2. Sejarah
Tarung Derajat lahir di Bandung 18 Juli 1972
peciptanya seorang putra bangsa yaitu Guru
Haji Achmad Dradjat yang memiliki julukan Aa
Boxer. Nama panggilan Aa Boxer diterapkan
dan melekat setelah dirinya mampu dan
berhasil menggunakan dan menerapkannya
dalam Seni Pembelaan Diri karya ciptanya
didalam berbagai bentuk perkelahian
Dimana butuh dan harus BERKELAHI atau
BERTARUNG dalam rangka BERJUANG untuk
mempertahankan kelangsungan
hidup, menegakan kehormatan dan membela
kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari
selaras dengan kodrat hidupnya.
3. Sang
Guru Tarung Derajat dilahirkan di
Garut 18 Juli 1951 dari pasangan Bapak
dan Ibu H.Adang Latif dan Hj.Mintarsih
4.
Sejalan dan seiring dengan nilai-nilai riwayat
Perjalanan & Perjuangan hidup yang
dilakukan Sang Guru Achmad Dradjat Aa
Boxer dalam menciptakan dan melahirkan
Ilmu Bela Diri secara Alami, Mandiri, dan
Tersendiri serta kejadian-kejadian hidup yang
terjadi selalu dinikmati dengan totalitas
berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
dengan tindakan-tindakan yang Realistis dan
Rasional
Dari hasil perjuangan hidup PRIBADI seperti
itu, mencuat sebuah nama untuk diterapkan
pada Seni Ilmu Olah Raga Bela Diri Karya
Ciptanya, yaitu : "TARUNG DERAJAT." (Tarung,
Bertarung adalah Berjuang dan Derajat
adalah Harkat martabat kemanusiaan)
5. Tarung Derajat
Tarung
Derajat merupakan seni bela diri
full body contact yang praktis dan efektif
berasal dari Indonesia, diciptakan oleh
Achmad Dradjat.
Motto: "Aku Ramah Bukan Berarti Takut,
Aku Tunduk Bukan Berarti Takluk“
"BOX!" adalah salam persaudaraan
diantara anggota
Tarung Derajat.
6. Tarung
Derajat menekankan pada
agresivitas serangan dalam memukul dan
menendang.
Namun, tidak terbatas pada teknik itu
saja, bantingan, kuncian, dan sapuan
kaki juga termasuk dalam metode
pelatihannya.
Tarung
Derajat dijuluki sebagai
"BOXER". Praktisi Tarung Derajat
disebut "Petarung".
7. Pada
tahun 1998, Tarung Derajat resmi
menjadi anggota KONI. Sejak itu, Tarung
Derajat memiliki tempat di Pekan
Olahraga Nasional, sebuah kompetisi
multi-olahraga nasional diselenggarakan
setiap 4 (empat) tahun.
8.
Sebagai sebuah ilmu olahraga seni bela diri yang
memanfaatkan senyawa daya gerak otot, otak
serta nurani secara realistis dan rasional.
Terutama dalam proses pendidikan dan
pelatihan, seluruh pergerakan anggota tubuh
beserta bagian-bagian penting lainnya seperti
kaki, tangan, kepala dsb dilakukan dalam
rangka menguasai dan menerapkan lima unsur
daya gerak yaitu : Kekuatan, Kecepatan,
Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan.
Lima unsur itu melekat secara agresif dan dinamis
dalam gerakan-gerakan pukulan, tendangan,
bantingan, kuncian, serta teknik- teknik dan
strategi bertahan-menyerang lainnya yang
praktis dan efektif suatu pembelaan diri.