SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 70
Seminar Keliling mengenai:
          Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual bagi
          Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan
          Medan, 15 -16 Juni 2006




             PERKEMBANGAN GLOBAL DAN SISTEM
             PERLINDUNGAN PATEN DI INDONESIA


                                RAZILU
                        Kasubdit Pemeriksa Paten II




   DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
     DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

©Razilu                                                              1
Peringkat Teknologi Indonesia (1)
   Indonesia menempati peringkat ke-43 dari 46
    negara dalam indeks pencapaian teknologi

   Indonesia dikategorikan sebagai adopter country
    (negara pengadopsi teknologi)

   Jika peringkat ini melorot menjadi 44, maka
    Indonesia akan dicap sebagai isolated country
    (negara yang terisolasi), artinya Indonesia
    dianggap terkungkung karena tidak mampu
    menghasilkan produk dengan teknologi sendiri)
    (Kompas 13 Mei 2003 – Menristek)



©Razilu                                2
Peringkat Teknologi Indonesia (2)
   UNDP menempatkan Indonesia dalam
    pencapaian teknologi pada urutan ke-60 dari 72
    negara

   Indonesia berada pada urutan terbawah negara
    yang masuk kategori dynamic adopter

   Hanya terpaut satu tingkat di atas kelompok
    Afrika yang termarjinalkan dalam pencapaian
    teknologi (Kompas 03 Mei 2006)



©Razilu                             3
Peringkat Teknologi Indonesia (3)
   Pada Indeks Pembangunan Manusia,
    posisi Indonesia terus menurun, dari
    urutan ke-49 pada tahun 1996 menjadi
    urutan ke-112 pada tahun 2002, diantara
    173 negara

   Indeks Daya Saing Pertumbuhan
    Indonesia, menurut World Economic
    Forum (tahun 2004), Indonesia berada
    pada peringkat ke-69 dari 104


©Razilu                          4
Sejarah singkat sistem paten (1)

        Yunani (500 BC)
         Hak istimewa diberikan oleh
          penguasa kepada koki dan pembuat
          permen
        Kekaisaran Romawi (337 AD)
         Hak istimewa diberikan oleh
          penguasa kepada Craftsmen (a.l.:
          pembuat kereta dan Insnyiur)

©Razilu                           5
Sejarah singkat sistem paten (2)

 Republik Venesia (1927 AD)
      Hak atas invensi diberikan oleh penguasa
       kepada pembuat obat (dokter)
 Inggris – Ratu Elizabeth (Abad ke-
  16)
      Hak istimewa/hak tunggal diberikan kepada
       perorangan yang membangun industri
 Amerika Serikat (Abad ke-18)
      Diberikan insentif berupa hadiah, premi,
       subsidi kepada Craftsmen dan Industriawan


©Razilu                             6
Sejarah singkat sistem paten (3)

 Pada tahun 1474 diundangkan “Undang-
   undang Penemu” di Republik Venesia
   dimasa Italia Modern, yang dikenal sebagai
   hukum paten dunia yang pertama.

 Melalui   Undang-undang tersebut Galileo
   Galilei mendapatkan sebuah paten untuk
   “Pompa Irigasi” pada tahun 1584



©Razilu                           7
Sejarah singkat perkembangan
            sistem paten di Indonesia (1)
     Pra-Kemerdekaan : Pemerintah Belanda
      mengundangkan Undang-undang Paten Tahun 1910:
      OCTROOI WET/UU OKTROI No. 313 (S-1910-136)

     Pasca-Kemerdekaan
          Tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan
           pengumuman yang merupakan perangkat
           peraturan nasional pertama yang mengatur
           tentang paten, yaitu Pengumuman Menteri
           Kehakiman RI:
            No. J.S.5/41/4 tgl. 12 Agustus 1953 tentang
              pengajuan sementara permintaan paten dalam
              negeri, dan
            No. J.G.1/2/17 tgl. 29 Oktober 1953 tentang
              pengajuan sementara permintaan paten luar
              negeri
©Razilu                                               8
Sejarah singkat perkembangan
           sistem paten di Indonesia (2)

     Tanggal 10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi
      Paris [ Paris Convention for the Protection of Industrial
      Property ] berdasarkan Keputusan Presiden no. 24
      Tahun 1979.

     Tanggal 13 Oktober 1989 DPR menyetujui RUU tentang
      Paten, yang selanjutnya disahkan menjadi UU Nomor 6
      Tahun 1989 (UU Paten 1989) oleh Presiden RI pada
      tanggal 1 Nopember 1989, yang mulai berlaku secara
      efektif tanggal 1 Agustus 1991.




©Razilu                                                       9
Sejarah singkat perkembangan
           sistem paten di Indonesia (3)

     Tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI menandatangani
      Final Act Embodying of Uruguay Round of Multilateral
      Trade Negotiations, yang mencakup persetujuan TRIPs

     Tiga tahun kemudian, pada tahun 1997 Pemerintah RI
      merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di
      bidang Paten (UU Nomor 13 tahun 1997/Paten)

     Dalam upaya untuk menyelaraskan (UU Nomor 13
      tahun 1997/Paten) dengan Persetujuan TRIPs, Tahun
      2001 Pemerintah RI mengesahkan UU Nomor 14 Tahun
      2001 tentang Paten

©Razilu                                                 10
Manfaat sistem paten bagi
               bangsa Indonesia (1)

       Dalam pertimbangan UU Paten 1989
        dinyatakan bahwa Undang-undang Paten
        diperlukan untuk memberikan perlindungan
        hukum dan mewujudkan suatu iklim yang
        lebih baik bagi kegiatan penemuan (Invensi)
        di bidang teknologi
         Hal disebabkan karena dalam pembangunan
          nasional secara umum dan khususnya di sektor
          industri, teknologi memiliki peranan yang sangat
          penting.



©Razilu                                                      11
Manfaat sistem paten bagi
             bangsa Indonesia (2)

     Untuk mendorong kreativitas lebih lanjut dari
      para inventor nasional sehingga
      melahirkan/munculkan invensi di bidang
      teknologi yang lebih baru/canggih

     Untuk menarik investasi asing dan
      mempermudah masuknya teknologi ke dalam
      negeri (Alih Teknologi)



©Razilu                                          12
Apakah sistem paten di Indonesia
                telah berjalan ? (1)

     Untuk menentukan apakah sistem paten di
      Indonesia telah berjalan atau belum, ada tiga
      parameter yang harus dinilai:

    1.    Perangkat peraturan perundang-undangan ?
    2.    Permohonan paten yang diajukan ?
    3.    Mekanisme peneggakkan hukum ?




©Razilu                                              13
Peraturan perundang-undangan
                  di bidang Paten

     UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten;
     PP No. 2 Tahun 2005 tentang Konsultan HKI;
     PP No. 40 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi,
      Tugas, dan Fungsi Komisi Banding Paten;
     PP No. 27 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan
      Paten oleh Pemerintah;
     PP N0. 50 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis
      Penerimaan Negara Bukan Pajak (PP Biaya)
     PP No. 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan
      Paten
     Dll.


