SlideShare ist ein Scribd-Unternehmen logo
1 von 13
Pro – Kontra Tentang Pasal-Pasal Penghinaan di UU ITE dan KUHP Enda Nasution | 11 June 2009 www.politikana.com
1. Tentang PENGHINAAN dan pencemaran nama baik Penghinaan ini  tidak jelas, tidak ada ukurannya, siapa saja bisa kena , walaupun isinya kritik, keluhan, lontaran, atau kekesalan semuanya bisa disebut dikenai pasal penghinaan dan pencemaran nama baik Yang dimaksud dengan penghinaan adalah tindakan yang dilakukan untuk  mempermalukan orang lain, mejatuhkan orang lain , mecemarkan nama baik seseorang KONTRA PRO
2. Tentang yg disebut  MENGHINA   Ini tidak jelas dan sangat  tergantung pada kebijakan hakim . Dua hakim dapat berbeda pendapat tentang apakah sebuah penghinaan sudah dilakukan atau belum.   Menurut ahli bahasa, ada dua hal yang menentukan apakah sebuah kata/kalimat/tulisan menghina atau tidak: 1.  Pilihan Katanya,  2.  Intonasinya . Jadi memang ada kata yang bermuatan hinaan, dan ada yang tergantung dari penyampaiannnya, termasuk di Internet (smiley, tanda baca, huruf besar)   KONTRA PRO
3. Pengekangan Kebebasan Berpendapat/Berekspresi   Pasal penghinaan  menciptakan iklim represif  yang berujung pada ketidakmerdekaan berpendapat dan berakhir pada masyarakat yang tidak bebas, tidak ada pertukaran ide dan penutupan masalah (masyarakat tidak sehat)   Bedakan antara Penghinaan (Pencemaran Nama Baik) dengan Kebebasan Berekspresi,  pasal penghinaan tidak dibuat untuk mengekang kebebasan berpendapat , tapi dibuat untuk melindungi hak warga negara yang dilanggar kehormatannya   KONTRA PRO
4.  Perlindungan untuk  profesi-profesi tertentu   Blogger dan pengguna internet (anggota milis, pengguna facebook) adalah  warga negara biasa  dan bukan sebuah profesi, sehingga tidak ada asosiasi keprofesian atau kode etik yang bisa melindungi pengguna internet secara khusus. Kecuali jika blogger/pengguna internet melakukan  fungsi jurnalistik  dalam kegiatannya di internet.   Untuk mereka dengan profesi tertentu (dokter, jurnalis) maka sudah ada  UU yang khusus mengatur profesi2x tersebut . UU Kedokteran, UU Pers, UU Penyiaran dll. Sehingga tindakan yang dilakukan dalam rangka melakukan profesi sudah dilindungi dalam UU yang lebih khusus tersebut. Ada asosiasi-asosiasi keprofesian dan kode etik profesi   KONTRA PRO
5.  Perlindungan untuk KONSUMEN   Konsumen berpotensi untuk dikenai pasal pencemaran nama baik dan penghinaan  ketika mengeluarkan keluhan terhadap penyedia layanan dan menuliskan keluhan mereka di surat pembaca, di blog nya, melalui email atau di facebook. Pasal penghinaan tidak dapat dikenakan pada konsumen , karena hak dan kewajiban konsumen telah diatur dalam UU Perlindungan Konsumen dan sudah ada jalurnya, misalnya melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) atau Badan Perlindungan Konsumen Nasional   KONTRA PRO
6. Pasal penghinaan dan  Hak Azasi Manusia   Pasal penghinaan  melanggar HAM mereka yang dituntut , ditahan karena mengungkapkan pendapatnya.   Pasal penghinaan  melindungi HAM mereka yang dihina , dilanggar kehormatannya   KONTRA PRO
7. UU ITE Anti Demokratis karena:   - Tidak memberi pengecualian seperti dalam KUHP, yaitu pencemaran nama baik    diperbolehkan ketika:   o Dilakukan untuk kepentingan umum   o Dilakukan untuk membela diri   - Tidak memberi rincian bahwa UU ITE adalah delik aduan Karena tidak jelas dan tertera di UU ITE, maka sangat  tergantung pada hakim untuk menginterpretasikan  hal ini, apakah mau merujuk ke KUHP atau tidak   UU ITE merujuk pada KUHP, jadi untuk hal-hal yang tidak ada di UU ITE, maka hukumnya  mengikuti apa yang ada di KUHP , termasuk pembelaan dengan untuk kepentingan umum, dan membela diri UU ITE juga merupakan delik aduan   KONTRA PRO
