SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 34
Downloaden Sie, um offline zu lesen
Sanitasi.Net
Bangunan Pengolahan Air Limbah
secara Aerobik
Modul D:
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Pelatihan Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (SPAL-T)
Juli, 2015
Rentek-D5
Sanitasi.Net
Sanitasi.Net
Komponen Pengolahan Air Limbah Aerobik
1. Kolam Aerasi (Aerated Lagoon)
2. Kolam Aerasi Fakulatif
3. Proses Lumpur Aktif (Activated Sludge Process)
4. Kolam Aerasi Ekstensif (Extended Aeration)
5. Parit Oksidasi (Oxidation Ditch)
Sanitasi.Net
KOLAM AERASI (AERATED LAGOON)
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Sanitasi.Net
Kolam Aerasi
• Kolam aerasi menggunakan peralatan aerator mekanik berupa
surface aerator yang digunakan untuk membantu mekanisasi
supply oksigen larut dalam air.
• Aerator ini menggunakan propeler yang setengah terbenam
dalam air dengan putarannya memecah permukaan air agar
lebih banyak bagian air yang kontak dengan udara dan
menyerap oksigen bebas dari udara.
• Dinding kolam aerasi terbuat dari beton bertulang, sedangkan
lantai kolam menggunakan geotekstil agar tidak terjadi
kebocoran.
Sanitasi.Net
Skematik Kolam Aerasi
Sanitasi.Net
Kelebihan & Kekurangan
• Kelebihan
– Biaya pemeliharaan rendah, effluent yang dihasilkan baik, biaya instalasi
awal rendah, dan tidak menimbulkan bau.
• Kelemahan
– Membutuhkan lahan yang luas dan membutuhkan energy yang besar
jika kolam aerasi dilengkapi dengan aerator.
Sanitasi.Net
Tipe dan Persyaratan Geotekstil
• Memiliki berat yang cukup (4 kg/m2) untuk terhindar dari
kemungkinan terangkat (uplift) akibat pelepasan gas karena
tanah mengandung material organik.
• Memiliki kemampuan untuk menutup kerusakan akibat
penetrasi batuan dengan diameter 5 cm.
• Memiliki kekuatan yang cukup untuk terhindar dari kerusakan
pada bagian tepinya karena proses pemasangan.
• Mudah dipasang dan tidak diperlukan tenaga kerja dengan
spesifikasi khusus untuk memasangnya.
Sanitasi.Net
Aerator dan Efisiensi
• Unit ini pada prinsipnya menempatkan aerator yang dapat
mengangkat seluruh endapan tersuspensi dalam aliran sehingga
dianggap terjadi pengadukan lengkap dari seluruh sisi kolam
sebagaimana terjadi pada aerasi di tangki sistem activated
sludge/lumpur aktif.
• Efisiensi BOD removal cukup tinggi namun karena aliran
keluar membawa juga endapan yang tersuspensi, dengan
demikian efisiensi pengurangan suspended solid pada efluen
sangat rendah.
Sanitasi.Net
Kebutuhan Energi dan Keuntungannya
• Kebutuhan energi untuk aerasi:
– hampir sama saja dengan tipe lainya, hanya karena harus mengangkat
seluruh suspensi, maka diperlukan tenaga aerator yang cukup besar
yaitu 2,6 s/d 3,88 kWh per 1000 m3 kolam.
– Lebih dari 4 kali tenaga yang diperlukan oleh fakultatif aerated lagoon
atau 2 kali tenaga aerator yang diperlukan extended aeration.
• Keuntungan tipe ini tidak memerlukan pengurasan lumpur
pada dasar kolam.
Sanitasi.Net
KOLAM AERASI FAKULATIF
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Sanitasi.Net
Kolam Aerasi Fakulatif
• Tipe ini selaras dengan kolam alga pada kolam stabilisasi,
hanya oksigen yang diperlukan disupply melalui aerator dan
bukan melalui proses fotosintesis algae.
• Sistem ini memberikan cukup oksigen, namun power input
aerator tidak cukup untuk menjaga seluruh partikel (solid)
tetap dalam bentuk suspensi.
• Sama dengan kondisi fakultatif pada kolam stabilisasi, yaitu:
– pada lapisan bagian atas terjadi proses dekomposisi aerobik dan
– pada bagian lapisan bawah kolam terjadi proses anaerobik.
Sanitasi.Net
Kebutuhan Energi
• Unit ini memerlukan power yang cukup rendah, namun
memerlukan lahan yang cukup luas meskipun tidak seluas
lahan untuk kolam stablisasi.
