SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 18
UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PEDULI KEBERSIHAN
MELALUI PELAKSANAAN KELAS TERBERSIH PADA
        SISWA SDN 01 JOSENAN MADIUN




                   OLEH:
              ENDAH NOVITASARI
                NPM.09.141.065




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
         FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
              IKIP PGRI MADIUN
                    2013
KATA PENGANTAR


          Alhamdulillahi Robbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah yang telah
melimpahkan segala karunia dan memberikan segala kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Sikap Peduli
Kebersihan melalui Pelaksanaan Kelas Terbersih Pada Siswa SDN 01 Josenan
Madiun” tepat pada waktunya.
      Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
proposal ini dapat terselesaikan, terutama kepada:
  1. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd., selaku Dosen mata kuliah Penelitian
     Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun.
  2. Bapak Suprijadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 01 Josenan Madiun.
  3. Teman-teman mahasiswa IKIP PGRI Madiun yang telah memberikan
     dukungan, semangat dan doa.
      Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya mutu yang lebih baik. Besar harapan penulis, proposal
ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.




                                                          Madiun, Januari 2013




                                                                 Penulis
BAB I
                             PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

          Setiap sekolah tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda,
   misalnya sekolah perkotaan yang penduduknya padat dan ramai tentu akan
   berbeda dengan keadaan sekolah di daerah pedesaaan yang jauh dari
   keramaian. Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar perlu
   adanya pengelolaan lingkungan kehidupan sekolah yang baik dan sehat.
   Lingkugan    kehidupan   sekolah     yang   sehat harus   ada,   dibina   dan
   dikembangkan terus agar pendidikan mencapai hasil yang diharapkan.
          Dari berbagai lingkungan fisik yang ada di sekolah, ruang kelas
   merupakan salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian. Pada setiap
   sekolah, ruang kelas adalah ruangan pertama yang harus dimiliki. Ruangan
   ini merupakan teman belajar bagi siswa, tempat bagi para siswa untuk
   tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual da emosional. Maka dari itu,
   kelas hendaknya dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan
   teman belajar yang nyaman dan menyenangkan.
          Sebagai ruang pembelajaran, ruang kelas memiliki pengaruh yang
   cukup besar bagi kondisi psikologis anak dan guru. Kondisi ruangan belajar
   dapat memengaruhi kualitas pembelajaran.
          Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kelas
   yang nyaman dan menyenangkan adalah faktor kebersihan. Kebersihan
   merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu
   faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Kelas yang bersih akan nyaman
   ditempati, membuat siswa betah dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran
   tiap harinya. Sebaliknya, kondisi kelas yang kotor dapat mematikan keinginan
   dan motivasi anak untuk belajar.
          Saat ini tidak jarang siswa yang kurang peduli akan kebersihan.
   Banyak di antara mereka yang membuangn sampah sembarangan sehingga
sampah banyak yang berserakan di kelas, dan kelas pun menjadi kotor.
Seperti halnya yang ditemui pada siswa SDN 01 Josenan Madiun.
       Ditemukan fakta bahwa banyak siswa SDN 01 Josenan kurang
memiliki kepedulian terhadap kebersihan. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan. Ada yang
membuang sampah di lantai, di laci dan terkadang membuangnya lewat
jendela.

       Guru setiap hari sudah menegur dan mengingatkan siswa untuk tidak
membuang sampah sembarangan. Namun tetap saja hal tersebut belum
membuat siswa peduli akan kebersihan kelasnya. Masih banyak sampah yang
berserakan serta tak jarang laci meja siswa juga penuh dengan kertas dan
bekas bungkus makanan. Meskipun setiap pagi sudah dibersihkan dan kelas
tampak rapi, saat pulang sekolah kelas kembali kotor dan banyak sampah
yang berserakan.

       Penyebab masalah tersebut diduga bisa berasal dari faktor intern
maupun ekstern. Faktor intern seperti siswa memang malas dan kurang
mengerti pentingnya menjaga kebersihan. Sedangkan faktor ekstern seperti
tidak adanya sanksi yang tegas bagi siswa yang membuang sampah
sembarangan, jumlah peralatan kebersihan kurang dan di sekolah tersebut
pembiasaan untuk membersihkan lingkungan juga kurang eferktif.

       Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan suatu tindakan yang
dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap kebersihan yaitu melalui
penerapan kelas terbersih. Alasan dipilihnya tindakan ini adalah (a) siswa
akan   lebih   bertanggung   jawab   terhadap   kebersihan   kelasnya   (b)
menumbuhkan kerja sama dan kekompakan di antara siswa (c) siswa terbiasa
menjaga kebersihan (d) siswa lebih termotivasi dalam menjaga kebersihan
dan (e) menigkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan. Jika diterapkan
adanya kelas terbersih, maka diduga sikap peduli siswa terhadap kebersihan
akan meningkat.
Proses pemecahan masalah dilakukan secara kolaboratif antara
   peneliti dengan rekan sejawat sesama guru.

          Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan
   berupaya untuk meningkatkan sikap peduli siswa terhadap kebersihan melalui
   kelas terbersih. Dengan adanya kelas terbersih ini, siswa akan saling
   mengingatkan jika ada temannya yang membuang sampah sembarangan.
   Untuk memotivasi mereka, peneliti dengan dibantu rekan guru memberikan
   penghargaan berupa piala yang akan diberikan secara bergilir bagi kelas yang
   menjadi pemenang. Pengumuman pemenang diadakan setiap seminggu sekali
   pada waktu upacara bendera.




B. Rumusan Masalah

          Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
   penelitian ini sebagai berikut :

   a. Bagaimanakah pelaksanaan kelas terbersih dapat meningkatkan sikap
      peduli kebersihan pada siswa SDN 01 Josenan Madiun?




C. Tujuan Penelitian

          Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
   dirumuskan sebagai berikut :

   a. Mendeskripsikan pelaksanaan kelas terbersih dapat meningkatkan sikap
      peduli kebersihan pada siswa SDN 01 Josenan Madiun.




D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di
   atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Jika kelas terbersih diterapkan
   maka sikap peduli kebersihan siswa SDN 01 Josenan akan meningkat”.




