SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 8
SALINAN




                                 PERATURAN BERSAMA

                                 MENTERI KESEHATAN
                             DAN MENTERI DALAM NEGERI

                         s NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011
                                 NOMOR 7 TAHUN 2011

                                       TENTANG

                     PEDOMAN PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK

                        DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

                 MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang   :   a.    bahwa asap rokok terbukti dapat membahayakan kesehatan individu,
                      masyarakat, dan lingkungan, sehingga        perlu dilakukan tindakan
                      perlindungan terhadap paparan asap rokok;

                b.    bahwa dalam rangka melindungi individu, masyarakat, dan lingkungan
                      terhadap paparan asap rokok, pemerintah daerah perlu menetapkan
                      Kawasan Tanpa Rokok;

                c.    bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
                      a dan huruf b, pelu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan
                      dan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan
                      Tanpa Rokok;

Mengingat   :   1.    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
                      (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
                      Tambaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
                      sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
                      Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
                      Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
                      (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
                      Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

                2.    Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
                      (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,
                      Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
2


             3.    Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
                   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

             4.    Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
                   Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
                   Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
                   3853);

             5.    Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan
                   Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
                   2003 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
                   Nomor 3971);
             6.    Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
                   Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
                   Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
                   Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

                                            MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI
             TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK.



                                                BAB I
                                         KETENTUAN UMUM


                                            Bagian Kesatu
                                             Pengertian


                                               Pasal 1


               Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan:

               1     Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR, adalah
                     ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok
                     atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau
                     mempromosikan produk tembakau.

               2     Tempat Khusus Untuk Merokok adalah ruangan yang diperuntukkan
                     khusus untuk kegiatan merokok yang berada di dalam KTR.

               3     Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
3


     dibakar, dihisap, dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok
     putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman
     Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau
     sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau
     tanpa bahan tambahan.

4    Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa
     menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh
     perokok.

5    Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
     yang   digunakan     untuk   menyelenggarakan     upaya    pelayanan
     kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
     dilakukan     oleh   pemerintah,   pemerintah    daerah,    dan/atau
     masyarakat

6    Tempat proses belajar mengajar adalah gedung yang digunakan
     untuk kegiatan belajar, mengajar, pendidikan dan/atau pelatihan.

7    Tempat anak bermain adalah area tertutup maupun terbuka yang
     digunakan untuk kegiatan bermain anak-anak.

8    Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki
     ciri-ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi
     para pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak
     termasuk tempat ibadah keluarga.




9    Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat
     berupa kendaraan darat, air, dan udara biasanya dengan
     kompensasi.

10   Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau
     terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang
     dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
     terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.

11   Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses
     oleh masyarakat umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan
     bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh
     pemerintah, swasta, dan masyarakat.

12   Tempat lainnya yang ditetapkan adalah tempat terbuka yang dapat
     dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat.


                              Bagian Kedua
4


                                    Tujuan


                                    Pasal 2


Pengaturan pelaksanaan KTR bertujuan untuk:

a    memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR;

b    memberikan pelindungan yang efektif dari bahaya asap rokok;

c    memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi
     masyarakat; dan

d    melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk
     merokok baik langsung maupun tidak langsung.




                                    BAB II
                             RUANG LINGKUP KTR


                                    Pasal 3

(1 KTR meliputi:
     a      fasilitas pelayanan kesehatan;
     b      tempat proses belajar mengajar;
     c      tempat anak bermain;
     d      tempat ibadah;
     e      angkutan umum;
     f      tempat kerja;
     g      tempat umum; dan
     h      tempat lainnya yang ditetapkan.

(2         Pimpinan atau penanggung jawab tempat-tempat sebagaimana
     dimaksud pada ayat (1) wajib menetapkan dan menerapkan KTR.


                                    Pasal 4


KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf
c, huruf d, dan huruf e dilarang menyediakan tempat khusus untuk
merokok dan merupakan KTR yang bebas dari asap rokok hingga batas
terluar.
5


                                        Pasal 5


(1           KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f dan
     huruf g dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok.

(2           Tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat
     (1) harus memenuhi persyaratan:

     a       merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung
             dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik:

     b       terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain yang
             digunakan untuk beraktivitas;

     c       jauh dari pintu masuk dan keluar; dan

     d       jauh dari tempat orang berlalu-lalang.