• Lumpur akibat pengendapan akan berada didasar kolam dan
secara periodik harus dibersihkan.
• Akumulasi lumpur facultatif aerated lagoon adalah 30 liter s/d
50 liter per jiwa setiap tahunnya.
Sanitasi.Net
Skematik Kolam Aerasi Fakultatif
Sanitasi.Net
PROSES LUMPUR AKTIF
(ACTIVATED SLUDGE PROCESS)
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Sanitasi.Net
Proses Lumpur Aktif
• Lumpur aktif merupakan proses pengolahan secara biologi
aerobik dengan mempertahankan jumlah massa mikroba dalam
suatu reactor dan dalam keadaan tercampur sempurna.
• Suplai oksigen mutlak diperlukan, biasanya menggunakan
peralatan mekanis aerator dan blower.
• Peralatan tersebut selain dibutuhkan untuk menyuplai oksigen,
juga diperlukan untuk melakukan pengadukan sempurna di
dalam reaktor.
• Perlakukan untuk memperoleh massa mikroba yang tetap
dalam reaktor adalah dengan melakukan resirkulasi lumpur
dan pembuangan lumpur dalam jumlah tertentu.
Sanitasi.Net
Proses Lumpur Aktif
• Limbah cair yang masuk ke dalam tangki aerasi akan terjadi
pencampuran dengan mikroorganisme.
– Mikroorganisme ini yang melakukan penguraian dan menghilangkan
kandungan organic dari limbah secara aerobic.
– Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut
diberikan dengan cara memasukkan udara ke dalam tangki aerasi
dengan blower.
• Campuran limbah yang telah diolah kemudian dialirkan ke
clarifier dan di dalam clarifier lumpur akan mengendap dan
supernatannya dikeluarkan sebagai effluent dari proses.
• Sebagian besar lumpur aktif yang ada di clarifier diresirkulasi ke
tangki aerasi supaya konsentrasi mikroorganisme dalam tangki
aerasinya tetap sama dan sisa lumpur yang ada di buang untuk
dilakukan pengolahan lumpur.
Sanitasi.Net
Jenis Lumpur Aktif
• Tipe konvensional
• Tipe extended aeration
Sanitasi.Net
Kriteria Perencanaan Lumpur Aktif
Conventional
Step
Aeration
Modified
Aeration
Extended
Aeration
Contact
Stabilization
HighRate
Aeration
Pure Oxygen
1 BebanBOD :MLSSLoading kg/kg.hari 0.2-0.4 0.2-0.4 1.5-3.0 0.03-0.05 0.2-0.6 0.02-0.04 0.2-1.0
Volume Loading kg/.m3
.hari 0.3-0.8 0.4-1.4 0.6-2.4 0.15-0.25 0.8-1.4 0.6-2.6 1.6-4.0
2 MLSS mg/L 1500-2000 2000-3000 400-800 3000-6000 3000-6000 3000-6000 6000-8000
3 Umur Lumpur (Sludge Age) hari 2-4 15-30 4 2-4 8-20
4 KebutuhanUdara (Qudara/Qair limbah) 3-7 3-7 2-3.5 >15 >12 >15
5 WaktuAerasi(HRT) jam 6-8 4-6 1.5-3 16-24 5 2-3 1-3
6 RasioSirkulasiLumpur (Qlumpur/Q air limbah) % 20-40 20-30 5-10 50-150 40-100 50-150 25-50
7 EfisiensiPengolahan % 85-95 90 60-70 75-85 85-90 75-95 85-95
Jenis Proses
SatuanNo Kriteria
(Sumber: Japan SewageWork Assosiation)
Sanitasi.Net
Variable Perencanaan (Desain Variabel)
a. Beban BOD
b. Padatan Tersuspensi dalam Campuran Cairan (Mixed-Liqour
Suspended Solids /MLSS)
c. Padatan Tersuspensi yang Mudah Menguap dalam Campuran
Cairan (Mixed-Iiqour Volatile Suspended Solids /MLVSS)
d. Ratio Perbandingan Makanan terhadap Mikroorganisme (Food
- to – Microorganism)
e. Waktu Tinggal Hidrolis (Hidraulic Retention Time /HRT)
f. Kebutuhan Oksigen untuk aerasi
g. Produksi Lumpur (Px)
h. Ratio Sirkulasi Lumpur (Hidraulic Recycle R)
i. Umur lumpur Aktif (ƟC)
Sanitasi.Net
PROSES LUMPUR AKTIF
(ACTIVATED SLUDGE PROCESS)
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Sanitasi.Net
Proses Lumpur Aktif
• Kolam Extended Aeration
– sebenarnya bukan termasuk kategori kolam aerasi seperti kolam aerasi
lainnya, proses ini merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif
konvensional (standar).
– Untuk Extended Aeration tidak diperlukan bak pengendap awal.
Sanitasi.Net
Proses Lumpur Aktif
• Di dalam bak aerasi air limbah disuplai oksigen dari blower atau
diffuser sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan
zat organik yang ada di dalam air limbah.