8. Tentang  SENGAJA dan TANPA HAK di UU ITE , dalam UU ITE, disebutkan yang melanggar UU adalah mereka yang sengaja dan tanpa hak   Tanpa hak dan sengaja ini kata yang tidak jelas ukurannya sehingga  tidak memiliki arti  apa-apa ( meaningless ) .   Pencantuman SENGAJA dan TANPA hak di UU ITE dimaksudkanuntuk melindungi warga negara. Bahkan kata sengaja dan tanpa hak ini tidak ada di KUHP Beban pembuktian berada di jaksa,  jaksa harus bisa membuktikan bahwa pencemaran nama baik/penghianaan yg dilakukan oleh seseorang itu tanpa hak   KONTRA PRO
9. Pasal Penghinaan di KUHP dan UU ITE adalah  DELIK FORMAL , artinya akibat tidak dipertimbangkan, kejahatan sudah terjadi ketika perbuatan sudah dilakukan, contoh: akibat dari sebuah penghinaan tidak diperhitungan, selama penghinaan itu sudah terjadi maka sudah dapat dihukum   Ini berbahaya karena  tidak dipertimbangkan   apa fakta/substansi dari penghinaan  tersebut. Selama penghinaan tersebut sudah terbukti dilakukan maka seseorang sudah dapat dinyatakan bersalah.   UU ITE merujuk pada KUHP dalam hal ini. Pasal penghinaan adalah delik formal di KUHP maka demikan juga di UU ITE   KONTRA PRO
10. Ancaman hukuman yang berat di UU ITE  (penjara maksimum 6 tahun dan denda maksimum Rp 1 Milyar), berkali lipat yang ada di KUHP   Ancaman hukuman sangat berat dan  berlebihan dan dibuat dengan semangat represif.  Hukuman penjara diatas 6 tahun ini mengkategorikan langsung bahwa tindakan penghinaan dan pencemaran nama baik sebagai KRIMINAL BERAT (> 5 tahun hukuman) dan karenanya pelakunya dapat langsung ditahan.  Tindakan penghinaan yang dilakukan di Internet memiliki  dampak yang lebih berat dan lebih lama , daripada penghinaan yang dilakukan dalam bentuk lain, karena itu hukumannya lebih berat. Misalnya suatu penghinaan di intenet bisa bertahan sangat lama dan muncul berkali-kali karena materinya sudah didownload oleh banyak orang, atau masih tersimpan disebuah server   KONTRA PRO
11. Penerapan UU ITE sangat tergantung pada  interpretasi aparat hukum   Penerapan yang sangat tergantung pada interpretasi penegak hukum ini membuat  ketidakpastian hukum  dan meresahkan masyarakat. Masyarakat tidak dapat melihat dengan jelas hak dan kewajibannya dan sangat tergantung pada aparat hukum   Semua hukum, baik itu UU ITE, KUHP dan lain-lain  memang tergantung pada interpretasi  polisi, jaksa dan hakim. Interpretasi hukum adalah bagian dari sistem hukum sendiri   KONTRA PRO
12. Pasal penghinaan yang masih  diatur dalam HUKUM PIDANA   Di negara-negara maju pasal penghinaan cukup diatur dalam hukum perdata saja.  Untuk apa menggunakan tangan negara (polisi dan jaksa) yg dibayar oleh rakyat untuk melindungi kehormatan private seseorang . Jika seseorang/sebuah pihak merasa terhina, ajukan tuntutan perdata dengan tuntutan ganti rugi maka itu cukup. Dengan masih adanya pasal penghinaan di hukum pidana, maka polisi dan jaksa harus terlibat, individu yang dituduh melakukan penghinaan  dikriminalisasi  (menjadi kriminal) dengan tahanan penjara.   Ini  tergantung kesepakatan kita sebagai bangsa , apakah kita masih menempatkan kehormatan pada suatu tempat yang tinggi atau tidak, sehingga negara harus melindungi kehormatan tersebut. Tidak perlu kita mengikuti/mengacu ke hukum negara lain, karena kita memiliki tradisi budaya dan asal muasal yang berbeda. Dengan menggunakan polisi dan jaksa, maka  tuntutan bisa dilakukan lebih cepat dan tanpa biaya , jika tuntutan perdata maka penuntut harus mengeluarkan uang untuk menyewa pengacara.   KONTRA PRO