                                        Pasal 6


(1       Ketentuan lebih lanjut mengenai KTR di provinsi dan kabupaten/kota
         diatur dengan peraturan daerah provinsi dan peraturan daerah
         kabupaten/kota.

(2       Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
         sedikit memuat:

         a    pengaturan tentang KTR;

         b    peran serta masyarakat;

         c    pembentukan satuan tugas penegak KTR;

         d    larangan dan kewajiban; dan

         e    sanksi.

(3       Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dikenakan
         sanksi kepada:

         a    orang perorangan berupa sanksi tindak pidana ringan; dan

         b    badan hukum atau badan usaha dikenakan sanksi administratif
              dan/atau denda.




                                        BAB III
                                        TUGAS


                                        Pasal 7
6



(1   Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit
     dan Penyehatan Lingkungan bertugas untuk:

     a   memberikan penyuluhan dan pengetahuan mengenai bahaya
         merokok bagi perokok dan perokok pasif;

     b   menyediakan konseling berhenti merokok;

     c   memberikan informasi dan edukasi, dan pengembangan
         kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat; dan


     d   memberikan bimbingan teknis bagi penyediaan tempat khusus
         untuk merokok.

(2   Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Pemberdayaan
     Masyarakat dan Desa bertugas untuk:

     a   mendorong pemerintah daerah menetapkan dan melaksanakan
         KTR di wilayahnya masing-masing;

     b   memfasilitasi pemerintah daerah dalam penyusunan dan
         pelaksanaan Peraturan Daerah provinsi dan kabupaten/kota
         tentang KTR; dan

     c   memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan KTR.




                                BAB IV
                    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN


                                Pasal 8


(1   Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan
     umum     dan   Menteri   Kesehatan    melakukan   pembinaan   dan
     pengawasan teknis terhadap pelaksanaan KTR.

(2   Gubernur   melakukan     pembinaan     dan   pengawasan   terhadap
     pelaksanaan KTR di kabupaten/kota.

(3   Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
     pelaksanaan KTR di desa/kelurahan.

(4   Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana
     dimaksud pada ayat (3), bupati/walikota dapat melimpahkan kepada
     camat.

(5   Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
7


     ayat (2), dan ayat (3) dilakukan melalui:

     a   sosialisasi dan koordinasi;

     b   pemberian pedoman;

     c   konsultasi;

     d   monitoring dan evaluasi; dan/atau

     e   pemberian penghargaan.


                                 Pasal 9


Biaya pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 8 dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja
negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi,
kabupaten/kota.




                                  BAB V
                          KETENTUAN PENUTUP


                                 Pasal 10


Peraturan Bersama Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar setiap       orang mengetahuinya,      memerintahkan pengundangan
Peraturan Bersama Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

                                            Ditetapkan di Jakarta
                                            pada tanggal 28 Januari 2011


MENTERI DALAM NEGERI,                       MENTERI KESEHATAN,


            ttd                                        ttd


    GAMAWAN FAUZI             ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
8




Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 1 Pebruari 2011

MENTERI HUKUM DAN HAM
  REPUBLIK INDONESIA,

            ttd

    PATRIALIS AKBAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 49


Salinan sesuai dengan aslinya
  Plt. KEPALA BIRO HUKUM




   ZUDAN ARIF FAKRULLOH
       Pembina (IV/a)
NIP. 19690824 199903 1 001

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanPenataan Ruang
 
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docPerda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docYulius Swardana
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 M Ungang
 
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalPermensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005
Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005
Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005Ricky Handaya
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaRencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaPenataan Ruang
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BaliRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BaliPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Penataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten SidoarjoRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten SidoarjoPenataan Ruang
 
Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)
Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)
Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)Agaton Kenshanahan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADRencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADPenataan Ruang
 

Was ist angesagt? (19)

Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi SelatanRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan
 
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.docPerda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
Perda RTRW Kabupaten Tanggamus.doc
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011
 
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journalPermensos no. 20 tahun 2012 idn journal
Permensos no. 20 tahun 2012 idn journal
 
Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005
Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005
Andal bali-nomor-468 a-04-a-hk-2005
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
 
Kebijakan penanggulangan napza
Kebijakan penanggulangan napzaKebijakan penanggulangan napza
Kebijakan penanggulangan napza
 
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau PapuaRencana Tata Ruang Pulau Papua
Rencana Tata Ruang Pulau Papua
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi BaliRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi GorontaloRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo
 
Perpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat
Perpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obatPerpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat
Perpres ri no.76 thn.2012 ttg pelaksanaan paten oleh pemerintah terhadap obat
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten SidoarjoRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo
 
Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)
Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)
Pergub DKI Jakarta No 33 Tahun 2020 (1)
 
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
Permenkes No.46 Thn.2012 ttg Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis b...
 