©Razilu                                                14
JUMLAH PERMOHONAN PATEN
                    PATEN        PATEN SEDERHANA
    TAHUN                                        JUMLAH
                 DN     LN          DN      LN
     1991          34    1.280         19       3     1.336
     1992          67    3.905         12      43     4.027
     1993          38    2.031         28      43     2.140
     1994          29    2.305         33      60     2.427
     1995          61    2.813         61      71     3.006
     1996          40    3.957         59      76     4.132
     1997          79    3.939         80      80     4.178
     1998          93    1.753        109      32     1.987
     1999         152    2.784        168      19     3.123
     2000         157    3.733        213      38     4.141
     2001         212    3.714        197      24     4.147
     2002         246    3.597        157      48     4.048
     2003         201    3.099        163      29     3.492
     2004         227    3.441        177      32     3.877
     2005         235    4.069        163      32     4.499
    Jumlah      1.871   46.420      1.639     630    50.560
      %         3,70%   91,81%      3,24%   1,25%   100,00%
©Razilu                                       15
JUMLAH PATEN YANG DIBERIKAN (GRANTED)
          DALAM NEGERI            LUAR NEGERI
 TAHUN                                               TOTAL
          P     PS    JML     P       PS     JML
  1993      1    11    12        1      5        6       18
  1994      5    26    31       54      7       61       92
  1995     14    27    41      376     23      399      440
  1996     19    41    60      883     17      900      960
  1997     15    26    41      961     19      980    1.021
  1998     10     6    16    1.207    157    1.364    1.380
  1999      7    21    28    1.267      6    1.273    1.301
  2000      5    13    18    1.048      8    1.056    1.074
  2001      9    40    49    1.325     24    1.349    1.398
  2002     21    51    72    2.471     14    2.485    2.557
  2003     16    61    77    2.828      6    2.834    2.911
  2004     33    78   111    2.610     21    2.631    2.742
  2005     24    60    84    1.634     13    1.647    1.731
 Jumlah
©Razilu   179   461   640   16.665    320   16.985
                                                16   17.625
©Razilu   17
Apakah Paten itu?
   Hak eksklusif yang diberikan oleh
    Negara kepada Inventor,
   Invensi di bidang teknologi,
   Melaksanakan sendiri Invensinya, atau
   Memberi persetujuan kepada pihak lain
    untuk melaksanakannya



©Razilu                             18
Apakah Paten Sederhana ?

   Invensi berupa produk atau alat
         Baru
         Mempunyai nilai kegunaan praktis
              Disebabkan oleh bentuk, konfigurasi,
               konstruksi, atau komponennya
   Invensi yang bersifat
    aktifitas/proses tidak dapat
    dilindungi dalam bentuk Paten
    Sederhana.

©Razilu                                               19
Apakah Invensi itu?

   Ide inventor
   Kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di
    bidang teknologi yang dapat berupa
         Produk atau proses
         Penyempurnaan dan pengembangan produk atau
          proses



©Razilu                                  20
Apakah Inventor?
   Seseorang yang secara sendiri, atau
   Beberapa yang secara bersama-sama
     Melaksanakan ide

     Kegiatan yang menghasilkan invensi




©Razilu                               21
Invensi di Bidang Paten (1)

   Peneliti menemukan sifat baru suatu material
    yang tahan terhadap kejutan mekanis
    (mechanical shock), tidak termasuk Invensi

   Tetapi Bantalan Rel Kereta Api yang
    Menggunakan Material Tersebut, termasuk
    Invensi yang dapat dipatenkan




©Razilu                             22
Invensi di Bidang Paten (2)

   Invensi mengenai Roda Kendaraan yang
    Mempunyai Pola pada Permukaannya

         Jika yang ingin dilindungi adalah efek estetis
          dari pola tersebut, BUKAN PATEN

         Tetapi, apabila yang ingin dilindungi adalah
          pola tersebut dapat menambah daya
          cengkeram roda pada permukaan
          tanah/jalan, PATEN



©Razilu                                  23
Invensi di Bidang Paten (3)

   Teknologi sederhana – Tek. mutkahir
     (peralatan rumah tangga – robot)

   Teknologi yang telah dikelompokan dalam
    klasifikasi invensi/teknologi
    (International Patent Classification – edisi 8)




©Razilu                                24
Invensi di Bidang Paten (4)

   International Patent Classification–edisi 8

         SEKSI A (Keperluan Manusia)
         SEKSI B (Alat pengoperasian, Transportasi)
         SEKSI C (Kimia, Metalurgi)
         SEKSI D (Tekstil, Kertas)
         SEKSI E (Konstruksi)
         SEKSI F (Mesin, Senjata, Pemanas, Lampu)
         SEKSI G (Fisika)
         SEKSI H (Listrik)
          www.int/classifications/ipc


©Razilu                                   25
Contoh Invensi (Paten) dalam kehidupan sehari-hari

          Telepon




                                                  Velcro




          Desktop
          Computer




©Razilu                                                 26
Contoh Invensi (Paten) dalam kehidupan sehari-hari




    Bahan ban                          Unit tenaga kontrol
                                                                                  Mekanisme
                                                                                  speaker audio



Setir mobil yang dapat
diatur posisinya
                                                                                  Alat audio mobil




 Mekanisme penghemat
 baterai                                                                           AC mobil




 Penghalang sinar
                           Tempat     Kantong di belakang    Komposisi pelapis   Metode kontrol
 matahari beserta cermin
                           kacamata   kursi                  kaca samping        elektronik untuk kaca
 yang ditempelkan
                                                                                 remote control
 dibelakangnya
Invensi yang tidak dapat
              dipatenkan (1)

   Proses atau produk yang pengumuman dan
    penggunaannya atau pelaksaannya
    bertentangan dengan peraturan perundang-
    undangan yang berlaku, moralitas agama,
    ketertiban umum, atau kesusilaan;

   Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan,
    dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap
    manusia dan/atau hewan
    (Pasal 7 Undang-undang Paten)




©Razilu                              28
Invensi yang tidak dapat
              dipatenkan (2)

   Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan
    dan matematika; atau

   Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik


   Proses biologis yang esensial untuk
    memproduksi tanaman atau hewan, kecuali
    proses non-biologis atau proses mikrobiologis
    (Pasal 7 Undang-undang Paten)




©Razilu                              29
Invensi yang tidak dapat
              dipatenkan (3)

   Kreasi estetika;
   Skema;
   Aturan dan metode untuk melakukan kegiatan yang :
    melibatkan mental, permainan, bisnis;
   Aturan dan metode mengenai program komputer;
   Presentasi mengenai suatu informasi.
    (Penjelasan Umum Undang-undang Paten)




©Razilu                                30
Invensi yang dapat dipatenkan (1)


 Invensi yang dapat diberi paten:
     Baru
     Mengandung langkah inventif
     Dapat diterapkan dalam industri




©Razilu                                 31
Invensi yang dapat dipatenkan (2)

 Invensi harus Baru:

  Suatu Invensi dianggap baru jika pada Tanggal
    Penerimaan, Invensi tersebut tidak sama
    dengan teknologi yang diungkapkan
    sebelumnya




©Razilu                             32
©Razilu   33
Invensi yang dapat dipatenkan (4)

 Invensi harus Mengandung Langkah Inventif:

  Suatu Invensi mengandung langkah inventif jika
    Invensi tersebut bagi seseorang yang
    mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik
    merupakan hal yang tidak dapat diduga
    sebelumnya.




