4. Unsur- unsur kalimat:
subjek (S)
predikat (P)
objek (O)
pelengkap (Pel.)
keterangan (K).
Subjek (S)
Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh,
sosok (benda), suatu hal, atau suatu masalah
yang menjadi pokok pembicaraan.
-S diisi oleh jenis kata/ frase benda (nominal),klausa, atau frase verbal.
-Merupakan jawaban dengan atas kata tanya siapa atau apa kepada P
-S wajib ada dalam sebuah kalimat.
Contoh:
1.Dosen saya sedang marah. (kata benda)
2.Mahasiswa Antropologi sedang meneliti rumah adat Mentawai. (frase benda)
Predikat (P)
P memberitahu tindakan atau perbuatan S
- P dapat menyatakan sifat, situasi, status, ciri, jati diri S, atau jumlah sesuatu yang dimiliki S.
- P dapat berupa kata atau frase kata kerja (verba) dan bukan kata kerja
(sifat, benda, dan jumlah)
P Wajib ada dalam sebuah kalimat.
Contoh:
1. Paru-paru untuk bernafas. (kata/ verba)
2.Dosen sedang makan siang. (frase/ verba)
5. Objek (O)
Bagian kalimat yang melengkapi P,
- O selalu diisi oleh kata benda (nomina), frase benda, atau klausa,
- O terletak sesudah P yang berupa kata kerja transitif (kata kerja yang menuntut hadirnya O),
- Tidak wajib ada dalam sebuah kalimat, kecuali bila P-nya berupa verba transitif.
- O dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya dipasifkan.
-Dapat menjadi subjek kalimat pasif
Contoh:
1.Rini membeli buku. (perlu O)
2.Komputerku rusak (tidak perlu O)
Pelengkap (Komplemen) (Pel.)
Unsur kalimat yang melengkapi predikat dan tidak dikenai perbuatan subjek
-Melengkapi makna kata kerja (predikat): Dia meminjami saya novel baru.
-Tidak didahului preposisi
-Tidak dapat menjadi subjek dalam konstruksi pasifnya
Contoh:
a. Ketua MPR membacakan teks Pancasila. (Pancasila sebagai objek)
b. Perampok itu bersenjatakan bambu runcing (bambu runcing sebagai pelengkap)
6. Keterangan (K)
Unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam
kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan.
-Keterangan dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel.,
- Memiliki keleluasaan letak atau posisi (dapat di awal, akhir, atau menyisip antara subjek dan predikat)
Contoh:
1. Mahasiswa itu mengambilkan dosennya air minum dari kulkas.
2. Anak itu memukul anjing dengan kayu.
7. kata
Bagian-Bagian Kalimat frasa
klausa
Kata:
Satuan
bahasa
terkecil yang
dapat berdiri
sendiri.
Frase:
Gabungan
dua kata atau
lebih yang tidak
melebihi satu
batas fungsi.
Klausa:
Kelompok kata,
sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek
dan predikat dan
berpotensi menjadi
kalimat
8. Klasifikasi Kalimat
1) Berdasarkan jumlah klausa
kalimat tunggal
kalimat Majemuk
Kalimat campuran
2) Berdasarkan struktur internalnya
kalimat tak sempurna (tak lengkap/ minor)
Kalimat minor adalah kalimat yang tanpa subjek atau tanpa predikat. Hal tersebut biasa terjadi dalam wacana karena unsur yang
tidak muncul itu sudah diketaui pada kalimat sebelumnya.
Amir : Kamu tinggal di mana, Min?
Amin : Di kampung Melayu.
kalimat sempurna : Saya tinggal di kampung melayu
3) Berdasarkan fungsi
kalimat deklaratif (berita)
kalimat interogatif (tanya)
kalimat imperatif (perintah)
kalimat eksklamatif (seru)
4) Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi
kalimat negatif : Mereka tidak membaca buku
kalimat afirmatif : Mereka membaca buku.
5) Berdasarkan subjeknya
kalimat pasif : kalimat yang subjeknya mendapat/dikenai suatu tindakan yang berupa predikat oleh objek
Kalimat aktif : kalimat yang subjek (S) berperan sebagai pelaku yang secara aktif melakukan suatu tindakan
10. kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki
satu gagasan, peristiwa, kejadiaan saja di dalamnya.
Dengan kata lain, kalimat tunggal hanya terdiri dari satu struktur
penyusun kalimat yang minimal hanya terdiri dari Subjek (S),
dan Predikat (P). Namun, ada kalanya kalimat tunggal juga
membutuhkan unsur objek (O), dan keterangan (k).
12. CIRI KALIMAT TUNGGAL
1. Kalimat tunggal hanya memiliki satu peristiwa pokok.
Dengan kata lain, kalimat tunggal hanya menjelaskan atau menyampaikan satu
peristiwa di dalamnya.