E. Manfaat Penelitian

          Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

   1. Bagi Siswa

             Penelitian ini dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap
      kebersihan serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa
      untuk selalu menjaga kebersihan.

   2. Bagi Guru

             Penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada siswa
      supaya menjadi kebiasaan sehingga dapat meningkatkan sikap peduli
      kebersihan dalam diri siswa.

   3. Bagi Sekolah

             Melalui penelitian ini lingkungan sekolah menjadi bersih, rapi,
      indah dan nyaman digunakan untuk belajar siswa.
BAB II
                             KAJIAN PUSTAKA


A.   Pengertian Kebersihan
              Kebersihan berasal dari kata bersih. Menurut Kamus Besar Bahasa
     Indonesia, bersih berarti bebas dari kotoran, tidak tercemar, tidak bernoda,
     suci, tidak dicampur dengan unsur atau zat lain. Sedangkan kebersihan itu
     sendiri merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya debu,
     bau dan sampah. Kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara
     diri dan lingkungan dari segala yang kotor dalam rangka mewujudkan dan
     melestarikan kehidupan yang nyaman dan sehat. Kebersihan merupakan
     syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang
dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak hanya merusak
     keindahan tetapi juga menyebabkan timbulnya beberapa penyakit.


B.   Sikap Peduli Kebersihan
              Peduli memiliki makna mengindahkan atau memperhatikan. Sikap
     peduli   kebersihan   mengandung    makna     sikap   yang   peduli   atau
     memperhatikan lingkungan, baik lingkungan kelas maupun lingkungan
     sekolah dari segala kotoran termasuk di antaranya debu, bau dan sampah
     dalam rangka mewujudkan lingkungan yang indah, bersih dan asri sehingga
     nyaman digunakan untuk belajar.
              Sikap peduli kebersihan ini hendaknya diajarkan kepada anak
     sejak dini, mulai dari menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah,
     menjaga kebersihan sekolah dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
     Penanaman sikap peduli kebersihan ini bisa dimulai dari lingkungan
     keluarga, dimana keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak.
              Dalam lingkungan keluarga ini, anak mulai diajarkan hal sederhana
     mengenai perilaku menjaga kebersihan, misalnya membiasakan anak untuk
     mandi, menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mencuci
     tangan sebelum dan sesudah makan dan lain-lain. Dengan pembiasaan sejak
     dini akan membuat anak memiliki tanggung jawab untuk selalu menjaga
     kebersihan.
              Terkait dengan kebersihan di lingkungan sekolah, perlu adanya
     kerja sama semua warga sekolah dalam meningkatkan kepedulian anak
     terhadap kebersihan. Sehingga mereka memiliki tanggung jawab untuk
     selalu menjaga kebersihan khususnya dalam hal ini adalah kebersihan kelas
     masing-masing. Dengan banyknya siswa yang peduli kebersihan akan dapat
     mensiptakan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, asri dan nyaman
     digunakan untuk belajar.
              Sikap peduli kebersihan ini dapat ditunjukkan melalui kegiatan
     membuang sampah pada tempatnya, segera memungut sampah yang
     berserakan di lantai dan membuangnya pada tempat sampah yang tersedia,
tertib melaksanakan piket kelas, tidak mencoret-coret tembok dan bangku
     yang merupakan sarana pembelajaran serta menegur dan menasihati teman
     yang membuang sampah sembarangan.
              Faktor yang dapat menyebabkan kurangnya kepedulian siswa
     terhadap kebersihan antara lain kurangnya kesadaran dan kepedulian
     terhadap lingkungan, gengsi, malas, kurang mengerti arti kebersihan, tidak
     adanya sanksi yang tegas bagi siswa yang membuang sampah sembarangan,
     dan kurang adanya kebiasaan membersihkan lingkungan.
              Untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan dapat
     dilakukan dengan memberi teladan bagi siswa dalam menjaga kebersihan,
     melaksanakan suatu program atau kegiatan yang dapat memotivasi siswa
     untuk selalu menjaga kebersihan, melakukan pembiasaan membersihkan
     lingkungan, menyediakan berbagai peralatan kebersihan yang memadai,
     memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang membuang sampah
     sembarangan dan pada saat tertentu memberikan hadiah bagi mereka yang
     peduli terhadap kebersihan sekolah baik perorangan maupun kelas.




C.   Ruang Kelas
              Ruang kelas adalah syarat utama pengadaan sebuah sekolah. Kelas
     adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi
     intelektual dan emosional (Sudarmiani dan Hermawati D. S, 2009: 18). Di
     kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan
     segala kemampuannya, sesuai dengan latar belakang dan potensinya,
     kurikulum   dengan    segala   komponennya,      metode      dengan   segala
     pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala
     sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas.
              Ruang kelas hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Ukuran ruang kelas sebaiknya panjang 8m, lebar 6m, tinggi 4m
          sehingga setiap siswa mendapat ruangan sebesar 5 m3 dan lantai 1 m2-
          1,30 m2
      2. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan tak tembus debu
      3. Tiap-tiap kelas hendaknya dilengkapi dengan 2 pintu dan daun pintu
          menghadap ke luar
      4. Luas jendela beserta lubang angin (ventilasi) minimal 20% dari luas
          lantai, ventilasi diletakkan sedekat mungkin dengan langit-langit
      5. Sinar sebaiknya datang dari sebelah kiri dan kanan tetapi kalau tidak
          mungkin sebaiknya dari sebelah kiri murid (Trisnowati Tamat, 2007:
          5.6)
              Ruang kelas memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kondisi
     psikologis anak dan guru. Kondisi ruang kelas dapat memengaruhi kualitas
     pembelajaran yang dibangun oleh ana dan guru. Jika kelas berantakan dan
     kotor akan mengganggu konsentrasi belajar anak. Ruangan yang tidak tertata
     rapi dapat mematikan keinginan dan motivasi anak untuk belajar. Maka dari
     itu, kelas hendaknya dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar nyaman
     dan menyenangkan.
              Menurut Dirjen PUOD dan Dikdasmen dalam Sudarmiani dan
     Hermawati D. S (2009: 18) syarat-syarat kelas yang baik adalah (a) rapi,
     bersih, sehat, tidak lembab (b) cukup cahaya yang meneranginya (c)
     sirkulasi udara yang cukup (d) perabot dalam keadaan baik, cukup
     jumlahnya dan ditata dengan rapi (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang.