– Dengan demikian di dalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan
berkembang biomassa dalam jumlah yang besar.
– Biomassa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa
polutan yang ada di dalam air limbah.
• Unit ini juga membuat endapan tersuspensi dengan adukan
menyeluruh meliputi seluruh bagian kolam.
– sebagian lumpur yang terikut pada aliran outlet dari kolam ini
terendapkan,
– sebagian lainya dibiarkan terakumulasi di dalam kolam atau sebagian
yang diendapkan kemudian dikembalikan kedalam sistem aerasi.
Sanitasi.Net
Skema Extended Aeration
Sanitasi.Net
Sistem yang Digunakan
• Menempatkan tangki pengendapan terpisah sesudah kolam
• Memisahkan bagian dari kolam untuk zona pengendapan untuk
menahan lumpur sebelum effluen dilepas ke badan air.
• Melakukan operasi lagoon secara intermitten dengan
membuat dua unit secara pararel.
– Kedua unit akan beroperasi secara bergantian, ketika satu unit
berhenti, maka akan ada kesempatan terjadinya pengendapan.
– Lumpur akan terakumulasi mencapai konsentrasi solid yang ideal untuk
extended aeration.
Sanitasi.Net
Karakteristik dan Tipe Kolam Aerasi
Kriteria
Tipe Kolam Aerasi
Fakultatif Flowthrough
Extended
Aeration
Konsentrasi solid, mg/l
30 - 150 30 – 300
4000 -
5000
Td, hari 3 – 6 2 - 5 0.7 -1
Dalam kolam, m 3 – 5 3 – 5 3 – 5
Eff BOD removal % 75 – 90 70 – 85 95 – 98
Kebutuhan lahan
m2/cap
0.15 – 0.45 0.10 – 0.35
0.13 –
0.25
Kebutuhan oxigen+) 0.6 – 0.8 0.6 – 0.8 1.2 – 1.8
Aeration kWh*
kWh / 1000 org 0.75-0.97 0.75-0.97 1.49-2.24
kWh / 1000 m3/kolam 0.75-1.12 2.61-3.88 1.12-1.87
Perhitungan Horse Power didasarkan bahwa aerator dapat memberikan 2,28 kgO2/kWh
Sanitasi.Net
PARIT OKSIDASI
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
Sanitasi.Net
Parit Oksidasi
• Pada prinsipnya sistem oxidation ditch adalah extended aeration
yang semula dikembangkan berdasarkan saluran sirkular
kedalaman 1 s/d 1,5 m yang dibangun dengan pasangan batu.
• Reaktor ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air
limbah setelah mengalami proses pendahuluan.
• Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan konsentrasi BOD,
COD, dan nutrient dalam air limbah.
Sanitasi.Net
Cara Kerja
• Air diputar mengikuti saluran sirkular yang cukup panjang
untuk tujuan aerasi dengan alat mekanik rotor seperti sikat
baja yang berbentuk silider.
• Rotor diputar melalui as (axis) horizontal dipermukaan air.
Alat aerasi untuk rotor yang horizontal disebut juga cage rotor
atau mammoth rotor, dan pasveer ditch (apabila rotornya
vertical).
Sanitasi.Net
Kelebihan dan Kekurangan
• Kelebihan
– Kemampuan meremoval organik dengan biaya operasional dan
perawatan rendah.
– Menghasilkan lumpur yang lebih sedikit daripada proses biologis
lainnya.
• Kekurangan
– Membutuhkan lahan yang luas
– Konsentrasi TSS pada effluent masih tergolong tinggi jika dibandingkan
dengan proses pengolahan activated sludge.
Sanitasi.Net
Proses Lumpur Aktif Sistem
Parit Oksidasi (Oxidation Ditch)
Sanitasi.Net
Referensi
Direktorat Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (PPLP)
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sanitasi.Net
Modul Perencanaan Teknis SPAL-T
Modul
A. Dasar-dasar Perenca-naan
Teknis SPAL-T
B. Unit Pelayanan
C. Unit Pengumpulan /
Jaringan Perpipaan
D. Unit Pengolahan Air
Limbah
E. Teknologi Pengolahan
Lumpur
F. Konstruksi Bangunan
G. Rencana Anggaran Biaya
Sub-Modul
D1 Perencanaan Teknis Unit
Pengolahan Air Limbah
D2 Pemilihan Lokasi IPAL
D3 Pemilihan Teknologi dan
Sistem IPAL
D4-6 Sistem Pengolahan Air
Limbah (secara Fisik,
Kimia, Biologi) - 3 Sesi
D7-8 Pengolahan (Aerobik,
Anaerobik, Gabungan dan
Kombinasi) - 2 sesi
Sanitasi.Net
Terimakasih
Joy Irmanputhra
AFSI
FasilitatorSanitasi.Org

