1. PENANAMAN POHON
Sri Wilarso Budi R
Laboratorium Silvikultur
Fakultas Kehutanan IPB
E-mail: wilarso62@yahoo.com
2. PENANAMAN POHON
Pendahuluan
Kegiatan penanaman merupakan kegiatan inti dari budidaya hutan
yang mencakup areal yang luas, memerlukan biaya yang besar
sehingga diperlukan ketrampilan yang cukup.
Kegiatan penanaman meliputi :
Pemilihan Jenis,
Persiapan lapangan,
Pemasangan ajir,
Pembuatan lubang tanam,
Pengangkutan bibit,
Penanaman,
Pemeriksaan pekerjaan dan evaluasi penanaman.
3. PENANAMAN POHON
Pendahuluan
Tujuan Penanaman
Untuk penanaman rutin, penanaman pengayaan, reboisasi atau
penghijauan serta untuk tujuan konservasi serta Rehabilitasi lahan
bekas tambang.
Mendapatkan tegakan yang sehat serta memiliki persediaan
tanaman
yang cukup dimasa yang akan datang.
Tanaman yang sehat dapat dihasilkan dari bibit yang sehat pula.
Maka setiap unit penanaman dianjurkan untuk memilih bibit yang
siap ditanam di lapangan. Selain itu, cara penanaman bibit yang
benar perlu diperhatikan karena cara penanaman sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit di lapangan (Efrimarta,
2003).
4. PENANAMAN POHON
Pemilihan Jenis Pohon
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis pohon :
Tujuan dari penanamannya,
Kecocokan jenis dengan tempat tumbuhnya,
Ketersediaan bibit yang akan ditanam,
Teknik bididayanya telah dikuasai dan mempunyai nilai ekonomi
yang
tinggi setelah dipanen.
Kesesuaian jenis dengan tempat tumbuhnya memungkinkan Pohon
akan tumbuh secara optimal, sehingga dapat memberikan dampak
positif terhadap lingkungan, baik berkenaan dengan nila ekonomi,
perlindungan dan konservasi tanah maupun pengaturan tata air
( Ruslan, 1992).
5. PENANAMAN POHON
Kriteria Ketersediaan Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang dimaksud harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
Pohon yang akan ditanam, dapat menjamin ketersediaan bahan
baku
kayu yang diperlukan oleh industri perkayuan yang
didukungnya.
Persyaratan tempat tumbuhnya sesuai dengan kondisi tempat
tumbuh
pada lahan yang disediakan, yang perlu dipastikan
terutama apabila
jenis tanaman yang dimaksud bukan merupakan
jenis tanaman
setempat melainkan jenis tanaman dari luar.
Teknik budidayanya cukup diketahui dan dapat dengan mudah
dikuasai
untuk melaksanakan pembudidayaannya.
Bibit atau bahan tanamannya mudah disediakan .
Pohon dapat cepat tumbuh dan atau tinggi volume dan nilai
kayunya.
6. PENANAMAN POHON
Kesesuaian Jenis Tanaman dengan Lahan
Beberapa kriteria ke arah penyederhanaan jenis pohon terpilih, untuk
ditanam di tempat terbuka seperti padang alang-alang dan tanahtanah kritis, adalah sebagai berikut:
Mampu tumbuh di tempat terbuka di bawah sinar matahari penuh.
Mampu bersaing dengan alang-alang dan gulma lainnya. Jadi, dipilih
yang cepat tumbuh tingginya dan agresif .
Mudah bertunas lagi, bila terbakar atau dipangkas/ditebas.
Sesuai dengan keadaan tanah yang kurus dan miskin hara, serta tahan
kekeringan.
Biji atau sebagian vegetatif untuk pembiakannya, mudah diperoleh dan
mudah disimpan.
Khusus untuk penghijauan, ditambah lagi dengan syarat, harus
disenangi
oleh rakyat/masyarakat, sehingga merangsang mereka
untuk menanam
dan memeliharanya, karena bermanfaat.
7. PENANAMAN POHON
Penentuan Jarak Tanam
Faktor yang mempengaruhi penentuan jarak tanam :
Tingkat kesuburan tanah
Pada tanah yang subur, jarak tanam biasanya lebih besar jika di
bandingkan pada tanah yang kurang subur.
Tenis tanaman
Jenis tanaman yang berktajuk lebar di tanam dengan jarak yang
lebih besar di bandingkan dengan bertajuk kecil
Tingkat kemiringan lahan.
Sedangkan pada tanah dengan topografi berbukit miring, biasanya
jarak tanaman
lebih besar karena harus mengikuti arah garis
kontour.
Jarak tanam di lapangan pada awal penanaman diwujudkan dalam
bentuk pemancangan ajir. Ajir yang dipasang merupakan tempat
bahan tanaman yang akan ditanam. Pada umumnya jarak tanam yang
dipakai adalah 3 x 3 m, 3 x 5 m atau 4 x 5 m. Jarak tanam ini dibuat
dalam larikan yang teratur mengikuti ketinggian tempat.
8. PENANAMAN POHON
Penentuan Sistem Penanaman
1. Penanaman dengan pola monokultur
Penanaman satu jenis tanaman. Kelemahan monokultur yakni
memberi peluang beradanya hama dan penyakit yang tidak pernah
putus dan juga terjadinya ledakan hama karena persediaan makan
tercukupi.
2. Penanaman tumpang sari
Penanaman tanaman pokok dan diantara tanaman pokok juga
ditanam satu jenis tanaman lain.
Tanaman sela di tanam saat penanam tanaman pokok.
Umur tanaman sela harus lebih pendek dari tanaman pokok
9.
10.
11.
12.
