Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya memilih amalan yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita telah meninggal, seperti shalat berjamaah di masjid yang memberikan bonus ampunan dosa dan kenaikan derajat."
2. HIDUP DI DUNIA SANGAT SINGKAT
Seperti di pagi hari atau sore hari (QS. An-Naziat [79]: 46).
Dengan perbandingan 1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia,
hidup kita di dunia, jika kita berumur 62,5 tahun hanya 1,5 jam saja.
Atau jika menggunakan perbandingan 1 hari di akhirat = 50 ribu
tahun di dunia, jika kita berumur 70 tahun hanya 2 menit 1 detik!
Waktu tersebut akan menentukan nasib kita di akherat untuk
jangka waktu yang selama-lamanya. Apakah akan bahagia selama-
lamanya, ataukah akan menderita selama-lamanya.
LAHIR MATI∞ ∞
Garis waktu sebelum lahir Garis waktu setelah mati
3. SEMAKIN DEKAT, SEMAKIN GIAT
Semakin hari, semakin dekat kita dengan waktu kematian.
Semakin dekat dengan waktu kematian, semestinya
semakin giat beribadah.
4. Penuhi dengan yang wajib,
Tambahi dengan yang sunnah,
Sekali-kali dengan yang mubah.
SISA WAKTU HIDUP:
FULL DENGAN IBADAH
5. MEMBIASAKAN IBADAH
HINGGA AJAL TIBA
هْيَلَع َاتَم اَم ََلَع ٍدْبَع ُّ ُُك ُثَعْبُي
“Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi
meninggalnya” (HR. Muslim no 2878)
Berkata Al-Munaawi,
”Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia
dibangkitkan di atas hal itu”
(At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)
6. TIDAK MENYEPELEKAN AMAL
َل ْنَمَف ،ٍةَرْمَت قشب ْوَلَو َارَّنلا اوُقَّتاٍٍَبيََ ٍٍَم َََِف ْد ََ ْم
“Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji
kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah
thayyibah.” (HR. Al Bukhari 6539, Muslim 1016)
7. MEMPERBANYAK TANAMAN SURGA
َلاَق ْنَم:ْت َسرُغ ، هدْمَِبَو هللا َانَحْب ُسٍَّنََجا ِ ٌ ََْ ََ ََُ
“Barangsiapa yang mengucapkan, ‘SUBHANALLOH WA
BIHAMDIH’ (Mahasuci Allah dan dengan memuji-Nya), maka
ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga.”
(HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan)
8. TIDUR PUN MESTI JADI IBADAH
َف ، ٌ ََلَم هارَعش ِ َت ََب ،اًراهََ َت ََب ْنَمَلاَق ََّّل
ِ
ا ْظقْيَت ْسَي ََْلُ ََلَمْلا:ْرفْغا َّمُهَّللا
اًراهََ َت ََب ُهَّن
ِ
اَف ،ٍن ََلُف َكدْبَعل
“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan
bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat
berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam
keadaan suci.'” (HR. Ibn Hibban 3/329)
9. ORANG YANG TIDAK MERUGI
ۡۡصَعۡلٱَو.ٍ ۡۡسُخ ىفَل َنٰـ َسن
ِ
َّۡلٱ َّن
ِ
ا.َّّلٱ ََّّل
ِ
اَحلٰـ َّلصٱ ْاوُل ََعَو ْاوُنَماَء َينْاۡو َاصَوَتَو تٰـ
ۡب َّلصٱب ْاۡو َاصَوَتَو قَحۡلٱب
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.”
(QS. Al-Asr, 103: 1-3)
10. Dalam hidup yang singkat ini kita harus jeli dan
teliti dalam memilih-milih amal.
Jangan sampai menyesal karena salah dalam
memilih amal!
JELI DAN TELITI BERAMAL
11. PRINSIP EFISIENSI (1)
Adakah amalan yang bisa kita lakukan dengan menggunakan
waktu yang sedikit, tenaga yang sedikit, biaya sedikit,
namun mendapatkan balasan yang sebesar-besarnya dan
setinggi-tingginya dari Allah SWT di akhirat kelak?
12. Adakah amalan yang kita kerjakan dengan waktu yang sedikit
atau dengan umur yang sangat amat pendek ini, namun
menghasilkan pahala yang terus-menerus, bahkan pahala itu
bisa terus mengalir hingga melampaui umur kita sendiri?
