SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 9
Downloaden Sie, um offline zu lesen
PAPER PANCASILA
Mitigasi Bencana Sebagai Kontribusi Geodesi
Sesuai Sila Kedua Pancasila,
Kemanusiaan yang adil dan Beradab
Disusun oleh :
Retno Agus Pratiwi 12/333239/TK/39671
TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
ABSTRAKSI
Indonesia adalah negara yang kaya, sudah menjadi rahasia umum jika kekayaan alam di
Indonesia sangatlah melimpah, baik yang ada di permukaan, bawah tanah, bahkan dasar
lautnya. Namun semua berkah tersebut tidak datang begitu saja, ada rangkaian konsekuensi
berupa kerawanan bencana di belakang semua kekayaan alam tersebut. Indonesia bukan
hanya kaya akan sumber daya alamnya tapi juga kaya akan bencana, sebab Indonesia
merupakan negara kepulauan dengan kondisi geografis yang strategis dan dinamis. Berada di
geografis pertemuan lempeng-lempeng benua di dunia sehingga sering terkena aktifitas
lempeng seperti pergeseran lempeng-lempeng tektonik yang menyebabkan berbagai bencana
alam seperti gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Akibat posisinya yang merupakan
pertemuan lempeng-lempeng benua tersebut, Indonesia juga rawan akan letusan-letusan
gunung api, sebab di Indonesia sendiri terdapat banyak gunung api yang masih aktif dan
rawan meletus sewaktu-waktu.
Berbagai bencana alam tersebut seringkali menjatuhkan korban nyawa.Jatuhnya korban
nyawa dan kerugian-kerugian yang timbul sebagai efek akibatnya menjadi sebuah cobaan
hidup tersendiri bagi para korban bencana alam tersebut. Musibah yang datang secara tiba-
tiba telah merenggut semua yang mereka miliki dan mengubah keadaan menjadi serba
kekurangan. dan disinilah nilai-nilai pencasila dalam jiwa kami tergerak. Berupaya
mengurangi potensi bencana alam sebagai bentuk kepedulian dan rasa kemanusiaan sesuai
dengan bunyi pancasila, sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab"
Melihat berbagai fenomena yang terjadi tersebut mengetuk pintu hati para geodet untuk dapat
menyumbangkan ilmu yang bermanfaat untuk membantu masyarakat. Mengembangkan
sistem mitigasi bencana yang mampu mengantisipasi bencana sehingga dapat meminimalisir
kerugian bahkan jatuhnya korban jiwa. Tindakan ini muncul sebagai bentuk pengamalan
pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia, khususnya bagian sila kedua
yakni " Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ".
PENDAHULUAN
Bumi memilki sifat dinamis dalam ruang dan waktu, yang menyebabkan fenomena bersifat
konstrutif dan destruktif. Fenomena konstruktif memilki potensi yang besar untuk
peningkatan kesejahteraan kehidupan, berlainan dengan fenomena destruktif. Fenomena
destruktif dapat menjadi sumber bencana alam apabila tejadi di wilayah berpenduduk atau di
wilayah tanpa penduduk tetapi memilki imbas terhadap wilayah berpenduduk. Gempa bumi,
tsunami, penurunan muka tanah, aktifitas gunung berapi, banjir dan tanah longsor merupakan
contoh fenomena destruktif yang merupakan sumber bencana. Seperti yang sudah tercatat
dalam sejarah, sampai saat awal kemunculan bencana sulit diamati atau di deteksi dan
seringkali muncul secara mendadak sehingga tidak dapat dilakukan aktifitas untuk
menghindarinya atau mencegahnya.
Mengacu pada sifat bencana alam yang sampai saat ini masih sulit dideteksi waktu
kemunculannya secara tepat serta dihindari maupun dicegah keberadaanya, maka antisipasi
yang diambil untuk mengurangi atau mengeliminir kerugian yang lebih besar dilakukan
melalui program mitigasi bencana alam yang mencakup berbagai bidang disiplin ilmu baik
sains maupun social. Reaksi terhadap bencana sendiri yang terjadi pada dasarnya dapat dibagi
menjadi empat tahap (Godschalk, 1999), yaitu:
 Mitigasi, yang dilakukan sebelum terjadinya bencana.
 Kesiagaan, menyangkut aktifitas singkat yang dilakukan saat peringatan adanya
bencana diterima, misalnya proses evakuasi dan perlindungan sementaera terhadap
bangunan.
 Penanggulangan, mencakup pertolongan kesehatan dan penyuluhan jangka pendek,
misalnya operasi SAR.
 Perbaikan kembali (recovery), yang dilakukan setelah terjadinya bencana, misalnya
pembangunan bangunan yang rusak.
Tahapan-tahapan tersebut merupakan suatu sistem yang bersatu dengan bencana alam yang
terjadi, di mana untuk masing-masing tahap dilakukan evaluasi sebagai input penyusun
program mitigasi bencana yang semakin baik. Dengan demikian pada pelaksanaan mitigasi,
terjadi pertemuan antara elemen sains (teknik-ilmiah) dan elemen social yang harus saling
menunjang dan mendukung berjalannya program ini.
Kepulauan Indonesia terletak di kawasan yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng
Australia,Eurasia,Pasifik dan Filipina. Pertemuan ini menyebabkan adanya spektrum
topografi dan bathimetri yang luas. Serta aktifitas kegempaan serta kegunungapian yang juga
cukup tinggi. Akibatnya wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam seperti
gempa bumi, tsunami,letusan gunung api, longsor dan penurunan tanah.
Karena spektrum topografi wilayah Indonesia yang cukup beragam, dari landai sampai
bergunung-gunung, serta curah hujan yang juga relatif tinggi, wilayah Indonesia juga rentan
terhadap bencana banjir dan tanah longsor. Dengan jumlah penduduk di kawasan perkotaan
dan kawasan industri yang terus meningkat dari waktu kewaktu, yang banyak menyedot air
tanah dari dalam bumi, bencana yang diakibatkan oleh penurunan tanah ( land subsidence)
juga kerap melanda kota-kota besar di Indonesia seprti Jakarta, Bandung, Surabaya dan
Semarang. Disamping itu juga, bencana-bencana seperti kebakaran hutan, kekeringan dan
angin puyuh juga kerap melanda. Singkatnya Indonesia adalah negara yang akan kerap
bertatap muka dengan bencana alam. Oleh karena itu, proses mitigasi bencana alam harus
menjadi perhatian kita semua komponen bangsa, termasuk kita yang mempelajari ilmu
geodesi dan geomatika.
PEMBAHASAN
a. Peran Geodesi dalam Mitigasi Bencana
Mitigasi Bencana adalah proses pencegahan bencana atau pengurangan dampak
bahaya dalam rangka meminimalkan jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda,
rusaknya lingkungan maupun terganggunya roda perekonomian masyarakat. Proses
pengelolaan (manajemen ) mitigasi bencana umumnya akan mencakup empat sub
proses yaitu : identifikasi bencana, analisa bencana, reduksi bencana dan transfer
bencana. Pengelolaan masing-masing sub proses itu sendiri dilakukan terhadap faktor-
faktor kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (ketahanan) dari objek yang
dipengaruhi oleh bahaya tersebut.
Kalau disimak secara teliti, bidang Geodesi dan Geomatika (GG) akan punya banyak
peran dalam proses manajemen mitigasi bencana alam ini terutama dalam tahapan
identifikasi bencana dan dapat juga dalam tahapan analisa bencana dan reduksi
bencana. Dalam tahapan identifikasi bencana, keilmuan dan teknologi GG akan
sangat berperan dalam pengamatan dari gejala-gejala awal dari bahaya, sebagai suatu
bagian dari sistem peringatan dini (early warning. Pengamatan ini dapat berupa
aktifitas pengukuran, pemetaan dan pemantauan di kawasan rentan bencana dengan
menggunakan dan memanfaatkan metode-metode survey ekstra-terestris
(mengunakan teknologi GPS dan satelit Altimetri), Photogrammetry,
Hidragrafi,Remote sensingdan GIS. Dari hasil pengamatan menggunakan berbagai
metode dan sensor tersebut, maka karakteristik dari potensi bahaya , karakteristik dari
bencana serta dampaknya seandainya terjadi akan dapat diperkirakan , dipelajari, dan
di analisa.
Peranan Geodesi dalam program mitigasi ditinjau dari integrasi aspek sains dan sosial
dilakukan dengan pembangunan system basis dan Sistem informasi Mitigasi Bencana.
System ini merupkan bencana yang dapat secara efisien, efektif dan akurat
menyajikan informasi parameter yang terkait dengan fenomena bencana alam,
terutama dalam rangka integrasi unsur-unsur dari elemen sains dan elemen sosial
yang ditujukan untuk memperoleh pemahaman, pengertian dan analisis dalam
mitigasi.
Di dalam kegiatan pembangunan system ini, berbagai tahap pekerjaan dilakukan yaitu
pengumpulan data yang terkait dengan parameter dinamika bumi sebagai fungsi ruang
dan waktu baik dari segi sains maupun sosial, manajemen dan pengolahan data,
analisis dan penyajian informasi, serta penyusunan modul-modul teknologi sistem
informasi. Produk dari system ini yang merupakan fungsi ruang dan waktu,
selanjutnya digunakan untuk pemahaman, analisis, dan pengambilan keputusan dari
mitigasi.
Selanjutnya langkah-langkah untuk pereduksian bencana seandainya terjadi juga
dapat disusun , baik yang sifatnya teknis maupun non teknis. Hasil-hasil pengamatan
dengan sensor GG ini juga secara kontinyu dan near realtime dapat diintegrasikan
dengan hasil pengamatan dari metodedan sensor lainnya dalam rangka membangun
suatu sitem peringatan dini (early warning system) yang andal. Dengan adanya sistem
peringatan dini yang andal diharapkan dapat diambil suatu respon yang efektif dan
efisien untuk mereduksi dampak bencana serta meminimalkan jatuhnya korban jiwa
maupun kerugian materil yang terjadi.
b. Keterkaitan dengan Pancasila Sila Kedua
Nilai-nilai kemanusiaan yang ingin diangkat dan hubungannya dengan butir-butir
dalam sila kedua pancasila
Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna
dari makhluk – makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang
membedakan manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran
untuk melakukan segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang
paling sempurna dari semua makhluk cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu
keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran / norma-norma yang obyektif, dan
tidak subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.
Kata beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab
mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu
dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma – norma sosial dan kesusilaan /
moral yang ada di masyarakat.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang
Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya
kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani
manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya.
Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras,
keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal.
Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran
Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya.
Hal ini selaras dengan :
Pembukaan UUD 1945 alinea pertama
Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945
Makna dari Pancasila Sila ke-2
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
Seperti makna pancasila sila ke-2 nomer 6 diatas, yakni gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan, maka dengan upaya mitigasi bencana yang menerapkan ilmu geodesi,
geodet sendiri telah berkontribusi dan turut serta dalam upaya pengamalan pancasila
tersebut
.
Pada prinsipnya Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah sikap dan perbuatan
manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang berbudi, sadar nial, dan
berbudaya. Melalui mitigasi bencana tersebut tergambar budi baik dan niat baik dari
geodet sendiri untuk memperhatikan nyawa dan keselamatan bangsa. Ikut
mengantisipasi dan sebagai tindakan preventif dalam menghadapi bencana, mitigasi
bencana ini juga berarti menjaga salah satu hak asasi manusia yakni hak untuk hidup,
karena dengan menggalakkan mitigasi bencana ini berarti geodet telah peduli akan
nyawa dan nasib orang lain.
KESIMPULAN
Di dalam sila ke II Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab telah tersimpul cita-cita
kemanusiaan yang lengkap, yang memenuhi seluruh hakikat mahkluk manusia. Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab adalah suatu rumusan sifat keluhuran budi manusia(Indonesia).
Dengan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, maka setiap warga Negara mempunyai
kedudukan yang sederajat dan sama-sama terhadap Undang-Undang Negara, mempunyai hak
dan kewajiban yang sama; setiap warga Negara dijamin haknya serta kebebasannya yang
menyangkut hubungan dengan Tuhan, dengan orang-orang seorang, dengan Negara, dengan
masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan mencapai
kehidupan yang layak sesuai dengan Hak Asasi Manusia.
Melalui mitigasi bencana yang disumbangkan oleh ilmu geodesi, maka terlihat bahwa geodet
sendiri berusaha ikut menjaga dan melindungi hak asasi manusia untuk hidup, suatu
pengamalan pancasila sila ke-2. Dimana dalam gerakan mitigasi bencana tersebut didasari
atas rasa kemanusiaan yang timbul dari jiwa dan mitigasi bencana ini juga ikut melindungi
hak untuk hidup bangsa Indonesia yang merupakan salah satu Hak Asasi Manusia.
DAFTAR PUSTAKA
dalam http://moeviccloes.blogspot.com/2010/10/hakikat-pengertian-pancasila-sila-
kedua.html. diakses pada Minggu, 16 Desember 2012 pada pukul 22.02 wib.
dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2231839-optimalisasi-peran-geodesi-
dan-geomatika/#ixzz2FFyCKYta. diakses pada Minggu, 16 Desember pada pukul 22.09 wib.
dunginong. dalam http://dunginong.wordpress.com/2011/10/31/pengertian-sila-kedua-
kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab/. diakses pada Minggu, 16 Desember 2012 pada pukul
22.15 wib.
sulaiman, dede. dalam http://ddsulai.blogspot.com/2012/05/makna-dari-pancasila-sila-ke-
2.html. diakses pada Senin, 17 Desember 2012 pada pukul 21.12 wib.
Dwi P, Ichwan. dalam http://cuchuz.blogspot.com/2009/12/peranan-geodesi-dalam-mitigasi-
bencana.html. diakses pada Senin, 17 Desember 2012 pada pukul 21.22 wib.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Adrian Ekstrada
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
Yousuf Kurniawan
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancara
dian19
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
Rezza Adzmi
 