Uu 08 2002
Uu 08 2002Uu 08 2002
Uu 08 2002
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NADRencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banda Aceh, NAD
 

Ähnlich wie PEDOMAN KTR

Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008
Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008
Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008bemfh
 
Kabupaten Kulonprogo 2014
Kabupaten Kulonprogo 2014Kabupaten Kulonprogo 2014
Kabupaten Kulonprogo 2014Alfa Simbawa
 
ppt perda KTR new.ppt
ppt perda KTR new.pptppt perda KTR new.ppt
ppt perda KTR new.pptputri241500
 
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSOPERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPemdes Wonoyoso
 
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPemdes Wonoyoso
 
SK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docx
SK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docxSK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docx
SK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docxBagasTorinSubiyantor
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...Era Wibowo
 
PAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptx
PAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptxPAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptx
PAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptxwilda540827
 
Perbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdf
Perbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdfPerbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdf
Perbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdfHerlita5
 
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan PelabuhanPermenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan PelabuhanDitjen P2P
 
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatanPP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatanHarida Wirawati
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan PersampahanJoy Irman
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanDickdick Maulana
 
Pengaman rokok bagi kesehatan
Pengaman rokok bagi kesehatanPengaman rokok bagi kesehatan
Pengaman rokok bagi kesehatanrahasst
 
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebola
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebolaKmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebola
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebolabagas25
 
Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3
Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3
Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3helmut simamora
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianUFDK
 

Ähnlich wie PEDOMAN KTR (20)

Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008
Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008
Peraturan daerah kota surabaya nomor 5 tahun 2008
 
Kabupaten Kulonprogo 2014
Kabupaten Kulonprogo 2014Kabupaten Kulonprogo 2014
Kabupaten Kulonprogo 2014
 
ppt perda KTR new.ppt
ppt perda KTR new.pptppt perda KTR new.ppt
ppt perda KTR new.ppt
 
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSOPERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA  ROKOK  DESA WONOYOSO
PERATURAN DESA WONOYOSO TENTANG KAWAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
 
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSOPERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
PERDES KAWASAN TANPA ROKOK DESA WONOYOSO
 
SK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docx
SK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docxSK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docx
SK LARANGAN MEROKOK DI SEKOLAH-2022.docx
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA...
 
PAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptx
PAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptxPAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptx
PAPARAN-DIR- KEMENDAGRI.pptx
 
Perbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdf
Perbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdfPerbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdf
Perbup 5 tahun 2015 ttg KTR.pdf
 
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan PelabuhanPermenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Permenkes 2348 Tahun 2011 Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
 
KTR 2022.pptx
KTR 2022.pptxKTR 2022.pptx
KTR 2022.pptx
 
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatanPP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
PP no. 19 th 2003 ttg pengamanan rokok bagi kesehatan
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan PersampahanPeraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 33 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Persampahan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatanPp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
Pp no. 19_th_2003_ttg_pengamanan_rokok_bagi_kesehatan
 
Pengaman rokok bagi kesehatan
Pengaman rokok bagi kesehatanPengaman rokok bagi kesehatan
Pengaman rokok bagi kesehatan
 
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebola
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebolaKmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebola
Kmk no. 405 ttg penanggulangan wabah penyakit virus ebola
 
Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3
Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3
Pp no.74 th 2001 pengelolaan b3
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 