D.   Kebersihan Kelas
              Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan proses
     belajar-mengajar adalah mengenai keadaan kelas yang menjadi tempat
     berlangsungnya proses pembelajaran. Kebersihan kelas merupakan keadaan
     yang menggambarkan kondisi kelas yang bersih, bebas dari sampah, kotoran
     dan bau sehingga tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
Dalam menciptakan kelas yang bersih, dibutuhkan kerja sama
     antara siswa, guru, dan warga sekolah yang lainnya. Siswa adalah salah satu
     pendukung kebersihan kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi
     belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan
     besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu
     konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan
     semakin meningkat.
              Adapun ciri-ciri dari kelas yang bersih antara lain bebas dari
     sampah baik sampah yang berupa plastik, bekas bungkus makanan, kertas,
     gelas aqua dan lain-lain. Selain itu dinding dan bangku bebas dari coretan-
     coretan, kursi dan meja tertata dengan rapi, kelas tampak indah, serta
     memiliki peralatan kebersihan yang lengkap.


E.   Dampak Kebersihan Kelas
              Kebersihan kelas menjadi sangat penting mengingat pengaruhnya
     terhadap kenyamanan untuk proses belajar mengajar berlangsung. Tanpa
     adanya kebersihan yang baik akan menimbulkan dampak sebagai berikut :
     a. Timbulnya kemalasan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar.
     b. Siswa tidak betah dan mengantuk saat berada di kelas.
     c. Lingkungan kelas terlihat kotor dan kumuh menyebabkan pelajaran atau
       materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal
       ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang
       tidak nyaman
     d. Dapat mendatangkan penyakit bagi siswa, guru dan semua warga sekolah.
     e. Karena timbulnya kemalasan belajar siswa dan guru, tentu prestasi
       sekolah semakin buruk.
              Jadi kebersihan kelas juga berperan penting dalam mencapai tujuan
     pendidikan.


F.   Pengertian Kelas Terbersih
Kelas terbersih merupakan suatu keadaan dimana kondisi kelas
    berdasar kriteria tertentu dinyatakan sebagai kelas yang paling bersih di
    antara kelas yang lain. Pelaksanaan kelas terbersih ini merupakan salah satu
    upaya sekolah dalam meningkatkan sikap peduli kebersihan pada siswa.
    Melalui program ini, sekolah akan memantau kondisi masing-masing kelas
    per minggunya, melakukan penilaian dan memberikan penghargaan berupa
    piala bergilir bagi kelas terbersih.
              Beberapa aspek yang dinilai dalam pelaksanaan kelas terbersih ini
    bisa meliputi :
          1. Kebersihan ruang kelas
          2. Kerapian kelas
          3. Keindahan kelas
          4. Kebersihan halaman
          5. Kebersihan dan kerapian siswa
              Untuk melaksanakan kelas terbersih ini, perlu adanya pengarahan
    kepada para siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menyediakan
    berbagai peralatan kebersihan yang memadai untuk tiap kelas seperti sapu,
    tempat sampah, kemoceng, kain lap dan sapu lidi.




                                     BAB III
                             METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian

          Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah.
   Konsep pokok penelitian tindakan ada empat, yaitu perencanaan, tindakan,
   observasi dan refleksi.
Siklus 1 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
Perencanaan :

        Berangkat dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini
peneliti melakukan :

1. Mempersiapkan skenario pelaksanaan kegiatan.

2. Menyusun kriteria penilaian kelas terbersih.

3. Menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa pedoman
   pengamatan, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi.
Pelaksanaan Tindakan :

        Pada tahap ini peneliti menerapkan tindakan yang mengacu pada
skenario yang telah direncanakan yang meliputi :

1. Seminggu sebelum pelaksanaan, peneliti mengumpulkan terlebih dahulu
   seluruh siswa di halaman sekolah, memberikan pengarahan tentang
   pentingnya menjaga kebersihan dan memberikan pengumuman tentang
   pelaksanaan kelas terbersih serta membagikan alat-alat kebersihan pada
   masing-masing kelas seperti sapu lidi, sapu lantai, kemoceng, kain lap,
   tempat sampah.

2. Siswa membersihkan dan tetap menjaga kebersihan kelas masing-masing
   tiap harinya.

3. Melalui bantuan wali kelas, peneliti memantau dan melakukan penilaian
   kebersihan masing-masing kelas.

4. Mengakumulasi nilai dari masing-masing kelas selama 1 minggu.

5. Menetapkan kelas yang meraih gelar kelas terbersih dan mengumumkan
   pada saat upacara bendera.

6. Memberikan penghargaan berupa piala bergilir kepada pemenang.
Observasi :

           Pada tahap ini peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai
   dengan fokus masalah, yaitu membuat catatan hasil pengamatan terhadap
   proses dan hasil pelaksanaan kelas terbersih, mengamati kegiatan siswa
   ketika menyapu, membuang sampah di tempat sampah, mengamati
   keantusiasan siswa dalam pelaksanaan program tersebut serta mengambil foto
   kondisi kelas tiap harinya dan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus
   penelitian ini.

   Refleksi :

           Pada      tahap   ini   peneliti   merefleksi   apakah   hasil   penelitian
   menunjukkan adanya peningkatan pada sikap peduli siswa terhadap
   kebersihan atau tidak setelah kegiatan serta melakukan evaluasi tindakan
   yang telah dilakukan. Jika masih terdapat kekurangan atau kesalahan maka
   dapat dilanjutkan pada siklus II.




B. Latar dan Subjek Penelitian

           Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Josenan Madiun dengan subjek
   seluruh siswa SDN 01 Josenan Madiun, mulai dari kelas I sampai kelas VI.




C. Teknik Pengumpulan Data

           Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
   observasi, wawancara dan dokumentasi.

           Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak
   dalam pelaksanaan kelas terbersih, tentang kesungguhan siswa dan
   keterlibatan siswa ketika membersihkan kelas. Observasi juga digunakan
   untuk mengamati kreativitas siswa dalam mengatur dan membuat kelas
menjadi bersih, rapi dan indah. Di samping itu, observasi juga digunakan
   untuk mengamati dan merekam ketika siswa menegur dan mengingatkan
   siswa yang membuang sampah sembarangan atau mengotori kelas.

          Wawancara digunakan untuk wawancara dengan siswa tentang kesan
   siswa ketika dilaksanakannya kelas terbersih, tentang faktor penyebab
   kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan dan mengungkap perasaan
   tentang kesulitan-kesulitan siswa dengan adanya kelas terbersih ini.

          Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang
   proses pelaksanaan kelas terbersih. Dokumen yang dimaksud dalam
   penelitian ini mencakup dokumen foto siswa. Peristiwa-peristiwa yang
   tampak dan sesuai dengan fokus masalah penelitian ini, misalnya ketika siswa
   membuang sampah di tempat sampah, menyapu lantai, membersihkan kaca,
   menata bangku dan merapikan gambar atau media yang dipajang di dinding
   kelas. Selain itu kondisi kelas tiap harinya pun juga akan didokumentasikan.




D. Instrumen Penelitian

          Yang menjadi instumen penelitian ini pada dasrnya adalah peneliti
   sendiri. Namun, untuk menjaga fokus masalah penelitian maka peneliti juga
   menggunakan iunstrumen penelitian yang berupa lembar observasi, pedoman
   wawancara dan alat dokumentasi.




E. Teknik Analisis Data

          Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif kualitatif.
   Data kualitatif berupa catatan hasil observasi, dokumen foto dan rekaman
   wawancara     akan   dikelompokkan     dan   dianalisa   untuk   mendapatkan
   kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA




Ibadullah Malawi dan Edy Siswanto. 2012. PENELITIAN TINDAKAN KELAS.
    Madiun: IKIP PGRI MADIUN.
Rita Mariyana, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana.
Sudarmiani dan Hermawati Dwi Susari. 2009. Manajemen Kelas. Madiun: IKIP
    PGRI Madiun.
Trisnowati Tamat dan Moekarto Mirman. 2007. Pendidikan Jasmani dan
    Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
    Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas.
I.G.A.K Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
    Jakarta: Universitas Terbuka.
Rachiati Wiriatmadja. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:
    Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1

                           PEDOMAN WAWANCARA

1. Kepala sekolah :

   •   Bagaimana pendapat Bapak tentang pelaksanaan kelas terbersih?

   •   Apakah Bapak mengamati pelaksanaan kelas terbersih tersebut?

   •   Kegiatan apa saja selama ini yang pernah dilakukan untuk menjaga

       kebersihan kelas?

   •   Apakah setelah melakukan kelas terbersih semua warga sekolah berusaha

       tetap mempertahankan kebersihan sekolah?



2. Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan :

   •   Berapa banyak siswa yang berpartisipasi aktif dalam kelas terbersih?

   •   Seberapa semangat para siswa dengan adanya pelaksanaan kelas terbersih?

   •   Adakah hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan kelas

       terbersih?

   •   Apakah setelah melakukan kelas terbersih, kebersihan kelas meningkat?

       Bila iya berapa besar peningkatan tersebut?
3. Siswa :

   •   Bagaimana pendapat Anda tentang adanya kelas terbersih di sekolah?

   •   Adakah hambatan dalam mengikuti kelas terbersih tersebut?

   •   Sejauh mana upaya Anda selama ini menjaga kebersihan kelas?



Lampiran 2

                           PEDOMAN OBSERVASI



Dalam observasi akan dilihat tentang:

1. Pelaksanaan kelas terbersih.

2. Peralatan yang digunakan.

3. Data kebersihan sebelum kegiata kelas terbersih.

4. Data kebersihan sesudah pelaksanaan kelas terbersih.

5. Setting pelaksanaan kelas terbersih.

6. Semangat dan keseriusan para pelaksana kelas terbersih.

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Power point toleransi
Power point toleransiPower point toleransi
Power point toleransi
galihlatiano
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
Nisrokhah6
 
Surat Al kautsar
Surat Al   kautsar Surat Al   kautsar
Surat Al kautsar
mbak_aul
 

Was ist angesagt? (20)

Ketentuan khitan (materi fiqih kelas 4)
Ketentuan khitan (materi fiqih kelas 4)Ketentuan khitan (materi fiqih kelas 4)
Ketentuan khitan (materi fiqih kelas 4)
 
Bersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlakBersikap sesuai akhlak
Bersikap sesuai akhlak
 
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
[MATERI KEPUTRIAN] Wanita yang dirindukan surga
 
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
 
PPT Jenazah
PPT Jenazah PPT Jenazah
PPT Jenazah
 
Makalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebasMakalah pergaulan bebas
Makalah pergaulan bebas
 
Akhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remajaAkhlak dalam pergaulan remaja
Akhlak dalam pergaulan remaja
 
PPT puasa
PPT puasaPPT puasa
PPT puasa
 
Konsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi BeragamaKonsep Moderasi Beragama
Konsep Moderasi Beragama
 
Rokok dan Narkoba PPT
Rokok dan Narkoba PPTRokok dan Narkoba PPT
Rokok dan Narkoba PPT
 
Ppt seks bebas
Ppt seks bebasPpt seks bebas
Ppt seks bebas
 
Ppt melawan bullying
Ppt melawan bullyingPpt melawan bullying
Ppt melawan bullying
 
Power point toleransi
Power point toleransiPower point toleransi
Power point toleransi
 
Drama 3 orang persahabatan
Drama 3 orang persahabatanDrama 3 orang persahabatan
Drama 3 orang persahabatan
 
Etika bergaul siap
Etika bergaul siapEtika bergaul siap
Etika bergaul siap
 
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
PPT Iman kepada kitab kitab allah (nisrokhah)
 
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
Pendidikan Agama Islam kelas X : Pergaulan Bebas : pengertian, dampak, macam ...
 