Contoh proposal-peneltian-2009
Contoh proposal-peneltian-2009Contoh proposal-peneltian-2009
Contoh proposal-peneltian-2009
Fearman Syah
 

Was ist angesagt? (20)

Contoh script talkshow dalam sebuah acara
Contoh script talkshow dalam sebuah acara Contoh script talkshow dalam sebuah acara
Contoh script talkshow dalam sebuah acara
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Proposal kripik pisang (1)
Proposal kripik pisang (1)Proposal kripik pisang (1)
Proposal kripik pisang (1)
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Kodrat, Hakikat dan Watak
Kodrat, Hakikat dan WatakKodrat, Hakikat dan Watak
Kodrat, Hakikat dan Watak
 
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja IndonesiaMakalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
 
Krisis Multidimensional
Krisis MultidimensionalKrisis Multidimensional
Krisis Multidimensional
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
 
Makalah Sociopreneur
Makalah SociopreneurMakalah Sociopreneur
Makalah Sociopreneur
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Proposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
Proposal PKWU Kerajinan Batok KelapaProposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
Proposal PKWU Kerajinan Batok Kelapa
 
Distribusi Binomial
Distribusi BinomialDistribusi Binomial
Distribusi Binomial
 
Jenis,fungsi dan Peran Wirausahawan
Jenis,fungsi dan Peran WirausahawanJenis,fungsi dan Peran Wirausahawan
Jenis,fungsi dan Peran Wirausahawan
 
Kelompok wawancara
Kelompok wawancaraKelompok wawancara
Kelompok wawancara
 
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libreMakalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
Makalah kewirausahaan olah_cokelat-libre
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 
Skripsi Presentation Powerpoint Template
Skripsi Presentation Powerpoint TemplateSkripsi Presentation Powerpoint Template
Skripsi Presentation Powerpoint Template
 
Contoh proposal-peneltian-2009
Contoh proposal-peneltian-2009Contoh proposal-peneltian-2009
Contoh proposal-peneltian-2009
 

Andere mochten auch (11)

Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
 
Paper
PaperPaper
Paper
 
Paper pendidikan kewarganegaraan
Paper pendidikan kewarganegaraanPaper pendidikan kewarganegaraan
Paper pendidikan kewarganegaraan
 
Tugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmtTugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmt
 
Makalah dan Paper
Makalah dan PaperMakalah dan Paper
Makalah dan Paper
 
Contoh penulisan papers
Contoh penulisan papersContoh penulisan papers
Contoh penulisan papers
 
CONTOH PAPER CCU
CONTOH PAPER CCUCONTOH PAPER CCU
CONTOH PAPER CCU
 
Paper Singkat - Sejarah Generasi Komputer - Pengantar Teknologi Informasi
Paper Singkat - Sejarah Generasi Komputer - Pengantar Teknologi InformasiPaper Singkat - Sejarah Generasi Komputer - Pengantar Teknologi Informasi
Paper Singkat - Sejarah Generasi Komputer - Pengantar Teknologi Informasi
 
Cara Menulis Paper Ilmiah
Cara Menulis Paper IlmiahCara Menulis Paper Ilmiah
Cara Menulis Paper Ilmiah
 
Paper mkti kelompok 3 final
Paper mkti  kelompok 3 finalPaper mkti  kelompok 3 final
Paper mkti kelompok 3 final
 
Definisi plastik
Definisi plastikDefinisi plastik
Definisi plastik
 

Ähnlich wie Paper pancasila

Mohammad nizamuddin.204101090001.iain jember
Mohammad nizamuddin.204101090001.iain jemberMohammad nizamuddin.204101090001.iain jember
Mohammad nizamuddin.204101090001.iain jember
NizamNizam15
 
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxPPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
NenoSUPRIADI2
 

Ähnlich wie Paper pancasila (20)

Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
Makalah Mitigasi Bencana Pesisir - Potensi Bencana Pesisir dan Upaya Mitigasi...
 
