) diperoleh:
|
𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14
𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24
𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34
𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44
| = ||
𝑎11 ( 𝑎12 + 𝑘𝑎13) 𝑎13 𝑎14
𝑎21 ( 𝑎22 + 𝑘𝑎23 ) 𝑎23 𝑎24
𝑎31 ( 𝑎32 + 𝑘𝑎33 ) 𝑎33 𝑎34
𝑎41 ( 𝑎42 + 𝑘𝑎43 ) 𝑎43 𝑎44
||
Sumber: kalkulus, karya H. M hasyim baisuni, editor: Dr. SM Nababan

Weitere Àhnliche Inhalte

Was ist angesagt?

variabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangvariabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluang
Ceria Agnantria
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Beny Nugraha
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Presentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poissonPresentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poisson
Wulan_Ari_K
 
Diklat kalkulus
Diklat kalkulusDiklat kalkulus
Diklat kalkulus
Siti Ma'rifah
 
Bahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitasBahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitas
Andika Saputra
 
Jenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriksJenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriks
Safran Nasoha
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
aansyahrial
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
 

Was ist angesagt? (20)

Ukuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaranUkuran pemusatan dan penyebaran
Ukuran pemusatan dan penyebaran
 
variabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangvariabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluang
 
03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan03 limit dan kekontinuan
03 limit dan kekontinuan
 
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - EigenMatematika 2 - Slide week 13 - Eigen
Matematika 2 - Slide week 13 - Eigen
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Presentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poissonPresentasi distribusi poisson
Presentasi distribusi poisson
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 
Diklat kalkulus
Diklat kalkulusDiklat kalkulus
Diklat kalkulus
 
Integral Garis
Integral GarisIntegral Garis
Integral Garis
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Bahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitasBahan ajar matematika dasar universitas
Bahan ajar matematika dasar universitas
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
Kalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsiKalkulus modul limit fungsi
Kalkulus modul limit fungsi
 
Jenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriksJenis dan operasi matriks
Jenis dan operasi matriks
 
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LNMatrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
 
Materi P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi NormalMateri P3_Distribusi Normal
Materi P3_Distribusi Normal
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 

Andere mochten auch

Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
farah@salim & co.
 
ПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌ
ПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌ
ПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌ
sveta7940
 
ПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОсел
ПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОселПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОсел
ПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОсел
sveta7940
 
ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк)
ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк) ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк)
ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк)
sveta7940
 

Andere mochten auch (17)

Macam Macam Metode menghitung determinan
Macam Macam Metode menghitung determinanMacam Macam Metode menghitung determinan
Macam Macam Metode menghitung determinan
 
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
Bab 2-konsep-penyelidikan-13-28
 
Propuesta liliana arellano tanatologia
Propuesta liliana arellano  tanatologia Propuesta liliana arellano  tanatologia
Propuesta liliana arellano tanatologia
 
Componente Social y Cultura Guatemalteca
Componente Social y Cultura GuatemaltecaComponente Social y Cultura Guatemalteca
Componente Social y Cultura Guatemalteca
 
Viswadhwani february 2017
Viswadhwani february 2017Viswadhwani february 2017
Viswadhwani february 2017
 
ПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌ
ПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌ
ПрезеМтація:ЗМахПЎжеММя чОсла за йПгП ЎрПбПЌ
 
ПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОсел
ПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОселПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОсел
ПрезеМтація:ДПЎаваММя та віЎМіЌаММя раціПМальМОх чОсел
 
Rettyの開発環境改善物語
Rettyの開発環境改善物語Rettyの開発環境改善物語
Rettyの開発環境改善物語
 
FAUSTO MOROCHO
FAUSTO MOROCHO FAUSTO MOROCHO
FAUSTO MOROCHO
 
Taller en materia de prevención integral comando de la Aviación del Ejército.
Taller en materia de prevención integral comando de la Aviación del Ejército.Taller en materia de prevención integral comando de la Aviación del Ejército.
Taller en materia de prevención integral comando de la Aviación del Ejército.
 
FAUSTO MOROCHO ANDRADE
FAUSTO MOROCHO ANDRADEFAUSTO MOROCHO ANDRADE
FAUSTO MOROCHO ANDRADE
 
Actividad 5.presentacion
Actividad 5.presentacionActividad 5.presentacion
Actividad 5.presentacion
 
ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк)
ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк) ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк)
ПрезеМтація:ЗвОчайМі ЎрПбО (піЎсуЌкПвОй урПк)
 
2 guerramundial
2 guerramundial2 guerramundial
2 guerramundial
 
Diapositivas profesionales
Diapositivas profesionalesDiapositivas profesionales
Diapositivas profesionales
 
Trafico vesicular
Trafico vesicularTrafico vesicular
Trafico vesicular
 
Edificaciones sustentables
Edificaciones sustentablesEdificaciones sustentables
Edificaciones sustentables
 

Ähnlich wie Determinan matriks derajat dua, tiga, empat dan lebih tinggi

Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Mukhrizal Effendi
 
Matriks dan determinan
Matriks dan determinanMatriks dan determinan
Matriks dan determinan
Julianto Samudra
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
pitrahdewi
 

Ähnlich wie Determinan matriks derajat dua, tiga, empat dan lebih tinggi (20)

Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
 
Matriks dan determinan
Matriks dan determinanMatriks dan determinan
Matriks dan determinan
 