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
 
Modul 3 koagulasi
Modul 3  koagulasiModul 3  koagulasi
Modul 3 koagulasiBakry Aziz
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikJoy Irman
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbahEchi Chii
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanJoy Irman
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Pengolahan limbah secara biologi
Pengolahan limbah secara biologi Pengolahan limbah secara biologi
Pengolahan limbah secara biologi Lia Murti Tirtayasa
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanJoy Irman
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaJoy Irman
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahNurul Angreliany
 
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbahPermen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbahArdi Yanson
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasiKurnia Zuliana
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganJoy Irman
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahinfosanitasi
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiJoy Irman
 

Was ist angesagt? (20)

Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Modul 3 koagulasi
Modul 3  koagulasiModul 3  koagulasi
Modul 3 koagulasi
 
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AnaerobikBangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
Bangunan Pengolah Air Limbah secara Anaerobik
 
Karakteristik air limbah
Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah
Karakteristik air limbah
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan PemekatanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan Pemekatan
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Pengolahan limbah secara biologi
Pengolahan limbah secara biologi Pengolahan limbah secara biologi
Pengolahan limbah secara biologi
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit PengolahanPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengolahan
 
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/KotaPemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
Pemilihan Teknologi dan Sistem Pengolahan Air Limbah untuk IPAL Kawasan/Kota
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
 
Bar screening
Bar screeningBar screening
Bar screening
 
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbahPermen lh 5 2014 baku mutu air limbah
Permen lh 5 2014 baku mutu air limbah
 
5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi5. unit koagulasi flokulasi
5. unit koagulasi flokulasi
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara GabunganPerencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Gabungan
 
Lumpur aktif
Lumpur aktifLumpur aktif
Lumpur aktif
 
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbahDasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
Dasar dasar teknik dan pengelolaan air limbah
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi SanitasiSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Opsi Teknologi Sanitasi
 

Andere mochten auch

Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif1106499
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaNota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaEdoy Mulyana
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikJoy Irman
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cairAnggi Nurbana Wahyudi
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digesterIffa M.Nisa
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hariReaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hariahmadramdoni
 
Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...
Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...
Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...helmut simamora
 
Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...
Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...
Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...Mohammad Ganta Khaitami
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Rizki Darmawan
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahAdinda Khairunnisa
 
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Rizki Darmawan
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurJoy Irman
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Rizki Darmawan
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahSeptya Kaunang
 
Makalah k3 alat pelindung diri
Makalah k3   alat pelindung diriMakalah k3   alat pelindung diri
Makalah k3 alat pelindung diriQoimah Adielah
 

Andere mochten auch (20)

Mekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktifMekanisme kerja lumpur aktif
Mekanisme kerja lumpur aktif
 
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Tahapan Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsaNota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
Nota teknis, sop, estimasi pengolahan limbah pt. gsa
 
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara FisikPerencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
Perencanaan Teknis Sistem Pengolahan Air Limbah (IPAL) Secara Fisik
 
Pengolahan Air Limbah
Pengolahan Air LimbahPengolahan Air Limbah
Pengolahan Air Limbah
 
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair3 teknik dasar pengolahan limbah cair
3 teknik dasar pengolahan limbah cair
 
Anaerobik digester
Anaerobik digesterAnaerobik digester
Anaerobik digester
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hariReaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
Reaksi kimia dalam kehidupan sehari hari
 
Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...
Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...
Tabel penghitung rasio sirkulasi dan faktor resirkulasi dalam instalasi pengo...
 
Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...
Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...
Pengendalian Pencemaran : PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES LUM...
 
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
Permen LHK no.70 2016 ttg baku mutu emisi usaha dan atau kegiatan pengolahan ...
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
 
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
Permen lhk no. 56 2015 ttg tatacara dan persyaratan teknis pengelolaan lb3 fa...
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
 
Penanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri PanganPenanganan Limbah Industri Pangan
Penanganan Limbah Industri Pangan
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016
 
Makalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbahMakalah pengolahan air limbah
Makalah pengolahan air limbah
 
Makalah k3 alat pelindung diri
Makalah k3   alat pelindung diriMakalah k3   alat pelindung diri
Makalah k3 alat pelindung diri
 

Ähnlich wie AERATED LAGOON

Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiPerencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiJoy Irman
 
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggKELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggAnanthaAzizah
 
water-treatment-plant
water-treatment-plantwater-treatment-plant
water-treatment-plantleubo
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Joy Irman
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptalextugas
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitMuhammad Solihin
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)infosanitasi
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Joy Irman
 
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiModul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiOswar Mungkasa
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Joy Irman
 
PENGOLAHAN LIMBAH.pptx
PENGOLAHAN LIMBAH.pptxPENGOLAHAN LIMBAH.pptx
PENGOLAHAN LIMBAH.pptxIthaPinto
 
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah DomestikProduk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah DomestikJoy Irman
 
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptPengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptRiffidoresson1
 
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor BiogasMengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor BiogasOpenThink Labs
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfsanitasilingkungan2
 
Materi Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir Sampah
Materi Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir SampahMateri Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir Sampah
Materi Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir SampahHarryPrasadya1
 

Ähnlich wie AERATED LAGOON (20)

Ipal
IpalIpal
Ipal
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara KombinasiPerencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
Perencanaan Teknis Bangunan Pengolah Air Limbah secara Kombinasi
 
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal enggKELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
KELOMPOK 5_Tugas Review enbiromntal engg
 
water-treatment-plant
water-treatment-plantwater-treatment-plant
water-treatment-plant
 
Seleksi pemilihan unit
Seleksi pemilihan unitSeleksi pemilihan unit
Seleksi pemilihan unit
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.pptDASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
DASAR_DASAR_TEKNOLOGI_PENGOLAHAN_LIMBAH.ppt
 
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakitTeknologi pengelolaan limbah rumahsakit
Teknologi pengelolaan limbah rumahsakit
 
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Operasi dan pemeliharaan unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
 
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) - Operasional, Pemeliharaan dan Peng...
 
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan ImplementasiModul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
Modul SANIMAS. Aspek Teknik dan Implementasi
 
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
Opsi Teknologi Air Limbah Domestik Sistem Setempat (On-Site)
 
PENGOLAHAN LIMBAH.pptx
PENGOLAHAN LIMBAH.pptxPENGOLAHAN LIMBAH.pptx
PENGOLAHAN LIMBAH.pptx
 
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah DomestikProduk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Produk, Sistem dan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.pptPengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Skala Kecil.ppt
 
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor BiogasMengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
Mengenal Tipe-Tipe Reaktor Biogas
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdfPresentation IPAL Pak M. Razif.pdf
Presentation IPAL Pak M. Razif.pdf
 
Materi Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir Sampah
Materi Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir SampahMateri Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir Sampah
Materi Pembuka Pedoman Umum Tempat Pengelolaan Akhir Sampah
 

