Dokumen tersebut membahas mengenai penerapan sifat koligatif larutan seperti penurunan titik beku dan tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa penerapannya adalah membuat cairan pendingin, antibeku pada radiator mobil, membasmi lintah menggunakan garam, dan desalinasi air laut melalui osmosis balik.
Penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari
1. Fadlillatul Zakkiya
XII IPA1/09
PENERAPAN SIFATKOLIGATIFLARUTAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung
pada konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat
koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama penurunan titik beku
dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-
hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan
kehidupan selamamusim dingin. Penerapan tekanan osmosisditemukan di
alam, dalam bidang kesehatan, dan dalam ilmu biologi. Berikut ini
penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan
sehari-hari.
A. PENERAPAN PENURUNAN TEKANAN UAP
Laut mati adalah contoh dari
terjadinyapenurunan tekanan uap pelarut
oleh zat terlarut yang tidak mudah
menguap. Air berkadar garam sangat
tinggi ini terletak di daerah gurun yang
sangat panas dan kering, serta tidak
berhubungan dengan laut bebas, sehingga
konsentrasi zat terlarutnya semakin tinggi.
Pada saat berenang di laut mati, kita
tidak akan tenggelam karena konsentrasi
zat terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini
tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai
sarana hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama
dengan laut mati dapat kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia
yang berupa kolam apung.
2. B. PENERAPAN PENURUNAN TITIK BEKU
1. Membuat Campuran Pendingin
Cairan pendingin adalah larutan
berair yang memiliki titik beku jauh di
bawah 0oC. Cairan pendingin
digunakan pada pabrik es, juga
digunakan untuk membuat es putar.
Cairan pendingin dibuat dengan
melarutkan berbagai jenis garam ke
dalam air.
Pada pembuatan es putar cairan
pendingin dibuat dengan
mencampurkan garam dapur dengan
kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada pencampuran
itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara itu,
campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang
terbuat dari bahan stainless steel. Bejana ini kemudian dimasukkan ke
dalam cairan pendingin, sambil terus-menerus diaduk sehingga campuran
membeku.
2. Antibeku pada Radiator Mobil
Di daerah beriklim dingin, ke dalam
air radiator biasanya ditambahkan etilen
glikol. Di daerah beriklim dingin, air
radiator mudah membeku. Jika keadaan ini
dibiarkan, maka radiator kendaraan akan
cepat rusak. Dengan penambahan etilen
glikol ke dalam air radiator diharapkan titik
beku air dalam radiator menurun, dengan
kata lain air tidak mudah membeku.
3. Antibeku dalam Tubuh Hewan
Hewan-hewan yang tinggal di daerah beriklim dingin, seperti
beruang kutub, memanfaatkan prinsip sifat koligatif larutan penurunan
titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat
antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC. Dengan
demikian, ikan laut dapat bertahan di musim dingin yang suhunya
mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang dikandungnya dapat mencegah
pembentukan kristales dalam jaringan dan selnya. Hewan-hewan lain yang
tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan
3. nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida,
ampibi mengandung glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda
mengandung gliserol dan trihalose.
4. Antibeku untuk Mencairkan Salju
Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi,
jalanan dipenuhies salju. Hal initentu saja membuat kendaraan sulit untuk
melaju. Untuk mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran
garam NaCL dan CaCl2. Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju.
Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin banyak pula salju
yang mencair.
5. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk
menentukan massa molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan
karena sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dengan
mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai penurunan titik bekunya,
maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
C. PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS
1. Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama
disebut isotonik. Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih
rendah daripada larutan lain disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-
larutan yangmempunyaitekanan osmosislebih tinggi daripadalarutan lain
disebut hipertonik.
Contohlarutan isotonik adalah cairan infusyangdimasukkan kedalam
darah. Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi
osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel
darah tidak mengalami kerusakan.
2. Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus
menjalaniterapi cuci darah. Terapimenggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan
molekulkecil-kecil seperti ureamelalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain,
kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus
oleh molekul besar seperti protein sehingga akan
tetap berada di dalam darah.
4. 3. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan
ditemukan, garam dapur digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam
dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di
permukaan makanan.
4. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini
karena garam yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu
menyerap air yang ada dalam tubuh sehingga lintah akan kekurangan air
dalam tubuhnya.
5. Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Tanaman membutuhkan air dari dalam tanah. Air tersebut diserap
oleh tanaman melaluiakar. Tanaman mengandungzat-zatterlarut sehingga
konsentrasinya lebih tinggi daripada air di sekitar tanaman sehingga air
dalam tanah dapat diserap oleh tanaman.
6. Desalinasi Air Laut Melalui Osmosis Balik
Osmosis balik adalah
perembesan pelarut dari larutan ke
pelarut, atau dari larutan yang lebih
pekat ke larutan yang lebih encer.
Osmosis balik terjadi jika kepada
larutan diberikan tekanan yang
lebih besar dari tekanan
osmotiknya.
Osmosis balik digunakan
untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada
permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air
dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput
yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa
tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air
murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat
beracun dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.