BAB II - OPERASI MATRIKS.pptx
BAB II - OPERASI MATRIKS.pptxBAB II - OPERASI MATRIKS.pptx
BAB II - OPERASI MATRIKS.pptx
 
Matriks dan determinan
Matriks dan determinanMatriks dan determinan
Matriks dan determinan
 
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi IKuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
Kuliah_1 Matriks Matematika Ekonomi I
 
Materi Matematika DETERMINAN
Materi Matematika DETERMINANMateri Matematika DETERMINAN
Materi Matematika DETERMINAN
 
Matriks dan determinan
Matriks dan determinanMatriks dan determinan
Matriks dan determinan
 
Matriks Kelas X
Matriks Kelas XMatriks Kelas X
Matriks Kelas X
 
Matematika matriks
Matematika matriksMatematika matriks
Matematika matriks
 
3. matriks
3. matriks3. matriks
3. matriks
 
1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang1.4 Perkalian Silang
1.4 Perkalian Silang
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Modul vektor
Modul vektorModul vektor
Modul vektor
 
MATRIKS_ppt.ppt
MATRIKS_ppt.pptMATRIKS_ppt.ppt
MATRIKS_ppt.ppt
 
Determinan es
Determinan esDeterminan es
Determinan es
 

Mehr von radar radius

Mehr von radar radius (20)

Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docxGas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
Gas Air Mata: Zat Kimia, Metode Penyebaran, dan Efek.docx
 
IPA SMP_KK C.pdf
IPA SMP_KK C.pdfIPA SMP_KK C.pdf
IPA SMP_KK C.pdf
 
IPA SMP_KK B.pdf
IPA SMP_KK B.pdfIPA SMP_KK B.pdf
IPA SMP_KK B.pdf
 
الإيمان
الإيمانالإيمان
الإيمان
 
Wahyu
WahyuWahyu
Wahyu
 
Urutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besarUrutan peristiwa kiamat besar
Urutan peristiwa kiamat besar
 
Toleransi
ToleransiToleransi
Toleransi
 
Toleransi (hadis)
Toleransi (hadis)Toleransi (hadis)
Toleransi (hadis)
 
Tauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islamTauhid dalam konsep islam
Tauhid dalam konsep islam
 
Tajwid (mad)
Tajwid (mad)Tajwid (mad)
Tajwid (mad)
 
Qurdis 7 1
Qurdis 7 1Qurdis 7 1
Qurdis 7 1
 
Qurban
QurbanQurban
Qurban
 
Problematika dakwah
Problematika dakwahProblematika dakwah
Problematika dakwah
 
Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)Melestarikan alam (hadis)
Melestarikan alam (hadis)
 
Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2Materi qurdis IX 2
Materi qurdis IX 2
 
Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2Materi Quran Hadits VIII 2
Materi Quran Hadits VIII 2
 
Fenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamatFenomena alam kiamat
Fenomena alam kiamat
 
Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2Materi Quran Hadist IX 2
Materi Quran Hadist IX 2
 
Doa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkapDoa nur buwwah lengkap
Doa nur buwwah lengkap
 
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan HewanGerak pada Tumbuhan dan Hewan
Gerak pada Tumbuhan dan Hewan
 

KÃŒrzlich hochgeladen

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
fitriaoskar
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
rizalhabib4
 

KÃŒrzlich hochgeladen (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

Determinan matriks derajat dua, tiga, empat dan lebih tinggi

  • 1. Determinan Determinan Yang dimaksud dengan determinan atau disingkat D adalah suatu bentuk susunan elemen elemen 𝑎𝑖𝑗 yang disusun menurut jejeran baris-baris dan jejeran kolom-kolom sedangkan banyaknya jejeran baris haruslah sama dengan banyaknya jejeran kolom. Matriks adalah susunan unsur-unsur / bilangan yang berbentuk baris dan kolom. Banyaknya baris dan banyaknya kolom dari sebuah matriks disebut ordo matriks. det 𝐎 = | | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ⋯ 𝑎1𝑖 𝑎1𝑗 ⋯ 𝑎1𝑛 𝑎21 𝑎22 𝑎23 ⋯ 𝑎2𝑖 𝑎2𝑗 ⋯ 𝑎2𝑛 𝑎31 𝑎32 𝑎33 ⋯ 𝑎3𝑖 𝑎3𝑗 ⋯ 𝑎3𝑛 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 𝑎𝑖3 ⋯ 𝑎𝑖𝑖 𝑎𝑖𝑗 ⋯ 𝑎𝑖𝑛 ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ 𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛3 ⋯ 𝑎 𝑛𝑖 𝑎 𝑛𝑗 ⋯ 𝑎 𝑛𝑛 | | 
 