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencanaPenyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
Penyusunan manajemen rencana mitigasi bencana
 
Manajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencana
Manajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencanaManajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencana
Manajemen rencana preventif antisipatif dan mitigasi bencana
 
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptxPENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
PENANGGULANGAN_BENCANA.pptx
 
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
348595170 makalah-peringatan-dini-berbasis-masyarakat (1)
 
Konsep Bencana
Konsep BencanaKonsep Bencana
Konsep Bencana
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004
 
Bab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nadBab 1 tugas nad
Bab 1 tugas nad
 
Mitigasi Bencana..pptx
Mitigasi Bencana..pptxMitigasi Bencana..pptx
Mitigasi Bencana..pptx
 
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan LingkunganMakalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
Makalah Bencana Tsunami NAD serta Dampak Pasca-tsunami bagi Kesehatan Lingkungan
 
244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi244871618 makalah-bencana-geologi
244871618 makalah-bencana-geologi
 
mitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptxmitigasi_bencana.pptx
mitigasi_bencana.pptx
 
Mohammad nizamuddin.204101090001.iain jember
Mohammad nizamuddin.204101090001.iain jemberMohammad nizamuddin.204101090001.iain jember
Mohammad nizamuddin.204101090001.iain jember
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
Konsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdfKonsep Manajemen Bencana.pdf
Konsep Manajemen Bencana.pdf
 
Ppt geo kelas xi bab 7 std fix y
Ppt geo kelas xi bab 7  std fix yPpt geo kelas xi bab 7  std fix y
Ppt geo kelas xi bab 7 std fix y
 
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptxKelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
Kelas-XI-Mitigasi-Bencana.pptx
 
Mitigasi Bencana.pdf
Mitigasi Bencana.pdfMitigasi Bencana.pdf
Mitigasi Bencana.pdf
 
Mitigasi dengan role player
Mitigasi dengan role playerMitigasi dengan role player
Mitigasi dengan role player
 
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptxPPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
PPT bencana alam & mitigasi bencana.pptx
 

Mehr von Retno Pratiwi

Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralAplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Retno Pratiwi
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
Retno Pratiwi
 
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udaraPraktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Retno Pratiwi
 
Praktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraPraktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kamera
Retno Pratiwi
 
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametriPraktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Retno Pratiwi
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kp
Retno Pratiwi
 
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikPendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Retno Pratiwi
 
Pancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik sukuPancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik suku
Retno Pratiwi
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Retno Pratiwi
 
Teknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaTeknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinya
Retno Pratiwi
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolit
Retno Pratiwi
 
Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)
Retno Pratiwi
 

Mehr von Retno Pratiwi (19)

Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektralAplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
Aplikasi citra hiperspektral dan 3 d hypercube pada citra hiperspektral
 
Peta elektronik navigasi darat
Peta elektronik navigasi daratPeta elektronik navigasi darat
Peta elektronik navigasi darat
 
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelitSistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
Sistem sistem satelit di bidang geodesi satelit
 
Ringkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelitRingkasan spesifikasi satelit
Ringkasan spesifikasi satelit
 
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udaraPraktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
Praktikum ekstraksi foto 2D dari foto udara
 
Praktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kameraPraktikum kalibrasi kamera
Praktikum kalibrasi kamera
 
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametriPraktikum stereoscopic parallax fotogrametri
Praktikum stereoscopic parallax fotogrametri
 
Pasang surut air laut
Pasang surut air lautPasang surut air laut
Pasang surut air laut
 
Analisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kpAnalisis kasus pasir besi kp
Analisis kasus pasir besi kp
 
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total stationPeta digital, peta analog, theodolit, total station
Peta digital, peta analog, theodolit, total station
 
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisikPendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
Pendaftaran tanah menunjang perencanaan fisik
 
Perahu kertas ok
Perahu kertas okPerahu kertas ok
Perahu kertas ok
 
Pancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik sukuPancasila dan konflik suku
Pancasila dan konflik suku
 
Pengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkapPengukuran sudut cara seri rangkap
Pengukuran sudut cara seri rangkap
 
Teknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinyaTeknologi lidar dan aplikasinya
Teknologi lidar dan aplikasinya
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolit
 
Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)Tugas praktikum (Sipat Datar)
Tugas praktikum (Sipat Datar)
 
Proposal SU
Proposal SUProposal SU
Proposal SU
 
Hak Guna Bangunan
Hak Guna BangunanHak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan
 

Kürzlich hochgeladen

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Kürzlich hochgeladen (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 