Contoh:
- Adik makan. (Kalimat tunggal)
- Adik makan dan minum. (Kalimat majemuk)
2. Kalimat tunggal hanya memiliki satu struktur penyusun kalimat saja.
Apakah itu, S P, S P O, atau S P O K,
dengan kata lain tidak ada dua unsur yang sama di dalam kalimat.
Contoh:
- Budi pergi ke sekolah. (Kalimat tunggal)
S P K
- Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi ke pasar. (Kalimat majemuk)
S P K C S K
13. CIRI KALIMAT TUNGGAL
3. Kalimat tunggal tidak pernah menggunakan kata konjungsi atau tanda baca koma
di dalamnya.
Contoh:
- Andi anak yang pintar. (Kalimat tunggal)
- Andi anak yang pintar dan rajin. (Kalimat majemuk)
14. JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL
1. Kalimat nominal
Kalimat nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata benda.
Perhatikan kalimat berikut ini !
Ayahku seorang tentara.
S = Ayah
P= Seorang tentara (kata benda)
Contoh:
Adikku anak yang manja.
Dika adalah guru olahraga di SMAN 1 Tanjung Bintang.
Kotak merah itu tempat penyimpanan barang berharga.
Suara itu adalah suara kucing.
Orang di balik topeng itu ternyata Andi.
15. JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL
2. Kalimat adjektiva
Kalimat adjektiva adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata sifat.
Perhatikan kalimat berikut!
Dewi sangat baik kepada semua orang.
S : Dewi
P : Sangat baik (kata sifat)
K : Kepada semua orang.
Contoh:
Shinta sangat cantik.
Dika ramah kepada semua orang.
Gambar itu seram sekali.
Rumah Anton luas.
Bangunan itu tinggi sekali.
16. JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL
3. Kalimat verbal
Kalimat verbal adalah kalimat tunggal yang predikatnya adalah kata kerja.
Perhatikan kalimat berikut!
Andi mengerjakan tugasnya dengan serius.
S : Andi
P : Mengerjakan.
Contoh:
Adik menangis dengan sangat keras.
Budi pergi ke sekolah.
Anita sedang membuat kueh.
Harimau mengintai mangasnya.
Mobil itu melaju dengan kencang.
17. Kalimat
Verbal
Kalimat ekatransitif:
Kalimat tunggal yang predikatnya
hanya memerlukan objek tanpa diikuti
pelengkap.
Contoh: Ibu mencuci pakaian.
Kalimat Dwitransitif :
Kalimat tunggal yang predikatnya
memerlukan objek dan pelengkap
Contoh: Sari memasakkan suaminya
bubur kemarin
Kalimat semitransitif:
Kalimat tungyal ang predikatnya bisa
diikuti objek, bisa juga diikuti tanpa
objek
Contoh: Pak Guru mengajar
Kalimat Intransitif:
Kalimat tunggal yang predikatnya
tidak memerlukan objek
Contoh: Adikku sedang berenang
18. JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL
4. Kalimat numerial
Kalimat numerial adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata bilangan.
Perhatikan kalimat berikut!
Lama pembangunan itu bertahun-tahun.
S : Lama pembagunan itu
P : Bertahun-tahun
Contoh:
Perjalananya berhari-hari untuk sampai di sini.
Waktunya berjam-jam untuk menyelesaikan tugas itu.
19. JENIS-JENIS KALIMAT TUNGGAL
5. Kalimat prepositional
Kalimat prepositional adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata depan
atau preposisi.
Perhatikan kalimat berikut!
Jam itu di atas meja kerja ayah.
S : Jam itu
P : di atas
Contoh:
Pegawai baru itu dari kota Surabaya.
Sepatuku di bawah lemari pakaian.
Aku ke rumah Budi hari ini.
Buku itu tentang perjuangan seorang anak.
21. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari
dua buah klausa atau lebih yang saling
dihubungkan dengan kata hubung (Konjungsi).
Klausa – klausa tersebut berkedudukan sebagai
anak kalimat dan induk kalimat.
22. MACAM-MACAM KALIMAT MAJEMUK
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang kedua klausanya memiliki hubungan setara atau
sederajat.
Ciri – ciri kalimat majemuk setara
Antar klausa memiliki hubungan koordinatif, sehingga bisa berdiri sendiri meskipun dipisahkan.
Klausa yang satu berkedudukan sama dengan klausa lainnya.
Konjungsi yang menghubungkan biasanya berupa, dan, lalu, kemudian, bahkan, ketika, sedangkan, tetapi,
setelah, dan sebelum.
Contoh:
Klausa 1 = Ayah sedang berkebun.
Klausa 2 = Ibu sedang memasak di dapur.
