SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 3
EFEKTIVITAS POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti
Valenciennes, 1842) DENGAN KEJUT TEMPERATUR DINGIN 40C PADA
UMUR ZIGOT DAN DURASI KEJUT BERBEDA
1,2

1

1

Syawalina Fitria , Yulia Sistina , Isdy Sulistyo
1. S2 Biologi, Pascasarjana Unsoed, Po Box 125 Purwokerto
2. SMK NEGERI 1 KARANG BARU
syawalina.albar@gmail.com

Abstrak

Ikan nilem (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) merupakan komoditas perikanan
air tawar asli Indonesia yang produktivitas per tahunnya masih sangat rendah (Subagja et al.,
2006). Bioteknologi perikanan melalui manipulasi kromosom dengan poliploidisasi
diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ikan nilem. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas dari poliploidisasi, yakni triploidisasi dan tetraploidisasi ikan nilem
menggunakan kejut temperatur dingin 40C. Variabel utama adalah persentase fertilitas,
penetasan telur, kelangsungan hidup dan abnormalitas benih ikan nilem, serta kualitas air
sebagai variabel pendukungnya. Penelitian dilakukan dengan tujuh perlakuan dan empat
ulangan. Telur dan milt encer segar difertilisasi, pada 5, 20 atau 25 menit setelah fertilisasi
dikejut temperatur dingin 40C selama 20 atau 30 menit. Tiga jam setelah fertilisasi dihitung
persentase fertilitas, persentase penetasan dihitung 24 jam setelah fertilisasi. Abnormalitas,
kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik dan penentuan tigkat ploidi dengan
pengukuran dimensi sel darah merah dihitung pada benih ikan nilem umur 60 hari. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa fertilitas, abnormalitas, kelangsungan hidup dan dimensi sel
darah merah benih ikan nilem berbeda sangat nyata (P<0,01) antar perlakuan, sedangkan
penetasan telur dan laju pertumbuhan spesifiknya tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil uji
lanjut membuktikan bahwa perlakuan umur zigot 5 atau 20 menit pasca fertilisasi dan durasi
kejut 30 menit memberikan hasil yang secara nyata paling baik dibandingkan perlakuan lain.
Lama kejut nampak efektif dari penelitian ini. Dengan demikian, kejut temperatur dingin 40C
pada poliploidisasi ikan nilem ini siap diterapkan pada bidang akuakultur.
Kata kunci : triploidisasi, tetraploidisasi, ikan nilem, kejut dingin
Pendahuluan

Poliploidisasi adalah suatu metode manipulasi kromosom untuk menghasilkan ikan
dengan jumlah kromosom yang lebih banyak dari jumlah kromosom normal atau diploid
(2n), yaitu triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n) dan seterusnya (Purdom, 1983).
Poliploidisasi secara alami umumnya banyak terjadi pada tumbuhan, sedangkan pada hewan
poliploidi sangat jarang terjadi kecuali pada ikan dan katak (Kadi, 2007). Rottman et al.
(1991) menyatakan bahwa poliploidisasi secara alami terjadi akibat pencemaran perairan,
radisasi sinar ultraviolet ataupun akibat pengaruh hormon berlebihan, sehingga menyebabkan
kasus nondisjungsi pada kromosom. Nondisjungsi adalah kondisi dimana pasangan
kromosom yang homolog tidak bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya pada waktu
fase pembelahan meiosis I atau dimana sister chromatid gagal berpisah selama fase meiosis
II (Campbell et al., 2000). Thorgaard (1983), menyatakan poliploidisasi secara buatan dapat
dilakukan dengan memberi perlakuan kejut temperatur, pemberian bahan kimia maupun
pemberian tekanan hidrostatik sesaat setelah fertilisasi telur guna mencegah peloncatan polar
body II saat meiosis II (triploidisasi) ataupun pembelahan sel pertama (mitosis I) pada telur
terfertilisasi (tetraploidisasi). Keunggulan poliploidisasi adalah dapat digunakan sebagai salah
satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas genetik ikan guna menghasilkan
benih-benih ikan yang mempunyai kemampuan pertumbuhan cepat, toleransi tinggi terhadap
lingkungan dan resisten terhadap penyakit (Purdom, 1983).