Surat Al kautsar
Surat Al   kautsar Surat Al   kautsar
Surat Al kautsar
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Rasul Rasul itu kekasih Allah SWT bab 7 Kelas 11
Rasul Rasul itu kekasih Allah SWT bab 7 Kelas 11Rasul Rasul itu kekasih Allah SWT bab 7 Kelas 11
Rasul Rasul itu kekasih Allah SWT bab 7 Kelas 11
 

Andere mochten auch

Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
yultaerma
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
Agoes Sholeh
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
Adil Athilshipate
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Muh Yusuf Manguluang
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Sunandar Triwibowo
 

Andere mochten auch (12)

Proposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 ermaProposal ptk 1 erma
Proposal ptk 1 erma
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Proposal ptk.1
Proposal ptk.1Proposal ptk.1
Proposal ptk.1
 
proposal PTK
proposal PTKproposal PTK
proposal PTK
 
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, LaporanHari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
Hari Peduli Sampah Nasional 2016, HPSN; Aksinya Walhi Jakarta, Laporan
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKE...
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatimProposal gerakan literasi sekolah jatim
Proposal gerakan literasi sekolah jatim
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 

Ähnlich wie Proposal PTK

Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Noviayuana Putri
 
Plan of action ners cilik uks
Plan of action ners cilik uksPlan of action ners cilik uks
Plan of action ners cilik uks
ADam Raeyoo
 
Tri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyataTri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyata
Dian Sari
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
ZULPANSSi
 
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptxkelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
Erlindano18
 
PPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptx
PPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptxPPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptx
PPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptx
RebiSapari1
 

Ähnlich wie Proposal PTK (20)

Proposal
ProposalProposal
Proposal
 
bhsa indo (2).docx
bhsa indo (2).docxbhsa indo (2).docx
bhsa indo (2).docx
 
Tata cara memelihara lingkungan sekolah agar tetap bersih
Tata cara memelihara lingkungan sekolah agar tetap bersihTata cara memelihara lingkungan sekolah agar tetap bersih
Tata cara memelihara lingkungan sekolah agar tetap bersih
 
Makalah Geografi Pengaruh Kebersihan Kelas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
Makalah Geografi Pengaruh Kebersihan Kelas Terhadap Konsentrasi Belajar SiswaMakalah Geografi Pengaruh Kebersihan Kelas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
Makalah Geografi Pengaruh Kebersihan Kelas Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
 
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
Karya ilmiah tentang Kebersihan Lingkungan
 
Slide disiplin positif kurikulum merdeka
Slide disiplin positif kurikulum merdekaSlide disiplin positif kurikulum merdeka
Slide disiplin positif kurikulum merdeka
 
BAHAN BANER PRESENTASI_ENOK SRI FATMAWATI.pptx
BAHAN BANER PRESENTASI_ENOK SRI FATMAWATI.pptxBAHAN BANER PRESENTASI_ENOK SRI FATMAWATI.pptx
BAHAN BANER PRESENTASI_ENOK SRI FATMAWATI.pptx
 
Plan of action ners cilik uks
Plan of action ners cilik uksPlan of action ners cilik uks
Plan of action ners cilik uks
 
Tri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyataTri wid laporan aksi nyata
Tri wid laporan aksi nyata
 
Makalah tentang kebersihan sekolah
Makalah tentang kebersihan sekolahMakalah tentang kebersihan sekolah
Makalah tentang kebersihan sekolah
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
 
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdfPRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
PRAKTIK BAIK SDN 1 Tenjolayar.pdf
 
Wwm mos 2010
Wwm mos 2010Wwm mos 2010
Wwm mos 2010
 
Alam belajar
Alam belajarAlam belajar
Alam belajar
 
Psikologi Pembelajaran
Psikologi PembelajaranPsikologi Pembelajaran
Psikologi Pembelajaran
 
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptxkelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
kelompok 6 Lingkungan Kelas Aman prinsip pengajaran dan Asesmen Efektif.pptx
 
PPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptx
PPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptxPPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptx
PPT REBI SAPARI_IMPLEMENTASI MERDEKA BELAJAR.pptx
 
Pancasila dan kebersihan Lingkungan Kampus
Pancasila dan kebersihan Lingkungan KampusPancasila dan kebersihan Lingkungan Kampus
Pancasila dan kebersihan Lingkungan Kampus
 
219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal
 
219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal219797469 adiwiyata-proposal
219797469 adiwiyata-proposal
 