PEDOMAN KTR

  • 1. SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI s NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011 NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa asap rokok terbukti dapat membahayakan kesehatan individu, masyarakat, dan lingkungan, sehingga perlu dilakukan tindakan perlindungan terhadap paparan asap rokok; b. bahwa dalam rangka melindungi individu, masyarakat, dan lingkungan terhadap paparan asap rokok, pemerintah daerah perlu menetapkan Kawasan Tanpa Rokok; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, pelu menetapkan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
  • 2. 2 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3853); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3971); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK. BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kesatu Pengertian Pasal 1 Dalam Peraturan Bersama ini yang dimaksud dengan: 1 Kawasan Tanpa Rokok, yang selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. 2 Tempat Khusus Untuk Merokok adalah ruangan yang diperuntukkan khusus untuk kegiatan merokok yang berada di dalam KTR. 3 Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
  • 3. 3 dibakar, dihisap, dan/atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan. 4 Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok. 5 Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat 6 Tempat proses belajar mengajar adalah gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar, mengajar, pendidikan dan/atau pelatihan. 7 Tempat anak bermain adalah area tertutup maupun terbuka yang digunakan untuk kegiatan bermain anak-anak. 8 Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadah keluarga. 9 Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat, air, dan udara biasanya dengan kompensasi. 10 Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. 11 Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapat diakses oleh masyarakat umum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat. 12 Tempat lainnya yang ditetapkan adalah tempat terbuka yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat. Bagian Kedua
  • 4. 4 Tujuan Pasal 2 Pengaturan pelaksanaan KTR bertujuan untuk: a memberikan acuan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan KTR; b memberikan pelindungan yang efektif dari bahaya asap rokok; c memberikan ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat; dan d melindungi kesehatan masyarakat secara umum dari dampak buruk merokok baik langsung maupun tidak langsung. BAB II RUANG LINGKUP KTR Pasal 3 (1 KTR meliputi: a fasilitas pelayanan kesehatan; b tempat proses belajar mengajar; c tempat anak bermain; d tempat ibadah; e angkutan umum; f tempat kerja; g tempat umum; dan h tempat lainnya yang ditetapkan. (2 Pimpinan atau penanggung jawab tempat-tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib menetapkan dan menerapkan KTR. Pasal 4 KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e dilarang menyediakan tempat khusus untuk merokok dan merupakan KTR yang bebas dari asap rokok hingga batas terluar.
  • 5. 5 Pasal 5 (1 KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf f dan huruf g dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok. (2 Tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan: a merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik: b terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain yang digunakan untuk beraktivitas; c jauh dari pintu masuk dan keluar; dan d jauh dari tempat orang berlalu-lalang. Pasal 6 (1 Ketentuan lebih lanjut mengenai KTR di provinsi dan kabupaten/kota diatur dengan peraturan daerah provinsi dan peraturan daerah kabupaten/kota. (2 Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat: a pengaturan tentang KTR; b peran serta masyarakat; c pembentukan satuan tugas penegak KTR; d larangan dan kewajiban; dan e sanksi. (3 Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e dikenakan sanksi kepada: a orang perorangan berupa sanksi tindak pidana ringan; dan b badan hukum atau badan usaha dikenakan sanksi administratif dan/atau denda. BAB III TUGAS Pasal 7
  • 6. 6 (1 Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan bertugas untuk: a memberikan penyuluhan dan pengetahuan mengenai bahaya merokok bagi perokok dan perokok pasif; b menyediakan konseling berhenti merokok; c memberikan informasi dan edukasi, dan pengembangan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat; dan d memberikan bimbingan teknis bagi penyediaan tempat khusus untuk merokok. (2 Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa bertugas untuk: a mendorong pemerintah daerah menetapkan dan melaksanakan KTR di wilayahnya masing-masing; b memfasilitasi pemerintah daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan Peraturan Daerah provinsi dan kabupaten/kota tentang KTR; dan c memberdayakan masyarakat dalam melaksanakan KTR. BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 (1 Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan umum dan Menteri Kesehatan melakukan pembinaan dan pengawasan teknis terhadap pelaksanaan KTR. (2 Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan KTR di kabupaten/kota. (3 Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan KTR di desa/kelurahan. (4 Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), bupati/walikota dapat melimpahkan kepada camat. (5 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
  • 7. 7 ayat (2), dan ayat (3) dilakukan melalui: a sosialisasi dan koordinasi; b pemberian pedoman; c konsultasi; d monitoring dan evaluasi; dan/atau e pemberian penghargaan. Pasal 9 Biaya pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi, kabupaten/kota. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Bersama Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bersama Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Januari 2011 MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI KESEHATAN, ttd ttd GAMAWAN FAUZI ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH
  • 8. 8 Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 Pebruari 2011 MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, ttd PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 49 Salinan sesuai dengan aslinya Plt. KEPALA BIRO HUKUM ZUDAN ARIF FAKRULLOH Pembina (IV/a) NIP. 19690824 199903 1 001