SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 37
STRATEGI PENANGANAN KRISIS
MANAGEMENT PADA STRUKTUR
PEMBERITAAN RAJAWALI CITRA TELEVISI
INDONESIA (RCTI) TERHADAP
SITUS BERITA ONLINE
(Studi Kasus :Pemberitaan Dugaan Kasus Korupsi PKS)
Introduction to Coorporate Communication
EVRY JELITA PURBA
212121 003
CORPORATE COMMUNICATION
PARAMADINA GRADUATE SCHOOL
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PARAMADINA
2013
I. LATAR BELAKANG
Perkembangan media massa di Indonesia makin berkembang di era millenium ini,
mulai dari media cetak, elektronik hingga digital seperti surat kabar, majalah, radio,
film, televisi, media online.
Perkembangan cukup pesat diantaranya media elektronik sepertitelevisi, yang
merupakan alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan
vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi
televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi,
teve atau tipi.
Dalam http://www.tvhistory.tv/terungkap awal ditemukannya televisi bermula pada
penemuan dasar dari hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh
Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi
elektronik. Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya
mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk
mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium.
Kemudian di tahun 1884, Paul Nipkow, mahasiswa asal Berlin, Jerman menemukan
piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya dan disebut sebagai
cikal bakal lahirnya televisi.
Komponen televisi pun makin berkembang, terlihat di tahun 1920 saat John Logie
Baird, penemu asal Skotlandia berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-
bayangan bergerak di London pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom di
tahun berikutnya.
Selanjutnya, penyempurnaan pada komponen televisi mulai dikerjakan berbagai
pihak, dintaranya pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang
sistem televisi dengan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung
pemindai (atau "kamera"). Tahun 1927, penemu asal Rusia, Léon Theremin,
mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yaitu sistem "video terjalin"
untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris, hingga Herbert E. Ives dari Bell Labs
berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang
menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke
New York City, dan juga melalui gelombang radio.
Perkembangan teknologi televisi pun mulai dapat dinikmati, terbukti pada tahun 1936,
untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan
Leipzig, dan masyarakat dapat menyaksikan setiap perlombaannya secara langsung.
Produksi televisi pun makin meningkat di berbagai negara, sebanyak 19.000 unit
televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di
Amerika.
Penggunaan televisi di masyarakat dunia, makin meningkat pasca Perang Dunia II,
dimana produksi acara televisi diizinkan kembali mengudara pada Agustus 1945. Tak
hanya acara hiburan, televisi pun memuat banyak informasi seperti pemberitaan
hukum, politik, ekonomi, pendidikan hingga features kehidupan masyarakat di
berbagai belahan dunia.
Salah satunya, stasiun televisi TVRI (Televisi Republik Indonesia) milik pemerintah
Indonesia, yang mulai mengudara secara perdana sejak 17 Agustus 1962. TVRI
memulainya dengan siaran percobaan dari halaman Istana Merdeka Jakarta pada acara
Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-17.
Pada 24 Agustus 1962, TVRI bersiaran secara resmi, salah satunya siaran langsung
upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. TVRI
kemudian disempurnakan badan hukumnya oleh negara dengan menerbitkan Keppres
No. 215/1963 tentang Pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden
RI, tanggal 20 Oktober 1963.
Sayangnya, kekuasaan Presiden Soeharto pada zaman Orde Baru bertekad
menciptakan pembangunan ekonomi yang kuat dan kehidupan politik yang terkontrol.
TVRI di bawah kekuasaan orde ini ditempatkan menjadi mikrofon penyampai aspirasi
pemerintah. Acara yang ditayangkan TVRI harus disesuaikan dengan norma,
kehendak, dan sistem nilai yang diproduksi rezim. Walaupun di permukaan kehidupan
tampak tenang, di balik itu sesungguhnya rakyat merasa tertekan. Ketenangan yang
tampak merupakan ketenangan yang dihasilkan dari teror. Adapun acara hiburan yang
tersiar merupakan kerjasama para seniman yang berafiliasi secara politik dengan
rezim Soeharto.
Namun memasuki tahun 1980an, makin banyak masyarakat yang sadar akan
pendidikan, hal ini memunculkan lapisan baru pada kelas menengah yang mulai
merasa jenuh dan menuntut keberagaman isi penyiaran TVRI.
Kegeraman masyarakat pun terjawab dengan hadirnya televisi swasta, Rajawali Citra
Televisi Indonesia (RCTI) yang mulai mengudara per1 Januari 1987 di Jakarta dan
sekitarnya dengan teknologi alat dekoder. Peresmian televisi swasta pertama di
Indonesia ini pun diresmikan tanggal 24 Agustus 1989, bertepatan dengan ulang tahun
TVRI ke-27 membasis di Jakarta.
Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya
lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih
mahal. Namun karena setiap hari, pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di
wilayah Jabodetabek, maka pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI untuk bersiaran
secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu pula di Surabaya persembahan PT.
Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun televisi yang bertujuan menayangkan
acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV.
Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" karena RCTI dan
SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun
waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda. Setelah sekian lama bersiaran
lokal di kota Jabodetabek, akhirnya tanggal 24 Agustus 1990 RCTI bersiaran secara
nasional, namun hal itu baru direalisasikan saat meluncurkan RCTI Bandung yang
bertugas merelay acara-acara RCTI di Jakarta sejak tanggal 1 September 1990.
RCTI termasuk stasiun televisi besar di Indonesia, tapi susunan acaranya berbeda.
Setelah sukses dengan RCTI dari Bandung, akhirnya awal tahun 1990 RCTI bersiaran
secara nasional, diantaranya Banda Aceh, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
Denpasar, Medan, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Pontianak, Banjarmasin,
Makassar, Batam, Manado, Balikpapan, Lombok, Flores, Ambon, Jayapura dan
hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa disaksikan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1997, terjadi kekisruhan antar pemilik saham RCTI dan SCTV. Itu semua
karena pemilik saham SCTV merasakan ketidakadilan yang dilakukan oleh PT.
Bimantara Citra, Tbk. yang lebih me-nomor satu-kan RCTI ketimbang SCTV.
Alhasil, RCTI dan SCTV memutuskan untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya
sendiri-sendiri.
Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama yang melakukan reformasi
besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua susunan direksi dan
komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang sempat merugi
karena krisis moneter tahun 1997 lalu. Setelah 4 tahun menyendiri, akhirnya RCTI
memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman RCTI, yaitu Metro TV dan Global
TV.
PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT. Global Informasi Bermutu,
Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas Global TV dan juga memodali
berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia, Tbk.) dan memiliki 25% saham
Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara Citra, Tbk. berganti manajemen
setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk.
Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan
keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga akhirnya
Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan 1 Juli 2003 Bimantara membeli 75%
saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di TPI. dan
pada 1 Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha untuk RCTI,
TPI dan Global TV yaitu Media Nusantara Citra (MNC) dengan Direktur Utama
RCTI saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo
Seiring berjalannya waktu perkembangan media makin pesat, berbagai saluran televisi
mulai bermunculan, seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang akhirnya
berubah nama menjadi Media Nusantara Citra (MNC TV),GlobalTV, Anteve,
Indosiar, TV7, Trans7, TransTV, dan Lativi yang telah berubah menjadi TVOne
sebagai stasiun televisi berita.
Masing-masing televisi berlomba menampilkan konsep hiburan dan pemberitaan
untuk memikat penonton Indonesia. Sebut saja, Trans TV dan Trans 7 yang berani
mengambil konsep beda dengan menonjolkan hiburan petualangan di seluruh belahan
pulau-pulau di Indonesia. Tak hanya itu, konsep pemberitaan yang lebih ke arah
softnews ataupenulisan berita bergaya bahasa yang lebih luwes.
Tak hanya televisi, perkembangan pesat juga terjadi pada dunia maya yang memberi
pengaruh di dunia pemberitaan dan hiburan. Berawal dari sambungan dial-up dari
IndoNet untuk dapat bergabung di dunia maya, berlanjut menjamurnya dunia mailing
list, yaitu grup diskusi melalui alamat surat elektronik hingga beragam portal online
seperti www.detik.com, www.kompas.com, www.astaga.com, kopitiem.com,
boleh.net, dan lainnyabersaing ketat untuk memberitakan berbagai kejadian terkini
yang terjadi di era pemerintahan Soeharto.
Berita-berita politik, hukum, sosial, ekonomi hingga dunia hiburan baik dalam dan
luar negeri, secara mudah dituangkan dalam bentuk tulisanserta dukungan foto-foto
peristiwa sehingga makin menguatkan isi berita yang tertuang.
Salah satunya, www.detik.com sebagai salah satu pionir yang lahir saat jatuhnya
pemerintahan Suharto di tahun 1998.Pada masa-masa reformasi, portal wartawan
Budiono Darsono ini banyak dipakai sebagai acuan sumber berita-berita terbaru dan
ter-update.
Jika media cetak kala itu hanya terbit satu kali dalam satu hari, maka situs detik dapat
melakukan update detik demi detik nya. Pada saat itu detik.com dikenal sebagai yang
terdepan dalam breaking news.
Beberapa tahun belakangan, sebelum terjadi pergantian manajemen di detik.com.
Terjadi perkembangan dengan dibangunnya detikbandung dan detiksurabaya yang
mungkin tujuannya untuk memberikan muatan lokal dari kedua kota besar tersebut
sebagai sumber berita.
Perkembangan lainnya juga ditunjukkan dengan mengembangkan detikTV dengan
meng-upload berbagai video berkapasitas sedang, terkait isu yang berkembang di
masyarakat hanya dalam hitungan detik.
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini dengan mengupas dugaan kemiripan agenda
setting yang diterapkan RCTI dalam membentuk headlinenya, sehingga pertanyaan
penelitiannya adalah :
Bagaimana strategi penanganan krisis management pada struktur pemberitaan RCTI
terhadapsitus berita online?
Untuk mengkerucutan masalah yang terjadi, penulis mengambil tema dugaan kasus korupsi
yang dialami Partai Keadilan Sejahtera yang sedang hangat saat ini. Berikut beberapa
kumpulan berita yang diambil dari 2 situs berita online yang sering digunakan sebagai acuan
redaksi news RCTI, yaitu www.detik.com dan www.tempo.co.
Kedua situs ini mengungkapkan banyak fakta penting yang terjadi, mulai dari tertangkap
tangannya sahabat mantan Presiden PKS Ahmad Fatanah, Lutfi Hasan Ishaaq, hingga
sejumlah wanita yang kerap dekat dengan keduanya dan digunakan sebagai alat pencucian
uang (TPPU) untuk mengelabui petugas terkait melimpahnya harta benda milik mereka.
Uniknya dari beberapa berita yang dicuplik, banyak berita yang dicontoh kembali oleh RCTI,
serta kesulitan dalam mengupasnya dalam bentuk gambar.
Contohnya, berita tempo terkait “Maharani dan Suara Berisik di Kamar Le Meridien”, hal ini
sulit untuk divisualisasikan. Alhasil RCTI hanya menggunakan dokumentasi saat Fatanah
tertangkap, sehigga kurang menarik perhatian penonton.
Berikut berita selengkapnya;
No. SUMBER BERITA TANGGAL ISI BERITA KETERANGAN