Proposal PTK

  • 1. UPAYA MENINGKATKAN SIKAP PEDULI KEBERSIHAN MELALUI PELAKSANAAN KELAS TERBERSIH PADA SISWA SDN 01 JOSENAN MADIUN OLEH: ENDAH NOVITASARI NPM.09.141.065 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI MADIUN 2013
  • 2. KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Robbil’alamin. Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan segala karunia dan memberikan segala kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Upaya Meningkatkan Sikap Peduli Kebersihan melalui Pelaksanaan Kelas Terbersih Pada Siswa SDN 01 Josenan Madiun” tepat pada waktunya. Dalam penyusunan, penulis mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proposal ini dapat terselesaikan, terutama kepada: 1. Bapak Drs. Edy Siswanto, M.Pd., selaku Dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas IKIP PGRI Madiun. 2. Bapak Suprijadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 01 Josenan Madiun. 3. Teman-teman mahasiswa IKIP PGRI Madiun yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya mutu yang lebih baik. Besar harapan penulis, proposal ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Madiun, Januari 2013 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap sekolah tentu memiliki situasi dan kondisi yang berbeda, misalnya sekolah perkotaan yang penduduknya padat dan ramai tentu akan berbeda dengan keadaan sekolah di daerah pedesaaan yang jauh dari keramaian. Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar perlu adanya pengelolaan lingkungan kehidupan sekolah yang baik dan sehat. Lingkugan kehidupan sekolah yang sehat harus ada, dibina dan dikembangkan terus agar pendidikan mencapai hasil yang diharapkan. Dari berbagai lingkungan fisik yang ada di sekolah, ruang kelas merupakan salah satu komponen yang perlu mendapat perhatian. Pada setiap sekolah, ruang kelas adalah ruangan pertama yang harus dimiliki. Ruangan ini merupakan teman belajar bagi siswa, tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual da emosional. Maka dari itu, kelas hendaknya dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar merupakan teman belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sebagai ruang pembelajaran, ruang kelas memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kondisi psikologis anak dan guru. Kondisi ruangan belajar dapat memengaruhi kualitas pembelajaran. Salah satu unsur yang perlu diperhatikan dalam menciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan adalah faktor kebersihan. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Kelas yang bersih akan nyaman ditempati, membuat siswa betah dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran tiap harinya. Sebaliknya, kondisi kelas yang kotor dapat mematikan keinginan dan motivasi anak untuk belajar. Saat ini tidak jarang siswa yang kurang peduli akan kebersihan. Banyak di antara mereka yang membuangn sampah sembarangan sehingga
  • 4. sampah banyak yang berserakan di kelas, dan kelas pun menjadi kotor. Seperti halnya yang ditemui pada siswa SDN 01 Josenan Madiun. Ditemukan fakta bahwa banyak siswa SDN 01 Josenan kurang memiliki kepedulian terhadap kebersihan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan. Ada yang membuang sampah di lantai, di laci dan terkadang membuangnya lewat jendela. Guru setiap hari sudah menegur dan mengingatkan siswa untuk tidak membuang sampah sembarangan. Namun tetap saja hal tersebut belum membuat siswa peduli akan kebersihan kelasnya. Masih banyak sampah yang berserakan serta tak jarang laci meja siswa juga penuh dengan kertas dan bekas bungkus makanan. Meskipun setiap pagi sudah dibersihkan dan kelas tampak rapi, saat pulang sekolah kelas kembali kotor dan banyak sampah yang berserakan. Penyebab masalah tersebut diduga bisa berasal dari faktor intern maupun ekstern. Faktor intern seperti siswa memang malas dan kurang mengerti pentingnya menjaga kebersihan. Sedangkan faktor ekstern seperti tidak adanya sanksi yang tegas bagi siswa yang membuang sampah sembarangan, jumlah peralatan kebersihan kurang dan di sekolah tersebut pembiasaan untuk membersihkan lingkungan juga kurang eferktif. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan suatu tindakan yang dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap kebersihan yaitu melalui penerapan kelas terbersih. Alasan dipilihnya tindakan ini adalah (a) siswa akan lebih bertanggung jawab terhadap kebersihan kelasnya (b) menumbuhkan kerja sama dan kekompakan di antara siswa (c) siswa terbiasa menjaga kebersihan (d) siswa lebih termotivasi dalam menjaga kebersihan dan (e) menigkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan. Jika diterapkan adanya kelas terbersih, maka diduga sikap peduli siswa terhadap kebersihan akan meningkat.
  • 5. Proses pemecahan masalah dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan rekan sejawat sesama guru. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan berupaya untuk meningkatkan sikap peduli siswa terhadap kebersihan melalui kelas terbersih. Dengan adanya kelas terbersih ini, siswa akan saling mengingatkan jika ada temannya yang membuang sampah sembarangan. Untuk memotivasi mereka, peneliti dengan dibantu rekan guru memberikan penghargaan berupa piala yang akan diberikan secara bergilir bagi kelas yang menjadi pemenang. Pengumuman pemenang diadakan setiap seminggu sekali pada waktu upacara bendera. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Bagaimanakah pelaksanaan kelas terbersih dapat meningkatkan sikap peduli kebersihan pada siswa SDN 01 Josenan Madiun? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : a. Mendeskripsikan pelaksanaan kelas terbersih dapat meningkatkan sikap peduli kebersihan pada siswa SDN 01 Josenan Madiun. D. Hipotesis Tindakan
  • 6. Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan di atas, hipotesis tindakan penelitian ini adalah “Jika kelas terbersih diterapkan maka sikap peduli kebersihan siswa SDN 01 Josenan akan meningkat”. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat : 1. Bagi Siswa Penelitian ini dapat meningkatkan sikap peduli siswa terhadap kebersihan serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri siswa untuk selalu menjaga kebersihan. 2. Bagi Guru Penelitian ini dimungkinkan dapat terus diterapkan kepada siswa supaya menjadi kebiasaan sehingga dapat meningkatkan sikap peduli kebersihan dalam diri siswa. 3. Bagi Sekolah Melalui penelitian ini lingkungan sekolah menjadi bersih, rapi, indah dan nyaman digunakan untuk belajar siswa.
  • 7. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Kebersihan Kebersihan berasal dari kata bersih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bersih berarti bebas dari kotoran, tidak tercemar, tidak bernoda, suci, tidak dicampur dengan unsur atau zat lain. Sedangkan kebersihan itu sendiri merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya debu, bau dan sampah. Kebersihan merupakan upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang nyaman dan sehat. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang
  • 8. dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga menyebabkan timbulnya beberapa penyakit. B. Sikap Peduli Kebersihan Peduli memiliki makna mengindahkan atau memperhatikan. Sikap peduli kebersihan mengandung makna sikap yang peduli atau memperhatikan lingkungan, baik lingkungan kelas maupun lingkungan sekolah dari segala kotoran termasuk di antaranya debu, bau dan sampah dalam rangka mewujudkan lingkungan yang indah, bersih dan asri sehingga nyaman digunakan untuk belajar. Sikap peduli kebersihan ini hendaknya diajarkan kepada anak sejak dini, mulai dari menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan rumah, menjaga kebersihan sekolah dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Penanaman sikap peduli kebersihan ini bisa dimulai dari lingkungan keluarga, dimana keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak. Dalam lingkungan keluarga ini, anak mulai diajarkan hal sederhana mengenai perilaku menjaga kebersihan, misalnya membiasakan anak untuk mandi, menggosok gigi, membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan lain-lain. Dengan pembiasaan sejak dini akan membuat anak memiliki tanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan. Terkait dengan kebersihan di lingkungan sekolah, perlu adanya kerja sama semua warga sekolah dalam meningkatkan kepedulian anak terhadap kebersihan. Sehingga mereka memiliki tanggung jawab untuk selalu menjaga kebersihan khususnya dalam hal ini adalah kebersihan kelas masing-masing. Dengan banyknya siswa yang peduli kebersihan akan dapat mensiptakan lingkungan sekolah yang bersih, rapi, asri dan nyaman digunakan untuk belajar. Sikap peduli kebersihan ini dapat ditunjukkan melalui kegiatan membuang sampah pada tempatnya, segera memungut sampah yang berserakan di lantai dan membuangnya pada tempat sampah yang tersedia,
  • 9. tertib melaksanakan piket kelas, tidak mencoret-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran serta menegur dan menasihati teman yang membuang sampah sembarangan. Faktor yang dapat menyebabkan kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan antara lain kurangnya kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, gengsi, malas, kurang mengerti arti kebersihan, tidak adanya sanksi yang tegas bagi siswa yang membuang sampah sembarangan, dan kurang adanya kebiasaan membersihkan lingkungan. Untuk meningkatkan kepedulian siswa terhadap kebersihan dapat dilakukan dengan memberi teladan bagi siswa dalam menjaga kebersihan, melaksanakan suatu program atau kegiatan yang dapat memotivasi siswa untuk selalu menjaga kebersihan, melakukan pembiasaan membersihkan lingkungan, menyediakan berbagai peralatan kebersihan yang memadai, memberikan sanksi yang tegas bagi siswa yang membuang sampah sembarangan dan pada saat tertentu memberikan hadiah bagi mereka yang peduli terhadap kebersihan sekolah baik perorangan maupun kelas. C. Ruang Kelas Ruang kelas adalah syarat utama pengadaan sebuah sekolah. Kelas adalah tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembangnya potensi intelektual dan emosional (Sudarmiani dan Hermawati D. S, 2009: 18). Di kelaslah segala aspek pembelajaran bertemu dan berproses. Guru dengan segala kemampuannya, sesuai dengan latar belakang dan potensinya, kurikulum dengan segala komponennya, metode dengan segala pendekatannya, media dengan segala perangkatnya, materi dengan segala sumber belajarnya bertemu dan berinteraksi di dalam kelas. Ruang kelas hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut :
  • 10. 1. Ukuran ruang kelas sebaiknya panjang 8m, lebar 6m, tinggi 4m sehingga setiap siswa mendapat ruangan sebesar 5 m3 dan lantai 1 m2- 1,30 m2 2. Langit-langit terbuat dari bahan yang kuat dan tak tembus debu 3. Tiap-tiap kelas hendaknya dilengkapi dengan 2 pintu dan daun pintu menghadap ke luar 4. Luas jendela beserta lubang angin (ventilasi) minimal 20% dari luas lantai, ventilasi diletakkan sedekat mungkin dengan langit-langit 5. Sinar sebaiknya datang dari sebelah kiri dan kanan tetapi kalau tidak mungkin sebaiknya dari sebelah kiri murid (Trisnowati Tamat, 2007: 5.6) Ruang kelas memiliki pengaruh yang cukup besar bagi kondisi psikologis anak dan guru. Kondisi ruang kelas dapat memengaruhi kualitas pembelajaran yang dibangun oleh ana dan guru. Jika kelas berantakan dan kotor akan mengganggu konsentrasi belajar anak. Ruangan yang tidak tertata rapi dapat mematikan keinginan dan motivasi anak untuk belajar. Maka dari itu, kelas hendaknya dikelola sedemikian rupa sehingga benar-benar nyaman dan menyenangkan. Menurut Dirjen PUOD dan Dikdasmen dalam Sudarmiani dan Hermawati D. S (2009: 18) syarat-syarat kelas yang baik adalah (a) rapi, bersih, sehat, tidak lembab (b) cukup cahaya yang meneranginya (c) sirkulasi udara yang cukup (d) perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan ditata dengan rapi (e) jumlah siswa tidak lebih dari 40 orang. D. Kebersihan Kelas Salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar adalah mengenai keadaan kelas yang menjadi tempat berlangsungnya proses pembelajaran. Kebersihan kelas merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi kelas yang bersih, bebas dari sampah, kotoran dan bau sehingga tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.
  • 11. Dalam menciptakan kelas yang bersih, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru, dan warga sekolah yang lainnya. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Adapun ciri-ciri dari kelas yang bersih antara lain bebas dari sampah baik sampah yang berupa plastik, bekas bungkus makanan, kertas, gelas aqua dan lain-lain. Selain itu dinding dan bangku bebas dari coretan- coretan, kursi dan meja tertata dengan rapi, kelas tampak indah, serta memiliki peralatan kebersihan yang lengkap. E. Dampak Kebersihan Kelas Kebersihan kelas menjadi sangat penting mengingat pengaruhnya terhadap kenyamanan untuk proses belajar mengajar berlangsung. Tanpa adanya kebersihan yang baik akan menimbulkan dampak sebagai berikut : a. Timbulnya kemalasan siswa maupun guru dalam proses belajar mengajar. b. Siswa tidak betah dan mengantuk saat berada di kelas. c. Lingkungan kelas terlihat kotor dan kumuh menyebabkan pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman d. Dapat mendatangkan penyakit bagi siswa, guru dan semua warga sekolah. e. Karena timbulnya kemalasan belajar siswa dan guru, tentu prestasi sekolah semakin buruk. Jadi kebersihan kelas juga berperan penting dalam mencapai tujuan pendidikan. F. Pengertian Kelas Terbersih