 .(1) Atau disingkat : det 𝐎 = |𝑎𝑖𝑗| , ( 𝑖 = 1, 2, 3,
 𝑛 ) ,( 𝑗 = 1, 2, 3, 
 𝑛) a) Transpose matriks Transpose dari matriks a, ditulis At adalah dengan merubah baris dari matriks semula menjadi kolom atau merubah baris dari matriks semula menjadi kolom atau merubah kolom dari matriks semula menjadi baris Contoh:𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 𝐎 = | 1 2 3 4 −1 5 | , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐎𝑡 = | 1 4 2 −1 3 5 | Sehingga apabila ordo dari matriks adalah m x n, maka ordo dari transposenya n x m b) Penjumlahan dan pengurangan matriks Dua buah matriks atau lebih dapat dijumlahkan atau bisa dikurangi apabila ordo dari matriks tersebut sama. Adapun cara menjumlahkan dan menguranginya adalah unsur unsur yang seletaknya dijumlahkan dan dikurangi 𝐎 = | 𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4 | , 𝐵 = | 𝑏1 𝑏2 𝑏3 𝑏4 | 𝐎 ± 𝐵 = | 𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4 | ± | 𝑏1 𝑏2 𝑏3 𝑏4 | = | 𝑎1 ± 𝑏1 𝑎3 ± 𝑏3 𝑎2 ± 𝑏2 𝑎4 ± 𝑏4 | c) Perkalian matriks pada skalar Untuk menetukan hasil perkalian sebuah matriks dengan skalar k adalah dengan cara mengalikan skalar k tersebut dengan semua unsur yang ada pada matriks tersebut 𝐎 = | 𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4 | 𝑘. 𝐎 = 𝑘 | 𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4 | = | 𝑘𝑎1 𝑘𝑎2 𝑘𝑎3 𝑘𝑎4 |
  • 2. Jika h dan k adalah bilangan real, A dan B adalah matriks matriks berordo m x n, maka berlaku sifat sifat: (1) (h + k) A = hA + kA (4) I A = A (2) k (A + B) = kA + kB (5) (-1) A = -A (3) h (kA) = (hk) A d) Dua buah matriks dikatakan sama apabila ordo dari kedua matriks tersebut sama dan unsur unsur yang seletaknya sama e) Perkalian dua buah matriks Dua buah matriks dapat dikalikan apabila banyaknya kolom dari matriks yang sebelah kiri sama dengan banyaknya baris dari matriks yang sebelah kanan, dan tidak berlaku sifat komutatif A x B ≠ B x A Misalnya: 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖 𝐎 = | 𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4 |, 𝐵 = | 𝑏1 𝑏3 𝑏2 𝑏4 | 𝐎 𝑥 𝐵 = | 𝑎1 𝑎2 𝑎3 𝑎4 | | 𝑏1 𝑏3 𝑏2 𝑏4 | = | 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 𝑎1 𝑏3 + 𝑎2 𝑏4 𝑎3 𝑏1 + 𝑎4 𝑏2 𝑎3 𝑏3 + 𝑎4 𝑏4 | Berdasarkan hasil yang diperoleh, disimpulkan:  Perkalian matriks pada umumnya tidak komutatif AB ≠ BA  Perkalian matriks bersifat asosiatif, (AB) C = A (BC)  Jika I adalah matriks identitas maka A.I = I.A = A f) Pemangkatan matriks persegi Jika A adalah sebuah matriks m x m, maka perkalian (A.A...A) = k faktor dapat dinyatakan dengan Ak, jadi jika k sebuah bilangan bulat positif, maka Ak = A.A...A A.A = A² A.A.A = A. A² = A³ A.A.A....A = Aⁿ g) Invers dari matriks ordo 2 x 2 Jika diketahui matriks 𝐎 = | 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 | maka balikan dari matriks A atau invers dari matriks A ditulis 𝐎−1 = 1 𝑎𝑑−𝑏𝑐 ( 𝑑 −𝑏 −𝑐 𝑎 ) h) Determinan matriks derajat dua Jika diketahui 𝐎 = | 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 | maka besarnya matriks A / determinan matriks A / det A ditulis | 𝐎| = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 i) Invers matriks ordo 3 x 3 Langkah langkah mencarinya: 1) Cari kofaktor (M) dari matriks tersebut | 𝑀11 −𝑀12 𝑀13 −𝑀21 𝑀22 −𝑀23 𝑀31 −𝑀32 𝑀33 | M11 maksudnya cari determinannya dengan mencoret baris ke 1 dan kolom ke 1 2) Cari adjointnya yaitu transpose dari ke faktor diatas 3) Cari determinannya 4) Cari inversnya dengan rumus 𝐎−1 = 1 det 𝐎 𝑥 𝑎𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛𝑡𝑛𝑊𝑎 𝐎
  • 3. Misalnya: Tentukan invers dari 𝐵 = | 2 −1 1 4 3 −2 −3 1 −1 | 1) Cari determinan B = | 𝐵| = 1 2) Cari kofaktor B M11 = 3(-1)- (-2)1= -1 M12 = 4 (-1) – (-2)(-3) = -10 M13 = 4(1) – 3(-3) = 13 M21 = -1(-1) – 1(1) = 0 M22 = 2(-1) – 1(-3) = 1 M23 = 2(1) – (-1)(-3) = -1 M31 = -1(-2) – 1(3) = -1 M32 = 2(-2) – 1(4) = -8 M33 = 2(3) – (-1)(4) = 10 3) Adjoint 𝐵 = | −1 0 −1 −10 1 −8 13 −1 10 | 4) Invers 𝐵 = 𝐵−1 = 1 det 𝐵 𝑥 𝑎𝑑𝑗𝑜𝑖𝑛𝑡 𝐵 = 1 1 | −1 0 −1 −10 1 −8 13 −1 10 | 𝐵−1 = | −1 0 −1 −10 1 −8 13 −1 10 | j) Dua matriks saling invers Jika A dan B adalah matriks persegi dengan ordo yang sama sehingga AB = BA = I, Maka B merupakan invers dari A dan A merupakan invers dari B. perhatikan! 𝐎 = | 1 1 1 2 | , 𝐵 = | 2 −1 −1 1 | , 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐎𝐵 = | 1 1 1 2 | | 2 −1 −1 1 | = | 1 0 0 1 | = 𝐌 𝐵𝐎 = | 2 −1 −1 1 | | 1 1 1 2 | = | 1 0 0 1 | = 𝐌 Terlihat bahwa AB = BA = I. Invers dari matriks A dituliskan A-1, sehingga: 𝐎. 𝐎−1 = 𝐎−1 𝐎 = 𝐌 k) Membuktikan Rumus matriks berordo 2 Untuk menujukkan bahwa A-1 adalah inver dari matriks A maka kita harus membuktikan bahwa A.A-1 = I Misalnya: diket 𝐎 = | 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 | 𝐎−1 = 1 𝑎𝑑−𝑏𝑐 | 𝑑 −𝑏 −𝑐 𝑎 | akan dibuktikan bahwa A.A-1 = I 𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝐎. 𝐎−1 = 𝐌 Kita uraikan ruas kirinya
  • 4. | 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 | . 1 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 | 𝑑 −𝑏 −𝑐 𝑎 | = | 𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 || 𝑑 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑏 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑐 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 | | 𝑎𝑑 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 + 𝑏(−𝑐) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎(−𝑏) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 + 𝑏(𝑎) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑐𝑑 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 + 𝑑(−𝑐) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑐(−𝑏) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 + 𝑑(𝑎) 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 | 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖! | 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 −𝑎𝑏 + 𝑎𝑏 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑐𝑑 − 𝑐𝑐𝑑 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 | = | 1 0 0 1 | 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 ! (i) Harga suatu determinan derajat dua atau tiga a) Definisi: harga suatu determinan derajat dua ditentukan dengan aturan sebagai berikut: 𝐎2 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎22 | = 𝑎11 𝑎22 − 𝑎12 𝑎21 
 