Weitere ähnliche Inhalte

Was ist angesagt?

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016M Abdul Rochim
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slideSomewhere
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumEga Jalaludin
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiArya D Ningrat
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etikadimar aji
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanSriwijaya University
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Nia Khusnul Chotimah
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURSansanikhs
 
Materi 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensiMateri 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensiYunita Dwi Jayanti
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...idasilfia
 
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010eddie Ismantoe
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 

Was ist angesagt? (20)

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Pancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar NegaraPancasila sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
Jobdesk panitia ospek ft uny 2016
 
Peraturan perundang slide
Peraturan perundang slidePeraturan perundang slide
Peraturan perundang slide
 
Subjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukumSubjek dan objek hukum
Subjek dan objek hukum
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Kumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomiKumpulan pertanyaan otonomi
Kumpulan pertanyaan otonomi
 
Pancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem EtikaPancasila Sebagai Sistem Etika
Pancasila Sebagai Sistem Etika
 
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra KemerdekaanMakalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
Makalah Pancasila era Pra Kemerdekaan
 
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
Makalah pendidikan pancasila penerapan nilai pancasila sebagai pendidikan kar...
 
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEURPKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
PKM M (PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT) INDONESIAN DIFABLEPRENEUR
 
Materi 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensiMateri 3 - distribusi frekuensi
Materi 3 - distribusi frekuensi
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
Modul Pratikum Algoritma dan Pemrograman dalam Bahasa Visual C++ 2010
 
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 

Ähnlich wie Pasal Penghinaan

Rekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr riRekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr rippibelanda
 
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga Negara
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga NegaraPelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga Negara
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga Negaraerni nri
 
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docFajar961
 
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015SatuDunia
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 
Tugas hukum dan etika pers danu
Tugas hukum dan etika pers danuTugas hukum dan etika pers danu
Tugas hukum dan etika pers danuDanu Putra
 
Catatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITE
Catatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITECatatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITE
Catatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITEICT Watch
 
Bahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baik
Bahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baikBahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baik
Bahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baikHanif Mumtaz
 
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di DaerahLembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di DaerahPaul SinlaEloE
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxlenytrisusilo
 
Kewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsiKewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsistevenson2708
 
TUGAS 2 KELOMPOK 7.pptx
TUGAS 2 KELOMPOK 7.pptxTUGAS 2 KELOMPOK 7.pptx
TUGAS 2 KELOMPOK 7.pptxFadli100
 

Ähnlich wie Pasal Penghinaan (20)

Rekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr riRekomendasi pertanyaan dpr ri
Rekomendasi pertanyaan dpr ri
 
Diskusi 1.docx
Diskusi 1.docxDiskusi 1.docx
Diskusi 1.docx
 
Jurnal hukum
Jurnal hukumJurnal hukum
Jurnal hukum
 
UU ite
UU iteUU ite
UU ite
 
Uu ite(2)
Uu ite(2)Uu ite(2)
Uu ite(2)
 
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga Negara
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga NegaraPelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga Negara
Pelanggaran Hak dan Pengingkaran kewajiban Warga Negara
 
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.docARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
ARIA FAJAR PUTRA PPKN 5.doc
 
Hukum pidana khusus
Hukum pidana khususHukum pidana khusus
Hukum pidana khusus
 
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
Monitoring kebijakan ict periode januari maret2015
 
Hukum
HukumHukum
Hukum
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 
Tugas hukum dan etika pers danu
Tugas hukum dan etika pers danuTugas hukum dan etika pers danu
Tugas hukum dan etika pers danu
 
Catatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITE
Catatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITECatatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITE
Catatan dan Usulan atas RUU Perubahan UU ITE
 
Bahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baik
Bahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baikBahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baik
Bahasa dan Hukum: Kajian mengenai pencemaran nama baik
 
Hukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptxHukum Perorangan.pptx
Hukum Perorangan.pptx
 
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di DaerahLembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
Lembaga Perlindungan Saksi & Korban di Daerah
 