©Razilu                             34
©Razilu   35
©Razilu   36
Abstract of WO02089289


      A device for charging a mobile phone comprising an electrical generator, or
      dynamo, and means for generating electricity, such as direct current
      electricity, suitable for charging a mobile phone battery, and an output
      enabling connection of the device to a mobile phone thereby to enable
      supply of electricity to the mobile phone, for example for recharging when
      dynamo is in use. Preferably a holder or cradle for attachment to a bicycle is
      also provided.

      Inventor: Kieron Loy (GB)



©Razilu                                                               37
©Razilu   38
Invensi yang dapat dipatenkan (7)
 Invensi harus dapat diterapkan dalam industri:

    Suatu Invensi dapat diterapkan dalam industri jika Invensi
     tersebut dapat dilaksanakan dalam industri (dapat
     dilaksanakan dalam praktek, tidak dapat teoritis semata-
     mata).

    Jika invensi itu dimaksudkan sebagai produk, maka produk
     itu harus mampu dibuat secara berulang-ulang (secara
     massal) dengan kualitas yang sama.


    Jika invensi yang dimaksud adalah merupakan proses,
     maka proses itu harus mampu dijalankan atau digunakan
     dalam praktek.
©Razilu                                      39
Tidak
                   Apakah suatu invensi termasuk dalam
                    pengertian invensi menurut UUP ?

                  Ya

                       Apakah invensi termasuk yang tidak    Ya
                              dapat dipatenkan ?



                  Tidak
Kiat memperoleh



                  Apakah invensi tersebut dapat diterapkan   Tidak
                             dalam industri ?

                                                                     Lupakan
                  Ya                                                 Untuk memperoleh
                                                                     perlindungan paten

                         Apakah invensi tersebut baru ?      Tidak
     paten




                  Ya

                   Apakah invensi tersebut mengandung        Tidak
                            langkah inventif ?

                  Ya


                       Apakah paten tersebut merupakan       Tidak
                        produk atau proses yang dapat
                              dikomersialkan ?


                  Ya

                       Ajukan permohonan ke Ditjen HKI
Tata cara pengajuan permohonan (1)
 Paten diberikan atas dasar permohonan


 Diajukan secara tertulis dalam b. Indonesia kepada
  Ditjen. HKI
       Formulir Permohonan Paten
       (Form No.001/P/HKI/2000) : rangkap 4

 Membayar biaya permohonan:
   Paten              : Rp 575.000 (PP No. 50/2001)
   Paten sederhana : Rp 125.000 (PP No.50/2001)
   Pembayaran melalui rekening Ditjen. HKI pada Bank BNI
    46 cabang Tangerang dengan nomor: 081.0096344740001
©Razilu                                       41
Tata cara pengajuan permohonan (2)
 Formulir permohonan paten dilengkapi:
    Surat kuasa khusus, (bila diajukan melalui
     kuasa)
    Pernyataan permohonan untuk dapat diberi
     paten
    Klaim yang terkandung dalam invensi
    Deskripsi tentang invensi
    Gambar invensi (bila ada)
    Abstrak invensi




©Razilu                                    42
Tata cara pengajuan permohonan (3)

 Permohonan dapat diajukan oleh:

     Pemohon
         Datang langsung ke Ditjen. HKI, atau
         Melalui Kanwil Hukum dan HAM di seluruh
          Indonesia

     Kuasa (Konsultan HKI)


©Razilu                                   43
Pemeriksaan Administratif (1)
 Untuk memeriksa kebenaran, dan
  kelengkapan administratif dan fisik dari
  suatu permohonan paten

 Dilakukan oleh Pemeriksa Formalitas

©Razilu                          44
Pemeriksaan Administratif (2)
 Apabila persyaratan minimum (surat pengajuan
  permohonan; tanggal, bulan, tahun permohonan;
  klaim; deskripsi; dan gambar (jika ada); biaya
  permohonan) telah dipenuhi, maka Ditjen. HKI
  akan memberikan Tanggal Penerimaan



©Razilu                             45
Pemeriksaan Administratif (3)
 Suatu permohonan paten akan dianggap ditarik kembali
  apabila:
    Salah satu persyaratan minimum atau persyaratan
     lainnya tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang
     ditentukan dalam surat pemberitahuan oleh Ditjen.
     HKI


©Razilu                                  46
Pengumuman permohonan paten (1)

 Pengumuman permohonan dilakukan:
    Dalam hal Paten, segera setelah 18 bulan sejak Tanggal
     Penerimaan
    Dalam hal Paten sederhana, segera setelah 3 bulan sejak
     Tanggal Penerimaan

 Pengumuman dilakukan dengan:
    Menempatkan dalam BRP
    Menempatkan pada sarana khusus (CD-ROM, Internet)




©Razilu                                         47
©Razilu   48
Pemeriksaan Substantif (1)
  Diajukan secara tertulis kepada Ditjen. HKI
    (Form:017/P/HaKI/1999)
      Paten, paling lama 36 bulan terhitung
       sejak Tanggal Penerimaan.
      Paten Sederhana, paling lama 6 bulan
       terhitung sejak Tanggal Penerimaan,
       atau bersamaan dengan pengajuan
       permohonan.

©Razilu                                   49
Pemeriksaan Substantif (2)

     Membayar biaya pemeriksaan
             Paten               :Rp 2.000.000
             P. Sederhana        :Rp 350.000
                PP   No 50 Tahun 2001




©Razilu                                    50
Pemeriksaan Substantif (3)

      Pemeriksaan substantif pada intinya bertujuan
       untuk mencegah pemberian paten bila:
     1. Terdapat ketentuan khusus dalam perundang-
         undangan yang mengecualikan invensi dari
         perlindungan paten;
     2. Invensi tidak baru, tidak mengandung langkah
         inventif dan/atau tidak dapat diterapkan dalam
         industri; dan/atau
     3. Invensi tdk diungkapkan dgn jelas.


©Razilu                                  51
Persetujuan Permohonan Paten

 Suatu invensi hanya dapat disetujui untuk diberi
  paten bila hasil pemeriksaan substantif atas invensi
  itu adalah:
    Baru;
    Mengandung langkah inventif;
    Dapat diterapkan dalam industri;
    Memenuhi ketentuan lain dalam UU Paten.
 Terhadap invensi yang memenuhi syarat di atas,
  Ditjen. HKI memberikan Sertifikat Paten
©Razilu                                   52
Penolakan Permohonan Paten (1)


  Invensi yang tidak memenuhi salah satu syarat
   berikut ini akan ditolak:
     Baru;
     Mengandung langkah inventif;
     Dapat diterapkan dalam industri; dan/atau
     Ketentuan lain dalam UU Paten




©Razilu                                 53
Penolakan Permohonan Paten (2)

  Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pemohon
   terhadap permohanan paten yang ditolak adalah:
     Mengajukan banding kepada Komisi Banding Paten

      (paling lama 3 bulan terhitung sejak tanggal surat
      pemberitahuan penolakan)
     Mengajukan gugatan atas putusan Komisi Banding
      ke Pengadilan Niaga (paling lama 3 bulan terhitung
      sejak tanggal surat keputusan penolakan)
     Mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung atas
      putusan Pengadilan Niaga
©Razilu                                 54
Hak Pemegang Paten

   Membuat ;
   Menggunakan;
   Menj ual;
   Mengimpor ;
   Menyewakan;
   Menyer ahkan; at au
   Menyediakan unt uk dij ual at au
    disewakan;
   Menggunakan pr oses pr oduksi.