(2) b) Definisi: harga suatu determinan derajat tiga Untuk menentukan harga suatu determinan derajat tiga, ditentukan dengan suatu aturan yang dinamakan ekspansi/ babaran menurut suatu baris atau menurut suatu kolom dari determinan tersebut sebagai contoh: 𝐎1 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = 𝑎11 | 𝑎22 𝑎23 𝑎32 𝑎33 | − 𝑎12 | 𝑎21 𝑎23 𝑎31 𝑎33 | − 𝑎13 | 𝑎21 𝑎22 𝑎31 𝑎32 | 
 
(3) Merupakan det A3 yang dibabarkan menurut baris pertama dari (2) diperoleh harga : 𝐎3 = 𝑎11( 𝑎22 𝑎33 − 𝑎23 𝑎32) − 𝑎12( 𝑎21 𝑎33 − 𝑎23 𝑎31 ) + 𝑎13 ( 𝑎21 𝑎32 − 𝑎22 𝑎31 ) = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 
 
. (3′) Bila det A3 dibabarkan menurut kolom kedua maka harga determinan adalah sebagai berikut: 𝐎2 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = −𝑎12 | 𝑎21 𝑎23 𝑎31 𝑎33 | + 𝑎22 | 𝑎11 𝑎13 𝑎31 𝑎33 | − 𝑎32 | 𝑎11 𝑎13 𝑎21 𝑎23 | 
 
 (4) Dari (2) diperoleh harga: 𝐎3 = −𝑎12( 𝑎21 𝑎33 − 𝑎23 𝑎31) + 𝑎22 ( 𝑎11 𝑎33 − 𝑎13 𝑎31) − 𝑎32 ( 𝑎11 𝑎23 − 𝑎13 𝑎21) = −𝑎12 𝑎21 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 
 
. (4′) Ternyata bahwa dari (3) dan (4) diperoleh hasil yang sama ialah (3’) = (4’) (ii) Minor Dalam bentuk (3) pada (i) diatas secara berurutan determinan determinan: | 𝑎22 𝑎23 𝑎32 𝑎33 | , | 𝑎21 𝑎23 𝑎31 𝑎33 | , 𝑑𝑎𝑛 | 𝑎21 𝑎22 𝑎31 𝑎33 | masing masing disebut minor dari elemen elemen a11 , a12 , a13 dalam det A3 tersebut Demikian juga dalam bentuk (4) determinan determinan:
  • 5. | 𝑎21 𝑎23 𝑎31 𝑎33 | , | 𝑎11 𝑎13 𝑎31 𝑎33 | , 𝑑𝑎𝑛 | 𝑎11 𝑎13 𝑎21 𝑎23 | masing masing adalah minor dari elemen elemen a12 , a22 , a32 dalam det A3 tersebut Dengan demikian bila dalam determinan: 𝐎3 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | 𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑎𝑖𝑗 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑀𝑖𝑗, 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑖, 𝑗 = 1, 2, 3, maka harga determinan dapat diperoleh sebagai berikut: 𝐎3 = 𝑎11 𝑀11 − 𝑎12 𝑀12 + 𝑎13 𝑀13 
 