Paper pancasila

  • 1. PAPER PANCASILA Mitigasi Bencana Sebagai Kontribusi Geodesi Sesuai Sila Kedua Pancasila, Kemanusiaan yang adil dan Beradab Disusun oleh : Retno Agus Pratiwi 12/333239/TK/39671 TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • 2. ABSTRAKSI Indonesia adalah negara yang kaya, sudah menjadi rahasia umum jika kekayaan alam di Indonesia sangatlah melimpah, baik yang ada di permukaan, bawah tanah, bahkan dasar lautnya. Namun semua berkah tersebut tidak datang begitu saja, ada rangkaian konsekuensi berupa kerawanan bencana di belakang semua kekayaan alam tersebut. Indonesia bukan hanya kaya akan sumber daya alamnya tapi juga kaya akan bencana, sebab Indonesia merupakan negara kepulauan dengan kondisi geografis yang strategis dan dinamis. Berada di geografis pertemuan lempeng-lempeng benua di dunia sehingga sering terkena aktifitas lempeng seperti pergeseran lempeng-lempeng tektonik yang menyebabkan berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Akibat posisinya yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng benua tersebut, Indonesia juga rawan akan letusan-letusan gunung api, sebab di Indonesia sendiri terdapat banyak gunung api yang masih aktif dan rawan meletus sewaktu-waktu. Berbagai bencana alam tersebut seringkali menjatuhkan korban nyawa.Jatuhnya korban nyawa dan kerugian-kerugian yang timbul sebagai efek akibatnya menjadi sebuah cobaan hidup tersendiri bagi para korban bencana alam tersebut. Musibah yang datang secara tiba- tiba telah merenggut semua yang mereka miliki dan mengubah keadaan menjadi serba kekurangan. dan disinilah nilai-nilai pencasila dalam jiwa kami tergerak. Berupaya mengurangi potensi bencana alam sebagai bentuk kepedulian dan rasa kemanusiaan sesuai dengan bunyi pancasila, sila kedua "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" Melihat berbagai fenomena yang terjadi tersebut mengetuk pintu hati para geodet untuk dapat menyumbangkan ilmu yang bermanfaat untuk membantu masyarakat. Mengembangkan sistem mitigasi bencana yang mampu mengantisipasi bencana sehingga dapat meminimalisir kerugian bahkan jatuhnya korban jiwa. Tindakan ini muncul sebagai bentuk pengamalan pancasila yang merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia, khususnya bagian sila kedua yakni " Kemanusiaan yang Adil dan Beradab ".
  • 3. PENDAHULUAN Bumi memilki sifat dinamis dalam ruang dan waktu, yang menyebabkan fenomena bersifat konstrutif dan destruktif. Fenomena konstruktif memilki potensi yang besar untuk peningkatan kesejahteraan kehidupan, berlainan dengan fenomena destruktif. Fenomena destruktif dapat menjadi sumber bencana alam apabila tejadi di wilayah berpenduduk atau di wilayah tanpa penduduk tetapi memilki imbas terhadap wilayah berpenduduk. Gempa bumi, tsunami, penurunan muka tanah, aktifitas gunung berapi, banjir dan tanah longsor merupakan contoh fenomena destruktif yang merupakan sumber bencana. Seperti yang sudah tercatat dalam sejarah, sampai saat awal kemunculan bencana sulit diamati atau di deteksi dan seringkali muncul secara mendadak sehingga tidak dapat dilakukan aktifitas untuk menghindarinya atau mencegahnya. Mengacu pada sifat bencana alam yang sampai saat ini masih sulit dideteksi waktu kemunculannya secara tepat serta dihindari maupun dicegah keberadaanya, maka antisipasi yang diambil untuk mengurangi atau mengeliminir kerugian yang lebih besar dilakukan melalui program mitigasi bencana alam yang mencakup berbagai bidang disiplin ilmu baik sains maupun social. Reaksi terhadap bencana sendiri yang terjadi pada dasarnya dapat dibagi menjadi empat tahap (Godschalk, 1999), yaitu:  Mitigasi, yang dilakukan sebelum terjadinya bencana.  Kesiagaan, menyangkut aktifitas singkat yang dilakukan saat peringatan adanya bencana diterima, misalnya proses evakuasi dan perlindungan sementaera terhadap bangunan.  Penanggulangan, mencakup pertolongan kesehatan dan penyuluhan jangka pendek, misalnya operasi SAR.  