©Razilu                                55
Kewajiban Pemegang Paten


 Membuat pr oduk di I ndonesia;
  at au
 Menggunakan pr oses di I ndonesia.
 Membayar biaya t ahunan.




©Razilu                        56
Pengalihan Hak

   Paten dapat beralih atau dialihkan baik
    seluruhnya maupun sebagian karena:
       Pewarisan
       Hibah
       Wasiat
       Perjanjian tertulis; atau
       Sebab lainnya yang dibenarkan oleh Peraturan
        perundang-undangan


©Razilu                                     57
Pembatalan Paten

 Pembatalan paten dapat terjadi karena:


     Batal demi hukum
     Batal atas permohonan pemegang paten
     Batal berdasarkan gugatan




©Razilu                            58
Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (1)

   Pemerintah dapat melaksanakan sendiri atau
    menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan
    suatu paten yang penting artinya bagi:
        pertahanan dan keamanan negara, atau
        kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan
         masyarakat




©Razilu                                  59
Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (2)

 Pelaksanaan paten dalam kaitannya dengan
   pertahanan dan keamanan negara mencakup:
      Senjata api;
      Amunisi;
      Bahan peledak militer;
      Senjata kimia;
      Senjata biologi;
      Senjata nuklir; dan
      Perlengkapan militer.

©Razilu                          60
Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (3)

   Pelaksanaan paten dalam kaitannya dengan
    kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan
    masyarakat mencakup bidang:
        Produk farmasi yang diperlukan untuk
         menanggulangi penyakit yang berjangkit secara luas;
        Produk kimia yang berkaitan dengan pertanian; atau
        Obat hewan yang diperlukan untuk menanggulangi
         hama dan penyakit yang berjangkit secara luas.




©Razilu                                      61
Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (4)

   Keputusan Presiden Nomor 83 tahun 2004
    tentang Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah
    terhadap Obat-obatan Anti Retroviral (upaya
    menanggulagi epidemi HIV/AIDS):
        ID 0001338 (Nevirapin) : 7 Tahun
        ID 0002473 (Lamivudin) : 8 Tahun

   Pemerintah memberikan imbalan kepada
    Pemegang Paten: 0,5% dari nilai jual netto.
©Razilu                                     62
Ketentuan pidana
     Paten:
        Pidana penjara paling lama 4 tahun
         dan/atau denda paling banyak
         Rp 500,000,000,00

      Paten sederhana:
        Pidana penjara paling lama 2 tahun
         dan/atau denda paling banyak
         Rp 250,000,000,00


©Razilu                                       63
©Razilu   64
Isu terkini dalam sistem paten

 TRIPs dan Public Health
 TRIPs dan Convention on Biological Diversity
    (CBD)
   Patent Law Treaty (PLT)
   Substantive Patent Law Treaty (SPLT)
   Patent Cooperation Treaty
   Computer Software
   Business Method




©Razilu                              65
TRIPs dan Public Health (1)

   Pada Konverensi Tingkat Menteri (KTM) VI WTO di Hong
    Kong, tgl 13 – 18 Desember 2005
       Telah disepakati untuk melakukan amandemen pasal 31 TRIPs,
        dalam rangka mempermudah negara berkembang dan negara
        kurang berkembang untuk mengakses obat-obatan dengan harga
        murah (Negara berkembang diperbolehkan melakukan ekspor
        apabila telah memiliki kapsitas untuk produksi)

       Lisensi wajib dalam kondisi emergensi, ketika wabah menyerang
        suatu negara




©Razilu                                              66
TRIPs dan Public Health (2)

   Dalam situasi emergency, Pemerintah dapat mengeluarkan
    lisensi wajib untuk mengimpor obat dari suatu negara

   Obat flu burung, misalnya, dilindungi paten sehingga mahal.

   Pemerintah Indonesia dapat mengeluarkan lisensi wajib untuk
    mengimpor obat itu dari China (China dapat membuat
    generiknya) dan Pmerintah China dapat mengeluarkan lisensi
    wajib untuk membuat dan mengekspor obat tersebut ke
    Indonesia. Berlaku juga untuk kasus-kasus yang lain




©Razilu                                           67
TRIPs dan CBD

   TRIPs pada intinya mengatur dan melindungi Private/Individual Rights
    serta pembatasan jangka waktu perlindungan
   CBD mengatur perlu diakuinya hak komunal dan tidak perlu ada
    pembatasan batas waktu perlindungan selama keberadaan suatu hak
    dapat dipertahankan. Pendekatannya: (conserve, protect, sustainably
    use, benefit sharing)
   Negara berkembang menginginkan dapat diwujudkan perjanjian
    multilateral yang mengatur hal ini.




©Razilu                                                68
Patent Law Treaty (PLT) dan
          Substantive Patent Law Treaty
                     (SPLT)



   PLT bertujuan untuk harmonisasi dan memudahkan prosedur
    formalitas untuk permohoan paten
   SPLT      bertujuan     untuk      harmonisasi       masalah-masalah
    substantif:
     Novelty, inventive step, industrial applicability, sufficient disclosure,
       unity of invention, claim drafting and interpretation




©Razilu                                                    69
Terima Kasih




©Razilu              70

Weitere ähnliche Inhalte

Ähnlich wie Perkembangan global dan sistem perlindungan paten di indonesia

presentasi makin.ppt
presentasi makin.pptpresentasi makin.ppt
presentasi makin.pptKhamarulHadi
 
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.pptPRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.pptkoperasimusibanyuasi
 
Prosedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumham
Prosedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumhamProsedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumham
Prosedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumhamReedha Williams
 

Ähnlich wie Perkembangan global dan sistem perlindungan paten di indonesia (7)

Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
Softskill
SoftskillSoftskill
Softskill
 
presentasi makin.ppt
presentasi makin.pptpresentasi makin.ppt
presentasi makin.ppt
 
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.pptPRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
PRESENTASI DIR. IHHP PADA RAKER IA SEMARANG.ppt
 
Prosedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumham
Prosedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumhamProsedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumham
Prosedur pendaftaran hak cipta kekayaan intelektual di kemenkumham
 
Hki olino garden 2014
Hki olino garden 2014Hki olino garden 2014
Hki olino garden 2014
 

Mehr von Erick Saropie

Huawei ICT Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, Paten
Huawei ICT   Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, PatenHuawei ICT   Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, Paten
Huawei ICT Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, PatenErick Saropie
 
Huawei ICT Training Kekayaaan Intelektual Merek
Huawei ICT Training Kekayaaan Intelektual MerekHuawei ICT Training Kekayaaan Intelektual Merek
Huawei ICT Training Kekayaaan Intelektual MerekErick Saropie
 