1. http://www.tempo.co/read/news/2013/01/31/0784
58096/Maharani-dan-Suara-Berisik-di-Kamar-Le-
Meridien
Maharani dan Suara Berisik di Kamar Le
Meridien
31 January
2013
Sumber Tempo di KPK
mengatakan Maharani
tertangkap dengan Ahmad
tanpa berbusana di dalam
sebuah kamar hotel.
"Mereka berdua (Maharani
dan Ahmad Fathanah) tidak
sempat lagi memakai
pakaian saat kamarnya
dibuka tim dan security
hotel," ujar sumber Tempo
yang menyaksikan
penyergapan Maharani dan
Ahmad Fathanah.
Liputan ini sulit untuk divisualisasikan. Alhasil
RCTI hanya menggunakan dokumentasi saat
Fatanah tertangkap, sehigga kurang menarik
perhatian penonton.
2. http://news.detik.com/read/2013/05/07/051359/22
39663/10/
Babak Baru Kasus Suap Sapi Impor Bersama
Model Seksi Vitalia Sesha
7 Mei 2013 Kasus dugaan suap daging
sapi impor kini memang
kembali memasuki babak
baru. Disebut babak baru
karena ada 'pemeran' baru
RCTI telat mendapatkan foto-foto Vitalia Sesha.
Detik dan Tempo dengan slot waktu tayang 24
jam merunning berita ini selama dua hari penuh.
di dalam kasus yang
melibatkan pria asal
Makassar bernama Ahmad
Fathanah ini. Pemeran baru
itu bernama Vitalia Sesha,
seorang model majalah pria
dewasa.
Nama Vitalia pertama kali
muncul dalam kasus suap
daging sapi impor terkait
penyitaan mobil Honda Jazz
bernopol B 15 VTA milik
tersangka Ahmad Fathanah.
Juru bicara KPK Johan
Budi menyebut mobil itu
disita dari seorang
perempuan muda bernama
Vitalia Sesha.
Detik mendapatkan foto-foto secara eksklusif,
karena koordinator liputan news yang sadar
akan Vitalia yang pernah menjadi model MALE
Magazine besutan Detik.
Sementara RCTI baru dapat dihari berikutnya,
sehingga terasa telat dan terbukti dari rating yang
turun.
3. http://www.tempo.co/read/fokus/2013/05/24/2768/
Ketua-PPATK-Perempuan-Fathanah-Ibarat-Gunung-Es
24 Mei 2013 Pusat Pelaporan dan
Analisis Transaksi
Detik dan Tempo menyebar seluruh reporter
disetiap instansi pemerintahan. Kedua portal ini
Ketua PPATK Perempuan Fatanah Ibarat Gunung Es
Keuangan (PPATK)
mengungkapkan, masih
banyak perempuan yang
menerima duit dari Ahmad
Fathanah, tersangka kasus
suap izin impor daging sapi.
Mereka memiliki latar
belakang berbeda dan
belum terungkap ke publik.
Berdasarkan data yang
diperoleh Tempo, ada 45
perempuan yang diketahui
sebagai penerima duit dari
Fathanah. Angka itu tidak
termasuk jumlah yang
diumpamakan Yusuf seperti
gunung es itu. Ini diduga
sebagai modus Fathanah
untuk melakukan pencucian
uang.
tidak pernah mengabaikan meski berita di
PPATK saat itu terasa kurang menarik.
Pasalnya, saat itu belum ada data terkait wanita
dan Fatanah, namun koorlip berita online sangat
tajam isu, dengan iseng menanyakan bagaimana
investigasi PPATK yang selama ini bekerjasama
dengan KPK.
Alhasil Yusuf sang ketua PPATK
mengungkapkan sekitar 45 wanita terkait pada
pencuciaan uang Fatanah, sementara RCTI baru
bergerak di dua hari kemudian sehingga hal itu
terasa hambar ditambah sulitnya bertemu ketua
PPATK yang engga diminta keterangan untuk
kesekian kalinya.
4. http://www.okezone.tv/play/44106/vitalia-shesya-
ahmad-fathanah-teman-dekat-saya
10 Mei 2013 Mnejelaskan kedekatan Link berikut merupakan tayangan RCTI yang
hubungan Fatanah dan
Vitalia
Rasa menyesal ga? Ada
rasa menyesal karena
dikaitkan dengan Mas
Ahmad. Banyaknya beredar
foto-foto syur majalah.
Berita dugaan menjadi istri
muda Fatanah. Hubungan
teman dekat dengan
Fatanah.
Pertemuan 6 kali,
memberikan beberap
barang seperti mobil untuk
anak-anak kamu.
mewawancarai Vitalia setelah wanita model
panas itu telah diwawancarai Detik.com,
detikTV, Tempo, TVOne, Metro, dan GlobalTV.
Sayangnya, redaksi RCTI mengupas hal yang
sama dengan beberapa pesaingnya. Tidak ada
penyataan terkait fakta-fakta baru yang
mengejutkan massyarakat saat itu.
Bahkan hasil besutan tulisan Tempo yang
mengikuti Vitalia saat berbelanja ke mall, lebih
terasa menarik, karena dapat mengupas hobi dan
keseharian wanita cantik ini.
Alhasil rating Seputar Indonesia pun menurun.
5. http://www.okezone.tv/play/43984/perempuan-
baru-kasus-daging-sapi
8 Mei 2013 KPK menyita mobil dan
jam tangan disita KPK
Lagi-lagi RCTI telat mendapatkan info yang
telah ditayangkan Tempo dan Detik.
Kesulitan dalam pembentukan visualisasi terkadang membuat RCTI harus menunggu video atau gambar itu diterima redaksi, padahal terkadang
tim peliputan telah mendapatkan isunya bersamaan tim liputan Detik dan Tempo.
Selain itu, terkadang minimnya isu yang berkembang di jajaran redaksi juga membuat RCTI harus ketinggalan sejumlah berita yang mendadak
penting, seperti contoh kasus di PPATK.
Kedua online ini telah merunning berita ini sejak
jam 9pagi, sementara RCTI yang perlu
visualisasi baru dapat menayangkannya pukul 5
sore.
III. REHEARSAL DATES
Pelatihan pada berbagai sudut pandang mulai dari penajaman angle isu peristiwa,
proses peliputan berita, penentuan angle hingga penulisan yang singkat dan padat
dalam berita haruslah diasah setiap waktu oleh para jurnalis agar mendapatkan berita
yang padat, lugas, dan dapat dipercaya kebenarannya oleh masyarakat.
Dalam kasus penentuan headline di RCTI, para jurnalisnya hanya diberikan pelatihan
selama 3 bulan oleh para koordinator liputan RCTI. Sayangnya, tidak ada pelatihan
bertahap yang dilakukan di tiap 6 bulan atau setahun sekali untuk makin
meningkatkan kemampuan menulis dan menganalisa masalah yang akan dijadikan
tema berita RCTI.
Berikut timeline yang dapat dilakukan RCTI untuk dapat meningkat sumber daya
para jurnalis sehingga akan berimbas pada peningkatan berita di televisi swasta
pertama di Indonesia ini, yaitu :
No Jenis Pelatihan Waktu Narasumber Keterangan
1. Pelatihan penulisan dari
pihak media online dan
televisi asing kepada
produser, koordinator
liputan, dan reporter
January –Maret
(dilakukan
secara
berkesinambung
an selama
setahun, dengan
jenjang
bertingkat dan
dilengkapi
dengan
sertifikasi
sehingga
menambah
minat para
pewarta dalam
mengikutinya)
- Koordinator liputan Detik.com
- Koordinator liputan Tempo
- Koordinator liputan CNN,
BBC, dan Al Jazeera.
Pelatihan dari media online seperti Detik.com dan tempo
dapat membantu para koordinator liputan (koorlip) RCTI
untuk mencari gaya baru, terutama dalam penentuan
headline/ angle berita.
Dari sharing bersama ini, RCTI juga dapat melihat
pembagian kerja, dan kecepatan membaca isu yang
dilakukan koorlip online yang selalu mengupdate para
juniornya di lapangan dan langsung mengaitkan dengan
tema liputan yang lain.
Contohnya ketika Fatanah selaku sahabat mantan
Presiden PKS, Luthi Hasan Ishaaq ditangkap bersama
wanita di hotel. Seketika itu, koorlip hukum dan politik
Detik.com segera bekerja sama, dan mulai meminta
tanggapan dari para anggota DPR Fraksi PKS, walupun
belum ada statement yang jelas atas alasan
penangkapannya.
2. Pelatihan penyajian dari
pihak televisi asing kepada
eksekutif produser dan para
produser
April – Juni dan
dilanjutkan
secara
berkesinambung
an selama
setahun,
Kantor berita British Broadcasting
Corporation (BBC) dan Channel
News Network (CNN) yang
merupakan stasiun televisi kabel
yang memiliki cabang terbesar
dengan jam siaran 24 jam per hari.
Cakupan wilayah dari Eropa,
Timur Tengah, Afrika, hingga
Asia.
Pelatihan penyajian gaya siaran atau show di RCTI
haruslah dipelajari dengan baik oleh para eksekutif
produser dan produser, karena ibarat koki, mereka harus
memasak berbagai info, tulisan dan gambar yang telah
dibelanjakan di lapangan oleh para reporter dan
kameramen.
Meski RCTI sering mencontoh gaya bersiaran dan show
dari kedua stasiun besar ini namun penerapan sering tidak
konsisten. Terkadang RCTI juga sering meniru Trans TV
yang memiliki ciri softnews, atau meniru MetroTV atau
TvOne selaku televisi berbasis berita, hanya demi
mendapatkan rating yang tinggi.
Alhasil RCTI tidak memiliki ciri khas tersendiri, sehingga
diharapkan dari pelatihan ini, para eksekutif produser dan
produser dapat mengembalikan citra dan ciri khas televisi
swasta pertama di Indonesia ini.
3. Pelatihan pendekatan
personal dari pihak media
online kepada koordinator
April – Juni dan
dilanjutkan
secara
- Koordinator liputan Detik.com
- Koordinator liputan Tempo
Pelatihan pendekatan personal melalui dua media online
ini, dapat melatih para reporter dan kodinator liputan
untuk dapat melakukan pendekatan personal kepada
liputan, dan reporter berkesinambung
an selama
setahun,
Kedua media ini memiliki
pembaca cukup besar di
Indonesia. Salah satunya
detik.com yang memiliki 30.000
pembaca perhari dan menempati
rangking ke-8 se Indonesia
http://www.alexa.com/siteinfo/det
ik.com#) , sementara Tempo
memiliki militansi yang kuat
terutama dalam mendapat
narasumber “rahasia” untuk
mengungkapkan suatu kasus.
http://www.tempo.co/read/flashgr
afis/2013/05/06/542/Duit-
Fathanah-Mengalir-ke-Artis
narasumber kunci.
Diharapkan melalui pelatihan ini, RCTI dapat melakukan
pembagian pada para reporter bidang hukum, politik,
sosial, metro, dan feature, sehingga narasumber menjadi
nyaman dengan masing-masing reporter dan tidak ada
pergantian secara mendadak.Alhasil narasumber kunci
akan merasa nyaman untuk berbagi info penting yang
mereka miliki kepada RCTI.
4. Pelatihan penggunaan
kamera tersembunyi (candid
camera)
Juli- Oktober - Koordinator liputan Detik.com
- Koordinator liputan Tempo
- Koordinator liputan CNN,
BBC, dan Al Jazeera.
Melalui pelatihan ini diharapkan RCTI dapat melindungi
para narasumbernya dan mendapatkan data-data penting
untuk membangun headline yang lebih menarik sehingga
dapat meningkatkan rating.
Alhasil, RCTI tetap dapat menyaingi website berita
online yang kerap menggunakan istilah “menurut sumber
Tempo/ Detik...” untuk mengutarakan data penting dalam
headline mereka.
Sementara pelatihan melalui CNN, BBC, dan Al Jazeera
dapat mengajari RCTI dalam penyajian gambar-gambar
dari kamera tersembunyi yang menampilkan para
narasumber penting tersebut.
5. Pelatihan bahasa asing November –
Mei tahun
mendatangnya
- Wallstreet
- English First
- The British Institue
- Mandarin Expert
- Institutfrancais-indonesia
Pelatihan bahasa asing seperti Inggris, Cina, Perancis, dan
lainnya sangat membantu para reporter dan kameran.
Terutama ketika mereka harus bertemu para narasumber
asing atau berkunjung ke negara tersebut, sehingga berita-
berita internasional dapat terliput dengan baik.
6. Pelatihan menyelam Juni- Desember Pengurus Besar Persatuan
Olahraga Selam Seluruh
Indonesia (PB POSSI)
Pelatihan menyelam dapat dimanfaatkan para reporter
dan kameramen untuk mengupas keindahan laut dan
kepulauan yang mayoritas tersedia di Indonesia.
Peliputan alam seperti ini banyak diterima RCTI, namun
jarang diliput karena kurangnya sumber daya karyawan
yang dapat menyelam dan menulis dengan baik.
IV. CRISIS MANAGEMENT TEAM LIST
Dalam memperbaiki dan makin meningkatkan kualitas headline RCTI, berikut
merupakan komposisi tim pada tingkat staf yang berhubungan langsung dengan
sistematika redaksi. Tentunya, dukungan dari pemimpin redaksi, marketing, produksi
sangat diperlukan untuk mengurangi potensi krisis yang ada di televisi swasta pertama
di Indonesia ini.
Dalam komposisi Team List ini kerjasama antar koordinator liputan (korlip), eksekutif
produser, produser, dan koordinator reporter sangat diperlukan, terutama dalam
pembahasan berbagai bahan belanjaan (isu peliputan berita) untuk membentuk
headline berita yang makin meningkatkan citra dan rating RCTI.
Selanjutnya melalui daftar kontak ini diharapkan para koordinator liputan (korlip),
eksekutif produser dan produser yang lebih sering berada di kantor akan lebih percaya
kepada para reporter dan juru kamera yang lebih lama (jam kerjanya) di lapangan,
sehingga berbagai berita-berita yang dilaporkan akan lebih aktual.
Selain itu, para redaksi yang bekerja di dalam kantor dapat membantu
mengembangkan isu sambil mencari nomor kontak narasumber lain yang
berhubungan dengan isu tersebut, serta melobi (pendekatan personal) terlebih dahulu,