Perbaikan kembali (recovery), yang dilakukan setelah terjadinya bencana, misalnya pembangunan bangunan yang rusak. Tahapan-tahapan tersebut merupakan suatu sistem yang bersatu dengan bencana alam yang terjadi, di mana untuk masing-masing tahap dilakukan evaluasi sebagai input penyusun program mitigasi bencana yang semakin baik. Dengan demikian pada pelaksanaan mitigasi, terjadi pertemuan antara elemen sains (teknik-ilmiah) dan elemen social yang harus saling menunjang dan mendukung berjalannya program ini. Kepulauan Indonesia terletak di kawasan yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng Australia,Eurasia,Pasifik dan Filipina. Pertemuan ini menyebabkan adanya spektrum topografi dan bathimetri yang luas. Serta aktifitas kegempaan serta kegunungapian yang juga cukup tinggi. Akibatnya wilayah Indonesia rawan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami,letusan gunung api, longsor dan penurunan tanah. Karena spektrum topografi wilayah Indonesia yang cukup beragam, dari landai sampai bergunung-gunung, serta curah hujan yang juga relatif tinggi, wilayah Indonesia juga rentan
  • 4. terhadap bencana banjir dan tanah longsor. Dengan jumlah penduduk di kawasan perkotaan dan kawasan industri yang terus meningkat dari waktu kewaktu, yang banyak menyedot air tanah dari dalam bumi, bencana yang diakibatkan oleh penurunan tanah ( land subsidence) juga kerap melanda kota-kota besar di Indonesia seprti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang. Disamping itu juga, bencana-bencana seperti kebakaran hutan, kekeringan dan angin puyuh juga kerap melanda. Singkatnya Indonesia adalah negara yang akan kerap bertatap muka dengan bencana alam. Oleh karena itu, proses mitigasi bencana alam harus menjadi perhatian kita semua komponen bangsa, termasuk kita yang mempelajari ilmu geodesi dan geomatika.
  • 5. PEMBAHASAN a. Peran Geodesi dalam Mitigasi Bencana Mitigasi Bencana adalah proses pencegahan bencana atau pengurangan dampak bahaya dalam rangka meminimalkan jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda, rusaknya lingkungan maupun terganggunya roda perekonomian masyarakat. Proses pengelolaan (manajemen ) mitigasi bencana umumnya akan mencakup empat sub proses yaitu : identifikasi bencana, analisa bencana, reduksi bencana dan transfer bencana. Pengelolaan masing-masing sub proses itu sendiri dilakukan terhadap faktor- faktor kerentanan (vulnerability) dan kapasitas (ketahanan) dari objek yang dipengaruhi oleh bahaya tersebut. Kalau disimak secara teliti, bidang Geodesi dan Geomatika (GG) akan punya banyak peran dalam proses manajemen mitigasi bencana alam ini terutama dalam tahapan identifikasi bencana dan dapat juga dalam tahapan analisa bencana dan reduksi bencana. Dalam tahapan identifikasi bencana, keilmuan dan teknologi GG akan sangat berperan dalam pengamatan dari gejala-gejala awal dari bahaya, sebagai suatu bagian dari sistem peringatan dini (early warning. Pengamatan ini dapat berupa aktifitas pengukuran, pemetaan dan pemantauan di kawasan rentan bencana dengan menggunakan dan memanfaatkan metode-metode survey ekstra-terestris (mengunakan teknologi GPS dan satelit Altimetri), Photogrammetry, Hidragrafi,Remote sensingdan GIS. Dari hasil pengamatan menggunakan berbagai metode dan sensor tersebut, maka karakteristik dari potensi bahaya , karakteristik dari bencana serta dampaknya seandainya terjadi akan dapat diperkirakan , dipelajari, dan di analisa. Peranan Geodesi dalam program mitigasi ditinjau dari integrasi aspek sains dan sosial dilakukan dengan pembangunan system basis dan Sistem informasi Mitigasi Bencana. System ini merupkan bencana yang dapat secara efisien, efektif dan akurat menyajikan informasi parameter yang terkait dengan fenomena bencana alam, terutama dalam rangka integrasi unsur-unsur dari elemen sains dan elemen sosial yang ditujukan untuk memperoleh pemahaman, pengertian dan analisis dalam mitigasi. Di dalam kegiatan pembangunan system ini, berbagai tahap pekerjaan dilakukan yaitu pengumpulan data yang terkait dengan parameter dinamika bumi sebagai fungsi ruang dan waktu baik dari segi sains maupun sosial, manajemen dan pengolahan data, analisis dan penyajian informasi, serta penyusunan modul-modul teknologi sistem informasi. Produk dari system ini yang merupakan fungsi ruang dan waktu, selanjutnya digunakan untuk pemahaman, analisis, dan pengambilan keputusan dari mitigasi.