Kürzlich hochgeladen

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 

Kürzlich hochgeladen (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 

AERATED LAGOON

  • 1. Sanitasi.Net Bangunan Pengolahan Air Limbah secara Aerobik Modul D: Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah Pelatihan Perencanaan Teknis Sistem Pengelolaan Limbah Terpusat (SPAL-T) Juli, 2015 Rentek-D5
  • 3. Sanitasi.Net Komponen Pengolahan Air Limbah Aerobik 1. Kolam Aerasi (Aerated Lagoon) 2. Kolam Aerasi Fakulatif 3. Proses Lumpur Aktif (Activated Sludge Process) 4. Kolam Aerasi Ekstensif (Extended Aeration) 5. Parit Oksidasi (Oxidation Ditch)
  • 4. Sanitasi.Net KOLAM AERASI (AERATED LAGOON) Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
  • 5. Sanitasi.Net Kolam Aerasi • Kolam aerasi menggunakan peralatan aerator mekanik berupa surface aerator yang digunakan untuk membantu mekanisasi supply oksigen larut dalam air. • Aerator ini menggunakan propeler yang setengah terbenam dalam air dengan putarannya memecah permukaan air agar lebih banyak bagian air yang kontak dengan udara dan menyerap oksigen bebas dari udara. • Dinding kolam aerasi terbuat dari beton bertulang, sedangkan lantai kolam menggunakan geotekstil agar tidak terjadi kebocoran.
  • 7. Sanitasi.Net Kelebihan & Kekurangan • Kelebihan – Biaya pemeliharaan rendah, effluent yang dihasilkan baik, biaya instalasi awal rendah, dan tidak menimbulkan bau. • Kelemahan – Membutuhkan lahan yang luas dan membutuhkan energy yang besar jika kolam aerasi dilengkapi dengan aerator.
  • 8. Sanitasi.Net Tipe dan Persyaratan Geotekstil • Memiliki berat yang cukup (4 kg/m2) untuk terhindar dari kemungkinan terangkat (uplift) akibat pelepasan gas karena tanah mengandung material organik. • Memiliki kemampuan untuk menutup kerusakan akibat penetrasi batuan dengan diameter 5 cm. • Memiliki kekuatan yang cukup untuk terhindar dari kerusakan pada bagian tepinya karena proses pemasangan. • Mudah dipasang dan tidak diperlukan tenaga kerja dengan spesifikasi khusus untuk memasangnya.
  • 9. Sanitasi.Net Aerator dan Efisiensi • Unit ini pada prinsipnya menempatkan aerator yang dapat mengangkat seluruh endapan tersuspensi dalam aliran sehingga dianggap terjadi pengadukan lengkap dari seluruh sisi kolam sebagaimana terjadi pada aerasi di tangki sistem activated sludge/lumpur aktif. • Efisiensi BOD removal cukup tinggi namun karena aliran keluar membawa juga endapan yang tersuspensi, dengan demikian efisiensi pengurangan suspended solid pada efluen sangat rendah.
  • 10. Sanitasi.Net Kebutuhan Energi dan Keuntungannya • Kebutuhan energi untuk aerasi: – hampir sama saja dengan tipe lainya, hanya karena harus mengangkat seluruh suspensi, maka diperlukan tenaga aerator yang cukup besar yaitu 2,6 s/d 3,88 kWh per 1000 m3 kolam. – Lebih dari 4 kali tenaga yang diperlukan oleh fakultatif aerated lagoon atau 2 kali tenaga aerator yang diperlukan extended aeration. • Keuntungan tipe ini tidak memerlukan pengurasan lumpur pada dasar kolam.
  • 11. Sanitasi.Net KOLAM AERASI FAKULATIF Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
  • 12. Sanitasi.Net Kolam Aerasi Fakulatif • Tipe ini selaras dengan kolam alga pada kolam stabilisasi, hanya oksigen yang diperlukan disupply melalui aerator dan bukan melalui proses fotosintesis algae. • Sistem ini memberikan cukup oksigen, namun power input aerator tidak cukup untuk menjaga seluruh partikel (solid) tetap dalam bentuk suspensi. • Sama dengan kondisi fakultatif pada kolam stabilisasi, yaitu: – pada lapisan bagian atas terjadi proses dekomposisi aerobik dan – pada bagian lapisan bawah kolam terjadi proses anaerobik.