sehingga para reporter dan juru kamera lebih cepat dalam mengambil berita / isu yang
dibutuhkan redaksi RCTI.
No. CMT List CMT Contact Sheet CMT Secondary Contact
Sheet
1. Kordinator liputan permasing-
masing bidang (hukum, politik,
metropolitan, ekonomi,
features)
Taufik (koordinator bid.
Hukum)= 0888 9680500
Bane (koordinator bid. Politik)=
0888 968 0587
Dwi (koordinator
bid.Metropolitan)= 0856 1147
848
Asih (koordinator bid.
Hukum)= 0888 968 0514
Fikri (koordinator bid.
Politik)= 0888 968 0525
Windi (koordinator
bid.Metropolitan)= 0888
968 0534
Tiara (koordinator
bid.Ekonomi) = 0888 968 0567
Iwan (koordinator bid.Feature)
= 0888 968 0589
Yani (koordinator
bid.Ekonomi) = 0888 968
0546
Nenong (koordinator bid.
Feature) = 0888 968 0557
2. Para eksekutif produser dan
produser
Avida (Eksekutif Nuansa Pagi)=
0888 968 0513
Aryo Ardhi (Eksekutif Buletin
Siang dan Sekilas Info)= 0888
968 0523
Ahmad (Eksekutif Seputar
Indonesia Sore dan Sekilas Info
)= 0888 968 0545
Edhi(Eksekutif Buletin
Malam)= 0888 968 0578
Yudi (koordinator produser)=
0888 968 0537
Soemiadeni (koordinator
produser)= 0888 968 0548
Atika Suri(Manager News)
= 0888 968 0501
Geong (Manager News) =
= 0888 968 0502
3. Para koordinator reporter Aris (koordinator produser)=
0888 968 0537
Dodo (koordinator produser)=
0888 968 0548
*) Kemiripan nomor telepon adalah nomor yang diberikan kantor RCTI kepada masing-
masing karyawannya.
V. CRISIS RISK ASSESSMENT
Dalam Coombs 2006, diungkapkan tafsiran pada potensi krisis harus dilakukan untuk
mengukur
Berikut potensi krisis yang dapat terjadi melibatkan para karyawan, proses produksi, material,
dan berbagai peralatan pendukung diredaksi RCTI, yaitu:
A. Penonton berita
1. Penggantian ke channel lain secara cepat
2. Bosan dengan gaya berita RCTI yang telah berulang dari televisi berita seperti
Metro TV , TVOne, atau televisi hiburan lainnya.
3. Mengetahui adanya kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
B. Narasumber
1. Kesalahan pengetikan nama / gelar yang mereka miliki
2. Mengetahui adanya kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
3. Merasa berita yang mengikutsertakan dirinya sebagai narasumber harus
ditayangkan, padahal berbagai isu dan slot berita yang dimiliki RCTI
berbanding terbalik (minim slot berita).
C. Lokasi peliputan berita
1. Bencana alam (seperti berbagai peliputan di sekitar laut atau gunung di
seluruh wilayah Indonesia)
2. Potensi terorisme yang masih mengancam tanah air, terlebih di Jakarta sebagai
jantung ibukota selaku pusat pengumpulan berita redaksi RCTI
3. Demostrasi yang sering dilakukan di pusat ibukota seperti bundaran Hotel
Indonesia yang terkadang menghambat transportasi redaksi RCTI
D. Reporter dan Juru kamera
1. Minimnya alat-alat pengaman seperti helm, rompi anti peluru, pelampung,
pisau lipat, dan lainnya untuk meliput demonstrasi, bencana alam, persidangan
teroris, premanisme seperti Abu Bakar Ba’asyir, Hercules atau Jhon Kei.
2. Minimnya peralatan candid camera yang akan digunakan dalam investigasi,
sehingga data dan gambar yang dihasilkan tidak maksimal
3. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
4. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
5. Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus melakukan liputan
investigasi
6. Beban pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone, kamera,
tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik
seperti tsunami aceh, sidang preman Ambon Blowfish, Hercules, pembunuhan
John Kei, demonstrasi, dan lainnya.
E. Koordinator Peliputan
1. Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
2. Buntu akan pencarian isu peliputan berita
3. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
4. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
5. Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan
investigasi
F. Eksekutif Produser dan produser
1. Skorsing dari bos besar atau managment yang berujung pada pemindahan /
pengurangan jam tayang
2. Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
3. Buntu akan pencarian isu peliputan berita
4. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
5. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
6. Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan
investigasi
G. Tim Grafik
1. Perbedaan persepsi dalam pembuatan grafik data yang diberikan reporter dan
juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan
2. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
3. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
H. Tim Editor
1. Perbedaan persepsi dalam editing video yang diberikan reporter dan juru
kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan
2. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
3. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
I. Peralatan Peliputan
1. Kerusakan sistem komputer baik karena virus atau hardware
2. Kehilangan data-data atau video yang telah diambil sebelumnya
Selain itu Coombs, juga mengungkapkan informasi potensi krisis yang telah didapatkan harus
segera ditindaklanjuti sehingga management krisis segera dapat dilakukan(Crisis Risk
Information Delivered to the Crisis Manager).
Gejala awal krisis management yang melibatkan para karyawan, proses produksi, material,
dan berbagai peralatan pendukung di suatu perusahaan haruslah diwaspadai dan tidak hanya
menjadi angin lalu, sehingga dapat meminimalisir krisis dalam perusahaan.
Selanjutnya berbagai informasi ini, memang dapat menimbulkan banyak persepsi dari setiap
bagian perusahaan seperti karyawan, peralatan, dan sistematika bekerja. Buruknya banyaknya
persepsi ini dapat makin memperparah potensi krisis hingga menjadi krisis akut (pre-crisis
until the acute crisis).
Namun antisipasi dengan melakukan perhitungan yang akurat dapat dilakukan sehingga
pertolongan pertama hingga lanjut (crisis manager) dapat diterapkan untuk menyelamatan
perusahaan tersebut.
Berikut merupakan perhitungan crisis risk information yang dapat menjadi basis crisis
knowledge untuk dapat memperkirakan seberapa besar potensi krisis dalam suatu perusahaan.
berikut variabelnya :
L x I = CR
L = Likelihood, merupakan kemungkinan (probability) akan resiko yang dapat berkembang
menjadi krisis akut.
I = Impact, yaitu dampak dari akumulasi terhadap krisis yang akan terjadidalam suatu
organisasi atau perusahaan, sehingga perhitungan terhadap kejadian terburuk dapat dilakukan
dan segera dicari solusinya.
CR = Crisis Risk, yaitu hasil kali antaraLikelihood dan Impactyang menghasilkan resiko
krisis yang dapat terjadi di perusahaan/organisasi, dimana point tertinggi akan mendapat
perhatian (attention) terbesar untuk segera mendapatkan pertolongan/solusi.
Teoritersebut diatas erat dengan kaitan dalam salah satu permasalahan yang terjadi dalam
redaksi RCTI. Sejak munculnya berbagai media online di Indonesia, RCTI mulai cenderung
menggunakannya dalam pembentukan agenda setting pemberitaan.
Resiko awal bermulapada kehebatan situs berita online yang mulai menjamur dalam
menayangkan berbagai isu berita dalam waktu hitungan menit bahkan detik. Ditambah,
makin banyaknya saingan mulai dari televisi berbasis hiburan hingga berita selama 24 jam
per hari.
Gempuran ini membuat RCTI cukup kalang kabut, banyaknya isu yang berkembang di
pemerintahan dari politik, hukum, ekonomi, dan lainnya tidak berbanding lurus dengan
jumlah jam tayang yang kian terbatas, sehingga banyak isu penting yang tidak sempat
tersiarkan ke masyarakat.
Belum lagi, para redaksi yang minim dengan pengetahuan akan isu pemerintahan, berbagai
pelatihan dan peralatan yang belum memadai serta jam tayang yang sering berubah-ubah
karena banyaknya sinetron baru atau tayang sepakbola dengan jumlah iklan yang melimpah
dan lebih menguntungkan.
Berikut beberapa permasalahan yang dapat menjadi krisis akut dalam redaksi RCTI melalui
perhitunganCrisis Rick dengan rumus yang tellah dijelaskan diatas,yaitu :
a. Kurangnya sumber daya karyawan yang kaya akan isu di pemerintahan
L =sedang 5
I = tinggi, tetapi pelatihan mendalam dapat memperbaikinya 9
CR = L x I = 5 x 9 = 45
Dalam hal ini kemungkinan terjadi kekurangnya ide agenda setting dalam
membentuk headline berita mencapai 50% (5 point) namun jika resiko itu
segera diatasi dengan berbagai pelatihan kepada tim peliputan, produser,
eksekutif produser hingga manager pemberitaan, salah satunya berguru
dengan tim peliputan berita online, maka dampaknya yang mencapai point 9
dapat terhindari.
b. Kemungkinan adanya kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
L = sedang 5
I = rendah , tetapi pelatihan mendalam dapat memperbaikinya 2
CR = L x I = 5 x 2 = 10
Sempitnya waktu pengolahan berita mengharuskan produser dan koordinator
peliputan lebih teliti dalam mengolah berita dan video yang dikirimkan tim
peliputan di lapangan. Selain isu, gelar / ejaaan nama narasumber dapat luput
dari perhatian sehingga kemungkinan menjadi krisis mencapai 5 point.
Namun dengan kebiasaan produser dan koorlip yang rajin membaca berbagai
koran, portal online, majalah, dan lainnya makin melatih mereka terhadap
nama atau gelar yang dimiliki narasumber, sehingga dampaknya sangat kecil
(2 point).
c. Dominasi dari narasumber
L = sedang 5
I = rendah , tetapi pelatihan mendalam dapat memperbaikinya 2
CR = L x I = 5 x 3 = 15
Dominasi dari narasumber jika dibiarkan dapat menjadi cikal bakal krisis
dengan tingkat sedang ( 5 point). Merasa berita yang mengikutsertakan dirinya
sebagai narasumber harus ditayangkan, padahal berbagai isu dan slot berita
yang dimiliki RCTI berbanding terbalik (minim slot berita).
Selain itu potensi suap untuk menutupi isu penting kerap menghampiri seluruh
tim redaksi RCTI, namun dengan banyak “mata” yang mengawasi hal ini
minim terjadi (I= 3 point)
d. Bencana alam (seperti berbagai peliputan di sekitar laut atau gunung di seluruh
wilayah Indonesia)
L = tinggi 8
I = sedang 6
CR = L x I = 8 x 6 = 48
Kemungkinan terjadinya bencana alam di Indonesia sangatlah tinggi (L=8)
karena wilayah Indonesia yang banyak dikelilingi cincin api, belum lagi
wilayah lautannya yang luas.
Namun dampak dari pemberitaan bencana alam ini cukup dampak baik bagi
rating RCTI, karena dapat menginformasikan kepada seluruh masyarakat
Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia dimana stasiun swasta tertua di
Indonesia ini memiliki sinyal yang sangat kencang dibandingkan televisi
swastaa lainnya (I= 6).
e. Kecelakaan saat peliputan
L = tinggi 8
I = tinggi 8
CR = L x I = 8 x 8 = 64
Kemungkinan kecelakan saat peliputan seperti potensi terorisme di Jakarta,
demostrasiyang sering dilakukan di pusat ibukota Jakarta danancaman baik
fisik / mental ketika harus melakukan liputan investigasi cukup tinggi
mencapai 8 point.
Namun dengan dilakukan pelatihan bela diri atau isu seputar terorisme serta
pembebasan pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone,
kamera, tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis
konflik dapat dihindari. Terlebih dengan adanya kemungkinan traumatik pada
tim peliputan usai mencari berita tersebut.
f. Perbedaan persepsi dalam pembuatan grafik data dan editing video yang diberikan
reporter dan juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan
L = sedang 7
I = rendah 2
CR = L x I = 7 x 2 = 14
Sempitnya waktu pengolahan berita memberikan celah adanya kemungkinan
kesalahan dalam editing grafik untuk memperjelas berita mencapai titik
sedang dengan point 7, namun seiring dengan kebiasaan tim grafik yang rajin
membaca berbagai koran, portal online, majalah, dan menonton referensi dari
televisi lainnya makin meminimalisir dampak terjadinya hal itu (I=2 point).
Tentunya harus didukung dengan makin meningkatkan komunikasi dengan
tim peliputan dan tim redaksi selaku penulis berita.
g. Kerusakan sistem komputer baik karena virus atau hardware
L = sedang 8
I = rendah 2
CR = L x I = 8 x 2 = 16
Kemungkinan terjadi kerusakan sistem komputerisasi dalam redaksi mencapai
level sedang (L=8), karena banyak data yang terus masuk setiap harinya.
