Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi sistem dispersi, perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi, pengelompokan sistem koloid berdasarkan zat terdispersi dan medium pendispersinya, serta sifat-sifat dan cara pembuatan koloid."
4. Sistem Dispersi
Dispersi adalah penyebaran yang
merata dari dua buah fasa. Kedua fasa
tersebut adalah :
Fasa zat yang didispersikan (zat terlarut),
dikenal juga dengan istilah fasa terdispersi
atau fasa dalam
Fasa pendispersi (zat pelarut), dikenal
juga dengan istilah medium pendispersi
atau fasa luar 4
6. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk campuran
Kestabilan
Pengamatan
mikroskop
Jumlah fasa
Sistem dispersi
Penyaringan
Ukuran partikel
6
7. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Bentuk campuran
Larutan Koloid Suspensi
Homogen Tampak homogen Heterogen
7
8. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Kestabilan
Larutan Suspensi
Stabil Tidak Stabil
Koloid
Stabil
8
10. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Jumlah fasa
Larutan Suspensi
Satu fasa Dua fasa
Koloid
Dua fasa
10
11. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Sistem dispersi
Larutan Suspensi
Molekuler Padatan kasar
Koloid
Padatan halus
11
12. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Penyaringan
Larutan Suspensi
Tidak dapat disaring Dapat disaring
Koloid
Tidak dapat disaring dengan
kertas saring biasa,
kecuali dengan kertas saring ultra 12
13. Perbedaan
Larutan, koloid dan suspensi
Ukuran partikel
Larutan Suspensi
< 10-7 cm atau > 10-5 cm atau
< 1 nm > 100 nm
Koloid
10-7 cm s.d. 10-5 cm atau
1 nm s.d. 100 nm 13
14. Larutan, koloid dan suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk
Homogen Tampak homogen Heterogen
campuran
Kestabilan Stabil Stabil Tidak stabil
Pengamatan
Homogen Heterogen Heterogen
mikroskop
Jumlah fasa Satu fasa Dua fasa Dua fasa
Padatan
Sistem dispersi Molekuler Padatan halus
kasar
Tidak dapat disaring
Tidak dapat dengan kertas saring Dapat
Penyaringan
disaring biasa, kecuali dengan disaring
kertas saring ultra
< 10-7 cm 10-7 cm s.d. 10-5 cm > 10-5 cm
Ukuran partikel 14
(< 1 nm) (1 nm s.d. 100 nm) (> 100 nm)
16. Pengelompokan sistem koloid
Terdispersi
Padat Cair Gas
Medium
Padat Emulsi Busa
Sol Padat
Padat Padat
Cair Emulsi
Sol Cair Buih
Cair
Gas Aerosol Aerosol Larutan
Padat Cair Sejati
Kombinasi antara zat terdispersi gas dan
medium pendispersi gas, selalu dan pasti akan
membentuk larutan sejati, bukan koloid. 16
17. Sol padat (padat-padat)
Sistem koloid ini terbentuk dari fasa
terdispersi berupa padatan dan fasa
pendispersinya berupa padatan.
17
18. Emulsi Padat (cair-padat)
Sistem koloid ini
terbentuk dari fasa
terdispersi berupa cairan
dan fasa pendispersinya
berupa padatan.
18
19. Busa padat (gas-padat)
Sistem koloid
ini terbentuk
dari fasa
terdispersi
berupa gas
dan fasa
pendispersinya
berupa
padatan.
19
20. Sol (padat-cair)
Sistem koloid ini
terbentuk dari fasa
terdispersi berupa
padatan dan fasa
pendispersinya berupa
cairan.
20
26. Gerak Brown
Gerak Brown adalah
gerak acak atau gerak
zig zag dari partikel
koloid. Gerakan ini
merupakan gerakan
tidak beraturan. Terjadi
karena adanya
tumbukan antara
partikel medium
pendispersi dan partikel
zat terdispersi
26
27. Efek tyndall adalah efek
penghamburan cahaya
oleh partikel koloid
Efek Tyndall 27
31. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan
partikel koloid karena rusaknya
stabilitas sistem
Penyebab koagulasi :
• pemanasan atau pendinginan
• penambahan elektrolit
• penggabungan koloid yang berbeda muatan
• proses elektroforesis
31
33. Koloid liofil dan liofob
• Koloid liofil adalah koloid yang di
dalamnya terdapat gaya tarik
menarik cukup kuat antara zat
terdispersi dengan mediumnya
• Conton : agar – agar, sol kanji
33
34. Koloid liofil dan liofob
• Koloid liofob adalah koloid yang di
dalamnya terdapat gaya tarik
menarik lemah antara zat
terdispersi dengan mediumnya
• Contoh : susu, sol belerang, sol
Fe(OH)3
34
35. Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan partikel koloid
dari ion-ion yang teradsorpsi.
K o lo id
M e m b ra n
s e m ip e rm e a b e l
F a s a p e n d is p e rs i 35
37. Dua cara pembuatan koloid
Larutan
Koloid
Dispersi
Kondensasi
Suspensi 37
38. Cara kondensasi
• Reaksi redoks
– Pembuatan sol belerang
2H2S (g) + SO2 (aq) → 3S (s) + 2H2O (l)
– Pembuatan sol emas
AuCl3 (aq) + 3FeSO4 (aq) → Au (s) + Fe2(SO4)3
(aq) + FeCl3 (aq)
• Reaksi hidrolisis
– Pembuatan sol Al(OH)3
AlCl3 (aq) + 3H2O (l) → Al(OH)3 (s) + 3HCl (aq)
– Pembuatan sol Fe(OH)3 38
FeCl (aq) + 3H O (l) → Fe(OH) (s) + 3HCl (aq)
39. Cara kondensasi
• Reaksi penggaraman
– AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) +
NaNO3 (aq)
– Na2SO4 (aq) + Ba(NO3)2 (aq) → BaSO4 (s)
+ 2NaNO3 (aq)
• Proses penjenuhan larutan
– Ke dalam larutan jenuh kalium asetat
dalam air ditambahkan alkohol, maka
akan terbentuk koloid berupa gel 39
40. Cara dispersi
• Cara mekanik
– Koloid dibuat dengan cara
penggerusan partikel yang akan
dibuat koloid
• Busur bredig
– Digunakan untuk pembuatan sol
logam
40
41. Cara dispersi
• Peptisasi
– Endapan diubah menjadi partikel koloid
dengan bantuan zat pempeptisasi (zat
pemecah)
• Homogenisasi
– Mirip dengan cara mekanik, pada
homogenesasi elmulsi yang terbentuk
dimasukkan ke dalam alat homogenizer.
41