Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas manajemen risiko pada pedagang goreng di daerah Gobah.
2) Teridentifikasi berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan kerja seperti panasnya minyak, debu, dan bakteri.
3) Dianalisis risiko dan dampaknya, lalu dirangking berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya. Risiko tertinggi adalah bakteri,
2. Latar Belakang
1. UU No. 23 Tahun 1992 Pasal tentang
kesehatan
2. Potensi bahaya pada bahan bahan yang
semestinya tidak di beri pada makanan,
selain itu juga potensi bahaya-bahaya lain.
3. Banyak nya pedagang curang untuk
memperoleh keuntungan yang besar.
4. Uraian makalah: Manajemen Risiko dan
Kesehatan makanan pinggir jalan
3. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana manajemen
risiko pada tukang goreng dan dagangan nya.
2. Tujuan Khusus
Untuk
mengetah
ui
1. Persiapan
2. Identifikasi
3. Analisa Risiko
4. Evaluasi Risiko
5. Pengendalian Risiko
dalam manajemem risiko
pada pedagang goreng di
daerah Gobah
4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penjual
Menjadi referensi tentang potensi bahaya
kecelakaan kerja
Mengetahui cara pengendalian risiko guna
mengurangi bahaya kecelakaan kerja
2. Bagi Penulis
1) Menambah pengetahuan tentang manajemen
risiko pada jajanan goreng pinggiran jalan.
2) Sebagai referensi aplikasi Standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja agar sesuai dengan SOP.
7. Hasil
Wawancara
•Lama berjualan Ibu Inaniah sudah 15 tahun
•Perasaan nya berjualan di pinggir jalan lumayan
strategis
•Keluhan selama berjualan terkena letupan minyak
•Keuntungan nya selama berjualan penghasilan bisa
menculupi kebutuhan sehari hari
•Ukuran tempat 2 x 2.5 meter
8. Proses Kegiatan 3. Observasi dan pengumpulan
data
1) Observasi langsung ditempat berjualan
2) Wawancara dengan pedagang
3) Mendokumentasikan bahan masakan,
peralatan, dan aktivitas selama memasak
dengan kamera digital dan video
4) Mengumpulkan bahan dokumen yang
diperlukan
16. Minyak dan Air Untuk Memasak
Minyak yang sudah tidak layak di
gunakan
Letak air masak yang dekat dengan
tong sampah. Tempat air tidak ditutup
17. Manajemen Resiko persiapan
1. Ruang Lingkup Management Risiko
• Management resiko dilakukan di yakni lokasi ukuran
2 x 2.5 meter di daerah Gobah pada tanggal 7
Febuari
2. Personil Yang Terlibat
• Pedagang yang berjualan yakni ibu Inaniah
18. Manajemen Resiko
2. IDENTIFIKASI BAHAYA
1) Dilakukan pengamatan, pemotretan, dan wawancara terhadap penjual goreng yakni
ibu Inaniah
2) Proses pemasakan makanan belum sepenuhnya sesuai dengan SOP, masih banyak
yang perlu disempurnakan untuk mereduksi bahkan menghindari terjadinya risiko
dari berbagai hazard.
3) Identifikasi bahaya sebagian berupa temuan rill dan sebagian berupa prediksi
seandainya kegiatan tersebut dilakukan tidak sesuai SOP dan tanpa APD.
19. MANAJEMEN RISIKO
3. ANALISA RISIKO
1) Daftar kemungkinan terjadinya
jenis bahaya, risiko, dan
konsekuensi dari
No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi
1. Bahaya potensial fisik :
1) Suhu uap minyak panas dari
kompor memasak.
Kulit tangan dan
wajah
Panas, pembesaran
pori-pori, luka.
2) Percikan minyak panas Kulit tangan Melepuh, panas, luka.
2. Bahaya potensial kimia
3) Zat kimia asap kendaraan
dari jalan raya.
sistem
pernapasan
gangguan sistem
pernapasan, batuk
3. Bahaya potensial biologi:
Penyakit-penyakit yang
diderita para pasien,
seperti TBC, stress,
batuk, dsb.
4) Bakteri Infeksi
5) Virus Infeksi
6) Jamur Infeksi
20. MANAJEMEN RISIKO
3. ANALISA RISIKO
1) Daftar kemungkinan terjadinya
jenis bahaya, risiko, dan konsekuensi
dari
No. Jenis Bahaya Risiko Konsekuensi
4. Bahaya potensial ergonomic:
7) Berdiri terlalu lama waktu
memasak
Musculoskeletal Lumbago pain, kaki
pegal
8) Jumlah goreng yang dimasak
banyak
Musculoskeletal Kelelahan, lengan
pegal.
9) Memegang makanan yang
baru masak tanpa penjepit
Musculoskeletal Lengan melepuh,
kepanasan
10) Posisi badan terlalu dekat
dengan kompor
Musculoskeletal Kuali bisa tersenggol.
5. Bahaya potensial psikososial
11) Jam kerja yang lama/
istirahat kurang.
Stamina badan Mialgia, loss
concentration.