Namun dengan melakukan update setiap 3 hari sekali dan membangun
jaringan data (backupdata), maka dampak dari kejadian ini akan kecil terjadi
(I=2).
VI. CMT STRATEGY WORKSHEET
Coombs, 2006 mengungkapkan perusahaan harus memiliki rekapitulasi data terkait
segala elemen yang berhubungan dengan perusahaan, diantaranya dengan membuat
Crisis Management Team Strategy Worksheet, seperti lembar kerja yang mencatat
semua saran dan kritik dari stakeholder internal dan eksternal.
Stakeholder menurut Rhenald Kasali, 2009 dalam Manajemen Public Relationsadalah
setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai
peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang
mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis manajemen yang lain
menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas berbagai kelompok penekan (pressure
group) yang mesti di pertimbangkan perusahaan.
Masing-masing pesan (termasuk saran dan kritik) dari masing-masing personil
perusahaan akan ditujukan kepada para stakeholder yang berwenang terkait berbagai
hal yang dirasakan dan dibutuhkan selama bergabung dan bekerja di perusahaan
tersebut.
Berikut merupakan beberapa contoh lembar kerja (worksheet) yang akan dibagikan
para tim redaksi RCTI untuk menulis berbagai pesan yang selama ini dirasakan
sebagai resiko yang dapat berkembang menjadi krisis dan menunjukannya pada
stakeholder perusahaan yang berwenang.Tentunya contoh lembar kerja ini akan makin
efektif jika tidak disertakan tanpa nama karyawan dan hanya mengisi divisi tempatnya
bekerja, sehingga merasa aman menyerahkan kepada atasan mereka.
1. CMT STRATEGY WORKSHEET BY RESEARCH AND
DEVELOPMENT’S TEAM
 Message :
 Adanya penurunan rating dalam setiap segmen di Seputar Indonesia
 Trend liputan/tontonan dan jenis berita yang sedang disukai masyarakat
Indonesia
 Stakeholder:
 Tim redaksi seperti tim editor, grafik, koordinator peliputan, eksekutif
produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan
pemimpin redaksi
 Tim peliputan; para reporter dan juru kamera
 Tim redaksi besar RCTI
 Goal :
 Tim Litbang (pengembangan dan penelitian) ini akan merasa pekerjaannya
dalam mengumpulkan data sangat berguna karena selama ini hanya menjadi
laporan tanpa ada tindak lanjut yang memadai.
Selain itu, berbagai informasi dari Litbang dapat makin memperbaiki dan
menambah ide untuk pembentukkan agenda setting sehingga RCTI makin
memiliki ciri khas seperti dahulu.
2. CMT STRATEGY WORKSHEET BY CAMERAMEN AND REPORTER’S TEAM
 Message :
 Minimnya alat-alat pengaman seperti helm, rompi anti peluru, pelampung,
pisau lipat, dan lainnya untuk meliput demonstrasi, bencana alam, persidangan
teroris, premanisme seperti Abu Bakar Ba’asyir, Hercules atau Jhon Kei.
 Minimnya peralatan candid camera yang akan digunakan dalam investigasi,
sehingga data dan gambar yang dihasilkan tidak maksimal
 Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
 Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
 Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus melakukan liputan
investigasi
 Beban pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone, kamera,
tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik
seperti tsunami aceh, sidang preman Ambon Blowfish, Hercules, pembunuhan
John Kei, demonstrasi, dan lainnya.
 Stakeholder:
 Tim redaksi seperti tim editor, grafik, koordinator peliputan, eksekutif
produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan
pemimpin redaksi
 Tim manager keuangan RCTI
 Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di
RCTI)
 Penonton RCTI
 Goal :
 Meski pekerjaan di lapangan cukup sulit namun dengan saling berkomunikasi
terutama berbagai resiko yang telah diutarakan di atas, diharapkan reporter
dan juru kamera mendapatkan berbagai fasilitas yang menunjang, sehingga
tim dapat bekerja dengan hati yang senang.
 Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga
kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.
3. CMT STRATEGY WORKSHEET BY NEWS’S COORDINATOR
 Message :
 Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
 Buntu akan pencarian isu peliputan berita
 Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
 Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
 Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan
investigasi
 Minimnya jam tayang pada waktu primetime, sehingga ada beberapa berita
penting yang sulit ditayangkan (kalah dengan waktu sinetron / sepakbola)
 Stakeholder:
 Tim redaksi seperti tim editor, grafik, produser, produser, manager
pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi
 Tim manager keuangan RCTI
 Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di
RCTI)
 Penonton RCTI
 Goal :
 Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga
kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.
 Mendapatkan slot waktu prime time untuk berbagai berita penting
 Mendapat sokongan dana untuk mengajukan pergantian berbagai alat untuk
menunjang tim peliputan di lapangan
4. CMT STRATEGY WORKSHEET BY PRODUSER AND
EXECUTIVE PRODUSER
 Message :
 Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan
 Buntu akan pencarian isu peliputan berita
 Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
 Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
 Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan
investigasi
 Minimnya jam tayang pada waktu primetime, sehingga ada beberapa berita
penting yang sulit ditayangkan (kalah dengan waktu sinetron / sepakbola)
 Stakeholder:
 Tim redaksi seperti tim editor, grafik, manager pemberitaan, wakil pemimpin
redaksi, dan pemimpin redaksi
 Tim manager keuangan RCTI
 Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di
RCTI)
 Penonton RCTI
 Goal :
 Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga
kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.
 Mendapatkan slot waktu prime time untuk berbagai berita penting
 Mendapat sokongan dana untuk mengajukan pergantian berbagai alat untuk
menunjang tim peliputan di lapangan
5. CMT STRATEGY WORKSHEET BY GRAFIK AND EDITOR’S TEAM
 Message :
 Perbedaan persepsi dalam pembuatan grafik data yang diberikan reporter dan
juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan
 Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita
yang disiarkan
 Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi
narasumber
 Stakeholder:
 Tim redaksi seperti tim editor, grafik, koordinator peliputan, eksekutif
produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan
pemimpin redaksi
 Tim manager keuangan RCTI
 Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di
RCTI)
 Penonton RCTI
 Goal :
 Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga
kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.
 Mendapat kebebasan dalam berekspresi dalam mengedit video atau grafik
berita RCTI, dapat mengikuti trend yang ada, sehingga tontonannya tidak
membosankan.
VII. STAKEHOLDER CONTACT WORKSHEET
Kontak data-data stakeholder harus terdata dengan baik, sehingga ketika krisis terjadi,
pembagian tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan dapat terdistribusi dengan baik.
Berikut merupakan beberapa stakeholder yang menjadi bagian jika krisis terjadi di redaksi
RCTI, yaitu :
1. Penonton RCTI
2. Tim redaksi tim editor dan grafik
3. Tim peliputan; reporter dan juru kamera
4. Koordinator peliputan
5. Eksekutif produser
6. Produser
7. Manager pemberitaan
8. Wakil pemimpin redaksi
9. Pemimpin redaksi
10. Tim manager keuangan RCTI
11. Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di RCTI)
Terkait krisis yang sedang dibahas dalam makalah ini, maka peran serta seluruh stakeholder
sangat berperan aktif. Tentunya komunikasi intensif antara seluruh stakeholder terutama
untuk membahas segala kelebihan dan kekurangan dapat meminimalisir krisis terjadi di
televisi swasta pertama ini.
Penggunaan perhitungan gejala resiko yang telah dihitung sebelumnya juga dapat menjadi
bahan pertimbangan yang tidak lagi diabaikan karena dapat menjelma menjadi krisis yang
besar.
VIII. BUSINNESS CONTINUITY PLAN REFERENCE
Pada rencana ini, diharapkan perusahaan akan disiplin untuk menjalankan berbagai
pelatihan yang telah direncanakan sebelumnya.
Dalam kasus ini, RCTI telah mengagendakan sejumlah pelatihan untuk menunjang
kinerja tim redaksinya terutama untuk menghindari ketergantungan pembentukan
agenda setting pada setiap pemberitaannya.
Tentunya disiplin untuk menjalankan berbagai pelatihan dan evaluasi per 3bulan pada
masing-masing krisis yang dapat terjadi di RCTI sangat dibutuhkan, sehingga tidak
akan ada kekagetan pada tim redaksi ketika krisis benar-benar terjadi di RCTI.
Berikut contoh rancangan BCP yang dapat digunakan, dimana contoh kasus tela
diungkap bab Crisis Risk Assessment.
Duration of
Outage
Impact Rating
1 2 3 4 5
1. Kecelakaan ketika peliputan
Kecelakaan yang dimaksud adanya
bencana alam, potensi terorisme,
potensi kerusuhan saat demonstrasi,
ancaman baik fisik / mental saat
berinvestigasi
3 bulan v
6 bulan v
9 bulan v
12bulan v
2. Beban pergantian peralatan
Beban pergantian alat-alat peliputan
seperti kerusakan microfone, kamera,
tripod, dan lainnya ketika harus
berada di lokasi peliputan berbasis
konflik.
3 bulan v
6 bulan v
9 bulan v
12bulan v
Dan lainnya sesuai berbaagai
masalah yang diungkapkan dalam
Crisis Risk Assessment.....
IX. CRISIS CONTROL CENTER
Crisis control center merupakan tempat rapat khusus bagi para stakeholder yang
tergabung dalam perusahaan untuk membahas berbagai resiko hingga krisis akut
yang melanda perusahaan.
Dalam kasus RCTI, belum ada ruang khusus seperti ini, terkadang semuanya hanya
diselesaikan di meja rapat biasa. Bahkan kadang krisis yang terjadi ketika agenda
setting RCTI “sangat mirip” dengan berbagai berita online.
Keberadaan ruang khusus ini diharapkan sangat penting, sehingga berbagai masalah
yang dianggap masuk dalam krisis dapat diselesaikan tanpa harus membuat panik tim
lainnya, sehingga pekerjaan di redaksi RCTI tetap dapat berjalan dengan baik.
X. POST CRISIS EVALUATION TOOLS
Dalam proses ini evaluasi penting untuk dilakukan untuk mengukur seberapa jauh
perkembangan dalam mengatasi krisis dalam perusahaan ddapat tercapai.
Dalam kasus ini, survey dan kuesioner kepada tim redaksi RCTI dapat dilakukan
untuk melihat bagaimana resiko “meniru” portal online terhadapa headline RCTI.
Survey dapat dilakukan dengan menyamarkan nama karyawan untuk membuka
kekurangan dan kelebihan dari para stakeholder dalam RCTI.
Sayangnya hal ini dilakukan hanya ditingkat level atas, yaitu antara koordinator
peliputan, eksekutif produser, dan produser, hingga ke pemimpin redaksi. Sementara
tim liputan di lapangan hanya sering diajak rapat bersama, tanpa ada langkah konkret.
Berikut contoh survey yang digunakan untuk mengukur crisis management worksheet
yang telah dirancang sebelumnya, dilengkapi dengan penilaian akan tingkat
kepuasaaannya;
1= tidak puas 2=puas
3= sedang 4= cukup puas
5=sangat puas
Krisis Management RCTI Tingakt Kepuasan
1 2 3 4 5
1. Kepuasan dengan hasil editan sesuai dengan hasil
peliputan
v
2. Perbedaan persepsi dengan tim editor dan grafik v
3. Beban pergantian peralatanseperti kerusakan
microfone, kamera, tripod, dan lainnya ketika harus
berada di lokasi peliputan berbasis konflik.
v
4. Keorisinilan tema peliputan yang diberikan
redaksi (apa masih mengikut portal online?)
v
Dan lainnya sesuai berbaagai masalah yang
diungkapkan dalam Crisis Risk Assessment.....
DAFTAR PUSTAKA
Coombs, W.T. 2006. Code Red in the Boardroom: Crisis Management as a Organizational
DNA, Crisis-Sensing Network , p76-87.
Rhenald Kasali. 2009 . Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasi di Indonesia, p
63.
Smith, Ronald D. Strategic Planning for Public Relations. Second Edition. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates, 2005.
Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Cet VII. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relations – Teori dan Aplikasi.Cet II.
Jakarta: PT Grasindo, 2004.