  • 12. Kelas terbersih merupakan suatu keadaan dimana kondisi kelas berdasar kriteria tertentu dinyatakan sebagai kelas yang paling bersih di antara kelas yang lain. Pelaksanaan kelas terbersih ini merupakan salah satu upaya sekolah dalam meningkatkan sikap peduli kebersihan pada siswa. Melalui program ini, sekolah akan memantau kondisi masing-masing kelas per minggunya, melakukan penilaian dan memberikan penghargaan berupa piala bergilir bagi kelas terbersih. Beberapa aspek yang dinilai dalam pelaksanaan kelas terbersih ini bisa meliputi : 1. Kebersihan ruang kelas 2. Kerapian kelas 3. Keindahan kelas 4. Kebersihan halaman 5. Kebersihan dan kerapian siswa Untuk melaksanakan kelas terbersih ini, perlu adanya pengarahan kepada para siswa tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menyediakan berbagai peralatan kebersihan yang memadai untuk tiap kelas seperti sapu, tempat sampah, kemoceng, kain lap dan sapu lidi. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan sekolah. Konsep pokok penelitian tindakan ada empat, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
  • 13. Siklus 1 terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan : Berangkat dari masalah di atas, maka pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan : 1. Mempersiapkan skenario pelaksanaan kegiatan. 2. Menyusun kriteria penilaian kelas terbersih. 3. Menyiapkan instrumen untuk pengumpulan data berupa pedoman pengamatan, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Pelaksanaan Tindakan : Pada tahap ini peneliti menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario yang telah direncanakan yang meliputi : 1. Seminggu sebelum pelaksanaan, peneliti mengumpulkan terlebih dahulu seluruh siswa di halaman sekolah, memberikan pengarahan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan memberikan pengumuman tentang pelaksanaan kelas terbersih serta membagikan alat-alat kebersihan pada masing-masing kelas seperti sapu lidi, sapu lantai, kemoceng, kain lap, tempat sampah. 2. Siswa membersihkan dan tetap menjaga kebersihan kelas masing-masing tiap harinya. 3. Melalui bantuan wali kelas, peneliti memantau dan melakukan penilaian kebersihan masing-masing kelas. 4. Mengakumulasi nilai dari masing-masing kelas selama 1 minggu. 5. Menetapkan kelas yang meraih gelar kelas terbersih dan mengumumkan pada saat upacara bendera. 6. Memberikan penghargaan berupa piala bergilir kepada pemenang.
  • 14. Observasi : Pada tahap ini peneliti merekam berbagai peristiwa yang sesuai dengan fokus masalah, yaitu membuat catatan hasil pengamatan terhadap proses dan hasil pelaksanaan kelas terbersih, mengamati kegiatan siswa ketika menyapu, membuang sampah di tempat sampah, mengamati keantusiasan siswa dalam pelaksanaan program tersebut serta mengambil foto kondisi kelas tiap harinya dan berbagai peristiwa yang terjadi terkait fokus penelitian ini. Refleksi : Pada tahap ini peneliti merefleksi apakah hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada sikap peduli siswa terhadap kebersihan atau tidak setelah kegiatan serta melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Jika masih terdapat kekurangan atau kesalahan maka dapat dilanjutkan pada siklus II. B. Latar dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Josenan Madiun dengan subjek seluruh siswa SDN 01 Josenan Madiun, mulai dari kelas I sampai kelas VI. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi digunakan untuk mengamati gejala-gejala yang tampak dalam pelaksanaan kelas terbersih, tentang kesungguhan siswa dan keterlibatan siswa ketika membersihkan kelas. Observasi juga digunakan untuk mengamati kreativitas siswa dalam mengatur dan membuat kelas
  • 15. menjadi bersih, rapi dan indah. Di samping itu, observasi juga digunakan untuk mengamati dan merekam ketika siswa menegur dan mengingatkan siswa yang membuang sampah sembarangan atau mengotori kelas. Wawancara digunakan untuk wawancara dengan siswa tentang kesan siswa ketika dilaksanakannya kelas terbersih, tentang faktor penyebab kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan dan mengungkap perasaan tentang kesulitan-kesulitan siswa dengan adanya kelas terbersih ini. Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan data tentang proses pelaksanaan kelas terbersih. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup dokumen foto siswa. Peristiwa-peristiwa yang tampak dan sesuai dengan fokus masalah penelitian ini, misalnya ketika siswa membuang sampah di tempat sampah, menyapu lantai, membersihkan kaca, menata bangku dan merapikan gambar atau media yang dipajang di dinding kelas. Selain itu kondisi kelas tiap harinya pun juga akan didokumentasikan. D. Instrumen Penelitian Yang menjadi instumen penelitian ini pada dasrnya adalah peneliti sendiri. Namun, untuk menjaga fokus masalah penelitian maka peneliti juga menggunakan iunstrumen penelitian yang berupa lembar observasi, pedoman wawancara dan alat dokumentasi. E. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data kualitatif berupa catatan hasil observasi, dokumen foto dan rekaman wawancara akan dikelompokkan dan dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Ibadullah Malawi dan Edy Siswanto. 2012. PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Madiun: IKIP PGRI MADIUN. Rita Mariyana, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana. Sudarmiani dan Hermawati Dwi Susari. 2009. Manajemen Kelas. Madiun: IKIP PGRI Madiun. Trisnowati Tamat dan Moekarto Mirman. 2007. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, Depdiknas. I.G.A.K Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Rachiati Wiriatmadja. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • 17. Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. Kepala sekolah : • Bagaimana pendapat Bapak tentang pelaksanaan kelas terbersih? • Apakah Bapak mengamati pelaksanaan kelas terbersih tersebut? • Kegiatan apa saja selama ini yang pernah dilakukan untuk menjaga kebersihan kelas? • Apakah setelah melakukan kelas terbersih semua warga sekolah berusaha tetap mempertahankan kebersihan sekolah? 2. Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan : • Berapa banyak siswa yang berpartisipasi aktif dalam kelas terbersih? • Seberapa semangat para siswa dengan adanya pelaksanaan kelas terbersih? • Adakah hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan kelas terbersih? • Apakah setelah melakukan kelas terbersih, kebersihan kelas meningkat? Bila iya berapa besar peningkatan tersebut?
  • 18. 3. Siswa : • Bagaimana pendapat Anda tentang adanya kelas terbersih di sekolah? • Adakah hambatan dalam mengikuti kelas terbersih tersebut? • Sejauh mana upaya Anda selama ini menjaga kebersihan kelas? Lampiran 2 PEDOMAN OBSERVASI Dalam observasi akan dilihat tentang: 1. Pelaksanaan kelas terbersih. 2. Peralatan yang digunakan. 3. Data kebersihan sebelum kegiata kelas terbersih. 4. Data kebersihan sesudah pelaksanaan kelas terbersih. 5. Setting pelaksanaan kelas terbersih. 6. Semangat dan keseriusan para pelaksana kelas terbersih.