  • 6. Selanjutnya langkah-langkah untuk pereduksian bencana seandainya terjadi juga dapat disusun , baik yang sifatnya teknis maupun non teknis. Hasil-hasil pengamatan dengan sensor GG ini juga secara kontinyu dan near realtime dapat diintegrasikan dengan hasil pengamatan dari metodedan sensor lainnya dalam rangka membangun suatu sitem peringatan dini (early warning system) yang andal. Dengan adanya sistem peringatan dini yang andal diharapkan dapat diambil suatu respon yang efektif dan efisien untuk mereduksi dampak bencana serta meminimalkan jatuhnya korban jiwa maupun kerugian materil yang terjadi. b. Keterkaitan dengan Pancasila Sila Kedua Nilai-nilai kemanusiaan yang ingin diangkat dan hubungannya dengan butir-butir dalam sila kedua pancasila Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna dari makhluk – makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang membedakan manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk melakukan segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari semua makhluk cipaanNya. Kata adil memiliki arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran / norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang. Kata beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai budaya, terutama norma – norma sosial dan kesusilaan / moral yang ada di masyarakat. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal. Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya. Hal ini selaras dengan : Pembukaan UUD 1945 alinea pertama Pasal 27, 28, 29, 30 dan 31 UUD 1945 Makna dari Pancasila Sila ke-2 1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. 2. Saling mencintai sesama manusia. 3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  • 7. 4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. 5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 7. Berani membela kebenaran dan keadilan. Seperti makna pancasila sila ke-2 nomer 6 diatas, yakni gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, maka dengan upaya mitigasi bencana yang menerapkan ilmu geodesi, geodet sendiri telah berkontribusi dan turut serta dalam upaya pengamalan pancasila tersebut . Pada prinsipnya Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang berbudi, sadar nial, dan berbudaya. Melalui mitigasi bencana tersebut tergambar budi baik dan niat baik dari geodet sendiri untuk memperhatikan nyawa dan keselamatan bangsa. Ikut mengantisipasi dan sebagai tindakan preventif dalam menghadapi bencana, mitigasi bencana ini juga berarti menjaga salah satu hak asasi manusia yakni hak untuk hidup, karena dengan menggalakkan mitigasi bencana ini berarti geodet telah peduli akan nyawa dan nasib orang lain.
  • 8. KESIMPULAN Di dalam sila ke II Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab telah tersimpul cita-cita kemanusiaan yang lengkap, yang memenuhi seluruh hakikat mahkluk manusia. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah suatu rumusan sifat keluhuran budi manusia(Indonesia). Dengan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, maka setiap warga Negara mempunyai kedudukan yang sederajat dan sama-sama terhadap Undang-Undang Negara, mempunyai hak dan kewajiban yang sama; setiap warga Negara dijamin haknya serta kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, dengan orang-orang seorang, dengan Negara, dengan masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan Hak Asasi Manusia. Melalui mitigasi bencana yang disumbangkan oleh ilmu geodesi, maka terlihat bahwa geodet sendiri berusaha ikut menjaga dan melindungi hak asasi manusia untuk hidup, suatu pengamalan pancasila sila ke-2. Dimana dalam gerakan mitigasi bencana tersebut didasari atas rasa kemanusiaan yang timbul dari jiwa dan mitigasi bencana ini juga ikut melindungi hak untuk hidup bangsa Indonesia yang merupakan salah satu Hak Asasi Manusia.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA dalam http://moeviccloes.blogspot.com/2010/10/hakikat-pengertian-pancasila-sila- kedua.html. diakses pada Minggu, 16 Desember 2012 pada pukul 22.02 wib. dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2231839-optimalisasi-peran-geodesi- dan-geomatika/#ixzz2FFyCKYta. diakses pada Minggu, 16 Desember pada pukul 22.09 wib. dunginong. dalam http://dunginong.wordpress.com/2011/10/31/pengertian-sila-kedua- kemanusiaan-yang-adil-dan-beradab/. diakses pada Minggu, 16 Desember 2012 pada pukul 22.15 wib. sulaiman, dede. dalam http://ddsulai.blogspot.com/2012/05/makna-dari-pancasila-sila-ke- 2.html. diakses pada Senin, 17 Desember 2012 pada pukul 21.12 wib. Dwi P, Ichwan. dalam http://cuchuz.blogspot.com/2009/12/peranan-geodesi-dalam-mitigasi- bencana.html. diakses pada Senin, 17 Desember 2012 pada pukul 21.22 wib.