PRINSIP EFISIENSI (2)
13. ORANG BERUNTUNG
Sungguh beruntung orang yang ketika
meninggal, dosa-dosanya terputus bahkan
terhapus, sementara pahala-pahalanya terus
mengalir kepadanya.
14. Sungguh celaka orang yang ketika meninggal,
pahala-pahalanya terputus bahkan terhapus,
sementara dosa-dosanya terus mengalir
kepadanya.
ORANG CELAKA
15. AGAR BERUNTUNG
Beramal dengan pahala berlipat ganda.
Beramal dengan pahala yang terus mengalir
walau kita telah tiada.
17. TIMBANGAN AMAL
ُهُنْيازَوَم تَلُقَث نَم امَٱَف.ع ِْ َُوهَفٍٍَيضاَر ٍٍ َْشي.َم تَّفَخ نَم امَٱَوُهُنْيازَو.
ٌ ٍَياوَه ُهُّمُٱَف.ْهَيه اَم َاكَْردَٱ اَمَو.َح ٌ ر ََنٌ ٍَيام
“Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia
berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang). Dan adapun orang
yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah
neraka hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu? (Yaitu)
api yang sangat panas.” (QS. Al-Qari’ah, 101: 6-11)
18. SHALAT BERJAMAAH DI
MASJID BAGI LAKI-LAKI
Jika ada laki-laki berumur 60 tahun (umur efektif 30 tahun) biasa
mengerjakan shalat fardhu sendirian, maka pahala yang dia
peroleh: 1 x 5 waktu x 365 hari x 30 tahun = 54.750.
Namun jika laki-laki itu mengerjakan shalat fardhu berjamaah, dia
akan memperoleh pahala sebanyak: 27 x 5 waktu x 365 hari x 30
tahun = 1.478.250. Jauh sekali kan perbedaan nilai pahalanya?
19. TAHUN 1 5 10 15 20 25 30
NILAI PAHALA 1.825 9.125 18.250 27.375 36.500 45.625 54.750
SHALAT SENDIRI
TAHUN 1 5 10 15 20 25 30
NILAI PAHALA 49.275 246.375 492.750 739.125 985.500 1.231.875 1.478.250
SHALAT BERJAMAAH
20. BONUS SHALAT BERJAMAAH
Kalau shalat berjamaahnya dikerjakan di masjid, maka dia akan
mendapatkan bonus, setiap 1 langkahnya akan mendapatkan
ampunan dosa dan 1 langkah lainnya akan menaikkan derajatnya.
Maka semakin banyak langkah kakinya ke masjid, akan semakin
banyak pula dosanya yang diampuni dan semakin tinggi pula
derajatnya di sisi Allah SWT.
21. PAHALA YANG
TERUS MENGALIR
• Boleh saja umur kita hanya 60 tahun,
70 tahun atau 80 tahun.
• Namun, kita harus memiliki amal
yang pahalanya bisa terus mengalir
melampaui umur kita.
• Bisa 100 tahun, 200 tahun, 1.000
tahun, bahkan sampai hari kiamat
tiba, walaupun kita sudah meninggal
dunia, tetapi pahala kita bisa terus
mengalir dan mengalir.
22. YANG AKAN TERUS
MENGALIRKAN PAHALA
ْنم ََّّل
ِ
ا ُُُلَ ََع َعَطَقْنا ُان َسْن
ِ
ْاَّل َاتَم اَذ
ِ
اٍٍَث ََلَث:ٍٍَيارَج ٍٍَقَد َص ْنمٍ َْلعَو ،
ََُ وُعْدَي ٍحال َص ٍ ََلَوَو ، هب ُعَفَتْنُي
“Apabila sesorang manusia meninggal maka putuslah amalnya,
kecuali tiga hal: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan
anak sholeh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim dan Ahmad)
23. AMAL JAARIYAH
Dari hadits diatas kita dapat memahami bahwa amal jaariyah
ternyata tidak hanya satu macam, tetapi ada tiga macam.
Namun, tiga macam amal jaariyah itu bukan untuk kita pilih
salah satu, kemudian yang lain untuk kita tinggalkan.
Tiga macam amal jariyah itu dapat kita amalkan semuanya.