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docxDINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
DINAMIKA PELANGGARAN HUKUM.docx
 
Kewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsiKewarganegaraan tentang dampak korupsi
Kewarganegaraan tentang dampak korupsi
 
ppt hukum.pptx
ppt hukum.pptxppt hukum.pptx
ppt hukum.pptx
 
TUGAS 2 KELOMPOK 7.pptx
TUGAS 2 KELOMPOK 7.pptxTUGAS 2 KELOMPOK 7.pptx
TUGAS 2 KELOMPOK 7.pptx
 

Mehr von Enda Nasution

Summary of the book "Gamification by Design"
Summary of the book "Gamification by Design"Summary of the book "Gamification by Design"
Summary of the book "Gamification by Design"Enda Nasution
 
Creating Digital Magical Ideas for Advertising Agencies
Creating Digital Magical Ideas for Advertising AgenciesCreating Digital Magical Ideas for Advertising Agencies
Creating Digital Magical Ideas for Advertising AgenciesEnda Nasution
 
Indonesian 5th Estate @ Social Media World Forum Asia
Indonesian 5th Estate @ Social Media World Forum AsiaIndonesian 5th Estate @ Social Media World Forum Asia
Indonesian 5th Estate @ Social Media World Forum AsiaEnda Nasution
 
Indonesian 5th Estate
Indonesian 5th EstateIndonesian 5th Estate
Indonesian 5th EstateEnda Nasution
 
Key Learning the Usage of Social Media
Key Learning the Usage of Social MediaKey Learning the Usage of Social Media
Key Learning the Usage of Social MediaEnda Nasution
 
Rundown Pesta Blogger 2009
Rundown Pesta Blogger 2009Rundown Pesta Blogger 2009
Rundown Pesta Blogger 2009Enda Nasution
 
Rencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif Indonesia
Rencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif IndonesiaRencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif Indonesia
Rencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif IndonesiaEnda Nasution
 
#indonesiaunite the movement
#indonesiaunite the movement#indonesiaunite the movement
#indonesiaunite the movementEnda Nasution
 
Indonesia Creative Industry Outlook 2009
Indonesia Creative Industry Outlook 2009Indonesia Creative Industry Outlook 2009
Indonesia Creative Industry Outlook 2009Enda Nasution
 
Netiket dan Cyberbully
Netiket dan CyberbullyNetiket dan Cyberbully
Netiket dan CyberbullyEnda Nasution
 

Mehr von Enda Nasution (10)

Summary of the book "Gamification by Design"
Summary of the book "Gamification by Design"Summary of the book "Gamification by Design"
Summary of the book "Gamification by Design"
 
Creating Digital Magical Ideas for Advertising Agencies
Creating Digital Magical Ideas for Advertising AgenciesCreating Digital Magical Ideas for Advertising Agencies
Creating Digital Magical Ideas for Advertising Agencies
 
Indonesian 5th Estate @ Social Media World Forum Asia
Indonesian 5th Estate @ Social Media World Forum AsiaIndonesian 5th Estate @ Social Media World Forum Asia
Indonesian 5th Estate @ Social Media World Forum Asia
 
Indonesian 5th Estate
Indonesian 5th EstateIndonesian 5th Estate
Indonesian 5th Estate
 
Key Learning the Usage of Social Media
Key Learning the Usage of Social MediaKey Learning the Usage of Social Media
Key Learning the Usage of Social Media
 
Rundown Pesta Blogger 2009
Rundown Pesta Blogger 2009Rundown Pesta Blogger 2009
Rundown Pesta Blogger 2009
 
Rencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif Indonesia
Rencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif IndonesiaRencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif Indonesia
Rencana Pengembangan Landasan Online Ekonomi Kreatif Indonesia
 
#indonesiaunite the movement
#indonesiaunite the movement#indonesiaunite the movement
#indonesiaunite the movement
 
Indonesia Creative Industry Outlook 2009
Indonesia Creative Industry Outlook 2009Indonesia Creative Industry Outlook 2009
Indonesia Creative Industry Outlook 2009
 
Netiket dan Cyberbully
Netiket dan CyberbullyNetiket dan Cyberbully
Netiket dan Cyberbully
 