12) Complain dari pembeli. Stress Pusing
13) Pembeli yang sedikit. Stress Pusing, palpitasi, panik
21. Manajemen Resiko 3. ANALISA RISIKO
2) Bentuk analisa semikualitatif
Tingkat
Keparahan
Kemungkinan Terjadi
Jarang
Terjadi
(1)
Kurang
mungkin
terjadi (2)
Mungkin terjadi
(3)
Sangat
Mungkin
terjadi
(4)
Hampir
Pasti
terjadi
(5)
(1)
Tidak ada
pengaruh
•Jumlah goreng yang
dimasak banyak
(3)
(2)
Pengaruh
sangat
ringan
•Jam
kerja
yang
lama/
istirahat
kurang.
(2)
•Posisi
badan
terlalu dekat
dengan
kompor
(4)
• Jumlah goreng yang
dimasak banyak
• Memegang makanan
yang baru masak
tanpa penjepit
(6)
22. Manajemen Resiko 3. ANALISA RISIKO
2) Bentuk analisa semikualitatif
Tingkat
Keparaha
n
Kemungkinan Terjadi
Jarang
Terjadi
(1)
Kurang
mungkin
terjadi (2)
Mungkin
terjadi
(3)
Sangat Mungkin
terjadi (4)
Hampir
Pasti terjadi
(5)
(3)
Pengaruh
ringan
•Memegang
makanan
yang baru
masak
tanpa
penjepit
(6)
• Berdiri
terlalu lama
waktu
memasak
(9)
• Suhu uap
minyak panas
dari kompor
memasak.
• Percikan
minyak panas
(12)
• .
(4)
Pengaruh
serius
•Zat kimia asap
kendaraan dari
jalan raya.
(16)
•Bakteri
•Virus
•jamur
(20)
23. Manajemen Resiko
4.EVALUASI RISIKO
Prioritas Risiko dan
tafsirannya
NO. HAZARD SKOR TAFSIRAN
1. Jam kerja yang lama/ istirahat
kurang.
2 Jarang terjadi
Pengaruh sangat ringan
2. Posisi badan terlalu dekat dengan
kompor
4 Kurang mungkin terjadi
Pengaruh sangat ringan
3. Jumlah goreng yang dimasak
banyak
3 Mungkin terjadi
Tidak ada pengaruh
4. Jumlah goreng yang dimasak banyak
Memegang makanan yang baru
masak tanpa penjepit
6 Mungkin terjadi
Tidak ada pengaruh
5. Memegang makanan yang baru
masak tanpa penjepit
6 Kurang mungkin terjadi
Pengaruh ringan
24. 4.EVALUASI RISIKO
Prioritas Risiko dan
tafsirannya
NO. HAZARD SKOR TAFSIRAN
5. • Berdiri terlalu lama waktu
memasak
9 mungkin terjadi
Pengaruh ringan
6. • Suhu uap minyak panas dari
kompor memasak.
• Percikan minyak panas
12 Sangat Mungkin terjadi
Pengaruh ringan
7. • Zat kimia asap kendaraan dari
jalan raya.
16 Sangat Mungkin terjadi
Pengaruh serius
8. • Bakteri
•Virus
•jamur
20 Hampir Pasti terjadi
Pengaruh serius
25. 5. PENGENDALIAN
RISIKOManajemen Resiko
NO. HAZARD PENGENDALIAN
1. Virus, bakteri, jamur Dapur atau ruang
memasak harus terjaga
dari debu.
Wajib memakai APD
sarung tangan dan
celemek
2. debu kendaraan bemotor Membuat tempat yang
lebih tertutup
3. Memegang makanan pakai tangan
Tempat tepung dan air yang terbuka
Menggunakan alat penjepit
makanan
Membuat tutup untuk
tepung dan air
26. 5. PENGENDALIAN
RISIKOManajemen Resiko
NO. HAZARD PENGENDALIAN
5. Complain dari pembeli.. Meningkatkan cita rasa dan
kebersihan makanan.
6. Jam kerja yang lama/ istirahat
kurang
Posisi badan terlalu dekat dengan
kompor
Membuat kursi dan meja
rendah untuk bekerja
Memperluas ruangan memasak
27. Penutup 1. Kesimpulan
1) Pengelolaan K3 di RS penting artinya untuk meningkatkan
lingkungan untuk memasak agar aman, sehat dan bersih baik bagi
pembeli, maupun nama baik penjual.
2) Upaya K3 di tempat berdagang menyangkut cara/metode kerja,
alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
3) Sarana fisik dan peralatan memasak sangat mempengaruhi
efisiensi kerja dan minat pembeli. Dalam merencananakan sarana
fisik, dan peralatan, sebaiknya menggunakan peralatan yang
bersih. Mengingat makanan merupakan kebutuhan setiap
manusia, selanjutnya menjual makanan kepada pembeli yang
membutuhkan.
28. Penutup 2. Saran saran
1) Para penjual untuk senantiasa disiplin menggunakan alat
pelindung diri seperti celemek yang melindungi baju terhadap
cairan atau tepung tepung yang bisa mengotori pakaian, penutup
kepala,, dan penjepit makanan. Saat melakukan prosedur yang
memungkinkan terjadinya percikan atau kontaminasi dari minyak
yang panas gunakan kain pelindung tangan dan lengan .
2) Penjual seharusnya memperhatikan bahan bahan yang digunakan
untuk memasak agar senantiasa terjaga mutu dan kualitas
makanan nya. Gunakan air bersih dan gantilah minyak untuk
memasak. Jangan sampai merusak nama baik penjual karena
makanan yang dijual tidak layak untuk dikonsumsi.