24. SEDEKAH JARIYAH
Jika kita mempunyai uang, kemudian kita gunakan, misalnya
untuk sedekah membangun masjid/pesantren, maka selama
masjid/pesantren itu berdiri tegak dan terus dimanfaatkan
oleh kaum muslimin untuk beribadah, insyaAllah kita akan
mendapatkan aliran pahalanya, walaupun kita sudah
meninggal dunia.
25. PAHALA
MEMBANGUN MASJID
• Bayangkan jika setiap waktu shalat
tiba ada 10 orang yang shalat
berjamaah di masjid, maka yang
membangun masjid akan
mendapatkan pahala sebanyak 5 x
10 x 27 = 1.350 /hari atau 492.750
/tahun atau 14.782.500 /30 tahun.
• Bayangkan juga jika kita mampu
membuat 10 masjid atau 1 masjid
besar yang mampu menampung
ribuan jamaah, berapa banyak
pahala yang bisa kita dapatkan?
26. ILMU YANG
BERMANFAAT
• Jika kita mempunyai ilmu yang
bermanfaat, kemudian kita ajarkan
kepada orang lain, maka selama orang
tersebut mengamalkan ilmu dari kita,
insyaAllah kita akan mendapatkan
aliran pahalanya secara terus menerus,
walaupun kita sudah meninggal dunia.
• Misalnya kita mengajarkan orang
membaca Al-Quran, mengajarkan
shalat, puasa, berzakat, berhaji dan
sebagainya.
• Semakin banyak orang yang kita ajari,
insyaAllah semakin banyak aliran
pahala yang bisa kita peroleh.
27. ANAK SHOLEH
• Jika kita memiliki anak sholeh
yang mau mendoakan orang
tuanya, maka selama anak kita
beramal sholeh dan mendoakan
orang tuanya, insyaAllah kita akan
terus mendapatkan aliran
pahalanya walaupun kita sudah
meninggal dunia.
• Semakin banyak anak sholeh
yang kita punya, insyaAllah
semakin banyak doa yang
terpanjat untuk kita sebagai
orang tuanya.
28. AMAL YANG TERUS
MENGALIRKAN PAHALA
َن َسَحَو ُلَ ََع ْنم َنمْؤُمْلا ُقَحْلَي اَّمم َّن
ِ
اهتْوَم َدْعَب هات:َو ُهَمَّلَع اًمْلعاًََلَوَو ، ُهَ ََشَن
ج ْسَم ْوَٱ ، ُهَثَّرَو اًفَح ْصُمَو ، ُهَكَرَت اًحال َصب َّسلا نْبَّل اًتْيَب ْوَٱ ، ُهاَنَب اًدْوَٱ ، ُهاَنَب يل
ِ َاَم ْنم اَ ََجَرْخَٱ ًٍَقَد َص ْوَٱ ، ُهاَرْجَٱ اًرََْنُهُقَحْلَي ، هاتَيَحَو ههََّّحهتْوَم دْعَب ْنم
“Sesungguhnya diantara amalan dan kebaikan seorang mukmin yang akan
menemuinya setelah kematiannya adalah: ilmu yang diajarkan dan
disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, mushaf yang diwariskannya,
masjid yang dibangunnya, rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, sungai (air)
yang dialirkannya untuk umum, atau shadaqah yang dikeluarkannya dari hartanya
di waktu sehat dan semasa hidupnya, semua ini akan menemuinya setelah dia
meninggal dunia.” (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)
29. BEKAS-BEKAS
PENINGGALAN KITA
اَم ُبُهۡڪَنَو ََٰتۡوَمۡلٱ ىۡ َُن ُنۡ ََن ََّن
ِ
اُۡه َرٰـَثاَءَو ْاوُمَّدَق
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan
Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-
bekas yang mereka tinggalkan.” (QS. Yasiin, 36:12)
30. AATSAR BAIK
َٱ َُُلَف ًٍَن َسَح ًٍَّن ُس مََل ْس
ِ
اَّل ِْ َّن َس ْنَمُهَدْعَب اَِب َل ََع ْنَم ُرْجَٱَو اَهُرْجْنَٱ ْْيَغ ْنم
ٌ ء ْ ََش ْهرْوُجُٱ ْنم َصُقْنَي
“Barangsiapa merintis (memulai, membiasakan, membuat kebiasaan,
mempelopori) dalam agama Islam sunnah (perbuatan, kebiasaan) yang
baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari
orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun.” (HR. Muslim)
31. • Dalam suatu kampung/perusahaan
tidak pernah ada aktivitas pengajian
sama sekali. Kemudian ada orang yang
berinisiatif untuk membuat pengajian
rutin mingguan. Ternyata aktivitas
pengajian rutin mingguan ini berjalan
terus, sampai orang yang memelopori
pengajian rutin itu meninggal dunia.