 
. (5) atau = −𝑎21 𝑀21 + 𝑀22 − 𝑎23 𝑀23 
 
 
. (6) atau = 𝑎31 𝑀31 − 𝑎32 𝑀32 + 𝑎33 𝑀33 

 
 . (7) atau = 𝑎11 𝑀11 − 𝑎21 𝑀21 + 𝑎31 𝑀31 
 
 
. (8) atau = −𝑎12 𝑀12 + 𝑎22 𝑀22 − 𝑎32 𝑀32 
 
 
. (9) atau = 𝑎13 𝑀13 − 𝑎23 𝑀23 + 𝑎33 𝑀33 

 
 . (10) Bentuk (5), (6), dan (7) adalah harga det A yang masing masing dibabarkan menurut baris pertama, kedua dan ketiga sedangkan bentuk (8), (9) dan (10) adalah harga det A yang masing masing dibabarkan menurut kolom pertama,kedua dan ketiga, dimana harga (5) = (6) = (7) = (8) = (9) = (10) Tanda positif atau negatif dari suatu minor ditentukan oleh letak elemen yang membentuk minor tersebut yaitu sebagai berikut Bila Mij adalah minor dari elemen aij dalam suatu determinan maka tanda Mij ditentukan dengan harga: (-1)i+j ..............................(11) Yang berarti bahwa: Bentuk (11) berharga positif (+) bila i+j adalah genap dan berharga negatif (-) bila i+j adalah ganjil Dengan menggunakan ketentuan (11) maka harga det A dapat diperoleh seperti yang diberikan dalam bentuk (5) sampai dengan (10) misalnya bentuk (5) dan (9) seperti berikut:
  • 6. 𝐎3 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = (−1)1+1 𝑎11 𝑀11 + (−1)1+2 𝑎12 𝑀12 + (−1)1+3 𝑎13 𝑀13 = 𝑎11 𝑀11 − 𝑎12 𝑀12 + 𝑎13 𝑀13 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎(5) Atau = (−1)1+2 𝑎12 𝑀12 + (−1)2+2 𝑎22 𝑀22 + (−1)3+2 𝑎32 𝑀32 = −𝑎12 𝑀12 + 𝑎22 𝑀22 − 𝑎32 𝑀32 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎(9) (iii) Harga determinan derajat tiga dengan metode diagonal Harga determinan derajat tiga yang telah disajikan dalam (i) bagian (b) dengan rumus (3’) atau (4’) dapat diperoleh sebagai berikut: Letakkan dua kolom pertama (dari deterinan ) pada sebelah kanan determinan, sehingga seolah-olah merupakan kolom keempat dan kelima. Maka harga determinan A3 sama dengan jumlah dari hasil pergandaan elemen elemen yang terletak pada diagonal pokok dan elemen elemen yang terletak menurut arah garis yang sejajar dengan diagonal pokok tersebut, selanjutnya dikurangi (minus) hasil pergandaan elemen elemen menurut arah diagonal yang lain seperti terbaca pada skema dibawah ini: | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | 𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎22 𝑎31 𝑎32 𝑗𝑎𝑑𝑖 𝐎3 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 Seperti terbaca pada (3’) atau (4’) di muka Perhatikan cara (iii) ini hanya berlaku untuk determinan derajat tiga (iv) Harga determinan derajat empat atau lebih Menghitung harga determinan derajat empat atau lebih dapat dilakukan dengan cara babaran menurut suatu baris atau kolom seperti diuraikan dalam (ii) diatas sehingga diperoleh bentuk bentuk determinan yang berderajat satu atau lebih kecil dari derajat determinan semula. Proses babaran diteruskan, sehingga pada langkah terakhir diperoleh bentuk-bentuk determinan derajat dua atau tiga yang selanjutnya dapat diselesaikan dengan (i) atau (ii) di muka Bila An adalah determinan yang berderajatr n dengan bentuk seperti berikut:
  • 7. 𝐎 𝑛 = | | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛 𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 𝑎𝑖3 𝑎𝑖𝑗 𝑎𝑖𝑛 𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛3 𝑎 𝑛𝑗 𝑎 𝑛𝑛 | | Dan bila An dibabarkan menurut baris ke i, maka harga determinan adalah sebagai berikut: 𝐎 𝑛 = | | | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎3𝑗 𝑎3𝑛 𝑎𝑖1 𝑎𝑖2 𝑎𝑖3 𝑎𝑖𝑗 𝑎𝑖𝑛 𝑎 𝑛1 𝑎 𝑛2 𝑎 𝑛3 𝑎 𝑛𝑗 𝑎 𝑛𝑛 | | | = (−1)𝑖+1 𝑎𝑖1 𝑀𝑖1 + (−1)𝑖+2 𝑎𝑖2 𝑀𝑖2 + (−1)𝑖+3 𝑎𝑖3 𝑀𝑖3 + ⋯+ (−1)𝑖+𝑗 𝑎𝑖𝑗 𝑀𝑖𝑗 + ⋯ + (−1)𝑖+𝑛 𝑎𝑖𝑛 𝑀𝑖𝑛 