  • 13. Sanitasi.Net Kebutuhan Energi • Unit ini memerlukan power yang cukup rendah, namun memerlukan lahan yang cukup luas meskipun tidak seluas lahan untuk kolam stablisasi. • Lumpur akibat pengendapan akan berada didasar kolam dan secara periodik harus dibersihkan. • Akumulasi lumpur facultatif aerated lagoon adalah 30 liter s/d 50 liter per jiwa setiap tahunnya.
  • 15. Sanitasi.Net PROSES LUMPUR AKTIF (ACTIVATED SLUDGE PROCESS) Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
  • 16. Sanitasi.Net Proses Lumpur Aktif • Lumpur aktif merupakan proses pengolahan secara biologi aerobik dengan mempertahankan jumlah massa mikroba dalam suatu reactor dan dalam keadaan tercampur sempurna. • Suplai oksigen mutlak diperlukan, biasanya menggunakan peralatan mekanis aerator dan blower. • Peralatan tersebut selain dibutuhkan untuk menyuplai oksigen, juga diperlukan untuk melakukan pengadukan sempurna di dalam reaktor. • Perlakukan untuk memperoleh massa mikroba yang tetap dalam reaktor adalah dengan melakukan resirkulasi lumpur dan pembuangan lumpur dalam jumlah tertentu.
  • 17. Sanitasi.Net Proses Lumpur Aktif • Limbah cair yang masuk ke dalam tangki aerasi akan terjadi pencampuran dengan mikroorganisme. – Mikroorganisme ini yang melakukan penguraian dan menghilangkan kandungan organic dari limbah secara aerobic. – Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan dengan cara memasukkan udara ke dalam tangki aerasi dengan blower. • Campuran limbah yang telah diolah kemudian dialirkan ke clarifier dan di dalam clarifier lumpur akan mengendap dan supernatannya dikeluarkan sebagai effluent dari proses. • Sebagian besar lumpur aktif yang ada di clarifier diresirkulasi ke tangki aerasi supaya konsentrasi mikroorganisme dalam tangki aerasinya tetap sama dan sisa lumpur yang ada di buang untuk dilakukan pengolahan lumpur.
  • 18. Sanitasi.Net Jenis Lumpur Aktif • Tipe konvensional • Tipe extended aeration
  • 19. Sanitasi.Net Kriteria Perencanaan Lumpur Aktif Conventional Step Aeration Modified Aeration Extended Aeration Contact Stabilization HighRate Aeration Pure Oxygen 1 BebanBOD :MLSSLoading kg/kg.hari 0.2-0.4 0.2-0.4 1.5-3.0 0.03-0.05 0.2-0.6 0.02-0.04 0.2-1.0 Volume Loading kg/.m3 .hari 0.3-0.8 0.4-1.4 0.6-2.4 0.15-0.25 0.8-1.4 0.6-2.6 1.6-4.0 2 MLSS mg/L 1500-2000 2000-3000 400-800 3000-6000 3000-6000 3000-6000 6000-8000 3 Umur Lumpur (Sludge Age) hari 2-4 15-30 4 2-4 8-20 4 KebutuhanUdara (Qudara/Qair limbah) 3-7 3-7 2-3.5 >15 >12 >15 5 WaktuAerasi(HRT) jam 6-8 4-6 1.5-3 16-24 5 2-3 1-3 6 RasioSirkulasiLumpur (Qlumpur/Q air limbah) % 20-40 20-30 5-10 50-150 40-100 50-150 25-50 7 EfisiensiPengolahan % 85-95 90 60-70 75-85 85-90 75-95 85-95 Jenis Proses SatuanNo Kriteria (Sumber: Japan SewageWork Assosiation)
  • 20. Sanitasi.Net Variable Perencanaan (Desain Variabel) a. Beban BOD b. Padatan Tersuspensi dalam Campuran Cairan (Mixed-Liqour Suspended Solids /MLSS) c. Padatan Tersuspensi yang Mudah Menguap dalam Campuran Cairan (Mixed-Iiqour Volatile Suspended Solids /MLVSS) d. Ratio Perbandingan Makanan terhadap Mikroorganisme (Food - to – Microorganism) e. Waktu Tinggal Hidrolis (Hidraulic Retention Time /HRT) f. Kebutuhan Oksigen untuk aerasi g. Produksi Lumpur (Px) h. Ratio Sirkulasi Lumpur (Hidraulic Recycle R) i. Umur lumpur Aktif (ƟC)
  • 21. Sanitasi.Net PROSES LUMPUR AKTIF (ACTIVATED SLUDGE PROCESS) Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah
  • 22. Sanitasi.Net Proses Lumpur Aktif • Kolam Extended Aeration – sebenarnya bukan termasuk kategori kolam aerasi seperti kolam aerasi lainnya, proses ini merupakan pengembangan dari proses lumpur aktif konvensional (standar). – Untuk Extended Aeration tidak diperlukan bak pengendap awal.