Gambar 1. Ilustrasi kejadian triploidisasi dan tetraploidisasi ikan (Reddy, 1999).
Ikan nilem (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) merupakan komoditas perikanan
air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai potensial untuk dibudidayakan karena memiliki
keunggulan, diantaranya adalah teknik budidaya yang relatif mudah, memiliki citarasa daging
yang sangat lezat sehingga sering digunakan sebagai bahan pembuat saus dan telurnya juga
sering diekspor ke luar negeri sebagai pengganti kaviar (Subagja et al., 2006). Selain itu, ikan
yang banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat (Mulyasari, 2010) ini mampu berperan
aktif dalam mencegah atau mengatasi blooming plankton yang terjadi pada suatu perairan
(Syandri, 2004) serta berperan bagi kesehatan manusia karena mampu mengangkat sel kulit
mati manusia dengan cara memakan sel-sel kulit yang telah mati tersebut (Tjakrawidjaja,
2010). Akan tetapi, budidayanya yang masih banyak dilakukan secara tradisional
menyebabkan produksi ikan nilem per tahunnya masih sangat rendah (Subagja et al., 2006).
Penerapan bioteknologi perikanan dalam manajemen pembenihan ikan melalui poliploidisasi
dengan kejut temperatur dingin telah terbukti menghasilkan benih ikan poliploid dengan laju
pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang tinggi (Hammed et al., 2010; Venkatachalam et
al., 2012). Oleh karena itu, teknik manipulasi kromosom melalui poliploidisasi dengan kejut
temperatur dingin 40C diharapkan juga dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam
meningkatkan produktivitas ikan nilem, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Fisiologi Hewan, Fakultas Biologi Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto pada bulan September 2012 sampai Maret 2013. Materi
penelitian terdiri atas bahan dan alat penelitian. Bahan-bahan penelitian adalah telur segar
dan milt segar yang diperoleh dari induk ikan nilem jantan dan betina matang gonad, GnRH
analog-anti dopamin domperidon (Ovaprim, Syndel Vancouver-Canada), larutan ringer
(NaCl 6,50 g, KCl 0,14 g, CaCl2 0,12 g, NaCHO3 0,20 g, NaH2PO4 0,01 g, akuades 1 L),
pewarna Giemza (Hematologie, Diagnostica MERCK), methanol absolute MERCK,
methylene blue, kuning telur burung puyuh, cacing sutra, pelet (PF-1000, PT. Matahari Sakti)
, sabun cuci piring Sunlight, dan daun bayam.
Alat-alat penelitian adalah pompa aerasi akuarium (SONIC P-125), selang dan batu
aerasi, pengatur katup udara aerasi, water chiller (Nema Type 4X), akuarium, water heater
RH-9000, baskom plastik, bak plastik, cawan petri, sendok plastik (spatula), pipet tetes, spuit,
tisu, kain lap, seser, termometer alkohol, kertas lakmus, timbangan digital (CHQ-Pocket
Scale), mikroskop cahaya Olympus CH-20, micrometer Olympus OB-M 1/100, gunting
bedah, kaca preparat dan cover glass (gelas penutup), milimeter blok atau penggaris, alat
tulis, kamera digital SONY, jam dan stopwatch.
Penelitian dilakukan secara ekperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tujuh (7) perlakuan dan empat (4) ulangan, yaitu :
P1 : 5 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 menit (triploid)
P2 : 5 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 30 menit (triploid)
P3 : 20 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 menit (tetraploid)
P4 : 20 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 30 menit (tetraploid)
P5 : 25 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 menit (tetraploid)
P6 : 25 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 30 menit (tetraploid)
P7 : fertilisasi tanpa kejut temperatur dingin (kontrol)

ada

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Kejut Dingin

Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxAnnisaMurdiani
 
Triploidisasi
TriploidisasiTriploidisasi
TriploidisasiIgna nada
 
poliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxpoliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxRusdiMachrizal1
 
terjemahan
terjemahanterjemahan
terjemahanSantyNW
 
Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo Subagja
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMarkus T Lasut
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...Repository Ipb
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanWarta Wirausaha
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...Repository Ipb
 
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptxBenih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptxssuser217dab
 
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...Repository Ipb
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnalkumala11
 
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJABudidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJAAri Panggih Nugroho
 
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptxProduksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptxmimingperdana
 
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAEPENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAERepository Ipb
 
Jurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikJurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikKuiin Susanti
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirSabarudin saba
 

Ähnlich wie POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Kejut Dingin (20)

Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
Identifikasi keberadaan nervous necrosis virus dan iridovirus pada budidaya i...
 
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptxReview Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
Review Jurnal Ikan Hias Guppy.pptx
 
Triploidisasi
TriploidisasiTriploidisasi
Triploidisasi
 
Hasil benih tiram
Hasil benih tiramHasil benih tiram
Hasil benih tiram
 
poliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptxpoliploidisasi ikan mas.pptx
poliploidisasi ikan mas.pptx
 
terjemahan
terjemahanterjemahan
terjemahan
 
Jojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasiJojo subagja semah domestikasi
Jojo subagja semah domestikasi
 
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekotonMt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
Mt lasut 2002-diazinon-seaurchin-ekoton
 
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
EVALUASI PENEBARAN UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI WADUK DARMA, JA...
 
Pedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikanPedoman informasi pakan ikan
Pedoman informasi pakan ikan
 
3 rofiq1
3 rofiq13 rofiq1
3 rofiq1
 
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
RESISTENSI TERHADAP STRES DAN RESPONS IMUNITAS IKAN GURAMI (Osphronemus goura...
 
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptxBenih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
Benih sebar dan benih bina ikan budidaya.pptx
 
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
DERAJAT INFESTASI EKTOPARASIT HIRUDINEA Piscicola sp PADA IKAN KERAPU MACAN E...
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJABudidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
Budidaya ikan kerapu macan (epinephelus fuscoguttatus) metode KJA
 
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptxProduksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
Produksi_Protein_Sel_Tunggal.pptx
 
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAEPENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
PENDAYAGUNAAN ROTIFERA YANG DIBERI PAKAN ALAMI BERBAGAI JENIS MIKROALGAE
 
Jurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknikJurnal pewarnaan mikroteknik
Jurnal pewarnaan mikroteknik
 
Jurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas AirJurnal Manajemen Kualitas Air
Jurnal Manajemen Kualitas Air
 

Kürzlich hochgeladen

Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 

POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) dengan Kejut Dingin

  • 1. EFEKTIVITAS POLIPLOIDISASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) DENGAN KEJUT TEMPERATUR DINGIN 40C PADA UMUR ZIGOT DAN DURASI KEJUT BERBEDA 1,2 1 1 Syawalina Fitria , Yulia Sistina , Isdy Sulistyo 1. S2 Biologi, Pascasarjana Unsoed, Po Box 125 Purwokerto 2. SMK NEGERI 1 KARANG BARU syawalina.albar@gmail.com Abstrak Ikan nilem (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) merupakan komoditas perikanan air tawar asli Indonesia yang produktivitas per tahunnya masih sangat rendah (Subagja et al., 2006). Bioteknologi perikanan melalui manipulasi kromosom dengan poliploidisasi diharapkan mampu meningkatkan produktivitas ikan nilem. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari poliploidisasi, yakni triploidisasi dan tetraploidisasi ikan nilem menggunakan kejut temperatur dingin 40C. Variabel utama adalah persentase fertilitas, penetasan telur, kelangsungan hidup dan abnormalitas benih ikan nilem, serta kualitas air sebagai variabel pendukungnya. Penelitian dilakukan dengan tujuh perlakuan dan empat ulangan. Telur dan milt encer segar difertilisasi, pada 5, 20 atau 25 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 atau 30 menit. Tiga jam setelah fertilisasi dihitung persentase fertilitas, persentase penetasan dihitung 24 jam setelah fertilisasi. Abnormalitas, kelangsungan hidup, laju pertumbuhan spesifik dan penentuan tigkat ploidi dengan pengukuran dimensi sel darah merah dihitung pada benih ikan nilem umur 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fertilitas, abnormalitas, kelangsungan hidup dan dimensi sel darah merah benih ikan nilem berbeda sangat nyata (P<0,01) antar perlakuan, sedangkan penetasan telur dan laju pertumbuhan spesifiknya tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil uji lanjut membuktikan bahwa perlakuan umur zigot 5 atau 20 menit pasca fertilisasi dan durasi kejut 30 menit memberikan hasil yang secara nyata paling baik dibandingkan perlakuan lain. Lama kejut nampak efektif dari penelitian ini. Dengan demikian, kejut temperatur dingin 40C pada poliploidisasi ikan nilem ini siap diterapkan pada bidang akuakultur. Kata kunci : triploidisasi, tetraploidisasi, ikan nilem, kejut dingin Pendahuluan Poliploidisasi adalah suatu metode manipulasi kromosom untuk menghasilkan ikan dengan jumlah kromosom yang lebih banyak dari jumlah kromosom normal atau diploid (2n), yaitu triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n) dan seterusnya (Purdom, 1983). Poliploidisasi secara alami umumnya banyak terjadi pada tumbuhan, sedangkan pada hewan poliploidi sangat jarang terjadi kecuali pada ikan dan katak (Kadi, 2007). Rottman et al. (1991) menyatakan bahwa poliploidisasi secara alami terjadi akibat pencemaran perairan, radisasi sinar ultraviolet ataupun akibat pengaruh hormon berlebihan, sehingga menyebabkan kasus nondisjungsi pada kromosom. Nondisjungsi adalah kondisi dimana pasangan kromosom