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Crisis Management Pada Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)

Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin Amq
 
Perkembangan IPTEK di Indonesia XII MIA 1 MAN 2 Wonosobo
Perkembangan IPTEK di Indonesia  XII MIA 1  MAN 2 WonosoboPerkembangan IPTEK di Indonesia  XII MIA 1  MAN 2 Wonosobo
Perkembangan IPTEK di Indonesia XII MIA 1 MAN 2 Wonosoboridkialafif
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIFirdaus Azwar Ersyad
 
Ekonomi politik media radio
Ekonomi politik media radioEkonomi politik media radio
Ekonomi politik media radioyuls1423
 
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV NasionalEksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV NasionalFeriandi Mirza
 
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...TaufiqurokhmanTaufiq
 
Sejarah Penyiaran di indonesia
Sejarah Penyiaran di indonesiaSejarah Penyiaran di indonesia
Sejarah Penyiaran di indonesiaErwin Rasyid
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...I Wayan Suparno
 
Spektrum Frekuensi
Spektrum FrekuensiSpektrum Frekuensi
Spektrum FrekuensiChar Lie
 
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarIsi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarI Wayan Suparno
 
Orasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molekOrasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molekRoy Iskandar
 
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIALusianai Waode
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin Amq
 

Ähnlich wie Crisis Management Pada Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) (20)

Jenis dan format berita
Jenis dan format beritaJenis dan format berita
Jenis dan format berita
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwah
 
Perkembangan IPTEK di Indonesia XII MIA 1 MAN 2 Wonosobo
Perkembangan IPTEK di Indonesia  XII MIA 1  MAN 2 WonosoboPerkembangan IPTEK di Indonesia  XII MIA 1  MAN 2 Wonosobo
Perkembangan IPTEK di Indonesia XII MIA 1 MAN 2 Wonosobo
 
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISIMODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
MODUL TEORI PRODUKSI ACARA TELEVISI
 
Ekonomi politik media radio
Ekonomi politik media radioEkonomi politik media radio
Ekonomi politik media radio
 
Jurnalistik
JurnalistikJurnalistik
Jurnalistik
 
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
2013-2-01542-MC Bab1001.pdf
 
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV NasionalEksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
Eksistensi TV Lokal di Antara Dominasi TV Nasional
 
Sejarah perkembangan televisi
Sejarah perkembangan televisiSejarah perkembangan televisi
Sejarah perkembangan televisi
 
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
03 2018 sosia dialektika unwas pengawasan perizinan oleh komisi penyiaran ind...
 