13. PENANAMAN POHON
Evaluasi Kegiatan Penanaman
Evaluasi kegiatan penanaman dimaksudkan untuk mengetahui
keberhasilan
penanaman
dan
untuk
menentukan
kegiatan
penyulaman.
Keberhasilan tanaman di lapangan biasanya dilihat dari persentase
kematian/hidup tanaman.
Oleh karena itu, perlu adanya p enyulaman, yaitu kegiatan
penanaman kembali untuk mengganti tanaman pokok yang rusak atau
mati sehingga jumlah tanaman per hektar yang tumbuh sesuai
dengan standar yang telah ditentukan.
Jika persen jadi tanaman mencapai 100% pada areal tersebut tidak
perlu ada sulaman.
Pada 80% - 100% perlu ada sulaman ringan .
Antara 60% - 80% dilakukan sulaman intensif .
Di bawah 60% perlu dilakukan penanaman ulang.
14. PENANAMAN POHON
Pelaksanaan Kegiatan Penanaman
1. Perencanaan lapangan
Perencanaan lapangan bertujuan untuk menentukan areal yang akan ditanami ,
pembuatan batas-batas areal tanaman .
2. Pembersihan lahan
Kegiatan pembersihan lapangan meliputi pembersihan semak, perdu dan
pohon-pohon sisa.
Pada saat kegiatan pembersihan lahan dilakukan,
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat anggelan maupun ajir
dapat dikumpulkan. Pada daerah yang miring sisa-sisa tonggak dibiarkan
untuk menguatkan struktur tanah dan untuk mengendalikan erosi.
Patok Pemancanga Batas Lapangan
Pembersihan Lahan secara Manual
15. PENANAMAN POHON
Pelaksanaan Kegiatan Penanaman
3. Pengolahan Tanah
Metode pengolahan tanah : 1. Mekanis
2. Manual
Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu:
Gebrus I
Untuk membalikkan tanah, tanah dicangkul atau diganco sedalam 20 – 25 cm
supaya memudahkan pertukaran udara dan peresapan air. Tanah yang
beralang-alang dicangkul/diganco sedalam 30-35 cm supaya akarnya
terangkat dan dibuang, selanjutnya dapat dibakar secara terkendali.
Tonggak-tonggak dipotong-potong kemudian dibakar secara terkendali.
Gebrus II
Untuk menghaluskan tanah hingga siap untuk ditanami, tanah yang masih
bergumpal-gumpal digemburkan kembali sehingga tekstur tanahnya
menjadi lebih halus.
17. PENANAMAN POHON
Pelaksanaan Kegiatan Penanaman
4. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit dilakukan secara hati – hati agar tidak mengalami
kerusakan selama dalam perjalanan. Bibit yang telah diseleksi dimasukkan ke
dalam peti atau keranjang dengan disusun rapat sehingga tidak bergerak jika
dibawa atau ditumpuk. Bibit yang dibawa ke lapangan adalah bibit yang sehat
dan segar, dan dihindarkan dari panas matahari serta disimpan di tempat
teduh dan terlindung.
5. Penanaman
Tahapan pelaksanaan kegiatan penanaman meliputi :
a. Pengaturan arah larikan
b. Pemasangan ajir
c. Distribusi bibit
Dalam distribusi bibit terdapat hal–hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Bibit yang diangkut dengan dipikul, jangkauan maksimumnya sejauh 2 Km dari
tempat pengumpulan bibit di lapangan.
2) Jumlah bibit yang diangkut sesuai dengan jadwal penanaman serta kemampuan
19. PENANAMAN POHON
Pelaksanaan Kegiatan Penanaman
4. Pengangkutan Bibit
Pengangkutan bibit dilakukan secara hati – hati agar tidak mengalami
kerusakan selama dalam perjalanan. Bibit yang telah diseleksi dimasukkan ke
dalam peti atau keranjang dengan disusun rapat sehingga tidak bergerak jika
dibawa atau ditumpuk. Bibit yang dibawa ke lapangan adalah bibit yang sehat
dan segar, dan dihindarkan dari panas matahari serta disimpan di tempat
teduh dan terlindung. Penanaman di lapangan dilakukan pada saat musim
hujan, terutama saat hujan telah merata dan tanah sudah cukup lembab.
Waktu pelaksanaan dilakukan pada pagi hari terutama pada saat cuaca agak
mendung / berawan.
5. Penanaman
Tahapan pelaksanaan kegiatan penanaman meliputi :
a. Pengaturan arah larikan
b. Pemasangan ajir
c. Distribusi bibit
Dalam distribusi bibit terdapat hal–hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1) Bibit yang diangkut dengan dipikul, jangkauan maksimumnya sejauh 2 Km
dari
tempat pengumpulan bibit di lapangan.
2) Jumlah bibit yang diangkut sesuai dengan jadwal penanaman serta
20. PENANAMAN POHON
Pelaksanaan Kegiatan Penanaman
d. Pembuatan lubang tanam dan penanaman
Pembuatan lubang tanam dilakukan dekat ajir,
dengan ukuran lubang 30 x 30 x 30 Cm.
Karena bibit mengunakan polybag, maka
sebelum bibit ditanam kantong plastik dilepas
dengan cara dirobek yang medianya terlebih
dahulu dipadatkan dengan cara memeras atau
menekan polybag tersebut.
Bibit diletakan di tengah lubang secara
vertikal, terus ditimbun hati – hati dengan
tanah sekitar sampai batas leher. Dalam
menimbun upayakan topsoil dimasukkan ke
lubang terlebih dahulu. Kemudian tanah
sekitar bibit dipadatkan dengan jalan ditekan
secara hati – hati sampai terjadi kontak
antara perakaran dengan tanah.