yang homolog tidak bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya pada waktu fase pembelahan meiosis I atau dimana sister chromatid gagal berpisah selama fase meiosis II (Campbell et al., 2000). Thorgaard (1983), menyatakan poliploidisasi secara buatan dapat dilakukan dengan memberi perlakuan kejut temperatur, pemberian bahan kimia maupun pemberian tekanan hidrostatik sesaat setelah fertilisasi telur guna mencegah peloncatan polar body II saat meiosis II (triploidisasi) ataupun pembelahan sel pertama (mitosis I) pada telur terfertilisasi (tetraploidisasi). Keunggulan poliploidisasi adalah dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas genetik ikan guna menghasilkan
  • 2. benih-benih ikan yang mempunyai kemampuan pertumbuhan cepat, toleransi tinggi terhadap lingkungan dan resisten terhadap penyakit (Purdom, 1983). Gambar 1. Ilustrasi kejadian triploidisasi dan tetraploidisasi ikan (Reddy, 1999). Ikan nilem (Osteochilus hasselti Valenciennes, 1842) merupakan komoditas perikanan air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai potensial untuk dibudidayakan karena memiliki keunggulan, diantaranya adalah teknik budidaya yang relatif mudah, memiliki citarasa daging yang sangat lezat sehingga sering digunakan sebagai bahan pembuat saus dan telurnya juga sering diekspor ke luar negeri sebagai pengganti kaviar (Subagja et al., 2006). Selain itu, ikan yang banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat (Mulyasari, 2010) ini mampu berperan aktif dalam mencegah atau mengatasi blooming plankton yang terjadi pada suatu perairan (Syandri, 2004) serta berperan bagi kesehatan manusia karena mampu mengangkat sel kulit mati manusia dengan cara memakan sel-sel kulit yang telah mati tersebut (Tjakrawidjaja, 2010). Akan tetapi, budidayanya yang masih banyak dilakukan secara tradisional menyebabkan produksi ikan nilem per tahunnya masih sangat rendah (Subagja et al., 2006). Penerapan bioteknologi perikanan dalam manajemen pembenihan ikan melalui poliploidisasi dengan kejut temperatur dingin telah terbukti menghasilkan benih ikan poliploid dengan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang tinggi (Hammed et al., 2010; Venkatachalam et al., 2012). Oleh karena itu, teknik manipulasi kromosom melalui poliploidisasi dengan kejut temperatur dingin 40C diharapkan juga dapat digunakan sebagai salah satu solusi dalam meningkatkan produktivitas ikan nilem, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Fisiologi Hewan, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto pada bulan September 2012 sampai Maret 2013. Materi penelitian terdiri atas bahan dan alat penelitian. Bahan-bahan penelitian adalah telur segar dan milt segar yang diperoleh dari induk ikan nilem jantan dan betina matang gonad, GnRH analog-anti dopamin domperidon (Ovaprim, Syndel Vancouver-Canada), larutan ringer (NaCl 6,50 g, KCl 0,14 g, CaCl2 0,12 g, NaCHO3 0,20 g, NaH2PO4 0,01 g, akuades 1 L), pewarna Giemza (Hematologie, Diagnostica MERCK), methanol absolute MERCK,
  • 3. methylene blue, kuning telur burung puyuh, cacing sutra, pelet (PF-1000, PT. Matahari Sakti) , sabun cuci piring Sunlight, dan daun bayam. Alat-alat penelitian adalah pompa aerasi akuarium (SONIC P-125), selang dan batu aerasi, pengatur katup udara aerasi, water chiller (Nema Type 4X), akuarium, water heater RH-9000, baskom plastik, bak plastik, cawan petri, sendok plastik (spatula), pipet tetes, spuit, tisu, kain lap, seser, termometer alkohol, kertas lakmus, timbangan digital (CHQ-Pocket Scale), mikroskop cahaya Olympus CH-20, micrometer Olympus OB-M 1/100, gunting bedah, kaca preparat dan cover glass (gelas penutup), milimeter blok atau penggaris, alat tulis, kamera digital SONY, jam dan stopwatch. Penelitian dilakukan secara ekperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tujuh (7) perlakuan dan empat (4) ulangan, yaitu : P1 : 5 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 menit (triploid) P2 : 5 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 30 menit (triploid) P3 : 20 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 menit (tetraploid) P4 : 20 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 30 menit (tetraploid) P5 : 25 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 20 menit (tetraploid) P6 : 25 menit setelah fertilisasi dikejut temperatur dingin 40C selama 30 menit (tetraploid) P7 : fertilisasi tanpa kejut temperatur dingin (kontrol) ada