  • 23. Sanitasi.Net Proses Lumpur Aktif • Di dalam bak aerasi air limbah disuplai oksigen dari blower atau diffuser sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada di dalam air limbah. – Dengan demikian di dalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomassa dalam jumlah yang besar. – Biomassa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah. • Unit ini juga membuat endapan tersuspensi dengan adukan menyeluruh meliputi seluruh bagian kolam. – sebagian lumpur yang terikut pada aliran outlet dari kolam ini terendapkan, – sebagian lainya dibiarkan terakumulasi di dalam kolam atau sebagian yang diendapkan kemudian dikembalikan kedalam sistem aerasi.
  • 25. Sanitasi.Net Sistem yang Digunakan • Menempatkan tangki pengendapan terpisah sesudah kolam • Memisahkan bagian dari kolam untuk zona pengendapan untuk menahan lumpur sebelum effluen dilepas ke badan air. • Melakukan operasi lagoon secara intermitten dengan membuat dua unit secara pararel. – Kedua unit akan beroperasi secara bergantian, ketika satu unit berhenti, maka akan ada kesempatan terjadinya pengendapan. – Lumpur akan terakumulasi mencapai konsentrasi solid yang ideal untuk extended aeration.
  • 26. Sanitasi.Net Karakteristik dan Tipe Kolam Aerasi Kriteria Tipe Kolam Aerasi Fakultatif Flowthrough Extended Aeration Konsentrasi solid, mg/l 30 - 150 30 – 300 4000 - 5000 Td, hari 3 – 6 2 - 5 0.7 -1 Dalam kolam, m 3 – 5 3 – 5 3 – 5 Eff BOD removal % 75 – 90 70 – 85 95 – 98 Kebutuhan lahan m2/cap 0.15 – 0.45 0.10 – 0.35 0.13 – 0.25 Kebutuhan oxigen+) 0.6 – 0.8 0.6 – 0.8 1.2 – 1.8 Aeration kWh* kWh / 1000 org 0.75-0.97 0.75-0.97 1.49-2.24 kWh / 1000 m3/kolam 0.75-1.12 2.61-3.88 1.12-1.87 Perhitungan Horse Power didasarkan bahwa aerator dapat memberikan 2,28 kgO2/kWh
  • 28. Sanitasi.Net Parit Oksidasi • Pada prinsipnya sistem oxidation ditch adalah extended aeration yang semula dikembangkan berdasarkan saluran sirkular kedalaman 1 s/d 1,5 m yang dibangun dengan pasangan batu. • Reaktor ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. • Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan konsentrasi BOD, COD, dan nutrient dalam air limbah.
  • 29. Sanitasi.Net Cara Kerja • Air diputar mengikuti saluran sirkular yang cukup panjang untuk tujuan aerasi dengan alat mekanik rotor seperti sikat baja yang berbentuk silider. • Rotor diputar melalui as (axis) horizontal dipermukaan air. Alat aerasi untuk rotor yang horizontal disebut juga cage rotor atau mammoth rotor, dan pasveer ditch (apabila rotornya vertical).
  • 30. Sanitasi.Net Kelebihan dan Kekurangan • Kelebihan – Kemampuan meremoval organik dengan biaya operasional dan perawatan rendah. – Menghasilkan lumpur yang lebih sedikit daripada proses biologis lainnya. • Kekurangan – Membutuhkan lahan yang luas – Konsentrasi TSS pada effluent masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan proses pengolahan activated sludge.
  • 31. Sanitasi.Net Proses Lumpur Aktif Sistem Parit Oksidasi (Oxidation Ditch)
  • 32. Sanitasi.Net Referensi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP) Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
  • 33. Sanitasi.Net Modul Perencanaan Teknis SPAL-T Modul A. Dasar-dasar Perenca-naan Teknis SPAL-T B. Unit Pelayanan C. Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan D. Unit Pengolahan Air Limbah E. Teknologi Pengolahan Lumpur F. Konstruksi Bangunan G. Rencana Anggaran Biaya Sub-Modul D1 Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah D2 Pemilihan Lokasi IPAL D3 Pemilihan Teknologi dan Sistem IPAL D4-6 Sistem Pengolahan Air Limbah (secara Fisik, Kimia, Biologi) - 3 Sesi D7-8 Pengolahan (Aerobik, Anaerobik, Gabungan dan Kombinasi) - 2 sesi