 . (12) Mij adalah minor elemenaij dan Mij merupakan determinan yang berderajat (n-1) atau satu lebih kecil dari derajat An sedangkan elemen elemen Mij diambil dari (terdiri dari) elemen elemen An yang telah dibuang / dihapus baris ke i dan kolom ke j nya berarti derajat Mij adalah (n-1) Bentuk (12) di muka dapat ditulis menjadi 𝐎 𝑛 = 𝑎𝑖1 𝐎𝑖1 + 𝑎𝑖2 𝐎𝑖2 + 𝑎𝑖3 𝐎𝑖3 + ⋯ + 𝑎𝑖𝑗 𝐎𝑖𝑗 + ⋯+ 𝑎𝑖𝑛 𝐎𝑖𝑛 
 
. (13) Ai1, Ai2 , Ai3, ... Aij, ..... , Ain masing masing dinamakan kofaktor dari elemen elemen Ai1, ai2 , ai3, ... aij, ..... , ain dalam determinan An dan 𝐎𝑖𝑗 = (−1)𝑖+𝑗 𝑀𝑖𝑗 

 
 . (13′ ) Bentuk rumus (13) berarti bahwa harga det An sama dengan jumlah hasil pergandaan elemen elemen baris ke i dan kofaktor - kofaktor yang bersesuaian dari masing masing elemen tersebut Secara umum diperoleh: Harga suatu determinan sama dengan jumlah hasil pergandaan elemen elemen menurut suatu baris (kolom) dan kofaktor- kofaktor yang bersesuaian dari masing- masing elemen tersebut. Misalkan n = 4 maka diperoleh determinan berderajat empat dengan bentuk dan harganya sebagai berikut:
  • 8. 𝐎3 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | Dan bila dibabarkan menurut baris ketiga, maka: 𝐎3 = 𝑎31 | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | − 𝑎32 | 𝑎11 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎23 𝑎24 𝑎41 𝑎43 𝑎44 | + 𝑎33 | 𝑎11 𝑎12 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎24 𝑎41 𝑎42 𝑎44 | − 𝑎34 | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎41 𝑎42 𝑎43 | Dari contoh diatas, bila suatu determinan berderajat empat dikembangkan menurut suatu baris atau kolom, maka diperoleh empat macam / bentuk determinan derajat tiga. Demikian juga dapat diperoleh: Bila suatu determinan berderajat lima dibabarkan menurut suatu baris atau kolom, maka akan diperoleh lima macam / bentuk determinan berderajat empat 𝐎4 = | | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎51 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | | = 𝑎11 𝑀11 + 𝑎21 𝑀21 +𝑎31 𝑀31 + 𝑎41 𝑀41 + 𝑎51 𝑀51 = (−1)1+1 𝑎11 𝑀11 + (−1)2+1 𝑎21 𝑀21+(−1)3+1 𝑎31 𝑀31 + (−1)4+1 𝑎41 𝑀41 + (−1)5+1 𝑎51 𝑀51 = 𝑎11 𝑀11 − 𝑎21 𝑀21 +𝑎31 𝑀31 − 𝑎41 𝑀41 + 𝑎51 𝑀51
  • 9. = 𝑎11 | 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎21 | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | + 𝑎31 | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎41 | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | + 𝑎51 | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | 