Ayah sedang berkebun dan Ibu sedang memasak di dapur.
Contoh – contoh kalimat majemuk setara :
Kakek sedang tertidur lelap sedangkan nenek sedang membaca Koran.
Budi sangat pandai dalam hal akademik, tetapi dia tidak pandai dalam hal olahraga.
Ibu telah menyiapkan sarapan pagi sebelum ayah bangun dari tempat tidurnya.
Paman datang dari Jakarta ketika aku sedang menonton televisi di ruang tamu.
Burung – burung kembali ke sarangnya setelah matahari terbenam di barat.
23. MACAM-MACAM KALIMAT MAJEMUK
2.Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang klausa – klausanya memiliki
hubungan yang tidak sejajar atau sederajat. Dengan kata lain, klausa – klausa tersebut
ada yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat.
Ciri – ciri kalimat majemuk bertingkat:
Salah satu klausa / anak kalimat tidak tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain, akan
tidak memiliki arti jika dipisah.
Kata penghubungnya berupa jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan, sebab,
dan sehingga
Contoh
Klausa 1 / Induk kalimat = Gempa yang sangat dahsyat terjadi di Nepal
Klausa 2 / Anak kalimat = Bangunan dan rumah rata dengan tanah.
Gempa yang dahsyat mengguncang Nepal sehingga bangunan dan rumah rata dengan
tanah.
24. MACAM-MACAM KALIMAT MAJEMUK
Contoh – contoh kalimat majemuk bertingkat:
Aku akan datang ke rumah Andi jika tidak hujan deras.
Budi sedang sakit ketika teman – temannya mengajak dia bermain.
Semua toko di Pasar Baru tetap buka walaupun tanggal merah.
Perilaku Budi menunjukan bahwa dia adalah anak yang baik hati.
Hari ini sangat cerah bagaikan lampu yang bersinar.
Ani tidak pernah terlambat ke sekolah sebab rumahnya dekat.
Agung melempar kucing itu ke tanah sehingga menjadi kotor.
25. MACAM-MACAM KALIMAT MAJEMUK
No Jenis Ciri
1. KMB Keterangan waktu Menggunakan kata hubung ketika, waktu, saat, setelah,
sebelum
2. KMB Keterangan sebab Menggunakan kata hubung sebab, karena
3. KMB Keterangan hasil (akibat) Menggunakan kata hubung hingga, sehingga, akhirnya
4. KMB Keterangan syarat Menggunakan kata hubung jika, apabila, kalau,
andaikata
5. KMB Keterangan tujuan Menggunakan kata hubung agar, supaya, demi, untuk,
guna
6. KMB Keterangan cara Menggunakan kata hubung dengan, dalam
7. KMB Keterangan posesif Menggunakan kata hubung meskipun, walaupun, biarpun
8. KMB Pengganti nomina Menggunakan kata bahwa
26. MACAM-MACAM KALIMAT MAJEMUK
3. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat tunggal yang
digabungkan menjadi satu. Kalimat – kalimat tunggal tersebut dirapatkan atau digabung dengan hanya
menyebutkan bagian yang tidak sama dan dipisahkan dengan tanda koma (,), dan konjungsi dan.
Ciri – ciri majemuk rapatan
Bisa dipisahkan menjadi dua buah kaalimat tunggal atau lebih.
Dipisahkaan dengan tanda koma, dan konjungsi dan, serta, dan juga.
•Contoh:
Ibu memasak ayam goreng.
Ibu memasak ikan goreng.
Ibu memasak nasi goreng untuk makan malam.
Ibu memasak ayam, ikan, dan nasi goreng untuk makan malam.
Contoh – contoh kalimat majemuk rapatan.
Aku mengunjungi Museum Fatahillah dan Monumen Nasional di Jakarta.
Ayah memberiku buku, tas, dan sepatu baru.
Kakek minta dibelikan susu, roti, sabun mandi serta pasta gigi.
Budi mengajak Nia, Andi, Shinta serta Agung pergi ke pasar.
Ani sangat pintar dalam hal memasak, membersihkan tempat tidur, dan merapikan baju.
27. MACAM-MACAM KALIMAT MAJEMUK
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan gabungan dari kalimat
majemuk setara dan bertingkat.
Ciri – ciri kalimat majemuk campuran
Memiliki lebih dari dua buah klausa.
Dihubungkan dengan dua buah konjungsi seperti pada kalimat majemuk setara dan campuran.
Contoh :
Klausa 1 = Teman – temanku telah pulang
Klausa 2 = Aku baru sampai.
Klausa 3 = Aku datang tepat waktu
Ketika aku baru sampai, teman – temanku telah pulang padahal aku datang tepat waktu.
Contoh – contoh kalimat majemuk campuran:
Saat kebakaran itu terjadi, rumah sedang kosong sehingga tidak ada korban yang terluka.