Sektor industri kreatif dalam hki
Sektor industri kreatif dalam hkiSektor industri kreatif dalam hki
Sektor industri kreatif dalam hkiErick Saropie
 
Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014
Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014
Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014Erick Saropie
 
Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013
Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013
Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013Erick Saropie
 
Mataram sosialisasi hki bpk irbar
Mataram sosialisasi hki bpk irbarMataram sosialisasi hki bpk irbar
Mataram sosialisasi hki bpk irbarErick Saropie
 
Presentasi seminar hki
Presentasi seminar hkiPresentasi seminar hki
Presentasi seminar hkiErick Saropie
 
Presentasi Direktorat Hak Cipta
Presentasi Direktorat Hak CiptaPresentasi Direktorat Hak Cipta
Presentasi Direktorat Hak CiptaErick Saropie
 
Master fix sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeah
Master fix   sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeahMaster fix   sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeah
Master fix sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeahErick Saropie
 
Penegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merekPenegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merekErick Saropie
 
Pemanfaatan sistem hki dikti301008
Pemanfaatan sistem hki dikti301008Pemanfaatan sistem hki dikti301008
Pemanfaatan sistem hki dikti301008Erick Saropie
 
Teknik penulisan dokumen paten
Teknik penulisan dokumen  patenTeknik penulisan dokumen  paten
Teknik penulisan dokumen patenErick Saropie
 

Mehr von Erick Saropie (14)

Huawei ICT Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, Paten
Huawei ICT   Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, PatenHuawei ICT   Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, Paten
Huawei ICT Perlindungan HC, DI, DTLST, RD, Paten
 
Huawei ICT Training Kekayaaan Intelektual Merek
Huawei ICT Training Kekayaaan Intelektual MerekHuawei ICT Training Kekayaaan Intelektual Merek
Huawei ICT Training Kekayaaan Intelektual Merek
 
Sektor industri kreatif dalam hki
Sektor industri kreatif dalam hkiSektor industri kreatif dalam hki
Sektor industri kreatif dalam hki
 
Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014
Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014
Presentasi merek opi pesta wirausaha tda 2014
 
Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013
Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013
Presentasi dir.ks pmatram 30 mei 2013
 
Mataram sosialisasi hki bpk irbar
Mataram sosialisasi hki bpk irbarMataram sosialisasi hki bpk irbar
Mataram sosialisasi hki bpk irbar
 
Presentasi seminar hki
Presentasi seminar hkiPresentasi seminar hki
Presentasi seminar hki
 
Presentasi Direktorat Hak Cipta
Presentasi Direktorat Hak CiptaPresentasi Direktorat Hak Cipta
Presentasi Direktorat Hak Cipta
 
M erek pak fat
M erek pak  fatM erek pak  fat
M erek pak fat
 
Master fix sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeah
Master fix   sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeahMaster fix   sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeah
Master fix sosialisasi pesta wirausaha 2013 yeah
 
Penegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merekPenegakan hukum tindak pidana merek
Penegakan hukum tindak pidana merek
 
Pemanfaatan sistem hki dikti301008
Pemanfaatan sistem hki dikti301008Pemanfaatan sistem hki dikti301008
Pemanfaatan sistem hki dikti301008
 
Teknik penulisan dokumen paten
Teknik penulisan dokumen  patenTeknik penulisan dokumen  paten
Teknik penulisan dokumen paten
 