 
 . . (5) Selanjutnya, karena M11, M21, M31, M41, dan M51 merupakan determinan 4 x 4, maka kita uraikan lagi dengan menggunakan kofaktor. Ambil i = 1, 2, 3, 4, 5 dan j = 1, maka dengan metode sarrus, yang pertama didapatkan: | 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | = 𝑎22 | 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎32 | 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | + 𝑎42 | 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎52 | 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | = 𝑎 Yang kedua yaitu: | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | = 𝑎12 | 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎32 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | + 𝑎42 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎52 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | = 𝑏 Yang ketiga yaitu:
  • 10. | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | = 𝑎12 | 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎22 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎43 𝑎44 𝑎45 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | + 𝑎42 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎52 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | = 𝑐 Yang ke empat yaitu: | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎52 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | = 𝑎12 | 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎22 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | + 𝑎32 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎53 𝑎54 𝑎55 | − 𝑎52 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎33 𝑎34 𝑎35 | = 𝑑 Yang kelima yaitu: | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎42 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | = 𝑎12 | 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | − 𝑎22 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎33 𝑎34 𝑎35 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | + 𝑎32 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎43 𝑎44 𝑎45 | − 𝑎42 | 𝑎13 𝑎14 𝑎15 𝑎23 𝑎24 𝑎25 𝑎33 𝑎34 𝑎35 | = 𝑒 Persamaan yang a, b, c, d, dan e dimasukkan kedalam persamaan (5)
  • 11. Bila suatu determinan berderajat enam dibabarkan menurut suatu baris atau kolom, maka akan diperoleh enam macam / bentuk determinan berderajat lima Jadi, untuk menghitung harga suatu determinan berderajat enam dengan cara babaran akan menghasilkan: 6𝑥5𝑥4 = 6! 3! macam/bentuk determinan berderajat tiga (yang selanjutnya dapat diselesaikan) Bila suatu determinan berderajat n dibabarkan , maka dapat diperoleh 𝑛! 3! macam / bentuk determinan berderajat tiga (v) Sifat sifat detrminan Untuk pembuktian sifat sifat berikut ini lebih banyak disajikan dalam betuk contoh, langkah ini diambil untuk mudah dipahami oleh para pemakai yang selanjutnya sifat sifat tersebut dapat diperluas berlaku umum: (a) Babaran suatu determinan berderajat n, menghasilkan/ memuat n! suku Bukti! Seperti yang telah diuraikan pada (iv) di muka. Maka bila suatu determinan berderajat n dibabarkan dapat diperoleh 𝑛! 3! bentuk determinan derajat 3 Pada determinan derajat tiga bila dibabarkan akan memuat / menghasilkan 3 bentuk determinan derajat dua yang masing masing menghasilkan dua suku, sehingga bila suatu determinan berderajat n dibabarkan maka diperoleh: ( 𝑛! 3! 𝑥 3 𝑥 2) suku atau n! suku catatan: setiap suku tersebut merupakan hasil pergandaan elemen elemen yang diambil satu dan hanya satu elemen dari setiap baris dan setiap kolom (b) Harga suatu determinan tidak berubah, bila baris-baris dan kolom-kolom yang bersesuaian / berkorespondensi ditukar tempatnya
  • 12. Bukti: untuk bukti diambil contoh determinan derajat tiga yang selanjutnya dapat diperluas untuk determinan dengan derajat lebih dari tiga Misalnya: 𝐎 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = 𝑎11 𝑎22 𝑎23 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 Bila pada determinan A tersebut diatas ini: Baris pertama ditukar dengan kolom pertama Baris kedua ditukar dengan kolom kedua Baris ketiga ditukar dengan kolom ketiga Maka diperoleh det 𝐵 = | 𝑎11 𝑎21 𝑎31 𝑎12 𝑎22 𝑎32 𝑎13 𝑎23 𝑎33 | = 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎21 𝑎32 𝑎13 + 𝑎31 𝑎12 𝑎23 − 𝑎31 𝑎22 𝑎13 − 𝑎11 𝑎32 𝑎23 − 𝑎21 𝑎12 𝑎33 = 𝑎11 𝑎22 𝑎23 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 Yang ternyata merupakan harga det A (c) Bila dalam suatu determinan terdapat suatu baris atau suatu kolom semua elemenya adalah nol. Maka harga determinan tersebut sama dengan nol Bukti: sebagai akibat dari catatan sifat (a) di muka. (d) Bila dua baris atau dua kolom yang berurutan dalam suatu determinan ditukar tempatnya, maka harga determinan hanya berubah dalam tanda Bukti: diambil contoh pada determinan derajat tiga 𝐎 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = 𝑎11 𝑎22 𝑎23 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 − 𝑎13 𝑎22 𝑎31 − 𝑎11 𝑎23 𝑎32 − 𝑎12 𝑎21 𝑎33 Bila kolom kedua dan ketiga ditukar maka diperoleh determinan
  • 13. 𝐎 = | 𝑎11 𝑎13 𝑎12 𝑎21 𝑎23 𝑎22 𝑎31 𝑎33 𝑎32 | = 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎13 𝑎22 𝑎31 + 𝑎12 𝑎21 𝑎33 − 𝑎12 𝑎23 𝑎31 − 𝑎11 𝑎22 𝑎33 − 𝑎13 𝑎21 𝑎32 = 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎13 𝑎22 𝑎31 + 𝑎12 𝑎21 𝑎33 − ( 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 ) = −( 𝑎11 𝑎22 𝑎33 + 𝑎12 𝑎23 𝑎31 + 𝑎13 𝑎21 𝑎32 ) + 𝑎13 𝑎22 𝑎31 + 𝑎11 𝑎23 𝑎32 + 𝑎12 𝑎21 𝑎23 = −𝐎 (e) Bila dua baris atau dua kolom dari suatu determinan adalah identik, maka harga determian tersebut sama dengan nol Bukti: misalkan baris kedua dan ketiga dari determinan A adalah identik dan bila kedua baris tersebut ditukar tempatnya satu dengan yang lain, maka dari sifat (d) diperoleh: A = -A atau 2A=0 → A =0 Jadi harga determinan A = 0 (e2) Bila setiap elemen dari suatu baris atau suatu kolom dari suatu determinan digandakan dengan suatu besaran k, maka harga determinan yang terjadi(baru) sama dengan hasil ganda k dengan determinan semula. Bukti: determinan dibabarkan menurut baris atau kolom yang elemen elemennya telah digandakan k, maka akan diperoleh bentuk babaran determinan semula menurut baris atau kolom tersebut dengan setiap sukunya digandakan k. Misalnya determinan semula adalah A berderajat empat atau ditulis: 𝐎3 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | baris ketiga digandakan k dan determinan yang baru dsinamakan b, maka 𝐵 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑘𝑎31 𝑘𝑎32 𝑘𝑎33 𝑘𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 |
  • 14. dibabarkan menurut baris ketiga, maka diperoleh harga determinan B 𝐵 = 𝑘𝑎31 | 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | − 𝑘𝑎32 | 𝑎11 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎23 𝑎24 𝑎41 𝑎43 𝑎44 | + 𝑘𝑎33 | 𝑎11 𝑎12 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎24 𝑎41 𝑎42 𝑎44 | − 𝑘𝑎34 | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎41 𝑎42 𝑎43 | yang berarti bahwa ruas kanan adalah hasil ganda besaran k dengan determinan A (yang dibabarkan menurut baris ketiga) 𝑗𝑎𝑑𝑖 | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑘𝑎31 𝑘𝑎32 𝑘𝑎33 𝑘𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | = 𝑘 | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | (e3) bila elemen elemen yang bersesuaian / berkorespondensi dari dua baris atau dua kolom dalam suatu determinan adalah sebanding, maka harga determinan sama dengan nol Bukti: misalnya pada determinan derajat empat elemen elemen yang dimaksud adalah elemen elemen dalam kolom ke dua dan ketiga yang bersesuaikan adalah sebanding, yang berarti: 𝑎12 𝑎13 = 𝑎22 𝑎23 = 𝑎32 𝑎33 = 𝑎42 𝑎43 = 𝑐, maka | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | = | 𝑎11 𝑎13 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎23 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎33 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎43 𝑎43 𝑎44 | = 𝑐 | 𝑎11 𝑎13 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎23 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎33 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎43 𝑎43 𝑎44 | 
 𝑑𝑎𝑟𝑖 ( 𝑒2) = 𝑐. 0 = 0
 