Pasal Penghinaan

  • 1. Pro – Kontra Tentang Pasal-Pasal Penghinaan di UU ITE dan KUHP Enda Nasution | 11 June 2009 www.politikana.com
  • 2. 1. Tentang PENGHINAAN dan pencemaran nama baik Penghinaan ini tidak jelas, tidak ada ukurannya, siapa saja bisa kena , walaupun isinya kritik, keluhan, lontaran, atau kekesalan semuanya bisa disebut dikenai pasal penghinaan dan pencemaran nama baik Yang dimaksud dengan penghinaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mempermalukan orang lain, mejatuhkan orang lain , mecemarkan nama baik seseorang KONTRA PRO
  • 3. 2. Tentang yg disebut MENGHINA Ini tidak jelas dan sangat tergantung pada kebijakan hakim . Dua hakim dapat berbeda pendapat tentang apakah sebuah penghinaan sudah dilakukan atau belum. Menurut ahli bahasa, ada dua hal yang menentukan apakah sebuah kata/kalimat/tulisan menghina atau tidak: 1. Pilihan Katanya, 2. Intonasinya . Jadi memang ada kata yang bermuatan hinaan, dan ada yang tergantung dari penyampaiannnya, termasuk di Internet (smiley, tanda baca, huruf besar) KONTRA PRO
  • 4. 3. Pengekangan Kebebasan Berpendapat/Berekspresi Pasal penghinaan menciptakan iklim represif yang berujung pada ketidakmerdekaan berpendapat dan berakhir pada masyarakat yang tidak bebas, tidak ada pertukaran ide dan penutupan masalah (masyarakat tidak sehat) Bedakan antara Penghinaan (Pencemaran Nama Baik) dengan Kebebasan Berekspresi, pasal penghinaan tidak dibuat untuk mengekang kebebasan berpendapat , tapi dibuat untuk melindungi hak warga negara yang dilanggar kehormatannya KONTRA PRO
  • 5. 4. Perlindungan untuk profesi-profesi tertentu Blogger dan pengguna internet (anggota milis, pengguna facebook) adalah warga negara biasa dan bukan sebuah profesi, sehingga tidak ada asosiasi keprofesian atau kode etik yang bisa melindungi pengguna internet secara khusus. Kecuali jika blogger/pengguna internet melakukan fungsi jurnalistik dalam kegiatannya di internet. Untuk mereka dengan profesi tertentu (dokter, jurnalis) maka sudah ada UU yang khusus mengatur profesi2x tersebut . UU Kedokteran, UU Pers, UU Penyiaran dll. Sehingga tindakan yang dilakukan dalam rangka melakukan profesi sudah dilindungi dalam UU yang lebih khusus tersebut. Ada asosiasi-asosiasi keprofesian dan kode etik profesi KONTRA PRO
  • 6. 5. Perlindungan untuk KONSUMEN Konsumen berpotensi untuk dikenai pasal pencemaran nama baik dan penghinaan ketika mengeluarkan keluhan terhadap penyedia layanan dan menuliskan keluhan mereka di surat pembaca, di blog nya, melalui email atau di facebook. Pasal penghinaan tidak dapat dikenakan pada konsumen , karena hak dan kewajiban konsumen telah diatur dalam UU Perlindungan Konsumen dan sudah ada jalurnya, misalnya melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) atau Badan Perlindungan Konsumen Nasional KONTRA PRO
  • 7. 6. Pasal penghinaan dan Hak Azasi Manusia Pasal penghinaan melanggar HAM mereka yang dituntut , ditahan karena mengungkapkan pendapatnya. Pasal penghinaan melindungi HAM mereka yang dihina , dilanggar kehormatannya KONTRA PRO
  • 8. 7. UU ITE Anti Demokratis karena: - Tidak memberi pengecualian seperti dalam KUHP, yaitu pencemaran nama baik diperbolehkan ketika: o Dilakukan untuk kepentingan umum o Dilakukan untuk membela diri - Tidak memberi rincian bahwa UU ITE adalah delik aduan Karena tidak jelas dan tertera di UU ITE, maka sangat tergantung pada hakim untuk menginterpretasikan hal ini, apakah mau merujuk ke KUHP atau tidak UU ITE merujuk pada KUHP, jadi untuk hal-hal yang tidak ada di UU ITE, maka hukumnya mengikuti apa yang ada di KUHP , termasuk pembelaan dengan untuk kepentingan umum, dan membela diri UU ITE juga merupakan delik aduan KONTRA PRO