Presentasi HKI
Presentasi HKI Presentasi HKI
Presentasi HKI
 

Perkembangan global dan sistem perlindungan paten di indonesia

  • 1. Seminar Keliling mengenai: Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual bagi Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Medan, 15 -16 Juni 2006 PERKEMBANGAN GLOBAL DAN SISTEM PERLINDUNGAN PATEN DI INDONESIA RAZILU Kasubdit Pemeriksa Paten II DIREKTORAT JENDERAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DEPARTEMEN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI ©Razilu 1
  • 2. Peringkat Teknologi Indonesia (1)  Indonesia menempati peringkat ke-43 dari 46 negara dalam indeks pencapaian teknologi  Indonesia dikategorikan sebagai adopter country (negara pengadopsi teknologi)  Jika peringkat ini melorot menjadi 44, maka Indonesia akan dicap sebagai isolated country (negara yang terisolasi), artinya Indonesia dianggap terkungkung karena tidak mampu menghasilkan produk dengan teknologi sendiri) (Kompas 13 Mei 2003 – Menristek) ©Razilu 2
  • 3. Peringkat Teknologi Indonesia (2)  UNDP menempatkan Indonesia dalam pencapaian teknologi pada urutan ke-60 dari 72 negara  Indonesia berada pada urutan terbawah negara yang masuk kategori dynamic adopter  Hanya terpaut satu tingkat di atas kelompok Afrika yang termarjinalkan dalam pencapaian teknologi (Kompas 03 Mei 2006) ©Razilu 3
  • 4. Peringkat Teknologi Indonesia (3)  Pada Indeks Pembangunan Manusia, posisi Indonesia terus menurun, dari urutan ke-49 pada tahun 1996 menjadi urutan ke-112 pada tahun 2002, diantara 173 negara  Indeks Daya Saing Pertumbuhan Indonesia, menurut World Economic Forum (tahun 2004), Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 104 ©Razilu 4
  • 5. Sejarah singkat sistem paten (1)  Yunani (500 BC)  Hak istimewa diberikan oleh penguasa kepada koki dan pembuat permen  Kekaisaran Romawi (337 AD)  Hak istimewa diberikan oleh penguasa kepada Craftsmen (a.l.: pembuat kereta dan Insnyiur) ©Razilu 5
  • 6. Sejarah singkat sistem paten (2)  Republik Venesia (1927 AD)  Hak atas invensi diberikan oleh penguasa kepada pembuat obat (dokter)  Inggris – Ratu Elizabeth (Abad ke- 16)  Hak istimewa/hak tunggal diberikan kepada perorangan yang membangun industri  Amerika Serikat (Abad ke-18)  Diberikan insentif berupa hadiah, premi, subsidi kepada Craftsmen dan Industriawan ©Razilu 6
  • 7. Sejarah singkat sistem paten (3)  Pada tahun 1474 diundangkan “Undang- undang Penemu” di Republik Venesia dimasa Italia Modern, yang dikenal sebagai hukum paten dunia yang pertama.  Melalui Undang-undang tersebut Galileo Galilei mendapatkan sebuah paten untuk “Pompa Irigasi” pada tahun 1584 ©Razilu 7
  • 8. Sejarah singkat perkembangan sistem paten di Indonesia (1)  Pra-Kemerdekaan : Pemerintah Belanda mengundangkan Undang-undang Paten Tahun 1910: OCTROOI WET/UU OKTROI No. 313 (S-1910-136)  Pasca-Kemerdekaan  Tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang paten, yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman RI:  No. J.S.5/41/4 tgl. 12 Agustus 1953 tentang pengajuan sementara permintaan paten dalam negeri, dan  No. J.G.1/2/17 tgl. 29 Oktober 1953 tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri ©Razilu 8
  • 9. Sejarah singkat perkembangan sistem paten di Indonesia (2)  Tanggal 10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris [ Paris Convention for the Protection of Industrial Property ] berdasarkan Keputusan Presiden no. 24 Tahun 1979.  Tanggal 13 Oktober 1989 DPR menyetujui RUU tentang Paten, yang selanjutnya disahkan menjadi UU Nomor 6 Tahun 1989 (UU Paten 1989) oleh Presiden RI pada tanggal 1 Nopember 1989, yang mulai berlaku secara efektif tanggal 1 Agustus 1991. ©Razilu 9
  • 10. Sejarah singkat perkembangan sistem paten di Indonesia (3)  Tanggal 15 April 1994 Pemerintah RI menandatangani Final Act Embodying of Uruguay Round of Multilateral Trade Negotiations, yang mencakup persetujuan TRIPs  Tiga tahun kemudian, pada tahun 1997 Pemerintah RI merevisi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang Paten (UU Nomor 13 tahun 1997/Paten)  Dalam upaya untuk menyelaraskan (UU Nomor 13 tahun 1997/Paten) dengan Persetujuan TRIPs, Tahun 2001 Pemerintah RI mengesahkan UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten ©Razilu 10
  • 11. Manfaat sistem paten bagi bangsa Indonesia (1)  Dalam pertimbangan UU Paten 1989 dinyatakan bahwa Undang-undang Paten diperlukan untuk memberikan perlindungan hukum dan mewujudkan suatu iklim yang lebih baik bagi kegiatan penemuan (Invensi) di bidang teknologi  Hal disebabkan karena dalam pembangunan nasional secara umum dan khususnya di sektor industri, teknologi memiliki peranan yang sangat penting. ©Razilu 11
  • 12. Manfaat sistem paten bagi bangsa Indonesia (2)  Untuk mendorong kreativitas lebih lanjut dari para inventor nasional sehingga melahirkan/munculkan invensi di bidang teknologi yang lebih baru/canggih  Untuk menarik investasi asing dan mempermudah masuknya teknologi ke dalam negeri (Alih Teknologi) ©Razilu 12
  • 13. Apakah sistem paten di Indonesia telah berjalan ? (1)  Untuk menentukan apakah sistem paten di Indonesia telah berjalan atau belum, ada tiga parameter yang harus dinilai: 1. Perangkat peraturan perundang-undangan ? 2. Permohonan paten yang diajukan ? 3. Mekanisme peneggakkan hukum ? ©Razilu 13
  • 14. Peraturan perundang-undangan di bidang Paten  UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten;  PP No. 2 Tahun 2005 tentang Konsultan HKI;  PP No. 40 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Komisi Banding Paten;  PP No. 27 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah;  PP N0. 50 Tahun 2001 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PP Biaya)  PP No. 34 Tahun 1991 tentang Tata Cara Permintaan Paten  Dll. ©Razilu 14
  • 15. JUMLAH PERMOHONAN PATEN PATEN PATEN SEDERHANA TAHUN JUMLAH DN LN DN LN 1991 34 1.280 19 3 1.336 1992 67 3.905 12 43 4.027 1993 38 2.031 28 43 2.140 1994 29 2.305 33 60 2.427 1995 61 2.813 61 71 3.006 1996 40 3.957 59 76 4.132 1997 79 3.939 80 80 4.178 1998 93 1.753 109 32 1.987 1999 152 2.784 168 19 3.123 2000 157 3.733 213 38 4.141 2001 212 3.714 197 24 4.147 2002 246 3.597 157 48 4.048 2003 201 3.099 163 29 3.492 2004 227 3.441 177 32 3.877 2005 235 4.069 163 32 4.499 Jumlah 1.871 46.420 1.639 630 50.560 % 3,70% 91,81% 3,24% 1,25% 100,00% ©Razilu 15
  • 16. JUMLAH PATEN YANG DIBERIKAN (GRANTED) DALAM NEGERI LUAR NEGERI TAHUN TOTAL P PS JML P PS JML 1993 1 11 12 1 5 6 18 1994 5 26 31 54 7 61 92 1995 14 27 41 376 23 399 440 1996 19 41 60 883 17 900 960 1997 15 26 41 961 19 980 1.021 1998 10 6 16 1.207 157 1.364 1.380 1999 7 21 28 1.267 6 1.273 1.301 2000 5 13 18 1.048 8 1.056 1.074 2001 9 40 49 1.325 24 1.349 1.398 2002 21 51 72 2.471 14 2.485 2.557 2003 16 61 77 2.828 6 2.834 2.911 2004 33 78 111 2.610 21 2.631 2.742 2005 24 60 84 1.634 13 1.647 1.731 Jumlah ©Razilu 179 461 640 16.665 320 16.985 16 17.625
  • 17. ©Razilu 17
  • 18. Apakah Paten itu?  Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor,  Invensi di bidang teknologi,  Melaksanakan sendiri Invensinya, atau  Memberi persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya ©Razilu 18
  • 19. Apakah Paten Sederhana ?  Invensi berupa produk atau alat  Baru  Mempunyai nilai kegunaan praktis  Disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi, atau komponennya  Invensi yang bersifat aktifitas/proses tidak dapat dilindungi dalam bentuk Paten Sederhana. ©Razilu 19