Budi merupakan anak yang pintar, tetapi sayangnya tidak rajin sehingga kepintarannya tersebut menjadi sia
– sia.
Joko selalu sarapan pagi sebelum dia berangkat sekolah, meskipun hanya nasi putih saja.
29. Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang
mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Kaidah yang
menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah
bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).
Syarat Kalimat Efektif :
1. Sesuai EYD
2. Sistematis
3. Tidak boros dan bertele-tele
4. Tidak ambigu
30. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
1. Kesepadanan Struktur
Perhatikan kelengkapan struktur dan penggunaannya.
Ada beberapa hal yang menyangkut ciri-ciri yang satu ini :
a. Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang lengkap,
yakni subjek dan predikat.
b. Jangan taruh kata depan (preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan
pelaku di dalam kalimat tersebut.
Contoh kalimat efektif dan tidak efektif:
Bagi semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
31. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
c. Hati-hati pada penggunaan konjungsi ’yang’ di depan predikat karena
membuatnya menjadi perluasan dari subjek.
Contoh:
Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Dia pergi meninggalkan saya. (efektif)
d. Tidak bersubjek ganda, bukan berarti subjek tidak boleh lebih dari satu, namun
lebih ke arah menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
32. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
2. Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak
bertele-tele, kita tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam
sebuah kalimat. Ada dua hal yang memungkinkan kalimat membuat kalimat yang
boros sehingga tidak efektif, yaitu Jamak dan Sinonim
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
Ketidakefektifan terjadi karena kata para merujuk pada jumlah jamak,
sementara siswa-siswi juga mengarah pada jumlah siswa yang lebih dari satu.
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.
Ketidakefektifan terjadi karena kata masuk dan frasa ke dalam sama-sama
menunjukkan arti yang sama.
33. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
3. Kesejajaran Bentuk
Ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat,
sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah
berimbuhan pararel dan konsisten. Jika pada sebuah fungsi digunakan
imbuhan me-, selanjutnya imbuhan yang sama digunakan pada fungsi yang
sama.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah,
dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah,
dan mengolahnya. (efektif)
34. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
4. Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun
memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat. Akan tetapi,
dalam beberapa kasus tertentu, meletakkan keterangan di awal kalimat untuk
memberi efek penegasan. Ini agar pembaca dapat langsung mengerti gagasan
utama dari kalimat tersebut. Penegasan kalimat seperti ini biasanya dijumpai
pada jenis kalimat perintah, larangan, ataupun anjuran yang umumnya diikuti
partikel lah atau pun.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
35. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
5. Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan
kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan
ambigu pada kalimat. Karena itu, buatlah kalimat dengan ide yang mudah dimengerti
dan masuk akal agar pembaca dapat dengan mudah pula mengerti maksud dari
kalimat tersebut.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kami persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
37. Kata rancu dalam bahasa Indonesia
berarti 'kacau'. Sejalan dengan itu, kalimat
yang rancu berarti kalimat yang kacau atau
kalimat yang susunannya tidak teratur
sehingga informasinya sulit dipahami.
Jika dilihat dari segi penataan
gagasan, kerancuan sebuah kalimat dapat
terjadi karena dua gagasan digabungkan ke
dalam satu pengungkapan. Sementara itu, jika
dilihat dari segi strukturnya, kerancuan itu
timbul karena penggabungan dua struktur
kalimat kedalam satu struktur.
38. (1) Menurut para pakar sejarah mengatakan
bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa
Kerajaan Syailendra.
Karena berasal dari dua struktur, kalimat rancu
itu dapat dikembalikan pada struktur semula,
yaitu (1a) dan (1b) berikut.
(1a) Menurut pakar sejarah, Candi Borobudur
dibangun pada masa Kerajaan Syailendra.
(1b) Pakar sejarah mengatakan bahwa Candi
Borobudur dibangun pada masa Kerajaan
Syailendra.
40. “
Konjungsi yang menguatkan keadaan yang dinyatakan sebelumnya,
contoh: bahkan dan malahan
Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya,
contoh: sebaliknya.
Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa atau keadaan lain di luar dari yang telah
dinyatakan sebelumnya,
contoh: lagi pula, dan selain itu
Konjungsi yang menyatakan akibat,
contoh: Oleh sebab itu dan oleh karena itu.
Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa pada kalimat sebelumnya,
contoh: selanjutnya, sesudah itu dan setelah itu
Konjungsi yang menyatakan konsekuensi
contoh: dengan demikian
Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan pada kalimat sebelumnya,
contohnya: meskipun demikian / begitu, walaupun demikian / begitu, sekalipun demikian /
begitu, biarpun demikian / begitu..
Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya,
contohnya: akan tetapi dan namun.