 

 
 

 . . 𝑑𝑎𝑟𝑖 (𝑒1) (f) Bila setiap elemen dari suatu baris atau suatu kolom tertentu dalam suatu determian merupakan penjumlahan dua suku, maka bentuk determian semula dapat disajikan dalam bentuk penjumlahan dua determinan yang elemen elemennya merupakan pemisahan dari dua suku pada baris atau kolom yang lain adalah sama seperti pada determinan semula.
  • 15. Atau lebih jelasnya sebagai berikut, pada determinan A berderajat tiga, setiap elemen dalam baris kedua merupakan penjumlahan dua suku, maka 𝐎 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ( 𝑎21 + 𝑎′ 21 ) ( 𝑎22 + 𝑎′ 22) (𝑎23 + 𝑎′ 23) 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | + | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | Bukti: untuk pembuktian disini diambil determinan A tersebut diatas dan dibabarkan menurut baris kedua, maka: 𝐎 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ( 𝑎21 + 𝑎′ 21 ) ( 𝑎22 + 𝑎′ 22) (𝑎23 + 𝑎′ 23) 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | = −( 𝑎21 + 𝑎′ 21)| 𝑎12 𝑎13 𝑎32 𝑎33 | + ( 𝑎22 + 𝑎′ 22)| 𝑎11 𝑎13 𝑎31 𝑎33 | − ( 𝑎23 + 𝑎′ 23 )| 𝑎11 𝑎12 𝑎31 𝑎32 | = −𝑎21 | 𝑎12 𝑎13 𝑎32 𝑎33 | + 𝑎22 | 𝑎11 𝑎13 𝑎31 𝑎33 | − 𝑎23 | 𝑎11 𝑎12 𝑎31 𝑎32 | − 𝑎′ 21 | 𝑎12 𝑎13 𝑎32 𝑎33 | + 𝑎′ 22 | 𝑎11 𝑎13 𝑎31 𝑎33 | − 𝑎′ 23 | 𝑎11 𝑎12 𝑎31 𝑎32 | Jadi dari (ii) pada (b) diperoleh: 𝐎 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 ( 𝑎21 + 𝑎′ 21 ) ( 𝑎22 + 𝑎′ 22) (𝑎23 + 𝑎′ 23) 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | + | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎′21 𝑎′22 𝑎′23 𝑎31 𝑎32 𝑎33 | (g) Bila setiap elemen dari suatu baris atau suatu kolom setelah digandakan dengan suatu besaran k, kemudian ditambahkan pada setiap elemen yang bersesuaian dari baris atau kolom yang lain dalam suatu determinan, maka harga determinan tersebut tidak berubah. Bukti: diambil determinan A berderajat empat 𝐎 = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 |
  • 16. bila setiap elemen dari kolom ketiga digandakan dengan k, kemudian ditambahkan pada setiap elemen yang bersesuaian dari kolom kedua, maka diperoleh: || 𝑎11 ( 𝑎12 + 𝑘𝑎13) 𝑎13 𝑎14 𝑎21 ( 𝑎22 + 𝑘𝑎23 ) 𝑎23 𝑎24 𝑎31 ( 𝑎32 + 𝑘𝑎33 ) 𝑎33 𝑎34 𝑎41 ( 𝑎42 + 𝑘𝑎43 ) 𝑎43 𝑎44 || = | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | + | 𝑎11 𝑘𝑎13 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑘𝑎23 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑘𝑎33 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑘𝑎43 𝑎43 𝑎44 | 

 𝑑𝑎𝑟𝑖 ( 𝑓) jadi dari (e3) diperoleh: | 𝑎11 𝑎12 𝑎13 𝑎14 𝑎21 𝑎22 𝑎23 𝑎24 𝑎31 𝑎32 𝑎33 𝑎34 𝑎41 𝑎42 𝑎43 𝑎44 | = || 𝑎11 ( 𝑎12 + 𝑘𝑎13) 𝑎13 𝑎14 𝑎21 ( 𝑎22 + 𝑘𝑎23 ) 𝑎23 𝑎24 𝑎31 ( 𝑎32 + 𝑘𝑎33 ) 𝑎33 𝑎34 𝑎41 ( 𝑎42 + 𝑘𝑎43 ) 𝑎43 𝑎44 || Sumber: kalkulus, karya H. M hasyim baisuni, editor: Dr. SM Nababan