• Maka, insyaAllah orang yang membuat
tradisi pengajian rutin ini akan terus
mendapatkan aliran pahala dari orang-
orang yang terus mengikuti dan
melanjutkan aktivitas pengajian rutin
mingguan tersebut.
AATSAR BAIK
32. AATSAR BAIK
• Semakin banyak orang yang
mengikuti pengajian itu, maka
aliran pahalanya tentu akan
semakin banyak pula.
• Semakin lama tradisi pengajian
itu berjalan, maka akan
semakin lama pula aliran
pahala jaariyah yang akan
dinikmati oleh orang tersebut.
• Sungguh beruntung orang
yang memiliki aatsar tersebut.
33. AATSAR BURUK
َك ًٍَئي َس ًٍَّن ُس مََل ْس
ِ
اَّل ِْ َّن َس ْنَمَوََع ْنَم ُرْزوَو اَهُرْزو هْيَلَع َنْنم اَِب َل
ْهارَزْوَٱ ْنم َصُقْنَي ْنَٱ ْْيَغ ْنم هدْعَبٌ ء ْ ََش
“Dan barangsiapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka
baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang
melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa mengurangi dosa
mereka sedikit pun”. (HR. Muslim)
34. Dalam suatu kaum tidak pernah ada aktivitas perjudian. Ketika ada
orang yang mempunyai hajatan, seperti pernikahan atau sunatan,
lantas ada orang yang berinisiatif untuk mengajak main judi
sebagai kegiatan untuk aktivitas berjaga, sekaligus untuk melawan
rasa kantuk semalam suntuk.
AATSAR BURUK
35. Ternyata semakin hari, aktivitas perjudian ini berjalan terus dan semakin
banyak pengikutnya, bahkan akhirnya menjadi menjadi tradisi yang
banyak pengikutnya.
Akhirnya tradisi ini terus berjalan, bahkan sampai orang yang
mempelopori perjudian ini meninggal dunia.
Maka, insyaAllah orang yang membuat tradisi perjudian ini akan terus
mendapatkan aliran dosa dari orang-orang yang terus mengikuti dan
melanjutkan aktivitas perjudian tersebut.
AATSAR BURUK
36. Semakin banyak orang yang mengikuti tradisi perjudian itu, maka
aliran dosanya tentu akan semakin banyak pula. Semakin lama
tradisi perjudian itu berjalan, maka akan semakin lama pula aliran
dosa jaariyah yang akan “dinikmati” oleh orang tersebut.
Gawat bukan?
Sungguh sangat merugi orang yang memiliki aatsar buruk seperti itu.
AATSAR BURUK
37. MENGAJAK KEPADA PETUNJUK
ُجُٱ ُلْثم رْجَألْا َنم ََُ َنَك ىًُده ََل
ِ
ا اَعَد ْنَمَلَذ ُصُقْنَي ََّل ُهَعَبت ْنَم رْوْنم
َنَك ، ٍ ََل ََلَض ََل
ِ
ا اَعَد ْنَمَو ،اًئْي َش ْهرْوُجُٱْنَم م ََثٱ ُلْثم ْْث
ِ
ْاَّل َنم هْيَلَعََّل ُهَعَبت
اًئْي َش ْمهم ََثٱ ْنم َلَذ ُصُقْنَي
“Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti
pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.
Dan barangsiapa mengajak (manusia) kepada kesesatan maka ia mendapatkan
dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa
mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)
38. Ternyata belum cukup.
Masih ada golongan orang yang lebih beruntung.
Siapa mereka dan apa amal-amal mereka?
InsyaAllah kita bahas di pertemuan berikutnya.
SAMPAI DISINI APAKAH
SUDAH CUKUP?