  • 20. Apakah Invensi itu?  Ide inventor  Kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa  Produk atau proses  Penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses ©Razilu 20
  • 21. Apakah Inventor?  Seseorang yang secara sendiri, atau  Beberapa yang secara bersama-sama  Melaksanakan ide  Kegiatan yang menghasilkan invensi ©Razilu 21
  • 22. Invensi di Bidang Paten (1)  Peneliti menemukan sifat baru suatu material yang tahan terhadap kejutan mekanis (mechanical shock), tidak termasuk Invensi  Tetapi Bantalan Rel Kereta Api yang Menggunakan Material Tersebut, termasuk Invensi yang dapat dipatenkan ©Razilu 22
  • 23. Invensi di Bidang Paten (2)  Invensi mengenai Roda Kendaraan yang Mempunyai Pola pada Permukaannya  Jika yang ingin dilindungi adalah efek estetis dari pola tersebut, BUKAN PATEN  Tetapi, apabila yang ingin dilindungi adalah pola tersebut dapat menambah daya cengkeram roda pada permukaan tanah/jalan, PATEN ©Razilu 23
  • 24. Invensi di Bidang Paten (3)  Teknologi sederhana – Tek. mutkahir (peralatan rumah tangga – robot)  Teknologi yang telah dikelompokan dalam klasifikasi invensi/teknologi (International Patent Classification – edisi 8) ©Razilu 24
  • 25. Invensi di Bidang Paten (4)  International Patent Classification–edisi 8  SEKSI A (Keperluan Manusia)  SEKSI B (Alat pengoperasian, Transportasi)  SEKSI C (Kimia, Metalurgi)  SEKSI D (Tekstil, Kertas)  SEKSI E (Konstruksi)  SEKSI F (Mesin, Senjata, Pemanas, Lampu)  SEKSI G (Fisika)  SEKSI H (Listrik) www.int/classifications/ipc ©Razilu 25
  • 26. Contoh Invensi (Paten) dalam kehidupan sehari-hari Telepon Velcro Desktop Computer ©Razilu 26
  • 27. Contoh Invensi (Paten) dalam kehidupan sehari-hari Bahan ban Unit tenaga kontrol Mekanisme speaker audio Setir mobil yang dapat diatur posisinya Alat audio mobil Mekanisme penghemat baterai AC mobil Penghalang sinar Tempat Kantong di belakang Komposisi pelapis Metode kontrol matahari beserta cermin kacamata kursi kaca samping elektronik untuk kaca yang ditempelkan remote control dibelakangnya
  • 28. Invensi yang tidak dapat dipatenkan (1)  Proses atau produk yang pengumuman dan penggunaannya atau pelaksaannya bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan;  Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan, dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan (Pasal 7 Undang-undang Paten) ©Razilu 28
  • 29. Invensi yang tidak dapat dipatenkan (2)  Teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika; atau  Semua makhluk hidup, kecuali jasad renik  Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikrobiologis (Pasal 7 Undang-undang Paten) ©Razilu 29
  • 30. Invensi yang tidak dapat dipatenkan (3)  Kreasi estetika;  Skema;  Aturan dan metode untuk melakukan kegiatan yang : melibatkan mental, permainan, bisnis;  Aturan dan metode mengenai program komputer;  Presentasi mengenai suatu informasi. (Penjelasan Umum Undang-undang Paten) ©Razilu 30
  • 31. Invensi yang dapat dipatenkan (1)  Invensi yang dapat diberi paten:  Baru  Mengandung langkah inventif  Dapat diterapkan dalam industri ©Razilu 31
  • 32. Invensi yang dapat dipatenkan (2) Invensi harus Baru:  Suatu Invensi dianggap baru jika pada Tanggal Penerimaan, Invensi tersebut tidak sama dengan teknologi yang diungkapkan sebelumnya ©Razilu 32
  • 33. ©Razilu 33
  • 34. Invensi yang dapat dipatenkan (4) Invensi harus Mengandung Langkah Inventif:  Suatu Invensi mengandung langkah inventif jika Invensi tersebut bagi seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya. ©Razilu 34
  • 35. ©Razilu 35
  • 36. ©Razilu 36
  • 37. Abstract of WO02089289 A device for charging a mobile phone comprising an electrical generator, or dynamo, and means for generating electricity, such as direct current electricity, suitable for charging a mobile phone battery, and an output enabling connection of the device to a mobile phone thereby to enable supply of electricity to the mobile phone, for example for recharging when dynamo is in use. Preferably a holder or cradle for attachment to a bicycle is also provided. Inventor: Kieron Loy (GB) ©Razilu 37
  • 38. ©Razilu 38
  • 39. Invensi yang dapat dipatenkan (7) Invensi harus dapat diterapkan dalam industri:  Suatu Invensi dapat diterapkan dalam industri jika Invensi tersebut dapat dilaksanakan dalam industri (dapat dilaksanakan dalam praktek, tidak dapat teoritis semata- mata).  Jika invensi itu dimaksudkan sebagai produk, maka produk itu harus mampu dibuat secara berulang-ulang (secara massal) dengan kualitas yang sama.  Jika invensi yang dimaksud adalah merupakan proses, maka proses itu harus mampu dijalankan atau digunakan dalam praktek. ©Razilu 39
  • 40. Tidak Apakah suatu invensi termasuk dalam pengertian invensi menurut UUP ? Ya Apakah invensi termasuk yang tidak Ya dapat dipatenkan ? Tidak Kiat memperoleh Apakah invensi tersebut dapat diterapkan Tidak dalam industri ? Lupakan Ya Untuk memperoleh perlindungan paten Apakah invensi tersebut baru ? Tidak paten Ya Apakah invensi tersebut mengandung Tidak langkah inventif ? Ya Apakah paten tersebut merupakan Tidak produk atau proses yang dapat dikomersialkan ? Ya Ajukan permohonan ke Ditjen HKI
  • 41. Tata cara pengajuan permohonan (1)  Paten diberikan atas dasar permohonan  Diajukan secara tertulis dalam b. Indonesia kepada Ditjen. HKI  Formulir Permohonan Paten (Form No.001/P/HKI/2000) : rangkap 4  Membayar biaya permohonan:  Paten : Rp 575.000 (PP No. 50/2001)  Paten sederhana : Rp 125.000 (PP No.50/2001)  Pembayaran melalui rekening Ditjen. HKI pada Bank BNI 46 cabang Tangerang dengan nomor: 081.0096344740001 ©Razilu 41
  • 42. Tata cara pengajuan permohonan (2)  Formulir permohonan paten dilengkapi:  Surat kuasa khusus, (bila diajukan melalui kuasa)  Pernyataan permohonan untuk dapat diberi paten  Klaim yang terkandung dalam invensi  Deskripsi tentang invensi  Gambar invensi (bila ada)  Abstrak invensi ©Razilu 42
  • 43. Tata cara pengajuan permohonan (3)  Permohonan dapat diajukan oleh:  Pemohon  Datang langsung ke Ditjen. HKI, atau  Melalui Kanwil Hukum dan HAM di seluruh Indonesia  Kuasa (Konsultan HKI) ©Razilu 43
  • 44. Pemeriksaan Administratif (1)  Untuk memeriksa kebenaran, dan kelengkapan administratif dan fisik dari suatu permohonan paten  Dilakukan oleh Pemeriksa Formalitas ©Razilu 44
  • 45. Pemeriksaan Administratif (2)  Apabila persyaratan minimum (surat pengajuan permohonan; tanggal, bulan, tahun permohonan; klaim; deskripsi; dan gambar (jika ada); biaya permohonan) telah dipenuhi, maka Ditjen. HKI akan memberikan Tanggal Penerimaan ©Razilu 45
  • 46. Pemeriksaan Administratif (3)  Suatu permohonan paten akan dianggap ditarik kembali apabila:  Salah satu persyaratan minimum atau persyaratan lainnya tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat pemberitahuan oleh Ditjen. HKI ©Razilu 46
  • 47. Pengumuman permohonan paten (1)  Pengumuman permohonan dilakukan:  Dalam hal Paten, segera setelah 18 bulan sejak Tanggal Penerimaan  Dalam hal Paten sederhana, segera setelah 3 bulan sejak Tanggal Penerimaan  Pengumuman dilakukan dengan:  Menempatkan dalam BRP  Menempatkan pada sarana khusus (CD-ROM, Internet) ©Razilu 47
  • 48. ©Razilu 48