Sejarah Penyiaran di indonesia
Sejarah Penyiaran di indonesiaSejarah Penyiaran di indonesia
Sejarah Penyiaran di indonesia
 
MSTV
MSTVMSTV
MSTV
 
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
Persepsi Masyarakat Terhadap Tayangan Kompastv di Makassar - TESIS - Halaman ...
 
Spektrum Frekuensi
Spektrum FrekuensiSpektrum Frekuensi
Spektrum Frekuensi
 
Radio siaran di indonesia
Radio siaran di indonesiaRadio siaran di indonesia
Radio siaran di indonesia
 
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di MakassarIsi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
Isi Proposal Tesis ; Persepsi Masyarakat terhadap Tayangan KompasTV di Makassar
 
Orasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molekOrasi ilmiah stit air molek
Orasi ilmiah stit air molek
 
EKONOMI POLITIK MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA
 
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIAEKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
EKONOMI POLITIK MEDIA dalam INDUSTRI MEDIA
 
Syarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwahSyarifudin, broacasting dakwah
Syarifudin, broacasting dakwah
 

Crisis Management Pada Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)

  • 1. STRATEGI PENANGANAN KRISIS MANAGEMENT PADA STRUKTUR PEMBERITAAN RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA (RCTI) TERHADAP SITUS BERITA ONLINE (Studi Kasus :Pemberitaan Dugaan Kasus Korupsi PKS) Introduction to Coorporate Communication EVRY JELITA PURBA 212121 003 CORPORATE COMMUNICATION PARAMADINA GRADUATE SCHOOL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PARAMADINA 2013
  • 2. I. LATAR BELAKANG Perkembangan media massa di Indonesia makin berkembang di era millenium ini, mulai dari media cetak, elektronik hingga digital seperti surat kabar, majalah, radio, film, televisi, media online. Perkembangan cukup pesat diantaranya media elektronik sepertitelevisi, yang merupakan alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi. Dalam http://www.tvhistory.tv/terungkap awal ditemukannya televisi bermula pada penemuan dasar dari hukum Gelombang Elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Pada tahun 1873 seorang operator telegram menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium. Kemudian di tahun 1884, Paul Nipkow, mahasiswa asal Berlin, Jerman menemukan piringan metal kecil berputar dengan lubang-lubang didalamnya dan disebut sebagai cikal bakal lahirnya televisi. Komponen televisi pun makin berkembang, terlihat di tahun 1920 saat John Logie Baird, penemu asal Skotlandia berhasil menunjukan cara pemancaran gambar- bayangan bergerak di London pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom di tahun berikutnya. Selanjutnya, penyempurnaan pada komponen televisi mulai dikerjakan berbagai pihak, dintaranya pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera"). Tahun 1927, penemu asal Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yaitu sistem "video terjalin"
  • 3. untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris, hingga Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio. Perkembangan teknologi televisi pun mulai dapat dinikmati, terbukti pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig, dan masyarakat dapat menyaksikan setiap perlombaannya secara langsung. Produksi televisi pun makin meningkat di berbagai negara, sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika. Penggunaan televisi di masyarakat dunia, makin meningkat pasca Perang Dunia II, dimana produksi acara televisi diizinkan kembali mengudara pada Agustus 1945. Tak hanya acara hiburan, televisi pun memuat banyak informasi seperti pemberitaan hukum, politik, ekonomi, pendidikan hingga features kehidupan masyarakat di berbagai belahan dunia. Salah satunya, stasiun televisi TVRI (Televisi Republik Indonesia) milik pemerintah Indonesia, yang mulai mengudara secara perdana sejak 17 Agustus 1962. TVRI memulainya dengan siaran percobaan dari halaman Istana Merdeka Jakarta pada acara Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ke-17. Pada 24 Agustus 1962, TVRI bersiaran secara resmi, salah satunya siaran langsung upacara pembukaan SEA Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno. TVRI kemudian disempurnakan badan hukumnya oleh negara dengan menerbitkan Keppres No. 215/1963 tentang Pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI, tanggal 20 Oktober 1963. Sayangnya, kekuasaan Presiden Soeharto pada zaman Orde Baru bertekad menciptakan pembangunan ekonomi yang kuat dan kehidupan politik yang terkontrol. TVRI di bawah kekuasaan orde ini ditempatkan menjadi mikrofon penyampai aspirasi pemerintah. Acara yang ditayangkan TVRI harus disesuaikan dengan norma,
  • 4. kehendak, dan sistem nilai yang diproduksi rezim. Walaupun di permukaan kehidupan tampak tenang, di balik itu sesungguhnya rakyat merasa tertekan. Ketenangan yang tampak merupakan ketenangan yang dihasilkan dari teror. Adapun acara hiburan yang tersiar merupakan kerjasama para seniman yang berafiliasi secara politik dengan rezim Soeharto. Namun memasuki tahun 1980an, makin banyak masyarakat yang sadar akan pendidikan, hal ini memunculkan lapisan baru pada kelas menengah yang mulai merasa jenuh dan menuntut keberagaman isi penyiaran TVRI. Kegeraman masyarakat pun terjawab dengan hadirnya televisi swasta, Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang mulai mengudara per1 Januari 1987 di Jakarta dan sekitarnya dengan teknologi alat dekoder. Peresmian televisi swasta pertama di Indonesia ini pun diresmikan tanggal 24 Agustus 1989, bertepatan dengan ulang tahun TVRI ke-27 membasis di Jakarta. Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Namun karena setiap hari, pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di wilayah Jabodetabek, maka pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI untuk bersiaran secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu pula di Surabaya persembahan PT. Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun televisi yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV. Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda. Setelah sekian lama bersiaran lokal di kota Jabodetabek, akhirnya tanggal 24 Agustus 1990 RCTI bersiaran secara nasional, namun hal itu baru direalisasikan saat meluncurkan RCTI Bandung yang bertugas merelay acara-acara RCTI di Jakarta sejak tanggal 1 September 1990. RCTI termasuk stasiun televisi besar di Indonesia, tapi susunan acaranya berbeda. Setelah sukses dengan RCTI dari Bandung, akhirnya awal tahun 1990 RCTI bersiaran secara nasional, diantaranya Banda Aceh, Semarang, Yogyakarta, Surabaya,
  • 5. Denpasar, Medan, Palembang, Padang, Bandar Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Batam, Manado, Balikpapan, Lombok, Flores, Ambon, Jayapura dan hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa disaksikan di seluruh Indonesia. Pada tahun 1997, terjadi kekisruhan antar pemilik saham RCTI dan SCTV. Itu semua karena pemilik saham SCTV merasakan ketidakadilan yang dilakukan oleh PT. Bimantara Citra, Tbk. yang lebih me-nomor satu-kan RCTI ketimbang SCTV. Alhasil, RCTI dan SCTV memutuskan untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri. Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama yang melakukan reformasi besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua susunan direksi dan komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang sempat merugi karena krisis moneter tahun 1997 lalu. Setelah 4 tahun menyendiri, akhirnya RCTI memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman RCTI, yaitu Metro TV dan Global TV. PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT. Global Informasi Bermutu, Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas Global TV dan juga memodali berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia, Tbk.) dan memiliki 25% saham Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara Citra, Tbk. berganti manajemen setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk. Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga akhirnya Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan 1 Juli 2003 Bimantara membeli 75% saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di TPI. dan pada 1 Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha untuk RCTI, TPI dan Global TV yaitu Media Nusantara Citra (MNC) dengan Direktur Utama RCTI saat ini adalah Hary Tanoesoedibjo Seiring berjalannya waktu perkembangan media makin pesat, berbagai saluran televisi mulai bermunculan, seperti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang akhirnya berubah nama menjadi Media Nusantara Citra (MNC TV),GlobalTV, Anteve,
  • 6. Indosiar, TV7, Trans7, TransTV, dan Lativi yang telah berubah menjadi TVOne sebagai stasiun televisi berita. Masing-masing televisi berlomba menampilkan konsep hiburan dan pemberitaan untuk memikat penonton Indonesia. Sebut saja, Trans TV dan Trans 7 yang berani mengambil konsep beda dengan menonjolkan hiburan petualangan di seluruh belahan pulau-pulau di Indonesia. Tak hanya itu, konsep pemberitaan yang lebih ke arah softnews ataupenulisan berita bergaya bahasa yang lebih luwes. Tak hanya televisi, perkembangan pesat juga terjadi pada dunia maya yang memberi pengaruh di dunia pemberitaan dan hiburan. Berawal dari sambungan dial-up dari IndoNet untuk dapat bergabung di dunia maya, berlanjut menjamurnya dunia mailing list, yaitu grup diskusi melalui alamat surat elektronik hingga beragam portal online seperti www.detik.com, www.kompas.com, www.astaga.com, kopitiem.com, boleh.net, dan lainnyabersaing ketat untuk memberitakan berbagai kejadian terkini yang terjadi di era pemerintahan Soeharto. Berita-berita politik, hukum, sosial, ekonomi hingga dunia hiburan baik dalam dan luar negeri, secara mudah dituangkan dalam bentuk tulisanserta dukungan foto-foto peristiwa sehingga makin menguatkan isi berita yang tertuang. Salah satunya, www.detik.com sebagai salah satu pionir yang lahir saat jatuhnya pemerintahan Suharto di tahun 1998.Pada masa-masa reformasi, portal wartawan Budiono Darsono ini banyak dipakai sebagai acuan sumber berita-berita terbaru dan ter-update. Jika media cetak kala itu hanya terbit satu kali dalam satu hari, maka situs detik dapat melakukan update detik demi detik nya. Pada saat itu detik.com dikenal sebagai yang terdepan dalam breaking news. Beberapa tahun belakangan, sebelum terjadi pergantian manajemen di detik.com. Terjadi perkembangan dengan dibangunnya detikbandung dan detiksurabaya yang mungkin tujuannya untuk memberikan muatan lokal dari kedua kota besar tersebut sebagai sumber berita.
  • 7. Perkembangan lainnya juga ditunjukkan dengan mengembangkan detikTV dengan meng-upload berbagai video berkapasitas sedang, terkait isu yang berkembang di masyarakat hanya dalam hitungan detik. II. IDENTIFIKASI MASALAH Masalah yang akan diangkat dalam makalah ini dengan mengupas dugaan kemiripan agenda setting yang diterapkan RCTI dalam membentuk headlinenya, sehingga pertanyaan penelitiannya adalah : Bagaimana strategi penanganan krisis management pada struktur pemberitaan RCTI terhadapsitus berita online? Untuk mengkerucutan masalah yang terjadi, penulis mengambil tema dugaan kasus korupsi yang dialami Partai Keadilan Sejahtera yang sedang hangat saat ini. Berikut beberapa kumpulan berita yang diambil dari 2 situs berita online yang sering digunakan sebagai acuan redaksi news RCTI, yaitu www.detik.com dan www.tempo.co. Kedua situs ini mengungkapkan banyak fakta penting yang terjadi, mulai dari tertangkap tangannya sahabat mantan Presiden PKS Ahmad Fatanah, Lutfi Hasan Ishaaq, hingga sejumlah wanita yang kerap dekat dengan keduanya dan digunakan sebagai alat pencucian uang (TPPU) untuk mengelabui petugas terkait melimpahnya harta benda milik mereka. Uniknya dari beberapa berita yang dicuplik, banyak berita yang dicontoh kembali oleh RCTI, serta kesulitan dalam mengupasnya dalam bentuk gambar. Contohnya, berita tempo terkait “Maharani dan Suara Berisik di Kamar Le Meridien”, hal ini sulit untuk divisualisasikan. Alhasil RCTI hanya menggunakan dokumentasi saat Fatanah tertangkap, sehigga kurang menarik perhatian penonton. Berikut berita selengkapnya;
  • 8. No. SUMBER BERITA TANGGAL ISI BERITA KETERANGAN 1. http://www.tempo.co/read/news/2013/01/31/0784 58096/Maharani-dan-Suara-Berisik-di-Kamar-Le- Meridien Maharani dan Suara Berisik di Kamar Le Meridien 31 January 2013 Sumber Tempo di KPK mengatakan Maharani tertangkap dengan Ahmad tanpa berbusana di dalam sebuah kamar hotel. "Mereka berdua (Maharani dan Ahmad Fathanah) tidak sempat lagi memakai pakaian saat kamarnya dibuka tim dan security hotel," ujar sumber Tempo yang menyaksikan penyergapan Maharani dan Ahmad Fathanah. Liputan ini sulit untuk divisualisasikan. Alhasil RCTI hanya menggunakan dokumentasi saat Fatanah tertangkap, sehigga kurang menarik perhatian penonton. 2. http://news.detik.com/read/2013/05/07/051359/22 39663/10/ Babak Baru Kasus Suap Sapi Impor Bersama Model Seksi Vitalia Sesha 7 Mei 2013 Kasus dugaan suap daging sapi impor kini memang kembali memasuki babak baru. Disebut babak baru karena ada 'pemeran' baru RCTI telat mendapatkan foto-foto Vitalia Sesha. Detik dan Tempo dengan slot waktu tayang 24 jam merunning berita ini selama dua hari penuh.
  • 9. di dalam kasus yang melibatkan pria asal Makassar bernama Ahmad Fathanah ini. Pemeran baru itu bernama Vitalia Sesha, seorang model majalah pria dewasa. Nama Vitalia pertama kali muncul dalam kasus suap daging sapi impor terkait penyitaan mobil Honda Jazz bernopol B 15 VTA milik tersangka Ahmad Fathanah. Juru bicara KPK Johan Budi menyebut mobil itu disita dari seorang perempuan muda bernama Vitalia Sesha. Detik mendapatkan foto-foto secara eksklusif, karena koordinator liputan news yang sadar akan Vitalia yang pernah menjadi model MALE Magazine besutan Detik. Sementara RCTI baru dapat dihari berikutnya, sehingga terasa telat dan terbukti dari rating yang turun. 3. http://www.tempo.co/read/fokus/2013/05/24/2768/ Ketua-PPATK-Perempuan-Fathanah-Ibarat-Gunung-Es 24 Mei 2013 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Detik dan Tempo menyebar seluruh reporter disetiap instansi pemerintahan. Kedua portal ini
  • 10. Ketua PPATK Perempuan Fatanah Ibarat Gunung Es Keuangan (PPATK) mengungkapkan, masih banyak perempuan yang menerima duit dari Ahmad Fathanah, tersangka kasus suap izin impor daging sapi. Mereka memiliki latar belakang berbeda dan belum terungkap ke publik. Berdasarkan data yang diperoleh Tempo, ada 45 perempuan yang diketahui sebagai penerima duit dari Fathanah. Angka itu tidak termasuk jumlah yang diumpamakan Yusuf seperti gunung es itu. Ini diduga sebagai modus Fathanah untuk melakukan pencucian uang. tidak pernah mengabaikan meski berita di PPATK saat itu terasa kurang menarik. Pasalnya, saat itu belum ada data terkait wanita dan Fatanah, namun koorlip berita online sangat tajam isu, dengan iseng menanyakan bagaimana investigasi PPATK yang selama ini bekerjasama dengan KPK. Alhasil Yusuf sang ketua PPATK mengungkapkan sekitar 45 wanita terkait pada pencuciaan uang Fatanah, sementara RCTI baru bergerak di dua hari kemudian sehingga hal itu terasa hambar ditambah sulitnya bertemu ketua PPATK yang engga diminta keterangan untuk kesekian kalinya. 4. http://www.okezone.tv/play/44106/vitalia-shesya- ahmad-fathanah-teman-dekat-saya 10 Mei 2013 Mnejelaskan kedekatan Link berikut merupakan tayangan RCTI yang
  • 11. hubungan Fatanah dan Vitalia Rasa menyesal ga? Ada rasa menyesal karena dikaitkan dengan Mas Ahmad. Banyaknya beredar foto-foto syur majalah. Berita dugaan menjadi istri muda Fatanah. Hubungan teman dekat dengan Fatanah. Pertemuan 6 kali, memberikan beberap barang seperti mobil untuk anak-anak kamu. mewawancarai Vitalia setelah wanita model panas itu telah diwawancarai Detik.com, detikTV, Tempo, TVOne, Metro, dan GlobalTV. Sayangnya, redaksi RCTI mengupas hal yang sama dengan beberapa pesaingnya. Tidak ada penyataan terkait fakta-fakta baru yang mengejutkan massyarakat saat itu. Bahkan hasil besutan tulisan Tempo yang mengikuti Vitalia saat berbelanja ke mall, lebih terasa menarik, karena dapat mengupas hobi dan keseharian wanita cantik ini. Alhasil rating Seputar Indonesia pun menurun. 5. http://www.okezone.tv/play/43984/perempuan- baru-kasus-daging-sapi 8 Mei 2013 KPK menyita mobil dan jam tangan disita KPK Lagi-lagi RCTI telat mendapatkan info yang telah ditayangkan Tempo dan Detik.