  • 9. 8. Tentang SENGAJA dan TANPA HAK di UU ITE , dalam UU ITE, disebutkan yang melanggar UU adalah mereka yang sengaja dan tanpa hak Tanpa hak dan sengaja ini kata yang tidak jelas ukurannya sehingga tidak memiliki arti apa-apa ( meaningless ) . Pencantuman SENGAJA dan TANPA hak di UU ITE dimaksudkanuntuk melindungi warga negara. Bahkan kata sengaja dan tanpa hak ini tidak ada di KUHP Beban pembuktian berada di jaksa, jaksa harus bisa membuktikan bahwa pencemaran nama baik/penghianaan yg dilakukan oleh seseorang itu tanpa hak KONTRA PRO
  • 10. 9. Pasal Penghinaan di KUHP dan UU ITE adalah DELIK FORMAL , artinya akibat tidak dipertimbangkan, kejahatan sudah terjadi ketika perbuatan sudah dilakukan, contoh: akibat dari sebuah penghinaan tidak diperhitungan, selama penghinaan itu sudah terjadi maka sudah dapat dihukum Ini berbahaya karena tidak dipertimbangkan apa fakta/substansi dari penghinaan tersebut. Selama penghinaan tersebut sudah terbukti dilakukan maka seseorang sudah dapat dinyatakan bersalah. UU ITE merujuk pada KUHP dalam hal ini. Pasal penghinaan adalah delik formal di KUHP maka demikan juga di UU ITE KONTRA PRO
  • 11. 10. Ancaman hukuman yang berat di UU ITE (penjara maksimum 6 tahun dan denda maksimum Rp 1 Milyar), berkali lipat yang ada di KUHP Ancaman hukuman sangat berat dan berlebihan dan dibuat dengan semangat represif. Hukuman penjara diatas 6 tahun ini mengkategorikan langsung bahwa tindakan penghinaan dan pencemaran nama baik sebagai KRIMINAL BERAT (> 5 tahun hukuman) dan karenanya pelakunya dapat langsung ditahan. Tindakan penghinaan yang dilakukan di Internet memiliki dampak yang lebih berat dan lebih lama , daripada penghinaan yang dilakukan dalam bentuk lain, karena itu hukumannya lebih berat. Misalnya suatu penghinaan di intenet bisa bertahan sangat lama dan muncul berkali-kali karena materinya sudah didownload oleh banyak orang, atau masih tersimpan disebuah server KONTRA PRO
  • 12. 11. Penerapan UU ITE sangat tergantung pada interpretasi aparat hukum Penerapan yang sangat tergantung pada interpretasi penegak hukum ini membuat ketidakpastian hukum dan meresahkan masyarakat. Masyarakat tidak dapat melihat dengan jelas hak dan kewajibannya dan sangat tergantung pada aparat hukum Semua hukum, baik itu UU ITE, KUHP dan lain-lain memang tergantung pada interpretasi polisi, jaksa dan hakim. Interpretasi hukum adalah bagian dari sistem hukum sendiri KONTRA PRO
  • 13. 12. Pasal penghinaan yang masih diatur dalam HUKUM PIDANA Di negara-negara maju pasal penghinaan cukup diatur dalam hukum perdata saja. Untuk apa menggunakan tangan negara (polisi dan jaksa) yg dibayar oleh rakyat untuk melindungi kehormatan private seseorang . Jika seseorang/sebuah pihak merasa terhina, ajukan tuntutan perdata dengan tuntutan ganti rugi maka itu cukup. Dengan masih adanya pasal penghinaan di hukum pidana, maka polisi dan jaksa harus terlibat, individu yang dituduh melakukan penghinaan dikriminalisasi (menjadi kriminal) dengan tahanan penjara. Ini tergantung kesepakatan kita sebagai bangsa , apakah kita masih menempatkan kehormatan pada suatu tempat yang tinggi atau tidak, sehingga negara harus melindungi kehormatan tersebut. Tidak perlu kita mengikuti/mengacu ke hukum negara lain, karena kita memiliki tradisi budaya dan asal muasal yang berbeda. Dengan menggunakan polisi dan jaksa, maka tuntutan bisa dilakukan lebih cepat dan tanpa biaya , jika tuntutan perdata maka penuntut harus mengeluarkan uang untuk menyewa pengacara. KONTRA PRO