  • 49. Pemeriksaan Substantif (1)  Diajukan secara tertulis kepada Ditjen. HKI (Form:017/P/HaKI/1999)  Paten, paling lama 36 bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan.  Paten Sederhana, paling lama 6 bulan terhitung sejak Tanggal Penerimaan, atau bersamaan dengan pengajuan permohonan. ©Razilu 49
  • 50. Pemeriksaan Substantif (2)  Membayar biaya pemeriksaan  Paten :Rp 2.000.000  P. Sederhana :Rp 350.000  PP No 50 Tahun 2001 ©Razilu 50
  • 51. Pemeriksaan Substantif (3)  Pemeriksaan substantif pada intinya bertujuan untuk mencegah pemberian paten bila: 1. Terdapat ketentuan khusus dalam perundang- undangan yang mengecualikan invensi dari perlindungan paten; 2. Invensi tidak baru, tidak mengandung langkah inventif dan/atau tidak dapat diterapkan dalam industri; dan/atau 3. Invensi tdk diungkapkan dgn jelas. ©Razilu 51
  • 52. Persetujuan Permohonan Paten  Suatu invensi hanya dapat disetujui untuk diberi paten bila hasil pemeriksaan substantif atas invensi itu adalah:  Baru;  Mengandung langkah inventif;  Dapat diterapkan dalam industri;  Memenuhi ketentuan lain dalam UU Paten.  Terhadap invensi yang memenuhi syarat di atas, Ditjen. HKI memberikan Sertifikat Paten ©Razilu 52
  • 53. Penolakan Permohonan Paten (1)  Invensi yang tidak memenuhi salah satu syarat berikut ini akan ditolak:  Baru;  Mengandung langkah inventif;  Dapat diterapkan dalam industri; dan/atau  Ketentuan lain dalam UU Paten ©Razilu 53
  • 54. Penolakan Permohonan Paten (2)  Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pemohon terhadap permohanan paten yang ditolak adalah:  Mengajukan banding kepada Komisi Banding Paten (paling lama 3 bulan terhitung sejak tanggal surat pemberitahuan penolakan)  Mengajukan gugatan atas putusan Komisi Banding ke Pengadilan Niaga (paling lama 3 bulan terhitung sejak tanggal surat keputusan penolakan)  Mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung atas putusan Pengadilan Niaga ©Razilu 54
  • 55. Hak Pemegang Paten  Membuat ;  Menggunakan;  Menj ual;  Mengimpor ;  Menyewakan;  Menyer ahkan; at au  Menyediakan unt uk dij ual at au disewakan;  Menggunakan pr oses pr oduksi. ©Razilu 55
  • 56. Kewajiban Pemegang Paten  Membuat pr oduk di I ndonesia; at au  Menggunakan pr oses di I ndonesia.  Membayar biaya t ahunan. ©Razilu 56
  • 57. Pengalihan Hak  Paten dapat beralih atau dialihkan baik seluruhnya maupun sebagian karena:  Pewarisan  Hibah  Wasiat  Perjanjian tertulis; atau  Sebab lainnya yang dibenarkan oleh Peraturan perundang-undangan ©Razilu 57
  • 58. Pembatalan Paten  Pembatalan paten dapat terjadi karena:  Batal demi hukum  Batal atas permohonan pemegang paten  Batal berdasarkan gugatan ©Razilu 58
  • 59. Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (1)  Pemerintah dapat melaksanakan sendiri atau menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan suatu paten yang penting artinya bagi:  pertahanan dan keamanan negara, atau  kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan masyarakat ©Razilu 59
  • 60. Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (2)  Pelaksanaan paten dalam kaitannya dengan pertahanan dan keamanan negara mencakup:  Senjata api;  Amunisi;  Bahan peledak militer;  Senjata kimia;  Senjata biologi;  Senjata nuklir; dan  Perlengkapan militer. ©Razilu 60
  • 61. Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (3)  Pelaksanaan paten dalam kaitannya dengan kebutuhan sangat mendesak untuk kepentingan masyarakat mencakup bidang:  Produk farmasi yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit yang berjangkit secara luas;  Produk kimia yang berkaitan dengan pertanian; atau  Obat hewan yang diperlukan untuk menanggulangi hama dan penyakit yang berjangkit secara luas. ©Razilu 61
  • 62. Pelaksaan Paten oleh Pemerintah (4)  Keputusan Presiden Nomor 83 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Paten oleh Pemerintah terhadap Obat-obatan Anti Retroviral (upaya menanggulagi epidemi HIV/AIDS):  ID 0001338 (Nevirapin) : 7 Tahun  ID 0002473 (Lamivudin) : 8 Tahun  Pemerintah memberikan imbalan kepada Pemegang Paten: 0,5% dari nilai jual netto. ©Razilu 62
  • 63. Ketentuan pidana  Paten:  Pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500,000,000,00 Paten sederhana:  Pidana penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 250,000,000,00 ©Razilu 63
  • 64. ©Razilu 64
  • 65. Isu terkini dalam sistem paten  TRIPs dan Public Health  TRIPs dan Convention on Biological Diversity (CBD)  Patent Law Treaty (PLT)  Substantive Patent Law Treaty (SPLT)  Patent Cooperation Treaty  Computer Software  Business Method ©Razilu 65
  • 66. TRIPs dan Public Health (1)  Pada Konverensi Tingkat Menteri (KTM) VI WTO di Hong Kong, tgl 13 – 18 Desember 2005  Telah disepakati untuk melakukan amandemen pasal 31 TRIPs, dalam rangka mempermudah negara berkembang dan negara kurang berkembang untuk mengakses obat-obatan dengan harga murah (Negara berkembang diperbolehkan melakukan ekspor apabila telah memiliki kapsitas untuk produksi)  Lisensi wajib dalam kondisi emergensi, ketika wabah menyerang suatu negara ©Razilu 66
  • 67. TRIPs dan Public Health (2)  Dalam situasi emergency, Pemerintah dapat mengeluarkan lisensi wajib untuk mengimpor obat dari suatu negara  Obat flu burung, misalnya, dilindungi paten sehingga mahal.  Pemerintah Indonesia dapat mengeluarkan lisensi wajib untuk mengimpor obat itu dari China (China dapat membuat generiknya) dan Pmerintah China dapat mengeluarkan lisensi wajib untuk membuat dan mengekspor obat tersebut ke Indonesia. Berlaku juga untuk kasus-kasus yang lain ©Razilu 67
  • 68. TRIPs dan CBD  TRIPs pada intinya mengatur dan melindungi Private/Individual Rights serta pembatasan jangka waktu perlindungan  CBD mengatur perlu diakuinya hak komunal dan tidak perlu ada pembatasan batas waktu perlindungan selama keberadaan suatu hak dapat dipertahankan. Pendekatannya: (conserve, protect, sustainably use, benefit sharing)  Negara berkembang menginginkan dapat diwujudkan perjanjian multilateral yang mengatur hal ini. ©Razilu 68
  • 69. Patent Law Treaty (PLT) dan Substantive Patent Law Treaty (SPLT)  PLT bertujuan untuk harmonisasi dan memudahkan prosedur formalitas untuk permohoan paten  SPLT bertujuan untuk harmonisasi masalah-masalah substantif: Novelty, inventive step, industrial applicability, sufficient disclosure, unity of invention, claim drafting and interpretation ©Razilu 69

Hinweis der Redaktion

  1. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.
  2. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.
  3. Due to territorial nature of IP law.
  4. Due to territorial nature of IP law.
  5. Due to territorial nature of IP law.
  6. Due to territorial nature of IP law.
  7. Due to territorial nature of IP law.
  8. Due to territorial nature of IP law.
  9. use of the Internet
  10. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.
  11. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.
  12. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.
  13. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.
  14. IPRs in Canada must create climate of confidence for investment and maximize inflow of technological information must meet international standards and obligations to ensure that Canadians will have effective protection abroad Competent, well-trained agents and attorneys, working effectively with the IPO and the enforcement authorities are essential.