  • 12. Kesulitan dalam pembentukan visualisasi terkadang membuat RCTI harus menunggu video atau gambar itu diterima redaksi, padahal terkadang tim peliputan telah mendapatkan isunya bersamaan tim liputan Detik dan Tempo. Selain itu, terkadang minimnya isu yang berkembang di jajaran redaksi juga membuat RCTI harus ketinggalan sejumlah berita yang mendadak penting, seperti contoh kasus di PPATK. Kedua online ini telah merunning berita ini sejak jam 9pagi, sementara RCTI yang perlu visualisasi baru dapat menayangkannya pukul 5 sore.
  • 13. III. REHEARSAL DATES Pelatihan pada berbagai sudut pandang mulai dari penajaman angle isu peristiwa, proses peliputan berita, penentuan angle hingga penulisan yang singkat dan padat dalam berita haruslah diasah setiap waktu oleh para jurnalis agar mendapatkan berita yang padat, lugas, dan dapat dipercaya kebenarannya oleh masyarakat. Dalam kasus penentuan headline di RCTI, para jurnalisnya hanya diberikan pelatihan selama 3 bulan oleh para koordinator liputan RCTI. Sayangnya, tidak ada pelatihan bertahap yang dilakukan di tiap 6 bulan atau setahun sekali untuk makin meningkatkan kemampuan menulis dan menganalisa masalah yang akan dijadikan tema berita RCTI. Berikut timeline yang dapat dilakukan RCTI untuk dapat meningkat sumber daya para jurnalis sehingga akan berimbas pada peningkatan berita di televisi swasta pertama di Indonesia ini, yaitu :
  • 14. No Jenis Pelatihan Waktu Narasumber Keterangan 1. Pelatihan penulisan dari pihak media online dan televisi asing kepada produser, koordinator liputan, dan reporter January –Maret (dilakukan secara berkesinambung an selama setahun, dengan jenjang bertingkat dan dilengkapi dengan sertifikasi sehingga menambah minat para pewarta dalam mengikutinya) - Koordinator liputan Detik.com - Koordinator liputan Tempo - Koordinator liputan CNN, BBC, dan Al Jazeera. Pelatihan dari media online seperti Detik.com dan tempo dapat membantu para koordinator liputan (koorlip) RCTI untuk mencari gaya baru, terutama dalam penentuan headline/ angle berita. Dari sharing bersama ini, RCTI juga dapat melihat pembagian kerja, dan kecepatan membaca isu yang dilakukan koorlip online yang selalu mengupdate para juniornya di lapangan dan langsung mengaitkan dengan tema liputan yang lain. Contohnya ketika Fatanah selaku sahabat mantan Presiden PKS, Luthi Hasan Ishaaq ditangkap bersama wanita di hotel. Seketika itu, koorlip hukum dan politik Detik.com segera bekerja sama, dan mulai meminta tanggapan dari para anggota DPR Fraksi PKS, walupun belum ada statement yang jelas atas alasan penangkapannya.
  • 15. 2. Pelatihan penyajian dari pihak televisi asing kepada eksekutif produser dan para produser April – Juni dan dilanjutkan secara berkesinambung an selama setahun, Kantor berita British Broadcasting Corporation (BBC) dan Channel News Network (CNN) yang merupakan stasiun televisi kabel yang memiliki cabang terbesar dengan jam siaran 24 jam per hari. Cakupan wilayah dari Eropa, Timur Tengah, Afrika, hingga Asia. Pelatihan penyajian gaya siaran atau show di RCTI haruslah dipelajari dengan baik oleh para eksekutif produser dan produser, karena ibarat koki, mereka harus memasak berbagai info, tulisan dan gambar yang telah dibelanjakan di lapangan oleh para reporter dan kameramen. Meski RCTI sering mencontoh gaya bersiaran dan show dari kedua stasiun besar ini namun penerapan sering tidak konsisten. Terkadang RCTI juga sering meniru Trans TV yang memiliki ciri softnews, atau meniru MetroTV atau TvOne selaku televisi berbasis berita, hanya demi mendapatkan rating yang tinggi. Alhasil RCTI tidak memiliki ciri khas tersendiri, sehingga diharapkan dari pelatihan ini, para eksekutif produser dan produser dapat mengembalikan citra dan ciri khas televisi swasta pertama di Indonesia ini. 3. Pelatihan pendekatan personal dari pihak media online kepada koordinator April – Juni dan dilanjutkan secara - Koordinator liputan Detik.com - Koordinator liputan Tempo Pelatihan pendekatan personal melalui dua media online ini, dapat melatih para reporter dan kodinator liputan untuk dapat melakukan pendekatan personal kepada
  • 16. liputan, dan reporter berkesinambung an selama setahun, Kedua media ini memiliki pembaca cukup besar di Indonesia. Salah satunya detik.com yang memiliki 30.000 pembaca perhari dan menempati rangking ke-8 se Indonesia http://www.alexa.com/siteinfo/det ik.com#) , sementara Tempo memiliki militansi yang kuat terutama dalam mendapat narasumber “rahasia” untuk mengungkapkan suatu kasus. http://www.tempo.co/read/flashgr afis/2013/05/06/542/Duit- Fathanah-Mengalir-ke-Artis narasumber kunci. Diharapkan melalui pelatihan ini, RCTI dapat melakukan pembagian pada para reporter bidang hukum, politik, sosial, metro, dan feature, sehingga narasumber menjadi nyaman dengan masing-masing reporter dan tidak ada pergantian secara mendadak.Alhasil narasumber kunci akan merasa nyaman untuk berbagi info penting yang mereka miliki kepada RCTI. 4. Pelatihan penggunaan kamera tersembunyi (candid camera) Juli- Oktober - Koordinator liputan Detik.com - Koordinator liputan Tempo - Koordinator liputan CNN, BBC, dan Al Jazeera. Melalui pelatihan ini diharapkan RCTI dapat melindungi para narasumbernya dan mendapatkan data-data penting untuk membangun headline yang lebih menarik sehingga dapat meningkatkan rating. Alhasil, RCTI tetap dapat menyaingi website berita
  • 17. online yang kerap menggunakan istilah “menurut sumber Tempo/ Detik...” untuk mengutarakan data penting dalam headline mereka. Sementara pelatihan melalui CNN, BBC, dan Al Jazeera dapat mengajari RCTI dalam penyajian gambar-gambar dari kamera tersembunyi yang menampilkan para narasumber penting tersebut. 5. Pelatihan bahasa asing November – Mei tahun mendatangnya - Wallstreet - English First - The British Institue - Mandarin Expert - Institutfrancais-indonesia Pelatihan bahasa asing seperti Inggris, Cina, Perancis, dan lainnya sangat membantu para reporter dan kameran. Terutama ketika mereka harus bertemu para narasumber asing atau berkunjung ke negara tersebut, sehingga berita- berita internasional dapat terliput dengan baik. 6. Pelatihan menyelam Juni- Desember Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (PB POSSI) Pelatihan menyelam dapat dimanfaatkan para reporter dan kameramen untuk mengupas keindahan laut dan kepulauan yang mayoritas tersedia di Indonesia. Peliputan alam seperti ini banyak diterima RCTI, namun jarang diliput karena kurangnya sumber daya karyawan yang dapat menyelam dan menulis dengan baik.
  • 18. IV. CRISIS MANAGEMENT TEAM LIST Dalam memperbaiki dan makin meningkatkan kualitas headline RCTI, berikut merupakan komposisi tim pada tingkat staf yang berhubungan langsung dengan sistematika redaksi. Tentunya, dukungan dari pemimpin redaksi, marketing, produksi sangat diperlukan untuk mengurangi potensi krisis yang ada di televisi swasta pertama di Indonesia ini. Dalam komposisi Team List ini kerjasama antar koordinator liputan (korlip), eksekutif produser, produser, dan koordinator reporter sangat diperlukan, terutama dalam pembahasan berbagai bahan belanjaan (isu peliputan berita) untuk membentuk headline berita yang makin meningkatkan citra dan rating RCTI. Selanjutnya melalui daftar kontak ini diharapkan para koordinator liputan (korlip), eksekutif produser dan produser yang lebih sering berada di kantor akan lebih percaya kepada para reporter dan juru kamera yang lebih lama (jam kerjanya) di lapangan, sehingga berbagai berita-berita yang dilaporkan akan lebih aktual. Selain itu, para redaksi yang bekerja di dalam kantor dapat membantu mengembangkan isu sambil mencari nomor kontak narasumber lain yang berhubungan dengan isu tersebut, serta melobi (pendekatan personal) terlebih dahulu, sehingga para reporter dan juru kamera lebih cepat dalam mengambil berita / isu yang dibutuhkan redaksi RCTI. No. CMT List CMT Contact Sheet CMT Secondary Contact Sheet 1. Kordinator liputan permasing- masing bidang (hukum, politik, metropolitan, ekonomi, features) Taufik (koordinator bid. Hukum)= 0888 9680500 Bane (koordinator bid. Politik)= 0888 968 0587 Dwi (koordinator bid.Metropolitan)= 0856 1147 848 Asih (koordinator bid. Hukum)= 0888 968 0514 Fikri (koordinator bid. Politik)= 0888 968 0525 Windi (koordinator bid.Metropolitan)= 0888 968 0534
  • 19. Tiara (koordinator bid.Ekonomi) = 0888 968 0567 Iwan (koordinator bid.Feature) = 0888 968 0589 Yani (koordinator bid.Ekonomi) = 0888 968 0546 Nenong (koordinator bid. Feature) = 0888 968 0557 2. Para eksekutif produser dan produser Avida (Eksekutif Nuansa Pagi)= 0888 968 0513 Aryo Ardhi (Eksekutif Buletin Siang dan Sekilas Info)= 0888 968 0523 Ahmad (Eksekutif Seputar Indonesia Sore dan Sekilas Info )= 0888 968 0545 Edhi(Eksekutif Buletin Malam)= 0888 968 0578 Yudi (koordinator produser)= 0888 968 0537 Soemiadeni (koordinator produser)= 0888 968 0548 Atika Suri(Manager News) = 0888 968 0501 Geong (Manager News) = = 0888 968 0502 3. Para koordinator reporter Aris (koordinator produser)= 0888 968 0537 Dodo (koordinator produser)= 0888 968 0548 *) Kemiripan nomor telepon adalah nomor yang diberikan kantor RCTI kepada masing- masing karyawannya.
  • 20. V. CRISIS RISK ASSESSMENT Dalam Coombs 2006, diungkapkan tafsiran pada potensi krisis harus dilakukan untuk mengukur Berikut potensi krisis yang dapat terjadi melibatkan para karyawan, proses produksi, material, dan berbagai peralatan pendukung diredaksi RCTI, yaitu: A. Penonton berita 1. Penggantian ke channel lain secara cepat 2. Bosan dengan gaya berita RCTI yang telah berulang dari televisi berita seperti Metro TV , TVOne, atau televisi hiburan lainnya. 3. Mengetahui adanya kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan B. Narasumber 1. Kesalahan pengetikan nama / gelar yang mereka miliki 2. Mengetahui adanya kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 3. Merasa berita yang mengikutsertakan dirinya sebagai narasumber harus ditayangkan, padahal berbagai isu dan slot berita yang dimiliki RCTI berbanding terbalik (minim slot berita). C. Lokasi peliputan berita 1. Bencana alam (seperti berbagai peliputan di sekitar laut atau gunung di seluruh wilayah Indonesia) 2. Potensi terorisme yang masih mengancam tanah air, terlebih di Jakarta sebagai jantung ibukota selaku pusat pengumpulan berita redaksi RCTI 3. Demostrasi yang sering dilakukan di pusat ibukota seperti bundaran Hotel Indonesia yang terkadang menghambat transportasi redaksi RCTI D. Reporter dan Juru kamera 1. Minimnya alat-alat pengaman seperti helm, rompi anti peluru, pelampung, pisau lipat, dan lainnya untuk meliput demonstrasi, bencana alam, persidangan teroris, premanisme seperti Abu Bakar Ba’asyir, Hercules atau Jhon Kei.
  • 21. 2. Minimnya peralatan candid camera yang akan digunakan dalam investigasi, sehingga data dan gambar yang dihasilkan tidak maksimal 3. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 4. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber 5. Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus melakukan liputan investigasi 6. Beban pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone, kamera, tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik seperti tsunami aceh, sidang preman Ambon Blowfish, Hercules, pembunuhan John Kei, demonstrasi, dan lainnya. E. Koordinator Peliputan 1. Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 2. Buntu akan pencarian isu peliputan berita 3. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 4. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber 5. Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan investigasi F. Eksekutif Produser dan produser 1. Skorsing dari bos besar atau managment yang berujung pada pemindahan / pengurangan jam tayang 2. Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 3. Buntu akan pencarian isu peliputan berita 4. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 5. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber 6. Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan investigasi
  • 22. G. Tim Grafik 1. Perbedaan persepsi dalam pembuatan grafik data yang diberikan reporter dan juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan 2. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 3. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber H. Tim Editor 1. Perbedaan persepsi dalam editing video yang diberikan reporter dan juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan 2. Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan 3. Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber I. Peralatan Peliputan 1. Kerusakan sistem komputer baik karena virus atau hardware 2. Kehilangan data-data atau video yang telah diambil sebelumnya Selain itu Coombs, juga mengungkapkan informasi potensi krisis yang telah didapatkan harus segera ditindaklanjuti sehingga management krisis segera dapat dilakukan(Crisis Risk Information Delivered to the Crisis Manager). Gejala awal krisis management yang melibatkan para karyawan, proses produksi, material, dan berbagai peralatan pendukung di suatu perusahaan haruslah diwaspadai dan tidak hanya menjadi angin lalu, sehingga dapat meminimalisir krisis dalam perusahaan. Selanjutnya berbagai informasi ini, memang dapat menimbulkan banyak persepsi dari setiap bagian perusahaan seperti karyawan, peralatan, dan sistematika bekerja. Buruknya banyaknya persepsi ini dapat makin memperparah potensi krisis hingga menjadi krisis akut (pre-crisis until the acute crisis).
  • 23. Namun antisipasi dengan melakukan perhitungan yang akurat dapat dilakukan sehingga pertolongan pertama hingga lanjut (crisis manager) dapat diterapkan untuk menyelamatan perusahaan tersebut. Berikut merupakan perhitungan crisis risk information yang dapat menjadi basis crisis knowledge untuk dapat memperkirakan seberapa besar potensi krisis dalam suatu perusahaan. berikut variabelnya : L x I = CR L = Likelihood, merupakan kemungkinan (probability) akan resiko yang dapat berkembang menjadi krisis akut. I = Impact, yaitu dampak dari akumulasi terhadap krisis yang akan terjadidalam suatu organisasi atau perusahaan, sehingga perhitungan terhadap kejadian terburuk dapat dilakukan dan segera dicari solusinya. CR = Crisis Risk, yaitu hasil kali antaraLikelihood dan Impactyang menghasilkan resiko krisis yang dapat terjadi di perusahaan/organisasi, dimana point tertinggi akan mendapat perhatian (attention) terbesar untuk segera mendapatkan pertolongan/solusi. Teoritersebut diatas erat dengan kaitan dalam salah satu permasalahan yang terjadi dalam redaksi RCTI. Sejak munculnya berbagai media online di Indonesia, RCTI mulai cenderung menggunakannya dalam pembentukan agenda setting pemberitaan. Resiko awal bermulapada kehebatan situs berita online yang mulai menjamur dalam menayangkan berbagai isu berita dalam waktu hitungan menit bahkan detik. Ditambah, makin banyaknya saingan mulai dari televisi berbasis hiburan hingga berita selama 24 jam per hari. Gempuran ini membuat RCTI cukup kalang kabut, banyaknya isu yang berkembang di pemerintahan dari politik, hukum, ekonomi, dan lainnya tidak berbanding lurus dengan jumlah jam tayang yang kian terbatas, sehingga banyak isu penting yang tidak sempat tersiarkan ke masyarakat. Belum lagi, para redaksi yang minim dengan pengetahuan akan isu pemerintahan, berbagai pelatihan dan peralatan yang belum memadai serta jam tayang yang sering berubah-ubah
  • 24. karena banyaknya sinetron baru atau tayang sepakbola dengan jumlah iklan yang melimpah dan lebih menguntungkan. Berikut beberapa permasalahan yang dapat menjadi krisis akut dalam redaksi RCTI melalui perhitunganCrisis Rick dengan rumus yang tellah dijelaskan diatas,yaitu : a. Kurangnya sumber daya karyawan yang kaya akan isu di pemerintahan L =sedang 5 I = tinggi, tetapi pelatihan mendalam dapat memperbaikinya 9 CR = L x I = 5 x 9 = 45 Dalam hal ini kemungkinan terjadi kekurangnya ide agenda setting dalam membentuk headline berita mencapai 50% (5 point) namun jika resiko itu segera diatasi dengan berbagai pelatihan kepada tim peliputan, produser, eksekutif produser hingga manager pemberitaan, salah satunya berguru dengan tim peliputan berita online, maka dampaknya yang mencapai point 9 dapat terhindari. b. Kemungkinan adanya kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan L = sedang 5 I = rendah , tetapi pelatihan mendalam dapat memperbaikinya 2 CR = L x I = 5 x 2 = 10 Sempitnya waktu pengolahan berita mengharuskan produser dan koordinator peliputan lebih teliti dalam mengolah berita dan video yang dikirimkan tim peliputan di lapangan. Selain isu, gelar / ejaaan nama narasumber dapat luput dari perhatian sehingga kemungkinan menjadi krisis mencapai 5 point. Namun dengan kebiasaan produser dan koorlip yang rajin membaca berbagai koran, portal online, majalah, dan lainnya makin melatih mereka terhadap nama atau gelar yang dimiliki narasumber, sehingga dampaknya sangat kecil (2 point).
  • 25. c. Dominasi dari narasumber L = sedang 5 I = rendah , tetapi pelatihan mendalam dapat memperbaikinya 2 CR = L x I = 5 x 3 = 15 Dominasi dari narasumber jika dibiarkan dapat menjadi cikal bakal krisis dengan tingkat sedang ( 5 point). Merasa berita yang mengikutsertakan dirinya sebagai narasumber harus ditayangkan, padahal berbagai isu dan slot berita yang dimiliki RCTI berbanding terbalik (minim slot berita). Selain itu potensi suap untuk menutupi isu penting kerap menghampiri seluruh tim redaksi RCTI, namun dengan banyak “mata” yang mengawasi hal ini minim terjadi (I= 3 point) d. Bencana alam (seperti berbagai peliputan di sekitar laut atau gunung di seluruh wilayah Indonesia) L = tinggi 8 I = sedang 6 CR = L x I = 8 x 6 = 48 Kemungkinan terjadinya bencana alam di Indonesia sangatlah tinggi (L=8) karena wilayah Indonesia yang banyak dikelilingi cincin api, belum lagi wilayah lautannya yang luas. Namun dampak dari pemberitaan bencana alam ini cukup dampak baik bagi rating RCTI, karena dapat menginformasikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah timur Indonesia dimana stasiun swasta tertua di Indonesia ini memiliki sinyal yang sangat kencang dibandingkan televisi swastaa lainnya (I= 6). e. Kecelakaan saat peliputan L = tinggi 8 I = tinggi 8 CR = L x I = 8 x 8 = 64
  • 26. Kemungkinan kecelakan saat peliputan seperti potensi terorisme di Jakarta, demostrasiyang sering dilakukan di pusat ibukota Jakarta danancaman baik fisik / mental ketika harus melakukan liputan investigasi cukup tinggi mencapai 8 point. Namun dengan dilakukan pelatihan bela diri atau isu seputar terorisme serta pembebasan pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone, kamera, tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik dapat dihindari. Terlebih dengan adanya kemungkinan traumatik pada tim peliputan usai mencari berita tersebut. f. Perbedaan persepsi dalam pembuatan grafik data dan editing video yang diberikan reporter dan juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan L = sedang 7 I = rendah 2 CR = L x I = 7 x 2 = 14 Sempitnya waktu pengolahan berita memberikan celah adanya kemungkinan kesalahan dalam editing grafik untuk memperjelas berita mencapai titik sedang dengan point 7, namun seiring dengan kebiasaan tim grafik yang rajin membaca berbagai koran, portal online, majalah, dan menonton referensi dari televisi lainnya makin meminimalisir dampak terjadinya hal itu (I=2 point). Tentunya harus didukung dengan makin meningkatkan komunikasi dengan tim peliputan dan tim redaksi selaku penulis berita. g. Kerusakan sistem komputer baik karena virus atau hardware L = sedang 8 I = rendah 2 CR = L x I = 8 x 2 = 16 Kemungkinan terjadi kerusakan sistem komputerisasi dalam redaksi mencapai level sedang (L=8), karena banyak data yang terus masuk setiap harinya. Namun dengan melakukan update setiap 3 hari sekali dan membangun jaringan data (backupdata), maka dampak dari kejadian ini akan kecil terjadi (I=2).
  • 27. VI. CMT STRATEGY WORKSHEET Coombs, 2006 mengungkapkan perusahaan harus memiliki rekapitulasi data terkait segala elemen yang berhubungan dengan perusahaan, diantaranya dengan membuat Crisis Management Team Strategy Worksheet, seperti lembar kerja yang mencatat semua saran dan kritik dari stakeholder internal dan eksternal. Stakeholder menurut Rhenald Kasali, 2009 dalam Manajemen Public Relationsadalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis manajemen yang lain menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas berbagai kelompok penekan (pressure group) yang mesti di pertimbangkan perusahaan. Masing-masing pesan (termasuk saran dan kritik) dari masing-masing personil perusahaan akan ditujukan kepada para stakeholder yang berwenang terkait berbagai hal yang dirasakan dan dibutuhkan selama bergabung dan bekerja di perusahaan tersebut. Berikut merupakan beberapa contoh lembar kerja (worksheet) yang akan dibagikan para tim redaksi RCTI untuk menulis berbagai pesan yang selama ini dirasakan sebagai resiko yang dapat berkembang menjadi krisis dan menunjukannya pada stakeholder perusahaan yang berwenang.Tentunya contoh lembar kerja ini akan makin efektif jika tidak disertakan tanpa nama karyawan dan hanya mengisi divisi tempatnya bekerja, sehingga merasa aman menyerahkan kepada atasan mereka.
  • 28. 1. CMT STRATEGY WORKSHEET BY RESEARCH AND DEVELOPMENT’S TEAM  Message :  Adanya penurunan rating dalam setiap segmen di Seputar Indonesia  Trend liputan/tontonan dan jenis berita yang sedang disukai masyarakat Indonesia  Stakeholder:  Tim redaksi seperti tim editor, grafik, koordinator peliputan, eksekutif produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi  Tim peliputan; para reporter dan juru kamera  Tim redaksi besar RCTI  Goal :  Tim Litbang (pengembangan dan penelitian) ini akan merasa pekerjaannya dalam mengumpulkan data sangat berguna karena selama ini hanya menjadi laporan tanpa ada tindak lanjut yang memadai. Selain itu, berbagai informasi dari Litbang dapat makin memperbaiki dan menambah ide untuk pembentukkan agenda setting sehingga RCTI makin memiliki ciri khas seperti dahulu. 2. CMT STRATEGY WORKSHEET BY CAMERAMEN AND REPORTER’S TEAM  Message :  Minimnya alat-alat pengaman seperti helm, rompi anti peluru, pelampung, pisau lipat, dan lainnya untuk meliput demonstrasi, bencana alam, persidangan teroris, premanisme seperti Abu Bakar Ba’asyir, Hercules atau Jhon Kei.  Minimnya peralatan candid camera yang akan digunakan dalam investigasi, sehingga data dan gambar yang dihasilkan tidak maksimal  Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan  Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber
  • 29.  Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus melakukan liputan investigasi  Beban pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone, kamera, tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik seperti tsunami aceh, sidang preman Ambon Blowfish, Hercules, pembunuhan John Kei, demonstrasi, dan lainnya.  Stakeholder:  Tim redaksi seperti tim editor, grafik, koordinator peliputan, eksekutif produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi  Tim manager keuangan RCTI  Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di RCTI)  Penonton RCTI  Goal :  Meski pekerjaan di lapangan cukup sulit namun dengan saling berkomunikasi terutama berbagai resiko yang telah diutarakan di atas, diharapkan reporter dan juru kamera mendapatkan berbagai fasilitas yang menunjang, sehingga tim dapat bekerja dengan hati yang senang.  Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.
  • 30. 3. CMT STRATEGY WORKSHEET BY NEWS’S COORDINATOR  Message :  Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan  Buntu akan pencarian isu peliputan berita  Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan  Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber  Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan investigasi  Minimnya jam tayang pada waktu primetime, sehingga ada beberapa berita penting yang sulit ditayangkan (kalah dengan waktu sinetron / sepakbola)  Stakeholder:  Tim redaksi seperti tim editor, grafik, produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi  Tim manager keuangan RCTI  Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di RCTI)  Penonton RCTI  Goal :  Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.  Mendapatkan slot waktu prime time untuk berbagai berita penting  Mendapat sokongan dana untuk mengajukan pergantian berbagai alat untuk menunjang tim peliputan di lapangan
  • 31. 4. CMT STRATEGY WORKSHEET BY PRODUSER AND EXECUTIVE PRODUSER  Message :  Adanya potensi kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan  Buntu akan pencarian isu peliputan berita  Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan  Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber  Berbagai ancaman baik fisik / mental ketika harus menyiarkan liputan investigasi  Minimnya jam tayang pada waktu primetime, sehingga ada beberapa berita penting yang sulit ditayangkan (kalah dengan waktu sinetron / sepakbola)  Stakeholder:  Tim redaksi seperti tim editor, grafik, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi  Tim manager keuangan RCTI  Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di RCTI)  Penonton RCTI  Goal :  Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.  Mendapatkan slot waktu prime time untuk berbagai berita penting  Mendapat sokongan dana untuk mengajukan pergantian berbagai alat untuk menunjang tim peliputan di lapangan
  • 32. 5. CMT STRATEGY WORKSHEET BY GRAFIK AND EDITOR’S TEAM  Message :  Perbedaan persepsi dalam pembuatan grafik data yang diberikan reporter dan juru kamera dalam memperjelas isu berita yang akan ditayangkan  Somasi dari narasumber yang merasa ada kesalahan data / isu dalam berita yang disiarkan  Potensi suap untuk menutupi isu penting yang dapat mencemarkan reputasi narasumber  Stakeholder:  Tim redaksi seperti tim editor, grafik, koordinator peliputan, eksekutif produser, produser, manager pemberitaan, wakil pemimpin redaksi, dan pemimpin redaksi  Tim manager keuangan RCTI  Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di RCTI)  Penonton RCTI  Goal :  Berbagai pelatihan untuk tim peliputan dapat segera dipenuhi sehingga kualitas berita RCTI makin meningkat dan memiliki warna sendiri.  Mendapat kebebasan dalam berekspresi dalam mengedit video atau grafik berita RCTI, dapat mengikuti trend yang ada, sehingga tontonannya tidak membosankan.
  • 33. VII. STAKEHOLDER CONTACT WORKSHEET Kontak data-data stakeholder harus terdata dengan baik, sehingga ketika krisis terjadi, pembagian tanggung jawab untuk memperbaiki keadaan dapat terdistribusi dengan baik. Berikut merupakan beberapa stakeholder yang menjadi bagian jika krisis terjadi di redaksi RCTI, yaitu : 1. Penonton RCTI 2. Tim redaksi tim editor dan grafik 3. Tim peliputan; reporter dan juru kamera 4. Koordinator peliputan 5. Eksekutif produser 6. Produser 7. Manager pemberitaan 8. Wakil pemimpin redaksi 9. Pemimpin redaksi 10. Tim manager keuangan RCTI 11. Tim programing RCTI (pengatur waktu tayang untuk berbagai program di RCTI) Terkait krisis yang sedang dibahas dalam makalah ini, maka peran serta seluruh stakeholder sangat berperan aktif. Tentunya komunikasi intensif antara seluruh stakeholder terutama untuk membahas segala kelebihan dan kekurangan dapat meminimalisir krisis terjadi di televisi swasta pertama ini. Penggunaan perhitungan gejala resiko yang telah dihitung sebelumnya juga dapat menjadi bahan pertimbangan yang tidak lagi diabaikan karena dapat menjelma menjadi krisis yang besar. VIII. BUSINNESS CONTINUITY PLAN REFERENCE Pada rencana ini, diharapkan perusahaan akan disiplin untuk menjalankan berbagai pelatihan yang telah direncanakan sebelumnya. Dalam kasus ini, RCTI telah mengagendakan sejumlah pelatihan untuk menunjang kinerja tim redaksinya terutama untuk menghindari ketergantungan pembentukan agenda setting pada setiap pemberitaannya.
  • 34. Tentunya disiplin untuk menjalankan berbagai pelatihan dan evaluasi per 3bulan pada masing-masing krisis yang dapat terjadi di RCTI sangat dibutuhkan, sehingga tidak akan ada kekagetan pada tim redaksi ketika krisis benar-benar terjadi di RCTI. Berikut contoh rancangan BCP yang dapat digunakan, dimana contoh kasus tela diungkap bab Crisis Risk Assessment. Duration of Outage Impact Rating 1 2 3 4 5 1. Kecelakaan ketika peliputan Kecelakaan yang dimaksud adanya bencana alam, potensi terorisme, potensi kerusuhan saat demonstrasi, ancaman baik fisik / mental saat berinvestigasi 3 bulan v 6 bulan v 9 bulan v 12bulan v 2. Beban pergantian peralatan Beban pergantian alat-alat peliputan seperti kerusakan microfone, kamera, tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik. 3 bulan v 6 bulan v 9 bulan v 12bulan v Dan lainnya sesuai berbaagai masalah yang diungkapkan dalam Crisis Risk Assessment.....
  • 35. IX. CRISIS CONTROL CENTER Crisis control center merupakan tempat rapat khusus bagi para stakeholder yang tergabung dalam perusahaan untuk membahas berbagai resiko hingga krisis akut yang melanda perusahaan. Dalam kasus RCTI, belum ada ruang khusus seperti ini, terkadang semuanya hanya diselesaikan di meja rapat biasa. Bahkan kadang krisis yang terjadi ketika agenda setting RCTI “sangat mirip” dengan berbagai berita online. Keberadaan ruang khusus ini diharapkan sangat penting, sehingga berbagai masalah yang dianggap masuk dalam krisis dapat diselesaikan tanpa harus membuat panik tim lainnya, sehingga pekerjaan di redaksi RCTI tetap dapat berjalan dengan baik. X. POST CRISIS EVALUATION TOOLS Dalam proses ini evaluasi penting untuk dilakukan untuk mengukur seberapa jauh perkembangan dalam mengatasi krisis dalam perusahaan ddapat tercapai. Dalam kasus ini, survey dan kuesioner kepada tim redaksi RCTI dapat dilakukan untuk melihat bagaimana resiko “meniru” portal online terhadapa headline RCTI. Survey dapat dilakukan dengan menyamarkan nama karyawan untuk membuka kekurangan dan kelebihan dari para stakeholder dalam RCTI. Sayangnya hal ini dilakukan hanya ditingkat level atas, yaitu antara koordinator peliputan, eksekutif produser, dan produser, hingga ke pemimpin redaksi. Sementara tim liputan di lapangan hanya sering diajak rapat bersama, tanpa ada langkah konkret. Berikut contoh survey yang digunakan untuk mengukur crisis management worksheet yang telah dirancang sebelumnya, dilengkapi dengan penilaian akan tingkat kepuasaaannya; 1= tidak puas 2=puas 3= sedang 4= cukup puas 5=sangat puas
  • 36. Krisis Management RCTI Tingakt Kepuasan 1 2 3 4 5 1. Kepuasan dengan hasil editan sesuai dengan hasil peliputan v 2. Perbedaan persepsi dengan tim editor dan grafik v 3. Beban pergantian peralatanseperti kerusakan microfone, kamera, tripod, dan lainnya ketika harus berada di lokasi peliputan berbasis konflik. v 4. Keorisinilan tema peliputan yang diberikan redaksi (apa masih mengikut portal online?) v Dan lainnya sesuai berbaagai masalah yang diungkapkan dalam Crisis Risk Assessment.....
  • 37. DAFTAR PUSTAKA Coombs, W.T. 2006. Code Red in the Boardroom: Crisis Management as a Organizational DNA, Crisis-Sensing Network , p76-87. Rhenald Kasali. 2009 . Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasi di Indonesia, p 63. Smith, Ronald D. Strategic Planning for Public Relations. Second Edition. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 2005. Effendy, Onong Uchjana. Dinamika Komunikasi. Cet VII. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Rumanti, Maria Assumpta. Dasar-dasar Public Relations – Teori dan Aplikasi.Cet II. Jakarta: PT Grasindo, 2004.